PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK LOKOMOTOR MELALUI PERMAINAN LARI ESTAFET MODIFIKASI (Penelitian Tindakan di TK B Jihan Ulfani Kecamatan Medan Marelan Tahun 2014/2015) DWI SEPTI ANJAS WULAN PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail:
[email protected]
Abstract. This study aims to determinan to increase locomotor skiil in early childhood Through game relay modification. The study was conducted on group B kindergarten with of sixteen children. This study action research by model Kemmis & Taggart. This research was conducted by using a provision of the cycle. Each cycle has four main activities: planning, action, observation dan refleksion. This research consist of two cycles, each cycle consist of 8 times in actions. Analysis of the data used quantitative and qualitative approaches. Analysis of quantitative data used descriptive statistics that compare the results obtained from the first cycle. While the analysis of qualitative data used analizing data from the field notes and interviews during the research by steps of data reduction, data display and data verivication. In the pre cycle persentage yield 47,08% after the act of the first cycle increased to 62,39% and 82,03% second cycle becomes. The results showed an increase locomotor skiils in aerly chillhood B gruop conducted through learning game relay modification. Keywords: Locomotor Skiils, Game Relay Modification
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan gerak lokomotor anak usia dini melalui kegiatan pembelajaran permainan lari estafet modifikasi. Penelitian dilaksanakan pada kelompok B Taman Kanak-kanak dengan jumlah anak 12 orang anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) oleh Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tindakan pemberian siklus. Setiap siklus mempunyai empat kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan serta refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari delapan kali pertemuan/tindakan. Analisis data menggunakan data kuantitatif dengan cara menganalisis data dari hasil catatan lapangan dan wawancara selama penelitian dengan lagkah-langkah reduksi data dan verifikasi data. Pada pra siklus hasil persentase 47,08%, setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat menjadi 62,39% dan siklus II menjadi 82,03%. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan gerak lokomotor pada anak usia dini kelompok B yang dilakukan melalui pembelajaran permainan lari estafet modifikasi. Kata Kunci : gerak lokomotor, permainan lari estafet
Usia dini merupakan masa
selanjutnya. Usia dini merupakan
keemasan dimana stimulasi seluruh
usia dimana anak mulai mengenal
aspek
berperan
diri dan lingkungan di sekitarnya
penting untuk tugas perkembangan
oleh karena itu pada masa ini anak
pengembangan
163
JURNAL PENDIDIKAN USA DINI Edisi 9 Volume 1 April 2015
harus diberi berbagai stimulus atau
dua yaitu motorik kasar dan motorik
rangsangan
halus.
agar
tumbuh
Samsudin
(2005:17)
kembangnya menjadi baik. Stimulus
mengungkapkan
tersebut dapat berupa pendidikan,
adalah
dengan
anak-anak
menggunakan otot-otot besar yang
menjadi lebih terarah khususnya
meliputi gerak dasar lokomotor, non
dalam
akan
lokomotor
atau
sedangkan yang dimaksud dengan
melakukan
motorik halus adalah kemampuan
pendidikan
hal
diarahkan
bermain, oleh
pembimbing
anak guru
untuk
Motorik
aktivitas
dan
kasar dengan
manipulative
aktivitas-aktivitas yang bermanfaat
anak
bagi
dan
menggunakan otot-otot halus (otot
membantu
kecil) seperti menulis, menggambar
perkembangan
fisik
mentalnya.
PAUD
pertumbuhan
dan
jasmani
rohani
dan
perkembangan agar
dan
prasekolah
lain-lain.
beraktivitas
Keahlian
atau
anak
keterampilan gerak dasar yang baik
memiliki kesiapan dalam memasuki
dapat tercapai dengan cara latihan
pendidikan lebih lanjut. Kegiatan
dan pengkondisian yang teratur dan
pendidikan
harus
dirancang
tertata dengan baik sesuai dengan
sedemikian
rupa
sehingga
teori behaviorisme yang dimana
menghasilkan generasi yang cerdas
perubahan tingkah laku sebagai hasil
dan berkualitas guna mengimbangi
dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan
diperoleh dari adanya proses belajar
teknologi yang semakin berkembang
melalui pendidikan.
saat ini. Pada
pengalaman,
Permendiknas usia
tersebut
pengalaman
nomor
58
(2009:10) mengklasifikasikan tingkat
mempunyai potensi yang sangat
pencapaian
besar untuk mengoptimalkan segala
(motorik kasar) anak usia 5-6 tahun
aspek perkembangannya, termasuk
dapat melakukan beberapa kegiatan
perkembangan keterampilan motorik
seperti: (1)
sebagai perkembangan dari unsur
tubuh secara terkoordinasi untuk
kematangan dan pengendalian gerak
melatih kelenturan, keseimbangan
tubuh. Kemampuan motorik terbagi
dan
164
perkembangan
fisik
Melakukan gerakan
kelincahan,
(2)
Melakukan
Peningkatan Kemampuan Gerak… Dwi Septi Anjas Wulan
koordinasi
gerakan
kaki-tangan-
kognitif dan motorik halus anak.
kepala dalam menirukan tarian atau
Hampir setiap hari anak diajarkan
senam, (3) Melakukan permainan
tentang pengenalan huruf latin, huruf
fisik dengan aturan, (4) Terampil
hijaiyah dan pembelajaran berhitung.
menggunakan tangan kanan dan kiri,
Proses pembelajaran yang diberikan
(5) Melakukan kegiatan kebersihan
kepada anak pun lebih banyak
diri. Hasil pengamatan 70-80% anak
mentimulasi
usia dini melakukan gerak pada
halus
proses belajarnya. Anak usia dini
mewarnai,
banyak
meronce,
menggunting,
dengan aktivitas bergerak, saat anak
sebagainya.
Kemampuan
berinteraksi
lingkungan
kasar khususnya gerak lokomotor
membutuhkan
anak yang masih kurang terlihat saat
kemampuan gerak dasar yang baik
observer melakukan asesmen awal
agar dapat mengimbangi gerak teman
terhadap
anak.
Ada
sebayanya seperti berjalan, berlari,
aktivitas
yang
diberikan
melompat yang dimana aktivitas
peneliti,
diantaranya
tersebut merupakan gerak lokomotor
dengan satu kaki, berjalan pada
dan kegiatan bermain lainnya, jika
sebuah garis lurus, berjalan mundur
kematangan
gerak
pada sebuah garis lurus, berjalan
tidak
cepat melewati garis zig-zag, berlari
menutup kemungkinan juga kegiatan
melewati garis zig-zag, melompat
interaksi anak dengan lingkungan
dengan
sosialnya juga dapat terhambat.
kebelakang,
menghabiskan
sosialnya
dengan anak
lokomotornya
waktunya
perkembangan terhambat
Berdasarkan hasil observasi
kemampuan
seperti
2
setinggi
motorik
melalui
kegiatan
membuat
kolase,
kaki
motorik
beberapa
cm,
oleh
melompat
kedepan
melompati 10
dan
dan benda serta
yang dilakukan di TK B Jihan Ufani
mengekspresikan berbagai gerakan
Kecamatan Medan Marelan pada
kepala, tangan atau kaki sesuai
bulan September 2014, berbagai
irama.
keadaan
disekolah
menunjukkan
Oleh karena itu, alternatif
bahwa guru-guru disekolah ini lebih
yang ingin ingin diterapkan adalah
banyak menstimulasi kemampuan
melalui Mengingat hal tersebut maka 165
JURNAL PENDIDIKAN USA DINI Edisi 9 Volume 1 April 2015
permainan
modifikasi
merupakan
Selain
itu
anak
juga
dapat
alternative dalam mengembangkan
menyalurkan
kemampuan gerak dasar lokomotor
aktivitas fisik yang dilakukan secara
anak usia dini. Mustafa & Chaedar
bersama-sama oleh anak sehingga
(2008:38)
mengatakan
anak memperoleh kepuasan serta
permainan
modifikasi
bahwa memiliki
energinya
melalui
kesenangan dalam bermain.
banyak keuntungan salah satuya dalam hal gerak dasar bila dilakukan lewat
permainan-permainan
dengan
permainan
Karena sesungguhnya
atau
modifikasi.
permainan
yang
belum
Gerak lokomotor
bisa
Samsudin (2008: 20) pada dasarnya
gerakan
dapat
diklasifikasikan kedalam lokomotor, non-lokomotor
dan
manipulatif.
dilaksanakan pada anak usia dini,
Ketiga
sehingga perlu dimodifikasi agar
merupakan gerakan yang mendasari
anak dapat bermain sesuai dengan
aktivitas fisik yang lebih kompleks
perkembangan
anak.
seperti yang banyak terlihat didalam
Salah satunya yaitu seperti yang
kegiatan berolahraga maupun dalam
telah disampaikan oleh Saringatun
bermainSeperti yang disampaikan
Rohita (2014) melalui Permainan lari
oleh David L. Gallahue (2006:187)
estafet
keterampilan
modifikasi
permainan
yang
penguasaan kasar
kemampuan
merupakan
mengarah
kemampuan
anak
khususnya
pada
motorik
klasifikasi
tersebut
motorik
dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
(1)
Lokomotor:
berjalan,
gerak
berlari,
melompat,
lokomotor. Kegiatan yang dilakukan
Objek:
melempar,
dalam
sangat
menendang, dan (3) Keseimbangan
upaya
dan Stabilitas. Salah satunya yaitu
permainan
menyenangkan
ini
dalam
(2)
Kontrol
menangkap,
meningkatkan kemampuan motorik
gerak
kasar anak. Permainan lari estafet
sebagai gerakan atau keterampilan
yang telah dimodifikasi ini sangat
memindahkan tubuh dari satu tempat
mudah untuk dimainkan oleh anak
ketempat
dan sesuai dengan usia mereka.
mengangkat tubuh keatas.
166
dasar
lokomotor
yang
lain
diartikan
untuk
Peningkatan Kemampuan Gerak… Dwi Septi Anjas Wulan
Gerak merupakan
dasar dasar
keterampilan
lokomotor
macam-macam sangat
adalah
suatu
pola
keterampilan gerak dasar kompleks,
perlu
spesifik, dan mempunyai irama gerak
dan
yang teratur. Gerak lokomotor adalah
pengembangan agar anak-anak dapat
gerak memindahkan tubuh dari satu
melaksanakan
tempat ke tempat yang lain.
adanya
yang
lokomotor
bimbingan,
benar.
latihan
dengan
Sebagian
baik
gerak
dan dasar
lokomotor berkembang sebagai hasil dari
beberapa
terbentuknya
tahap.
gerak
tidak
Permainan Lari Estafet Modifikasi
Proses terjadi
Elizabeth
Hurlock
dalam
Suyadi (2010: 95) mendefinisikan
secara otomatis, tetapi merupakan
bermain
atau
permainan
adalah
akumulasi dari proses belajar dan
sebagai
aktivitas-aktivitas
untuk
berlatih,
memperoleh kesenangan. Bermain
yaitu
dengan
cara
memahami gerakan dan melakukan
merupakan
gerakan
Bermain dilakukan dengan penuh
berulang-berulang
yang
disertai dengan kesadaran gerakan
kesenangan
yang dilakukan.
sedangkan
lawan
dari
dan
kerja.
kebahagiaan,
bekerja
belum
tentu
Sayuti Sahara dalam Sujiono
dilakukan dengan perasaan bahagia.
(2003: 4.6-4.7) gerak lokomotor
Sejalan dengan itu Piaget dalam
merupakan gerak dasar yang menjadi
Muntolalu
(2013:70)
berpendapat
fondasi
bahwa
anak
menciptakan
untuk
dipelajari
dan
diperkenalkan pada anak usia TK
pengetahuan
gerak dasar tersebut antara lain:
dunianya
berjalan,
dengan
berlari:
meloncat
dan
mendarat.
melalui
interaksinya yang
Anak
ada
berlatih
menggunakan informasi baru dengan
diatas
keterampilan yang sudah dikenalnya.
berdasarkan pendapat ahli tersebut
Mengenai modifikasi, Lutan
dapat
dikemukakan
tentang
orang-orang
disekitarnya.
Berdasarkan uraian teori yang telah
sendiri
disimpulkan
bahwa
gerak
(1997:9)
dasar lokomotor terdiri dari jalan,
modifikasi
lari,
perubahan
dan
lompat.
Gerak
dasar
menyatakan
bahwa
diartikan
sebagai
dari
keadaan
lama 167
JURNAL PENDIDIKAN USA DINI Edisi 9 Volume 1 April 2015
menjadi keadaan baru. Perubahan itu
untuk
dapat berupa bentuk, fungsi cara
menggunakan
penggunaan
diantaranya adalah urutan ukuran,
dan
manfaat
sepenuhnya
tanpa
menghilangkan
karakteristik
semula.
Permainan
urutan
membuat
asosiasi pola
peristiwa
dengan termasuk
dan
kelompok
warna.
modifikasi dapat dimaknai dengan
Permainan
lari
estafet
perubahan dalam permainan dari
modifikasi yang dikembangkan pada
teknik bermain yang baku menjadi
aspek
teknik
lokomotor
yang
sederhana
sesuai
kemampuan
gerak
dasar
3
bentuk
memiliki
perkembangan anak. Permainan yang
permainan, diantaranya adalah: (1)
sesungguhnya
bisa
Permainan lari estafet bola warna-
dilaksanakan pada anak usia dini,
warni, untuk melatih melatih gerak
sehingga perlu dimodifikasi agar
dasar lokomotor berlari dan berjalan.
anak dapat bermain sesuai dengan
(2) Permainan lari estafet bendera
perkembangan kemampuan anak.
warna-warni untuk melatih gerak
belum
Penggunaan permainan lari
dasar
lokomotor
melompat
dan
estafet modifikasi ini dimaksudkan
berlari. (3) Permainan lari estafet
agar
gembira untuk melatih gerak dasar
anak
maupun
tidak
merasakan
mudah
bosan
keterpaksaan
lokomotor
dalam melakukan kegiatan tersebut
melompat.
sehingga anak gembira dan senang
berlari,
Dapat
berjalan
disimpulkan
dan
bahwa
hati melakukan kegiatan permainan
permainan lari estafet modifikasi
lari estafet, setelah adanya stimulasi
merupakan
lingkungan yang menyenangkan dari
dirancang atau dimodifikasi dengan
warna-warna
tujuan untuk meningkatkan gerak
media
lari
estafet
permainan
yang
modifikasi. Urutan-urutan permainan
lokomotor
lari estafet modifikasi ini dapat
berlari dan melompat melalui tiga
memberikan informasi yang baru
tahap permainan.
bagi anak sehingga mudah untuk diingat,
karena
ketika
ingin
mengingat sesuatu, bantulah otak 168
anak
yaitu
berjalan,
Peningkatan Kemampuan Gerak… Dwi Septi Anjas Wulan
kelompok
METODE PENELITIAN Metode
penelitian
yang
B,
memperoleh
dan
anak
untuk
informasi
secara
dilakukan adalah penelitian tindakan
mendalam tentang gerak lokomotor
(action research) Penelitian tindakan
dari pelaksanaan kegiatan permainan
Kemmis & Mc Taggart (dalam
lari estafet modifikasi. Observasi
Arikunto, 2006:132) ini meliputi
dilakukan
empat tahap yaitu (1) perencanaan
catatan lapangan, untuk mencatat
(planning), (2) tindakan (action), (3)
berbagai kegiatan yang terdiri dari
pengamatan
catatan tertulis tentang apa yang
(observation),
(4)
dengan
menggunakan
refleksi (reflection). Pada model
dilihat,
Kemmis & Taggart tindakan (acting)
dipikirkan oleh peneliti dalam rangka
dan observasi (observing) dijadikan
mengumpulkan data.
sebagai satu kesatuan karena mereka menganggap
bahwa
kedua
didengar,
dialami
Kisi-kisi dikembangkan
dan
instrumen melalui
definisi
komponen tersebut merupakan dua
konseptual dan operasional yang
kegiatan yang tidak bisa dipisahkan.
menjelaskan bahwa gerak lokomotor
Keberhasilan
klasikal
adalah skor yang menggambarkan
mengikuti standar George E. Mills
gerak lokomotor anak yang dapat
(2003:96) dalam penelitiannya yaitu
diukur melalui rating scale. Dimensi
menetapkan persentase 71%.
gerak lokomotor yang diukur melalui
Teknik
secara
pengumpulan
data
tes ini mencakup: berjalan, berlari
yang digunakan dalam penelitian ini
dan melompat. Untuk mengukur
adalah dokumentasi, wawancara, dan
tinggi rendahnya kemampuan gerak
observasi.Dokumentasi
lokomotor anak, dinilai berdasarkan
dalam
penelitian ini yaitu mengumpulkan informasi
tentang
perkembangan
laporan
hasil
kemandirian
anak,
skor checklist pada lembar penilaian Pengolahan
data
dalam
penelitian ini menggunakan dua jenis
foto dan video kegiatan pembelajaran
data,
permainan lari estafet modifikasi.
penelitian
Wawancara dilakukan kepada kepala
kualitatif dan kuantitatif. Analisis
sekolah
data penelitian menggunakan analisis
yang
sekaligus
guru
sesuai
dengan
tuntutan
tindakan, yaitu data
169
JURNAL PENDIDIKAN USA DINI Edisi 9 Volume 1 April 2015
data
kuantitatif
deskriptif skor
dengan
statistik
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk
menggambarkan
Hasil penelitian menunjukkan
responden
masing-masing
bahwa gerak lokomotor anak sudah
penelitian dalam bentuk tabel atau
mulai
grafik. Analisis data kualitatif berisi
pertemuannya dari tindakan
informasi yang berbentuk kelimat
siklus sampai siklus kedua.
yang
menggambarkan
karakteristik
aktifitas
kegiatan
dari
setiap pra
tentang dan
Pra Siklus
keterampilan yang ditunjukkan anak selama
meningkat
pembelajaran
Asesmen awal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal gerak
melalui proses reduksi data, display
lokomotor
anak.
Adapun
hasil
data
asessmen
awal
untuk
gerak
dan
verifikasi
data
yang
dilakukan dalam suatu proses.
lokomotor anak adalah:
Tabel 1. Hasil Asesmen Awal Pra-Siklus Kemampuan Gerak lokomotor kelompok B TK Jihan Ulfani Kecamatan Medan Marelan. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
NAMA ANAK AA AN AMR AP AR AS BS FH FAN HID KAM KDY LDR MMR MA MLG
Observer Observer I II 28 26 27 30 29 28 27 30 30 32 30 27 30 29 31 33 28 31 29 26 25 26 27 25 30 24 32 25 26 28 27 28 Rata-rata Kelas
SKOR
Persentase
Keterangan
27 28,5 28,5 28,5 31 28,5 29,5 32 29,5 27,5 25,5 26 27 28,5 27 27,5 28,25
45% 47,5% 47,5% 47,5% 51,66% 47,5% 49,16% 53,33% 49,16% 45,83% 42,5% 43,33% 45% 47,5% 45% 45,83% 47,08%
Mulai Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang Belum Berkembang Belum Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang Mulai Berkembang
Untuk melihat gambaran yang lebih
kemampuan gerak lokomotor, maka
jelas tentang hasil pengamatan awal
disajikan dalam grafik:
170
Peningkatan Kemampuan Gerak… Dwi Septi Anjas Wulan
Pra Siklus
Persentase 60 50 40 30
Pra Siklus
20 10 MLG
MA
MMR
LDR
KDY
KAM
HID
FAN
FH
BS
AS
AR
AP
AMR
AN
Anak AA
0
Grafik 1. Hasil Asesmen Awal Pra-Siklus
Dari
tabel
menggambarkan
bahwa
tersebut
yang
rata-rata
berkembang sangat baik diatas 71%.
diharapkan
yaitu
kategori
skor gerak lokomotor anak kelompok B TK Jihan Ulfani Kecamatan
Siklus I
Medan Marelan pada pra siklus berada
pada
kategori
mulai
Pemberian siklus
I,
maka
tindakan peneliti
pada dan
berkembang dengan skor rata-rata
kolaborator
melakukan
asesmen
28,25 dengan persentase 47,08%.
terhadap
kemampuan
gerak
KAM memperoleh skor 25,5 atau
lokomotor anak. Hal ini dilakukan
42,5% dan KDY memperoleh skor
untuk
26 atau 43,33%.
Sementara FH
diperoleh anak setelah pemberian
memperoleh skor tertinggi yaitu 32
tindakan pada siklus I. Hasil asesmen
atau
setelah pemberian tindakan pada
53,33%.
Berdasarkan
hasil
pencapaian pada pengamatan awal di atas,
dapat
dikatakan
mengetahui
skor
yang
siklus I adalah sebagai berikut:
bahwa
kemampuan gerak lokomotor anak belum mencapai target keberhasilan
171
JURNAL PENDIDIKAN USA DINI Edisi 9 Volume 1 April 2015
Tabel 2. Kemampuan Gerak lokomotor Pada Siklus I kelompok B TK Jihan Ulfani Kecamatan Medan Marelan. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
NAMA ANAK AA AN AMR AP AR AS BS FH FAN HID KAM KDY LDR MMR MA MLG
Observer Observer I II 42 37 36 37 38 38 37 39 39 40 40 36 38 38 39 41 39 38 38 40 37 35 35 35 37 35 38 35 35 37 34 35 Rata-rata Kelas
Dari
tabel
menggambarkan
bahwa
SKOR
Persentase
Keterangan
39,5 36,5 38 38 39,5 38 38 40 38,5 39 36 35 36 36,5 36 34,5 37,43
65,83 60,83 63,33 63,33 65,83 63,33 63,33 66,66 64,16 65 60 58,33 60 60,83 60 57,5 62,39
BSH MB BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH MB MB MB MB MB MB MB
tersebut
berkembang. Dengan demikian hasil
rata-rata
pelaksanaan
tindakan
siklus
I
skor gerak lokomotor anak kelompok
mengalami peningkatan, akan tetapi
B TK Jihan Ulfani Kecamatan
belum
Medan Marelan pada
siklus I
maksimal yaitu 71% dengan kategori
yang
berkembang sangat baik. Untuk lebih
mengalami
peningkatan
mencapai
yang
signifikan yaitu dari nilai persentase
jelasnya
pada kondisi awal yaitu 47,03%
kemampuan gerak lokomotor yang
meningkat dengan skor rata-rata
sudah dilakukan pada siklus I dapat
37,43 dengan persentase 62,39% dan
dilihat pada grafik berikut ini:
berada pada kategori berkembang sesuai harapan. Pengamatan pada 16 anak
kelompok
B
menunjukkan
bahwa ada bahwa ada 9 anak yang memiliki
kemampuan
gerak
lokomotor sudah berkembang sesuai harapan 172
dan
8
anak
mulai
gambaran
target
peningkatan
Peningkatan Kemampuan Gerak… Dwi Septi Anjas Wulan
SIklus I
Presentase 68 66 64 62
SIklus I
60 58 56 54 52
Inisial Anak
Gambar 2. Grafik Hasil Asesmen Kemampuan Gerak Lokomotor Anak Pada Siklus I Dari
grafik
menggambarkan
bahwa
tersebut
dilihat dari aspek berjalan, berlari
rata-rata
dan
melompat.
Sedangkan
hasil
skor gerak lokomotor anak kelompok
terendah diperoleh oleh MLG yang
B TK Jihan Ulfani Kecamatan
dapat dilihat dari aspek berjalan,
Medan Marelan pada
berlari dan melompat.
mengalami
peningkatan
siklus I
Dengan
yang
demikian
signifikan yaitu dari nilai persentase
pelaksanaan
pada kondisi awal yaitu 47,03%
mengalami peningkatan, akan tetapi
meningkat dengan skor rata-rata
belum
37,43 dengan persentase 62,39% dan
maksimal yaitu 71% dengan kategori
berada pada kategori berkembang
berkembang
sesuai harapan. Pengamatan pada 16
karena itu, peneliti dan kolaborator
anak
menunjukkan
menyepakati untuk melanjutkan ke
bahwa ada bahwa ada 9 anak yang
siklus II. Hal ini dilakukan atas
memiliki
kesepakatan
kelompok
B
kemampuan
gerak
tindakan
hasil
mencapai
sangat
antara
siklus
target
baik.
peneliti
I
yang
Oleh
dan
lokomotor sudah berkembang sesuai
kolaborator. Hal ini juga dilakukan
harapan
dengan
dan
8
anak
mulai
pertimbangan
agar
kemampuan
gerak
berkembang. Anak yang mendapat
pningkatan
skor tertinggi adalah FAN hal ini
lokomotor anak meningkat sesuai 173
JURNAL PENDIDIKAN USA DINI Edisi 9 Volume 1 April 2015
dengan standart yang ditentukan.
terutama
Selain itu, pelaksanaan siklus II akan
estafet modifikasi.
membuat guru lebih terbiasa dalam
Siklus II
memberikan
pembelajaran
lokomotor
kepada
gerak
anak-anak
melalui
Berikut
permainan
lari
adala
hasil
ini
asesmen setelah pemberian tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Asesmen Siklus II Kemampuan Gerak Lokomotor Anak kelompok B TK Jihan Ulfani Kecamatan Medan Marelan. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
NAMA ANAK AA AN AMR AP AR AS BS FH FAN HID KAM KDY LDR MMR MA MLG
Berdasarkan dipaparkan,
Observer Observer I II 50 47 47 44 46 50 50 48 57 51 51 51 50 50 52 50 51 49 49 49 45 47 44 44 52 50 48 51 49 52 49 52 Rata-rata Kelas
tabel
yang
menunjukkan
telah bahwa
SKOR
Persentase
Keterangan
48,5 45,5 48 49 54 51 50 51 50 49 46 44 51 49,5 50,5 50,5 49,21%
80,83 75,83 80 81,66 90 85 83,33 85 83,33 81,66 76,66 73,33 85 82,5 84,16 84,16 82,03%
BSH BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB
hasil
pelaksanaan
siklus
II
mengalami peningkatan dan telah
nilai persentase rata-rata peningkatan
mencapai
kemampuan gerak lokomotor pada
kategori berkembang sangat baik.
siklus I 62,39% dengan kategori
Dengan
berkembang
dihentikan pada siklus II karena
sesuai
harapan
targaet
demikian
kemudian meningkat pada siklus II
hasilnya
menjadi 82,03% dengan kategori
keberhasilan.
berkembang sangat baik. Dengan 174
>
sudah
71%
pada
penelitian
mencapai
target
Peningkatan Kemampuan Gerak… Dwi Septi Anjas Wulan
Dari data kemampuan gerak lokomotor anak setelah siklus II berdasarkan
tabel
diatas,
disajikan dalam bentuk grafik maka hasilnya sebagai berikut:
jika
Siklus II
Persentase 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Siklus II
Inisial Anak
Gambar 3. Grafik Hasil Asesmen Kemampuan Gerak Lokomotor Anak Pada Siklus II Berdasarkan grafik yang telah
nilai tertinggi adalah AR, hal ini
dipaparkan menunjukkan bahwa dari
disebabkan oleh AR telah mampu
16 orang anak yang mengikuti
melakukan gerakan dengan baik pada
kegiatan
melalui
setiap aspeknya. Anak yang terendah
pembelajaran gerak lokomotor pada
adalah KDY. Dari hasil tersebut
siklus II 11 orang anak berada dalam
terlihat adanya peningkatan yang
kategori berkembang sangat baik dan
terjadi, jadi penelitian ini dihentikan
5 anak pada kategori berkembang
pada
sesuai
dengan
keseluruhan sudah mencapai target
demikian terjadi peningkatan hasil
yang diharapkan. Sehingga pada
pada
siklus II ini tidak dilakukan lagi, dari
pembelajaran
harapan.
siklus
I.
Jadi
dengan
ditandai
siklus
II
sudah
secara
dengan persentase kemampuan gerak
hasil
lokomotor
kategori
ketetapan yang diharapkan yaitu
berkembang sangat baik dengan
secara keseluruhan anak-anak sudah
pencapaian persentase akhir siklus II
menunjukkan
82,03%. Anak yang memperoleh
signifikan dalam kemampuan gerak
memperoleh
penelitian
karena
progres
mencapai
yang 175
JURNAL PENDIDIKAN USA DINI Edisi 9 Volume 1 April 2015
lokomotor melalui permainan lari
menggunakan instrumen yang sudah
estafet modifikasi. Dimana dari hasil
disediakan.
yang telah dicapai pada siklus ini
tersebut terlihat bahwa kemampuan
sudah secara keseluruhan >71%.
gerak lokomotor anak sudah mulai
Selain
pada
hasil
penilaian
akhir
meningkat dari setiap pertemuannya.
pertemuan disiklus kedua peneliti
Hal tersebut dapat dilihat dari tabel
dan
melakukan
peningkatan gerak lokomotor anak
kemampuan
mulai dari pra siklus, siklus I, sampai
kolaborator
pengamatan gerak
itu,
Dari
tentang
lokomotor
anak
dengan
siklus II.
Tabel.4. Peningkatan Kemampuan Gerak lokomotor Nama
Pra siklus
Siklus I
AA AN AMR AP AR AS BS FH FAN HID KAM KDY LDR MMR MA MLG
45 52,5 55 50 57,5 55 65 52,5 52,5 55 50 50 47,5 50 50 50
70 70 67,5 65 70 67,5 72,5 65 65 72,5 62,5 60 60 62,5 58,75 60
Peningkatan pra siklus ke siklus I 25 17,5 12,5 10 12,5 12,5 7,5 12,5 12,5 17,5 12,5 10 12,5 12,5 8,75 10
Siklus II
85 85 85 85 92,5 95 92,5 90 90 85 80 77,5 85 87,5 90 87,5
Peningkatan siklus I ke siklus II 15 15 17,5 20 22,5 27,5 20 25 25 12,5 17,5 17,5 25 25 31,25 27,5
Berdasarkan data yang telah
pada pra siklus 47,08% mengalami
dipaparkan, terlihat bahwa terjadinya
peningkatan yang signifikan setelah
peningkatan gerak lokomotor melalui
dilakukannya tindakan pada siklus I
permainan lari estafet modifikasi.
sebesar
Dari rata-rata kelas yang didapat
menjadi 82,03% pada siklus II.
176
62,39%
dan
meningkat
Peningkatan Kemampuan Gerak… Dwi Septi Anjas Wulan
Terlihat
bahwa
memperoleh siklus
AR
nilai
II,
AR
dan
BS
tertinggi dan
BS
perkembangan
pada
strategi
juga
dipergunakan
anak
ini
diharapkan
mampu pada
untuk kebutuhan
mendapatkan nilai tertinggi pada
lainnya, seperti menjadi kegiatan
setiap aspek yaitu, berjalan, berlari
untuk mengurangi ketegangan anak
dan
dalam
melompat,
sedangkan
MA
mengikuti
kegiatan
memperoleh nilai terendah pada
pembelajaran yang cenderung lebih
siklus I yang kemudian meningkat
kaku dan formal.
kemampuannya
II.
Selain itu, menurut Sayuti
penelitian
Sahara dalam Sujiono (2002: 3.27-
dihentikan pada siklus II karena hasil
3.28) gerak lokomotor merupakan
yang dicapai sudah diatas target yang
gerak dasar yang menjadi fondasi
ditetapkan yaitu >71%.
untuk dipelajari dan diperkenalkan
Dengan
pada
siklus
demikian
Berdasarkan penjabaran yang
pada anak usia TK gerak dasar
dipaparkan
bahwa
tersebut antara lain: berjalan, berlari:
terjadi peningkatan yang signifikan
meloncat dan mendarat, meloncat
antara pra siklus, siklus I, siklus II
rintangan, leaping, hoping, galloing,
pada
sliding,
telah
terlihat
masing-masing
anak.
skipping,
rolling
atau
Penerapan permainan lari estafet
mengguling, memanjat. Berdasarkan
modifikasi dapat menjadi salah satu
data hasil observasi siklus II terlihat
strategi
bahwa
yang
tepat
dengan
dari
semua
anak
sudah
karakteristik anak usia dini, dimana
mengalami peningkatan kemampuan
anak
gerak lokomotor yang mengacu pada
menggunakan
geraknya.
Untuk
menggunakan bentuk
itu
strategi
gerakan
sehingga
kemampuan
yang
mampu
peneliti ini
kriteria
keberhasilan
tindakan.
dalam
Kriteria keberhasilan tindakan pada
bermakna
siklus II sangat dipengaruhi oleh
untuk
beberapa
hal
mengembangkan seluruh aspek dasar
memulai
permainan
anak khususnya dalam meningkatkan
modifikasi, guru memberi penjelasan
gerak
Dengan
kepada anak tentang aturan dan
tahapan
petunjuk, hal ini dilakukan supaya
lokomotor.
memperhatikan
yaitu
1) lari
sebelum estafet
177
JURNAL PENDIDIKAN USA DINI Edisi 9 Volume 1 April 2015
anak lebih memahami gerakan yang
lokomotor anak seperti berjalan,
akan diajarkan oleh guru, selain itu
berlari, dan melompat.
berdasarkan
teori
Rusli Lutan (2011: 83-85)
perkembangan
bahwa Kesempatan untuk berlatih
Proses
bagi tiap anak sangat penting dalam
membuat anak lebih terampil dalam
mempengaruhi umur aktual ketika
melakukan gerakan-gerakan dasar.
tonggak-tonggak perkembangannya
Tubuh anak yang kuat dan seimbang
tercapai (Penny Upton 2012: 62-63),
sehingga anak dengan mudah dapat
2) pada saat pelaksanaan permainan
menerima kegiatan fisik motorik,
lari
anak
selain itu memalui permainan anak
senang,
akan memiliki keterampilan dan
sehingga semua kegiatan permainan
pengetahuan baru yang didapat anak.
estafet
melakukan
akan
modifikasi
dengan
rasa
menghasilkan
peningkatan
pemberian
latihan
akan
proses
kemampuan
gerak
SIMPULAN
lokomotor pada anak. Pelaksanaan
Berdasarkan
temuan
dan
permainan lari estafet modifikasi ini
pembahasan, peneliti menyimpulkan
dilakukan
beberapa hal, diantaranya yaitu: (1)
oleh
berulang-ulang.
anak
I
proses
permainan lari estafet modifikasi
estafet
dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan
meningkatkan
dan
dilakukan
lokomotor, dirancang berdasarkan
sebanyak 8 kali pertemuan. Peran
kurikulum yang disesuaikan dengan
guru sebagai fasilitator, motivator,
sekolah dan kebutuhan anak. Dengan
dan kolaborotor dalam penelitian ini
melakukan
penyederhanaan
akan lebih dimaksimalkan.
prosedur
penerapan,
pada
Pada
secara
siklus
Dilihat pertumbuhan
II
dari dan
siklus
aspek
perkembangan
kegiatan
permainan
modifikasi
untuk
kemampuan
pembelajaran,
lari
gerak
pada
skenario kegiatan
pengembangan pembelajaran anak,
jasmani anak, kegiatan permainan
dan
lari estafet modifikasi secara tidak
pengolah data dalam bentuk satuan
langsung bermanfaat melatih gerak
kegiatan pembelajaran. (2) Hasil dari
penyederhanaan
instrumen
pelaksanaan kegiatan permaina lari 178
Peningkatan Kemampuan Gerak… Dwi Septi Anjas Wulan
estafet modifikasi pada anak taman
disimpulkan bahwa. MA dan MLG
kanak-kanak
memperoleh
dalam
peningkatan
kemampuan gerak lokomotor untuk
setiap
meningkatkan
berjalan,
aktifitas
secara
nilai
aspek
tertinggi
yang
berlari
pada
terdiri
dan
dari
melompat.
optimal. Dari hasil persentase rata-
Sedangkan yang terendah dengan
rata pra siklus hanya menunjukkan
perolehan
kemampuan gerak lokomotor anak
diperoleh KDY. KDY memperoleh
sebesar 47,08% setelah dilakukan
nilai terendah pada aspek berjalan,
tindakan
berlari dan melompat.
siklus I naik
menjadi
62,39%. Dari hasil akhir siklus II anak yang memperoleh Berdasarkan
data
persentase
Peningkatan
73,33%
kemampuan
gerak lokomotor juga dapat dilihat telah
dari skor item maupun skor hasil
dipaparkan, terlihat bahwa terjadinya
kemampuan gerak lokomotor setiap
peningkatan gerak lokomotor melalui
anak. Hal ini merupakan dampak dari
permainan lari estafet modifikasi.
permainan lari estafet modifikasi
Dari rata-rata kelas yang didapat
mampu memberikan suasana belajat
pada pra siklus 47,08% mengalami
yang
peningkatan yang signifikan setelah
karakteristik anak usia dini sehingga
dilakukannya tindakan pada siklus I
kegiatan
sebesar
menyenangkan
62,39%
yang
dan
meningkat
sangat
sesuai
dengan
pembelajaran dan
lebih bermakna
menjadi 82,03% pada siklus II. Dari
khususnya
keseluhan aspek yang diteliti aspek 1
kemampuan gerak lokomtor berjalan,
yaitu berjalan memperoleh hasil
berlari dan melompat.
dalam
pengambangan
tertinggi 76,67% yang artinya semua anak mampu menguasai aspek ini dengan
baik.
Sedangkan
aspek
SARAN Berdasarkan
kesimpulan
melompat memperoleh presentase
yang telah dipaparkan, adapun saran
terendah 54,16%. Dari hasil akhir
yang dapat diberikan yaitu: (1) Guru
siklus II anak yang memperoleh hasil
hendaknya lebih banyak memberikan
tertinggi sebesar 84,16% diperoleh
kesempatan
kepada
oleh responden MA dan MLG. Dapat
melakukan
kegiatan
anak yang
untuk bisa 179
JURNAL PENDIDIKAN USA DINI Edisi 9 Volume 1 April 2015
menstimulasi
kemampuan
gerak
lokomotor anak, selain itu guru lebih kreatif
dalam
berbagai
mengkombinasi
kegiatan
yang
ada
dilingkungan sekitar baik dengan media permainan yang ada disekolah ataupun media permainan baru. (2) Pengelola/penyelengara
PAUD
pengelola kelas yang optimal dan efektif
sangat
kegiatan
diperlukan
pembelajaran
di
dalam taman
kanak-kanak, apalagi kegiatan yang dilakukan
di
luar
kelas
ketika
mengunakan permainan lari estafet modifikasi. (3)
Peneliti
lain
hendaknya
melakukan penelitian pengambangan untuk
mengetahui
metode
atau
kegiatan yang tepat untuk dapat meningkatkan
kemampuan
gerak
lokomotor anak.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharmisi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : Rineka cipta, 2008. Bambang sujiono,dkk, Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka: 2002. Diana Mutiah. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 180
Gallahue, David L. Understanding Motor Development Infants, Children, Adolescents Second Edition, USA:Benchmark Press,1989. Lutan, Rusli. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Dikbud, 1997. Montolalu dalam Mukhtar Latif, et.all. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009, Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: 2009. Penny Upton. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga: 2012. Saringatun, Rohita. Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Lari Estafet pada Usia 3-4 Tahun., Surabaya. Universitas Negeri Surabaya,2013. Jurnal UNESA. Samsudin. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Litera Prenada Media Group, 2008. Suyadi. Psikologi Belajar. PAUD. Yogyakarta: Pedagogia, 2010