PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU TERHADAP ANAK DI DESA TOLAI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG N L. Ayu Eka Damayanti Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah Email:
[email protected]
ABSTRAK Peranan orang tua sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan anaknya ke hal-hal yang positif. Orang tua menjadi pemimpin lembaga ini, dan orang tua merupakan pendidik pertama dan utama. Khususnya di Desa Tolai karena penduduk di Desa ini sebagian besar sebagai petani sehingga perhatian dan waktu dirumah untuk mendidik anak sangat sedikit. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? 2 ) Apakah kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? 3) Apakah upaya – upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? Penelitian ini bertujuan : 1). Untuk mengetahui peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai, 2 ). Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai, 3). Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penentuan sumber data menggunakan teknik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data melalui, observasi, wawancara,dokumentasi dan kepustakaan, sedangkan teknik analisis data mencakup tiga langkah : 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) menarik kesimpulan. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, 1) peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak, melalui : a) mengajarkan anak tentang etika, b) mengajarkan anak tentang sopan santun. 2) kendala-kendala dalam menanamkan pendidikan agama terhadap anak seperti, dampak negative dari teknologi, minimnya pendidikan orang tua, kesibukan orang tua,dan pengaruh negatif dari lingkungan dan pergaulan. 3) upaya-upaya yang dilakukan orang tua untuk mengatasi kendala –kendala adalah: a) mengarahkan penggunaan teknologi, b) belajar dari pengalaman orang tua, c) meluangkan waktu dimalam hari, d) memantau dan membatasi pergaulan anak. Kata Kunci : Peranan , Orang Tua, Pendidikan Agama Hindu, Anak. 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu proses yang membantu menumbuhkan,mengembangkan, mendewasakan,membuat yang tidak tertata menjadi semakin tertata, semacam proses penciptaan sebuah kultur dan tata keteraturan dalam diri maupun dalam diri orang lain. Pendidikan juga berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang
WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015
ada dalam diri manusia, seperti kemampuan akademis,rasional,bakat-bakat,talenta, kemampuan fisik, dandaya-daya seni. Arah pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuanpengembangan dalam berbagai hal, seperti konsep,prinsip, kreativitas, tanggungjawab,kognitif, afektif,dan psikomotor. Seperti halnya yang tertuang
71
dalam UU No 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain itu pendidikan juga memiliki beberapa tujuan. Pertama bersifat mendasar, yaitu untuk mempersiapkan manusia untuk menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai wargamasyarakat,bangsa maupun antar bangsa. Tujuan pendidikan lainnya adalah peradaban. Peradaban adalah hasil karya manusia yang semula dimaksudkan untuk mendukung kesejahteraan manusia. Tujuan pendidikan berikutnya adalah pada gilirannya menyiapkan individu untuk dapat berpartisipasi atau menyusuaikan diriatau memenuhi tuntunan-tuntunan sesuai dengan wilayah tertentu(nasional,regional,ataupun global yang senantiasa berubah ( Kartono,1992 : 21). Pendidikan agama memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama merupakan pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan bermakna,damai dan bermartabat. Pendidikan agama bertujuan untuk membentuk setiap individu menjadi manusia yang beriman danbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,dan berakhlak mulia, serta meningkatkanpotensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Pendidikan agama ditanamkan sejak 72
dini melaluipendidikan informal sebagai salah satu pendidikan yang pertama dalam keluarga yaitu dari orang tua. Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang ( Sistem Pendidikan Nasional) pasal 7 ayat 2 tentang hak dan kewajiban orang tua bahwa orang tua dari anak usia wajib belajar, wajib memberikan dasar pada anak. Jadi orang tuamempunyai kewajiban membina dan mendidik anak-anaknya ,karena tanggungjawab sepenuhnya terletak padanya. Kewajiban orang tua tidak hanya memenuhi kebutuhan anak secara materi tetapi juga berupa moril yaitu dalam memberikantuntunan dan bimbingan kepada anak. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendidik danmengarahkan anaknya ke hal-hal yang positif. Orang tua menjadi pemimpin lembaga ini ini, dan orang tua melahirkan anak. Oleh karena itu orang tua sepatutnya menjadi pendidik pertama dan utama pada masa kanak-kanak. Tindakan dan sikap orang tua, menerima anak, mencintai anak,dan membantu anak aktif dalam kehidupan bersama (kekerabatan),agar anak memiliki nilai hidupjasmani,nilai keindahan,nilai kebenaran,nilai moral,dan nilai keagamaan dan bertindak sesuai dengan nilainilai tersebut, merupakan perwujudan orang tua sebagai pendidik. Orang tua menanamkan pendidikan agama dan harapan anak- anak mereka menjadi anak yang lebih baik,dan orang tua juga ingin mewariskan nilai-nilai yang baik pada anaknya agar kelak dapat bertanggung jawab kepada keluarga. Oleh sebab itu tugas dan tanggung jawab orang tua adalah menanamkanminat belajar terhadap pendidikan kepada anak yang lebih bersifat pembentukan sikap dan karakter anak. Peranan orang tua sangat diperlukan dalam membentuk dan mendidik perilaku anak agar menjadi anak yang suputra. Karena WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015
waktu anak lebih banyak di rumah dari pada di sekolah. Oleh sebab itu keluarga terutama orang tua menjadi pusat pendidikan bagi anak. Sebagai orang tua banyak kendalakendala yang dihadapi dalam mendidik anak, namun orang tua harus mempunyai cara atau upaya yang dilakukan orang tua dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi. Orang tua dan anak harus memiliki komunikasi yang baik,sehingga dengan komunikasi yang baik akan terjalin hubungan yang baik dan masalah yang dihadapi oleh anak akan dapat diselesaikan dengan baik. Adapun dasar komunikasi yang baik yaitu,dengan adanya kasih sayang yang diberikan oleh orang tua dengan setulus hati. Dengan adanya kasih sayang yang tulus maka anak tersebut akan merasa nyaman (Ari,2013 :3). Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan keadaan yang terjadi di Desa Tolai, Kecamatan Torue yaitu tidak semua keluarga dalam hal ini orang tua dapat melaksanakan peranannya dan tidak dapat memberi pendidikan dengan baik pada anak. Kenyataan tersebut dilatar belakangi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu faktor ekonomi dan kesibukan bekerja. Dimana orang tua lebih sering berada diluar rumah sibuk mengurus pekerjaannya, sehingga menjadikan perhatian dan kasihsayang pada anak berkurang. Para orang tua sibuk bekerja disawah dan dikebun dari pagi sampai sore hari sehingga kesempatan membimbing anak hanya malam hari saja itupun jarang dilakukan. Dari hal itu maka kepribadian anak atau tingkah laku anak akan kurang terkontrol oleh orang tua. Kebanyakan dari orang tua juga senang apabila anaknya bisa membantu mereka bekerja di sawah, di kebun dan dirumah. Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak menyebabkan rendahnya etika dan moral yang dimiliki oleh anak tersebut.Seperti anak WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015
tidak pernah menghormati orang tua, bertutur kata yang tidak sopan, suka berbohong, jarang mau sembahyang dan melaksanakan kegiatan agama dirumah seperti membuat banten saiban dan canang untuk anak yang berumur 12 tahun atau yang sudah kelas VI Sekolah Dasar. Sedangkan anak-anak yang berumur 10 tahun dan 11 tahun yang masih duduk dibangku kelas IV-VI Sekolah dasar kebanyakan sibuk dengan bermain bersama teman-temannya danasik menonton TV di rumah, sehingga melupakan tugas belajar dan kurang minat untuk belajar agama Hindu khususnya membaca buku agama Hindu. Berdasarkan fenomena tersebut diatas maka penelitian ini berjudul Peranan Orang Tua DalamMenanamkan Pendidikan Agama Hindu Terhadap Anak di Desa Tolai, KecamatanTorue,Kabupaten Parigi Moutong. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hinduterhadap anak di Desa Tolai, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong ? Apakah Kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong ? Apakah upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai, Kecamatan Torue, KabupatenParigi Moutong ? Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tolai Dusun Tirtasari lokasi ini dipilih karena di Dusun Tirtasari penduduknya mayoritas agama Hindu dan orang tua atau masyarakat Desa Tirtasari sebagian besar berprofesi sebagai petani di sawah dan kebun, hal ini menyebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. Karena waktu orang tua untuk menanamkan pendidikan sangat terbatas akibat kesibukan mereka masingmasing sebagai petani dan buruhyang 73
sangat banyak, sehingga anak-anak jarang mendapatkan bimbingankhususnya pendidikan agama Hindu.Penelitianini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif artinya prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari para informan di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh atau dikumpulkan olehpenelitidarisumber-sumber kepustakaan.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, dokumentasi, study kepustakaan. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah manusia dalam hubungan ini adalah peneliti itu sendiri sebagai human instrumen, maka penelitian ini akan menggunakan instrumen berupa : pedoman observasi, pedoman wawancara,tape recorder, kamera.Teknikanalisisdata yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display (penyajian data), dan verifikasi(penyimpulan). 2. Hasil danPembahasan a. Peranan Orang Tua Dalam Menanamkan Pendidikan Agama Hindu Terhadap Anak Orang tua adalah dua individu yang berbeda yang memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat dan kebiasaankebiasaan sehari-hari. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak, karena dari orang tualah anak mulamula menerima pendidikan. Ibu dan Ayah memegang peranan yang sangat penting dan berpengaruh atas pendidikan anak – anaknya. Kedua orang tua dituntut untuk mengarahkan dan mendidik anaknya agar dapat menjadi generasi-generasi yang sesuai dengan tujuan 74
hidup manusia. Peranan serta tanggung jawab sebagai orang tua harus dimulai dari anak dilahirkan, karena sejak saat itu anak mulai menerima pengaruh serta rangsangan dari luar. Dukungan orang tua sangat penting bagi anak dalam menumbuhkan dan meningkatkan kehidupan sedini mungkin, karena dimasa ini anak akan mengalami masa transisi (labil, kegoncangan jiwa,tidak tetap pendirian) yang menyebabkan nilai keagamaannya hilang, sesuai dengan perubahan perasaan yang dialaminya, pada saat inilah orang tua memperhatikan anaknya apakah kelakuaanya baik atau tidak. Jika kelakuannya baik harus diberikan sanjungan lagi agar anak menjadi lebih baik lagi, jika kelakuannya tidak baik maka anak harus dituntun ke arah yang lebih benar, dalam hal ini orang tua harus meyakinkan anak dengan memberikan ajaran agama. Dengan pemahaman nilai-nilai Hindu yang ditanamkan sejak dini, dimulai dari orang tua dalam lingkungan keluarga, selama anak masih dalam tanggungan orang tua, dalam pendidikan agama yangbaik menyebabkan anak berkepribadian yang baik, memiliki anak yang berwatak baik merupakan dambaan dari setiap orang tua.(Diarsana,2013 : 48). 1. Mengajarkan anak tentang Etika Etika adalah bentuk pengendalian diri dalam pergaulan hidup bersama. Etika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai nilai-nilai baik maupun buruk, dan berhubungan dengan hal-hal yang dianggap benar dan salah, kewajiban moralitas, serta kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Etika merupakan aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulanantara sesamanya.Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun dan tata krama. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015
hidup,danaturan hidup yang baik. Ada beberapa etika yang diajarkan oleh orang tua di Desa Tolai yaitu : a). Etika berpakaian dalam kehidupan sehari-hari Orang tua adalah orang yang paling berpengaruh dalam membentuk perilaku anak, sikap dan perilaku anak yang diajarkan oleh orang tua yaitu, sikap dan perilaku yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini diwujudkan dalam prilaku yang peka akan tuntunan dan harapan. Hasil wawancara dengan ketut suani mengatakan : “... Saya sering mengajarkan anak saya tentang bagaimana cara berpakaian yang baik,seperti ketika ada tamu harus berpakaian yang sopan,agar anakanak terbiasa berpakaian yang sopan... ”. Orang tua mempunyai tugas utama,apalagi mengajarkannya hal-hal yang baik seperti mengajarkan bagaimana cara berpakaian yang baik seperti mengajarkan bagaimana cara berpakaian yang baik pada anak. Anak harus selalu di didik agar anak ingat tentang bagaimana cara berpakaian yang baik dan sopan. Perkembangan anak sangat tergantung dari orang tuanya. Orang tua harus setia membimbing anak untuk memahami dunia yang ingin dia ketahui. Orang tua bisa mengajari anak untuk memilih pakaian mana yang akan di pakai untuk bermain, mana yang untuk ke pesta dan juga pakaian yang sekedar untuk jalan-jalan. Ketika anak sudah diajarkan sejak kecil bagaimana cara berpakaian dengan tepat, maka saat dewasa anak akan mandiri untuk menentukan sendiri pakaian mana yang cocok untuk dirinya. Selanjutnya Wawancara dengan Sriani tentang peranan orang tua dalam menanamkan
WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015
pendidikan agama Hindu terhadap anak menyatakan bahwa : “...Ketika pergi ke Pura, saya selalu membiasakan anak saya dari kecil bagaimana cara menggunakan pakaian adat yang baik, agar terlihat rapi dan sopan karena kita akan berdoa kepada Sang Hyang Widhi Wasa.” Orang tua sebagai peran utama dalam pembentukan moral. Masing-masing orang tua berbeda cara dalam mengajarkan pendidikan moral. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, orang tua mengikuti dan mengajak anak-anaknya untuk datang kepurabersama,supaya sang anak mendapatkan ilmu akhlak dan akidah tentang keagamaan karena hal ini dapat menciptakan etika dan budi pekerti yang baik. b). Etika dalam pergaulan sehari-hari Peranan orang tua memantau dan mendidik anak agar melakukan aktivitas yang positif dan berguna baik diri sendiri maupun orang lain. Selain anak belajar, anak juga perlu mengembangkan kreativitas, sikap,dan keahlian. Karena hal tersebut akan menjadi modal keahlian yang akan digunakan ketika mereka sudah remaja atau dewasa. Selanjutnya wawancara dengan Armiati tentang peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak menyatakan bahwa : “ .... Saya sebagai orang tua selalu menasehati anak saya, bagaimana ketika bergaul dengan teman sebayanya, misalkan saya menasehati tentang bagaimana cara memilih teman yang baik,contohnya tidak memilih teman-teman yang nakal dan agar anak saya tidak bermain dengan teman-temannya secara berlebihan.” Peranan orang tua penting dalam hal memberi petunjuk atau arahan untuk anak bisa memilih teman yang baik. Selain itu orang tua juga harus memilih sekolah yang tepat 75
untuk mereka. Orang tua bisa mendidik anak untuk belajar diluar sekolah misalnya belajar di alam terbuka ,rekreasi bersama, ataupun belajar sendiri. Jika anak telah dihargai dan dicintai oleh keluarganya,maka kemungkinan besar ia berhasil memilih teman yang benar. Orang tua perlu meluangkan waktu untuk membantu anak dengan memahami mengapa anak memilih teman-teman seperti yang telah ia lakukan. Hal ini bisa menjadi peluang untuk mendiskusikan nilai-nilai yang ia terapkan, perasaan maupun perilakunya. Selanjutnya wawancara dengan Purnamiasih tentang peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak menyatakan bahwa : “ Dalam pergaulan sehari-hari saya mengajarkan bagaimana bersikap kepada teman sebaya dan bagaimana cara bersikap kepada orang yang lebih tua . Maksudnya agar anak dapat membedakan bagaimana cara berbicara dengan teman dan bagaimana berbicara kepada orang yang lebih tua, misalnya ketika berbicara dengan orang tua harus lebih menghormatinya.” Sebagai orang tua jangan terbiasa berteriak-teriak biarpun dirumah, anakanak akan mengikuti kebiasaan seperti yang orang tuanya lakukan. Di meja makan orang tua mengajarkan anak-anak berbicara dengan suara perlahan, libatkan mereka dalam percakapan dengan memberi contoh cara berbicara yang sopan. Orang tua dapat mengajarkan anak-anak untuk tidak menjadi pemalu. Orang tua dapat membiasakan anakanaknya mengucapkan terima kasih atas kebaikan orang lain. Baik dalam hal yang kecil maupun yang besar. Anak-anak akan terdidik untuk menjadi orang yang selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya dan penuh penghargaan kepada orang lain.
76
2. Mengajarkan anak tentang sopan santun Keluarga merupakan benteng perlindungan anak darisegala macam pengaruh negatif. Orang tua adalah orang yang paling berpengaruh dalam membentuk perilaku anak. Peran penting orang tua sebagai pendidik dan pengasuh adalah menjadi teladan yang baik. Hasil dari wawancara dengan Suriana tentang peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak menyatakan bahwa : “Saya sebagai orang tua selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anak saya. Baik saat melihat perilaku atau kebiasaannya. Saya selalu berbahasa yang baik dan sopan agar anak saya terbiasa dengan tutur kata yang halus tanpa harus berbicara yang kasar dan berteriak”. Orang tua selalu memberikan contoh yang baik pada anak, agar sikap yang dilakukan orang tua dapat menjadi teladan bagi anak. Orang tua harus memberikan pengertian dengan kasih sayang dengan demikian anak akan menjadi penuh pengertian dan berperilaku yang santun. Dalam sarassamusccaya 156 menjelaskan bahwa : Tasmad vakkayacittaisu naracedasubham narah, Subhasubham hyacarati tasya tasyasnute phalam Artinya : Oleh karenananya, inilah harus diusahakan orang jangan biarkan kata-kata laksana dan pikiran melakukan perbuatan buruk, karena orang yang melakukan sesuatu yang baik, kebaikanlah diperolehnya, jika kejahatanmerupakan perbuatannya,celaka yang ditemukan olehnya. ( Kajeng, 130 : 1997)
WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015
Ajaran tentang susila agama memang sangat penting dalam mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan anak, namun akan lebih penting lagi jika hal itu benar-benar diterapkan dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari untuk mencapai terwujudnya anak yang mempunyai sopan santun dan berbudi pekerti luhur.Teoriperan mengemukakan bahwa tingkah laku yang dibentuk oleh peranan-peranan yang diberikan oleh masyarakat bagi individu-individu untuk melaksanakan. Menurut teori ,peran seseorang tidak hanya menenyukan perilaku, tetapi kepercayaan dan sikap. Teori peran sangat tepatdigunakanuntukmembedah permasalahan tentang peran orang tua dalam menanamkanpendidikan agama Hindu terhadap anak. Hal ini terjadi karena orang tua dapat mengubah sifat anak yang kurang baik menjadi baik. Adapun peran yang dilakukan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ada beberapa cara yang dilakukan yaitu: (1) Orang tua selalu mengajarkan anak tentang etika, (2) Orang tua selalu mengajarkan anak sopan santun. b. Kendala – kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak. Dalam menamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak, orang tua pastilah mempunyai suatu kendala-kendala , terutama di Desa Tolai,Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong. Penduduk desa ini sebagian besar bekerja sebagai petani dan berkebun, oleh karena itu waktu orang tua sangat terbatas dirumah untuk mendidik anak. Kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak, di Desa Tolai antara lain, kendala dampak negatif teknologi, minimnya pendidikan orang tua, kesibukan orang tua, pengaruh negatif dari lingkungan. WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015
1. Dampak negatif teknologi Teknologi adalah suatu jalan dimana yang fungsinya untuk membantu segala jenis kebutuhan manusia, agar dapat dilakukan dengan mudah. Teknologi merupakan hal yang mendukung orang tua dalam menanamkan pendidikan terhadap anak, namun teknologi juga dapat menjadi kendala bagi orang tua dalam mendidik anak. Teknologi dapat membawa dampak positif dan negatif bagi perkembangan perilaku anak. Dampak positif teknologi yaitu memberikanberbagai kemudahan bagi anak untuk mencari data atau informasi, orang tua tidak perlu banyak mengajarkan teknologi kepada anak karena teknologi mudah dipahami.Dampak negatif teknologi seperti internet yaitu anak menggunakan untuk mencari gambar-gambar yang tidak seharusnya dilihat oleh anak-anak, mendownload vidio-vidio yang tidak seharusnya anak-anak tonton, begitu juga dengan televisi, anak-anak menonton televisi yang tidak ditemani orang tua, sehingga anakanak menonton tayangan yang tidak pantas ditontonnya, dan anak-anak juga melupakan waktu belajar karena terlalu asik menonton televisi. 2. Minimnya Pendidikan Orang Tua Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan karena dengan memiliki pendidikan yang baik sudah tentu orang tua akan mampu mendidik anakanaknya dengan baik. Namun ada pula yang sebaliknya, orang tua yang tidak memiliki pendidikan atau pendidikan orang tua masih minim. Namun ada juga orang tua yang tidak memiliki pengetahuan yang tinggi dan berhasil menyekolahkan anak-anaknya sampai tinggi dan ada juga orang tuayang memiliki pendidikan yang tinggi namun tidak berhasil mendidik anak-anaknya, memiliki pendidikan yang tinggi juga sangat penting namun pengalaman juga tidak kalah penting dimiliki 77
oleh para orang tua. Karena dengan adanya pengalaman orang tua akan tahu bagaimana cara mendidik anak dengan benar. Dalam Rg Veda 1.6.3 menjelaskan tentang menanamkan pengetahuan kepada orang bodoh. Ketum krnvam aketave Peso marya apesase Sam usadbhir ajayathah Artinya “Wahai umat manusia, engkau dilahirkan bersama fajar. Berilahpengetahuan kepada orang-orang yang bodoh dan berilah kecantikan kepada orang-orang yang buruk rupa” ( Made Titib, 429: 1996) Seharusnya setiap orang mampu menjadi guru atau berfungsi sebagai guru, memberikan pendidikan dan pengetahuan dan pengetahuan kepada yang bodoh, memajukan pengetahuan dan ketrampilan, memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dan buruk (bagi anak didik), memiliki wawasan kedepan, bijaksana,dan menjadi pemimpin masyarakat, penerus kebenaran, memajukan ilmu pengetahuan, mendidik moralitas anak didik,mengkondisikan agar anak didik mengikuti ajaran suci Veda, melindungi tradisi suci. 3. Kesibukan orang tua Kesibukan orng tua merupakan kendala dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak. Orang tua yang lebih mementingkan kesibukannya untuk bekerja dibandingkan dengan mendidik anak agar anak menjadi lebih baik. Namun orang tua sibuk bekerja di luar rumah karena untuk memenuhi kebutuhan anak,orang tua sibuk sehingga waktu untukmenanamkan pendidikan agama terhadap anak sedikit dimiliki oleh orang tua. Hasil wawancara dengan Made Darma menyatakan bahwa : 78
“ Karena kesibukan saya di sawah membuat waktu saya dengan anak sangat sedikit, sehingga inilah yang menjadi kendala saya dalam menanamkan minat belajar anak terhadap pendidikan agama Hindu, kadangkadang anak saya belajar sendiri di rumah dan juga bersama teman-temannya”. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian orang tua tidak sempat lagi mendampingi anak belajar karena bekerja siang hari. Anak terpaksa belajar sendiri dengana kondisi apa adanya. Namun bagi sebagian anak, kondisi seperti itu sudah biasa, tidak menjadi masalah baginya. 4. Pengaruh Negatif dari Lingkungan dan Pergaulan Lingkungan merupakan dimana seseorang saling berinteraksi dengan orang yang lainnya. Lingkungan juga merupakan tempat seorang anak bergaul dan masyarakat yangbiasmempengaruhi karakter sertakebiasaan anak dalam pencarian jati diri. Usia remaja merupakan usia dimana seorang anak sedang mencari jati diri, sehingga anak akan mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang negatif, oleh karena itu orang tua harus jeli dan pintar-pintar memilihlingkungan yang baik bagi anak, karena anak yang menentukan perkembangan karakternya sendiri, dan diperlukan peranan orang tua yang lebih ekstra hati-hati dalam menanamkan,membimbing, mengarahkan dan mendidik anak agar anak menjadi anak yang berbudhi pekerti yang luhur. Hasil wawancara dengan Rialdi menyatakan bahwa : “ ...Saya sering bermain PS dengan temanteman dan melakukan permainan yang saya anggap seru dan membuat hati saya senang, karena jika bermain sendirian itu tidak seru”
WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015
Hasil wawancara menyatakan bahwa :
dengan
Purwita
“Kendala-kendala yang saya hadapi dalam menanamkan pendidikan agama terhadap anak adalah pengaruh lingkungan yang menjadi kendala utama yang sangat sulit, pengaruh lingkungan yang saya maksud dimana pergaulan anak sulit untuk dikontrol, dan lingkungan yangsangat cepat berpengaruh pada anak. Lingkungan yang baik membawa pengaruh baik sebaliknya pengaruh yang buruk akan berdampak buruk pula pada anak” Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkanbahwalingkungan sekitar membawa dampak yang sangat besar bagi perkembangan anak. Karena lingkungan masyarakat merupakan lingkungan diluar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk itu orang tua harus selalu memantau pergaulan anak dalam lingkungan sekitarnya. Teori perubahan sosial digunakan untuk membedah kandala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menerapkan pendidikan agama Hindu pada anak. Teori perubahan sosial penekanannya pada proses yang berlangsung secara terus-menerus dalam kehidupan manusia. Perubahan sosial yang mengarah pada perubahan negatif dan positif. c. Upaya-Upaya yang dilakukan Orang tua dalam menanamkan pendidikan Agama Hindu terhadap anak. 1. Mengarahkan penggunaan teknologi Teknologi sangatlah penting bagi perkembangan anak di zaman moderen ini, sehingga teknologi di zaman modern sangat meluas dikalangan anak-anak, anak remaja maupun anak usia dini. Orang tua di Desa Tolai melakukan upaya dalam kendala teknologi yaitu dengan membatasi penggunaan teknologipada anak. Seperti hasil wawancara dengan sriani menyatakan bahwa:
WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015
“... Dengan mengarahkan menggunakan teknologi kepada anak merupakan upaya yang saya lakukan, misalnya membatasi anak saya menonton televisi, dan menggunakan Hand Phone, anak saya boleh menonton jika anak saya sudah selesai belajar, dengan cara seperti ini maka anak saya akan menuruti perintah orang tua”. Dari hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa orang tua melakukan upaya dengan mengarahkan anak dalam menggunakanteknologi. Karena teknologi merupakan kendala yang cukup berat dalam mendidik anak, namun sebagai orang tua itu dapat diatasidengan cara membatasi anak menggunakan teknologi agar anak dapat lebih terfokus dalam belajar. Orang tua harus mengetahui umur berapa anak boleh menggunakan HP dan waktu yang tepat untuk menonton televisi. 2. Belajar dari Pengalaman orang tua Pendidikan merupakan sebuah proses yang melekat padasetiap kehidupan bersama dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Pendidikan sangat penting bagi semua orang karena dengan pendidikan rang dapat menjadikan hidup menjadi lebih baik. Namun ada istilah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang paling utama, oleh karena itu orang tua di Desa Tolai melakukan upaya dari kendala pendidikan orang tua yang masih minim yaitu dengan cara belajar dari pengalaman orang tua. Hasil wawancara dengan Rasmini menyatakan bahwa : “ ....Dari pengalaman orang tua, dulu saya di didik dengan penuhtanggung jawab oleh orang tua saya, sehingga sekarang saya mengajarkan hal yang sama pada anak saya, walaupun saya tidaksekolah tetapi saya dapat mendidik anak saya dengan baik saat ini.Orang tua yang selalu mengajarkan saya tentang ajaran agama dan etika terhadap orang lain, 79
sehingga saya pun mengajarkan anak saya hal yang sama yang telah diajarkan oleh orang tua saya, dan hasilnya pun cukup memuaskan.” Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan yaitu dengan belajar dari pengalaman orangtuanya mendidik waktu masih anakanak. Orang tuanya selalu mengajarkan ajaran agama dan menerapkannya dengan baik sehingga anaknya pun mampu menjadi anak yang suputra. 3. Meluangkan waktu di malam hari Kesibukan orang tua menjadi kendala dalam mendidik anak karena kesibukan bekerja disiang hari sehingga orang tua tidak sempat mengawasi apa saja kegiatan anak. Orang tua juga tidak dapat menemani anak saat belajar di rumah karena sibuk bekerja. Namun di Desa Tolai melakukan upaya dengan meluangkan waktu yang lebih dimalam hari agar dapat menemani anak belajar, karena para orang tua pada siang hari sibuk bekerja. Hasil wawancara dengan suriana menyatakan bahwa : “...Saya sebagai orang tua sangat jarang berada dirumah pada siang hari, karena kesibukan saya bekerja di sawah, atau kadangkadang saya bekerja di sawah orang, sehingga saya tidak sempat mengawasi anak saya belajar pada siang harinya, jadi waktu saya bertemu dengan anak yaitu hanya pada saat malam hari,jadi saya bisa menemani anak saya saat belajar malam dan menanyakan kesulitan yang ditemukan pada saat sekolah.” Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kesibukan orang tua bekerja membuat waktu berkumpul bersama keluarga menjadi berkurang. Banyak hal yang bisa dilakukan bila orang tua menyempatkan diri untuk berkumpul bersama. Seperti mengetahui keadaan dan kebiasaan anak, mengetahui segala kegiatan anak,teman80
teman yang dimiliki, perilaku anak serta tingkah laku anak. 4. Memantau dan membatasi pergaulan anak Pengaruh lingkungan memang sangat besar pada perkembangan kepribadiaan anak . Apabila anak bergaul denganlingkungan yang kurang baik maka akan membawa dampak negativebagi perkembangan prilakunya,sebaliknya jika anak bergaul denganlingkungan yang baik maka perilakunya akan menjadi baik. Seperti hasil wawancara oleh putriani ia berkata bahwa: “..... Meskipun saya sibuk bekerja mengurus sawah dan juga pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tetapi saya selalu mengawasi danmemantau pergaulan anak saya, saya tidak ingin anak saya bergaul dengan anak –anak nakal dan suka keluyuran bermain karena sayatakut anak saya akan jadi seperti temantemannya yang nakal itu. Jadi saya selalu menasehati dan membatasi pergaulan anak saya. Sejauh ini syukurlah anak saya selalu mendengarkan nasehat saya.” Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan yaitu dengan memantau dan membatasi pergaulan anak, sehingga anakanak tidak salah memilih teman danterpengaruh kedalam prilaku yang kurang baik, seperti tidak maumendengarkan nasehat orang tua dan suka berbohong untuk menutupi kesalahannya.Teori behaviorisme digunakan untuk membedah upaya–upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan pendidikanagama Hindu pada anak, dimana anak belajar sesuatu dari kebiasaandan pengalamannya dalam kehidupan sehariharinya. 3. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan Orang Tua Dalam Menanamkan Pendidikan Agama WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015
Hindu TerhadapAnak di Desa Tolai Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : (1) Orang tua yang selalu mengajarkan anak tentang etika, (2) Orang tua yang selalu mengajarkan tentang sopan santun. 2. Kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai, Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong yaitu : (1) Dampak negatif dari teknologi, (2) Minimnya pendidikan orang tua, (3) Kesibukan orang tua (4) Pengaruh negatif dari lingkungan. 3. Upaya orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong yaitu : (1) Mengarahkan penggunaan teknologi, (2) Belajar dari pengalaman orang tua, (3) Meluangkan waktu di malam hari, (4) Memantau dan membatasi pergaulan anak. DAFTAR PUSTAKA Ari Kristanti,Putu 2013. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak yang suputra Di Desa budi Mukti Kecamatan Damsol Kabupaten Donggala. Skripsi (tidak diterbitkan) Palu : Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah. Dharmayasa. 1995. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Diarsana, I Made. 2013. Motivasi Orang Tua Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ajaran Agama Hindu Pada Anak Di Desa Riomukti Kecamatan Riovakava Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah, Skripsi (tidak diterbitkan). Palu :
WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015
Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah. Jalaluddin. 2002. Psikologi Agama.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kaplan, David dan A.A. Maners. 1999. Teori Budaya. Landung Simatupang Penerjemah. Yogya : Pusta ka Belajar. Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV. Bandar Maju. Katjasungkana, Nursyahbani. 1998. Reformasi Pendidikan Mencegah Kenakalan Remaja Anyar Pelajar. Pendidikan Nasional Menjelang Era Lepas Landas. Jakarta: Yayasan Penerus Nilai-nilai Perjuangan 45. Koentjaraningrat. 1997.Pengantar Antropologi Pokok-pokok Etnografi II. Jakarta: Rineka Cipta. Marsuki. 2000. Metodologi Riset. Yogyakarta: PT. Prasetya Widya Pratama. Mikklesen, Britha. 1999. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nasution. 1996. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. Nawawi. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press. Oka Punyatmadja, I.B.2002. Pancha Cradha. Jakarta : Yayasan Dharma Sarathi. Purwanto, Ngalim. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
81