PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PENGAJARAN BERVARIASI Yudi Budianti * ABSTRAK Motivasi merupakan penggerak utama siswa dalam belajar dan meningkatkan prestasinya. Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik (feed back) dengan sering dan segera. Strategi pengajaran bervariasi yang harmonis dengan otak yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah (a) menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan siswa;(b) menganekaragamkan lingkungan fisik; (c)menganekaragamkan lingkungan sosial, (d) menganekaragamkan penyajian, dan (e) menganekaragamkan isi. Kata kunci : motivasi, prestasi belajar, strategi pengajaran bervariasi I. PENDAHULUAN Menurut teori drive tiap aktivitas individu didahului oleh sebuah dorongan (drive). Drive akan menjadi penggerak utama siswa dalam belajar dan meningkatkan prestasinya. Drive itu tidak lain adalah motivasi.Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai, oleh karena itu, motivasisangat diperlukan dalam kegiatan belajar, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. “Motivasi belajar dapat meningkat apabila gurumembangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik (feed back) dengan sering dan segera” (Motivasi belajar’s Weblog, 16 Mei 2008). Jadi jelaslah bahwa cara mengajar gurusangatberpengaruh pada
PEDAGOGIK Vol. I, No. 1, Februari 2013
peningkatanmotivasi belajar siswa. Cara mengajar guru yang sekedar duduk di depan kelas sesungguhnya menjadi tanda kurangnya dinamisme. Padahal dinamisme adalah bagian esensial dari suatu perubahan. (Koesoema,2009:vii). Pendekatan mengajar yang menyamaratakan kemampuan siswa akan mengabaikan antusiasme para siswa yang cerdas, dan meyebabkan frustasi para siswa yang mengalami kesulitan belajar dan membutuhkan perhatian khusus. Hal ini akan berakibat menurunnya motivasi belajar siswa. Martha Kaufeldt mengatakan bahwa jika kita ingin “tidak ada anak yang ketinggalan”, maka gunakan berbagai macam strategi untuk bisa membawa semua anak mengikuti pelajaran. (Kaufeldt, 2009:1). Seorang guru yang luar biasa adalah juga seorang pembaharu, yang secara terus menerus menyesuaikan kebutuhan dan menyesuaikan dengan situasi para siswanya. Strategi pengajaran yang berbeda tidak terbatas pada strategi remedial yang menolong para siswa untuk memahami konsep dasar dan membantu mereka memperoleh ketrampilan dasar,
55
tetapi guru juga harus menggunakan tehnik-tehnik untuk menantang dan memberikan inspirasi kepada semua pelajar yang paling berbakat.(Kaufeldt, 2009:2) Ketika seorang guru mampu memberikan tantangan kepada para siswa pada segala tingkatan, dengan sendirinya motivasi belajar siswa akan meningkat. Dalam bab berikut ini akan dipaparkan mengenai strategi pengajaran yang berbeda. Apa yang dimaksud dengan strategi pengajaran yang berbeda dan bagaimana strategi pengajaran yang berbeda ini dapat membantu guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. II. PEMBAHASAN A. Pengajaran yang Berbeda Pengajaran yang berbeda digambarkan oleh ASCD (Association of Supervision and Curriculum DevelopmentAsosiasi Pengembangan Supervisi dan Kurikulum) sebagai suatu bentuk pengajaran yang berusaha memaksimalkan pertumbuhan setiap siswa dengan berusaha mengerti siswa itu sampai ditingkat mana dan lalu membantunya untuk maju. Dalam praktiknya, hal ini melibatkan penawaran beberapa pengalamanpengalamanpembelajaran yang berbeda ketika menanggapi berbagai kebutuhankebutuhan para siswa. Kegiatan dan materi pembelajaran bisa bervariasi dalam segi kesukaran untuk menantang para siswa pada tingkat kesiapan yang berbeda, dengan topik untuk menanggapi minatminat para siswa, dan cara belajar atau dalam cara mengungkapkan diri mereka dengan cara yang lebih mereka sukai. (Kaufeldt, 2009:2) Standar-standar pembelajaran merupakan dasar dalam merancang kurikulum. Standar-standar tersebut memberikan penjabaran dan harapan dari apa yang seharusnya semua siswa ketahui dan dapat
lakukan. Ada banyak metode dan proses untuk menolong para siswa menguasai standar-standar itu. Pengajaran berbeda sebagai bagian dari proses pembelajaran akan menghargai setiap siswa yang memiliki kemampuan, pengalamanpengalaman, dan pilihan pembelajaran yang unik, dalam menolong semua siswa agar mampu memenuhi standar-standar mutu. Setiap rancangan pelajaran harus dimulai dengan standar-standar yang harus diajarkan. Pengajaran harus dimulai dengan strategi tebakan yang terbaik untuk kelompok-khusus siswa. Teknik-teknik pengajaran berbeda diterapkan dalam rancangan pelajaran untuk memperluas dan memperkaya pemahaman, maupun untuk memperbaiki atau menjelaskan konsep-konsep yang menantang pelajar, seperti digambarkan oleh Tomlison bahwa di dalam ruang kelas yang dibedakan, guru secara proaktif merencanakan dan memakai berbagai pendekatan untuk isi, proses, dan hasil dalam mengantisipasi dan menanggapi perbedaaan-perbedaan para siswa dalam kesiapan, minat, dan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran. (Tolimson, 2001:7). Martha Kaufeldt menulis dalam bukunya, unsur-unsur dalam proses pembelajaran yang dapat dibedakan adalah Lingkungan fisik, lingkungan sosial, presentasi atau penyajian dan isi pengajaran (Kaufeldt,2009:6). Namun menurutnya strategi-strategi pengajaran terbaik, baru dapat berhasil jika diterapkan berdasarkan cara kerja terbaik otak. Kaufeldt (2009:11) menyatakan bahwa bagaimanapun juga, strategi-strategi pengajaran terbaik tidak akan memberikan hasil-hasil yang diharapkan bila diterapkan di lingkungan yang berlawanan dengan otak”. Selanjutnya Kaufeldt menyarankan pengajaran berbeda sebagai suatu unsuryang sangat penting dalam
PEDAGOGIK Vol. I, No. 1, Februari 2013 56
pembelajaran yang harmonis dengan otak. Ketika menyatakan tujuan-tujuan pembedaan, ingatlah terus otak dalam pikiran.Semakin kita tahu tentang bahan yang sangat bagus untuk pembelajaran, maka kita semakin dapat merancang lingkungan-lingkungan dan kurikulumkurikulum yang cocok untuk pembelajaran secara alami dan efisien-untuk masingmasing pelajar yang unik. (Kaufeldt, 2009:7). Sylvester (2005:xv) menyatakan bahwa kemajuan secara dramatik terbaru dalam pemahaman mereka tentang otak dan kognitif manusia, meyakinkan mereka bahwa ilmu-ilmu pengetahuan syaraf akan memainkan peranan yang semakin penting dalam meningkatkan praktik dan kebijakan pendidikan sepanjang Abad 21. Menurut Kaufeldt (2009:2), dalam dekade terakhir penelitian otak yang dikumpulkan yang berkaitan dengan pembelajaran dan ingatan dapat diringkas untuk para pendidik ke dalam tiga kategori pokok, yakni: a. Pertahankan Iklim dan Lingkungan yang Aman dan Terjamin. Iklim dan lingkungan ruang kelas harus kondusif untuk pembelajaran. Ruang kelas, yang secara fisik tidak nyaman atau terus memiliki atmosfir atau nada yang mengancam, akan meminimkan kemampuan otak para siswa untuk berfungsi pada potensi yang tertinggi. Pemahaman beberapa riset terbaru tentang bagaimana otak kita bereaksi terhadap stress dan ketakutan dapat menolong para guru untuk mengetahui apa yang harus tidak dilakukan dan mulai tahu apa yang harus dilakukan. Ketika siswa merasa terancam, terintimidasi, tidak diikutkan, bingung, tidak mampu, atau secara fisik tidak aman, otak mereka akan menanggapi secara reflex dan bergeser kearah gaya pertahanan (berkelahi atau lari).
Tanggapan berkelahi atau lari menyebabkan kelebihan produksi “noradrenaline,” yang selanjutnya menyebabkan otak berfokus pada bertahan hidup dari pada belajar, dan secara aktif memproses informasi baru (Kaufeldt, 1999). Jelaslah, tanggapan refleksif mengurangi kemapuan otak, oleh karena itu, menolong anak-anak (dan otak mereka) agar merasa aman dan terjamin merupakan tujuan terpenting pertama kita jika kita ingin memaksimalkan pembelajaran. Dalam setiap diri kita, sebagai individu yang unik, tanggapan refleksif dipicu oleh perbedaan rangsangan dan tingkat tekanan. Keseimbangan yang rapuh karena terlalu banyak tekanan dan ancaman demikian pula tantangan dan tekanan yang dianggap sesuai adalah hal yang harus para guru ketahui dari setiap siswa. b. Berikan Pengalaman-Pengalaman Penginderaan Ganda dalam Lingkungan-lingkungan yang Diperkaya. Pengalaman yang berarti, dapat mengubah struktur, ukuran dan kepadatan otak. Otak akan memberikan tanggapan yang terbaik ketika murid melihat makna dan dapat membuat suatu hubungan pada pengalaman-pengalamansebelumnya. Jika tugas-tugas terlalu sukar, pengembangan yang tidak sesuai, tidak relevan, atau tidak cukup menantang, maka otak cenderung tidak bekerja.(Kaufeldt, 2009:15). Strategistrategi pengajaran terbaik dapat gagal, jika isi kurikulum tidak memiliki makna atau kurang lekat pada pelajar. Hubunganhubungan emosi yang kuat juga menambah kesempatan otak untuk berpikir. (Kaufeldt,2009:16). Kondisi emosi siswa yang bergelora pada saat menerima informasi dari proses belajar menyebabkan pengalaman pembelajaran tersebut diserap oleh otak
PEDAGOGIK Vol. I, No. 1, Februari 2013 57
dan masuk ke memori jangka panjang sehingga menjadi pengalaman yang tak terlupakan seumur hidup. Jadi strategi pembelajaran terbaik adalah menyampaikan materi kepada siswa dengan melibatkan emosinya. Renate Numala Caine dan Geoffrey Caine dalam bukunya yang berjudul Mindshift (1999), mengatakan bahwa banyak dari prinsipprinsip cara-pikir otak yang menekankan betapa pentingnya relevansi, keterhubungan, interaksi pengalamanpengalaman yang kompleks, emosi-emosi dan tingkah laku.(Kaufeldt,2009:16). c. Susunlah Banyak Kesempatan untuk Memikirkan dan Secara Aktif Memproses Pengetahuan Baru. Menurut Kaufeldt, pengalaman dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan otak, tetapi hubungan itu baru akan diperkuat setelah pelajar memiliki berbagai kesempatan memproses informasi. Rangsangan ulang hubungan-hubungan awal ini menjamin pelajar akan tetap menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lama (Kaufeldt,2009:19). Ada tiga jalan utama bagi para guru untuk dapat menciptakan kesempatankesempatan bagi para pelajar guna menyelidiki dan memahami pengalamanpengalaman. 1) Refleksi. Pemrosesan informasi baru dalam berbagai cara akan membantu otak menyimpan konsep dalam ingatan untuk jangka waktu yang lama dan membuat itu lebih bisa diakses di masa depan. Contoh: penulisan jurnal, diskusidengan seorang mitra, ilustrasi dapat membantumemperkuat informasi. 2) Kerja sama.Menyatakan konsep baru ke dalam bahasa dan selalu berdiskusi dengan orang lain akan terus melanjutkan proses refleksi dengan mengembangkan pemahaman pelajar ketika mereka mengamati dan berpikir
tentang cara orang lain menafsirkan informasi baru tersebut. 3) Pilihan-pilihan.Berpikir dan memproses informasi baru dengan satu cara saja dapat membatasi pengertian para pelajar. Bila pengajaran tidak disajikan sedemikian rupa siswa dapat belajar sebaik-baiknya, seperti dalam gaya belajar siswa atau dalam berbagai tingkat kekuatan kecerdasannya, maka siswa tersebut tidak dapat memahami gagasan baru sepenuhnya. Guru yang memiliki beberapa pilihan cara untuk merefleksikan dan memproses, mendorong para siswa untuk berpartisipasi dan terlibat dalam proses pembelajaran secara lebih menyeluruh. B.
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Strategi Pengajaran Bervariasi yang Harmonis Dengan Otak
Otak adalah organ yang utama untuk pembelajaran. Pengajaran otak yang harmonis adalah seni memahami beberapa dasar-dasar kerja otak dan menggunakan informasi untuk menyusun pelajaranpelajaran yang mungkin paling efektif, efisien dan menarik. Dimulai dengan lingkungan fisik, suasana emosional dan dinamika sosial akan tercipta latar yang aman dan terjamin dimana para siswa merasa nyaman, terbuka terhadap gagasan baru dan siap untuk belajar. Dalam pembahasan di atas telah disinggung mengenai unsur-unsur dalam proses pembelajaran yang dapat dibedakan, dibawah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai strategi-strategi pengajaran berbeda yang harmonis dengan otak yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. a.
Menyesuaikan Pengajaran dengan Kebutuhan Siswa Masing-masing pelajar adalah seunik sidik jari. Martha Kaufeldt mengatakan bahwa anak-anak lahir dengan kecenderungan
PEDAGOGIK Vol. I, No. 1, Februari 2013 58
dan kemampuan fisik bawaan, setiap anak memiliki pengalaman-pengalaman yang membentuk otak menjadi suatu mesin pembelajaran, dengan kemampuan istimewanya sendiri untuk menerjemahkan dan memproses dunia. (Kaufeldt, 2009: 22). Berdasarkan hal diatas, sebelum memulai membedakan strategi-strategi sebaiknya seorang guru berusaha untuk lebih mengetahui masing-masing muridnya, dengan begitu guru dapat menyesuaikan strategi pengajaran dengan kebutuhan siswa. Seperti yang dikatakan oleh Kaufeldt, jika kita mulai tahu para siswa kita, kita mulai memahami ambang pintu emosi dan tantangan mereka. Kita akan merasa lebih memahami seberapa keras kita dapat mendorong, ketika mundur sedikit, seberapa besar dan berapa banyak langkah yang bisa kita berikan kepada mereka pada suatu waktu tanpa terlalu membebani mereka. (Kaufeldt, 2009:22). Penggabungan informasi para siswa mengenai perbedaan kecerdasan, gaya belajar, pengetahuan awal dan minat akan membantu guru untuk mengantisipasi masing-masing siswa mengenai emosinya dan ambang batas kognitif di dalam ruang kelas. Berbagai penelitian dan peralatan tersedia untuk menentukan kecerdasan, kekuatan dan gaya belajar murid. Seperti yang digambarkan oleh Horward Gardner seorang peneliti terkemuka di havard menyangkut pemahaman multiple intelligences/kecerdasan majemuk, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah atau menciptakan produk-produk yang penuh arti di dalam suatu pengaturan tertentu.(Prasetyo,2009:2). Teori kecerdasan, yang semula dimaksudkan untuk psiklolog, telah berkembang menjadi alat yang digunakan dengan antusias oleh para pendidik di seluruh dunia. Teori kecerdasan majemuk
(KM) memberikan pendekatan pragmatis pada bagaimana kita mendefinisikan kecerdasan dan mengajari kita memanfaatkan kelebihan siswa untuk membantu mereka belajar.(Hoerr,2005:7). Setiap orang memiliki kekuatan unik yang berdasarkan genetik-genetik dan lingkungan kita. Setiap orang adalah “cerdas” di dalam cara mereka sendirisendiri. (Kaufeldt, 2009:25). Murid yang cerdas bukan hanya murid yang dapat membaca, menulis dan berhitung dengan baik, tetapi juga murid dengan bakat yang berbeda. Melalui kecerdasan majemuk, sekolah dan ruang kelas menjadi tempat yang di dalamnya pelbagai kecakapan dankemampuan dapat digunakan untuk belajar dan memecahkan masalah, sehingga seluruh siswa dengan bakat yang berbeda akan merasa dihargai, dengan begitu ruang kelas akan menjadi tempat aman dan nyaman bagi seluruh siswa, bukan hanya siswa tertentu saja. Menurut Maslow, motivasi belajar siswa akan meningkat jika kebutuhan dasarnya terpenuhi, diantarnya adaalah kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan untuk dihargai (Motivasi belajar’s weblog, 15 Mei 2008). b. Menganekaragamkan LingkunganFisik Sebagian unsur-unsur lingkungan yang para ilmuwan selidiki termasuk ukuran kelas, rancangan perabotan, temperatur, kelembaban, warna, suara, pergerakan, tanaman-tanaman, kualitas udara, baubauan (aroma), dan pencahayaan. Semua guru yang paling efektif sadar akan pengaruh-pengaruh kognitif terhadap variabel-variabel ini (Jensen & Dabney, 2000:27) Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru menyangkut lingkungan fisik, diantarnya adalah pertama, pencahayaan. Pencahayaan di ruang kelas dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar
PEDAGOGIK Vol. I, No. 1, Februari 2013 59
siswa, karena itu sebelum memulai pengajaran sebaiknya guru memperhatikan pencahayaan yang ada di ruang kelasnya. Kaufeldt menuliskan dalam bukunya bahwa kurangnya pencahayaan alami yang penuh spektrum dapat berpengaruh terhadap penglihatan siswa dan meningkatkan keletihan mata. Selain itu pencahayaan yang kurang terang membuat semakin mengantuk dan mengurangi tingkat-tingkat konsentrasi.Perubahan-perubahan perasaan hati dan depresi juga berhubungan dengan tidak cukupnya cahaya pada waktu siang hari (Kaufeldt, 2009:44). Menurutnya sinar terang alami adalah sinar yang paling kondusif untuk belajar. Untuk itu jika memungkinkan biarkan gorden dan kerai terbuka. Kedua, kebisingan. Kebisingan lingkungan pembelajaran adalah satu hal yang harus diperhatikan guru, karena kebisingan lingkungan pembelajaran akan sangat mengganggu konsntrasi belajar siswa. Persoalan-persoalan tingkah laku, isu-isu ADHD dan para siswa tidak bisa melakukan tugas, boleh jadi hasil dari kebisingan lingkungan pembelajaran. Menurut Kaufeldt, akibat terus menerus dalam lingkungan yang jelek akustiknya, bahkan dapat merintangi perkembangan penguasaan ketrampilan berbahasa dan kosakata (Kaufeldt, 2009:46). Ketiga, rangsangan visual. Warna dapat mempengaruhi perasaan hati dan sikap. Warna merah dan oranye dapat merangsang kreativitas dan energy, tetapi juga dapat menghasilkan ketegangan dan bisa tidak menyenangkan bagi sebagian siswa (Kaufeldt, 2009:46). Keempat, suhu dan kualitas udara. Sebuah ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin bisa tidak nyaman bagi para siswa dan mengacaukan pembelajaran (Kaufeldt,2009:47). Kondisi-kondisi lingkungan fisik diatas dapat menjadi acuan
pada saat guru mengatur tempat duduk siswa. Pengaturan tempat duduk yang fleksibel dapat membuat perbedaaan yang nyata bagi beberapa siswa. (Kaufeldt,2009: 49). Ketika perilaku, perhatian atau pembelajaran seorang siswa nampak terpengaruh oleh sesuatu, perhatikan rangsangan lingkungan dekat siswa tersebut. Misalnya, apakah pencahayaan cukup terang? Apakah ada suara terlalu bising di sekitar siswa tersebut? Dan sebagainya. c.
Menganekaragamkan Lingkungan Sosial Kemampuan otak ditingkatkan oleh interaksi sosial yang positif. Identitas diri dan kemampuan belajar sangat dipengaruhi oleh hubungan antar siswa yang tidak bersaing, dan perasaan siswa yang merasa diikutkan dalam suatu kelompok sosial (Kaufeldt, 1999:, 59). Membentuk suatu kelompok di kelas dapat memberikan suatu keuntungan. Selain siswa dilatih untuk bekerjasama, siswa juga dapat bertanya kepada siswa lain, siswa merasa didukung oleh teman-teman di kelasnya dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan umpan balik dari para siswa lainnya. Siswa-siswa yang mengetahui lebih dulu dengan siapa mereka akan bekerja sama menjadi bebas dari kegelisahan, dengan begitu perasaan nyaman akan timbul dan siswa dapat belajar dengan baik. “Kekuatan merasa diikutkan dan dinilai oleh teman sekelas memotivasi para siswa untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran mereka sendiri”. (Gibs, 1995:22). d. Menganekaragamkan penyajian Seorang guru perlu mengevaluasi strategistrategi penyajian mereka sendiri dan memastikan mereka membuat strategi yang beragam secara rutin. Dalam menyajikan pelajaran suatu hal yang harus diingat adalah bahwa otak masing-masing
PEDAGOGIK Vol. I, No. 1, Februari 2013 60
anak memiliki keterbatasan perhatian terus menerus.Untuk anak yang rata-rata berumur 12 tahun, ia mungkin bisa hadir fokus dalam sebuah presentasi selama 10 hingga 14 menit, namun fokus dapat berkurang jika siswa mengalami kekacauan perhatian. Mengingat rentang perhatian siswa maka mempertimbangkan bagaimana susunan informasi baru untuk disajikan kepada para siswa menjadi prioritas utama. Mendapatkan perhatian anak-anak harus menjadi tujuan utama para pendidik. Perhatian menurut Smith adalah pemilihan rangsangan yang menjadi tujuan pikiran kesadaran kita (Smith, 2002:195). Beberapa strategi yang dapat dipakai guru dalam mengikat perhatian siswa adalah, pertama pakailah hal-hal baru dan humor. Menurut Kaufeldt kalau otak ada dalam lingkungan yang dapat di ramalkan berulang kejadiannya, maka perhatiannya menurun, dan sistem perhatian dapat meneruskan membaca selintas untuk mencari rangsangan baru (Kaufeldt, 2009:67). Bagi para sisa yang berada di ruang kelasruang kelas di mana hal-hal rutin selalu sama dan penyajian dan kegiatan-kegiatan diulang-ulang setiap hari, mereka bisa mencari perangsang tambahan. Seringkali jika para siswa diminta untuk duduk tenang, rangsangan yang mereka cari akan timbul dari dalam, seperti lamunan. Guru dapat berperan besar pada pencarianpencarian hal-hal baru pada otak para siswa. Dengan menganekaragamkan strategistrategi presentasi, dengan menggunaan alat bantu visual dan menggabungkan kejadian-kejadian yang menimbulkan keingintahuan mereka, guru dapat dengan mudah menarik perhatian para siswa setiap hari. Selain itu guru juga dapat menggunakan humor dalam rangka mengikat perhatian siswa.
Menurut Kaufeldt manfaat dari menggunakan humor dan tawa di sekolah adalah: a. Tertawa dan tersenyum menyebabkan terlepasnya zat-zat endofrin ke dalam darah. Itu adalah kesenangan kimiawi alami. Kita merasa sangat gembira dan menikmati saat itu. b. Saat kita tertawa bersama kitamengikat dan membentuk suatu rasa diikutsertakan. c. Karena emosi dapat meningkatkan daya ingat, maka tertawa akan menaikkan kesempatan para siswa untuk mengingat apa yang sudahmereka pelajari. d. Tertawa yang sehat dapat mengendorkan ketegangan dan tekanan. Ini akan meringankan sikapsikap mental siswa dan mengurangi kesempatan untuk menyerah atau frustasi. (Kaufeldt, 2009:71). Strategi kedua yang dapat digunakan adalah, sambungkan konsep baru dan ketrampilan para siswa dengan kehidupan sehari-hari.Siswa akan lebih termotivasi belajar jika siswa melihat ada relevansi antara konsep-konsep dan ketrampilan yang diajarkan dengan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu menurut Kaufeldt guru bertanggung jawab untuk menemukan konsep-konsep yang akan diajarkan dengan sesuatu yang disini dan sekarang bagi para siswa (Kaufeldt, 2009:71). Ketiga adalah,susun proses penemuan dengan menggunakan proyek, percobaan dan sumber teknologi. Strategi dimana siswa didorong untuk dapat menemukan sendiri hal-hal yang penting akan lebih baik dibandingkan guru yang memberikan informasi kepada siswa. Dengan suatu perencanaan dan persiapan yang baik, guru dapat mencipatakan suatu kegiatan yang mengikat perhatian pelajar
PEDAGOGIK Vol. I, No. 1, Februari 2013 61
sekaligus menolong mereka mempelajari proses ketrampilan. e. Menganekaragamkan Isi Tekankan isi pelajaran yang penuh arti, relevan dan bermanfaat. Seperti yang sudah dijelaskan diatas siswa akan bisa mengerti konsep-konsep dan ketrampilan dengan mudah bila diberikan pengalamanpengalaman yanglangsung. Guru akan menghemat waktu selanjutnya dengan tidak perlu mengajar ulang. Anakanak yang memiliki keterbatasan hubungan dengan dunia luar karena kemiskinan, pemeliharaan lembaga yatim piatu, cacat tubuh atau bahkan ketergantungan pada TV dan tehnologi mungkin tidak mempunai pengait-pengait awal di dalam otak mereka untuk menghubungkannya dengan pelajaran baru.Jika siswa belum memilikipengalaman sebelumnya ataumengamati sesuatu yang serupa, mungkin sulit menciptakan gambaran dalam pikiran, yaitu apa yang kita lakukan sewaktu kita memahami apa yang kita baca. Untuk itu ketika guru akan memperkenalkan suatu konsep, guru perlu menyediakan lebih banyak kegiatankegiatan penemuan langsung daripada hanya memberika informasi kepada siswa. Selain dari relevan, isi pelajaranpun perlu memiki art bagi siswa. Agar para siswa dapat melakukan usaha maksimal mereka perlu memahami bahwa yang sedang diselesaikan dan informasi yang sedang dipelajari itu penuh arti (Erlauer, 2003: 55). Kaufeldt menuliskan dalam bukunya, pengertian siswa itu dipengaruhi oleh dan merupakan hasil bagaimana para siswa menghubungkan isi pelajaran dengan pengalaman-pengalaman masa lampau mereka, bila mereka punya pengetahuan dan pengalaman terbatas sebelumnya, maka hal ini akan membantu mereka menghubungkan arti ke pembelajaran baru
yang mungkin lebih menantang.(Kaufeldt, 2009:80).Ketika guru memiliki informasi yang lengkap mengenai keadaan siswa di kelas, maka guru dapat membuat kurikulum yang penuh arti. III. KESIMPULAN Strategi pengajaran yang diberikan guru di kelas akan sangat berpengaruh pada motivasi belajar siswa yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Seorang guru yang luar biasa adalah juga seorang pembaharu, yang secara terus menerus menyesuaikan kebutuhan dan menyesuaikan dengan situasi para siswanya. Teknik-teknik pengajaran berbeda yang diterapkan dalam rancangan pelajaran dapat memperluas dan memperkaya pemahaman, maupun untuk memperbaiki atau menjelaskankonsep-konsepyang menantang pelajar.Strategi-strategi yang diterapkan perlu mempertimbangkan cara kerja terbaik otak, sehingga akan memberikan hasil-hasil yang diharapkan. Unsur-unsur dalam proses pembelajaran yang dapat dibedakan adalah lingkungan fisik dan sosial, cara penyajian, dan Isi pengajaran. Sedangkan unsur-unsur kunci pembelajaran yang harmonis dengan otak adalah menjaga iklim dan lingkungan yang aman dan terjamin untuk memaksimalkan kemampuan-kemampuanotak, memberikan pengalaman-pengalaman dengan penginderaan ganda dalam lingkungan yang diperkaya guna merangsang perkembangan otak dan menyusun berbagai kesempatan untuk memikirkan dan secara aktif memproses pengetahuan baru. * Yudi Budiantiadalah dosen PGSD FKIP Universitas Islam “45” Bekasi.
PEDAGOGIK Vol. I, No. 1, Februari 2013 62
DAFTAR PUSTAKA Dahar, Ratna Wilis.(1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Hoerr, Thomas R. (2007). Buku Kerja Multiple Intelligences. terjemahan Ary Nilandari. Bandung: Kaifa. Hollingsworth, Pat dan Gina Lewis.(2008).Pembelajaran Aktif. terjemahan Dwi Wulandari. Jakarta: Indeks. Kaufeldt, Martha.(2008). Wahai Para guru, Ubahlah Cara Mengajarmu.Terjemahan Hendarto Raharjo. Jakarta: Indeks. Koesoema A, Doni. (2009). Pendidik Karakter. Jakarta: Grasindo. Motivasi Belajar’s Weblog. 15 Mei 2008. “Motivasi Belajar, Teori Kebutuhan Maslow dan Aktualisasi Diri Serta Implikasinya Pada Dunia Pendidik.
PEDAGOGIK Vol. I, No. 1, Februari 2013 64