PERAN VEGETASI TINGGI DALAM PENGENDALIAN SUHU PERMUKAAN DI PT. INDOCEMENT PALIMANAN, CIREBON
FELIX JULIAN AJI PUJASTOMO
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Vegetasi Tinggi dalam Pengendalian Suhu Permukaan di PT. Indocement, Palimanan Cirebon adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014 Felix Julian Aji Pujastomo NIM E34080096
iv
ABSTRAK FELIX JULIAN AJI PUJASTOMO. Peran Vegetasi Tinggi dalam Pengendalian Suhu Permukaan di PT. Indocement, Palimanan Cirebon. Dibimbing oleh SITI BADRIYAH RUSHAYATI dan RACHMAD HERMAWAN. Perubahan lahan dilakukan sebagai bentuk pembangunan berdasarkan kebijakan pemerintah setempat. PT. Indocement Palimanan membangun vegetasi tinggi sebagai bentuk perwujudan komitmen kebijakan pengelolaan berkelanjutan. Peran vegetasi tinggi dalam pengendalian suhu permukaan dibutuhkan sebagai data dasar untuk memaksimalkan program manajemen lingkungan PT. Indocement. Penelitian ini diperlukan untuk mengukur perubahan lahan dan pengaruhnya terhadap suhu permukaan periode tahun 2003 dan 2013 serta untuk mengetahui peran vegetasi tinggi dalam pengendalian suhu permukaan. Hasil penelitian menunjukkan perubahan tutupan lahan berupa vegetasi tinggi dan semak yang mengalami kenaikan luasan berturut-turut sebesar 7.2 Ha dan 10.6 Ha. Hal ini berpengaruh terhadap penurunan batas atas suhu permukaan sebesar 0.4 0C. Peran vegetasi tinggi dalam pengendalian suhu permukaan adalah berkontribusi dalam menciptakan suhu permukaan rata-rata sebesar 25.9 0C. Kata kunci: perubahan lahan, program manajemen lingkungan, suhu permukaan, vegetasi tinggi
ABSTRACT FELIX JULIAN AJI PUJASTOMO. Role of Tall Vegetation in Controlling Surface Temperature at PT. Indocement, Palimanan Cirebon. Supervised by SITI BADRIYAH RUSHAYATI and RACHMAD HERMAWAN. Changes in land use is done as a form of development based on local government policy. PT. Indocement Palimanan has built tall vegetation as a form of sustainable management commitment. The data on role of tall vegetation in controlling surface temperature was needed as the baseline data to maximize PT.Indocementβs environmental management program. This research aimed to measure changes in land use and its effect on surface temperature between 2003 and 2013, and to determine the role of tall vegetation in controlling surface temperature. The results showed changes in tall vegetation and shrubbery area had increased respectively as many as 7.15 Ha and 10.55 Ha. This condition had decreased the upper limit of surface temperature by 0.4 0C. Tall vegetation had containted in controlling surface temperature at the average temperature of 25.9 0 C. Keywords: environment management program, land use, surface temperature, tall vegetation
PERAN VEGETASI TINGGI DALAM PENGENDALIAN SUHU PERMUKAAN DI PT.INDOCEMENT PALIMANAN, CIREBON
FELIX JULIAN AJI PUJASTOMO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumber daya Hutan dan Ekowisata
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Peran Vegetasi Tinggi dalam Pengendalian Suhu Permukaan di PT. Indocement, Palimanan Cirebon Nama : Felix Julian Aji Pujastomo NIM : E34080096
Disetujui oleh
Dr Ir Siti Badriyah Rushayati, MSi Pembimbing I
Dr Ir Rachmad Hermawan, MScF Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 ini ialah peran vegetasi tinggi, dengan judul Peran Vegetasi Tinggi dalam Pengendalian Suhu Permukaan di PT. Indocement, Palimanan Cirebon. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Siti Badriyah Rushayati, MSi dan Bapak Dr Ir Rachmad Hermawan, MScF selaku pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan saran. Penghargaan penulis sampaikan pula kepada Bapak Rufidi dari pihak PT. Indocement yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di PT. Indocement serta kepada Bapak Misnen dan Bapak Suswanto dari pihak PT. Indocement yang mendampingi dan membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2014 Felix Julian Aji .P
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
2
METODE
2
Bahan
3
Alat
3
Prosedur Analisis Data
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
5
Tutupan Lahan PT. Indocement
6
Perubahan Luas Tutupan Lahan PT. Indocement Perubahan Suhu Permukaan PT. Indocement Peran Vegetasi Tinggi dalam Mengendalikan Suhu Permukaan SIMPULAN DAN SARAN
8 12 14 17
Simpulan
17
Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
19
x
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6
Konstanta K1 dan K2 untuk Landsat 7/ETM dan Landsat 8 Perubahan penutupan lahan PT. Indocement tahun 2003 dan 2013 Luas konversi tutupan lahan menjadi semak dan vegetasi tinggi di PT. Indocement, Palimanan periode tahun 2003 dan 2013 Selang suhu permukaan PT. Indocement, Palimanan periode tahun 2003 dan 2013 Kontribusi tutupan lahan terhadap suhu permukaan di PT. Indocement, Palimanan Suhu permukaan rata-rata tiap tipe tutupan lahan di PT. Indocement
4 9 10 12 14 15
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Peta lokasi penelitian Tutupan lahan berupa lahan terbangun Tutupan lahan berupa vegetasi tinggi Tutupan lahan berupa lahan terbuka Tutupan lahan berupa semak Tutupan lahan berupa sawah Tutupan lahan berupa badan air Grafik luas konversi lahan terbuka menjadi tutupan lahan lain Peta tutupan dan penggunaan lahan PT. Indocement periode 2003 dan 2013 Peta perubahan suhu permukaan PT. Indocement periode 2003 dan 2013 Peta tutupan lahan berdasarkan suhu permukaan tahun 2013
2 6 7 7 7 8 8 10 11 13 16
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Data perhitungan rataan suhu permukaan pada lahan terbangun Data perhitungan rataan suhu permukaan pada vegetasi tinggi Data perhitungan rataan suhu permukaan pada lahan terbuka Data perhitungan rataan suhu permukaan pada semak Data perhitungan rataan suhu permukaan pada sawah Data perhitungan rataan suhu permukaan pada badan air Data GPS pada lahan terbangun di PT. Indocement Data GPS pada vegetasi tinggi di PT. Indocement Data GPS pada lahan terbuka di PT. Indocement Data GPS pada semak di PT. Indocement Data GPS pada sawah di PT. Indocement Data GPS pada badan air di PT. Indocement
19 19 19 19 20 20 20 20 20 21 21 21
PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh banyak negara saat ini adalah perubahan iklim global yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfir. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan kuantitas konsentrasi gas rumah kaca (CO2, N2O, CFC, CH4) yang berada di lapisan atmosfir. Peningkatan gas rumah kaca salah satunya disebabkan oleh berkurangnya vegetasi tinggi (pohon) sebagai penyerap gas rumah kaca. Alih fungsi lahan dilakukan sebagai salah satu bentuk pembangunan dan pengembangan daerah yang cenderung untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan pelayanan pada penduduk dalam suatu daerah dan disekitarnya. Alih fungsi lahan mempunyai dampak buruk terhadap lingkungan berupa berkurangnya jumlah pohon di suatu lahan. Berkurangnya pohon akan mempengaruhi kualitas lingkungan. Sebagaimana diketahui pohon dapat melakukan proses fotosintesis, gas CO2 hasil residu dari aktivitas manusia dimanfaatkan dalam proses tersebut sehingga menghasilkan O2 dan karbohidrat (selulosa). Berkurangnya pohon disertai dengan meningkatnya jumlah CO2 akan menyebabkan efek rumah kaca yang pada akhirnya dapat meningkatkan suhu permukaan bumi. Oleh karena itu diperlukan upaya integrasi penambahan pohon dalam proses pembangunan suatu daerah, demi menjaga kestabilan iklim di daerah tersebut. Perubahan lahan yang terjadi di kawasan PT. Indocement Palimanan, dalam hal ini seluruh kawasan termasuk lahan tambang, pabrik dan daerah penyangga, menyebabkan terganggunya kestabilan iklim mikro di daerah tersebut. Untuk menanggulangi hal itu, PT. Indocement melakukan upaya menjaga kestabilan ekologi, salah satunya pada tahun 2003 dalam dokumen rencana pengelolaan lingkungan (RPL) PT. Indocement. Pada bagian penanggulangan dan pemantauan dampak, PT. Indocement memasukkan aspek flora dan fauna. Hal ini memungkinkan adanya perbaikan flora di daerah tersebut, dalam hal ini pohonnya, namun dalam dokumen tersebut belum ada langkah strategis dalam aspek ini. Maka dari itu perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai peran vegetasi tinggi di PT. Indocement sebagai pengendali iklim mikro untuk memaksimalkan program manajemen lingkungan di PT. Indocement. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perubahan tutupan lahan dan suhu permukaan di PT. Indocement pada tahun 2003 dan 2013, serta mengkaji peran vegetasi tinggi dalam pengendalian suhu permukaan di PT. Indocement.
2
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan kegiatan pengelolaan lingkungan PT. Indocement, Palimanan.
METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pengumpulan data berupa data global positioning system (GPS) yang dilakukan pada bulan Agustus 2013 di PT. Indocement Palimanan Kabupaten Cirebon, Jawa barat (Gambar 1). Pengolahan data dilakukan pada bulan September 2013 - Februari 2014 di Laboratorium Analisis Lingkungan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE).
Gambar 1 Peta lokasi penelitian
3
Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Citra Landsat 7 dan 8 ETM (+) path/row : 121/065, dengan tanggal akuisisi 15 Agustus 2003 dan 2 Agustus 2013 dan citra satelit google earth wilayah PT. Indocement Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat tahun 2003 dan tahun 2013. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer yang dilengkapi dengan paket Sistem Informasi Geografis dengan software Erdas Imagine 9.1, ArcGIS 9.3, Google Earth, Microsoft Office 2007, Global Positioning System (GPS), dan kamera digital. Prosedur Analisis Data Pengolahan Citra Satelit Google Earth Menjadi Peta Tutupan Lahan Citra satelit penampakan PT. Indocement Palimanan tahun 2003 didapatkan dari bagian pemetaan PT. Indocement dan citra satelit tahun 2013 diunduh dari google earth. Citra tersebut diolah dalam proses digitasi on screen dengan software ArcGIS 9.3 dengan titik acuan data GPS yang didapatkan dari observasi lapang. Digitasi on screen adalah kegiatan memasukkan data ke dalam software arcGIS yang dilakukan dengan mendeliniasi secara langsung pada layer (on screen) untuk feature yang berbentuk polygon, sehingga menghasilkan beberapa tutupan lahan untuk setiap informasi tematik berbeda yang akan digunakan sebagai data base dan disimpan sebagai satu kesatuan. Pengolahan Citra Landsat untuk Estimasi Suhu Permukaan Estimasi suhu permukaan dilakukan menggunakan software ERDAS imagine 9.1. Kemudian dibangun sebuah model untuk mengkonversi nilai pixel atau DN (Digital Number) citra menjadi nilai spektral radiasi. Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk membangun model tersebut (USGS 2002). CVrl = (
πΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏ βπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏ
ππππππππ max β ππππππππ ππππππ
CVrl Lmin Lmax QCAL QCAL min QCAL max
= = = = = =
) x (QCAL β QCAL min) + Lmin
Nilai Radiasi Radiasi spektral terhadap QCAL min Radiasi spektral terhadap QCAL max Nilai Digital Citra (Digital Number ) 1 (LGS Product); 0 (NPLAS Product) Nilai Pixel Manual (255)
4
Rumus untuk membangun model tersebut untuk landsat 8 adalah sebagai berikut (USGS 2013). LΞ» = ML Qcal + AL LΞ» ML Qcal AL
= = = =
Nilai Radiasi (Watts/(m2*srad*Β΅m)) Faktor pengkali spesifik band thermal Nilai digital citra spesifik band thermal Faktor penambah spesifik band thermal
Setelah diketahui spektral radiasinya kemudian dilakukan konversi spektral radiasi tersebut menjadi suhu permukaan dengan rumus seperti berikut (USGS 2002) dengan konstanta yang terdapat pada Tabel 1.
T= T K2 K1 LΞ»
: Suhu Permukaan : Konstanta (Kelvin) : Konstanta (W/(m2*ster*Β΅m)) : Spektral Radiasi
πΎπΎ2
πΎπΎ1 ln ( πΏπΏ + 1) Ξ»
Tabel 1 Konstanta K1 dan K2 untuk Landsat 7/ETM dan Landsat 8 Satelit K1 (W/(m2*ster*Β΅m)) K2 (Kelvin) Landsat 7 666.09 1282.71 Landsat 8 774.89 1321.08 Sumber : USGS (2002) dan Metadata Landsat 8
Peran Vegetasi Tinggi (Pohon) dalam Pengendalian Suhu Permukaan Peran pohon dalam mengendalikan suhu permukaan dapat dilihat dari kontribusi luasan tutupan vegetasi tinggi terhadap suhu permukaan yang ada di wilayah PT. Indocement dan rataan suhu permukaan tiap tipe tutupan lahan. 1. Kontribusi Luasan Tutupan Lahan Terhadap Suhu Permukaan Data kontribusi luasan tutupan lahan terhadap suhu permukaan diperoleh dari hasil intersect, salah satu fitur analisis dalam arcGIS 9.3, antara polygon tutupan lahan dan suhu permukaan yang telah di reclassify. Intersect adalah penggabungan dua atau lebih peta yang mempunyai koordinat dengan proyeksi yang sama untuk mengetahui informasi dari penggabungan informasi yang dibawa oleh masing-masing peta. Dalam penelitian ini peta yang dlakukan intersect adalah peta tutupan lahan dan peta distribusi suhu permukaan. Reclassify adalah proses klasifikasi data raster yang memiliki nilai sebaran untuk memudahkan pengguna dalam menganalisis. 2. Rataan Suhu Permukaan Tiap Tipe Tutupan Lahan Data rataan suhu diperoleh dari data luasan tutupan lahan terhadap suhu permukaan yang dimasukkan kedalam rumus mean sebagai berikut.
5
xΜ
x f n
xΜ
=
β(π₯π₯ . ππ) ππ
= suhu rata-rata tutupan lahan = titik tengah selang suhu permukaan tutupan lahan = presentase luasan tutupan lahan pada suhu permukaan = jumlah presentase luasan tutupan lahan pada suhu permukaan
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Letak dan Luas PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. bagian Cirebon terletak di jalan utama provinsi yang menghubungkan Bandung dengan Cirebon, dengan daerah administratif Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pabrik ini terletak di dalam daerah campuran industri (industri masyarakat berskala kecil), perumahan dan pertanian. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. bagian Cirebon memiliki lahan seluas 522 Ha, dengan pembagian 160 Ha digunakan untuk plant site, 132 Ha digunakan untuk housing, dan 230 Ha digunakan untuk quarry. Secara umum lahan pabrik semen termasuk daerah pertambangan dan fasilitas pendukung berbatasan dengan daerah-daerah tertentu. Yaitu : a. Utara : Jalan utama Palimanan (jalan provinsi) b. Timur : Desa Gempol c. Selatan : Desa Cikeusal d. Barat : Daerah hutan, Desa Walahar. Kondisi Iklim Kondisi meteorologi direkam di stasiun pemantauan iklim Jatiwangi. Data yang terekam menunjukkan bahwa kisaran suhu dari 25 β 26 0C direkam pada bulan-bulan basah (Oktober sampai dengan April) dan 22 β 28 0C direkam pada bulan-bulan kering (Mei sampai dengan September). Rata-rata curah hujan yang direkam antara tahun 1984 sampai dengan 1994 untuk bulan-bulan basah dan kering masing-masing adalah 384 mm dan 74 mm. Arah angin pada bulan-bulan basah sebagian besar ke arah utara, selatan dan timur, dan selama bulan-bulan kering ke arah selatan, tenggara dan barat. Kondisi Topografi Kondisi topografi di wilayah pabrik adalah rata dengan kemiringan permukaan kurang dari 50. Di sebelah Selatan Pabrik, topografi dipengaruhi oleh Bukit Kramang yang memiliki ketinggian 587 m di atas permukaan laut.
6
Kondisi Geologi Kondisi geologi di sekitar pabrik adalah adanya formasi tanah liat Kaliwangu dan tuff sebagai hasil dari letusan Gunung Ceremai. Formasi tanah liat dengan ketebalan lebih dari 10 meter dan kemiringan ke arah barat daya diketahui bersinggungan dengan formasi batu kapur. Singgungan tanah liat ini ditemukan pada ketinggian yang berbeda, lebih tinggi daripada aliran-aliran air yang ditemukan di dalam bukit batu kapur. Struktur-struktur geologi utama yang ditemukan di dalam lahan Cirebon adalah: a. Irisan yang membujur arah barat laut ke tenggara terletak di sebelah timur formasi bukit batu kapur. b. Irisan yang membujur arah barat daya ke timur laut terletak di sebelah Barat formasi bukit batu kapur. c. Anticline yang membujur arah barat laut ke tenggara terletak di tengah formasi batu kapur. Penutupan Lahan PT. Indocement Palimanan Interpretasi data citra dilakukan dengan digitasi on screen pada arcGIS 9.3 dan menghasilkan 6 kelas tutupan lahan dengan luas penutupan lahan berdasarkan pengolahan citra diperoleh luas wilayah PT. Indocement Palimanan adalah 500 Ha. Tutupan lahan di PT. Indocement terdiri dari : 1.
Lahan Terbangun Tipe penutupan lahan berupa lahan terbangun di PT. Indocement meliputi bangunan pabrik, kantor, housing dan bangunan lainnya (Gambar 2) dengan pengambilan titik GPS data lapang pada Lampiran 7. Klasifikasi citra untuk tipe penutupan lahan terbangun yang dicirikan dengan warna merah (Gambar 10).
Gambar 2 Tutupan lahan berupa lahan terbangun 2.
Vegetasi tinggi (Pohon) Kategori tutupan vegetasi tinggi di PT. Indocement merupakan penutupan lahan yang berupa tegakan pohon di wilayah pabrik, sekitar pabrik dan hutan alam di Bukit Blindis (Gambar 3) dengan pengambilan titik GPS data lapang dapat dilihat pada Lampiran 8. Klasifikasi citra untuk tipe tutupan lahan RTH dicirikan dengan warna hijau (Gambar 10).
7
Gambar 3 Tutupan lahan berupa vegetasi tinggi 3.
Lahan terbuka Kategori tutupan lahan lahan terbuka di PT. Indocement merupakan penutupan lahan yang berupa hamparan lahan dengan kondisi tidak bervegetasi seperti lahan tambang, lapangan, dan tanah gundul (Gambar 4) dengan pengambilan titik GPS data lapang dapat dilihat pada Lampiran 9. Klasifikasi citra untuk tipe tutupan lahan terbuka dicirikan dengan warna kuning (Gambar 10).
Gambar 4 Tutupan lahan berupa lahan terbuka 4.
Semak Kategori tutupan lahan semak di PT. Indocement merupakan penutupan lahan yang berupa semak belukar, rumput-rumput liar dan tanaman perdu (Gambar 5) dengan pengambilan titik GPS pada Lampiran 10. Klasifikasi citra untuk tipe tutupan lahan semak dicirikan dengan warna oranye (Gambar 10).
Gambar 5 Tutupan lahan berupa semak
8
5.
Sawah Kategori tutupan lahan sawah di PT. Indocement merupakan penutupan lahan yang berupa lahan pertanian (Gambar 6) dengan pengambilan titik GPS pada Lampiran 11. Klasifikasi citra untuk tipe tutupan lahan sawah dicirikan dengan warna abu-abu (Gambar 9).
Gambar 6 Tutupan lahan berupa sawah 6.
Badan air Kategori tutupan lahan badan air di PT. Indocement merupakan penutupan lahan yang berupa danau, sungai, pemandian air panas serta air limpasan sisa proses pendinginan di pabrik (Gambar 7) dengan pengambilan titik GPS data lapang pada Lampiran 12. Klasifikasi citra untuk tipe tutupan lahan badan air dicirikan dengan warna biru (Gambar 9).
Gambar 7 Tutupan lahan berupa badan air Perubahan Luas Penutupan Lahan Tahun 2003 dan 2013 Perubahan penutupan lahan merupakan keadaan suatu lahan yang karena manusia mengalami kondisi yang berubah pada waktu yang berbeda (Lillesand and Kiefer 1990). Deteksi perubahan mencakup penggunaan fotografi udara berurutan diatas wilayah tertentu dari fotografi tersebut peta penggunaan lahan untuk setiap waktu dapat dipetakan dan dibandingkan (Lo 1995). Campbell (1983) dalam Lo (1995) menambahkan bahwa peta perubahan lahan antara dua periode waktu biasanya dapat dihasilkan.
9
Hasil klasifikasi citra dari google earth area PT. Indocement, Palimanan tahun 2003 dan 2013 dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan gambar tersebut diperoleh data mengenai perubahan luasan wilayah berbagai tutupan lahan yang tersaji dalam Tabel 2. Tabel 2 Perubahan penutupan lahan PT.Indocement tahun 2003 dan 2013 Luas Tahun Luas Tahun Perubahan luas Kelas 2003 2013 No Klasifikasi Ha % Ha % Ha % 1 Lahan 19.50 3.90 21.70 4.34 2.20 0.44 terbangun 2 Vegetasi tinggi 95.20 19.04 102.35 20.47 7.15 1.43 3 Lahan terbuka 244.30 48.86 232.50 46.50 -11.80 -2.36 4 Semak 107.20 21.50 117.75 23.55 10.55 2.05 5 Sawah 21.00 4.20 13.70 2.74 -7.30 -1.46 6 Badan air 12.50 2.50 12.00 2.40 -0.50 -0.1 Jumlah 500.00 100.00 500.00 100.00 Keterangan : (+) Luas tutupan lahan meningkat, (-) Luas tutupan lahan menurun.
Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa telah terjadi perubahan penggunaan lahan untuk setiap tipe tutupan lahan dari tahun 2003 dan 2013. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan produksi dan kebijakan manajemen lingkungan yang berlaku di PT. Indocement, Palimanan. Pola perubahan lahan seperti dikutip oleh Meffe dan Carroll (1994) dalam Basuni (2003) terjadi akibat responnya terhadap pasar, teknologi, pertumbuhan populasi, kebijakan pemerintah degradasi lahan dan faktor sosial ekonomi lainnya. Perubahan lahan terbesar terdapat pada tutupan lahan berupa semak yang meningkat sebesar 10.55 Ha atau 2.05% dibandingkan dengan tahun 2003 (Tabel 2). Perubahan luas semak dipengaruhi adanya perubahan tutupan lahan berupa lahan terbuka yang ditumbuhi rumputrumput liar perintis. Selain itu juga adanya kebijakan manajemen lingkungan PT. Indocement yang menanam tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) di wilayah PT. Indocement, Palimanan yang hasilnya digunakan sebagai bahan bakar alternatif proses produksi. Perubahan penggunaan lahan yang besar juga terjadi untuk vegetasi tinggi yaitu sebesar 7.15 Ha atau 1.43% dibandingkan dengan tahun 2003 (Tabel 2). Perubahan ini membuktikan bahwa adanya komitmen dari Manajemen PT. Indocement dalam upaya menjaga kestabilan ekologi. Adapun besar luas konversi tutupan lahan menjadi vegetasi tinggi dan semak periode 2003 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 3.
10
Tabel 3 Luas konversi tutupan lahan menjadi semak dan lahan pepohonan di PT. Indocement, Palimanan periode tahun 2003 dan 2013 Konversi lahan menjadi tutupan lahan 2013 Tutupan lahan Semak RTH No 2003 Luas % Luas (Ha) % (Ha) 1 Lahan terbangun 0.99 0.84 2.29 2.23 2 Vegetasi tinggi 17.14 14.56 52.36 51.15 3 Lahan terbuka 47.07 39.97 22.70 22.18 4 Semak 41.59 35.32 24.05 23.49 5 Sawah 6.63 5.63 0.51 0.50 6 Badan air 4.33 3.68 0.46 0.45 Jumlah 117.75 100.00 102.35 100.00 Selama selang tahun 2003 hingga 2013 PT.Indocement Palimanan berusaha mengembangkan vegetasi tinggi (pohon) yang bertujuan untuk mewujudkan upaya menjaga kestabilan ekologi. Telah terjadi konversi lahan pada tahun 2003 menjadi tutupan lahan berupa semak dan lahan pepohonan pada tahun 2013. Berdasarkan data pada Tabel 3 lahan terbuka merupakan penyumbang luasan paling besar terhadap tutupan lahan berupa semak pada tahun 2013, yaitu sebesar 47.07 Ha. Hal ini disebabkan oleh adanya program CSR (Corporate Social Responsibility) berupa penanaman jarak pagar (Jathropa curcas) oleh PT. Indocement. Tutupan lahan berupa semak dan lahan terbuka merupakan penyumbang luasan terhadap vegetasi tinggi pada tahun 2013 paling besar dibandingkan tutupan lahan lain, yaitu secara berturut-turut 24.05 Ha dan 22.70 Ha. Hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan manajemen lingkungan PT. Indocement dengan program menanam pohon di lahan yang kosong dan di sekitar pabrik. Berbeda dengan perubahan luas tutupan lahan semak dan vegetasi tinggi yang mengalami kenaikan jumlah luasan, luas lahan terbuka mengalami penurunan luasan sebesar 11.8 Ha atau 2.36%. Hal ini disebabkan oleh lahan terbuka pada tahun 2003 telah dikembangkan menjadi beberapa tutupan lahan lain pada tahun 2013, dengan konversi terbesar adalah perubahan lahan terbuka menjadi tutupan lahan berupa semak yaitu sebesar 47.07 Ha (Gambar 8). Konversi lahan terbuka menjadi sawah merupakan konversi terkecil yaitu 0.42 Ha. Hal ini disebabkan oleh kondisi tanah yang kurang sesuai untuk menjadi sawah. 50 40 30 20 10 0 Lahan Vegetasi terbangun
Semak
Sawah
Badan Air
Gambar 8 Grafik luas konversi lahan terbuka menjadi tutupan lahan lain
Gambar 9 Peta tutupan dan penggunaan lahan PT.Indocement tahun 2003 dan 2013 11
12
Perubahan Suhu Permukaan Tahun 2003 dan 2013 Perubahan suhu permukaan di wilayah PT. Indocement Palimanan dapat dilihat pada Gambar 10. Secara keseluruhan data suhu permukaan tahun 2003 dan 2013 tidak dapat dibandingkan karena adanya perbedaan kualitas citra. pada tahun 2003 terdapat stripping atau garis yang terjadi karena kerusakan satelit perekam citra. Pada tahun 2013 tidak terdapat stripping karena satelit perekaman citra telah diperbaiki. Hal ini menyebabkan perbedaan keutuhan data suhu permukaan wilayah PT. Indocement, Palimanan pada tahun 2003 dan 2013. Data suhu permukaan yang dapat dibandingkan adalah perubahan selang suhu permukaan pada tahun 2003 dan 2013, yang mengalami penurunan selang sebesar 1.27 0C (Tabel 4). Tabel 4 Selang suhu permukaan di PT.Indocement palimanan periode tahun 2003 sampai 2013 Suhu permukaan ( 0C ) No Tahun Selang Min Max 1 2003 23.70 32.38 8.68 2 2013 24.59 32.00 7.41 Penurunan selang suhu permukaan di PT. Indocement disebabkan oleh adanya kenaikan batas bawah suhu permukaan serta penurunan batas atas suhu permukaan. Kenaikan batas bawah suhu permukaan disebabkan oleh adanya peningkatan luas lahan terbangun sebesar 2.20 Ha. Karakteristik penutupan pada lahan terbuka, lahan terbangun dan tak bervegetasi sebagian besar energi yang diterimanya langsung digunakan untuk memanaskan udara sehingga banyak dari radiasinya digunakan untuk memanaskan atmosfer (Fajri 2011). Selain peningkatan luasan lahan terbuka, naiknya suhu permukaan batas bawah disebabkan oleh aktivitas manusia, dalam hal ini adalah aktivitas industri semen di wilayah pabrik PT. Indocement. Aktivitas industri semen memiliki residu berupa CO2 yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang berpotensi menyebabkan efek pulau bahang di kawasan PT. Indocement. Hal lain yang menyebabkan kenaikan suhu permukaan batas bawah adalah adanya efek dari pemanasan global. Menurut IPCC, rata-rata kenaikan suhu permukaan bumi berada pada kisaran 1.4 β 5.8 0C (IPCC 2002). Penurunan batas atas suhu permukaan sebesar 0.38 0C (Tabel 4), disebabkan oleh adanya peningkatan luasan lahan pepohonan dan semak. Heksaputri (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan suhu permukaan yang diakibatkan oleh penurunan luas ruang terbuka hijau (RTH). Jika mengacu pada pernyataan Heksaputri dan vegetasi tinggi (pohon) dan semak merupakan bagian dari RTH, maka dapat dikatakan bahwa penurunan batas atas suhu permukaan di wilayah PT. Indocement disebabkan oleh adanya pengaruh positif dari peningkatan luasan lahan pepohonan. Hal ini mengindikasikan bahwa manajemen lingkungan yang dilakukan oleh PT. Indocement dengan menambah jumlah luasan lahan pepohonan berhasil menurunkan batas atas suhu permukaan di wilayah PT. Indocement.
13
Gambar 60 Peta perubahan suhu permukaan PT. Indocement tahun 2003 dan 2013 13
14
Peran Vegetasi Tinggi dalam Mengendalikan Suhu Permukaan Peran vegetasi tinggi dalam mengendalikan suhu permukaan dapat dilihat dari kontribusi luasan vegetasi tinggi terhadap suhu permukaan yang ada di wilayah PT. Indocement dan rataan suhu permukaan tiap tipe tutupan lahan. Kontribusi Luasan Vegetasi Tinggi Terhadap Suhu Permukaan Kontribusi luasan tutupan lahan terhadap suhu permukaan adalah kontribusi luasan tutupan lahan pada luasan area berdasarkan kelas suhu permukaan yang dihasilkan. Data kontribusi luas tutupan lahan berdasarkan tingkat suhu permukaan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Kontribusi luasan tutupan lahan terhadap suhu permukaan di PT.Indocement, Palimanan
Tutupan lahan
Luas tutupan lahan (%) Lahan terbangun Vegetasi tinggi Lahan terbuka Semak Sawah Badan air Jumlah
Suhu permukaan ( 0C ) 2425
25-26 26-27
0.0
0.0
95.3 0.0 4.7 0.0 0.0 100.0
73.1 6.2 17.7 0.0 3.1 100.0
2728
28-29
29-30
1.9
2.3
14.3
26.3
29.8 18.2 25.9 41.3 29.1 33.7 7.1 3.7 8.1 1.2 100.0 100.0
10.2 67.2 20.0 0.0 0.4 100.0
10.5 69.0 5.6 0.0 0.6 100.0
8.7 64.0 0.7 0.0 0.3 100.0
0.1
>30
Vegetasi tinggi berkontribusi besar pada area dengan kelas suhu permukaan 24 β 25 0C, yaitu sebesar 95.3% dari total area dengan kelas suhu permukaan tersebut (Tabel 5). Vegetasi tinggi juga berkontribusi besar pada area dengan kelas suhu permukaan 25 β 26 0C dan 26 β 27 0C, dengan nilai kontribusi secara berturut-turut sebesar 73.1% dan 29.8%. Hal ini menunjukan bahwa tutupan vegetasi tinggi memiliki kontribusi besar terhadap luasan suhu permukaan < 27 0C. Lahan terbuka mendominasi kontribusi luasan pada kelas suhu permukaan 27 - 28 0C, 28 - 29 0C, 29 - 30 0C dan > 30 0C, dengan nilai kontribusi secara berturut-turut sebesar 41.3%, 67.2%, 69.0% dan 64.0%. Hal ini menunjukkan bahwa lahan terbuka memiliki kontribusi besar terhadap luasan pada suhu permukaan > 27 0C, lebih tinggi jika dibandingkan hasil kontribusi pada tutupan lahan berupa vegetasi tinggi. Data ini menunjukkan peranan dari tutupan vegetasi tinggi dalam menghasilkan wilayah dengan suhu permukaan yang relatif lebih rendah dari 27 0C. Suhu Permukaan Rata-Rata Tiap Tipe Tutupan Lahan Suhu permukaan rata-rata yang dimiliki oleh masing-masing tipe tutupan lahan adalah rataan suhu permukaan yang dihasilkan oleh tutupan lahan yang sama. Hal tersebut menggambarkan secara nyata kecenderungan suhu permukaan yang dihasilkan dari reflektansi energi cahaya matahari oleh tiap tutupan lahan, sehingga dapat memperlihatkan peran dari tiap tutupan lahan dalam mengendalikan suhu permukaan.
15
No. 1 2 3 4 5 6
Tabel 6 Suhu permukaan rata-rata tiap tipe tutupan lahan di PT. Indocement Tutupan lahan Suhu permukaan rata-rata ( 0C ) Lahan terbangun 29.9 Vegetasi tinggi 25.9 Lahan terbuka 28.8 Semak 27.1 Sawah 26.9 Badan air 26.6
Lahan terbangun dan lahan terbuka menjadi tutupan lahan yang menghasilkan suhu permukaan tinggi, yaitu secara berturut-turut adalah 29.9 0C dan 28.8 0C (Tabel 6) dengan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 3. Data ini menunjukkan kecenderungan lahan terbuka dan lahan terbangun menghasilkan suhu yang relatif tinggi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Fajri (2011) bahwa karakteristik penutupan pada lahan terbuka dan tak bervegetasi sebagian besar energi yang diterimanya digunakan untuk memanaskan udara sehingga banyak dari radiasinya digunakan untuk memanaskan atmosfer. Tutupan vegetasi tinggi memiliki suhu permukaan rata-rata paling rendah, yaitu 25.9 0C (Tabel 6) dengan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Hal ini menunjukkan bahwa vegetasi tinggi secara nyata memiliki kecenderungan menghasilkan suhu permukaan yang relatif rendah. Tutupan lahan berupa badan air, sawah dan semak juga memiliki suhu permukaan rata-rata yang rendah, yaitu secara berturut-turut 26.6 0C, 26.9 0C dan 27.1 0C (Tabel 6) dengan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 6, Lampiran 5 dan Lampiran 4. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fracillia (2007) yang mengatakan bahwa pada tutupan lahan berupa ruang terbuka hijau (RTH) dan permukaan air sebagian energi radiasi matahari diserap dan dimanfaatkan untuk menguapkan air dari jaringan tumbuhan (transpirasi) atau langsung dari permukaan air atau permukaan padat yang mengandung air (evaporasi). Sawah, semak dan vegetasi tinggi merupakan bentuk dari RTH, tetapi vegetasi tinggi lebih efektif dalam menghasilkan suhu permukaan yang lebih rendah. Data ini menunjukkan peranan dari vegetasi tinggi yang menghasilkan suhu permukaan rata-rata di wilayah PT. Indocement yang relatif rendah, yaitu 25.9 0C.
16
16
Gambar 11 Peta tutupan lahan berdasarkan suhu permukaan di PT. Indocement tahun 2013
17
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Perubahan tata guna lahan periode tahun 2003 dan 2013 berdasarkan hasil interpretasi di PT. Indocement, Palimanan Cirebon terjadi secara signifikan pada tutupan vegetasi tinggi, semak dan lahan terbuka. Vegetasi tinggi dan semak mengalami penambahan luasan berturut-turut sebesar 7.2 Ha dan 10.6 Ha, sedangkan penurunan luasan lahan terbuka sebesar 11.8 Ha. Penambahan luasan vegetasi tinggi dan semak serta penurunan lahan terbuka berdampak pada menurunnya suhu permukaan batas atas di PT. Indocement sebesar 0.4 0C. Peran vegetasi tinggi (pohon) di PT. Indocement, Palimanan Cirebon adalah berkontribusi dalam menciptakan suhu permukaan rata-rata sebesar 25.9 0C yang relatif lebih rendah dibandingkan suhu permukaan pada tutupan lahan lain. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi luasan vegetasi tinggi yang mendominasi pada luasan suhu permukaan dengan kelas 24 - 25 0C, 25 - 26 0C, dan 26 - 27 0C. Saran 1. 2.
Perlu meningkatkan kualitas tutupan vegetasi tinggi dengan melakukan penelitian mengenai sebaran dan bentuk vegetasi pohon di PT. Indocement. Meningkatkan kuantitas tutupan vegetasi tinggi dengan melakukan penanaman pohon pada lahan tak terpakai.
DAFTAR PUSTAKA Basuni S. 2003. Inovasi Institusi Untuk Meningkatkan Kinerja Daerah Penyangga Kawasan Konservasi (Studi Kasus di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat) [Disertasi]. Bogor (ID): Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor Fajri PYN. 2011. Pemodelan Pengaruh Jarak Jangkau Ruang Terbuka Hijau Terhadap Suhu Permukaan di Perkotaan (Studi Kasus : Kota Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID): Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Fracillia L. 2007. Analisis Korelasi Ruang Terbuka Hijau dan Temperatur Permukaan dengan SIG dan Penginderaan Jauh (Studi Kasus: DKI Jakarta) [Tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Heksaputri SF. 2011. Rencana Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Distribusi Suhu Permukaan dan Temperature Humidity Index (THI) di Kabupaten Bandung. [Skripsi]. Bogor (ID): Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor [IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2002. Climate Change and Biodiversity. IPCC Technical Paper. 5. 1-2
18
Lillesand TM, Kiefer RW. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Terjemahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Lo CP. 1995. Penginderaan Jauh Terapan. Jakarta: Universitas Indonesia Press [USGS] United States Geological Survey. 2002. Landsat 7 Data User Handbook. America; USGS [USGS] United States Geological Survey.2013. Using The USGS Landsat 8 Product [Internet]. [diacu 2013 Desember 12]. Tersedia dari: http://landsat.usgs.gov/Landsat8_Using_Product.
19
Lampiran 1 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada lahan terbangun Selang suhu permukaan (x) Persentase luasan lahan (f) x.f xΜ
24-25 0.00 0.00 25-26 0.00 0.00 26-27 0.08 2.01 27-28 1.90 52.17 29.9 28-29 2.32 66.03 29-30 14.34 423.03 30-31 26.33 802.96 44.96 1346.20 Jumlah Lampiran 2 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada vegetasi tinggi Selang suhu permukaan (x) Persentase luasan lahan (f) x.f 24-25 95.26 2333.86 25-26 73.08 1863.59 26-27 29.80 789.78 27-28 18.18 499.85 28-29 10.19 290.37 29-30 10.50 309.81 30-31 8.66 264.04 245.67 6351.30 Jumlah Lampiran 3 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada lahan terbuka Selang suhu permukaan (x) Persentase luasan lahan (f) x.f 24-25 0.00 0.00 25-26 6.15 156.73 26-27 25.87 685.45 27-28 41.30 1135.84 28-29 67.16 1914.04 29-30 69.04 2036.76 30-31 64.04 1953.16 273.56 7881.97 Jumlah Lampiran 4 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada semak Selang suhu permukaan (x) Persentase luasan lahan (f) x.f 24-25 4.74 116.14 25-26 17.68 450.74 26-27 29.05 769.72 27-28 33.72 927.32 28-29 19.98 569.38 29-30 5.57 164.23 30-31 0.65 19.89 111.38 3017.43 Jumlah
xΜ
25.9
xΜ
28.8
xΜ
27.1
20
Lampiran 5 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada sawah Selang suhu permukaan (x) Persentase luasan lahan (f) 24-25 0.00 25-26 0.00 26-27 7.09 27-28 3.74 28-29 0.00 29-30 0.00 30-31 0.00 10.83 Jumlah
x.f 0.00 0.00 187.85 102.85 0.00 0.00 0.00 290.70
Lampiran 6 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada badan air Selang suhu permukaan (x) Persentase luasan lahan (f) x.f 24-25 0.00 0.00 25-26 3.10 78.94 26-27 8.12 215.19 27-28 1.16 31.97 28-29 0.36 10.18 29-30 0.55 16.17 30-31 0.33 9.95 13.61 362.39 Jumlah Lampiran 7 Data GPS pada lahan terbangun di PT. Indocement Titik koordinat (meter) Titik X Y 1 213,578.94 9,257,654.30 2 213,372.39 9,258,114.01 3 213,064.62 9,258,396.64 4 213,114.54 9,258,212.46 5 212,899.38 9,258,054.11 Lampiran 8 Data GPS pada vegetasi tinggi di PT. Indocement Titik koordinat (meter) Titik X Y 1 213,649.172 9,257,687.472 2 213,437.454 9,257,740.832 3 211,865.848 9,257,400.521 4 213,208.164 9,258,227.488 5 212,297.246 9,257,885.869
xΜ
26.9
xΜ
26.6
21
Lampiran 9 Data GPS pada lahan terbuka di PT. Indocement Titik koordinat (meter) Titik X Y 1 212,911.982 9,258,418.214 2 213,666.464 9,257,362.173 3 213,304.686 9,257,807.490 4 213,121.489 9,258,399.617 5 213,345.488 9,257,910.627
Lampiran 10 Data GPS pada semak di PT. Indocement Titik koordinat (meter) Titik X Y 1 213,449.430 9,257,835.366 2 213,281.914 9,256,869.734 3 213,577.585 9,257,289.235 4 213,247.790 9,258,169.411 5 212,655.480 9,258,266.475 Lampiran 11 GPS pada sawah di PT. Indocement Titik koordinat (meter) Titik X Y 1 213,504.734 9,257,467.287 2 213,459.156 9,257,458.211 3 213,404.681 9,257,452.968 4 213,426.791 9,257,650.035 5 213,255.272 9,257,529.914 Lampiran 12 Data GPS pada badan air di PT. Indocement Titik koordinat (meter) Titik X Y 1 213,018.366 9,257,566.216 2 213,264.128 9,256,938.498 3 213,271.453 9,256,957.495 4 213,132.657 9,256,818.660 5 213,168.475 9,257,421.496
22
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di DKI Jakarta pada tanggal 28 Juli 1990 dari ayah bernama Andreas Agus Purwanto dan ibu Anastasia Emerentiana Kurniana Hartati. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis mengawali pendidikan di TK Mater Dei Tangerang Selatan. Penulis melanjutkan pendidikannya hingga SMA di sekolah dengan yayasan yang sama yaitu SD SMP - SMA Mater Dei Tangerang Selatan. Melalui Ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Penulis berhasil masuk ke Institut Pertanian Bogor (IPB) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE), Fakultas Kehutanan. Penulis selama bersekolah aktif berorganisasi antara lain menjadi Kapten Sepak Bola di SMA Mater Dei tahun 2007 - 2008. Selain aktif di sekolah, penulis juga aktif di kegiatan gereja (keagamaan) antara lain menjadi Ketua Misdinar dua periode tahun 2008 - 2010 dan 2011 - 2013. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis merupakan anggota UKM Music Agricultural Xpresion (MAX!!) dan juga menjadi anggota pendamping (Asisten) Agama Katolik IPB. Penulis dalam menjalani pendidikan di DKSHE juga merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Konservasi (HIMAKOVA) Kelompok Fotografi Konservasi (FOKA). Penulis pernah melaksanakan praktek dan kegiatan lapangan antara lain Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Kamojang dan Sancang Timur pada tahun 2010. Selain itu, penulis juga pernah mengikuti Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Jawa Barat, pada tahun 2011, serta Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi pada tahun 2012. Penulis menyelesaikan skripsi dengan judul βPeran Ruang Terbuka Hijau dalam Pengendalian Suhu Permukaan di PT. Indocement, Palimanan Cirebonβ dibawah bimbingan Dr Ir Siti Badriyah Rushayati, MSi dan Dr Ir Rachmad Hermawan, MScF sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan IPB.