Tugas IPS. Drama Narator : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat juang yang tinggi, para pemuda mulai membagi pekerjaan dalam kelompok-kelompok. Mereka kemudian bergerak menyebarluaskan berita proklamasi dalam bentuk tulisan, atau disampaikan melalui mulut kemulut. Kelompok pemuda di markas di Menteng 31 turut pula dalam kegitan penyebarluaskan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Syahrudin : Saya telah mendapatkan salinan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Waidan B. P. : Baiklah. Terimakasih. Saya akan segera membertahu F. Wus untuk segera menyebarluaskan berita proklamasi ini melalui radio. (Waidan B.P. segera mencari F. Wus setelah menerima berita Proklamasi) Waidan B.P. : F. Wus, tolong kamu segera menyiarkan berita proklamasi Kemerdekaan Indonesia secara 3 kali berturut-turut. F. Wus : Baik Pak, segera saya laksanakan.” Iya, bertemu lagi dengan F. Wus, saudara-saudara baru saja saya mendapat berita yang sangat penting untuk seluruh rakyat Indonesia, yaitu pada hari ini tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Sukarno dan Dr. Moh. Hatta telah berhasil memproklamamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia pada pukul 10.10 WIB.” Narator : Namun baru 2 kali disiarkan, tiba-tiba tentara Jepang datang marahmarah ke F. Wus ketika F. Wus sedang menyiarkan berita proklamasi. Tentara Jepang : Sekarang juga cepat hentikan berita tentang Kemerdekaan Indonesia dan katakan pada rakyat Indonesia bahwa berita tersebut keliru dan itu tidak benar! Narator
: Setelah tentara Jepang pergi …
Waidan B.P : Kenapa anda berhenti menyiarkan berita Proklamasi? Berita itu harus tersebar hari ini keseluruh rakyat Indonesia. Sekarag juga kamu siarkan kembali berita tersebut. Narator : Berita Proklamasi terus disiarkan setiap setengah jam sekali sampai pukul 16.00 WIB. Akibatnya tentara Jepang kembali datang untuk meralat berita tersebut dan Kantor Radio Domei disegel oleh tentara Jepang. Para pegawai Domei tidak kalah pintar dan mereka membuat pemancar baru di Menteng 31.
Jusuf Ronodipuro : Masih bersama saya Jusuf Ronodipuro di Radio Hosokioku di Gambir Barat. Saya akan memberitahu berita yang sangat penting untuk seluruh rakyat Indonesia, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Sukarno dan Dr. Moh. Hatta telah berhasil memProklamamirkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada pukul 10.10 WIB. Narator : Berkat penyiar Jusuf Ronodipuro, berita Proklamasi Indonesia telah terdengar sampai ke seluruh dunia. Berita Proklamasi baru didengar oleh masyarakat Bandung sekitar pukul 11.15 WIB, sementara itu berita Proklamasi Kemerdekaan baru terdengar di Yogya pada pukul 12.00 WIB. Rakyat : MERDEKA! MERDEKA ATAU MATI! INDONESIA MERDEKA (sambil menempel poster, berteriak, mengibarkan bendera Merah Putih) Narator : Semenjak mendengar berita Proklamasi, seluruh rakyat Indonesia menyambut dengan penuh antusias dan ikut meneriakan pekik “Merdeka!”. Dalam situasi seperti itu mereka merasa dalam satu ikatan satu Bangsa Indonesia
DUKUNGAN DARI BERBAGAI DAERAH TERHADAP PEMBENTUKAN NEGARA DAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA
Narator : Pada tanggal 20 agustus 1945 Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII mengirim ucapan selamat ke Jakarta yang isinya menyatakan bahwa Kesultanan Yogyakarta berdiri di belakang Soekarno-Hatta, pernyataan tersebut dipertegas lagi dengan “Amanat Pernyataan” Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 5 september 1945 Sri Sultan Hamengkubuwono IX : -
Kesultanan Yogyakarta adalah Kerajaan yang merupakan Daerah Istimewa di wilayah Negara Republic Indonesia. Sebagai kepala daerah, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memegang kekuasaan pemerintahan di wilayah kesultanan Yogyakarta Kesultanan Yogyakarta mempunyai hubungan langsung dengan pemerintaha pusat Negara republic Indonesia, maka dalam mengatur pemerintahan daerah Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX bertanggung jawab kepada presiden Republic Indonesia
Narator : Amanat Sri Sultan Hamengkubuwon segera diikuti beberapa tindakan rakyat terhadap aset Pemerintah Jepang aksi-aksi seperti membongkar segel percetakan “Sinar Matahari” dan digunakan untuk surat kabar kedaulatan rakyat mengambil alih radio Jepang, penurunan Bendera Jepang, penaikan bendera Sang Merah Putih di Gedung Agung serta penyerbuan di kantor-kantor pemerintahan Jepang yang berada di Yogyakarta. Di lapangan Ikada Jakarta pada tanggal 19 September 1945 dilaksanakan rapat umum yang dipelopori Komite Van Aksi. Rapat Ikada dihadiri oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta serta sejumlah menteri. ADEGAN 1
: (TINDAKAN HEROIK DIBERBAGAI DAERAH …)
Narator : NICA berniat untuk menegakkan kembali pemerintah Hindia Belanda di Indonesia, karena kebencian rakyat terhadap penjajah masih membara sehingga muncul berbagai tindakan heroik di berbagai daerah (Tindakan Heroik Melawan Belanda)
Tentara Belanda : (Menurunkan Bendera Merah Putih dan mengibarkan Bendera Merah Putih Biru) Residen Soedirman : Tolong Anda turunkan bendera Merah Putih Biru itu sekarang ! Tentara Belanda : Tidak bisa. Kami tidak akan menurunkan bendera kami. Narator Surabaya marah
: Karena permintaan Residen Soedirman ditolak, rakyat
Rakyat : (Rakyat Surabaya mengepung Hotel Yamato, memanjat atap hotel dan menurunkan bendera Belanda, merobek warna Biru dan menaikan kembali Bendera Merah Putih) ADEGAN 2
: (tidakan heroik menyerang Jepang dan sekutu)
Narator : Pada waktu menyerah, Jepang di perintah Sekutu untuk mempertahankan Indonesia seperti pada waktu penyerahan kepada Jepang Sekutu : Saya meminta kepada kalian, tolong pertahankan keadaan di Indonesia seperti pada waktu penyerahan kepada Jepang Jepang : Baik, kami akan pertahankan keadaan di Indonesia seperti waktu penyerahan. Narator : Untuk melaksanakan perintah Sekutu, Jepang berusaha menghalangi Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan sehingga terjadi pertempuran. Adegan 3 Tindakan heroik di Jakarta. Pada tanggal 19 september 1945 BKR dan para pemuda melucuti senjata Jepang dan menyerbu gudang senjata tentara Jepang di Cilandak. Di Bandung, para PEMDA dan bekas PETA mengepung markas pasukan panser Jepang. Mereka berhasil merebut 9 buah panser. Di Surakarta, rakya Surakarta mengepung markas kempetai menuntut pasukan Jepang yang di dalamnya untuk menyerah, akan tetapi, mereka tidak mau, sehinga terjadilah pertempuran yang sengit. Dalam pertempuran tersebut, seorang pejuang Indonesia, Arifin gugur dalam pertempuran tersebut. Di Surabaya, rakyat yang dipelopori BKR merebut kompleks penyimpanan senjata Jepang dan pemancar radio di Embong, Malang. Di Semarang, terkenal dengan nama pertempuran 5 hari, di Semarang. Jepang meracuni cadangan air minum di Candi, sehingga terjadi pertempuran 5 hari di Semarang. Karyadi memberanikan diri untuk memeriksa cadangan air minum tersebut, dan saat itu juga, dia di tembak oleh Jepang di Gedung Lawang Sewu.
Di Bali, para pemuda Bali menyerbu tentara Jepang, sebab, Jepang menghalanghalangin Kemerdekaan Indonesia. Di Aceh, pemuda Aceh mengambil alih gedung-gedung Pemerintah Jepang dan melucuti senjata Jepang. Di Palembang, rakyat Palembang secara serentak mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, serimonial yang dilakukan adalah upacara pengibaran bendera Merah-Putih. Dan di Kalimantan, pihak Sekutu mengeluarkan ultimatum melarang semua kegiatan politik, seperti demonstrasi serta mengibarkan bendera merah putih. Tetapi rakyat tidak menghiraukan ultimatum tersebut. Pada tanggal 14 november 1945, di Balikpapan, 8000 orang berkumpul di depan markas Sekutu sambil membawa bendera Merah-Putih.