PENOLAKAN KANTOR URUSAN AGAMA ATAS PERNIKAHAN JANDA DI BAWAH UMUR YANG PERNAH MENDAPAT DISPENSASI KAWIN DARI PENGADILAN AGAMA (Studi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kauman Tulungagung)
SKRIPSI
Oleh:
Syaukani Hamim NIM 11210073
JURUSAN AL AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2015
i
PENOLAKAN KANTOR URUSAN AGAMA ATAS PERNIKAHAN JANDA DI BAWAH UMUR YANG PERNAH MENDAPAT DISPENSASI KAWIN DARI PENGADILAN AGAMA (Studi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kauman Tulungagung)
SKRIPSI
Oleh:
Syaukani Hamim NIM 11210073
JURUSAN AL AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2015
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan, Penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul : PENOLAKAN KANTOR URUSAN AGAMA ATAS PERNIKAHAN JANDA DI BAWAH UMUR YANG PERNAH MENDAPAT DISPENSASI KAWIN DARI PENGADILAN AGAMA (Studi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kauman Tulungagung) Benar-benar merupakan karya ilmiah yang disusun sendiri, bukan duplikat atau memindah data milik orang lain, kecuali yang disebutkan referensinya secara benar. Jika di kemudian hari terbukti disusun orang lain, ada penjiplakan, duplikasi, atau memindah data orang lain, baik secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar sarjana yang saya peroleh karenanya, batal demi hukum.
Malang, 11 Juni 2015 Penulis,
Syaukani Hamim NIM 11210073
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Setelah membaca dan mengoreksi skripsi saudara Syaukani Hamim NIM: 11210073 Jurusan Al Ahwal Al Syakhshiyyah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul : PENOLAKAN KANTOR URUSAN AGAMA ATAS PERNIKAHAN JANDA DI BAWAH UMUR YANG PERNAH MENDAPAT DISPENSASI KAWIN DARI PENGADILAN AGAMA (Studi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kauman Tulungagung) Maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syaratsyarat ilmiah untuk diajukan dan diuji pada Majelis Dewan Penguji.
Malang, 11 Juni 2015 Mengetahui,
Dosen Pembimbing,
Ketua Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah
Dr. Sudirman, MA. NIP 197708222005011003
Erik Sabti Rahmawati, MA., M.Ag. NIP 197511082009012003
iv
PENGESAHAN SKRIPSI Dewan penguji skripsi saudara Syaukani Hamim, NIM 11210073, mahasiswa Jurusan Al Ahwal Al Syakhshiyyah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan judul: PENOLAKAN KANTOR URUSAN AGAMA ATAS PERNIKAHAN JANDA DI BAWAH UMUR YANG PERNAH MENDAPAT DISPENSASI KAWIN DARI PENGADILAN AGAMA (Studi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kauman Tulungagung)
Telah dinyatakan lulus dengan nilai A (cumlaude) Dengan penguji:
1. Erik Sabti Rahmawati, MA., M.Ag. NIP 197511082009012003
(
2. Dr. Hj. Mufidah, CH, M.Ag. NIP 196009101989032001
(
3. Dr. H. Roibin, M. HI. NIP 196812181999031002
(
) Sekretaris
) Ketua Penguji
) Penguji Utama
Malang, 05 Juli 2015 Dekan,
Dr. H. Roibin, M.HI. NIP 196812181999031002
v
MOTTO
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hambahamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nuur: 32).1
1
QS. An-Nuur ayat 32.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamd li Allâhi Rabb al-„Âlamîn, lâ Hawl walâ Quwwata illâ bi Allâh al-„Âliyy al-„Âdhîm, dengan hanya rahmat-Mu serta hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Penolakan Kantor Urusan Agama Atas Pernikahan Janda Di Bawah Umur Yang Pernah Mendapat Dispensasi Kawin Dari Pengadilan Agama (Studi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kauman Tulungagung)” dapat diselesaikan dengan curahan kasih sayang-Nya, kedamaian dan ketenangan jiwa. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Baginda kita yakni Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang di dalam kehidupan ini. Semoga kita tergolong orang-orang yang beriman dan mendapatkan syafaat dari beliau di hari akhir kelak. Amin... Dengan segala daya dan upaya serta bantuan, bimbingan maupun pengarahan dan hasil diskusi pelbagai pihak dalam proses penulisan skripsi ini, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada batas kepada: 1. Prof. Dr. H. Mudjia Raharjo, M.Si. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Dr. H. Roibin, M.HI, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
vii
3. Dr. Sudirman, MA, selaku Ketua Jurusan Al Ahwal Al Syakhshiyyah Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 4. Erik Sabti Rahmawati, MA., M.Ag, selaku dosen pembimbing penulis. Syukr katsîr penulis haturkan atas waktu yang telah beliau limpahkan untuk bimbingan, arahan, serta motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Dr. H. Fadil. S.J, M.Ag, selaku dosen wali penulis selama kuliah di Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Terima kasih penulis kepada beliau yang telah memberikan bimbingan, saran, serta motivasi selama menempuh perkuliahan. 6. Segenap Dosen Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah menyampaikan pengajaran, mendidik, membimbing, serta mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Semoga Allah SWT memberikan pahala-Nya yang sepadan kepada beliau semua. 7. Staf serta Karyawan Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, penulis ucapkan terimakasih atas partisipasinya dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Ayahanda Mahfud dan Ibunda Siti Asiyah, yang selalu mencurahkan cinta, kasih dan sayangnya kepada penulis. Seuntaian karya ini penulis persembahkan kepada beliau berdua yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi serta kepercayaan yang tiada hentinya kepada penulis hingga saat ini dan akan selamanya.
viii
9. Kakak-kakakku tersayang, Mbak Rahma, Mbak Hanif, Mas Imron yang selalu memberikan doa dan semangat serta menjadi inspirasi penulis untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 10. H. Abdul Umar, S.Pd.I dan M. Umar Shodiq, M.Ag selaku Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Kauman Tulungagung dan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Kota Tulungagung. Penulis menghaturkan terimakasih telah banyak membantu dan memberikan wawasan, serta penulis diberikan waktu dan tempat untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi ini. 11. Bapak Serin dan Ibu Sutilah selaku pihak yang penulis teliti, yang telah banyak membantu dan memberikan informasi serta wawasan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga apa yang telah penulis peroleh selama kuliah di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya bagi pribadi penulis. Disini penulis sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari salah dan dosa, menyadari bahwasannya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengaharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Malang, 11 Juni 2015 Penulis,
Syaukani Hamim NIM 11210073 ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah pemindahalihan tulisan Arab ke dalam tulisan Indonesia (latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Termasuk dalam kategori ini adalah nama Arab dari bangsa Arab, sedangkan nama Arab dari bangsa selain Arab ditulis sebagaimana ejaan bahasa nasionalnya, atau sebagaimana tertulis dalam buku yang menjadi rujukan. A. Konsonan ا
= Tidak dilambangkan
ض
= dl
ب
= B
ط
= th
ت
= T
ظ
= dh
ث
= Ta
ع
= „ (mengahadap ke atas)
ج
= J
غ
= gh
ح
= H
ف
= f
خ
= Kh
ق
= q
د
= D
ك
= k
ذ
= Dz
ل
= l
ر
= R
م
= m
ز
= Z
ن
= n
س
= S
و
= w
ش
= Sy
ه
= h
ص
= Sh
= يy
x
Hamzah ( )ءyang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak di awal
kata
maka
dalam
transliterasinya
mengikuti
vokalnya,
tidak
dilambangkan, namun apabila terletak di tengah atau akhir kata, maka dilambangkan dengan tanda koma di atas („), berbalik dengan koma („) untuk penggantian lambang ع. B. Vokal, Panjang dan Diftong Setiap penulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan latinvokal fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”, sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan cara berikut:
Vokal
Panjang
Diftong
a = fathah
â
قالmenjadi qâla
i = kasrah
î
قيلmenjadi qîla
u = dlommah
û
دونmenjadi dûna
Khusus untuk bacaan ya‟ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan “ î ”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya‟ nisbat diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya‟ setelah fathah ditulis dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan contoh berikut:
Diftong
Contoh
aw = و
قولmenjadi qawlun
ay = ي
خيرmenjadi khayrun
xi
C. Ta’ Marbûthah Ta‟ Marbûthah ditransliterasikan dengan “ṯ” jika berada di tengah kalimat, tetapi apabila Ta‟ Marbûthah tersebut berada di akhir kalimat, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya المدرسة الرسالة
maka
menjadi al-risalaṯ li al-mudarrisah, atau apabila berada di tengah-tengah kalimat yang terdiri dari susunan mudlaf dan mudlaf ilayh, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “t” yang disambungkan dengan kalimat berikutnya, misalnya فى رحمةهللاmenjadi fi rahmatillâh. D. Kata Sandang dan Lafadh al-Jalalah Kata sandang berupa “al” ( ) الditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak di awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jâlalah yang berada di tengah-tengah kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan. Perhatikan contoh-contoh berikut ini: 1. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan... 2. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan... 3. Masyâ‟ Allâh kâna wa mâ lam yasya‟ lam yakun. 4. Billâh „azza wa jalla. E. Nama dan Kata Arab Terindonesiakan Pada prinsipnya setiap kata yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Apabila kata tersebut merupakan nama Arab dari orang Indonesia atau bahasa Arab yang sudah terindonesiakan, tidak perlu ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Perhatikan contoh berikut:
xii
“...Abdurrahman Wahid, mantan Presiden RI ke empat, dan Amin Rais, mantan Ketua MPR pada masa yang sama, telah melakukan kesepakatan untuk menghapuskan nepotisme, kolusi dan korupsi dari muka bumi Indonesia, dengan salah satu caranya melalui pengintesifan salat di berbagai kantor pemerintahan, namun...” Perhatikan penulisan nama “Abdurrahman Wahid”, “Amin Rais” dan kata “salat” ditulis dengan menggunakan tata cara penulisan bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan penulisan namanya. Kata-kata tersebut sekalipun berasal dari bahasa Arab, namun ia berupa nama dari orang Indonesia dan terindonesiakan, untuk itu tidak ditulis dengan cara “Abd al-Rahmân Wahîd”, “Amîn Raîs”, dan bukan ditulis dengan “shalâṯ”.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv MOTTO ...................................................................................................................v KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................... ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xv ABSTRAK .......................................................................................................... xvi BAB I: PENDAHULUAN....................................................................................11 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................11 A. Rumusan Masalah ................................................................................87 B. Tujuan Penelitian .................................................................................87 C. Manfaat Penelitian ...............................................................................88 D. Definisi Operasional.............................................................................99 E. Sistematika Pembahasan ................................................................... 10 BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................13 A. Penelitian Terdahulu ............................................................................13 B. Kerangka Teori.....................................................................................18 1. Kantor Urusan Agama (KUA) .......................................................18 2. Pengadilan Agama .........................................................................22 3. Perkawinan di Bawah Umur ..........................................................31 4. Dispensasi Nikah/Dispensasi Kawin .............................................36 BAB III: METODE PENELITIAN ....................................................................41 A. Jenis Penelitian .....................................................................................42 B. Pendekatan Penelitian ..........................................................................42 C. Lokasi Penelitian ..................................................................................43 D. Sumber Data .........................................................................................43 E. Metode Pengumpulan Data ..................................................................45 F. Metode Pengolahan Data .....................................................................47 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................50 A. Landasan Kantor Urusan Agama Menolak Menikahkan Janda yang Umurnya Belum Mencapai 16 Tahun ..................................................50 B. Langkah Hukum Janda di Bawah Umur Setelah Pernikahannya di Tolak Oleh Kantor Urusan Agama ......................................................68 BAB V: PENUTUP ..............................................................................................80 A. Kesimpulan ..........................................................................................80 B. Saran .....................................................................................................81
xiv
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Bukti konsultasi
Lampiran II
: Surat keterangan telah melakukan penelitian di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kauman Tulungagung
Lampiran III : Salinan Penetapan Dispensasi Kawin Tahun 2009 Lampiran IV : Salinan Putusan Cerai Tahun 2010 Lampiran V
: Salinan Penetapan Dispensasi Kawin Tahun 2011
Lampiran VI : Dokumen pendukung penelitian lainnya.
xvi
ABSTRAK Hamim, Syaukani, 2015. Penolakan Kantor Urusan Agama Atas Pernikahan Janda Di Bawah Umur Yang Pernah Mendapat Dispensasi Kawin Dari Pengadilan Agama (Studi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kauman Tulungagung). Skripsi Jurusan Al Ahwal Al Syakhshiyyah. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Erik Sabti Rahmawati, MA., M.Ag. Kata Kunci: Penolakan, Kantor Urusan Agama, Janda di Bawah Umur. KUA Kauman Kabupaten Tulungagung menolak menikahkan janda di bawah umur padahal dia sudah mendapatkan dispensasi kawin dari Pengadilan Agama pada pernikahannya yang pertama. Berdasarkan surat penolakan dari KUA tersebut, kemudian orang tua calon mempelai mengajukan dispensasi kawin yang kedua kepada Pengadilan Agama Kabupaten Tulungagung. Setelah melalui proses persidangan, majelis hakim kemudian menetapkan untuk mengabulkan permohonan dispensasi kawin terhadap calon mempelai yang ditolak pernikahannya tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui landasan pihak KUA menolak menikahkan janda di bawah umur padahal sudah pernah mendapat dispensasi kawin, selain itu juga untuk mengetahui langkah hukum yang dilakukan janda di bawah umur setelah ditolak pernikahannya oleh KUA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa data primer dan data skunder yang dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi yang kemudian data tersebut diedit, diperiksa, dan disusun secara sistematis serta diatur sedemikian rupa yang kemudian dianalisis. Hasil penelitian ini adalah, pertama pihak KUA menolak untuk menikahkan janda di bawah umur karena KUA merupakan pelaksana Undangundang dan harus melaksanakan apa yang ada dalam Undang-undang tersebut, alasan KUA tersebut mengacu kepada Pasal 7 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang menyebutkan bahwa batas minimal melakukan perkawinan bagi wanita adalah 16 tahun. Selain itu KUA juga beralasan karena tidak menemukan Undang-undang lain yang menjelaskan bahwa janda di bawah umur yang pernah mendapat dispensasi kawin dari Pengadilan Agama bisa langsung dinikahkan atau harus mengajukan permohonan dispensasi kawin lagi. Oleh Karena itu KUA bermaksud ingin lebih hati-hati dan tidak ingin mengambil resiko sehingga menyerahkan kasus tersebut ke Pengadilan Agama Tulungagung guna memperoleh dispensasi kawin kedua. Kedua, langkah hukum yang dilakukan oleh janda di bawah umur adalah dengan memenuhi permintaan pihak KUA yakni dengan meminta dispensasi kawin yang kedua kalinya. Dalam hal ini orangtuanya selaku pemohon mengajukan upaya permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Tulungagung, sehingga setelah melalui proses persidangan akhirnya majelis hakim mengabulkan permohonan pemohon dengan memberi penetapan dispensasi kawin yang kedua.
xvii
ABSTRACT Hamim, Syaukani, 2015. Rejection Of Religion Affair Court Toward Under Age Widow Marriage Ever Obtaining Marriage Dispensation From Religion Court (Case Study in Religion Affair Court Kauman District Tulungagung). Thesis of Al- Ahwal Al Syakhshiyyah Department. Maulana Malik Ibrahim State Islamic University, Malang. Advisor: Erik Sabti Rahmawati, MA., M.Ag. Key Words: Rejection, Religion Affair Court, Under Age Widow. KUA (Religion Affair Court) Kauman Tulungagung rejects to marry under age widow, in fact she has already obtained marriage dispensation from religion court for his first marriage. According to the letter of rejection, the parents deliver second marriage dispensation to Religion Court of Tulungagung. After process of assembly, then judge proposes to permit marriage dispensation for bridge candidate who has marriage rejection. This research proposes to find out the foundation of KUA (Religion Affair Court) rejects widow under age marriage even she has ever acquired marriage dispensation. Besides, it is used for analyzing law effort done by the widow under age after marriage rejection from KUA (Religion Affair Court). This research employs qualitative approach, while collected data are primary and secondary which are collected by interview and documentation. After that, the data are edited, checked, and arranged systematically. Then, those are analyzed. The result of this research, firstly, KUA (Religion Affair Court) obviously rejects under age widow because KUA (Religion Affair Court) is implementation of law and it must apply the existing of the law. That reason is related to Law Number 1 Year 1974 Verse 7 which states that minimum age for marriage is 16 years old. Moreover, KUA (Religion Affair Court‟s) agues that it does not find other law which explains under age widow obtained marriage compensation from religion court. She can have marriage or applies application of remarriage dispensation. Therefore, KUA (Religion Affair Court) has to be more careful and does not take a risk with the marriage as well as delivers this case to Tulungagung Religion Court for getting dispensation of marriage. Secondly, Law effort done by the widow under age is to fill KUA (Religion Affair Court‟s) requests by asking marriage dispensation twice. The parents of bridge ask the marriage dispensation to Tulungagung Religion Court twice. After session process, the judge grants their request by deciding twice marriage dispensation.
xviii
ملخص البحث محيم ,شوكاين .5102 ,طالق مكتب الشؤون الدينية علي النكاح أرمل حتت بالغة الذي يصح النكاح من حمكمة الدينية (تعليم من مكتب الشؤون الدينية قرية كومان تولونع أكونك) .حبث لقسم األحوال الشخصية جامعة موالنا مالك إبراىيم ماالنج ،ادلشرف إيرك سبيت رمحوايت, ادلاجستري.
الكلمات الرئيسة :الرفض ،مكتب الشؤون الدينية ،أرملة مل تبلغ.
أن مكتب الشؤون الدينية كومان يف منطقة تولونغ اغونغ يرفض الزواج أرملة مل تبلغ ولكنها تنال احلصول على الزواج من احملكمة الدينية عن الزواج األول .استناداً إىل قرار الرفض من
مكتب الشؤون الدينية ،فإن والديها تقدم احلصول الزواج الثاين ايل احملكمة الدينية يف منطقة تولونغ اغونغ ،وبعد ذلك أن جملس احلاكم يقبل عن تلك العريضة. استناداً إىل اخللفية ادلذكورة ،أن ىذاالبحث يهدف دلعرفة األساس الذي يرفض الزواج أرملة مل تبلغ ولو كانت تنال احلصول على الزواج من احملكمة الدينية عن الزواج األول ،وكذلك دلعرفة جهد احلكم عن الرفض الزواج أرملة مل تبلغ من مكتب الشؤون الدينية .وكان ىذاالبحث ينال البيانات من البيانات األساسية والثانوية ،ودلنهج حتليل البيانات يستخدم بتحرير ،تصنيف، حتقيق ،حتليل ،وخالصة .حيت ىذاالبحث يكون كليا ،منظما ،ومرتبا. كانت النتيجة عن ىذاالبحث ىي اوال ،أن مكتب الشؤون الدينية يرفض الزواج أرملة مل تبلغ ،إلنو يهدي ايل القانون النمرة 0السنة 0741ادلادة 4اليت يشرح أن حد الزواج دلرأة 03 سنة .وكذلك أنو مل ينال قانونا الذي يذكر عنها .فلذلك قصده دلالحظة حيت تسليم القضية إىل احملكمة الدينية لنيل احلصول على الزواج الثاين .ثانيا ،أن جهد احلكم عنها ليتم الطلب من مكتب الشؤون الدينية بتطلب لنيل احلصول على الزواج الثاين .أن ىذاالبحث والديها من القادم احلصول على الزواج يف احملكمة الدينية تولونغ اغونغ ،حيت بعد اإلجراءت أن جملس احلاكم يقبل ىذه العريضة بإعطاء قرار احلصول على الزواج الثاين.
xix