IATMI 2006-TS-10 PROSIDING, Simposium Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 15-17 November 2006
PERAN HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT (HRD) DAN HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) DALAM INDUSTRI MIGAS. STUDI KASUS: LAPANGAN SANGATTA PT PERTAMINA EP REGION KTI Mursali Mokodompit*
ABSTRACT Dalam dunia usaha terdapat beberapa komponen sumber daya yang harus dipenuhi apabila seseorang atau kelompok ingin mendirikan suatu perusahaan, antara lain : manusia modal dan tehnologi. Disebutkan oleh Michael Amstrong bahwa manusia sebagai aset utama dan berharga yang dimiliki organisasi adalah orang-orang yang bekerja dalam organisasi baik secara individual maupun kolektif, yang memberikan kontribusi serta menentukan maju/mundurnya suatu organisasi (perusahaan).
Dari sisi pengembangan sumberdaya manusia (HRD), industri Migas yang tergolong high technology, high cost & high risk harus ditangani oleh orang-orang yang capable, have a good knowledge and skill, mulai dari tingkat operator sampai dengan tingkat top management sehingga akan timbul a good team work synergy. Perekrutan dan penempatan orang-orang yang akan menduduki jabatan tertentu harus proportional (the right man on the right job). Hal ini selain akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan juga berdampak sangat positif bagi orang tersebut. Orang tersebut akan sangat menikmati dan timbul sense of belonging atas pekerjaan dan perusahaan dimana ia bekerja karena sesuai dengan ilmu pengetahuan yang ia miliki. Dampak dari semua itu ialah produktifitas kerja meningkat, mutu produk terjamin dan hasil produk meningkat.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri minyak dan gas bumi (Migas), disamping high technology dan high cost, juga mempunyai tingkat resiko kecelakaan kerja yang lebih tinggi (high risk). Dengan demikian, aturan tentang Kesehatan, Keselematan dan Lingkungan Hidup (HSE) bagi orang-orang yang bekerja didalam perusahaan tersebut merupakan hal yang mutlak harus diberlakukan.
Untuk menjamin kelangsungan hidup (survival) suatu perusahaan, khususnya di bidang Migas, mutlak diperlukan adanya penerapan prinsipprinsip HSE disetiap level organisasi. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesehatan dan keselamatan orang-rang yang bekerja didalamnya dan menjaga kelangsungan/kelestarian lingkungan hidup dimana mereka bekerja serta mencegah kerugian yang akan timbul terhadap perusahaan. Penerapan prinsip HSE sangat efektif apabila diberlakukan sejak dibangunnya suatu perusahaan. Orang-orang yang bekerja didalamnya diharapkan sudah “HSE minded” sehingga disetiap awal kegiatan, mereka sudah dapat memprediksi akibat-akibat apa yang akan timbul.
________________________________ * PT PERTAMINA EP Region Kawasan Timur Indonesia
-1-
Pada tahun 1968, untuk mengkonsolodasi industri perminyakan dan gas, manajemen, ekplorasi, pemasaran dan distribusi maka PERMINA dan PERTAMIN merger menjadi PN PERTAMINA. Dan sejak 17 September 2003 Pertamina telah berubah status menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2003. saat ini PERTAMINA berada di bawah koordinator Menteri Negara BUMN.
Paper ini mendiskusikan peran pengelolaan HRD dan penerapan prinsip-prinsip HSE dalam industri Migas, khususnya di PT. PERTAMINA EP Region KTI, yang bukan hanya menaikan kinerja perusahaan tetapi juga telah mendapat peringkat nilai PROPER yang memuaskan. Dari data yang disajikan dapat disimpulkan bahwa dengan pengelolaan HRD yang baik, serta memberikan pengertian tentang prinsip-prinsip HSE sejak dini kepada seluruh level organisasi, memberikan hasil kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Seperti kontraktor lainnya, sebagai pemain bisnis Pertamina juga melakukan Kontrak Kerja Sama dengan BPMIGAS. Dan dengan berubahnya status Pertamina menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO) maka PERTAMINA menjadi entitas bisnis murni yang lebih berorientasi laba.
PENDAHULUAN Sejarah Pertamina
Region Kawasan Timur Indonesia (Region KTI): Terhitung mulai tanggal 17 September 2005, Direktorat Hulu mempunyai anak perusahaan yaitu PT. PERTAMINA EP yang mempunyai Region (Sumatera, Jawa & KTI dan Daerah Operasi Hulu Kalimantan menjadi bagian dari Region KTI yang meliputi Kalimantan, Papua dan Sulawesi.
Berdasarkan pasal 33 UUD 45: “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesarbesar untuk kemakmuran rakyat” maka hak untuk mengelola indusrtri perminyakan jatuh ke tangan pemerintah. Tahun 1960, Dewan Perwakilan Rakyat mengeluarkan kebijakan yang menyatakan bahwa penambangan minyak dan gas bumi hanya boleh dilaksanakan oleh Negara melalui perusahaan negara. Semenjak itu, pihak asing yang terlibat di dalamnya berdasarkan kepada kontrak kerja saja. Dan juga perusahaanperusahaan asing sepakat untuk secara bertahap menjual tempat penyulingan minyaknya dan asset lainnya di bidang pemasaran dan distribusi kepada pihak pemerintah Indonesia dalam jangka waktu lima sampai lima belas tahun.
Kantor PT. PERTAMINA EP Region KTI berkedudukan di Kotamadya Balikpapan Propinsi Kalimantan Timur mempunyai cakupan wilayah kerja perusahaan (WKP) sebagai berikut: Kantor Pusat Region KTI di Balikpapan, Area Operasi Sangatta (excuded SKG Bontang), Area Operasi Bunyu dan Area Operasi Papua. Jumlah kandungan minyak 34,401 Mstb dan Gas 376,484 Mmscf (excluded) yang merupakan output dari sumur-sumur existing yang berjumlah 197 buah dari total sumur yang sudah dibor sebanyak 606 buah. Dalam operasionalnya sumur-sumur tersebut ditangani oleh Pekerja aktif sebanyak 278 orang dan non aktif 23 orang.
Pada masa transisi tersebut dua perusahaan negara dibentuk, yaitu : PERMINA, diberi wewenang dan tanggung jawab untuk administrasi, manajemen dan pengawasan terhadap kerja sama di bidang eksplorasi dan produksi. Sementara itu PERTAMIN mendapat tanggung jawab untuk mengatur proses distribusi minyak bagi kepulauan Indonesia, PERMINA mendirikan Sekolah Kader Teknik di Brandan Sumut. PERMINA kemudian juga mendirikan Akademi Perminyakan di Bandung pada tahun 1962. Kurikulum dari Akademi Perminyakan meliputi berbagai aspek dalam industri perminyakan dan para lulusannya kemudian menjadi tenaga inti di PERMINA (yang kemudian menjadi PERTAMINA).
Area Sangatta Sangatta adalah salah satu Daerah/Lapangan Operasi Region KTI yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Timur, Kecamatan Sangatta, Desa Sangkimah dan dapat ditempuh melalui perjalanan darat sepanjang + 300 km dan melalui udara selama 35 menit dari Balikpapan.
-2-
disebabkan bahwa penambangan Migas mempunyai karakteristik tersendiri jika dibandingkan dengan jenis usaha tambang lainnya.
Sumur Bor : Sumur-sumur area Sangatta ditemukan tahun 1976 dengan rincian sebagai berikut: 1. Perkiraan cadangan sampai dengan 31 Desember 2005 sebesar Minyak 16,490 Mstb dan Gas 65,965 MMscf. 2. Jumlah sumur sampai dengan 31 Agustus 2006 sebanyak 189 buah yang terdiri dari sumur aktif 75 buah dan sumur non aktif 114 buah.
Jumlah Pegawai Dalam mempertahankan dan memelihara kelangsungan operasional sumur-sumur tersebut area Sangatta mempunyai pekerja sebanyak 62 orang yang terdiri dari : Pekerja aktif sebanyak 35 orang (operasi) dan 27 orang (penunjang) serta non aktif sebanyak 7 orang (status 31 Agustus 2006) .
Pencapaian Produksi Data-data pencapaian produksi di lapangan Sangatta periode tahun 2001 s/d 2005 dapat disampaikan sebagai berikut: Tahun 2001 2002 2003 2004 2005
Minyak (bbls) 577,257 634,669 852,245 1,054,908 1,152,594
Usia Pekerja Data usia pekerja terdiri dari sebagai berikut : 1. 26 – 30 sebanyak 5 pekerja 2. 31 – 35 sebanyak 1 pekerja 3. 36 – 40 sebanyak 1 pekerja 4. 41 – 45 sebanyak 4 pekerja 5. 46 – 50 sebanyak 23 pekerja 6. 51 – 55 sebanyak 28 pekerja
Gas (Mscf) 256,255 300,341 272,945 240,952 322,884
Fungsi / Departement 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Human Resources Development (HRD) : Manusia yang merupakan asset yang paling berharga dalam suatu perusahaan haruslah dibina dan dikembangan ilmu pengetahuannya secara terus menerus dan terarah mengikuti perkembangan zaman. Dan tentunya hal yang terpenting dan harus diperhatikan adalah pada saat rekrutmen pegawai. Penentuan tingkat professional dan penempatan yang kurang proporsional akan mengakibatkan kepada kinerja perusahan secara keseluruhan.
Field Manager = 1 orang Sekretaris = 1 orang Rencana Operasi = 6 orang Operasi Produksi = 11 orang WO & WS = 9 orang Teknik = 9 orang HSE = 3 orang Logistik = 6 orang HRD = 6 orang Keuangan 1 orang Umum = 9 orang
Tingkat pendidikan
Pelatihan dan pengembangan staf adalah penting hal ini disebabkan: Perubahan-perubahan yang cepat dalam teknologi serta tugas-tugas yang dilakukan oleh orang-orang; Kurangnya ketrampilan-ketrampilan langsung dan ketrampilan-ketrampilan jangka panjang; Perubahan-perubahan dalam harapan-harapan dan komposisi angkatan kerja; Kompetisi dan tekanan-tekanan pasar demi peningkatan dalam kualitas produk-produk mapun jasa.
1. 2. 3. 4. 5.
SLTP sebanyak 2 orang SLTA sebanyak 27 orang AKA I & II sebanyak 15 orang AKA III/D3 sebanyak 3 orang Strata 1/S1 sebanyak 15 orang
Perencanaan dan Pengembangan Secara periodik perusahaan mengadakan pembelajaran (kursus, study banding dll – khusus Sangatta selama TA 2005 telah mengadakan kursus sebanyak 24 kali) kepada para pekerja, yang terdiri dari mandatory course dimana seluruh pekerja wajib mengikuti kursus tersebut. Selanjutnya, minimal sekali dalam satu
PT. PERTAMINA EP salah satu anak perusahaan dari PT. PERTAMINA (Persero) Direktorat Hulu yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi Migas harus ditangani oleh pekerja-pekerja yang capable. Hal ini
-3-
tahun anggaran setiap departement mengadakan pembelajaran kepada pekerjanya masing-masing. Disamping itu apabila diperlukan (disesuaikan dengan kebutuhan) juga diadakan tugas belajar ke luar negeri. Hal tersebut dimaksudkan selain untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam bekerja juga memberikan refresing kepada pekerja yang bersangkutan agar tidak timbul rasa jenuh dalam menghadapi rutinitas pekerjaan sehari-hari.
3.
Pembelajaran atau kursus-kursus yang diikuti oleh pekerja lapangan Sangatta atas biaya perusahaan dapat lihat sebagai berikut :
7.
4. 5. 6.
8. 9.
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005
Mandat 0 14 2 12 8
Fungsi 0 169 101 101 62
10. 11. 12. 13.
Tingkat Kesehatan Pekerja Setiap pekerja diharuskan untuk mengikuti medical check up sekali dalam setahun. Dan disamping itu secara rutin diadakan senam kesegaran jasmani yang harus diikuti oleh seluruh pekerja.
Undang-undang No.44 tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Undang-undang No.8 tahun 1971 tentang PERTAMINA. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di bidang Pertambangan. Peraturan Pemerintah No.17 tahun 1974 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi di daerah Lepas Pantai. UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. UU No. 1 tahun 1973 tentang Landas kontinen Indonesia. Keputusan Presiden No.22 tahun 1981 tentang Sumber Daya Panasbumi. Keputusan Presiden No.27 1982 tentang Pengadaan Bahan Peledak. UU No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Di dalam dunia usaha Migas dimana seperti yang telah disebut pada abstraksi terdahulu bahwa mempunyai high risk khususnya di bidang HSE maka diperlukan pekerja-pekerja yang handal dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Disamping menjalankan tugas dan tanggung jawabnya tersebut, para pekerja juga dibekali dengan ilmu pengetahuan tentang Kesehatan, Keselamatan dan Lindungan Lingkungan. Pembekalan tersebut berupa pendidikan secara bertahap yaitu bagaimana menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) sampai dengan cara penggunaan alat penyemprot yang berada di fire truck jika terjadi kebakaran khususnya di area tambang dan kilang minyak dan gas.
Health, Safety & Environment (HSE): Kegiatan pengeboran merupakan salah satu kegiatan pokok yang ada dalam usaha pertambangan minyak, gas dan panas bumi, baik itu merupakan pemboran eksplorasi untuk tujuan pencarian cadangan baru maupun pemboran pengembangan untuk meningkatkan produksi. Kegiatan ini selain melibatkan teknologi tinggi (high technology) juga membutuhkan biaya besar (high cost) serta mengandung resiko yang tinggi (high risk) dalam pelaksanaannya.
Keberadaan fungsi HSE sangatlah penting bahkan merupakan suatu keharusan didalam dunia usaha Migas dan harus dijalankan/diterapkan secara terus menerus sejak dibangunannya suatu perusahaan. HSE adalah suatu usaha pencegahan dini (protection) sehingga diharapkan tidak terjadi suatu kecelakaan kerja terhadap para pekerja dan kebakaran/kerusakan pada aset-aset milik perusahaan yang pada akhirnya menimbulkan kerugian yang sangat besar secara financial terhadap perusahaan. Untuk itu, diwajibkan
Untuk melindungi dan meminimalkan kecelakaan kerja bagi para pekerja serta mengurangi/menekan biaya operasional perusahaan maka pemerintah telah mengeluarkan beberapa aturan sebagai berikut: 1. Mijn Ordonnantie (Ordonansi Tambang) tahun 1930 No.38. 2. Mijn Politie Reglement (Peraturan Kepolisian Tambang tahun 1930.
-4-
6
Inspeksi teknis dan keselamatan kerja oleh Ditjen Migas sebanyak 3 kali. 7 Rig safety checklist dan pengetesan kelaikan BOP sebanyak 19 kali. 8 Perpanjangan dan pembuatan baru izin mengemudi (IMKP) sebanyak 45 kali. 9 Pengwasan keselamatan kerja Perforasi, Swab dan Killing sumur sebanyak 14 kali. 10 Investigasi kecelakaan lalu lintas sebanyak 3 kali. 11 Safety campaign ( spanduk, bendera K3 poster dll sebanyak 45 buah. 12 Pengawasan keselamatan kerja panas (hot permit) sebanyak 113 kali.
adanya komitmen yang sungguh-sungguh dari seluruh pekerja mulai dari tingkat operator sampai dengan tingkat direktur untuk melaksanakan prinsip-prinsip HSE dimaksud. Penerapan prinsip-prinsip HSE dalam suatu perusahan akan berhasil apabila selain komitmen tersebut diatas juga perlu diadakan reward and punishment agar dapat berjalan efektif dan efisien yang pada akhirnya akan dapat menimbulkan ”HSE minded” bagi seluruh pekerja di perusahaan yang bersangkutan. Dalam kaitannya dengan penerapan hal tersebut, fungsi HSE selaku yang bertanggung jawab langsung terhadap masalah penerapan prinsipprisip HSE agar mensosialisasikan kepada seluruh pekerja dan mengawasi secara terus menerus pelaksanaannya di lapangan.
Selain itu, semua pekerja termasuk tenaga outsourcing yang bekerja di lapangan Sangatta diharuskan menggunakan safety shoes yang telah disediakan oleh perusahaan dan khusus kepada para pekerja yang bekerja di lapangan operasi juga diharuskan menggunakan topi keselamatan kerja (helmet), kacamata khusus, sarung tangan dan safety belt selama dalam melaksanakan tugas. Dan lebih khusus lagi adalah penerapan prinsip-prinsip HSE dibidang kegiatan pengeboran
Pada dasarnya masalah HSE adalah tanggung jawab bersama seluruh pekerja dari semua level organisasi, karena hal ini menyangkut kelangsung hidup (survival) suatu perusahan dimana kita bekerja. Dalam kaitannya dengan uraian tersebut atas dapat dilihat bagaimana penerapan HSE di lapangan Sangatta sebagai berikut:
Kesehatan kerja Kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan oleh semua pekerja sebab hal ini akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan para pekerja. Tempat kerja yang kotor dan tidak tertata dengan baik dapat menimbulkan stres dan penyakit lainnya terhadap para pekerja yang secara terus menerus bekerja ditempat tersebut, selain itu juga meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan dan kebakaran.
Keselamatan kerja Fungsi HSE di lapangan Sangatta ditangani oleh 3 orang pekerja dan dibantu tenaga outsourcing dimana di dalam menjalankan tugasnya selalu berdasarkan standing operation procedure (SOP) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan selama tahun 2005 (contoh) sebagai berikut : 1.
2 3 4 5
Akibat dari kondisi tempat kerja yang demikian dapat mempengaruhi antara lain daya tahan tubuh seseorang menurun, semangat kerja menurun dan pada akhirnya akan sangat mempengaruhi tingkat produktifitas pekerja yang bersangkutan. Hal ini akan berdampak kerugian terhadap perusahaan, antara lain :
Pemberian Surat Izin Kerja; 1.1 SIM sebanyak 2 buah 1.2 SKK sebanyak 17 buah 1.3 SIMA sebanyak 17 buah Pengawasan keselamatan transport & penggunaan bahan peledak sebanyak 64 kali. Pengawasan keselamatan kerja di daerah berbahaya sebanyak 27 kali. Safety meeting / safety talk sebanyak 17 kali. Inspeksi keselamatan kerja di Rig pemboran, Rig perawatan dan fasilitas produksi sebanyak 15 kali.
1. 2. 3.
Tingginya biaya kesehatan pekerja Kehilangan mandays selama perawatan pekerja yang sakit Mempengaruhi kinerja perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, walaupun perumahan dan perkantoran lapangan
-5-
2.
Sangatta berada di dalam hutan, namun kebersihan dan kerapihannya tetap terjaga khususnya di perkantoran baik di gedung kantor pusatnya maupun yang berada dilokasi operasional (di SP-SP dan Loading Terminal) telah memenuhi standar prinsip-prinsip HSE, sehingga para pekerja dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
3. 4. 5.
Pemadam kebakaran 6. Dalam kegiatan penanggulangan kebakaran selain pekerja di fungsi HSE sendiri juga dibentuk anggota tim penanggulangan/regu bantuan (Auxiliary Fire Team) yang melibatkan pekerja yang berada dimasing-masing fungsi dimana tugas mereka adalah regu bantuan utama yang terjun langsung kelapangan jika terjadi kebakaran disuatu tempat.
Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup; Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup; Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana; Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak uasaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Pendirian suatu perusahaan besar yang juga mempunyai dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup harus memiliki persyaratan penataan lingkungan hidup sebagai berikut: 1. Setiap usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting lingkungan hidup wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan untuk memeperoleh izin melakukan usaha dan/atau kegiatan. 2. Izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 3. Dalam izin sebagaimana termaksud pada ayat 1 dicantumkan persyaratan dan kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan hidup.
Fungsi HSE yang mempunyai tanggung jawab secara struktural dalam bidang pencegahan adanya kebakaran selalu mengadakan kegiatan dan perawatan atas peralatan fire and safety secara kontinyu. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : 1 Perawatan dan uji coba fire truck dan fire pump sebanyak 13 kali. 2 Pemeriksaan dan perawatan alat pemadam kebakaran di Rig, fasilitas produksi, perumahan, perkantoran dan bengkel sebanyak 413 unit 3 Perawatan dan pencegahan jaringan hydrant, jalur foam compound & water sprinkler difasilitas produksi sebanyak 14 paket. 4 Penanggulangan kebakaran sebanyak 9 kali 5 Latihan penanggulangan keadaan darurat kebakaran bagi regu OKD, pekerja, tenaga outsourcing dan anggota PWP sebanyak 5 kali. 6 Pengawasan pekerjaan berbahaya (rawan kebakaran) sebanyak 11 kali
Perusahaan yang bergerakan dalam sektor Migas khususnya di areal pertambangan (sumur-sumur migas produksi) sangat rentan dengan adanya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah crude & gas. Hal ini apabila tidak ditangani dengan baik dan secara terus menerus maka akan berpengaruh pada rusaknya lingkungan sekitar, antara lain : 1. Tercemarnya mutu air sungai, danau dan tambak penduduk 2. Matinya mahkluk hidup yang ada didalam disungai, danau dan tambak 3. Timbulnya kebakaran semak-belukar akibat adanya limbah minyak 4. Dapat mengakibatkan penyakit atau kematian seseorang apabila mengkonsumsi air atau ikan yang telah terkontaminasi dengan limbah crude 5. Terjadinya polusi udara akibat adanya buangan limbah gas
Lindungan Lingkungan Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makluk hidup, termasuk manusia dan, perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup. Sedangkan sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah : 1. Tercapainya keselarasan, kaserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup;
-6-
6.
Dapat mengakibatkan sakit atau matinya seseorang dan makhluk hidup lainnya apabila dapat menghirup udara yang telah tercemar dengan gas buangan yang mempunyai tingkat racun yang tinggi (gas beracun).
Pencemaran air 1 Mempunyai izin pembuangan air limbah (apabila telah diwajibkan) 2 Melakukan pengambilan contoh dan analisis air limbah paling tidak sekali per bulan 3 Melakukan pelaporan hasil pemantauan air limbah sebagaimana yang dipersyaratkan (per tiga bulan) kepada instansi terkait 4 Mempunyai alat ukur debit dan berfungsi dengan baik 5 Telah melakukan pengukuran debit harian air limbah 6 Konsentrasi air limbah memenuhi BMAL atau persyaratan yang ditetapkan dalam izin 7 Kualitas air limbah berdasarkan beban memenuhi BMAL atau persyaratan yang ditetapkan dalam izin.
Guna menghindari terjadinya hal tersebut diatas dan untuk menjaga kelangsungan kelestarian lingkungan hidup (environment), fungsi HSE lapangan Sangatta dalam periode tahun 2005 telah melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan kegiatan operasi sesuai dengan arahan RKL/RPL sebanyak 15 paket. 2. Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan di kegiatan pemboran sumur sebanyak 11 paket 3. Pengujian emisi gas buang dan kualitas udara ambient sebanyak 3 kali 4. Penanggulangan, pembersihan dan merecover ceceran minyak di lokasi sumur dan fasilitas produksi sebanyak 40 kali 5. Perawatan dan pembibitan tanaman penghijauan di perumahan dan perkantoran sebanyak 75 kali 6. Revegetasi jumlah pohon yang ditanam dalam program penghijauan sebanyak 585 pohon 7. Inspeksi lindungan lingkungan oleh instansi terkait (PROPER, LH dan Migas) 8. Pengelolaan oil sludge & cutting pemboran sebanyak 7 kali 9. Pengumpulan dan pengelolaan limbah B3 padat sebanyak 6 kali.
Pencemaran Air Laut Perusahan mempunyai izin untuk pembuangan limbah kelaut (dumping) Pencemaran Udara 1 Stack yang mengeluarkan emisi telah dilengkapi dengan tempat pengambilan sample emisi udara dan peralatan pendukung lainnya 2 Stack yang ada dilengkapi dengan alat pemantauan udara sebagaimana yang dipersyaratkan (tergantung jenis industri) 3 Melakukan pengukuran emisi udara untuk semua stack sebagaimana yang telah dipersyaratkan (harian atau enam bulan) 4 Melaporkan hasil pemantauan emisi udara kepada instansi terkait peraturan perundang undangan 5 Emisi udara yang dihasilkan memenuhi Baku Mutu Emisi Udara sebagaimana yang dipersyaratkan
Dari hasil penerapan prinsip-prinsip HSE secara konsekwen dan kontinu maka didapatkan datadata kejadian selama periode tahun 2001 s/d 2005 hasil peninjauan di lapangan Sangatta, sebagai berikut :
Pengelolaan limbah B3 1 Mempunyai semua izin pengelolaan limbah B3 yang dilakukan untuk semua aspek pengelolaan sebagaimana yang dipersyaratkan 2 Melakukan pelaporan pengelolaan limbah B3 dan dilakukan sesuai dengan yang dipersyaratkan 3 Penyimpanan limbah B3 dilakukan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam izin 4 Pengelolaan limbah B3 di lokasi (on site incinerator) dilakukan sesuai dengan dipersyaratkan di dalam izin 5 Pengelolaan limbah B3 di lokasi (on site landfill) dikelola dengan baik dan sesuai
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (PROPER KLH) Dibidang PROPER lapangan Sangatta telah mencapai peringkat biru dari 5 tingkatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (Peringkat Hitam, Merah, Biru, Hijau dan Emas). Penilaian tersebut diberikan karena perusahaan telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
-7-
dengan sebagaimana yang dipersyaratkan di dalam izin
2005 0 0 0 3 Note : I=Instalasi, FP=Fasilitas U=Umum, H/S=Hutan/Semak
AMDAL/UKL/UPL 1 Perusahaan melakukan persyaratanpersyaratan yang tercantum dalam AMDAL atau RKL/RPL 2 Perusahaan melakukan pelaporan UKL/UPL kepada instansi terkait sebagaimana yang dipersyaratkan
Total (komulatif) Jam Kerja Tanpa Kecelakaan sejak 07 April 2001 s/d 30 Nopember 2005 Tahun Prod/Jam Bor/Jam 2001 1.086.625 365.395 2002 2.296.212 882.450 2003 3.573.564 976.735 2004 4.873.460 1.085.549 2005 6.119.817 1.169.973
Jenis-jenis peristiwa yang berkaitan dengan HSE periode tahun 2001 s/d tahun 2005 sebagai berikut : Kecelakaan Kerja Tambang Tahun F B S 2001 0 1 0 2002 0 0 0 2003 0 0 0 2004 0 0 0 2005 0 0 0
R 0 1 1 0 1
Total 1 1 1 0 1
Kecelakaan Kerja Lalulintas Tahun F B S 2001 0 0 0 2002 0 0 0 2003 0 0 0 2004 0 0 0 2005 0 0 0
R 2 2 2 2 3
Total 2 2 2 2 3
Pencemaran Lingkungan Tahun F B S 2001 0 0 0 2002 0 0 0 2003 0 0 0 2004 0 0 0 2005 0 0 0
R 0 0 0 0 0
Total 0 0 0 0 0
Kesimpulan Berdasarkan hasil peninjauan lapangan yang berupa mengadakan (sampling) check and recheck data, wawancara dengan beberapa pekerja di lapangan Sangatta, penulis dapat menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : Di bidang pengembangan sumber daya manusia 1. Para pekerja 82 % telah berumur diatas 45 tahun dari total pekerja aktif 62 orang. 2. Pekerja-pekerja yang memasuki masa persiapan pensiun (MPP) pada tahun 2006 sebanyak 6 orang dan tahun 2007 sebanyak 17 orang. 3. Tingkat pendidikan rata-rata pekerja adalah D1&2. 4. Ada beberapa fungsi/bagian yang masih kekurangan tenaga kerja (establish). 5. Tingkat kesehatan para pekerja rata-rata baik. 6. Peningkatan mutu sumber daya manusia berjalan dengan baik hal ini dapat terlihat dengan banyak pengiriman pekerja ke luar daerah maupun inhouse training untuk mengikuti pembelajaran yang dibiayai oleh perusahaan. 7. Terbentuknya suatu tim kerja yang baik (a good team work) dan Good Corporate Governance sehingga kinerja perusahaan mengalami peningkatan cukup significan pada periode lima tahun terakhir.
Semburan Liar (Blow Out) Tahun F B S R Total 2001 0 0 0 0 0 2002 0 0 0 0 0 2003 0 0 0 0 0 2004 0 0 0 0 0 2005 0 0 0 0 0 Note : F=Fatal, B=Besar, S=Sedang, R=Ringan Kebakaran Tahun 2001 2002 2003 2004
I 0 0 0 0
FP 0 0 0 0
U 1 0 0 2
H/S 22 50 17 83
3 Produksi,
Total 23 50 17 85
Di bidang HSE 1. Penerapan prinsip-prinsip maksimal disetiap fungsi.
-8-
HSE
cukup
2. 3.
4.
5.
6.
7.
antara: semakin banyak dan terarahnya pengembangan/pembalajaran kepada para pekerja termasuk tingginya tingkat kesehatan juga tidak kalah pentingnya latar belakang pendidikan mereka serta tingginya tingkat kepatuhan (HSE minded) para pekerja tersebut terhadap penerapan prinsipprisip HSE di dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, telah menaikan jumlah produksi dan menghasilkan suatu tingkat penilaian atas kinerja perusahaan kearah yang lebih tinggi dari keadaan sebelumnya.
Secara periodik mengadakan kampanye tentang keselamatan kerja dan lindungan lingkungan. Memperoleh peringkat biru dalam hal PROPER KLH. Hal ini menandakan bahwa lapangan Sangatta sangat konsen terhadap kelangsungan kelestarian lingkungan hidup. Mengadakan penghijauan berupa penanaman berbagai jenis pepohonan baik di dalam lingkungkan maupun di sekitar lingkungan perusahaan. Sosialisasi dan mengadakan pelatihanpelatihan mengenai pemadam kebakaran, baik kepada pekerja maupun terhadap mitra kerja perusahaan. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah merupakan tanggung jawab semua pihak baik pekerja maupun mitra kerja perusahaan. Dengan mengetahui prinsip-prinsip dasar tentang kebakaran maka diharapkan pencegahan kebakaran dapat dilaksanakan sedini mungkin dan persiapan penanggulangannya dapat terlaksana secara cepat, aman, selamat, efektif dan efisien.
Saran-saran Berdasarkan pada uraian-uraian tersebut diatas dan hasil peninjauan lapangan, penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagai sumbangsi pemikiran sebagai berikut : Di bidang manusia 1.
Umum 1. Bahwa manusia yang merupakan modal utama dalam suatu organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam mengelola kegiatan/ aktifitas perusahaan. Seberapapun canggihnya suatu peralatan yang dimiliki oleh perusahaan namun apabila sumber daya manusianya tidak mempunyai kemampuan untuk menjalankan atau menggunakan peralatan tersebut maka hasil yang peroleh tidak maksimal. 2. Bahwa untuk mempertahankan kelangsungan hidup (survival) dan meningkatan kinerja/mutu perusahaan khususnya yang berkecimpung dalam dunia usaha Migas yang notabene tergolong high technology, high risk & high cost diperlukan pekerja-pekerja yang capable. 3. Berdasarkan data-data baik yang menyangkut kegiatan HRD maupun kegiatan HSE dapat terlihat bahwa peran serta kedua hal tersebut diatas sangat significan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain di dalam suatu perusahaan khusus perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha Migas. 4. Berdasarkan data-data HRD dan melihat hasil-hasil dari penerapan prinsip-prinsip HSE dimana tingkat kecelakaan (jenis-jenis kecelakaan) rendah, maka terjadi korelasi
2.
3.
pengembangan
sumber
daya
Melihat situasi dan kondisi di lapangan Sangatta saat ini dimana sebesar 82 % pekerja telah berumur diatas 45 tahun dan sebagian besar adalah pekerja-pekerja yang berada diujung tombak (core business) serta berdasarkan data personalia pekerja yang akan memasuki MPP tahun 2006 sebanyak 6 orang dan pada tahun 2007 sebanyak 17 orang maka suatu hal yang sangat mendesak adalah segera diadakan perekrutan pekerja baru untuk mengisi kekurangan tersebut. Rekrutment dan penempatan pekerja yang selektif, profesional dan proporsional akan berdampak sangat positif terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu, fungsi SDM sebagai penanggung jawab haruslah benarbenar ketat dalam penjaringan calon pekerja agar nantinya diperoleh adalah pekerjapekerja yang capable sesuai dengan bidangnya masing-masing. Peningkatan mutu sumber daya manusia melalui pembelajaran (training, workshop, kursus dll) haruslah terencana dengan baik dan berkesinambungan.
Di bidang HSE 1.
-9-
Sosialisasi/kampanye HSE agar dibuat per semester atau per triwulan hal ini dimaksudkan agar semua pekerja dan mitra kerja perusahaan selalu ingat akan arti pentingnya penerapan prinsip-prinsip HSE disetiap awal kegiatan/aktivitas sehari-hari (HSE minded).
2.
10. Seluruh Staf HSE Lapangan Sangatta Region KTI 11. Rekan-rekan kerja PT. PETAMINA EP Region KTI yang telah turut serta menyumbangankan pemikirannya dalam pembuatan makalah ini.
Perlu adanya “Management commitment” dan diterapkannya “Reward and Punishment”. Hal ini merupakan suatu alat control yang sangat baik sehingga seluruh pekerja mulai dari tingkat operator sampai top management dapat memahami dan menjalankan secara murni dan konsekwen prinsip-prinsip HSE di dalam perusahaan di mana mereka bekerja.
Referensi : Kementerian Lingkungan Hidup (2004), ”Himpunan Peraturan di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penegakan Hukum Lingkungan”.
Umum 1.
2.
Mengingat peran HRD dan HSE sangat strategis dalam suatu perusahaan maka di masa yang akan datang pekerja yang akan menduduki jabatan khususnya Kepala/ Supervisor HSE dan HR, harus melalui “Fit and Proper Test” sehingga visi dan misi mereka jelas dan harus dipertanggungjawabkan apabila mereka kelak menduduki jabatan tersebut. Perlu dibuat “Moral Contract” bahwa apabila mereka tidak berhasil mencapai target yang telah disepakati maka konsekwensinya harus mengundurkan diri dari jabatan tersebut. Dan menurut hemat saya itulah salah satu ciri khas suatu perusahaan yang termasuk kategori word class company.
Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia – Drektorat Jendral Minyak dan Gas Bumi – Edisi II (1990), ”Buku Pedoman Keselamatan Kerja di Kegiatan Pemboran”. Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia – Drektorat Jendral Minyak dan Gas Bumi – Edisi II (1993), ”Pedoman Pelaksanaan Operasi Pemboran Darat dan Lepas Pantai yang Aman di Indonesia”. Peter Sheal, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa Bern. Hidayat, Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer, (2003), ”The Art Of HRD – The Staff Development Handbook – An Action Kit To Improve Performance – (Penegembangan Staf – Panduan Praktis untuk Meningkatkan Kinerja)”. Frans Poels, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa Bern. Hidayat, Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer, 2003, ”The Art Of HRD – Job Evaluation And Remuneration Strategies – How To Set Up And Run An Effective System – (Strategi Evaluasi Kerja dan Remunerasi – Bagaimana Merancang dan Menrancang Sistem Yang Efektif)”.
Ucapan terima kasih kepada yth: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Bapak DR. Ir. Salis S Aprilian Msc, Deputy Project Executive – Project GM, Cepu Organization. Bapak Ir. Achmad Mursyidi, Vice President PT. PERTAMINA EP Region KTI. Bapak DR. Drs. Andre Herlambang, Msc., Manager Keuangan PT. PERTAMINA EP Region KTI Bapak Drs. M. Ferry Bagdja, MM Manager Sumber Daya Manusia (SDM) PT. PERTAMINA EP Region KTI Bapak Ir. Suwardji SP, Field Manager Sangatta PT. PERTAMINA EP Region KTI Bapak Ir. Patricius Sembiring, Chief Geologi dan Geofisika Engineering PT. PERTAMINA EP Region KTI Bapak Drs. Isro Mukhidin, Kepala Kontroler Keuangan Region KTI Seluruh Staf SDM PT. PERTAMINA EP Region KTI Seluruh Staf HSE PT. PERTAMINA EP Region KTI
Michael Amstrong, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa, Ramelan dan Dwi Prabaningtyas, Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer, 2003, ”The Art Of HRD – Managing People – A Practical Guide For Line Manager – (Mengelola Karyawan – Buku Wajib Bagi Manajer Lini)”. David Clutterbuck, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa Bern. Hidayat, Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer, (2003), ”The Art Of HRD – The Power of Empowerment – Release the Hidden Talents of Your Employees – (Daya Pemberdayaan – Menggali dan Meningkatkan Potensi Karyawan Anda)”.
- 10 -
Gambar 1 : Grafik Produksi
1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 2001
2002
2003
2004
2005
MINYAK BBLS GAS MSCF
Gambar 2 : Grafik Pelatihan
180 160 140 120 100 80 60 40 20 -
2001
2002
2003
MANDATORY FUNGSIONAL
- 11 -
2004
2005
Gambar 3 : Grafik Kecelakaan Kerja Tambang Gambar 3 : Grafik Kecelakaan Lalu Lintas
1 1 1 0 0 -
2001
2002
2003
2004
2005
2003
2004
2005
RINGAN SEDANG BESAR FATAL
Gambar 4 : Grafik Kecelakaan Lalu Lintas
3 3 2 2 1 1 -
2001
2002
RINGAN SEDANG BESAR FATAL
- 12 -
Gambar 5 : Grafik Pencemaran Lingkungan
1 1 1 0 0 2001
2002
2003
2004
2005
2003
2004
2005
RINGAN SEDANG BESAR FATAL
Gambar 6 : Grafik Semburan Liar ( Blow Out )
1 1 1 0 0 2001
2002
RINGAN SEDANG BESAR FATAL
- 13 -
Gambar 7 : Grafik Kebakaran
100 80 60 40 20 -
2001
2002
2003
2004
2005
HTN/SMK UMUM FAS.PROD INSTALASI
Gambar 8 : Grafik Total ( komulatif ) Jam Kerja Tanpa Kecelakaan Sejak 07 April s/d 30 Nopember 2005
7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 -
2001
2002
2003
PRODUKSI ( JAM ) BOR ( JAM )
- 14 -
2004
2005