perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERAN INDUSTRI KECIL KONVEKSI DALAM MENYERAP TENAGA KERJA DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen)
SKRIPSI Oleh : TITIS TRI RAHAYU K8408102
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERAN INDUSTRI KECIL KONVEKSI DALAM MENYERAP TENAGA KERJA DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen)
Oleh : TITIS TRI RAHAYU K8408102
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Sosiologi Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan(5), sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan(6), Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) (7), Dan hanya kepada Rabb-mulah engkau berharap (8). (QS. Al-Insyirah : 5-8)
“Tidak ada kata TIDAK,sebelum mencoba” (Penulis)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Titis Tri Rahayu. PERAN INDUSTRI KECIL KONVEKSI DALAM MENYERAP TENAGA KERJA DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Skripsi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui peran industri kecil konveksi dalam upaya menyerap tenaga kerja di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, (2) Untuk mengetahui peran industri kecil konveksi dalam meningkatkan kesejahteraan warga di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, (3) Untuk mengetahui dampak dari adanya industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi kasus terpancang tunggal. Teknik cuplikan menggunakan purposive sampling dengan cara snowball. Sedangkan dalam pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Trianggulasi data atau sumber digunakan dalam tehnik validitas data, untuk teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yang meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi, sajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya. Berdasarkan hasil penelitian, data disimpulkan bahwa, (1) Industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen memiliki kemampuan dalam menyerap tenaga kerja yang ada di desa Gebang, tenaga kerja yang terserap tidak harus berpendidikan tinggi yang terpenting memiliki ketrampilan khususnya menjahit, (2) Industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen dapat memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat desa Gebang khususnya di sekitar industri kecil konveksi yaitu dengan membuka usaha di rumah mereka untuk menambah penghasilan. Terpenuhinya kebutuhan mereka sehari-hari merupakan ukuran tingkat kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat desa Gebang, (3) Dengan adanya industri kecil konveksi memiliki dampak positif yaitu terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan negatif yaitu berpotensi konflik antara penduduk asli Gebang dengan pendatang. Kata Kunci : Ketrampilan, Kesejahteraan, lapangan pekerjaan, konflik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAC Titis Tri Rahayu. THE ROLE OF CONVECTION IN A SMALL INDUSTRIAL LABOR AND IMPROVE ABSORBING WELFARE SOCIETY. Thesis: Faculty of Education and Pedagogy University of Surakarta of March, in July 2012. The purpose of this study were (1) To determine the role of small industries convection in the absorption of labor in the village of Gebang Masaran Sragen district, (2) To determine the role of convection in a small industry to improve the welfare of residents in the village of Gebang Masaran Sragen district, (3) for the effects of convection in a small industrial village Masaran Sragen Gebang district. This study uses a descriptive qualitative methods with case studies of single spikes. Samples using a purposive sampling technique by snowball. While the collection of data using observation, interview and documentation. Triangulation of data or sources used in the technical validity of the data, for data analysis techniques using interactive analytical model that includes four components, namely data collection, reduction, presentation of data, and drawing conclusions and verification. Based on the results of the study, data was concluded that, (1) Industrial convection in a small village Masaran Sragen Gebang district has the ability to absorb labor in the village Gebang, workers absorbed should not be educated, especially the most important sewing skills, (2) convection in a small industrial village Masaran Sragen Gebang district may provide new jobs for rural communities in particular Gebang convection around a small industry that is by opening a business in their home for income. Fulfillment of their daily needs is a measure of the level of economic prosperity for rural communities Gebang, (3) With the convection of small industries have a positive impact that the opening of new jobs for the community and the negative potential conflict between the natives and the migrants Gebang. Keywords: Skills, welfare, employment, conflict
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada ALLAH, karya ini saya persembahkan untuk: 1. Orang tuaku Ibu (almh) dan Bapak tercinta Terima kasih dengan segala limpahan doa, kasih sayang, perhatian, semangat, serta segala yang telah tercurahkan 2. Mas Agus, Mbak Betha dan Randy Terima kasih karena senyum kalian memberikan semangat dalam mengerjakan tugas ini 3. Bayu Seto Asmoro Terima kasih yang tulus dan sabar dalam setiap kebersamaan dan memberikan semangat 4. Teman-teman Sosiologi Antropologi 2008 5. Almamater
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini pada akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan guna menempuh dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mengalami hambatan dan rintangan, namun peneliti banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dekan dan Pembantu Dekan I, II dan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2. Drs. Saiful Bachri, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta; 3. Drs. MH Sukarno, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta; 4. Dr. Zaini Rahmad, M.Pd, selaku pembimbing I, Drs. MH Sukarno, M. Pd, selaku pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan motivasi, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan; 5. Atik Catur Budiati, S.Sos. MA selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi Sosiologi Antropologi FKIP UNS; 6. Kepala Desa Gebang, perangkat desa, dan masyarakat sekitar desa Gebang, dan pemilik Industri kecil konveksi terima kasih telah membantu dalam memperoleh data penelitian; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah membantu demi lancarnya penulisan skripsi ini. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Peneliti mengharapkan kritik, saran dan petunjuk yang bersifat membangun dari pembaca. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat.
Surakarta,
Penulis
commit to user
2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI JUDUL ............................................................................................................
i
PERNYATAAN................................................................................................
ii
PENGAJUAN...................................................................................................
iii
PERSETUJUAN .............................................................................................
iv
PENGESAHAN ..............................................................................................
V
ABSTRAK .......................................................................................................
vi
ABSTRACT......................................................................................................
vii
MOTTO.............................................................................................................
viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
xvii
BAB I . PENDAHULUAN ...............................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
B. Perumusan Masalah ............................................................ C. Tujuan Penelitian.................................................................
6 6
D. Manfaat Penelitian...............................................................
6
BAB II. LANDASAN TEORI.................................................................... commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Tinjauan Pustaka ...............................................................
8
1. Tinjauan tentang Industri............................................
8
2. Tinjauan tentang Tenaga Kerja....................................
21
3.
Tinjauan tentang Kesejahteraan Masyarakat.............
25
B. Penelitian yang Relevan.....................................................
27
C. Kerangka Berfikir...............................................................
29
BAB III. METODE PENELITIAN..........................................................
30
A. Tempat dann Waktu Penelitian .........................................
30
B. Bentuk dan Strategi Penelitian....................................... .....
31
C. Sumber Data........................................................................
33
D. Tehnik Pengambilan Informan ..........................................
34
E. Tehnik Pengumpulan Data....................................................
35
F. Validitas Data........................................................................
36
G. Analisis Data..........................................................................
36
H. Prosedur Penelitian................................................................
38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................
40
A.
Deskripsi Lokasi Penelitian................................................... 40
B.
Sajian data..........................................................................
C.
Hasil Temuan Lapangan..................................................... 60
D.
Pembahasan................................................... ....................
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI commit DAN to userSARAN
................................
44
61 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A.
Kesimpulan..........................................................
70
B.
Implikasi..............................................................
71
C.
Saran....................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................
74
LAMPIRAN....................................................................................
76
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
3.1
Waktu Penelitian ..............................................................
44
4.1
Berdasarkan Umur............................................................
75
4.2
Jenis Pekerjaan..................................................................
76
4.3
Tingkatan Pendidikan.......................................................
78
4.4
Sarana pendidikan.............................................................
81
4.5
Penganut Agama...............................................................
82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
1
Skema Kerangka Berpikir .............................................
29
2
Tempat Industri Kecil Konveksi.. ..................................
50
3
Rumah dan mobil milik pemilik industri kecil konveksi..........................................................................
56
4
Usaha Milik Ibu Sm (warung makan)...........................
58
5
Usaha Milik Mbak Um (Counter Pulsa)........................
78
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
`DAFTAR LAMPIRAN
1
Daftar Pertanyaan......................................................
76
2
Fieldnote....................................................................
79
3
Dokumentasi..............................................................
105
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya adalah proses perubahan yang berlangsung terus menerus menuju ke arah kondisi yang lebih baik. Seiring dengan perkembanganan zaman dan teknologi, pembangunan akan semakin lancar pelaksanaannya dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Kondisi tersebut akan membawa dampak terhadap perekonomian negara. Untuk itu setiap negara harus mampu menciptakan mekanisme perekonomian yang mampu menopang kehidupan masyarakatnya secara mandiri. Masyarakat yang mempunyai ekonomi kuat dan stabil merupakan tujuan yang diharapkan oleh setiap negara. Perekonomian yang kuat dan stabil harus didahului dengan perjuangan dan pengorbanan untuk mewujudkannya. Terutama bagi negara Indonesia yang merupakan negara berkembang dengan potensi alam dan sumber daya manusia yang besar sedangkan modal dan ketrampilan kurang memadai, sehingga perlu kerja keras untuk mencapai perekonomian yang kuat. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pengangguran yang masih
tinggi. Meski Badan Pusat
Statistik (BPS) menyebut jumlah angkatan kerja pada Februari 2011 mencapai 119,4 juta orang atau bertambah sekitar 2,9 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2010 sebesar 116,5 juta orang. Jumlah tersebut juga bertambah 3,4 juta orang dibandingkan Februari 2010 sebesar 116 juta orang.penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 111,3 juta orang atau bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding pada Agustus 2010 sebesar 108,2 juta orang. Jumlah tersebut bertambah 3,9 juta orang dibanding keadaan Februari 2010 sebesar 107,4 juta orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,12 juta orang atau menurun 470.000 orang dibandingkan Februari 2010 yang sebanyak 8,59 juta orang. Tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2011 mencapai 6,8 persen dari total angkatan kerja atau menurun dibandingkan Agustus 2010 sebesar 7,14 persen dan Februari 2010 sebesar 7,41 persen. Setahun terakhir pada Februari 2010 hingga Februari 2011, hampir semua sektor mengalami kenaikan jumlah pekerja, kecuali pada sektor pertanian dan sektor transportasi. Masing-masing mengalami penurunan jumlah pekerja sebesar 360.000 orang atau 0,84 persen dan 240.000 orang atau 4,12 persen. Sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan Sektor Industri secara berurutan menjadi penampung terbesar tenaga kerja pada Februari 2011. Pada Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh atau karyawan sebesar 34,5 juta orang atau 31,01 persen, berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 21,3 juta orang atau 19,15 persen, dan berusaha sendiri sejumlah 21,1 juta orang atau 19,01 persen. Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2011, sebesar 77,1 juta orang atau 69,28 persen bekerja di atas 35 jam per minggu. Adapun pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 8 jam hanya sebesar 1,4 juta orang atau 1,23 persen. Selain itu, jumlah pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih mendominasi, yaitu 55,1 juta orang atau 49,53 persen. Adapun pekerja dengan pendidikan diploma sebesar 3,3 juta orang atau 2,98 persen, sedangkan pekerja berpendidikan sarjana hanya sebesar 5,5 juta orang atau 4,98 persen. (http://www.kabarsaham.com/2011/bps-pengangguran-turun-jadi-812-juta.html ) Tingginya tingkat pengangguran disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain karena semakin terbatasnya kesempatan kerja yang ada di masyarakat dan terbatasnya penerimaan calon pegawai negeri, serta kasus PHK, hal lain yang perlu dicermati adalah kadang-kadang pengangguran bukan disebabkan oleh karena terbatasnya kesempatan kerja yang ada, tetapi juga pada kenyataannya commit user kita hanya mencari pekerjaan orientasi sebagian besar angkatan kerja toterdidik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bukan berusaha membuka kesempatan kerja dengan usaha mandiri. Kenyataan ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, justru semakin tergantung pada kesempatan kerja yang ada di masyarakat sehingga semangat kewirausahaan perlu ditumbuhkembangkan. Peranan wirausaha dalam konteks ketenagakerjaan dan pembangunan sangat penting, yang mampu menyediakan peluang dan lapangan pekerjaan yang cukup luas. Untuk itu pemerintah indonesia mengeluarkan inpres No. 4/1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK) sebagai salah satu upaya pemerintah untuk merubah budaya masyarakat yang cenderung lebih senang mencari pekerjaan, menjadi masyarakat yang mau berusaha mandiri, inovatif dan kreatif sehingga mampu menciptakan peluang kerja. Kewirausahaan merupakan salah satu upaya untuk menghimpun secara lebih sistematis berbagai aspek untuk memperkaya pengetahuan dan kesadaran sikap mental yang diharapkan berguna bagi pembangunan karakter bangsa. Holt (1992) mengatakan bahwa kewirausahaan adalah suatu proses dari inovasi yang merealisasi sumber-sumber ke peluang-peluang baru sering menciptakan peluangpeluang baru melalui kombinasi-kombinasi yang tak lazim dan ketrampilanketrampilan dari para wirausaha yang berani mengambil resiko. Sedangkan dalam Asri Laksmi Riani, dkk (2005:10) Menurut A. Pekerti (1999) kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Kewirausahaan merupakan tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan yang membuahkan hasil berupa organisasi yang melembaga produktif dan inovatif. Jadi, kewirausahaan bersangkutan dengan kemampuan sesorang untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain dengan berswadaya. Pengembangan jiwa kewirausahaan diharapkan dapat menjadi pendukung lajunya pembangunan bangsa secara fisik maupun non fisik. Ciri-ciri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
wirausahawan yang berhasil menurut Steinhoof dan Burgess dalam Asri Laksmi Riani, dkk (2005:13) adalah memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu pencapaian sasaran (goal) dan memiliki kejelian (vision) dalam bisnis, kemampuan mencapai resiko keuangan dan waktu, memiliki kemampuan di bidang perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaannya, bekerja keras dan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mau dan mampu mencapai keberhasilan, mampu menjalin hubungan baik dengan pelanggan, karyawan, pemasok, bankers dan lain-lain. Timbulnya industri-industri kecil ditengah krisis ekonomi yang sampai saat ini belum berakhir merupakan salah satu indikator telah tumbuhnya budaya kewirausahaan pada masyarakat indonesia. Industri kecil adalah unit usaha yang memperkerjakan 5 sampai 19 orang tenaga kerja. Pengertian ini hanya merupakan pedoman teoritis saja, artinya bukan merupakan pedoman mutlak, karena dalam prakteknya sering dijumpai industri kecil dengan karyawan lebih dari 19 orang. Industri kecil akan bermanfaat jika dikelola dengan baik. Manfaat dari industri kecil antara lain adalah dapat menciptakan peluang usaha yang luas, dapat turut mengambil peranan dalam pendekatan dan mobilisasi tabungan domestik, dan industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan sedang, karena industri kecil menghadirkan produk yang relatif murah dan sederhana, yang biasanya tidak dihasilkan oleh industri besar dan sedang. Oleh karena itu industri kecil perlu dikembangkan dengan baik. Penyebab yang mendukung pentingnya pengembangan industri kecil adalah fleksibelitas yang ditopang oleh kemudahan relatif dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan, relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi yang lain, potensinya terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi pengangguran, serta dalam jangka panjang, peranannya sebagai basis bagi suatu kemandirian pembangunan ekonomi, karena diusahakan oleh pengusaha dalam negeri serta proses produksinya dengan kandungan impor yang rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan demikian industri kecil diharapkan dapat bertahan dari struktur perekonomian indonesia bahkan diharapkan dari waktu ke waktu dapat menunjukan pertumbuhan yang semakin maju. Industri kecil perlu didorong dan dibina menjadi usaha yang semakin berkembang dan efisien sehingga mampu mandiri, dapat meningkatan pendapatan masyarakat, serta memperluas lapangan pekerjaan. Peranan industri kecil terutama yang berada di pedesaan diharapkan dapat memberikan kesempatan usaha yang seluas-luasnya dan tercapainya kesejahteraan
ekonomi,
sehingga
pada
akhirnya
dapat
meningkatkan
perekonomian masyarakat. Industri kecil konveksi di Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen merupakan salah satu industri kecil yang ada didaerah tersebut. Industri kecil konveksi ini merupakan industri kecil yang dapat menyerap tenaga kerja. Usaha industri kecil konveksi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar bahkan tenaga kerjanya berasal dari luar daerah. Apabila keberadaan industri kecil ini dibina dengan baik, maka akan mendapat dampak yang baik pula bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat. Hal ini industri kecil konveksi itu sendiri yang bisa memberikan kontribusi bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Keberadaan industri kecil konveksi tersebut menarik untuk dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam membangun perekonomian bangsa. Pasalnya, industri kecil konveksi merupakan salah satu industri kecil yang menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga dapat menyerap tenaga kerja.sehingga dengan adanya industri kecil konveksi ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil judul “Peran Industri Kecil Konveksi dalam Menyerap Tenaga Kerja dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” (Studi Kasus Di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah Moh. Nazir (2005:111) Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian dan merupakan langkah penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Peran industri kecil konveksi dalam upaya menyerap tenaga kerja di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen? 2. Bagaimana peran industri kecil konveksi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen? 3. Apa dampak dari adanya industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen?
C. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan tertentu sehingga dalam kegiatannya dapat diukur hasilnya. Menurut Suharsimi Arikunta (2006:58) sesuatu yang ingin dicapai merupakan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Peran industri kecil konveksi dalam upaya menyerap tenaga kerja di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. 2. Untuk mengetahui peran industri kecil konveksi dalam meningkatkan kesejahteraan warga di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen 3. Untuk mengetahui dampak dari adanya industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan hal penting karena memberikan gambaran yang jelas dalam menjawab permasalahan. Dalam penelitian ini ada 2 manfaat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu manfaat teoritis (untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan) dan manfaat praktis (berhubungan dengan cara pemecahan masalah secara nyata). 1. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk mengkaji secara ilmiah mengenai kewirausahaan, industri kecil, dan peranannya dalam penyerapan tenaga kerja, sehingga hasilnya dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu kewirausahaan. 2. Manfaat Praktis a. Dapat meningkatkan peranannya bagi pengusaha mengenai industri kecil supaya mampu meraih suatu kesejahteraan ekonomi. b. Dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam melihat perspektif industri kecil konveksi dalam pembangunan sehingga perlu adanya pembangunan sehingga perlu adanya kebijakan yang mendukung keberadaan industri kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan tentang Industri a. Pengertian Industri Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja. Istilah industri sering digunakan secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan. Istilah industri sering kita dengar dan kita baca melalui berbagai media yang tersedia seperti media cetak maupun media elektronik. Menurut Nurimansjah Hasibuan (1993:12) secara mikro, pengertian industri adalah “Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. Namun demikian, dari segi pembentukan pendapatan, yakni yang cenderung bersifat makro, industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah”. Sedangkan menurut Hardjantho Sumodisastro (1985:85) industri ialah “tiap usaha yang merupakan unit produksi yang membuat barang dan/ atau yang mengerjakan sesuatu barang atau bahan untuk masyarakat disuatu tempat tertentu”. Kegiatan ekonomi dapat dilakukan secara perorangan/ home industri maupun perusahaan. Oleh karena itu berbagai ragam atau jenis perusahaan dapat dikatakan industri. Misalnya: 1) Perusahaan membuat kerupuk merupakan industri pembuatan kerupuk. 2) Perusahaan pembuat “jamu” merupakan industri obat-obatan. 3) Perusahaan pembuat genteng, batako atau batu merupakan industri bangunan rumah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Perusahaan pembuatan kecap , minuman, kue kering, roti merupakan industri makanan dan minuman. 5) Perusahaan pembuat sepatu dan sandal merupakan industri sandal dan sepatu. 6) Perusahaan pemental benang, pembuat tekstil merupakan industri bahan pakaian. 7) Perusahaan pembuat kabel telepon adalah bagian dari industri telekomunikasi. 8) Perusahaan minyak goreng adalah industri minyak goreng. 9) Perusahaan penghasil kelapa sawit, teh, coklat, merupakan industri pertanian yang dikenal dengan istilah agroindustri. (Djoko Santoso, 2008:2) Pada intinya, kegiatan industri itu sama yaitu pembuatan barang-barang yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa industri merupakan suatu perusahaan atau pabrik yang memproduksi bahan mentah menjadi barang jadi dengan menggunakan mesin dan karyawan yang mempunyai ketrampilan tertentu. b. Macam-Macam Industri Lincolin Arsyad (1992:306) Menjelaskan macam-macam industri dari beberapa sudut pandang, yaitu: 1) Pengelompokan industri yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian (DP), yaitu: a) Industri dasar yang meliputi kelompok Industri Mesin dan Logam Dasar (IMLD) dan kelompok Industri Kimia Logam (IKD). Yang termasuk dalam IMLD antara lain: industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor, besi baja, aluminium, tembaga, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam Industri Kimia Dasar (IKD) antara lain: Industri pengolahan kayu dan karet alam, industri pestisida, industri pupuk, industri semen, industri batu bara, dan sebagainya. b) Industri yang meliputi antara lain industri pangan ( makanan, minuman, tembakau), industri sandang dan kulit ( Tekstil, pakaian jadi, serta barang dari kulit), industri kimia dan bangunan ( industri kertas, percetakan, penerbitan, barang-barang karet, plastik, dan lain-lain), industri galian bukan logam, dan industri logam (mesin-mesin listrik, alat-alat pengetahuan, barang dari logam, dan sebagainya) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Industri hilir yaitu Aneka Industri (AI) yang meliputi antara lain: industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber daya pertanian secara luas, dan lain-lain. 2) Pengelompokan industri menurut jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pengelompokan industri dengan ini dibedakan menjadi empat yaitu: a) Perusahaan/ industri besar jika memperkerjakan 100 orang atau lebih. b) Perusahaan/ industri sedang jika memperkerjakan 20 sampai 99 orang. c) Perusahaan/ industri kecil jika memperkerjakan 5 sampai 19 orang. d) Industri kerajinan rumah tangga jika memperkerjakan kurang dari 3 orang (termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar). Menurut Hardjantho Sumodisastro (1985:8) klasifikasi industri dibagi dalam golongan sebagai berikut: 1. Klasifikasi menurut jenis : a) Industri berat (heavy industry) b) Industri ringan (light industry) 2. Klasifikasi menurut ukuran: a) Industri berat b) Industri sedang c) Industri kecil 3. Klasifikasi menurut bahan baku yang dipergunakan: a) Industri primer b) Industri sekunder c) Industri tersier 4. Klasifikasi menurut tingkatan/ urutan: a) Industri dasar b) Industri yang disadur Dapat dijelaskan sebagai berikut: Industri berat pengertiannya adalah sama dengan industri dasar, karena yang dihasilkan atau dikerjakan oleh industri tersebut pada hakekatnya merupakan pangkalan bagi industri-industri lainnya. Menurut
ukurannya,
industri
berat
adalah
industri
mempergunakan mesin/ instalasi yang berat/ besar, yaitu antara lain: commit to user
besar
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Industri pertambangan, meliputi: batubara, besi, logam nonferro,uranium, minyak bumi, emas, perak, dan platina. b) Industri pengolahan logam-logam. c) Industri alat-alat produksi atau industri pembangunan mesin-mesin. d) Industri alat-alat transport dan alat-alat besar lainnya, seperti: 1. Kapal-kapal besar dan sedang 2. Lokomotif dan gerbong kereta api 3. Pesawat udara 4. Truk dan mobil 5. Mesin-mesin pembuat jalan 6. Mesin-mesin pertanian e) Industri semen f) Industri tenaga listrik besar: hydrolistrik atau thermolistrik. g) Industri kimia dasar Menurut ukurannya, maka industri ringan dapat merupakan industri besar, sedang atau kecil. Industri ringan misalnya: 1. Industri tekstil 2. Industri bahan makanan 3. Industri kimia dan obat-obatan 4. Industri barang-barang konsumsi lainnya. Dalam klasifikasi ukurannya, industri ringan dapat dibagi dalam tiga subgolongan, yaitu: 1) Perusahaan industri ringan besar, yaitu perusahaan yang mempunyai tenaga pekerja 300 orang ke atas. 2) Perusahaan industri ringan sedang, yaitu perusahaan tenaga pekerja 100 sampai 299 orang. 3) Perusahaan industri ringan kecil, yaitu perusahaan yang mempunyai tenaga pekerja kurang dari 100 orang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut bahan baku yang digunakan, maka yang dimaksud dengan: 1) Industri primer ialah industri yang mempergunakan sumber alam sebagai bahan baku, misalnya industri pertanian, pertambangan dan perikanan. 2) Industri sekunder ialah industri yang mempergunakan bahan baku, misalnya industri mobil, industri tekstil dan sebagainya. 3) Industri tersier ialah industri yang mempergunakan jasa/ tenaga sebagai bahan baku, atau dikenal sebagai bahan industri jasa (servise industry), misalnya: bank, asuransi, pengangkutan dan sebagainya. Menurut tingkatannya/ urutannya, maka yang dimaksud dengan : 1) Industri besar ialah industri yang menjadi dasar atau pangkal bagi pertumbuhan industri-industri lainnya. 2) Industri yang disadur (derived industry) adalah industri yang disadur/ diusulkan sebagai akibat adanya industri dasar tersebut, jadi yang dipergunakan hasil produksi dari industri dasar itu. c. Manfaat Industri Kehadiran industri di tengah-tengah kehidupan masyarakat telah membawa perubahan-perubahan sosial yang cukup berarti. Pola mata pencaharian penduduk pun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Berkurangnya kegiatan penduduk dalam sektor pertanian menunjukan bahwa golongan generasi muda cenderung meninggalkan kegiatan dalam bidang pertanian. Selain hilangnya kesempatan untuk bekerja sebagai petani karena tanah garapan sudah berkurang juga adanya kesempatan kerja diluar sektor pertanian. Ini berarti peluang kerja pada ekonomi bebas meningkat sejalan dengan adanya industri. Jadi dapat dikatakan bahwa kawasan industri telah membuka lapangan kerja baru bagi penduduk setempat meskipun usaha tergolong kecil. Peluang-peluang ekonomi yang terbuka bersamaan dengan perkembangan industri tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi masyarakat sekitar industri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan pengembangan banyak industri banyak manfaat yang didapat. Menurut Irsan Azhary (1986: 5) manfaat industri adalah sebagai berikut: 1) Terpenuhinya kebutuhan masyarakat, baik itu sandang, pangan dan papan 2) Terciptanya lapangan pekerjaan baru, semakin banyak jumlah industri yang dibangun maka banyak pula banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada industri padat karya. 3) Meningkatkan devisa Negara. 4) Dapat meningkatkan perkapita, 5) Dapat ikut serta mendukung pembangunan nasional dibidang ekonomi terutama sektor industri. Dari berbagai manfaat dari industri dapat dijelaskan kembali bahwa, walaupun relatif kecil namun keberadaan industri cukup memberikan andil dalam meningkatkan devisa Negara. Dengan berkembangnya industri, masyarakat semakin meningkatkan pendapatan perkapitanya, hal ini juga terjadi karena masyarakat yang tadinya tidak bekerja bisa terserap dalam sektor industri tersebut. Ini mununjukan bahwa dengan adanya industri masyarakat mempunyai peluang besar untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada akhirnya penciptaan lapangan kerja merupakan jawaban dari masalah keterbatasan lapangan pekerjaan yang ada dewasa ini yang khususnya di daerah pedesaan yang berkurangnya kegiatan dan lahan pertanian. d. Konsep Industri Kecil Industri kecil merupakan semua perusahaan yang melakukan kegiatan mengolah barang dasar atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang tinggi nilainya. Irzan Azhary Saleh (1986:4) menjelaskan industri kecil adalah “unit usaha industri yang memperkerjakan antara 5 sampai dengan 19 orang tenaga kerja”. Industri kecil yang tersebar pada gilirannya telah menyebabkan biaya transportasi menjadi minim, sehingga akan memungkinkan barang-barang hasil produksi dapat sampai ke tangan konsumen secara tepat, cepat, dan murah. Industri kecil di indonesia dapat dibagi dalam kelompok kategori, commit to user yaitu:industri lokal, industri sentra, serta industri mandiri. Industri lokal adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sekelompok jenis industri yang menggantungkan kelangsungan hidupnya pada pasar setempat yang terbatas, serta relatif tersebar dari segi lokasinya. Industri sentra adalah sekelompok jenis industri yang dari segi satuan usaha mempunyai skala kecil, tetapi membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis. Industri mandiri adalah kelompok jenis industri yang mempunyai sifat-sifat industri kecil, namun telah berkemampuan mengadaptasi teknologi produksi yang cukup canggih. Karakteristik industri kecil adalah bahwa industri kecil membutuhkan modal yang relative kecil juga, tenaga kerja yang mengerjakan cukup anggota keluarga sendiri, dilakukan di rumah sendiri, peralatan yang digunakan masih sederhana. Haryadi dalam Chistiana Winarsih(2001:30) mengatakan “karakteristik dari usaha kecil yaitu usaha yang berbasis di rumah dengan kegiatan produksi menyatu dengan rumah tempat tinggal, disamping itu usaha kecil dalam sistemnya juga masih sederhana”. Salah satu alasan utama yang melandasi pentingnya berbagai usaha pengembangan industri kecil dan kerajinan rumah tangga menurut Irsan Azhary Saleh (1986:123) adalah “potensi alamiahnya yang besar dalam andil bagi penyelesaian masalah kesempatan kerja”. Di Indonesia tampaknya wawasan ini tetap dapat diterima suatu dasar pemikiran yang memang menampakkan relevansinya dengan masalah kependudukan dan ketenagakerjaan yang kurang seimbang seperti situasi sektor industri di Indonesia pada saat ini. Menurut Irzan Azhary Saleh (1986:5), industri kecil juga memberi manfaat sosial yang sangat berarti bagi perekonomian, yaitu: 1) Industri kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif mudah, hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa tingkat keahlian dan daya dukung permodalan dari pengusaha di negaranegara ASEAN pada umumnya masih rendah. 2) Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi tabungan domestik. Ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa industri kecil cenderung memperoleh modal dari tabungan si pengusaha sendiri, atau dari tabungan keluarga dan kerabatnya. 3) Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap terhadap commitindustri to userkecil menghasilkan produk yang industri besar dan sedang, karena
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
relatif murah dan sederhana, yang biasanya tidak dihasilkan oleh industri besar dan sedang. Lokasi industri kecil yang tersebar pada gilirannya telah menyebabkan biaya transportasi menjadi minim, sehingga dengan demikian akan memungkinkan barang-barang hasil produksi dapat sampai ke tangan konsumen secara cepat, mudah, dan murah. Selain itu terdapat alasan-alasan pentingnya pengembangan industri kecil, yaitu fleksibelitas yang ditopang oleh kemudahan relatif dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan, relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menunjang terciptanya integrasi kegiatan pada sektor-sektor ekonomi yang lain, potensinya terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi pengangguran, serta dalam jangka panjang, peranannya sebagai basis bagi suatu kemandirian pembangunan ekonomi, karena diusahakan oleh pengusaha dalam negeri serta proses produksinya dengan kandungan impor (import content) yang rendah. Dari alasan-alasan yang mendukung pentingnya pengembangan kecil tersebut, maka didapat sasaran untuk kebijaksanaan industri sebagai berikut: 1) Untuk menyediakan pekerjaan bagi penduduk yang jumlahnya semakin meningkat ( dan dalam beberapa kasus penyediaan pekerjaan bagi kaum buruh tani yang memang sudah tidak memiliki pekerjaan), 2) Untuk meningkatkan taraf hidup dengan meningkatkan taraf hidup dengan meningkatkan perkapita pendapat nasional bersih dan, 3) Untuk memperbaiki neraca pembayaran. (Alan B. Mountjoy, 1983: 62) Dengan demikian, industri kecil mempunyai peranan penting dalam menyerap tenaga kerja untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat. e. Industri Kecil Sebagai Sektor Informal Keberadaan sektor informal tidak dapat dilepaskan dari proses pembangunan. Kehadiran sektor informal dipandang sebagai gejala transisi dalam proses pembangunan di negara berkembang. Sektor informal dinilai harus dilalui dalam menuju tahapan modern. Selain itu juga adanya sektor informal merupakan gejala adanya ketidakseimbangan kebijaksanaan pembangunan. Kehadiran sektor informal dipandang sebagai akibat kebijaksanaan pembangunan, banyak hal lebih commit to user berat pada sektor modern (perkotaan) atau industri besar daripada sektor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tradisional atau pertanian. Sektor informal akan terus hadir dalam proses pembangunan selama sektor tradisional tidak mengalami perkembangan atau dalam hal lain justru mengalami kemunduran. Perkembangan sektor informal tergantung pada sifat kebijaksanaan pembangunan cenderung menguntungkan sektor modern dan sektor tradisional hanya dipandang penyedia bahan baku bagi sektor modern maka sektor informal akan ada dan cenderung bertambah. Sthurman dalam Manning dan Effendi (1996:90) mengemukakan istilah sektor informal biasanya digunakan untuk mengajukan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil, a. Umumnya mereka berasal dari kalangan miskin, b. Sebagai suatu manifestasi dari suatu pertumbuhan kesempatan kerja di negara berkembang, c. Bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan untuk memperoleh keuntungan, d. Umumnya mereka berpendidikan rendah, e. Mempunyai ketrampilan rendah. Sektor formal yang menjadi harapan masyarakat pada umumnya bisa menyerap angkatan kerja nampaknya tidak dapat melaksanakan hal itu. Ini di sebabkan karena bekerja di sektor formal membutuhkan keahlian khusus dan hal ini tidak banyak dimiliki oleh tenaga kerja khususnya di pedesaan. Keterbatasan sektor industri besar dalam menyerap tenaga kerja bisa dikarenakan pengembangan industri tersebut lebih bersifat padat modal, tehnologi tinggi dan hemat tenaga kerja. Berbeda dengan sektor informal yang tidak banyak membutuhkan keahlian, sehingga peluang untuk bekerja pada sektor informal akan semakin besar. Maka dari itu dapat memberikan dampak perubahan di masyarakat pedesaan. Dari berbagai uraian tentang konsep sektor informal di atas maka keberadaan industri kecil di pedesaan dapat digolongkan sebagai sektor informal. Usaha kecil merupakan bagian integral dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dan penting dalam mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya. Mengingat bahwa industri kecil khususnya di pedesaan, modal usahanya dari tabungan sendiri, tidak commit to user membutuhkan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi, namun lebih pada belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari pengalaman atau ketrampilan, tehnologi yang digunakan tenaga manusia. Maka, industri kecil dan kegiatan dalam sektor informal nampaknya mempunyai kesamaan . Keberadaan industri kecil khususnya di pedesaan yang merupakan bagian sektor informal tidak bisa terlepaskan dari tindakan mayarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan yang pekerjaan utamanya dalam sektor pertanian mempunyai inisiatif karena lahan pertanian semakin menyempit dengan bertambahnya jumlah penduduk. Maka, dapat dilihat bahwa industri kecil sebagai kegiatan diluar sektor pertanian. f. Industri Kecil Sebagai Kegiatan Ekonomi Diluar Sektor Pertanian Di Indonesia sektor pertanian masih mempunyai peranan yang penting khususnya di daerah pedesaan. Tetapi proses pembangunan telah mengakibatkan pergeseran tenaga kerja yang cukup berarti dari sektor pertanian ke sektor lain. Pergeseran kesempatan kerja ini akibat akibat pengaruh tekanan penduduk dan pola penyerapan tenaga kerja sektor pertanian yag begitu variasi, baik menurut jenis komoditi maupun menurut waktu (musim). Ini menandakan bahwa pergeseran tenaga kerja ke luar sektor pertanian terutama disebabkan faktor push (dorongan) dari sektor tersebut. Umumnya petani mempunyai lahan yang sempit dan kadang-kadang bukan miliknya sendiri. Ini diakibatkan karena lahan pertanian di pedesaan semakin menyempit berubah penggunaannya menjadi pemukiman penduduk. Hal ini sesuai pernyataan dari Soediono (1998:301): “pertambahan luas untuk tanaman pangan tidak dapat diharapkan secara terus menerus, lebih-lebih di jawa kejenuhan/ambang batas untuk pertanian pangan sudah sangat didekati. Bahkan perkiraan bahwa luasan itu berkrang 10.000 ha pertahun, karena tanah berubah penggunaannya untuk pemukiman/ perluasan kota, aneka prasarana, rekreasi dan sebagainya”. Nampaknya hal ini sejalan dengan pernyataan dari Jhingan (2007:407) : “…di Negara berkembang kebanyakan rakyat tinggal diwilayah pedesaan. Pertanian merupakan matacommit pencaharian to userutama. Maka dari itu pertambahan penduduk akan mempengaruhi radio lahan manusia. Tekanan penduduk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lahan tidak elastis. Hal ini semakin memperlambat pembangunan pertanian. Penduduk yang meningkat akan menjerumuskan perekonomian ke pengangguran dan kekurangan lapangan pekerjaan karena penduduk meningkat proporsi pekerja menjadi naik”. Sektor industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi diluar sektor pertanian. Pada umumnya kegiatan ekonomi ditujukan untuk mendapatkan penghasilan. Begitu juga dengan industri kecil yang berkembang di masyarakat pedesaan dilakukan untuk memperoleh tambahan penghasilan karena bila mengandalkan dari hasil pertanian kurang bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini memaksa petani untuk melakukan kegiatan ekonomi diluar sektor pertanian untuk menambah penghasilan mereka. Salah satunya yaitu bekerja di sektor industri. Tindakan untuk melakukan kegitan ekonomi di luar sektor pertanian yaitu di sektor industri merupakan tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan sebuah paradigma sosial yang dikemukakan oleh Weber. Ritzer (2004:38) mengungkapkan “secara definitif Weber merumuskan sosiologi sebagai ilmu yang berusaha menafsirkan dan dipahami (interpretatif understanding) tindakan sosial serta hubungan sosial untuk sampai kepada kausal”. Dalam definisi ini terkandung dua konsep dasarnya pertama konsep tindakan sosial. Kedua konsep tentang penafsiran dan pemahaman. Konsep yang terakhir itu menyangkut metode untuk menerangkan yang pertama. Tindakan sosial yag dimaksud Weber dapat berupa tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain, juga dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subyektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu, atau merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa, ataupun berupa persetujuan secara pasif dari situasi tertentu. Selanjutnya Weber dalam tindakan ini aktor tidak hanya sekedar nilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Max Weber dalam Ritzer (2004:66): ”Tindakan-tindakan yang mencakup dalam sifat kelaziman rasional, ia commit to user menilai secara khas sebagai tipe yang paling bisa dipahami, dan perbuatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manusia ekonomis adalah contoh utamanya, tindakan-tindakan yang kurang rasional oleh Weber digolongkan kaitannya dengan pencarian “tujuan-tujuan absolut sebagai berasal dari sentimen berpengaruh atau sebagai tradisional. Karena tujuan absolut dipandang oleh sosiologi sebagai data yang diberi (given), maka sebuah tindakan bisa menjadi rasional dengan mengacu pada sarana yang digunakan”. Dilihat dari segi sasarannya maka yang menjadi sasaran tindakan sosial si aktor dapat berupa individu atau sekumpulan orang. Berkaitan dengan ciri tindakan sosial tersebut maka tindakan sosial ini digunakan untuk melakukan kegiatan industri kecil termasuk dalam ciri tindakan sosial. Hal ini dilakukan untuk menambah penghasilan sehingga berpengaruh kepada kesejahteraan masyarakat. Dalam memahami motif dari tindakan sosial yang dilakukan oleh si aktor terdapat dua cara yang disarankan oleh Weber 1) dengan melalui kesungguhan, 2) dengan coba mengenangkan dan menyelami si aktor. Pemahaman ini menempatkan Weber terpisah dari penganut paradigma lainnya. Metode pemahaman yang diajukan Weber ini bukan hanya bersifat pemberian penjelasan kausal belaka terhadap tindakan sosial manusia seperti penjelasan dalam ilmu alam. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakannya dalam empat tipe. Ke empat tipe tersebut yaitu: a) Zwerk Rational. Yakni tindakan sosial murni. Dalam tindakan ini aktor tidak hanya sekedar manilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. b) Werkrational Action Dalam tipe tindakan ini aktor tidak dapat menilai apakah cara-cara yang dilakukan dipilihnya ini merupakan yang paling tepat ataukah lebih tepat untuk mencapai tujuan lain. c) Affectual Actian Tindakan yang dibuat-buat. Dipengaruhi oleh perasaan emosi. Dan kepuara-puara si aktor. d) Tradisional Actian Tindakan yang didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu di masa lalu saja. Dari keempat tipe tindakan sosial di atas. Dapat diambil kesimpulan sementara bahwa tindakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan pelaku kegiatan commit to user industri kecil dipedesaan termasuk dalam tindakan sosial Zwerk Rational dimana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam tindakan ini tidak hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Tindakan masyarakat pedesaan dalam melakukan kegiatan industri didasarkan pada keadaan untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi terbatasnya lapangan kerja disektor pertanian, selain itu juga motivasi dari mereka untuk mendapatkan tambahan penghasilan
guna
mencukupi
kebutuhan
keluarga
serta
meningkatkan
kesejahteraan hidup. g. Industri konveksi Konveksi merupakan cara yang dilakukan pabrik-pabrik garment untuk menyelesaikan pesanan-pesanan yang tidak mungkin dikerjakan atau tidak efisien lagi untuk dikerjakan pesanan-pesanan ini ini akhirnya disubkontrakkan atau “dikonveksikan” kepada pemanufaktur kecil. Industri konveksi merupakan industri yang menghasilkan produk berupa pakaian yang merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga peluang usaha ini akan selalu ada. Untuk memulainya tidak menggunakan modal yang terlalu besar, dengan menggunakan dua atau tiga unit mesin jahit, seseorang dapat membuat industri konveksi. Dan untuk memulainya tidak membutuhkan ruangan besar apalagi sampai membangun pabrik. Didalam rumahpun dapat digunakan sebagai industri konveksi. Terdapat sebuah proses pengolahan kain menjadi pakaian siap jadi yang terdiri atas tiga bagian yaitu: a. Cutting (memotong) b. Making (proses menjahit) c. Trimming (proses merapikan) Ketiga proses inilah yang dikerjakan di dalam industri konveksi atau popular dengan dengan istilah CTM (Cut, Make, and Trim). Di dalam industri konveksi prosesnya produksinya dikerjakan secara commit to user keseluruhan oleh masing-masing operator jahit. Setiap operator menjahit baju dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjahit lengan hingga menjahit satu pakaian utuh. Setelah satu pakaian selesai dibuat, setiap operator kembali menjahit potongan kain menjahit manjadi pakaian siap pakai. 2. Tinjauan tentang tenaga kerja
a. Pengertian Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi selain modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Faktor produksi tenaga kerja sangat penting karena sangat menentukan keberhasilan produksi. Ciri khusus yang dimiliki faktor produksi ini ialah tidak dapat hilang atau berkurang apabila faktor produksi itu dipakai, dimanfaatkan atau dijual. Semakin sering faktor produksi ini dipakai bukan kadarnya semakin berkurang, akan tetapi justru sebaliknya dan bahkan nilainya semakin tinggi. Menurut Irawan M. Suparmoko (1992:67) tenaga kerja adalah “penduduk pada usia kerja antara 15 sampai 64 tahun”. Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu angkatan kerja (labour farce) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (labour farce) adalah penduduk yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja, namun siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Sedangkan penduduk yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh penghasilan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Tenaga kerja menurut Suroto (1992:17) adalah “kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain”. Tenaga ini dikeluarkan oleh manusia dengan menggunakan organ-organ otak sebagai pusat jaringan syaraf dan panca indera sebagai sistem komunikasinya, serta tulang dan otot, terutama pada jari, tangan, kaki, dan punggung yang menjadi alat mekanismenya. Disebabkan oleh anggota badan yang digunakan tersebut berbeda, maka sering dibedakan antara kerja fisik dan kerja psikis. Disebut kerja fisik atau jasmani adalah karena dianggap lebih banyak menggunakan tenaga otot daripada tenaga otak. Sedangkan commit to user kerja psikis atau kerja otak karena dianggap bahwa dalam melakukannya lebih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
banyak digunakan tenaga psikis daripada kerja otot dan tulang. Lebih tepat lagi kalau alasannya karena hasilnya lebih banyak ditentukan dengan pikiran dan panca indera, imajinasi, dan emosi. Dalam undang-undang ketenagakerjaan No. 25 Tahun 1997 Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah “setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/ atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat”, dan dalam pasal 1 ayat 3 menerangkan bahwa pekerjaan / buruh adalah “setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”. Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas,mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah atau mengurus rumah tangga. Di Indonesia batas umur 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia yang dimaksud sebagai penduduk usia 10 tahun dan penduduk di bawah 10 tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja. Pemilihan usia 10 tahun sebagai batas umur minimal berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk yang bekerja atau mencari pekerjaan terutama di desa dan ataupun diperkotaan karena sulitnya perekonomian Tenaga kerja dikelompokkan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja itu adalah seseorang yang siap untuk bekerja untuk mengoptimalkan kemampuan yang ada pada dirinya. Ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan
pembangunan
masyarakat
Indonesia
seluruhnya
untuk
meningkatan harkat, martabat,dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakatt sejahtera, adil, makmur, dan merta, baik materiil maupun spiritual. Sebagaimana terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD1945: “…membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…” . Makna dan arti pentingnya pekerjaan bagi setiap orang tercermin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa setiap warga Negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Tugas pembangunan di Indonesia pada dasarnya adalah untuk mencapai keadaan full employment (angkatan kerja yang bekerja secara penuh), terutama dengan meniadakan under employment (tenaga kerja yang tidak cukup penghasilannya, tetapi tidak bekerja dan atau bekerja musiman atau bekerja tidak secara intensif perjam kerjanya). Bambang Tri Cahya (1983: 4) mangatakan bahwa apabila ingin berhasil dalam strategi pengembangan kesempatan kerja haruslah: 1. Bisa meningkatkan upah Kelompok penghasilan terendah, baik di desadesa, maupun kota-kota. 2. Bisa meningkatkan pemakaian mesin kecil-kecil untuk meningkatkan produktivitasnya. 3. Bisa mengadakan penggeseran-penggeseran orang dari sektor marginal/ informal ke sektor lebih produktif. Ketiga hal diatas apabila telah diatasi, maka tidak hanya dapat mengurangi kemiskinan dan under employment , tetapi juga dapat meningkatkan penghasilan perkapita. b. Prosedur Pemilihan Tenaga Kerja Memilih tenaga kerja adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. Langkahlangkah ini mencakup pemaduan kebutuhan-kebutuhan kerja pelamar dan organisasi. Dalam banyak departemen personalia, penarikan dan seleksi digabungkan dan disebut Employment function. Memilih tenaga kerja bukanlah pekerjaan mudah. Meskipun menilai seseorang merupakan pekerjaan yang sangat sukar, tetapi keberhasilan pemilihan to user karyawan akan sangat membantu commit memajukan usaha. Menurut Asri Laksmi Riani,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dkk (2005:114), prosedur yang lazim dipergunakan untuk pemilihan tenaga kerja meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Wawancara pendahuluan, Pengisian formulir/ blanko lamaran, Memeriksa referensi, Test psikologi, Wawancara Persetujuan atasan langsung, Pemeriksaan kesehatan, Induksi atau orientasi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa untuk memilih tenaga kerja yang
baik dan benar itu harus melalui beberapa tahapan agar hasil yang diharapkan bisa maksimal. c. Pengangguran Tenaga kerja yang menganggur adalah mereka yang ada dalam tingkat upah yang berlaku. Menurut Irawan dan Suparmoko (1992:68), di negara-negara sedang berkembang pengangguran dapat digolongkan kedalam tiga jenis, yaitu: 1) Pengangguran yang kelihatan (visible underemployment) 2) Pengguran tak-kentara (disguised unemployment / invisible unemployment) 3) Pengangguran potensial (potensian underemployment) Pengangguran yang kelihatan akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang sungguh/ disediakan untuk bekerja. Pengangguran tak kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik (setelah ada perubahan-perubahan sederhana dalam organisasi atau metode produksi tetapi tanpa suatu tambahan yang besar) ke sektor-sektor/ pekerjaan lain tanpa mengurangi output. Pengangguran potensial merupakan suatu perluasan daripada disguised underemployment, dalam arti bahwa para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik dari sektor tersebut tanpa mengurangi output, hanya harus dibarengi dengan perubahan-perubahan fundamental dalam metodemetode produksi yang memerlukan pembentukan kapital yang berarti. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengangguran adalah seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan atau yang commit to user sedang dalam proses mencari pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Tinjauan tentang Kesejahteraan masyarakat a. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan mengandung makna kesejahteraan lahir dan batin yang berisi kualitas kehidupan beragama, tingkat pendidikan, kesejahteraan jasmani dan rohani, pelayanan sosial dan pemenuhan kebutuhan material masyarakat umumnya. Kesejahteraan hidup biasanya dilandasi oleh kesejahteran ekonomi, walaupun
tidak
kesejahteraan
berarti
hidup.
bahwa
Kesejahteraan
kesejahteraan dapat
ekonomi
dikatakan
mencerminkan
sebagai
perpaduan
kesejahtaraan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Kriteria kesejahteraan ekonomi adalah jenis pekerjaan dan pendapatan. kesejahteraan merupakan perpaduan antara kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Kesejahteraan tidak hanya mencakup masalah pemenuhan kebutuhan ekonomis (material) saja, tetapi juga meliputi pemenuhan kebutuhan dalam bidang non ekonomis yang di dalamnya terkait dengan keutuhan terhadap stabilitas, keamanan, dan ketertiban serta ketentraman. Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang adil dan makmur dalam kehidupannya. Masyarakat dapat dikatakan adil dan makmur dalam kehidupannya apabila: 1) Dalam bidang ekonomi terdapat struktur ekonomi yang seimbang antara bidang industri yang kuat dan dukungan pertahanan yang tangguh. Sedangkan unsur kehidupan pokok masyarakatnya sudah tersedia dan terjangkau oleh rakyat banyak dimanapun mereka berada. 2) Dalam bidang politik terdapat suasana dimana setiap warga Negara mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga Negara yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Mekanisme kepemimpinan nasional telah berlangsung dengan mantap berdasarkan konstitusi secara demokratis dan berdasarkan hukum. 3) Dalam sosial budaya terdapat suasana kehidupan bermasyarakat yang penuh keseimbangan, keserasian, dan keselarasan hubungan antara sesama manusia, manusia dengan masyarakat manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 4) Dalam bidang hamkam, terwujudnya wawasan pertahanan keamanan yang didasarkan pada kekutan rakyat semesta dengan inyi kekuatan pada ABRI yang mengamalkan dwi fungsinya dengan sebaik-baiknya.(Soepardjo Roestam, 1993:27) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan suasana yang seperti itu, maka ketahanan nasional secara mantap di segala bidang kehidupan, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan dapat tercapai, sehingga kesejahteraanpun dapat tercipta. Menurut soepardjo Roestam (1993:26) kesejahteraan masyarakat dalam arti luas mengandung pengertian sebagai “suatu keadaan dimana seluruh rakyat secara merata hidup berkecukupan, baik material maupun spiritual, aman, tentram, tertib dan maju. Jauh dari penderitaan dan ketakutan serta harkat dan derajatnya dapat dipelihara dan dijunjung tinggi”.dari pengertian disebut dapat diketahui bahwa kegiatan kesejahteraan masyarakat meliputi usaha peningkatan seluruh aspek kehidupan sosial masyarakat, yaitu aspek ideologi, sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya dan aspek pertahanan dan keamanan. Sedangkan dalam arti sempit, kesejahteraan masyarakat merupakan lingkup koordinasi bidang tugas pemerintahan yang meliputi bidang pendidikan, kebudayaan, kesehatan, agama, sosial pemuda dan olahraga, urusan peranan wanita dan keluarga yang diatur melalui kepres RI No 12 1988. Kesejahteraan masyarakat merupakan suatu keadaan dimana segenap warga negara hidup dalam keadaan serba kecukupan baik material maupun spiritual. Keamanan dan ketertibannya terjamin, hidupnya tentram dan damai, jauh dari kejahatan dan saling curiga antara satu dengan yang lainnya. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan masyarakat memiliki cakupan yang sangat luas karena kesejahteraan yang diinginkan bangsa Indonesia bukan semata-mata kesejahtaraan lahiriah atau rohaniah saja, melainkan kesejahteraan yang seimbang diantara keduanya. Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam citacita perjuangan bangsa Indonesia memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kehidupan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan bagian dari amanat pembukaan UUD 1945. Kesejahteraan sosial dalam sejarah Indonesia secara resmi dan tertulis bisa dilihat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang terdiri dari pasal 33 tentang pembangunan ekonomi secara demokratis, yaitu sebagai usaha bersama berdasarkan asas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kekeluargaan dan pasal 34 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Selain kedua pasal tersebut masih ada pasal 27 ayat 2 yang berisi tentang hak atas pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan mengandung perwujudan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila atau secara ringkas dapat dikemukakan bahwa masyarakat yang adil dan makmur adalah masyarakat yang sejahtera. Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki arti sebagai berikut: 1) Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur dalam keadaan sehat dan damai. 2) Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. 3) Dalam kebijakan sosial , kesejahteraan menunjukan ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara kesejahteraan. Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kesejahteraan ekonomi adalah rasa aman sentosa dan makmur, selamat dan berbagai macam gangguan, ancaman, dan kesukaran, serta mampu memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. B. Penelitian yang Relevan Karulina Sabrina (2007) tentang pertumbuhan sektor Industri Kecil Pembuatan Tahu Dalam Penyerapan Tenaga Kerja. Penelitian ini dilakukan di desa Kauman, Kelurahan Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Bahwa di era Globalisasai ini kebutuhan masyarakat semakin banyak, terutama pada masyarakat pedesaan, semakin besar masyarakat hanya mengandalkan hasil dari pertanian sementara kebutuhan semakin meningkat setelah masuknya industri kecil yaitu pembuatan tahu, masyarakat beralih jadi sektor pertanian ke sektor industri. Pendapatan dari sektor industri tersebut pendapatan masyarakat semakin meningkat. Maka setelah masuknya industrialitas di pedesaan
commit to user
kesejahteraan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masyarakat lebih baik. Sehingga menimbulkan perubahan sosial perubahan social dalam masyarakat. Yoga Rike Meysiana, tentang strategi pengembangan industri kecil tahu di Kecamatan Kabupaten Sragen. Bahwa kekuatan utama dalam mengembangkan industri kecil tahu yaitu bantuan permodalan dan penyuluhan tentang limbah tahu. Sedangkan kelemahan utamanya yaitu kurangnya subsidi kedelai dan belum ada standarisasi produk tahu, peluang dalam mengembangkan industri kecil tahu yaitu kualitas bahan baku dan kepercayaan konsumen. Sedangkan, ancamannya yaitu kenaikkan harga sembako dan kurangnya pasokan sekam sebagai bahan bakar, alternatif strategi yang dapat diterapkan dalm pengembangan industri kecil tahu di Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen yaitu memanfaatkan bantuan modal, peralatan, pengawasan kualitas kedelai untuk menambah kepercayaan konsumen melalui tehnologi yang ada, perbaikan kebijakan serta kualitas dan kuantitas SDM melalui kegiatan pembinaan untuk memaksimalkan potensi industri tahu, prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan industri kecil tahu di Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen adalah memanfaatkan bantuan modal, peralatan, pengawasan kualitas kedelai unuk menambah kepercayaan konsumen melalui tehnologi yang ada. Ika Setyowati, tentang peranan industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja, industri kecil genteng pres berdiri pada tahun 1987-an sebagian penduduk desa Grogol. Industri genteng pres sampai sekarang masih eksis karena ada faktor-faktor pendukung yaitu bahan baku , bahan pembantu, tenaga kerja, bahan bakar, pemasaran dan kemudahan transportasi. Industri kecil genteng pres di desa Grogol memiliki kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja yang terserap sebanyak 474 orang. Industri kecil genteng pres mampu meningkatkan kehidupan perekonomian desa Grogol menjadi lebih baik. Adanya industri kecil genteng pres di desa Grogol Kecamatan Waru Kabupaten Sukoharjo berdampak positif kepada para pengusaha industri kecil, pengawas, masyarakat dan lingkungan sekitar yaitu tercukupinya kebutuhan hidup, meningkatkan perekonomian masyarakat dan commit to user pembangunan desa semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Berfikir Dalam kondisi tingkat pengangguran yang tinggi, wirausaha merupakan salah satu alternatif yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Industri kecil konveksi merupakan salah satu kegiatan wirausaha di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru di luar sektor pertanian bagi masyarakat Gebang. Karena dirasa bekerja di sektor pertanian sudah tidak mencukupi lagi karena lahan pertanian pun sudah semakin menyempit karena adanya pertambahan penduduk sehingga lahan pertanian dijadikan sebagai pemukiman penduduk. Industri kecil konveksi ini mampu menyerap tenaga kerja dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di dekat industri kecil konveksi di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Keberadaan industri kecil konveksi juga memberikan dampak yang positif
yaitu terbukanya lapangan pekerjaan baru dan negatif terhadap
masyarakat sekitar yaitu Lunturnya nilai kesopanan yang ada di desa Gebang. Secara ringkas kerangka pikir tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut:
Penyerapan tenaga kerja
Industri kecil
Peningkatan kesejahteraa n masyarakat
Dampak industri kecil Konveksi
Skema Kerangka Berfikir
commit to user
Positif (terbukanya lapangana pekerjaan baru) dan negatif (Lunturnya nilai Kesopanan yang ada di desa Gebang)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
Metodologi adalah ilmu yang membahas dan mempelajari tentang metodemetode atau cara-cara tertentu yang harus ditempuh dalam melaksanakan kegiatan penelitian untuk tujuan tertentu. Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mengarahkan cara-cara (metode) ilmiah yang digunakan dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam setiap penelitian diperlukan adanya metodologi penelitian yang digunakan dalam rangka pengumpulan data sebagai dasar untuk menjawab persoalan penelitian yang diajukan. Penelitian merupakan suatu aktivitas yang seksama dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data yang
tersistematis
dan
tentunya
bersifat
obyektif
yang
dapat
dipertanggungjawabkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2003:42) mengartikan “metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian”. Jadi metodologi penelitian adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana prosedur kerja mencari kebenaran. Metodologi penelitian merupakan cara dan upaya yang ditempuh oleh seorang peneliti untuk mencapai tujuan penelitiannya. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian memerlukan suatu tempat dimana tempat tersebut sebagai objek dalam memperoleh data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan. Dalam melakukan penelitian ini, tempat yang dipilih untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah industri konveksi di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Waktu Penelitian Penelitian ini diawali dengan penyusunan proposal, penyusunan desain penelitian, pengumpulan data, analisis data, penulisan laporan, sampai penulisan laporan akhir, yakni dari bulan januari 2012 sampai bulan Mei 2012. Namun tidak menutupi kemungkinan adanya perubahan waktu yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang diperlukan dalam penelitian N O
Jadwal Kegiatan
Tahun 2012
Januari
Februari
Maret
April
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Penyusunan Disain Penelitian
Pengumpulan Data,Analisi Data
Penulisan Laporan Akhir
Tabel 3.1 Waktu dan Kegiatan Penelitian B. Bentuk Dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian maka peneliti memilih penelitian kualitatif. Moleong (2004:4) mengutip pendapat Bogdan dan Taylor yang mendefinisikan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai to user kondisi yang sebenarnya terjadi commit menurut apa yang ada di lapangan. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Moleong (2007:3) mengutip pendapat Denzin dan Lincolin menyatakan bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan malakukan berbagai metode yang ada”. Sutopo (2002:49) mengatakan “penelitian kualitatif menekankan pada makna, lebih menekankan pada data kualitas dengan analisis kualitatifnya”. Dapat diambil kesimpulan, metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan makna dari obyek yang menjadi pengamatan dan lebih memusatkan pada kualitas data tersebut. Di dalam penelitian kualitatif proses untuk memperoleh makna digali lebih luas dan mendalam, sehingga diperoleh makna yang dalam. Sesuai dengan sifatnya, penelitian kualitatif bersifat holistic, jadi memandang masalah sebagai kesatuan dari proses sosial. 2. Strategi Penelitian Strategi merupakan bagian dari desain penelitian yang dapat menjelaskan bagaimana tujuan penelitian akan dicapai dan bagaimana masalah yang dihadapi di dalam penelitian akan dikaji dan dipecahkan untuk dipahami. Menurut Sutopo (2002:123) “strategi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data”. Strategi penelitiannya menggunakan studi kasus terpancang tunggal. Mulyana (2003:201), studi kasus adalah “uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial”. Disebut terpancang karena permasalahan dan fokus penelitian ini sudah ditetapkan sebelum peneliti melakukan penelitian dilapangan atau tempat penelitian, sehingga kegiatan pengumpulan datanya lebih terarah berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan disebut tunggal karena permasalahnnya hanya satu unit yaitu tentang penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Gebang kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Jadi dalam studi kasus yang terpenting adalah bagaimana menyajikan pandangan subyektif dari peneliti. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Sumber Data Dalam penelitian sumber data memiliki peranan penting bagi peneliti untuk menentukan ketepatan dan kebenaran tujuan penelitian dari informasi yang diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland yang dikutip Moleong (2007:112) mengatakan “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”, sumber data dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Informan (narasumber) Menurut Sutopo (2002:50) “dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (nara sumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya”. Informan dalam penelitian ini adalah pengusaha, tenaga kerja dan masyarakat sekitar serta kepala desa desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. a. Pengusaha Orang yang mendirikan industri konveksi atau pemilik dari industri. tersebut. b. Tenaga kerja Orang-orang yang bekerja di industri konveksi. c. Kepala desa Seseorang yang memimpin desa Gebang. d. Masyarakat orang-orang yang tinggal di sekitar industri konveksi di desa gebang. 2.
Data peristiwa atau Aktivitas Dalam hal penelitian bukan hanya melalui informasi yang diberikan
seseorang dari catatan yang tertulis saja, namun juga dilakukan kajian terhadap aktivitas yang dilakukan meskipun tidak harus secara langsung diamati. Peristiwa atau aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan dalam kehidupan sehari-hari penduduk desa yang meliputi pekerjaan yang mereka lakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Dokumen dan arsip Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang tidak kalah pentingnya dalam penelitian kualitatif. Data yang diperoleh selain dari informan, juga diperoleh dari dokuman atau arsip. Menurut
Sutopo (2002:54) menjelaskan
bahwa “dokuman dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu”. Dokumen ini bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. D. Tehnik Pengambilan Informan Dalam penelitian kualitatif yang digunakan menarik sampel sangat selektif. Sampel yang dimaksud mempunyai fungsi yang sangat bermakna sebagai sumber informasi. Kualitatif tidak memandang dari segi kuantitasnya melainkan segi kualitas dari penelitian sehingga jumlah sampel tidak diperhitungkan dan bukan mewakili populasi namun untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya. Penelitian ini menggunakan tehnik Purposive dengan Snowball. Menurut Patton yang dikutip Sutopo (2002:185), “Purposive adalah peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data “. Dalam teknik Purposive, peneliti tidak menjadikan semua orang sebagai informan dimana teknik pengambilan informan dengan cara tidak memberikan kesempatan kepada informan, tetapi peneliti memilih informan yang dipandang tahu dan cukup memahami tentang keadaan industri konveksi dan gambaran masyarakat Desa Gebang. Dalam penelitian ini cara peneliti melakukan snowball yaitu menemukan informan dengan cara bertanya kepada orang pertama misalnya kepala desa untuk selanjutnya ke orang kedua misalnya pengusaha industri konveksi dan kemudian orang ketiga dan seterusnya sehingga diperoleh data yang lengkap, akurat dan mendalam. Snowball digunakan peneliliti untuk mencari informan kunci atau (key
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
informan) yaitu meneliti menambil orang-orang kunci untuk dijadikan sebagai sumber data yang dapat dipercaya sehingga menghasilkan infoman yang jelas. E. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah hal terpenting dari setiap penelitian. Menurut Sutopo (2002:47) “dalam penelian kualitatif, data penelitian bukan sebagai alat dasar pembuktian tetapi sebagai modal dasar bagi pemahaman, sehingga proses pengumpulan data akan lebih lentur dan dinamis”.Penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan data berupa wawancara langsung, Observasi langsung dan domentasi. 1. Wawancara wawancara yaitu cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dan yang diteliti, melalui kegiatan Tanya jawab, menurut Slamet (2006:101). Sedangkan Mulyana (2003:180) menjelaskan bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari sesorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. 2. Observasi observasi adalah tehnik pengumpulan data yang bersifat non verbal, biasanya berupa studi lapangan dimana peneliti perperan sebagai pengamat. (Sutopo, 2002:64) “tehnik observasi digunakan untuk menggali data dari suatu sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik observasi berperan pasif dimana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh obyek penelitian namun peneliti hanya sebagai pengamat saja. 3. Dokumentasi Pengumpulan data melalui dokumentasi yang dilakukan yaitu menelaah dokumen, arsip yang berhubungan dengan peristiwa atau masalah. Umumnya berupa catatan yang berharga bagi pemahaman suatu peristiwa. Mencatat dokumen menurut Yin bukan hanya sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat, Sutopo commit to user (2002: 69-70).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Validitas Data Setelah dilakukan penelitian, data dan informasi
yang berhasil
dikumpulkan perlu diuji kebenarannya oleh karena itu setelah data terkumpul dilakukan pemeriksaan keabsahannya atau validitas data. Validitas data merupakan pengujian data dalam penelitian agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau tidak. Untuk meningkatkan kesahihan data, peneliti menggunakan tehnik trianggulasi. Trianggulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Moleong (2007:178) menyatakan, “trianggulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan/ sebagai pembanding terhadap data itu”.maksudnya adalah, data yang diperoleh akan diuji keabsahannya dengan cara mengecek kepada sumber lain sehingga dihasilkan suatu kebenaran. Menurut Sutopo (2002:78-83) dengan mengutip Patton, tehnik trianggulasi ada empat macam, yaitu: 1. Trianggulasi data (trianggulasi sumber) Yaitu peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama. 2. Trianggulasi metode Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan tehnik atau metode pengumpulan data yang berbeda. 3. Trianggulasi peneliti Yaitu hasil penelitian baik data maupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti. 4. Trianggulasi teori Yaitu trianggulasi yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari uraian tentang trianggulasi di atas, penulis menggunakan pendekatan trianggulasi data (sumber) yaitu pengumpulan data dengan menggunakan berbagai sumber untuk mengumpulkan data yang sama. G. Analisis Data Menurut Miles dan Hubermas dalam Sutopo (2000:9) menjelaskan secara sederhana terdapat dua model pokok analisis di dalam penelitian yaitu model commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
analisis jalinan atau mengalir dan model analisis interaktif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model analisis interaktif dengan uraian sebagai berikut: 1. Reduksi data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi dari data fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Reduksi data ini dapat dikatakan sebagai bagian dari proses analisis yang mempertegas, memeperpendek, membuat fokus, membuat hal-hal yang tidak penting dan mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan penelitian dapat dilakukan. 2. Penyajian data Sajian data dilakukan dengan merangkai data atau informasi yang telah direduksi dalam bentuk narasi kalimat, gambar atau skema, maupun tabel yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga dibaca akan mudah dipahami mengenai berbagai hal yang terjadi dalam penelitian yang memungkinkan penelitian untuk melakukan sesuatu pada analisis atau tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Penyajian data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi langsung dan observasi mendalam. 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan yang telah dicatat, dilihat, ditemui serta didengar yang berdasarkan pada konfigurasi yang telah dirancang. Kesimpulan yang dihasilkan memerlukan verifikasi agar banar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dari hasil verifikasi ini dapat diperoleh data yang telah diuji validitasnya. Untuk itu peneliti melakukan aktivitasnya pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali, melihat lagi fieldnote sehingga penelitian menjadi lebih bisa dipercaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
simpulan dan Verifikasi
Model Analisis Data Model Interaktif H. Prosedur Penelitian Menurut Sutopo (2002:187-190) Prosedur penelitian adalah rangkaian tahap demi tahap kegiatan dari awal sampai akhir penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan
prosedur
atau
langkah-langkah
dari
persiapan,
pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian. 1. Persiapan a. Mengajukan judul penelitian kepada pembimbing b. Mengumpulkan bahan atau sumber materi penelitian. c. Menyusun proposal penelitian d. Mengurus perizinan penelitian. e. Menyiapkan instrument penelitian / alat observasi. 2. Pengumpulan data a. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik observas, wawancara, dan dokumentasi. b. Membuat fieldnote. c. Memilah dan mengatur data sesuai dengan kebutuhan. 3. Analisis data a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai proposal penelitian. b. Mengembangkan
sajian
data
dengan
direcheckkan dengan temuan lapangan. commit to user
analisis
lanjut
kemudian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. . Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian. 4. Penyusunan laporan penelitian a. Penyusunan laporan awal. b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan orang yang cukup memahami penelitian. c. melakukan perbaikan laporan sesuai hasil diskusi. d. penyusunan laporan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV SAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian Deskripsi daerah penelitian ini meliputi: keadaan geografis, keadaan demografis, dan keadaan sosial budaya masyarakat desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Data-data tersebut berdasarkan dari data Monografi pada tahun 2012. 1. Keadaan Geografis Desa Gebang merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Masaran, Kebupaten Sragen. Kabupaten Sragen berjarak kira-kira 40 km dari kota Surakarta. Kota Sragen diapit 3 Kabupaten sebelah barat dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Sragen. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, dan yang sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ngawi jawa timur. Kecamatan Masaran
terdiri dari beberapa desa yang ada didalamnya,
salah satunya adalah Desa Gebang. Berdasarkan data dari monografi desa Gebang tahun 2012, desa Gebang terdiri dari 17 dukuh dan terdapat 38 RT. Dukuh tersebut adalah:(1)Mojoasri, (2)Kedung Waduk, (3)Gebang lor, (4)Gebang Loji, (5)Gebang
Tengah,
(6)Gebang
Kota,
(7)Gebang
Kidul,
(8)Sumberejo,
(9)NgasinanKulon, (10)Ngunut, (11)Ngasinan Etan, (12) Purworejo, (13)Ngasem, (14)Katukan, (15) Cungul, (16)Wasonorejo, (17)Lebak. Dan desa Gebang terdapat 3 Kebayanan atau kepala Dusun (KADUS), yaitu KADUS 1 Gebang, KADUS 2 Ngasinan, KADUS 3 Cungul . Jarak desa Gebang dengan Kecamatan Masaran adalah 4 km. Jarak desa Gebang dengan Kabupaten Sragen adalah 11 km. Adapun bata-batas Desa gebang , sebelah barat berbatasan dengan Desa Dawungan, Sebelah utara berbatasan dengan Desa Nguwer, sebelah timur commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbatasan dengan Desa Banaran, dan sebelah selatan berbatasan Dengan Desa Pucuk. Letak desa Gebang dekat dengan jalur utama kecamatan Masaran dan Kabupaten Sragen. Untuk menemukan Desa Gebang maka harus menyusuri jalan Solo Sragen, desa Gebang terletak tidak jauh dari jalan raya Solo Sragen. Apabila melewati perempatan nguwer arah ke selatan sudah termasuk desa Gebang. Jalan yang beraspal adalah jalan yang sangat diandalkan oleh masyarakat desa Gebang, selain itu, untuk menuju desa Gebang juga bisa malalui Stasiun Masaran. Tapi, aspal jalannnya agak sedikit rusak dan bergelombang. Transportasi yang digunakan untuk menuju Desa Gebang bisa menggunakan motor, mobil atau yang lainnya karena jalannya cukup luas. Tetapi, tidak ada transportasi angkutan umum karena setiap keluarga mempunyai motor. Sarana komunikasi yang digunakan oleh Masyarakat desa Gebang adalah telepon genggam. Sarana hiburan didominasi oleh televisi milik pribadi. Desa Gebang berupa dataran rendah dan mempunyai wilayah yang datar. Luas desa Gebang yaitu 424.4005 ha, dan sebagian besar wilayahnya digunakan sebagai pemukiman masyarakat dan fasilitas umum seperti puskesmas, gedung pemerintahan dan lain sebagainya. Terdapat
1680 kepala keluarga yang
menghuni di desa Gebang. Dukuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah dukuh Ngasinan Kulon terdapat 70 kepala keluarga. Hal ini dikarenakan letak atau keberadaan industri kecil konveksi berada di dukuh tersebut. 2. Keadaan Demografis Penduduk desa Gebang berjumlah 5765 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan umur: Tabel 4.1 Berdasarkan Umur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
No
Umur
Jumlah
1
0-4 Tahun
517 Orang
2
1572 Orang 5-18 Tahun (Usia Sekolah)
3
19-60 Tahun (Usia kerja)
3201 Orang
4
60 Tahun ke atas
475 Orang
JUMLAH
5765 Orang
Sumber: Monografi Desa Gebang Berdasarkan table diatas usia kerja berjumlah 3201 orang. Tapi yang sudah bekerja sebanyak 2686 orang, dan sisanya sedang mencari pekerjaan dan menganggur. Jadi penduduk desa Gebang yang belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan sebesar 515 orang. Berikut ini merupakan data tentang jenis pekerjaan yang ada di desa Gebang. Tabel 4.2 Jenis Pekerjaan No
Jenis Pekerjaan
Jumlah
1
Petani
1022 Orang
2
Guru
102 Orang
3
Polisi/ ABRI
56 Orang
4
Dokter/ Bidan
6 Orang
5
Swasta (Pedagang, Pertukangan, Kuli Bangunan,
1500 Orang
dll)
JUMLAH
2686 Orang
Sumber: Monografi Desa Gebang 3. Keadaan Sosial Budaya Dalam indeks pembangunan manusia, pendidikan menjadi salah satu indikator yang menentukan taraf kesejahteraan masyarakat. Dengan pendidikan commit to user masyarakat dapat mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Untuk masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pedesaan kesadaran untuk menyekolahkan anaknya terkadang relatif rendah. Tetapi, seiring kemajuan zaman dan mudahnya sarana komunikasi transportasi dan fasilitas pendidikan mempengaruhi kesadaran orang tua untuk meningkatkan pendidikan anak mereka. Berikut ini adalah data mengenai tingkat pendidikan masyarakat desa Gebang. Tabel 4.3 Tingkatan Pendidikan No
Tingakatan Pendidikan
Jumlah
1.
TK
200 Orang
2.
SD
421 Orang
3.
SMP
386 Orang
4.
SMA
449 Orang
5.
Perguruan Tinggi
116 Orang
JUMLAH
1572 0rang
Sumber: Monografi Desa Gebang Dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakt desa Gebang sudah mengenyam pendidikan. Selain itu juga, untuk meningkatkan mutu pendidikan masyarakat desa Gebang maka di desa Gebang dibangun sarana pendidikan berupa sekolah formal maupun non formal. Berikut tabel sarana pendidikan yang ada di desa Gebang: Tabel 4.4 Sarana Pendidikan No
Sarana Pendidikan
Jumlah
1.
Playgroup/ PAUD
1
2.
Taman Kanak-kanak
4
3.
Sekolah Dasar (SD)
4
4.
Taman Pendidikan Alqur’an
18
(TPA)
JUMLAH
Sumber: Monografi Desa Gebangcommit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keyakinan beragama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menumbuh kembangkan ketaatan merupakan modal yang penting bagi pembangunan terutama pembangunan yag bersifat moral bagi masyarakat. Sebagian desa Gebang adalah pemeluk agama islam. Berikut merupakan tabel Penganut agama yang ada di desa Gebang: Tabel 4.5 Penganut Agama No
Agama
Penganut
1.
Islam
5728 Orang
2.
Kristen
25 Orang
3
Katholik
12 Orang
4
Hindu
-
5
Budha
-
JUMLAH
5765
Sumber: Monografi Desa Gebang Menurut data diatas maka mayoritas penduduknya menganut agama islam, maka di desa Gebang banyak didirikan sarana peribadatan berupa masjid. Terdapat 18 masjid yang menjadi sarana pribadatan di desa Gebang. Untuk agama lain mereka biasanya beribadah di tempat peribadatan mereka masing-masing yang letaknya agak jauh dari desa Gebang. B. Sajian Data Pembahasan dari hasil penelitian ini merupakan gambaran yang didasarkan pada temuan data yang dikaitkan dengan pertanyaan penelitian yakni Peran industri kecil konveksi dalam upaya menyerap tenaga kerja di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, Peran industri kecil konveksi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen dan dampak
dari adanya industri kecil konveksi di desa
Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Terdapat 10 informan yang bersedia diwawancarai untuk memberikan gambaran yaitu pemilik yaitu ibu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mardiana, kepala desa yaitu bapak Purwanto, tenaga kerja yaitu bapak Suharto, mbak Siti, mbak Listyanawati, mbak Purwanti, ibu Parti dan warga Desa Gebang yaitu ibu Samini, mbak Umi,dan bapak Parjo. Pada saat ini daya serap tenaga kerja dalam bidang pertanian secara relatif di desa semakin menurun. Hal ini dipengarui dengan adanya sistem mekanisasi pertanian dan penyempitan lahan pertanian di desa karena banyak yang beralih fungsi menjadi lahan bangunan dan rumah penduduk. Di sisi lain, secara umum pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja semakin meningkat. Lapangan pekerjaan dalam bidang pertanian di desa menjadi semakin terbatas. Banyak angkatan kerja yang tidak terserap dalam bidang pertanian. Kelebihan angkatan kerja dan tidak dibarengi lapangan pekerjaan akan terjadi banyak pengangguran. Mereka yang tidak bekerja dan tidak terserap dalam lapangan kerja dimngkinkan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mempertahankan hidup, manusia selalu melakukan berbagai usaha dan upaya. Terbatasnya lapangan pekerjaan di desa Gebang, penduduk berusaha mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi baru di luar sektor pertanian. Salah satu upayanya adalah mengembangkan kesempatan kerja yaitu dengan membuka usaha pada sektor industri dalam skala kecil. Di desa Gebang terdapat banyak industri kecil salah satunya adalah industri kecil konveksi yang berada di dusun Ngasianan Kulon yang dikembangkan oleh salah satu warganya dan menjadi alternatif pekerjaan di luar sektor pertanian. 1. Peran Industri Kecil Konveksi dalam Upaya Menyerap Tenaga Kerja Keberadaan industri kecil Konveksi di Desa Gebang memberikan pengaruh yang cukup berarti bagi masyarakat setempat, khususnya dalam bidang sosial ketenegakerjaan yaitu terbukanya lapangan pekerjaan baru dalam sektor industri kecil konveksi, industri kecil konveksi memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat untuk bekerja di luar sektor pertanian. Hal ini dikarenakan di sektor pertanian yang tidak mampu lagi menyerap banyak tenaga kerja di commit yang to user pedesaan menjadikan banyak penduduk mulai mencari alternatif pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lain. Industri kecil konveksi ini banyak memiliki peran yang cukup penting bagi masyarakat sekitar, peran tersebut berupa tersedianya lapangan pekerjaan dan memberikan pendapatan,dan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Tersedianya Lapangan Pekerjaan Lapangan pekerjaan menurut sensus Penduduk 2000 Adalah bidang kegiatan dari usaha atau perusahaan atau instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja. Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang saat ini dianggap oleh masyarakat setempat telah memberikan lapangan pekerjaan baru. Tidak dapat dipungkiri dengan adanya industri kecil konveksi dapat memberikan kesempatan kerja bagi warga desa Gebang di luar sektor pertanian. Adanya industri kecil konveksi ini dapat menyerap tenaga kerja dari warga desa Gebang. Industri kecil konveksi ini berdiri sekitar tahun 2010, atau 2,5 tahun yang lalu. Industri kecil konveksi ini masih merupakan industri yang baru di desa Gebang, seperti yang diungkapkan oleh pemilik industri kecil konveksi : “Sejak 2,5 tahun yang lalu, kira-kira tahun 2010 bulan delapan”(W/MD/18/4/2012). Industri kecil konveksi dikatakan usaha baru juga dinyatakan oleh bapak Po selaku kepala desa Gebang sebagai berikut: ”Menurut saya ya mbak. Industri kecil konveksi merupakan usaha yang baru berdiri tapi, Termasuk usaha yang sudah mempunyai karyawan yang cukup banyak ya mbak dibandingkan usaha-usaha lainnya. Jadi ya sudah dapat mengurangi pengangguran di desa Gebang ini mbak”(W/PO/16/4/2012). Pemilik memilih mendirikan industri kecil konveksi di desa Gebang karena beliau mempunyai investasi tanah di desa Gebang, dan juga upah tenaga kerjanya relatif murah serta ingin membuka lapangan pekerjaan, seperti pernyataan pemilik dari industri kecil konveksi, sebagai berikut: ”Satu punya investasi tanahnya disini (heem udah punya tanah disini) yang kedua pemukiman di daerah Sragen lebih rendah daripada di daerah lain, tadinya saya mau buka disolo disana harga tanah mahal, upah atau UMR lebih murah serta yang terakhir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
pengen
membuka
digilib.uns.ac.id
lapangan
usaha
yang
baru
di
desa
Gebang
ini”(W/MD/18/4/2012). Keberadaan industri kecil konveksi mempunyai pengaruh bagi warga masyarakat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang berasal dari warga desa Gebang bahkan ada juga yang berasal dari luar daerah seperti Karanganyar, Boyolali, dan Purwodadi, seperti penyataan pemilik industri kecil konveksi:” 85 Persen dari desa Gebang yang dari luar daerah juga ada misalnya Purwodadi, Karanganyar, Boyolali, Tinggal di Rumah ini”(W/MD/18/4/2012). Serta memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat sekitar di desa Gebang. Seperti pernyataan dari mbak Mu salah satu warga Desa Gebang: ” kalau jualan pulsa ini baru mbak, kira-kira baru setahun yang lalu. Tapi kalau sebelumnya jualan air isi ulang ini sudah lama. Kalau jualan pulsa ini usulan saya biar saya kalau di rumah ada kegiatan. Kan jalan sini lumayan rame mbak ada dari warga sini maupun yang bekerja di industri konveksi itu mbak”(W/MU/22/4/2012). dan pernyataan dari ibu Sm salah satu warga lain, sebagai berikut: “o niku,,,,to mbak, niku kan nembe mawon mbak. Tapi pun tiyang mriki ngeh lumayan sek kerjo ten mriku. Trus sak entene konveksi niku ngeh alhamdulilah enten tambahan mbak soale karyawane niku enten sek jajan ten mriki mbak.(o itu,,, to mbak, itu berdirinya baru saja mbak. Tapi orang sini juga ada lumayan banyak yang bekerja di industri konveksi itu. Trus dengan adanya industri konveksi itu alhamdulilah ada tambahan mbak karena karyawannya juga ada yang jajan disini)”(W/SM/22/4/2012). Serta serupa dengan pernyataan dari warga desa Gebang yang lain yaitu bapak Pj, sebagai berikut:” industri kecil konveksi itu masih baru mbak dibandingkan industri-industri yang telah ada. Tapi, dengan adanya industri konveksi ada juga tambahan mbak soalnya dari situ juga banyak yang beli bensin di sini”(W/PJ/22/4/2012). Dengan adanya industri kecil konveksi tersebut sebagai alternatif pekerjaan utama mereka yang mempunyai ketrampilan, khususnya ketrampilan menjahit dapat memanfaatkan industri kecil konveksi tersebut sebagai lahan untuk commitlapangan to user pekerjaan. Ketrampilan tersebut menumpahkan ketrampilannya sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mereka dapat dari LPK yang mereka ikuti, ada juga yang ketrampilan di dapat dari kursus menjahit yang diadakan di kelurahan seperti pernyataan dari salah satu tenaga kerjanya:” ketrampilan menjahit dari kursus mbak di LPK yang ada di daerah
saya
dulu
mbak,
jadi
saya
lulusan
SMA
Trus
kursus
jahit.”(W/ST/19/4/2012). Pernyataan lain juga datang dari mbak Pw:” Lulus SMA saya ikut pelatihan jahit mbak di Kelurahan Gebang selama 3 bulan, dari sana saya bisa jahit”(W/PW/20/4/2012).Tidak itu saja yang bekerja di industri kecil konveksi tersebut bukan hanya perempuan tetapi ada juga yang laki-laki tetapi sebagian besar tenaga kerjanya perempuan seperti peryataan dari pemilik industri kecil konveksi:” 90 orang. 83 perempuan dan 7 laki-laki”(W/MD/18/4/2012). Jadi, dengan adanya industri kecil konveksi ini telah membantu masyarakat untuk menekan antusias warga masyarakat desa Gebang untuk pergi ke luar daerah atau merantau ke kota besar untuk mencari pekerjaan. Pandangan pemilik industri tentang keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang dalam perannya terhadap penyerapan tenaga kerja juga mendapat persetujuan dari beberapa informan yang berstatus sebagai tenaga kerja di industri kecil konveksi di desa Gebang. Dan juga dengan adanya industri kecil konveksi tersebut membuat tenaga kerjanya membuat merasa baik. Salah satu tenaga kerjanya, dia merasa lebih baik bekerja di industri kecil konveksi ini karena sebelumnya dia bekerja di sebuah pabrik garment tapi dia agak kurang nyaman karena pulangnya yang terlalu malam tetapi, dia merasa nyaman bekerja di industri kecil konveksi yang berada di Desa Gebang. Seperti pernyataannya: “Iya mbak,,,soalnya sebelum bekerja disini di pan brather yang sekarang sudah ditutup dan dipindah di pabrik hanin (bulu, sragen) 4 tahun yang lalu saya menikah dan gak boleh bekerja jauh, trus aku bekerja di ivan collection merasa g enak karena lemburnya terlalu over, pulangnya kadang sampai jam 11 malam, trus ada tawaran yang lebih bagus ya udah saya pindah sini, yang pasti pulang gak kaya kemarin”(W/LS/18/4/2012). pernyataan serupa juga diungkapkan oleh bapak Sh, dia merasa nyaman karena pemilik dari industri kecil konveksi tersebut sangat baik kepada tenaga kerjanya. Seperti pernyataannya sebagai berikut :” nyaman gak nyaman mbak. Tapi, dibuat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nyaman mbak soalnya disini pemiliknya itu baik bahkan kita sering diajak jalanjalan dulu aja diajak jalan-jalan ke Tawangmangu trus kemarin diajak jalan-jalan ke pasar malem”(W/SH/19/4/2012). Cerita lain juga disampaikan oleh tenaga kerjanya yaitu mbak St, dia masuk di industri kecil konvekstri tersebut, ketika lulus sekolah tingkat SMA, dia berasal dari Purwodadi. Dia tahu tentang industri kecil konveksi ini dari temannya yang bekerja di industri kecil konveksi, setelah dijalaninya hampir setahun ini dia merasa nyaman karena dia mempunyai atasan yang baik. Seperti pernyataannya sebagai berikut:”,,, pemilik dari industry ini sangat baik, beliau marah paling kalau saya ada kesalahan. Saya itu dibagian pemotongan mbak”(W/ST/19/4/2012). Di industri kecil konveksi tersebut kebanyakan tenaga kerjanya memiliki riwayat pendidikan tingkat SMA dan harus mempunyai ketrampilan menjahit, untuk penerimaan tenaga kerjanya pemilik dari industri konveksi bertanya kepada calon tenaga kerja yang akan bekerja di tempatnya mau dibagian apa dan langsung praktek menjahit, sejauh mana ketrampilan yang dia miliki karena di dalam industri kecil
konveksi penempatan pemula dengan yang sudah ahli
berbeda, seperti pernyataan dari pemilik industri kecil konveksi sebagai berikut: “Dengan test dan dengan praktik. Misalnya gini kalau bisa jahit dan disini mau jadi sebagai apa dan bisa jahit sejauh mana.kan ada gret A, B,C. gret C itu untuk karyawan yang keluar dari LPK. Gret B untuk orang yang sudah bisa menjahit/ nyetik. Sedangkan kalau gret C itu untuk orang yang udah bisa apapun, udah bisa pasang kerah dan bisa menggabungkan keseluruhan”(W/MD/18/4/2012). Untuk faktor umur disini tidak ditentukan selagi bisa menjahit dan masih kuat bekerja masih bisa bekerja di industri kecil konveksi ini, sebagaimana pernyataan pemilik industri kecil konveksi: ”Di tempat saya tidak dipatok usia. Selagi masih bisa produktivitasnya seperti usia 20 tahun. Terkadang lebih bertanggung jawab yang usia dewasa dibandingkan dengan yang masih muda. Karena dengan usia yang dewasa sudah terbiasa dengan tanggung jawab”(W/MD/18/4/2012).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 1: Tempat industri kecil konveksi Berbagai uraian data di atas maka dapat disimpulkan bahwa Peran industri konveksi dalam menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa Gebang dengan membuka lapangan pekerjaan baru diluar sektor pertanian Karena di sektor pertanian lah yang digarap berubah menjadi lahan pemukiman penduduk. Untuk bekerja di industri kecil konveksi tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi yang terpenting adalah ketrampilan menjahit.
Maka dari itu industri kecil
konveksi telah mengurangi tingkat pengangguran di desa Gebang semakin menurun. b. Memberikan Pendapatan Kebaradaan industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang telah membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran dan membantu masyarakat memberikan pendapatan bagi masyarakat. Pendapatan dapat diperoleh dari hasil sebagai tenaga kerja di industri kecil konveksi. Besarnya pendapatan yang diperoleh setiap tenaga kerja berbeda tergantung posisi yang ada di industri kecil konveksi tersebut karena di dalamnya terdapat mandor atau staf dan karyawan biasa. Staf atau mandor adalah orang yang mengawasi kerja tenaga kerja, sedangkan yang karyawan biasa yang bekerja hanya menjahit bagian tertentu saja. Maka, disinilah pendapatan mereka berbeda-beda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Salah satu tenaga kerja di industri kecil konveksi,
posisi dia dalam
industri kecil konveksi sebagai staf atau mandor dia memperoleh perbulannya sebanyak Rp.1.150.000 itu pun belum termasuk gaji lemburan. Lemburan ada karena pesanan baju tidak selesai pada waktunya, biasanya pada tanggal merah dan hari minggu. Seperti yang diungkapkan oleh mbak Ls sebagai berikut:” Rp 1.150.000,- itu belum termasuk lemburan, lemburan perhari atau tanggal merah Rp 47.500”(W/LS/18/4/2012). Dengan gaji tersebut dia sudah merasa cukup untuk membantu keluarga. Menurutnya bahwa industri kecil konveksi yang ada di desa Gebang sudah membuat masyarakat mempunyai pekerjaan dan mempunyai tambahan pendapatan yang dapat memberikan kelangsungan hidup mereka. Hal serupa juga disampaikan oleh tenaga kerja yang lain bahwa pendapatannya di industri kecil konveksi dapat memberikan pendapatan keluarga atau untuk membantu suami dalam ekonomi keluarga, seperti pernyataan dari ibu Pt sebagai berikut:” Saya rasa cukup mbak, kan saya bantu-bantu suami kerja mbak yang utama tetap suami saya mbak”(W/PT/20/4/2012). Menurut mbak St dia adalah salah satu tenaga kerja yang berada di industri kecil konveksi. Dia mempunyai gaji perbulannya 700-800 ribu karena dia masih sendiri atau belum menikah jadi dia merasa cukup karena hanya mencukupi kebutuhannya sendiri tetapi, kadang gajinya juga diberikan kepada ibunya untuk membantu kebutuhan keluarganya. Seperti halnya dengan tenaga kerja yaitu ibu Pw dia juga merasa cukup karena dia masih sendiri atau belum berkeluarga, seperti pernyataannya:” karna saya masih single jadi cukup mbak. Mungkin kalau udah punya keluarga gak cukup mbak”(W/PW/20/4/2012). Data yang dikemukakan diatas memberikan suatu pengertian bahwa dengan berdirinya industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang dapat memberikan pendapatan bagi tenaga kerja. Pendapatan bagi tenaga kerjanya disesuaikan dengan UMR daerah Sragen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Sistem Pengupahan Industri kecil konveksi di desa Gebang dapat meningkatkan perekonomian tenaga kerja. Mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup dengan bekerja di industri kecil konveksi. Dengan upah atau gaji yang mereka terima, mereka dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem pengupahan yang ada di industri kecil konveksi di desa Gebang yaitu perbulan. Didalam industri kecil konveksi terdapat mandor atau staf dan karyawan biasa, maka gaji atau upah mereka berbeda. Di industri kecil konveksi juga ada sistem lembur . jadi, setiap harinya itu ditarget sesuai yang ditentukan dengan pesanan. Apabila sehari target belum selesai maka apabila jam kerja sudah habis maka lanjutannya dihitung lemburan. Ada juga lemburan di hari minggu atau tanggal merah, seperti pernyataan dari salah satu tenaga kerjanya yaitu bapak Sh sebagai berikut:” Kalau target belum selesai maka pulange molor mbak soalnya tiap hari itu ditarget kadang ada jam leburannya, lemburan kadang tanggal merah dan hari minggu”(W/SH/19/4/2012). Upah atau gaji yang diterima tenaga kerja atau karyawan biasa dengan Mondor/ staff berbeda. Karyawan biasa Rp 700.000 perbulan sedangkan Mondor atau staf kurang lebih Rp 1.000.000 perbulan. disesuaikan dengan UMR daerah Sragen, itu belum termasuk lemburan. Seperti pernyataan dari ibu Md sebagai pemilik industri kecil konveksi, sebagai berikut: “Kalau yang karyawan Rp 700.000
sampai
800.000.
tapi
kalu
untuk
mandor
atau
staff
Rp.
1.000.000”(W/MD/18/4/2012). Upah yang diterima maka mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja yang bekerja di industri kecil konveksi. Seperti pernyataan dari salah satu tenaga kerjanya yaitu bapak Sh, sebagai berikut: “sudah mbak, alhamdulilah dengan gaji segitu sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarga saya”(W/SH/19/4/2012). Dengan upah yang di terimanya mereka dapat mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Meskipun demikian mereka tidak pernah protes dengan upah yang diterima mereka, mereka commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
komplain ketika jam pulang mereka terlalu malam, akan tetapi mereka justru berterimakasih kepada pemilik industri kecil konveksi. Berbagai uraian di atas bahwa industri kecil konveksi sistem pengupahannya dilakukan perbulan, upah
atau gaji antara mandor atau staf
berbeda tetapi masih disesuaikan dengan UMR daerah Sragen. Di dalam industri kecil konveksi juga terdapat sistem lembur. Gaji atau upah yang diterima oleh tenaga kerja, tenaga kerja sudah merasa cukup dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. d. Jaminan Sosial Dalam upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat kerja para tenaga kerja, maka industri kecil konveksi selain memberikan upah juga memberikan kebijakan yang menyangkut kesejahteraan ekonomi para tenaga kerjanya. Kebijakan-kebijakan itu berupa: 1) Tunjangan Hari Raya (THR) Setiap hari raya pemilik industri kecil konveksi memberikan THR kepada tenaga kerjanya. Baik berupa uang maupun sembako. Seperti pernyataan dari salah satu tenaga kerjanya yaitu bapak Sh sebagai berikut:” Trus kalau hari raya dikasih THR kadang uang kadang sembako mbak”(W/SH/19/4/2012). 2) Hadiah-hadiah tertentu Di industri kecil konveksi ini terdapat hadiah kepada karyawannya apabila mereka dapat membawa teman untuk bekerja disini, seperti pernyataan dari pemilik industri kecil konveksi sebagai berikut: “Jadi kalau anak-anak sini kalau bawa temen ada bonus untuk mereka”(W/MD/18/4/2012). Selain kebijakan tersebut, yang dapat meningkatkan semangat kerja mereka karena
pemilik industri kecil konveksi sudah menganggap tenaga
kerjanya seperti keluarganya. Jadi, kadang mereka diajak jalan-jalan yang
to userkecil konveksi oleh pemiliknya. membuat mereka senang bekerjacommit di industri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemilik dari industri kecil konveksi yang baik dan tidak pernah memarahi tenaga kerjanya kecuali mereka mempunyai kesalahan. Pemilik industri kecil konveksi juga mengakui bahwa dia harus memberikan yang terbaik bagi karyawannya agar mereka tidak lari, seperti pernyataan pemilik dari industri kecil konveksi:”Hari ini kita bentak, itu biasa ya itu masalah hati. Kadang kita ngemong ya, seperti seorang ibu hari ini kita bentak anak habis itu kita bilang ke anak kalau mama sayang kamu kok. Harus seperti itu kalau gak seperti itu, ini kan masih industri kecil kalau gak kaya gitu bisa lari semua karyawannya”(W/MD/18/4/2012). Berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut juga perlakuan yang baik dari pemilik industri kecil konveksi kepada tenaga kerjanya. Kesejahteraan ekonomi para karyawan semakin terpenuhi dan meningkatkan motivasi kerjanya. Dengan begitu, tenaga kerja merasa diperhatikan oleh pemilik industri kecil konveksi, sehingga dalam bekerja para tenaga kerja menjadi lebih nyaman. 2. Peran Industri Kecil Konveksi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Keberadan industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk mendirikan usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan khususnya masyarakat yang berada di dekat industri kecil konveksi. Usaha-usaha yang didirikan oleh masyarakat merupakan usaha yang dijadikan mereka menjadi
sumber penghasilan mereka baik sebagai sumber
penghasilan pokok atau bahkan sebagai sumber penghasilan tambahan bagi keluarga mereka. Bagi masyarakat sekitar bahwa dengan adanya industri kecil konveksi ini dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk membuka usaha seperti warung makan, bengkel dan conter pulsa. Seperti halnya dengan ibu Sm adalah salah satu warga desa Gebang yang membuka warung, dia mengaku commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan dia membuka warung makan ada tenaga kerja dari industri kecil konveksi membeli makanan atau minuman di warung makannya sehingga dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan tambahan bagi keluarga, seperti pernyataannya dari ibu Sm sebagai berikut: “Trus dengan adanya industri kecil
konveksi itu
alhamdulilah ada tambahan mbak karena karyawannya juga ada yang jajan disini”(W/SM/22/4/2012). Mbak Um salah satu warga yang warga desa Gebang yang membuka counter pulsa, dia mengaku bahwa tenaga kerja atau karyawan dari industri kecil konveksi, jadi dapat memberikan penghasilan kepadanya. Seperti pernyataannya sebagai berikut:” lumayan rame mbak ada dari warga sini maupun yang bekerja di industri konveksi itu mbak”(W/MU/22/4/2012). Bapak Pj warga desa Gebang yang membuka bengkel disekitar dari industri kecil konveksi, dengan membuka usaha bengkel di rumahnya dapat memberikan penghasilan pokok bagi keluarganya karena dia merupakan kepala kelurga. Tenaga kerja atau pemilik dari industri kecil konveksi ada juga yang membeli bensin di bengkel tersebut karena kebanyakan dari tenaga kerja memakai sepeda motor seperti pernyataannya:” banyak orang yang bawa sepeda motor jadi saya juga jualan bensin.disini kan deket dengan industri konveksi dan bola kan karyawannya kebanyakan pakai sepeda motor”(W/PJ/22/4/2012). Berbagai data di atas bahwa keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang dapat menciptakan usaha yang didirikan oleh masyarakat, sehingga dapat memberikan sumber penghasilan pokok maupun tambahan bagi keluarga mereka. 3. Dampak dari Adanya Industri Kecil Konveksi Adanya industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen dapat memberikan dampak yang positif, pertama bagi pemilik dari industri kecil konveksi yang kedua bagi tenaga kerja yang bekerja di industri kecil konveksi di desa Gebang dan yang ketiga bagi masyarakat desa Gebang khususnya masyarakat yang dekat dengan industri kecil konveksi di desa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gebang.selain itu, keberadaan industri kecil konveksi juga memberikan dampak yang negative terhadap masyarakat. Sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Bagi Pemilik Industri Konveksi Industri kecil konveksi merupakan salah satu mata pencaharian di desa Gebang yang banyak memerlukan tenaga manusia dalam melakukan produksinya selain tenaga manusia juga mesin-mesin jahit juga sangat dibutuhkan dalam memproses produksinya. Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang menciptakan peluang kerja bagi masyarakat setempat. Dengan adanya industri kecil konveksi ini, banyak keuntungan yang didapat pemilik industri kecil konveksi antara lain: 1) Dapat mencukupi kebutuhan pokok kehidupan sehari-hari, 2) Mampu meningkatkan perekonomian, 3) Memperoleh keuntungan materi, 4) Membangun perekonomian keluarga yang semakin baik. Hal tersebut dapat terlihat di lapangan yaitu tempat tinggal yang beliau tempati dan kendaran pribadi yang mereka miliki. Hal tersebut disetujui oleh mbak Ls sebagai berikut:” Saya rasa sudah ya mbak, soalnya pertama kali saya masuk disini beliau belum ada mobil masih pake mator, trus bisa memperbaiki rumahnya”(W/LS/19/4/2012) dan juga pernyataan dari bapak Pj sebagai berikut:” sudahlah
mbak,
bisa
beli
mobil
rumahnya(W/PJ/22/4/2012).
commit to user
mewah
bisa
memperbaiki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2: mobil dan rumah yang dimiliki pemilik industri kecil konveksi Berbagai data di atas bahwa di dalam industri kecil konveksi menggunakan tenaga manusia dan mesin. Industri kecil konveksi memberikan keuntungan materi maupun ekonomi bagi pemiliknya. b. Bagi Para Tenaga Kerja Industri kecil konveksi di desa Gebang pada dasarnya merupakan usaha untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Di industri kecil konveksi bagi tenaga kerja ada yang merupakan sumber penghasilan pokok dan ada juga sebagai sumber penghasilan tambahan bagi keluarga. Bagi tenaga kerja yang bekerja di industri kecil konveksi di desa Gebang keuntungan yang mereka dapat adalah memperoleh penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang sudah memberikan manfaat kepada masyarakat yang bekerja di industri kecil konveksi. Selain mendapatkan pekerjaan juga mendapatkan materi sebagai imbalan mereka bekerja di industri kecil konveksi. Mereka yang sebelumnya tidak mempunyai pekerjaan, sekarang sudah bisa mendapatkan pekerjaan dan mempunyai penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Seperti pernyataan ibu Pt salah satu tenaga kerja yang bekerja di industri kecil konveksi, sebagai berikut:” Saya rasa cukup mbak, kan saya bantu-bantu suami kerja mbak yang utama tetap suami saya mbak”(W/PT/20/4/2012). Dan pernyataan dari bapak Sh, sebagai berikut:” sudah mbak, alhamdulilah dengan gaji segitu sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarga saya”(W/SH/19/4/2012). Serta pernyataan dari mbak Ls, sebagai berikut:” Dicukup-cukupin
mbak
buat
bantu-bantu
suami.buat
beli
susu
anak”(W/LS/18/4/2012). Berbagai dari uraian data di atas menunjukan bahwa tenaga kerja di industri kecil konveksi dapat menambah pendapatan yang dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari bagi keluarga mereka, sehingga dapat membuat hidup tenaga kerja menjadi baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Bagi Masyarakat Industri kecil konveksi di desa Gebang juga memberikan dampak yang positif dan negative. Dampak positif
bagi masyarakat yaitu mereka dapat
mendirikan warung makan, dengan adanya warung tersebut tenaga kerja bahkan pemilik industri konveksi dapat membeli makan atau minuman saat istirahat, seperti pernyataan ibu Sm warga desa Gebang dia pemilik warung makan, sebagai berikut:”dengan adanya industri kecil konveksi itu alhamdulilah ada tambahan mbak karena karyawannya juga ada yang jajan disini”(W/SM/22/4/2012).
Gambar 3: usaha milik ibu Sm (warung makan) Ada juga warga yang mempunyai bengkel yaitu bapak Pj di dekat industri kecil konveksi karena banyak tenaga kerja yang memakai sepeda motor jadi dibengkel tersebut menyediakan bensin bahkan tambal ban, seperti yang diungkapkan sebagai berikut:”Dengan adanya industri kecil konveksi ada juga tambahan mbak soalnya dari situ juga banyak yang beli bensin di sini (W/PJ/22/4/2012)”. Mbak Um mempunyai counter pulsa untuk menyediakan pulsa yang dimilikinya, dia merasa bersyukur dengan adanya industri konveksi karena ada juga tenaga kerjanya yang membeli di counter yang dia miliki, seperti pernyataannya:” lumayan rame mbak ada dari warga sini maupun yang bekerja di industri konveksi itu mbak”(W/MU/22/4/2012).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4: usaha milik mbak Um (counter pulsa) Usaha-usaha yang dimiliki warga tersebut dapat menambah income/ pendapatan bagi mereka, khususnya bagi masyarakat desa Gebang. Selain itu, keberadaan industri kecil konveksi juga memberikan dampak yang negatif yaitu para pekerja pendatang yang bekerja di industri kecil konveksi yang kurang sopan terhadap masyarakat desa Gebang, seperti pernyataan bapak Po sebagai berikut:” dari tenaga kerjanya yang dari luar desa Gebang yang tidak sopan terhadap masyarakat sini seperti kalau lewat jalan sini pakai sepeda motornya ngebut-ngebutan trus gak menyapa kan kalau orang desa kan yang pentingkan unggah-ungguh”(W/PO/16/4/2012). Pernyataan juga datang dari bapak Pj:” dari tenaga kerjanya yang pendatang atau dari luar desa mungkin Karena masih muda jadi kalau berbicaranya itu kurang sopan atau tidak pake unggah ungguh”(W/PJ/22/4/2012). Ada juga tenaga kerjanya yang kalau malam minggu pacaran sampai larut malam serta adanya kecemburuan sosial yang dirasakan masyarakat desa Gebang seperti pernyataan dari sebagai berikut mbak Um: ” tenaga kerja pendatang itu Kurang sopan apalagi yang laki-laki kalau bicara itu agak kurang sopan sama orang sini. Trus kadang kalau malam minggu juga ada yang pacaran sampai larut malam kadang juga ada yang mabok2an gitu mbak.trus kdang juga ada dari orang sini yang mengira kalau industri konveksi itu kurang adil soalnya tenaga kerjanya kok gak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diambil dari masyarakat gebang walaupun sebagian besar dari mayarakat desa Gebang”(W/UM/22/4/2012) Berbagai data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang tidak hanya memberikan manfaat bagi pemilik industri kecil konveksi, bagi tenaga kerja tapi juga memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar yang berada di dekat industri kecil konveksi dengan membuka usaha dirumah mereka. Hal diatas juga memberikan dampak yang negatif yaitu lunturnya norma kesopanan yang ada di desa masyarakat dan dapat berpotensi konflik antara pendatang dan warga asli dalam hal memperoleh pekerjaan. C. HASIL TEMUAN LAPANGAN Hasil temuan lapangan setelah dilakukan penelitian di industri kecil konveksi di desa Gebang kecamatan Masaran Kabupaten Sragen sebagai berikut; 1. Keberadaan adanya industri kecil konveksi di desa Gebang dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa Gebang dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru diluar sektor pertanian Karena di sektor pertanianlah yang digarap berkurang menjadi lahan pemukiman penduduk. Untuk bekerja di industri kecil konveksi tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi yang terpenting adalah ketrampilan menjahit dan umur juga tidak di permasalahkan, maka dari itu industri kecil konveksi telah mengurangi tingkat pengangguran di desa Gebang semakin menurun. 2. industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang dapat memberikan pendapatan bagi tenaga kerja. Pendapatan bagi tenaga kerjanya disesuaikan dengan UMR daerah Sragen. 3. industri kecil konveksi sistem pengupahannya dilakukan perbulan, upah atau gaji antara mandor atau staf berbeda tetapi masih disesuaikan dengan UMR daerah Sragen. Di dalam industri kecil konveksi juga terdapat system lembur. Gaji atau upah yang diterima oleh tenaga kerja, tenaga kerja sudah merasa cukup dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari commit to user mereka.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Adanya kebijakan-kebijakan tersebut juga perlakuan yang baik dari pemilik industri kecil konveksi kepada tenaga kerjanya. Kesejahteraan ekonomi para karyawan semakin terpenuhi dan meningkatkan motivasi kerjanya. Dengan begitu, tenaga kerja merasa diperhatikan oleh pemilik industri kecil konveksi, sehingga dalam bekerja para tenaga kerja menjadi lebih nyaman. 5. Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang dapat menciptakan usaha yang didirikan oleh masyarakat, sehingga dapat memberikan sumber penghasilan pokok maupun tambahan bagi keluarga mereka 6. Adanya industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang tidak hanya memberikan manfaat bagi pemilik industri kecil konveksi, bagi tenaga kerja tapi juga memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar yang berada di dekat industri kecil konveksi dengan membuka usaha dirumah mereka. Hal diatas juga memberikan dampak yang negative yaitu lunturnya norma kesopanan yang ada di desa masyaraka dan dapat berpotensi konflik antara pendatang dan warga asli dalam hal memperoleh pekerjaan. D. PEMBAHASAN Dari sajian data yang dipaparkan di atas maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Tujuan Pengembangan Industri Kecil Konveksi Industri kecil konveksi merupakan salah satu usaha yang didirikan oleh salah satu warga desa Gebang. Keberadaan adanya industri kecil konveksi dapat memberikan kesempatan kerja. Keberadaan industri kecil konveksi sangat diperhitungkan di desa Gebang, maka industri kecil konveksi perlu dipertahankan dan dikembangkan karena industri kecil konveksi ini merupakan alternatif pekerjaan di desa Gebang sehingga angkatan kerja diambil dari desa, seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Irzan Saleh (1986:11) dan (1986:43): ”terdapat beberapa alasan kuat yang mendasari eksistensi dari keberadaan industri kecil dan rumah tangga commitdalam to userperekonomian Indonesia, pertama sebagian populasi industri kecil dan dan kerajinan rumah tangga berlokasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
di pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan pertanian yang relatif berkurang industri kecil merupakan jalan keluar. Kedua, beberapa jenis kegiatan industri kecil dan kerajinan rumah tangga banyak menggunakan bahan baku dari sumber-sumber dari lingkungan terdekat (disamping tingkat upah yang murah) telah menyebabkan biaya produksi dapat ditekan rendah. Ketiga, harga jual relatif murah serta tingkat pendapatan kelompok “bawah” yang rendah sesungguhnya merupakan suatu “kondisi berjawab” tersendiri yang memberi peluang bagi industri kecil dan kerajinan rumah tangga untuk tetap bertahan. Keempat, terdapat adanya permintaan terhadap beberapa jenis komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal (misalnya batik tulis, anyam-anyaman, barang-barang ukiran dan sebagainya) juga merupakan salah satu aspek pendukung yang kuat”. “alasan-alasan yang mendukung pentingnya pengembangan industri kecil itu antara lain adalah: fleksibelitas dan adaptabilitasnya yang ditopang oleh kemudahan relative dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan; relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menunjang terciptanya integrasi kegiatan pada sektor-sektor ekonomi yang lain; potensinya terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi pengagguran; serta dalam jangka panjang peranannya sebagai basisnya bagi suatu kemandirian pembangunan ekonomi, karena pada galibnya diusahakan oleh pengusaha dalam negeri serta proses produksinya dengan kandungan impor ( import content) yang rendah”. Didirikannya industri kecil konveksi di desa Gebang bukan tanpa alasan dan tujuan. Hal tersebut merupakan kesadaran dari diri individu untuk mencari jalan keluar terhadap keterbatasan lapangan pekerjaan di desa Gebang, ini merupakan inisiatif dari diri individu. Pada dasarnya manusia adalah individu yang aktif dan kreatif dari sebuah realitas dimana keputusan ditangan individu tersebut. Manusia bebas untuk menentukan tindakan yang mereka pilih untuk mencapai tujuannya. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Max Weber (Max Weber, 2009:66): ”Tindakan-tindakan yang mencakup dalam sifat kelaziman rasional, ia menilai secara khas sebagai tipe yang paling bisa dipahami, dan perbuatan manusia ekonomis adalah contoh utamanya, tindakan-tindakan yang kurang rasional oleh Weber digolongkan kaitannya dengan pencarian “tujuan-tujuan absolut sebagai berasal dari sentimen berpengaruh atau sebagai tradisional. Karena tujuan absolut dipandang oleh sosiologi sebagai data yang diberi (given), maka sebuah tindakan bisa menjadi rasional dengan mengacu pada sarana yang digunakan”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Maka dengan pengembangkan industri kecil konveksi mempunyai alasanalasan sebagai berikut karena pertama, memberikan lapangan pekerjaan baru dan mengurangi pengangguran di desa Gebang. Berdasarkan data hasil temuan diatas yang dikemukakan, industri kecil konveksi di desa Gebang telah memberikan lapangan pekerjaan baru mengurangi pengangguran bagi masyarakat desa Gebang, masyarakat dapat bekerja di industri tersebut. Walaupun industri kecil konveksi di desa Gebang termasuk industri yang baru berdiri tetapi, sudah dapat menyerap tenaga kerja yang berasal dari masyarakat desa Gebang. Industri kecil konveksi di desa Gebang mampu memberikan peranannya yang cukup besar dalam menyerap tenaga kerja, yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang masih menganggur. Dengan adanya industri kecil konveksi masyarakat tidak perlu pergi ke luar daerah lain untuk mencari pekerjaan karena keberadaan industri kecil konveksi dapat mengurangi urbanisasai dan dapat mengurangi pengangguran, dengan demikian adanya industri kecil konveksi di desa Gebang dapat mengurangi masalah kesempatan kerja di desa Gebang. Hal tersebut seperti yang di kemukakan oleh Irsan Azhary Saleh (1986:123),: “ potensi alamiahnya yang paling besar dalam memberi andil bagi penyelesaian masalah kesempatan kerja”. Pengembangan industri kecil di pedesaan memberikan manfaat yang positif
bagi masyarakat desa, seperti yang
dikemukakan oleh Hadi Prayitno & M. Umar Burhan (1987:54), diantaranya adalah; 1) Karena letaknya di daerah pedesaan maka tidak akan menambah migrasi ke kota dengan kata lain mengurangi/ menghentikan laju urbanisasai, 2) Sifatnya yang padat tenaga kerja akan memberikan kemampuan serap lebih besar perunit yang diinvestasikan, 3) Masih dimungkinkan lagi tenaga kerja yang terserap, dengan letak yang berdekatan, untuk kembali berburuh tani dalam usaha tani khususnya menjelang dan saat-saat sibuk dan, 4) Penggunaan tehnologi yang sederhana mudah dipelajari dan dilaksanakan. Kedua, industri kecil konveksi bergerak diluar sektor pertanian. Industri kecil konveksi yang dikembangkan di desa Gebang dahulu penduduk di desa Gebang bekerja di sektor pertanian, seiring berjalannya waktu penduduk di desa Gebang commit to user semakin meningkat. Lahan pertanian semakin menyempit yang dijadikan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemukiman penduduk.
Berkurangnya lahan
pertanian
di
desa Gebang
mengakibatkan berkurangnya kegiatan penduduk dalam sektor pertanian, disisi lain penduduk yang merupakan angkatan kerja semakin meningkat. Penduduk yang dulunya bekerja di bidang pertanian semakin berkurang jadi, industri kecil konveksi dikembangkan di luar sektor pertanian, alasan tersebut dapat dikatakan bahwa dengan adanya industri kecil konveksi memberikan pekerjaan di luar sektor pertanian. Hal ini sesuai pernyataan dari Soediono (1998:301): “pertambahan luas untuk tanaman pangan tidak dapat diharapkan secara terus menerus, lebih-lebih di jawa kejenuhan/ambang batas untuk pertanian pangan sudah sangat didekati. Bahkan perkiraan bahwa luasan itu berkrang 10.000 ha pertahun, karena tanah berubah penggunaannya untui pemukiman / perluasan kota, aneka prasarana, rekreasi dan sebagainya”. Nampaknya hal ini sejalan dengan pernyataan dari Jhingan (2007:407) : “…di Negara berkembang kebanyakan rakyat tinggal diwilayah pedesaan. Pertaanian merupakan mata pencaharian utama. Maka dari itu pertambahan penduduk akan mempengaruhi radio lahan manusia. Tekanan penduduk lahan tidak elastis. Hal ini semakin memperlambat pembangunan pertanian. Penduduk yang meningkat akan menjerumuskan perekonomian ke pengangguran dan kekurangan lapangan pekerjaan karena penduduk meningkat proporsi pekerja menjadi naik”. Ketiga,
dapat meningkatkan pendapatan. Pendapatan yang diperoleh
merupakan upah atau gaji. Industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang telah
meningkatkan
pendapatan
bagi
tenaga
kerja,dengan
peningkatan
pendapatan maka, dapat mencukupi kebutuhan keluarga, seperti dapat menyekolahkan anak mereka, dapat membeli kebutuhan rumah tangga atau untuk tambahan keluarga dalam perekonomian. Hal tersebut seperti pendapat yang dikemukakan oleh Mubyarto (1985:216), “Industri kecil dan rumah tangga memberi tambahan pendapatan bagi pekerja/ kepala keluarga dan juga anggota kelurga lainnya”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Strategi Pengembangan Industri Kecil konveksi Di dalam industri kecil konveksi mempunyai strategi yang dimiliki untuk menarik calon tenaga kerja atau untuk mempertahankan tenaga kerjanya agar dalam proses produknya bisa maksimal. Pertama, industri kecil konveksi lebih mementingkan ketrampilan dari pada pendidikan formal. Industri kecil konveksi yang didirikan oleh salah satu warga dari desa Gebang tersebut telah memberikan lapangan pekerjaan baru, Agar bisa bekerja di industri kecil konveksi harus mempunyai ketrampilan khususnya ketrampilan menjahit karena persyaratan untuk bekerja di industri kecil konveksi harus bisa menjahit, dengan adanya persyaratan tersebut dapat menarik masyarakat untuk bekerja di industri kecil konveksi. Sebab, banyak masyarakat di pedesaan khususnya di desa Gebang masih berpendidikan rendah sehingga dengan pendidikan rendah msih dapat bekerja di industri kecil konveksi. Maka, Di kelurahan Gebang sendiri terdapat pelatihan yang di adakan oleh pemerintah setempat, salah satunya adalah pelatihan menjahit, ini adalah salah satu upaya untuk pembinaan bagi masyarakat di desa Gebang, diharapkan dengan diadakan pelatihan menjahit warganya dapat mempraktikannya, hal ini seperti yang di kemukakan oleh Hadi Prayitno (1987:70): ”pembinanan pengusaha kecil jelas merupakan usaha yang perlu terus menerus dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya golongan ekonomi lemah pembinaan itu semestinya dimulai dari apa yang dimiliki pengrajin itu sendiri untuk mengembangkan potensi yang ada”. Hal ini sejalan pernyataan dari Irsan Azhari Saleh (1986:33): “,,,pengutamaan kegiatan-kegiatan yang memperluas kesempatan kerja, peningkatan atas kualitas dan pengadaan pangan, perbaikan terhadap fasilitas dan mutu pendidikan/ pelatihan kerja, serta meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan. Hal ini sesungguhnya memberikan suatu ungkapan bahwa arah pengembangan sunber daya manusia itu pada prinsipnya bertujuan mentrasnformasi secara optimal sumber daya tersebut dari sekedar sebagai sumber potensial (resource base) menjadi sumber produktif(resource)”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kedua, di industri kecil konveksi umur tidak mempermasalahkan dan ada lemburan. Hal ini, umur tidak dipermasalahkan karena baik masih muda maupun sudah tua dapat bekerja di industri kecil konveksi karena di dalam industri kecil konveksi dituntut untuk bekerja lebih bertanggung jawab karena dalam proses produksi setiap harinya di target sesuai pesanan. Jadi, apabila umur sudah tua tetapi bisa bertanggung jawab dan bekerja sesuai yang diinginkan maka bisa bekerja di industri kecil konveksi. Di industri kecil konveksi juga ada tambahan pendapatan atau gaji tenaga kerja maka di industri kecil konveksi ada lemburan. Di dalam industri kecil konveksi setiap hari dalam produksinya di target apabila jam pulang sudah habis tetapi target belum selesai maka hari itu juga ada lemburannya, biasanya lemburan ada pada hari minggu atau taggal merah. Ketiga, bersifat kekeluargaan. Di dalam industri kecil konveksi hubungan pemilik dengan tenaga kerja sudah seperti keluarga karena pemilik memberikan kelonggaran kepada tenaga kerjanya untuk jalan-jalan bersama. Hal tersebut dilakukan untuk mempererat hubungan diantara keduanya dan membuat tenaga kerja merasa diperhatikan oleh pemilik industri kecil konveksi, Sehingga tenaga kerja lebih merasa nyaman dan tidak sungkan kepada pemilik tenaga kerjanya. Pemilik dari industri konveksi melakukan hal tersebut guna untuk mendapatkan tenaga kerja dan agar tenaga kerjanya tidak pindah ke tempat lain. 3. Industri Kecil Konveksi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Keberadaan industri konveksi yang ada di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen dirasa telah memberikan sumber penghasilan yang dapat dijadikan sebagai penghasilan pokok maupun tambahan bagi keluarga dan hal tersebut dapat mensejahterakan masyarakat khususnya masyarakat yang berada disekitar industri tersebut. Karena masyarakat dapat membuka uasaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya. Menurut Soepardjo Roestam (1993:26) kesejahteraan masyarakat dalam arti luas mengandung pengertian sebagai suatu keadaan dimana seluruh rakyat secara merata hidup berkecukupan, baik material maupun spiritual, aman, tentram, tertib dan maju, jauh dari segala commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penderitaan dan ketakutan serta harkat dan sederajatnya dapat dipelihara dan dijunjung tinggi. Sedangkan, menurut data yang diperoleh dari internet (http://id.wikipedia.org), kesejahteraaan atau sejahtera dapat memiliki arti sebagai
berikut: a. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. b. Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. c. Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide Negara sejahtera. Kesejahteraan rakyat merupakan cita-cita bagi Negara Indonesia yakni kesejahteraan bagi masyarakat luas, bukan kesejahteraan individu atau perseorangan.seperti dalam UUD 1945 pasal 33 dalam Irsan Azhari Saleh, (1986:9):”Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan; serta bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai Negara untuk dipergunakan bagi kemakmuran rakyat”. Maka industri kecil konveksi yang ada di desa Gebang dapat memberikan sumber penghasilan pokok maupun tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Tercukupinya kebutuhan hidup merupakan ukuran tingkatan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat desa Gebang, dikatakan dapat mencukupi kebutuhan karena dari mereka dapat membeli kebutuhan sehari-hari yaitu beberapa kebutuhan sekunder maupun tersier. 4. Dampak positif dan negative keberadaan industri kecil konveksi Dengan adanya industri kecil konveksi di desa Gebang memberikan dampak yang positif dan negative
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Dampak positif Dampak positif adanya industri kecil konveksi memberikan keuntungan kepada pemilik yaitu pemilik industri kecil konveksi dapat membangun tempat tinggal dan dapat membeli kendaraan pribadi. Selain itu juga kepada tenaga kerjanya yaitu memberikan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. bahkan masyarakat sekitar yang berada di sekitar industri kecil konveksi pun dapat mempunyai keuntungan dengan cara membuka usaha sendiri di rumah. Menurut Alan B Mountjoy (1983:62) sasaran utama kebijakan industri adalah: 1) Untuk menyediakan pekerjaan bagi penduduk yang jumlahnya semakin meningkat (dan dalam beberapa kasus penyediaan pekerjaan bagi kaum burruh tani yang memang sudah tidak memiliki pekerjaan): hal ini sudah sesuai dengan apa yang sedang terjadi desa Gebang karena semakin lama jumlah penduduk semakin bertambah maka lahan pertanian pun semakin berkurang karena beralih fungsi sebagai pemukiman penduduk, maka keberadaan industri kecil konveksi memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat desa Gebang diluar sektor pertanian. 2) Untuk meningkatkan taraf hidup dengan meningkatkan taraf hidup dengan meningkatkan perkapita pendapatan nasional bersih Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang dapat meningkatkan taraf hidup bagi pemilik, tenaga kerja bahkan masyarakat desa Gebang. b. Dampak Negatif 1) Lunturnya norma kesopanan Norma kesopanan merupakan norma yang timbul dari kebiasaan pergaulan sehari-hari untuk suatu daerah tertentu. Norma kesopanan disebut juga norma adat, karena sesuai dengan adat yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Di industri kecil konveksi mempunyai tenaga kerja yang berasal dari luar daerah Gebang atau pendatang, dengan datangnya pendatang memberikan dampak yang commit to user kurang baik terhadap masyarakat desa Gebang yaitu lunturnya nilai kesopanan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang ada di masyarakat desa Gebang. Seperti tidak sopan berbicara dengan masyarakat, pacaran yang tidak kenal waktu hingga larut malam hal tersebut dapat melunturkan norma kesopanan yang ada di desa Gebang sehingga norma yang sudah dibangun masyarakat desa Gebang akan menjadi pudar, maka dapat terjadi perubahan di desa Gebang dalam norma kesopanan. Masyarakat yang dulu akan peduli dengan norma kesopanan, maka tidak menutupi kemungkinan akan terjadi rasa acuh tak acuh terhadap warga. 2) Berpotensi Konflik Potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli desa dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan khususnya di sektor industri. Masalah sosial mulai muncul ketika penduduk asli kesulitan memperoleh pekerjaan di sektor industri sehingga terjadi tuntutantuntutan warga asli agar bisa mendapatkan pekerjaan. Hal ini seperti pernyataan dari Dahrendorf dalam Ritzer (2009:285) seperti berikut:”kelompok-kelompok konflik muncul, mereka terlibat tindakan-tindakan yang memicu perubahan dalam stuktur sosial”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis yang telah dilakukan, maka peneliti dapat manarik simpulan guna menjawab rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelum penelitian dilakukan yaitu peran industri kecil konveksi dalam menyerap tenaga kerja di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, Peran industri kecil konveksi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, dan dampak adanya industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Adapun penjelasan simpulannya adalah: 1. Industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen didirikan oleh satu warganya yang memiliki kemampuan dalam menyerap tenaga kerja yang ada di desa Gebang. Tujuan didirikannya industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang adalah memenuhi kebutuhan hidup, menciptakan lapangan pekerjaan diluar sektor pertanian, sehingga mengurangi pengangguran, untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa Gebang, dan yang paling penting adalah untuk memperbaiki perekonomian di desa Gebang. 2. Industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen memiliki kemampuan dalam menyerap tenaga kerja yang ada di desa Gebang, tenaga kerja yang terserap tidak harus berpendidikan tinggi yang terpenting memiliki ketrampilan menjahit dan tidak dipatok usia. Di industri kecil konveksi terdapat uang lemburan yang cukup besar dan bersifat kekeluargaan. 3. Di industri kecil konveksi terdapat system pengupahan yaitu perbulan dan disesuaikan dengan UMR daerah Sragen dan jaminan sosial yang membuat para tenaga kerjanya bekerja nyaman dan betah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen dapat memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat desa Gebang khususnya di sekitar industri kecil konveksi yaitu dengan membuka usaha di rumah mereka untuk manambah penghasilan. Terpenuhinya kebutuhan mereka sehari-hari merupakan ukuran tingkat kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat desa Gebang. 5. Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen memberikan dampak yang positif
bagi pemilik dari
industri kecil konveksi, tenaga kerja yang bekerja di industri kecil konveksi, dan munculnya warung-warung kecil yang di buka oleh masyarakat yang dijadikan sebagai sumber penghasilan mereka. 6. Keberadaan industri kecil konveksi juga mempunyai dampak yang negatif terhadap masyarakat sekitar yaitu lunturnya norma kesopanan yang ada di desa Gebang. B. IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitian beserta pembahasan dan simpulan yang dikemukakan tersebut diatas maka implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Berdasarkan hasil temuan studi yang dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh Max Weber mengenai tindakan sosial, dan konsep dari Soepardjo Roestam menyangkut tentang kesejahteraan masyarakat serta milik dari Alan B Mountjoy dan teori konflik tentang dampak adanya suatu industri. Beberapa teori ini berperan besar dalam menganalisis data yang telah ditemukan dilapangan. Teori tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber merupakan hal yang melandasi perkembangkan industri kecil konveksi karena dengan berkembangnaya industri kecil konveksi dapat membuka lapangan pekerjaan. Tindakan masyarakat pedesaan dalam melakukan kegiatan industri didasarkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada keadaan untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi terbatasnya lapangan kerja disektor pertanian, selain itu juga motivasi dari mereka untuk mendapatkan tambahan penghasilan guna mencukupi kebutuhan keluarga serta meningkatkan kesejahteraan hidup. Selanjutnya tentang kesejahteraan masyarakat, konsep dari Soepardjo Roestam melihat bahwa masyarakat dapat dikatakan sejahtera apabila sudah berkecukupan baik material maupun spiritual. Keberadaan industri kecil konveksi telah memberikan sumber penghasilan pokok maupun tambahan bagi masyrakat desa Gebang Keberadaan industri kecil konveksi memberikan dampak negatif kepada pemilik, tenaga kerja dan masyarakat sekitar. Konsep Alan B Montjoy telah menjelakan adanya dampak yang positif dari adanya industri. Seperti keberadaan industri kecil konveksi juga memberikan dampak yang positif kepada masyarakat desa Gebang yaitu memberikan lapangan pekerjaan baru sehingga dapat mengurangi pengangguran dan dapat meningkankan taraf kehidupan. Selain itu di dalam industri kecil konveksi juga memberikan dampak negatif yaitu lunturnya norma kesopanan dan adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli desa dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan khususnya di sektor industri sehingga dapt berpotensi sebagi konflik. 2. Implikai Metodologis Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi kasus tunggal terpancang karena hanya dilakukan pada satu lokasi yaitu di industri kecil konveksi yang ada di desa Gebang. Hal ini dikarenakan peran dari industri kecil konveksi dalam meningkatkan pendapatan tenaga kerjanya dan sebagai sumber penghasilan masyarakat desa Gebang. Dalam penelitian ini studi kasus mengarah pada mendeskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya dilapangan dan terpancang karena di dalam penelitian ini memfokuskan pada suatu masalah yang sudah ditetapkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebelum peneliti terjun ke tempat penelitian. Oleh karena itu, metode tersebut sudah tepat untuk digunakan peneliti dalam penelitian. 3. Implikasi Praktis Hasil penelitian tentang industri kecil konveksi di desa Gebang mempunyai peranan yang penting dalam terbukanya lapangan pekerjaan dan dapat mengurangi pengangguran sehingga masyarakat desa Gebang megalami kesejahteraan khususnya dalam bidang ekonomi. Hasil penelitian ini juga, dapat dijadikan acuan bagi pemerintah untuk mendukung keberadaan industri kecil dan pengembangan sumber daya manusia. C. SARAN Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan. Maka, peneliti mengemukakan beberapa saran yang diharapkan yang dapat berguna bagi pemilik dari industri kecil konveksi demi kemajuan industri kecil konveksi, tenaga kerja dan pemerintah daerah Gebang serta masyarakat. Adapun saran yang disampaikan sebagai berikut: 1. Kepada pemilik dari industri kecil konveksi a. Bisa mendidik tenaga kerjanya yang belum mahir menjadi mahir menjahit sehingga dalam proses produksinya lebih bisa maksimal. 2. Kepada tenaga kerja a. Tenaga kerja harus bisa menjaga sikap dan dapat mematuhi aturan-aturan yang ada di desa Gebang agar norma-norma yang ada di dalamnya dapat terjaga. 3. Kepada masyarakat a. Masyarakat harus bisa menerima pendatang yang dari luar daerah dan bisa menegur apabila para pendatang melanggar peraturan yang ada di desa Gebang.
commit to user