Hana Lidyana, Widodo Donny D. ISSN :&2338 – 4794
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Vol 3 No. 3 September - Desember 2016
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KREDIT PADA PT. HOME CREDIT INDONESIA Hana Lidyana Widodo Donny Dharmawan ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the significance of the effect of the application of internal audits of the effectiveness of credit management, analyze the significance of the effect of risk management of credit financing to the effective management of credit, as well as to analyze the significance of mutual effect the implementation of internal audit and risk management of credit financing to the effective management of credit at PT. Home Credit Indonesia. This research is quantitative. The data used were obtained from the results of observations, interviews, as well as doing the respondent's submission of the questionnaire to the staff of the company to be an expert in materials testing on the role of internal audit, risk management, credit management at PT. Home Credit Indonesia.. Based on the research results obtained in PT. Home Credit Indonesia, there is a significant influence on the effectiveness of the implementation of internal audit in the company's credit management. Besides the risk management also has a significant influence on the risk management of credit finance company's credit management effectiveness. If simultaneously, the implementation of internal audit and risk management of credit financing influence simultaneously to the effective management of credit to the company. The need for guidance to the object being audited, especially the section related to credit management about the importance of ongoing examinations in credit management to minimize the negative action of internal and external violations ranging up to monitor the credit and collection processes currently running. Improving risk management implementation either of the implemented system and the power of HR (Human Resources) that is running especially in credit management activities. The system used must be up to date so that they can cope with the new problems that they can not be overcome by using a system slama. Besides the expertise of HR personnel, especially in analyzing the loan application also needs to be improved in order to produce a sound credit so that it can generate profits for the company PT. Home Credit Indonesia
Hal | 69
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
PENDAHULUAN Di zaman yang sudah modern saat ini, sebagian besar masyarakat juga mulai meningkatkan taraf hidupnya dengan salah satu caranya adalah membeli barangbarang mewah agar terlihat lebih berkelas dengan orang yang ada di lingkungan sekitarnya. Pada kenyataannya saat ini masyarakat Indonesia lebih mendominasikan kebutuhan konsumtifnya dibandingkan kebutuhan primer ataupun sekundernya yang seharusnya lebih diutamakan, hal ini dikarenakan faktor gengsi atau gaya hidup yang semakin meningkat serta pengaruh faktor lingkungan saat ini. Salah satu kebutuhan konsumtif yang saat ini sangat digemari adalah dengan membeli barang-barang elektronik, furniture, perlengkapan dapur, dan sebagainya. Namun untuk memenuhi kebutuhan konsumtif tersebut, terkadang kita harus mengeluarkan dana yang cukup fantastis jika harus dikeluarkan dana secara tunai (cash). Beberapa diantara mereka, untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya lebih memilih sistem cicilan (kredit) dengan menggunakan salah satu fasilitas kredit yang diberikan dari Bank berupa kartu kredit ataupun mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan non bank seperti leasing atau multifinance. Salah satu risiko yang muncul dalam perusahaan adalah risiko kredit, yang dampaknya dapat mengakibatkan terjadinya kredit macet. Kredit macet terjadi jika kredit yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada pelanggan (customer) tidak dapat dilunasi tepat pada waktu yang ditentukan, sehingga dapat mengurangi profitabilitas perusahaan. Tidak hanya itu saja, pihak perusahaan (PT. HCID) juga sering menemukan kecurangan yang terjadi dari pihak internal
Hal | 70
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
dan eksternal seperti pemberian data fiktif dari pelanggan, manipulasi data dari pihak agen penjualan, dan lain-lain. Dengan tingkat persaingan antar perusahaan multifinance dan risiko perkreditan yang tinggi tersebut menyebabkan pihak manajemen perusahaan perlu menerapkan suatu pengendalian internal yang memadai untuk melindungi harta milik perusahaan dengan meminimumkan kemungkinan terjadinya penyelewengan, pemborosan, kemacetan kredit, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja. Dengan demikian, segala bentuk kesalahan, kecurangan, dan tindakan-tindakan lain yang dilakukan oleh pihak luar maupun pihak dalam perusahaan yang dapat merugikan perusahaan dapat ditekan serendah mungkin. LANDASAN TEORI Menurut Sukrisno Agoes (2012:4), auditing adalah:“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.” Luasnya pemeriksaan menurut Sukrisno Agoes (2012:10), audit bisa dibedakan atas : 1. Pemeriksaan Umum (General Audit) 2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit) Sedangkan ditinjau dari jenis pemeriksaan menurut Sukrisno Agoes (2012:11-13), audit bisa dibedakan atas : Manajemen Audit (Operational Audit) 1. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit) 2. Pemeriksaan Intern (Internal Audit) 3. Computer Audit
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Menurut IAASB yang dikutip oleh Hery (2016:29), isi dari standar audit yang telah diberlakukan IAASB dan diadopsi oleh IAPI, adalah : 1. Prinsip Umum dan Tanggung Jawab: 2. Penilaian Risiko dan Respons terhadap Risiko yang telah Dinilai: 3. Bukti Audit: 4. Penggunaan Hasil Pekerjaan Pihak Lain: 5. Kesimpulan Audit dan Pelaporan: 6. Area Khusus: (Internal audit adalah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (3) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis.) Ruang lingkup audit internal menilai keefektifan sistem pengendalian internal serta pengevaluasian terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan. Untuk melaksanakan tugasnya audit internal mempunyai batasan ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan, yaitu : 1. Kepatuhan (compliance) 2. Verifikasi (verification) 3. Evaluasi (evaluation) Standar atribut yang harus dimiliki oleh seorang Audit Internal menurut Hery (2016:271), sebagai berikut : 1. Pengelolaan Fungsi Audit Internal 2. Lingkup Penugasan 3. Perencanaan Penugasan 4. Pelaksanaan Penugasan
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
5. Komunikasi Hasil Penugasan 6. Pemantauan Tindaklanjut 7. Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen Manajemen resiko bila kita merujuk pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NOMOR 1/POJK.05/ 2015 pada Pasal 1 No. 11, mengartikan manajemen risiko sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul dari kegiatan usaha LJKNB (Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank). Penerapan manajemen risiko menurut peraturan OJK Peraturan OJK NOMOR 1/POJK.05/2015 pada pasal 2 (2), menyebutkan : 1. Pengawasan aktif direksi, dewan komisaris, atau yang setara dari LJKNB; 2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Risiko; 3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko; 4. Sistem informasi Manajemen Risiko; dan 5. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Pada dasarnya risiko masih dapat dikelola. Pengelolaan risiko adalah upaya yang sadar untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengendalikan bentuk kerugian yang dapat timbul. Ini merupakan upaya yang terus-menerus, karena risiko akan dihadapi oleh siapa saja, baik besar maupun kecil. Menurut Kasmir (2014:86) kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur denganuang. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan
Hal | 71
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
bersama. Demikian pula dengan masalah sanksi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama. Unsur-unsur kredit yang utama adalah adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain. Orang atau badan demikian lazim disebut kreditur. Menurut Kasmir (2014:87) terkandung unsur-unsur dalam fasilitas kredit, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Kepercayaan 2. Kesepakatan 3. Jangka waktu 4. Risiko 5. Balas Jasa Sebelum fasilitas kredit diberikan, maka pihak bank ataupun LKNB (Lembaga Keuangan Non-Bank) harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Menurut Kasmir (2014:95), penilaian tersebut menggunakan beberapa prinsip, yaitu prinsip 5C dan prinsip 7P. 1. Prinsip 5C Prinsip pemberian kredit dengan konsep
Variabel Audit Internal (Variabel X1)
Hal | 72
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
5 C ini,meliputi : a. Character (Watak / Kepribadian) b. Capacity (Kemampuan) c. Capital (Modal) d. Collateral (Jaminan atau Agunan) e. Condition of Economic (Kondisi Perekonomian) 2. Prinsip 7P Prinsip pemberian kredit dengan konsep 7 P ini,meliputi : a. Personality (Kepribadian) b. Party c. Purpose (Tujuan) d. Prospect e. Payment f. Profitability g. Protection
METODE PENELITIAN Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Kredit (Y) terdapat 9 (sembilan) indikator yang dijelaskan dalam Tabel 1 selain itu metode pengumpulan data yang digunakan untuk variabel Y ini berupa angket (kuesioner) yang terdiri dari 9 (sembilan) pertanyaan dengan menggunakan metode pengukuran skala likert.
Tabel 1 Operasional Variabel Penelitian Subvariabel Indikator 1. Program 1. Membuat program audit sebelum program dijalankan. Audit 2. Review program audit internal secara berkala. 2. Pelaksanaan 1. Melakukan fungsi pengawasan saat pelaksanaan audit. Audit 2. Proses audit terhadap ketepatan perhitungan pokok Internal dan bunga kredit. 3. Proses audit fisik atas catatan kredit dan buku kredit. 4. Pemeriksaan dokumen-dokumen yang terkait dengan penagihan kredit, ketaatan dan kebijakan kredit dalam penagihan kredit. 5. Mengevaluasi atas standar pekerjaan yang telah ditetapkan.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Manajemen Risiko (Variabel X2)
3. Laporan Hasil Audit Internal dan Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Manajemen Risiko
Efektivitas 1. Standar dan Penilaian Pengelolaan Kelayakan Kredit Kredit (Variabel Y)
2. Pengelolaan Kredit Berjalan
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
6. Merekomendasikan perbaikan kepada manajemen jika menemukan pelanggaran dan pengendalian yang lemah. 1. Pelaporan hasil audit internal kepada manajemen. 2. Pemantauan rekomendasi yang telah diberikan kepada manajemen terkait.
1. Penerapan sistem informasi dan prosedur kredit. 2. Penerapan system credit scoring. 3. Pedoman standar penerapan manajemen risiko perusahaan pembiayaan. 4. Laporan dan data sistem informasi manajemen. 5. Pelaksanaan fungsi remedial secara independen. 6. Jangka waktu kredit. 7. Pengembangan sistem pengawasan berbasis risiko. 8. Sistem informasi untuk mengidentifikasi adanya konsentrasi dalam portofolio kredit. 9. Sistem dan metodologi statistik kualitatif/kuantitatif untuk mengukur risiko. 10. Pengendalian risiko kredit. 11. Memastikan integritas data yang digunakan. 1. Melihat reputasi dan sifat-sifat positif dari nasabah. 2. Kemampuan konsumen membayar kewajibannya untuk penetapan limit pemberian kredit barang/jasa. 3. Kelengkapan dokumen pengajuan kredit dari pihak konsumen. 4. Riwayat kredit konsumen sebelumnya (Sistem Informasi Debitur) dari laporan Bank Indonesia. 5. Pemahaman dan penyebarluasan pedoman kredit. 6. Kontrak kredit yang jelas dan mudah di pahami oleh konsumen. 1. Fasilitas pembayaran (channel payment) yang lengkap dan mudah di akses oleh konsumen. 2. Konsumen dapat melakukan pembayaran kredit secara tepat waktu. 3. Penyetoran kredit sesuai dengan kwitansi pembayaran konsumen oleh petugas penagihan lapangan (field collector).
Dalam rangka pengumpulan datadata diperlukan bagi penyusunan skripsi ini, digunakan beberapa cara sebagai berikut:
Riset Pustaka Riset Pustaka yaitu metode pengumpulan data dalam penelitian ini lebih banyak menggunakan data-data
Hal | 73
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
sekunder yaitu data-data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak ketiga, berdasarkan studi kepustakaan terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan penulisan. Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Riset Lapangan Riset Lapangan yaitu meninjau langsung objek penelitian dengan maksud memperoleh data sekunder. Riset lapangan dapat dilakukan dengan cara: 1. Observasi 2. Interview 3. Kuesioner atau Angket Data yang telah terkumpul kemudian diolah, disajikan dalam susunan yang baik dan rapi. Berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini : Uji Hubungan (Uji Korelasi) Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan). Uji korelasi tidak membedakan jenis variabel apakah variabel dependen maupun independen. Koefisiensi korelasi dinyatakan dalam % (persen) keeratan hubungan antar variabel yang dinamakan dengan koefisien korelasi, yang menunjukkan derajad keeratan hubungan antara dua variabel dan arah hubungannya (+ atau -). Dalam uji korelasi terdapat beberapa macam model korelasi, seperti Pearson (product moment), Rank Spearman dan Kendall. Perbedaannya adalah, jika uji korelasi menggunakan model Pearson (product moment), artinya
Hal | 74
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
data yang dijadikan sampel lebih dari 30 (tiga puluh) data dan kondisi datanya normal. Pada model perason termasuk statistik parametik. Sedangkan jika uji korelasinya menggunakan model Korelasi Rank Spearman dan Kendall, data yang digunakan untuk sampel kurang dari 30 data (sampel kecil) dan kondisi datanya tidak normal. Pada model rank spearman dan kendall termasuk statistik nonparametik. Pada penelitian ini uji korelasi yang digunakan adalah Uji Korelasi Pearson (product moment). Uji Model Setelah melakukan uji korelasi, uji model juga dilakukan dalam penelitian ini. Dalam Uji Model ini dilakukan melalui : Regresi Sederhana Jenis regresi sederhana merupakan jenis regresi yang hanya terdapat satu buah variabel bebas dan satu buah variabel terikat, dengan model persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut : Dimana: Y = Pengelolaan Kredit X = Variabel Bebas, dilakukan dengan pengujian 2 model, yaitu : Pertama :Y (Pengelolaan Kredit) terhadap X1 (Audit Internal). Kedua : Y (Pengelolaan Kredit) terhadap X2(Manajemen Risiko). α = Konstanta persamaan regresi b = Koefisien regresi Regresi Berganda Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda, karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu. Teknik analisis regresi berganda merupakan teknik
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dengan persamaan sebagai berikut: Dimana: Y = Pengelolaan Kredit X1 = Audit Internal X2 = Manajemen Risiko Pembiayaan α = Konstanta persamaan regresi b1,2 = Koefisien regresi Uji Hipotesis Setelah melakukan uji model regresi berganda, uji hipotesis juga dilakukan dalam penelitian ini. Dalam Uji Hipotesis ini dilakukan melalui : Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. 2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Hal | 75
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Audit Internal Hasil tanggapan responden mengenai audit internal dapat disajikan pada tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2 Rekapitulasi tentang Audit Internal SKOR Jawaban Responden Jumlah Skor Pertanyaan F SS S TP TS STS (X1) 5 4 3 2 1 Butir 1 F 33 10 2 0 0 211 Butir 2 F 27 18 0 0 0 207 Butir 3 F 18 27 0 0 0 198 Butir 4 F 13 30 0 2 0 189 Butir 5 F 7 12 22 4 0 157 Butir 6 F 17 28 0 0 0 197 Butir 7 F 13 28 4 0 0 189 Butir 8 F 17 25 3 0 0 194 Butir 9 F 15 27 3 1 0 192 Butir 10 F 16 27 2 0 0 194 TOTAL Σ 176 232 36 7 0 1928 Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Manajemen Risiko Hasil tanggapan responden mengenai audit internal dapat disajikan pada tabel 3sebagai berikut :
Pertanyaan Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 TOTAL
Hal | 76
Tabel 3 Rekapitulasi tentang Manajemen Risiko SKOR Jawaban Responden F SS S TP TS 5 4 3 2 F 24 20 1 0 F 18 18 9 0 F 18 23 4 0 F 11 27 5 2 F 24 21 0 0 F 10 28 5 2 F 16 27 0 2 F 3 18 17 7 F 14 29 0 2 F 17 23 5 0 F 20 24 0 1 Σ 175 258 46 16
STS 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah Skor (X2) 203 189 194 182 204 181 192 152 190 192 198 2077
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Pengelolaan Kredit Hasil tanggapan responden mengenai audit internal dapat disajikan pada tabel 4 sebagai berikut :
Pertanyaan Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 TOTAL
Tabel 4 Rekapitulasi tentang Pengelolaan Kredit SKOR Jawaban Responden F SS S TP TS STS 5 4 3 2 1 F 23 16 5 1 0 F 17 19 9 0 0 F 11 22 10 2 0 F 18 26 0 1 0 F 20 23 2 0 0 F 20 23 2 0 0 F 15 25 4 1 0 F 16 25 2 2 0 F 23 18 4 0 0 Σ 163 197 38 7 0
ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis sudah melakukan pengujian terhadap kualitas data yang dijadikan bahan pengujian, sebelum diolah kedalam uji hipotesis. Terlebih dahulu memastikan apakah data tersebut valid dan reliabilitas dengan dilakukannya teknik pengujian instrumen penelitian atau uji kualitas data. Uji Kualitas Data Untuk melakukan pengujian data, dapat diuji dengan cara uji validitas data, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik dari data penelitian, berikut ini : Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden melalui pertanyaan yang diberikan. Hasil dari pengujian reliabilitas
Jumlah Skor (Y) 196 188 177 196 198 198 189 190 199 1731
digunakan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliable atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan sebesar 0,6 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0,6 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang memadai. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih kecil dari 0,6 maka butir pertanyaan tersebut tidak reliable.
Hal | 77
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Variabel Penerapan Audit Internal Penerapan Manajemen Risiko Efektivitas Pengelolaan Kredit
Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Jumlah butir Cronbach alpha pertanyaan 10 butir 0,703 11 butir 0,740 9 butir 0,744
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa instrumen untuk setiap variabel penelitian adalah reliabel, karena α hitung > 0,6. Pada variabel penerapan audit internal memiliki α hitung 0,703> 0,6. Sedangkan pada variabel penerapan manajemen risiko memiliki α 0,740> 0,6. Dan untuk variabel efektivitas pengelolaan kredit memiliki α hitung 0,744> 0,6. Hal ini dapat disimpulkan, untuk data kuesioner yang diajukan reliabilitas atau dapat diterima untuk pengujian hipotesis dari ketiga variabel yang menjadi bahan penelitian. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi antar skor
Pertanyaan Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7
Hal | 78
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Kesimpulan Reliable Reliable Reliable
butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Setelah itu tentukan hipotesis Ho: skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk dan Ha:s korbutir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Setelah menentukan hipotesis Ho dan Ha, kemudian uji dengan membandingkan r hitung (tabel corrected item-total correlation) dengan r tabel (tabel Product Moment dengan signifikansi 0,05) untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana “n” adalah jumlah sampel penelitian sebanyak 45 responden sehingga diperoleh nilai (df) = 45-2 atau nilai df dari 43 adalah 0,248.Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel. Maka hasil pengujian validitas ditunjukkan dalam table berikut:
Tabel 6 Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Audit Internal Variabel R hitung r tabel Penerapan Audit Internal 0,342 0,248 Penerapan Audit Internal 0,568 0,248 Penerapan Audit Internal 0,432 0,248 Penerapan Audit Internal 0,525 0,248 Penerapan Audit Internal 0,555 0,248 Penerapan Audit Internal 0,320 0,248 Penerapan Audit Internal 0,522 0,248
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Butir 8 Butir 9 Butir 10
Penerapan Audit Internal Penerapan Audit Internal Penerapan Audit Internal
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
0,565 0,453 0,476
0,248 0,248 0,248
Valid Valid Valid
Untuk sampel penelitian ada sebanyak 45 responden sehingga menghasilkan degree of freedom (df) sebesar 0,248 yang dapat dilihat pada rtabel. Pada tabel 7menunjukkan bahwa variabel penerapan audit internal mempunyai kriteria yang valid untuk semua item atau butir pertanyaan dengan nilai rhitung> rtabel. Dan data tersebut bisa digunakan untuk pengujian hipotesis. Tabel 7 Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Manajemen Risiko Pertanyaan Variabel R hitung r tabel Kesimpulan Butir 1 Penerapan Manajemen Risiko 0,637 0,248 Valid Butir 2 Penerapan Manajemen Risiko 0,420 0,248 Valid Butir 3 Penerapan Manajemen Risiko 0,761 0,248 Valid Butir 4 Penerapan Manajemen Risiko 0,719 0,248 Valid Butir 5 Penerapan Manajemen Risiko 0,648 0,248 Valid Butir 6 Penerapan Manajemen Risiko 0,705 0,248 Valid Butir 7 Penerapan Manajemen Risiko 0,396 0,248 Valid Butir 8 Penerapan Manajemen Risiko 0,569 0,248 Valid Butir 9 Penerapan Manajemen Risiko 0,392 0,248 Valid Butir 10 Penerapan Manajemen Risiko 0,632 0,248 Valid Butir 11 Penerapan Manajemen Risiko 0,406 0,248 Valid Untuk sampel penelitian ada sebanyak 45 responden sehingga menghasilkan degree of freedom (df) sebesar 0,248 yang dapat dilihat pada rtabel. Pada tabel 8menunjukkan bahwa variabel penerapan manajemen risikomempunyai kriteria yang valid untuk semua item atau butir pertanyaan dengan nilai rhitung> rtabel. Dan data tersebut bisa digunakan untuk pengujian hipotesis. Tabel 8 Hasil Uji Validitas Variabel Efektivitas Pengelolaan Kredit Pertanyaan Variabel R hitung r tabel Kesimpulan Butir 1 Pengelolaan Kredit 0,502 0,248 Valid Butir 2 Pengelolaan Kredit 0,559 0,248 Valid Butir 3 Pengelolaan Kredit 0,686 0,248 Valid Butir 4 Pengelolaan Kredit 0,668 0,248 Valid Butir 5 Pengelolaan Kredit 0,628 0,248 Valid Butir 6 Pengelolaan Kredit 0,628 0,248 Valid Butir 7 Pengelolaan Kredit 0,553 0,248 Valid
Hal | 79
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Butir 8 Butir 9
Pengelolaan Kredit Pengelolaan Kredit
Untuk sampel penelitian ada sebanyak 45 responden sehingga menghasilkan degree of freedom (df) sebesar 0,248 yang dapat dilihat pada rtabel. Pada tabel 8 menunjukkan bahwa variabel efektivitas pengelolaan kredit mempunyai kriteria yang valid untuk semua item atau butir pertanyaan dengan nilai rhitung> rtabel. Dan data tersebut bisa digunakan untuk pengujian hipotesis. Uji Asumsi Klasik Dalam melakukan pengujian data juga perlu dilakukannya uji asumsi klasik. Setelah dilakukan pengujian atas validitas dan reliabilitas, dilanjutkan dengan melakukan uji asumsi klasik, sebagai berikut ini : Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal.Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati normal.Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
Hal | 80
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
0,467 0,663
0,248 0,248
Valid Valid
kumulatif dari distribusi normal. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang dapat dilihat dari grafik plot. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat adatidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Uji Multikolinearitas Dalam penelitian ini uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi atau hubungan diantara variabel penerapan audit internal dan penerapan manajemen risiko.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal, variabel orthogonal adalah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya VIF. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya nilai multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF >10.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Tabel 9 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients Model
1
(Constant) Audit_Internal Manajemen_Risiko
Unstandardized Coefficients B Std. Error 28,926 9,035 ,539 ,166 -,293 ,113
a
Standardized Coefficients Beta ,419 -,336
t
Sig.
3,201 3,242 -2,599
,003 ,002 ,013
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,998 ,998
1,002 1,002
a. Dependent Variable: Pengelolaan_Kredit
Pada tabel 9 terlihat nilai tolerance untuk tiap variabel sebesar 0,998 sedangkan nilai VIF untuk masing-masing variabel sebesar 1,002. Berdasarkan pedoman terhadap uji multikolinieritas nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka terlihat bahwa tidak terjadi korelasi diantara variabel penerapan audit internal dan penerapan manajemen risiko, yang artinya juga tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi ini.
yang tidak menunjukkan hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan). Uji korelasi tidak membedakan jenis variabel apakah variabel dependen maupun independen. Koefisiensi korelasi dinyatakan dalam % (persen) keeratan hubungan antar variabel yang dinamakan dengan koefisien korelasi, yang menunjukkan derajad keeratan hubungan antara dua variabel dan arah hubungannya (+ atau -). Pada penelitian ini uji korelasi yang digunakan adalah Uji Korelasi Pearson (product moment).
Uji Hubungan (Uji Korelasi) Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel
Tabel 10 Hasil Uji Korelasi Pearson (Product Moment) Correlations Audit_Internal Audit_Internal
Manajemen_Risiko
Pengelolaan_Kredit
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 45 -,049 ,747 45 ** ,435 ,003 45
Manajemen_ Risiko -,049 ,747 45 1 45 * -,356 ,016 45
Pengelolaan_Kredi t ** ,435 ,003 45 * -,356 ,016 45 1 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dalam tabel 10 dapat dilihat bahwa tingkat hubungan variabel X1 dengan variabel Y tidak sama dengan 0 (r ≠ 0),
begitu pula dengan tingkat hubungan variabel X2 dengan variabel Y maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
Hal | 81
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
1. Peranan Audit Internal berhubungan secara positif dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit sebesar 0,435 (r = 0,435). 2. Peranan Manajemen Risiko berhubungan secara negatif dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit sebesar 0,356 (r = - 0,356). 3. Uji Model Setelah melakukan uji korelasi, uji model juga dilakukan dalam penelitian ini. Dalam Uji Model ini dilakukan melalui : Regresi Sederhana Jenis regresi sederhana merupakan jenis regresi yang hanya terdapat satu buah variabel bebas dan satu buah variabel terikat. Dalam pengujian regresi sederhana terdapat 2 (dua) uji model pengujiannya, diantaranya : Uji Model 1 Uji model yang pertama dalam penelitian ini dengan variabel Peranan Audit Internal dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit, adalah : Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara Peranan Audit Internal dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit. Ha : Terdapat hubungan positif antara Peranan Audit Internal dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit. Uji model yang pertama dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Hal | 82
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Tabel 11 Hasil Uji Regresi Sederhana Model 1 Model Summary Model
R
1
,435
a
R Square
Adjusted R Square
,189
,170
Std. Error of the Estimate 3,333
a. Predictors: (Constant), Audit_Internal
Pada tabel 11 menampilkan nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi. Jika nilai rhitung> rtabel, itu artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dari data tabel diatas menujukkan nilai rhitung adalah 0,435, sedangkan untuk rtabel adalah sebesar 0,248, itu artinya nilai rhitung> rtabel yang artinya Ho ditolak dan menerima Ha. Dapat disimpulkan terdapat hubungan positif antara Peranan Audit Internal dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit. Uji Model 2 Uji model yang kedua dalam penelitian ini dengan variabel Peranan Manajemen Risikodengan Efektivitas Pengelolaan Kredit, adalah : Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara Peranan Manajemen Risiko dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit. Ha : Terdapat hubungan positif antara Peranan Manajemen Risiko dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit. Uji model yang kedua dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Tabel 12 Hasil Uji Regresi Sederhana Model 2 Model Summary Model
R
1
,356
R Square
Adjusted R Square
,127
,107
a
Std. Error of the Estimate 3,459
a. Predictors: (Constant), Manajemen_Risiko
Pada tabel 12 menampilkan nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi. Jika nilai rhitung> rtabel, itu artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dari data tabel diatas menujukkan nilai rhitung adalah 0,356, sedangkan untuk rtabel adalah sebesar 0,248, itu artinya nilai rhitung> rtabel yang artinya Ho ditolak dan menerima Ha. Dapat disimpulkan terdapat hubungan positif antara Peranan Manajemen Risiko dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit. Regresi Berganda Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda, karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu. Uji model regresi berganda, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13 Hasil Uji Regresi Berganda Model Summary Mo del 1
R ,549 a
R Squar e
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,302
,268
3,130
a. Predictors: (Constant), Manajemen_Risiko, Audit_Internal
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisienAdjusted R Square yang dihasilkan oleh variabelvariabelindependen sebesar 0,268 yang
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
artinya adalah 26,8% variabel dependen efektivitas pengelolaan kredit dijelaskan oleh variabel independen penerapan audit internal dan penerapan manajemen risiko, dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel independen yang digunakan. Angka koefisien kolerasi (R) pada tabel 13 sebesar 0,549 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai koefisien kolerasi diatas 0,5. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 3,130. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, 2 (dua) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat akan di uji tingkat hubungannya dengan uji hipotesis yang terdiri dari 2 (dua) pengujian, yaitu uji t (uji secara parsial) dan uji F (uji secara simultan). Uji t Pengujian regresi secara parsial (uji t) berguna untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dari masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel berikut:
Hal | 83
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Tabel 14 Hasil Uji t Coefficientsa
Model
Unstandardize d Coefficients
B 1
(Constant) Audit_Intern al Manajemen _Risiko
28,9 26 ,539 ,293
Std. Error 9,035
Stan dard ized Coef ficie nts
t
Si g.
,419
,113
,336
3,20 1 3,24 2 2,59 9
,0 03 ,0 02 ,0 13
a. Dependent Variable: Pengelolaan_Kredit
Dalam tabel Coefficients di atas ditunjukkan bahwa variabel independen yang dimasukkan dalam model yaitu penerapan audit internal adalah signifikan. Hal ini dapat dilihat padaprobabilitas signifikannya adalah sebesar 0,002yang lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.Hasil dari uji hipotesis diatas menunjukkan bahwa penerapan audit internal berpengaruh positif secara signifikan terhadap kebijakan pemberian kredit.Dengan demikian penerapan audit internal sangat berperan penting dalam efektivitas pengelolaan kredit. Variabel penerapan manajemen risiko memiliki nilai probabilitas signifikan sebesar 0,013 di bawah 0,05 yang berarti Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Hasil dari uji hipotesis diatas menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko berpengaruh negatif secara signifikan terhadap efektivitas pengelolaan kredit. Dengan demikian semakin baik suatu perusahaan multifinance menerapkan manajemen resiko, maka perusahaan akan lebih selektif dan lebih berhati-hati dalam memberikan kebijakan kredit pada
Hal | 84
nasabah, sehingga volume kredit yang diberikan akan semakin berkurang. Dari hasil uji regresi yang dilakukan, juga ditemukan bahwa variabel penerapan audit internal dan penerapan manajemen risiko berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan kredit. Uji F
Beta
,166
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 15 Hasil Uji F a
ANOVA Model
1
Regres sion Residua l Total
Sum of Squares 177,754 411,446 589,200
d f 2 4 2 4 4
Mea n Squa re 88,8 77 9,79 6
F
Sig .
9,0 72
,00 b 1
a. Dependent Variable: Pengelolaan_Kredit b. Predictors: (Constant), Manajemen_Risiko, Audit_Internal
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 15 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001 atau lebih kecil dari nilai probabilitas (p-value) 0,05 (0,001< 0,5). Dengan demikian Ho3 ditolak dan Ha3 diterima yaitu penerapan audit internal dan manajemen risiko secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengelolaan kredit. Dengan demikian semakin baik perusahaan multifinance dalam
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
menerapkan audit internal dan menerapkan manajemen risiko, maka akan semakin efektif pula perusahaan dalam pengelolaan kreditnya yang dapat menguntungkan dan aman bagi perusahaan multifinance. PEMBAHASAN Ditinjau dari sisi kualitas jawaban pada setiap item pertanyaan terkait dengan efektivitas pengelolaan kredit didapatkan nilai skor total dari jawaban yang diberikan responden adalah sebesar 1731 atau 85,5% dari total skor maksimal 2025 (nilai total skor maksimal didapatkan dengan asumsi seluruh responden memberikan jawaban dengan skor tertinggi pada tiap item soal yaitu 5). Presentase tersebut mengindikasikan bahwa pengelolaan kredit yang saat ini dijalankan sudah cukup baik, baik dari awal pengajuan kredit sampai dengan pengelolaan kredit yang sudah berjalan. Namun jika mengacu pada nilai Rsquareyang dihasilkan yakni sebesar 30,2%, nampak bahwa secara kualitas, kontribusi kedua variabel bebas (penerapan audit internal dan penerapan manajemen risiko) masih cukup kecil atau dengan kata lain bahwa efektivitas pengelolaan kredit yang muncul justru lebih besar dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian ini. Selanjutnya, pada pengujian hipotesis secara parsial antara peranan audit internal terhadap efektivitas pengelolaan kredit menunjukkan bahwa nilai variabel peranan audit sebesar 0,002 < 0,05 mengindikasikan bahwa variabel peranan audit Internal berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengelolaan kredit pada PT. Home Credit Indonesia. Selain itu secara empiris dapat ditemukan bahwa pengontrolan kosumen diawal pengajuan, karena proses approval kredit tidak hanya menggunakan cara
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
manual atau dengan bantuan manusia saja, tetapi juga dibuatnya sistem teknologi otomatis approval ketika konsumen memenuhi kelengkapan dokumen saja tanpa ada pengecekkan terlebih dahulu oleh karyawan. Tidak dapat dipungkiri, kecanggihan teknologi juga dibutuhkan karena banyaknya pengajuan kredit setiap hari nya dengan proses approval di hari yang sama dengan waktu maksimum penentuan approval sekitar 45 menit. Pada pengujian hipotesis ketiga secara parsial, hasil uji statistik atas pengaruh parsial peranan manajemen risiko terhadap efektivitas pengelolaan kredit pada PT. Home Credit Indonesia mengindikasikan bahwa variabel penerapan manajemen risiko dalam penelitian ini memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap efektivitas pengelolaan kredit pada PT. Home Credit Indonesia. Mengacu pada sisi kualitas jawaban yang diberikan oleh responden atas item pertanyaan terkait dengan peranan manajemen risiko didapatkan nilai skor total dari jawaban yang diberikan responden adalah sebesar 2077 atau 83,9% dari total skor maksimal sebesar 2475 (nilai total skor maksimal didapatkan dengan asumsi seluruh responden memberikan jawaban dengan skor tertinggi atau 5).Persentase skor tersebut mengindikasikan bahwaperanan manajemen risiko secara umum sangatlah tinggi. Tingginya tingkat peranan manajemen risiko pada pengelolaan kredit pada PT. Home Credit Indonesia dalam sudut pandang afektif, manajemen risiko sangatlah diperlukan dalam pengontrolan kredit ataupun dari kebijakan penerimaan kreditnya. Temuan pengaruh peranan manajemen risiko terhadap efektivitas pengelolaan kredit ini sejalan dengan hasil
Hal | 85
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
penelitian Ika Caya Putri dan A’ Yunur Rochimah juga menemukan adanya hubungan antara peranan manajemen risiko dengan efektivitas pengelolaan kredit. Secara empiris, dari sisi penagihan kredit, saat ini sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Dikarena diberlakukannya sistem penelponan pengingat kepada nasabah untuk mengingatkan tentang pembayaran kreditnya. Dilakukannya pengontrolan lebih detail tentang nasabah-nasabah yang tidak beretikat untuk melakukan pembayaran dengan cara dimulai dari penelponan hingga kunjungan langsung. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi risiko kredit tak tertagih. Berdasarkan hasil uji F, pada tingkat keyakinan 95% variabel independen pada penelitian yang terdiri dari audit internal dan manajemen risiko secara bersama-sama berpengaruh sebesar 9,07 % terhadap efektivitas pengelolaan kredit. Persentasi ini terbilang sangat kecil dan untuk sisanya sebesar 90,93 % adalah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pengelolaan kredit secara efektif yang tidak menjadi pembahasan dalam skripsi ini.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsialdengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 pada penerapan audit internal terhadap efektivitas pengelolaan kredit pada perusahaan PT. Home Credit Indonesia.
Hal | 86
2.
3.
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Terdapat pengaruh negatif dan siginifikan secara parsial dengan tingkat signifikansi sebesar 0,013 pada manajemen risiko pembiayaan kredit terhadap efektivitas pengelolaan kredit pada perusahaan PT. Home Credit Indonesia. Penerapan audit internal dan manajemen risiko pembiayaan kredit berpengaruh positif dan siginifikan secara simultan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 terhadap efektivitas pengelolaan kredit pada perusahaan PT. Home Credit Indonesia.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis ingin memberikan saran kepada pihak perusahaan maupun pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah ini, sebagai berikut : 1. Perlunya pembinaan terhadap objek yang diaudit khususnya bagian yang berkaitan dengan pengelolaan kredit tentang pentingnya pemeriksaan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kredit untuk meminimalisir tindakan negatif dari mulai pelanggaran internal maupun eksternal hingga pemantauan terhadap proses kredit dan penagihan yang berjalan saat ini. 2. Meningkatkan penerapan manajemen risiko baik itu dari sistem yang diterapkan maupun tenaga SDM (Sumber Daya Manusia) yang menjalankan khususnya dalam kegiatan pengelolaan kredit. Sistem yang digunakan harus up to date sehingga mampu mengatasi masalahmasalah baru yang masih belum bisa diatasi dengan menggunakan sistem yang slama. Selain itu keahlian dari
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
tenaga SDM khususnya dalam menganalisa permohonan kredit juga perlu ditingkatkan agar menghasilkan kredit yang sehat sehingga dapat menghasilkan profit bagi perusahaan pembiayaan. DAFTAR PUSTAKA A’ Yunur, Rochimah. 2014. Penerapan Manajemen Risiko (Risk Management) untuk Meminimalkan Kredit Bermasalah pada Bank Jatim Cabang Bondowoso. Skripsi. Surabaya : UIN Sunan Ampel Akbar Pribowo. 2007. Peranan Audit Internal di Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Kredit Investasi (Studi Kasus pada PT. BNI 46 (Persero) Cabang AsiaAfrika-Bandung). Skripsi. Bandung : Universitas Widyatama. Dewi, Hanggraeni. 2015. Manajemen Risiko Perusahaan (Enterprise Risk Management) dan Good Corporate Governance. Jakarta : Universitas Indonesia.
Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.05/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank. Pertiwi, Srijayanti P. 2012. Pembiayaan Konsumen dalam Bentuk Pinjaman Tunai yang Dilakukan oleh Perusahaan Pembiayaan. Skripsi. Makassar : Universitas Hasannudin Setia,
Mulyawan. 2015. Manajemen Risiko. Bandung : Pustaka Setia.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Sukrisno, Agoes. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jilid 1. Edisi Keempat. Jakarta : Salemba Empat. Thamrin Abdullah dan Francis Tantri. 2013. Manajemen Pemasaran. Cetakan II. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hery. 2016. Auditing dan Asurans. Jakarta : Grasindo. Ika Caya Putri. 2010. Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Perbankan dan Penerapan Audit Internal terhadap Kebijakan Pemberian Kredit. Skripsi. Tangerang : UIN Syarif Hidayatullah. Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Cetakan Ketujuh. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hal | 87