Peningkatan Partisipasi Orang Tua dalam Kegiatan Belajar Siswa Sekolah Dasar
Prawoto1
Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan untuk meningkatkan kesadaran orang tua siswa tentang pentingnya peran serta orang tua dalam kegiatan belajar anaknya dan meningkatkan keterampilan pemberian bantuan belajar orang tua siswa agar meningkat partisipasinya dalam kegiatan belajar anaknya. Penelitian yang dilaksanakan di SDN Sumbersari I Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ini menghasilkan model pemberian pelatihan orang tua untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas bimbingan yang diberikan kepada anaknya yang duduk di SD kelas VI.
Kata kunci: kegiatan belajar, partisipasi orang tua, siswa SD.
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UUSPN, 1989). Banyak usaha yang telah dan sedang dilakukan Pemerintah Republik Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui Departemen Pendidikan Nasional. Dalam pelaksanaannya tidak sedikit tenaga, upaya, dan dana dikerahkan untuk memberi kesempatan kepada seluruh anak usia sekolah dasar (SD) dalam rangka wajib belajar 9 tahun agar berkesempatan mendapatkan pendidikan.
1
Prawoto adalah dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. 1
2
Dalam kenyataannya, rata-rata kedisiplinan belajar di kalangan siswa relatif masih rendah yang ditandai dengan kurang bergairahnya anak-anak tersebut menyelesaikan tugas-tugas pelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Untuk mengatasi kurang gairahnya anak-anak dalam menyelesaikan tugas-tugas pelajaran di rumah, peran orang tua sangat menentukan dalam memotivasi belajar, mengingatkan kegiatan belajar, memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana belajar, serta memberikan bimbingan belajar. Walaupun keterlibatan orang tua dalam peningkatan belajar siswa tidak terbantahkan dari berbagai penelitian, masalahnya adalah masih banyak ditemui orang tua yang tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar anaknya dengan berbagai alasan. Misalnya kepayahan setelah bekerja seharian atau tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Keadaan ini cukup memprihatinkan para guru karena berkaitan dengan prestasi belajar siswa di SD, baik yang berkaitan dengan penguasaan pengetahuan maupun sikap seperti kedisiplinan, keuletan berusaha, dan kesabaran. Secara umum tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa SDN Sumbersari I. Secara khusus tujuan penelitian ini ialah meningkatkan kesadaran orang tua siswa SDN Sumbersari I tentang pentingnya peran serta orang tua dalam kegiatan belajar anak, dan meningkatkan keterampilan pemberian bantuan belajar orang tua siswa SDN Sumbersari I agar meningkat partisipasinya dalam kegiatan belajar anak. Penelitian tindakan ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Orang tua siswa akan meningkat kesadarannya tentang pentingnya peran sertanya bagi keberhasilan belajar anak. Di samping itu, keterampilannya dalam memberikan bantuan belajar kepada anak akan meningkat. Siswa SDN akan memperoleh lingkungan keluarga yang lebih baik karena orang tua lebih meningkat kesadarannya tentang pentingnya peran sertanya dalam kegiatan belajar anak dan dapat memberikan bantuan belajar yang lebih baik karena telah meningkat keterampilan membimbing kegiatan belajar anaknya. Guru SDN akan memperoleh manfaat dalam bentuk meningkatnya kualitas belajar siswa karena meningkatnya kesadaran orang tua tentang pentingnya perannya dalam kegiatan belajar anak, keterampilan pemberian bantuan belajar semakin meningkat.
3
Peneliti dapat mengujicobakan keandalan teknologi pemecahan masalah bagi peningkatan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa.
METODE Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah model spiral dari Kemis dan Taggart (dalam Hopkins, 1993). Ada tujuh langkah utama dalam penelitian ini yaitu, identifikasi masalah, perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan pelaksanaan tindakan, refleksi, serta pelaporan dan rekomendasi. Dari identifikasi masalah ditemukan masalah penelitian yang berkaitan dengan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar anak. Masalah yang ditemukan adalah kurangnya partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar anak sehingga prestasinya rendah. Dengan ditemukannya masalah tersebut direncanakan tindakan yang tepat untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar anak. Perencanaan yang dibuat bersama orang tua dan guru dihasilkan perlunya dialog antara orang tua, guru, tim peneliti, dan pelatihan bagi orang tua siswa. Hasil pelatihan diamati oleh peneliti, hasilnya direfleksikan untuk kegiatan berikutnya, dan pada akhir penelitian dilaporkan rekomendasi untuk tindakan berikutnya atau untuk diseminasi. Agar orang tua dapat berpartisipasi dalam kegiatan belajar siswa, orang tua tersebut perlu ditingkatkan kemampuannya dalam membantu siswa dalam belajar. Kemampuan orang tua yang diperlukan untuk membantu kegiatan belajar anak berkaitan dengan upaya membantu anak mengatur waktu belajar, mengembangkan keterampilan belajar anak, meningkatkan motivasi anak dalam mengerjakan tugas sekolah, mengendalikan stres yang berkaitan dengan sekolah, mengatasi masalah belajar dan tingkah laku, dan mencari bantuan belajar. Subjek penelitian tindakan ini adalah seluruh orang tua siswa kelas VI Sekolah Dasar Sumbersari I tahun ajaran 1999/2000. Dalam penelitian ini digunakan wawancara bebas dengan tujuan utama memperoleh informasi tentang partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa dan keandalan upaya peningkatan partisipasi orang tua siswa. Di samping itu, teknik wawancara digunakan untuk mendorong orang tua agar berpartisipasi dalam meningkatkan frekuensi dan kualitas
4
kegiatan belajar anak di rumah. Selain teknik wawancara digunakan juga laporan diri (selfreport) untuk melengkapi data tentang partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar anak. Teknik lain yang digunakan adalah observasi untuk mengetahui perkembangan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa. Dalam analisis data digunakan statistik persentase yang hasilnya direduksikan, disajikan, dan disimpulkan.
HASIL Studi pendahuluan menunjukkan bahwa partisipasi orang tua siswa kelas VI SDN Sumbersari I belum optimal. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak. Misalnya, orang tua tidak menandatangani buku agenda siswa, tidak mengecek apakah anaknya telah mengerjakan PR atau belum, jarang mendampingi anak belajar, dan jarang mengingatkan anaknya untuk belajar. Keadaan ini terjadi karena kesibukan dan berbagai alasan. Berdasarkan keadaan tersebut, setelah didiskusikan dengan guru kelas VI SDN Sumbersari I, peneliti dan guru kelas VI mengadakan refleksi awal tentang partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa. Ditemukan kesadaran orang tua siswa kelas VI SDN Sumbersari I tentang pentingnya partisipasi orang tua bagi keberhasilan belajar siswa masih rendah. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti dan guru kelas VI membuat perencanaan tindakan berupa dialog dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran orang tua siswa tentang pentingnya partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa. Pada siklus I, pertama-tama peneliti dan guru merencanakan dialog tentang pentingnya partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa bagi keberhasilan belajar siswa tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud meningkatkan kesadaran orang tua siswa tentang pentingnya partisipasinya bagi keberhasilan belajar siswa. Untuk melaksanakan kegiatan ini peneliti dan guru meminta kepala sekolah mengundang para orang tua siswa kelas VI. Dialog tentang pentingnya partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa dibuka dan ditutup oleh kepala sekolah, dipandu oleh guru kelas VI, dan dibahas oleh peneliti.
5
Dalam proses dialog tersebut terjadi tanya-jawab, diskusi, curah pendapat, dan berbagi pengalaman tentang partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada umumnya tanggapan orang tua siswa sangat positif terhadap dialog tersebut yang ditunjukkan oleh antusiasmenya dalam mengikuti kegiatan dialog dan secara umum orang tua menyadari perlunya meningkatkan perhatian terhadap kegiatan belajar anak. Satu minggu setelah kegiatan tersebut, guru kelas VI mengemukakan bahwa peran serta orang tua dalam kegiatan belajar siswa semakin meningkat dengan ditandai oleh meningkatnya kesadarannya menandatangani buku agenda, buku PR, buku PS dan mendampingi siswa dalam belajar. Hanya saja guru melaporkan bahwa banyak orang tua siswa yang tidak tahu apa yang harus diperbuat pada waktu mendampingi anaknya dan tidak tahu bagaimana cara pendampingan yang lebih baik. Laporan guru tersebut senada dengan laporan diri yang dikemukakan orang tua siswa yang isinya antara lain belum tahu apa yang harus dilakukan agar dapat membantu siswa belajar dengan lebih baik. Laporan diri ini diminta untuk ditulis orang tua seminggu setelah mengikuti dialog. Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap hasil pelaksanaan tindakan dan pemantauan. Adapun hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, pada umumnya orang tua siswa telah berpartisipasi dalam kegiatan belajar siswa dengan cara menandatangani buku agenda, buku PR, buku PS, dan mendampingi belajar anaknya. Hal ini terjadi karena mereka sadar tentang pentingnya pendampingan orang tua dalam kegiatan belajar anak. Kedua, pada umumnya orang tua siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam mendampingi anaknya dalam belajar dengan baik karena meskipun menyadari tentang pentingnya pendampingan orang tua namun kurang kemampuan membantu anaknya dapat belajar dengan baik. Berdasarkan refleksi ini guru dan peneliti mengadakan perencanaan untuk tindakan siklus berikutnya. Pada siklus II, berdasarkan hasil refleksi siklus I, guru dan peneliti merencanakan kegiatan pelatihan bagi orang tua siswa tentang cara membantu anak mengatur waktu dan lingkungan belajar, mengembangkan keterampilan belajar anak, dan meningkatkan motivasi anak dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.
6
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disusun. Dalam pelatihan ini peneliti bersama-sama guru membantu orang tua agar dapat membantu mendampingi anak mengatur waktu dan lingkungan belajar, mengembangkan keterampilan belajar anak, dan meningkatkan motivasi anak dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa orang tua siswa lebih meningkat kemampuannya dalam mendampingi anaknya terutama dalam mengatur jadwal belajar dan lingkungan belajar, mengembangkan keterampilan belajar, dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Pantauan ini diperoleh dari hasil wawancara guru kepada orang tua siswa. Pada umumnya orang tua siswa dapat mendampingi siswa dalam belajar terutama dalam membantu anak mengatur jadwal belajar dan lingkungan belajar, mengembangkan keterampilan belajar siswa, dan meningkatkan motivasi anak dalam mengerjakan tugastugas sekolah. Hal ini terjadi karena mereka mengikuti pelatihan dengan serius dan membaca ulang pokok-pokok materi pelatihan tersebut. Namun demikian dari pantauan guru, orang tua siswa mengalami kesulitan dalam membantu anaknya saat mengalami kesulitan belajar sehingga tidak dapat memfungsikan perannya dengan lebih baik. Berdasarkan refleksi ini, peneliti dan guru mengadakan perencanaan siklus III. Berdasarkan hasil refleksi siklus II, maka pada siklus III peneliti dan guru membuat perencanaan tentang pelatihan peningkatan kemampuan orang tua dalam membantu anak menangani stres berkaitan dengan sekolah, mengatasi masalah belajar dan tingkah laku, dan mencari bantuan jika diperlukan. Berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat, peneliti dan guru melaksanakan kegiatan pelatihan dengan tujuan membantu orang tua meningkatkan kemampuannya dalam membantu anak mengatasi stres yang dialami berkaitan dengan sekolah, mengatasi masalah belajar dan tingkah laku, dan mencari bantuan pemecahan masalah jika diperlukan. Hasil wawancara dengan orang tua siswa menunjukkan bahwa mereka lebih meningkat kemampuannya dalam membantu anak-anak mereka dalam mengatasi masalahmasalah yang berkaitan dengan belajar di sekolah dan bagaimana mencari bantuan jika tidak bisa membantu anak-anak mereka mengatasi masalah yang dihadapinya.
7
Hasil pelaksanaan pelatihan dan pemantauan menunjukkan bahwa pada umumnya orang tua siswa meningkat kemampuannya dalam membantu anak dalam menangani stres yang berkaitan dengan sekolah, mengatasi masalah-masalah belajar, dan mencari bantuan jika diperlukan untuk penyelesaian masalah yang dihadapi anak. Hal ini terjadi karena kesadaran yang tinggi dari orang tua terhadap pentingnya pendampingan kegiatan belajar anak, serta kesungguhannya mengikuti pelatihan yang diadakan.
PEMBAHASAN Partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa penting artinya bagi keberhasilan belajar siswa tersebut. Untuk itu, perlu dilaksanakan upaya untuk meningkatkan partisipasi tersebut. Upaya tersebut di antaranya ialah meningkatkan kesadaran orang tua siswa tentang pentingnya partisipasi orang tua melalui dialog dan mengadakan pelatihan bagi orang tua siswa tentang bagaimana mendampingi anaknya agar dapat membantu mereka belajar dengan kualitas yang optimal. Upaya ini penting dilakukan karena orang tua merupakan salah satu faktor instrumental dan faktor lingkungan (Suryabrata, 1990; Parkay, 1992). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah diadakan kegiatan dialog pentingnya partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa dan pelatihan peningkatan keterampilan pendampingan belajar siswa, partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa meningkat baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Perubahan positif tersebut karena tepatnya tindakan yang dilakukan bagi peningkatan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa dan kesungguhan orang tua siswa dalam peningkatan dirinya bagi pendampingan terhadap kegiatan belajar anak. Kesungguhan orang tua siswa tersebut merupakan perwujudan dari hakikat manusia yang memiliki kecenderungan aktualisasi diri (Glasser, 1969). Salah satu karakteristik siswa sekolah dasar khususnya siswa-siswa di kelas tinggi ialah membutuhkan guru, orang tua atau orang dewasa lainnya untuk membantu mereka menyelesaikan tugas dan pemenuhan kebutuhannya (Nasution, 1993). Demikian pula anak-anak usia SD bila didorong dan diperkuat tingkah lakunya maka akan meningkat
8
aktivitas produktifnya (Erikson, 1963). Dorongan dan penguatan ini bisa berupa perhatian, pujian, dan penyediaan sarana dan prasaran belajar anak. Sebaliknya, jika orang tua dan orang dewasa lainnya kurang memberikan perhatian dan dorongan pada anak maka mereka cenderung melemah semangatnya sehingga rendah aktivitas produktifnya. Tepatnya tindakan yang dilakukan penelitian ini karena perlakuan yang diberikan menangani ketiga aspek perilaku orang tua siswa secara simultan dan komprehensif. Ketiga aspek tersebut adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif dan afektif orang tua siswa ditingkatkan melalui dialog, sedangkan aspek psikomotorik dikembangkan melalui pelatihan. Jadi, secara kognitif, mereka memahami pentingnya partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa, secara afektif sadar bahwa peran serta orang tua sangat penting bagi keberhasilan belajar siswa, sedangkan secara psikomotorik orang tua terampil mendampingi anaknya dalam kegiatan belajar. Temuan ini sejalan dengan beberapa penelitian yang dilakukan Gainesville (dalam Parkay, 1992) dan Scheck (dalam Paolucci, 1977).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian tindakan ini dapat disimpulkan bahwa dialog tentang pentingnya partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa. Pelatihan keterampilan pemberian bantuan belajar dapat meningkatkan kualitas partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa. Saran Saran-saran yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Teknik peningkatan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan di SD lain dengan beberapa modifikasi sesuai dengan karakteristik sasaran. Keterampilan pemberian bantuan belajar yang dilatihkan perlu
9
ditambah dan dikurangi sesuai dengan karakteristik sasaran. Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang keefektifan teknik dialog dan pelatihan bagi peningkatan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa dengan melibatkan lebih banyak variabel.
DAFTAR RUJUKAN Erikson, E.H. 1963. Childhood and Society. New York: Norton. Glasser, W. 1969. School Without Failure. New York: Harper & Row. Hopkins, D. 1993. A Teachers Guide to Classroom Research. Philadelpia: University Press. Nasution, N. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Paolucci, B., Hall, O.A. & Axinn, N.W. 1977. Family Decision Making an Ecosystem Approach. New York: John Wiley & Sons. Parkay, F.W. & Stanford, B.H. 1992. Becoming A Teacher. Boston: Alyn and Bacon. Suryabrata, S. 1990. Psikologi Belajar. Jakarta: CV Rajawali. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya: Usaha Nasional.