B.03
PERAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI Zahrotul Uyun Fakultas Psikologi Univeresitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstraksi. Dampak globalisasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan, industrialisasi dan modernisasi, telah menimbulkan perubahan-perubahan sosial yang amat cepat. Perubahanperubahan sosial yang dimaksud antara lain meningkatnya perilaku seks pranikah, kehamilan di luar nikah yang dilakukan oleh remaja, sebagai akibat berubahnya nilai-nilai kehidupan keluarga dan masyarakat. Kehamilan yang tidak diinginkan membawa dampak pada dilakukannya aborsi yang dapat membawa resiko kematian pada remaja. Dengan demikian pendidikan kesehatan reproduksi amat penting untuk dilakukan, mengingat masih banyak remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan reproduksi. Pendidikan tersebut juga diperlukan agar remaja dapat menghindari perilaku seks yang beresiko, yang membahayakan kesehatan reproduksi dan seksualnya. Oleh karena itu orangtua sangat berperan penting dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi. Bila remaja tidak mendapatkan pemahaman yang lengkap tentang kesehatan reproduksi dari orangtua, maka remaja rentan terhadap sumber-sumber informasi dari luar yang salah tentang seks. Islam secara langsung maupun tidak langsung mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan reproduksi wanita, berupa pelarangan berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom, menganjurkan pernikahan, tidak berhubungan ketika istri sedang haid, memberi petunjuk pada wanita agar mengatur kelahiran. Pelarangan atau anjuran dalam Islam dalam masalah kesehatan reproduksi, sebagai bentuk perlindungan pada wanita agar reproduksi menjadi sehat dan bertanggung jawab. Kata kunci: peran orangtua, pendidikan kesehatan reproduksi
Hasil Survey Data Kependudukan
BKKBN tahun 2011 menyebutkan, 51 dari
Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan
100 remaja putri di kota-kota besar tidak
jumlah
perawan lagi. Survei Kesehatan Reproduksi
pernikahan
dini
di
Indonesia
mencapai 50 juta penduduk dengan rata-rata
Remaja
usia perkawinan 19,1 tahun. Penelitian
responden remaja usia 15 – 24 tahun
Universitas
didapatkan
National
Indonesia
University
dan
tahun
Australian 2010
yang
Indonesia
data,
(SKRRI)
satu
persen
dengan
remaja
perempuan dan enam persen remaja laki-
menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja
laki
putri di Indonesia telah hamil di luar nikah
seksual sebelum menikah. Data lain dari
karena
persen
Survei Data Demografi dan Kesehatan
seakan
Indonesia
Survei
menyebutkan, jumlah remaja putri yang
seks
bebas
dan
mengalami
pernikahan
menegaskan
data
38,7 dini
sebelumnya.
356
menyatakan
(SDKI)
pernah
berhubungan
tahun
2012
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 357 Uyun, Z. [hal-356-372]
melahirkan di desa sebanyak 69 per 1.000
pada tahun 2010 naik dari 200.000 menjadi
remaja putri dan di perkotaan 32 per 1.000
2,5 juta jiwa korban aborsi. 62,6 persen
remaja putri. Data lain yang dikemukakan
pelaku aborsi adalah anak berusia dibawah
oleh dr Titik Kuntari MPH (Dosen Fakultas
18 tahun. (www.rifkaanisa.blogdetik.com).
Kedokteran
Data kasus aborsi yang tercatat di Komisi
UII
Yogyakarta),
angka
kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi,
Nasional Perlindungan Anak
berkisar 2 – 2,6 juta kasus pertahun atau 43
2011 tercatat ada 86 kasus aborsi dan pada
aborsi untuk setiap 100 kehamilan. Sekitar
tahun 2012 tercatat 121 kasus dengan
30 persen kasus aborsi itu dilakukan oleh
mengakibatkan delapan orang meninggal.
penduduk usia muda, antara 15-24 tahun.
Kasus aborsi ini dilakukan oleh anak SMP
Data jumlah kasus AIDS sampai dengan
dan SMA atau
bulan Juni 2012 sebesar 26.483 kasus.
(www.tempo.co)
Hampir separuh dari jumlah kasus itu 45,9
di
Berdasarkan
pada tahun
bawah 18 tahun
data-data
di
atas
persen diantaranya terjadi di kelompok usia
membuat kita prihatin. Remaja adalah masa
20 – 29 tahun. Mengingat inkubasi AIDS
yang penting dalam perjalanan kehidupan
antara 3 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV,
manusia.
dapat disimpulkan sebagian besar mereka
menjadi jembatan antara masa kanak-kanak
terkena AIDS telah terinfeksi pada usia yang
yang bebas menuju masa dewasa yang
lebih
menuntut tanggung jawab. Remaja sebagai
muda
lagi
(http://lampung.tribunnews.com). Kasus
aborsi
di
Tahapan
generasi
Indonesia
juga
penerus
menikmati
ini
penting
karena
bangsa seharusnya
masa-masa
remaja
dengan
meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data
bahagia, belajar segala hal dengan sungguh-
yang
Koordinasi
sungguh untuk membekali diri dengan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
berbagai ketrampilan, dan mengembangkan
diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di
potensi-potensi yang dimilikinya. Namun
Indonesia Mencapai 2,5 jiwa dari 5 juta
sayang, data-data di atas menunjukkan
kelahiran pertahun. Bahkan, 1 – 1,5 juta
banyak remaja diikuti beragam persoalan
diantaranya adalah kalangan remaja. Data
yang memprihatinkan. Banyak faktor yang
yang dihimpun Komnas Perlindungan Anak
menyebabkan mengapa remaja terjerumus
Indonesia (KPAI) dalam kurun waktu tiga
pada perilaku
tahun (2008 – 2010) menemukan kasus
menyimpang. Globalisasi dengan kemajuan
aborsi
ilmu
dikeluarkan
terus
badan
meningkat.
Tahun
2008
negatif atau perilaku yang
pengetahuan,
industrialisasi
dan
ditemukan 2 juta jiwa anak korban aborsi,
modernisasi, telah menimbulkan perubahan-
tahun 2009 naik 300.000 menjadi 2,3 juta
perubahan sosial yang amat cepat (rapid
janin yang dibuang paksa. Sementara itu,
social
changes).
Perubahan-perubahan
358 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013
sosial
yang
konsekuensi,
dimaksud antara
lain
membawa
3.
meningkatnya
Struktur
keluarga
yang
semula
keluarga
besar
(extended
family)
kehamilan di luar nikah sebagai akibat
cenderung
berubahnya nilai-nilai kehidupan keluarga
(nuclear
family)
bahkan
sampai
dan
kepada
orangtua
tunggal
(single
masyarakat,
sehingga
berdampak
banyak dilakukan aborsi. Menurut Hawari (2006) salah satu faktor provokasi pergaulan
kearah
keluarga
inti
parent family) tanpa menikah. 4.
Hubungan kekeluargaan yang semula
bebas (hubungan seks di luar nikah dan
erat dan kuat, cenderung menjadi
aborsi) adalah pornografi, pornoaksi serta
longgar dan rapuh.
penggunaan NAPZA. Selain itu, dampak
5.
Nilai-nilai agama
dan tradisional
negatif dari perubahan-perubahan sosial
masyarakat
tersebut disebabkan karena diabaikannya
menjadi masyarakat modern yang
nilai-nilai norma, moral, etika, hukum dan
bercorak sekuler dan serba boleh
HAM (Hak Asasi Manusia) serta agama.
termasuk dalam hubungan seksual di
Konsekuensi
dari
globalisasi,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
cenderung
berubah
luar nikah. 6.
Lembaga
perkawinan
mulai
industrialisasi dan modernisasi menurut
diragukan dan masyarakat cenderung
Hawari (2006) sebagai berikut:
untuk memilih hidup tanpa nikah,
1.
Pola hidup masyarakat yang semula
hubungan seks di luar nikah atau
sosial religius cenderung kearah pola
pergaulan bebas.
kehidupan
2.
masyarakat
individual,
7.
Ambisi karier dan materi yang tidak
materialistik dan sekuler. Kehidupan
terkendali
masyarakat tidak lagi sesuai dengan
terganggunya hubungan antar pribadi
kaidah-kaidah norma, moral, etika
baik dalam keluarga maupun di
dan hukum, serta agama. Keadaan ini
masyarakat.
Hal
memudahkan
menimbulkan
ketidak
individu
melakukan
berdampak
ini
pada
dapat
harmonisan
hubungan seksual di luar nikah,
rumah tangga, anak-anak terabaikan
dengan dampak kehamilan dan aborsi.
dengan
Pola hidup sederhana dan produktif
kepribadiannya terganggu, pergaulan
cenderung kearah pola hidup mewah
bebas, hubungan seks di luar nikah
dan konsumtif. Masyarakat dipicu
dan penggunaan NAPZA dengan
oleh konsumerisme dan gaya hidup
akibat kehamilan di luar nikah dan
melebihi kemampuan ekonominya,
aborsi.
produktivitas masyarakat menurun.
akibat
perkembangan
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 359 Uyun, Z. [hal-356-372]
Berdasarkan
fenomena-fenomena
kesehatan reproduksi
yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil
penting.
kesimpulan bahwa kurangnya pemahaman
penulis memfokuskan pada peran orangtua
tentang perilaku seksual pada remaja akan
dalam pendidikan kesehatan reproduksi.
mengakibatkana berbagai dampak yang
Seksualitas
justru amat
dalam
makalah
ini
bagi remaja
Seks berarti jenis kelamin. Segala
termasuk keluarganya, sebab masa remaja
sesuatu yang berhubungan dengan jenis
mengalami perkembangan yang penting,
kelamin
yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual.
Masters, Johnson, dan Kolodny (dalam
Selain
itu kurangnya pemahaman remaja
Kusmiran, 2011) mengemukakan bahwa
atas seksualitas atau pendidikan kesehatan
seksualitas menyangkut berbagai dimensi
reproduksi menjadikan remaja amat rentan
yang sangat luas, yaitu dimensi biologis,
terhadap sumber-sumber informasi yang
psikologis, sosial, dan kultural.
salah
merugikan
Sehingga
memiliki peran
tentang
seks.
Hasil
disebut
dengan
penelitian
1. Dimensi
Pangkahila (dalam Soetjiningsih, 2007)
berkaitan
dilaporkan bahwa 80 % laki-laki dan 70 %
fungsional alat reproduksi atau alat
perempuan melakukan hubungan seksual
kelamin manusia, serta dampaknya
selama masa pubertas dan 20% dari mereka
bagi kehidupan fisik atau
biologis
mempunyai empat atau lebih pasangan. Ada
manusia.
menjaga
sekitar 53% perempuan berumur antara 15-
kesehatannya dari gangguan seperti
19 tahun melakukan hubungan seksual pada
penyakit menular seksual, infeksi
masa remaja, sedangkan jumlah laki-laki
saluran
yang melakukan hubungan seksual sebanyak
memfungsikan
dua kali lipat daripada perempuan.
alat reproduksi sekaligus alat rekreasi
Berdasarkan data tersebut, Nampak bahwa pemahaman seksualitas
manusia
yang benar tentang amat
secara
Biologis.
seksualitas.
dengan
Seksualitas anatomi
Termasuk
reproduksi,
dan
bagaimana
seksualitas sebagai
optimal,
serta
dinamika
munculnya dorongan seksual secara
diperlukan
biologis.
khususnya untuk para remaja demi perilaku
2. Dimensi
Psikologis.
Seksualitas
seksualnya di masa dewasa sampai mereka
berkaitan erat dengan bagaimana
menikah dan memiliki anak. Pendidikan
manusia menjalani
tersebut diperlukan agar remaja dapat
sesuai
menghindari perilaku seks yang beresiko,
kelaminnya, dan bagaimana dinamika
yang membahayakan kesehatan reproduksi
aspek-aspek
dan seksualnya. Orangtua sebagai sumber
emosi, motivasi, perilaku) terhadap
utama dan pertama
seksualitas
dalam pendidikan
dengan
fungsi seksual identitas
psikologis
itu
sendiri,
jenis
(kognisi,
serta
360 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013
bagaimana dampak psikologis dari keberfubgsian
seksualitas
dalam
kehidupan manusia.
relasi
Ikatan
emosional
atau
kedekatan dalam relasi interpersonal Intimacy mengandung unsur-unsur
3. Dimensi Sosial. Mengenai seksualitas dalam
2. Intimacy.
antar
manusia.
kepercayaan, kelekatan
keterbukaan dengan
Bagaimana individu beradaptasi atau
kehangatan,
menyesuaikan diri dengan tuntutan
saling menghargai.
peran dari lingkungan sosial, serta
diri,
orang
lain,
kedekatan fisik,
dan
3. Identitas. Peran jenis kelamin yang
bahaimana sosialisasi peran serta
mengandung
fungsi seksualitas dalam kehidupan
perempuan dan laki-laki (feminimitas
manusia.
dan maskulinitas), serta orientasi
4. Dimensi
Kultural
dan
Moral.
seksual.
pesan-pesan
gender
Bagaimana
Bagaimana nilai-nilai budaya dan
menghayati
moral mempunyai penilaian terhadap
sesuai dengan peran jenis kelaminnya.
seksualitas.
Moralitas
menganggap
bahwa
sepenuhnya
adalah
sehingga
kelamin
4. Lingkaran kehidupan (live cycle).
seksualitas
Yaitu aspek biologis dari seksualitas
Tuhan,
penggunaan
dan
harus
jenis
agama
hak
pemanfaatannya
peran
individu
dilandasi
yang terkait dengan anatomi dan fisiologis organ seksual. 5. Eksploitasi
(exploitation).
Yaitu
dengan norma-norma agama yang
unsur control dan manipulasi terhadap
mewngatur
seksualitas,
kehidupan
seksualitas
manusia secara lengkap. Seksualitas
menurut
seksual, Blanch
dan
Cillier (dalam Kusmiran, 2011) meliputi lima area, yaitu:
pornografi,
kekerasan pemerkosaan,
dan pelecehan seksual Pendapat
lain
dikemukakan
oleh
Hidayat (dalam Kusmira, 2011) bahwa
1. Sensualitas.
Kenikmatan
yang
merupakan bentuk interaksi antara pikiran
seperti:
dan
ruang lingkup seksualitas meliputi: 1. Seksual Biologis, yaitu komponen
tubuh.
Umumnya
yang mengandung beberapa ciri dasar
melibatkan
pancaindra
seks yang terlihat pada individu yang
penglihatan,
bersangkutan (kromosom, hormon,
pendengaran, sentuhan) dan otak
serta ciri seks primer dan sekunder).
(organ yang paling kuat terkait seks,
Ciri seks primer timbul sejak lahir,
dalam
yaitu alat kelamin luar (genitalia
sensualitas (aroma,
rasa
fungsi
fantasi,
memori, atau pengalaman).
antisipasi,
eksterna) dan alat kelamin dalam (genitalia interna). Ciri seks sekunder
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 361 Uyun, Z. [hal-356-372]
timbul
saat
individu
meningkat
maka remaja akan dihadapkan pada keadaan
dewasa, misal timbul bulu-bulu badan
yang memerlukan penyesuaian untuk dapat
ditempat
menerima
tertentu,
dan
perubahan-perubahan
berkembangnya payudara perempuan,
terjadi. Perubahan yang dimaksud
dan perubahan suara laki-laki.
terjadinya
2. Identitas Seksual. Yaitu konsep diri pada individu
yang menyatakan
perubahan
fisik
yang yaitu
(meliputi
penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi
tubuh)
dan
fungsi
fisiologis
dirinya laki-laki atau perempuan.
(kematangan organ-organ seksual). Semua
3. Identitas Gender. Yaitu penghayatan
perubahan dipengaruhi oleh berfungsinya
perasaan laki-laki atau perempuan
hormone-hormon seksual, yaitu testosterone
yang
untuk laki-laki, serta progesterone dan
dinyatakan
perilaku
sebagai
perempuan
dalam
bentuk
laki-laki
atau
dalam
lingkungannya.
Identitas budaya merupakan interaksi
estrogen untuk perempuan.
Hormon-
hormon ini juga yang berpengaruh terhadap dorongan seksual manusia.
antara factor fisik dan psikoseksual, interaksi yang harmonis di antara
Fungsi dan Peran Orangtua
kedua faktor ini akan menunjang
Anak adalah amanah Alloh SWT
perkembangan seorang perempuan
yang
atau laki-laki.
Orangtua berkewajiban memelihara anak-
4. Perilaku Seksual. Yaitu orientasi
harus di jaga dan
anaknya
dengan
dibimbing.
cara
mendidik,
seksual dari seorang individu, yang
membersihkan pekerti, dan mengajarinya
merupakan interaksi antara kedua
akhlaq mulia, serta menghindarkannya dari
unsur yang sulit dipisahkan, yaitu
teman-teman yang berakhlaq buruk. Tugas
tingkah laku seksual dan tingkah laku
mendidik anak
gender. Tingkah laku seksual didasari
dilakukan, lebih-lebih pada zaman sekarang
oleh dorongan seksual untuk mencari
ini. Kesulitan-kesulitan menjalankan tugas
dan memperoleh kepuasan seksual,
mendidik amat terasa, terutama ketika
yaitu orgasmus. Sedangkan tingkah
dihadapkan pada kenyataan bahwa pengaruh
laku gender adalah tingkah laku
lingkungan
dengan
melampau kekuatan pengaruh faktor-faktor
konotasi
maskulin
atau
feminine di luar tingkah laku seksual.
ini ternyata tidak mudah
sedemikian
kuat,
bahkan
pendidikan lainnya.
Perilaku seksual mulai tampak setelah
Orangtua
berkewajiban dan sangat
anak menjadi remaja.
berperan dalam mendidik anak menuju
Memasuki masa remaja yang diawali
hidup
dengan terjadinya
kematangan seksual,
bermasyarakat.
bermasyarakat
dapat
Kehidupan
mencapai
taraf
362 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013
kesejahteraan apabila
bagi
setiap
seluruh
masyarakat
tentang apa makna hidup, apa yang bernilai,
turut
dan untuk apa individu hidup. Ada beragam
membentuk dan memelihara kesejahteraan
sumber sosialisasi bagi individu yakni:
hidup
Suatu
keluarga, teman sebaya, sekolah, komunitas
masyarakat terdiri dari berbagai unsur dan
media, sistem hukum, dan sistem keyakinan
keluarga
unsur
dalam budaya. Dalam membentuk dan
kesatuan terkecil dari masyarakat. Setiap
mendasari perilaku, individu berpedoman
keluarga dapat dikatakan telah mencapai
pada nilai-nilai kehidupan bersama yang
kesejahteraan dan tujuan utamanya apabila
berintikan nilai-nilai agama, moral, dan
dapat mengatur kehidupan keluarganya
sosial.
dalam
unsur
anggotanya
bermasyarakat.
merupakan
salah
satu
dengan baik. Sehingga dapat dikatakan
Orangtua
merupakan
sumber
bahwa keluarga memegang peranan penting
pendidikan pertama dan utama bagi anak.
dalam
Adapun
usaha
membentuk
masyarakat
peran
orangtua
dalam
sejahtera. Menurut Gunarsa (2005) agar
perkembangan anak secara umum (Gunarsa,
setiap anggota masyarakat dapat turut
2005) yaitu:
berperan
aktif
dalam
membentuk
1. Membesarkan,
merawat,
kesejahteraan masyarakat, maka anggota
memelihara,
keluarga harus mengalami dan menjalani
kesempatan berkembang
sosialisasi.
dan
memberikan
2. Sebagai guru, orangtua mengajarkan
Sosialisasi menurut Gunarsa (2005)
ketangkasan motorik, keterampilan
adalah suatu proses yang dijalani seorang
melalui
ketangkasan-ketangkasan,
individu agar pedoman hidup, prinsip-
mengajarkan
peraturan-peraturan:
prinsip dasar hidup, ketangkasan, motif,
tata
keluarga,
sikap dan seluruh tingkah lakunya dibentuk
lingkungan
sesuai perannya saat ini maupun kelak di
menanamkan
masyarakat. Pendapat senada dikemukakan
bermasyarakat.
cara
tatanan
masyarakat, pedoman
hidup
oleh Arnett (dalam Lestari, 2012) bahwa
3. Sebagai tokoh teladan, orangtua
sosialisasi merupakan proses yang dijalani
menjadi tokoh yang ditiru pola
individu dalam mempelajari perilaku dan
tingkah lakunya, cara
keyakinan tentang dunia tempat individu
berekspresi, cara berbicara, dan
tinggal. Tujuan utama dari proses sosialisasi
sebagainya.
adalah: (a) mengontrol impuls, termasuk
4. Sebagai
pengawas,
orangtua
mengembangkan hati nurani; (b) persiapan
memperhatikan, mengamati semua
dan
perilaku anak agar tidak
pelaksanaan
pengembangan
peran;
sumber-sumber
dan
(c)
makna,
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 363 Uyun, Z. [hal-356-372]
melanggar
peraturan
maupun
di
di
luar
rumah
lingkungan
keluarga. Pengasuhan yang sekarang dikenal dengan parenting merupakan istilah yang merujuk
pada
penyiapan
anak
pada
dunianya. Bagaimana anak nanti akan bersikap serta bersosialisasi dalam keluarga dan masyarakat. Adapun tahapan parenting menurut Wilmes (www.hidayatjayagiri.net) yang merupakan deskripsi tugas sebagai orangtua yang perlu disesuaikan pada setiap tingkat kehidupan anak, meliputi:
perawatan anak secara ideal.
dan pencegahan HIV/AIDs
pemberian
makanan bergizi (menu seimbang) keadilan dan
kesetaraan. Pendapat
dikemukakan
oleh
Bernadib (1986) bahwa Fungsi pokok orangtua, yaitu: 1. Fungsi
tidaknya
anak-anak menjalankan
perintah keagamaan. Hal ini senada dengan pendapat
jalan
merupakan
yang paling pokok, karena dengan adanya agama akan dapat menjamin keselamatan anak, baik didunia akhirat
Darajat (1975)
kepada
manusia
untuk
takut/cemas menghadapi hidup ini.
cara-cara yang harus dilakukan dan
dilakukan,
Sebagaimana
firman Allah SWT : “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
supaya
anak
dapat
mencapai rasa aman selama hidup ini dan selanjutnya diajarkan pula mempersiapkan
diri
dengan perbuatan-perbuatan baik dan yang
ketuhanan,
suatu tanggung jawab orangtua
maupun
akan sangat menentukan berhasil
bagaimana
lain
dibidang ketuhanan
menjelaskan pula hal-hal yang harus
untuk
5. Pendidikan untuk
anak-anaknya
Ajaran-ajaran agama menunjukkan
pengelolaan
ekonomi keluarga 4. Pendidikan
peranan orangtua dalam mendidik
mencapai rasa aman, rasa tidak
2. Pendidikan kesehatan reproduksi
untuk
Ayat di atas dapat dimaknai bahwa
bahwa ajaran agama memberikan
1. Pendidikan untuk pengasuhan dan
3. Pendidikan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya hal yang demikian itu termasuk yang diwajibkan oleh Allah”. (QS. Lukman : 17)
menjauhi
tindakan-tindakan
mengganggu
kesenangan
orang lain. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan
bahwa
agama
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Keberhasilan
pendidikan
agama
dapat langsung dilihat hasilnya yang tercermin
dalam
sikap
dan
364 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013
perbuatan anak dalam kehidupannya
minimal dikemudian hari dapat
sehari-hari.
menciptakan manusia yang cinta
2. Kewajiban
secara
damai, anak shaleh yang suka
berkewajiban
mendoakan kepada orangtua secara
orangtua
umum. Orangtua
mengatur dan mendidik, memberi
teratur,
pakaian, makanan dan minuman,
kesejahteraan sosial dan ekonomi
menjaganya
ummat manusia, mampu menjaga
dari
segala
dapat
mengembangkan
marabahaya, menjaga keselamatan
dan
melaksanakan
hak
asasi
dan kesehatan lahir dan bathin,
kemanusiaan yang adil dan beradab
jasmani dan rohani, mendidiknya
serta mampu menjaga kualitas dan
agar menjadi manusia yang berguna
moralitas lingkungan hidup.
bagi nusa bangsa dan agama serta
3. Fungsi ekonomi, merupakan suatu
bahagia dunia dan akhirat. Orangtua
keharusan orangtua untuk mendidik
memberikan pelajaran dan ilmu-
anaknya ketrampilan agar nanti ia
ilmu yang bermanfaat, ilmu agama
menjadi orang yang kreatif dan
dan ilmu umum agar anak menjadi
produktif. Maksudnya sejak kecil
manusia sempurna, berilmu dan
anak telah diberi pengetahuan dan
beragama, beramal dan beribadat
ketrampilan sebagai bekalnya nanti.
dan
Dengan demikian individu tidak lagi
dapat
berdiri
sendiri,
mengarungi hidup dengan penuh
tergantung
keyakinan. .Orangtua berkewajiban
melainkan memenuhi
mendidik anak-
sendiri dengan berbekal ketrampilan
anaknya hidup
bertetangga dan bermasyarakat agar
Pendidikan
dilaksanakan
ini
dalam
dapat bentuk
orangtua, kebutuhan
yang dimiliki.
nanti dapat menjadi warga yang baik.
pada
Dari ketiga fungsi di atas, maka tugas utama orangtua
terhadap anaknya dapat
dibagi menjadi dua bagian pokok, yaitu
ceramah, diskusi, bimbingan, dalam
orangtua
berbagai kegiatan atau cara hidup
sebagai pemimpin. Orangtua
pada
pendidik anak yang baru lahir perlu di didik
umumnya,
yang
dapat
sebagai pendidik dan
diharapkan membawa hasil yang
dan
dicita-
merasakan
citakan yaitu terjadinya
dipelihara
agar
orangtua sebagai
individu
perawatan
dapat
orangtuanya.
pembinaan yang sempurna pada
Orangtua sebagai pemimpin bertanggung
setiap
anggota
masyarakat.
jawab
Ramayulis (1987)
menyatakan
tingkah
bahwa pewarisan nilai kemanusiaan,
sepenuhnya
anaknya.
anggota
terhadap keluarga
pola
dan
termasuk
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 365 Uyun, Z. [hal-356-372]
Mendidik anak dan mengajar anak bukan merupakan hal yang mudah, bukan pekerjaan
dapat dihayati oleh seluruh anggota keluarga.
yang dapat dilakukan secara
2. Fungsi Edukatif. Sebagai salah
serampangan, dan bukan pula hal yang
satu unsur pendidikan, keluarga
bersifat sampingan. Mendidik dan mengajar
merupakan lingkungan pendidikan
anak sama kedudukannya dengan kebutuhan
yang pertama bagi anak. Orangtua
pokok dan kewajiban, merupakan tugas
bertanggung
mulia yang harus dilakukan oleh setiap
pentingnya
orangtua. Dalam Hadits disebutkan:
perkembangan, dan masa depan
“Tiada suatu pemberian pun yang lebih utama dari orangtua kepada anaknya, selain pendidikan yang baik” (H.R. Hakim)
seorang anak secara keseluruhan.
Penerapan pendidikan pada
anak
diperlukan peningkatan kapasitas kecakapan tentang keorangtuaan, Kapasitas kecakapan terutama
difokuskan
pada
pendidikan
karakter, Dalam hal ini ada pada tataran membina,
meningkatkan
perkembangan
fisik, emosi, sosial, dan intelektual anak mulai
dari
masa
kanak-kanak
hingga
tentang
pertumbuhan,
Sebagaimana sabda Nabi: “ setiap manusia yang dilahirkan, terlahir dalam keadaan suci, maka kedua orangtuanyalah
yang
akan
menjadikan dia seorang Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi” (H.R. Muslim) 3. Fungsi Protektif. Yaitu orangtua melarang atau menghindarkan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak
dewasa. Membesarkan
anak
tidak
hanya
bertumpu pada keterikatan hubungan antara orangtua
dengan anak secara biologis
semata, melainkan ada faktor lain yang perlu
jawab
dikembangkan
kecakapan
dalam
sebagai
kapasitas orangtua
1. Fungsi Religius. Yaitu orangtua
memperkenalkan
kewajiban dan
mengawasi
atau
membatasi perbuatan anak dalam hal-hal
tertentu,
untuk
melakukan
perbuatan
yang
menganjurkan perbuatandiharapkan
mengajak bekerja sama dan saling membantu, memberikan contoh dan
(www.hidayatjayagiri.net), yaitu:
mempunyai
diharapkan,
mengajak
anak pada kehidupan beragama. Orangtua sebagai tokoh inti dalam keluarga harus menciptakan iklim yang religious dalam keluarga, yang
tauladan
dalam
hal-hal
yang
diharapkan. 4. Fungsi Sosialisasi. Tugas orangtua dalam
mendidik,
tidak
hanya
sekedar mencakup pengembangan pribadi agar menjadi peibadi yang baik,
melainkan
mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat
366 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013
yang baik. Sehingga diperlukan
Perempuan memiliki kebutuhan kesehatan
fungsi
khusus yang berhubungan dengan fungsi
sosialisasi
sebagai
dari
orangtua
penghubung
dengan
seksual
dan
reproduksi.
Perempuan
kehidupan sosial dan norma-norma
mempunyai sistem reproduksi yang sensitif
sosial, serta membutuhkan fasilitas
terhadap kerusakan yang dapat terjadi
yang memadai bagi anak.
disfungsi
5. Fungsi
Ekonomi.
pencarian serta
nafkah,
Mencakup perencanaan,
pembelajarannya.
mendidik
anak
memberikan tepat
Orangtua
agar
penghargaan
terhadap
uang
atau
kesehatan
penyakit.
bagi
Kebutuhan
perempuan
dapat
dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu: 1. Perempuan
memiliki
kebutuhan
dapat
kesehatan khusus yang berhubungan
yang
dengan fungsi seksual dan reproduksi.
dan
2. Perempuan
memiliki
sistem
pencariannya, disertai pengertian
reproduksi yang mudah cedera untuk
kedudukan ekonomi keluarga secara
menjadi tidak berfungsi atau sakit.
nyata, bila tahap perkembangan
3. Perempuan dapat terkena penyakit
anak telah memungkinkan.
pada organ reproduksi yang sama
Berdasarkan pendapat-pendapat yang
dengan laki-laki, tetapi pola penyakit
telah di paparkan di atas, bahwa peran dan
akan berbeda dari laki-laki karena
fungsi orangtua amat kompleks, salah satu
struktur
fungsi dan peran orangtua yaitu berkaitan
lingkungan hormonal, serta perilaku
dengan pendidikan (edukatif), termasuk di
gaya hidup yang berhubungan dengan
dalamnya mengenai pendididikan kesehatan
gender.
reproduksi. .
genetik
perempuan,
4. Karena perempuan sebagai subjek dari disfungsi sosial yang dapat berpengaruh pada fisik, mental, atau
Kesehatan Reproduksi Kesehatan
reproduksi
merupakan
kesehatan sosial.
komponen penting kesehatan bagi laki-laki
Secara
bahasa,
istilah reproduksi
lebih
berasal dari kata “re” yang artinya kembali
dititikberatkan pada perempuan. Keadaan
dan kata “produksi” yang artinya membuat
penyakit pada perempuan lebih banyak
atau
dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan
mempunyai arti suatu proses kehidupan
bereproduksi serta tekanan sosial pada
manusia dalam menghasilkan keturunan
perempuan karena masalah gender. Menurut
demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang
Kusmiran (2011) Kesehatan bagi perempuan
disebut organ reproduksi adalah alat tubuh
adalah lebih dari kesehatan reproduksi.
yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
maupun
perempuan
tetapi
menghasilkan.
Jadi
reproduksi
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 367 Uyun, Z. [hal-356-372]
Menurut Konferensi Internasional Kependudukan
dan
Pembangunan
kesehatan ibu dan anak, aborsi, serta infeksi menular seksual.
(International Congress Population and
Menurut
Departemen
Kesehatan
Development/ICPD) di Cairo, pada tahun
Republik Indonesia (2001) ruang lingkup
1994 bahwa
kesehatan reproduksi adalah
kesehatan reproduksi sangat luas, karena
kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh
mencakup keseluruhan kehidupan manusia
pada segala hal yang berhubungan dengan
sejak lahir hingga mati, yaitu: kesehatan ibu
sistem, fungsi-fungsi dan proses reproduksi
dan bayi baru lahir, Keluarga Berencana,
dan bukan hanya kondisi yang bebas dari
pencegahan dan penanggulangan infeksi
penyakit atau kecacatan (Kusmiran, 2011).
saluran reproduksi (ISR) termasuk PMS-
Mengacu dari konsep yang di kemukakan
HIV/AIDS,
dalam
penanggulangan
ICPD,
Departemen
Kesehatan
pencegahan
dan
komplikasi
aborsi,
Republik Indonesia (2001) memberikan
kesehatan Reproduksi Remaja, pencegahan
pengertian Kesehatan Reproduksi adalah
dan penanganan infertilitas, kanker pada
suatu keadaan sehat secara menyeluruh
usia lanjut dan osteoporosis, berbagai i
mencakup fisik, mental dan kehidupan
aspek kesehatan lain, misal kanker service,
sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi
mutilasi genetalia, fistula dan lain-lain.
serta
proses
reproduksi.
Pemikiran
Implikasi
definisi
kesehatan
kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi
reproduksi berarti bahwa setiap orang
yang
melainkan
mampu memiliki kehidupan seksual yang
memiliki
memuaskan dan aman bagi dirinya, juga
bebas
dari
penyakit,
bagaimana
seseorang
kehidupan
seksual
dapat yang
aman
dan
memuaskan sebelum dan sesudah menikah. Kesehatan reproduksi ini tidak hanya berkaitan dengan organ reproduksi laki-laki
mampu
menurunkan
serta
memenuhi
keinginannya tanpa ada hambatan apa pun, kapan, dan berapa sering untuk memiliki keturunan.
dan perempuan saja, melainkan meliputi alat reproduksi,
kehamilan-persalinan,
Pendidikan Kesehatan Reproduksi
pencegahan kanker leher rahim, metode
Manusia
ketika
dilahirkan
kontrasepsi dan KB, seksual dan gender,
keadaannya masih sangat lemah, tidak
perilaku seksual yang sehat dan tidak
berdaya, dan tidak mengetahui apa-apa.
beresiko,
Manusia dengan segenap potensi-potensi
pemeriksaan
payudara
dan
panggul, impotensi, HIV/AIDS, infertilitas,
yang
kesehatan reproduksi remaja, kesehatan
berkembang
reproduksi remaja, perempuan usia lanjut,
bimbingan, dan pengembangan kearah yang
infeksi saluran reproduksi, safe motherhood,
dimilikinya
agar
membutuhkan
tumbuh
dan
perawatan,
368 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013
positif melalui suatu upaya yang disebut
Pengertian tersebut senada dengan rumusan
dengan pendidikan.
fungsi dan tujuan
Para
ahli
menggunakan mengartikan
pendidikan
tiga
istilah
pendidikan,
yaitu
Pendidikan Nasional
Islam
Indonesia yang tertuang dalam
dalam
undang Nomor 20
Ta’lim,
Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 sebagai
Ta’dib dan Tarbiyah. Bila merujuk pada
berikut: Pendidikan nasional
istilah
mengembangkan
al-Qur’an, maka kata yang paling
tepat untuk mengartikulasikan
makna
Undang-
berfungsi
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa
pendidikan adalah istilah Tarbiyah. Menurut
yang
Syahidin (2005) ada tiga kata dasar untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
mendapatkan makna etimologis dari kata
untuk berkembangnya potensi peserta didik
Tarbiyah, yaitu:
agar menjadi manusia yang beriman dan
1. Tarbiyyah berasal dari kata RabaYarbu-Tarbiyyatan bertambah dan
yang
artinya
berkembang.
bermartabat
dalam
rangka
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
sehat,
berilmu,
cakap,
kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang
2. Tarbiyyah berasal dari kata Rabiya-
demokratis serta bertanggung jawab.
Yarba yang artinya tumbuh dan berkembang
Konsep dasar pendidikan beranjak dari
3. Tarbiyyah berasal dari kata Rabba-
makna
mendidik,
yang
berari
membimbing anak supaya menjadi dewasa.
Yarubbu yang artinya memelihara,
Adapun
menumbuhkan sesuatu sedikit demi
memberikan arah bagi proses mendidik.
sedikit
Seseorang dianggap dewasa jika telah
sehingga
mencapai
batas
kesempurnaan.
tujuan
mendidik
adalah
mampu menentukan ingin menjadi manusia
Muhammad Athiyyah al-Abrasyi (dalam Syahidin, 2005)
yang bagaimana atas tanggung jawabnya
mendefinisikan
sendiri. Di dalamnya tersimpul hal-hal yang
Tarbiyyah sebagai suatu upaya maksimal
berkaitan dengan normative, etika, atau
seseorang
kesusilaan. Proses pendidikan berlangsung
atau
kelompok
dalam
mempersiapkan anak didik agar bisa hidup sempurna, bahagia, cinta tanah air, fisik
sejak anak masih bayi hingga dewasa. Misi
utama
pendidikan
menurut
yang kuat, akhlak yang sempurna, lurus
Syahidin (2005) ada tiga, yaitu pewarisan
dalam berpikir, berperasaan yang halus,
pengetahuan
terampil dalam bekerja, saling menolong
pewarisan budaya (transfer of culture), dan
dengan
menggunakan
pewarisan nilai (transfer of value). Dengan
melaui
demikian
saesama,
pikirannya
dengan
dapat baik
lisan
maupun tulisan, dan mampu hidup mandiri.
(Transfer
pendidikan
of
dapat
knowledge),
dipahami
sebagai suatu proses transformasi nilai-nilai
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 369 Uyun, Z. [hal-356-372]
dalam rangka pembentukan kepribadian
upaya bagi remaja untuk meningkatkan
dengan segala aspek yang dicakupnya.
pemahaman,
Potensi yang diberikan Alloh kepada
perilaku
pengetahuan,
positif
sikap,
tentang
kesehatan
manusia tidak akan berkembang dengan
reproduksi
sendirinya secara sempurna tanpa adanya
meningkatkan derajat reproduksinya.
bantuan dari pihak-pihak lain sekalipun
dan
Kapankah
seksualnya,
pendidikan
dan
serta
kesehatan
potensi yang dimilikinya bersifat aktif dan
reproduksi
di
dinamis. Potensi manusia akan bergerak
dimungkinkan
pendidikan
terus menerus sesuai dengan pengaruh yang
reproduksi diberikan sejak usia dini, secara
datang pada manusia. Hanya intensitas
tidak langsung. Menurut Nurohmah (2013)
pengaruh itu akan bervariasi sesuai dengan
tahapan usia dalam memberikan pendidikan
kemauan dan kesempatan yang diperoleh
kesehatan reproduksi sejak usia dini, yaitu:
manusia
yang
pengalaman
dan
dapat
menentukan
kedewasaan
masing-
berikan?
Sangat kesehatan
1. Balita (1-5 tahun). Pada usia ini penanaman
pendidikan
kesehatan
masing. Sehingga manusia sering disebut
reprodukjsi cukup mudah dilakukan
sebagai makhluk yang dapat dididik dan
yaitu mulai mengenalkan kepada anak
mendidik atau makhluk pendidikan. Institusi
tentang
keluarga, sekolah, dan masyarakat idealnya
dimilikinya secara singkat. Dapat
secara sinkron dan terintegrasi
dalam
dilakukan ketika memandikan si anak
pengaruh-pengaruh
dengan memberitahu organ yang
pendidikan, transformasi nilai-nilai pada
dimilikinya, misalnya rambut, kepala,
individu agar tujuan pendidikan tercapai.
tangan, kaki, perut, penis dan vagina.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan
Terangkan
yang pertama dan utama dalam proses
kelamin
pendidikan anak.Maka pendidikan keluarga
Tandaskan juga bahwa alat kelamin
sangat
tersebut tidak boleh dipertontonkan
memberikan
penting bahkan terpenting dan
mendasar.
Jika
kesalahan
juga dari
reproduksi
perbedaan lawan
yang
alat
jenisnya.
dalam
dengan sembarangan. Pada usia ini
pendidikan keluarga, akan berdampak pada
juga perlu ditandaskan tentang sikap
proses berikutnya.
asertif yaitu berani berkata tidak
Pendidikan
ada
organ
kesehatan
reproduksi
kepada orang lain yang akan berlaku
harus dianggap sebagai bagian dari proses
tidak senonoh. Dengan demikian
pendidikan, yang mempunyai tujuan untuk
dapat melindungi diri anak terhadap
memperkuat dasar-dasar pengetahuan dan
maraknya kasus kekerasan seksual
pengembangan
dan pelecehan seksual.
kepribadian.
Melalui
pendidikan kesehatan reproduksi merupakan
370 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013
2. Usia 3 – 10 tahun. Pada usia ini,
(kesejahteraan) hamba di dunia dan akhirat.
anak biasanya mulai aktif bertanya
Mengenai kemaslahatan manusia meliputi
tentang seks. Misalnya anak akan
kemaslahatan
bertanya dari mana ia berasal. Atau
Adapun kemaslahatan ruhaniah mencakup
pertanyaan umum mengenai asal-usul
keimanan, ketaqwaan, dan sikap hidup
bayi.
(akhlaqul
Jawaban-jawaban
yang
ruhaniah
dan
karimah),
jasmaniah.
Sedangkan
sederhana dan terus terang biasanya
kemaslahatan jasmaniah antara lain masalah
efektif.
kesehatan tubuh manusia. Islam mendorong
3. Usia menjelang remaja. Pada saat
agar
manusia
memelihara
kesehatan
ini, anak semakin berkembang, mulai
jasmaniah dan ruhaniah dengan menjauhi
saatnya
hal-hal
diterangkan
mengenai
menstruasi (haid), mimpi basah, dan
pada
kerusakan
Sistem
kesehatan
dalam
Islam
remaja.
tercermin dalam ajaran yang mewajibkan
Orangtua bisa menerangkan bahwa si
perbuatan membersihkan diri (bersuci atau
gadis
mengalami
Thaharah) dari kotoran (najis), dari hadats
perubahan bentuk payudara, atau
dan dari kotoran hati, semuanya berada
terangkan akan adanya tumbuh bulu-
dalam satu paket ibadah seperti wudhu’,
bulu di sekitar alat kelaminnya.
shalat dan lain sebagainya. Dalam rangka
kecil
seseorang
menimbulkan
(mafsadah)
juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi
yang
akan
4. Usia remaja. Pada saat ini, seorang remaja
akan
mengalami
banyak
mendapatkan kesehatan jasmaniah secara global
manusia
dianjurkan
menjaga
perubahan secara seksual. Orangtua
kebersihan baik diri maupun lingkungan,
perlu lebih intensif menanamkan nilai
sesuai dengan sabda nabi saw: Artinya:
moral yang baik kepadanya. Berikan
“Kebersihan itu sebagian dari iman”
penjelasan mengenai kerugian seks
(HR. imam Muslim,
bebas
Tirmidzi)
seperti
penyakit
yang
Ahmad dan at-
ditularkan dan akibat-akibat secara
Jadi iman merupakan pokok ajaran untuk
emosi.
berbuat secara sehat. Islam menunjukkan
Menurut Tim Majlis Tarjih dan
kebersihan dan kesucian dalam lima bagian,
Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
yaitu: kebersihan dan kesucian rumah dan
(2004), Agama Islam adalah agama yang
pekarangan, badan, pakaian, makanan, serta
diturunkan oleh Alloh yang tersebut dalam
kebersihan dan kesucian ruh dan hati.
al Qur’an dan al-Hadits Shahih (maqbul) berupa perintah dan larangan-larangan serta petunjuk
untuk
kemaslahatan
Secara lebih khusus, perhatian Islam terhadap
masalah kesehatan reproduksi
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 371 Uyun, Z. [hal-356-372]
wanita sedemikian besar, ini tercermin
sehat, baik secara fisik maupun
dalam hal:
mental.Alloh swt dalam al-Qur’an
1. Pelarangan berduaan antara laki-laki
menegaskan kondisi wanita yang
dan perempuan yang bukan mahrom.
hamil dalam keadaan lemah yang
“ Janganlah sekali-kali seorang lakilaki berdua-duaan dengan seorang wanita ditempat yang sepi kecuali jika ada mahrom’. (HR. Imam Bukhori)
bertambah lemah (QS. Lukman: 13
Pelarangan ini merupakan tindakan preventif agar tidak terjadi perzinahan (hubungan pernikahan)
seksual
di
yang
luar
merupakan
perbuatan terlarang. Dampak yang ditimbulkan dari perzinahan adalah dapat menyebabkan kehamilan yang tidak
dikehendaki,
dilakukan aborsi. agar
wanita
reproduksinya
lebih
lanjut
Dengan demikia
menjaga
kesehatan
sehingga
menjalankan fungsi
dapat
reproduksinya
secara sehat dan bertanggung jawab. 2. Islam
menganjurkan
pernikahan
sebagai bentuk perlindungan agar reproduksi bertanggung
menjadi
sehat
jawab,
dan tidak
berhubungan ketika istri sedang haid (QS.
Al-Baqarah:
222),
yang sangat besar terhadap kondisi tersebut, maka wanita hamil dan menyusui diperbolehkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan. 3. Islam memberi petunjuk pada wanita agar reproduksi dilakukan
dengan
mengatur jarak kelahiran. Hal ini bentuk antisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, seperti meninggal ketika
melahirkan
.
Juga
untuk
memenuhi kebutuhan bayi akan air susu ibu. “Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”. (QS. Al-Baqarah: 233) “Mengandungnya sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan” (QS. Al-Ahqof: 15). Artinya jarak kelahiran bisa terjadi kurang lebih tiga tahun.
dan
memberikan hak pada wanita untuk mendapatkan perlakuan yang baik dari semua pihak, seperti hak untuk mendapatkan pelayanan
dan al-Ahqof: 15). Karena perhatian
kesehatan
pada saat hamil dan menyusui. Dalam hal ini suami berkewajiban menjaga istrinya yang sedang hamil atau menyusui agar selalu dalam keadaan
Simpulan Pendidikan
kesehatan
reproduksi
bertujuan sebagai upaya bagi remaja untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan perilaku positif tentang kesehatan reproduksi meningkatkan
dan
seksualnya,
derajat
serta
reproduksinya.
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
372 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013
sejak usia dini dalam rangka membentengi
orang lain atau akses informasi dari media
diri agar terhindar dari kehamilan di luar
massa tentang seks. Pendidikan kesehatan
pernikahan saat anak-anak tumbuh menjadi
remaja
remaja dan saat dewasa kelak. Anak-anak
hendaknya diberikan dengan prinsip kasih
dan remaja perlu mendapatkan informasi
sayang, keterbukaan, keseimbangan, dan
yang tepat dari orangtuanya, bukan dari
integritas.
yang diberikan oleh orangtua
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Termajahnya (2008). Semarang: PT karya Toha Putra Anisa, R. (2013) http://rifkaanisa.blogdetik.com/2013/01/21/problematika-aborsi-di-indonesia/ Diakses tanggal 3 Mei 2013 Gunarsa, YSD. (2005). Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia Hawari, D. (2006). Aborsi: Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Nurohmah, A. (2013). Pentingnya Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini Dalam Keluarga. http://psg.uii.ac.id/index.php/RADIO/Amin-Nurohmah.html. Diakses tanggal 21 April 2013 Soetjiningsih. (2007). Tumbuh kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV Sagung Seto Syahidin. (2005). Aplikasi Metode Pendidikan Qur’ani Dalam Pembelajaran Agama di Sekolah. Tasikmalaya: Pondok Pesantren Suryalaya Tim Majlis tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2004). Tanya Jawab Agama Jilid 3. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Pers Suara Muhammadiyah. Tanpa nama. (2012). “Banyak Siswi SMP-SMA Aborsi” http://www.tempo.co/read/news/01/31/173458110/2012-Banyak-Siswi-SMP-dan-SMAAborsi. Diakses Tanggal 13 April 2013 http://www.hidayatjayagiri.net/2013/01/memahami-fungsi-dan-peran-orang-tua/html. Diakses tanggal 13 April 2013 http://www.tempo.co/read/news/ 01/31/173458110/2012-Banyak-Siswi-SMP-dan-SMA-Aborsi Jum’at 3 Mei 2013