PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015
KATA PENGANTAR Dalam rangka lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani kopi, berbagai upaya dilakukan, diantaranya program peningkatan produksi dan produktivitas komoditas kopi berkelanjutan melalui kegiatan intensifikasi kopi arabika dan intensifikasi kopi robusta pada wilayah sentra produksi kopi. Agar terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman kopi tahun 2015, maka perlu disusun buku Pedoman Teknis kegiatan tersebut yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan baik di pusat maupun daerah. Selanjutnya pedoman ini dijabarkan lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) di tingkat provinsi dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) di tingkat kabupaten/kota sesuai dengan kegiatan yang tertampung dalam DIPA TA. 2015 dan potensi sumberdaya serta kebutuhan di daerah masing-masing. Semoga pedoman teknis ini dapat menjadi acuan kerja bagi para petugas dalam melaksanakan kegiatan dengan baik. Jakarta, 11 Maret 2015 Direktur Jenderal Perkebunan
Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 195607281986031001
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
i
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
i ii iv
DAFTAR LAMPIRAN
iv
I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Sasaran Nasional C. Tujuan
1 1 2 3
II
PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan B. Spesifikasi Teknis
4 4 7
III.
PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup B. Pelaksana Kegiatan C. Lokasi, Jenis dan Volume D. Simpul Kritis
9 9 12 15 17
IV.
PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN KEPADA PETANI
18
V.
PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
22
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
ii
VI.
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
23
VII.
PEMBIAYAAN
25
VIII. PENUTUP
26
Lampiran
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
iii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Lokasi, Jenis Kegiatan dan Volume
28
Lampiran 2
Standar Mutu Benih Kopi
32
Lampiran 3
Spesifikasi Peralatan Pengolahan Biji Kopi
34
Lampiran 4
Rencana Kerja Dana Tugas Pembantuan
35
Lampiran 5
Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Dana Tugas Pembantuan Tahun 2015
36
Lampiran 6
Laporan Realisasi Kinerja Dana Tugas Pembantuan
37
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
iv
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Komoditas ini menjadi sumber pendapatan utama dari sekitar 1,84 juta keluarga yang sebagian besar berada dikawasan pedesaan. Kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia yang mampu menyumbang devisa yang cukup besar, penyerapan tenaga kerja serta pengembangan wilayah. Total luas areal perkebunan kopi pada tahun 2014 (angka sementara) mencapai luas 1.246.810 hektar yang terdiri dari kopi robusta seluas 927.040 ha (74,35%) dan kopi arabika seluas 319.769 ha. Produksi kopi robusta dan arabika 685.089 ton yang terdiri dari robusta 517.788 ton dan arabika 167.301 ton. Produktivitas tanaman kopi rakyat rendah antara lain disebabkan sebagian besar tanaman kopi sudah tua, berasal dari varietas lokal/asalan sementara varietas kopi lokal yang dikembangkan oleh masyarakat saat ini sebagian besar berasal dari bahan tanam biji sapuan dengan tingkat produktivitas relatif.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi BerkelanjutanTahun 2015
Sebagai upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman kopi maka pada tahun 2015 pemerintah melalui anggaran APBN-P telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan intensifikasi kopi arabika, intensifikasi kopi robusta; perluasan kopi arabika dan robusta; peremajaan robusta. Dalam rangka melaksanakan program peningkatan produksi dan produktivitas tanaman kopi perlu ditetapkan Pedoman Teknis sebagai acuan teknis bagi Dinas Provinsi Yang Membidangi Perkebunan dalam menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang selanjutnya dipedomani oleh Dinas Kabupaten Yang Membidangi Perkebunan dalam menyusun Petunjuk Teknis (Juknis). Bila kegiatan dialokasikan di Provinsi, maka Juklak dan Juknis disusun oleh Dinas Provinsi Yang Membidangi Perkebunan. B. Sasaran Sasaran kegiatan pengembangan kopi tahun 2015 adalah perbaikan pertanaman kopi melalui kegiatan intensifikasi kopi arabika seluas 15.550, intensifikasi kopi robusta 13.650 ha, peremajaan kopi robusta seluas 200 ha, perluasan kopi arabika dan robusta 1.500 ha dan peremajaan kopi robusta 200 ha. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
2
C. Tujuan Tujuan kegiatan pengembangan tanaman kopi tahun 2015 adalah: 1. Meningkatkan produksi dan produtivitas tanaman kopi melalui penerapan teknologi budidaya. 2. Meningkatkan pendapatan petani kopi di lokasi kegiatan. 3. Mendukung pengembangan kawasan kopi.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
3
II.
PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Kegiatan
Pendekatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman kopi dilakukan melalui pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani yang disinergiskan dengan program pembangunan dan pengembangan pertanian di kabupaten/kota. Paket bantuan merupakan hibah yang pelaksanaan pengadaannya dilakukan dengan kontraktual dan mengacu pada Perpres 70 tahun 2012. Pelaksanaan kegiatan dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada. Selanjutnya secara spesifik dijabarkan dalam Petunjuk Teknis (Juknis) oleh kabupaten/kota sesuai dengan kondisi petani dan budaya setempat.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
4
1) Lokasi kegiatan Lokasi kegiatan pengembangan tanaman kopi tahun 2015 ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut: Merupakan daerah sentra produksi kopi, secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat untuk pengembangan budidaya kopi. Lahan milik petani, berada dalam satu wilayah atau hamparan serta tidak dalam sengketa. 2) Petani sasaran Calon Petani (CP) sasaran sebagai penerima bantuan adalah anggota kelompok tani yang telah diseleksi dan selanjutnya ditetapkan sebagai petani peserta penerima bantuan oleh Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan atas nama Bupati. Bagi Kabupaten yang Satker Non Mandiri, penetapan CPCL dilakukan oleh Kepala Dinas yang membidangi perkebunan provinsi atas usulan Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan. Kriteria umum kelompok sasaran adalah kelompok tani yang sudah ada dan aktif, bukan bentukan baru, Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
5
berpengalaman serta dapat dipercaya, jumlah anggota 20 -30 orang. 3) Standar teknis Peremajaan kopi robusta Secara teknis dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut : - Kondisi tanaman tua (umur >15 tahun)/rusak berat; - Tidak produktif; - Terserang Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT); - Memenuhi persyaratan teknis kesesuaian lahan. Intensifikasi robusta
kopi
arabika
dan
Secara teknis dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut : - Umur tanaman <15 tahun; - Produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan; - jumlah tegakannya masih diatas 70% dan masih produktif. Perluasan kopi arabika dan robusta Secara teknis dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
6
- Iklim sesuai dengan kelayakan teknis untuk pengembangan kopi arabika maupun robusta. - Tanah sesuai dengan kelayakan teknis untuk pengembangan kopi arabika maupun robusta. B. Spesifikasi Teknis 1. Benih Benih yang digunakan adalah benih bina sesuai Peraturan Menteri Pertanian No 89 / Permentan / OT / 140 /9/2013 tentang Standar Operasional Prosedur Penetapan Sumber Benih, Sertifikasi Benih, dan Evaluasi Kebun Sumber Benih Tanaman Kopi 2. Pupuk (Organik) Pupuk organik non subsidi, yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. 3. Pengendali OPT Pengendali OPT disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian dengan dosis sesuai anjuran.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
7
4. Gunting Pangkas Gunting pangkas yang digunakan untuk memangkas batang dan cabang tanaman kopi. 5. Knapsack sprayer Knapsack sprayer digunakan untuk aplikasi pestisida. 6. Khusus untuk Provinsi Papua, paket bantuan kegiatan intensifikasi kopi arabika terdiri dari gunting pangkas, sekop, parang, knapsack sprayer, pupuk organik – kompos, pengendali OPT, bantuan upah dan bantuan upah pembuatan drainase. 7. Peningkatan Mutu Paket yang diberikan berupa Huller, Pulper, para-para, terpal dan alat ukur kadar air.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
8
III.
PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan pengembangan tanaman kopi berkelanjutan meliputi persiapan, identifikasi dan seleksi CP/CL serta penetapan kelompok sasaran; pengadaan sarana produksi; peningkatan mutu; pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan; monitoring, evaluasi dan pelaporan. 1. Persiapan a. Sosialisasi Sosialisasi dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan. b. Penetapan petani peserta 1) Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan melakukan inventarisasi CP/CL. Seleksi calon petani peserta dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut : Petani - Pemilik Kebun. - Berdomisili di wilayah kegiatan yang dibuktikan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
9
dengan identitas lengkap seperti KTP dan Kartu Keluarga (KK). - Bersedia melaksanakan kegiatan dan mengikuti ketentuan kegiatan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan (membuat pernyataan tertulis). - Jumlah anggota kelompok sasaran sebanyak 20-30 orang. Kebun - Luas kebun yang ikut serta kegiatan 3 (tiga) hektar untuk setiap petani. - Lahan harus dapat disertifikasi. b. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) Berdasarkan pedoman teknis yang disusun oleh pusat, maka dinas yang membidangi perkebunan provinsi menyusun Juklak kegiatan pengembangan tanaman kopi. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten menyusun Juknis kegiatan pengembangan tanaman kopi. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
10
c. Pembentukan Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan tanaman kopi, dinas yang membidangi perkebunan provinsi membentuk tim pembina dan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten membentuk tim teknis. 2. Identifikasi dan Seleksi CP/CL serta Penetapan Kelompok Sasaran Dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan melakukan identifikasi, inventarisasi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran. Untuk kegiatan yang dananya pada DIPA Provinsi, maka penetapan petani peserta/kelompok sasaran oleh kepala dinas provinsi yang membidangi perkebunan berdasarkan usulan dari Kepala Dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. 3. Proses Pengadaan Pengadaan sarana produksi dilaksanakan berdasarkan Perpres 70 Tahun 2012.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
11
4. Peningkatan Mutu Dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas tanaman kopi serta memperbaiki mutu kopi diberikan bantuan kepada petani berupa huller, pulper, para-para, terpal dan alat ukur kadar air (Lampiran 3 ). 5. Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan. Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi/kabupaten/kota. 6. Pelaporan Pelaporan kegiatan dilaksanakan secara berjenjang oleh dinas yang membidangi perkebunan di tingkat kabupaten ke dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi, selanjutnya dari provinsi dilaporkan ke tingkat pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan).
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
12
B. Pelaksana Kegiatan 1. Kegiatan Pusat Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman kopi di pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan) meliputi : a. Menyiapkan pedoman teknis pengembangan tanaman kopi berkelanjutan tahun 2015. b. Melakukan sosialisasi kegiatan bersama dinas provinsi dan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. c. Melakukan konsultasi dan koordinasi perencanaan pelaksanaan kegiatan. d. Melakukan pemantauan, monitoring, evaluasi dan pengendalian kegiatan. e. Menyusun laporan akhir kegiatan. 2. Kegiatan Provinsi a. Menetapkan tim pembina provinsi, melalui surat keputusan kepala dinas yang membidangi perkebunan. b. Menyusun petunjuk pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah. c. Melakukan sosialisasi, identifikasi, seleksi CP/CL dan penetapan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
13
kelompok sasaran berdasarkan usulan dari dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. d. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada instansi terkait. e. Melaksanakan pengadaan sarana produksi untuk kegiatan pengembangan tanaman kopi berkelanjutan. f. Melakukan pembinaan, pengendalian kegiatan.
bimbingan, pengawalan dan pelaksanaan
g. Melakukan monitoring evaluasi kegiatan.
dan
h. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman kopi secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. 3. Kegiatan Kabupaten/Kota a. Menetapkan tim teknis kabupaten, melalui surat keputusan kepala dinas yang membidangi perkebunan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
14
b. Menyusun petunjuk teknis (Juknis) sesuai kondisi daerah. c. Melakukan sosialisasi, identifikasi, seleksi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah kabupaten atau dinas kabupaten yang membidangi perkebunan dengan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan dinas provinsi yang membidangi perkebunan. Jika kegiatan merupakan TP provinsi maka penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah provinsi atau dinas provinsi yang membidangi perkebunan atas usulan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. d. Melakukan koordinasi terkait.
konsultasi dan kepada instansi
e. Melaksanakan pengadaan sarana produksi kegiatan pengembangan tanaman kopi untuk kabupaten/kota satker mandiri. f. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawalan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
15
g. Melakukan monitoring evaluasi kegiatan.
dan
h. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman kopi secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada dinas provinsi yang membidangi perkebunan cq Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. 4. Kelompok Tani a. Menyusun dan mengusulkan Rencana Usaha Kelompok (RUK). b. Penetapan jadual pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah. c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. d. Memanfaatkan paket bantuan secara benar dan tepat. e. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan kelompok kepada dinas kabupaten yang membidangi perkebunan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
16
C. Lokasi, Jenis dan Volume 1. Lokasi Lokasi kegiatan pengembangan kopi berkelanjutan tahun 2015 tersebar pada daerah sentra pengembangan kopi (Lampiran 1). 2. Jenis dan Volume Peremajaan Kopi Robusta - Menggunakan benih bina sebanyak 1.000 batang / ha; - Pupuk organik (pabrikan)dengan volume 260 kg/ha; Intensifikasi Robusta
Kopi
Arabika
dan
- Pupuk organik pabrikan dengan volume 520 kg/ha; - Pengendali OPT 25 paket/ha; - Gunting pangkas 1 unit/ha. Intensifikasi Kopi Arabika (Provinsi Papua) Gunting pangkas 1 unit/ha, Sekop 1 unit/ha, Parang 1 unit/ha, Knapsack sprayer 0,1 unit/ha Pembuatan pupuk organik – kompos 1 paket/ha - Pengendali OPT 1 paket/ha - Bantuan upah dan bantuan upah pembuatan drainase. -
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
17
Perluasan Robusta
Kopi
Arabika
dan
- Benih bina sebanyak 1.000 batang/ha; - Pupuk organik pabrikan dengan volume 260 kg/ha; Perluasan Kopi Arabika (Provinsi Papua) - Benih bina sebanyak batang/ha; - Sekop 1 unit/ha; - Parang 1 unit/ha;
1.000
- Bantuan upah Peningkatan Mutu Paket yang diberikan berupa Huller 1 paket, Pulper 1 paket, para-para 2 unit, terpal 2 unit dan alat ukur kadar air 1 paket. D. Simpul Kritis Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman kopi berkelanjutan, diprediksi adanya simpul kritis sebagai berikut: 1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh tim pengarah/pembina di pusat/provinsi dan tim teknis dari kabupaten/kota seringkali kurang Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
18
tertib, kurang efektif dan kurang optimal; 2. Identifikasi CP/CL seringkali tidak tepat sasaran, baik persyaratan petani maupun persyaratan tanaman; 3. Proses pengadaan melalui kontraktual (lelang) kemungkinan terjadinya sanggah dan atau sanggah banding yang akan mengakibatkan proses pengadaan mundur/terlambat sehingga berpengaruh terhadap realisasi fisik dan keuangan; 4. Musim hujan (waktu tanam) yang tidak menentu seringkali menjadi penghambat waktu penanaman di lokasi kegiatan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
19
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN KEPADA PETANI Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan pengembangan tanaman kopi berkelanjutan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Penetapan kelompok sasaran berdasarkan keputusan kepala dinas provinsi (TP. Provinsi) atau pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kabupaten (TP. Kabupaten) atau pejabat yang ditunjuk. 2. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres 70 Tahun 2012 berikut perubahannya. 3. Kontrak pengadaan paket bantuan yang yang diadakan melalui ketentuan yang berlaku. 4. Penyaluran paket bantuan kepada petani dilaksanakan, dengan berita acara serah terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
20
V.
PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN A. Pembinaan Pembinaan kelompok dilakukan secara berkesinambungan sehingga mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD. Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintah yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean goverment), maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip: 1. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan; 2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); 3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi; 4. Memenuhi asas akuntabilitas. B. Pengendalian Pengendalian kegiatan pengembangan tanaman kopi dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (tidak sesuai dengan perencanaan) dalam pelaksanaan. Oleh
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
21
karena itu, pengendalian dilakukan sejak perencanaan hingga pelaksanaan. C. Pengawalan dan Pendampingan Pengawalan kegiatan perlu dilakukan untuk menjamin bantuan diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan sesuai jadual, sehingga pemanfaatan bantuan benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat setempat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Pengawalan dan pendampingan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan dinas provinsi/ kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. Kegiatan ini untuk mengawal, mengawasi dan memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
22
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan: 1. Pelaporan Laporan berisi tentang : Rencana kerja dana tugas pembantuan (Lampiran 4); Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja; Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan; Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat provinsi dan kabupaten; Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan (Lampiran 5-6). Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi: nama petani/kelompok tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal (target dan realisasi), waktu Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
23
pelaksanaan, perkembangan, permasalahan dan upaya pemecahan masalah. Laporan Akhir Kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini. 2. Waktu penyampaian laporan: a. Laporan Monev dibuat per bulan dengan ketentuan: Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten ditujukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan. Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan. b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per triwulan, ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan. c. Laporan Akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2015. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
24
VII. PEMBIAYAAN Pembiayaan pengembangan tanaman kopi berkelanjutan tahun 2015 bersumber dari dana APBN-P yang dialokasikan pada DIPA provinsi/kabupaten sebagai dana Tugas Pembantuan (TP).
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
25
VIII.
PENUTUP Penyusunan Buku Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015 dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam kegiatan pengembangan tanaman kopi. Pedoman teknis ini akan ditindaklanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Kabupaten. Diharapkan dengan adanya pedoman teknis ini, kegiatan pengembangan tanaman kopi berkelanjutan tahun 2015 dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, Maret 2015
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
26
LAMPIRAN
27
Lampiran 1. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Intensifikasi Robusta dan Arabika Pengembangan Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
1. Intensifikasi kopi arabika seluas 15.550 ha No. 1
2
3
4
5
6
7
Provinsi ACEH
SUMATERA UTARA
BALI
NUSA TENGGARA TIMUR
SULAWESI SELATAN
JAWA BARAT
PAPUA
No.
Kabupaten
Luas Areal
1
Aceh Tengah
2,500
2
Bener Meriah
2,500
Ha
3
Gayo Lues
600
Ha
4
Humbang Hasundutan
500
Ha
5
Tapanuli Utara
500
Ha
6
Dairi
500
Ha
7
Bangli
750
Ha
8
Buleleng
750
Ha
9
Badung
600
Ha
10
Ngada
750
Ha
11
Manggarai Timur
750
Ha
12
Enrekang
1,500
Ha
13
Tana Toraja
1,000
Ha
14
Toraja Utara
1,000
Ha
15
Garut
350
Ha
16
Bandung
600
Ha
17
Majalengka
0
Ha
18
Sumedang
100
Ha
19
Bandung Barat
100
Ha
20
Jayawijaya
100
Ha
21
Tolikara
100
Ha
28
Ha
2. Intensifikasi kopi robusta seluas 13.650 ha No. 1
Provinsi BALI
No. 1
Kabupaten Tabanan
2
JAWA TENGAH
2 3
Temanggung Wonosobo
3
BENGKULU
4 5
4
LAMPUNG
5
Luas Areal 1,000 Ha 500 500
Ha Ha
Rejang Lebong Kepahiang
1,000 1,000
Ha Ha
6 7 8
Tanggamus Lampung Barat Pesisir Barat
1,450 1,750 500
Ha Ha Ha
SUMATERA SELATAN
9 10 11 12
Muara Enim OKU Selatan Empat Lawang Lahat
500 1,500 1,500 950
Ha Ha Ha Ha
6
RIAU
13
Kepulauan Meranti
500
Ha
7
SULAWESI BARAT
14
Mamasa
0
Ha
8
JAWA TIMUR
15 16
Malang Bondowoso
500 500
Ha Ha
29
Lampiran 1. (lanjutan) Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Perluasan Robusta dan Arabika Pengembangan Kopi Berkelanjutan Tahun 2015 Perluasan kopi robusta dan arabika seluas 1.500 ha No. 1
Provinsi SULAWESI BARAT
No. 1
Kabupaten Mamasa
2
PAPUA
2 3 4 5
Yalimo Paniai Dogiai Deiai
3
JAWA BARAT Jumlah
6
Majalengka
Luas Areal 1,000 Ha 100 100 100 100
Ha Ha Ha Ha
100 1.500
Ha Ha
30
Lampiran 1. lanjutan Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Peremajaan Robusta Pengembangan Kopi Berkelanjutan Tahun 2015 Peremajaan kopi robusta seluas 200 ha No. 1
Provinsi JAWA TIMUR
No. 1
Kabupaten Kediri
Luas Areal 200 Ha
31
Lampiran 2.
Standar Mutu Benih Kopi Benih Kopi Kegiatan Peremajaan dan Perluasan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015
Standar Mutu Siap Tanam berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 89/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Standar Operasional Prosedur Penetapan Kebun Sumber Benih, Sertifikasi Benih, dan Evaluasi Kebun Sumber Benih Tanaman Kopi ( Coffea sp) No 1.
Kriteria
Standar mutu
Benih dalam Polibeg (Semaian) - Umur Benih - Tinggi Benih - Warna Daun - Jumlah Daun - Diameter Btg - Kesehatan
Minimal 5 bulan 25 – 30 cm Hijau segar Minimal 5 Pasang daun Minimal 8 mm Bebas OPT
2.
Benih dalam Polibeg (setek) - Umur Benih - Tinggi Benih - Warna Daun - Jumlah Daun - Diameter Btg - Kesehatan
Minimal 5 bulan 20 – 25 cm Hijau segar Minimal 5 Pasang daun Minimal 8 mm Bebas OPT
3.
Benih dalam Polibeg (sambung pucuk) - Umur Benih - Tinggi Benih - Warna Daun - Jumlah Daun - Diameter Btg - Kesehatan
Minimal 5 bulan 30 – 35 cm Hijau segar Minimal 5 Pasang daun Minimal 8 mm Bebas OPT
32
4.
Benih dalam Bentuk Entres - Kesegaran Fisik - Jumlah Ruas - Warna Cabang - Kesehatan
Tidak Keriput 3 – 4 mata ruas Hijau - Hijau Gelap Bebas Penggerek Cabang
33
Lampiran 3. SPESIFIKASI PERALATAN PENGOLAHAN BIJI KAKAO Jenis Spesifikasi No. Peralatan 1 Huller Kapasitas: 500 kg / jam Tipe silinder : Horisontal Penggerak : Motor bensin 16 – 18 pk atau Kapasitas: 110 kg / jam Tipe silinder : Horisontal Penggerak : Motor bensin 7 HP 2
Pulper
Kapasitas: 1.000 kg / jam Tipe silinder : 3 Silinder Penggerak : Motor bensin 5 – 7 HP atau Kapasitas: 200 kg / jam Tipe silinder : 1 Silinder Penggerak : Motor bensin 16 – 18 HP
3
Para-para
4
Terpal
5
Alat ukur kadar air Biji kopi tipe digital
Ukuran 80 x 200 m2 Tinggi kaki 1 m Sungkup dengan plastik transparan Ukuran 6 x 5 m2 Type bahan terpal A12 Skala meter : 9-20 % Tipe : Digital
Keterangan : *) Harus ada test report oleh Balai Pengujian Mutu Alsintan Kementerian Pertanian.
34
Lampiran 4. Form – 01 Ditjen Perkebunan RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA.2015 KABUPATEN ............................. DATA UMUM : Nomor Satker
:
Satker
:
Nama KPA
:
Bendaharawan
:
Alamat Kantor
:
Telp. Kantor
:
Fax Kantor
:
Nama / No. HP Contact Person
:
DATA RENCANA KINERJA No.
KEGIATAN
INPUT
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
35
Form – 02 Ditjen Perkebunan
Lampiran 5. LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 DI KABUPATEN .............. NAMA SATKER LAPORAN BULAN
: ................ : ................
PAGU DIPA
KODE KEGIATAN
Fisik Satuan
Anggaran (Ribu Rp.)
REALISASI S/D BULAN INI Keuangan (Ribu Rp.)
%
Fisik Satuan
%
Kendala Utama (Masalah)
Solusi
36
Lampiran 6. Form – 03 Ditjen Perkebunan LAPORAN REALISASI KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2015 KABUPATEN ............................. TRIWULAN : No.
KEGIATAN
INPUT
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
1. 2. 3. 4. 5. 6. Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal 5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhir Desember 2015. Laporan melalui faximile nomor (021) – 7815681 dan email ke
[email protected], ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perkebunan.
37