BAB III
PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG
A. Gambaran Umum SMP N 2 Warungasem Batang 1. Tinjauan Sejarah Kecamatan Warungasem terdiri dari 21 Desa dengan luas wilayah 5777 ha. Pada tahun 1989 jumlah penduduknya mencapai 43.158/8.336 kepala keluarga dengan mata pencaharian umumnya sebagai petani. Dengan jumlah yang cukup banyak itu, kecamatan warungasem hanya memiliki satu unit SLTP Negeri, yakni SLTP Negeri 01 Warungasem di desa Cepagan. Sudah barang tentu dengan satu unit sekolah tidak akan mampu menampung derasnya usia sekolah di wilayah tersebut. Sehingga mengalami ketimpangan pendidikan dimana hanya anak-anak orang yang tergolong mampu saja yang dapat melanjutkan sekolahnya, yakni di luar kecamatan Warungasem atau seklah swasta. Sedangkan yang kurang mampu terpaksa tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Jika hal itu dibiarkan, maka SDM akan menurun karena tersumbatnya laju pendidikan, terutama di wilayah tersebut. Dari berbagai alasan di atas, maka didirikanlah SLTP N 2 Warungasem. Tentunya tidak lepas dari semangat perjuangan para pejabat pemerintah Dati II Batang dan tokoh-tokoh masyarakat kecamatan Warungasem.
36
37
SMP Negeri 2 Warungasem berdiri pada tahuhn 1990/1991 dengan surat keputusan Mendikbud RI Nomor: 6216/0/1992 tanggal 5 Mei 1992 di atas areal tanah sawah seluas 15.000 M di Desa Kalibeluk Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang adalah dari tanah bengkok kepala Desa Kalibeluk tanggal 14 Mei 1990 Nomor: 02/03/V/1990, tercantum dalam buku leter C Desa Kalibeluk Nomor 1 persil 22 dan 23 kelas 1.1 SMP N 2 Warungasem mengalami pergantian Kepala Sekolah, diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bapak Prayitno Mulyadi Ibu Sukoningsih Bapak Sutrisno Ibu Ernaning Pratiwi Bapak Wiranto Bapak Cahyanto (sekarang)
2. Letak Geografis Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, secara geografis SMP N 2 Warungasem terletak di Desa Kalibeluk Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Propinsi Jawa Tengah. Secara riil SMP N 2 Warungasem dibatasi oleh: a. Sebelah utara
: Sawah
b. Sebelah Selatan : Warung c. Sebeelah Barat
: Sawah
d. Sebelah Timur
: Jalan
Setelah dilakukan pengamatan bahwa letak geografis SMP N 2 1
Dokumentasi tentang Sejarah SMP N 2 Warungasem Batang, Tahun 2013/2014, di kutip tanggal 12 September 2014.
38
Warungasem mempunyai suasana yang kondusif untuk melakukan kegiatan belajar karena jauh dari keramaian kota, sehingga dapat membantu para peserta didik untuk berkonsentrasi dalam proses pembelajaran.2
3. Visi dan Misi Adapun Visi dan Misi yang digunakan oleh SMP N 2 Warungasem adalah sebagai berikut: a. Visi Bermutu unggul, berprestasi tinggi, berbudi pekerti luhur yang berlandaskan iman dan taqwa. b. Misi 1) Mewujudkan prestasi akademik dan non akademik 2) Mewujudkan prestasi seni yang tanggung dan kondusif 3) Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan inovatif 4) Mengoptimalkan potensi guru, TU, siswa, dan masyarakat dalam implementasinya 5) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan 6) Mewujudkan pembelajaran life skill 7) Mewujudkan sarana prasarana yang memadahi untuk proses pembelajaran 8) Mewujudkan manajemen partisipatif, transparan, akuntabel dalam setiap program 9) Mengoptimalkan TIK dalam proses pembelajaran maupun manajemen sekolah 10) Mewujudkan budaya 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Simpatik) 11) Mewujudkan hubungan yang harmonis antara pihak sekolah dengan masyarakat
2
Dokumentasi tentang Letak Geografis SMP N 2 Warungasem Batang, Tahun 2013/2014, di kutip tanggal 12 September 2014.
39
4. Struktur Organisasi Untuk kelancaran dan keberhasilan dalam pelaksanaan program dan kegiatan sekolah, maka perlu adanya struktur organisasi sekolah yang baik. Dengan adanya struktur organisasi yang baik, maka kepala sekolah sebagai pengambil keputusan dapat memaksimalkan potensi Steakholder yang ada dan di sesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab sehingga timbul keseimbangan kerja yang baik dan jelas.
Bagan Struktur Organisasi SMP N 2 Warungasem Batang Tahun 2014/20153 Kepala Sekolah Drs. Casyanto Wakil Kepala Sekolah
Sie. Kurikulum
Sie. Kesiswaan
Drs. Susun
Ahmad Daroji, S. Pd
Sie. Sarana dan Prasarana
Sie. Humas
Sugiyanto, S. Pd
Sri Rahayu, S. Pd
3
Dokumentasi tentang Struktur Organisasi SMP N 2 Warungasem Batang, Tahun 2014/2015, dikutip tanggal 12 September 2014.
40
5. Keadaan Guru, Karyawan dan peserta Didik a. Guru dan Karyawan Suatu lembaga dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan apabila mempunyai dua unsur pokok dalam proses pendidikan dan pengajaran, yaitu pendidik dan peserta didik, dilengkapi dengan para pegawai tenaga pengajar di SMP N 2 Warungasem Batang. Keadaan tenaga kependidikan di SMP N 2 Warungasem Batang sebagai berikut: 1) Kepala Sekolah
: 1 orang
2) Guru kelas/PNS
: 26 orang
3) Guru tidak tetap
: 4 orang
4) Guru PTT
: 4 orang Tabel 1
Keadaan Guru SMP N 2 Warungasem Batang Tahun 2014/20154 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Drs. Casyanto Dra. Tufakhah Suprihadi, S. Pd Suwarti, S. Pd Susbandiyah, S. Pd Drs. Susun Ahmad Daroji, S. Pd Bakti Setyanta, S. Pd Ismi Handayani, Sugiyanto, S. Pd Khodirin, S. Pd Widyastuti, S. Pd 4
Pangkat/Gol Pembina IV/a Pembina IV/a Pembina IV/a Pembina IV/a Pembina IV/a Pembina IV/a Pembina Iv/a Pembina IV/a Pembina IV/a Pembina IV/a Penata TK I/IIId Penata TK I/IIId
Guru mata Pelajaran Kepala Sekolah Bahasa Indonesia Matematika IPA (Fisika) Seni Budaya IPS, Bahasa Jawa IPS, Bahasa Jawa Bahasa Inggris Bahasa Indonesia IPS, SBK Pkn PJOK
Dokumentasi tentang Keadaan Guru SMP N 2 Warungasem Batang, tahun 2014/2015, dikutip tanggal 17 September 2014.
41
13 Arifiyanti, S. Pd 14 Sri Rahayu, S. Pd 15 Wiwin Wintarini, S. Pd 16 Kundiastuti, S. Pd 17 Dini Oktora M, S. S 18 Rahayu Ikawati, S. Pd 19 A. Thoriq 20 R. Kusumawardani, S. Pd 21 Rr. Nurul Khasanah, S. Pd. I 22 Mega Kurnia P. S, S. Pd 23 Rialita Aditya, S. Pd 24 Tri Jayanti, S. Pd 25 Suprapto, S. Pd
Penata IIIC Penata IIIC Penata IIIC Penata IIIC Penata IIIC Penata IIIC Penata IIIC Penata Muda TK I.IIIb -
IPA IPS Prakarya/Boga Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika IPS, PAI Bimbingan/Konseling PAI IPA, Matematika Bhs. Inggris, Bhs. Jawa BK PJOK, TIK
Guru di SMP N 2 Warungasem mengajar sesuai bidang keahliannya atau sesuai dengan latar belakang pendidikannya, namun ada beberapa guru yang mengajar dua mata pelajaran, karena masih kurangnya tenaga pengajar. Adapun keadaan pegawai tata usaha SMP N 2 Warungasem Batang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2 Keadaan Pegawai Tata Usaha SMP N 2 Warungasem Batang Tahun 2014/20155 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5
Nama Luluk Tri Suwarni Sri Warti Nok Khulidah Tantowi Moh. Abduh Prasojo Sriyati Nur Cahyo Wasriyah Radis Yulita KS Nahnu Rizal
Jabatan Kepala TU/Kepegawaian Bendahara/Pk Bendahara BOS Perlengkapan Agendaris Tukang Kebun Penjaga Malam Tukang Kebun Penjaga Malam Petugas Perpus Keamanan
Dokumentasi tentang Keadaan Karyawan SMP N 2 Warungasem Batang, Tahun 2014/2015, dikutip tanggal 17 September 2014.
42
b. Keadaan Peserta Didik Siswa
merupakan
faktor
terpenting
dalam
pelaksanaan
pendidikan karena ia dibimbing dan diarahkan dalam mencapai pendidikan. Pada hakikatnya
siswa adalah peserta didik yang
mempunyai ciri-ciri khusus yang sangat berlainan dengan orang dewasa, baik kemampuan berfikir, bentuk fisik, maupun psikisnya. Dalam proses belajar mengajar pendidik harus mengetahui hal tersebut dan diharapkan agar mampu mengkondisikan psikologi anak agar mampu menerima pembelajaran dengan baik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Adapun keadaan peserta didik SMP N 2 Warungasem Batang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3 Keadaan Siswa SMP N 2 Warungasem Batang 4 (empat) Tahun Terakhir6 Tahun Ajaran
Th.2011/2012 Th.2012/2013 Th.2013/2014 Th.2014/2015
6
Jumlah Pendaftar (Cln. Siswa Baru) 161 org 215 org 183 org 205 org
Jml. Siswa Kelas VII
Jml. Siswa Kelas VIII
Jml. Siswa Kelas IX
Jumlah (VII+VIII+IX)
150 org 177 org 165 org 180 org
183 org 150 org 176 org 154 org
158 org 162 org 146 org 174 org
501 org 489 org 487 org 508 org
Dokumentasi tentang Keadaan Peserta Didik SMP N 2 Warungasem Batang, Tahun 2014/2015, dikutip tanggal 17 September 2014.
43
B. Peran Guru PAI dalam Pembinaan Mental Keagamaan Siswa SMP N 2 Warungasem 1. Pembinaan Mental Keagamaan Siswa SMP N 2 Warungasem Batang Berdasarkan hasil wawancara bahwa pembinaan mental keagamaan siswa SMP N 2 Warungasem Batang yaitu: Menurut Guru PAI SMP N 2 Warungasem A. Thoriq: “Pembinaan mental keagamaan adalah pembinaan pada siswa-siswa atau anak didik yang bersumber pada ajaran agama, yang nota bene di SMP N 2 Warungasem ini penekanannya pada agama Islam karena kebetulan seluruh siswa-siswi yang ada di SMP N 2 Warungasem semuanya beragama Islam”.7 Hal senada di ungkapkan oleh RR Nurul Hasanah, S. Pd. I: “Yang dimaksud dengan pembinaan mental keagamaan adalah suatu usaha untuk memperbaiki dan memperbaharui suatu tindakan atau tingkah laku seseorang melalui bimbingan mental atau jiwanya sehingga memiliki kepribadian yang sehat, akhlak yang terpuji dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupannya, serta siswa akan memiliki memiliki sikap spiritual keagamaan yang semakin baik”.8 Bapak Ahmad Thoriq menambahkan: “Pembinaan mental keagamaan di SMP N 2 Warugasem ini Sangatsangat penting sekali dan itu sangat mendasar dan pokok, sebab anak jika tidak diberi dasar agama yang kuat maka mustahil akan bisa bertingkah laku baik, lebih-lebih pada era yang sekarang ini, anak tanpa memiliki pondasi yang kuat, berpegang pada ajaran agama yang kuat, maka anak mudah terjerumus ke dalam lembah kenistaan atau kepada pergaulan bebas”.9 7
Ahmad Thoriq, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 18 September 2014. 8 Rr Nurul Hasanah, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 29 September 2014. 9 Ahmad Thoriq, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 18 September 2014.
44
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Rr Nurul Hasanah, S. Pd. I: “Pembinaan mental keagamaan untuk siswa SMP N 2 Warungasem sangat penting karena usia remaja belum memiliki sikap mental dan kepribadian yang kuat, emosinya juga belum stabil sehingga masih bisa terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari orang lain. Untuk itu pada usia remaja perlu dibimbing dalam sikap mental dan kepribadiannya sehingga siswa akan memiliki pribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila, terhindar dari sifat tercela sebagai langkah penanggulangan terhadap timbulnya kenakalan remaja. Selain itu dengan adanya pembinaan mental keagamaan, kesadaran siswa dalam beribadah semakin baik”.10 Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Casyanto (Kepala Sekolah SMP N 2 Warungasem Batang): “sangat penting sekali karena dengan mental yang baik khususnya pada bidang keagamaan akan mengundang pola pikir anak atau cara belajar kita akan dilandasi oleh nilai-nilai keimanan atau kegamaan”.11 Rr. Nurul Hasanah Mengatakan: “Kegiatannya ada kegiatan harian seperti kegiatan harian: tadarus selama 15 menit sebelum dimulai pelajaran (pagi hari), berdo’a bersama sebelum dan sesudah pelajaran, membaca asmaul khusna sebelum mulai pelajaran PAI dan budi pekerti, shalat dhuhur berjamaah sesuai jadwal. Kemudian kegiatan mingguan: ada ekstra BTQ dan Rebana, yang terakhir kegiatan tahunan: shalat dhuha untuk kelas 9, do’a bersama (istighosah) untuk kelas 9, pesantren kilat untuk kelas 7,8,9 setiap bulan ramadhan, peringatan maulid nabi muhammad SAW yang di isi dengan ceramah ataupun diadakan lomba-lomba keagamaan antar kelas, latihan qurban yaitu siswa setiap hari raa qurban berlatih qurban dengan iuran untuk dibelikan dua ekor sapi sebagai hewan qurban.12
10
Rr Nurul Hasanah, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 29 September 2014. 11 Casyanto, Kepala Sekolah SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 27 September 2014. 12 Rr Nurul Hasanah, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 29 September 2014.
45
Bapak Ahmad Thoriq menambahkan: “Kegiatannya disesuaikan dengan kondisi, tetapi cukup untuk kegiatan anak-anak, antara lain kegiatan anak-anak untuk membina atau menumbuhkembangan mental keagamaan disamping ada penekanan materi-materi khusus tentang bidang agama tetapi juga praktik-praktik agama dilakukan, suatu contoh pada saat mulai pelajaran kita berdoa bersama dengan doa dibaca secara keras, secara jahr bukan sirri, doa dibuatkan oleh guru agama ditulis menggunakan kata atau bahasa arab dibaca jahr secara bersama-sama kemudian dilanjutkan membaca Asmaul Khusna dengan maksud anak-anak supaya menghayati betapa pentingnya nama-nama Allah, kemudian dilanjutkan tadarus Al-Quran yakni pada jam pertama masuk. Berarti kegiatannya ada do’a bersama, pembacaan Asmaul Khusna, dan tadarus Al-Quran yang pembacaannya sudah ditentukan oleh guru agama SMP N 2 Warungasem. Kemudian pada jamjam waktu shalat, seperti sehabis pulang itu ada jadwal kegiatan shalat berjamaah yang terjadwal secara teratur, demikian juga anak-anak dianjurkan pada saat istirahat khususnya pada anak kelas 9 untuk senantiasa melakukan shalat sunah dhuha.”13 Rr. Nurul Khasanah mengatakan: “Metode yang saya gunakan dalam pembinaan mental keagamaan adalah dengan keteladanan, dengan metode ceramah, diskusi, dan pembiasaan”.14 Bapak Ahmad Thoriq Mengatakan: “kalau secara umum siswa-siswi SMP N 2 Warungasem ya sudah bagus, mental keagamaannya sudah bagus, buktinya apa? Dari kalau kita melihat pada saat pagi-pagi atau saat masuk sekolah untuk membaca alquran sebagian besar atau mayoritas itu sudah bisa membaca quran meskipun masih ada beberapa yang tidak bisa baca, tetapi kalau secara praktik masih tetap harus dipupuk lagi, harus disadarkan lagi, yang namanya anak kan harus untuk selalu lebih meningkat, secara umum saya garis bawahi sudah bagus, baik karena dengan dibuktikannya sebagian besar anak-anak bisa membaca Al-Qur’an, tetapi untuk praktik ubudiyahnya secara keseluruhan masih perlu dibenahi di sana-sini, ini menurut saya masih wajar”.15 13
Ahmad Thoriq, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 18 September 2014. 14 Rr Nurul Hasanah, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 29 September 2014. 15 Ahmad Thoriq, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 18 September 2014.
46
Hal senada juga dikatakan Rr. Nurul Hasanah: “Menurut pengamatan saya, siswa-siswi SMP N 2 Warungasem telah memiliki mental keagamaan yang baik, hal ini terbukti dengan telah petuhnya mereka dalam melaksanakan tata tertib sekolah, tidak pernah tawuran baik antar siswa maupun dengan sekolah lainnya. Selain itu mereka juga semakin rajin beribadah. Akan tetapi mereka tetap perlu bimbingan dan dorongan atau motivasi untuk lebih giat lagi dalam beribadah”.16 Bapak Casyanto Menambahkan: “InsyaAllah sudah baik, karena selama saya menjabat disini yang namanya kejadian-kejadian yang melanggar norma kesusilaan belum pernah terjadi karena selalu dalam koridornya, ya kalau kenakalankenakalan kecil yang tidak mencoreng nama baik sekolah itu lumrah, tetapi yang namanya perbuatan asusila, yang melanggar norma hukum, di SMP N 2 Warungasem insyaAllah tidak ada, anak-anak selama saat ini dalam keadaan mental keagamaannya baik”.17
2. Peran Guru PAI dalam Pembinaan Mental Keagamaan Siswa SMP N 2 Warungasem Batang Peran Guru PAI dalam pembinaan mental keagamaan siswa di SMP N 2 Warungasem Batang sangat sentral. Karena sosok guru PAI harus bisa menjadi teladan yang baik bagi muridnya. Hal ini sesuai dengan yang di katakan Bapak Ahmad Thoriq yaitu: “Peran guru dalam pembinaan mental keagamaan siswa di SMP N 2 Warungasem sangat-sangat vital, jika guru tidak memberikan satu penekanan atau stressing atau pencerahan, kemudian juga tidak memberikan teladan kepada anak-anak maka tidak mungkin anak-anak akan berbuat sesuai dengan apa yang digariskan oleh agama. Sekali lagi saya ulangi, guru itu sangat berperan sekali, satu contoh; seandainya guru hanya bersantai-santai saja SMP N 2 Warungsem ini dulu siswanya tidak berpakaian ala syar’iah secara Islam, SMP N 2 Warungasem itu siswanya 16
Rr Nurul Hasanah, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 29 September 2014. 17 Casyanto, Kepala Sekolah SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 27 September 2014.
47
yang putra dulu pakai celana pendek sekarang sudah pakai celana panjang, kemudian siswa yang putri dulu hanya pakai anderok dan tidak berkerudung atau tidak pakai jilbab atau hijab sekarang pakai hijab. Itu tidak dipungkiri bukan karena undang-undang perda, tetapi khusus untuk SMP N 2 Warungasem karena kegetolan, karena kegigihan, karena kesabaran guru PAI dalam memberikan pencerahan tentang agama khususnya tentang menutup aurat kepada siswa-siswi SMP N 2 Warungasem, sehingga alhamdulillah sekarang anak-anak atau siswasiswi di sini sudah secara syar’i, dhahiri mereka sudah menutup aurat semuanya, ini sesuai dengan tuntutan ajaran agama Islam dan mudahmudahan mereka-mereka yang sudah memakai pakaian sesuai dengan ajaran agama Islam ini bisa diterima sebagai amalan baik, niatnya memang karena Allah sehingga nanti dapat pahala dari Allah SWT”.18 Hal senada juga dikatakan oleh Rr. Nurul Hasanah: “Peran Guru PAI dalam pembinaan mental keagamaan siswa sangatlah urgen, karena guru agama Islamlah siswa dapat memperoleh materimateri tentang pendidikan agama Islam, selain mendapatkan pengajaran siswa selalu mendapatkan bimbingan dan latihan dari guru PAI dalam hal pembiasaan sikap mental spiritual keagamaan siswa. Guru PAI juga menjadi contoh teladan yang baik bagi anak secara langsung”.19 Bapak Casyanto menambahkan: “Perannya ya ikut mengarahkan, ikut mengawasi siswa, ikut mengimplementasikan tentang nilai-nilai keislaman pada diri masingmasing bapak ibu guru agar dapat di contoh oleh anak-anak didik, sperti contoh saat shalat dhuhur berjamaah, bapak ibu guru yang tidak mengajar ikut shalat berjamaah, itu sebagai bukti bahwa guru memberikan contoh atau teladan kepada anak bagaimana perannya bapak/ibu guru termasuk mengawasi anak-anak dalam kegiatan, kemudian mengingatkan anakanak pada saat belajar, agar anak itu tidak lupa memulai kegiatan dengan membaca doa sebelum belajar, mengucap syukur kepada Allah setelah selesai belajar”.20
18
Ahmad Thoriq, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 18 September 2014. 19 Rr Nurul Hasanah, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 29 September 2014. 20 Casyanto, Kepala Sekolah SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 27 September 2014.
48
Menurut Suhana, siswa kelas VIII, “Peran Guru PAI adalah selalu memberi contoh yang baik, mendampingi dalam melaksanakan shalat Dhuhur berjamaah, membina saat pembelajaran PAI, membina saat membaca Asmaul Khusna dan saat bertadarus”.21 Hal yang sama juga dikatakan oleh Dwi Harjito, siswa kelas VII: “Perannya guru selalu mendampingi siswa dalam kegiatan keagamaan, misalnya pada saat shalat Dhuhur berjamaah, mendampingi siswa saat tadarusan”.22 Ferra Angra Mulia Menambahkan: ”Peran guru PAI di SMP 2 ini sebagai motivator, sebagai pembina, dan sebagai pengarah”.23
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Mental Keagamaan Siswa SMP N 2 Warungasem Batang a. Faktor Pendukung Berdasarkan hasil wawancara bahwa faktor pendukung dalam pembinaan mental keagamaan siswa SMP N 2 Warungasem Batang yaitu : Menurut Bapak Ahmad Thoriq: “Segala sesuatu khususnya dalam bidang agama, khusus lagi di SMP N 2 Warungasem banyak faktor-faktor yang mendukung, ada faktor internal yaitu faktor yang berada di lingkungan sekolah SMP N 2 warungasem sendiri yang pertama adalah faktor guru, guru-guru lain selain guru PAI termasuk di sini kepala sekolah alhamdulillah semuanya adalah beragama Islam sehingga dalam memberikan 21
Suhana, Siswa Kelas VIII, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 27 September 2014. 22 Dwi Harjito, Siswa Kelas VII, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 27 September 2014. 23 Ferra Angra Mulia, Siswa Kelas IX, Wawancara Pribadi, SMP N2 Warungasem Batang, 27 September 2014.
49
pencerahan atau memberikan suatu gambaran, guru PAI untuk meminta izin dalam rangka melaksanakan suatu kegiatan pengembangan atau pembinaan mental keagamaan siswa khususnya kepada kepala sekolah karena sama-sama muslim menjadi lebih mudah dan bisa diterima karena satu keyakinan. Kemudian termasuk juga sarana dan prasarana alhamdulillah meskipun secara sederhana karena lingkungannya muslim sudah ada mushola yang dari dulu memang ada meskipun di sana sini perlu penambahan atau perbaikan sehingga bisa mencukupi untuk seluruh kegiatan keagamaannya. Kemudian faktor eksternal yaitu dari lingkungan sekitar. Alhamdulillah masyarakat sekitar SMP N 2 warungasem yaitu berada di desa kalibeluk yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam sehingga selalu mensupport, selalu bisa mendukung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa-siswi SMP N 2 warungasem dan banyak hal yang memang terjadi satu mitra kegiatan bersama, satu contoh misalnya pada bulan puasa itu terjadi penarikan atau pengumpulan zakat fitrah oleh anak-anak atau siswa-siswi SMP N 2 warungasem kemudian nanti ditasarufkan kepada warga yang berada di sekitar sekolah yaitu warga desa kalibeluk, ini sudah terjadi sejak lama. Demikian juga pada saat bulan Dzulhijjah atau bulan idul qurban yaitu anak-anak juga sudah terbiasa senantiasa melaksanakan qurban dan setidaknya ada sebagian kecil juga yang bisa disampaikan atau disalurkan kepada warga sekitar sekolah SMP N 2 warungasem. Demikian juga pada saat-saat ada kegiatan sosial nanti bisa terjadi anak-anak dengan warga sekitar khususnya para tokoh agama untuk bersama-sama memelihara masjid di desa kalibeluk atau mensyiarkan agama dalam rangka mengisi kegiatan Ramadhan atau kegiatan pesantren kilat yang suatu saaat pernah ditempatkan di masjid kalibeluk”.24 Hal serupa juga dikatakan oleh Rr. Nurul Hasanah: “Faktor yang mendukung dalam pembinaan mental keagamaan siswa di SMP N 2 warungasem adalah yang pertama kebijakan dari kepsek yang mendukung terlaksananya program-program keagamaan di SMP 2 warungasem. Kedua, dukungan dr Bapak/Ibu guru yang lain atau Guru mapel lain. Ketiga, keseriusan dan kesadaran siswa-siswi dalam melaksanakan program-program yang telah dibuat oleh guru PAI dan sekolah”.
24
Ahmad Thoriq, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 18 September 2014.
50
Hal yang sama dikatakan oleh Kepala Sekolah, Bapak Casyanto: “Faktornya adalah memanfaatkan sudah adanya sarana prasarana yang ada, dengan nilai-nilai religius yang ada di sekolah kita itu Insyaallah sudah mendukung, karena kebetulan juga Seratus persen gurunya juga beragama Islam, semua Ibu gurunya sudah memakai jilbab, itu sebagian dari faktor yang mendukung”.25 Dwi Harjito siswa kelas VII juga mengatakan: “Faktor yang mendukung yaitu siswanya seagian besar selalu ikut dalam kegiatankegiatan keagamaan yang ada di SMP 2 ini.26 Suhana siswa kelas VIII menambahkan: “Semua warga di SMP N 2 Warungasem ini beragama islam, guru-guru yang lain selalu ikut serta dalam kegiatan keagamaan”.27 b. Faktor Penghambat Faktor-faktor
penghambat
dalam
pembinaan
mental
keagamaan siswa SMP N 2 Warungasem Batang yaitu, sebagaimana yang dikatakan Bapak Ahmad Thoriq: “Barang tentu segala sesuatu pasti ada yang menghambat, biasanya yang menghambat juga sama ada datang dari intern atau dalam sekolah sendiri dan ada yang berasal dari luar. Yang dari dalam, karena meskipun guru itu semua beragama islam tetapi pemahaman Islamnya kan heterogen atau berbeda-beda, kemudian latar belakang Islamnya juga berbeda, karena kita sadar dan kita tahu bahwa islam pun itu kan mempunyai banyak paham, oleh karena itu kadang-kadang sulit untuk menyatukan satu paham yang sehingga bisa diterima oleh 25
Casyanto, Kepala Sekolah SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 27 September 2014. 26 Dwi Harjito, Siswa Kelas VII, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 27 September 2014. 27 Suhana, Siswa Kelas VIII, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 27 September 2014.
51
semua Bapak atau Ibu guru. Yang berikutnya untuk kegiatan-kegiatan yang memang agak memerlukan dana ini juga kan semuanya bersumber pada siswa, kalau dari siswa kan berarti terbatas sekali sumber dananya sehingga sebetulnya masih banyak keinginan dari guru-guru khususnya guru PAI yang dalam rangka untuk mensyiarkan islam di sekolah tetapi karena terkendala oleh dana khususnya karena mungkin regulasi pemerintah khususnya Diknas atau Disdikpora, maka memang dana-dana bos tidak boleh digunakan untuk kegiatan keagamaan, sehingga untuk pengembangan keagamaan praktis harus didanai oleh siswa sendiri. Berikutnya dari eksternal, kadang-kadang kalau di ajak untuk berpartisipasi yang aktif apa lagi yang sudah berkaitan dengan hal dana agak kurang merespon tetapi sekolah yang membagi bantuan ya terespon sekali untuk kegiatan yang dalam hal untuk kebersamaan atau amaliyah bersama atau kerja bakti sngat terespon tetapi kalau kembali ke hal dana memang semacam itu baik intern maupun ekstern”.28 Hal senada juga diungkapkan oleh Rr. Nurul Hasanah: “Faktor yang menghambat dalam pembinaan mental keagamaan adalah yang pertama
tidak
terlaksananya
program
kegiatan
keagamaan
dikarenakan tidak adanya dana dari sekolah, yang kedua kurangnya kesadaran
dari
beberapa
siswa
dalam
pelaksanaan
kegiatan
keagamaan”.29 Berbeda halnya dengan yang dikatakan di atas, Kepala Sekolah Bapak Casyanto mengatakan: “Kadang-kadang yang namanya manusia hambatan itu secara non teknis, hambatan disini yang saya maksudkan adalah kesadaran dari anak, karena bentuknya heterogen tidak homogen, bila disuruh ini mau, tapi anak kadang-kadang mempunyai lingkungan yang berbeda, tetapi hambatan secara cara sarana prasarana yaitu, karena musholanya tidak terlalu besar, maka tidak semua siswa setiap hari bisa melaksanakan jamaah shalat dhuhur tetapi harus secara bergiliran, kemudian kalau pas musim kering ini kan air kadang-kadang menjadi 28
Ahmad Thoriq, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 18 September 2014. 29 Rr Nurul Hasanah, Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 29 September 2014.
52
kendala non teknis”.30 Menurut Suhana siswa kelas VIII berpendapat: “Muholanya sempit, mukenanya terbatas, adanya perbedaan pemahaman tentang agama islam”.31 Hal yang sama juga dikatkan oleh Dwi Harjito siswa kelas VII: “Faktor yang menghambat diantaranya yaitu musholanya kurang luas sehingga seluruh siswa tidak bisa berjamaah secara keseluruhan, kekurangan air apabila musim kemarau panjang”.32
30
Casyanto, Kepala Sekolah SMP N 2 Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 27 September 2014. 31 Suhana, Siswa Kelas VIII, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 27 September 2014. 32 Dwi Harjito, Siswa Kelas VII, Wawancara Pribadi, SMP N 2 Warungasem Batang, 27 September 2014. s