PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM PEMBENTUKAN CITRA RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEW
FITHRIYAH SHOLIHAH I34120066
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Public Relations dalam Pembentukan Citra Pada Saat Krisis (Kasus Pemberitaan Negatif Restoran Cimory Mountain View, PT. Cimory Hospitality Sejahtera) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, 27 Juni 2016 Fithriyah Sholihah NIM I34120066
ABSTRAK FITHRIYAH SHOLIHAH. Peran Public Relations dalam Pembentukan Citra Restoran Cimory Mountain View. Dibimbing oleh NINUK PURNANINGSIH. Peranan public relations memiliki peranan yang penting dalam pembentukan citra positif untuk keberlangsungan perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh krisis perusahaan terhadap citra Restoran Cimory, menganalisis pengaruh karakteristik pengunjung dan peranan public relations terhadap citra Restoran Cimory. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam serta observasi lapang sebagai metode pengumpulan data. Restoran Cimory merupakan salah satu perusahaan yang berbasis pada pengolahan susu dan telah berdiri sejak tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pengunjung dan peranan public relations mempengaruhi pembentukan citra Restoran Cimory. Karakteristik pengunjung yang mempengaruhi citra Restoran Cimory adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan motivasi berkunjung. Peranan public relations yang mempengaruhi citra Restoran Cimory adalah peranan sebagai informator dan fasilitator. Kata kunci: citra perusahaan, public relations, restoran cimory
ABSTRACT FITHRIYAH SHOLIHAH. The Role of Public Relations For Establish The Image of Cimory Mountain View Restaurant. Supervised by NINUK PURNANINGSIH. The role of public relations has an important role to establish the positive image for sustainability of the company. The purpose of this research is to describe the effects of the crisis on the company’s image Cimory Restaurant, analyze the effect of visitor characteristics and the role of public relations for establishment an image of Cimory Restaurant. This research was done using quantitative approach, and utilized questionnaire, in-depth interview and field observation as the data collection methods. Cimory Restaurant is one of the companies based on the processing of milk and has been established since 2006. The results is a visitor characteristics and role of public relations as fasilitator affect establishment the Cimory Restaurant image. The visitors characteristics that affect the image of Cimory Restaurant are gender, age, education level, income level, and motivation to visit. The role of public relations that affect the image of Cimory Restaurant is role as informator, and facilitator. Keywords: Cimory Restaurant, corporate image, public relations
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM PEMBENTUKAN CITRA PASCA KRISIS (KASUS PEMBERITAAN NEGATIF RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEW, PT. CIMORY HOSPITALITY SEJAHTERA)
FITHRIYAH SHOLIHAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016
PRAKATA
1.
2.
3. 4. 5. 6.
7. 8. 9.
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, ridho, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM PEMBENTUKAN CITRA PASCA KRISIS (KASUS PEMBERITAAN NEGATIF RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEW PT. CIMORY HOSPITALITY SEJAHTERA)” dengan baik. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir sarjana dan sebagai syarat kelulusan pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Selain itu, penelitian yang ditulis ini bertujuan untuk (1) menganalisis pengaruh karakteristik pengunjung terhadap citra perusahaan, dan (2) menganalisis peran public relations dalam mempertahankan citra perusahaan pasca krisis. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kontribusi dan dukungan semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: Ibu Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memperhatikan kinerja penulis dalam menyelesaikan skripsi dan telah memberikan banyak saran, motivasi, dan masukan pada penulis selama proses penulisan. Kedua orang tua, Bapak Solihin dan Umi Lusiana Yunita yang selalu memberikan semangat, bantuan dan juga doa untuk kelancaran dalam penelitian dan penulisan skripsi ini. Adik tersayang Hikmah Sholihah dan Adilah Sholihah atas segala semangat, dan doa yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Para sahabat yaitu Eii, Aini, Devi, Rohmah, dan Mita yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini. Gita, Ajeng, Gerry, Novi, dan Hengky yang telah memberikan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian. Nur Komariah dan Abdul Hadi Novriansyah P.S sebagai teman satu bimbingan yang selalu bekerja sama dan mendukung mulai dari awal penyusunan hingga akhir skripsi ini. Jenul yang telah membantu penulis mencarikan tempat tinggal selama penelitian. Bapak Dede Dani selaku pihak public relations “Cimory Mountain View” atas kebaikan, dan bantuan selama pengambilan data penelitian ini. Teman-teman seperjuangan di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat angkatan 49, yang selalu menemani dalam proses perkuliahan selama beberapa tahun ini dan memberikan pelajaran bermanfaat kepada penulis. Semoga karya ini dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak dan memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Bogor, 27 Juni 2016 Fithriyah Sholihah
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi PENDAHULUAN ................................................. Error! Bookmark not defined. Latar Belakang ................................................... Error! Bookmark not defined. Masalah Penelitian ............................................. Error! Bookmark not defined. Tujuan Penelitian ............................................... Error! Bookmark not defined. Kegunaan Penelitian ............................................................................................ 3 PENDEKATAN TEORITIS ................................. Error! Bookmark not defined. Tinjauan Pustaka ................................................ Error! Bookmark not defined. Public Relations ............................................. Error! Bookmark not defined. Krisis .............................................................. Error! Bookmark not defined. Komunikasi Krisis .......................................... Error! Bookmark not defined. Citra ................................................................ Error! Bookmark not defined. Karakteristik Pengunjung ............................... Error! Bookmark not defined. Kerangka Pemikiran .......................................... Error! Bookmark not defined. Hipotesis Penelitian ........................................... Error! Bookmark not defined. Definisi Operasional .......................................... Error! Bookmark not defined. PENDEKATAN LAPANGAN ............................. Error! Bookmark not defined. Metode Penelitian .............................................. Error! Bookmark not defined. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................ Error! Bookmark not defined. Teknik Pengambilan Responden Dan Informan Error! Bookmark not defined. Teknik Pengambilan Data .................................. Error! Bookmark not defined. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data .............. Error! Bookmark not defined. GAMBARAN UMUM PENELITIAN .................. Error! Bookmark not defined. Sejarah dan Perkembangan Restoran Cimory Mountain View .................. Error! Bookmark not defined. Profil Restoran Cimory Mountain View ............ Error! Bookmark not defined. Struktur Organisasi Restoran Cimory Mountain View ..... Error! Bookmark not defined.
ix
Fasilitas dan Daya Tarik Restoran Cimory Mountain View ... Error! Bookmark not defined. Paket Wisata Restoran Cimory Mountain View Error! Bookmark not defined. Peranan Public Relation Restoran Cimory Mountain View .... Error! Bookmark not defined. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEW ..................................................................... Error! Bookmark not defined. Jenis Kelamin ..................................................... Error! Bookmark not defined. Usia ..................................................................... Error! Bookmark not defined. Tingkat Pendidikan ............................................. Error! Bookmark not defined. Tingkat Pendapatan ............................................ Error! Bookmark not defined. Motivasi Berkunjung .......................................... Error! Bookmark not defined. PERANAN PUBLIC RELATIONS RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEW ..................................................................... Error! Bookmark not defined. Peranan Public Relations Restoran Cimory sebagai Informator ................ Error! Bookmark not defined. Peranan Public Relations Restoran Cimory sebagai Fasilitator ................. Error! Bookmark not defined. CITRA RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEWError! Bookmark not defined. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN CITRA RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEW ....... Error! Bookmark not defined. Jenis Kelamin ..................................................... Error! Bookmark not defined. Usia ..................................................................... Error! Bookmark not defined. Tingkat Pendapatan ............................................ Error! Bookmark not defined. Tingkat Pendidikan ............................................. Error! Bookmark not defined. Motivasi Berkunjung .......................................... Error! Bookmark not defined. Peran Public Relations sebagai Informator ........ Error! Bookmark not defined. Peran Public Relations sebagai Fasilitator ......... Error! Bookmark not defined. PENUTUP .............................................................. Error! Bookmark not defined. Simpulan ............................................................. Error! Bookmark not defined. Saran ................................................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT HIDUP ................................................ Error! Bookmark not defined.
x
DAFTAR TABEL 5.1 Jumlah dan persentase karakteristik pengunjung Restoran Cimory 29 Mountain View 5.2 Jumlah dan persentase motivasi berkunjung pengunjung Restoran 32 Cimory Mountain View 6.1 Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan peranan public 33 relations sebagai informator 6.2 Persentase responden yang mengetahui Cimory melalui media 34 informasi yang digunakan oleh public relations Restoran Cimory 6.3 Jumlah dan persentase mengetahui Cimory
pengetahuan
responden
pertama
kali 35
6.4 Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan pengetahuan mengenai 35 berita negatif yang terjadi di Restoran Cimory 6.5 Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan peranan public 36 relations sebagai fasilitator 7.1 Jumlah dan persentase penilaian citra Restoran Cimory
39
8.1 Peubah yang mempengaruhi pembentukan citra Restoran Cimory
42
DAFTAR GAMBAR 2.1 Kerangka pemikiran peran public relations dalam mengatasi krisis
13
4.1 Logo Cisarua Mountain Dairy
21
4.2 Papan nama Cimory Mountain View
22
4.3 Struktur organisasi PT. Cimory Hospitality Sejahtera
23
4.4 Restoran Cimory Mountain View
25
4.5 Cimory Dairy Shop
25
4.6 Cimory Mini Farm
26
4.7 Taman bermain anak (playground)
26
4.8 Cimory Dairy Tour
27
11.1 Sketsa lokasi penelitian
53
DAFTAR LAMPIRAN 1
Sketsa lokasi penelitian
53
2
Jadwal penelitian
54
3
Hasil uji statistik
55
4
Daftar nama dan karakteristik responden Restoran Cimory
56
5
Dokumentasi
58
PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor peternakan yang merupakan bagian dari sektor pertanian, memiliki peranan penting dalam menopang perekonomian regional maupun nasional. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang dilakukan untuk menciptakan suatu agribisnis yang kuat di masa mendatang. Langkah yang dilakukan yaitu dengan mengarah pada pengembangan peternakan yang maju, efisien, dan mempunyai daya saing global. Sampai saat ini konsumsi masyarakat Indonesia terhadap produk susu masih tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan negara berkembang lainnya yaitu 12,10 liter/tahun setara susu segar, jika dibandingkan dengan negara lain yaitu Fillipina yang mencapai 17,8 kg/kapita/tahun, Malaysia 36,2 kg/kapita/tahun, Thailand 22,2 kg/kapita/tahun serta Myanmar 26,7 kg/kapita/tahun1. Konsumsi susu memiliki potensi untuk meningkat seiring dengan adanya perubahan pada konsumen Indonesia. Perubahan yang terjadi pada konsumen disebabkan adanya peningkatan kesadaran terhadap kesehatan yang didukung faktor informasi, tingkat pendidikan, status sosial dan teknologi (Fauzia 2008). Dengan adanya variasi produk susu dapat meningkatkan konsumsi produk susu di Indonesia karena susu dapat di konsumsi dalam bentuk susu segar dan susu olahan. Pemenuhan kebutuhan nasional akan susu dapat dilakukan dengan dua bentuk usaha, diantaranya usaha industri susu atau yang biasa disebut Industri Pengolahan Susu (IPS). Cimory Group of Company atau yang lebih dikenal dengan nama Cimory merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri susu. Cimory telah sukses menyajikan berbagai macam olahan susu yang telah terjual di seluruh Indonesia juga beberapa negara lainnya. Produk dari Cimory antara lain susu segar, yoghurt, coklat, dan lainnya. Perusahaan yang terletak di daerah Puncak, Bogor ini menjadi salah satu ikon Puncak yang telah di kenal sejak tahun 2006. Cimory Group of Company memiliki beberapa unit usaha, dalam penelitian ini peneliti berfokus pada salah satu unit usaha yaitu PT. Cimory Hospitality Sejahtera yang merupakan restoran Cimory yang bertempat di Cimory Mountain View. Cimory Mountain View ini merupakan restoran Cimory yang pertama kali didirikan oleh perusahaan. Dengan mulai banyaknya persaingan terhadap bisnis pengolahan susu mengharuskan Cimory terus memikirkan cara untuk tetap eksis sebagai penyedia olahan susu yang bermutu dan disenangi banyak orang, maka dari itu perlu adanya peran public relations dalam melakukan strategi untuk membentuk citra positif dengan berbagai macam stakeholder terkait agar eksistensi perusahaan Cimory tetap terjaga.
1
detikFinance. Konsumsi Susu Per Kapita Indonesia Terendah di ASEAN, Hanya 12,1 Liter/tahun. 17 Oktober 2015. http//:www.detik.com. [20 Januari 2016].
Public Relations atau dalam arti hubungan masyarakat (humas) merupakan suatu profesi yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan tugas seorang public relations adalah menjaga citra baik dan kepercayaan dengan pihak di luar perusahaan. Sesuai menurut Jefkins (2003) yang mengutip pada Institute of Public Relations, definisi public relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Selama berdirinya sebuah perusahaan, akan ada pasang surut yang dirasakan oleh setiap perusahaan. Hal itu dikarenakan adanya krisis yang dapat mengancam perusahaan baik krisis yang berasal dari internal perusahaan maupun eksternal. Krisis merupakan suatu masa kritis yang hampir bisa dipastikan di alami oleh semua perusahaan (Kusumastuti 2009). Setiap perusahaan harus selalu siap dengan kedatangan krisis agar bisa melakukan pencegahan ataupun penanganan untuk mengantisipasinya. Salah satu krisis yang menimpa restoran Cimory adalah pemberitaan kurang baik atau negatif mengenai adanya ulat yang terdapat di dalam makanan yang disajikan pada salah satu pengunjung yang kebetulan ia adalah wartawan yang sedang melakukan pertemuan di restoran Cimory. Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 9 Mei 2015 lalu yang menyebabkan mencuatnya peristiwa tersebut oleh media. Walaupun tidak banyak media yang mengangkat peristiwa ini ke publik dikarenakan berita tersebut merupakan hal wajar dapat terjadi di berbagai tempat makan, namun tetap berdampak buruk terhadap kepercayaan pengunjung yang mengenal Cimory dengan baik. Secara umum penanganan krisis dilakukan dengan cara Preventive Public Relations, yaitu perencanaan penanganan krisis dengan Rencana Aksi yang dilakukan dalam waktu cepat, tetapi efektif. Assegaf dalam Soemirat dan Ardiantoro (2010) menyatakan ada dua hal yang harus dilakukan jika terjadi krisis, yaitu (1) menghubungi pejabat pemerintah yang bersangkutan dan (2) menghubungi media massa untuk dipublikasikan. Selain menangani krisis dengan cara tersebut, perusahaan juga memerlukan berbagai media sosial pribadi untuk dapat memberikan klarifikasi jelas agar masyarakat dapat mengetahui kebenarannya dan tidak terjerumus pada berita yang merugikan perusahaan. Sesuai dengan pernyataan di atas menggambarkan bahwa setiap perusahaan harus dapat memberikan pelayanan informasi yang baik dan efisien agar khalayak dapat mengakses informasi mengenai perusahaan tersebut baik dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi krisis dengan mudah. Tujuan dari kemudahan akses informasi itu sendiri adalah untuk memberikan dan menghasilkan opini publik yang baik terhadap perusahaan. Hal inilah yang dianggap sangat penting bagi suatu perusahaan agar perusahaan tersebut terjaga eksistensi dan citra baiknya. Sesuai penyataan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui peranan public relations dalam komunikasi krisis untuk menjaga citra baik perusahaan.
Masalah Penelitian Pada umumnya, setiap perusahaan akan mengalami berbagai masalah mulai dari masalah internal seperti produksi, hasil produksi, manajemen kerja karyawan, dan sebagainya, juga masalah eksternal yang berhubungan dengan masyarakat sekitar, konsumen, investor, dan stakeholder lainnya yang bersangkutan. Masalah yang dialami oleh perusahaan berdampak pada kestabilan dan bahkan pada perubahan citra perusahaan itu sendiri. Ketidakstabilan perusahaan tersebut dinamakan dengan masa krisis. Pada masa krisis inilah public relations turun tangan untuk mengatasi masalah perusahaan. Dari pernyataan tersebut perlu dilihat sejauh mana krisis yang terjadi pada perusahaan dapat mempengaruhi citra perusahaan. Public Relations merupakan suatu profesi yang memiliki peran penting bagi suatu perusahaan. Tugas seorang public relations adalah menjalin komunikasi antara perusahaan dengan publik agar tercipta hubungan dan citra yang baik. Hal itu dapat bermanfaat apabila perusahaan secara tiba-tiba mengalami krisis yang dapat menurunkan citra perusahaan. Diperlukan strategi public relations untuk melakukan manajemen komunikasi krisis yang baik agar penyampaian informasi kepada publik dapat membantu pemecahan masalah krisis perusahaan. Dari pernyataan diatas penting untuk melihat bagaimana karakteristik pengunjung Cimory dapat mempengaruhi citra perusahaan. Citra merupakan kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Citra merupakan tujuan utama yang hendak dicapai oleh public relations agar perusahaan yang menjadi tanggungjawabnya memiliki citra baik bagi publik. Dalam hal ini dapat di lihat bahwa peran public relatios memiliki keterhubungan dengan citra perusahaan. Oleh karena itu perlu dilihat bagaimana peran public relations dalam mempertahankan citra baik pasca krisis yang terjadi pada perusahaan dapat mempengaruhi citra perusahaan. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan tentang pengaruh krisis perusahaan terhadap citra perusahaan. 2. Menghasilkan analisis tentang pengaruh karakteristik pengunjung terhadap citra perusahaan. 3. Menghasilkan analisis tentang pengaruh peran public relations dalam mempertahankan citra baik pasca krisis yang terjadi pada perusahaan terhadap citra perusahaan.
Kegunaan Penelitian Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber referensi mengenai peran public relations dalam manajemen komunikasi krisis untuk mempertahankan citra baik perusahaan. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan manajemen komunikasi krisis untuk mempertahankan citra perusahaan. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait manajemen krisis.
PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Public Relations Public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas (Reza 2013). Sedangkan menurut Rumanti (2005) Public relations adalah kegiatan atau aktivitas yang proses kegiatannya melalui empat tahap, yaitu: (a) penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data, dan sebagainya; (b) perencanaan yang direncanakan; (c) pelaksanaan yang tepat; dan (d) evaluasi, penilaian setiap tahap dan evaluasi keseluruhan. Public relations memegang peranan penting dalam mengelola komunikasi dalam perusahaan agar senantiasa berjalan dengan baik. Hal itu dilakukan dengan membentuk komunikasi dua arah yang diselenggarakan di antara perusahaan dengan publiknya secara timbal balik. Selain itu public relations bertugas untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan hukum atau instansi sehingga terbentuk opini publik yang favorable (imej positif). Peran Public Relations Dari hasil penelitian Lianty (2011) menyatakan bahwa pengaruh public relations dapat ditinjau dari empat peran public relations yaitu sebagai Penasehat Ahli (Expert Prescriber): ahli praktisi public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dalam membantu mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publik; Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator): praktisi public relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publik dari perusahaan sekaligus harus mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan perusahaan kepada publiknya; Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator): tim manajemen yang membantu pimpinan perusahaan baik sebagai penasehat (advisor) hingga mengambil tindakan eksekusi atau keputusan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara profesional dan rasional; dan sebagai Teknisi Komunikasi (Communication Technician): menyediakan layanan teknis komunikasi dan sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tindakan. Menurut Effendy (1998) seorang public relations memiliki peranan penting dalam perusahaan, yakni: (1) sebagai informator. Public relations memiliki peran
sebagai pemberi informasi dan pencari informasi yang dibutuhkan perusahaan atau publiknya. Informasi sangat diperlukan perusahaan dalam mencapai tujuannya; (2) sebagai fasilitator. Public relations memiliki peran sebagai jembatan penghubung antara perusahaan dengan publiknya. Sebagai fasilitator public relations harus dapat menerima pendapat, saran, dan kritik dari publiknya, mampu memfasilitasi kepentingan dan keperluan publiknya; (3) sebagai mediator. Public relations memiliki peran sebagai alat mediasi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi antara publik dan perusahaan. Sedangkan menurut Prafitri (2008) dalam penelitiannya membagi peranan public relations menjadi tiga, yakni sebagai informator, komunikator, dan fasilitator. Informator merupakan peranan public relations untuk memberikan informasi mengenai perusahaan yang diwakilinya bagi publik internal dan eksternal perusahaan. Komunikator adalah peranan public relations untuk berkomunikasi dengan publiknya baik secara langsung atau tidak langsung, melalui media cetak atau elektronik dan cetak. Fasilitator merupakan peranan public relations untuk menjadi jembatan penghubung antara perusahaan yang diwakilinya dengan publik internal maupun eksternal. Krisis Kata krisis berasal dari bahasa Yunani “kpion”, yang berarti “keputusan”. Ketika krisis terjadi, perusahaan harus memutuskan apa yang harus dilakukan bergerak ke kiri, atau bergeser ke kanan, ke bawah atau ke atas, bertarung atau melarikan diri. Krisis identik dengan implikasi negatif bagi perusahaan. Pengertian krisis menurut Suharyati dan Sutawidjaya (2013) adalah sebuah situasi yang tidak terduga, artinya perusahaan umumnya tidak dapat menduga bahwa akan muncul krisis yang dapat mengancam keberadaannya. Selain itu, krisis dapat didefinisikan sebagai ancaman signifikan terhadap operasi yang dapat memiliki konsekuensi negatif jika tidak ditangani dengan baik. Krisis sering kali dianggap sebagai “turning point in history life”, yaitu suatu titik balik dalam kehidupan yang dampaknya memberikan pengaruh signifikan, ke arah negatif maupun positif, tergantung reaksi yang diperlihatkan oleh individu dan kelompok masyarakat. Segala tindakan serta keputusan yang diambil oleh perusahaan saat krisis terjadi, akan menentukan bagaimana publik mencitrakan perusahaan tersebut (Wijaya 2013). Krisis merupakan suatu situasi yang membuat perusahaan menjadi subyek pembicaraan kalangan luas, yang memiliki potensi untuk tidak disukai, mendapat perhatian dari berbagai media baik nasional maupun internasional dan kelompok lainnya seperti konsumen, pemegang saham, karyawan serta keluarganya, politisi, serikat perdagangan, dan kelompok lingkungan hidup yang memiliki ketertarikan terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Partao (2005) krisis adalah kejadian atau peristiwa yang dapat mengganggu, merusak, menghancurkan atau mempengaruhi jalannya seluruh kegiatan perusahaan. Dampak yang timbul selain kerugian material, merusak
lingkungan, juga dapat menyebabkan jatuh korban jiwa atau minimal mengakibatkan orang yang terkena dampak atau musibah tersebut mengalami luka-luka –ringan maupun berat– hingga cacat tetap (permanen). Krisis bisa mengubah image sebuah perusahaan yang sudah dibangun selama bertahun-tahun dengan drastis. Krisis juga merusak kredibilitas perusahaan, salah satunya ia menyebabkan orang takut berhubungan dengan perusahaan tersebut. Perusahaan ditinggalkan oleh pemegang saham, dimusuhi publik ataupun di tinggal konsumennya. Akibatnya, tidak saja identitas perusahaan hancur, reputasi hilang, kinerja keuangan morat-marit, pegawai menuntut jaminan nasibnya, konsumen menjauh, lingkungan memusuhi dan terakhir muncul tuntutan class action. Puncak dari seluruh krisis tersebut adalah perusahaan mati (Partao 2005). Manajemen Krisis Manajemen krisis menurut Putra (2012) adalah sebuah proses di mana terjadi tindakan-tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan yang dilakukan seorang public relations untuk mengatasi krisis yang menimpa organisasi atau perusahaan. Definisi lainnya adalah kemampuan seorang public relations untuk memimpin, melakukan peranan komunikasi dan mengatur atau mengelola arus informasi untuk menciptakan pemahaman dari permasalahan, mengatasi krisis, kepentingan publikasi dan menciptakan citra positif bagi lembaga atau perusahaan yang diwakilinya. Manajemen krisis yang efektif tidak hanya meredakan atau mengakhiri krisis tapi juga ada kalanya dapat memberikan organisasi reputasi yang lebih positif dari sebelum terjadi krisis. Krisis dalam kacamata public relations tidak selalu diidentikkan dengan ancaman. Krisis dapat disebabkan oleh faktor internal (konflik karyawan, konflik manajemen, kegagalan produk) ataupun faktor eksternal (tuntutan konsumen, perubahan kebijakan pemerintah ataupun konflik elit politis) seringkali di anggap sebagai sebuah kesempatan untuk membangun citra secara lebih cepat. Tentu saja, itu sepenuhnya tergantung pada bagaimana krisis tersebut di kelola, dan bagaimana krisis bisa diprediksi sejak awal. Partao (2005) menjelaskan, ada 3 pilihan tindakan yang dapat dilakukan untuk menghadapi krisis. Pertama, Defensive Strategy yaitu dengan cara mengulur waktu, tidak melakukan apa-apa (sehingga krisis tersebut selesai karena waktunya telah berlalu), atau melakukan upaya membentengi diri. Kedua, Adaptive Strategy yaitu dengan cara mengubah kebijakan, memodifikasi operasional, kompromi, dan meluruskan citra. Ketiga, Dynamic Strategy yaitu melakukan merger atau akuisisi, investasi baru, menjual saham, meluncurkan produk baru dan menarik yang lama, menggandeng kekuasaan (pemerintah) atau mengalihkan perhatian dengan membuat aksi tandingan dan sebagainya. Peran Public Relations di Masa Krisis Kehadiran public relations bagi suatu instansi, organisasi, atau perusahaan memang dirasakan menjadi sebuah keharusan. Pelbagai kegiatan, peristiwa, bahkan kasus yang melibatkan kepentingan masyarakat semakin menuntut hadirnya
pengelolaan public relations yang handal. Terlebih dalam situasi krisis peran public relations menjadi sangat krusial. Peran public relations dalam mencegah dan menanggulangi krisis sangatlah penting dan merupakan jawaban untuk pemecahan masalah yang ada. Krisis tidak bisa menjadi pilihan yang dapat ditolak oleh organisasi. Krisis hidup dan terus berkembang seiring dengan lajunya organisasi dan lajunya komunikasi organisasi tersebut. Ketika krisis muncul maka peluangnya adalah memanage krisis tersebut menjadi lebih terkendali. Public relations hadir sebagai bagian dalam organisasi yang menjembatani antara organisasi dengan publiknya. Keputusan public relations dalam penanganan situasi krisis bukanlah keputusan yang mengandalkan intuisi belaka melainkan berdasar pada riset dan keputusan top manajemen dengan dasar pertimbangan dari public relations, dimana posisi public relations seharusnya berdekatan atau memiliki akses langsung dengan top manajemen. Sehingga ketika public relations berperan sebagai mata, telinga dan corong dari perusahaan, public relations tidak bergerak sendiri melainkan bergerak bersama seluruh komponen organisasi tersebut. Terlebih jika krisis tengah melanda perusahaan. Karena itu peran public relations yang dewasa ini lebih ditekankan pada membantu pemecahan masalah di perusahaan menjadi suatu keharusan. Manajemen krisis (Crisis Management) merupakan area keahlian yang harus dimiliki oleh setiap public relations, yang berorientasi kepada masa depan dan mencoba mengantisipasi kejadian yang dapat mengganggu hubungan-hubungan penting. Public Relations memiliki peran penting dalam merencanakan program persiapan krisis, manajemen krisis itu sendiri pada waktu terjadi krisis dan strategi setelah krisis selesai ditanggulangi. Hal itu hanya dimungkinkan bila praktisi public relations mengenal gejala-gejala krisis dari awal dan melakukan tindakan yang terintegrasi dengan aktor-aktor penting lainnya dalam perusahaan. Komunikasi Krisis Komunikasi Menurut Partao (2005) komunikasi adalah suatu proses dan transaksi pengiriman pesan dari pihak tertentu melalui media tertentu dalam bentuk-bentuk tertentu sehingga mencapai sasarannya yaitu pihak lain sedemikian rupa sehingga sebagai akibatnya muncullah feedback dan akhirnya terjadi hubungan tertentu di antara pihak yang berkomunikasi tadi. Partao (2005) mengatakan bahwa sebuah perusahaan melakukan komunikasi salah satu tujuannya adalah memberikan informasi kepada para klien, kolega, bawahan dan penyelia (supervisor). Selain itu, tujuan komunikasi adalah untuk mempengaruhi orang lain. Komunikasi berguna untuk merangsang minat, mengurangi permusuhan, dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan sesuatu tugas atau mendidik perilaku. Tujuan lain dari komunikasi adalah untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Terakhir, adalah mengevaluasi perilaku.
Krisis Komunikasi dan Komunikasi Krisis Partao (2005) membedakan pengertian krisis komunikasi dengan komunikasi krisis. Krisis komunikasi adalah masalah atau krisis yang terjadi dalam sebuah perusahaan yang disebabkan oleh unsur-unsur komunikasi. Hal itu dicirikan sepeti public relations gagal memproduksi informasi, tidak dipercaya dan orang mencari ke sumber informasi lain; gagal meredam rumor; tidak mengetahui perkembangan yang terjadi dalam internal perusahaan; dan manajer enggan menggunakan informasi dari public relations. Sedangkan, komunikasi krisis adalah kegiatan pemberian informasi untuk menjelaskan tentang terjadinya krisis, baik yang disebabkan oleh bencana alam, gangguan teknis, kesalahan manusia maupun karena krisis komunikasi, termasuk upaya-upaya yang telah dilakukan dan akan dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk dapat segera menyelesaikan atau membantu menyelesaikan krisis sehingga krisis tersebut bisa segera ditanggulangi, tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi dan tentunya tidak menimbulkan korban jiwa manusia maupun korban luka-luka. Windriati (2011) memberikan pengertian komunikasi krisis yaitu komunikasi antara perusahaan dengan publik sebelum, selama, dan setelah kejadian krisis. Ketika perusahaan mengalami krisis maka kebutuhan akan informasi seputar krisis terus meningkat. Hal ini karena berkaitan dengan berbagai kepentingan publik perusahaan tersebut. Publik yang memiliki kepentingan akan merasa khawatir ketika perusahaan mengalami krisis. Kekhawatiran ini dapat mengarah pada tindakan-tindakan yang mungkin merugikan perusahaan, seperti penarikan modal, mundurnya investor dan sebagainya. Tujuan komunikasi krisis adalah dalam rangka mencapai tujuan manajemen krisis yakni menghindari krisis lebih di atas segalanya. Namun bila tidak dapat dihindari, tujuannya adalah menghentikan krisis dengan cepat, membatasi kerugian, memulihkan dan mengembalikan kepercayaan publik, meraih kembali reputasi perusahaan yang sudah rusak atau hilang. Dalam penelitian Suharyati dan Sutawidjaya (2013), komunikasi krisis dibagi dalam tiga tahap: (1) Pra krisis: Organisasi berkomunikasi dengan berbagai stakeholder dalam rangka menciptakan, mempertahankan atau meningkatkan citra positif perusahaan. Apabila hubungan perusahaan dengan stakeholder terjalin dengan baik, maka stakeholder akan memberikan dukungan pada saat perusahaan dilanda krisis, begitupun sebaliknya. Dikarenakan hubungan antara perusahaan dengan media massa begitu erat, mutual understanding antara perusahaan dengan media menjadi penting. Perusahaan yang bersikap terbuka dan jujur terhadap media cenderung memperoleh perlakuan yang adil dari media; (2) Krisis: Diperlukannya crisis communication plan yang menjadi bagian dari aktivitas crisis management team. Penanganan krisis melibatkan banyak aspek dan divisi dalam perusahaan. Public relations sendiri merupakan ujung tombak bagi perusahaan yang menjadi tumpuan perusahaan, khususnya dalam menyiapkan dan melaksanakan strategi komunikasi guna menghadapi berbagai pertanyaan, kritik, saran, hingga hujatan dan caci maki
dari berbagai pihak; (3) Pasca krisis: Menindaklanjuti semua yang komitmen dan membangun kembali hubungan positif dengan stakeholder. Aktivitas yang dilakukan menurut antara lain: crisis tracking, dengan memberikan informasi kepada stakeholder langkah-langkah penyelesaian krisis; cooperation with investigator, menyanggupi langkah-langkah untuk mengatasi krisis sesuai komitmen organisasi; dan follow up, dengan mengembalikan situasi normal. Komunikasi krisis perlu disusun dengan mempertimbangkan model komunikasi, strategi pesan, publik organisasi dan tujuan perusahaan secara luas. Upaya membina hubungan dengan publik sejak dini merupakan faktor pendukung krusial ketika perusahaan mengalami krisis. Sebuah rencana komunikasi krisis yang baik paling tidak mempertimbangkan publik perusahaan, model komunikasi yang mencakup tujuan untuk masing-masing publik, pesan yang harus disampaikan, juru bicara, dan upaya mendapatkan dukungan pihak ketiga. Dalam upaya komunikasi krisis, bentuk modis yang biasa digunakan oleh public relations menurut Windriati (2011) adalah: (1) Press release, merupakan pernyataan tertulis yang menjelaskan bagaimana organisasi menangani krisis dan pimpinan yang berwenang; (2) Press kits, merupakan map yang berisi beberapa press release yang memiliki nilai berita bagi media massa. Biasanya perusahaan juga melampirkan profil organisasi, atau daftar telepon juru bicara perusahaan; (3) Konferensi pers, merupakan upaya agar media massa menerima informasi yang tepat dari juru bicara organisasi dan menghindari mis-informasi seandainya wawancara dilakukan secara terpisah; (4) Newsletter, merupakan publikasi perusahaan yang berisi berita dan perkembangan terbaru perusahaan. Citra Menurut Lianty, citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya (2011). Citra merupakan tujuan utama yang hendak dicapai oleh public relations sebagai suatu lembaga. Penilaian terhadap citra itu sendiri sangat abstrak karena tidak dapat diukur menggunakan rumus tertentu, karena persepsi yang diberikan oleh publik berbeda satu sama lain. Menurut Jefkins (2004) citra perusahaan adalah citra dari suatu perusahaan secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk atau layanannya. Selain itu menurut Lianty (2011) berpendapat bahwa citra merupakan tujuan utama, sekaligus prestasi atau reputasi yang hendak dicapai oleh public relations sebagai lembaga. Menciptakan citra organisasi yang positif merupakan salah satu tugas penting dari public relations. Segala tindakan ataupun keputusan yang diambil oleh perusahaan akan mempengaruhi citra perusahaan tersebut di mata publiknya, jika apa yang dilakukan negatif maka publik akan memberikan penilaian yang buruk pada perusahaan, begitu juga sebaliknya apabila perusahaan memberikan kontribusi yang positif, maka publik pun akan memberikan penilaian yang baik terhadap perusahaan. Reputasi perusahaan yang baik akan memudahkan perusahaan diterima oleh publiknya, penerimaan yang baik secara berkelanjutan akan menciptakan pengakuan
atas keberadaan perusahaan. Fondasi untuk mendapatkan pengakuan terhadap keberadaan perusahaan adalah kemandirian, etika, reputasi, profesionalitas, kepercayaan, dan tanggung jawab sosial perusahaan (Prafitri 2008). Citra sendiri menurut Wijaya (2013) memiliki empat elemen, yakni Familiarity: mengarah kepada pengenalan publik mengenai perusahaan, baik tentang produk-produk dari organisasi, layanan, kebijakan yang diambil oleh perusahaan, dan hal-hal lainnya. Characteristic: mengarah kepada kesan yang ditunjukkan oleh publik dengan menggunakan kata ganti tertentu yang diingat oleh publik. Position: yang menunjukkan posisi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain. Terakhir adalah Reference: merupakan elemen yang melihat pernyataan dari narasumber yang dipilih oleh media untuk menggambarkan persepsinya tentang perusahaan yang bersangkutan. Peran Public Relations dalam Mempertahankan Citra dalam Situasi Krisis Citra perusahaan terbentuk dari segala pengalaman publik akan organisasi. Sebuah krisis dapat mempengaruhi citra perusahaan di mata publiknya, sehingga perlu dilakukan evaluasi citra setelah krisis. Salah satu cara untuk melakukan evaluasi citra perusahaan yaitu melalui pemberitaan di media massa, karena media massa memiliki peran dalam membentuk opini publik. Media adalah faktor penting dalam menstransformasi sebuah krisis menjadi krisis public relations. Kredibilitas dan reputasi perusahaan sangat bergantung dari keseriusan perusahaan merespon krisis yang terjadi. Dikatakan krisis public relations apabila krisis yang terjadi mengakibatkan rusaknya citra dan reputasi perusahaan di mata publik, dan sebuah krisis biasanya menjadi konsumsi publik lewat media. Hal ini menunjukan arti penting komunikasi dalam membangun persepsi atau citra masyarakat mengenai suatu lembaga, tanpa ada komunikasi masyarakat tidak akan mengetahui apa yang telah dilakukan oleh perusahaan, akibatnya dukungan masyarakat terhadap perusahaan tidak akan diperoleh. Komunikasi yang terbuka dan konsisten memainkan peran yang penting dalam berkontribusi terhadap kesuksesan berkomunikasi selama krisis. Peran public relations yang cukup urgen dalam situasi krisis adalah bagaimana upaya komunikasi public relations dalam memulihkan kembali citra perusahaan yang sempat terganggu oleh krisis. Sebab, sebuah krisis pasti akan membawa dampak pada citra perusahaan itu sendiri (White dan Mazur, 1995: 208-209). Apalagi, ketika krisis muncul, harus segera ditangani. Sebab, jika tidak, krisis tersebut akan menghancurkan bisnis perusahaan serta buruknya citra perusahaan, khususnya di mata publik (Newsom, Vanslyke, dan Krukerberg, 2000: 516-517). Maka Inti dari kegiatan public relations adalah melakukan komunikasi, baik kedalam maupun keluar lembaga. Komunikasi yang baik bersifat kedalam maupun keluar ini sama pentingnya sebagai upaya membangun corporate image. Tanpa adanya koordinasi dalam penyampaian informasi, dapat menimbulkan kontrovesi yang dapat merugikan citra lembaga. Di samping itu, membuka saluran informasi atau timbal balik serta tetap menjaga hubungan yang baik dengan kalangan instansi terkait, khususnya pihak pers
atau media massa dengan tetap mempertahankan kepercayaan publik serta citra baik bagi lembaga atau perusahaan atau produk yang diwakilinya (Ruslan 2008). Karakteristik Pengunjung Dalam mempelajari kasus mengenai citra perusahaan yang terdedah oleh krisis yang melanda perusahaan, kita harus mengetahui siapakah yang dapat menilai bagaimana dampak krisis terhadap citra perusahaan tersebut. Individu bertindak sebagai receiver atau sebagai pihak yang mengonsumsi media. Individu memiliki kuasa dalam memilih informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil penelitian Hendrik (2011), Sutardji (2009), Wulandari (2009) dan Ninawati (2002), penilaian citra perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik pengunjung seperti: 1. Usia. Menurut Sutardji (2009) umur adalah tingkat kematangan seseorang yang terjadi sebagai hasil dari perkembangunan mental dan emosional serta pertumbuhan fisik dalam kurun waktu tertentu. 2. Jenis pekerjaan. Menurut Wulandari (2009) karakteristik pekerjaan seseorang dapat mencerminkan pendapatan, status sosial, pendidikan status sosial ekonomi, resiko cedera atau masalah kesehatan dalam suatu kelompok populasi. Pekerjaan juga merupakan suatu determinan risiko dan determinan terpapar yang khusus dalam bidang pekerjaan tertentu serta merupakan prediktor status kesehatan dan kondisi tempat suatu populasi bekerja. 3. Tingkat pendidikan. Sutardji (2009) menyatakan bahwa pada umumnya tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang diperoleh. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi peluang kerja serta semakin tinggi pendapatan dan status sosialnya. 4. Tingkat pendapatan. Hendrik (2011) mengatakan tingkat pendapatan adalah penerimaan atau penghasilan yang diterima dalam bentuk uang yang berasal dari usaha maupun di luar usaha dalam kurun waktu satu bulan. 5. Motivasi. Menurut Ninawati (2002) motivasi adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan individu berbuat sesuatu atau melakukan tindakan tertentu. Motif-motif tersebut pada saat tertentu akan menjadi aktif bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan.
Kerangka Pemikiran Krisis kepercayaan terjadi apabila publik mulai dihantui keragu-raguan dan pesimisme terhadap perusahaan. Hal itu terjadi dikarenakan adanya gangguan pada hubungan baik antara perusahaan dengan publiknya. Pada saat terjadi krisis inilah diperlukannya peran public relations untuk mengembalikan dan memperbaiki hubungan baik antara perusahaan dengan publik dengan cara melakukan pengkomunikasian krisis secara terbuka dan jelas. Dalam menjalankan tugas komunikasi krisis, public relations berperan sebagai informator, komunikator, dan pelayanan sebagai strategi aktivitas pengkomunikasian krisis. Selain peranan PR, karakteristik pengunjung seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, dan motivasi menjadi pengaruh pembentukan citra Cimory. Dengan penanganan krisis yang tepat, diharapkan public relations dapat mengembalikan atau memperbaiki citra baik perusahaan. Karakteristik Pengunjung Restoran Cimory Mountain View - Jenis kelamin - Usia - Pendidikan - Pendapatan - Motivasi berkunjung
Citra Restoran Cimory Mountain View - Citra yang dibangun
Peran Public Relations Restoran Cimory Mountain View - Informator - Fasilitator
: mempengaruhi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Peran Public Relations dalam Mengatasi Krisis Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: 1. Diduga karakteristik pengunjung mempengaruhi citra Restoran Cimory Mountain View.
2. Diduga peran public relations mempengaruhi citra perusahaan Restoran Cimory Mountain View.
Definisi Operasional Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut: Karakteristik pengunjung merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri pengunjung Cimory dan berkaitan langsung dengan dirinya. 1. Jenis kelamin merupakan sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu identitas responden, yakni perempuan dan laki-laki. Jenis kelamin ini diukur dengan menggunakan skala nominal. Laki-laki : kode 1 Perempuan : kode 2 2. Usia merupakan lama hidup responden saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran responden dan dinyatakan dalam satuan tahun. Usia responden digolongkan ke dalam beberapa kategori berdasarkan rentang usia Havighurst (1950) dalam Mugniesyah (2009). a. Masa dewasa : 18-29 tahun b. Usia pertengahan : 30-50 tahun c. Usia tua : >50 tahun 3. Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh oleh responden. Variabel tingkat pendidikan termasuk data interval. a. Rendah : tamat SD dan SMP b. Sedang : tamat SMA dan Diploma c. Tinggi : tamat Sarjana dan Pascasarjana 4. Tingkat pendapatan adalah rata-rata jumlah penerimaan yang diterima oleh responden dalam setiap bulannya. Rentang pendapatan ditentukan sesuai standar deviasi dari rentang minimum dan maksimum pendapatan menurut data lapang. Variabel tingkat pendapatan termasuk data interval. a. Rendah : ≤ Rp3.500.000 b. Sedang : Rp4.000.000 – Rp10.000.000 c. Tinggi : > Rp10.000.000 5. Motivasi berkunjung merupakan alasan yang mendorong responden untuk berkunjung ke Cimory. Variabel ini dikelompokkan ke dalam beberapa kategori sesuai dengan fungsi Cimory. Wisata/rekreasi : kode 1 Edukasi peternakan sapi: kode 2 Penelitian : kode 3 Kunjungan perusahaan : kode 4 Gathering : kode 5 Lainnya : kode 6
Jenis data yang akan diuji adalah data nominal yang ditentukan oleh banyaknya motivasi yang dimiliki oleh responden. Adapun pengkategorian hasil uji dilakukan sebagai berikut: a. Rendah :1 b. Tinggi :2 Peranan public relations dalam penelitian ini merupakan posisi atau tugas yang dilakukan oleh seluruh staf public relations PT. Cimory Hospitality Sejahtera untuk mencapai keberlangsungan, keberlanjutan, dan tujuan perusahaannya. Adapun peran public relations adalah sebagai informator, komunikator, dan pelayanan. 1. Informator merupakan peranan public relations Cimory yang memberikan layanan informasi dan pencari informasi yang dibutuhkan oleh karyawan maupun pengunjung Cimory. Jenis data interval dengan pengkategorian yang telah di standarisasikan sebagai berikut: Rendah : skor 50-51 Sedang : skor 52-58 Tinggi : skor 59-95 2. Fasilitator merupakan peranan public relations Cimory dalam memberikan pelayanan terhadap pengunjung, berupa penyedia fasilitas dan pemberi pelayanan secara santun, menarik, informatif, luwes, dan enerjik kepada publiknya. Jenis data interval, dengan pengkategorian yang telah di standarisasikan sebagai berikut: Rendah : skor 63-81 Sedang : skor 82-90 Tinggi : skor 91-100 Citra adalah kesan pengunjung atau konsumen terhadap PT. Cimory Hospitality Sejahtera sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Pengukuran dari citra perusahaan dilakukan dengan memberikan beberapa pernyataan dan skoring pada kuesioner yang diberikan kepada responden. Adapun skoring dilakukan dengan menggunakan skala likert yakni Buruk, Baik, . Penilaian terhadap positif atau negatif perusahaan dilakukan dengan penyajian data interval. Data yang digunakan adalah total skor dari citra yang terbentuk dengan menggunakan uji regresi dan telah di standarisasikan. a. Baik apabila total skor : 67-100 b. Buruk apabila total skor : 50-66
PENDEKATAN LAPANGAN Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang di dukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan melalui metode penelitian survei dan kuesioner kepada responden yakni pengunjung yang di pilih secara purposive. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan pihak staff public relations. Menurut Singarimbun dan Effendi (2008), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksplanatif (explanatory research) dengan tujuan untuk menerangkan dan menguji hipotesis dari variabelvariabel penelitian. Fokus penelitian ini adalah analisis hubungan-hubungan antara variabel (Singarimbun et al. 1989). Penelitian eksplanatif memerlukan perencanaan. Perencanaan sangat diperlukan agar uraian tersebut benar-benar sudah mencakup seluruh persoalan dalam setiap fasenya. Perumusan persoalan yang tepat akan menunjukkan informasi macam apa yang sebenarnya diperlukan. Dengan metode eksplanatif, penelitian digunakan dengan jenis penelitian survei. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dikombinasikan dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti. Apabila informasi kuantitatif yang di peroleh dalam bentuk tabel lalu ditambahkan dengan informasi kualitatif, maka gambaran tentang fenomena sosial yang disajikan dalam tabel tersebut menjadi semakin jelas dan semakin hidup, dan nuansa-nuansa fenomena sosial dapat ditampilkan. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Cimory (PT. Cimory Hospitality Sejahtera) yang berlokasi di Jl. Raya Puncak KM. 77, Cisarua, Bogor, Jawa Barat (Lampiran 1). Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa perusahaan Cimory merupakan perusahaan besar yang sukses memproduksi olahan susu di Bogor. Selain itu, lokasi ini belum pernah dijadikan penelitian mengenai peran public relations dalam mempertahankan citra perusahaan Cimory. Cimory memiliki visi dan misi. Visi dan misinya adalah menjadi perusahaan publik yang memproduksi dan mendistribusi makanan dan minuman berbasis protein. Atas dasar visi dan misi tersebutlah Cimory selalu berusaha memberikan pelayanan
terbaik dari pihak internal untuk para pengunjung yang bertujuan untuk wisata, edukasi, dan kuliner. Lokasi di pilih karena produk yang ditawarkan merupakan produk yang berbasis pada pertanian yakni olahan susu. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan survei langsung ke lokasi penelitian, penelusuran informasi dan kasus yang pernah terjadi pada perusahaan Cimory, penelusuran kepustakaan hasil penelitian dari beberapa penelitian sebelumnya, jurnal dari internet, serta berita-berita online yang memberitakan kasus yang pernah terjadi di Cimory. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016 (Lampiran 2). Kegiatan dalam penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi. Teknik Pengambilan Responden dan Informan Responden pada penelitian ini merupakan responden yang dipilih berdasarkan teknik simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik yang mengambil sampel sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Teknik tersebut dipilih karena populasi bersifat homogen dan keadaan populasi tidak tersebar secara geografis. Pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kedatangannya pada saat hari kerja atau weekdays. Responden yang menjawab pertanyaan adalah pengunjung dari Restoran Cimory. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengunjung Restoran Cimory selama penelitian bulan Maret hingga April 2016. Pendugaan populasi dilakukan dengan cara menghitung jumlah pengunjung berdasarkan jumlah struk yang terkumpul dalam waktu satu bulan. Setiap struk dikalikan dengan tiga orang pengunjung, yang merupakan rata-rata pengunjung yang datang pada setiap meja. Sampel dari penelitian ini dibedakan sesuai dengan kedatangan dan kegiatan yang dilakukan responden di restoran Cimory. Responden akan diberikan pertanyaan mengenai informasi apa saja yang mereka ketahui melalui media-media yang dipakai oleh Restoran Cimory dan fasilitas yang disediakan oleh Restoran Cimory. Responden juga akan diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan mereka terhadap krisis yang pernah terjadi di Restoran Cimory dan sejauh mana komunikasi krisis yang dilakukan oleh pihak Cimory terhadap citra perusahaan. Pihak Cimory tersebut merupakan staff public relations atau manajer public relations. Adapun informan dalam penelitian ini merupakan staff juga manajer public relations yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling atau dipilih secara sengaja. Jumlah pengunjung yang diperoleh dari data sekunder PT. Cimory Hospitality Sejahtera sebanyak kurang lebih 19.800 orang dalam jangka waktu satu bulan.
Berdasarkan jumlah tersebut maka ditentukan jumlah sampel yang diambil melalui perhitungan rumus Slovin sehingga jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 99,50 orang, atau dibulatkan menjadi 100 orang responden yang diambil dalam jangka waktu satu bulan.
Keterangan: n : jumlah sampel N : jumlah populasi e : nilai frekuensi galat 10% Teknik Pengambilan Data Pengumpulan data diperoleh melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner dengan para pengunjung restoran Cimory. Kuesioner digunakan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden, serta ditujukan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Selain kuesioner, pengumpulan data penelitian ini juga diperoleh dari wawancara mendalam dengan pihak staff public relations. Hasil dari pengamatan dan wawancara di lapangan dituangkan dalam catatan harian dengan bentuk uraian rinci dan kutipan langsung, sedangkan data sekunder diperoleh dari materi promosi Restoran Cimory, serta berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, seperti buku, jurnal ilmiah, hasil penelitian sebelumnya, dan penelusuran internet. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ini memiliki dua data yang harus di analisis, yakni data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif di olah dengan melakukan beberapa langkah. Pertama, melakukan pengkodean pada pertanyaan dan pernyataan yang telah diajukan, kemudian memasukkan data ke buku kode atau lembar data (code sheet). Kedua, membuat tabel frekuensi. Ketiga, mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi saat melakukan pengisian kuesioner, pengkodean, atau pemindahan data dari lembar kode ke komputer (Singarimbun dan Effendi 2006). Data hasil kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2010, dan SPSS 16,0. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi logistik untuk melihat hubungan antar peluang respon dengan peubah penjelas yang merupakan data dengan skala interval karena merupakan indeks dari sejumlah pertanyaan dengan skala ordinal. Statistik deskriptif juga digunakan dalam pengolahan data, yakni statistik yang menggambarkan sekumpulan data secara visual baik dalam bentuk gambar maupun tulisan yang digunakan untuk menggambarkan data berupa tabel frekuensi. Data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi akan disajikan secara deskriptif untuk mendukung analisis kuantitatif. Gabungan dari kedua data ini, kemudian akan diolah dan dianalisis untuk kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif, matriks, bagan dan juga gambar. Tahap terakhir yaitu melakukan penarikan kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Seluruh hasil penelitian ini kemudian dituliskan dalam rancangan skripsi.
GAMBARAN UMUM PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan Restoran Cimory Mountain View Cimory yang memiliki kepanjangan dari Cisarua Mountain Dairy adalah perusahaan pengolahan susu segar yang memiliki prospek yang potensial di dalam menyediakan aneka hidangan makanan dan minuman berbahan dasar susu. Pembentukan Cimory berawal dari adanya ketertarikan Bapak Bambang Sutantio selaku pemimpin perusahaan untuk membantu peternak di Cisarua yang tergabung dalam KUD Giri Tani. Permasalahan yang dilihat oleh Bapak Bambang adalah harga jual susu murni yang rendah sehingga peternak tidak mampu menghasilkan susu yang berkualitas. Hal tersebut disebabkan peternak tidak mampu membeli pakan yang berkualitas dan melakukan proses budidaya dengan baik dengan harga jual yang diterima oleh peternak. Bapak Bambang melihat peluang untuk mendirikan bisnis pengolahan susu dengan bahan baku yang diambil dari peternak di Cisarua dan sekitarnya. Peluang tersebut dilihat dari perusahaan pengolahan susu segar yang masih sedikit di Indonesia.
Gambar 2. Logo Cisarua Mountain Dairy Cimory merupakan salah satu produsen produk susu di Indonesia yang berdiri pada tahun 2004 sebagai anak perusahaan Macro Group. Macro Group sendiri merupakan perusahaan induk yang terdiri dari sejumlah anak perusahaan dengan bisnis di produk konsumsi sehari-hari. Tujuan utama dari perusahaan ini adalah terletak pada kualitas dan efisiensi. Pada tahun 2009 nama Macro Group sendiri dirubah mejadi Cimory Group of Company dikarenakan brand Cimory lebih dikenal oleh masyarakat. Awal berdirinya Cimory dimulai dengan pembangunan pabrik pengolahan susu pada tahun 2004 yang berlokasi di Jl. Raya Puncak KM 77, Cisarua, Bogor, yang kemudian membuka toko untuk penjualan produk Cimory sendiri. Setelah melihat respon masyarakat yang positif, selanjutnya Cimory memutuskan untuk membuka sebuah restoran yang bernama Cimory Mountain View pada tahun 2006 untuk menyediakan produk-produk olahan yang berbahan dasar susu segar. Lalu
dikembangkan kembali restoran Cimory di daerah yang sama bernama Cimory Riverside dan di daerah Semarang bernama Cimory On The Valley pada tahun 2010. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, pabrik Cimory pun dipindahkan ke daerah Sentul pada tahun 2012. Profil Restoran Cimory Mountain View PT. Cimory Hospitality Sejahtera merupakan nama perusahaan dari restoran yang dimiliki oleh Cimory. Restoran yang dimiliki Cimory saat ini ada tiga outlet, yaitu Cimory Mountain View dan Cimory Riverside yang berlokasi di Puncak, Bogor, dan Cimory On The Valley di Semarang. Berdirinya restoran Cimory dikarenakan owner ingin dapat memasarkan produknya dengan semaksimal mungkin dengan menggunakan berbagai jenis bahan dasar yang mengandung protein seperti susu dan daging sesuai dengan visi misi yang dimiliki oleh Cimory yakni menjadi perusahaan publik yang memproduksi dan mendistribusikan makanan dan minuman berbasis protein.
Gambar 3. Papan Nama Cimory Mountain View Cimory Mountain View merupakan restoran yang menjadi fokus penelitian ini dikarenakan restoran ini sudah berdiri selama sepuluh tahun atau restoran paling pertama yang didirikan oleh Cimory. Restoran ini memiliki daya tarik tersendiri yang berbeda dengan restoran Cimory lainnya yakni adanya pemandangan langsung ke pegunungan Puncak. Luas restoran Cimory Mountain View sendiri cukup luas dan terdiri dari tiga lantai. Lantai paling bawah terdapat lahan parkir, gudang, peternakan sapi, pabrik roti, tempat bermain, mushola, dan toilet. Naik ke lantai dua terdapat pintu masuk utama, toko Cimory, Chocomory Store, recepcionist, kursi tunggu, dapur, photobooth, toko roti dan kue, dan meja makan. Lalu di lantai tiga terdapat
meja makan yang jumlahnya lebih banyak, bar, photobooth, dan ruang studio untuk menonton film pembuatan susu Cimory. Produk yang dimiliki oleh Cimory sudah beraneka ragam, yakni susu, yoghurt, soya milk, sosis, roti, mayonaise, dan telur. Produk-produk tersebut diproduksi sendiri oleh perusahaan Cimory dan dapat dinikmati apabila berkunjung ke restoran Cimory yang berada di Bogor atau Semarang. Struktur Organisasi Restoran Cimory Mountain View Cimory Mountain View dalam kegiatan usahanya memiliki tenaga karyawan sebanyak 110 orang, yang dibagi menjadi tiga kategori yakni karyawan tetap, karyawan kontrak dan karyawan harian. Struktur organisasi yang dibentuk menjadi salah satu intrumen untuk melaksanakan portofolio bisnis. Struktur organisasi yang dibuat juga dapat membantu dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Struktur organisasi resto Cimory ini dikepalai oleh Business Unit Manager yang membawahi manager yang dibagi menjadi enam bagian departemen yaitu akunting, operasional, toko, marketing, auditor, dan HRD. Setiap bagian dipimpin oleh seorang manager yang membawahi supervisor dan captain (kepala bagian) yang dibagi menjadi beberapa anak divisi lagi. Struktur organisasi resto Cimory secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 4. Pemilik dari Cimory memberikan tanggung jawab perusahaan kepada Business Unit Manager atau disingkat BUM yang mengepalai para manajer. BUM sendiri bekerja sebagai pengawas untuk memantau kinerja para karyawan dan kondisi perusahaan melalui para manajernya. Hubungan kerja yang terjadi diantara BUM hanya sebatas dengan Owner dan Manager. Artinya apabila terjadi masalah di dalam perusahaan dan Owner mengetahuinya, maka BUM-lah yang akan berkoordinasi dengan Manager dan menyampaikannya kepada Owner. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa struktur kerja yang dimiliki oleh resto cimory terdiri dari enam departemen, dimana setiap departemen memiliki managernya masing-masing. Seperti pada Departemen Akunting yang terdiri dari Divisi Administration dan Divisi Purchaising. Dalam departemen ini tugas yang mereka kerjaan adalah berhubungan dengan penghitungan jumlah penjualan dan keuangan. Dan Departemen Toko (shop) memiliki tugas yang mengatur atau mengurusi penjualan produk Cimory di toko.
Administration Manager Accounting Purchaising Supervisor Dairy Tour Manager Operational
Supervisor Resto Supervisor Kitchen
Business Unit Manager
Manager Shop
Supervisor
General
Manager Marketing Auditor
HRD
Public Relations Design
Promotion
Gambar 4. Struktur Organisasi PT. Cimory Hospitality Sejahtera Untuk divisi Public Relations sendiri berada di bawah Manager Marketing. Posisi Public Relations setara dengan supervisor dari divisi lainnya yaitu Design, Promotions, dan General. Keempat divisi ini melakukan tugasnya dengan berkolaborasi dalam hal pemasaran. Tugas Public Relations sendiri sebagai front-line customer yang berhadapan langsung dengan masyarakat, konsumen, ataupun stakeholder lainnya. Lalu semua bahan yang dipromosikan oleh Public Relations diproduksi oleh tim Design dan Promotion. Kemudian semua kebutuhan yang diperlukan oleh Public Relations untuk melaksanakan tugasnya diurus oleh tim General. Selain sebagai ‘orang terdepan’-nya Cimory, Public Relations juga melakukan koordinasi dengan berbagai departemen, sebagai pemecah masalah antar internal, pemberian pelatihan internal, pemberian informasi bagi seluruh
stakeholders, dan sebagai promotor untuk mengajak masyarakat atau konsumen untuk datang ke Cimory. Fasilitas dan Daya Tarik Restoran Cimory Mountain View Sebagai salah satu destinasi yang terkenal di daerah Puncak Bogor ini, Cimory memberikan pengalaman berwisata yang berbeda. Setiap obyek wisata memiliki sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan kegiatan pada obyek wisata tersebut. Cimory Mountain View memiliki beragam sarana prasarana yang menjadi daya tarik wisata peternakan itu sendiri. Sarana dan prasarana yang disediakan meliputi: 1. Restoran. Tempat makan yang ditawarkan di Cimory ini memiliki pemandangan langsung ke pegunungan Puncak yang sangat indah dan membuat suasana makan menjadi lebih nyaman untuk berlama-lama disana. Dengan makanan yang cukup bervariatif dan terjangkau yaitu tidak lebih dari Rp100.000 ini, Cimory menawarkan makanan dan minuman yang diproduksi langsung oleh perusahaan Cimory seperti sosis, susu, roti, dan lainnya.
Gambar 5. Restoran Cimory Mountain View 2.
Dairy Shop. Toko yang berada di bagian depan Cimory Mountain View ini menyediakan berbagai macam produk Cimory yang sangat beraneka ragam. Salah satu yang paling diminati oleh para pengunjung adalah membeli yoghurt dan susu Cimory yang sudah dikenal oleh banyak masyarakat.
Gambar 6. Cimory Dairy Shop 3.
4.
5. 6.
Dairy Tour. Edukasi peternakan ini dibuka setiap senin-jumat untuk para rombongan tour yang datang ke Cimory untuk mengetahui bagaimana sejarah Cimory, cara pembuatan susu, pengenalan pemerahan sapi, dan diberikan berbagai fasilitas khusus lainnya untuk rombongan tour ini. Photobooth. Tempat untuk berfoto selfie ataupun foto bersama ini tersedia di depan Toko Chocomory dan di lantai tiga. Untuk photobooth yang berada di depan Chocomory bertemakan postingan Instagram dan berlatarkan Toko Chocomory. Untuk di lantai tiga merupakan photobooth yang paling besar dengan tema perayaan ulang tahun Cimory yang ke-sepuluh tahun. Dibuat dengan berlatarkan pemandangan bukit hijau, peternakan sapi dan produk-produk unggulan Cimory. Lahan parkir yang luas. Cimory Mini Farm. Tempat ini khusus untuk para pengunjung Dairy Tour dimana pengunjung akan diberi pengetahuan dan praktek langsung memerah susu sapi.
Gambar 7. Cimory Mini Farm
7.
Taman bermain (playground). Taman bermain disini menjadi tempat bermain bagi anak-anak yang bertemakan sapi-sapi yang lucu.
Gambar 8. Taman Bermain Anak (Playground) 8. 9. 10.
11. 12. 13.
Pabrik roti. Kursi tunggu untuk para tamu restoran yang sedang menunggu giliran meja makan. Receptionist. Berlokasi di pintu masuk utama untuk menyambut para pengunjung, tempat informasi dan sebagai tempat untuk memberikan kritik atau saran. Mushola. Tempat ibadah yang disediakan oleh Cimory berada di lantai bawah samping taman bermain anak. Kapasitasnya dapat menampung 15-20 orang. Toilet di Cimory Mountain View tersedia di lantai depan taman bermain, lantai dua diatas mushola atau belakang Chocomory dan didalam mushola. Studio film. Studio ini digunakan untuk menampilkan cuplikan film mengenai pembuatan susu cimory. Studio ini hanya bisa digunakan oleh rombongan Dairy Tour. Paket Wisata Restoran Cimory Mountain View
Gambar 9. Cimory Dairy Tour
Cimory Mountain View menyediakan paket wisata keluarga ataupun kelompok. Paket ini ditujukan untuk para pengunjung yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai Cimory dan produksi susu Cimory. Wisata ini dinamakan dengan Cimory Dairy Tour. Wisata keluarga ini dilaksanakan pada hari senin hingga jumat. Pengunjung akan diberikan pengetahuan mengenai produk-produk Cimory dan proses produksi produk Cimory. Untuk paket wisata ini pengunjung dikenakan biaya hanya sebesar Rp100.000 per orang dengan minimal satu rombongan sebanyak 20 orang. Dengan mengikuti Cimory Dairy Tour ini pengunjung akan mendapatkan welcome drink, praktek langsung memerah susu, menonton film pembuatan susu, praktek membuat milkshake, free milkshake, makan siang, dan mendapatkan goodie bag. Peranan Public Relation Restoran Cimory Mountain View Dalam melaksanakan pekerjaannya, public relations Cimory melakukan peranannya, baik yang berhubungan langsung maupun yang tidak berhubungan langsung dengan pengunjung. Peranan tersebut antara lain: 1. Peranan sebagai informator Peranan ini adalah peranan yang dilakukan oleh public relations sebagai pemberi informasi kepada pengunjung Cimory Mountain View. Informasi yang diberikan berbeda bentuknya. a. Informasi mengenai produk yang ditawarkan. Pengunjung yang datang ke resto Cimory biasanya tidak hanya datang untuk menikmati makanan yang disediakan dalam menu tetapi juga berbelanja di toko Cimory untuk melihat produk-produk yang bisa dibawa pulang. b. Informasi mengenai Dairy Tour. Informasi ini biasanya dilakukan via telepon ataupun email ke pihak public relations. Informasi yang diberikan meliputi segala macam kegiatan yang akan dilakukan apabila mengikuti Dairy Tour, apa saja yang akan didapatkan, dan juga bagaimana prosedur dan harga untuk setiap tour-nya. Selain itu public relations juga menawarkan pengunjung untuk melihat langsung ke lokasi terlebih dahulu sebelum membuat pendaftaran tour. c. Informasi mengenai perizinan atau kerjasama. Informasi ini dilakukan apabila ada pengunjung yang datang untuk melakukan penelitian atau meminta kerjasama perusahaan dengan pihak Cimory. d. Informasi mengenai sejarah Cimory. Informasi ini diberikan kepada pengunjung Dairy Tour yang membutuhkan adanya pemanduan ataupun yang sedang melakukan penelitian atau survei.
e.
f.
2.
Informasi mengenai program CSR. Informasi ini biasanya disebarkan melalui media online sebagai press release kegiatan yang dilakukan oleh Cimory dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Dalam menangani krisis, public relations berada paling depan untuk memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada media maupun masyarakat atau dengan kata lain sebagai juru bicara perusahaan.
Peranan sebagai fasilitator Pihak Cimory Mountain View memberikan beragam fasilitas untuk kenyamanan dan kebutuhan pengunjung. Fasilitas yang diberikan antara lain toilet, mushola, toko Cimory, taman bermain anak, lahan parkir yang luas, photobooth, dan toko Chocomory. Fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengunjung Cimory. Toilet disediakan di beberapa titik yaitu lantai dua, lantai satu, dan di setiap musola laki-laki maupun perempuan. Mushola yang ada di Restoran Cimory untuk perempuan dan laki-laki dibuat terpisah. Taman bermain anak terletak tidak jauh dari mushola sehingga apabila ada orangtua yang ingin melaksanakan ibadahnya, anak-anak bisa bermain sembari menunggu orangtuanya beribadah. Lahan parkir di Restoran Cimory pun memiliki kapasitas yang cukup luas yang terletak di lantai satu dan lantai dua. Selain itu public relations pun menjadi fasilitator untuk pengunjung untuk dapat berhubungan dengan internal perusahaan, melaporkan komplain atau melakukan kerjasama.
KARAKTERISTIK PENGUNJUNG RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEW Karakteristik pengunjung restoran Cimory Mountain View terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan banyaknya motivasi pengunjung yang dipilih oleh responden Cimory Mountain View. Hasil penelitian yang dilakukan pada 100 pengunjung Cimory Mountain View diperoleh data pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jumlah dan Persentase Karakteristik Pengunjung Restoran Cimory Mountain View Karakteristik Kategori Jumlah Persentase Laki-laki 50 50.0 Jenis Kelamin Perempuan 50 50.0 Masa dewasa (18-29 tahun) 51 51.0 Usia Usia Pertengahan (30-50 tahun) 40 40.0 Usia Tua (>50 tahun) 9 9.0 Rendah (tidak tamat SD – tamat SMP) 4 4.0 Tingkat Sedang (tamat SMA dan Diploma) 40 40.0 Pendidikan Tinggi (tamat Sarjana dan Pascasarjana) 56 56.0 Rendah (< Rp3.500.000) 46 46.0 Tingkat Sedang (Rp4.000.000 – Rp10.000.000) 36 36.0 Pendapatan Tinggi (> Rp10.000.000) 18 18.0 Rendah (1 motivasi) 84 84.0 Motivasi Tinggi (2 motivasi) 16 16.0 Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh responden. Berdasarkan jenis kelamin, pengunjung Restoran Cimory Mountain View dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok jenis kelamin yakni laki-laki dan perempuan. Berdasarkan pada data yang dikumpulkan terdapat hasil yang seimbang yakni 50 responden laki-laki dan 50 responden perempuan sehingga memiliki perbandingan 1:1. Hal ini disebabkan oleh pengunjung yang datang ke restoran Cimory berasal dari berbagai kalangan yang tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Pengunjung pada umumnya terdiri dari laki-laki dan perempuan secara merata.
Usia Usia adalah lama hidup seseorang pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran dan dinyatakan dalam satuan tahun. Pembulatan dilakukan dengan cara pembulatan ke bawah pada kategori usia, yaitu pembulatan yang mengarah pada usia ketika ulang tahun terakhir responden. Berdasarkan usia, pengunjung restoran Cimory terbagi menjadi masa dewasa, usia pertengahan, dan usia tua. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pengunjung restoran Cimory didominasi oleh responden pada kategori usia masa dewasa yakni usia 18-29 tahun. Persentase tertinggi dari karakteristik pengunjung berdasarkan usia pada pengunjung restoran Cimory adalah pada rentang usia masa dewasa dengan jumlah persentase sebesar 51.0 persen atau sebanyak 51 responden dari seluruh responden pada penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh sebaran usia pengunjung yang mengunjungi restoran Cimory banyak dikunjungi oleh kawula muda setiap harinya. Usia tua memiliki persentase paling rendah yakni hanya 9.0 persen dalam penelitian ini. Hal ini terjadi dikarenakan pengunjung berusia tua rata-rata mengunjungi restoran Cimory diajak bersama keluarga ataupun anak-anaknya. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh oleh responden. Tingkat pendidikan yang digunakan adalah sekolah formal yang sesuai dengan wajib belajar di Indonesia maupun tahap selanjutnya, serta memiliki ijazah sebagai bukti telah menyelesaikan studinya. Berdasarkan tingkat pendidikan, pengunjung restoran Cimory terbagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah (tidak tamat SD hingga tamat SMP), sedang (tamat SMA dan Diploma), dan tinggi (tamat Sarjana dan Pascasarjana). Hasil penelitian yang dilakukan pada pengunjung restoran Cimory diperoleh data bahwa responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan kategori tinggi, yakni memiliki jenjang pendidikan sarjana ataupun pascasarjana. Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa sebanyak 56 responden (56.0 persen) merupakan pengunjung dengan pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan kategori rendah hanya terdapat sebanyak 4.0 persen saja, sedangkan tingkat pendidikan dengan kategori sedang terdapat 40.0 persen atau sejumlah 40 responden. Dalam penelitian ini pendidikan terendah yang ditempuh oleh responden adalah tamat SMP, sedangkan pendidikan tertinggi yang ditempuh oleh responden adalah tamat Pascasarjana. Hasil penelitian mengenai karakteristik pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan memiliki kecenderungan pada tingkat pendidikan tinggi karena rata-rata pengunjung
adalah karyawan. Selain hal tersebut, restoran Cimory merupakan tempat wisata dan makan yang tidak memberikan batasan tingkat pendidikan kepada pengunjung, sehingga tingkat pendidikan pengunjung beragam.
Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan adalah jumlah penerimaan atau pemasukan yang diterima oleh responden dalam waktu satu bulan dan dalam satuan rupiah (Rp). Berdasarkan karakteristik tingkat pendapatan, pengunjung restoran Cimory terbagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah (pendapatan rata-rata < Rp3.500.000), sedang (pendapatan rata-rata sebulan Rp4.000.000 – Rp10.000.000), dan tinggi (pendapatan rata-rata sebulan > Rp10.000.000). Pengkategorian ini berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Berdasarkan hasil pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa pendapatan responden didominasi oleh pengunjung dengan tingkat pendapatan rendah, yaitu sebanyak 46 responden atau sebesar 46.0 persen. Data ini menunjukkan bahwa kecenderungan pengunjung dengan tingkat pendapatan rendah lebih banyak dibandingkan tingkat pendapatan sedang maupun tinggi. Hal tersebut dikarenakan rata-rata pengunjung memiliki pendapatan sesuai dengan standar UMR di Bogor, Jakarta, maupun daerah sekitarnya. Selain itu, daya tarik restoran Cimory sendiri dan juga harga makanan yang ditawarkan cukup terjangkau sehingga setiap kalangan dapat mengunjungi restoran Cimory. Dalam penelitian ini jumlah pendapatan rata-rata perbulan responden tertinggi adalah Rp10.000.000 sebanyak 13 responden, diikuti jumlah pendapatan berikutnya adalah Rp5.000.0000 sebanyak 10 responden. Untuk yang memiliki jumlah pendapatan rata-rata perbulan responden sesuai UMR (Rp3.200.000 - Rp3.500.000) ada sebanyak 10 responden. Kategori tingkat pendapatan sedang memiliki persentase dibawah kategori rendah karena responden dengan kategori ini memiliki kecenderugan seorang wiraswasta yakni berkisar pada Rp4.000.000 – Rp10.000.000. Selain hal tersebut, restoran Cimory tidak memberikan batasan tingkat pendapatan pengunjung, sehingga restoran Cimory ini dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Motivasi Berkunjung Motivasi berkunjung dalam penelitian ini merupakan alasan yang mendorong responden untuk berkunjung ke restoran Cimory. Motivasi berkunjung dibedakan dalam delapan kategori sesuai dengan kondisi restoran Cimory yakni makan,
wisata/rekreasi, edukasi peternakan, melakukan penelitian, kunjungan perusahaan, melakukan pertemuan, diajak teman/keluarga, dan motivasi lainnya. Berdasarkan data hasil penelitian memperlihatkan bahwa motivasi pengunjung memiliki lebih dari satu motivasi untuk berkunjung ke restoran Cimory. Motivasi yang paling dominan adalah untuk makan yakni sebesar 54.3 persen. Motivasi untuk berwisata atau rekreasi menjadi motivasi tertinggi kedua dari seluruh motivasi yang dimiliki oleh responden sebesar 31.0 persen. Jumlah dan pengunjung restoran Cimory menurut motivasi berkunjung dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah dan persentase motivasi berkunjung pengunjung Restoran Cimory Mountain View Motivasi Berkunjung Jumlah Persentase Makan 63 54.3 Wisata/Rekreasi 36 31.0 Edukasi Peternakan 1 0.9 Melakukan Penelitian 0 0.0 Kunjungan Perusahaan 3 2.6 Melakukan Pertemuan 0 0.0 Diajak Teman/Keluarga 9 7.8 Lainnya 4 3.4 Jumlah 116 100.0 Beberapa motivasi disebutkan oleh responden dengan jumlah motivasi berkunjung yang beragam sesuai dengan kondisi nyata responden. Motivasi responden beragam, seperti yang dituliskan oleh salah satu responden bernama HA (21 tahun) yang memiliki motivasi untuk makan dan berwisata atau rekreasi. Lain halnya BY (46 tahun) yang memiliki motivasi untuk makan dan juga karena melewati restoran Cimory sehingga diputuskan untuk singgah ke restoran Cimory. Rata-rata pengunjung yang datang ke restoran Cimory bersama dengan temanteman ataupun keluarga. Suasana pegunungan yang asri membuat waktu berkumpul dengan teman maupun keluarga menjadi terasa nyaman dan menyenangkan. Motivasi tertinggi ketiga dari seluruh motivasi berkunjung adalah diajak teman/keluarga. Persentase dari motivasi ini adalah sebesar 7.8 persen. Responden yang memilih alasan diajak teman/keluarga adalah pengunjung yang pertama kali datang ke restoran Cimory. Motivasi selanjutnya adalah motivasi lainnya. Dalam hal ini motivasi yang ditulis langsung oleh responden seperti mencari suasana adem untuk menikmati kopi, membeli oleh-oleh, dan istirahat dari perjalanan. Motivasi ini dimiliki oleh responden sebanyak 3.4 persen dari seluruh motivasi yang dikemukakan oleh seluruh responden.
Responden yang memilih motivasi ini memang tidak memiliki niat khusus untuk mengunjungi restoran Cimory. Responden hanya sekedar mampir untuk beristirahat ataupun membeli oleh-oleh. Selain nyaman untuk bersantai bersama teman maupun keluarga, restoran Cimory pun dapat menjadi pilihan untuk mengadakan pertemuan dengan para kolega untuk sekadar melakukan silaturahmi maupun melakukan rapat kerja. Hal ini terlihat bahwa sebanyak 2.6 persen responden memiliki motivasi berkunjung untuk melakukan kunjungan perusahaan.
PERANAN PUBLIC RELATIONS RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEW Peranan public relations merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh karyawan marketing public relations Restoran Cimory untuk mencapai keberlangsungan dan tujuannya. Dalam penelitian ini, peranan public relations yang dilakukan oleh karyawan marketing public relations Restoran Cimory adalah peranan sebagai informator, dan peranan sebagai fasilitator. Peranan Public Relations Restoran Cimory sebagai Informator Peranan public relations sebagai informator merupakan peran public relations untuk memberikan layanan informasi dan pencari informasi yang dibutuhkan oleh karyawan lain maupun pengunjung Restoran Cimory melalui berbagai media informasi. Peranan public relations sebagai informator diidentifikasikan dengan pengetahuan responden terhadap informasi yang dipublikan oleh Restoran cimory melalui (1) koran, (2) majalah, (3) brosur, (4) spanduk, (5) televisi, (6) radio, (7) website, (8) facebook, (9) twitter, dan (10) instagram. Selain media informasi yang digunakan, pengetahuan responden mengenai kasus yang pernah terjadi di Restoran Cimory juga menjadi tolak ukur dari penilaian peranan public relations sebagai informator. Penilaian responden terhadap peranan public relations Restoran Cimory dilakukan untuk melihat citra Restoran Cimory dibagi atas tiga kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Berdasarkan kategori tersebut, maka penilaian responden terhadap peranan public relations sebagai informator dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan peranan public relations sebagai informator Informator Jumlah Persentase (%) Rendah 30 30.0 Sedang 46 46.0 Tinggi 24 24.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data pada Tabel 3, peranan public relation sebagai informator pada pembentukan citra Restoran Cimory tergolong sedang. Persentase yang diperoleh pada kategori ini sejumlah 46.0 persen. Alasan peranan public relations sebagai informator cenderung sedang adalah penggunaan media yang masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 bahwa sebagian besar responden menyatakan
kurang mengetahui media informasi yang dipakai oleh public relations Restoran Cimory. Tabel 4. Persentase responden yang mengetahui Cimory melalui media informasi yang digunakan oleh public relations Restoran Cimory Media Informasi Persentase (%) Koran 7.0 Majalah 3.0 Brosur 8.0 Spanduk 26.0 Televisi 38.0 Radio 5.0 Website 10.0 Facebook 7.0 Twitter 3.0 Instagram 5.0 Berdasarkan Tabel 4 responden secara dominan menyatakan bahwa informasi mengenai Restoran Cimory diperoleh melalui iklan yang ada di televisi. Responden yang mengetahui informasi melalui televisi memiliki persentase sebanyak 38.0 persen dari keseluruhan responden. Informasi yang responden dapatkan dari televisi adalah iklan produk yoghurt. Persentase tinggi berikutnya adalah responden yang mendapatkan informasi melalui spanduk yang di pasang di sepanjang jalur jalan menuju Puncak dengan jumlah 26.0 persen. Seperti yang dituliskan oleh salah satu responden bernama TL (38 tahun) yang mengetahui informasi mengenai restoran Cimory melalui spanduk, televisi, website, dan facebook. Begitu pula menurut IP (22 tahun), ia mengetahui informasi mengenai Restoran Cimory melalui koran, spanduk, televisi, dan instagram. Pengetahuan responden yang kurang terhadap media informasi yang dipakai oleh public relations Restoran Cimory pada kenyataannya tidak membuat masyarakat tidak mengetahui keberadaan Restoran Cimory. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengunjung cenderung tidak membutuhkan atau tidak mencari informasi mengenai Restoran Cimory lebih lanjut melalui media informasi yang dipakai public relations Restoran Cimory. Pengunjung hanya cukup mengetahui keberadaan Restoran Cimory dan juga produk unggulannya secara interpersonal. Hal ini sesuai pada Tabel 5 yang menjelaskan tentang pengetahuan responden pertama kali mengetahui Cimory. Pada Tabel 5 terlihat bahwa secara dominan persentase sumber informasi melalui teman/saudara/orang lain merupakan yang tertinggi yakni sebanyak 40.0 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden mengetahui adanya
Restoran Cimory ataupun produk Cimory itu sendiri berasal dari cerita teman ataupun saudara yang mungkin pernah mengunjungi Restoran Cimory atau membeli produk Cimory sebelumnya. Sehingga informasi tersebut membuat responden memutuskan untuk mengunjungi Restoran Cimory. Tabel 5. Jumlah dan persentase pengetahuan responden pertama kali mengetahui Cimory Sumber Informasi Pertama Kali Jumlah Persentase (%) Majalah/Koran 2 2.0 Radio/TV 11 11.0 Brosur/Leaflet 2 2.0 Spanduk/Banner 16 16.0 Internet 10 10.0 Teman/Saudara/Orang lain 40 40.0 Lainnya 19 19.0 Total 100 100.0 Adapun sumber lainnya yang dominan adalah kategori lainnya. Pada kategori ini responden menyatakan bahwa kedatangan mereka ke Restoran Cimory dikarenakan kebetulan melewati Restoran Cimory sehingga ada keinginan untuk mampir dan juga pernah melihat produk Cimory di minimarket ataupun supermarket yang ada di daerah tempat tinggalnya. Seperti yang sudah diterangkan di atas bahwa peranan public relations sebagai informator cenderung sedang dikarenakan penggunaan media yang masih kurang maksimal. Hal tersebut juga terlihat pada pengetahuan responden terhadap kasus negatif yang pernah terjadi di Restoran Cimory. Dapat di lihat pada Tabel 6 bahwa hanya 7.0 persen responden saja yang mengetahui adanya berita negatif mengenai Restoran Cimory. Tabel 6. Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan pengetahuan mengenai berita negatif yang terjadi di Restoran Cimory Pengetahuan Kasus Jumlah Persentase (%) Tahu 7 7.0 Tidak Tahu 93 93.0 Total 100 100.0 Hal ini dikarenakan Cimory cenderung tertutup untuk memberikan izin kepada wartawan untuk mempublikasikan berita negatif yang pernah terjadi di Restoran Cimory. Pihak public relations Restoran Cimory mengatakan bahwa apabila terjadi
permasalahan pada internal ataupun eksternal restoran maka public relations secara langsung turun tangan untuk segera menyelesaikan masalah tersebut. Ketika ada media yang secara sengaja mempublikasikan berita negatif tanpa adanya pemberitahuan dan penawaran, maka pihak public relatios Restoran Cimory dengan damai mengajak media tersebut untuk bertemu langsung di lokasi Restoran Cimory untuk dapat mengkomunikasikan krisis tersebut dengan cara memberikan klarifikasi dan melakukan kerjasama dalam hal merevisi isi dari berita yang dipublikasikan. Dalam hal ini terlihat bahwa public relations Restoran Cimory melakukan tugasnya dalam manajemen komunikasi krisis. Sesuai dengan menurut Putra (2012), manajemen krisis adalah kemampuan seorang public relations untuk memimpin, melakukan peranan komunikasi dan mengatur atau mengelola arus informasi untuk menciptakan pemahaman dari permasalahan, mengatasi krisis, kepentingan publikasi, dan menciptakan citra positif bagi lembaga atau perusahaan yang diwakilinya. Public relations Restoran Cimory selalu berusaha menjaga image baik kepada seluruh masyarakat dengan selalu mengontrol berita buruk yang dipublikasikan oleh media. Peranan Public Relations Restoran Cimory sebagai Fasilitator Peranan public relations sebagai fasilitator merupakan peranan public relations Restoran Cimory dengan memberikan fasilitas seperti sarana prasarana, pelayanan karyawan, dan penanggapan keluhan. Sarana prasarana yang disediakan meliputi mushola, toilet, taman bermain anak (playground), kursi tunggu, dan parkiran yang luas. Adapun untuk pelayanan karyawan meliputi pelayanan yang cepat, menarik, santun, ramah, dan memuaskan. Untuk penanggapan keluhan merupakan peran public relations dalam menanggapi kritik dan saran yang diberikan oleh pengunjung Restoran Cimory. Penilaian responden terhadap peranan public relations Restoran Cimory dilakukan untuk melihat citra Restoran Cimory di bagi atas tiga kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Persentase peranan public relations sebagai fasilitator dalam menciptakan citra Restoran Cimory dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan peranan public relations sebagai fasilitator Fasilitator Jumlah Persentase (%) Rendah 30 30.0 Sedang 27 27.0 Tinggi 43 43.0 Total 100 100.0
Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa peranan public relations sebagai fasilitator memiliki kecenderungan kategori tinggi dengan jumlah persentase 43.0 persen atau 43 orang dari seluruh responden. Hal ini terjadi karena fasilitas, pelayanan, maupun tanggapan keluhan yang diterima oleh responden cenderung memuaskan. Responden dapat menikmati fasilitas yang diberikan dari Restoran Cimory meskipun tidak menggunakan fasilitasnya secara keseluruhan. seperti halnya responden yang berkunjung tanpa membawa anak kecil mungkin tidak menggunakan fasilitas taman bermain anak. Selanjutnya, kategori rendah merupakan kategori selanjutnya yakni sebesar 30.0 persen. Sedangkan untuk peranan public relations dengan kategori sedang memiliki persentase tidak jauh dengan kategori rendah yaitu sebesar 27.0 persen.
CITRA RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEW Citra merupakan seperangkat ide atau kesan seseorang terhadap sesuatu. Setiap kelompok, organisasi, maupun perusahaan memerlukan pembentukan citra dari konsumen atau pengguna jasanya sebagai bentuk penilaian kepadanya. Citra positif perusahaan memberikan nilai tambah dan sebagai tolak ukur untuk keberlangsungan dari perusahan itu sendiri. Pada penelitian ini, citra merupakan pandangan seseorang terhadap image dari Restoran Cimory sesuai dengan pengalaman dan pengetahuannya saat melakukan kunjungan ke Restoran Cimory. Citra dari Restoran Cimory dilihat dari pandangan responden terhadap peranan public relations sebagai informator, dan fasilitator. Penilaian tersebut diidentifikasikan dari pengubah beberapa indikator meliputi (1) media informasi yang dipakai Cimory, (2) pemberian informasi, (3) pelayanan yang diberikan, (4) fasilitas yang tersedia, (5) produk yang ditawarkan, dan (6) citra cimory yang dibangun. Public relations dalam penelitian ini adalah karyawan marketing public relations yang berada pada lokasi Restoran Cimory Mountain View pada saat penelitian ini berlangsung. Penilaian citra yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah dan persentase penilaian citra Restoran Cimory Citra Frekuensi Persentase (%) Buruk 12 12.0 Baik 88 88.0 Total 100 100.0 Data yang diperoleh dari penelitian pada Tabel 8 menunjukkan bahwa citra Restoran Cimory cenderung baik. Responden sejumlah 88.0 persen dari keseluruhan menyatakan bahwa citra Restoran Cimory baik melalui beberapa peran public relations yakni peranan sebagai informator, dan juga peranan sebagai fasilitator. Public relations dapat berperan sebagai informator yang baik, dan menyampaikan informasi melalui berbagai media dengan baik, walaupun masih banyak pengunjung yang kurang mengetahui media-media yang dipakai oleh public relations Restoran Cimory namun secara umum pengunjung mengetahui keberadaan Restoran Cimory dengan baik melalui informasi yang diberikan oleh rekan atau saudara (secara interpersonal). Hal itu didukung dengan peran public relations yang dapat menjaga nama baik perusahaan dengan dapat memanage kasus yang pernah terjadi di Restoran Cimory agar tidak terlalu menyebar ke masyarakat dan bisa menyelesaikan masalah perusahaan dengan cepat dan baik. Selain sebagai informator yang baik, citra positif Restoran Cimory diperoleh dari peran public relations Restoran Cimory lainnya, yakni sebagai fasilitator. Peran
public relations seabgai fasilitator tidak hanya memberikan fasilitas yang memadai tetapi juga memberikan pelayanan dan penanggapan keluhan kepada pengunjung. Fasilitas yang terdapat di Restoran Cimory antara lain mushola, toilet, playground, kursi tunggu, dan parkiran luas meskipun semua pengunjung tidak menggunakan atau memanfaatkan seluruh fasilitas tersebut. Pengunjung yang hanya berkunjung untuk makan dan tidak membawa anak mungkin tidak menggunakan fasilitas playground, sedangkan pengunjung yang mengikuti Cimory Dairy Tour mendapatkan fasilitas tambahan seperti mengunjungi Cimory Mini Farm dan menonton mini film di studio. Hal-hal yang telah dijelaskan diatas merupakan penentu citra Restoran Cimory di mata pengunjung. Citra positif yang melekat pada Restoran Cimory saat ini dapat menjadi modal untuk keberlangsungan Restoran Cimory. Dengan adanya citra positif ini diharapkan Restoran Cimory mampu menarik pengunjung setiap harinya dengan menyediakan fasilitas yang lebih baik lagi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN CITRA RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEW Pada bagian ini akan dibahas tentang faktor yang mempengaruhi pembentukan citra, yang merupakan jawaban atas hipotesis pertama dan kedua dari penelitian ini. Hipotesis tersebut yakni: Citra Restoran Cimory dipengaruhi oleh karakteristik pengunjung, peran public relations sebagai informator dan fasilitator. Model citra Restoran Cimory dibangun dari beberapa peubah, yaitu: jenis kelamin, usia, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, motivasi berkunjung, peran public relations sebagai informator, dan peran public relations sebagai fasilitator. Nilai pada masing-masing peubah diuji menggunakan uji regresi logistik yang sebelumnya telah dibakukan dalam nilai Z dan standarisasi. Kesesuaian model yang dibangun yaitu berkisar antara 22.0 persen (Cox & Snell R Square) sampai dengan 32.3 persen (Nagelkerke R Square), artinya peubah bebas yang digunakan dalam model ini mampu menerangkan variasi dari peubah terikat maksimal sebesar 32.3 persen. Untuk penelitian sosial, nilai R Square dalam model regresi logistik tersebut termasuk kategori cukup baik, karena nilai R Square tersebut tidaklah sama dengan R Square yang menjadi ukuran goodness of fits pada persamaan regresi linear biasa. Untuk model Logistik Biner, nilai yang tercantum dalam tabel klasifikasi (Classification Table) tentang persentase kemampuan model untuk menggolongkan kondisi empiris dapat digunakan sebagai indikator kesesuaian model. Dari tabel klasifikasi tersebut dapat dilihat bahwa tingkat kesesuaian model adalah sebesar 82.0 persen artinya dalam memprediksi peluang pembentukan citra Restoran Cimory model ini mampu memprediksi dengan tingkat akurasi 82.0 persen. Angka ini setara dengan R Square 0.820 pada regresi linear biasa yang artinya model ini mampu menerangkan variasi pengamatan dengan 82.0 persen benar. Tabel menyajikan hasil olahan data tentang faktor yang mempengaruhi pembentukan citra Restoran Cimory. Untuk setiap peubah dalam persamaan regresi logistik tersebut disajikan nilai koefisien (B), estimasi rasio odd (exp(B)), dan selang kepercayaan untuk exp(B), tabel selengkapnya lihat Lampiran 3. Pada bagian berikut akan dijelaskan tentang perkiraan besarnya pengaruh masing-masing peubah bebas (X) terhadap keputusan bermitra (Y).
Tabel 9. Peubah yang mempengaruhi pembentukan citra Restoran Cimory
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Peubah Jenis kelamin Usia Tingkat pendapatan Tingkat pendidikan Motivasi berkunjung Peran informator Peran fasilitator
B
Sig.
Exp(B)
-0.096 0.077 -0.008 0.037 -0.161 0.013 0.090
0.725 0.777 0.984 0.898 0.578 0.555 0.000
0.909 1.080 0.992 1.038 0.852 1.013 1.094
Jenis Kelamin Peubah jenis kelamin berpengaruh negatif terhadap pembentukan citra Restoran Cimory, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien (B) negatif. Artinya pengunjung perempuan memberikan nilai negatif terhadap citra Restoran Cimory. Hal ini dikarenakan pengunjung perempuan cenderung teliti dan memiliki tingkat kesabaran yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Seperti yang dituturkan oleh RC (28 tahun) dimana pada saat itu ia tengah sibuk mengurusi anaknya yang masih kecil dan merasa pelayanan Restoran Cimory kurang cepat karena anaknya sudah mulai rewel meminta makanan. Pada nilai rasio odd (exp(B)) 0.909 menunjukkan bahwa banyaknya pengunjung perempuan 1 satuan, akan mengurangi jumlah citra Restoran Cimory sebesar 0.909 kali jumlah citra Restoran Cimory sebelumnya. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa peluang lelaki memberikan citra positif adalah 1/0.909 atau 1.1 kali lebih besar dibandingkan perempuan. Jumlah orang yang memberikan penilaian baik terhadap citra Restoran Cimory sebesar 88 orang. Dalam model ini dapat dihitung bahwa bertambahnya pengunjung perempuan sebesar 1 orang akan mengurangi jumlah orang yang memberikan penilaian baik terhadap citra Restoran Cimory sebesar 0.909 kali 88. Sebaliknya jika bertambahnya pengunjung laki-laki sebesar 1 orang maka jumlah orang yang memberikan penilaian baik terhadap citra Restoran Cimory sebesar 1.1 kali 88. Pengaruh ini signifikan pada selang kepercayaan 0.725. Dengan tingkat signifikan sebesar 0.7, artinya peubah jenis kelamin kurang baik untuk memprediksi model atau dapat diabaikan karena pengaruhnya tidak signifikan. Usia Peubah usia berpengaruh positif terhadap pembentukan citra Restoran Cimory, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien (B) positif. Artinya semakin tua usia pengunjung maka peluang memberikan nilai baik terhadap citra Restoran Cimory semakin menaik. Sebagian responden berusia tua telah melakukan kunjungan
beberapa kali ke Restoran Cimory dan menyatakan bahwa Restoran Cimory memiliki ciri khas yang tidak dapat ditemukan di tempat lain sehingga Restoran Cimory bisa menjadi alasan berkunjung apabila sedang berada di daerah Puncak. Nilai rasio odd (exp(B)) 1.080 menunjukkan bahwa naiknya umur 1 satuan, akan menambah jumlah citra Restoran Cimory sebesar 1.080 kali jumlah citra Restoran Cimory sebelumnya. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa peluang pengunjung tua memberikan penilaian baik terhadap Restoran Cimory adalah 1/1.080 atau 0.93 kali lebih besar dibandingkan pengunjung usia muda. Dalam penelitian ini misalnya umur rata-rata pengunjung adalah 33 tahun. Jumlah orang yang memberikan penilaian baik terhadap citra Restoran Cimory sebesar 88 orang. Dalam model ini dapat dihitung bahwa naiknya rata-rata umur pengunjung sebesar 1 tahun (menjadi 34 tahun) akan menambah jumlah orang yang memberikan penilaian baik terhadap citra Restoran Cimory sebesar 1.080 kali 88. Sebaliknya jika umur rata-rata petani turun 1 tahun (menjadi 32 tahun) maka jumlah orang yang memberikan penilaian baik terhadap citra Restoran Cimory sebesar 0.93 kali 88. Pengaruh ini signifikan pada selang kepercayaan 0.777. Dengan tingkat signifikan sebesar 0.7, artinya peubah usia kurang baik untuk memprediksi model atau dapat diabaikan karena pengaruhnya tidak signifikan. Tingkat Pendapatan Peubah tingkat pendapatan berpengaruh negatif terhadap pembentukan citra Restoran Cimory, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien (B) negatif. Artinya semakin besar pendapatan yang dimiliki pengunjung maka peluang memberikan nilai baik terhadap citra Restoran Cimory semakin menurun. Hal ini terjadi karena ratarata pengunjung dengan tingkat pendapatan tinggi telah melakukan perjalanan lebih dari satu restoran, sehingga mereka memiliki perbandingan kualitas Restoran Cimory dengan restoran lainnya. Nilai rasio odd (exp(B)) 0.992 menunjukkan bahwa naiknya pendapatan 1 satuan, akan mengurangi jumlah citra Restoran Cimory sebesar 0.992 kali jumlah citra Restoran Cimory sebelumnya. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa peluang pengunjung berpendapatan rendah memberikan penilaian baik terhadap Restoran Cimory adalah 1/0.992 atau 1.01 kali lebih besar dibandingkan pengunjung berpendapatan tinggi. Pengaruh ini signifikan pada selang kepercayaan 0.984. Artinya peubah tingkat pendapatan kurang baik untuk memprediksi model atau dapat diabaikan karena pengaruhnya tidak signifikan. Tingkat Pendidikan Peubah tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap pembentukan citra Restoran Cimory, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien (B) positif. Artinya semakin tinggi pendidikan pengunjung maka peluang memberikan nilai baik terhadap
citra Restoran Cimory semakin menaik. Nilai rasio odd (exp(B)) 1.038 menunjukkan bahwa naiknya pendidikan 1 satuan, akan menambah jumlah citra Restoran Cimory sebesar 1.038 kali jumlah citra Restoran Cimory sebelumnya. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa peluang pengunjung berpendidikan tinggi memberikan penilaian baik terhadap Restoran Cimory adalah 1/1.038 atau 0.93 kali lebih besar dibandingkan pengunjung dengan tingkat pendidikan rendah. Pengaruh ini signifikan pada selang kepercayaan 0.898. Artinya peubah tingkat pendapatan kurang baik untuk memprediksi model atau dapat diabaikan karena pengaruhnya tidak signifikan. Motivasi Berkunjung Peubah motivasi berkunjung berpengaruh negatif terhadap pembentukan citra Restoran Cimory, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien (B) negatif. Artinya semakin besar atau semakin banyak motivasi yang dimiliki pengunjung untuk mengunjungi Restoran Cimory maka peluang memberikan nilai baik terhadap citra Restoran Cimory semakin menurun. Hal ini dikarenakan dengan banyaknya motivasi yang dimiliki pengunjung maka semakin besar keinginan atau permintaan yang pengunjung harapkan. Nilai rasio odd (exp(B)) 0.852 menunjukkan bahwa naiknya motivasi 1 satuan, akan mengurangi jumlah citra Restoran Cimory sebesar 0.852 kali jumlah citra Restoran Cimory sebelumnya. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa peluang pengunjung memiliki motivasi rendah memberikan penilaian baik terhadap Restoran Cimory adalah 1/0.852 atau 1.2 kali lebih besar dibandingkan pengunjung bermotivasi tinggi atau banyak. Pengaruh ini signifikan pada selang kepercayaan 0.578. Artinya peubah motivasi berkunjung kurang baik untuk memprediksi model atau dapat diabaikan karena pengaruhnya tidak signifikan. Peran Public Relations sebagai Informator Peubah peran public relations sebagai informator berpengaruh positif terhadap pembentukan citra Restoran Cimory, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien (B) positif. Artinya semakin tinggi peranan public relations sebagai informator maka peluang memberikan nilai baik terhadap citra Restoran Cimory semakin menaik. Dengan pemberian informasi secara berkala atau intens dan juga kemudahan dalam mengakses informasi tersebut untuk masyarakat ataupun pengunjung Restoran Cimory maka kepuasan akan informasi bagi pengunjung pun akan terpenuhi. Nilai rasio odd (exp(B)) 1.013 menunjukkan bahwa naiknya peranan public relations sebagai informator 1 satuan, akan menambah jumlah citra Restoran Cimory sebesar 1.013 kali jumlah citra Restoran Cimory sebelumnya. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa peluang peranan public relations sebagai informator yang tinggi memberikan penilaian baik terhadap Restoran Cimory adalah 1/1.013 atau 0.99 kali
lebih besar dibandingkan peranan public relations sebagai informator yang rendah. Pengaruh ini signifikan pada selang kepercayaan 0.555. Artinya peubah peranan public relations sebagai informator kurang baik untuk memprediksi model atau dapat diabaikan karena pengaruhnya tidak signifikan. Peran Public Relations sebagai Fasilitator Peubah peran public relations sebagai fasilitator berpengaruh positif terhadap pembentukan citra Restoran Cimory, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien (B) positif. Artinya semakin tinggi peranan public relations sebagai fasilitator maka peluang memberikan nilai baik terhadap citra Restoran Cimory semakin menaik. Dengan pemberian fasilitas yang menjadi lebih baik akan berdampak pada kepuasan pengunjung ketika mengunjungi Restoran Cimory. Nilai rasio odd (exp(B)) 1.094 menunjukkan bahwa naiknya peranan public relations sebagai fasilitator 1 satuan, akan menambah jumlah citra Restoran Cimory sebesar 1.094 kali jumlah citra Restoran Cimory sebelumnya. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa peluang peranan public relations sebagai fasilitator yang tinggi memberikan penilaian baik terhadap Restoran Cimory adalah 1/1.094 atau 0.9 kali lebih besar dibandingkan peranan public relations sebagai fasilitator yang rendah. Pengaruh ini signifikan pada selang kepercayaan 0.000, jadi signifikan untuk memprediksi model.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dikaji pada bab-bab sebelumnya, maka dapat menghasilkan kesimpulan berikut ini. 1. Penilaian pengunjung terhadap citra Restoran Cimory adalah positif. Hal ini dilihat dari beberapa hal seperti media informasi yang dipakai, pemberian informasi yang dilakukan, fasilitas yang diberikan, dan pelayanan yang diberikan oleh Restoran Cimory. 2. Krisis yang pernah terjadi pada Restoran Cimory cenderung tidak berdampak atau mempengaruhi citra Restoran Cimory. Hal ini dikarenakan sedikitnya responden yang mengetahui kasus yang pernah terjadi di Restoran Cimory. 3. Karakteristik pengunjung Restoran adalah laki-laki dan perempuan secara seimbang, dan memiliki rata-rata usia masa dewasa (18-29 tahun). Pengunjung didominasi oleh pengunjung yang berpendidikan tinggi, namun pendapatan masuk pada kategori rendah ( ≤ Rp3.500.000). Serta motivasi utama adalah untuk makan. 4. Peranan public relations sebagai informator termasuk kategori sedang; dan peranan public relations sebagai fasilitator termasuk kategori tinggi. Hal ini terjadi karena sebagian besar responden kurang mengetahui media informasi yang digunakan oleh Restoran Cimory dan tidak terlalu membutuhkan informasi dari Cimory namun sangat memperhatikan fasilitas yang diberikan ketika berkunjung ke Restoran Cimory. 5. Variabel karakteristik pengunjung yakni jenis kelamin, usia, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan motivasi berkunjung tidak memiliki pengaruh nyata dengan citra Restoran Cimory. 6. Peranan public relations Restoran Cimory sebagai informator dan fasilitator memiliki peranan penting sehingga citra Restoran Cimory yang terbentuk adalah citra yang positif. Akan tetapi, peranan public relations yang memiliki pengaruh paling besar terhadap pembentukan citra positif Restoran Cimory adalah peranan public relations sebagai fasilitator. Sedangkan peranan public relations sebagai informator tidak memiliki pengaruh nyata terhadap citra Restoran Cimory.
Saran 1.
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa peranan public relations sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang paling signifikan dalam pembentukan citra
2.
3.
4. 5.
Restoran Cimory. Dalam hal ini perlu adanya peningkatan dalam penyediaan fasilitas dan pemberian pelayanan yang lebih baik. Pihak Restoran Cimory sebaiknya lebih mengembangkan publikasi melalui media elektronik dan juga media sosial yang lebih banyak orang pakai, seperti televisi, instagram dan facebook. Pihak Restoran Cimory sebaiknya memperbanyak fasilitas umum seperti toilet dan memperbesar kapasitas mushola agar pengunjung tidak perlu lama mengantri terutama pada saat weekend. Pihak Restoran Cimory sebaiknya memperbaiki pelayanan karyawan dari segi cepat, dan menarik agar citra yang terbentuk tetap positif dan semakin baik. Pihak Cimory dapat membuka diri pada pemberitaan media dengan cara melakukan media gathering, konferensi pers, atau liputan khusus untuk dapat memberikan pernyataan kebenaran kepada media agar tidak terjadi bias informasi.
DAFTAR PUSTAKA Chatra E, Nasrullah R. 2008. Public Relations – Strategi Kehumasan dalam Menghadapi Krisis. Bandung [ID]: Maximalis. Effendy OU. 2011. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung [ID]: PT. Remaja Rosdakarya. Fajar A. 2011. Sistem Kendali dan Strategi Penanganan (Manajemen) Krisis dalam Kajian Public Relations. Jurnal Komunikasi. [Internet]. [Dikutip tanggal 6 Oktober 2015]. 1(3). Dapat diunduh dari: http://jurnal.aspikom.o rg/wpcontent/uploads/2015/02/jka-vol-1-no-3-juli-2011-fajar1.pdf Fauzia L. 2008. Handout Bahan Kuliah Agribisnis Pangan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Hendrik. 2011. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Pulau Besan dan Danau Bawah di Kecamatan Dayun Kabupaten Siak Propinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. [Internet]. [Dikutip tanggal 21 Februari 2016]. 16(1). Dapat diunduh dari: http://dow load.portalgaruda.org/article.php?article=31697&val=2272. Jefkins F. 2003. Public Relations. Edisi ke-5. Jakarta [ID]: Penerbit Erlangga Jefkins, Frank dan Daniel Yadin. 2004. Public Relations. Jakarta: PT Gelora Aksara Partama. Kusumastuti YI. 2009. Komunikasi Bisnis. Bogor [ID]: PT Gramedia IPB Press Lianty Y. 2011. Analisis Empiris Pengaruh Public Relations terhadap Citra Hero Supermarket. Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanegara. [Internet]. [Dikutip tanggal 5 Oktober 2015]. 3(1). Dapat diunduh dari: http://journal. tarumanagara.ac.id/i ndex.php/FIKOM/article/view/1143 Luhukay MS. 2008. Penerapan Manajemen Krisis di Indonesia: Memotret Krisis dalam Kacamata Public Relations. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA. [Internet]. [Dikutip tanggal 29 September 2015]. 2(1). Dapat diunduh dari: http://scri ptura.petra.ac.id/index.php/iko/ article/view/16953 Mugniesyah SS. 2009. Materi Kuliah Pendidikan Orang Dewasa (Hasil Revisi Buku Tahun 2006). Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor Newsome D, Vanslyke JT, dan Kruckerberg D. 2000. This is PR: The Realities of Public Relations. Ed.7. Wadworth Thomson Learning Ninawati. 2002. Motivasi Berprestasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 4(8). Partao ZA. 2005. Optimalisasi Fungsi Media Relations untuk Keberhasilan Komunikasi Krisis. Jurnal Komunikasi. [Internet]. [Dikutip tanggal 5 Oktober 2015]. 2(1). Dapat diunduh dari: http://ejurnal.esaunggul.ac.id/in dex.php/Kom/article/view/171 Prafitri R. 2008. Peranan Public Relations dalam Menjaga Eksistensi Perusahaan pada Perusahaan berbasis Agrowisata. [Skripsi]. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor Purwaningwulan MM. 2013. Public Relations dan Manajemen Krisis. Majalah Ilmiah UNIKOM. [Internet]. [Dikutip tanggal 6 Oktober 2015]. 11(2). Dapat diunduh
dari: http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/volume-11-2/ 01-miu-11-2melly.pdf/pdf/01-mi u-11-2-melly.pdf Putra OWM. 2012. Manajemen Krisis PT. Lion Mentari Airlines dalam Menangani Berita-berita Negatif di Media Massa (Kasus Maskapai Sering Delayed dan Pilot Sabu). [Skripsi]. Depok (ID): Universitas Indonesia. Reza TS, Prihandini D. 2013. Public Relations. Jakarta [ID]: Mandala Nasional Publishing. 216 hal. Rumanti SMA. 2005. Dasar-dasar Public Relations – Teori dan Praktik. Jakarta [ID]: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Sinatra L, Darmastuti R. 2008. Kajian Peran Public Relations dalam Meningkatkan Citra Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA. [Internet]. [Dikutip tanggal 6 Oktober 2015]. 2(2). Dapat diunduh dari: http://scriptura.petra.ac.id/index.php/iko/article/view/ 16943 Singarumbun M, Effendi S. 2008. Metode Penelitian Survai. Effendi S [Editor]. Jakarta [ID]: LP3ES Soemirat S, Ardianto E. 2010. Dasar-dasar Public Relation. Bandung [ID]: Remaja Rosdakarya. 209 hal. Suharyanti, Sutawidjaya AH. 2013. Analisis Krisis pada Organisasi berdasarkan Model Anatomi Krisis dan Perspektif Public Relations. Journal Communication Spectrum. [Internet]. [Dikutip tanggal 5 Oktober 2015]. 2(2). Dapat diunduh dari: http://journal.bakrie.ac.id/index.php/Journal_Co mmunication_spectrum/article/view/281. Sutardji. 2009. Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi Pemulung. Jurnal Geografi FIS-UNNES. [Internet]. [Dikutip tanggal 21 Februari 2016]. 6(2). Dapat diunduh dari: http://www.academia.edu/11035137/KARAK TERISTIK_DEMOGRAFI_DAN_SOSIAL_EKONOMI_PEMULUNG_Sutard ji. Utomo P. 2005. Strategi Public Relations dalam Pelayanan Informasi. Jurnal Komunikasi. [Internet]. [Dikutip tanggal 5 Oktober 2015]. 2(1). Dapat diunduh dari: http://ejurnal. esaunggul.ac.id/index.php/Kom/article/view/1 74 Vellayati TA, Arifin Z, Yulianto E. 2014. Pengaruh Marketing Public Relations terhadap Citra Perusahaan dan Dampaknya terhadap Loyalitas Pelanggan (Survei pada Pelanggan Toyota Auto 2000 Jl. Letjend Sutoyo No. 25, Malang). Jurnal Administrasi Bisnis. [Internet]. [Dikutip tanggal 5 Oktober 2015]. 11(1). Dapat diunduh dari: http://administrasibisnis.studentjournal. ub.ac.id/index.php/jab/article/view/472 Wijaya RP. 2013. Citra Telkomsel Pasca Kasus Pailit dalam Bisnis Indonesia dan Investor Daily. Jurnal E-Komunikasi. [Internet]. [Dikutip tanggal 15 September 2015]. 1(2). Dapat diunduh dari: http://studentjournal.petra.ac.i d/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/901 Windriati FS. 2011. Analisa Manajemen Krisis PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pontianak dalam Peristiwa Tenggelamnya Kapal di Alur Pelayaran Pelabuhan. [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Wulandari AP. 2009. Hubungan antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosiodemografi dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. [Skripsi].
LAMPIRAN
Lampiran 1. Sketsa Lokasi Penelitian
SKETSA LOKASI PT. CIMORY HOSPITALITY SEJAHTERA
Gambar 10. Sketsa Lokasi Penelitian
Lampiran 2. Jadwal Penelitian
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN TAHUN 2016 Tabel 10. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kegiatan
Penyusunan proposal skripsi Uji Kelayakan Kolokium Perbaikan proposal skripsi Pengambilan data lapang Pengolahan dan analisis data Penulisan draft skripsi Uji petik Sidang skripsi Perbaikan laporan skripsi
Januari Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Lampiran 3. Hasil Uji Statistik 1. Kesesuaian Model Pembentukan Citra Restoran Cimory Model Summary Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell Nagelkerke R R Square Square
89.759a
1
.220
.323
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001. 2. Classification Table Classification Tablea Predicted S_Citra Observed
50
Step 1 S_Citra 50 100
Percentage Correct
100 69
5
93.2
13
13
50.0
Overall Percentage
82.0
a. The cut value is ,500 1. Variabel yang Mempengaruhi Pembentukan Citra Restoran Cimory Variables in the Equation B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Step 1a Jenis Kelamin
-.096
.272
.124
1
.725
.909
Usia
.077
.272
.080
1
.777
1.080
Pendapatan
-.008
.395
.000
1
.984
.992
Pendidikan
.037
.290
.016
1
.898
1.038
-.161
.289
.309
1
.578
.852
Informator
.013
.021
.348
1
.555
1.013
Fasilitator
.090
.023
15.704
1
.000
1.094
-8.883
1.993
19.862
1
.000
.000
Motivasi
Constant
Lampiran 4. Daftar Nama dan Karakteristik Responden Restoran Cimory No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.
Nama TL TI HA AI BY ER GD AN ET AD AJ DI WM YT RK RV AU GP WW RD RN RU MH DD SW LZ FT AZ SS NR DW YG DN AV BA RI NV SN MY RR DA IP
Jenis Kelamin L P P L L P L P P L P L L L P P P P P L L L L L P L P L L L P L P P P P P P L L P L
Usia 38 25 21 26 46 36 22 40 54 37 21 31 30 25 22 20 25 21 21 56 23 36 67 35 25 25 30 36 25 26 28 22 31 40 55 52 21 40 47 20 19 22
43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86.
DR VA FD FB DS FU YC DY IM GS SY RC FA AR HE HS DM BT RM AG TW HR BP AL HP SF EY RZ WS SL AO DH DC AS YP AP AA RW ED DJ JH PY AH IT
P P L P P P L P L P P P P P P L L P P P L L L L L P L L L P L L L L L L P L P P P L P P
21 24 24 34 33 29 26 29 58 20 34 28 37 23 49 29 50 27 26 53 33 21 37 27 30 26 45 20 29 42 36 45 57 35 42 29 20 27 40 40 33 29 36 21
87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100.
LL EE SI DA OA DE LY IH SO YN AK HM AF TH
P P L L L P P L L P L P L L
24 28 50 52 36 28 42 18 48 35 18 19 47 22
Lampiran 5. Dokumentasi
Website Cimory
Akun Instagram Cimory
Akun Twitter Cimory
Marketing Public Relations
Sesi Wawancara Langsung dengan Responden
Pengisian Kuesioner oleh Responden
Halaman Parkir Cimory Mountain View
RIWAYAT HIDUP Fithriyah Sholihah, putri pertama dari pasangan Solihin dan Lusiana Yunita. Lahir sebagai seorang muslim di Bogor tanggal 03 Maret 1995. Tahun 2000-2001, pendidikan taman kanak-kanak ditempuh penulis di Taman Kanakkanak Insan Kamil, Bogor. Tahun 2001-2007, penulis melanjutkan pendidikan dasarnya ke yayasan yang sama yaitu Sekolah Dasar Insan Kamil, Bogor. Tahun 2007-2010, pendidikan menengah pertama ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Insan Kamil, Bogor. Tahun 2010-2012, penulis melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Insan Kamil, Bogor. Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan. Selama penulis menuntut ilmu di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan dan juga kepanitiaan. Penulis aktif menjadi sekretaris divisi HRD, Ketua Divisi HRD, dan Dewan Komisaris HRD berturut-turut selama tiga tahun periode 2013-2015 di UKM Century IPB. Selain itu penulis juga memiliki pengalaman menjadi anggota divisi HRD di Leadership and Entrepreneurship School IPB angkatan IX tahun 2015 dan anggota dari Komunitas Klub Buku Bogor sejak tahun 2013 hingga saat ini. Di samping itu, penulis juga mempunyai berbagai pengalaman kepanitiaan yaitu CSR UKM Century IPB 2013, Kopdar 4 dan 5 KlubBuku Bogor, Century’s Entrepreneur Week 2013, IPB Business Festival 2013 dan 2014, Kampus Fiksi Road Show Bogor 2014, Gebyar Nusantara 2014, KPM Garang 2014, dan masih banyak lagi. Penulis juga pernah menjadi finalis di berbagai kompetisi kewirausahaan nasional seperti E-day UI Depok 2013, FST Entrepreneurship UIN Jakarta 2014, dan Business Plan Universitas Padjajaran Bandung 2014.