i
DAMPAK PEMBANGUNAN TOL CIKOPOPALIMANAN TERHADAP KONDISI MATA PENCAHARIAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA TEGALKARANG, PALIMANAN, CIREBON
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : Muhammad Ikrom Rosyidin NIM 1112015000098
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
i
ii
iii
iv
v
i
ABSTRAK Muhammad Ikrom Rosyidin (NIM: 1112015000098). Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan Terhadap Kondisi Mata Pencaharian dan Pendapatan Di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing I. Andri Noor Ardiansyah, M.Si. Pembimbing II. Anissa Windarti, M.Sc. Pada Proyek Pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan ini ada salah satu desa yang terkena proyek pembangunan jalan tol tersebut. Nama desanya adalah Desa Tegalkarang. Di Desa Tegalkarang tersebut terdapat sekitar 187 Meter lahan yang dibebaskan untuk kegiatan pembangunan jalan tol tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap kondisi mata pencaharian dan pendapatan di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon dengan menggunakan pendekatan campuran yang terdiri dari metode deskriptif kualitatif dan metode deskriptif kuantitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara dan angket. Analisis data dilakukan dengan memberikan penjelasan terhadap data yang telah dikumpulkan dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan jalan tol CikopoPalimanan berdampak terhadap kondisi mata pencaharian dan pendapatan. Dalam kondisi mata pencaharian, tidak adanya penambahan jenis mata pencaharian baru yang ada di Desa Tegalkarang, namun adanya perubahan kuantitas dari beberapa mata pencaharian yang ada. Sedangkan kondisi pendapatan, terjadi penurunan pendapatan lebih dominan yang dirasakan oleh responden yang berada di Desa Tegalkarang setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Kata kunci: Pembangunan Jalan Tol, Mata Pencaharian, Pendapatan.
i
ii
ABSTRACT Muhammad Ikrom Rosyidin (1112018200002). The impact of the construction of the toll road, Cikopo Palimanan stone Against the conditions of Livelihood and income in the village of Tegalkarang sub-district of Cirebon district Palimanan stone. Essay. Education Social Science Faculty of Tarbiyah and teacher training. State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. Supervisor I. Andri Noor Ardiansyah M.Si. Supervisor II. Anissa Windarti, M.Sc. On the toll road construction project Cikopo-Palimanan stone is one of the villages affected by the toll road construction project, the name of the village is the village of Tegalkarang. In the village of Tegalkarang there are approximately 187 Metres of land that were released for the toll road construction activities. Therefore, This research aims to know the impact of the construction of the toll road, CikopoPalimanan stone stone against the eye condition and income to make ends meet in the village of Tegalkarang sub-district of Cirebon district Palimanan stone stone. This research was carried out in the village of Tegalkarang sub-district of Cirebon district Palimanan stone by using a mixed approach that consists of descriptive method of qualitative and quantitative descriptive methods. As for the data collection technique in the study done by holding observation, interview and question form. Data analysis was done by giving an explanation of the data that has been collected and drawn conclusions. The results showed that the construction of the toll road, Cikopo-Palimanan stone affect livelihood and income conditions. In conditions of livelihood, the absence of the addition of new types of livelihoods in the village Tegalkarang, but any change in the quantity of some existing livelihood. Whereas the conditions of income, there was a decrease in revenue more dominant perceived by respondents in the village of Tegalkarang after the construction of the toll road, Cikopo-Palimanan stone. Keywords: Construction of toll roads, Livelihoods, Income.
ii
iii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji serta syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan izin dan ridha-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan kepada seluruh umatnya yang mengikuti ajarannya sampai akhir zaman. Dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak-pihak yang sangat berjasa membantu peneliti baik berupa kebijakan, bimbingan moril maupun materil. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Penngetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan. 3. Andri Noor Ardiansyah, M.Si Dosen dan Annisa Windarti, M.Sc, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membimbing peneliti guna terselesaikannya skripsi ini. 4. Jakiatin Nisa, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing peneliti selama masa perkuliahan dan telah membantu peneliti dalam membuat skripsi. 5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini selesai. 6. Sodikin, M.Si yang telah memberikan bimbingan sehingga peneliti bisa membuat Peta Digital. 7. Kedua orang tua tercinta (Bpk H. Hasanudin dan Ibu Hj. Rosidah), Kakak serta (Muhammad Imron, Muhammad Ikhlas S.Pd, Siti Hodijah S.Pd, Siti Khoiriyah S.Pd, dan Siti Kholilah, S.Pd) beserta kakak-kakak ipar saya yang
iii
iv
telah memberikan do’a dan terus memotivasi peneliti baik secara moril maupun materil sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik 8. Kepada Bpk Sunarto sebagai Kepala Seksi Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tegalkarang yang telah membantu peneliti dalam perizinan penelitian. 9. Sahabat Peneliti di Cirebon, Saudari Ela Fitria yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu peneliti untuk mengambil data dilapangan. 10. Sahabat-sahabat peneliti The Lobby Amar Rasyidillah, Fajar Juliaman, Fakhurrozi, Mochammad Wildan SR, Dina Khairunnisa, Dessy, Hajar, Laelatussa’diyah, Nisa Kusuma Wardhani dan Nuning Yulistika S.Pd. yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi. 11. Kepada Nurlela S.Pd, Winda Septi Kusuma S.Pd, Sheila Muria Prihatini S.Pd, Nurwidi Oktaria, yang telah membantu dalam bertukar pemikiran dan pendapatnya kepada peneliti. 12. Kepada keluarga besar pendidikan IPS angkatan 2012. 13. Kepada Geografi Angkatan 2013. 14. Seluruh teman-teman HMJ P.IPS 2013-2015 yang telah memberikan banyak pengalaman, dan juga ilmu kepada peneliti. 15. Semua pihak yang ikut membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga semua dorongan, bantuan, dan bimbingannya yang telah diberikan, dicatat sebagai amal baik dan diterima oleh Allah SWT, Aamiin. Jakarta, 10 Januari 2017
Muhammad Ikrom Rosyidin
iv
v
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI UJI REFERENSI SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH ABSTRAK ................................................................................................................................ i ABSTRACT............................................................................................................................. ii KATA PENGANTAR............................................................................................................ iii DAFTAR ISI ........................................................................................................................... v DAFTAR TABEL ................................................................................................................ viii DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah.............................................................................................. 6 C. Pembatasan Penelitian .......................................................................................... 7 D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 7 E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8 F. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 10
A. Pembangunan Jalan Tol..................................................................................... 10
v
vi
1. Pembangunan ................................................................................................ 10 2. Jalan Tol ........................................................................................................ 24 3. Jalan Tol Cipali.............................................................................................. 28 B. Kondisi Mata Pencaharian dan Pendapatan ...................................................... 29 1. Mata Pencaharian .......................................................................................... 29 2. Pendapatan ..................................................................................................... 32 C. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................... 37 D. Kerangka Berfikir .............................................................................................. 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 47
A. Lokasi dan Waktu penelitian ............................................................................. 47 B. Metode Penelitian .............................................................................................. 49 C. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 50 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 52 E. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 54 F. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................... 60
A. Profil Daerah ..................................................................................................... 60 1. Kondisi Umum Daerah Penelitian ................................................................. 60 2. Kondisi Penduduk Daerah Penelitian ............................................................ 60 B. Hasil Penelitian.................................................................................................. 61 1. Deskripsi Data Responden ............................................................................ 61 2. Data Observasi ............................................................................................... 66 3. Data Angket ................................................................................................... 71 4. Data Wawancara ............................................................................................ 75 C. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................................. 89
vi
vii
1. Kondisi Mata Pencaharian Masyarakat Akibat Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan................................................................................... 91 2. Kondisi Pendapatan Masyarakat Akibat Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan ......................................................................................... 95 D. Temuan Hasil Penelitian ................................................................................. 107 E. Keterbatasan Hasil Penelitian .......................................................................... 108 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................... 109
A. kesimpulan....................................................................................................... 109 B. Saran ................................................................................................................ 110 1. Saran-saran .................................................................................................. 110 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 112 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Panjang Jalan Tol Cikopo-Palimanan .......................................................... 2 Tabel 2.1 Beberapa Penelitian yang Relevan ............................................................. 44 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 48 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara .................................................................. 55 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket ......................................................................... 56 Tabel 3.4 Pedoman Observasi ..................................................................................... 57 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Daerah Penelitian ............... 60 Tabel 4.2 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin Di Daerah Penelitian ............. 62 Tabel 4.3 Tingkat Umur Responden Di Daerah Penelitian ........................................ 63 Tabel 4.4 Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Tegalkaran ...... 64 Tabel 4.5 Pekerjaan Utama ......................................................................................... 65 Tabel 4.6 Pekerjaan Utama Mata Pencaharian ........................................................... 72 Tabel 4.7 Pekerjaan Sampingan .................................................................................. 73 Tabel 4.8 Pendapatan Responden yang Terkena Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan ................................................................................................... 74 Tabel 4.9 Pendapatan Beserta Mata Pencaharian ....................................................... 99 Tabel 4.10 Mata Pencaharian Pedagang ................................................................... 100 Tabel 4.11 Mata Pencaharian Petani ......................................................................... 101 Tabel 4.12 Mata Pencaharian Pegawai Swasta ......................................................... 103 Tabel 4.13 Mata Pencaharian Lain-lain .................................................................... 104
viii
ix
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Grafik Perbandingan Antara Jumlah Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Di Daerah Penelitian Tahun 2016 .............................................................. 61 Grafik 4.2 Perbandingan Jenis Kelamin .................................................................... 62 Grafik 4.3 Kelompok Umur Responden ..................................................................... 64 Grafik 4.4 Mata Pencaharian Utama Di Desa Tegalkarang ........................................ 92 Grafik 4.5 Mata Pencaharian Sampingan Di Desa Tegalkarang ............................... 94 Grafik 4.6 Pendapatan Di Desa Tegalkarang .............................................................. 97 Grafik 4.7 Pedagang ................................................................................................. 100 Grafik 4.8 Petani ....................................................................................................... 102 Grafik 4.9 Pegawai Swasta ....................................................................................... 103 Grafik 5.1 Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Orang Sebelum Adanya Jalan Tol Cikopo-Palimanan .................................................................................... 109 Grafik 5.2 Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Orang Sesudah Adanya Jalan Tol Cikopo-Palimanan .................................................................................... 110
ix
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Palimanan ............................................... 47 Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian Melalui Google Maps ......................................... 48 Gambar 3.3 Strategi Embedded Konkuren ................................................................. 58 Gambar 4.1 Permukiman Penduduk Di Desa Tegalkarang ....................................... 67 Gambar 4.2 Persawahan Di Desa Lungbenda Berbatasan dengan Desa Tegalkarang 68 Gambar 4.3 Jalan Di Desa Tegalkarang...................................................................... 69 Gambar 4.4 Pedagang ................................................................................................. 70
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2
: Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3
: Instrumen Wawancara
Lampiran 4
: Instrumen Angket
Lampiran 5
: Instrumen Observasi
Lampiran 6
: Transkrip Wawancara
Lampiran 7
: Lembar Angket Penelitian
Lampiran 8
: Lembar Hasil Observasi
Lampiran 9
: Laporan Registrasi Penduduk
Lampiran 10
: Peta Administrasi Kecamatan Palimanan
Lampiran 11
: Dokumentasi Penelitian di Desa Tegalkarang
Lampiran 12
: Lembar Uji Referensi
xi
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2015, pemerintah Republik Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo melakukan peresmian sebuah jalan tol baru yang diberi nama Cipali atau kepanjangan dari Cikopo-Palimanan. Peresmian jalan tol Cipali ini dilakukan pada tanggal 13 Juni 2015 Menelusuri sejarah proyek jalan tol ini cukup panjang. Konsep ataupun ide untuk membangun jalan tol Cipali ini sudah ada sejak tahun 1996. Terbukti dengan adanya catatan dari Dinas Bina Marga Kabupaten Subang tahun 1996. Namun sayangnya proyek tersebut mandek akibat krisis moneter yang terjadi pada 1998.1 Di era presiden setelah Soeharto, pembangunan ini tidak direalisasikan. Kemudian baru pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau biasa dikenal SBY pembangunan jalan tol Cipali tersebut dijalankan, lebih tepatnya pada tahun 2011 dan pembangunan ini di bawah koordinasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan dikerjakan oleh PT. Lintas Marga Swadaya (LMS). Tol Cikopo-Palimanan ini merupakan tol terpanjang di pulau Jawa saat ini dengan panjang mencapai 116 kilometer yang menjadikan para pengguna jalan yang akan melewati tol tersebut dapat mengurangi waktu tempuh sekitar 40 menit dari pada melewati jalan Pantai Utara atau disebut Pantura. Jika diperinci ternyata pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan ini dibuat di atas lahan yang luasnya mencapai ±1.080,69 hektar. Tol ini melewati 5 kabupaten di Jawa aarat karta, Subang, Indram itu Kabupaten Purwaayu
1
Istianur, I.P. (2015), Perjalanan Pembangunan Tol Cipali Melewati 6 Era Kepemimpinan,(online). Tersedia: http://bisnis.liputan6.com/read/2254656/perjalanan-pembangunantol-cipali-melewati-6-era-kepemimpinan-ri (23 September 2015).
1
2
Majalengka dan Cirebon. Di Kabupaten Cirebon sendiri, tol ini melewati
Kecamatan Palimanan. Pembangunan tol ini terbagi dalam 6 seksi sebagai berikut: Tabel. 1.1 Panjang Tol Cikopo-Palimanan
No
Seksi
Panjang
1
Seksi I Cikopo-Kalijati
29,12 km
2
Seksi II Kalijati-Subang
9,56 km
3
Seksi III Subang-Cikedung
31,37 km
4
Seksi IV Cikedung-Kertajati
17,66 km
5
Seksi V Kertajati-Sumberjaya
14,51 km
6
Seksi VI Sumberjaya-Palimanan
14,53 km
Total
116,75 km
Sumber: http://infotol.org/2015/10/02/sejarah-singkat-jalan-tol-cikampek-palimanan/
Jalan tol Cikopo ini diharapkan dapat memperlancar kegiatan transportasi yang ada di pulau Jawa khususnya di Jawa Barat dan juga sebagai salah satu solusi untuk memecah kepadatan jalur Pantura pada saat adanya arus mudik lebaran dan arus balik. Namun ternyata dengan diresmikannya pembangunan jalan tol tersebut tidak lepas dari berbagai masalah yang timbul dengan adanya jalan tol Cikopo-Palimanan. Seperti tingginya tingkat kecelakaan yang ada di tol Cikopo-Palimanan tersebut. Salah satu contohnya adalah kecelakaan yang terjadi pada Minggu 5 Juli 2015 lalu sebuah minibus menabrak sebuah truk tangki, akibat kecelakaan tersebut merenggut 7 korban jiwa.2 Menurut Wakil
2
Pasca-Kecelakaan Maut, 9 Kiai Tahlil Bersama di Tol Cipali http://tv.liputan6.com/read/2268719/pasca-kecelakaan-maut-9-kiai-tahlil-bersama-di-tol-cipali, diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pukul 08.17 WIB
3
Gubernur Jawa Barat yaitu serangkaian kecelakaan yang terjadi di jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut murni karena faktor kelalaian manusia.3 Selain karena faktor kelalaian manusia yang mengakibatkan tingginya angka kecelakaan di jalan tol Cipali, faktor dari rute jalan tol Cipali yang lurus dan juga mulus. Menurut Wagub Jabar juga mengatakan “karena lurus itulah menjadi letih”.4 Walaupun sudah diresmikan namun ternyata fasilitas-fasilitas pendukung yang berada di jalan tol Cipali masih sangat minim. Seperti fasilitas rambu-rambu, marka jalan, penerangan jalan umum. Minimnya fasilitas tersebut pula yang menjadikan kekhawatiran karena dapat memicu rawan kecelakaan.5 Jalan tol Cikopo-Palimanan yang melewati Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka dan sampai Cirebon ini, diantaranya melewati lahan yang membentang membelah sawah sehingga para petani kesulitan untuk menuju ke lahan pertaniannya atau sawah karena tertutup jalan tol CikopoPalimanan tersebut. Sebagai contoh seperti masyarakat yang berada di wilayah Majalengka tepatnya di Desa Bongas Kulon para petani melakukan aksi demo “menuntut agar ada pengganti akses jalan menuju lahan pertanian mereka, yang kini tertutup oleh ruas tol Cikampek-Palimanan-Kertajati”.6 Potensi masalah lain dari pembangunan atau adanya tol yaitu harga tanah di sekitar jalan tol Cikopo-Palimanan menurut Indonesia Property Watch (IPW) bisa naik, peningkatan harga lahan tersebut dapat mempersulit Masyarakat 3
Kukuh Saokani, (2015), Wagub Jabar: Kecelakaan di Tol Cipali Karena Human Error http://news.liputan6.com/read/2267946/wagub-jabar-kecelakaan-di-tol-cipali-karena-human-error, diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pukul 08.54 WIB 4 Kukuh Saokani, (2015), Wagub Jabar: Kecelakaan di Tol Cipali Karena Human Error http://news.liputan6.com/read/2267946/wagub-jabar-kecelakaan-di-tol-cipali-karena-human-error, diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pada pukul 08.54 WIB 5 Yugi Prasetyo, (2015), Fasilitas Tol Cipali Masih Memprihatinkan, https://daerah.sindonews.com/read/1020026/151/fasilitas-tol-cipali-masih-memprihatinkan1435983439, diakses pada pukul 05 Maret 2017 pada pukul 09.22 WIB 6 Tati Purnawati, (2015), Bupati Majalengka Desak Pengelola Tol Penuhi Tuntutan Warga, http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2015/06/03/329677/bupati-majalengka-desak-pengelola-tolpenuhi-tuntutan-warga, diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pada pukul 09.47 WIB
4
Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk memiliki rumah.7 Sehingga para pemilik modal besar atau pengembang dapat tertarik membangun hunian atau perumahan di sekitar jalan tol Cikopo-Palimanan yang imbasnya yaitu mendirikan perumahan atau huniannya di lahan pertanian. Seperti yang di tuturkan oleh Ali Tranghada seorang Direktur Eksekutif IPW bahwa “jangan salahkan pengembang kalau bangun rumah di lahan pertanian, karena itu izin dari Pemerintah Daerah. Jadi masalah tata ruang dan perizinan mesti diperjelas”.8 Jika pembangunan itu terjadi di lahan pertanian, maka akan menjadikan para petani akan kehilangan lahan pertanian seperti sawah. Di wilayah lain yaitu di sekitaran jalan pantai utara Jawa atau yang biasa di kenal dengan Pantura. Muncul permasalahan baru yang timbul karena para pengguna jalan pribadi dan juga bus antar kota yang biasanya melewati jalur Pantura yang ingin pergi dari Banten, Jakarta, dan Jawa Barat, sekarang banyak yang lebih memilih menggunakan jalan tol Cikopo-Palimanan. Sehingga masalah yang timbul adalah menurunnya omzet atau pendapatan yang di peroleh para pedagang, rumah makan dan juga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di sepanjang jalur Pantura. Menurut humas Polri, penurunan omzet pedagang mencapai 50 persen dari tahun sebelum adanya jalan tol Cikopo-Palimanan.9 Data dari hasil survey Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPWBI) Cirebon yang mengungkapkan sedikitnya 70 persen usaha di jalur Pantura Cirebon mengalami gulung tikar menurut penuturan dari Budi Saharjo sebagai ketua tim survey dampak tol Cipali, bahkan 68-70 persen pengusaha restoran di 7
Fiki Ariyanti, (2015), Harga Tanah di Sekitar Tol Cipali Bisa Meroket 20 Persen http://bisnis.liputan6.com/read/2279767/harga-tanah-di-sekitar-tol-cipali-bisa-meroket-20-persen, diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pada pukul 10.13 WIB 8 Fiki Ariyanti, (2015), Harga Tanah di Sekitar Tol Cipali Bisa Meroket 20 Persen, http://bisnis.liputan6.com/read/2279767/harga-tanah-di-sekitar-tol-cipali-bisa-meroket-20-persen, diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pada pukul 10.13 WIB 9 Tol Cipali Menyusutkan Pendapatan Masyarakat, http://geotimes.co.id/tol-cipalimenyusutkan-pendapatan-masyarakat/#gs.XQQi4nU, diakses pada tanggal 06 Maret 2017 pada pukul 07.46 WIB
5
kawasan Pantura tutup sejak jalur tol sepanjang 116 km itu di buka.10 Budi juga mengatakan bahwa “keberadaan tol Cipali bukan hanya menguntungkan pengguna jalan saja, melainkan keberadaan tol ini justru cenderung membuat usaha yang ada di sepanjang Jalur Pantura gulung tikar”.11 Salah satu tempat atau wilayah yang dilewati oleh pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan ini adalah di Kecamatan Palimanan. Di Kecamatan Palimanan ini terdapat 3 desa yang terkena efek dari adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan ini, yaitu Desa Tegalkarang, Desa Lungbenda dan Desa Pegagan. Ketiga desa tersebut mengalami pembebasan lahan di sebagian letak lahan yang berdekatan dengan jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut. Oleh karena itu dilakukan sosialisasi untuk pembebasan lahan di beberapa lahan di 3 desa tersebut yang sudah di mulai sejak 2009, dan setiap desa memiliki seorang fasilitator desa yang bertugas sebagai penjembatan antara masyarakat desa dengan pihak dari PT.LMS dalam berkomunikasi. Ketiga desa tersebut lahan yang dibebaskan berupa jalan raya yang di perlebar guna untuk kelancaran menuju pintu masuk dan juga pintu keluar jalan tol Cikopo-Palimanan. Di Desa Tegalkarang sendiri, desa yang menjadi salah satu dari 3 desa yang menjadi daerah yang berdekatan dengan jalan tol Cikopo-Palimanan terkena pembebasan lahan untuk pelebaran jalan tersebut. Lahan yang terkena pembebasan seluas 187 Meter berupa rumahrumah dan juga lahan kantor Desa Tegalkarang. Desa Tegalkarang merupakan desa yang berada dekat dengan jalur tol Cikopo-Palimanan, Posisi desa ini terbelah menjadi dua karena di lalui oleh jalan Pantura, sehingga mata pencaharian yang berada di samping jalan Pantura tersebut adalah sebagai pedagang makanan, toko sembako, bengkel dan lain sebagainya yang letaknya 10
Panji Prayitno, (2015), 70 Persen Usaha di Pantura Gulung Tikar Akibat Cipali? http://regional.liputan6.com/read/2400643/70-persen-usaha-di-pantura-gulung-tikar-akibat-cipali, diakses pada tanggal 06 Maret 2017 pada pukul 08.08 WIB 11 Panji Prayitno, (2015), 70 Persen Usaha di Pantura Gulung Tikar Akibat Cipali? http://regional.liputan6.com/read/2400643/70-persen-usaha-di-pantura-gulung-tikar-akibat-cipali, diakses pada tanggal 06 Maret 2017 pada pukul 08.33 WIB
6
di depan rumah dan juga pekerja, dan mata pencaharian sebagian masyarakatnya lainnya adalah bertani yang letaknya berada di bagian belakang desa. Karena jalur Pantura yang membelah Desa Tegalkarang tersebut, menjadi akses keluar para pengguna jalan tol Cipali di wilayah Palimanan, maka dilakukanlah pelebaran jalan dengan membebaskan lahan atau bangunan yang bersampingan dengan jalur Pantura tersebut. Akibatnya masyarakat yang rumahnya terkena pembebasan lahan bangunannya dapat menimbulkan masalah di desa tersebut seperti adanya perubahan mata pencaharian bagi masyarakat yang mata pencahariannya sebagai pedagang yang berada di rumah. Ada juga kemungkinan penurunan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat di Desa Tegalkarang yang memiliki mata pencaharian sebagai pedagang akibat adanya jalan tol Cikopo-Palimanan yang menjadikan para pengguna jalan lebih memilih tol tersebut seperti yang di alami oleh para pedagang di wilayah jalur Pantura lainnya. Dari pemaparan hal tersebut peneliti merasa tertarik dan berkeinginan untuk menganalisis dampak atau akibat apa saja yang di rasakan oleh masyarakat yang terkena adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut, khususnya di wilayah Desa Tegalkarang. Untuk itu peneliti mengambil judul “Dampak Pembangunan Jalan Tol CikopoPalimanan Terhadap Kondisi Mata Pencaharian dan Pendapatan Masyarakat Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut di identifikasikan sebagai berikut:.
7
1. Tingginya tingkat kecelakaan di tol Cikopo-Palimanan salah satu faktornya karena masih minimnya fasilitas-fasilitas pendukung di jalan tol tersebut. 2. Para petani kesulitan untuk pergi ke sawah mereka dikarenakan akses jalan yang tertutup jalan tol Cikopo-Palimanan. 3. Tanah di sekitar jalan tol Cikopo-Palimanan harganya akan semakin meningkat yang akan mempersulit masyarakat berpenghasilan rendah untuk membangun rumah, jika para pengembang membangun rumah di sekitar jalan tol Cikopo-Palimanan. 4. Menimbulkan
ketertarikan
para
pengembang
untuk
membangun
perumahan di sekitaran jalan tol Cikopo-Palimanan, yang dapat mengurangi lahan persawahan. 5. Menurunnya omzet atau pendapatan pengusaha di sepanjang jalur Pantura menurun karena hadirnya jalan tol Cikopo-Palimanan. 6. Adanya perubahan mata pencaharian bagi masyarakat yang lahannya terkena pembebasan lahan karena pembangunan tol Cikopo-Palimanan.
C. Pembatasan Masalah Setelah peneliti memaparkan latar belakang masalah yang terjadi, agar penelitian tidak meluas, maka peneliti memfokuskan penelian terhadap dampak pembangunan jalan tol terhadap mata pencaharian dan pendapatan masyarakat di Desa Tegalkarang setelah selesainya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali).
D. Rumusan Masalah Agar dapat memfokuskan penelitan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti membuat beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:
8
1. Bagaimana dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap kondisi mata pencaharian masyarakat di Desa Tegalkarang? 2. Bagaimana dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap kondisi pendapatan Masyarakat di Desa Tegalkarang?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya, maka terdapat beberapa tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap mata pencaharian masyarakat di Desa Tegalkarang. 2. Untuk mengetahui dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap pendapatan masyarakat di Desa Tegalkarang.
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dikemukakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait antara lain sebagai berikut: 1. Teoritis a. Sebagai pengetahuan yang baru bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. b. Sebagai referensi untuk melakukan kajian ataupun penelitian yang terkait dengan pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. 2. Praktis a. Sebagai salah satu informasi deskripsi bagi pemerintah mengenai dampak
pembangunan
jalan
tol
Cikopo-Palimanan
Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
di
Desa
9
b. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui kondisi ekonomi masyarakat di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. c. Sebagai salah satu sumber data dan informasi bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
10
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pembangunan Jalan Tol 1. Pembangunan a. Pengertian Pembangunan Pengertian pembangunan memiliki arti yang berbeda-beda tergantung dari sudut mana kita melihatnya dan waktu yang dituju. Pembangunan dilakukan karena adanya kebutuhan masyarakat yang harus terpenuhi. Pembangunan tersebut bisa berupa sarana dan prasarana seperti jembatan,
jalan,
pembangunan
ibadah
dan
sarana
transportasi.
Pembangunan itu sendiri selalu berkaitan erat dengan bidang ekonomi. Pengertian pembangunan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “hal (cara, perbuatan, dsb) membangun”. 1 Beberapa tokoh mendefinisikan pembangunan menurut sudut pandangnya masing-masing. Pada masa Orde Baru, seorang ahli ekonomi Widjoyo Nitisastro (2010:9) mendefinisikan “pembangunan merupakan proses menurut waktu, suatu proses transportasi yang merupakan suatu breakthrough dari keadaan ekonomi yang terhenti (stagnant) ke suatu pertumbuhan kumulatif yang bersifat terus-menerus”.2 Selain itu, menurut Sondang P.Siagian definisi pembangunan adalah “rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation-building)”.3
1
Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h.135 Budi Winarno, Etika Pembangunan, (Yogyakarta:Center for Academic Publishing Service,2013), h. 38 3 Sondang P Siagian, Administrasi Pembangunan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h.4 2
10
11
Dalam sudut pandang sosiologi, menurut Soerjono Soekanto mendefinisikan pembangunan merupakan suatu proses perubahan disegala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu”.4 Menurut Soerjono Soekanto “proses pembangunan terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual, maupun material”.5 Dalam sudut pandang ekonomi pembangunan sendiri berkaitan dengan ekonomi. Atau lebih ditunjukkan kepada pengertian pembangunan ekonomi. Menurut Meier dalam Marzali dari sudut pandang ekonomi mengemukakan “pembangunan berarti suatu proses dimana real per capita income dari suatu negara meningkat dalam suatu masa panjang, dan dalam masa yang bersamaan jumlah penduduk yang di bawah garis kemiskinan, tidak bertambah, dan distribusi pendapat tidak makin senjang”.6 Pengertian pembangunan menurut para ahli sebagaimana yang dikutip oleh Redatin Parwadi adalah sebagai berikut: 1. Pendapat dari Rogers dan Schoemaker (1971) Pembangunan adalah suatu jenis perubahan sosial, dimana ideide
baru diperkenalkan kepada suatu sistem sosial untuk
mendapatkan pendapatan per-kapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan organisasi sosial yang lebih baik. Pembangunan adalah modernisasi pada tingkat sistem sosial. 2. Pendapat Kleinjans (1975) Pembangunan pada akhirnya bukanlah soal teknologi atau GNP (Gross National Product), tetapi pencapaian pengetahuan dan keterampilan baru, tumbuhnya suatu kesadaran baru, 4
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2013), h. 360 Ibid. 6 Amri Marzali, Antropologi & Pembangunan Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 62 5
12
perluasan
wawasan
manusia,
meningkatnya
semangat
kemanusiaan, dan suntikan kepercayaan diri. 3. Pendapat Rogers (1983) Pembangunan adalah suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori
yang luas
dalam suatu masyarakat
yang
dimaksudkan untuk kemajuan material (termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan, dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka. 4. Pendapat Todaro (1994) Todaro menyatakan bahwa pembangunan secara tradisional mengandung pengertian kapasitas perekonomian nasional, yang kondisi perekonomian awalnya kurang lebih berada dalam keadaan statis untuk jangka waktu yang lama, untuk menghasilkan dan mempertahankan tingkat kenaikan produk nasional kotor (PNK) sekitar 5%-7% setahun. Selanjutnya todaro menekankan pentingnya pembangunan pada Negaranegara berkembang karena kondisinya sangat memprihatinkan, terutama kemiskinan dan ketidakberdayaan. Todaro (2000), juga mengatakan bahwa pembangunan merupakan suatu perubahan
mendasar
atas
struktur
sosial,
sikap-sikap
masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar pertumbuhan ekonomi, mengatasi ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan. 5. Menurut Haryono (2010) Pembangunan
adalah
suatu
proses
perubahan
yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang lebih baik bagi
13
masyarakat, dan dilakukan dengan norma-norma atau nilainilai tertentu.7 Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh dan dari sudut pandang yang berbeda-beda dapat disimpulkan bahwa pembangunan adalah kegiatan perubahan yang direncanakan, untuk meningkatkan taraf hidup manusia baik dalam segi sosial maupun ekonomi. b. Konsep-konsep Pembangunan Konsep pembangunan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia.
Beberapa
konsep-konsep
pembangunan,
diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Konsep Pembangunan yang Berorientasi pada Pertumbuhan (Pertumbuhan Ekonomi) Konsep pembangunan dengan sudut pandang ekonomi dimulai pada abad ke 18. Konsep pembangunan ini dinamakan dengan pertumbuhan ekonomi. Menurut Adam Smith dalam Ginandjar Kartasasmita
adalah
“proses
pertumbuhan
dimulai
apabila
perekonomian mampu melakukan pembagian kerja (division of labor)”.8 Menurut
Harrod-Domar
dalam
Ginandjar
Kartasasmita
pertumbuhan ekonomi akan ditentukan oleh dua unsur pokok, yaitu pada tingkat tabungan (investasi) dan produk modal (capital output ratio)”.9 Jadi bisa disimpulkan dari pendapat Harrod-Domar semakin tabungan yang dimiliki masyarakat bisa meningkatkan investasi yang selanjutnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi bisa menurun apabila tingkat produktivitasnya rendah. 7
Redatin Parwadi, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta:Untan Press, 2013), h.37-39 Ginandjar Kartasasmita. Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat. (Surabaya: t.p., 1997), h.3 9 Ibid. 8
14
Konsep pembangunan ini
yang mengutamakan bidang
ekonomi tidak dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, karena dalam “tiga dasawarsa (1940-1970) menunjukkan bahwa yang terjadi adalah rakyat dilapisan bawah tidak senantiasa menikmati cucuran hasil pembangunan seperti yang diharapkan itu”.10 2. Konsep
Pembangunan
Kebutuhan
Dasar/Kesejahteraan
(Kebutuhan Dasar) Konsep kebutuhan dasar manusia atau basic human needs ini lahir dan berkembang sekitar tahun 1981. Strategi dari konsep ini adalah dengan menyediakan public services dan juga jaminan bagi masyarakat miskin agar dapat menikmati layanan tersebut. Konsep ini berpandangan
perlu
adanya
pembaharuan-pembaharuan
yang
dilakukan oleh Negara atau bangsa dan tidak hanya memperhatikan tujuan sosial ekonomi. 3. Konsep Pembangunan yang Berpusat pada Manusia Konsep yang terakhir adalah konsep pembangunan manusia. Tujuan utama dari adanya konsep ini adalah “menciptakan lingkungan yang memungkinkan masyarakatnya untuk menikmati kehidupan yang kreatif, sehat dan berumur panjang”.11 Keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia tak dapat muncul begitu saja, dan pertumbuhan produksi serta pendapatan menurut pandangan ini adalah hanya sebuah alat yang menunjukan bahwa tujuan sebenarnya dari pembangunan, tentu pembangunan manusianya sendiri. Ada tiga indikator dari pembangunan manusia (human development index) yang dibuat oleh UNDP (united nations
development programme), yaitu kesehatan sebagai ukuran longevity,
10 11
Ibid.5 Ibid. h.8
15
pendidikan sebagai ukuran knowledge, dan tingkat pendapatan riil sebagai ukuran living standards12. Jadi dalam konsep pembangunan selama ini terdiri dari tiga pandangan yaitu pandangan pembangunan dari pertumbuhan ekonomi, kebutuhan dasar dan pembangunan yang berpusat pada manusia. Demikian beberapa konsep pembangunan yang berkembang sejauh ini. c. Tujuan Pembangunan Menurut Todaro ada tiga tujuan pembangunan yang harus dimiliki oleh masyarakat. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan ketersediaan dan perluasan distribusi barangbarang kebutuhan hidup yang pokok seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan dan perlindungan. 2. Peningkatan standar hidup yang bukan hanya berupa peningkatan pendapatan tetapi ketersediaan lapangan kerja yang lebih banyak, pendidikan yang lebih baik, serta perhatian lebih besar terhadap nilai-nilai budaya dan kemanusiaan. 3. Perluasan pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi individu dan bangsa secara keseluruhan, yang tidak hanya membebaskan mereka dari kungkungan sikap menghamba dan perasaan bergantung kepada orang dan Negara-negara lain tetapi juga dari berbagai faktor yang enyebabkan kebodohan dan kesengsaraan.13 d. Dampak Positif dan Negatif Kegiatan pembangunan memiliki dampak positif dan negatif. Dampak berkelanjutan menurut Emil Salim, yaitu: 1) Dampak positif dari pembangunan yaitu: 12
Ginandjar Kartasasmita. Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat. (Surabaya: t.p., 1997), h.9 13 Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011), h. 27
16
a) Meningkatkan kualitas hidup Menurut WHO (dalam Nofitri, 2009) “kualitas hidup sebagai persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan dilihat dari konteks budaya dan sistem dimana mereka tinggal serta hubungannya dengan tujuan, harapan, standar, hal-hal lain yang menjadi perhatian individu”.14 Dengan adanya pembangunan maka kualitas yang dimiliki mereka dapat lebih meningkat karena adanya pembangunan. Contohnya ketika masyarakat yang ada di pedesaan dahulu susah untuk pergi ke kota tetapi setelah adanya pembangunan seperti jalan tol atau jalan raya maka masyarakat di pedesaan dapat pergi ke kota dengan lebih mudah. b) Turunnya angka kematian Menurut badan pusat statistik, kematian adalah “keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup”.15 Jadi dengan adanya pembangunan, dampak positif yang di rasakan adalah menurunnya angka kematian karena sarana dan prasarana dari adanya pembangunan. Seperti pembangunan rumah sakit dan pembangunan tempat pembuangan sampah sehingga lingkungan menjadi lebih bersih. c) Meningkatkan kesejahteraan Menurut Astriana Widyastuti pengertian kesejahteraan adalah “kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur dalam keadaan sehat, dan damai sehingga untuk mencapai kondisi itu orang tersebut memerlukan suatu usaha sesuai kemampuan 14
Nofitri, Gambaran Kualitas Hidup Penduduk Dewasa pada Lima Wilayah Jakarta, Skripsi, Depok: Universitas Indonesia. Depok 2009. h. 11, tidak dipublikasikan. 15
Badan Pusat Statistik, Mortalitas, 2016, h. 1 http://daps.bps.go.id/file_artikel/70/MORTALITAS.pdf 15 September 2016.
17
yang dimilikinya”.16 Seperti halnya meningkatkan kualitas hidup, maka
dampak
positif
dari
adanya
pembangunan
adalah
meningkatnya kesejahteraan yang dirasakan oleh manusia karena sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat tersedia. 2) Dampak negatif dari pembangunan yaitu: a) Berkurangnya sumber daya Sumber daya yang berkurang yang dimaksud adalah sumber daya alam. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terkandung atau terdapat di alam”.17 Dampak dari adanya pembangunan diantaranya adalah sumber daya berkurang karena dalam setiap pembangunan pasti akan ada daerah yang digusur atau terbongkar. Seperti penebangan hutan untuk pembangunan jalan. b) Pencemaran lingkungan18 Pencemaran lingkungan adalah “masuknya limbah hasil kegiatan manusia kedalam suatu wilayah tertentu sehingga kualitas lingkungan wilayah tersebut menjadi berubah tidak sesuai lagi dengan peruntukannya”.19 dengan adanya pembangunan bisa terjadi pencemaran lingkungan dari hasil pembangunan yang dilakukan. Seperti contoh pembangunan jalan yang dapat mengakibatkan polusi udara karena debu dari hasil perataan jalan
16
Astriana Widyastuti, Analisis Hubungan antara Produktivitas Pekerja dan Tingkat Pendidikan Pekerja terhadap Kesejahteraan Keluarga di Jawa Tengah Tahun 2009, Economics Development Analysis Journal, 2009, h. 3 17 Nurhadi, dkk., Jelajah Cakrawala Sosial IPS untuk Kelas VIII SMP/MTs, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009). h. 152 18 Suci Puji Astuti. Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Kalijati kabupaten Subang.Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung, 2014. h. 17, tidak dipublikasikan. 19 Sugiharsono, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII Edisi 4,(Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008). h. 39
18
dan polusi suara karena kerasnya suara mesin-mesin dalam membuat jalan yang membuat masyarakat sekitarnya terganggu. e. Peran Pemerintah dalam Pembangunan Dalam kegiatan pembangunan maka tidak akan terlepas dari peran pemerintah didalamnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Peran adalah “perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat”.20 Kata peran menurut Soerjono Soekanto adalah “peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.21 Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa peran merupakan fungsi seseorang yang memiliki kedudukan dan tugas dalam masyarakat. Maka peran pemerintah dapat dipahami sebagai fungsi pemerintah dalam menjalankan tugas dimasyarakat. Peran Pemerintah dalam pembangunan menurut Siagian aparatur pemerintah
memainkan
peranan
yang
dominan
dalam
proses
pembangunan. Peran aparatur pemerintah yang diantaranya adalah sebagai stabilisator, katalisator, modernisator, kepeloporan dan orientasi kerja. kegiatan pembangunan tertentu. Untuk lebih rinci penjelasan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Stabilisator, peran pemerintah adalah stabilitas mutlak perlu terpelihara dalam kehidupan suatu Negara bangsa. Tanpa adanya stabilitas, keamanan, ketertiban, kerukunan akan terganggu. Bahkan kegiatan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat akan tidak berhasil.
20 21
h. 212.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.854 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),
19
2. Katalisator,aparatur
pemerintah
harus
mampu
berperan
memperlancar terjadinya perubahan yang akan membawa dampak positif di samping secara dini mampu mendeteksi perubahan yang akan berdampak negatif serta akan mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan. Salah satu indikator keberhasilan aparatur pemerintah memainkan peranan tersebut ialah apabila perubahan tersebut terjadi tanpa adanya berbagai gejolak sosial. 3. Modernisator, melalui pembangunan, setiap Negara ingin menjadi Negara yang kuat, mandiri, diperlakukan sederajat oleh Negaranegara lain. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan antara lain: penguasaan ilmu pengetahuan, kemampuan dan kemahiran manajerial, kemampuan mengolah kekayaan alam yang dimiliki sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi, sistem pendidikan nasional yang andal yang menghasilkan sumber daya manusia yang produktif, landasan kehidupan politik yang kukuh dan demokratis, memiliki visi yang jelas tentang masa depan yang diinginkan sehingga berorientasi pada masa depan. 4. Kepeloporan, memainkan
selaku peranan
pelopor penting
aparatur dalam
pemerintah
memperkenalkan
dapat dan
membantu masyarakat menerapkan cara-cara kerja baru tersebut, misalnya melalui penyuluhan, penerangan, percontohan dan lain sebagainya. Aparatur pemerintah akan mampu memainkan peranan tersebut apabila dikalangan mereka sendiri terdapat jiwa kepeloporan. Artinya peranan penting itu dapat dimainkan secara efektif apabila aparatur pemerintah sendiri tidak puas dengan caracara kerja yang rutinistik, mekanistik dan repetitif. 5. Orientasi Kerja, apapun yang dilakukan oleh aparatur pemerintah, kesemuanya harus dikaitkan dengan dan diarahkan kepada
20
tercapainya tujuan Negara yang bersangkutan. Telah umum diketahui bahwa tujuan akhir suatu Negara jangkauan waktunya jauh kedepan dan sifatnya pun relatif tidak terbatas. Pada hal sarana dan prasarana, tenaga dan kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut selalu terbatas, oleh karena itu orientasi kerja yang tepat dianut oleh aparatur pemerintahan adalah efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja.22 Menurut Blakely dalam Mudrajad Kuncoro memiliki pandangan tersendiri tentang peran pemerintah. Blakely mengemukakan bahwa “peran pemerintah dapat mencakup peran-peran wirausaha (entrepreneur), koordinator, fasilitator dan stimulator”.23 Berikut ini beberapa penjelasan tentang pemerintah tersebut: 1. Wirausaha, Pemerintah daerah dapat memanfaatkan potensi tanah dan bangunan untuk tujuan bisnis. Tanah atau bangunan dapat dikendalikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan konservatif atau alasan-alasan lingkungan lainnya, dapat juga untuk alasan perencanaan pembangunan atau juga dapat digunakan untuk tujuan-tujuan lain yang bersifat ekonomi. 2. Koordinator,
pemerintah
daerah
dapat
bertindak
sebagai
koordinator untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan di daerahnya. Lebih jauh lagi, peran koordinator pemerintah dalam pembangunan ekonomi dapat melibatkan
kelompok-kelompok
masyarakat
dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi informasi-informasi ekonomi seperti 22
tingkat
ketersediaan
pekerjaan,
angkatan
Sondang P Siagian, Kerangka Dasar Ilmu Administrasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001),
h.135-142 23
kerja,
Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 113
21
pengangguran, dan jumlah perusahaan. Dapat juga bekerjasama dengan lembaga pemerintahan, badan usaha, dan kelompok masyarakat lain untuk menyusun tujuan, perencanaan dan strategi ekonomi. 3. Fasilitator, pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan lingkungan perilaku didaerahnya. Peran ini dapat meliputi pengefisienan proses pembangunan, perbaikan prosedur perencanaan dan penetapan peraturan. 4. Stimulator, pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan-perusahaan yang ada tetap berad di daerah tersebut.berbagai macam fasilitas dapat disediakan untuk menarik pengusaha untuk masuk, misalnya dengan menyediakan bangunan-bangunan yang dapat disewa untuk menjalankan usaha dengan potongan biaya sewa pada beberapa tahun pertama.24 Peran pemerintah Indonesia dalam pembangunan pun tercantum dalam
Undang-Undang
No.25
Tahun
2004 Sistem
Perencanaan
Pembangunan Nasional bahwa pada pasal 1 ayat 2 “Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua, komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara”25. Selanjutnya tahun 2007 pemerintah mengeluarkan kelanjutan dari program pembangunan nasional tersebut yang tertulis pada UU Republik
24
Ibid. h.113-114 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. h.2 Tersedia dari situs http://bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-utama/produk-hukum-peraturanperundangan/undang-undang/uu-no25-tahun-2004-tentang-sistem-perencanaan-pembangunannasional-sppn/ diakses pada 13 Januari 2017 pukul 07.15 WIB. 25
22
Indonesia No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. “RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dalam bentuk rumusan Visi, Misi dan Program Presiden”26. Jadi kesimpulan dari Undang-Undang tersebut menurut saya adalah bahwa rencana pembangunan jangka panjang nasional tersebut merupakan kelanjutan atau sebagai pendajabaran dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. f. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan Negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia. Kebijakan dan strategi pembangunan ekonomi secara mengesankan dan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Visi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025 adalah Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur. Sementara itu, misi pembangunan nasional: 1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing 3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hokum 4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 26
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, tersedia pada situs https://ppidkemkominfo.files.wordpress.com/2015/02/uu-no-17-th-2007.pdf diakses pada 13 Januari 2017 pukul 07.30 WIB
23
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari 7. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia international.27 Mengacu pada permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa dan Negara Indonesia, maka arah kebijakan umum pembangunan nasional adalah: a. Arah kebijakan umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia yang sejahtera, b. Arah kebijakan umum untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi dengan penguatan yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada tegaknya
ketertiban
umum,
penghapusan
segala
macam
deskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi manusia serta kebebasan yang bertanggung jawab c. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan dalam semua bidang termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, pengurangan kesenjangan pembangunan antar daerah (termasuk desa-kota).28
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pembangunan ekonomi sangat diperlukan untuk membangun suatu bangsa dan Negara seperti Negara
yang
masih
berkembang
seperti
Indonesia.
Visi,
Misi
pembangunan nasional dan arah kebijakan pembangunan tersebut sangat memperhatikan kesenjangan yang terjadi antara desa dan kota. Untuk membuat Negara Indonesia menjadi makmur dan sejahtera semua sektor 27 28
Alam S Ekonomi Kurikulum 2013 (Jakarta: Esis, 2014), h. 13 Alam S, Ekonomi Kurikulum 2013 (Jakarta: Esis, 2014), 14
24
pembangunan wajib dijalankan tidak hanya untuk membangun kota yang metropolis namun juga mensejahterakan kehidupan di desa 2. Jalan Tol a. Pengertian Jalan Tol Jalan tol atau yang bisa disebut juga dengan jalan bebas hambatan merupakan salah satu cara pemerintah untuk agar dapat mewujudkan pembangunan secara merata dan sebagai salah satu cara agar mempercepat pelayanan pengiriman jasa distribusi dan para pengguna jalan tol pun harus membayar sejumlah uang agar bisa menggunakan jalan tersebut. Adapun pengertian jalan tol berdasarkan pada PP No.15 Tahun 2005 tentang jalan, “jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaannya diwajibkan
membayar
tol”.29
Pengertian
Tol
menurut
Peraturan
Pemerintah tersebut adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol. b. Tujuan Pembangunan Jalan Tol Adanya suatu kegiatan seperti jalan tol pasti memiliki maksud dan tujuan. Maksud dan tujuan dari adanya pembangunan jalan tol menurut pasal 2 PP No. 15 Tahun 2005 adalah: “Penyelenggaraan jalan tol dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya berasal dari pengguna jalan. Adapun Penyelenggaraan jalan tol bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi diwilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya.”30
29
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, h. 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, h.2 tersedia pada situs http://bpjt.pu.go.id/uploads/files/24/3969cbc1c2f79a1b351a2d0946ba6c0b.pdf. Diakses pada tanggal 13 januari 2017 pukul 08.13 WIB 30
25
Berdasarkan penjelasan peraturan di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan jalan tol memiliki tujuan agar terciptanya pemerataan pembangunan dan dapat meningkatkan pertumbuhan bisa dalam bidang ekonomi maupun sosial. c. Manfaat Jalan Tol Adapun manfaat pembangunan jalan tol adalah sebagai berikut: 1. Pembangunan jalan tol akan berpengaruh pada perkembangan wilayah & peningkatan ekonomi. 2. Meningkatkan mobilitas dan aksestabilitas orang dan barang. 3. Pengguna jalan tol akan mendapatkan keuntungan berupa penghematan biaya operasi kendaraan (BOK) dan waktu disbanding apabila melewati jalan non tol. 4. Badan usaha mendapatkan pengembalian investasi melalui pendapatan tol yang tergantung pada kepastian tarif tol.31 Selain manfaat adanya jalan tol, ada beberapa kelebihan jalan tol yang tidak dimiliki oleh jalan non tol, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Berkurangnya waktu tempuh jika dibandingkan pada jalan non tol. Saat melewati persimpangan, pengguna jalan diharuskan berhenti
dan
menunggu.
Sehingga
kondisi
tersebut
menyebabkan banyak waktu yang terbuang. 2. Pertimbangan keselamatan lalu-lintas diprioritaskan. Tingkat kecelakaan pada jalan tol dipengaruhi oleh faktor geometric jalan. Sebagai contoh, dengan pelebaran lajur, pelebaran bahu jalan, tersedianya lajur pendakian dan pemisahan tengah (median) dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu-lintas.
31
Eva Vamela, Pengaruh Rencana Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani di Kabupaten Subang,Skripsi pada Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Bandung , 2012. h. 20, tidak dipublikasikan.
26
3. Penghematan biaya operasi, konsumsi bahan bakar, polusi udara dan kebisingan. Pengoperasian kendaraan yang lebih halus dan penghentian kendaraan sesedikit mungkin dapat mengurangi konsumsi bahan bakar serta operasi lainnya. Berkurangnya konsumsi bahan bakar selanjutnya mengurangi polusi udara. 4. Kendaraan dapat bergerak tanpa rintangan sepanjang waktu tanpa terhalang akibat adanya persimpangan atau perpotongan sebidang dengan jalan non tol.32 d. Syarat Jalan Tol Jalan tol merupakan jalan yang berbeda dari jalan umum maka ada beberapa
syarat
dan
spesifikasi
yang
harus
dimiliki
penyelenggaraan jalan tol. Syarat teknisnya diatur dalam
dalam
PP No. 15
Tahun 2005 yaitu sebagai berikut: 1. Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu lintas jarak jauh dengan mobilitas tinggi. 2. Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antarkota didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 80 (delapan puluh) kilometer per jam, dan untuk jalan tol di wilayah perkotaan didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam. 3. Jalan tol didesain untuk mampu menahan muatan sumbu terberat (MST) paling rendah 8 (delapan) ton.
32
Ibid. 22
27
4. Setiap ruas jalan tol harus dilakukan pemagaran, dan dilengkapi dengan fasilitas penyebrangan jalan dalam bentuk jembatan atau terowongan. 5. Pada tempat-tempat yang dapat membahayakan pengguna jalan tol, harus diberi bangunan pengaman yang mempunyai kekuatan dan struktur yang dapat menyerap energy benturan kendaraan. 6. Setiap jalan tol wajib dilengkapi dengan aturan perintah dan larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka jalan, dan/ atau alat pemberi isyarat lalu lintas. 7. Pada setiap jalan tol harus tersedia sarana komunikasi, sarana deteksi pengamanan lain yang memungkinkan pertolongan dengan segera sampai ketempat kejadian, serta upaya pengamanan terhadap pelanggaran, kecelakaan dan gangguan keamanan lainnya. 8. Pada jalan tol antar kota harus tersedia tempat istirahat dan pelayanan untuk kepentingan pengguna jalan tol. Disediakan paling sedikit satu untuk setiap jarak 50 (lima puluh) kilometer pada setiap jurusan33. Setelah mengemukakan syarat teknis jalan tol. Selanjutnya adalah spesifikasi yang harus dimiliki jalan tol, spesifikasinya adalah seperti yang terkandung dalam PP No. 15 Tahun 2005: 1. Tidak ada persimpangan sebidang dengan ruas jalan lain atau dengan prasarana transportasi lainnya.
33
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, h.2-3 tersedia pada situs http://bpjt.pu.go.id/uploads/files/24/3969cbc1c2f79a1b351a2d0946ba6c0b.pdf. Diakses pada tanggal 13 januari 2017 pukul 08.13 WIB
28
2. Jumlah jalan masuk dan jalan keluar ked an dari jalan tol dibatasi secara efisien dan semua jalan masuk dan jalan keluar harus terkendali secara penuh. 3. Jarak antar simpang susun, paling rendah 5 (lima) kilometer untuk jalan tol luar perkotaan dan paling rendah 2 (dua) kilometer untuk jalan tol dalam perkotaan. 4. Jumlah lajur sekurang-kurangnya dua lajur per arah. 5. Menggunakan pemisah tengah atau median 6. Lebar bahu jalan sebelah luar harus dapat dipergunakan sebagai jalur lalu-lintas sementara dalam keadaan darurat34. 3. Jalan Tol Cipali a. Profil dan Sejarah Singkat Jalan Tol Cipali Nama jalan tol Cipali memiliki kepanjangan dari Cikopo dan Palimanan yang merupakan kota yang menjadi titik awal dan akhir jalan tol tersebut. Jalan tol ini mulai dibangun dari tahun 2011 dan selesai pada tahun 2015. Jalan tol Cipali ini merupakan jalan tol terpanjang yang ada di Indonesia saat ini yang panjangnya mencapai 116,75 km. Jalan tol ini dikelola oleh PT LMS (Lintas Marga Sedaya). Proyek jalan tol ini merupakan bagian dari JTTJ (Jalan Tol Trans Jawa) yang menjadi penghubung antara Merak, Banten sampai dengan Banyuwangi di Jawa Timur. Awalnya “ide pembangunan tol tersebut sudah ada sejak kepemimpinan Presiden Soeharto, hal itu tercatat di data Dinas Bina Marga Kabupaten Subang sejak 1996”. 34
35
tetapi ide pembangunan ini
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, h.3 tersedia pada situs http://bpjt.pu.go.id/uploads/files/24/3969cbc1c2f79a1b351a2d0946ba6c0b.pdf. Diakses pada tanggal 13 januari 2017 pukul 08.13 WIB 35 Ilyas Istianur Praditya, Perjalanan Pembangunan Tol Cipali Melewati 6 Era Kepemimpinan RI, 2016, http://bisnis.liputan6.com/read/2254656/perjalanan-pembangunan-tol-cipalimelewati-6-era-kepemimpinan-ri
29
terhenti karena pada tahun 1998 Indonesia terkena krisis moneter yang mengakibatkan Presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Kemudian
dalam
kepemimpinan
Presiden
Habibie,
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati, belum juga dilanjutkan. Kemudian di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono proyek pembangunan jalan tol ini mulai di jalankan. Di bawah koordinasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum, pembangunan ini memiliki enam seksi. Pembangunan “seksi I, Cikopo-Kalijati sepanjang 29,12 km, seksi II, Kalijati-Subang sepanjang 9,56 km, seksi III Subang-Cikedung sepanjang 31,37 km. kemudian dilanjutkan seksi IV Cikedung-Kertajati 17,66 km, seksi V Kertajati-Sumberjaya 14,51 km dan seksi VI Sumberjaya-Palimanan 14,53 km. Dengan adanya jalan Tol Cipali ini dapat mengurangi jarak tempuh sampai 40 km atau 1,5 jam lebih cepat disbanding melewati jalur Pantura. Tol Cipali ini memiliki delapan rest area yang tersebar di beberapa titik. Tarif masuk kedalam jalan tol Cipali saat ini sebesar Rp. 96.000,- .Jalan tol ini resmi di buka pada tanggal 13 Juni 2015 oleh Presiden Jokowi B. Kondisi Mata Pencaharian dan Pendapatan 1. Mata Pencaharian a. Pengertian Mata Pencaharian Dalam kehidupan manusia, memiliki mata pencaharian merupakan suatu hal yang harus dimiliki. Maka dari
adanya mata pencaharian
tersebut manusia dapat memiliki pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kehidupannya sebagai manusia. Menurut kamus besar bahasa Indonesia mata pencaharian adalah “pekerjaan atau pencaharian utama
30
(yang dikerjakan untuk biaya sehari-hari)”.36 Menurut Didang Setiawan mendefiniskan bahwa mata pencaharian merupakan suatu kegiatan seharihari penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya”.37 Sedangkan menurut I Wayan Legawa pengertian dari mata pencaharian adalah “kegiatan ekonomi penduduk terutama pekerjaan utama”.38 Jadi kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut bahwa mata pencaharian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat agar kebutuhan hidupnya terpenuhi dan merupakan pekerjaan yang sehari-hari dilakukan. b. Jenis Mata Pencaharian Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus memiliki mata pencaharian. Mata pencaharian akan berbeda disetiap daerahnya karena dipengaruhi oleh kondisi geografis permukaan bumi. Mata pencaharian sendiri memiliki dua macam yaitu mata pencaharian dibidang pertanian dan dibidang non pertanian. 1) Mata pencaharian di bidang Pertanian Beberapa mata pencaharian dibidang pertanian diantaranya adalah sebagai berikut: a. Pertanian: “merupakan usaha pengelolaan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan”39. Contoh dari pertanian seperti persawahan, tegalan dan perladangan. b. Perkebunan:
“merupakan
kegiatan
pertanian
yang
diusahakan secara intensif untuk menghasilkan produk
36
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007). h.
722 37
Didang Setiawan, Pengetahuan Sosial 1:SMP/MTs Kelas VII¸(Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 187 38 I Wayan Legawa, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial,(Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 345 39 Suprihartoyo,Djuminah, Esti Dwi Wardayati, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP dan MTS Kelas VII, (Jakarta: Pustaka Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 264
31
tanaman
yang
bisa
dijual
diperdagangkan”.40
atau
Contohnya adalah perkebunan teh, kopi, kelapa sawit dan cengkeh. c. Peternakan:
“merupakan
usaha
memelihara
dan
membudidayakan hewan ternak untuk dapat diambil manfaatnya”.41
Contohnya
adalah
peternakan
sapi,
kambing, domba, kelinci, burung puyuh dan ayam. d. Perikanan:
“merupakan
usaha
pemeliharaan,
pembudidayaan, dan penangkapan ikan”.42 Perikanan pun dibedakan menjadi dua ada perikanan darat ada perikanan laut. e. Kehutanan: merupakan “usaha penggunaan lahan untuk tanaman hutan”.43 Hutan pun dibedakan menjadi hutan produksi dan hutan alam. 2) Mata Pencaharian Di Bidang Non Pertanian Mata pencaharian di bidang non pertanian diantaranya adalah sebagai berikut: a. Pertambangan:
“usaha
manusia
dalam
menemukan,
menggali, dan mengelola barang-barang tambang”.44 Barang tambang dibedakan menjadi tiga yaitu barang tambang berbentuk energi, mineral logam, dan mineral bukan logam.
40
I Wayan Legawa, dkk., op. cit., h. 189 Ibid. h. 189-190 42 Didang Setiawan, op. cit., h. 188 43 I Wayan Legawa, dkk., op. cit., h. 190 44 Ibid. h. 192 41
32
b. Perindustrian: “merupakan kegiatan mengelola bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan menggunakan sarana dan peralatan”.45 c. Pariwisata: “perjalanan dengan tujuan rekreasi”.46 Mata pencaharian di bidang ini seperti menyediakan penginapan, dan agen perjalanan. d. Jasa: “usaha manusia untuk membantu manusia lainnya dalam mencapai atau melaksanakan sesuatu”.47 Contoh dari mata pencaharian ini diantaranya adalah sebagai supir, masinis, pilot, guru, dosen, penjahit dan penerjemah. 2. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Dari
adanya
mata
pencaharian,
manusia
dapat
memiliki
pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya seharihari. Tetapi setiap manusia menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda tergantung mata pencaharian yang dimilikinya. Pengertian pendapatan sendiri memiliki perbedaan dari dua sudut ilmu, yaitu ilmu ekonomi dan ilmu akuntansi. Pengertian pendapatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendapatan adalah “hasil bekerja (usaha dsb); penghasilan; pencarian; penemuan (terhadap sesuatu yang tidak ada sebelumnya)”.48 Menurut Mahyu Danil mengemukakan bahwa “pendapatan seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu bangsa 45
dalam
periode
tertentu”.49
Namun
menurut
Mubyarto
Didang Setiawan, op.cit., h. 189 Suprihartoyo, Djuminah, Esti Dwi Wardayati, op.cit., h. 271 47 Ibid. 48 Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 317 49 Mahyu Danil, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Bupati Kabupaten Bireun, Jurnal Ekonomi Universitas Almuslim Bireuen Vol.IV No. 7, 2013, h. 37. 46
33
mengemukakan “pendapatan adalah hasil berupa uang atau Material lainnya”.50
Sedangkan
menurut
Reksoprayitno
mendefinisikan
“pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu”.51 Dalam sudut pandang ekonomi, pendapatan menurut Sadono Sukirno mengemukakan bahwa “pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk sesuatu Negara”.52 Dalam sudut pandang akuntansi sendiri, pengertian pendapatan menurut Hery adalah “arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari pengiriman barang, pemberian jasa atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan”.53 Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia mendefinisikan pendapatan adalah “arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang berasal dari kontribusi penanaman modal”.54 Sedangkan dalam APB (Accounting Principles Board) pendapatan adalah “kenaikan kotor aktiva atau penurunan kotor hutang yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum yang berasal
50
Ibid Ibid 52 Sadono Sukirno, Makro ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1996), hal. 49 53 Hery, Cara Mudah Memahami Akuntansi: Inti Sari Konsep Dasar Akuntansi, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012), h. 82 54 Imam Ghozali dan Anis Chariri, Teori Akuntansi, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2007), h. 297 51
34
dari kegiatan perusahaan berorientasi laba yang dapat mengubah ekuitas pemilik”55 Dari pemaparan tentang definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan balas jasa yang bisa berupa gaji, sewa, bunga dan keuntungan sehingga bertambahnya asset yang dihasilkan dalam waktu tertentu. b. Jenis-Jenis Pendapatan Ada beberapa jenis pendapatan yang dapat diterima oleh seseorang, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Gaji: adalah pendapatan yang bersifat kontinu atau terus menerus dan dalam jumlah relatif tetap sebagai balas jasa dari suatu pekerjaan formal. 2. Upah: adalah pendapatan yang bersifat tidak menentu dan dalam jumlah yang relatif berbeda sebagai balas jasa dari pekerjaan nonformal. 3. Sewa: adalah pendapatan dari pemanfaatan sumber daya. 4. Bonus: adalah pendapatan tambahan karena bekerja melebihi target tertentu 5. Hadiah: adalah pendapatan dari hasil prestasi yang telah diraih.56 Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Indah Dwi Septiyani pendapatan dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Pendapatan berupa barang Pendapatan berupa barang merupakan semua penghasilan yang diterima dalam bentuk barang atau jasa. Barang atau jasa yang diterima dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi ataupun transaksi uang yang dinikmati barang atau jasa 55 56
Ibid, h.296 Suprihartoyo,Djuminah, Esti Dwi Wardayati, op.cit., h.277
35
tersebut. Demikian juga penerimaan barang secara CumaCuma, pembelian barang dengan harga subsidi atau reaksi demi majikan merupakan pendapatan berupa barang. 2. Pendapatan berupa uang Pendapatan berupa uang merupakan penghasilan yang diterima biasanya sebagai balas jasa, misalnya dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri, dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang-barang yang dipelihara dari halaman rumah, hasil investasi seperti modal, tanah, uang pensiunan, jaminan sosial serta keuntungan sosial.57 c. Kebutuhan Manusia Dengan adanya pendapatan, manusia dapat memenuhi apa yang mereka butuhkan, walau kebutuhan manusia sifatnya tidak terbatas. Menurut Mulyono Sumardi dah Hans Dieter Evers mengatakan bahwa "Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi
individu
(makan,
perumahan,
pakaian)
maupun
keperluan pelayanan sosial tertentu (air minum, sanitasi, transportasi, kesehatan dan pendidikan)”.58 Kebutuhan bisa diartikan sebagai “keinginan manusia yang harus dipenuhi”.59 Jadi bisa disimpulkan bahwa kebutuhan adalah keinginan yang diperlukan oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya.
57
Indah Dwi Septiyani, “Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga yang Terkena Proyek Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-aawean” Skripsi pada Respository Universitas Negeri Semarang. Semarang, 2012. h. 21-22 tidak dipublikasikan. 58 Mulyono Sumardi dan Hans Dieter Evers, ed, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok (Jakarta: Rajawali, 1982), h.2 59 Rogers Pakpahan, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial VIII, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010), h. 163.
36
Adapun macam macam kebutuhan manusia menurut Ridwan Halim diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Menurut Tingkat Kepentinganya a. Kebutuhan Primer adalah “kebutuhan yang pemenuhannya tidak dapat ditunda agar kehidupannya dapat berlangsung secara layak”.60 Contoh dari kebutuhan primer adalah seperti makan, minum, punya tempat tinggal dan pakaian. b. Kebutuhan Sekunder adalah “Kebutuhan yang tidak mendesak dan pemenuhannya dilakukan setelah kebutuhan primer terpenuhi”.
61
contoh dari kebutuhan sekunder
adalah sepeda motor, tv, mesin cuci, kebutuhan hiburan dan juga rekreasi. c. Kebutuhan Tersier adalah “kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan setelah kebutuhan primer dan sekunder”.62 Contoh dari kebutuhan tersier adalah perhiasan, kendaraan mewah dan rumah kedua. 2) Menurut cara pemenuhannya a. Cukup Satu kali: “benda yang dibutuhkan itu tidak habis dalam satu kali pemakaian sehingga dapat dipakai dalam waktu yang relatif lama”.63 Contohnya adalah rumah, kendaraan, perkakas rumah tangga. b. Harus berulang kali: “benda yang dibutuhkan habis dalam satu atau hanya beberapa kali pemakaian saja sehingga waktu yang relatif singkat kebutuhan akan benda yang
60
Ibid. h. 164 Ibid. h. 165 62 Sutarto, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 172 63 Ridwan Halim, Hak Milik Keadilan dan Kemakmuran Tinjauan Falsafah Hukum, (Jakarta:Balai Aksara, 1986). h. 15. 61
37
sama tersebut sudah harus terpenuhi lagi”.64 Contohnya adalah bahan pangan, bahan dasar produksi. 3) Menurut tujuan pemenuhannya a. Untuk memproduksi barang lain atau jasa: “benda produksi yaitu benda yang dipakai untuk menghasilkan benda lain atau jasa”.65 Contohnya adalah mesin-mesin pabrik. b. Untuk langsung dikonsumsi: “benda konsumsi, yaitu benda yang langsung dipakai untuk memenuhi kebutuhan yang dihadapi”.66 Contohnya adalah rumah, sandang pangan, kendaraan pribadi. 4) Menurut waktu pemenuhannya67 a. Untuk masa sekarang: “kebutuhan yang tidak dapat ditunda lagi
pemenuhannya”.68
contohnya
adalah
rumah,
kendaraan, gaji, kebutuhan akan makan, kebutuhan akan obat. b. Untuk masa yang akan datang: “kebutuhan yang akan dipenuhi
dimasa
penyediaannya
perlu
yang
akan
dipersiapkan
datang dari
meskipun sekarang”.69
Contohnya adalah tabungan, asuransi dan uang pensiunan.
C. Hasil Penelitian yang Relevan Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis juga menelusuri karya ilmiah yang relevan dengan dampak pembangunan jalan tol dari berbagai sudut pandang. Akhirnya penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang relevan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
64
Ibid. Ibid. 66 Ibid. 67 Ibid. 68 Rogers Pakpahan, dkk., op.cit, h. 166 69 Ibid 65
38
1. Judul relevan; “Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Kalijati kabupaten Subang”, Skripsi, karya Suci Puji Astuti, 2014. Desain dari penelitian ini menggunakan desain korelasional kumulatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif karena menggambarkan keadaan di lapangan sesuai dengan fakta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan juga mendeskripsikan pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap kondisi sosial dan ekonomi. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap mata pencaharian dilihat dari mata pencaharian sebelum dan setelah pembangunan jalan tol menunjukan tidak terdapat pengaruh terhadap mata pencaharian pokok maupun mata pencaharian sampingan masyarakat kecamatan kalijati karena sebagian besar lahan pertanian yang terkena pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan di Kecamatan Kalijati berupa permukiman dan kebun, selain itu sebagian besar masyarakat menggunakan uang ganti rugi lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat konsumtif sehingga hanya terdapat beberapa orang yang mempunyai pekerjaan sampingan dengan membuka usaha baru seperti berdagang atau membuat kontrakan. 2. Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap pendapatan, menunjukan terdapat pengaruh antara pendapatan sebelum dan setelah pembangunan jalan tol karena rata-rata lahan masyarakat yang terkena pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan adalah lahan produktif setiap tahunnya dan masyarakat menggunakan uang ganti rugi lahan dengan membeli lahan baru sehingga pendapatan yang di peroleh bersifat jangka panjang. 3. Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap kepemilikan tempat tinggal menunjukkan terdapat pengaruh
39
kepemilikan tempat tinggal pemilik lahan sebelum dan setelah pembangunan jalan tol hal ini dilihat sebagian besar masyarakat menggunakan uang ganti rugi untuk membangun rumah mereka kembali dan terdapat perbedaan luas rumah sebelum dan setelah pembangunan jalan tol70. 2. Judul relevan; “Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga yang Terkena Proyek Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-Bawean”. Skripsi, Karya Indah Dwi Septiyani, 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis kepemilikan lahan rumah tangga, mengetahui luas kepemilikan lahan rumah tangga serta keadaan ekonomi rumah tangga yang terkena proyek pembangunan jalan tol Ungaran-Bawean. Hasil dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Jenis penggunaan lahan di Desa Klepu yang paling banyak terkena proyek pembangunan jalan tol Ungaran-Bawean yaitu lahan permukiman, yakni sebesar 5,12% dari total lahan permukiman yang ada. Sedangkan di Kelurahan Beji, jenis penggunaan lahan yang paling banyak terkena lahan yakni sebesar 14,38% dari total sawah yang ada di kelurahan tersebut. 2. Rata-rata kepemilikan lahan tanah di Desa Klepu mengalami kenaikan sebesar 187,79 m2,. Sedangkan rata-rata kepemilikan lahan tegalan di Kelurahan Beji justru mengalami penurunan sebesar 437,74 m2. 3. Adanya
pembangunan
jalan
tol
Ungaran-Bawean
menyebabkan
berubahnya lokasi organisasi sosial yang diikuti warga di Desa Klepu, terutama bagi mereka yang rumahnya pindah akibat tergusur oleh pembangunan jalan tol Ungaran-Bawean. Berubahnya lokasi organisasi sosial mengharuskan mereka untuk menyesuaikan diri lagi dengan 70
Suci Puji Astuti. “Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Kalijati kabupaten Subang”. Skripsi. aandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung, 2014. tidak di publikasikan
40
lingkungan baru mereka, yang belum tentu senyaman yang dulu. Perubahan lain yang terlihat yaitu pada kondisi ekonomi, terutama yang berkaitan dengan kekayaan yang dimiliki oleh rumah tangga yang terkena proyek pembangunan jalan tol Ungaran-Bawean. Pada Desa Klepu, semua responden memiliki luas lahan dan bangunan yang lebih besar dibandingkan sebelum ada pembangunan jalan tol. Namun, adanya pembagian uang hasil bagi untung menyebabkan responden bersifat konsumerisme, banyak responden yang membeli barang-barang elektronik yang dirasa kurang bermanfaat bagi mereka. Sedangkan pada Kelurahan Beji, jenis lahan yang mereka miliki mengalami penurunan pada luasnya. Penurunan tersebut terjadi karena para responden lebih memilih menggunakan uang hasil bagi untung untuk memenuhi kebutuhan lainnya, seperti membeli kendaraan bermotor dan barang-barang elektronik serta untuk mendirikan tempat usaha baru71. 3. Judul relevan: “Dampak Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan”. Skripsi, Karya Zarina. Metode yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
kualitatif.
Tujuan
dilakukannya penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dampak pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan terhadap kondisi sosial dan ekonomi penduduk Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: 1. Lahan yang paling banyak dibebaskan untuk pembangunan jalan tol adalah lahan pertanian yaitu sebesar 70,72% yang mana dalam 1 tahun mampu memproduksi beras sebanyak 68,593 ton. 2. Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan berdampak relatif buruk terhadap kondisi sosial. 71
Indah Dwi Septiyani, “Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga yang Terkena Proyek Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-aawean” Skripsi pada Respository Universitas Negeri Semarang. Semarang, 2012. tidak dipublikasikan.
41
Penduduk yang rumahnya dibebaskan terpaksa pindah ketempat lain sehingga
hubungan
antar
masyarakat
sekitar
menjadi
renggang.
Sedangkan untuk kebahagiaan sebagian besar penduduk merasa kebahagiaanya sama saja seperti sebelum pembebasan lahan. 3. Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan berdampak relatif buruk terhadap kondisi ekonomi. Sebagian besar penduduk pendapatannya menurun setelah pembebasan lahan. Sedangkan dari segi kebutuhan keluarga sebagian besar penduduk merasa pemenuhan kebutuhan primernya sama saja seperti sebelum pembebasan lahan. 4. Tidak ada perubahan mata pencaharian yang berarti antara sebelum pembebasan lahan dan setelah pembebasan lahan, baik mata pencaharian maupun sampingan72. 4. Judul relevan: “Pengaruh Pembangunan Jalan Lingkar Timur Cianjur Terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani Di Kabupaten Cianjur”. Tesis, Karya Andri Muhammad Ramdani, 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan Penelitian Tersebut adalah untuk menganalisis pengaruh jalan lingkar timur Kabupaten Cianjur terhadap perubahan orientasi mata pencaharian, taraf hidup petani dan peningkatan kepemilikan asset petani di Kabupaten Cianjur. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembangunan jalan lingkar timur Cianjur hanya memberikan pengaruh kepada sebagian kecil petani untuk beralih dari usaha disektor pertanian keusaha disektor non pertanian. Sedikitnya petani yang mencoba beralih keusaha non pertanian juga menyebabkan peningkatan taraf hidup mereka tidak terlalu signifikan jika melihat pendapatan mereka sebelum dan sesudah pembangunan jalan lingkar timur Cianjur. Petani yang memilih untuk tetap bertani, 72
Zarina. “Dampak pembangunan Jalan Tol Gempol Pandaan terhadap Kondisi sosial ekonomi penduduk di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabuaten Pasuruan, Skripsi pada Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, 2013 tidak dipublikasikan.
42
menggunakan uang mereka yang didapat dari hasil ganti rugi lahan untuk membeli berbagai kebutuhan sekunder mereka, hal ini terlihat dari meningkatnya kepemilikan asset pribadi mereka baik itu sarana, komunikasi, informasi, transportasi, dan perumahan baik itu mempebaiki rumah ataupun membangun rumah pribadi mereka73. 5. Judul relevan: “Dampak Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Salatiga terhadap Perkembangan UKM di sekitar Jalan Lingkar Selatan Salatiga”. Jurnal, Karya M. Roziqin Herianto, 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode yang bersifat kualitatif. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadikan alasan meningkatnya UKM dan kendala-kendala yang di hadapi pelaku UKM di sekitaran Jalan Lingkar Selatan Salatiga. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga, dilandasi faktor yaitu untuk mengurangi kepadatan pada jalan arteri, memecah pemusatan kegiatan ekonomi masyarakat, membuka daerah terisolasi, memanfaatkan lahan, menciptakan lapangan kerja di sektor jasa, meningkatkan perekonomian sekaligus sebagai sarana dan prasarana lingkungan sertas fasilitas sosial yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan umum. 2. Pelaksanaan pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga meningkatkan psikologi masyarakat untuk menumbuhkan iklim usaha pada masyarakat. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya usaha-usaha baru yang ada disekitar Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga. Karena melihat peluang yang besar, satu-persatu UKM bermunculan di sekeliling Jalan Lingkar Salatiga. 3. Hal-hal yang melatarbelakangi munculnya UKM di Jalan Lingkar Selatan (JLS) karena banyak kendaraan yang melewati Jalan Lingkar Selatan ini, 73
Andri Muhammad Ramdhani. “Pengaruh Pembangunan Jalan Lingkar Timur Cianjur Terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani Di Kabupaten Cianjur”, Tesis pada S1 Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung, 2013 tidak dipublikasikan.
43
dimana yang pada awalnya daerah tersebut adalah daerah pinggiran yang cukup terisolir, dengan adanya jalan lingkar ini proses trasnportasi yang menghubungkan daerah satu dengan daerah yang lain menjadi lebih mudah. 4. Lambatnya perkembangan UKM di Jalan Lingkar Selatan Salatiga disebabkan oleh masalah yang di hadapi oleh pelaku usaha. Permasalahan tersebut antara lain: a. lemahnya permodalan dan akses terhadap sumber permodalan. b. terbatasnya
kemampuan dalam
penguasaan teknologi. c. lemahnya organisasi dan manajemen usaha. d. persaingan usaha yang ketat. 5. Dengan berkembangnya UKM ini dapat menciptakan lapangan kerja, memperbaiki pendapatan masyarakat, meningkatkan penerimaan kota Salatiga74.
74
M. Roziqin Herianto, “Dampak Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Salatiga terhadap Perkembangan UKM di sekitar Jalan Lingkar Selatan Salatiga”, Among Makarti, Vol. 5 No. 9, Juli 2012, h.50.
38 44
Tabel 2.1. Beberapa Penelitian yang Relevan No 1
Nama, Judul, Tahun
Metode Persamaan
Perbedaan
Persamaan nya adalah sama-sama meneliti akibat dari pembangunan jalan tol terhadap salah satunya yaitu ekonomi yang ada dimasyarakat seperti mata pencaharian dan pendapatan.
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya berbeda tempat pengambilan datanya saja
a. Kuesioner b. Dokumentasi
Persamaannya adalah penelitiannya berkaitan dengan dampak pembangunan jalan tol yang berdampak diantaranya terhadap mata pencaharian dan pendapatan
Perbedaan dari penelitian ini adalah lokasi penelitian tersebut berada di pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-Bawean dan juga kajiannya terhadap Sosial Ekonomi Rumah Tangga
Kualitatif
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang dampak pembangunan jalan tol yang salah satu penelitiannya terkait dengan mata pencaharian
Perbedaannya adalah metode yang di gunakan penelitian Kualitatif dan tempat penelitiannya berada di Desa Wonokoyo
Suci Puji Astuti, Pengaruh pembangunan jalan tol CikampekPalimanan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Kalijati kabupaten Subang, 2014
Deskriptif Kuantitatif
2.
Indah Dwi Septiyani, Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga yang Terkena Proyek Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-Bawean, 2012
3
Zarina, Dampak Pembangunan Jalan Tol GempolPandaan terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji
a. Angket b. Wawancara c. Dokumentasi
a. Wawancara b. Observasi c. Dokumentasi
38
3945
Kabupaten Pasuruan, 2012 4
5
Andri Muhammad Ramdani, Pengaruh Pembangunan Jalan Lingkar Timur Cianjur Terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani Di Kabupaten Cianjur, 2013
Kuantitatif Deskriptif
M. Roziqin Herianto, Dampak Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Salatiga terhadap Perkembangan UKM di sekitar Jalan Lingkar Selatan Salatiga, 2012
Kualitatif
a. Observasi b. Kuesioner c. Wawancara
a. Observasi b. Wawancara
Persamaan dalam penelitian ini adalah fokus dengan pembangunan seperti jalan dan mata pencaharian
Perbedaanya adalah penelitian ini berfokus didaerah Kabupaten Cianjur
Persamaan dari penelitian ini adalah sama- sama berfokus pada pembangunan jalan
Perbedaan dari penelitian ini adalah berfokus pada perkembangan UKM di Sekitar jalan Lingkar Selatan Salatiga
D. Kerangka Berfikir Pembangunan merupakan suatu usaha yang dilakukan bisa dari perseorangan atau suatu Negara yang diharapkan adanya perubahan ke taraf yang lebih baik dan untuk kesejahteraan manusia. Pembangunan yang dilakukan dapat berupa pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan kebutuhan dasar manusia dan juga pembangunan yang berpusat pada manusia. Pembangunan kebutuhan dasar manusia seperti adanya penyediaan sarana dan prasarana dapat memperlancar aktifitas yang dilakukan oleh
46 40
manusia. Salah satunya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan diharapkan dapat membantu memperlancar aktifitas seperti pengiriman barang, sebagai jalur pilihan yang lebih efisien dibanding jalur pantai utara dan sebagai langkah untuk menjadikan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. Terutama disekitaran yang di lalui jalan tol tersebut. Mata pencaharian dan pendapatan seperti dua mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan pasti memiliki efek atau dampak bagi mata pencaharian dan juga pendapatan bagi masyarakat yang lahan dan juga rumahnya dibebaskan untuk pembangunan jalan tol tersebut. Seperti yang berada di Desa Tegalkarang Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan campuran yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dengan maksud mengidentifikasi fakta yang terjadi. Brawal dari pemilihan materi dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap kondisi mata pencaharian dan pendapatan di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. Dengan memfokuskan pada mata pencaharian dan pendapatan.
Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan
Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan dari Sisi Mata Pencaharian dan Pendapatan di Desa Tegalkarang
Mata Pencaharian
- Jenis mata pencaharian
- Adakah perbedaan mata Pencaharian
Pendapatan
- Pendapatan yang diperoleh dari usaha
- Adanya peningkatan atau penurunan pendapatan
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang akan dijadikan penelitian ini berada di Desa Tegalkarang.
Desa ini merupakan salah satu dari desa yang terkena
proyek pembangunan infrastruktur jalan tol Cipali (Cikopo–Palimanan) dan desa tersebut berada di Kecamatan Palimanan. Kemudian peneliti memilih desa tersebut karena merupakan desa yang terkena penggusuran pelebaran jalan dari proyek pembangunan infrastruktur jalan tol Cipali. Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Palimanan
47
48
Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian melalui Google Maps
Batas Desa Tegalkarang adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur
: Desa Sende : Desa Lungbenda : Desa Winong dan Kempek : Desa Cengkuang
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini akan berjalan pada bulan November 2015 sampai dengan bulan Oktober 2016
No
Waktu Kegiatan
Tabel. 3.1 Jadwal Penelitian Nama Kegiatan
Keterangan
1
November 2015
Pengajuan Proposal Penelitian
Membuat proposal penelitian bab I, II dan III serta dilakukan seminar proposal
2
Februari 2016
Perbaikan Proposal Penelitian
Perbaikan bab I dan II penelitian
3
Oktober 2016
Penyusunan Instrumen Penelitian
Penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian
49
4
Nopember 2016 minggu ke 2 dan ke 3
Pengumpulan Data
Melaksanakan penelitian di lapangan untuk memperoleh data dan informasi serta menuliskan hasil penelitian secara bertahap.
5
Desember minggu ke 1 dan 2
Pengolahan dan Analisis Data
Melakukan pengolahan dan analisis data dan informasi yang sudah didapatkan dari penelitian dilapangan
6
Desember minggu ke 3, 4 – Januari minggu ke 1,2,3 2017
Bimbingan, penulisan bab IV dan bab V
Melakukan bimbingan untuk penulisan bab IV dan bab V
7
Januari minggu ke 4 2017
Penyerahan Hasil Penelitian
Melakukan penyempurnaan penulisan dan penyerahan hasil penelitian dan mengikuti sidang
B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode campuran, sebelum membahas metode penelitian, terlebih dahulu mengetahui pengertian dari metode penelitian. Metode penelitian menurut para ahli, diantaranya menurut Sugiyono adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.1 Selain itu, pendapat lain mengenai pengertian metode penelitian, di sampaikan oleh Sukardi bahwa “metodologi penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturanaturan guna menjawab permasalahan yang hendak diteliti”2. Dari beberapa pengertian metode penelitian di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara ilmiah untuk mendapatkan data sehingga dapat memecahkan suatu masalah penelitian. Penelitian ini menggukan pendekatan campuran atau mixed method. Menurut John 1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: ALFABETA, 2013), h. 3. 2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (kompetensi dan praktiknya), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h.19
50
Creswell, penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif”.3 Peneliti menjadikan peneliti harus mendapatkan data kualitatif dan kuantitatif yang kemudian digabungkan hasilnya. Ada beberapa macam strategi
dalam
menggunakan
pendekatan
campuran,
dan
peneliti
menggunakan metode campuran embedded konkuren. Menurut John Creswell pengertian embedded konkuren adalah menerapkan satu tahap pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu”4 Jadi peneliti bisa mendapatkan data kualitatif dan kuantitatif dalam satu waktu. Dengan menggunakan dua metode ini, peneliti dapat menjawab rumusan masalah yang pertama dengan menganalisis data kuantitatif. Kemudian untuk menjawab rumusan masalah yang kedua peneliti dapat menjawabnya dengan menganalisis data kualitatif. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Pengertian
populasi
menurut
Sugiyono
adalah
“wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisrik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.5 Populasi dalam Penelitian ini yaitu masyarakat yang terkena pembebasan lahan oleh pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan di Desa Tegalkarang, Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon sebanyak 35 kepala rumah tangga.
3
John W Creswell, Research Design:Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Terj. Dari Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Third Edition oleh Achmad Fawaid, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 5. 4 Ibid. h. 321 5 Sugiyono, op.cit., h. 117
51
2. Sampel Sampel menurut Sugiyono adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.6 Peneliti menetapkan bahwa daerah yang dijadikan sampel adalah Desa Tegalkarang yang dilewati oleh pembangunan jalan tol tersebut. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling. Menurut sugiyono cluster sampling atau area sampling “digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yg diteliti atau sumber data luas”7. Masyarakat yang dijadikan sasaran sampel penelitian menggunakan taraf kesalahan 5%. Untuk menghitung penentuan jumlah sampel dari populasi tersebut, maka pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin. Perhitungan pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
N n= N. (d2) + 1 Dimana : n
= Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi d
= Taraf nyata atau batas kesalahan Dalam menentukan jumlah sampel yang akan dipilih, peneliti
menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5%, karena dalam setiap penelitian tidak mungkin hasilnya sempurna 100%. Dalam pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol tersebut terdapat 70 petak lahan yang
6 7
Ibid h. 118 Sugiyono, op.cit., h.121
52
akan dibebaskan.70 petak tersebut dimiliki oleh 35 orang kepala keluarga. Oleh karena itu Jumlah populasi yang digunakan adalah 35 kepala keluarga, dengan perhitungan di atas maka: 35 n= 35.(0.0025) + 1 35 =
= 32.183 atau 33 orang 1.0875 Jadi dari populasi yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak
32.183 atau 33 orang responden. D. Teknik Pengumpulan Data Pada tahap ini, pengumpulan data adalah hal terpenting dalam suatu penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan berkaitan dengan masalah penelitian. “ Adapun data yang diperlukan dalan penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Wawancara Pengertian wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung, mendalam tidak terstruktur, dan individual”.8 Jadi peneliti melakukan wawancara kepada fasilitator desa sebagai informan narasumber karena menguasai permasalahan dan bersedia memberikan informasi dan juga kepada 4 informan atau warga yang dipilih berdasarkan secara acak
yang
terkena
penggusuran
atau
lahannya
terkena
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan,
8
Danang Sunyoto, Metode dan Instrumen Penelitian: Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service, 2013). h. 59
53
2. Observasi Pengertian observasi adalah suatu metode pengumpulan data di mana peneliti mencatat setiap informasi sesuai dengan kenyataan yang mereka alami selama penelitian berlangsung”.9 Jadi dalam peneniliat ini dilakukan untuk mencatat keadaan yang ada di Desa Tegalkarang setelah adanya pembangunan jalan tol CikopoPalimanan. 3. Angket Menurut Sugiyono kuesioner atau angket adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.10 Menurut Sukardi, mengemukakan bahwa angket adalah beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan
ke
responden
untuk
memperoleh
informasi
dilapangan”.11 Dari pernyataan di atas, angket adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada seseorang untuk memperoleh informasi di lapangan. Angket ini di sebar ke masyarakat yang lahannya terkena pembebasan untuk kegiatan pelebaran jalan yang berkaitan dengan jalan tol CikopoPalimanan yaitu sebanyak 33 orang. Untuk mempermudah penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi angket yang mencakup beberapa pertanyaan mengenai pendapatan masyarakat sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan dan sesudah adanya jalan tol CikopoPalimanan. 9
Danang Sunyoto, op.cit., h. 64 Sugiyono, op.cit., h. 199 11 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014). h. 76 10
54
E. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono, “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati”.12 Instrumen dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan angket untuk mengetahui dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap kondisi mata pencaharian dan Pendapatan di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. Untuk menjawab rumusan masalah pertama dengan strategi kualitatif, peneliti menggunakan instrumen wawancara. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara kombinasi yaitu menggabungkan kedua macam cara wawancara yang bertujuan agar mendapatkan informasi yang lebih maksimal. Wawancara diperoleh langsung dari penduduk di Desa Tegal Karang. Kisi-kisi wawancara yang akan dilakukan dari variable tersebut yang ingin di capai. Untuk menjawab rumusan masalah kedua dengan strategi kuantitatif, peneliti menggunakan instrumen angket. Angket yang dibuat oleh peneliti adalah angket langsung tertutup. Angket langsung tertutup adalah daftar pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab tentang keadaan yang dialami sendiri, tanpa ada alternatif jawaban dari peneliti13. Semua tebel kisi-kisi penelitian wawancara dan angket berada di bawah ini.
12
Sugiyono, op.cit., h. 148 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya,(Jakarta: Prenada Media Grup, 2008), h. 124 13
55
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara No 1
Variabel Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan
Indikator Luas lahan
Sub Indikator 1. Luas
lahan
yang
lahan
yang
Jenis Instrumen
No. Soal
Wawancara
1,2,3
dimiliki 2. Jenis
4
dimiliki Dampak pembanguna n jalan tol CikopoPalimanan
1. Dampak
positif
pembangunan tol
Wawancara
5
jalan
Cikopo-
Palimanan
Bagi
Masyarakat 2. Dampak negatif jalan tol
Cikopo-
Palimanan
6
bagi
masyarakat 3. Dampak pembangunan tol Palimanan lingkungan.
jalan
Cikopobagi
7,8
56
2
Kondisi Mata Pencaharian
Mata
1. Jenis
Mata
Wawancara
9,10,11,12,
Pencaharian
Pencaharian Sebelum
13, 14, 15,
di
dan sesudah adanya
16
Desa
Tegalkarang
jalan
tol
Cikopo-
Palimanan 2. Jenis
Mata
Pencaharian Sampingan sebelum dan sesudah adanya jalan
tol
Cikopo-
17, 18, 19,
Palimanan
20, 21, 22, 23, 24
Pendapatan di
Didesa
Tegal Karang
1. Pendapatan sebelum Angket dan sesudah adanya pembangunan
1, 2, 3, 4, 5, 6
jalan
tol Cikopo-Palimanan
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket No 1
Variabel
Indikator
Kondisi Pendapatan
Pendapatan di
Jenis Instrumen
Sub Indikator 1. Pendapatan
Angket
Didesa
sebelum
dan
Tegal Karang
sesudah
adanya
pembangunan jalan tol Palimanan
Cikopo-
No. Soal 1, 2, 3, 4, 5, 6
57
Tabel 3.4 Pedoman Observasi No. 1 2 3 4
Hal Yang Diamati Rumah/ permukiman Sawah Jalan Pedagang
Deskripsi
F. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono “teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain”14. Dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif menurut Sugiyono adalah “statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”15. Data tersebut berasal dari data kuantitatif dan kualitatif. Data yang telah diperoleh selanjutnya di analisa untuk menjawab rumusan masalah yang telah peneliti buat pada bab 1. Selanjutnya dalam penelitian ini menggunakan strategi embedded konkuren. Embedded konkuren adalah memiliki metode primer yang memandu proyek dan database sekunder yang memainkan peran pendukung dalam prosedur-prosedur penelitian, metode sekunder yang kurang diprioritaskan ditancapkan (embedded) kedalam metode yang lebih dominan (kualitatif atau kuantitatif)”16. Menurut Jhon W Creswell bahwa “ penancapan 14
Sugiyono, op.,cit h. 335 Ibid h. 207-208 16 John. W Creswell op.cit h. 321-322 15
58
ini dapat berarti bahwa metode sekunder menjabarkan rumusan masalah yang berbeda dengan metode primer”17. Jadi peneliti menggunakan strategi ini untuk mengevaluasi dua rumusan masalah yang berbeda (antara kualitatif dan kuantitatif)18. Berikut bagan strategi embedded konkuren ditunjukkan pada gambar 3.2 Gambar. 3.2 Strategi Embedded Konkuren kual
KUAN
Analisis Penemuan Metode kuantitatif disimbolkan dengan “KUAN”, dan metode kualitatif disimbolkan kual. Penulisan simbol tersebut berbeda, hal ini menunjukkan bahwa salah satu metode tersebut lebih dominan dari metode yang lain yang berarti metode kuantitatif lebih dominan dari metode kualitatif. Penulisan skripsi ini penulis menyelesaikan dengan melalui beberapa tahapan pengolahan data, yaitu sebagai berikut: 1. Pertama penulis mengadakan penelitian dengan mewawancarai ke beberapa responden dan menyebar angket ke 33 orang yang lahannya terkena pembebasan lahan karena pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. 2. Setelah data terkumpul, peneliti mengelompokkan berdasarkan berdasarkan jawaban yang ada diangket, kemudian mengolahnya 17 18
Ibid h.322 Ibid h.322
59
serta menganalisis sehingga dapat diambil kesimpulan. Peneliti juga menganalisis hasil wawancara. 3. Peneliti menginterpretasikan hasil analisis baik dari angket maupun
wawancara
sehingga
dapat
mengetahui
dampak
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap kondisi mata pencaharian dan pendapatan di Desa Tegalkarang. 4. Data yang telah dikumpulkan agar mudah dianalisis dan disimpulkan,
maka
penulis
menggunakan
analisis
yang
menghasilkan deskriptif analisis. 5. Proses analisis data menggunakan pola berfikir induktif yaitu proses pengolahan data dari hal-hal yang khusus dan diperoleh dari responden kemudian ditarik kesimpulan secara umum. 6. Masing-masing data yang telah peneliti peroleh, yaitu data angket dengan menggunakan metode kuantitatif dan data wawancara menggunakan metode kualitatif, lalu dilakukan pencampuran (mixing) dalam bagian pembahasan dan disimpulkan.
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Daerah 1. Kondisi Umum Daerah Penelitian Kondisi umum daerah penelitian ini dideskripsikan untuk memberikan gambaran umum yang jelas mengenai keadaan penelitian dan objek penelitian yang berhubungan dengan masalah penelitian. Daerah penelitian berada di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. 2. Kondisi Penduduk Daerah Penelitian Data registrasi Desa Tegalkarang menjelaskan jumlah penduduk menurut jenis kelamin, dan jumlah penduduk menurut mata pencaharian. a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Tegalkarang tahun 2016 yaitu sebanyak 5.450 jiwa yang terdiri dari 2.763 jiwa penduduk laki-laki atau 50,7 % dan 2.685 jiwa penduduk perempuan atau 49,3 %. Tabel. 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Daerah Penelitian Desa Tegalkarang No
Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)
Presentase (%)
1
Laki-laki
2.763
50,7
2
Perempuan
2.685
49,3
5.450
100
Total
Sumber: Laporan Registrasi Penduduk Desa Tegalkarang Bulan September 2016 Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Desa Tegalkarang dapat dilihat pada grafik 4.1.
60
61
Grafik 4.1. Grafik perbandingan antara Jumlah penduduk Laki-laki dan Perempuan di Daerah penelitian Tahun 2016
100% 80% 60%
Perempuan
40%
Laki-laki
20% 0% Desa Tegalkarang
Sex ratio dapat diketahui dengan membandingkan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Berdasarkan grafik 4.1 dapat disimpulkan bahwa sex ratio di Desa Tegalkarang tahun 2016 adalah 103 artinya Setiap 103 penduduk laki-laki di Desa Tegalkarang sebanding dengan 100 jumlah penduduk perempuan. B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Responden Deskripsi data responden merupakan gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, untuk memberikan kejelasan mengenai data responden yang berjumlah 33 orang ditentukan dengan perhitungan pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, dari total 35 orang kepala keluarga yang terkena akibat pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Deskripsi data respondennya
meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan,
Umur Responden, dan Pekerjaan Utama.
62
a. Jenis Kelamin Data jumlah responden menurut jenis kelamin di Desa Tegalkarang yaitu 33 orang yang terdiri dari 22 orang responden laki-laki atau 66,7% dan 11 orang responden perempuan atau 33,3%. Tabel. 4. 2 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin di Daerah Penelitian Desa Tegalkarang No
Jenis Kelamin Jumlah (orang)
Presentase (%)
1
Laki-laki
22
66,7
2
Perempuan
11
33,3
33
100,0
Total Sumber: Data Angket Penelitian 2016
Perbandingan antara jumlah responden laki-laki dan perempuan di Desa Tegalkarang dapat di lihat pada grafik 4.2 Grafik 4.2 Perbandingan Jenis Kelamin
25 20 Laki-laki
15
Perempuan
10 5 0 Desa Tegalkarang
Sumber: Data angket penelitian 2016
63
b. Tingkat Umur Tingkat umur yang menjadi responden dalam penelitian ini beragam, peneliti membagi kedalam beberapa kelompok umur. Kelompok umur tersebut ditunjukkan pada tabel 4.3
Tabel 4. 3 Tingkat Umur Responsen di Daerah Penelitian
L
1
Tingkat Umur (Tahun) 20-30
4
Desa Tegal Karang Jumlah Persentase P (Orang) (%) 3 7 21,2
2
31-40
9
2
11
33,4
3
41-50
3
3
6
18,2
4
51-60
5
2
7
21,2
5
61-70
-
-
-
-
6
71-80
1
1
3,03
7
81-90
1
1
3,03
11
33
100
Kelompok
Total
22
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 Dari tabel 4.3 Dalam tingkat umur, jumlah responden pada kelompok pertama yaitu pada rentang umur 20 sampai 30 tahun jumlah 7 orang dengan persentase 21,2%. Jumlah responden kelompok ke dua pada tingkat umur antara 31 sampai 40 tahun dengan persentase sebanyak 33,4%. Kelompok ketiga dengan rentang umur 41 sampai 50 tahun dengan persentase 18,2%. Kelompok keempat dengan rentang umur 51 sampai 60 tahun dengan presentase 21,2%. Kelompok enam dengan rentang umur 71 sampai 80 tahun dengan responden satu orang laki-laki dan kelompok ketujuh dengan rentang umur 81 sampai 90 tahun dengan satu orang perempuan. Sedangkan pada kelompok lima tidak terdapat responden
64
yang berumur 61 sampai 70 tahun. Kelompok umur responden yang ada di Desa Tegalkarang dapat dilihat pada grafik 4.3 Grafik 4.3 Kelompok Umur Responden 12 10 8 6 4
Perempuan
2
Lak-Laki
0
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 c. Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan Jumlah responden menurut tingkat pendidikan di Desa Tegalkarang di tunjukkan pada table 4.4 Jumlah responden menurut tingkat pendidikan formal di Desa Tegalkarang yaitu 30 orang (90,9%) yang terdiri dari responden yang tidak tamat SD (21,21%), tamat SD (18,18%), Tamat SLTP dan Sederajat (15,15%), tamat SLTA dan Sederajat (33,33%) dan tingkat akademi/diploma (3,03%). Sisanya yaitu penduduk yang tidak termasuk dalam tingkat pendidikan formal, yaitu yang belum sekolah 9.1% Tabel 4. 4 Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Tegalkarang
No 1 2 3
Pendidikan Belum Sekolah TK Tidak Tamat SD
L 1 4
Desa Tegalkarang P Jumlah 2 3 3 7
% 9.1 21.21
65
4 5 6 7 8
Tamat SD Tamat SLTP dan sederajat Tamat SLTA dan sederajat Tamat Akademi/ Diploma Sarjana Keatas Total
3
3
6
18.18
4
1
5
15.15
8
3
11
33.33
1
-
1
3.03
21
12
33
100
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 d. Pekerjaan Utama Data responden tentang pekerjaan utama merupakan data dari responden tentang pekerjaan utama mereka saat dilakukan pengambilan data oleh peneliti. Peneliti membaginya kedalam beberapa macam pekerjaan utama adalah petani, peternak, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, penambang, nelayan dan lain. Data pekerjaan utama tersebut tersaji pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Pekerjaan Utama No
Pekerjaan Utama
1
Desa Tegalkarang Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Persentase
Petani
1
-
1
3,0
2
Peternak
-
-
-
-
3
Pedagang
6
12
18
54,6
4
Pegawai Negeri
1
-
1
3,0
5
Pegawai Swasta
1
-
1
3,0
6
Penambang
-
-
-
-
7
Nelayan
-
-
-
-
8
Lain
12
-
12
36,4
21
12
33
100
Total
Sumber: Data Angket Penelitian 2016
66
Dalam pekerjaan utama, setelah peneliti melakukan pengambilan data, terdapat 5 pekerjaan utama yang dimiliki responden adalah petani dengan persentase 3,0% atau hanya satu responden. Pedagang dengan persentase 54,6% atau dengan jumlah responden pekerjaan utama terbanyak yaitu 18 orang. Selanjutnya pegawai negeri dengan satu responden yang mempunyai pekerjaan utama tersebut dengan persentase 3,0%. Pegawai swasta dengan satu orang responden atau persentase sebesar 3,0%, dan pekerjaan lain seperti bengkel, dan jasa ojek dengan jumlah responden 12 orang atau persentase sebesar 36,4%. Dari data tersebut dapat dilihat adanya perbedaan yang terjadi dari sebelum adanya jalan tol Cikopo-Palimanan dan setelah adanya jalan tol CikopoPalimanan perbedaannya terletak pada jumlah kuantitas dari mata pencaharian atau pekerjaan utama yang berubah. Perbedaan yang lebih jelas akan peneliti paparkan pada sub judul pembahasan. 2. Data Observasi Pada penelitian di lapangan, peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu, dari hasil pengamatan untuk dijadikan tambahan data dalam menjawab pada rumusan masalah yang terdapat pada
bab satu, peneliti
memperoleh beberapa data observasi yang sebelumnya sudah dipersiapkan berupa instrument peneliti dan tercantum dalam bab 3. Data observasi tersebut terbagi menjadi beberapa hal yang di amati, yaitu permukiman warga di Desa Tegalkarang,
persawahan
yang
berada
di
Desa
Tegalkarang
yang
bersampingan dengan jalan tol, Jalan yang berhubungan dengan jalan tol, kantor Desa Tegalkarang yang terkena pembebasan lahan dan pedagang yang terkena pembebasan lahan di Desa Tegalkarang. a. Permukiman Permukiman yang peneliti amati merupakan perumahan yang berada di sekitaran kanan dan kiri jalan sewaktu pelebaran jalan untuk pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan, keadaan perumahan tersebut
67
setelah adanya atau setelah selesainya pembangunan jalan tol tersebut, ada beberapa rumah yang mengalami pemisahan didepan rumah mereka dengan pembatasnya berupa beton yang berbaris. Lokasi rumah tersebut yang sangat berdekatan sekali dengan akses keluar transportasi yang ingin keluar dari jalan tol Cikopo-Palimanan. Keterkaitannya dengan rumusan masalah yang peneliti buat adalah, bahwa rumah yang menjadi tempat tinggal dan juga menjadi mata pencaharian dari para warganya dilakukan pembebasan lahan sehingga masyarakat yang berjualan di depan rumah atau di seberang jalan yang dibebaskan lahannya untuk jalan, menjadikan mata pencaharian masyarakatnya kondisinya sangat ini berbeda dari segi pendapatan. Karena faktor adanya jalan tersebut yang membuat aktifitas warganya sedikit terhambat.
Gambar 4.1 Permukiman Penduduk di Desa Tegalkarang b. Persawahan Dalam melakukan pengamatan untuk daerah persawahan, ternyata setelah peneliti melakukan pengamatan, daerah persawahan yang ada di Desa Tegalkarang ternyata sama sekali tidak terkena pembebasan lahan seperti yang teradi pada daerah permukiman. Posisi atau letak persawahan di Desa Tegalkarang berada jauh dari area yang menjadi lahan pembebasan untuk jalan tol atau daerah yang akan dilalui oleh jalan tol
68
maupun pelebaran jalan untuk akses masuk dan keluar tol CikopoPalimanan. Persawahan yang diperkirakan peneliti berada di Desa Tegalkarang, ternyata persawahan tersebut merupakan sawah milik Desa Lungbenda yang letaknya berbatasan dengan Desa Tegalkarang. Keterkaitannya dengan rumusan masalah peneliti bahwa, sebenarnya mata pencaharian yang sebagian besar dimiliki oleh masyarakat Desa Tegalkarang adalah bertani, tetapi kondisi mata pencaharian mereka sebagai seorang petani tidak terganggu dengan adanya jalan tol tersebut, karena lahan sawah mereka tidak ada yang dibebaskan di Desa Tegalkarang tersebut.
Gambar 4.2 Persawahan di Desa Lungbenda bersebelahan dengan Desa Tegalkarang c. Jalan Dalam pengamatan selanjutnya, peneliti atau observer mengamati jalanan yang ada di Desa Tegalkarang yang menjadi jalan masuk dan keluarnya transportasi di tol Cikopo-Palimanan, setelah di amati, ternyata jalan yang membelah desa Tegalkarang tersebut mengalami pelebaran,
69
Pelebaran jalan itu sekitar 2-3 meter dari sebelum adanya pembangunan jalan tol, terlihat dengan jelas perbedaan jalan yang sebelum adanya tol dan sesudah adanya tol yaitu dengan adanya pelebaran jalan tersebut. Sebelum adanya tol jalan yang membelah desa tersebut konstruksi jalannya menggunakan bahan aspal. Sedangkan setelah adanya jalan tol, pelebaran pembuatan jalan tersebut kontruksi jalannya menggunakan bahan beton. Keterkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bahwa, sebelum adanya jalan baru terebut, adalah rumah rumah warga yang sebagian menjadi tempat untuk berdagang sebagai mata pencaharian untuk kebutuhan sehari-hari, namun kondisinya saat ini, walau mata pencaharian warganya masih berdagang tetapi tingkat pendapatannya sudah berkurang dengan adanya jalan tol CikopoPalimanan yang membuat para pengguna jalan lebih memilih melewati jalan tol daripada jalan pantura yang membelah Desa Tegalkarang tersebut.
Gambar 4.3 Jalan Di Desa Tegalkarang
70
d. Pedagang Seperti
halnya
permukiman
dan
bangunan
kantor
Desa
Tegalkarang, para pedagang yang berada di samping kanan dan kiri jalan yang akan dilakukan pelebaran jalan untuk proyek pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan juga mengalami pembebasan lahan atau penggusuran. Setelah peneliti atau observer amati, para pedagang yang ada di samping kanan dan kiri jalan tersebut, mereka tetap membuka usaha atau berdagang setelah adanya penggusuran atau pembebasan. Bentuk usaha dagangnya seperti warung makan, toko-toko sembako dan juga bengkel. Keterkaitan dengan rumusan masalah peneliti, bahwa kondisi saat ini mata pencaharian masyarakat sebagai pedagang masih tetap seperti sebelum adanya jalan tol Cikopo-Palimanan. Hanya beberapa responden yang beralih profesi setelah adanya jalan tol. Para responden yang masih mata pencahariannya masih berdagang kembali membuat warung warung mereka setelah sebelumnya lahan atau lokasi dagang para responden ini di bebaskan untuk dijadikan jalan untuk pelebaran jalan yang berkaitan dengan jalan tol Cikopo Palimanan tersebut.
Gambar 4.4 Pedagang yang berlokasi di sepanjang jalur pantura yang membelah Desa Tegalkarang
71
3. Data Angket Pengambilan data angket dilaksanakan dengan menggunakan teknik cluster sampling terhadap daerah yang terkena pembebasan lahan dalam pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Data angket ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh peneliti untuk menjawab satu rumusan masalah yang berada pada bab satu. Jumlah responden yaitu 33 orang yang merupakan sampel yang diperoleh dari jumlah populasi yang terkena pembebasan lahan yaitu 35 orang, dengan menggunakan penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan taraf kesalahan 5%. Maka peneliti mendapatkan hasil 33 orang yang menjadi sampel peneliti untuk mendapatkan data di lapangan. Dalam instrumen angket tersebut mencakup tentang mata pencaharian dan pendapatan responden berkaitan dengan pembangunan jalan tol CikopoPalimanan. Berikut ini deskripsi data dari instrumen angket. a. Mata Pencaharian Responden Sebelum dan Sesudah adanya pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan Mata pencaharian dalam penelitian ini berkaitan dengan variabel pendapatan yang di peroleh masyarakat di Desa Tegalkarang dan khususnya yang terkena pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Mata Pencaharian ini terdiri dari dua indikator, yaitu Pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan baik bapak ataupun ibu. Jenis pekerjaan utama yang ditekuni oleh responden yang berada di Desa Tegalkarang ditunjukkan pada tabel 4.5. Di dalam angket ada delapan pilihan pekerjaan utama. Tetapi peneliti memasukkan hanya 4 pilihan pekerjaan utama saja karena hanya empat jenis pekerjaan utama tersebut yang berada di lapangan. Pekerjaan utama yang paling banyak ditekuni adalah pedagang yang mencapai 57,6 % sebelum adanya pembangunan jalan tol, dan sesudah adanya pembangunan jalan tol pedagang masih menjadi pekerjaan yang paling banyak yaitu sekitar 54,54 % setelah adanya pembangunan jalan tol. Jenis pekerjaan lain yang di
72
tekuni adalah pekerjaan lain-lain yang mencapai 30,3% sebelum adanya pembangunan jalan tol dan 39,40% setelah adanya pembangunan jalan tol. sedangkan sisanya sebesar 12,1% merupakan pegawai swasta dan setelah pembangunan sebesar 6 % yaitu pegawai swasta dan petani. Tabel 4.6 Pekerjaan utama Desa Tegalkarang No
S u
Mata Pencaharian
Sebelum
Sesudah
F
%
F
%
1
Pedagang
19
57,6
18
54,54
2
Petani
-
-
1
3,03
3
Pegawai Swasta
4
12,1
1
3,03
4
Lain-lain
10
30,3
13
39,40
33
100
33
100
Total
Sumber : Analisis Data Penelitian Angket 2016 Perbedaan yang terjadi tersebut karena di lokasi penelitian, yaitu di Desa Tegalkarang orang yang terkena dampak adanya jalan tol adalah masyarakat yang memiliki lahan, rumah sekaligus sebagai tempat berdagang terkena pembebasan lahan untuk keperluan jalan tol Cikopo tersebut. oleh karenanya, masyarakat yang mata pencahariannya berdagang di depan rumah harus mengganti mata pencahariannya yang baru atau membuat tempat jualannya lagi di sepanjang jalan yang terkena pembebasan lahan. Selain pekerjaan utama, terdapat beberapa masyarakat yang mempunyai pekerjaan sampingan. Tabel 4.7 menunjukkan sebagian besar masyarakat tidak memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebesar 69,7% . dan sesudah adanya pembangunan jalan tol tetap masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan sampingan sebesar 69,7%. Jenis pekerjaan sampingan lain-lain sebesar 15,15% baik sebelum dan sesudah pembangunan tetap sama besarnya. Pekerjaan sampingan sebagai pedagang sebesar 12,12%
73
sebelum adanya pembangunan dan setelah adanya pembangunan menjadi 15,15%. Sedangkan pekerjaan sampingan sebagai petani sebesar 3,03% sebelum adanya pembangunan dan setelah adanya pembangunan menjadi 0%. Tabel. 4.7. Pekerjaan Sampingan No 1 2 3 4
Mata Pencaharian Pedagang Petani Lain-lain Tidak mempunyai sampingan
F 4 1 5 23
Desa Tegalkarang Sebelum Sesudah % F % 12,12 5 15,15 3.03 15,15 5 15.15 69,7 23 69,7
33 100 33 100 u Total S Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2016 Pembangunan jalan tol tidak mempengaruhi jenis pekerjaan
sampingan yang ditekuni oleh responden. Di Desa Tegalkarang terdapat responden yang menggunakan hasil dari pembebasan lahannya untuk membuat kontrakan kecil-kecilan, ada juga yang sebelumnya hanya warung kecil setelah adanya pembebasan lahan mata pencahariannya menjadi warung dan bengkel motor dan mobil. Tetapi responden berpendapat bahwa saat pembukaan jalan tol Cikopo-Palimanan di buka, di desa tersebut mengalami keadaan yang ramai dilalui oleh mobil yang ingin masuk dan keluar dari tol Cikopo-Palimanan, tetapi sejak sebelum puasa tahun 2016 ini, akses keluar masuk tol yang melewati Desa Tegalkarang dan Desa Lungbenda di tutup. Kondisi tersebut menyebabkan perubahan pendapatan yang masyarakat peroleh. b. Pendapatan Responden Sebelum Dan Sesudah Adanya Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan Pendapatan yang diperoleh responden, merupakan pendapatan utama yang diperoleh dari hasil penjumlahan antara pendapatan utama dan
74
pendapatan sampingan. Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 4.4. Terlihat sebanyak 33,33% pendapatan responden di Desa Tegalkarang sebelum pembangunan jalan tol berada pada masing-masing kurang dari Rp. 2.000.000 dan rentang antara Rp. 2.000.000 sampai kurang dari Rp. 3.000.000,-. Selanjutnya sebanyak 15,15% berada pada rentang pendapatan Rp. 3.000.000 sampai kurang dari Rp. 4.000.000,- dan pada rentang pendapatan Rp. 4.000.000 sampai kurang dari Rp. 5.000.000,-. Dan 3,04% berada pada rentang pendapatan lebih dari Rp. 5.000.000,-. Setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan, sebanyak 54,54% pendapatan berada pada rentang Rp. 2.000.000 sampai kurang dari Rp. 3.000.000, sebanyak 30,30% berada pada rentang kurang dari Rp.2.000.000, sebanyak 9,10% pendapatan berada pada rentang Rp.3.000.000 sampai kurang dari Rp.4.000.000, sebesar 3,03% berada pada rentang pendapatan Rp.4.000.000 sampai kurang dari Rp.5.000.000 dan pendapatan lebih dari Rp.5.000.000,Tabel 4. 8. Pendapatan responden yang terkena pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan Desa Tegalkarang No
Pendapatan
Sebelum
Sesudah
F
%
F
%
1
< Rp. 2.000.000
11
33,33
10
30,30
2
Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000
11
33,33
18
54,54
3
Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000
5
15,15
3
9.10
4
Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000
5
15,15
1
3,03
5
>Rp. 5.000.000
1
3,04
1
3,03
33
100
33
100
Total
Sumber: Data Hasil Penelitian 2016 Berdasarkan hasil penelitian, secara umum pendapatan responden yang terkena proyek pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan di Desa
75
Tegalkarang
mengalami
penurunan
pendapatan,
sebelum
adanya
pembangunan jalan tol atau sebelum adanya tol Cikopo-Palimanan tersebut,
5
responden
memiliki
pendapatan
rata-rata
dikisaran
Rp.4.000.000 sampai kurang dari Rp.5.000.000. Sedangkan setelah adanya pembangunan jalan tol rentang pendapatan di kisaran tersebut hanya dimiliki oleh 1 responden saja. Adanya pembangunan jalan tol tersebut mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh responden, dan juga dengan adanya penutupan akses keluar masuk ke jalan tol CikopoPalimanan selama beberapa waktu menambah berkurangnya pendapatan masyarakat tersebut. 4. Data Wawancara Kegiatan wawancara merupakan kegiatan peneliti untuk mendapatkan data kualitatif sehingga bisa menjawab rumusan masalah yang berada di bab satu. Kegiatan wawancara ke para narasumber ini dilakukan peneliti dengan purposive sampling. Peneliti melakukan wawancara terhadap 4 orang narasumber acak dan 1 narasumber kunci karena bersedia memberikan informasi terkait dengan permasalahan yang diteliti. Narasumber yang berhasil diwawancarai peneliti, menggunakan inisial yaitu, SL, AI, SO, AO, SH. Kegiatan wawancara ini semua dilaksanakan pada hari Selasa, 15 November 2016 di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. 1. Luas lahan yang dimiliki oleh bapak/ibu miliki sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Awal pertanyaan yang peneliti ajukan adalah mengenai luas lahan kepara para narasumber yang akan peneliti wawancarai, narasumber pertama yang berinisial SL mengungkapkan “Luas lahan yang dimilikinya adalah sekitar 150 meter kurang lebih”1
1
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
76
Jawaban dari narasumber yang berinisal AI juga mengungkapkan mengenai luas lahannya yang tidak jauh berbeda luas lahannya dengan luas lahan dari SL, Narasumber AI mengungkapkan “Luas lahannya sekitar 100 meter”2 Narasumber AO memiliki luas lahannya yang hampir sama dengan luas lahan dari narasumber SL dan AI, narasumber AO mengungkapkan “Sekitar 140 meter3”3 Sedangkan narasumber yang ke empat memiliki lahannya lebih luas dari beberapa narasumber sebelumnya, narasumber SH mengungkapkan “aerapa ya de? sekitar 200 meteran lah de”4 Dari berbagai jawaban yang utarakan oleh para narasumber, akhirnya peneliti bisa menyimpulkan tentang luas lahan sebelum adanya jalan tol Cikopo-Palimanan ini bahwa para narasumber memiliki luas lahan lebih dari 100 meter. 2. Luas lahan Bapak/Ibu yang terkena pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Pada bagian ini peneliti menanyakan terkait luas lahan para narasumber yang terkena pembebasan lahan dari adanya jalan tol CikopoPalimanan. Jawaban dari para narasumber pun cukup beragam. Dimulai dari narasumber yang berinisial SL, narasumber SL mengungkapkan “Ya itu semua, tadi ada disitu tuh mas”5 Narasumber SL hanya menunjukkan saja lahan yang terkena pembangunan jalan tol dengan tidak menyebutkan luasnya. Beralih ke narasumber yang berinisial AI, narasumber ini mengungkapkan “Ya 100 meteran itu tuh, tadinya di depan, sekarang mundur”6 2
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016 4 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016 5 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016 3
77
Berbeda
dengan
narasumber
berinisal
AI,
narasumber
AO
mengungkapkan “Yang terkena 140 m3 itu yang terkena”7 Artinya lahan yang terkena pembangunan tol Cikopo-Palimanan dari narasumber AO sama dengan narasumber berinisial SL. Namun saat peneliti menanyakan ke narasumber berinisial SH, beliau terlihat lupa karena memang faktor umur juga tetapi beliau mengungkapkan “Kalau gak salah 70 meteran”8 Dari semua jawaban yang diutarakan oleh para narasumber, peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa luas lahan yang terkena pembebasan dari adanya jalan tol Cikopo-palimanan ini berbeda- beda. 3. Luas lahan yang dimiliki oleh Bapak/Ibu setelah pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Pada wawancara ini peneliti menanyakan lahan para narasumber yang sekarang dimiliki setelah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan. Menurut narasumber yang berinisial SL mengungkapkan “Ya 150 meter mas, kan abis di gusur bangun lagi disini”9 Begitu kata bapak berinisial SL saat diwawancara peneliti. Tak hanya bapak SL, ternyata bapak AO juga lahan yang dimiliki semua terkena pembebasan lahan dan saat diwawancarai bapak AO mengungkapkan “Ya sekitar 140 m3 lagi”10. Berbeda dengan bapak SL dan bapak AO, ibu yang berinisial AI mengatakan memiliki lahannya “Ya 100 meteran lebih, gak ngerti berapa meter”11
6
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016 8 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016 9 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016 10 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016 11 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016 7
78
Sedangkan saat peneliti memawawancarai ibu SH ternyata ibu tersebut lupa, karena memang beliau mengatakan “Ya segitu de, ibu lupa”12 Dari berbagai jawaban tersebut, peneliti meyakini bahwa para narasumber ternyat dapat memiliki lahan nya walau ada sebagian yang terkena pembebasan yang luasnya berbeda beda. 4. Jenis lahan Bapak/Ibu yang terkena pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Selanjutnya peneliti menanyakan terkait dengan jenis lahan yang dibebaskan untuk keperluan jalan tol Cikopo-Palimanan, dari keempat narasumber tersebut jenis lahan yang terkena berupa lahan dan rumah serta tempat berjualan. Seperti jawaban yang diberikan oleh narasumber SL yang mengungkapkan jenis lahannya “Rumah sama warung gabung gitu sama rumah”13 Jawaban yang hampir sama juga peneliti temukan saat mewawancarai bapak berinisial AO yang mengungkapkan “aangunan, rumah”14 Kemudian sama halnya dengan bapak SL, ibu berinisial SH juga mengungkapkan jenis lahannya “Rumah sama warung”15 Sedangkan ibu AI setelah ditanyakan hal tersebut, mengungkapkan “Warung makan yang digurus”16 Dari beberapa jawaban yang diutarakan oleh narasumber. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa jenis lahan yang terkena adalah bangunan rumah, dan warung atau tempat untuk jualan, sedangkan lahan seperti 12
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016 14 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016 15 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016 16 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016 13
79
sawah tidak ada yang terkena karena, di Desa Tegalkarang yang dibebaskan berada di sekitaran jalan pantura yang memiliki akses untuk keluar dan masuk jalan tol Cikopo-Palimanan dan posisi lahan seperti sawah letaknya berada di belakang desa yang jauh dari jalan tol CikopoPalimanan. 5. Dampak Positif Pada tema ini merupakan tema berkaitan dengan dampak positif dengan adanya jalan tol Cikopo-Palimanan. Hampir para narasumber menjawab sama berkaitan dampak positif yang diberikan adanya jalan tol Cikopo-Palimanan ini. Dari narasumber berinisial SL mengungkapkan “Ya positifnya tuh sebelum jalan keluar nya di tutup lumayan lebih rame mas”17 Menurut bapak SL keadaan selalu ramai setelah adanya jalan tol tersebut. Namun menurut beliau ramai hanya saat sebelum akses pintu keluar masuk dari Kecamatan Palimanan di tutup oleh pihak jalan tol, setelah akses tersebut ditutup menurut bapak SL menjadikan sepi sekali yang melewati desa tersebut. jawaban tersebut juga peneliti temukan saat mewawancarai narasumber berinisial AI dan SH. Saat AI diwawancarai memberikan jawaban “Ya awalnya sih rame pas baru di buka”18 Begitu juga jawaban dari narasumber SH hampir sama dengan jawaban dari narasumber berinisial SH, narasumber SH mengungkapkan “Ya rame de”19 Dari ketiga narasumber tersebut memiliki pandangan bahwa rame saat awal adanya tol tersebut dan setelah akses masuk keluarnya ditutup untuk sementara waktu, barulah keadaan menjadi sepi.
17
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016 19 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016 18
80
Sedangkan saat mewawancarai narasumber AO peneliti mendapatkan jawaban dari dampak positif secara pribadi dari si narasumber yang mengungkapkan “aoleh dikatakan ya kita, dari tempat tersebut kita pindah ya ada keuntungannya sih buat saya sih gitu. Keuntungan dari bangunan kan itu diganti dengan uang, cuman bangunan tersebut tidak di ambil oleh tol kita bikin kan lagi, jadi dari bangunan yang lama kita di pindahkan tanpa di ambil dari tol bangunan tersebut kan sudah di bayar tapi bangunan tersebut kita pindahkan lagi gitu ke tempat yang lain, menggali bangunan tersebut kita pindahkan”20 Artinya bagi narasumber tersebut ada dampak positif dengan adanya jalan tol tersebut secara pribadi karena bapak berinisial AO ini mendapatkan uang dari pembebasan tanah dan bangunannya dan memiliki rumah lagi dari hasil membebaskan tanahnya untuk jalan tol tersebut. peneliti dapat simpulkan dari dampak positif ini, para warga sebenarnya senang dengan adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut tetapi dengan ditutup sementara akses masuk keluar jalan tol tersebut yang menajadikan salah satu faktor menurunnya pendapatan mereka. 6. Dampak Negatif Jika ada dampak positif suatu peristiwa, pasti ada hal dampak negative pula yang ditimbulkan. Oleh karena itu, peneliti menanyakan terkait hal negatif yang ditimbulkan dengan adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut. menurut narasumber SL beliau mengungkapkan “Ya begitu mas, rumahnya di gusur, terus sekarang pintu keluar yang disitu tuh mas ditutup waktu kemarin mau puasa atau lebaran gitu, sekarang jadi sepi mas, makanan aja kadang yang beli cuma lauknya aja, jadi nasinya masih banyak”21 Ungkapan itu diucapkan dari bapak SL karena bapak SL memiliki mata pencaharian sebagai pedagang makanan atau memiliki warung
20 21
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
81
makan yang menjadi sepi setelah adanya penutupan akses jalur masuk keluar tol Cikopo-Palimanan tersebut yang menjadikan warung makannya merugi. Hal yang sama juga disampaikan oleh narasumber AI, beliau mengungkapkan “Jadi Sepi, gak ada supir mampir buat makan minum, sekarang mah cuma lewat aja sih ga bisa berhenti, tadinya banyak supir yang mampir, sekarang”22 Narasumber tersebut menyayangkan bahwa setelah adanya jalan tol tersebut malah menjadi sepi tempatnya berjualan. Jawaban yang lebih mengejutkan disampaikan oleh narasumber berinisal SH yang mengungkapkan dampak negatifnya “Jadi banyak yang bangkrut de, tuh kayak di warung makan di sana, tadinya rame jadi pangkalan bus luragung berenti, tapi pas udah ada tol cipali apalagi sekarang di tutup pintu keluarnya jadi bangkrut yang warungan di situ. Tapi katanya sih awal tahun besok nih de dibuka lagi, soalnya kan pintu keluarnya belum ada palangnya”23. Artinya ada beberapa usaha yang menjadi bangkrut setelah adanya jalan tol tersebut. sedangkan jawaban dari narasumber AO memiliki sudut pandang berbeda yaitu negatifnya “Ya dari tempat dulu kita didepan jalan raya sekarang pindah jauh dari jalan raya, aksesnya kedalam”24 Jadi menurut bapak berinisial AO bahwa dampak yang ditimbulkan hanya sebatas akses kejalan raya nya menjadi agak jauh karena sebelum dibebaskan rumah Bapak AO berada di pinggir jalan raya. Peneliti menarik kesimpulan dari dampak negatifnya adalah keadaan menjadi sepi yaitu jalan pantura yang membelah Desa Tegalkarang tersebut. yang akhirnya menurunkan pendapatan para masyarakat yang
22
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016
23
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016
24
82
menggantungkan mata pencahariannya sebagai penjual makanan untuk para pengguna jalan pantura yang sekarang sudah mulai beralih menggunakan jalan tol Cikopo-Palimanan. 7. Mata pencaharian Bapak/Ibu sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Pada mata pencaharian yang dimiliki oleh para narasumber ada beberapa macam, seperti narasumber SL yang sebelum adanya jalan tol beliau memiliki rumah makan, hal yang sama juga disampaikan oleh ibu AI bahwa mata pencaharian sebelum adanya tol adalah warung makan. Sedangakan mata pencaharian yang berbeda dimiliki oleh ibu SH yang beliau memiliki bengkel dan tambal ban untuk mata pencaharian sebelum adanya tol. Kemudian bapak AO yang sebelum adanya jalan tol yakni sebagai seorang supir. Peneliti menyimpulkan bahwa mata pencaharian yang ada di Desa Tegalkarang dipilih oleh masyarakat karena letak mereka tinggal, mata pencahariannya seperti berjualan makanan di pinggir jalan raya. 8. Mata pencaharian Suami/Istri sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Peneliti juga mewawancarai mata pencaharian apa yang dimiliki oleh pasangan narasumber sebelum adanya jalan tol tersebut. Peneliti kemudian mewawancarai narasumber SH yang mengatakan bahwa istrinya yang memasak makanan di warungnya. Mata pencaharian yang berbeda dimiliki oleh suami dari ibu AI yang memiliki mata pencaharian sebagai pekerja di pabrik. berbeda dengan bapak SH dan AI yang pasangan mereka memiliki mata pencaharian Sedangakan ibu SH, suami beliau sudah tidak bekerja karena faktor usia yang sudah tua. Kemudian istri dari bapak AO sendiri masih menganggur saat belum adanya jalan tol CIkopo Palimanan. Jadi dapat peneliti simpulkan bahwa mata pencaharian dari suami atau istri narasumber beragam sebelum adanya jalan tol tersebut.
83
Ada yang menganggur istrinya dan ada suaminya yang menganggur karena faktor usia da nada yang suaminya bekerja di pabrik sebelum adanya pembangunan jalan tol. 9. Mata pencaharian anak pertama Bapak/Ibu sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Pada tema ini, peneliti mencari jawaban apakah para anak dari narasumber tersebut memiliki mata pencaharian untuk membantu orang tuanya. Peneliti pun mewawancarai bapak SL yang memiliki pekerjaan anak tetapi tidak tinggal dengan beliau. Berbeda dengan bapak SL, ibu AI memiliki anak yang masih kecil sehingga tidak memiliki mata pencaharian. Beralih ke narasumber berinial SH memiliki anak pertama yang bekerja sebagai pegawai dan tidak tinggal bersama ibu tersebut. hal sama seperti ibu AI, bahwa anak dari bapak AO tersebut masih bersekolah sehingga tidak memiliki mata pencaharian. Kesimpulan yang peneliti dapat dari wawancara tersebut bahwa ada anak yang dimiliki narasumber yang sudah memiliki mata pencaharian dan ada beberapa yang masih belum memiliki mata pencaharian karena faktor usia dan statusnya sebagai pelajar. 10. Mata pencaharian anak kedua Bapak/Ibu sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Pada tema ini peneliti menemukan data bahwa hanya narasumber yang berinisial SH yang anak keduanya memiliki mata pencaharian sebagai seorang guru. Sedangkan data yang peneliti dapat dari narasumber yang berinisial SL, AI dan juga AO bahwa anak kedua mereka tak memiliki mata pencaharian karena memang faktor usia dan juga statusnya masih pelajar.
84
11. Mata pencaharian
sampingan
Bapak/Ibu sebelum adanya
Pembangunan jalan tol cikopo palimanan Pada tema ini, peneliti menanyakan tentang mata pencaharian yang dimiliki oleh para narasumber sebelum adanya jalan tol. Ternyata jawaban yang diberikan dari para narasumber bahwa mereka tidak memiliki mata pencaharian sampingan sebelum adanya jalan tol. Sedangkan hanya bapak SL yang memiliki pekerjaan sampingan, bapak SL mengatakan “Kurir barang mas”25 Beliau menjadi kurir barang walau beliau memiliki mata pencaharian sebagai pedagang makanan atau warung makan. Peneliti pun dapat menarik kesimpulan bahwa para narasumber hanya berfokus untuk kebutuhan hidupnya dengan memiliki satu mata pencaharian saja. 12. Mata pencaharian sampingan Suami/Istri sebelum adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan Pada tema ini, peneliti tidak memiliki data apapun karena semua pasangan dari para narasumber tersebut ternyata tidak memiliki mata pencaharian sampingan. 13. Mata pencaharian Bapak/Ibu sesudah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Pada tema ini, merupakan wawancara terkait mata pencaharian setelah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut. dari narasumber tersebut ada yang mata pencahariannya masih sama seperti sebelum adanya jalan tol, ada juga yang berubah mata pencahariannya. Mata pencaharian yang tetap seperti bapak SL yang mengungkapkan “Ya tetap begini, rumah makan”26
25
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
26
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
85
Tak berbeda jawaban juga disampaikan oleh ibu AI yang mengungkapkan “Ya ini nih, toko warung biasa, warung kecil, kopi mie, es”27 Ibu AI walau berdagang tetapi sudah tidak menjadi warung makan, yang dilakukannya adalah berjualan toko sembako, sedangkan ibu SH juga tetap memiliki mata pencaharian sebagai bengkel, ibu SH mengungkapkan “Ya ibu habis digusur nih depan rumah tadinya disitu ya sekarang tetep bengkel tapi ibu juga buka warung”28 Peneliti mendapati bahwa narasumber yang berinisial AO saja yang setelah adanya jalan tol Cikopo-Palimnanan mata pencahariannya berubah menjadi pegawai di Balai Desa, bapak AO mengungkapkan “Saya di tarik ke balai desa”29 Bapak AO di pekerjakan di balai desa saat setelah adanya pembangunan jalan tol. Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa sebagian besar narasumber memiliki mata pencahariannya sama baik sebelum ataupun sesudah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut. 14. Mata pencaharian Suami/Istri
sesudah adanya pembangunan
jalan tol Cikopo-Palimanan Pada tema ini, peneliti ingin mendapatkan data mata pencaharian sesudah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan yang dimiliki oleh pasangan narasumber. Peneliti mewawancarai narasumber berinisial SL kemudian jawaban yang diberikan “Ya masak sama punya warung kecil-kecilan mas”30 27
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016 29 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Selasa 14 November 2016 28
30
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
86
Setelah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan, ternyata istri beliau memiliki mata pencaharian yang masih sama seperti sebelum adanya jalan tol tersebut. jawaban yang hampir sama juga peneliti dapatkan saat mewawancarai ibu AI yang mengungkapkan “Masih di pabrik”31 Artinya suami dari ibu AI mata pencaharian sebelum maupun sesudah adanya jalan tol tetap sama yaitu bekerja di pabrik. beralih ke ibu SH, peneliti mendapatkan jawaban yang sama seperti wawancara berkaitan mata pencaharian suaminya, bahwa suami ibu SH tidak bekerja karena faktor umur. Sedangkan pada narasumber berinisial AO mengungkapkan “Istri saya jualan nasi”32 Menurut bapak AO setelah adanya jalan tol, istrinya memiliki mata pencaharian sebagai penjual nasi, hal ini bisa terjadi karena saat keluarga bapak AO ini pindah rumah dari lokasi sebelumnya yang telah dibebaskan lahannya untuk keperluan jalan tol tersebut. 15. Mata pencaharian anak pertama Bapak/Ibu sesudah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Pada tema ini, peneliti menanyakan mata pencaharian yang dimiliki oleh anak pertama dari para narasumber. Peneliti melakukan wawancara kepada narasumber terkait mata pencaharian yang dimiliki oleh anak pertama narasumber setelah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan, seperti jawaban pada saat menanyakan bapak SL, bahwa anaknya masih bekerja baik sebelum dan sesudah adanya jalan tol karena anak beliau tidak tinggal dengan bapak SL, sama halnya dengan jawaban bapak SL, anak dari ibu SH baik sebelum dan sesudah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tetap menjadi seorang pegawai karena tidak tinggal dengan ibu SH, yang 31 32
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016
87
menjadikan tidak berpengaruh sama sekali dengan adanya jalan tol. Sedangkan saat peneliti mewancarai bapak AO dan ibu AI, peneliti menemukan jawaban yang sama bahwa anak dari bapak AO dan ibu AI masih bersekolah dan masih kecil. Jadi dapat peneliti simpulkan bahwa tidak ada pengaruh bagi mata pencaharian anak pertama dari narasumber karena umur anak dari narasumber masih kecil dan berstatus masih pelajar. Sedangkan hanya anak dari narasumber SH dan SL yang memiliki pekerjaan dan mata pencahariannya tidak terpengaruh dari adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. 16. Mata pencaharian anak kedua Bapak/Ibu sesudah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Seperti pada tema sebelumnya, peneliti menanyakan tentang mata pencaharian dari anak kedua dari masing masing narasumber terkait mata pencahariannya. Setelah peneliti melakukan wawancara, hanya anak dari ibu SH yang memiliki mata pencaharian, ibu SH mengungkapkan “Tetep jadi guru de, gak ada pengaruhnya de, kan tidak tinggal sama ibu”33 Jawaban tersebut di utarakan oleh ibu SH yang menandakan bahwa anak keduanya tidak terpengaruh mata pencahariannya dengan adanya jalan tol Cikopo-Palimanan karena memang tidak tinggal dengan ibu SH. Sedangkan pada narasumber yang lain, anak kedua mereka masih kecil atau belum cukup umur untuk bekerja da nada yang berstatus masih menjadi pelajar. Akhirnya dapat peneliti simpulkan juga bahwa karena anak kedua masih belum memiliki pekerjaan maka tidak terpengaruh dari adanya pembangunan jalan tol. Hanya anak dari narasumber SH yang memiliki
33
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016
88
pekerjaan tetapi juga tidak terpengaruh dari adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut. 17. Mata
pencaharian
sampingan
Bapak/Ibu
sesudah
adanya
Pembangunan jalan tol Cikopo Palimanan Adapun tema ini adalah mengenai pekerjaan sampingan yang dimiliki oleh narasumber berkaitan dengan setelah adanya jalan tol CikopoPalimanan. Peneliti mewawancarai narasumber berinisial SL dan mendapatkan jawaban “Masih kurir barang mas, tapi udah jarang, soalnya semenjak akses keluar nya di tutup jadi sepi mas, truk truk juga udah jarang yang mampir”34 Dari jawaban tersebut bahwa bapak berinial SL masih memiliki mata pencaharian sebagai kurir tetapi walau masih menjadi kurir tapi sudah jarang setelah adanya tol tersebut atau lebih tepatnya setelah akses keluar masuk tol ditutup sementara waktu di daerah kecamatan palimanan itu. Beralih ke narasumber AI, ibu tersebut setelah adanya jalan tol CikopoPalimanan,
memiliki
mata
pencaharian
sampingan,
ibu
AI
mengungkapkan “ya punya kontrakan sekamar-sekamar”35 Artinya ibu AI setelah adanya jalan tol tersebut memiliki mata pencaharian sampingan, yang pada saat sebelum adanya jalan tol, beliau tidak memiliki mata pencaharian. Sama dengan jawaban ibu AI, ibu SH juga memiliki mata pencaharian sampingan setelah adanya jalan tol tersebut, ibu SH mengungkapkan “ya itu warung”36
34
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016 36 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016 35
89
Ibu SH setelah adanya jalan tol memiliki sampingan yaitu warung, yang saat peneliti lihat memang warungnya tidak terlalu besar. Begitu juga dengan yang memiliki mata pencaharian sampingan yang melakukan kirim barang meubeleur. Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan adanya jalan tol, para narasumber dapat memiliki mata pencaharian sampingan untuk kebutuhan nya sehari-hari. 18. Mata pencaharian sampingan Suami/Istri sesudah adanya Pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Pada tema ini, pasangan dari para narasumber yang diwawancarai ternyata tidak memiliki mata pencaharian sampingan yang sama halnya dengan sebelum adanya jalan tol, setelah adanya jalan tol tersebut, para pasangan narasumber
ternyata tidak memiliki mata pencaharian
sampingan. Peneliti bisa simpulkan bahwa setelah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tidak terpengaruh untuk dapat memiliki mata pencaharian sampingan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Konsep pembangunan sendiri dalam beberapa dekade ini memiliki makna yang berbeda-beda. Tercatat ada tiga konsep pembangunan yang dicetuskan oleh manusia yaitu konsep pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan (pertumbuhan ekonomi), konsep pembangunan kebutuhan dasar atau kesejahteraan (kebutuhan dasar), dan konsep pembangunan yang berpusat pada manusia. Ketiga konsep tersebut juga bisa menjadi penafsiran tentang tujuan bernegara yang tercantum dalam UU No.25 Tahun 2000 tentang program pembangunan nasional (propenas) tahun 2000-2004:
90
“pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara”37. Dari ketiga konsep pembangunan tersebut. Konsep pembangunan dasar atau kesejahteraan (kebutuhan dasar) merupakan konsep yang lahir dan berkembang pada sekitar tahun 1981. Salah satu strategi dari konsep ini adalah
dengan
menyediakan
public
service.
Adapun
pembangunan
infrastruktur jalan, jalan tol, jembatan dan prasarana yang lain merupakan beberapa jenis pelayanan public yang harus dibangun, dalam rangka untuk melakukan pembangunan secara merata oleh pemerintah. Pembangunan jalan tol sendiri merupakan agenda pemerintah Indonesia dalam upaya untuk pemerataan pembangunan di Indonesia. Salah satu pembangunan jalan tol tersebut adalah pembangunan jalan tol CikopoPalimanan. Dalam pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan ini terdapat salah satu desa yang lahan nya terkena pembebasan untuk pembangunan jalan tol tersebut. Desa tersebut merupakan Desa Tegalkarang. Desa Tegalkarang terkena pembebasan lahan dalam proyek pembangunan jalan tol tersebut yaitu berupa lahan permukiman untuk dijadikan pelebaran sebagai akses keluar dan masuk transportasi yang akan keluar dan menuju tol Cikopo-Palimanan. Selanjutnya, dari hasil penelitian ini, peneliti mendukung teori yang diutarakan oleh Soerjono Soekanto. Bahwa menurut Soerjono Soekanto “proses pembangunan terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual maupun material”38. Jadi peneliti setuju dengan pendapat dari Soerjono Soekanto, karena peneliti berpendapat bahwa pembangunan juga seharusnya bisa meningkatkan taraf hidup atau pun tingkat pendapatan masyarakatnya, bukan menjadikan pendapatan masyarakatnya 37
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. h.2 Tersedia dari situs http://bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-utama/produk-hukum-peraturanperundangan/undang-undang/uu-no25-tahun-2004-tentang-sistem-perencanaan-pembangunannasional-sppn/ diakses pada 13 Januari 2017 pukul 07.15 WIB. 38 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h.360
91
menurun akibat dari adanya pembangunan. Seperti pembangunan infrastruktur jalan dan jalan tol dan pembangunan fasilitas umum lainnya. Kemudian hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian dari Zarina dengan judul Penelitian Dampak pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk di Desa Wonokoyo kecamatan aeji Kabupaten Pasuruan bahwa menurut Zarina bahwa “pembangunan Jalan Tol Gempol – Pandaan berdapak relatif buruk terhadap pendapatan penduduk Desa Wonokoyo Kecamatan aeji Kabupaten Pasuruan”39. Pembahasan yang lebih rinci dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kondisi
Mata
Pencaharian
Masyarakat
Akibat
dampak
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Pekerjaan atau mata pencaharian seseorang dapat mempengaruhi pada jumlah pendapatan yang akan mereka terima setiap bulannya. Berdasarkan hasil penelitian pekerjaan yang ada di Desa Tegalkarang bermacammacam baik itu pekerjaan utama ataupun pekerjaan sampingan. Tetapi pekerjaan Utama yang mendominasi adalah pedagang, baik berdagang makanan seperti warung makan, toko dan warung kopi. Sedangkan pekerjaan sampingan yang mendominasi adalah baik sebelum dan sesudah pembangunan jalan tol adalah pedagang dan pekerjaan lain-lain dan sisanya para responden tidak memiliki pekerjaan sampingan. Jenis pekerjaan utama di Desa Tegalkarang yang mengalami perubahan adalah pegawai swasta dan lain-lain. Setelah adanya pembangunan jalan tol responden yang bekerja sebagai pekerja swasta mengalami penurunan sebesar 9.07%. penurunan presentase tersebut responden memilih untuk menjadi tukang ojek karena pada saat pembukaan jalan tol tersebut banyak penumpang yang turun di pintu 39
Zarina. Dampak pembangunan Jalan Tol Gempol Pandaan terhadap Kondisi sosial ekonomi penduduk di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabuaten Pasuruan, Skripsi pada Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, h. 55 , tidak dipublikasikan
92
keluar yang melewat Desa Tegalkarang, dan kesulitan untuk mendapat akses transportasi umum, sehingga para responden pun memilih menjadi tukang ojek karena banyaknya penumpang yang turun di desa tersebut. Sedangkan pekerjaan lain-lain mengalami peningkatan sebesar 9,1% yaitu responden memilih untuk menjadi tukang ojek dan ada 1 responden dahulu hanya memiliki pekerjaan yaitu membuka toko atau warung, sekarang membuka atau memiliki usaha tambal ban (pekerjaan lain-lain) setelah adanya pembangunan jalan tol tersebut. Karena bangunan rumahnya sebagian terkena pembebasan lahan untuk pelebaran jalan yang mengarah keluar dari pintu tol Cikopo-Palimanan. Dan jenis pekerjaan pedagang mengalami penurunan sebesar 3,06%. Penurunan presentase tersebut terjadi karena memanfaatkan uang hasil pembebasan lahannya untuk membuka tambal ban. Grafik 4.4 Mata Pencaharian Utama Di Desa Tegalkarang 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Jumlah Respon den
Pedagang Petani Pegawai Swasta Lain-lain
Sebelum Pembangunan Jalan tol
Sesudah Pembangunan Jalan tol
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 Berdasarkan dari grafik 4.4 Tersebut ada dua jenis mata pencaharian yang setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo Palimanan tersebut mengalami kenaikan atau bertambah yaitu jenis mata pencaharian petani dan lain-lain. Pada jenis mata pencaharian utama berupa petani mengalami
93
kenaikan
berjumlah
satu
responden
yang
sebelumnya
mata
pencahariannya adalah berdagang lebih tepatnya memiliki warung. Namun setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut menjadikan responden ini memilih untuk mata pencaharian petani sebagai mata pencaharian utamanya dan warung merupakan pekerjaan sampingannya. Selanjutnya mata pencaharian utama yang mengalami kenaikan akibat dari pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan adalah jenis mata pencaharian utama berupa lain-lain. Dalam jenis mata pencaharian lain-lain berupa pekerjaan seperti berupa pegawai desa, bengkel dan tukang ojek. Sedangkan dalam grafik 4.4 tersebut ada juga mata pencaharian yang mengalami penurunan setelah adanya pembangunan jalan tol CikopoPalimanan diantaranya adalah Pedagang, pada mata pencaharian ini pedagang
yang
sebelumnya
berjumlah
19
orang
yang
setelah
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan berkurang satu respoden, tercatat bahwa satu responden yang beralih mata pencaharian merupakan reposnden yang memiliki mata pencaharian berupa bertani setelah adanya pembangunan tersebut. Selanjutnya mata pencaharian utama yang mengalami penurunan adalah pegawai swasta dalam bidang menjadi satpam dan supir yang sebelum adanya pembangunan berjumlah empat orang namun setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut hanya satu orang saja yang masih menjadi pegawai swasta yang bertugas menjadi supir dan ketiga reponden lain memilih untuk menjadi tukang ojek, dan juga bengkel.
94
Grafik 4.5 Mata Pencaharian Sampingan di Desa Tegalkarang
Mata Pencaharian Sampingan 25 23
23
20 Pedagang
15
Petani 10
Lain-lain
5
5 4
0
1
Jumlah Sebelum Pembangunan Responden Jalan Tol
5
Tidak Mempunyai
0 Sesudah Pembangunan Jalan Tol
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 Berdasarkan pada grafik 4.5 Tersebut. ada empat kategori yang di tunjukkan yaitu pedagang, petani, lain-lain dan tidak mempunyai. Dalam kaitanya dengan pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Mata pencaharian sampingan yang di miliki oleh responden ternyata hanya ada satu jenis mata pencaharian sampingan yang meningkat yaitu pedagang. Sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terssebut responden yang memiliki mata pncaharian berupa pedagang hanya 4 responden saja, namun setelah adanya pembangunan jalan tol CikopoPalimanan tersebut meningkat menjadi lima orang responden yang memiliki mata pencaharian. Ternyata satu responden yang memilih untuk menjadi pekerjaan sampingan berupa pedagang sebelumnya memiliki pekerjaan sampingan berupa petani. Jadi pekerjaan sampingan yang mengalami penurunan yaitu petani berjumlah satu dikarenakan beralih profesi menjadi pedagang atau lebih tepatnya menjual kredit barang barang rumah tangga. Sedangkan kategori pekerjaan lain-lain dan tidak
95
mempunyai pekerjaan. Sebelum dan sesudah adanya pembangunann jalan tol Cikopo-Palimanan tidak mengalami perubahan sama sekali oleh responden. Jadi kondisi mata pencaharian masyarakat atau responden akibat dampak adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tidak mengalami perubahan mata pencaharian atau tidak adanya mata pencaharian jenis baru sesudah adanya pembangunan jalan tol, hanya saja kondisi yang berubah adalah jumlah orang yang mempunyai mata pencahariannya yang berubah. Sama halnya dengan mata pencaharian utama, mata pencaharian sampingan yang ada di Desa Tegalkarang tidak ada perubahan dari jenis mata pencahariannya, hanya jumlah responden yang memiliki mata pencaharian sampingan saja yang berubah. 2. Kondisi Pendapatan masyarakat akibat dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Kondisi pendapatan masyarakat dipengaruhi oleh mata pencaharian yang ditekuni. Baik itu pekerjaan utama ataupun pekerjaan sampingan. Berdasarkan dari hasil penelitian, secara umum pendapatan masyarakat yang terkena pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut mengalami penurunan pendapatan, terlihat dari tabel 4.8. Sebelum adanya pembangunan
jalan
tol
Cikopo-Palimanan
rentang
pendapatan
Rp.3.000.000 sampai kurang dari Rp.4.000.000 didapat oleh 5 responden dan rentang pendapatan Rp.4.000.000 sampai kurang dari Rp.5.000.000 didapat oleh 5 responden. Tetapi setelah adanya pembangunan jalan tol tersebut, responden yang memiliki pendapatan Rp.3.000.000 sampai kurang dari Rp.4.000.000 hanya didapat oleh 3 responden saja. Sedangkan pendapatan
dengan
rentang
Rp.4.000.000
sampai
kurang
dari
Rp.5.000.000 hanya didapat oleh satu responden saja. Berdasarkan hasil penelitian, penurunan pendapatan responden tersebut dikarenakan berubahnya mata pencaharian pokok karena adanya
96
pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut yang mengakibatkan tempat tinggal mereka berpindah dan berdampak berubahnya mata pecaharian bagi beberapa responden. Dan pendapatan menurun karena adanya penutupan akses jalan untuk masuk dan keluarnya kendaraan di tol Cikopo-Palimanan yang berada di Desa Tegalkarang dan Desa Lungbenda. Penutupan tersebut sudah berlangsung mulai diberlakukan saat akan masuknya Bulan Ramadhan Tahun 2016 lalu. dan akan dibuka kembali pada awal tahun 2017 nanti. Grafik 4.6 Pendapatan Di Desa Tegalkarang 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Jumlah Responden
< Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000-< Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000-< Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000 -< Rp. 5.000.000 > Rp. 5.000.000
Sebelum adanya pembangunan jalan tol
Setelah adanya pembangunan jalan tol
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 Berdasarkan dari grafik 4.5 Tersebut terdapat rentang pendapatan yang mengalami kenaikan jumlah responden yang mendapatkan pendapatan tersebut dan juga ada rentang pendapatan yang mengalami penurunan jumlah responden yang mendapatkan rentang pendapatan tersebut. rentang pendapatan yang mengalami penurunan yaitu diantaranya adalah pada rentang pendapatan pendapatan < Rp. 2.000.000 pada saat sebelum adanya pembangunan, responden yang memiliki pendapatan tersebut sejumlah 11 orang responden dengan mata pencahariannya yaitu 5 responden sebagai pedagang, 4 responden memiliki mata pencaharian pegawai swasta dan 2 orang responden yang memiliki mata pencaharian lain lain. namun setelah
97
adanya pembangunan jalan tol tersebut. pada rentang pendapatan < Rp. 2.000.000 hanya ada 10 responden yang memiliki pendapatan sebesar itu dengan mata pencaharian sebagai pedagang menjadi 2 responden dan 8 responden memiliki mata pencaharian lain lain. Pendapatan yang mengalami penurunan selanjutnya adalah pada rentang pedapatan Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000. saat sebelum adanya pembangunan jalan tol, peneliti menemukan ada 5 responden yang memiliki rentang pendapatan sebesar Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000 dengan rinciannya berupa mata pencaharian berupa pedagang ada 3 orang responden dan mata pencaharian lain-lain sejumlah 2 orang responden. Selanjutnya setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Jumlah responden yang memiliki rentang pendapatan sebesar Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000 mengalami penurunan jumlah responden yang memiliki pendapatan sebesar itu. Yaitu menjadi hanya 3 orang responden saja. Dengan rincian mata pencahariannya adalah sebagai pedagang 1 orang dan lain lain sejumlah 2 orang. Selanjutnya pendapatan yang mengalami penurunan yaitu pada rentang pendapatan Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000. sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terdapat 5 responden yang mempunyai rentang pendapatan sebesar Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000 dengan rincian mata pencahariannya adalah 4 orang memiliki mata pencaharian sebagai pedagang dan 1 orang responden memiliki mata pencaharian lain-lain. setelah adanya pembangunan jalan tol CikopoPalimanan, responden yang memiliki rentang pendapatan tersebut hanya ada 1 orang responden saja dengan mata pencahariannya sebagai pedagang. Pada rentang pendapatan > Rp. 5.000.000 tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan jumlah responden yaitu sejumlah 1 orang responden dengan mata pencahariannya lain-lain.
98
Selanjutnya
pendapatan
yang
mengalami
peningkatan
jumlah
orangnya adalah pada rentang pendapatan Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 saat sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terdapat 11 orang responden yang mempunyai rentang pendapatan tersebut dengan rincian mata pencahariannya adalah 7 orang responden memiliki mata pencaharian sebagai pedagang dan 4 orang responden yang memiliki mata pencaharian lain-lain. setelah adanya pembangunan jalan tol CikopoPalimanan, jumlah responden yang memiliki pendapatan pada rentang Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 meningkat menjadi 18 orang responden. Dengan rincian mata pencahariannya adalah 14 orang responden memiliki mata pencaharian sebagai pedagang, 1 orang responden memiliki mata pencaharian sebagai petani, 1 orang responden memiliki mata pencaharian sebagai pegawai swasta, dan 2 orang memiliki mata pencaharian sebagai lain-lain. dapat diketahui bahwa peningkatan pendapatan pada rentang Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 pada mata pencaharian meningkat dari sebelumnya 7 orang responden menjadi 14 orang responden. Artinya ada 7 orang resonden baru yang memiliki pendapatan Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut.
pembahasan kondisi pendapatan tersebut tersaji pada tabel
berikut ini Tabel 4.9 Pendapatan Beserta Mata Pencaharian Level
Pendapatan
1
< Rp. 2.000.000
2
Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000
3
Mata Pencaharian Sesudah Pembangunan Total
Pdg
2
11
2
7
4
11
14
3
2
5
1
4
1
5
1
5
4
Ptn
1
P.S
1
L.L
Total
8
10
2
18
2
3
Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000
4
Sebelum Pembangunan Pt Pdg P.S L.L n
Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000
1
99
5
>Rp. 5.000.000
Total
19
-
4
1
1
10
33
18
1
1
1
1
13
33
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 Keterangan Pdg
: Pedagang
Ptn
: Petani
P.S
: Pegawai Swasta
L.L
: Lain-lain
Menganalisis data dari tabel 4.9 tersebut, bahwasanya pada rentang pendapatan sebesar kurang dari Rp. 2.000.000 atau level 1 mengalami penurunan jumlah responden yaitu sejumlah 1 orang, satu responden tersebut mengalami peningkatan pendapatan pada rentang Rp. 2.000.000< Rp.3.000.000. artinya satu responden tersebut meningkat pendapatannya setelah adanya pembangunan jalan tol. Di rentang pendapatan Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 atau level 2, terdapat peningkatan jumlah responden yang memiliki pendapatan di level 2 yaitu total 18 orang dari sebelum adannya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan sejumlah 11 orang responden. Artinya ada 7 orang responden yang pendapatannya masuk ke level 2 setelah adanya pembangunan, dengan rincian bahwa 1 responden merupakan yang berada pada level 1 atau pendapatan kurang dari Rp.2.000.000. dan 6 orang responden lainnya, dilihat dari tabel 4.9 tersebut yaitu 2 responden yang berasal pada level 3 atau pada rentang pendapatan Rp.3.000.000 - < Rp.4.000.000, dan 4 responden yang berasal pada level 4 atau pada rentang pendapatan Rp.4.000.000 - < Rp.5.000.000. dari penambahan 7 orang responden tersebut yang pendapatannya masuk pada level 2 setelah pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Hanya satu orang responden yang memiliki pendapatan meningkat dan 6 orang responden lainnya mengalami penurunan pendapatan. Untuk lebih dapat
100
memperjelas, peneliti membagi tabel 4.9 kedalam tabel dan grafik sesuai dengan mata pencahariannya.
Level
Tebel 4.10 Mata Pencaharian Pedagang Jumlah responden Setelah Pendapatan Mata Pencaharian Pembangunan Jalan Tol
< Rp. 2.000.000 1 Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 2 Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000 3 Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000 4 >Rp. 5.000.000 5 Sumber: data angket penelitian 2016
Pedagang
Berkurang 3 orang Bertambah 7 orang Berkurang 2 orang Berkurang 2 orang -
Grafik. 4.7 Pedagang
Pedagang 16 14
Sebelum Pembangunan Jalan Tol Sesudah Pembangunan Jalan Tol
12 10 8 6 4 2 0 < Rp. 2.000.000
Rp. Rp. 3.000.000 Rp. 4.000.000 >Rp. 2.000.000- < - < Rp. - < Rp. 5.000.000 Rp. 3.000.000 4.000.000 5.000.000
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 Dalam Tabel 4.10 dan grafik 4.7 membahas mengenai mata pencaharian dan pendapatannya, pada level 1, sebelum adanya pembangunan jalan tol terdapat 5 orang responden yang memiliki pendapatan pada level 1, namun setelah adanya pembangunan jalan tol berkurang 3 responden atau menjadi 2 orang responden yang memiliki pendapatan di level 1. Pada pendapatan level 2, sebelum adanya pembangunan jalan tol terdapat 7 orang responden yang memiliki
101
pendapatan di level tersebut, tetapi setelah adanya pembangunan menjadi 14 responden yang memiliki pendapatan di level tersebut.
pada
pendapatan level 3, terdapat 3 responden namun setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan menjadi hanya 1 responden saja yang memiliki pendapatan di level 3 dalam mata pencaharian pedagang. Pada pendapatan level 4, terdapat 4 orang responden yang memiliki pendapatan pada level tersebut, namun setelah adanya pembangunan jalan tol hanya menjadi 1 orang responden saja yang memiliki pendapatan di level 4 tersebut. sedangkan pada pendapatan di level 5, baik sebelum pembangunan jalan tol ataupun setelah pembangunan jalan tol. Pada mata pencaharian pedagang tersebut tidak ada responden yang memiliki pendapatan lebih dari >Rp.5.000.000. Selanjutnya adalah data pendapatan beserta mata pencaharian dari petani yang tersaji dalam bentuk tabel dan juga grafik. Tabel 4.11 Mata Pencaharian Petani No
Pendapatan
Jumlah responden Setelah Pembangunan Jalan Tol
Mata pencaharian
< Rp. 2.000.000
-
Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000
Bertambah 1 orang
Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000
Petani
-
Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000
-
>Rp. 5.000.000
-
Sumber: Data Angket Penelitian 2016
102
Grafik 4.8 Petani
Petani 5 4
Sebelum Pembangunan Jalan Tol Sesudah Pembangunan Jalan Tol
3 2 1 0 < Rp. 2.000.000
Rp. Rp. 3.000.000 Rp. 4.000.000 >Rp. 2.000.000- < - < Rp. - < Rp. 5.000.000 Rp. 3.000.000 4.000.000 5.000.000
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 Pada tabel 4.11 dan grafik 4.8 ini membahas mengenai mata pencaharian
sebagai
petani,
level
pendapatannya
dan
jumlah
respondennya. Dalam mata pencaharian petani tersebut, pada waktu sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan, para responden tidak ada yang mempunyai mata pencaharian sebagai petani, baik di pendapatan level 1 sampai 5. Tapi setelah adanya pembangunan jalan tol pada level 2 pendapatan ada 1 responden yang memiliki mata pencaharian sebagai petani. Selanjutnya adalah data pendapatan beserta mata pencaharian dari pegawai swasta yang tersaji dalam bentuk tabel dan juga grafik.
103
No
Tabel 4.12 Mata Pencaharian Pegawai Swasta Jumlah responden Setelah Pendapatan Mata Pencaharian Pembangunan Jalan Tol < Rp. 2.000.000
Berkurang 4 orang
Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000
Bertambah 1 orang
Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000
Pegawai Swasta
-
Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000
-
>Rp. 5.000.000
-
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 Grafik 4.9 Pegawai Swasta
5
Pegawai Swasta
4 Sebelum Pembangunan Jalan Tol
3 2 1 0 < Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000- Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000 - >Rp. 5.000.000 < Rp. 3.000.000< Rp. 4.000.000< Rp. 5.000.000
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 Pada tabel 4.12 dan juga grafik 4.9 membahas mengenai mata pencaharian pegawai swasta dan juga pendapatannya. Pada pendapatan level 1 teradapat 4 orang responden yang memiliki pendapatan pada level tersebut sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Namun setelah adanya pembangunan jala tol Cikopo-Palimanan hanya ada satu responden yang memiliki mata pencaharian pegawai swasta dan satu responden tersebut berada pada pendapatan level 2 yang artinya adanya kenaikan level pendapatan tetapi penurunan kuantitas dari responden yang memiliki mata pencaharian sebagai pegawai swasta.
104
Selanjutnya adalah data pendapatan beserta mata pencaharian lain-lain yang tersaji dalam bentuk tabel 4.13 dan juga grafik 4.10
No
Tabel 4.13 Mata Pencaharian Lain-lain Jumlah responden Setelah Pendapatan Mata Pencaharian Pembangunan Jalan Tol < Rp. 2.000.000
Bertambah 6 orang
Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000
Berkurang 2 orang
Lain-lain
Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000
Tetap 2 orang
Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000
Berkurang 1 orang
>Rp. 5.000.000
Tetap 1 orang
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 Grafik 4.10 Lain-lain
Lain-lain 9 8
Sebelum Pembangunan Jalan Tol
7 6 5
Sesudah Pembangunan Jalan Tol
4 3 2 1 0 < Rp. Rp. Rp. Rp. >Rp. 2.000.000 2.000.000- 3.000.000 - 4.000.000 - 5.000.000 < Rp. < Rp. < Rp. 3.000.000 4.000.000 5.000.000
Sumber: Data Angket Penelitian 2016 Pada tabel 4.13 dan grafik 4.10 membahas mengenai mata pencaharian lain-lain dan juga pendapatannya. Pada pendapatan level 1 ada 2 orang responden yang memiliki mata pencaharian lain-lain namun setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan meningkat menjadi 8
105
orang responden yang memiliki pendapatan di level 1 atau bertambah 6 orang responden. Pada pendapatan di level 2 sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan adalah 4 orang responden namun setelah adanya pembangunan jalan tol tersebut, responden yang memiliki mata pencaharian lain-lain di pendapatan level 2 berkurang, dari yang awalnya 4 orang responden menjadi 2 orang responden. Pada pendapatan di level 3, sebelum dan sesudah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tidak ada perubahan kuantitas responden yang mempunyai pendapatan di level 3 atau Rp.3.000.000-< Rp.4.000.000. pada pendapatan di level 4, ada 1 responden yang memiliki pendapatan pada rentang Rp.4.000.000 -< Rp.5.000.000. namun setelah adanya pembangunan, yang memiliki mata pencaharian lain-lain dan pendapatan di level 4 ini tidak ada. Selanjut pada pendapatan di level 5 atau pada rentang pendapatan >- Rp.5.000.000, baik sebelum dan sesudah adanya pembangunan, jumlah respondennya masih sama yaitu 1 orang responden yang memiliki mata pencaharian lain-lain dan pendapatan di level 5. Dari beberapa penjelasan di atas, dapat peneliti ambil beberapa hal temuan dari kondisi pendapatan masyarakat akibat pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut. Jadi kondisi pendapatan yang ada di Desa dilihat dari jumlah responden, ada peningkatan pendapatan pada rentang Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000. yaitu kenaikan sebesar 7 orang responden dari sebelunya hanya 7 orang responden menjadi 14 orang responden yang mengalami peningkatan jumlah orang yang mendapatkan pendapatan pada rentang Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000. Tetapi dilihat dari pendapatan nya sendiri maka ada penurunan pendapatan yang dialami oleh responden yang berada di Desa Tegalkarang setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo Palimanan. Adanya dampak negatif tersebut diutarakan oleh beberapa narasumber yang peneliti wawancarai yaitu menurut narasumber
106
berinisial AI apakah ada dampak negatif dari pembangunan jalan tol Cikopo Palimanan? Menurut narasumber berinisial AI “ jadi sepi, gak ada supir mampir buat makan minum, sekarang mah Cuma lewat aja sih ga berhenti, tadinya banyak supir yang mampir, sekarang”.40 Sama hal nya dengan narasumber AI, narasumber berinisial SH juga berpendapat ada dampak negatif yang di timbulkan dari adanya pembangunan jalan tol Cikopo palimanan, dampak negatif dari pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan menurut SH “Jadi banyak yang bangkrut de, tuh kayak warung makan disana, tadinya rame jadi pangkalan bus Luragung berhenti, tapi pas udah ada tol Cipali apalagi sekarang ditutup pintu keluarnya jadi bangkrut yang warungan disitu. Tapi katanya sih awal tahun besok nih de dibuka lagi de, soalnya kan pintu keluarnya belum ada palangnya de”.41 Tetapi dari adanya dampak negatif yang terjadi akibat pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan, peneliti juga mendapati beberapa dampak positif yang terjadi akibat pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan ini, menurut narasumber berinisial SL dampak positif dari pembangunan jalan tol tersebut “sebelum jalan keluarnya di tutup lumayan lebih rame mas”42 sedangkan menurut narasumber AO dampak positif pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan adalah “Boleh dikatakan ya kita, dari tempat tersebut kita pindah ya ada keuntungannya sih buat saya sih gitu. Keuntungan dari bangunan kan itu diganti dengan uang, cuman bangunan tersebut tidak di ambil oleh tol kita bikin kan lagi, jadi dari bangunan yang lama kita di pindahkan tanpa di ambil dari tol bangunan tersebut kan sudah di bayar tapi bangunan tersebut kita pindahkan lagi gitu ke tempat yang lain, menggali bangunan tersebut kita pindahkan” Jadi
kondisi
pendapatan
masyarakat
atau
responden
akibat
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan di Desa Tegalkarang, menurut 40
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016 42 Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016 41
107
peneliti, kondisi responden sebenarnya mengalami penurunan pendapatan setelah adanya atau setelah dilakukan pembangunan jalan tol CikopoPalimanan. Ada beberapa penyebab menurunnya pendapatan seperti yang terungkap pada hasil wawancara bahwa, sepinya pengendara terutama bus antar kota seperti Luragung, yang melewati desa karena pengendara lebih banyak melalui jalan tol Cikopo-Palimanan yang dapat memperpendek waktu tempuh daripada melewati jalur Pantura, penyebab yang lain yang terungkap adalah bahwa adanya penutupan akses jalan keluar dari tol Cikopo-Palimanan yang akan melewati Desa Tegalkarang juga menjadi penyebab menurunnya pendapatan masyarakat atau reponden yang berada di Desa Tegalkarang tersebut. D. Temuan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang diperoleh peneliti, maka dapat diketahui ada beberapa temuan hasil penelitian yang dilakukan peneliti diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Kondisi mata pencaharian utama yang dimiliki responden baik sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
atau sesudah
pembangunan jalannya tidak ada jenis mata pencaharian baru 2. Dalam kondisi mata pencaharian bukan jenis mata pencaharian baru yang bertambah, tetapi kondisi mata pencaharian yang berubah adalah kuantitas dari jumlah responden yang memiliki mata pencahariannya yang berubah. 3. Kondisi pendapatan masyarakat atau responden sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan dan sesudah pembangunan ada perubahan dari pendapatannya, yaitu pendapatannya menurun walaupun jumlah orang bertambah pada rentang pendapatan Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000. dengan merujuk pada tabel 4.9 dengan penjelasan lebih rinci bahwasanya pada rentang pendapatan sebesesar kurang dari Rp. 2.000.000 atau level 1 mengalami penurunan jumlah responden yaitu sejumlah 1 orang, satu responden tersebut mengalami peningkatan pendapatan pada
108
rentang Rp. 2.000.000- < Rp.3.000.000. artinya satu responden tersebut meningkat pendapatannya setelah adanya pembangunan jalan tol. Di rentang pendapatan Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 atau level 2, terdapat peningkatan jumlah responden yang memiliki pendapatan di level 2 yaitu total 18 orang dari sebelum adannya pembangunan jalan tol CikopoPalimanan sejumlah 11 orang responden. Artinya ada 7 orang responden yang pendapatannya masuk ke level 2 setelah adanya pembangunan, dengan rincian bahwa 1 responden merupakan yang berada pada level 1 atau pendapatan kurang dari Rp.2.000.000. dan 6 orang responden lainnya, dilihat dari tabel 4.9 tersebut yaitu 2 responden yang berasal pada level 3 atau pada rentang pendapatan Rp.3.000.000 - < Rp.4.000.000, dan 4 responden yang berasal pada level 4 atau pada rentang pendapatan Rp.4.000.000 - < Rp.5.000.000. dari penambahan 7 orang responden tersebut yang pendapatannya masuk pada level 2 setelah pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Hanya satu orang responden yang memiliki pendapatan meningkat dan 6 orang responden lainnya mengalami penurunan pendapatan E. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menghadapi beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut antara lain: a. Keterbatasan dokumen dari Desa Tegalkarang yang menjadikan kurangnya informasi pada penulisan profil daerah. b. Keterbatasan dari responden yang belum mengetahui tentang angket, menjadikan peneliti lebih lama mengambil data pada tiap responden. c. Kondisi cuaca yang terik dan tidak bisa diprediksi saat pengambilan data di Desa Tegalkarang.
109
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tidak berdampak pada perubahan jenis mata pencaharian yang dimiliki oleh responden atau masyarakat di Desa Tegalkarang atau tidak ada perubahan mata pencahariannya, hanya kuantitas orangnya yang berubah dalam memilih mata pencahariannya setelah pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. 2. Kondisi pendapatan yang dimiliki oleh responden atau masyarakat sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan adalah dapat di lihat pada diagram dibawah ini
Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Orang Sebelum adanya Jalan Tol Cikopo-Palimanan 1 orang < Rp. 2.000.000 5 Orang
Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 11 Orang Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000
5 Orang
Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000 >Rp. 5.000.000
11 Orang
109
110
Kemudian
saat
adanya
jalan
tol
Cikopo-Palimanan,
kondisi
pendapatan masyarakat di Desa Tegalkarang mengalami penurunan pendapatan dan juga perubahan jumlah orang pada tiap tingkatan pendapatan, perubahan pendapatannya dapat dilihat pada diagram di bawah ini
Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Orang Setelah adanya Jalan Tol Cikopo-Palimanan 1 Orang
1 Orang < Rp. 2.000.000
3 Orang
10 Orang
Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000
18 Orang
>Rp. 5.000.000
B. Saran 1. Saran-saran Berdasarkan paparan kesimpulan di atas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran semoga bermanfaat untuk perbaikan di masa yang akan datang, khususnya pada Desa Tegalkarang sebagai berikut: a. Peneliti menemukan bahwa adanya pembangunan jalan tol CikopoPalimanan tidak berpengaruh terhadap jenis mata pencaharian baru yang muncul setelah adanya jalan tol tersebut, yang berubah hanyalah jumlah orang yang tetap bermatapencaharian tersebut. Maka saran peneliti adalah agar masyarakat yang berubah mata pencahariannya,
111
untuk memahami atau melihat kondisi di sekitar desa tersebut supaya mata pencaharian mereka sesuai dengan target dan kondisi konsumen. b. Peneliti menemukan bahwa adanya jalan tol Cikopo-Palimanan membuat penurunan pendapatan masyarakat desa Tegalkarang, maka saran yang diberikan peneliti adalah lokasi usahanya di tempat yang banyak dilewati kendaraan.
112
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER YANG DI AKSES DARI BUKU S, Alam, Ekonomi Kurikulum 2013.Jakarta: Esis, 2014. Astriana Widyastuti, Analisis Hubungan antara Produktivitas Pekerja dan Tingkat Pendidikan Pekerja terhadap Kesejahteraan Keluarga di Jawa Tengah Tahun 2009, Economics Development Analysis Journal, 2009 Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Prenada Media Grup, 2008. Creswell, John W, Research Design:Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Terj. Dari Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Third Edition oleh Achmad Fawaid, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014. Eva Vamela, “Pengaruh Rencana Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani di Kabupaten Subang”,Skripsi pada Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Bandung , 2012., tidak dipublikasikan. Ghozali, Imam dan Anis Chariri, Teori Akuntansi, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2007. Ginandjar Kartasasmita. Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat. Surabaya: t.p., 1997. Halim, Ridwan. Hak Milik Keadilan dan Kemakmuran Tinjauan Falsafah Hukum. Jakarta:Balai Aksara, 1986. Hery, Cara Mudah Memahami Akuntansi: Inti Sari Konsep Dasar Akuntansi. Jakarta: Prenada Media Grup, 2012. Indah Dwi Septiyani, “Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga yang Terkena Proyek Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-aawean” Skripsi pada Respository Universitas Negeri Semarang. Semarang, 2012. tidak dipublikasikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka, 2007
112
113
Kuncoro, Mudrajad. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang, Jakarta: Erlangga, 2004. Legawa, I Wayan, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Mahyu Danil, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Bupati Kabupaten Bireun, Jurnal Ekonomi Universitas Almuslim Bireuen Vol.IV No. 7, 2013. Marzali, Amri. Antropologi & Pembangunan Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005. Nofitri, “Gambaran Kualitas Hidup Penduduk Dewasa pada Lima Wilayah Jakarta”, Skripsi, Depok: Universitas Indonesia. Depok 2009. tidak dipublikasikan. Nurhadi, dkk., Jelajah Cakrawala Sosial IPS untuk Kelas VIII SMP/MTs, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Pakpahan, Rogers dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010. Parwadi, Redatin .Sosiologi Pembangunan. Jakarta:Untan Press, 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol Setiawan, Didang Pengetahuan Sosial 1:SMP/MTs Kelas VII. Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Jakarta : Pusat
Siagian, Sondang P. Administrasi Pembangunan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003. Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pres, 2013. Suci Puji Astuti. “Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Kalijati kabupaten Subang”. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung, 2014. tidak di publikasikan. Sugiharsono, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII Edisi 4, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, Bandung: CV. Alfabeta, 2014.
114
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA, 2013. Sugono, Dendy. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014. Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1996. Sumardi, Mulyono dan Hans Dieter Evers, ed, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarta: Rajawali, 1982. Sunyoto, Danang. Metode dan Instrumen Penelitian: Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service, 2013. Suprihartoyo, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP dan MTS Kelas VII, Jakarta: Pustaka Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Sutarto, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011. Winarno, Budi. Etika Pembangunan, Yogyakarta:Center for Academic Publishing Service,2013. Zarina. “Dampak pembangunan Jalan Tol Gempol Pandaan terhadap Kondisi sosial ekonomi penduduk di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabuaten Pasuruan, Skripsi pada Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, 2013 tidak dipublikasikan. SUMBER YANG DIAKSES DARI INTERNET aadan Pusat Statistik, “Mortalitas”, 2016, h. 1 http://daps.bps.go.id/file_artikel/70/MORTALITAS.pdf, 15 September 2016. G.T. Suroso, “Infrastruktur dan Pembangunan Ekonomi”, http://www.bppk.depkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuanganumum/20517-infrastruktur-dan-pembangunan-ekonomi, 23 September 2015.
115
Istianur, I.P. “Perjalanan Pembangunan Tol Cipali Melewati 6 Era Kepemimpinan”, http://bisnis.liputan6.com/read/2254656/perjalanan-pembangunan-tol-cipalimelewati-6-era-kepemimpinan-ri 23 September 2015. Liputan 6. “Pasca Kecelakaan Maut 9 Kiai tahlil bersama di Tol Cipali” http://tv.liputan6.com/read/2268719/pasca-kecelakaan-maut-9-kiai-tahlilbersama-di-tol-cipali, diakses pada tanggal 05 Maret 2017. Saokani, Kukuh. “Wagub Jabar: Kecelakaan di Tol Cipali Karena Human Error” http://news.liputan6.com/read/2267946/wagub-jabar-kecelakaan-di-tol-cipalikarena-human-error, diakses pada tanggal 05 Maret 2017. Prasetyo, Yugi. “Fasilitas Tol Cipali Masih Memprihatinkan”. https://daerah.sindonews.com/read/1020026/151/fasilitas-tol-cipali-masihmemprihatinkan-1435983439, diakses pada pukul 05 Maret 2017. Purnawati, Tati. “ aupati Majalengka Desak Pengelola Tol Penuhi Tuntutan Warga”. http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2015/06/03/329677/bupatimajalengka-desak-pengelola-tol-penuhi-tuntutan-warga, diakses pada tanggal 05 Maret 2017. Ariyanti, Fiki. “Harga Tanag Di Sekitar Tol Cipali aisa Meroket 20 Persen” http://bisnis.liputan6.com/read/2279767/harga-tanah-di-sekitar-tol-cipali-bisameroket-20-persen, diakses pada tanggal 05 Maret 2017. Redaksi Geotimes. “Tol Cipali Menyusutkan Pendapatan Masyarakat” http://geotimes.co.id/tol-cipali-menyusutkan-pendapatanmasyarakat/#gs.XQQi4nU, diakses pada tanggal 06 Maret 2017. Prayitno, Panji. “70 Persen Usaha di Pantura Gulung Tikar AKibat Cipali” http://regional.liputan6.com/read/2400643/70-persen-usaha-di-panturagulung-tikar-akibat-cipali, diakses pada tanggal 06 Maret 2017.
1
LAMPIRAN-LAMPIRAN
2
Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi
3
4
Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian
5
6
Lampiran 3 : Instrumen Wawancara
7
Instrumen Wawancara Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan Terhadap Kondisi Mata Pencaharian Dan Pendapatan Di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon A. Identitas Responden 1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Usia
:
4. Alamat Lengkap
:
5. Status Perkawinan
:
6. Jumlah Anggota Keluarga
:
7. Pendidikan Terakhir
:
B. Pertanyaan Luas Lahan 1. Berapa luas lahan yang dimiliki oleh bapak/Ibu miliki sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan? 2. Berapa luas lahan Bapak/Ibu yang terkena pembangunan jalan tol CikopoPalimanan? 3. Berapakah luas lahan yang dimiliki oleh Bapak/Ibu setelah pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan? 4. Jenis lahan Bapak/Ibu yang terkena pembangunan jalan tol CikopoPalimanan? Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan 5. Apa dampak positif dari pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Bagi Masyarakat? 6. Apa dampak negatif dari pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Bagi Masyarakat? 7. Apa dampak positif dari pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan bagi lingkungan? 8. Apa dampak negatif dari pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan bagi lingkungan?
8
Mata Pencaharian Sebelum adanya Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan 9. Apa mata pencaharian Bapak/Ibu sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan? 10. Apa mata pencaharian Suami/Istri sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan? 11. Apa mata pencaharian anak pertama Bapak/Ibu sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan? 12. Apa mata pencaharian anak kedua Bapak/Ibu sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan? 13. Apa saja mata pencaharian sampingan Bapak/Ibu sebelum adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan? 14. Apa saja mata pencaharian sampingan Suami/Istri sebelum adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan? 15. Apa saja mata pencaharian sampingan anak pertama Bapak/Ibu sebelum adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan? 16. Apa saja mata pencaharian sampingan anak kedua Bapak/Ibu sebelum adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan? Sesudah adanya Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan 17. Apa mata pencaharian Bapak/Ibu sesudah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan? 18. Apa mata pencaharian Suami/Istri sesudah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan? 19. Apa mata pencaharian anak pertama Bapak/Ibu sesudah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan? 20. Apa mata pencaharian anak kedua Bapak/Ibu sesudah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan? 21. Apa saja mata pencaharian sampingan Bapak/Ibu sesudah adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan? 22. Apa saja mata pencaharian sampingan Suami/Istri sesudah adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan? 23. Apa saja mata pencaharian sampingan anak pertama Bapak/Ibu sesudah adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan? 24. Apa saja mata pencaharian sampingan anak kedua Bapak/Ibu sebelum adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan?
9
Lampiran 4 : Instrumen Angket
10
INSTRUMEN PENELITIAN ANGKET DAMPAK PEMBANGUNAN JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN TERHADAP KONDISI MATA PENCAHARIAN DAN PENDAPATAN DI DESA TEGALKARANG KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON No. Responden …….. PETUNJUK PENGISIAN 1. Sebelum mengisi angket ini, mohon mengisi identitas Bapak/Ibu terlebih dahulu pada tempat yang telah tersedia 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan sebenarnya. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Lengkap : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : 4. Tempat Lahir : 5. Pendidikan : 6. Status Perkawinan : 7. Jumlah Anggota Keluarga:………orang 8. Pekerjaan Utama a. Petani b. Peternak c. Pedagang d. Pegawai Negeri e. Pegawai Swasta f. Penambang g. Nelayan h. Lainnya PERTANYAAN PENDAPATAN Sebelum Adanya Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan 1. Berapakah besar pendapatan utama yang Bapak/Ibu/ Saudara terima perbulan? a. < Rp. 500.000 b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 c. Rp. 1.001.000 – Rp. 2.000.000 d. > Rp. 2.000.000
11
2. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki pendapatan sampingan? a. Ada b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak Ada 3. Jika ada, Berapakah besar pendapatan pekerjaan sampingan yang Bapak/Ibu/Saudara terima per bulan? a. < Rp. 500.000 b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 c. Rp. 1.001.000 – Rp. 2.000.000 d. > Rp. 2.000.000 Setelah Adanya Pembangunan Jalan Tol CIkopo-Palimanan 4. Berapakah besar pendapatan utama yang Bapak/Ibu/ Saudara terima perbulan? a. < Rp. 500.000 b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 c. Rp. 1.001.000 – Rp. 2.000.000 d. > Rp. 2.000.000 5. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki pendapatan sampingan? a. Ada b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak Ada 6. Jika ada, Berapakah besar pendapatan pekerjaan sampingan yang Bapak/Ibu/Saudara terima per bulan? a. < Rp. 500.000 b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 c. Rp. 1.001.000 – Rp. 2.000.000 d. > Rp. 2.000.000
12
Lampiran 5 : Instrumen Observasi
13
Instrumen Observasi A. Pedoman Observasi Observasi atau pengamatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu melakukan pengamatan tentang gambaran keadaan di Desa Tegalkarang setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan, Aspek yang di amati meliputi: 1. Permukiman warga di Desa Tegalkarang 2. Persawahan yang menjadi mata pencaharian warganya 3. Jalan yang berhubungan dengan jalan tol 4. Kantor Desa yang terkena pembebasan lahan 5. Rumah warga yang terkena pembebasan lahan 6. Pedagang di Desa Tegalkarang Tabel Instrumen Observasi No.
Hal Yang Di Amati Permukiman warga di Desa Tegalkarang
1
2
Persawahan yang menjadi mata pencaharian warganya
Jalan yang berhubungan dengan jalan tol 3 Kantor Desa yang terkena pembebasan lahan 4 Pedagang di Desa Tegalkarang 5
Deskripsi
14
Lampiran 6 : Transkrip Wawancara
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Lampiran 7 : Lembar Angket Penelitian
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Lampiran 8 : Lembar Hasil Observasi
41
42
Lampiran 9 : Laporan Registrasi Penduduk
43
44
Lampiran 10 : Peta Administrasi Kecamatan Palimanan
45
46
Lampiran 11 : Dokumentasi Penelitian Di Desa Tegalkarang
47
48
49
50
Lampiran 12 : Lembar Uji Referensi
1