PENJUALAN ANGSURAN
Penjualan angsuran (installment sales) adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan secara bertahap, dimasa yang akan datang. Tujuannya untuk meningkatkan volume penjualan → meningkatkan laba.
Masalah dalam penjualan angsuran dibedakan menjadi dua sebagai berikut: 1. Masalah non akuntansi 2. Masalah akuntansi
MASALAH NON AKUNTANSI Untuk mengurangi resiko dalam masalah non akuntansi antara lain dilakukan cara : 1. Mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran. a. Penjualan angsuran dilakukan secara selektif, dalam arti bahwa penjualan angsuran hanya diberikan pada calon pembeli yang kemampuan dan kejujuranya dapat dipercaya. b. Penjualan angsuran dilakukan dengan persetujuan atau sepengetahuan atasan pembeli. c. Pembayaran angsurannya dilakukan dengan pemotongan gaji. 2. Menyediakan perlindungan hukum kepada penjual a. Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract) b. Mengggunakan bukti pemilikan sebagai jaminan kredit (transfer of title with property subject to lien or mortgage) c. Menjaminkan kepada pihak ketiga (transfer of title to trustee) d. Perjanjian sewa-beli (lease-purchase arrangement) 3. Menyediakan perlindungan ekonomi kepada penjual a. Uang muka harus besar b. Jangka waktu angsuran jangan terlalu panjang c. Angsuran cukup besar
MASALAH AKUNTANSI 1. Pengakuan laba kotor 2. Perhitungan bunga dan angsuran 3. Tukar tambah 4. Pembatalan penjualan angsuran
PENGAKUAN LABA KOTOR Dasar pengakuan laba kotor yang dapat dipakai ada dua yaitu: 1. Dasar penjualan (sales bases atau accrual bases) 2. Dasar tunai (cash bases)
Dasar Penjualan Laba kotor diakui dalam periode penjualan angsuran terjadi, tanpa memperhatikan apakah pembayarannya sudah diterima atau belum. Contoh: Pada 5 Januari 2014 PT ABC melakukan penjualan angsuran seharga Rp 12.500.000 dengan Harga pokok penjualan Rp 10.000.000. Syarat pembayaran sbb: -
Uang muka Rp 2.500.000 langsung diterima
-
Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran bulanan, setiap tanggal 5.
Maka skedul penerimaan pembayaran sbb: Tanggal
Keterangan
Jumlah
5 Januari 2014
Uang muka
2.500.000
5 Februari 2014
Angsuran ke 1
2.500.000
5 Maret 2014
Angsuran ke 2
2.500.000
5 April 2014
Angsuran ke 3
2.500.000
5 Mei 2014
Angsuran ke 4
2.500.000
Jumlah
12.500.000
Dasar Kas Laba kotor diakui apabila pembayaran dari piutang penjualan angsuran sudah diterima. Penerimaan kas tersebut terdiri dari 2 unsur yaitu : pembayaran atas harga pokok dan pembayaran atas laba kotor. Ada 3 metode dalam dasar kas yaitu: 1. Harga pokok kemudian laba kotor (cost recovery method) 2. Laba kotor kemudian harga pokok 3. Harga pokok dan laba kotor secara proporsional (metode penjualan angsuran)
Menggunakan contoh PT ABC didepan tadi maka: Metode ke 1 harga pokok kemudian laba kotor sbb: Sampai dengan harga pokok tertutup baru diakui adanya laba kotor. Sampai dengan tanggal 5 April 2014 baru diakui sebagai pelunasan harga pokok sebesar Rp 10.000.000. Setelah tanggal 5 April baru diakui adanya laba kotor sebesar Rp 2.500.000 yaitu pada saat pelunasan yang ke 4 tanggal 5 Mei 2014.
Metode ke 2 laba kotor kemudian harga pokok penjualan sbb: Pada saat diterima uang muka maka perusahaan dapat mengakui adanya laba kotor sebesar Rp 2.500.000. Untuk pelunasan berikutnya diakui sebagai pelunasan harga pokok.
Metode ke 3 harga pokok penjualan dan laba kotor secara proporsional Tanggal
Keterangan
Pembayaran
Harga pokok
Laba kotor
100%
80%
20%
5 – 1 – 2014
Uang muka
2.500.000
2.000.000
500.000
5 – 2 – 2014
Angsuran ke 1
2.500.000
2.000.000
500.000
5 – 3 – 2014
Angsuran ke 2
2.500.000
2.000.000
500.000
5 – 4 – 2014
Angsuran ke 3
2.500.000
2.000.000
500.000
5 – 5 – 2014
Angsuran ke 4
2.500.000
2.000.000
500.000
12.500.000
10.000.000
2.500.000
Jumlah
Pencatatan dalam metode penjualan angsuran (jurnal yang dibuat) 1. Untuk mencatat penjualan dan penerimaan uang muka Kas Piutang penjualan angsuran
2.500.000 10.000.000
Penjualan angsuran
12.500.000
Kalau perusahaan menggunakan metode perpetual maka ada tambahan jurnal sbb: HPP penjualan angsuran
10.000.000
Persediaan barang dagangan
10.000.000
2. Untuk mencatat penerimaan angsuran Kas
2.500.000
Piutang penjualan angsuran
2.500.000
3. Untuk mencatat harga pokok penjualan angsuran Digunakan ketika akan menyusun laporan keuangan
4. Untuk mencatat laba kotor yang belum direalisir Penjualan angsuran
12.500.000
HPP penjualan angsuran
10.000.000
Laba kotor belum direalisir
2.500.000
5. Untuk mencatat laba kotor yang sudah direalisir Misal laporan keuangan disusun setiap 4 bulan sekali, maka pada tanggal 30 April 2014 harus diakui adanya laba kotor yang sudah direalisir sbb: Laba kotor belum direalisir Laba kotor sudah direalisir
2.000.000 → 4 x 500.000 2.000.000
PERHITUNGAN BUNGA DAN ANGSURAN Ada dua dasar perhitungan bunga yaitu: a. Bunga dihitung dari sisa pinjaman b. Bunga dihitung dari pokok pinjaman.
Ada dua dasar perhitungan angsuran yaitu: a. Sistem angsuran tetap Dalam sistem ini besarnya angsuran untuk setiap periode akan selalu tetap. Menghitungnya sbb: Angsuran pokok pinjaman = Pokok pinjaman : Banyaknya angsuran = 10.000.000 : 4 = 2.500.000
b. Sistem anuitet Ada 3 cara yaitu: -
Sistem bunga tetap dan angsuran pokok pinjaman tetap
-
Sistem bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap
-
Sistem bunga menurun dan angsuran pinjaman meningkat
Contoh: Pada 10 Januari 2014 PT DEF menjual barang dagangan seharga Rp 12.500.000 dengan cara pembayaran sbb: -
Uang muka Rp 2.500.000
-
Sisanya sebesar Rp 10.000.000 akan diangsur sebanyak 5 kali setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
-
Diperhitungkan bunga sebesar 15% per bulan
Kerjakan dengan 3 cara diatas!
Tabel perhitungan bunga tetap dan angsuran pokok pinjaman tetap Bulan
Angsuran pokok
Bunga
Kas diterima
Sisa pinjaman
(1)
(2)
(3)
(4)
10 – 1 – 2014
2.500.000
10.000.000
10 – 2 – 2014
2.000.000
1.500.000
3.500.000
8.000.000
10 – 3 – 2014
2.000.000
1.500.000
3.500.000
6.000.000
10 – 4 – 2014
2.000.000
1.500.000
3.500.000
4.000.000
10 – 5 – 2014
2.000.000
1.500.000
3.500.000
2.000.000
10 – 6 – 2014
2.000.000
1.500.000
3.500.000
0
10.000.000
7.500.000
20.000.000
Jumlah
(1) 10.000.000 : 5 (2) 15% x 10.000.000 (3) = (1) + (2) (4) = (4sebelumnya) – ( 1)
Tabel perhitungan bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap Bulan
Angsuran pokok
Bunga
Kas diterima
Sisa pinjaman
(1)
(2)
(3)
(4)
10 – 1 – 2014
2.500.000
10.000.000
10 – 2 – 2014
2.000.000
1.500.000
3.500.000
8.000.000
10 – 3 – 2014
2.000.000
1.200.000
3.200.000
6.000.000
10 – 4 – 2014
2.000.000
900.000
2.900.000
4.000.000
10 – 5 – 2014
2.000.000
600.000
2.600.000
2.000.000
10 – 6 - 2014
2.000.000
300.000
2.300.000
0
10.000.000
4.500.000
17.000.000
Jumlah
(2) = 15% x sisa pinjaman
Tabel perhitungan angsuran, bunga dan sisa pinjaman metode anuitet Bulan
Kas diterima
Bunga
Angsuran pokok
Sisa pinjaman
(1)
(2)
(3)
(4)
10 – 1 – 2014
2.500.000
10 – 2 – 2014
2.983.956
1.500.000
1.483.956
8.516.044
10 – 3 – 2014
2.983.956
1.277.400
1.706.556
6.809.488
10 – 4 – 2014
2.983.956
1.021.400
1.962.556
4.846.932
10 – 5 – 2014
2.983.956
727.000
2.256.956
2.589.976
10 – 6 – 2014
2.983.956
388.500
2.595.456
0
17.419.780
4.914.300
10.005.480
Jumlah
10.000.000
(1) = 10.000.000 : 3,351255 (2) = 15% x (4) (3) = (1) – (2) (4) = (4sebelumnya) – (3)
TUKAR TAMBAH Contoh: Pada 1 Maret 2014 Toko Radio dan TV
“GHI” menjual TV secara angsuran seharga
Rp 1.375.000. Cara pembayaran sbb: -
Sebagai uang muka diterima sebuah TV kecil bekas, yang nilainya disepakati Rp 375.000
-
Sisanya diangsur sebanyak 10 kali angsuran bulanan, masing-masing Rp 100.000
-
TV bekas yang diterima tersebut direncanakan dapat diperbaiki dengan biaya Rp 37.500. setelah diperbaiki diperkirakan dapat dijual seharga Rp 350.000. dalam menjual kembali TV bekas ini perusahaan memperhitungkan laba normal 20% dan biaya pemasaran 5%. Harga perolehan TV baru sejenis Rp 1.000.000
Buatlah perhitungan dan jurnalnya.
Taksiran harga jual
350.000
Taksiran biaya perbaikan
37.500
Laba normal 20% x Rp 350.000
70.000
Biaya pemasaran 5% x Rp 350.000
17.500
125.000 -
Taksiran nilai realisasi bersih
225.000
Harga yang disepakati
375.000 -
Kelebihan harga
150.000
Jurnalnya 1. untuk mencatat penjualan Persediaan barang dagangan
225.000
Cadangan kelebihan harga
150.000
Piutang penjualan angsuran
1.000.000
Penjualan
1.375.000
2. untuk mencatat harga pokok penjualan HPP
1.000.000 Persediaan barang dagangan
1.000.000
3. untuk mencatat laba kotor penjualan angsuran yang belum direalisasi Penjualan HPP
1.375.000 1.000.000
Cadangan kelebihan harga
150.000
Laba kotor belum direalisasi
225.000
PEMBATALAN PENJUALAN ANGSURAN Dalam hal terjadi pembatalan penjualan angsuran maka perusahaan akan: -
Menerima kembali barang yang sudah dijual
-
Menghapus piutang penjualan angsuran yang belum dilunasi dan laba kotor belum direalisir
-
Mengakui laba atau rugi pembatalan penjualan angusran
Contoh: PT JKL menjual barang dagangan secara angsuran. Dalam tahun 2014 terjadi pembatalan atas penjualan angsuran yang terjadi pada tahun sebelumnya, data sbb: -
Penjualan semula Rp 10.000.000
-
Harga pokok Rp 7.500.000
-
Tingkat laba kotor 25% dari harga jual
-
Piutang yang sudah berhasil diterima pembayaranya Rp 4.000.000
-
Taksiran nilai realisasi bersih atas barang yang diterima kembali Rp 5.000.000
Hitunglah dan buatlah jurnal pembatalan penjualan angsuran. Ada dua metode: 1. metode akrual Harga jual
10.000.000
Piutang yang sudah tertagih
4.000.000 -
Piutang yang belum tertagih
6.000.000
Taksiran nilai realisasi bersih
5.000.000 -
Rugi pembatalan penjualan angsuran
1.000.000
2. metode penjualan angsuran Harga jual
10.000.000
Piutang yang sudah ditagih
4.000.000 -
Piutang yang belum ditagih
6.000.000
Laba kotor belum direalisasi 25% x 6.000.000
1.500.000 -
HPP yang belum dibayar/dilunasi
4.500.000
Taksiran nilai realisasi bersih
5.000.000 -
Laba pembatalan penjualan angsuran
500.000