e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 1 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 7 SINGARAJA Gst. Ayu Nym. Juliartini, Gde Artawan, I Wayan Rasna Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa menggunakan media audio-visual (2) mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa dalam membaca puisi menggunakan media audio-visual (3) mendeskripsikan respons siswa terkait proses pembelajaran membaca puisi dengan media audio-visual. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa dan Sastra Indonesia dan siswa kelas VII E SMP Negeri 7 Singaraja. Sedangkan, objek penelitian ini adalah aktivitas dan langkah-langkah pembelajaran, peningkatan kemampuan siswa, tanggapan siswa tentang media audio-visual. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, dokumentasi, observasi, dan kuesioner. Data yang diperoleh dari tes dan kuesioner dianalisis menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh dari dokumentasi dan observasi dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya (1) beberapa langkah-langkah pembelajaran dalam membaca puisi menggunakan media audio-visual seperti menjelaskan materi, memberikan penguatan, dan menarik perhatian siswa (2) peningkatan nilai rata-rata dalam membaca puisi dari 79 pada siklus I menjadi 88 pada siklus II (3) ) tanggapan positif siswa terhadap penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran membaca puisi. Sehingga, peneliti menyarankan kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk menggunakan media audio-visual saat mengajar membaca puisi dengan langkah-langkah pembelajaran yang ditemukan dalam penelitian ini. Kata kunci: media, audio-visual, membaca puisi
Abstract This research aimed to (1) describe the activities and learning steps in improving the students’ ability in reading poetry using audio-visual media (2) describe the improvement of students’ ability in poetry reading using audio-visual media (3) describe the students’ responds about the learning process of poetry reading using audio-visual media. This is classroom action research which was conducted into two cycles. The research subjects were Bahasa dan Sastra Indonesia teacher and students at class VII E of SMP Negeri 7 Singaraja. Meanwhile, the research objects were learning activities and steps of learning, improving students’ ability, and students’ responds in using audio-visual media. In this research, data collection technique used was test, documentation, observation, and questioner methods. The obtained data from test and questioner method were analyzed
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 2 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
using descriptive quantitative technique. The obtained data from documentation and observation method were analyzed using descriptive qualitative technique. The research result showed that there was (1) improvement of mean score in poetry reading from 79 on cycle I became 88 on cycle II, (2) Audio-visual media able to increase the students’ confidence on reading time, (3) some appropriate steps of learning in poetry reading using audio-visual media such as explaining the material, giving enrichment, and attracting the students’ attention, (4) positive responds of students about the use of audio-visual media in learning process poetry reading. Therefore, the researcher recommend to Bahasa dan Sastra Indonesia teacher to use audio-visual media when teach the poetry reading using the learning steps as found in this research. Keywords: Audio-visual media, poetry reading
PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan pengajaran sastra yang diharapkan adalah terciptanya pengalaman sastra. Maka, sistem pengajaran menghendaki agar peserta didik dilatih beraktivitas dan tak hanya duduk manis. Pengalaman menciptakan sastra apapun wujudnya, bukanlah pengalaman semu atau dibuat-buat, tetapi bersifat realistis. Pengalaman itu disebut dengan kompetensi, yaitu kemampuan tertentu yang perlu dimiliki peserta didik Endraswara (2003:23). Maka dari itu, pembelajaran sastra tidak akan terkesan jenuh, tidak kering, dan terasa lebih hidup dan menyegarkan. Parsua (2012:1) menyatakan bahwa sastra merupakan “Hiburan menyegarkan, permainan intelektual, rumit dan cermin kehidupan yang memantulkan jiwa manusia paling dalam, melibatkan perasaan sekaligus pikiran dan rohani”. Semi (1992:194) mengungkapkan bahwa tujuan pengajaran sastra adalah agar siswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra dan lingkungan sehingga, para siswa merasa terdorong dan tertarik untuk membacanya. Siswa seharusnya tidak hanya disuguhi teori, tetapi siswa juga harus tahu cara mengapresiasi sastra. Apresiasi merupakan sebuah istilah dalam bidang sastra dan seni pada umumnya, sebenarnya lebih mengacu pada aktivitas memahami, menginterpretasi, menilai, dan pada akhirnya memproduksi sesuatu yang sejenis dengan karya yang diapresiasikan. Oleh karena itu, kegiatan apresiasi tidak hanya bersifat reseptif: menerima sesuatu secara pasif, tetapi yang lebih penting apresiasi juga bersifat produktif: menghasilkan sesuatu secara aktif. Salah
satu kegiatan apresiasi yang bersifat produktif adalah pembacaan puisi. Membaca puisi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Membaca atau menilai sebuah karya sastra khususnya puisi, bukanlah sesuatu yang dianggap mudah karena setiap pembaca teks sastra, baik yang konvensional maupun nonkonvensional tentunya mengalami kesulitan atau merasakan seakan-akan tidak memahami apa yang disampaikan atau dimaksudkan pengarang Membaca puisi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Lebih tegas lagi, Gunatama, (2010:314) menyatakan bahwa “pembaca puisi setidaknya perlu mempersiapkan kondisi psikologis, (konsentrasi, percaya diri dan pendalaman)”. Sesuai dengan silabus VII semester 2 pada aspek Standar Kompetensi terdapat materi tentang pembacaan puisi. Standar Kompetensi tersebut berbunyi: memahami pembacaan puisi. Pada kompetensi dasar ada dua yaitu menanggapi cara pembacaan puisi dan merefleksi isi puisi yang dibacakan. Berdasarkan observasi awal, terlihat bahwa guru belum mampu menjadi model yang baik dalam pembelajaran membaca puisi. Guru belum mampu menjiwai dan menghayati puisi yang dibacakan. Keadaan ini membuat siswa tidak mampu memahami puisi yang dibacakan oleh guru. Pada akhirnya, dalam praktik murid pun kesulitan untuk berlatih membaca puisi. Akibat hal itu, skor yang diperoleh sebagian besar siswa di bawah KKM. Dari 20 siswa, 13 diantaranya memiliki kemampuannya masih di bawah rata-rata, yakni 70,1, sedangkan nilai KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII E
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 3 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
adalah 76. Beliau menambahkan siswa yang mampu memperoleh skor sesuai KKM hanya 7 orang sedangkan 13 orang mendapatkan skor di bawah KKM. Data tersebut menunjukkan, bahwa dari 20 siswa hanya 35% yang mendapat nilai tuntas. Sementara itu, sisanya 65 % di bawah nilai tuntas. Atas dasar tersebut, perlu dihadirkan sebuah media yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan membaca puisi. Dengan demikian, penggunaan media audio -visual tepat dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi. Penggunaan media ini penting dan sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar sebab media ini memiliki berbagai kelebihan. Salah satu kelebihannya adalah meningkatkan motivasi siswa dalam belajar akan meningkat sebab media audio-visual pembelajaran lebih konkret atau nyata sehingga perhatian siswa terjaga. Adapun cara guru mengajar adalah guru menjelaskan teori mengenai teknik membaca puisi kepada para siswa, setelah itu guru menjadi model untuk membaca puisi. Setelah praktik di depan para siswa, guru menunjuk beberapa siswa untuk mencoba membaca puisi dengan teknikteknik yang sebelumnya telah dijelaskan oleh guru bidang studi. Namun, dari cara mengajar yang telah dilaksanakan oleh guru bidang studi terdapat masalah yang dialami siswa, yang peneliti temukan. Masalah yang ditemukan di lapangan, khususnya kelas VII E SMP Negeri 7 Singaraja adalah siswa mengalami kesulitan. Ketika membaca puisi ekspresi dan intonasi siswa kurang sesuai dan gerak tubuh siswa masih kaku karena tegang. Hal itu berakar dari rasa percaya diri siswa yang kurang. Selain itu, guru hanya mengandalkan buku teks tanpa ada media pendukung lainnya dalam proses belajar mengajar. Adanya permasalahan semacam itu, siswa pun terkesan jenuh untuk mengikuti proses pembelajaran, bahkan terkadang ada beberapa siswa yang bermain dan berbincang-bincang saat guru menjelaskan teori terkait dan ketika guru praktik membaca puisi. Sanaky (2009:32)
mengungkapkan bahwa “media tidaklah sebatas sarana dan prasarana yang memang sudah ada dan tersedia di sekolah”. Harus ada hal-hal yang baru dalam pemberitaan media pembelajaran kepada siswa. Hal baru yang dimaksudkan adalah yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti berupaya menggunakan suatu media untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pembacaan puisi dari para penyair. Sehingga, tercetuslah Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan Penggunaan Media Audio-Visual Siswa Kelas VII E SMP Negeri 7 Singaraja. Dengan kelebihan yang dimiliki, peneliti dapat meyakinkan guru untuk menggunakan media video audio-visual dalam pembelajaran. Dengan demikian, terlihat adanya kesesuaian media yang dipergunakan peneliti dengan masalah yang dialami oleh siswa kelas VII E SMP Negeri 7 Singaraja. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas tentang (1) langkah-langkah pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 7 Singaraja dalam membaca puisi dengan penggunaan media audio- visual, (2) peningkatan kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 7 Singaraja dalam membaca puisi dengan penggunaan media audiovisual, (3) respons siswa kelas VII E SMP Negeri 7 Singaraja terhadap pembelajaran membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual. Sejalan dengan masalah itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan pembelajaran yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 7 Singaraja membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual, (2) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 7 Singaraja membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual, (3) Untuk mengetahui respons siswa kelas VII SMP Negeri 7 Singaraja terhadap pembelajaran membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 4 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
METODE PENELITIAN Bahasan tentang permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini menggunakan metode yang mencakup (1) rancangan penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) metode pengumpulan data, (4) metode analisis data, dan (5) kriteria keberhasilan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam multisiklus. Dalam penelitian ini, peneliti merancang metode penelitian yang meliputi, refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi, metode dan instrument pengumpulan data, dan analisis data. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 7 Singaraja yang berjumlah 20 orang dan guru yang bersangkutan. Objek penelitian ini adalah langkah-langkah pembelajaran, peningkatan, respons siswa kelas VII E SMP Negeri 7 Singaraja terhadap pembelajaran membaca puisi dengan penggunaan media-audio visual. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi., metode tes, metode kuesioner, metode wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif berupa data aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual. Data kuantitatif berupa tingkat kemampuan siswa yang ditunjukkan dengan nilai tes praktik membaca puisi, aktivitas, dan respons siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen sebagai alat untuk mendukung penggunaan metode tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes praktik membaca puisi, lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar angket/kuesioner, respons siswa. Instrumen tes praktik membaca puisi digunakan dalam metode tes. Instrumen lembar observasi digunakan dalam metode observasi, instrumen lembar angket digunakan dalam metode angket/kuesioner.
Setelah data terkumpul, selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan analisis data. Analisis data ini adalah langkah terpenting untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ingin dipecahkan. Analisis penelitian ini disajikan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah suatu teknik dalam menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menginterpretasikan data yang diperoleh dari penelitian yang menggunakan katakata, sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis yang mempergunakan alat analisis bersifat kuantitatif. Dalam penelitian ini, data hasil tes membaca puisi dianalisis menggunakan analisis data deskripstif kualitatif dan kuantitatif, aktivitas belajar siswa mengunakan media audio-visual dalam pembelajaran membaca puisi dianalisis menggunakan analisisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data respons siswa dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, kriteria keberhasilan belajar membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual ditunjukkan dengan adanya keberhasilan pemerolehan skor rata-rata kelas pada kategori tuntas atau 75% siswa mampu memperoleh nilai 78100. Kriteria respons siswa senang mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual bila 75 % siswa menyatakan senang mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual. Dengan tercapainya kriteria keberhasilan yang telah ditentukan di atas, penelitian ini dapat dihentikan. Siklus tindakan yang mampu mencapai kriteria keberhasilan ataupun ketercapaian KKM dianggap sebagai tindakan terbaik yang memenuhi kriteria keberhasilan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyajian hasil penelitian memberikan gambaran secara menyeluruh tentang berhasil tidaknya suatu penelitian. Dalam penyajian hasil penelitian ini, tergambar data yang telah dikumpulkan dengan metode dan teknik tertentu serta langkah-langkah yang dipakai untuk
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 5 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian. Oleh karena itu, pada bab ini diuraikan data mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian ini diperoleh dari tes, pengamatan (observasi), kuesioner, dan wawancara melalui pelaksanaan rencana penelitian tindakan kelas. Bagian pembahasan disusun berdasarkan hasil penelitian tersebut. Berikut akan dijabarkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Pembahasan hasil penelitian ini difokuskan pada temuan yang dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual yaitu, (1) pedoman observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan langkah-langkah pembelajaran, (2) tes untuk mengetahui kemampuan membaca puisi dan, (3) kuesioner untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran membaca puisi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam satu siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap siklus menghasilkan data yang diperoleh dari hasil observasi dalam pembelajaran membaca puisi dengan kompetensi dasar, yaitu merefleksi isi puisi yang dibacakan dan juga indikator yang berbunyi (1) mampu menjelaskan isi puisi dan mengaitkan dengan realitas kehidupan sosial dari video yang diamati, (2) mampu mengungkapkan suasana, intonasi, jeda, dan kinestetik dari video yang diamati, (3) mampu membaca puisi dengan memerhatikan video yang telah diamati. Temuan pertama yang menyangkut aktivitas yang ditempuh guru dalam menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran membaca puisi. Adapun beberapa langkah utama yang harus ditempuh oleh guru dalam menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran membaca puisi antara lain terletak pada (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir. Penggunaan media audiovisual diaplikasikan pada saat siswa dan guru bersama-sama mengikuti kegiatan inti pembelajaran membaca puisi. Guru menyampaikan apersepsi kepada siswa
mengenai teknik membaca puisi, menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan informasi mengenai pentingnya pengetahuan tentang teknik membaca puisi. Setelah itu, aktivitas inti dilakukan dengan guru memberikan sugestif positif sehingga membangkitkan semangat belajar siswa, menjelaskan kembali materi tentang membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual secara singkat dan sederhana, memberikan contoh langsung dengan membacakan sebuah naskah puisi dengan memperhatikan aspek-aspek pembacaan puisi. Namun, Sebelum tes praktik dilaksanakan, guru menyampaikan aspekaspek yang akan menjadi penilaian dalam membaca puisi Selain itu, sebelum memulai tes praktek membaca puisi guru kembali menayangkan beberapa video pembacaan puisi yang lebih bervariasi dan durasinya cukup lama sekaligus menyampaikan halhal yang akan dinilai dalam tes praktek membaca puisi. Selama proses praktek membaca puisi berlangsung siswa secara bergilir diminta untuk memberikan komentar, kritikan,dan saran untuk penampilan temannya. Usai praktik membaca puisi Guru menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa terhadap teks puisi yang dibacakan dan memberikan tanggapan dan konfirmasi terkait teknik membaca puisi dengan menggunakan media audio-visual dan memberikan solusi atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Pada kegiatan akhir, secara bersama-sama, guru dan siswa membuat kesimpulan hasil materi pembelajaran dan guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup. Penggunaan media audio-visual sangat membantu guru dalam pembelajaran membaca puisi. Hal ini sejalan dengan pendapat Rohani (1997:3) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Raharjito,dkk (2005:7) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 6 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Sukarta dengan skripsinya yang berjudul Penggunaan Media Audio-Visual dalam Pembelajaran Apresiasi Drama pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seririt menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi. Peningkatan tersebut terjadi karena guru melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. Adanya
berbagai perbaikan dengan jalan modifikasi pembelajaran. Adanya teknik pemodelan sebelum memulai pembelajaran guna meningkatkan moitivasi dan keyakinan pada diri siswa. Temuan pertama yang menyangkut peningkatan kemampuan membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual. Penggunaan media audio-visual mampu meningkatkan kemampuan siswa membaca puisi. Pernyataan ini diperkuat dari perbandingan hasil tes mengemukakan pendapat secara lisan yang diperoleh siswa sebelum dilakukan tindakan, pelaksanaan siklus I, sampai pelaksanaan tindakan siklus II.
Tabel 1. Perbandingan antara skor rata-rata kelas sebelum dilakukan tindakan, pada siklus I dan pada siklus II No
Nama Siswa
Nilai Awal
1
Komang Ayu Meryani
54
2
Gede Anggayasa
60
3
Kadek Arya Kresna Sudharma
76
4
Komang Ayu Artiani
82
5
Komang Juli Astrawan
74
6
Ketut Karisma Budiana
77
7
Putu Nanda Arma Yanti
55
8
Gede Pande Widarta
46
9
Ketut Putra Ayu Dewi
77
10
Ketut Rabi Guna Agus Santika
42
11
Luh Putu Rasmini
74
12
Kadek Ratna Budi Astuti
62
Siklus Ket 1 64 74 85 91 83 89 70 66 91 69 84 79
2 81
Meningkat
84
Meningkat
92
Meningkat
96
Meningkat
89
Meningkat
92
Meningkat
79
Meningkat
87
Meningkat
93
Meningkat
80
Meningkat
92
Meningkat
83
Meningkat
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 7 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
13
Kadek Rika Bujana
61
14
Ketut Rudi Susanto
76
15
Ketut Sagita Ari Wibawa
68
16
Kadek Satria Budi Ariawan
43
17
Luh Sukendran
63
18
Komang Teguh Permana
77
19
Luh Wina Wulandari
59 65,2
Peningkatan kemampuan membaca puisi disebabkan oleh beberapa faktor, yang pertama adanya penggunaan media audio-visual dalam proses belajar mengajar sehingga video yang ditayangkan terasa lebih hidup dan ada contoh konkret yang bisa dicermati oleh siswa, yang kedua anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya, yang ketiga siswa bisa meningkatkan kreativitasnya lewat permainan wajah. Temuan ini sejalan dengan pendapat (Djamarah 2002:138) yang menyatakan bahwa media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar mengajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. Temuan ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh I Wayan Sukarta pada penelitiannya meski fokus permasalahan yang ditemukan berbeda atau kajian masalahnya tidak sama namun, dalam penelitiannya ia juga menggunakan media yang sama, yaitu media audio-visual. Sehingga, peneliti sudah mengetahui adanya kelebihan dan
77 88 82 59 80 85 79 79
82
Meningkat
90
Meningkat
88
Meningkat
76
Meningkat
88
Meningkat
92
Meningkat
95
Meningkat
88
Meningkat
kekurangan yang sama pula dalam pembelajarannya. Namun hasil yang diperoleh juga sejalan atau sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Temuan yang ketiga ini didukung oleh respons yang diberikan siswa terhadap penggunaan media audio-visual dalam meningkatkan keterampilan membaca puisi, yaitu semua siswa merasa lebih mudah dalam praktek membaca puisi karena video yang ditampilkan sangatlah menarik dan merangsang minat belajar siswa selain itu, semakin meningkatkan rasa percaya diri para siswa yang awalnya merasa takut lambat laun semakin berani untuk menguji diri dan merasa lebih tertantang dan suasana kelas menjadi tidak kaku bahkan lebih termotivasi sebab penggunaan media ini menimbulkan kekuatan imajinasi atau daya khayal para siswa. Temuan ketiga ini didukung oleh respons yang diberikan siswa terhadap penggunaan media audio-visual dalam membaca puisi yaitu, sebagian besar siswa merasa lebih memahami dan lebih mudah dalam praktik membaca puisi dengan penggunaan media audio-visual. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Derek Rowntree (dalam Rohani 1997:7) yaitu, membangkitkan motivasi belajar. Sama halnya dengan pernyataan angket selanjutnya, yaitu penggunaan media
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 8 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
audio visual yang ditayangkan menurut saya sangat menarik. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Asyhar (2012:41) yang menyatakan bahwa media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta didik. Pernyataan selanjutnya penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menurut saya menimbulkan keberanian untuk bertanya mengenai materi terkait hal tersebut sejalan dengan pendapat Derek Rowntree (dalam Rohani 1997:7), media pendidikan yang berfungsi membangkitkan motivasi belajar. Selanjutnya, Penggunaan media audio visual menurut saya menumbuhkan rasa berani untuk praktik membaca puisi sehingga rasa percaya diri semakin meningkat .Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Derek Rowntree (dalam Rohani 1997:7), media pendidikan berfungsi mengaktifkan respon peserta didik. Sama halnya dengan pernyataan selanjutnya yaitu penggunaan media audio visual seperti ini, membuat saya lebih tertantang dalam praktik membaca puisi yang ditayangkan. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Derek Rowntree (dalam Rohani 1997:7), media pendidikan berfungsi menyediakan stimulus belajar. Pernyataan selanjutnya, yaitu Penggunaan media audio visual, saya merasa suasana kelas tidak menegangkan, tidak kaku, dan lebih termotivasi. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Derek Rowntree (dalam Rohani 1997:7), media pendidikan berfungsi membangkitkan motivasi belajar. Dan pernyataan yang terakhir yaitu penggunaan media audio visual mampu memberikan keterampilan bagi saya dalam membaca puisi Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Derek Rowntree (dalam Rohani 1997:7), media pendidikan berfungsi mengulang apa yang telah dipelajari. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Sukarta dengan skripsinya yang berjudul Penggunaan Media Audio-Visual dalam Pembelajaran Apresiasi Drama pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seririt.
Pada nilai awal adapun total rata-rata nilai siswa adalah 1304 dengan rata-rata 65.2, yang diikuti dengan ketuntasan klasikal sebesar 35% sedangkan pada siklus I total rata-rata nilai adalah 1589 dengan rata-rata 79, yang diikuti dengan ketuntasan klasikal sebesar 70% dan pada siklus II total nilai rata-rata nilai adalah sebesar 1757 dengan rata-rata 88%, yang diikuti dengan ketuntasan klasikal sebesar 100%. Jika dicari selisih total rata-rata nilai awal siswa dengan siklus 1 adalah sebesar 285 dengan kata lain adanya peningkatan sebesar 285 angka dan menuju siklus II yang naik drastis menjadi 100% berarti adanya peningkatan sebesar 168 angka. Jadi, penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan ativitas dan hasil belajar siswa kelas VII E SMP N 7 Singaraja. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes membaca puisi pada siklus II dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I dan peningkatan hasil belajar dapat pula dilihat dari perbandingan nilai awal siswa terhadap siklus I. Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan yang terlihat pada siklus I dan siklus II. Untuk mengatasi beragam permasalahan yang ditemui oleh guru maupun siswa dalam pembelajaran membaca puisi guru dapat menggunakan media audio-visual yang dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan alternatif dalam upaya peningkatan aktivitas dan tercapainya ketuntasan hasil belajar membaca puisi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama Pengunaan media audio-visual dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas VII E SMP N 7 Singaraja sebab pada setiap tahap pembelajaran skor siswa selalu mengalami peningkatan, baik dari refleksi awal, siklus I, dan siklus II hingga hasil yang diinginkan oleh peneliti sesuai dengan yang diharapkan. Perolehan skor rata-rata yang dicapai siswa pada refleksi awal adalah 65,2, skor rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 9 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
adalah 79, dan perolehan skor pada siklus II adalah 88. Kedua Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi adalah, ketika proses pembelajaran guru memberikan kisah inspiratif melalui sebuah video sebelum memulai pembelajaran untuk merangsang minat siswa untuk belajar. Namun, fokus pembelajaran masih pada penggunaan media audio-visual dengan memutarkan video pembacaan puisi yang beragam. Dalam proses pembelajaran peneliti juga berulang-ulang menjelaskan poin-poin yang menjadi penilaian dalam praktek membaca puisi agar siswa benar-benar paham akan materi pelajaran dan tidak gugup dalam praktek membaca puisi. Setelah dirasa cukup mengulang materi pelajaran dan menjelaskan poinpoin yang menjadi penilaian dalam praktek membaca puisi. Guru menjadi model pembacaan puisi dengan membaca puisi penuh penghayatan atau penjiwaan. Karena, siswa sudah memiliki puisi yang sebelumnya dibagikan oleh peneliti siswa diberikan kesempatan untuk memahami isi puisinya masing-masing. Setelah sekian menit diberikan waktu untuk memahami isi puisinya. Guru kembali memutarkan video pembacaan puisi. Selama proses pembelajaran, guru memperhatikan aktivitas belajar siswa (kedisplinan, tanggung jawab, dsb). Selanjutnya, guru menyebut nama siswa secara acak untuk berlatih membaca puisi sekaligus pemberian skor terhadap hasil praktek. Saat akan menutup pelajaran guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran hari itu, memberikan penguatan berupa nasehat kepada seluruh siswa yang sudah berpartisipasi aktif selama pelajaran berlangsung, guru merangkum pembelajaran secara keseluruhan dan mengomentari jalannya pembelajaran, guru mengadakan evaluasi, dan pada akhirnya guru menutup pelajaran. Dan yang ketiga penggunaan media audio-visual ternyata memang mampu meningkatkan keterampilan membaca puisi siswa kelas VII E SMP N 7
Singaraja. Hal ini terbukti dari sebagian besar siswa memberikan respons yang positif terhadap tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata respons siswa adalah 28 positif kemudian nilai rata-rata respons siswa meningkat menjadi 33 sangat positif.
DAFTAR PUSTAKA Rohani, Ahmad. 1997. Media Intruksional Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran.Jakarta. PT. Raja Grafindo Semi, Atar. 1992. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya Gunatama, Gede. 2010. Buku Ajar Puisi (Teori, Apresiasi, Pemaknaan, dan Pembelajaran. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha Hujair
AH, Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.
Sukarta,. I Wayan 2012. Penggunaan Media Audio-Visual dalam Pembelajaran Apresiasi Drama pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seririt.Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha. Sueca, Nengah. 2013. Penggunaan Video Pantomim untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Naskah Drama di Kelas VII B SMP Negeri 3 Rendang. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 10 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
Parsua, Ngurah. 2012. Karya Sastra dan Prosesnya. Denpasar. Widya Prataka
Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca, Menulis Mengajarkan Sastra. Kota Kembang. Yogyakarta.
Oktalia, Christi Ursula.2013. Penggunaan Video Monolog untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita Siswa Kelas VII B SMP Negeri 4 Gerokgak. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha.
Suarjaya, Wayan. 2013. Pemanfaatan Video Kartun Bang One untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Opini Siswa Kelas XI IPB 1 SMA Negeri 1 Ubud. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha.