PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA MELALUI KONSELING KELOMPOK
Tina Aflatin den Sri Mulyanl Martanlah
Universitas Gadjah Mada
ABSTRACT
Pilot studies revealed that a great deal of psychological problems In adolescence stem from lack of self-confidence. The studies also found
·
that peer groups could function both as social support and as a change agent tor adolescent.
Those findings suggested that group conseling
can be used as an alternative intervention to improve self-confidence among adolescents.
The present study tested the efficacy of group counseling in in creasing adolescents' self-confidence. Twenty two students of SMA PIRI I Yogyakarta
who exhibited lack of self-confidence participated i n the
experimental and control groups. Each group consisted of 11 students. Self-confidence, self-concept, and self-esteem were the dependent measure.
Testing
were administered 4 times,
before treatment,
right
after treatment, one month after treatment and three months after treat ment. Behavioral changes were observed through daily record as well as-observer's rating of subjects behavior during counseling sessions. T-test with gain scores indicated that the Increase in confidence differed significantly between experimental and control groups (t p < 0.05).
Experimental group ( (
=
self-confidence than control group (( = 1.27). shown
= 5.01;
28.64) showed higher increase i n The
for self-concept and self-esteem measures.
same pattern was Behavioral rating
scale Indicated an increase In self-confidence among subjects of ex perimental group.
Key words: Self-Confidence - Adolescence - Group Counseling.
PENGANTAR \
Ti na AOatln adalah dosen Fakultas Psikologi UGM.
Menyelesaikan pendidikan
sarjana
epercayaan
K
diri
merupakan
aspek
kepribadian manusia yang berfungsi
(S-1) dan pascasarjana (S-2) d i Psikologi
penting untuk mengaktua1isasikan potensi
UGM. Saat inf tengah menempuh program
yang dimilikinya. Tanpa adanya kepercaya
S-3 dengan minat urama psikologf Klinfs.
an diri maka banyak masalah akan timbul
Sri Mutyanl Martan/ah
pada manusia. Menvrut
ada/ah profesor
Koentjaraningrat
emiritus Fakuftas Psikologi UGM dan guru
(1982),
besarF-Psikolog Unika Soeg jopranoto
muda Indonesia adalah kurangnya keper
Semarang.
cayaan diri.
66
salah
satu
kelemahan
Selanjutnya
hasil
generasi
penelitian
PSIKOLOGIKA Nomor6 Tahun Ill 1998
yang
dilakukan
terhadap
oleh
remaja
Yogyakarta
Afiatin,
siswa
(1994)
harga diri yang tinggi.
Kodya
akan
perma-·
ma;a.
dkk
SMTA di
menunjukkan bahwa
salahan yang banyakdirasakan dan dialami oleh oleh
remaja
pada
kurangnya
dasamya
disebabkan
keparcayaan
diri.
Untuk
meningkatkan
Selanjutnya hal ini
kepercayaan
diri
re
Seorang individu.yang memiliki keper cayaan
diri
akan
memiliki
ciri-ciri
seperti
yang dikemukakan oleh Guilford (1959) dan
mengatasi masalah tersebut per1u diupaya
Lauster {1978) serta lnstone (1983) seba
kan intervensi untuk meningkatkan keper
gai berikut
cayaan diri remaja. 1. Upaya
peningkatan
kepercayaan
lndividu merasa adekuat terhadap tin
d1ri dakan yang dilakukan. Hai ini didasari
bagi
remaja
yang
mengalami
hambatan oleh adanya
keyakinan
terhadap
ke
kepercayaan diri dapat dilakukan dengan kuatan,
kemampuan
dan
ketrampilan
proses belajar dan bertatih (Lauster, 1978; yang dimiliki. la merasa optimis, cukup
Hambly, 1992). Menu rut Hurlock (1973), re ambisius, tidak selalu
ukan ban
memer1
maja yang rrengalam masalah l
tu
eras,
k
diri memerlukan bantuan dengan program u menghadapi
mamp
peningkatan
diri
dengan
cara
as dengan
tug
k
bai
konseling. n
bekerja secara
da
elektif
serta
ber
keputusan
dan
Selanjutnya Egan (1990) menyatakan de tanggung
awab
atas
j
ngan konseling individu dapat dibantu untuk uatannya.
perb
memperoleh
kepercayaan
diri
karena
di .
ndividu
2
merasa diterima oleh
l
kelom
dalam konseting individu akan memperoleh ya.
Hal
pokn
ni
i
didasari
oleh
adanya
umpan balik yang sangat berarti dan ber keyakinan
terhadap
kemampuannya
guna untuk meningkatkan penampilannya. dalam berhubungan
sosial.
la merasa
Umpan balik yang paling efektif bagi sese bahwa
kelompoknya
atau
orang
lain
menghadapi
ke
orang dapat diperoleh individu dari interaksi menyukainya, nya
dalam
kelompok
(Douglas,
aktif
1993). adaan lingkungan, berani mengemuka
Dengan demikian bentuk
konseling yang kan
mungkin
lebih
tepat
bagi
remaja
kehendak atau
nya
ide-ide
a
secar
ada1ah bertanggung
awab
n
j
da
ak memen
tid
konseling kelompok. tingkan diri sendiri. Asumsi yang dipakai dalam penelitian 3.
lndividu percaya sekali terhadap dirinya
ini adalah bahwa dalam konseling kelompok serta
memiliki
kelenangan
sikap.
Hal
akan terjadi proses interaksi antar remaja. ini didasari oleh adanya keyakinan ter Dalam
interaksi
umpan
batik,
tersebut
akan
diperoleh hadap
proses
belajar dan
ekuatan dan kemampuannya.
k
ber1atih
la bersikap tenang, tidak muclah perilaJ(u
baru,
belajar
up,
gug
mengekspresikan cukup toleran terhadap berbagai
ma
perasaan, saling memberikan perhatian dan cam situasi. bantuan
serta
mempelajari
memberikan
ketrampilan
kesempatan
sosial.
lnteraksi
Sebagai perbandingan
n dikemuka·
aka
tersebut berlangsung dalam suasana yang
kan pula ciri-ciri individu yang kurang
demokratis sehingga individu akan merasa
caya diri.
aman. Selain itu adanya kesempatan untuk
da
memberikan
kurang
bantuan
kepada
orang
lain
n
nurut
Me
akhmat (1986)
R
ri-ciri individu
ci
rcaya dlri adalah sebagai
pe
per
apat Lauster(1978);
pend
ang
y
kut:
beri
alcan menyebabkan individu merasa berarti dan berguna bagi orang lain sehingga
me
numbuhkan konsep diri yang positif serta
PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tahun Ill 1998
1.
lndividu merasa bahwa tindakan yang dilakukan tidak adekuat. la cenderung
67
Tina Afiatin dan Sri Mutyani Martaniah
merasa
tidak
bertindak,
aman
dan
cenderung
tidak
bebas
ragu-ragu
dan
tuasi
dorongan.
De
rnembuang-buang waktu dalam meng
kan
mendapat suasana aman dan demokr8tis
keputusan,
memiliki
perasaan
sarana
belajar
dan
berlatih,
serta
rendah diri dan pengecut, kurang ber
untuk meningkatkan kepercayaan diri
tanggung jawab dan
maja.
cenderung
me
nyalahkan pihak lain sebagai penyebab serta
merasa
pesimis
Konseling
kelompok
merupakan
re
pro
ses hubungan antar pribadi yang dinamis
dalam menghadapi rintangan.
dan melibatkan fungsi terapi dalam suatu
lndividu _merasa tidak diterima oleh ke
kelompok kecil yang berupaya untuk mem
lompoknya atau orang lain. la cende
bantu
rung
1984; Oixondan Glover, 1984; Natawidjaja,
menghindari
situasi
komunikasi
perkembangan
individu
(Gazda,
karena merasa takut disalahkan atau
1984; Fuhnnann, 1990). Menun.rtOhlsen (da
direndahkan,
lam Sukiat,
merasa matu jika tampil
di hadapan orang banyak.
3.
membutuhkan
ambil
masalahnya,
2.
yang
ngan demikian konseling kelompok merupa
ling
1981 ), suasana daJam konse
kelompok adalah suasana yang demo
lndividu tidak percaya terhadap dirinya
kratis,
dan mudah gugup. la rnerasa cemas da
rimaan, kepercayaan dan rasa aman serta
yang
didasari
adanya
rasa
pene
lam mengemukakan gagasannya dan
memberikan kesempatan klien untuk men
selalu
dapatkan umpan balik dan latihan perilaku
membandingkan
keadaan
diri
nya dengan orang lain.
baru. Selanjutnya dinyatakan bahwa suasana tersebut memungkinkan klien untuk belajar
Menurut Walgito bantu
individu
yang
{1993),
untuk
kurang
percaya
dapat dilakukan dengan kebiasaan
mem diri
untuk
menanamkan sifat percaya diri. Hal ini da pat dilakukan dengan memberikan suasana atau
kondisi
demokratis,
yaitu
individu
menghadapi, nguasai
mengekspresikan,
perasaan
atau
dan
pemikiran
me
klien,
dengan demikian klien juga mengembang kan keberanian serta rasa percaya diri. Hasilpenelitian0mizodan0mizo(1984) menunjukkan bahwa pengalaman individu
dilatih berpikir mandiri dan diberi suasana
dalam
yang aman sehingga indMdu tidak takut ber
ubah konsep dirinya sehingga menjadi lebih
buat kesalahan. Dengan adanya suasana
positif. Selanjutnya dijelaskan oleh Walgito
konseling
kelompok
dapat
meng
demokratis, individu akan dapat melakukan
(1993)
evaluasi diri dan belajar dari pengalaman.
konsep diri
Selanjutnya dinyatakan oleh Coleman (1980)
maka orang tersebut akan dapat menghar
bahwa
seseorang
yang
yang
memiliki
positif terhadap
dirinya
bahwa melalui evaluasi diri, remaja dapat
gai dirinya.
memahami diri sendiri dan akan tahu siapa
orang yang memiliki harga diri yang tinggi
dirinya yang kemudian akan berkembang
yang selanjutnya menurut Maslow (1970)
menjadi kepercayaan diri.
harga diri yang tinggi merupakan dasar untuk
Menurut Natawidjaja (1987), untuk me ningkatkan kepercayaan diri remaja-remaja
Hal ini disebut sebagai sese
peningkatan kepercayaan diri. Kepercayaan diri berkembang melalui
membutuhkan pihak lain yang dipercayai
interaksi
nya untuk mendorong keberaniannya dalam
Lingkungan psikologis dan sosiologis yang
mengambil
keputusan.
Selanjutnya juga
individu
dengan
lingkungannya.
kondusif akan menumbuhkan dan mening
dinyatakan bahwa program konseling kelom
katkan kepercayaan diri
pok merupakan
kungan psikologis dan sosiologis yang kon
memberi
68
salah
bantuan
satu
upaya
untuk
pada remaja dalam si-
dusif adatah
seseorang.
Ung
lingkungan dengan suasana
PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tahun 1111996
•
Prilgkatan
demokratis, yaitu adanya suasana penuh
Kepercayaan Olrl Remaja. Meaw KMS81ing Kelompok
perasaan
berarti
bagi
anggota
yang
se
penerimaan, kepercayaan, rasa aman dan
. lanjutnya dapat menumbuhkan konsep diri
kesempatan untuk mengekspresikan ide
yang positif serta harga diri yang tinggi yang
i de
dan perasaan. Lingkungan psikologis dan
akan
menumbuhkan
sosiologis yang tidak kondusif adalah ling
kepercayaan
kungan dengan suasana penuh tunMan,
konseling
diri.
dan
meningkatkan
Dibandingkan
individual.
konseling
dengan
kelompok
tidak menghargai pendapat orang lain dan
memiliki keuntungan karena dalam konse
tidak ada kesempatan untuk mengekspre
ling kelompok anggota dapat memperoleh
sikan ide dan perasaan.
bantuan dan umpan balik dari konselor dan
Kepercayaan diri juga dapat ditumbuh kan dan ditingkatkan melalui
penanaman
anggota-anggota lainnya. Selain itu anggo ta
dapat
langsung
berJatih
perilaku
dalam suatu kelompok dan
laku baru, yaitu perilaku percaya diri.
tersebut dapat diamati dan dievaluasi baik
rilaku
ini
dapat
dipelajari
dengan
Pe
meng
observasi perilaku orang lain, selanjutnya
oleh
diri
konselor
maupun
Dengan mengikuti konseling kelompok.
· Remaja yang mengalami masalah ku percaya
sendiri,
perilaku
anggota lain.
berlatih untuk menirunya.
rang
dirinya
hasil
baru
sifat-sifat percaya diri dengan belajar peri
dapat dibantu
remaja
yang
kurang
percaya
diri
akan
dengan
mendapatkan lingkungan yang kondusif dan
kondusif
alamiah sesuai dengan lase perkembang
serta melatihnya untuk belajar perilaku baru
an serta kesempatan melihat dan berlatih
yaitu perilaku percaya diri. Lingkungan kon
perilaku
dusif yang memberikan kesempatan bagi
Mereka juga
remaja untuk mengekspresikan ide-ide dan
patan untuk saling memberikan dukungan,
perasaannya, menerima dan memberikan
bantuan dan umpan batik. Hal ini akan me
memberikan
dukungan
lingkungan
dan
bantuan
yang
untuk orang lain,
baru
numbuhkan
yaitu
perilaku
akan
memperoleh
percaya diri. kesem
konsep diri yang positif yang
umpan
selanjutnya akan menumbuhkan harga diri
balik akan menumbuhkan rasa berarti bagi
yang tinggi dan meningkatkan kepercayaan
serta
menerima dan
dirinya
sehingga ia
memberikan
memiliki
konsep
dirt
diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk me
yang positif. Remaja yang memiliki konsep menghargai
ngetahui ada atau tidak peningkatan keper
dirinya, atau dengan kata lain memiliki harga
cayaan diri remaja setelah mengikuti kon
diri yang tinggi. Remaja yang memiliki har
seling
ga diri yang tinggi akan mampu mengaktuali
diketahui
sasikan potensi yang dimiliki atau memiliki
konseling kelompok terhadap peningkatan
keperqayaan diri.
kepercayaan diri remaja.
diri
yang
positif
Konseling
akan
dapat
kelompok
merupakan
kelompok.
Tujuan
pula adalah
lain
berapa
yang lama
ingin efek
ling
kungan kondusif yang memberikan kese�
IIETODE PENEUTIAN patan bagi anggota untuk saling menerima dukungan
Penelitian ini dilakukan dengan metode
maupun bantuan bagi anggota lain. Dalam
eksperimen, yaitu metode untuk mengeta
konseling kelompok juga ada kesempatan
hui pengaruh suatu perlakuan (dalam hal
dan
memberi
ide,
perasaan,
berlatih dan menedma umpan balik untuk mempelajari perilaku jawab
atas
pilihan
baru
dan bertanggung
yang telah
ditentukan
sendiri. Suasana ini dapat menumbuhkan
PSIKOLOGIKA Nomor6Tahun IU 1998
ini
adalah
variabel
konseling
tergantung
kelompok) (yaitu
terhadap
kepercayaan
diri). Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu
kelompok
eksperimen
69
T ina Afiatin clan Sri MtJyani Martaniah
(mendapatkan kelompok
konseling kelompok)
kontrol
(tidak
nunjukkan skala ini memiliki indeks daya
dan
mendapat
me
diskriminasi
kon
dengan sekor total ber
aitem
seling kelompok), yang dipertakukan seba
gerak
,
gai kelompok waiting list, yaitu mendapat
reliabilitasnya sebesar Skala
konseling kelompok setelah penelitian ber
hingga
dari 0 351
arga
,
0 719
,
Diri
H
dan koefisien
76.
0 7
(SHD)
digunakan
untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat
akhir. Subjek
dalam
penelitian
ini
penghargaan
adalah
remaja siswa SMA PIRI I Yogyakarta yang
diri.
mengalami
Pengujian
dengan
hambatan
kepercayaan
status kurang sekali,
diri
Skala
ni
i
ubjek terhadap dirinya sen
s
disusun
ndeks
yang dilakukan
kurang dan
oleh
ez
(1994).
Azi
aya diskriminasi aitem
i
d
iez
Az
) menunjukkan
(1994
atau sedang. Selain itu kritena yang harus
bahwa skala ini memiliki
dipenuhi
kriminasi aitem yang balk dengan koefisien
adatah
bersedia mengikuti
kon
seling kelompok. Jumlah subjek penelitian
korelasi
22orang, 11 orangmasukda1amkelompok
dari
eksperimen
bilitasnya sebesar
kelompok dalam
dan
11
kontrol.
salah
orang
lainnya
dalam
Pembagian subjek ke
satu
kelompok
dilakukan
perlakuan,
ukuran
(Skala
selama
SKD
{Skala
Konsep Diri), dan SHD (Skala Harga Diri). kepercayaan
diri
yang digunakan
80 8
,
aitem
l
ka i
25.
0 8
setetah
mpat kali.
e
segera
aitu
y
setelah
perlakuan,
perlakuan.
Peng
a dilakukan terhadap ketegangan
jug
mengikuti konseling kelompok
(7
emuan).
pert
ntuk mengetahui
·
bergerak
dan koefisien relia
satu bulan setelah
dan tiga bulan
diri dan harga diri dilakukan dengan SKPO Oiri),
0,
pada saat pra-perlakuan,
Pengukuran kepercayaan diri, konsep
Skala
masing-masing
299 hingga
0,
Pengukuran dilakukan
dengan random asignment.
Kepercayaan
eks dengan dis
ind
U
bahan
peru
erilaku
p
dalam penelitian ini didasarkan pada kon
subjek maka
sep guilford (1959) dan Lauster (1978). Ada
pok dilakukan ratingoleh observerterhadap
tiga
perilaku subjek. Aspek-aspek yang dinilai
aspek
kepercayaan
diri,
yaitu
(1)
lama sesi
onseling
se
k
merasa adekuat terhadap apa yang di1aku-'
meliputi:
kan, (2) merasa dapat diterima o1eh kelom
gan, gerakan dan orientasi
poknya, dan (3) memiliki ketenangan sikap.
munikasi
Pengujian telah dilakukan Pumaminingsih dan Afiatin (1995) yang menunjukkan skala ini memifiki
aliditas aitem
v
hwa
ba
ang
y
aik
b
dengan koefisien korelasi masing-masing aitem dengan sektor reliabilitas sebesar
355 dan koefisien
0,5
,8644.
du memandang dirinya sendiri yang me
orang
ain.
l
Skala
nteraksi
beri
ni
disusun
i
e
d
oleh
urdoko (1994) yang berisi empat aspek,
M
yaitu aspek
sik. psikis, sosial dan moral.
fi
Pengujian yang dilakukan
70
serta ko
Konseling
elompok ini terdiri dari tujuh
k
rtemuan. Setiap pertemuan berlangsung
selama dua dua
am. Pertemuan dilaksanakan
j
i dalam seminggu, pe!aksanaannya
kal
berdasar kesepakatan antara konselor dan
SKD) dipakai unluk
vi
ngan
tubuh
erbal.
v
pe
onseling
{
mendapat data tentang seberapa baik indi
rupakan hasil pengalaman
an kepala, gerak tan
d
anggota ketompok.
0
Skala Konsep Diri
rak muka
ge
elom
k
urdoko (1994)
M
K
kelompok yang
dalam penelilian ini katan
nteraksional-behavioral.
i
oknya
k
meliputi:
pengenalan diri,
digunakan
enggunakan pende
m
kohesivitas
ateri po
M
kelompok,
mahaman peningkatan
pe
kepercayaan diri, umpan balik serta 1adanan dan gladian
ete-
k
laku percaya diri.
peri
Keterangan:
PSIKOLOGUCA Nomor 6 Tahun 1111998
Penlngkatan KepefC8yaan Dlri Remaja Melalui Konsallng Kelompok
HASIL ANALISIS DATA KELOMPOK DAN PEMBAHASAN
Hasil penetitian selengkapnya terdapat pada tabel 1.
Tabel 1.
Ringkasan Uji-t Gain Score Skala Kepercayaan Diri, Skala Konsep Oiri, Skala Harga Diri antar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Sumber
Variabel
Kepercayaan Diri
Konsep Diri
Harga Diri
G1
G2
G3
=
=
=
x"
=
x"
=
"•.k
p
t
XGK
G1
11
28,64
1,27
5,01
< 0,05
G2
11
29,27
0,45
5,53
< 0,05
G3
11
28,64
2,18
5,39
< 0,05 < 0,05
G1
11
34,09
2,27
8,56
G2
11
34,72
2,36
9,13
< 0,05
G3
11
34,82
4,00
9,10
< 0,05
G1
11
23,45
0,27
12,42
< 0,05
G2
11
23,82
0,09
14,60
< 0,05
G3
11
24,18
0,91
12,48
< 0,05
selisih sekor pengukuran se-
lompok kontrol. Kenaikari rata-rata ke
gera setelah perlakuan dengan
lompok eksperimen
pengukuran sebelum perlakuan
pada kelompok kontrol.
selisih
sekor pengukuran
1
2.
lebih tinggi
dari
Ada perbedaan yang sognifikan antara
bulan selelah perlakuan dengan
kenaikan
pengukuran sebetum perlakuan
konsep diri, dan harga diri sebelum per
seltsih
lakuan
sekor pengukuran
3
rata-rata
kepercayaan diri,
dan satu bulan setelah perla
butan
setelah perlakuan de-
kuan antara kelompok eksperimen dan
ngan
pengukuran
kelompok
sebelum
kontrol.
Kenaikan
perlakuan
kelompok
kenaikan rata-rata kelompok
daripada kelompok kontrol.
ekspenmen
=
XGK
n.
3.
eksperimen
rata-rata
lebih
tinggi
Ada perbedaan yang sognifikan antara
kenaikan rata-rata kelompok
kenaikan
kontro1
konsep diri, dan harga diri sebelum per
rata-rata
kepercayaan
diri,
jumlah subjek masing-masing
lakuan dan tiga bulan setelah perlakuan
kelompok (eksperimen, kontrot) ..
antara kelompok eksperimen dan ke lompok kontrol. Kenaikan rata-rata ke
Tabel 1 menunjukkan bahwa:
lompok
eksperimen
!ebih
tinggi
da
ripada kelompok kontrol. 1.
Ada perbedaan yang sognifikan antara rata-rata kepercayaan diri,
Hasil rate-rate pemantauan diri terha
konsep diri, dan harga diri sebelum per
dap skala ketegangan pada subjek kelom
lakuan dan segera setelah perlakuan
pok eksperimen terdapat pada gambar 1 .
kenaikan
antara kelompok eksperimen dan ke-
PSIKOLOGHCANomor6Talu\lll 1996
71
--T na Aliatm clan Sri MiJyani Martaniah
100
90
80
70
60
50
40
30 20
10
0 Ill
II
v
IV
VII
VI
Pertemuan
Gambar 1. Hasil Pemantauan Oiri Subjek Kelompok Eksperimen Untuk Skala Ketegangan
Gambar 1 menunjukkan bahwa ada pe
sivitas
kelompok,
nurunan ketegangan selama sub)ek mengikuti
haman
pertemuan konseling kelompok.
keteladanan
diri.
Dengan
dalam
pengenalan
peningkatan
dan
diri,
gladian
perilaku
kelompok,
hal
diri.
percaya
adanya kelompokyang
konseling
pema
kepercayaan
ini
kohesif
menim
PEMBAHASAN bulkan
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
yang
hubungan
bersahabat,
ada perbedaan yang signifikan antara pe
tis. Menu
ningkatan diri remaja yang mengikuti kon
(1991)
sumber
mengikuti
dapat mengurangi
kelompok.
dukung pendapat Ohlsen r n B 1 ) ; Widjaja (1987);
lni
(dalam
dan
Zener
men
Sukiat,
P981).
kelompok
katkan
kelompok
kooperatif dan
demokra·
rut pendapat
seling kelompok dengan remaja yang tidak
konseling
antar anggota
rasa
yang
aman
harga
pada individu
Johnson dan Johnson
diri.
kohesif
bagi
merupakan
anggota
sehingga
kecemasan dan
Peningkatan
menyebabkan
mening
harga
diri
individu dapat
Selain itu juga diperoleh has ii bahwa remaja
menghargai
yang
positif sehingga ia akan mempunya1 keper
mengikuti
mengalami
konseling
peningkatan
konsep diri yang lebih
kelompok juga
harga
positif.
Hal
diri ini
serta
sejalan
dengan penelitian Omizo dan Omizo (1988). Konseting
ini
kelompok
menggunakan
nat-behavior yang
72
dalam
penelitian
cayaan
din
dirinya atau
yang
memiliki
positif
pula
harga diri
(Branden,
1973). Peningkatan
kepercayaan
diri
melalui
konseling kelompok yang menggunakan
pendekatan
interaksio
dekatan
menekankan
pada kohe-
tadanan
behavioral
dan
gladian
yaitu
dengan
perilaku
ini
pen·
kete
sejalan
PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tatiun 1111998
Peningkatan Kepercayaan Din Aemaja Melalui Konsellng Kelompok.
dengan hasil penelitian Jupp dan Griffitts
dijelaskan oleh
(1990). lndividu yang berhasil dalam gladian
Cohen dan Syme, 1985) bahwa dukungan
perilaku
sosial akan efektif bila:
dan
bermain
peran
mengalami
perubahan konsep diri menjadi /ebih positif.
Hall dan Wellman
(dalam
penama, frekuensi
nya cukup; kedua, pemberi dorongan me
Selanjutnya dijelaskan oleh Maslow (1970)
megang peranan yang sangat panting da
bahwa
lam proses dorongan sosial; ketlga, peran
konsep diri yang positif akan ber
kembang melandasi harga diri yang tinggi
dorongan sostat akan efektif bita individu-
yang akhirnya mengembangkan rasa per
1ndividu yang terlibat memiliki kehangatan
caya diri yang ada pada individu. Keberha
hubungan
silan individu dalam bermain peran khusus
individu-individu
nya
perilaku
numbuhkan
yang
percaya diri
perasaan
akan
sukses.
keempat,
terlibat
bila
menjalin
me
hubungan timbal balik; dan kellma, bila hal hal yang telah disebutkan di atas berlang sung
akan
lama.
individu
tinggi; yang
Menurut
Russell (1986) adanya sukses yang dialami membuat
yang
percaya
pada
dalam
periode
Proses
dalam
waktu
yang
konseling
cukup
kelompok
dirinya sendiri dan akan membuat atribusi
memenuhi kelima syarat tersebut sehingga
pada kemampuan dirinya terhadap sukses
konseling kelompok efektif sebagai sumber
yang telah dlcapai.
dukungan sosial bagi remaja untuk perkem
Hasil
penelitian
meskipun
secara
menunjukkan keseluruhan
bahwa subjek
kelompok eksperimen mengalami pening
bangan kepribadiannya, khususnya dalam kepercayaan
diri.
Pada
dasamya
remaja
yang bersekolah menghabiskan sebagian
namun dart hasil
besar waktunya bersama ketompok teman
analisis individual, peningkatan status ke
sebaya di lingkungan sekolah, bahkan ba
katan kepercayaan diri,
percayaan diri masing-masing subjek tidak
nyak di antara mereka yang melakukan dan
sama. Hal ini disebabkan oleh adanya per
melanjutkan
bedaan
(Hendrojuwono,
keaktifan
masing-masing
subjek
interaksinya di 1991 ).
luar sekolah
Oengan demikian
daJam proses konseling kelompok, terma
lembaga pendidikan fonnal, khususnya SMU
suk di daJamnya kemauan atau kesediaan
(Sekolah Menengah
untuk ber1atih baik di dalam situasi konse
tensi besar sebagai wadah kegiatan opti
Umum)
memiliki po
ling keJompok maupun situasi senyatanya
masi
dalam
mela/ui sekolah, program konseling kelom
kehidupan
subjek yang
lebih
sehari-hari.
Temyata
aktif selama proses
interaksi
antar remaja.
Selanjutnya
di
pck remaja ini dapat dilaksanakan dengan
dalam konseling dan ia juga aktif mencoba
melibatkan guru bimbingan dan penyuluhan
dalam kehidupan nyata memperoleh kema
sebagai konselor kelompok.
juan yang lebih baik daripada subjek yang kurang aktif.
Efektivitas konseling kelompck secara int6gratif ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
H.isil penelitian ini juga menunjukkan
faktor pemimpin kelompok (konselor}, ang
bahwa sangat besar peran kelompok teman
gota
sebaya melalui konseling kelompok terha
metodenya (Kemp, 1970; Rose, 1989; Pra
dap
perkembangan
khususnya
dalam
kepribadian
peningkatan
kelompok
(klien)
dan
proses
atau
remaja
>Mtasari, 1991;Afialin, 1993). Dengandemikian
keperca
dapat dikemukakan bahwa Modul Konse
yaan diri. Hal ini sejalan dengan hasil pene
ling
litian
digunakan apabila memenuhi kriteria meli·
Afiatin,
dkk.
(1994) serta
pendapat
Kelompok ini juga akan dapat efektif
Cohen dan Syme (1985) bahwa kelompok
putt konselor, klien dan proses. Berikut ini
teman sebaya merupakan sumber dukungan
akan dijelaskan tentang konselor, klien dan
soslal yang berarti bagi remaja. Selanjutnya
proses yang menunjang efektivitas konse-
PSIKOLOGUU. Nomor6Tahoo Ill 1998
73
Tina Ahatin dan Sri Mulyani Martaniah
ling
kelompok
1.
kelompok
akan
kelompok
dengan
pervisi
i t u
baik
seorang
tologi,
tentang
proses
terpersonal,
tentang
orang
asa ,
terlatih
d a n
Johnson
yang
kepribadian,
kelompok
d a n
juga
psikopa
h ngga
serta
ada
an
i
t u
be a i rl
i1
pab
Klien.
Klien
atau
anggota
mpok
rp
diberi
intervensi
modul
ini
adalah
i
enuh ,
u
yang
mengalami
hambatan
i
pakan
l
n
diri.
Mereka
termasuk
datam
atau
kurang
sekali.
subjek
akan
if
mendapat
mereka
kemajuan
mengikuti
ini
dengan
atau
sukare1a,
tekanan
bukan
d a ri
iri
d
memiliki
motivasi
orang
yang
a k a n
mencobakan
baik,
keaktifannya
konseling
kelompok
a
n
laku
kelompok
u
k e
dalam
u l
a
n
situasi
i
eva uas
i
yang
ti
meng ku
elo
k
mpok
rki
be
r
sa
tar
an
a
5-1
2
l ti
es a au m
ros
t
m
ling
kelo
pok
i
ni
i
sanakan
sesua
akan
y
konseling
kelompok
i
yang
Sec
ara
dul
ka
ri
ga
s
li
rsi
apan,
ng
e
b
r
sa
lit
as
ini
pembinaan
il
apab
ri
7
li
serta,
po
,
pan
Sela n
ru
i
s
i
untuk
mendapatkan
pe il r
.
akunya
i
dapat
d nyatakan
k
melaksanakan
f
e
pe
ektif
onse
ici
rlu
l
dan
m
da a
o-
k
r
konselo
d
ptakan
i
hal
banyak
ni
faktor
rp
be
eran.
yata
masih
Renyataan l rn e
n
ko ah l
ng
maupun
l
ai
h
wa
bah
e
rlukan
d perlukan
i i
ne
o
e-
pe n
kont
l
da am
u
k
kenyataan
in.
ukup
r
be
k
rte
a ,
mu
n
rt
a
i
me
e
s
a
hing
untuk
m e
dleepakatr. N
a mun
seringkali
K
r
c
subjek
se
masya
kelompo
pe
telah
agenda
ng la
y a
kali
ng
i
dengan
bjek
asa
kom tmen
yang
·
pok
ir
i
b
yang
sekolah
m
d
h
nila
pelaksanaan
d1
k
kelo
konsel
rapa
ra
t
turan
s
b
t
pa i
ng
i
ba
er·
yang
i
al
kendala
a
y
ebe
m
g a
m
n
pok
H
latih.
dalam
l
m
kelo
r
te
kelompok
Kenda a
l
dan
sebagai
li
se
r
konselo
ap
l
,
t
l
ada a
ada ah
un versal tas
sedi
.
h
ta
i t u
ada
ki
f
ngalaman
kat.
trans s
i
k.
ha
r
t a h a p
t
yang
t
e
p
i
ses
datam mo
i i da i
terd r
pa
da
da am
ko
emuan
hap
i
in
l
a a s
i
d rasakan
pert
p-ta
rta
rubahan
i
d
kondus f
i
Modul
dar
a
k
uk
dan
atau
d lak
tahap
i 1O
terdi
taha
yang
a
-
kelom
ra
ha
if
tahap
dalam
t a h a p peran
penting
konse
ditetapkan.
kelompok
tahap kena
dan
74
n
l
u
kt
ele
telah
ana
konse
pe
da
ks
d la
Mod
e.
dengan
prosedur
ang
tod
e
kesempatan
se
orang. re a
3. P
ng
subjek
un
i
tu
k o n
Nam sel ng
i
n
i
dan
l
subjek
i
la n
nyata asana
Jumlah
pe
dalam
Se
nya.
a
ian
kelompok
konse or latihan.
asana
dalam
l
melakukan
snya
iri
d
baru
ra
su rsedta
u
s
pengem
untuk
las pe
balik
i
w
be
n
ompok
d a n juga
belajamya
i
konseling
i i
al
l
. y a n g
l ng
serta
f
ke
selama
bah hasil
li . H
ng
i
subjek
mendapatkan
peri
ar
proses
kelompok
efek
konse
khus
aan
D
dalam
a as
lain.
mp
dalam
ng
l
d
be r
u dengan
ing
u
nya
epercay
i
ditunjukkannya
sel
yang
member kan
i
bag
k
berlat h Subjek
i
kan
y.ing
ga
paksaan
konse
l
konseling
ju dasar
l
da am
li
dalam
li
ena
dapa
f
katan kelompok
dan
i
kon
i
l
efekt
n
apabila
a
merek
i
ens
ka
kondusi
banga berarti
r
Selain y a n g
i t u
j
kriteria yang
kurang
iri.
send
be a a
dir nya.
d sebu
maka
rv
e
r
ebabkan
sedang,
apa
keperca
dis yaan
iri
d
l
an
u
pek
h
se·
i
r e mer
maja
i
s
a
l
te a
uan
kelompok dapat te
yang
j
maham
memban
yang
d ter ma
t
ket ga
faktor
kema
i
n
e
kepercayaan
yang
,
bjek
a ,
am
a
kelompok
kesempa
i
a
elo
itas
m
rs
u
s
l
angat
A
lain.
i
aku,
pemahaman
mengalami
merasa
ril
kebe
kelompok
iv
s
t h
t
k e
sostan
pe
rasa
dan
eva uas
mampu
i
i
kohes
adanya
pen ngkatan
k
2 .
i
mereka
a d
i
i
konseling
ereka
la n
i
glad an
ns
te
korektif
tekn k
),
is
m
ny
Se
an
ompok
eks
adanya
i
ke
has l
dalam
membantu
,
l
l k
enurut
or
adalah
menyu
ai
i
penge
dan
l
kete adanan
b
katars s,
t
g
ulan
embangan
melalui
n
ng
pe
peng
. M
fak
pribadi
menghargai
l
a ,
diri
in
i
ru sme,
umpan
ma
Selain
menyadari
a
i (
sas
d a n
( 1991)
dinamika
perlu
sensitivitas
su
berperan
memiliki
tt
an
konseling
kelompok.
dan
perlu
mereka
untuk
,
luarga
telah
kelompok
teori
tingkat
sensitivitas
rang
pengalaman
konseling
fasilitator
berikut.
ko-konselor
memandu
mereka
Johnson
konselor
sebagai
tahuan
efektif
melalui
dalarfi
sebagai
Konselordan
apabila
menurut
k a i
adalah
Konselor.
hal
i
i i n
-
endala
nd
ke
berben
·
keg atan
kegiatan
ala
rs
te
ebut
PSIKOLOGIKANomor6Tahunlll 1998
-
Slatus
P• • lgkatan Kepercayaan Dtr1 Remaje Melalui Konsellng Kalompok
tentunya perlu diantisipasi dan dicari alter·
Data �ang dianalisis terdiri dari data hasil
natif so1usinya.
pengukuran skala kepercayaan diri, skala konsep diri, skala harga diri, lembar ca ta tan
Untuk mengantisipa'Si minimnya konselor
rating observer
kek>mpok yang berpengalaman dan terlatih
harian subjek, serta hasil
maka perlu diselenggarakan pendidikan
selama sesi konseling kelompok.
konselor kelompok, dan
Hasil analisis individual terhadap per
tentu saja faktor supervisi yang baik serta
ubahan sekor serta status kepercayaan diri
kesempatan
maskg-masing subjek terdapat pada label 2.
dan
latihan bagi
berlatih
menjadi
konselor
Tabel 2 menunjukkan bahwa peruba.han
kelompok merupakan faktor yang perlu dl
untuk mengatasi
sekor dan status kepercayaan diri masing
kendala kedua yaitu komitmen subjek (ang
masing subjek berbeda. Hal ini dapat dite
gota konseling kelompok) maka perenca
lusur dari hasil catatan harian subjek serta
naan konsellng kelompok perlu memper
hasil rating observer selama sesi konseling
hatikan waktu
agenda
kelompok menunjukkan bahwa subjek yang
misalnya pelaksanaan
lebih aktif terlibat selama proses konseling
perhatikan.
Sedangkan
pelaksanaan dan
kegiatan subjek, konseling
kelompok
kelompok mengalami kemajuan yang lebih
dapat dilakukan se
tinggi daripada
lama liburan sekolah.
Selain
subjek yang
kurang aktif.
itu juga dapat disimpulkan bahwa
subjek yang aktif mencobakan hasil belajar HASIL ANAUSIS DATA INDIVIDUAL DAN
dari konseling kelompok ke dalam situasi
PEMBAHASAN
nyata (kehidupan sehari-hari) serta ada �
mauan untuk melakukan evaluasi dan berta Analisis individual dilakukan terhadap
tih mengalami kemajuan yang lebih berarti subjek kelompok eksperimen (11
orang). daripada subjek yang kurang aktif menco-
1
Taber 2.
Peningkatan Kepercayaan Diri Masing-masing Subjek Kelompok
Sebelum
Segera set�h
Satu bulan setelah
Periakuan
pertakuan
per1akuan
r,ga
bulan setelah
Subjek pertakuan
No. Sektor
1
77
2 ·
66
3
60
4
73
·5
85
Status
Sektor
Status
Sektor
sedang
92
cukup
93
kurang
84
sedang
84
kurang
122
bruk
120
Status
Sektor
Status
cukup
89
sedang
cukup
80
sedang
baik
111
cukup
kurang
84
sedang
88
sedang
93
cukup
sedang
92
cukup
95
cukup
99
cukup
sedang
113
baik
109
baik
109
baik
120
baik
120
ba1k
122
bruk
baik
112
baik
112
bruk
6
85
7
70
8
75
sedang
111
9
63
kurang
108
cukup
110
baik
110
bruk
10
84
sedang
106
cukup
105
cukup
106
cukup
11
72
kurang
92
cukup
95
cukup
93
cukup
kurang
PSIKOLOGIKANomor6Tahui llt 1998
75
bakan hal tersebut. Subjek yang lebih aktif
4.
merasakan bahwa konseling dapat 'meru
Peningkatan kepercayaan diri subjek selain tampak dalam sekor skala keper
pakan sarana untuk berlatih dalam suasana
cayaan diri, juga tampak dalam perila
aman dan demokratis. Meskipun hat itu ka
kunya menurut pengamatan observer.
dang·kadang berbeda dengan situasi nyata
5.
namun dengan proses berlatih, mencoba,
Peningkatan
status
kepercayaan
diri
masing-masing subjek tidak sama. Hal
melakukan evaluasi dan berlatih lagi maka
ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan
timbul keberanian subjek unluk menghadapi
keaktifan masing-masing subjek dalam
situasi nyata dengan cara pandang yang
proses
lebih positif.
yang lebih aktif memperoleh kemajuan
konseling
kelompok.
Subjek
yang febih baik daripada subjek yang kurang aktif. PENUTUP
6.
Peran kelompok teman sebaya mela1ui
Berdasarkan kesimpulan hasil analisis
konseling kelompok sangat besar bagi
data kelompok dan data individual serta
peningkatan kepercayaan diri remaja.
pembahasan maka dapat dikemukakan ke- Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian simpulan hasil penelitian ini sebagai berikut: yang telah dikemukakan di alas maka da 1.
Konseling kelompok (KK) efektif untuk
pat diajukan beberapa saran sebagai beri
meningkatkan
ku1:
kepercayaan diri,
susnya bagi remaja yang
khu
mengalami
hambatan kepercayaan diri. Pengaruh
1.
Kepada pemerhatl masalah rema)a
KK terhadap peningkatan kepercayaan Konseling kelompok tel ah terbukti efektif diri dapat bertahan sampai 3 bu Ian sete untuk meningkatkan kepercayaan diri bagi lah konseling kelompok berakhir. Keper remaja yang mengalami hambatan keper cayaan diri setelah mengikuti KK lebih cayaan diri. Oleh karena itu konseling ke tinggi daripada sebelum mengikuti KK. · lompok perlu diberikan kepada remaja khu 2.
KK efektif untuk meningkatkan konsep
susnya yang menga1ami hambatan keper
diri khususnya bagi remaja yang meng
cayaan
alami hambatan kepercayaan diri. Pe
kelompok dapat dilakukan dalam lembaga
diri.
Penyelenggaraan
konseling
ngaruh KK terhadap peningkatan konsep
pendidikan, sosial dan kemasyarakatan de
diri dapat bertahan sampai 3 bulan se
ngan memperhatikan kriteria atau persya
telah KK berakhir. Konsep diri setelah
ratan pelaksanaan konseling kelompok.
mengikuti KK lebih baik (tinggi) daripada sebelum mengikuti KK.
Konseling ketompok sebenamya meru pakan
mikrokosmik sosial
atau
miniatur
kehidupan sosial yang nyata. Oengan de· 3.
KK efektif untuk meningkatkan
mikian
apa
yang
telah
diperoleh
dalam
konseling kelompok akan terasa hasilnya
alami hambatan kepercayaan diri. Pe
untuk perubahan
ngaruh KK terhadap peningkatan harga
individu tersebut aktif mencobakan dalam
diri
dapal
kehidupan nyata. Dalam penelitian ini telah terbukti bahwa subjek yang aktif menco
KK
lebih
sampai
apabila
3 bulan
mengikuti
bertahan
positif individu
setelah KK berakhir. Harga diri setelah tinggi
sebelum mengikuti KK.
76
harga
diri khususnya bagi remaja yang meng
daripada
bakan pengataman yang telah diperoleh
dalam
konseling kelompok ke dalam
ke·
PSIKOLOGIKANomor6Tahunlll 1998
Pawigkatan Kepercayaan Oiri Remap Melalul Konselng Kelompok
hidupan nyata temyata memperoleh banyak
lain itu pelaksanaannya perlu mempertim
kemajuan.
bangkan agenda kegiatan subjek. •
2.
Kepada penelttl selanjutnya DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini mengungkap dua variabel utama, yaitu variabel bebas konseling ke lompok
dan
variabel
Afiatin, T. 1993. Pertimbangan Konsep dan
keper
Metodologi dalam Evaluasi Psikoterapi
cayaandiri. Pada variabel kepercayaan diri,
Kelompok. Maka/ah. Disusun untuk Me
beberapa
menuhi
penelitian
tergantung
lain,
misalnya pene
Tugas
Mata
litian lnstone, dkk. (1983); Syamsiah (1994)
Klinis
Program
dan Thaibsyah (1991) memperhatikan va
Tidak diterbitkan.
Kuliah
Penilaian
Pascasarjana
UGM.
riabel jenis kelamin sebagai prediktor ke percayaan diri, namun hasil yang diperoleh berbeda-beda.
Sebagian
hasil
penelitian
menunjukkan ada perbedaan kepercayaan diri antara pria dan wanita, sebagian yang lain
menunjukkan
tidak
ada
perbedaan.
Dengan demikian perlu kiranya diteliti lebih tanjut apakah ada perbedaan peningkatan kepercayaan
diri
antara
remaja
pria
.
--;
Purnamaningsih,
E.H.;
dan
Sofiati,
U.M., 1994. Analisis Kebutuhan T entang Permasalahan
Remaja
Pemecahannya.
dan
Laporan
Alternatif
Penelitian.
Tldak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Aziez, A. 1994. Harga Diri Sebagai Prediktor
dan Tingkat Konformitas Remaja terhadap
remaja
wanita
yang
mengikuti
konseling Kelompok Sebaya Sripsi. Yogyakarta:
kelompok. Fakultas Psikologi UGM. Mengingat bahwa konseling kelompok merupakan proses interaksi antar individu
Ya.5i!Q mengandung fungsi terapi maka ke
Branden, N. 1973. T he Psychology of Sell
Esteem New York: Bantan Book
Inc.
mungkinan konseling kelompok juga efektif untuk memberikan intervensi masalah-ma salah remaja yang lain, misalnya: kecende rungan
agresivitas,
strategi
pemecahan
Cohen, S.
& Syme, S.L. 1985. Social Sup
port and Health. Press,
Tokyo:
Academic
Inc.
masalah yang efektif, dan lain-lain. Kiranya Coleman, J.C.
1980.
The Nature of Ado
hal inipun perlu diteuti lebih lanjut.
lescence. London: Methuen. Pada penelitian ini pengukuran keper cayaan diri pad a periode tindak Ianjut tidak dilakukan dengan mengamati kinerja subfek,
tetapi diberikan skala. Kiranya akan lebih
Dixon, O.N. and Glover, J.A.
1984. Coun
seling: A Problem Solving Approach. New York: John Wiley & Sons.
baik apabila pengukuran tindak lanjut selain memberikan tauan
diri
skala juga
(self-report)
dengan
dan
peman
pengamatan
Douglas, T . 1993. A Theory of Group Work
Practice. London: The Macmillan Press, Ltd.
kinerja subjek oleh observer. Berdasarkan pengalaman peneliti, ka rena konseling
kelompok ini
memerlukan
jumlah pertemuan beberapa kali serta wak
tu yang relatif lama, maka pertu penekanan kontrak persetujuan terhadap subjek. Se-
PSIKOLOGIKA Nomor6Tahun 1111998
Egan, G. 1990. The Skilled Helper. A Sys
tematic Approach t o Effective Helping Pacific Grove, Califomia: Brooks/Cole
Publishing Company.
77
T na Afiatin dan Sri MIJyanl Martanlah
Fuhrmann, B.S. 1990. Adolescence, Ado
lescent. Secorid Edition. Glenview Illi
Lauster, P . 1978. The Personality Test(2nd. Ed.). London:
Pan Books,
Ltd.
nois: A Division of Scott, Foresman and Maslow, A.H. 1970. Motivation and Person
Company.
ality. Second Edition. New York: Harper Gazda,
G.M.
1984.
Group Counseling: A
and Row Publisher.
Developmental Approach. Boston: Allyn Murdoko,
& Bacon,. Inc.
E.W.H
1994.
Konsep
Diri
dan
Komunikasi Interpersonal pada Ramaja. Guilford, J.P. 1959. Personality. New York: McGraw-Hill Book Company,
Hambly,
K.
Bagaimana Meningkat
1992.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Inc.
Natawidjaja, A.
1987. Pendekatan-pende
kan Rasa Percaya Din'. (Alih Bahasa:
katan Da/am
Budiyanta).
Bandung: CV Oiponegoro.
Jakarta: Arcan.
Penyuluhan Kelompok.
Hendrojuwono, W. 1 99 1 . Meningkatkan Ke
Omizo, M.M. and Omizo, S.A. 1988. Group
tahanan Ego dan Kontrol Ego Remaja
Conselings Effects on Self Concept and
Melalui
'Eksperlentiat
Leammq",
Ma
Social Behavior Among Children With
ka/ah, disajikan pada Pertemuan llmiah
Learning
Kongres ISPSI ke-5 di Semarang, De
manistics Education and Development,
sember 1991.
26, 109-117.
Disabilities.
Journal of Hu
1973. Adolescent Develop
Prawitasari, J.E. 1991. Pendekatan Kelom
ment. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha,
pok Dalam Konseling dan Psikoterapi.
Ltd.
Malang:
Hurlock,
E.B.
lnstone, D.; Major. D, and Bucher, 8.0. 1983. Gender,
Self Confidence,
and
Social
!KIP Malang.
Purnamaningsih,
E.H.
& Afiatin,
T .
1995.
Validitas Ekstemal Skala Kepercayaan
Influence Strategies: An Organizational
Diri.
Simulation. Journal o( Personality and
Fakultas psikologi UGM.
Laporan
Penelitian.
Yogyakarta:
Social Psychology. Raharjo, Johnson, O.W. and Johnson, F.P. 1991. Join
M.D.L
1991.
Penyingkapan
Diri
Hubungan Dengan
Antara
Kesepian
ing Together: Group Theory and Group
pada
Skills. Fourth Edition. Englewood Cliffs:
1idak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas
Prentice-Hall, Inc.
Psikologi UGM.
Jupp, J.J. & Griffiths, M.D. 1990. Self�Con cept Changes in Shy, Socially Isolated Adolescence
Following
Social
Aakhmat,
Remaja
J.
1986.
Di
Yogyakarta.
Skripsi.
Psikologi Komunikasi.
Bandung: Aemaja Karya.
Skills
Training Emphasising Role Plays. Aus
tralian Psychologist, Vol. 25. 165-177.
Rose,
S.D.
1989.
Working With Adults in
Group: lntegreting Cognitive-Behavioral and Small Group Strategies. San Fran·
Kemp,
C.G.
1970.
Counselmg.
Foundations of Group
New York:
Book Company.
Cisco: Josey-Boss Pubhshers.
McGraw-Hill Russell, 0. 1986. Causal Attributions, Causal Dimensions, and Affective Reactions to
78
PSIKOLOGIKA Nomor 6 T ahun Ill 1998
Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Me!alui Konseting Kelompok
Success and Failure. Journal of Person
Thaibsyah,
ality and Social Psychology, 50, 1174-
1185.
Latihan -
1981. Konseling Kelompok.
pulan Naskah
Penataran
Kum
1991.
Bela
Diri
Pengaruh Katedo
Sistem
lndpnesia
Tefhadap Aasa Percaya Diri Pada Siswa Bela
Sukiat,
M.I.
Diri
Katedo
Indonesia.
Skripsi.
Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas
Bimbingan
Psikologi UGM.
dan Konseling untuk Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi se-lndonesia. Depar
Walgito, B. 1993. Pe ran Orang" Tua dalam
teman Pendidikan dan Kebudayaan.
Pembentukan Kepercayaan Dirl Suatu Pendekatan
Syamsiah,
S.
1994. Pengaruh Keikutser
taan Dalam
Program Pengembangan
Pribadi Terhadap
Rasa
Percaya
Diri
Pada Siswa Sekolah Pengembangan Pribadi John Robert Powers Jakarta.
Psikologi
Humanist1k. •
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam
llmu
Psikologi
Psikologi
pada
Fakultas
Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta, 4 September 1993. Tidak Diterbitkan.
Skripsi. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM .
••• '
-·
PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tahun tit 1998
79