PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI 2D BERJUDUL “POWER SHOOT” MENGGUNAKAN RETAS STUDIO
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Rian Eka Nugraha 12.11.6335
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI 2D BERJUDUL “POWER SHOOT” MENGGUNAKAN RETAS STUDIO Rian Eka Nugraha1), Heri Sismoro2), 1)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email :
[email protected]),
Abstract - The development of the film in Indonesia is very rapidly and was able to attract the interest of people from various walks of life. The film exists in Indonesia itself has a wide variety of genres one animated film. However the existing animated film Industry in Indonesia itself was far from expected. Applications used RETAS (Revolutionary engineering Total Animation System and) is a 2D animation software bundle developed by Celsys that's available for Microsoft Windows and Mac OS x. this application handles the entire animation production from digitally drawing or tracing for export in Flash and QuickTime, and is considered to be the leader in Japan anime industry. Taking the story of "Power Shoot" is about the Indonesian football. Taking this story is one form of awareness of the football of indonesia which is currently undergoing a polemic.
1.3
[email protected])
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan animasi adalah: 1. Mengetahui cara merancang dan membuat animasi 2d berjudul “Power Shoot” menggunakan retas studio. 2. Mengetahui cara membuat animasi dengan teknik frame by frame. 3. Mengetahui teknik pembuatan animasi beserta penerapan prinsip-prinsip animasi. 1.4 Metode Penelitian Pada penulisan skripsi yang berjudul “Perancangan dan Pembuatan Animasi 2d berjudul “Power Shoot” menggunakan Retas Studio” ini, langkah-langkah yang digunakan yaitu metode pengumpulan data, metode perancangan, metode pengembangan, metode implementasi, dan metode testing. 2. Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Wawan Setiawan (2014) dalam peneltiannya berjudul “Pembuatan Film Animasi 2D “Prahara Tinju Timur” menggunakan Prinsip Solid Drawing”. Penelitian ini memiliki beberapa kesamaan seperti pembuatan animasi yang menggunakan jenis animasi 2D dan dalam proses pembuatannya, penelitian ini juga menggunakan software retas studio. Sedangkan perbedaannya yaitu dari teknik yang digunakan.[1] Aditya Lukman (2015) dalam penelitiannya berjudul “Perancangan Film Kartun 2D “Si Blangkon dan Budaya Jawa” dengan Teknik Animasi cel”. Pesamaan dari penelitian ini adalah pembuatan animasi yang menggunkan jenis animasi 2D. Sedangkan perbedaannya yaitu software dan teknik dalam pembuatannya.[2] Lucky Abdur Rahman (2015) dalam penelitiannya berjudul “Pembuatan Film Kartun Animasi 2D Legenda Ular Kepala Tujuh Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu”. Persamaan dari penelitian ini adalah pembuatan animasi yang menggunakan jenis animasi 2D. Sedangkan perbedaannya yaitu software, teknik dalam pembuatannya serta ceritanya yang mengangkat cerita legenda.[3] 2.2 Pengertian Animasi Animasi berasal dari kata dasar “to anime” yang berarti menghidupkan, bernyawa. Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakan benda mati. Suatu benda mati diberi dorongan, kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup atau hanya berkesan hidup.[4]
Keywords : Animation, Football, Frame by Frame,Retas Studio 1. 1.1
Pendahuluan Latar Belakang Perkembangan film di Indonesia sangatlah pesat dan mampu menarik minat masyarakat dari berbagai kalangan. Film yang ada di Indonesia sendiri memiliki beragam genre salah satunya film animasi. Namun film animasi yang ada di Indonesia sendiri masih jauh dari yang diharapkan. Animasi 2D adalah penciptaan gambar bergerak dalam lingkungan dua dimensi. Hal ini dilakukan dengan urutan gambar berturut-turut, atau “frame”, yang mensimulasikan gerak oleh setiap gambar yang menunjukkan berikutnya dalam perkembangan bertahap langkah-langkah. RETAS adalah perangkat lunak bundel animasi 2D yang dikembangkan oleh Celsys yang tersedia untuk Microsoft Windows dan Mac OS X. Aplikasi ini menangani produksi animasi seluruh dari digital menggambar atau tracing untuk ekspor di Flash dan Quictime. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dirumuskan adalah bagaimana cara merancang dan membuat animasi 2d berjudul “Power Shoot” menggunakan retas studio?
1
2.3
Prinsip Animasi Seorang animator professional harus mengetahui dan memahami bagaimana sebuah animasi dibuat sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil animasi yang tampak hidup, menarik, dan tidak membosankan. Dua orang animator professional Thomas dan Johnston memberikan 12 prinsip animasi yang diadopsi dari animasi produksi Walt Disney. Prinsip-prinsip tersebut anatara lain : Solid Drawing, Timing and Spacing, Squash and Strecth, Anticipation, Slow In and Slow Out, Arcs, Secondary Action, Follow through and Overlapping Action, Straight Ahead and Pose to Pose, Staging, Appeal, dan Exaggeration.[5] 3. Analisis dan Perancangan 3.1 Sinopsis Power Shoot Nugi adalah seorang anak yang sangat mahir bermain sepakbola. Di tinggal mati ayahnya semenjak ia berumur 8 tahun membuat ia tumbuh menjadi anak yang mandiri. Saat ini ia tinggal bersama sang ibu di sebuah desa yang sangat asri. Setiap sore hari nugi dan temanteman sekitar desanya selalu bermain bola. Suatu hari saat nugi berangkat sekolah, tanpa sengaja ia melihat lembar informasi di papan informasi desa yang berisi akan diadakannya seleksi tim untuk tim nasional futsal indonesia untuk berlaga di ajang piala AFF-U17. Nugi memberitahu informasi ini kepada beno dan akhirnya ia dan beno sepakat untuk mengikuti seleksi tersebut. Tetapi perjuangan Nugi tidak berjalan baik karenasang ibu yang selalu melarangnya bermain sepakbola. Namun nugi tidak patah semangat. Ia tetap mengikuti seleksi tersebut secara diam-diam tanpa sepengetahuan ibunya. Seleksi yang diadakan selama sehari itupun selesai. nugi, beno, jovi, gio, randi berhasil lolos. Hari demi hari telah dilalui, tiba saatnya pertandingan bergengsi antar negara Asia Tenggara dimulai. Indonesia sebagai tim tidak diunggulkan harus mendapatkan lawan yang kuat yaitu Vietnam. Tampak raut wajah Nugi yang agak nervous sehingga pelatih lebih memilih membangku cadangkannya. Saat pertandingan sedang berlangsung, pelatih membantu nugi untuk mengembalikan kepercayaan diri sehingga nugi mampu bermain tanpa beban. Menit demi menit, tanpa di duga indonesia berhasil mengalahkan vietnam. Pertandingan demi pertandingan berhasil dimenangkan indonesia dan indonesia melangkah ke final. Dilain tempat, tanpa disengaja ibu melihat pertandingan tersebut dan ia sangat terkejut dan akhirnya membuat ibu membolehkan nugi untuk terus memperjuangkan usahanya. Hingga hari yang ditunggu tiba, pertandingan final futsal AFF-U17 antara indonesia melawan thailand. Pertandingan berjalan imbang. hingga pada detikdetik akhir dimana Nugi berhasil menyarangkan bola ke gawang thailand. Semua penonton bersorak atas kemenangan indonesia untuk kali pertama diajang AFFU17.
3.2
Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui spesifikasi hardware, software dan kebutuhan sumberdaya manusia yang digunakan dalam proses pembuatan animasi “Power Shoot”. Berikut adalah hardware dan software yang digunakan selama proses pembuatan animasi. 3.2.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam proses pembuatan animasi power shoot adalah sebagai berikut: 1. Processor: Intel Core i3-370M CPU 2.40GHz 2. Memory: 4.00 GB (3.68 GB usable) 3. Harddisk: 320 GB HDD 4. Display: Intel HD Graphics 5. Sound: Speaker (Realtek High Definition Audio) 3.2.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam proses pembuatan animasi power shoot adalah sebagai berikut: 1. Retas Studio 2. Adobe Creative Suite a. Adobe Photoshop CS6 b. Adobe After Effects CS6 c. Adobe Premiere CS6 d. Adobe Audition CS6 3.3.3 Kebutuhan Sumberdaya Manusia Kebutuhan sumber daya manusia yang terlibat langsung dalam pembuatan film animasi ini yaitu: 1. Director : Rian Eka Nugraha 2. Scriptwriter : Rian Eka Nugraha 3. Storyboard Artist : Rian Eka Nugraha 4. Drawing Artist : Rian Eka Nugraha 5. Coloring Artist : Rian Eka Nugraha 6. Background Artis t : Rian Eka Nugraha 7. Editor : Rian Eka Nugraha 8. Sound Editor : Rian Eka Nugraha 9. Cast Narasi : Rian Eka Nugraha Nugi : Rian Eka Nugraha Beno : Rio Ardiansyah Rina : Syaffrina Sukma Emak : Diva Annisa Coach : Oky Janwardana Manager : Fajrianto Handaru Komentator 1&2 : Dzakiya Yusa 3.3 Karakter Sebelum proses penggambaran karakter pada setiap frame, diperlukan panduan karakter yang standar yang dinamakan Standard Character Model Sheet. Desain karakter minimal memuat tampak muka depan dan tampak belakang. Salah satu contoh standar karakter yaitu seperti berikut: Nugi Nama : Nugi Usia : Sekitar 15 tahun Sifat : Sopan, Cerdas. Pemberani, bekerja keras Ciri-ciri : kulit kuning langsat, rambut lurus, mata hitam
2
Keterangan : Nugi adalah seorang anak yang cerdas dan jago bermain bola. Nugi memiliki 2 orang sahabat bernama Beno dan Rina.
Gambar 4.3 Bentuk Mulut 4.3 Pembuatan Gerakan pada Retas dengan Teknik Frame by Frame Proses pembuatan gerakan karakter dilakukan di Retas Studio Stylos karena software ini berbasis vektor agar jika diperbesar gambar yang dibuat tidak mudah pecah. Pembuatan gerakan mengikuti gambar kunci (utama) dari sebuah gerakan. Gamabr kunci adalah sebuah awalan dari bentuk animasi frame dengan patokan untuk meneruskan sebuah adegan dan gerakan.
Gambar 3.1 Karakter Nugi 4. 4.1
Implementasi dan Pembahasan Skema Produksi
Gambar 4.4 Proses Pembuatan Gerakan Gambar 4.1 Skema Proses Produksi
4.4
Pengolah Suara Metode dubbing yang digunakan dalam pengambilan suara yaitu kombinasi pengambilan suara sebelum dan sesudah produksi dengan menggunakan alat rekam di smartphone. Karena hasil yang didapatkan tidak sebaik hasil rekaman studio, untuk mengurangi suara-suara yang tidak sinkron dapat digunakan Adobe Audition.
4.2
Pembuatan Karakter Proses pembuatan karakter dilakukan di Adobe Photoshop dan Retas Studio Stylos. Pembuatan karakter sesuai ketentuan yang ada. Sedangkan untuk bagianbagian wajah seperti mata, hidung hingga mulut mengikuti setiap gerakan yang dibuat.
Gambar 4.2 Bentuk Mata Untuk pembuatan mulut menyesuaikan dengan kartun anime jepang.
Gambar 4.5 Tampilan Effect di Audition
3
4.5
Animating Sebelum memulai merancang animasi, penulis membuat komposisi yang berukuran HDTV 1080 dengan FPS 29,97 sesuai dengan ukuran background dan gerakan yang telah dibuat.
Gambar 4.7 Kotak Dialog Export Settings 5. 5.1
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan keseluruhan materi dari bab-bab sebelumnya, serta dalam rangka menyelesaikan pembahasan mengenai perancangan dan pembuatan animasi 2D “Power Shoot”, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat tiga tahapan dalam pembuatan animasi Power Shoot yaitu proses Pra Produksi yang meliputi ide cerita hingga pembuatan storyboard, proses Produksi meliputi pembuatan animasi hingga rendering dalam tahap Pasca Produksi. 2. Penerapan teknik frame by frame dalam pembuatan animasi 2D memiliki kelebihan yaitu pergerakan pada karakter lebih halus dan kualitas gambar yang konsisten karena dikerjakan oleh satu orang saja. Sedangkan kekurangannya adalah waktu pengerjaan yang lama. 3. Penggunaan aplikasi dari Retas Studio membantu memudahkan pembuatan setiap gerakan dari animasi Power Shoot, sedangkan penggunaan perangkat lunak dari Adobe Creative Suite dapat mempercepat dan memudahkan pembuatan animasi karena software Adobe akan kompatibel dengan software Adobe lainnya. 4. Penerapan beberapa prinsip animasi pada pembuatan animasi Power Shoot membuat animasi terlihat lebih hidup. 5. Kualitas Video yang dihasilkan sesuai dengan standard High Definition Yaitu HDTV 1080p, dengan Frame rate 25 fps serta resolusi 1920x1080px. 6. Hasil rendering setiap adegan berekstensi (.mp4) karena memiliki kapasitas rendering yang lebih kecil daripada hasil rendering berekstensi (.mov) namun kualitas gambar yang dihasilkan tetap High Definition.
Gambar 4.6 Tampilan Kotak Dialog Composition Setelah membuat komposisi, import background dalam format PSD (Photoshop Document) agar setiap layer yang ada didalam file PSD terlihat di Adobe After Effects. Cara mengimport file dengan memilih Import As dengan pilihan Composition – Retail Layer Size. Penulis selanjutnya menganimasikan di Adobe After Effects dengan menggunakan tools Transform meliputi Anchor Point, Position, Scale, Rotation, Opacity. Setiap Scene animasi dibuat terpisah agar lebih memudahkan penulis dalam menganimasikan. 4.6 Editing Setelah melakukan serangkaian langkah pembuatan mulai dari pembuatan setiap gerakan di Retas Studio, pembuatan background di Adobe Photoshop, pengolahan audio di Adobe Audition hingga penganimasian di Adobe After Effects, langkah selanjutnya menyatukan keseluruhan adegan atau scene yang telah dibuat di Adobe Premiere Pro. 4.7 Rendering Setelah semua proses selesai mulai dari pembuatan hingga editing, maka langkah selanjutnya adalah proses rendering file film “Power Shoot” menjadi video yang dapat diputar di media player.
4
5.2
Saran Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang telah dibuat sebelumnya, ada beberapa saran yang ingin disampaikan penulis antara lain sebagai berikut: 1. Pembuatan film animasi yang efektif seharusnya dilakukan dengan tim agar animasi yang dihasilkan lebih maksimal dan cepat diselesaikan. 2. File-file yang dibutuhkan dalam pembuatan animasi harus disimpan dalam folder yang teratur dan tidak dipindahkan sembarangan. 3. Pembuatan animasi dalam kualitas tinggi diibutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi khususnya RAM karena dalam proses pembuatan animasi membutuhkan RAM yang tinggi agar proses rendering bisa berjalan lancar dan lebih cepat. Daftar Pustaka [1] Suyanto, M dan Yuniawan, A., 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia, Yogyakarta : Andi Offset. [2] Suyanto, M, 2005. MULTIMEDIA : Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Yogyakarta : Andi Offset. [3] Mohan, 2009. Sejarah Animasi. http://www.academia.edu/7347121/Pengertian_dan_Sej arah_Perkembangan_Animasi_di_Dunia diakses tanggal 01 Juni 2015. [4] Fernandes, Ibiz, 2002. Macromedia Flash Animation & Cartooning : A Creative Guide. http://animasicantik.weebly.com/konsepdasaranimasi.html diakses tanggal 01 Juni 2015. Biodata Penulis Rian Eka Nugraha, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016. Heri Sismoro, memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer (S.Kom), Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2000. Memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom), Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2007. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta dan Direktur Pengabdian Masyarakat di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
5