PERAN MALAIKAT DALAM KITAB SUCI (Studi Komparatif Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama)
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Perbandingan Agama (Ushuluddin) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S. Ud).
Oleh: JOKO MARYANTO NIM: H 000 090 013 NIRM: 09/X/02.4.3/0013
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
Judul
Nama NIM Fakultas
: PERAN MALAIKAT DALAM KITAB SUCI (Studi Perbandingan Kitab Suci Al-Qur’an Dan Perjanjian Lama) : Joko Maryanto : H 000 090 013 : Fakultas Agama Islam
ABSTRAK Malaikat adalah salah satu makhluk rohani yang di informasikan di dalam kitab suci agama-agama Samawi. Malaikat secara umum bertugas sebagai utusan Allah SWT untuk menyampaikan firman-firman-Nya. Malaikat merupakan makhluk yang istimewa, meskipun malaikat merupakan makhluk rohani, dengan perintah dan seizin Allah, malaikat juga dapat menampakkan diri dalam wujud manusia. Hal ini biasanya terjadi ketika para malaikat mendapatkan tugas dari Allah untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya, sebagaimana di kisahkan didalam kitab suci agama-agama Samawi, termasuk di dalamnya adalah Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Selain itu mereka juga memiliki peran yang lain baik di alam ruh maupun alam manusia. Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama banyak ayat-ayat yang menceritakan tentang malaikat. Akan tetapi, informasi yang diberikan dari masing-masing kitab suci tersebut terdapat kesejajaran dan ada pula perbedaannya, baik dari pengertian, kedudukan serta tugas para malaikat. Penelitian ini membahas tentang malaikat dalam kitab suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama, dan spesifik pada pembahasan peran malaikat dalam kedua kitab suci tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) karena data-data yang digunakan ialah data-data yang dikumpulkan dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku, artikel, serta jurnal ilmiah. Data yang dikumpulkan dengan tehnik dokumenter yang kemudian disimpulkan secara kualitatif komparatif dan disipulkan secara deduktif. Dari hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa terdapat kesejajaran dan perbedaan dari peran malaikat dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Dalam hal pemaknaan kata malaikat terdapat kesejajaran antara Al-Qur’an dan Perjanjian Lama yakni sebagai utusan Allah. Dari segi kedudukan dan tugas malaikat sebagian terdapat kesejajaran dan sebagian lainnya terdapat perbedaan. Kata Kunci: Peran Malaikat, Al-Quran, Perjanjian Lama
Selain Al-Qur’an, di dalam
A. Pendahuluan Sosok
sering
Perjanjian Lama juga mengisahkan
dibicarakan dalam kitab suci Al-
peran malaikat sebagai utusan yang
Qur’an dan Perjanjian Lama, baik
menyampaikan
dari sisi sifat keghaibannya maupun
kepada
tentang misi penurunan wahyu
peristiwa-peristiwa penting kepada
Allah kepada para rasul, serta
orang-orang
tugas-tugas yang lain yang harus
mewartakan iman,2 salah satunya
dijalankan sebagai wujud ketaatan
yaitu kisah tentang malaikat yang
terhadap penciptanya.
menghalangi Abraham yang akan
akan
malaikat
perintah
manusia,
Allah
mengabarkan
pilihan
yang
Di dalam Islam, percaya
menyembelih anaknya Ishak, atas
adanya
perintah Allah (Kel. 22: 11), serta
malaikat
adalah
kewajiban bagi orang-orang yang
tugas-tugas lainnya.
beriman.1 Sebab di dalam AlQur’an
disebutkan
Meskipun di dalam AlQur’an dan Perjanjian Lama sama-
bahwa
malaikatlah yang menjadi perantara
sama
dalam menyampaikan firman-Nya
malaikat, namun Al-Qur’an dan
kepada
Perjanjian Lama bukanlah satu
para
rasul,
sehingga
menceritakan
menafikkan para malaikat, berarti
kesatuan
menafikkan
merupakan kitab suci yang berbeda
pula
firman-firman
(wahyu) Allah.
kitab
suci,
tentang
keduanya
yang menjadi sumber ajaran bagi umat yang berbeda pula. Maka dari
1
Muhammad Na’im Yasin, Yang Menguatkan Yang Membatalkan Iman, Terj.Abu Fahmi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1990), hlm. 174.
2
Darmawijaya, Malaikat-Malaikat dalam Kitab Suci, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010), hlm. 14.
1
2
itulah mengapa perlu dilakukan
Kitab
kajian
Perjanjian Lama.
untuk
mengetahui
akan
adanya kemungkinan kesejajaran
Suci
Adapun ini
Al-Qur’an
dan
manfaat
dari
maupun perbedaan peran malaikat
penelitian
adalah
dapat
dalam Al-Qur’an dan Perjanjan
menambah khazanah keilmuan bagi
Lama.
pembaca serta bermanfaat dalam Berdasarkan latar belakang
upaya meningkatkan keimanan dan
masalah yang telah diuraikan di
ketaqwaan kita terhadap Allah
atas,
SWT,
maka
penulis
menyusun
masalah
dengan
pengetahuan terhadap salah satu
mengelompokkan ayat-ayat tentang
rukun iman dalam Islam, yaitu
malaikat di dalam Al-Qur’an dan
iman kepada Malaikat Allah.
rumusan
Perjanjian Lama. Hal ini dilakukan
dengan
memperdalam
Sejauh
pengetahuan
untuk mengetahui peran malaikat
penulis, belum ditemukan skripsi
dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan
yang
Perjanjian Lama. Setelah diketahui
perbandingan malaikat menurut
peran malaikat di dalam kedua
Al-Qur’an dan Perjanjian Lama,
kitab suci tersebut maka penulis
meskipun cukup banyak buku-
akan
buku
mengkomprasikan
data
membahas
tentang
yang membahas
keduanya, sehingga dapat diketahui
malaikat.
adnya
maupun
penulis temukan hasil karya ilmiah
perbedaan peran malaikat dalam
sebelumnya berupa skripsi dan
kesejajaran
Adapun
tentang
yang sudah
3
buku-buku
yang
membahas
tentang malaikat yaitu antara lain: Khoirun Nashikin (2008,
mengunakan sebuah metode yaitu analitik dan menitik beratkan pada pola tafsir bil maṡur dan bi ra'yi.
IAIN Walisongo Semarang) dalam
Sehingga
skripsinya yang berjudul Malaikat
memberikan
dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi
malaikat
Komparatif Penafsiran Muhammad
watak/keadaan/atau karakter yang
Husein Thabathaba'i dalam Tafsir
non
Al-Mizan dan Fakhr Ar-Razi Alam
dikatakan
Tafsir
imaterial.
Mafatih
Al-Ghaib),
menyimpulkan bahwa Muhammad
Fakhr
ar-Razi
pengertian
tentang
sebagai
materi,
satu
sehingga
makhluk
malaikat
impersonal
Malaikat-Malaikat
Dalam
Husein Thabathaba'i menggunakan
Kitab Suci, karya St. Darmawijaya.
metode tafsir bil Qur'ān dengan
Dalam buku ini membahas kajian
pendekatan
menitik
tentang paham malaikat dalam
beratkan pada aspek filosofis dan
kitab suci (alkitab), antara lain
sosiologis,
yakni
ra'yu
dan
sehingga
tentang
malaikat
ditawarkannya
pun
rasional,
yakni
bahwa
malaikat
penafsiran yang cenderung
mencakup
malaikat, dalam
pengertian
kisah-kisah
kitab
suci,
malaikat
tugas
para
menyimpulkan
malaikat dalam Perjanjian Lama
hakikatnya
maupun dalam Perjanjian Baru
merupakan esensi dari nur (cahaya)
serta paham malaikat dalam kisah-
jadi malaikat bersifat
kisah kuno.
personal
imaterial. Sedangkan Fakh ar-Razi
4
Berdasarkan data-data yang penulis peroleh, belum ditemukan
sekitarnya yang disebut sebagai dalil.
penelitian yang terdahulu, yang
Penyimpulan
dari
tanda
meneliti tentang peran malaikat
atau dalil itulah yang diajukan
dalam Al-Qur’an dan Perjanjian
sebagai jalan untuk mengetahui
Lama. Sehingga penulis menyusun
yang ghaib. Karena tanda-tanda ini
penelitian ini dengan judul “ Peran
berupa hal-hal yang diketahui yang
Malaikat dalam Kitab Suci (Studi
ada di sekitar manusia, sementara
Komparatif Kitab Suci Al-Qur’an
yang dituju adalah pengetahuan
dan Perjanjian Lama)”.
akan sesuatu yang ghaib maka cara merupakan
seperti itu disebut Bisysyahidi ‘alal
termasuk hal yang ghaib dan tidak
ghaibi al-istidlal. Dalil digunakan
dapat diindera namun bukan berarti
untuk mengetahui sesuatu yang
malaikat tidak dapat dipelajari.
tidak dapat diketahui secara daruri
Dalam
(ilmu pasti). 3
Malaikat
hal
ini
‘Abd
al-Jabar
Kata
mengemukakan pendapat bahwa
‘peran’
di
dalam
yang ghaib memang tidak ada yang
Kamus Besar Bahasa Indonesia
dapat mengetahui secara langsung,
(KBBI) memiliki arti seperangkat
namun untuk dapat mengetahui hal
tingkat (aktifitas) yang diharapkan
yang ghaib dapat dilakukan melalui
dimiliki
penyimpulan
seseorang
yang
berdasarkan
pengetahuan atas yang hadir di 3
Machasin, Al-Qadi Abd al-Jabbar, Mutasyabih al Qur’an: Dalih Rasionalitas AlQur’an, (Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2000), hlm. 63-64.
5
berkedudukan
di
dalam
suatu
masyarakat (kelompok).4 Dalam
informasi akan sejarah lahirnya suatu agama.
pengertian
ini
1. Al-Qur’an
berarti ada dua hal yang sangat
Secara harfiyah Al-Qur’ān
penting bila membahas tentang
berarti ‘bacaan’.5 Secara definisi
peran, yakni tentang kedudukan
Al-Qur’an adalah merupakan kitab
seseorang,
dan
seseorang
itu
kelompok.
Akan
juga
tugas
suci agama Islam yang berisi
dalam
suatu
firman-firman Allah SWT yang
tetapi
dalam
diturunkan
kepada
penelitian ini yang akan dibahas
Muhammad
SAW
bukanlah kedudukan dan tugas
perantara
seseorang (manusia), melainkan
dengan
kedudukan serta tugas salah satu
Arab, yang terdiri dari 114 surat
makhluk Allah, yakni malaikat.
dan terhimpun dalam mushhaf
Istilah kitab suci sangat
yang
malaikat
melalui Jibril
menggunakan
dimulai
nabi
dari
a.s,
bahasa
surat
Al-
identik dipahami dengan sumber
Faatihah dan diakhiri dengan surat
ajaran suatu agama. Setiap agama
An-Naas,
baik
ibadah yang mendekatkan diri
samawi
memiliki
kitab
maupun suci
sumber
ajaran
selain
merupakan
ardhi sebagai
Tujuan Allah menurunkan Al-Qur’an ialah sebagai pedoman 5
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm. 667.
sebagai
manusia kepada-Nya.6
masing-masing sumber
bacaannya
Abuddin Nata, Al-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 54. 6 Tim Dosen PAI UNY, Din Al-Islam, hlm. 21.
6
bagi
seluruh
umat
manusia,
yang
dianggap
kanonik
penyejuk qalbu, solusi dari semua
sah/diakui
sedang
masalah,
diantaranya
dianggap
dan
kebaikan
bagi
2
atau kitab
Apokrif
seluruh Alam (QS. Al-An’aam:
(tidak
sah/tersembunyi).
155; QS. An-Nahl: 89).
Sedangkan Perjanjian Lama yang
2. Perjanjian Lama
digunakan umat Protestan adalah
Pada awalnya Perjanjian
Perjanjian Lama Ibrani terdiri dari
Lama adalah kitab suci agama
39 Kitab, sedang 9 kitab lainnya
Yahudi. Perjanjian Lama secara
digolongkan kitab Apokrif.8
garis besar berisi tentang riwayat
Di dalam Perjanjian Lama
sejak nabi Adam hingga masa
Ibrani terdiri dari 3 bagian, yaitu
dekat sebelum nabi Yahya, sedang
Kitab
bagian Alkitab yang lain yaitu
Kitab-kitab, yang kemudian orang-
Perjanjian Baru berisi
orang
tentang
Taurat,
Nabi-Nabi,
Yahudi
dan
menyebutnya
riwayat setelah nabi Yahya/ Yahya
dengan TENAK/ TANAKH (Thora,
Pembaptis hingga kisah penyaliban
Nebiim, Ketubim).9
Yesus hingga kenaikan Yesus ke
3. Malaikat Dalam Al-Qur’an
Surga.7
Secara
bahasa,
kata
Umat
malaikat atau malāikah ( ) مالءكة
Katolik menggunakan Perjanjian
adalah bentuk jamak dari kata
Didalam
Alkitab
Lama terjemahan Yunani, dengan susunan yang terdiri dari 46 kitab 8
7
Djarnawi Hadikusuma, Sekitar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Persatuan, t.t), hlm. 5.
Djarnawi Hadikusuma, Sekitar, hlm. 7. J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), hlm. 9. 9
7
)ملك.10 Ada yang
dalam segi pengertiannya dalam
berpendapat bahwa kata malak
bahasa agama adalah makhluk
terambil
halus
malak (
dari
kata
alaka,
yang
diciptakan
dari
mal’ākah , dan ma’lak. Dari
cahaya yang dapat berbentuk
akar kata tersebut diperoleh
dalam
malā’ik,
perkataan
karena
aneka
bentuk,
taat
mematuhi perintah Allah dan
mereka adalah utusan Allah.
tidak
Ada juga yang berpendapat
untuk
bahwa kata malak terambil dari
(membangkang) dari perintah-
kata la’aka dan mal’ākah yang
perintah-Nya.13
berarti
‘pesan’.11
Sehingga
memiliki
kemampuan mengingkari
4. Malaikat Dalam Perjanjian
dapat diartikan bahwa malaikat
Lama
adalah makhluk Allah yang
Istilah
malaikat
bertugas menyampaikan pesan
bukanlah istilah yang berasal
dari
dari kosakata bahasa Indonesia.
Allah
SWT
kepada
makhluk-Nya.12 Banyak berpendapat
bahwa
Istilah malaikat dirujuk dari ulama
bahasa Ibrani yaitu malakh
malaikat
yang sedangkan
berarti dalam
utusan,14 bahasa
10
H.G. Abdurrasyid, dan A.F. Hidayat, Kamus Lengkap Arab-Indonesia, IndonesiaArab (Kontekstual-Aplikatif), (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 172. 11 Umar S. Al-Asyqar. Menyingkap Rahasia Alam Malaikat Menurut Al-Qur’an dan Sunnah. Terj. Supriyanto Abdullah, (Yogyakarta: Kreasi Total Media, t.t). hlm. vii. 12 H. M. S. Projodikoro, Makhluk Ghaib dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pilar Media, 2009), hlm. 18.
Inggris malaikat disebut dengan kata angels yang dirujuk dari bahasa Yunani yaitu aggelos 13 14
Ibid, hlm. 20. Darmawijaya, Malaikat, hlm. 13.
8
yang juga memiliki arti ‘utusan
digunakan dalam penelitian ini,
Allah’.15
yakni dengan mengelompokkan
Malaikat makhluk manusia, merupakan
bukanlah
jasmaniah namun
seperti malaikat
makhluk
ayat-ayat
yang
mengisahkan
tentang
peran
malaikat
Kitab
Suci
Al-Qur’an
dalam dan
rohani
Perjanjian Lama. Kemudian dari
(Ibr. 1: 14). Sebagai makhluk
ayat-ayat tersebut dianalisis agar
rohani malaikat tidak dapat
menemukan kemungkinan adanya
terdeteksi oleh panca indera
kesejajaran dan perbedaan peran
manusia,
karena
malaikat
malaikat dalam Kitab Suci Al-
bersifat
nonfisik
atau
Qur’an dan Perjanjian Lama yang
immaterial. Namun keberadaan
mencakup
pengertian
malaikat,
malaikat harus difahami sebagai
kedudukan malaikat, serta tugas
wujud spiritual bukan wujud
malaikat.
secara material.16 Berdasarkan landasan teori
B. Model Penelitian
tersebut, kemudian perlu dilakukan
Penelitian
pengembangan lanjut
sebagai
penerapan
teori
tindak yang
dalam
penelitian
ini
termasuk
kepustakaan
(Library Research) karena data yang akan diteliti berupa naskah-
15
Gerald O’Coliins dan Edward G. Farugia, Kamus Teologi (Judul Asli: A Concise Dictioanry of Theology), Terj. I. Suharyo, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996), hlm. 186. 16 Mortimer Adler, Angel and Us, Perjumpaan Dengan Malaikat, (Jakarta: Penerbit Teraju Mizan, 2005), hlm. 45.
naskah, buku-buku, atau majalah-
9
majalah
yang
bersumber
dari
khasanah kepustakaan.17 Pendekatan
pengalaman dan konsepsi-konsepsi keagamaan dengan memilih dan
yang
digunakan dalam penelitian ini
menganalisis
metode
yang
dan
perbedaan antar agama.19
adalah metode komparatif yaitu suatu
kesejajaran
Metode pengumpulan data
berusaha
yang digunakan pada penelitian ini
memperbandingkan agama secara
adalah teknik dokumenter. Teknik
umum atau gejala-gejala agama
dokumenter
(unsur agama) tanpa memihak,
pengumpulan
karena
didapatkan
dalam
hidup
manusia
ialah data melalui
terdapat unsur-unsur yang dapat
dokumen tertulis
diuraikan dalam
teknik yang dokumen-
yang berupa
atau
diklasifikasikan
arsip-arsip, ayat-ayat dalam kitab
lingkup
struktur-struktur
suci, buku-buku, majalah, biografi,
fundamental yang memiliki arti
autobiografi,
fenomena tersendiri.18
harian, prasasati, teori, hukum-
Membandingkan agama
dengan
bertujuan menentukan fundamental
17
satu
hukum,
dan
lain-lain
yang
lainnya
mencapai
dan
penelitian guna memperoleh data-
struktur
yang
data penelitian yang relevan dan
pengalaman-
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 54. 18 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm. 41.
dengan
catatan
agama
dari
berhubungan
memoar,
masalah
akurat.20
19
Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama (Sebuah Pembahasan Tentang Methodos dan Sistima), (Yogyakarta: Yayasan Nida,1970), hlm 6-7. 20 Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
10
Pada penelitian ini model
kemudian
disimpulkan
secara
analisis yang digunakan yakni
deduktif, yaitu cara menganalisis
model
kualitatif
data dari uraian permasalahan yang
menekankan
umum disimpulkan ke khusus
analisis
komparatif keaslian
yang
dan
perlakuan
kepastian
manipulatif)
(tanpa
sehingga penyajian hasil penelitian
dalam
ini
dapat
difahami
dengan
menggambarkan fenomena sosial
mudah.22
secara holistic. Metode komparatif
permasalahannya adalah mengenai
menggambarkan tentang tipe-tipe
peran malaikat dalam Kitab Suci
yang
Al-Qur’an dan Perjanjian Lama.
berbeda
kelompok
dari
kelompok-
fenomena,
yang
membawa
ke
kesamaan-kesamaan (titik temu)
C. Hasil
dan
Pembahasan 1. Kedudukan Malaikat Dalam Al-Qur’an
pola-pola yang khas dari tingkah
Lama
laku.21
dan
Dalam yang
ini
Penelitian
dan perbedaan-perbedaan, dalam
Data
hal
untuk
menentukan secara analitis faktorfaktor
Dalam
telah
malaikat
Perjanjian
Al-Qur’an
merupakan
hamba
dikumpulkan dari sumber-sumber
Allah SWT yang sangat taat
di atas kemudian dianalisis secara
akan segala perintahnya dan
kualitatif
disucikan dari kesyahwatan,
dan
komparatif,
terhindar Humaniora Pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 234. 21 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi, hlm. 39.
22
dari
keinginan-
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 47.
11
keinginan yang timbul akibat
Dengan demikian ada
hawa nafsu, serta terhindar dari
kesejajaran kedudukan malaikat
dosa dan salah.23
dalam Al-Qur’an dan perjanjian
Dalam Perjanjian Lama
lama,
yakni
malaikat
malaikat, malaikat merupakan
merupakan
utusan
tugas
melayani-Nya dan menjalankan
ataupun misi-misi tertentu.24
perintah-Nya, namun ternyata
Selain sebagai utusan juga
terdapat perbedaan pula dalam
memiliki kedudukan sebagai
kedudukannya,
pelayan dan bala tentara Allah
Qur’an
yang
kepada
makhluk yang taat dan tidak
perintahnya (Mzm. 29: 1-2),
membangkang, namun dalam
meskipun ada pula malaikat
Perjanjian
yang menyalahi kodrat akibat kesombongannya
Allah
sangat
untuk
taat
sehingga
hamba
yang
dalam
malaikat
Al-
merupakan
Lama
ternyata
malaikat
memiliki
kehendak
bebas
sehingga
dapat
dibuang oleh Tuhan ke dunia
membangkang dari perintah-
untuk
Nya
menjadi
setan
yang
menjerumuskan manusia dan menjadi simbol keburukan atau kejahatan (Yes. 14: 12-15).
dan
akhirnya
menjadi
setan. 2. Tugas Malaikat Dalam AlQur’an dan Perjanjian Lama Secara garis besar tugas
23
Sayid Sabiq, Aqidah Islam (Ilmu Tauhid), (Bandung : CV. Diponegoro, 1999), Hlm. 174. 24 J.L. Ch. Abineno, Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), hlm. 41.
malaikat adalah menjalankan perintah-Nya
baik
yang
12
berhungan dengan tugas di
neraka (Q.S. Az-Zumar: 71-72;
alamnya, maupun tugas yang
QS. Al-Mudatstsir: 31; QS.
berhubungan dengan manusia.
Az-Zukhruf:
Kemudian jika ditinjau dari
sangkakala yang menjadi tanda
ayat-ayat
yang
Al-Qur’an
hari
77),
kiamat
meniup
serta
hari
berkenaan dengan malaikat,
kebangkitan (QS. Az-Zumar:
adapun
para
68), menyampaikan firman-
sebagai
firman-Nya kepada Nabi dan
berikut; bertasbih mensucikan
Rasul-Nya (QS. Al-Baqarah:
nama-Nya dari ketidak laziman
97),
(QS. Al-Anbiyaa : 20; QS. Al-
perbuatan manusia (QS. Al-
A’raaf: 206, QS. An-Nahl: 49;
Infithaar: 10-12), meneguhkan
QS. Az-Zumar: 75; QS. Ash-
hati orang-orang yang beriman
Syuraa:
(QS.
tugas-tugas
malaikat
adalah
5),
memikul
mencatat
Al-Anfaal:
singgasana Arsy dimana Allah
mendo’akan
SWT
memohonkan
bertahta
(QS.
Al-
Mu’min: 7; QS. Az-Zumar: 75;
orang-orang
QS. Al-Haqqah: 17), menjaga
(QS.
pintu surga dan memberikan
melindungi
salam kepada penghuni surga
orang-orang
(QS.
Ar-Ra’du:
menjaga menyiksa
pintu para
23-24),
neraka
dan
penghuni
setiap
amal
12), serta
ampun yang
beriman
Al-Ahzab: dan yang
bagi
43),
membantu beriman
(QS. Al-Ahzab: 43), melaknat dan
menjatuhkan
hukuman
bagi orang-orang kafir (QS.
13
Al-Baqarah: 161-162; QS. Ali
gembira atau peristiwa penting
‘Imran: 87-88; QS. Al-Baqarah
(Kej. 16: 11, Hak. 13: 3-5),
210; QS. Al-Furqaan: 25-26;
melindungi orang-orang yang
Al-Anfaal:
QS.
percaya (Yos. 5: 13-15; 2 Raj.
Muhammad: 27; QS. Al-Hijr:
6: 17-18), serta menjatuhkan
6-8; QS. Al-‘Alaq: 18), serta
hukuman
mencabut
setiap
kafir dan durhaka (Kej. 19: 1-
makhluk-Nya (QS. As-Sajdah
3; Kej. 19: 15 ; Kej. 24: 7; Kej.
11).
28: 12; 2Sam. 24: 16-17; 2Raj.
50;
nyawa
Kemudian,
orang-orang
dalam
19: 35; 1Taw. 21: 12-30;
Perjanjian Lama, adapun tugas
2Taw. 32: 21; Mzm. 78: 49;
malaikat
Yes. 37: 36.
yang
di
bagi
dikisahkan
dalam kitab-kitab Perjanjian Lama adalah sebagai berikut; menyembah
dan
menjadi
3. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan
pelayan bagi-Nya (Mzm. 29: 1-
Berdasarkan
uraian-
2; Mzm. 103: 20-21; Dan. 7:
uraian data dan analasis data
10),
yang sudah dilakukan maka
menjaga
pintu
surga
(Taman Eden) (Kej. 3: 24),
dapat
sebagai perantara/ penyampai
mengenai
perintah-Nya kepada manusia
Dalam
(Kis.7: 53, Gal. 3:19, Ibr. 2: 2),
Perbandingan Kitab Suci Al-
sebagai
penyampai
kabar
ditarik
kesimpulan
Peran
Kitab
Suci
Malaikat (Studi
14
Qur’an dan Perjanjian Lama)
kedudukan
adalah sebagai berikut:
yakni
a. Ditinjau
dari
pengertian
yang
di
malaikat
berbeda,
dalam
Al-Qur’an
tidaklah
memiliki
malaikat dalam Al-Qur’an dan
kewenangan untuk melawan
Perjanjian Lama, secara bahasa
kehendak-Nya,
kata
selamanya malaikat akan tetap
malaikat
‘utusan’,
kemudian
didefinisikan makna
diartikan
juga
yang
merupakan
jika
memiliki
sehingga
memiliki peran sebagaimana kodratnya
yakni
menjadi
sama,
yakni
makhluk yang taat kepada
makhluk
rohani
perintah Allah. Sedangkan di
yang berperan sebagai utusan
dalam
yang melaksanakan perintah,
malaikat memiliki kehendak
dan menyampaikan berita dari
bebas untuk memilih tetap taat
Allah kepada manusia.
kepada-Nya
b. Dalam perspektif kedudukan, ada
kesejajaran
kedudukan
malaikat di dalam Al-Qur’an
Perjanjian
Lama
atau
menjadi
makhluk yang lebih rendah derajatnya yakni setan. c. Dalam
perspektif
tugasnya,
dan Perjanjian Lama, yakni
secara umum tugas malaikat
sama-sama
dalam
Allah
sebagai
yang
hamba
melayani
dan
Al-Qur’an
maupun
Perjanjian Lama adalah sama-
menjalankan segala perintah-
sama
Nya.
perintah-Nya. Namun dalam
Namun
kesejajaran,
terdapat
selain pula
menjalankan
perinciannya
memang
segala
ada
15
beberapa tugas yang sedikit
Allah,
berbeda, seperti di dalam Al-
Perjanjian Lama tugas malaikat
Qur’an
semacam
ada
malaikat
yang
namun
di
ini
dalam
tidak
ada
bertugas meniup sangkakala,
kisahnya, kemudian di dalam
sedang di dalam Perjanjian
Kitab
Lama tidak ditemukan ayat
malaikat
yang
hal
menjaga neraka dan malaikat
tersebut. Di dalam Al-Qur’an
yang bertugas mencatat amal
ada malaikat yang bertugas
manusia juga tidak terdapat
mencabut nyawa, sedangkan di
dalam Kitab Perjanjian Lama.
menyebutkan
dalam Perjanjian Lama tidak disebutkan
Al-Qur’an yang
ada
bertugas
2. Saran
yang
a. Sebagai umat muslim yang
diberikan
beriman wajiblah kiranya
amanah untuk mencabut nyawa
beriman kepada malaikat,
makhluk-Nya,
serta
secara
malaikat
Suci
khusus
di
dalam
dapat
memahami
Perjanjian Lama hanya disebut
peran
malaikat
tataran iman yang telah Al-
mendatangkan
malaikat
dalam
bentuk
Qur’an jelaskan. Sehingga
hukuman akibat kedurhakaan
dengan memahami peran
maupun kekafiran, di dalam
malaikat
musibah
Al-Qur’an
sebagai
ada
malaikat
dapat
memperdalam
lebih
keimanan
mendoakan dan memohonkan
seorang muslim, utamanya
ampun
rukun iman yang kedua,
(manusia)
kepada
16
yakni
iman
kepada
malaikat.
penulis
dapat
menyelesaikan
penelitian/ skripsi ini.
b. Untuk karya berikutnya,
Penulis
menyadari
mengenai malaikat, penulis
sepenuhnya, bahwa banyak sekali
menyarankan
untuk
kekurangan yang terdapat dalam
membuat judul penelitian
karya tulis ini, meskipun besar
yang lebih mendalam lagi
harapan untuk membuat karya tulis
terkait dengan pemahaman
yang sempurna. Namun penulis
malaikat, karena sesuatu
menyadari, sebagai manusia biasa,
yang ghaib tidaklah mudah
kesalahan
dan
difahami
merupakan
sebuah
secara
logika,
hidup
kekurangan kepastian
sehingga peran kitab suci
dalam
manusia,
karena
sebagai sumber informasi
kesempurnaan hanya milik Allah
akan
hal
yang
ghaib
SWT.
selayaknya
untuk
dapat
sangat mengahrapkan kritik, saran,
dipelajari lebih mendalam.
Maka dari itu penulis
dan sumbangan pemikiran, guna membangun konsep berfikir dan
3. Penutup Alhamdulillahi
berkarya yang lebih baik lagi
Robbil’alamin, puji syukur penulis
kedepannya. Dan akhirnya penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT
berharap semoga karya sederhana
yang telah melimpahkan rahmat
ini dapat bermanfaat bagi pembaca
serta
pada umumnya dan bagi penulis
hidayah-Nya
sehingga
khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrasyid, H.G.. dan A.F. Hidayat. 2005. Kamus Lengkap Arab-Indonesia. Indonesia-Arab (Kontekstual-Aplikatif). Bandung: Pustaka Setia. Abineno, J.L. Ch. 2008. Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Adler, Mortimer. 2005. Angel and Us. Perjumpaan Dengan Malaikat. Jakarta: Penerbit Teraju Mizan. Al-Asyqar, Umar S. t.t. Menyingkap Rahasia Alam Malaikat Menurut Al-Qur’an dan Sunnah. Terj. Supriyanto Abdullah. Yogyakarta: Kreasi Total Media.
Ali, Mukti. 1970. Ilmu Perbandingan Agama (Sebuah Pembahasan Tentang Methodos dan Sistima). Yogyakarta: Yayasan Nida. Blommendaal, J. 1988. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Darmawijaya. 2010. Malaikat-Malaikat dalam Kitab Suci. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dhavamony, Mariasusai.
1995. Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius. Hadikusuma, Djarnawi. tt. Sekitar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Yogyakarta: Persatuan. Lembaga Alkitab Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: Lembaga Akitab Indonesia.
Machasin. 2000. Al-Qadi Abd al-Jabbar. Mutasyabih al Qur’an: Dalih Rasionalitas Al-Qur’an. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta. Nata, Abuddin. 1996. Al-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nazir, Muhammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. O’Coliins, Gerald dan Edward G. Farugia. 1996. Kamus Teologi (Judul Asli: A Concise Dictioanry of Theology). Terj. I. Suharyo. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Projodikoro, H. M. S. 2009. Makhluk Ghaib dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Pilar Media. Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sabiq, Sayid. 1999. Aqidah Islam (Ilmu Tauhid). Bandung : CV. Diponegoro. Sudarto. 1996. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tim Dosen PAI UNY. 2002. Din Al-Islam Buku Teks Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Yasin, Muhammad Na’im. 1990. Yang Menguatkan Yang Membatalkan Iman. Terj. Abu Fahmi. Jakarta: Gema Insani Press.