PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I Irma Fajarwati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Meningkatkan kemampuan membaca dan hasil belajar siswa sangat penting dilakukan, karena akan menunjang kualitas kognitif, sikap dan keterampilan siswa di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Dalam proses membaca puisi, guru dan siswa masih merasa kesulitan. Guru tidak memiliki waktu yang lebih untuk mempraktikkan membaca puisi satu per satu. Sedangkan, siswa ada yang kurang mampu membacakan puisi karena malu dan tidak percaya diri. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif teknik kontes akan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dalam konteks komunikasi dan melatih keterampilan perseorangan. Dan teknik ini juga melatih anak bekerja sama, serta memiliki rasa tanggung jawab. Dari hasil analisis data, menunjukkan bahwa peningkatan proses kemampuan membaca puisi siswa kelas V MIN Malang 1 menggunakan pembelajaran kooperatif teknik kontes berjalan dengan baik. Hasil kemampuan membaca puisi siswa kelas V MIN Malang 1 menggunakan pembelajaran kooperatif teknik kontesmengalami peningkatan. Kata Kunci: Peningkatan, Membaca Puisi, Teknik Kontes Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang sangat berpengaruh dengan mata pelajaran lain yang diajarkan di sekolah. Hal itu disebabkan karena hampir seluruh mata pelajaran yang dipelajari siswa, baik dari segi media buku yang digunakan maupun penyampaian dari guru kepada siswa selalu menggunakan Bahasa Indonesia. Meningkatkan kemampuan membaca dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat penting untuk dilakukan, karena pada akhirnya akan menunjang kualitas kognitif, sikap dan keterampilan siswa di
lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Dalam pembelajaran perlu dipilih strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Pada setiap kegiatan pembelajaran terlebih dahulu harus dirumuskan tujuan pembelajarannya.Di sinilah letak pentingnya strategi pembelajaran, yaitu menentukan semua langkah dan kegiatan yang perlu dilakukan, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Hal ini dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada awal kegiatan pembelajaran.
NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 639
MIN Malang I yang terletak di Jalan Bandung merupakan salah satu MIN yang terdapat di Kota Malang. Pada hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru Bahasa Indonesia kelas V di MIN Malang I, peneliti menemukan beberapa permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya yaitu kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dengan materi membaca puisi, guru dan siswa masih merasa kesulitan. Guru tidak memiliki waktu yang lebih untuk mempraktikkan siswa membaca puisi satu per satu. Selain itu, dari siswa juga ada yang kurang mampu membacakan puisi karena malu dan tidak memiliki percaya diri. Dari hasil belajar siswa di MIN Malang I kelas V, didapatkan sejumlah 7 siswa yang belum tuntas dengan materi membaca puisi, dengan Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) adalah 80. Dalam proses penilaian membaca puisi, guru memberikan nilai subyektif terhadap kegiatan siswa dalam membaca puisi. Dalam proses metode pembelajarannya, guru hanya memberikan metode mempraktikkan secara langsung kemudian meminta siswa untukmembacakan puisi secara individu. Meskipun sudah terlaksana, namun pelaksanaannya belum optimal dan terkesan masih kurang variatif. Siswa masih belum bisa berkompetisi secara keseluruhan, karena kelas terkesan didominasi oleh siswa tertentu sehingga menyebabkan siswa lainnya cenderung pasif di kelas. Beberapa permasalahan tersebut memerlukan suatu upaya atau
strategi yang efektif untuk mengatasinya. Upaya yang dicoba dengan melaksanakan pembelajaran yang secara langsung dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.Berdasarkan beberapa kajian dan temuan menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran karena dengan pembelajaran kooperatif siswa belajar memahami konsep sendiri dengan cara belajar berkelompok yang anggotanya heterogen. Banyak teknik yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif. Salah satu teknik dalam pembelajaran kooperatif seperti disebutkan di atas adalah teknik kontes, yaitu suatu teknik pembelajaran yang memacu siswa untuk dapat menjadi yang terbaik saat menjadi seorang kontestan. Pada teknik kontes memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dalam konteks komunikasi dan melatih keterampilan perseorangan. Teknik pembelajaran ini juga melatih anak bekerja sama, memiliki rasa tanggung jawab, dan kedisiplinan bekerja dalam kelompok. Penerapan teknik ini dalam pembelajaran membaca sangat menarik bagi siswa karena semua siswa tertantang untuk menjadi yang terbaik dalam kontes. Dengan demikian, bisa mengoptimalkan unjuk kerja siswa. Teknik pembelajaran ini juga memungkinkan menyelenggarakan pembelajaran yang menuntut banyak unjuk kerja individu dalam waktu yang relatif pendek sehingga efisien dari segi waktu.
NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 640
Teknik pembelajaran ini belum pernah diterapkan di MIN Malang I. Penggunaan teknik pembelajaran ini, diharapkan mampu meningkatkan pembelajaran membaca puisi siswa.Dengan menerapkan teknik seperti di atas telah diciptakan suatu kegiatan atau suasana yang kooperatif dan komunikatif, dimana dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya. Artinya siswa harus dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar, menyalurkan dalam membangun pengetahuan, serta bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan. Guru tidak lagi mendominasi proses pembelajaran dengan menyajikan pengetahuan dalam bentuk yang siap kepada siswa yang akan menerimanya secara pasif. Sesuai dengan masalah penelitian di atas, maka penelitian yang akan dilaksanakan ini memiliki tujuan sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan peningkatan proses kemampuan membaca puisi siswa kelas V MIN Malang I menggunakan pembelajaran kooperatif teknik kontes. (2) Mendeskripsikan peningkatan hasil kemampuan membaca puisi siswa kelas V MIN Malang I menggunakan pembelajaran kooperatif teknik kontes. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah Ilmu Pengetahuan di bidang pendidikan khususnya matapelajaran Bahasa Indonesia.Bagi siswa, penerapan pembelajaran kooperatif teknik kontes dapat memotivasi, memupuk kerjasama dan rasa saling menghargai orang lain, yang pada akhirnya mengembangkan
kemampuan akademik dan sosial. Dan bagi guru, penerapan pembelajaran kooperatif teknik kontes diharapkan dapat dijadikan referensi metode pembelajaran untuk memvariasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan untuk menerapkan model pembelajaran teknik kontes dalam meningkatkan keterampilan membaca puisi siswa kelas V MIN Malang I ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Action Research),(yang selanjutnya akan disebut PTK) dengan jenis kolaboratif partisipatoris yaitu partisipasi antara peneliti dan guru mata pelajaran. Dalam PTK ini peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran sedangkan guru mata pelajaran membantu peneliti mengobservasi jalannya pembelajaran. Arikunto mendefinisikanPTK sebagai penelitian yang bertujuan meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi professional pendidikan yang diemban guru. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya berupa kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang
NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 641
diperoleh melalui wawancara, dokumen, angket terbuka, observasi, dan lain-lain) dan data tersebut dianalisis secara kualitatif dengan tujuan untuk menentukan makna dibalik berbagai gejala atau peristiwa yang tampak. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka(Arikunto, 2010:27). Dalam penelitian ini, peneliti memiliki peran sebagai pengelola instrumen dan perancang tindakan. Peneliti sebagai pengelola instrumen mengandung arti bahwa peneliti sebagai pengajar, pengamat yang mengamati langsung proses pembelajaran, pewawancara dan pengumpul data, analisis, penafsir data dan pelapor hasil penelitian, sedangkan guru bahasa Indonesia sebagai pengamat. Penelitian tentang penerapan model pembelajaran teknik kontes untuk meningkatkan keterampilan membaca puisi siswa ini dilaksanakan di MIN Malang I. Penentuan MIN Malang I sebagai objek penelitian karena peneliti mencari Madrasah Ibtidaiyah unggulan dan memiliki kapasitas siswa yang banyak,dengan asumsi peneliti tertarik dengan permasalahan yang ada di Madrasah tersebut. Peneliti hanya mengambil 1 kelas saja yang berjumlah 27 siswa. Di sekolah ini, dalam satu minggu mata pelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan dua kali
pertemuan, yaitu masing-masing selama 2 x 35 menit. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 (semester II). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN Malang I. Dalam penelitian ini, data-data dikumpulkan dengan beberapa teknik. Teknik-teknik yang digunakan adalah (1) observasi, (2) tes performansi siswa dengan lembar penilaian/ rubrik penilaian, (3) wawancara, (4) pengamatan lapangan, dan (5) dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapanmodel pembelajar-an teknik kontes dilakukan berkolaborasi dengan guru mitra untuk mengatasi kesulitan siswa dalam membaca puisi. Dari pelaksanaan kedua siklus tersebut telah diperoleh hasil temuan kemampuan berpuisi siswa pada kompetensi membaca yang mencakup (1) kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan lafal, intonasi yang tepat, dan volume suara yang tepat, (2) kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan ekspresi dan gestur yang tepat. Seluruh hasil temuan penelitian pada tindakan siklus I untuk semua kemampuan tersebut dijabarkan dalam tabel 1
Tabel 1Prosentase Hasil Tes Keterampilan Membaca Puisi Siklus I No. Skor Kategori Frekuensi % Hasil 1. < 65 Kurang 0 0 27 siswa mencapai skor total 2113 2. 65—74 Cukup 7 26 dengan rata-rata 3. 75—84 Baik 16 59 skor 78,25 dalam 4. >84 Sangat baik 4 15 kategori baik. Jumlah 27 100 NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 642
Tabel 1menunjukkan bahwa hasil kerencana dan persiapan yang lebih 27 siswa mencapai skor total 2113 matang daripada siklus I. Dengan dengan skor rata-rata 78,25 dalam adanya perbaikan-perbaikan kategori baik. Sebanyak 16 siswa pembelajaran yang mengarah pada atau 59% memperoleh skor 75-84 peningkatan hasil belajar, hasil dalam kategori baik, dan 4 siswa atau penelitian yang berupa skor tes 15% memperoleh skor >84 dalam keterampilan membaca puisi siswa kategori sangat baik.Ada 7 siswa meningkat. Selain itu, pada siklus II atau 26% memperoleh skor 65-74 ini suasana pembelajaran berubah dalam kategori cukup. Pada siklus I menjadi lebih baik dibandingkan ini siswa masih merasa gugup, dengan suasana pembelajaran pada menggunakan intonasi seperti orang siklus I. Seperti halnyasiklus I, membaca, dan ada pula yang masih pemaparan hasil penelitian pada menggunakan kata-kata santai atau siklus II ini dilakukan dengan cara bahasa Jawa. Hasil tes sebagaimana menyajikan tabel dan menjelaskan dalam tabel tersebut merupakan tafsiran makna tabel tersebut untuk gabungan dari lima aspek hasil tes dan pemaparan secara keterampilan membaca yang deskriptif untuk data-data nontes. digunakan untuk menilai Seluruh hasil temuan penelitian keterampilan membaca puisi siswa pada tindakan siklus II untuk semua melalui model pembelajaran teknik kemampuan tersebut dijabarkan kontes. dalam tabel 2. Pelaksanaan penelitian pada siklus II ini dilaksanakan dengan Tabel 2. Prosentase Hasil Tes Kemampuan MembacaPuisi Siklus II No. 1. 2. 3. 4.
Skor Kategori < 65 Kurang 65—74 Cukup 75—84 Baik >84 Sangat baik Jumlah
Frekuensi % 0 0 0 0 3 12,5 24 87,5 27 100
Berdasarkan tabel 2 tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil tes kemampuan membaca puisi siswa pada siklus II mencapai skor total 2458 dengan skor rata-rata 91 dalam kategori sangat baik. Skor rata-rata ini mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 12,75 dari 78,25 pada siklus I menjadi 91 pada siklus II. Peningkatan ini tidak lepas dari perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus II, di antaranya penggantian model dalam
Hasil 27 siswa mencapai skor total 2458 dengan rata-rata skor 91 dalam kategori sangat baik
pembelajaran, mengubah cara pembentukan kelompok, dan adanya motivasi yang peneliti berikan kepada siswa bahwa tes ini merupakan ujian/ ulangan praktik mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari ke-27 siswa yang diteliti, terdapat 24 siswa atau 87,5% yang memperoleh skor>84 dalam kategori sangat baik, 3 siswa atau 12,5% yang memperoleh skor 75-84 dalam kategori baik. Pada siklus II ini tidak ada siswa yang memperoleh
NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 643
skor<74. Penampilan siswa pada siklus II ini jauh lebih baik daripada penampilan mereka pada siklus I. Siswa sudah memahami konsep membaca puisi yang diharapkan dari pembelajaran ini. Hasil tes sebagaimana dalam tabel tersebut merupakan gabungan dari lima aspek kemampuan membaca yang digunakan untuk menilaikemampuan membaca siswa melalui model pembelajaran teknik kontes. Dari hasil studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa siswa kelas VE MIN Malang I masih mengalami kesulitan dalam berpuisi, maka dirancang tindakan untuk upaya peningkatan kemampuan berpuisi siswa. Tindakan-tindakan tersebut merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan pada pembelajaran siklus I. Setelah mengkaji hasil studi pendahuluan, akhirnya diputuskan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif model kontes sebagai upaya peningkatan kemampuan membaca siswa. Kegiatan penelitian dilakukan dengan berkolaborasi dengan guru mitra dalam setiap tindakan, baik pada tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/ observasi, maupun kegiatan refleksi. Pada pembelajaran siklus I, beberapa siswa saja yang masih perlu ditingkatkan lagi kemampuan Tabel 3. Kemampuan Membaca Siswa No
Aspek
1. 2. 3. 4. 5
Pelafalan Intonasi Gestur Volume Suara Ekspresi Jumlah Rata-rata
membacanya. Hal yang paling utama untuk diadakan peningkatan adalah pada aspek kesesuaian intonasi, mimik muka dan gestur. Siswa juga perlu lebih banyak berlatih gerak dan vokal. Tindakan yang telah dilakukan pada siklus I dinilai masih terdapat beberapa kelemahan. Kelemahankelemahan tersebutlah yang akan diperbaiki pada tindakan siklus II. Kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan dapat ditemukan setelah melakukan refleksi kegiatan. Tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan tindakan yang direncanakan berdaasarkan hasil refleksi siklus I. Hasil kemampuan membaca puisi pada siklus II ini baik sekali. Terjadi peningkatan yang signifikan pada setiap aspeknya. Siswa sudah tidak mengalami kesulitan dalam membaca puisi. Puisi yang disampaikan siswa dapat menarik perhatian pendengar. Suasana pembelajaran yang menyenangkan tetapi tetap kondusif untuk belajar dapat tercipta dalam pelaksanaan siklus II. Dalam setiap kegiatan penelitian tersebut diperoleh data hasil kemampuan membaca puisi siswa yang hasil rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Skor Rata-rata Siklus I Siklus II 78,4 93,66 77,14 90,1 79,88 90,55 77,18 91,33 78,62 89,62 391,22 455,26 78,25 91
Peningkatan 15,26% 12,96% 10,67% 14,15% 11% 18%
NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 644
Berdasarkan rekapitulasi data hasil tes kemampuan membaca dari siklus I ke siklus II sebagaimana tersaji dalam tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa keterampilan membaca puisi siswa pada setiap aspek penilaian keterampilan membaca mengalami peningkatan. Pada aspek lafal, keterampilan siswa meningkat 16,6%. Aspek intonasi, keterampilan siswa meningkat 17,25%. Aspek mimik dan gestur meningkat sebesar 12,35%. Aspek volume suara mengalami peningkatan sebesar 5,95%. Jadi secara keseluruhan, keterampilan membaca puisi siswa mengalami peningkatan sebesar 13% dari skor rata-rata 73.7 pada siklus I menjadi 85,32 pada siklus II. Peningkatan-peningkatan tersebut tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal siswa itu sendiri. Berdasarkan analisis, faktor internal yang berpengaruh adalah adanya dorongan yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan informasi bahwa siswa akan berusaha mengatasi kesulitankesulitan yang dialami ketika membacapuisi pada siklus I dengan cara berlatih agar tidak merasa gugup lagi dan lebih percaya diri ketika berbicara di depan banyak orang. Selain itu, siswa juga merasakan manfaat yang besar dari pembelajaran keterampilan membacapuisi melalui pembelajaran kooperatif dengan model kontes ini. Manfaat yang diperoleh itu antara lain siswamemperoleh pengalaman, pengetahuan maupun suasana baru dalam belajar. Siswa juga dapat mengukur tingkat keterampilan membaca puisinya (merefleksi diri),
dapat menjadikan pembelajaran ini sebagai sarana untuk melatih keterampilan membaca puisi di depan umum dalam situasi formal, dan menciptakan kebersamaan di antara siswa dengan bekerja sama dalam kelompok. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan paparan data, temuan penelitian, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif teknik kontes, kemampuan membaca siswa kelas V MIN Malang I dapat meningkat. Berikut ini simpulan hasil penelitian: (1) Peningkatan proses kemampuan membaca puisi siswa kelas V MIN Malang 1 menggunakan pembelajaran kooperatif teknik kontes dapat berjalan dengan baik. Dari dua siklus yang dilakukan oleh peneliti, mendapatkan hasil bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif teknik kontes dapat meningkatkan perilaku membaca puisi siswa. (2) Hasil kemampuan membaca puisi siswa kelas V MIN Malang 1 menggunakan pembelajaran kooperatif teknik kontesmengalami peningkatan.Persentase rata-rata peningkatan hasil kemampuan membaca puisi siswa dari sebelum penerapan teknik sampai setelah penerapan teknik mengalami peningkatan sebesar 18%, terbukti rata-rata nilai mengalamsi peningkatan dari 78,25 dan menjadi 91. Mengingat pentingnya pelaksanaan pembelajaran dengan teknik-teknik pembelajaran yang kreatif dan inovatif, disarankan kepada kepala sekolah agar senantiasa memberikan kesempatan
NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 645
dan dukungan bagi para guru yang akan melakukan penelitian, maupun penerapan teknik-teknik pembelajaran baru guna meningkatkan kemampuan siswanya, salah satunya jika guru ingin menerapkan pembelajaran kooperatif teknik kontes. Pada peneliti lanjut, disarankan untuk melakukan penelitian mengenai pembelajaran kooperatif teknik kontes pada jenjang pendidikan lain dan kompetensi berbahasa yang terkait sehingga dapat menambah pengetahuan dan manfaat yang lebih banyak dari teknik pembelajaran baru ini. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bachmand, Edmund. 2005. Metode Belajar Berpikir Kritis dan Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Ghony, Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN Malang. Hamalik, Oemar 1983. Media Pendidikan. Bandung: Alumni. Isjoni. 2012. Cooperative learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alafabeta. Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruangruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Miles dan Huberman, 2008, Analisis Data Kualitatif, sebagaimana yang dikutip oleh Wahid Murni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan Malang: UM Press.
Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, H.E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kemandirian Guru dan kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Pradopo, Rachmat Djoko, 2007, Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM University Press. Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Suharianto, S. 1997. Sejenak Merenungkan Hidup ini Lewat Puisi Dalam Mulyana, dkk. Jakarta: Depdikbud Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (dari Teori Menuju Praktek). Malang: UM Press. Wahyu, Miftahul Jannah. 2006. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia Waluyo, J Herman. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. Zahro, Azizatuz, dan Sulistyorini, Dwi. 2010. Strategi Kooperatif dalam Pembelajaran MenyimakWicara.
NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 646