perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN GERAK DASAR PASSING BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 BOBOTSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Skripsi
OLEH
SUNDARI NIM X4711205
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN GERAK DASAR PASSING BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 BOBOTSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: SUNDARI NIM X4711205
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JUNI 2012 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama
: Sundari
NIM
: X4711205
Jurusan/Program Studi
: JPOK/Penjaskesrek
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN GERAK DASAR PASSING BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BOBOTSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan,
Sundari
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Pembimbing I
Juli 2012
Pembimbing II
Drs. Waluyo, M.Or NIP 19660307 199403 1 002
Slamet Widodo, S.Pd. M.Or. NIP 19711228 200312 1 001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi:
Pada hari
: Selasa
Tanggal
: 31 Juli 2012
( Tanda Tangan)
Ketua
: Sri Santoso Sabarini, S.Pd.M.Or
Sekretaris
: Drs. Sugiyoto, M.Pd.
Anggota I
: Drs. Waluyo, M.Or.
____________________
____________________
____________________
Anggota II : Slamet Widodo, S.Pd.Mor.
____________________
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 19600727 198702 1 001 commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Sundari. PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN GERAK DASAR PASSING BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 BOBOTSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan penguasaan gerak dasar passing bawah bola voli melalui pembelajaran menggunakan bola plastik pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data melalui tes dan pengukuran keterampilan gerak dasar passing bawah dan observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan,observasi, dan refleksi. Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa modifikasi alat berupa bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012. Hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II, pada kondisi awal yang termasuk kategori baik (tuntas) sebanyak 5 siswa (16%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 15 siswa (47%) dan kategori kurang (belum tuntas) sebanyak 12 siswa (38%). Pada siklus I yang termasuk dalam kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 3 siswa (9%), kategori baik (tuntas) sebanyak 7 siswa (22%), kategoricukup cukup (tuntas) sebanyak 13 siswa (41%), dan kategori kurang (belum tuntas) sebanyak 9 siswa (28%). Pada siklus II yang masuk dalam kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 4 siswa (13%), kategori baik (tuntas) sebanyak 8 siswa (25%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 17 siswa (50%), kategori kurang (belum tuntas) sebanyak 3 siswa (9%). Simpulan dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah bahwa dari siswa yang berjumlah 32 anak pada kondisi pratindakan yang dapat tuntas dalam belajar hanya sebanyak 20 siswa atau 63%. Pada tindakan siklus I siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 23 siswa atau 28%. Pada tindakan siklus II siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 29 siswa atau 91%. Kata Kunci: gerak dasar, passing bawah, bola plastic, siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, kecuali mereka sendiri yang mengubah keadaannya (Surat Ar-Rad:11) Insan yang beriman tidak akan kehilangan keberhasilan, walaupun untuk menggapai perlu waktu yang cukup (Ali Bin Abi Tholib)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk: “Alip (Alm) dan Martinah” Terima kasih kuucapkan atas perjuanganmu, doamu yang tiada pernah putus dan kerja keras tiada henti, banyak pengorbanan yang telah kau lakukan sehingga aku seperti sekarang ini.
“Imam Steiyur Hufroni” Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan semangat dan selalu ada disampingku baik di saat kutegar maupun saat kujatuh dan terluka
“Faizal FN, Fauzan FN, Ibnu FT, Aflakha DK, Syakila FM” Engkaulah yang membuat aku bersemangat dan memacu untuk selalu berusaha dan berlari mengejar dan mengantar kalian ke gerbang kebahagiaan.
“Teman dan Handai taulan” Terima kasih dukungannya semoga bantuannya dicatat sebagai amal ibadah
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga dapat terselesaikan penyusunan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kendala, tetapi dengan bantuan berbagai pihak yang telah membantu baik secara fisik, psikis, maupun finansial maka kendala tersebut dapat diatasi bahkan menjadi kekuatan. Pada kesempatan yang baik ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Mulyono, MM, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. H. Sunardi, M.Kes, Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Waluyo, M.Or, pembimbing I dan Slamet Widodo, S.Pd.M.Or, pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.. 5. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada peneliti. 6. Bapak Tri Mei Irianto, S.Pd. Kepala SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari, yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 7. Bapak Khadiyono, selaku kolaborator yang telah banyak memberikan masukan. 8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Peneliti menyadari benar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena memang keterbatasan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu tegur sapa dari pembaca sangat peneliti harapkan sebagai bahan perbaikan pada kesempatan mendatang. commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Surakarta, Peneliti,
commit to user x
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI JUDUL ……………………………………………………………………..
i
PENGAJUAN …………………………………………………………….. .
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …………………………………
iii
PERSETUJUAN ……………………………………………………………
iv
PENGESAHAN ……………………………………………………………
v
ABSTRAK …………………………………………………………………
vi
MOTTO ……………………………………………………………………
vii
PERSEMBAHAN ………………………………………………………….
viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… .
xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..
xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………….....
1
B. Rumusan Masalah ………………………………………….
3
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………
3
D. Manfaat Penelitian ………………………………………….
4
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ……….. .........................................................
5
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan……………
5
2. Pembelajaran……………………………………………..
7
3. Gerak Dasar ……………………………………………..
13
4. Permainan Bola Voli ……………………………………
14
5. Media Pembelajaran …………………………………….
16
6. Modifikasi Sarana Dalam Pembelajaran Penjasorkes …… commit to user
19
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Berpikir ..................................................................
21
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………
23
1. Tempat Penelitian ………………………………………..
23
2. Waktu Penelitian …………………………………………
23
3. Siklus PTK ……………………………………………….
24
Subyek Penelitian …………………………………………..
24
C. Data dan Sumber Data ………………………………………
24
D. Pengumpulan Data ………………………………………….
24
E.
Uji Validitas Data……………………………………………
25
F. Analisis Data ……………………………………………….
26
G.
Indikator Kinerja Penelitian…………………………………
26
H.
Prosedur Penelitian …………………………………………
26
1. Rancangan Siklus I ……………………………………….
29
2. Rancangan Siklus II ………………………………………
30
B.
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan…………………………………………
31
B. Deskripsi Hasil Tindakan………………………………………
32
1. Kondisi Awal Kemampuan Gerak Dasar Passing Bawah Dan Ketuntasan Hasil Belajar ……………………………
32
2. Pelaksanaan Tindakan I ………………………………….
33
3. Deskripsi Tindakan II …………………………………….
41
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus…………………….
47
1. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar……………….
48
2. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I Ke Siklus II …………………………………………….. commit to user xii
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II………………………………………….
50
D. Pembahasan……………………………………………………
51
1. Prosentase Peningkatan Hasil Belajar Pada Kondisi Awal …………………………………………………….
51
2. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I ………………………………………………….
52
3. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II …………………………………………………
53
4. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II …………………..
54
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan …………………………………………………..
56
B. Implikasi ……………………………………………………
56
C. Saran ……………………………………………………….
57
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
58
LAMPIRAN ……………………………………………………………….
59
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Gambar
halaman
1
Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan……………….
23
2
Teknik dan Alat Pengumpulan Data …………………….....
25
3
Rencana Presentase Target Pencapaian Siklus ……………..
30
4
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Passing Bawah Kondisi Awal ………………………………………………………..
32
5
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Passing Bawah Siklus I……
38
6
Peningkatan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Passing Bawah Dari Kondisi Awal Ke Siklus I ……………………………..
38
7
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Passing Bawah Siklus II……
45
8
Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Passing Bawah Dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II..
9
Peningkatan Nilai Hasil Belajar Passing Bawah Dari Kondisi Awal Ke Siklus II ……………………………………………
10
48
Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I Ke ke Siklus II ………………………………………………….
12
46
Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal ke Siklus I ……………...
11
45
49
Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal I ke Siklus II …………………………………………
50
13
Prosentase Kondisi Awal Hasil Belajar…………………….
51
14
Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari Tahun Pelajaran
15.
2011/2012 Pada Siklus I ……………………………………
52
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II …………….
53
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar
halaman
1
Sikap passing bawah ………………………………….
16
2
Alur Kerangka Berpikir ……………………………….
22
3
Desain PTK dalam Penjas dan Kepelatihan Olahraga..
27
4
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I ……………………………………..
5
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Siklus I Ke Siklus II ………………………………………………..
6
48
49
Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Ke Siklus II …………………………………………………..
50
7
Prosentase Hasil Belajar Kondisi Awal ………………..
52
8
Prosentase Hasil Belajar Siklus I ………………………
53
9
Prosentase Hasil Belajar Siklus II ……………………..
54
10
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal Ke Siklus I dan ke Siklus II …………………………….
commit to user xv
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Gambar
halaman
1
Silabus Pembelajaran Kelas V ……………………………….
59
2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I………………..
60
3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……………….
69
4
Hasil Belajar Kognitif Passing Bawah Kondisi Awal ……….
79
5
Hasil Belajar Afektif Passing Bawah Kondisi Awal ……….
80
6
Hasil Belajar Psikomotor Passing Bawah Kondisi Awal …….
81
7
Rekapitulasi Hasil Belajar Passing Bawah Kondisi Awal……
82
8
Hasil Belajar Kognitif Passing Bawah Siklus I ………………
83
9
Hasil Belajar Afektif Passing Bawah Siklus I ……………….
84
10
Hasil Belajar Psikomotor Passing Bawah Siklus I……. …….
85
11
Rekapitulasi Hasil Belajar Passing Bawah Siklus I………….
86
12
Hasil Belajar Kognitif Passing Bawah Siklus II ………………
87
13
Hasil Belajar Afektif Passing Bawah Siklus II ……………….
88
14
Hasil Belajar Psikomotor Passing Bawah Siklus II……. …….
89
15
Rekapitulasi Hasil Belajar Passing Bawah Siklus II………….
90
16
Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal ke Siklus I…..
91
17
Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II………….
92
18
Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II…..
93
19
Foto-foto Dokumen Penelitian ……………………………….
94
20
Surat Keterangan ……………………………………………..
99
21
Surat Ijin PKM Mahasiswa PPKHB …………………………
100
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah berkembang dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, ini terbukti adanya lapangan bola voli yang terdapat hampir di setiap desa dan sudah barang tentu setiap sekolah dari tingkat Sekolah Dasar hingga SMA/SMK. Banyak orang suka mempelajari permainan bola voli karena alatnya yang mudah diperoleh karena murah, teknik gerakan yang tidak terlalu sulit, peraturan permainan yang mudah dipahami, tidak perlu tempat yang luas, dan jumlah pemain yang relatif sedikit (6 orang tiap regu). Secara umum permainan bola voli tidak banyak mengandung resiko cidera bagi para pemainnya, karena kedua regu dibatasi oleh jaring/net sehingga pemain tidak akan terjadi kontak langsung dengan pemain lawan di lapangan. Sebagaimana cabang olahraga yang lain, permainan bola voli juga mengandung nilai pendidikan, maka permainan bola voli diberikan dalam lingkungan pendidikan dalam bentuk proses pembelajaran. Untuk memperkenalkan permainan bola voli di Sekolah Dasar sebenarnya tidak begitu sulit, karena pada umumnya setidaknya di desanya sering melihat orang dewasa sedang latihan bola voli sehingga permainan bola voli tidak begitu asing bagi siswa SD. Namun karena siswa SD adalah berusia antara 7 – 12 tahun sehingga masih baru dalam tahap mengenalkan gerak dasarnya dulu. Untuk mencapai peningkatan keterampilan siswa sesuai harapan, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, tetapi secara umum di Sekolah Dasar belum dapat memenuhi perlengkapan yang ideal atau setidaknya sebanding dengan jumlah siswa, maka seorang guru harus pandai mencari atau membuat alternatif alat atau media untuk memenuhi kesebandingan antara alat/media dengan jumlah siswa. Media pembelajaran merupakan salah satu bagian yang penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, tepat dan tidaknya media pembelajaran sangat mempengaruhi optimal dan tidak optimalnya ketercapaian tujuan commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
pembelajaran. Penggunaan media yang tepat dapat memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi tujuan pembelajarannya. Begitu pula sebaliknya, penggunaan media yang tidak tepat akan menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajarannya. Hal ini pula yang terjadi pada pembelajaran passing bawah dalam permainan bola voli di SD Negeri 1 Bobotsari. Kenyataannya di sekolah, media bola voli hanya memiliki 2 buah bola voli nomor 4, sementara jumlah siswa setiap kelasnya antara 24 siswa sampai 32 siswa, jadi jumlah bola voli dengan jumlah siswa tidak sebanding. Dari situasi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada materi passing bawah bola voli menjadi tidak efektif sehingga akan mengakibatkan target kurikulum menjadi rendah. Kondisi semacam ini sudah cukup lama sampai saat sekarang ini sekolah belum dapat memenuhi sarana berupa bola voli dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah siswa. Dari pemikiran tersebut di atas maka perlu untuk mencari solusi agar dapat mengatasi masalah yang ada dan terjangkau oleh sekolah, maka perlu adanya media alternatif atau modifikasi media sebagai pengganti bola voli, yaitu bola plastik yang besarnya hampir sama dengan bola voli nomor 4. Kemampuan atau keterampilan passing bawah bola voli bagi siswa SD masih sangat kurang terutama siswa perempuan masih nampak canggung menghadapi bola voli, yaitu bila diberi bola yang dilambungkan kearahnya, pandangan atau wajahnya agak menghindar tidak dihadapi secara tegas datangnya bola, jadi masih ada rasa takut dengan bola. Untuk mengatasi ketidakberanian siswa terhadap bola voli, maka dalam kegiatan penelitian ini peneliti mencoba menggunakan media bola plastik yang besarnya sama dengan bola voli nomor 4 dan disamping bolanya ringan juga dapat diusahakan dengan jumlah yang sebanding dengan jumlah siswa karena harganya jauh lebih murah dari pada bola voli. Dari hasil penilaian sebelum diberi perlakuan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Bobotsari pada materi latihan gerak dasar passing bawah bola voli hasilnya kurang memuaskan, yaitu dari 32 siswa, yang nilainya melampaui KKM sejumlah 23 siswa atau 71,88%, dan 9 siswa atau 28,12% mendapat nilai di bawah KKM. KKM yang telah ditentukan untuk siswa kelas VAto SD commit userNegeri 1 Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 adalah harus 66. Modifikasi bola voli yang diganti dengan bola plastik ini sengaja penulis ajukan sebagai bahan penelitian agar guru tidak hanya terpaku pada media yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
sesungguhnya yaitu bola voli dalam menyampaikan pelajaran pada materi gerak dasar passing bawah bola voli, karena hampir tiap sekolah memiliki bola voli tidak sebanding dengan jumlah siswa yang diajar. Oleh karenanya penggunaan bola harus banyak agar siswa tidak terlalu lama untuk menunggu giliran, sehingga diharapkan proses pembelajaran akan berjalan dengan efektif dan dapat meningkatkan keterampilan dan dalam segi perolehan nilai serta perubahan sikap sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada materi passing bawah. Masalah yang ditimbulkan datang dari guru yang mengajar berupa pelaksanaan proses belajar dilaksanakan secara monoton dan tidak mengembangkan media alternatif
maupun media lain, sedangkan dari siswa adalah kekurangaktifan dan
antusiasme yang nampak lesu dan kurang bergairah karena terlalu lama menunggu giliran sehingga menciptakan kondisi yang tidak menyenangkan dan membosankan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Penguasaan Gerak Dasar Passing Bawah Permainan Bola Voli Melalui Pembelajaran Menggunakan Media Bola Plastik Pada Siswa Kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Bagaimanakah penggunaan media bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar bola voli pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 ?.
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang timbul sebagaimana dijelaskan di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli melalui pembelajaran menggunakan media bola plastik pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Tahun Pelajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan membawa manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru penjasorkes SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari a. Untuk menambah pengalaman dan meningkatkan daya kreasi guru disekolah dalam memilih dan mengembangkan media dan memodifikasi alat bantu pembelajaran. b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif pembelajaran yang akan dilakukan. c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara professional, terutama dalam mengembangkan media dan alat pembelajaran yang dimodifikasi. 2. Bagi Siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari a. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dan pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Siswa lebih berminat dan berani untuk belajar gerak dasar passing bawah bola voli. 3.
Bagi SDN 1 Bobotsari Sebagai bahan masukan/saran untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil belajar siswa ataupun mutu lulusan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka
1.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan a. Pengertian Ruang lingkup Penjasorkes pada umumnya terletak pada pendidikan yang bertujuan untuk menggerakan dan mengembangkan aspek psikomotor pada siswa, dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru penjasorkes. Pada dasarnya pengertian penjasorkes sendiri merupakan terjemahan dari physical education yang digunakan di Amerika. Sedangkan makna dari penjasorkes sendiri adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi arti pendidikan disini adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian penjasorkes adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusn secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Selanjutnya beberapa pengertian tentang penjasorkes sendiri yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli ternyata belum ada kesepakatan rumusan yang sama. Meskipun demikian, dari rumusan-rumusan mengenai penjasorkes terdapat beberapa kesamaan komponen yang terlibat, dan menjadi dasar serta tujuan pelaksanaan penjasorkes. Berikut pengertian penjas menurut Adang Suherman (2000 : 22) dalam Murdo Wahono. Bahwa: ”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern, pandangan tradisional manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat di pilah–pilah yaitu jasmani dan rohani (dikotomi). Oleh karena itu, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa. Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus commit to user merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani”. 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Selanjutnya pengertian penjasorkes menurut Syarifuddin dan muhadi (1992 : 04).Bahwa : ”Tujuan umum penjasorkes di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat, memacu aktivitas sistem peredaran darah, pencernanaan, pernapasan, dan persyarafan. Penjasorkes dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan pengetahuan penjasorkes, menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani”. Oleh karena itu apabila pembelajaran penjasorkes yang dilaksanakan di sekolah dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang mengarah kepada usaha-usaha keras berguna untuk meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungannya dan dijelaskan bahwa materi yang disajikan dalam pembelajaran penjasorkes harus menunjang tujuan dalam pengajaran penjasorkes itu sendiri. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjasorkes adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha pendewasaan sikap seseorang, melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang dalam hal ini proses atau aktivitas gerak jasmani itu sendiri.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Tujuan penjasorkesharus berorientasi pada setiap siswa .pendekatn pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam pengajaran atau plajaran pendidikan jasmani.Karena pendekatan ini dapat meningkatkan partisipasi maksimum,memberikan keleluasasn gerak
yang
memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan. Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2000 : 23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori,yaitu : commit to user a. perkembangan fisik.Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness). b. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
c. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani kedalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pad suatu kelompok atau masyarakat.
2.
Pembelajaran a. Definisi Pembelajaran Istilah pembelajaran berasal dari kata instruktion, menunjuk pada kegiatan, yaitu bagaimana peserta didik belajar dan peserta didik mengajar atau dapat dikatakan proses belajar mengajar. Menurut kamus besar bahasa indonesia (2003: 17) pembelajaran adalah ”proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”. Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 297) adalah sebagai berikut: ”pembelajaran adalah kegiatan secara terprogam dalam disain intruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan
pada
penyediaan
sumber
belajar”.
Selanjutnya
pengertian
pembelajaran menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007: 136) yaitu ”suatu sistem yang terdiri atas tujuan pembelajaran, kajian isi/materi ajar, strategi pemelajaran (metode, media, waktu, sistem penyampaian), serta asesmen belajar”. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri warga berguna untuk mencapai tujuan belajar. Dengan melalui kegiatan pembelajaran, pendekatan pembelajaran merupakan apek yang sangat penting dan mempunyai hubungan fungsional untuk mencapai tujuan intruksional. Untuk itu seorang guru atau pelatih harus memilih atau menentukan pendekatan pembelajaran mana yang sesuai untuk pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran secara efektif dalam kegiatan iteraksional. Pembelajaran yang tepat ditentukan berdasarkan analisis terhadap hal-hal tertentu. Dengan demikian kegiatan pembelajaran dengan sendirinyaharus memperhatikan commit to user fektor-faktor internal dan eksternal yang merupakan faktor yang penting dalam menentukan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
b. Ciri-Ciri Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk, (1998: 36) menyatakan, “Ciri-ciri pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4) suasana belajar dan (5) kondisi subyek belajar”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar, suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran dijelaskan sebagai berikut: 1) Motivasi Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan sebabsebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga commit totujuan user yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
2) Bahan Belajar Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan karakteristik siswa agar dapat diminati siswa. Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang dihadapi dalam pembelajaran. 3) Alat Bantu Belajar Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa. Apabila pengajaran disampikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 4) Suasana Belajar Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping itu juga, adanya kegairahan
dan
kegembiraan
belajar.
Suasana
belajar
mengajar
akan
berglangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 5) Kondisi Siswa yang Belajar Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan kondisi siswa yang demikian akan todapat commit user berpengaruh pada partisipasi siswa dalam proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J. Gino dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”. Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut: 1) Perhatian dan Motivasi Belajar Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan, “Perhatian siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar dengan penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan lebih terkesan lebih mendalam dan tahan lama pada ingatan”. Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan, maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan yang dimaksud motivasi menurut commit Dimyati to user dan Mudjiono (2006: 42) adalah, “Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. 2) Keaktifan Siswa Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar. Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur belajar, boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang belajar”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa. Menurut S. Nasution (1988:93) yang dikutip H.J. Gino dkk. (1998: 52) macam-macam keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral activities, listening activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities”. Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat dilakukan bermacam-macam keaktifan. 3) Keterlibatan Langsung Siswa Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organorgan siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa. Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar adalah hasil dari pengalaman yang to diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang commit user didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda antara siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan kondisi serta kemampuan setiap siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
4) Pengulangan Belajar Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan akan dikuasai dengan baik. Menurut Davies (1987: 32) yang dikutip Dimyati dan Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan Suharno HP. (1993: 22) berpendapat, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”. Mengulang materi pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. 5) Tantangan Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk (1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus mempunyai sifat merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut mengandung banyak masalah-masalah yang merangsang untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan”. Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat penting. Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang dipelajarinya, maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar yang optimal. 6) Balikan dan Penguatan Pemberian balikan padacommit umumnya memberi nilai positif dalam diri siswa, to user yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa. Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan ini sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa. 7) Perbedaan Individu Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau kecepatannya masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka guru
harus
memperhatikan
perbedaan
setiap
individu
dan
dalam
membelajarkannya harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu.
3.
Gerak Dasar a. Hakikat Gerak Dasar Pada usia sekolah dasar inilah saatnya harus ditanamkan bagaimana cara melakukan gerak dasar yang benar sangat penting. Karena pada usia sekolah dasar masa perkembangan dan pertumbuhan, sehingga kemampuan gerak dasar yang dimiliki dapat dilakukan dengan benar. Kesalahan dalam melakukan gerak dasar akan berdampak pada pola gerakan yang salah, sehingga akan berdampak pada aktivitas-aktivitas geraknya. Upaya untuk meningkatkan kualitas gerak dasar harus dilakukan latihan dengan baik dan benar. Gerak dasar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sejak kecil dari masa kanak-kanak yang berkembang seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan. Pendapat Aip commit Syarifuddin dan Muhadi (1992:24) bahwa, “Gerak to user dasar manusia adalah jalan, lari, lompat, dan lempar. Bentuk-bentuk gerakan dasar tersebut telah dimiliki oleh murid-murid sekolah dasar. Namun yang menjadi permasalahan sekarang bagaimanakah cara menanamkannya kepada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
murid-murid sekolah dasar agar bentuk-bentuk gerakan dasar yang telah dimilikinya dapat dilakukan dengan benar”. Harrow dalam Furqon (1972:52-54) mengemukakan bahwa gerak dasar adalah pola-pola gerak inheren yang didasarkan pada gerak-gerak refleks anak, yang timbul bukan hanya karena latihan, tetapi dapat diperhalus dan diperbaiki melalui latihan. b.
Jenis/Pola Gerak Dasar. Pola gerak dasar adalah bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi
menjadi tiga bentuk gerak sebagai berikut: 1) Gerak lokomotor (gerakan berpindah tempat) dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat; misalnya jalan, lari, dan loncat. 2) Gerak non-lokomotor (gerakan tidak berpindah tempat) dimana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat. 3) Manipulatif, dimana ada sesuatu yang digerakkan, misalnya melempar, menangkap, menyepak, memukul, dan gerakan lain yang berkaitan dengan lemparan dan tangkapan sesuatu
4.
Permainan Bola Voli a. Pengertian Bola Voli Bola voli merupakan permainan olahraga beregu yang berasal dari Amerika Serikat. Diciptakan oleh William C. Morgan tahun 1895. Tiap regu bola voli terdiri atas enam orang pemain. Olahraga voli masuk ke Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang. Perkembangan permainan bola voli di Indonesia cukup baik. Lapangan bola voli berbentuk empat persegi panjang berukuran 9 x 18 meter, ditengahnya dibatasi dengan jaring yang tingginya untuk putra 243 cm sedangkan untuk putri 224 cm. Ciri permainan bola voli adalah diawali dengan servis dan bola dimainkan secara langsung sebelum menyentuh lantai dengan sentuhan tidak lebih dari 3 kali sentuhan. Untuk masing-masing regu dan giliran melakukan servis sesuai urutan nomor, tetapi jelas setelah lawan melakukan kesalahan atau terjadi nola mati. Penilaian satu set permainan setelah satu regu mencapai nilai commitdimenangkan to user 25. Bila terjadi nilai 24 sama oleh kedua regu, maka dicari sampai selisih 2. Satu regu dianggap menang setelah meraih 3 set kemenangan, bila terjadi 2-2, maka set kelima hanya sampai nilai 15.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
b. Unsur-unsur Dasar Bola Voli Unsur-unsur dasar permainan bola voli adalah: 1) Pergerakan tubuh/langkah; 2) Servis; 3) Passing; 4) Spike (smash); 5) Bendungan (block).
c.
Passing Bawah Bola Voli Passing bawah adalah jenis passing yang dilakukan di mana bola diumpan
dari bawah dada. Untuk melakukan passing bawah, lakukanlah langkah-langkah sebagai berikut. 1) Sikapkan tubuh dalam posisi sikap penjagaan, kedua tangan disatukan. 2) Tubuh merendah hingga kedua tangan tidak mencapai ketinggian lutut. 3) Saat bola mengarah kita, ayunkan kedua lengan ke atas dan arahkan bola tepat ditengah-tengah antara siku dan pergelangan tangan. 4) Ayunan tangan jangan melewati batas bahu. 5) Ayunan lengan dilakukan dengan cara mengeraskan otot perut dan otot kedua lengan. Diharapkan pantulan bola akan lebih sempurna. Menurut Kurniadi D & Prapanca S (2010:78) menyatakan bahwa teknik dasar passing bawah adalah sebagai berikut:
Berdiri dengan posisi kaki dibuka selebar bahu
Kedua lutut ditekuk dan badan condong ke depan
Sentuhan bola pada pergelangan tangan dengan posisi tangan lurus
Arahkan pandangan mata ke depan
Saat memukul/menyentuhkan bola, koordinasikan antara gerakan lutut, badan, dan bahu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Gambar 1. Sikap passing bawah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan passing bawah Bebbi Oktara (2010:161) menyatakan sebagai berikut. 1) Posisi kaki saat gerakan ini berawal dari sikap penjagaan. 2) Saat mendorong bola kedua kaki diluruskan. 3) Saat mendorong bola, ayunan lengan jangan disentak. 4) Perkenaan lengan dengan bola harus tepat di tengah antara siku dan pergelangan tangan. 5) Gerakan jangan kaku, lakukan seluwes mungkin. 6) Tenaga disesuaikan pada jarak teman yang mau diberi.
5.
Media Pembelajaran a. Hakikat Media Pembelajaran Kristiyanto (2010:126) menyatakan bahwa media merupakan sarana pembelajaran yang digunakancommit untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang to user bertujuan untuk membuat tahu siswa, media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Dari pendapat di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
b. Manfaat Media Pembelajaran Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan lebih mudah, efisien, menjaga relevansi dengan tujuan belajar dan dapat membantu konsentrasi. Dengan adanya media pembelajaran sebagai media antara guru sebagai pengirim informasi dan penerima informasi harus komunikatif. Adapun manfaat menggunakan media pembelajaran adalah: 1) Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa 2) Dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. 3) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya 4) Dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realistis 5) Dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan anak untuk belajar 6) Dapat mebangkitkan keinginan dan minat guru. Dengan menggunakan media pembelajaran, horizon pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam. 7) Dapat memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh dari yang konkret sampai hal yang bersifat abstrak.
c.
Kriteria Pemilihan Media Ada banyak media pembelajaran, mulai dari yang sangat sederhana hingga
yang kompleks dan rumit, mulai dari yang hanya menggunakan indera mata hingga perpaduan lebih dari satu indera. Dari yang murah dan tidak memerlukan listrik hingga yang mahal dan sangat tergantung pada perangkat keras. Karena media merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran, maka sebagai komponen media hendaknya bagian integral dan harus sesuai commit merupakan to user dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Akhir dari pemilihan media adalah penggunaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Dalam penelitian ini telah menentukan alternatif media yang akan digunakan dalam pembelajaran, hal ini karena sudah tersedia dan mungkin dapat dibeli dengan harga terjangkau dan menurut peneliti media yang ada memang sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, dan terjangkau harganya. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh: bila tujuan atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Dalam penelitian ini tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktifitas) yaitu passing bawah bola voli maka media yang akan digunakan adalah bola plastik sebagai pengganti bola voli.
d. Media Pembelajaran Penjasorkes 1) Sarana Baku/Standar Sarana yang baku/standar pada passing bawah adalah bola voli nomor 4, peluit, lapangan beserta jaringnya. Berhubung bola voli yang standar di sekolah hanya memiliki 4 buah maka untuk proses pembelajaran sangatlah kurang atau tidak sebanding dengan jumlah siswa. 2) Sarana Modifikasi Sarana modifikasi sangat diperlukan karena pada umumnya sekolah tidak memiliki sarana dan prasarana penjas yang memadai, adapun sarana dan prasarana yang ada didesain untuk ukuran orang dewasa, sedangkan kematangan fisik siswa sekolah dasar belum selengkap orang dewasa. Sarana modifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bola plastik, yaitu bola yang ukurannya menyamai bola voli nomor 4 terbuat dari bahan plastik. Jumlah bola yang diperlukan sedikitnya 15 buah atau setiap siswa memerlukan 1 buah bola. 3) Alat bantu pembelajaran penjasorkes Yang dimaksud alat bantu dalam penelitian ini adalah benda atau materi yang dapat digunakan untuk membantu menyampaikan pesan pembelajaran dan digunakan oleh guru untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan belajar dari tugas yang diberikan. commit to user Jadi yang dimaksud alat bantu belajar adalah benda bukan manusia, dalam penelitian ini alat bantu yang digunakan adalah bola plastik, kemudian dimainkan dengan cara berhadap-hadapan tetapi dipasang jaring/net.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
6.
Modifikasi Sarana Dalam Pembelajaran Penjasorkes a.
Pengertian modifikasi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi
pembelajaran dengan cara menurunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memilki tingkat yang lebih tinggi (Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf, Adang Suherman. 2000:41). b. Prinsip Pengembangan Modifikasi Modifikasi adalah salah satu usaha para guru agar pembelajaran menceerminkan
kreatifitas,
termasuk
didalamnya
”body
scaling”
atau
penyesuaian dengan ukuran bentuk tubuh siswa yangsedang belajar. Aspek inilah yang harus dijadikan prinsip utama dalam modifikasi pembelajaran penjas, termasuk pembelajaran passing bawah bola voli. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran agar tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pelajaran. Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang: a). Tujuan b). Karakteristik materi c). Kondisi lingkungan dan d). Evaluasinya (Yoyo Bahagia et al 2000: 41)
c. Tujuan Modifikasi Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran dari mulai tujuan yang paling rendah sampai tujuan yang paling tinggi. Modifikasi tujuan materi ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan materi ke dalam tiga komponen, yakni: 1.
Tujuan Perluasan
Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan commit dan kemampuan melakukan bentuk atau wujud to user keterampilan yang dipelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi dan eefektifitas. Misalnya: siswa mengetahui dan dapat memberikan contoh tolak dalam nomor tolak peluru. Dalam contohini, tujuan pembelajaran lebih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
menekankan agar siswa dapat mengetahui esensi tolak dalam bentuk peragaan , dalam kasus ini peragaan tidak erlalu dipermasalahkan apakah tolak itu sudah dilakukan secara efektif dan efisien atau belum. Yang penting siswa siswa dapat mengetahui esensi wujud tolak dalam nomor tolak peluru pada cabang olahraga atletik. 2.
Tujuan Penghalusan
Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan
dan kemampuan melakukan gerak
secara efisien. Misalnya: siswa mengetahui dan melakukan gerak menolak dengan sudut tolakan 45°. Dalam contoh ini, tujuan tidak lagi pada level agar siswa dapat mengetahui esensi gerak menolak (misalnya: menggunakan sudut yang tepat untuk medapatkan hasil yang baik dan maksimal) melalui peragaan. 3.
Tujuan Penerapan
Tujuan penerapan maksudnya adlah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang dilkakuan melalui pengenalan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penggunaan media modifikasi piring plastik sebagai pengganti cakram pernah diteliti oleh Abdul Kadir (2008) dalam proposal penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Efektifitas Belajar Lempar Cakram Dengan Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik”. Dalam laporannya tersebut bahwa pembelajaran setelah menggunakan media modifikasi piring plastik pada pelajaran lempar cakram ternyata dapat mencapai tingkat ketuntasan 85% untuk siswa putra dan 72,5% siswa putri.
B. Kerangka Berpikir Tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling mendukung. Salah satu faktor yang memiliki peran dalam rangka mencapai tujuan adalah commitketepatan to user mengorganisir peserta didik. Guru sebagai pemegang kendali di kelas, mempunyai tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk kreatif mampu mencari model atau metode pembelajaran yang dapat membawa pengaruh besar pada pola pikir siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa, yaitu dengan menggunakan variasi metode pembelajaran, diantaranya dengan strategi pembelajaran penggunaan media plastik. Penggunaan bola plastik lebih menyenangkan bagi siswa seusia SD, karena bolanya cukup ringan dan tidak terlalu keras sehingga siswa tidak akan takut terkena bola karena tidak akan mencederai atau tidak sakit di lengan untuk passing bawah. Dengan bola plastik yang harganya rerlatif murah sehingga sekolah mampu beli dalam jumlah yang relatif banyak, setidaknya sebanding dengan jumlah siswa sehingga setiap siswa tidak terlalu lama menunggu giliran untuk latihan passing bawah secara berpasangan. Dengan waktu yang tidak terlalu lama maka siswa akan dapat berlatih dengan aktif dan dapat menggunakan waktu secara efektif. Dengan strategi ini diharapkan dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus meningkatkan efektifitas dan prestasi belajar siswa. Berdasar uraian di atas peneliti berpendapat bahwa keterkaitan siswa akan sebuah materi yang dipelajari merupakan modal awal mencapai keberhasilan. Keterkaitan tersebut akan menjadikan sebuah pemicu munculnya hasil yang baik. yaitu dengan mengarahkan siswa pada sesuatu yang baru, praktis, sesuai pada pengalaman yang nyata. Apabila dalam diri siswa sudah tertanam motivasi yang besar, maka dengan sendirinya siswa tersebut akan mudah dan penuh sadar melakukan sesuatu guna mencapai hasil yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil memuaskan, guru dituntut menyajikan materi dan mengelola siswa dalam PBM senantiasa menyenangkan dan tidak membosankan dengan media dan model pembelajran yang variatif. Penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan modifikasi akan menjadi solusi terbaik bagi guru agar tercipta PBM yang diinginkan. Secara skematis, kerangka berfikir dapat ditunjukkan dibawah ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam PBM
a. Siswa kurang aktif dan cepat bosan dengan pelajaran penjas. b. Perhatian dan motivasi siswa sangat rendah c. Hasil belajar siswa pada materi passing bawah rendah
Menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan media bola plastik
Siklus I: guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan passing bawah bola voli, melalui pembelajaran dengan media bola plastik
Melalui penggunaan media bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah pada siswa
Siklus II: upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan keterampilan passing bawah bola voli, melalui pendekatan model pembelajaran dengan media bola plastik.
Gambar 2. Alur kerangka berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SD Negeri 1 Bobotsari, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga.
2.
Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai bulan Agustus 2012. Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitian No 1.
Tahun 2012
Rencana Kegiatan
Apr
Persiapan a. Koordinasi peneliti dengan Kepala Sekolah b. Diskusi
dengan
sejawat
dan
kolaborator c. Penyusunan Proposal d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen (lembar observasi) e. Simulasi pelaksanaan rindakan 2.
Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I b. Siklus II
3.
Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis Data b. Penyusunan Laporan Skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan
commit to user dan Pengumpulan
Laporan 23
Mei
Jun
Jul
Ags
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 3.
Siklus PTK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dalam dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar passing bawah dalam mata pelajaran penjasorkes dengan penggunaan media/alat bantu belajar yang dimodifikasi (bola plastik)
B. Subyek Penelitian Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari, Kecamatan Bobotsari semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
C. Data dan Sumber Data Data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: 1.
Data Primer Berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran passing bawah bola voli
2.
Data Sekunder Berupa RPP, silabus dan dokumen kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari
Sumber data dalam penelitian ini adalah: 1.
Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran passing bawah bola voli.
2.
Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan media bantu pembelajaran dalam pembelajaran passing bawah bola voli.
D. Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data penelitian, dilakukan dengan cara menentukan sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrument yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data Sumber
No 1.
Data Siswa
Jenis Data
Teknik Pengumpulan
Hasil keterampilan pas- Tes praktik
Instrumen Lembar tugas
sing bawah 2.
Guru
Kemampuan melakukan
Praktik rangkaian pengamatan
dan Melalui
lembar
observasi
gerakan kete-rampilan passing bawah
E. Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur) dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes. Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian, jadi validitas memegang peranan penting dalam pembuatan simpulan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini untuk menguji validitas data menggunakan teknik trianggulasi data yang diperoleh melalui: 1.
Analisis Dilakukan terhadap hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan dalam penelitian
2.
Observasi Untuk mendapatkan data kejadian-kejadian yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung.
3.
Guru Pamong Untuk mendapatkan data kejadian-kejadian yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 F. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif statistik dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Adapun data tersebut untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran passing bawah menggunakan media bantu bola plastik dan tali rafia, yang diperoleh melalui pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi oleh kolaborator. Hasil pengamatan dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi ajar adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi. Dengan kriteria siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika menguasai materi 70% ke atas atau mendapat nilai 67. Untuk mengukur keberhasilan tindakan dalam penelitian maka ditentukan kriteria keberhasilan. Penelitian dinyatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM)
H. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini direncanakan dua siklus, apabila belum berhasil akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. Desain PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model PTK menurut Agus Kristiyanto yang menggunakan sistem spiral refleksi yang terdiri dari beberapa siklus. Dalam model Agus Kristiyanto dijelaskan bahwa di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Adapun desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Agus Kristiyanto dapat digambarkan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Gambar 3. Desain PTK dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga Sumber : Penelitian Tindakan Kelas (Agus Kristiyanto, 2010:19) Jika dicermati, model yang dikemukakan tersebut diatas pada hakikatnya berupa perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari 4 komponen yaiti: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu pengertian siklus ini adalah perputaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Gambar di atas tampak bahwa di dalamnya terdapat dua perangkat komponen yang dapat dikatakan dua siklus. Dalam pelaksanaanya sesungguhnya jumlah siklus sangat bergantung pada permasalahan yang harus dipecahkan. Apabila permasalahan terkait dengan materi dan tujuan pembelajaran dengan sendirinya jumlah siklus untuk setiap mata pelajaran tidak hanya terdiri dari dua siklus, tetapi jauh lebih banyak dari itu, barangkali lima atau enam siklus. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam bentuk siklus, apabila belum commit to userSetiap siklus terdiri dari perencanaan, berhasil akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan, setiap pertemuannya 2 x 35 menit.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 Secara rinci prosedur penelitian sebagai berikut: a.
Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Perencanaan tindakan yaitu menyusun rencana tindakan dan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran passing bawah untuk mencapai tujuan penelitian. Perencanaan tersebut yaitu dengan membuat rencana pembelajaran yang menggunakan media bola plastik sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan secara efektif dalam berbagai situasi lapangan. Pada tahap ini juga dipersiapkan beberapa instrumen penelitian yaitu lembar observasi siswa dan guru, lembar penilaian, catatan lapangan dan tes hasil belajar/kuis yang digunakan selama melaksanakan tindakan.
b.
Tahap tindakan merupakan tahap apa yang akan dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru sendiri sebagai peneliti, tetapi dalam proses observasi guru dibantu oleh teman sejawat dengan menggunakan beberapa alat instrument penelitian yaitu tes perbuatan, lembar observasi, dan catatan lapangan serta kuis/tes hasil belajar siswa. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua
siklus, setiap siklus disajikan dalam dua
pertemuan. c.
Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi atau pemantauan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Adapun fungsi pokok observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan dan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas perilaku dan keadaan yang berhubungan dengan pembelajaran.
d.
Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil commit to user atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas, maupun peneliti. Refleksi merupakan bagian yang amat penting
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Pada tahap ini merenungkan kembali apa yang telah dilaksanakan di dalam tindakan. Apabila hasil dari tindakan tersebut baik, maka tindakan selanjutnya dapat dilanjutkan, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu adanya perbaikan, maka tindakan tersebut perlu diulangi secara keseluruhan. Dalam tahap refleksi peneliti mengadakan diskusi dengan observer di setiap akhir tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan. Untuk menyusun tindakan selanjutnya selain itu juga peneliti merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah mengenai sasaran atau belum.
1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes. 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran passing bawah. 3) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, lembar pengamatan pembelajaran passing bawah. 4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran passing bawah menggunakan media bantu commit to user bola plastik. 2) Melakukan pemanasan 3) Membentuk kelompok dalam pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 4) Melakukan latihan gerak dasar passing bawah, cara melakssanakan passing bawah menggunakan bola plastik dan cara melakukan passing bawah. 5) Membuat kesimpulan. 6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. 7) Melaksanakan pendinginan c.
Pengamatan Pengamatan tindakan tahap (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran
passing bawah menggunakan media bantu pembelajaran (2) kemampuan melakukan gerak dasar passing bawah (3) aktivitas siswa dalam pembelajaran. d.
Tahap Evaluasi (Refleksi) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran penjasorkes. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interprestasi, dan analisis, refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. Persentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada siklus seperti tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Rencana Persentase Target Pencapaian Siklus Aspek yang diukur
Persentase Kondisi
Cara Mengukur
Siklus I
Siklus II
70%
80%
awal Hasil belajar siswa dalam pembelajaran passing bawah
60%
commit to user
Dihitung dari jumlah siswa
yang
dapat
mencapai ketun-tasan belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Bersama dengan kolaborator, peneliti mengadakan observasi sebelum kegiatan penelitian berjalan, observasi dilakukan sebagai langkah awal penelitian tindakan kelas, kegiatan ini dimaksudkan sebagai kegiatan survei untuk mencari informasi bagaimana keadaan di lapangan yang sebenarnya. Pada kegiatan ini peneliti mencari informasi tentang situasi dan kondisi populasi dan sampel, yaitu siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012, berapa jumlah siswanya, bagaimana minat siswa terhadap pembelajaran penjasorkes, terutama pada materi passing bawah, bagaimana model pembelajaran yang diterapkan, kemudian bagaimana sarana dan prasarana yang tersedia untuk mendukung mata pelajaran penjasorkes. Setelah survei dilakukan, peneliti bersama kolaborator berdiskusi tentang hasil observasinya, dari hasil diskusi disimpulkan bahwa: (1) siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Dilihat dari proses pembelajaran passing bawah, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil atau belum sesuai harapan, (2) minat siswa dan tingkat ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran passing bawah masih kurang, (3) model pembelajaran
passing bawah yang diterapkan masih membosankan siswa. Guru
kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat, guru kurang kreatif dalam menciptakan sarana pembelajaran. Hal ini mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, (4) terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini terbukti dengan sempitnya halaman sekolah, lapangan rumput milik desa letaknya cukup jauh kira-kira 300 meter sehingga kalau dibawa ke lapangan waktu untuk berangkat dan pulang paling cepat 10 menit, satu lapangan bola yang ada digunakan untuk kegiatan pembelajaran 5 sekolah (SMP Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah, SMP Negeri 1, dan SD Negeri commit to user 1 Bobotsari), serta peralatan olahraga yang dimiliki sekolah tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada. 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 B. Deskripsi Hasil TindakanTiap Siklus Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012. Data yang dikumpulkan dari hasil tes kemampuan passing bawah dan nilai ketuntasan hasil belajar sebelum diberi perlakuan pada pembelajaran penjasorkes dengan memodifikasi sarana pembelajaran, setelah diberi perlakuan pada siklus I dan siklus II. Berikut ini disajikan secara berturut-turut dari kondisi awal kemampuan gerak dasar passing bawah dan nilai ketuntasan hasil belajar, setelah diberi perlakuan pada siklus I dan siklus II dari pembelajaran passing bawah dengan menggunakan bola plastik dan tali rafia yang dibentangkan sepanjang kira-kira 20 meter sebagai pengganti jaring/net, ditemukan sebagai berikut: 1. Kondisi Awal Kemampuan Gerak Dasar Passing Bawah dan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi awal kemampuan gerak dasar passing bawah dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 diketahui melalui observasi dan tes kemampuan gerakan passing bawah yang meliputi tes gerakan tangan kedua lengan, sikap badan, dan gerakan kedua kaki. Tes awal kemampuan passing bawah tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah dari siklus I dan siklus II yang diberikan ada peningkatan terhadap kemampuan gerak dasar passing bawah? Kondisi awal kemampuan passing bawah dan ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4. Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Passing Bawah Pada Kondisi Awal Kategori
Jumlah Siswa ∑
Prosentase
Tuntas
20
63%
Belum Tuntas
12
37%
Jumlah
32
100%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak dasar passing bawah dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 yaitu hasil ketuntasan belajar rata-rata 67. Dihitung melalui deskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut, masing-masing aspek menuju kriteria keberhasilan pembelajaran kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk mengoptimalkan kualitas pembelajaran materi gerak dasar passing bawah dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012, dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran bola voli diganti dengan bola plastik dan tali rafia untuk kegiatan pembelajaran pada materi gerak dasar passing bawah. Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi.
2. Pelaksanaan Tindakan I Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak dasar passing bawah dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012, maka prosentase nilai perlu ditingkatkan dengan model pembelajaran yang lebih tepat, yaitu membuat daya tarik siswa terhadap kegiatan pembelajaran passing bawah sehingga siswa tidak takut sakit lengannya bahkan menjadi senang dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara meengganti bola voli dengan bola plastik dan sarana pembelajaran lain seperti tali raffia sebagai target yang harus dilewati. Pembelajaran dengan memodifikasi alat dan
sarana
pembelajaran
merupakan
bentuk
pembelajaran
yang
dapat
mendatangkan daya tarik siswa, memudahkan dan timbul keberanian sehingga rasa senang akan muncul pada diri masing-masing siswa. Pada siklus I ini diberikan 2 (dua) bentuk modifikasi alat bantu pembelajaran. Bentuk modifikasi alat bantu pembelajaran pada siklus I sebagai berikut: (1) menggunakan bola plastik sebagai pengganti bola voli, (2) menggunakan media tali rafia sebagai target yang harus dilampaui. Pembelajaran gerak dasar passing bawah dengan modifikasi alat bantu commit to user pembelajaran siklus I dilakukan selama satu kali pertemuan, yaitu 2 x 35 menit.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 a. Rencana Tindakan SIklus I Kegiatan perencanaan tindakan I peneliti bersama kolaborator mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. Melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan siklus I diadakan selama dua kali pertemuan. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian kemampuan gerak dasar passing bawah dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012. Dari pelaksanaan tes diperoleh hasil yang masih belum sesuai harapan, karena masih banyak siswa yang nilainya kurang dari KKM (66) atau tidak tuntas dalam belajar. Melalui hasil penelitian ini maka peneliti dan kolaborator merancang rencana pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut : (1) peneliti dengan kolaborator merancang model pembelajaran dengan memodifikasi alat bantu dan sarana pembelajaran passing bawah, untuk mengoptimalkan kemampuan gerak dasar passing bawah pada siswa, (2) peneliti dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) gerakan passing bawah yang terdiri dari gerakan/ayunan kedua lengan yang disatukan, perkenaan bola pada lengan, gerakan dan sikap tubuh dan kedua kaki, dengan memodifikasi alat berupa bola plastik dan alat bantu berupa tali rafia sebagai jaring/net. Peneliti bersama kolaborator menyiapkan alat pembelajaran yang telah dimodifikasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran gerak dasar passing bawah seperti: bola plastik, tali rafia, peluit, dan bola voli, (3) peneliti bersama kolaborator menyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrumen tes untuk menilai hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan gerak dasar passing bawah yang dilakukan oleh siswa dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati aktifitas dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) bersama commit to user kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar passing bawah, (5) peneliti dan kolaborator menentukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di halaman sekolah yang menjadi lapangan bola voli SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari.
b. Pelaksanaan Tindakan I Tindakan I dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada hari Sabtu tanggal 12 dan 26 Mei 2012, di halaman SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan kolaborator, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran. Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Sabtu, 12 Mei 2012) adalah praktik materi gerak dasar passing bawah, yaitu: gerakan ayunan kedua lengan mengenai bola yang dipegang teman, sikap tubuh, dan sikap kedua kaki, melemparkan bola dengan dua tangan kepada teman yang berada didepannya, passing bawah melewati tali rafia, passing bawah perseorangan.
Urutan
pelaksanaan tindakan tersebut adalah: (1) peneliti bersama kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa kemudian presensi, (2) peneliti bersama kolaborator memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti memberikan peregangan, kemudian pemanasan yang lebih dinamis lalu dilanjutkan dengan permainan “lomba bola berangkai dari samping kiri ke kanan” dan mengayunkan dari belakang ke depan, (4) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni memukul bola yang dipegang teman didepannya dengan dua tangan. Cara pelaksanaan bergantian setelah memukul kemudian memegang bola sedangkan teman yang berada di belakangnya gantian yang memukul bola. Sebelum siswa melakukan, peneliti memberikan contoh terlebih dahulu, (5) siswa diminta untuk melakukan gerakan memukul bola dengan dua tangan dari posisi berhadapan, kemudian bergantian, (6) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan dasar yang baru dilakukan serta memberikan kesempatan untuk bertanya bagi yang belum tahu, (7) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi yang ke dua commit to user yakni passing bawah dengan target tali rafia. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang diberikan oleh peneliti, (8) siswa diminta melakukan gerakan passing melewati tali rafia yang dibentangkan setinggi kira-kira 2 meter
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 sebagaimana yang dicontohkan oleh peneliti, (9) peneliti bersama dengan kolaborator memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih belum jelas atau masih mengalami kesulitan, (10) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi yang ketiga yakni passing atas perseorangan. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan yang dicontohkan oleh peneliti, (11) siswa diminta melakukan gerakan passing bawah secara perseorangan sesuai yang dicontohkan oleh peneliti, (12) peneliti bersama kolaborator memberikan motivasi kepada siswa agar dapat melakukan gerakan dasar passing bawah dengan sungguhsungguh dan benar, (13) para siswa mengulang-ulang gerakan tersebut sampai batas waktu yang telah ditentukan oleh peneliti, (14) diakhir pertemuan peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan, (15) pelajaran diakhiri dengan pendinginan, kemudian berdoa dan siswa dihitung kembali, akhirnya siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran berikutnya. Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan ke dua (Sabtu, 26 Mei 2012) adalah mengulangi materi pada pertemuan I dan melakukan penilaian proses pembelajaran. Urutan pelaksanaannya adalah: (1) bersama kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa, kemudian presensi, (2) peneliti bersama kolaborator memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti dan kolaborator memberikan peregangan dan pemanasan dengan “bola berantai dari samping kiri dan kembali melalui sebelah kanan”, (4) siswa mengulangi pembelajaran passing bawah dengan bola plastik dan media tali rafia, (5) peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan praktik gerakan passing bawah, serta menyiapkan materi selanjutnya, (6) dengan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir siklus I dengan memanggil satu per satu untuk melakukan passing bawah dengan alat bantu pembelajaran yang telah diajarkan, (7) commit to user peneliti bersama kolaborator melakukan tes untuk siklus I, dengan mencatat dan menilai kualitas pada blangko penilaian yang telah disiapkan, (8) diakhir pertemuan peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan informasi mengenai pelaksanaan tes kemampuan yang terdiri dari: tes gerak dan sikap kedua lengan, sikap tubuh, sikap kaki, dan pandangan dalam bentuk praktik. Pada pertemuan (Sabtu 26 Mei 2012), peneliti melakukan tes kemampuan gerak dasar passing bawah pada siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) peneliti bersama kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan memanggil satu per satu untuk melakukan tes kemampuan gerak dasar yang terdiri dari: tes gerak dan sikap kedua lengan, sikap tubuh, sikap kaki, dan pandangan dalam bentuk praktik dalam waktu 30 detik tiap siswa. Peneliti bersama kolaborator melakukan tes untuk siklus I dengan mencatat hasil tes kemampuan gerak dasar passing bawah dengan menggunakan blangko penilaian yang telah disiapkan, (2) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan serta memberi informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
c. Observasi dan Interprestasi Tindakan I Observasi dan interprerstasi tindakan I dilakukan selama tindakan I berlangsung. Peneliti bersama kolaborator melakukan observasi dan interprestasi tindakan I, adapun pelaksanaan tindakan I yakni: (1) sebelum pembelajaran berlangsung
peneliti
dan
kolaborator
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (2) sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan kolaborator melaksanakan pretest sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada siklus I, (3) peneliti melakukan proses pembelajaran gerak dasar passing bawah, dalam hal ini peneliti mengacu pada alur pembelajaran (sintaks) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi verbal oleh siswa, (4) peneliti mengamati proses pembelajaran gerak dasar passing bawah dengan modifikasi bola voli diganti dengan bola plastik pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari. Pada pertemuan pertama (Sabtu, 12 Mei 2012, selama 2 x 35 commit to user menit), peneliti mengajarkan materi gerak dasar passing bawah dengan menggunakan bola plastic sebagai pengganti bola voli, yakni passing dengan target melewati di atas tali rafia. Pada pertemuan ke dua (Senin, 26 Mei 2012, selama 2 x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 35 menit) peneliti memberikan materi yang sama, mengulangi pembelajaran pada pertemuan pertama, serta mengadakan tes akhir siklus I. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menerima pembelajaran gerak dasar passing bawah melalui modifikasi bola plastik dan media tali rafia, (5) Tes ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasar passing bawah setelah diberi tindakan I.
d. Deskripsi Data Hasil Setelah Tindakan I Selama pelaksanaan siklus atau tindakan I, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan hasil belajar gerak dasar passing bawah dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran berupa bola plastik dan tali rafia pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Passing Bawah Siklus I. Kategori
Jumlah Siswa ∑
Prosentase
Tuntas
23
72%
Belum Tuntas
9
28%
Jumlah
32
100%
Tabel 6. Peningkatan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Passing Bawah dari Kondisi Awal ke Siklus I. Kategori
Kondisi Awal
Prosentase
Siklus I
Prosentase
Tuntas
20
63%
23
72%
Belum Tuntas
12
37%
9
28%
∑
32
32
100%
commit to100% user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Berdasarkan data peningkatan kemampuan passing bawah dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I rata-rata meningkat sebesar 2 (3%). Hal ini menunjukkan bahwa, setelah diberi perlakuan pada siklus I keterampilan gerak dasar passing bawah dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan. Perhitungan peningkatan nilai ketuntasan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus I terlampir. Dalam pelaksanaan tindakan I terdapat kelebihan dan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan tindakan I, adapun kelebihan dalam pelaksanaan tindakan I diantaranya: (1) siswa merasa tertarik dengan cara yang baru disampaikan oleh peneliti dengan melalui penjelasan kolaborator dan peneliti, penyampaian materi model inovatif dengan permainan yang kompetitif pada pemanasan dan modifikasi alat bantu pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran gerak dasar passing bawah, yakni: ayunan kedua lengan, sikap badan, dan sikap dan gerak kaki, serta pandangan siswa merasa senang dengan kegiatan belajar dengan menggunakan bola plastik dan alat bantu tali rafia sehingga siswa mudah melakukan gerakan gerak dasar yang selama ini dianggap sulit, menakutkan, membosankan, melelahkan, dan malas untuk melakukannya, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap jarang digunakan dalam proses pembelajaran pada materi yang sama, (2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan menggunakan bola plastik karena sangat membantu siswa dalam melakukan passing bawah karena dengan bola plastik siswa tidak takut sakit sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, dan siswa dapat secara cepat menyesuaikan materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti. Situasi kelas lebih tertata, sehingga materi yang disampaikan lebih terarah. Dalam pelaksanaan tindakan siklus I ini masih terdapat beberapa kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I tersebut adalah : (1) sebagian besar siswa belum dapat mempraktikkan gerakan dasar passing bawah dengan baik dan commit to user benar, (2) saat melakukan gerak memukul dengan dua tangan sebagian siswa masih menekuk sikunya dan ayunannya berlebihan sehingga bola melambung tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 terkendali, hal ini berarti siswa belum dapat melakukan gerakan yang diharapkan peneliti, (3) masih ada beberapa siswa yang tidak serius dalam melaksanakan pembelajaran, hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang melakukan passing dengan gerakan semaunya atau berlebihan, (4) kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan passing bawah bola melewati tali rafia sehingga siswa belum menunjukkan kualitas gerakan passing bawah yang optimal.
e. Analisis dan Refleksi Tindakan I Berdasarkan observasi tindakan I tersebut, bersama dengan kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus atau tindakan I telah menunjukkan hasil yang sesuai, (2) pelaksanaan proses pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I atau tindakan I, (3) tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum mendapatkan tindakan, (4) model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dengan kolaborator mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses pembelajaran serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, (5) hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal, masih ada nilai siswa yang dibawah KKM dan belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu ketuntasan nilai siswa sebesar 80%, sehingga dilanjutkan ke siklus II, (6) kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan, (7) dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan I, maka disusun langkah antisipatif yakni: a) siswa diminta mengingat gerakan passing bawah sesuai yang telah diajarkan, b) peneliti bersama kolaborator memberikan reward (penghargaan) bagi siswa yang dapat melakukan gerak dasar passing bawah secara baik dan benar, c) peneliti tidak hanya berada didepan saja saat memberikan penjelasan kepada siswa. Peneliti juga selalu memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran, d) peneliti dengan dibantu kolaborator mengatur jalannya proses pembelajaran.
commit to user Bersama kolaborator sepakat menyusun tindakan perbaikan dan membatalkan
sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 3. Deskripsi Tindakan II Tindakan atau siklus II adalah tindak lanjut dari siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I rata-rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan belum sesuai dengan target yang ditentukan. Pelaksanaan tindakan atau siklus II mengacu pada pelaksanaan tindakan siklus I, karena merupakan perbaikan dari tindakan siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan pada tindakan II ini diantaranya adalah:
a. Rencana Tindakan II Bersama dengan kolaborator peneliti mendiskusikan rencana tindakan atau siklus II yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Melalui hasil pengukuran tersebut maka peneliti bersama kolaborator merancang rencana pelaksanaan siklus II sebagai berikut: (1) peneliti bersama kolaborator merancang skenario model pembelajaran dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran seperti pertemuan yang lalu yaitu menggunakan bola plastik dan tali rafia, untuk meningkatkan motivasi siswa serta kemampuan gerak dasar passing bawah. Dengan sistem pembelajaran sebagai berikut: a) peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, menyiapkan siswa untuk belajar, b) peneliti mendemonstrasikan keterampilan passing bawah dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap, c) bersama dengan kolaborator merencanakan dan member bimbingan pembelajaran awal, d) mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik ?, memberi umpan balik, e) peneliti menyiapkan kesempatan melakukan latihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari, (2) dengan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) gerak dasar passing bawah yang terdiri dari gerakan menyatukan kedua tangan dan mengayunkannya, sikap tubuh, dan sikap dan gerak kaki serta pandangan dengan memodifikasi alat bantu commit to user pembelajaran berupa bola plastik dan penggunaan media tali rafia sebagai target. Peneliti bersama kolaborator menyiapkan alat seperti peluit, tali plastik, bola plastik dan bola voli nomor 4, (3) bersama dengan kolaborator peneliti menyusun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 alat evaluasi berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran
yang
dimodifikasi
yaitu
alat
bantu
pembelajaran
dengan
menggunakan bola plastik ukuran bola voli sebagai pengganti bola voli sebenarnya. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman dilakukan
observasi yang
oleh peneliti dengan mengamati aktifitas dan sikap siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) bersama dengan kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar passing bawah, (5) bersama dengan kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan siklus II, yakni di lapangan bola voli yang berada di halaman sekolah SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari, karena di halaman sekolah ini sudah dibuat lapangan bola voli mini yang permanen.
b. Pelaksanaan Tindakan II Tindakan atau siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada hari Sabtu tanggal 26 dan 1 Juni 2012, di lapangan bola voli SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator/guru pamong, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam siklus II ini adalah pengulangan, sebab materi secara dasar telah diberikan pada siklus sebelumnya. Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan pertama (Sabtu, 26 Mei 2012) adalah praktik gerak dasar passing bawah, yaitu: passing bawah dengan target tali rafia. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah: (1) bersama kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa kemudian presensi, (2) bersama dengan kolaborator memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti memberikan peregangan dan pemanasan dengan permainan “bola beranting” secara kompetisi, (4) peneliti commit to user menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni passing bawah melewati diatas tali rafia. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang diberikan peneliti, (5) siswa diminta untuk melakukan gerakan passing bawah melewati atas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 tali rafia, sesuai dengan contoh yang diberikan peneliti, (6) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya kepada yang masih belum jelas atau menemui kesulitan, (7) peneliti bersama kolaborator menyampaikan penjelasan mengenai materi yang kedua yaitu passing bawah sebagaimana yang dicontohkan peneliti, (8) siswa diminta melakukan gerakan passing bawah melewati di atas tali rafia sesuai contoh dari peneliti, (9) peneliti bersama kolaborator meberikan bimbingan dan evaluasi terhadap siswa setelah melakukan latihan tentang passing bawah serta memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan, (10) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi yang ke tiga yakni, passing perseorangan. Siswa diminta untuk memperhatikan contoh pelaksanaan passing bawah perseorangan, (11) siswa diminta melakukan gerakan passing bawah perseorangan sesuai dengan yang dicontohkan peneliti, (12) bersama dengan kolaborator memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melakukan gerak dasar passing bawah dengan sungguh-sungguh, (13) siswa mengulang-ulang gerakan passing bawah perseorangan selama 30 detik, (14) diakhir pertemuan peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan, (15) pelajaran diakhiri dengan berdoa dan siswa dihitung kembali, kemudian siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan ke 2 (Senin, 1 Juni 2012) adalah melakukan pengulangan materi pada pertemuan pertama dan melakukan penilaian proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut adalah: (1) peneliti bersama dengan kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berbaris, berdoa, kemudian presensi, (2) peneliti bersama kolaborator memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti memberikan peregangan dan pemanasan berupa “bola berantai melalui atas kepala” secara kompetitif, (4) siswa melakukan gerakan passing bawah dengan menggunakan bola plastik, (5) peneliti bersama-sama dengan kolaborator commit to user melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan praktik gerak dasar passing bawah, serta menyiapkan materi selanjutnya,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 (6) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir siklus II dengan memanggil satu per satu untuk melakukan gerakan passing bawah yang telah diajarkan, (7) bersama dengan kolaborator melakukan tes untuk siklus II, dengan mencatat dan menilai kualitas gerakan passing bawah pada blangko penilaian yang telah disiapkan, (8) diakhir pertemuan peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai pelaksanaan tes kemampuan gerak dasar passing bawah perseorangan yang meliputi sikap dan gerak ayunan kedua lengan, sikapp tubuh, gerakan dan sikap kaki, dan pandangan.
c. Observasi dan Interprestasi Tindakan II Observasi dan interprestasi siklus atau tindakan II dilakukan selama tindakan II berlangsung. Dengan kolaborator melakukan observasi dan interprrestasi tindakan II, adapun pelaksanaan tindakan II yakni: (1) peneliti mengamati proses pembelajaran gerak dasar passing bawah dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran berupa bola plastic dan tali raffia pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012, (2) sebelum pembelajaran
berlangsung
peneliti
dan
kolaborator
menyusun
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (3) peneliti melakukan proses pembelajaran gerakan passing bawah, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi/unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa, (4) bersama dengan kolaborator memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti memberikan contoh gerakan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang diperintahkan
peneliti.
Berdasarkan
hasil
pengamatan
terhadap
proses
pembelajaran diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu siswa yang senang, bersemangat dan tidak cepat merasa lelah dan bosan. Dari hasil penilaian siswa yang kurang aktif commit to user selama kegiatan pembelajaran berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa diantara mereka ada yang tampak kesulitan mempelajari gerak dasar passing bawah karena memang kesulitan dalam kordinasi gerak, (5) peneliti bersama kolaborator dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 siswa selalu memberikan applause kepada setiap penampilan siswa. Peneliti dan kolaborator juga memberikan reward berupa pujian, seperti kata “bagus sekali”, “Ya bagus”, “Contoh yang ini!”, dan lain-lain. Suasana tampak lebih hidup dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi, (6) bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar observasi, dan tes kemampuan siswa saat melakukan gerak dasar passing bawah dengan tujuan untuk mengetahui seberapa optimalnya pengaruh modifikasi alat bantu pembelajaran terhadap hasil belajar passing bawah siswa.
d. Deskripsi Data Hasil Setelah Tindakan II. Selama pelaksanaan siklus atau tindakan II, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan hasil belajar gerak dasar passing bawah dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan menggunakan bola plastik sebagai modifikasi bola voli dan alat bantu pembelajaran berupa tali rafia pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Passing Bawah Siklus II Jumlah Siswa
Kategori
∑
Prosentase
Tuntas
29
91%
Belum Tuntas
3
9%
Jumlah
32
100%
Tabel 8. Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Passing Bawah dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II. Kategori
Siklus I
Prosentase
Siklus II
Prosentase
Tuntas
23
72%
29
91%
Belum Tuntas
9
28%
3
9%
∑
32
32
100%
commit100% to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Berdasarkan data peningkatan nilai hasil belajar dari siklus I ke siklus II menunjukkan, siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 siswa yang tuntas dalam belajar mengalami peningkatan dari 23 siswa (72%) pada siklus I dan siklus II meningkat menjadi 29 siswa (91%). Hal ini menunjukkan bahwa, setelah diberi pembelajaran pada siklus II hasil belajar gerak dasar passing bawah dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan. Penghitungan peningkatan nilai ketuntasan hasil belajar siklus I ke siklus II terlampir. Disamping itu, jika dilihat dari kondisi awal ke siklus II keterampilan gerak dasar dan hasil belajar passing bawah mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan hasil hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Tabel 9. Peningkatan Nilai Hasil Belajar Passing Bawah dari Kondisi Awal ke Siklus II. Kategori
Kondisi Awal
Prosentase
Siklus II
Prosentase
Tuntas
20
63%
29
91%
Belum Tuntas
12
37%
3
9%
∑
32
100%
32
100%
Berdasarkan data peningkatan kemampuan gerak dasar passing bawah dan nilai hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II menunjukkan keterampilan gerak dasar passing bawah siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 siswa yang tuntas dalam belajar mengalami peningkatan yaitu dari kondisi awal hanya 20 siswa (63%) dan pada siklus II meningkat menjadi 23 siswa (91%). Hal ini menunjukkan bahwa, setelah diberi perlakuan pada siklus II keterampilan gerak dasar passing bawah dan ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan. Penghitungan peningkatan nilai hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II terlampir. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pelaksanaan tindakan II berlangsung hasil belajar siswacommit dapat diidentifikasi. Telah memenuhi target dengan to user capaian berhasil atau tuntas lebih dari target pencapaian yang diharapkan. Dalam pelaksanaan siklus II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pada pelaksanaan siklus II, adapun kelebihan pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 pelaksanaan siklus II diantaranya: (1) sebagian besar siswa telah mampu melakukan gerak dasar passing bawah, yakni dari mulai sikap dan gerakan ayunan kedua lengan, sikap dan gerak tubuh, sikap dan gerak kedua kaki, dan pandangan dapat dilakukan dengan baik. Walau ada sebagian kecil (3 siswa = 9,38%) yang melakukannya kurang baik, (2) dengan bantuan kolaborator, proses transfer materi kepada siswa berjalan lancar dan menyenangkan. Melalui penguatan pembelajaran dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran siswa lebih tertarik dan senang melakukannya, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
e. Analisis dan Refleksi Siklus/Tindakan II Berdasarkan observasi
tindakan/siklus
II tersebut, peneliti bersama
kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus atau tindakan II telah menunjukkan hasil yang sesuai yakni dua kali pertemuan dengan satu kali pertemuan untuk pengambilan data akhir siklus II, sebab materi yang diberikan sedikit hanya penguatan pada sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan, (2) pelaksanaan proses pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II, (3) model pembelajaran dengan memodifikasi yang diterapkan telah mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses pembelajaran serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik, (4) melihat hasil yang diperoleh pada siklus II maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) telah memenuhi target dari rencana target yang telah ditetapkan, dan dirasa sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dapat dipaparkan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 1.
Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I Perbandingan peningkatan hasil belajar gerak dasar passing bawah siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 10. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I. Siswa Yang Tuntas Belajar Kondisi Awal
Siklus I
20
23
Peningkatan 3
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil belajar passing bawah siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I sebagai berikut:
Peningkatan, 3
Kondisi Awal, 20 Siklus I, 23
Gambar 4. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami dari kondisi awal ke siklus I commit topeningkatan user sebanyak 3 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 2.
Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 11. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II. Siswa Yang Tuntas Belajar Siklus I
Siklus II
23
29
Peningkatan 6
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun peljaran 2011/2012 dari siklus I ke siklus II sebagai berikut:
Peningkatan, 6 Siklus I, 23 Siklus II, 29
Gambar 5. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri commit 1 Bobotsari to userKecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebanyak 6 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 3.
Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:
Tabel 12. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II. Siswa Yang Tuntas Belajar Kondisi Awal
Siklus II
20
29
Peningkatan 9
Lebih jelasnya berikut disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus II sebagai berikut:
Peningkatan, 9
Kondisi Awal, 20
Siklus II, 29
Gambar 6. Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebanyak 9 commit to user siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 D. Pembahasan 1. Prosentase Peningkatan Hasil Belajar pada Kondisi Awal Prosentase hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:
Tabel 13. Prosentase Kondisi Awal Hasil Belajar. Rentang Nilai > 77
Kategori
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
Baik Sekali
Tuntas
0
0%
72 – 77
Baik
Tuntas
5
5%
66 – 71
Cukup
Tuntas
15
47%
< 66
Kurang
Belum Tuntas
12
38%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada kondisi awal ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sebanyak 5 siswa (5%) kategori cukup sebanyak 15 siswa (47%) dan kategori kurang atau belum tuntas sebanyak 12 siswa (38%). Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil belajar passing bawah siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 pada kondisi awal sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Prosentase Hasil Belajar Kondisi Awal Baik 16%
Baik Sekali 0%
Kurang 38%
Cukup 46%
Gambar 7. Prosentase Hasil Belajar Kondisi Awal
2. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I Prosentase ketuntasan hasil belajar siklus I hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:
Tabel 14. Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 pada Siklus I Rentang Jumlah Kategori Kriteria Prosentase Nilai Anak > 77
Baik Sekali
Tuntas
3
9%
72 – 77
Baik
Tuntas
7
22%
66 – 71
Cukup
Tuntas
13
41%
< 66
Kurang
Belum Tuntas
9
28%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada siklus I ketuntasan commit to user hasil belajar kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali sebanyak 3 siswa (9%), kategori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 baik sebanyak 7 siswa (22%), kategori cukup sebanyak 13 siswa (41%), dan kategori kurang atau belum tuntas sebanyak 9 siswa (28%). Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil belajar gerak dasar passing bawah siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 pada siklus I sebagai berikut:
Prosentase Hasil Belajar Siklus I 3 siswa Baik Sekali 9%
7 siswa Baik 22%
9 siswa Kurang 28%
13 Siswa Cukup 41%
Gambar 8. Prosentase Hasil Belajar Siklus I
3.
Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 15. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada siklus II. Rentang Nilai > 77
Kategori
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
Baik Sekali
Tuntas
4
13%
72 – 77
Baik
Tuntas
8
25%
66 – 71
Cukup Baik
Tuntas
17
50%
3
9%
32
100%
< 66
Kurang Jumlah
Belumto Tuntas commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 Berdasarkan table di atas menunjukkan bahwa, pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali sebanyak 4 siswa (13%), kategori baik sebanyak 8 siswa (25%), kategori cukup sebanyak 17 siswa (50%), dan kategori kurang (belum tuntas) sebanyak 3 siswa (9%). Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil belajar passing bawah siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 pada siklus II sebagai berikut:
Prosentase Hasil Belajar Siklus II 4 Siswa Baik Sekali 13%
3 siswa Kurang 9%
8 Siswa Baik 26%
17 Siswa Cukup 52%
Gambar 9. Prosentase Hasil Belajar Siklus II
4.
Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.7 Prosentase peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Kondisi Awal 63%
Siklus II 91% Siklus I 72%
Kondisi Awal 20 siswa Tuntas
Siklus I 23 siswa Tuntas
Siklus II 29 siswa Tuntas
Gambar 10. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I dan ke Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa, kondisi awal ketuntasan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 yang memiliki kategori baik sebanyak 5 siswa (15%), dan kategori cukup sebanyak 15 siswa (47%) dan kategori kurang sebanyak 12 siswa (38%). Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu yang masuk dalam kategori baik sekali sebanyak 3 siswa (9%), kategori baik sebanyak 7 siswa (22%), kategori cukup sebanyak 13 siswa (41%), kategori kurang sebanyak 9 siswa (28%). Pada siklus II yang masuk dalam kategori baik sekali sebanyak 4 siswa (13%), kategori baik sebanyak 8 siswa (25%), kategori cukup sebanyak 17 siswa (53%), kategori kurang (belum tuntas) sebanyak 3 siswa (9%).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada Bab IV, diperoleh simpulan yaitu memodifikasi alat bantu bola voli diganti dengan bola plastik dan tali rafia sebagai pengganti net dapat mengoptimalkan keterampilan hasil belajar gerak dasar passing bawah pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis yang diperoleh, terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan ke siklus II, nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal hanya menunjukkan 20 siswa yang tuntas belajar (63%), siklus I sebanyak 23 siswa tuntas belajar (72%), dan pada siklus II sebanyak 29 siswa tuntas dalam belajar (91%).
B. Implikasi Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta sekolah yang berupa alat/media pembelajaran yang digunakan. Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan penggunaan alat bantu dapat meningkatkan commit hasil belajar to user siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 ingin menggunakan media yang berupa peralatan yang sederhana, mudah diperoleh, dan murah yang ada di sekitar sekolah seperti tali, bola plastik, bilah-bilah bambu atau yang dapat dibuat sendiri atau alat lain yang dapat digunakan sebagai media alternatif dalam pembelajaran penjasorkes. Bagi guru mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar gerak dasar yang efektif dan menarik yang membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran penjasorkes yang pada
awalnya
membosankan
dan
melelahkan
menjadi
pembelajaran
yang
menyenangkan.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Bagi siswa kelas VA SD Negeri 1 Bobotsari Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan keterampilan dalam mengembangkan materi, meningkatkan disiplin, kerja sama sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu siswa hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritik agar dapat memperbaiki kualitas belajarnya dan mau menggunakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran proses pembelajaran.
2.
Bagi guru Penjasorkes apabila mengalami kesulitan dalam pembelajaran gerak dasar passing bawah sebaiknya menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bola plastik yang ukurannya sama dengan bola voli nomor 4, dan menggunakan media lain (alternatif) yang ada di sekitar sekolah sebagai solusinya.
3.
Bagi sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang sebanding dengan jumlah siswa dan melengkapi alat yang diperlukan meskipun alat tersebut adalah hasil modifikasi guru. commit to user