PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENERAPAN MEDIA KARTU GAMBAR KHUSNUL LAELY PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. Email:
[email protected]
Abstract: This study aims to determine whether the media card images can improve the ability to read the beginning of group B Bustanul Athfa „Aisyiyah Kalinegoro Mertoyu dan Magelang and describe the process of taking the picture card media. This research is a classroom action research. The data was collected by conducting or altests, observation, and field notes. Media used the media card image. Analysis of the data using qualitative data analysis and quantitative data analysis. This study can be useful for students, teachers, early childhood education institutions, and other researchers. Benefit for students is that it can activate and focus attention in learning, teachers can develop learning back to read the beginning according to the stages of child development. For the study of early childhood institutions can be input in order to improve the quality of teaching beginning reading skills, and the benefits to other researchers can conduct research or design in order to improve the ability to read a more interesting beginning. Beginning reading skills increased from 60.48% to 87.38% after applying media card images in learning. This is because the application of media images designed card swith cards of different investigator sexisting imageis the picture card has a large size so that children can observe that sits behind the teacher's explanation, but it has interesting pictures and letters inredink the word has so children excited, enthusiastic, and focused on learning. Keywords: Drawing Card, Read the Beginning, and Action Research
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan kelompok B Bustanul Athfa 'Aisyiyah Kalinegoro Mertoyudan Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan tests, observasi, dan catatan lapangan. Media yang digunakan adalah media kartu gambar. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini berguna bagi siswa, guru, lembaga pendidikan anak usia dini, dan peneliti lainnya. Manfaat bagi siswa adalah bahwa hal itu dapat mengaktifkan dan fokus perhatian dalam pembelajaran, guru dapat mengembangkan belajar kembali untuk membaca permulaan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Untuk lembaga anak usia dini dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan membaca permulaan, dan bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian atau desain dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca permulaan lebih menarik. Keterampilan membaca permulaan meningkat dari 60,48% menjadi 87,38% setelah menerapkan media kartu gambar dalam pembelajaran. Penerapan media kartu gambar dirancang berbeda, kartu gambar memiliki ukuran yang besar sehingga anak-anak dapat mengamati penjelasan guru meskipun duduk di belakang, memiliki gambar yang menarik, huruf dan kata sehingga anak-anak bersemangat, antusias, dan terfokus pada belajar. Kata kunci: Kartu gambar, Membaca Permulaan, dan Penelitian Tindakan
301
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
Pendidikan anak usia dini
baca tulis, merupakan upaya untuk
adalah suatu upaya pembinaan yang
membantu
ditujukan kepada anak sejak lahir
tumbuh
dan
sampai dengan usia enam tahun yang
dengan
tingkat
dilakukan
pemberian
(Tadkiroatun Musfiroh, 2009: 1).
untuk
Stimulasi yang dilakukan harus tepat
dan
dan aman. Hal ini didukung dengan
melalui
rangsangan
pendidikan
membantu
pertumbuhan
anak
usia
dini
berkembang
sesuai
perkembangannya
perkembangan jasmani dan rohani
paparan
agar anak memiliki kesiapan dalam
bahwa
memasuki pendidikan lebih lanjut
pendekatan
(UU RI tahun 2003, 2003: 6). Orang
pembelajaran (Kurikulum 2004, 2004
tua sering kali cemas ketika anaknya
: 9). Kurikulum Berbasis Kompetensi
belum bisa membaca. Orang tua
RA
khawatir jika anak mereka tidak bisa
merupakan
membaca, maka anak akan kesulitan
melaksanakan kegiatan pembelajaran
diterima di sebuah Sekolah Dasar.
pada
Walaupun tidak ada aturan yang
pendidikan
mengatakan bahwa siswa SD kelas
pendidik hendaknya dilakukan dalam
satu sudah dapat membaca, namun
situasi dan media yang menarik, anak
pada prakteknya terjadi tes baca tulis
mudah
pada penyaringan siswa baru ke SD.
dan memanfaatkan objek-objek yang
Berangkat dari kekhawatiran tersebut,
dekat
para orang tua mendesak para guru di
pembelajaran
lembaga pendidikan anak usia dini
(KBK RA, 2003: 1).
untuk melakukan pembelajaran yang
dalam
agar
kurikulum
bermain
merupakan
dalam
menjelaskan
melakukan
bahwa bermain
pendekatan
anak
yang
Upaya
diberikan
bereksplorasi,
Di
dalam
TK/RA/BA.
dengan
2004
oleh
menemukan
anak,
sehingga
menjadi
bermakna
lapangan
menunjukkan
berorientasi pada kegiatan membaca,
kegiatan membaca di Bustanul Athfal
sebagai suatu persiapan kesuksesan di
„Aisyiyah
SD nantinya (Siantayani, 2011: 9).
dengan cara dipaksakan yaitu anak
Kalinegoro
diajarkan
Menurut Dunn & Kentos
diminta untuk duduk terdiam dan
menyatakan pendidikan anak usia
mendengarkan penjelasan guru serta
dini termasuk didalamnya stimulasi
melaksanakan
perintah
guru, 302
Peningkatan Kemampuan… Khusnul Laely
dibuktikan dengan adanya kegiatan
sederhana,
dekte. Kegiatan dekte ini dimulai
teksnya sederhana, mudah diingat,
dengan guru menulis beberapa huruf
gambar dan teks sesuai, serta gambar
di papan tulis, setelah huruf ditulis
sangat
kemudian dikenalkan cara membaca
Pendidikan
masing-masing
Jendral Pendidikan Formal dan Non
huruf.
Setelah
diajarkan cara membaca kemudian
menggunakan
dominan
irama,
(Kementrian
Nasional
Direktorat
Formal, 2010: 24).
dibagikan kertas dan anak diminta
Media adalah segala sesuatu
menulis huruf yang diucapkan oleh
yang
guru di kertas. Keadaan ini membuat
menyalurkan pesan dari guru ke
suasana tidak menyenangkan bahkan
murid sehingga dapat merangsang
anak merasa tertekan. Ketika guru
pikiran,
perasaan,
mengucapkan kegiatan selanjutnya
minat
serta
(kegiatan dekte), hampir seluruh anak
sedemikian rupa sehingga proses
mengucapkan “ahhh...” dan ada pula
belajar terjadi (Sadiman, dkk, 1996:
sebagian anak yang meminta izin
6).
untuk keluar ke kamar mandi untuk
permulaan
menghindari kegiatan dekte tersebut.
„Aisyiyah
Keadaan
untuk
perhatian
perhatian
Pembelajaran di
dan siswa
membaca
Bustanul
Kalinegoro
Athfal hanya
menggunakan kapur tulis dan papan
lapangan menunjukkan bahwa dalam
tulis yang ada di depan kelas dengan
proses belajar membaca permulaan
cara guru menulis huruf atau kata di
dilakukan dengan cara anak disuruh
papan tulis dan anak disuruh untuk
membaca huruf yang ditulis guru di
mendengarkan, memperhatikan, dan
papan tulis dan tidak menggunakan
menjalankan perintah guru.
ataupun
terjadi
digunakan
di
gambar
yang
dapat
media
lainnya
Berdasarkan latar belakang
(Catatan Lapangan tanggal 9 Oktober
yang
2012 :1). Perlu kita ketahui bahwa
penelitian
karakteristik materi tahap membaca
kemampuan
awal
anak kelompok B usia 5–6 tahun
yaitu
diperkirakan, menggunakan
pendek
dan
dapat
berulang-ulang, bahasa
melalui
telah
dipaparkan,
fokus
dibatasi
pada
ini
membaca
media
kartu
permulaan
gambar.
yang 303
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
Rumusan
permasalah
penelitian
dengan
sebagai berikut:
karakteristik
dan
tahap perkembangan anak.
1. Bagaimanakah meningkatkan
3. Bagi lembaga Pendidikan kemampuan
Anak Usia Dini (PAUD)
membaca permulaan melalui
terkait dengan pembelajaran
penerapan
kartu
di TK/ RA/ BA, penelitian
gambar pada kelompok B
ini bisa menjadi masukan
Bustanul Athfal „Aisyiyah
dalam rangka meningkatkan
Kalinegoro
mutu
media
Mertoyudan
Magelang?
pembelajaran
Bustanul
2. Apakah
kemampuan
membaca
permulaan
pada
umumnya dan peningkatan
di
kemampuan membaca pada
kelompok B Bustanul Athfal „Aisyiyah
Athfal
di
khususnya.
Kalinegoro
Mertoyudan
Magelang
Kemampuan Membaca Permulaan
setelah
Membaca adalah suatu proses
menggunakan media kartu
yang dilakukan serta dipergunakan
gambar? Penelitian ini d
oleh pembaca untuk memperoleh
memberi
bagi
pesan, yang hendak disampaikan oleh
peneliti, guru TK/ RA/ BA
penulis melalui media kata-kata atau
dan
bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7). Dari
meningkat
manfaat
pembuat
keputusan,
diantaranya:
segi linguistik, membaca adalah suatu
1. Bagi Peneliti, penelitian ini
proses
penyandian
kembali
dan
diharapkan dapat memberi
pembaca sandi (a recording and
pemahaman
decoding prosess), berlainan dengan
kemampuan
membaca permulaan. 2. Bagi
guru
berbicara dan menulis yang justru
TK/RA/BA,
melibatkan penyandian (encoding).
penelitian
ini
bermanfaat
Menurut Anderson sebuah aspek
untuk
mengembangkan
pembacaan sandi (decoding) adalah
metode membaca
pembelajaran yang
sesuai
menghubungkan
kata-kata
tulis
(written word) dengan makna lisan 304
Peningkatan Kemampuan… Khusnul Laely
yang
flexibility the more is practiced”.
mencakup pengubahan tulisan atau
Marie Clay dalam mendefinisikan
cetakan
yang
membaca
Tiga
mendapatkan pesan, menyelesaikan
istilah yang sering digunakan untuk
masalah atau problem solving dalam
memberikan komponen dasar dari
meningkatkan
proses membaca yaitu recording,
kelenturanyangdipraktekkan
decoding,
(Jalongo,
(oral
language
meaning)
menjadi
bermakna
bunyi
(Tarigan,
dan
2008).
meaning
(Rahim,
sebagai
kegiatan
kekuatan
2007:
dan
181).
Hakikat
2011: 12). Recording merujuk pada
membaca permulaan yaitu belajar
kata-kata dan kalimat, kemudian
mengenal lambang-lambang bunyi
mengasosiasikannya dengan bunyi-
bahasa dan rangkaian huruf kemudian
bunyian sesuai dengan sistem tulisan
menghubungkan dengan makna yang
yang digunakan, sedangkan proses
terdapat
decoding (penyandian) merujuk pada
tersebut (Baraja, 1986: 1).
proses penerjemahan rangkaian grafis ke
dalam
kata-kata.
dalam
Menurut
rangkaian
Cattell
huruf
manusia
Penekanan
memerlukan waktu lebih lama untuk
membaca pada tahap ini ialah proses
membaca huruf-huruf yang tidak
perseptual,
berkaitan ketimbang membaca huruf-
yaitu
korespondensi
pengenalan huruf
huruf yang membentuk sebuah kata
bahasa.
(Sternberg, 2008: 326). Tiga tahap
Sementara itu, proses memahami kata
pengetahuan anak dalam membaca
(meaning) lebih ditekankan di kelas-
kata
kelas tinggi SD.
logographic (usia pra-sekolah); pada
dengan
rangkaian
bunyi-bunyi
Kemampuan merupakan daya untuk
melakukan
suatu
yaitu
diantaranya
(1)
tahap ini anak membaca kata sebagai
tindakan
satu kesatuan yang utuh dan perhatian
sebagai hasil dari pembawaan atau
anak lebih pada gambar yang ada
latihan (Munandar, 1999: 17).“Marie
dilingkungan sekitar; (2) alfabetis
Clay (1992) a leading researcher in
(usia kindegarten), pada tahap ini
children's reading, defines reading as
anak
a message-getting, problem solving
mengidentifikasi kata-kata dan anak
activity which increases in power and
memfokuskan
menggunakan
huruf
perhatiannya
untuk
pada 305
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
huruf; dan (3) orthographic (usia
proses
sekolah dasar), pada tahap ini anak
rangsangan untuk membaca masuk
mulai melihat pola dalam kata-kata.
melalui telinga, mata, dan dalam
Penelitian ini dilakukan untuk usia
kasus braille, melalui jari-jari. Terkait
anak pra-sekolah sehingga dalam
dengan proses sensorik yaitu proses
belajar membaca anak masih harus
persepsi.
memperhatikan gambar-gambar yang
proses
disajikan oleh guru (Jalongo, 2007:
lingkup yang lebih luas artinya
188). Proses membaca ada dua proses
dengan
yang pasti dilalui yaitu diantaranya
melihat,
proses sensorik dan proses persepsi
mencicipi, dan menyentuh. Dalam
(Otto dan Chester, 1976: 9).
membaca,
“whatever else we may say about reading, we must acknowledge that it begin as a sensory process. The cues and stimuli for reading come in through the ears, eyes, and in the case of braille, through the fingers. Related to but not to be confused with the sensory process is the perceptual process. Just as with the sensory process, perception in its larger meaning deals with stimulus input from seeing, hearing, smelling, tasting, and touching. However, in reading we generally think in terms of only the first two. Note, however, that the sensory process ends with the visual and auditory input, the perceptual process only begins with it.”
sensorik.
Isyarat
Seperti sensorik,
dan
halnya
dengan
persepsi
dalam
masukan
stimulus
mendengar,
stimulus
dari
mencium,
yang
dapat
menimbulkan persepsi hanya dua hal yaitu melihat dan mendengar. Jadi, proses
sensorik
dimulai
dengan
masukan visual dan auditori, proses persepsi juga dimulai dengan itu. Tahap awal dalam membaca permulaan
adalah
apabila
anak
sekedar mampu menghafal huruf sebenarnya kurang mendapat hasil yang maksimal ketika tidak disertai dengan langkah-langkah selanjutnya (Siantayani, 2011: 61). Anak harus memahami
bahwa
sebuah
huruf
adalah suatu simbol yang mewakili suatu bunyi. Hal-hal yang dapat mendukung membaca
anak yaitu
dalam
belajar
diantaranya:
(1)
Kita harus mengetahui bahwa
mengenali dan menamai huruf; (2)
membaca dimulai sebagai sebuah
mengenali huruf depan kata-kata 306
Peningkatan Kemampuan… Khusnul Laely
yang dikenali; (3) mengenali huruf
grafofonik, semantik, dan
besar dan huruf kecil; serta (4)
sintaksis.
menghubungkan huruf dengan bunyi
5. Tahap
yang didengar. Tahap perkembangan
Tahap
membaca
(Independent Reader Stage),
menurut
Cochrane
(Brewer, 1995: 218), yaitu: 1. Tahap
Magic
Independen Membaca
atau Lancar
anak dapat membaca buku (Magical
yang tidak dikenal secara
Stage), pada tahap ini anak
mandiri,
belajar tentang guna buku,
makna dari huruf dan dari
mulai berpikir bahwa buku
pengalaman sebelumnya.
itu
adalah
sesuatu
yang
penting.
mengkonstruksi
Anak
menunjukkan
pemahaman tentang konsep suatu
2. Tahap Konsep Diri (Self
kata ketika ia memasangkan setiap
Concept Stage), pada tahap
ucapan dengan tulisan. Guru dan
ini anak melihat diri sendiri
orang tua perlu membantu anak agar
sebagai
pembaca,
dapat
terlihat
dalam
mulai kegiatan
“pura-pura membaca”,
Membaca
keterampilan-
keterampilan khusus tentang huruf dan kata yaitu anak perlu untuk
3. Tahap Pembaca Antara atau Tahap
mempelajari
Gambar
mengenali
dan
huruf,
mengenali huruf awal pada kata-kata
(Bridging Reading Stage),
yang
anak-anak
menghubungkan
memiliki
menamai
dekat
dengan
anak,
beberapa
huruf
kesadaran terhadap bahan
dengan bunyi yang mewakili, dan
cetak (print).
memasangkan kata ucapan dengan
4. Tahap Lepas Landas atau
kata tulisan secara satu-satu. Dengan
Tahap Pengenalan Bacaan
mengetahui nama-nama huruf, akan
(Take-off
Stage),
membantu anak untuk mengetahui
pada tahap ini anak-anak
bunyi dari huruf yang mewakilinya.
mulai
tiga
Ketika anak mulai yakin bahwa suatu
sistem tanda atau ciri yaitu
bentuk atau simbol memiliki nama
Reader
menggunakan
huruf tertentu, anak akan semakin 307
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
yakin apa bunyi huruf tersebut. Anak
kongkrit. Kata “media” berasal dari
cenderung mengenali simbol-simbol
bahasa latin dan merupakan bentuk
alfabet dalam suatu urutan tertentu.
jamak dari “medium” yang secara
Pada umumnya urutan huruf
harfiah
berarti
“perantara
atau
yang lebih mudah dikenali anak yaitu
pengantar” (Sadiman, dkk, 1996: 6).
huruf-huruf yang bundar (misalnya
Media adalah alat bantu yang dapat
O, C), huruf-huruf yang memiliki
dijadikan sebagai penyalur pesan
garis-garis lurus (misalnya L, P, T),
guna mencapai tujuan pengajaran.
huruf-huruf yang memiliki garis-garis
Media bentuk jamak dari perantara
lengkung dan memiliki titik potong
yang merupakan sarana komunikasi
(misalnya B, R) berbeda dengan yang
(Smaldino,
tidak memiliki titik potong (misalnya
2011: 7).
Lowther,
&
Russell,
S, J), dan huruf-huruf dengan garis-
Berdasarkan pengertian di atas
garis diagonal (misalnya K, X) yang
disimpulkan bahwa media adalah alat
paling
anak
bantu yang dapat dijadikan sebagai
(Siantayani, 2011: 61). Berdasarkan
penyalur pesan guna mencapai tujuan
paparan di atas dapat disimpulkan
pengajaran dan diatur oleh guru.
kemampuan
permulaan
Sedangkan kartu adalah kertas tebal
adalah kesanggupan seorang anak
yang berbentuk persegi. Kartu sangat
dalam
untuk
bermanfaat pada tahap awal belajar
mengenal huruf, suku kata, dan kata
(Smedley, 1983: 59). Media visual
yang
sehingga
adalah media yang berfungsi untuk
dapat membaca kata demi kata dalam
menyalurkan pesan dari sumber ke
kalimat sederhana.
penerima pesan dimana dalam proses
akhir
dikenali
membaca
membaca
gambar
melambangkannya
penyaluran
pesan
itu
dengan
menggunakan indra penglihatan dan
Media Kartu Gambar Media kartu gambar adalah
pesan yang disampaikan dituangkan
media yang dirancang oleh peneliti
ke dalam simbol-simbol komunikasi
dimana
gambar
visual (Sadiman, dkk, 1996: 28).
merupakan jenis media visual. Hal ini
Media visual adalah media yang
dikarenakan media visual bersifat
dapat
media
kartu
memperlancar
pemahaman, 308
Peningkatan Kemampuan… Khusnul Laely
ingatan, menumbuhkan minat anak,
memerlukan
serta dapat memberikan hubungan
menampilkan serta dapat mengubah
antara isi materi pelajaran dengan
gagasan
abstrak
menjadi
dunia nyata (Arsyad, 2005: 91).
format
yang
lebih
Media visual yaitu media dimana
Berdasarkan teori-teori di atas dapat
visualisasi pesan, informasi, atau
disimpulkan
konsep
yang ingin disampaikan
gambar adalah media visual non-
kepada siswa dapat dikembangkan
terproyeksi untuk menyalurkan pesan
dalam berbagai bentuk seperti foto,
dengan
gambar, dan gambar garis (Kustandi
penglihatan
dan Sutjipto, 2011: 104). Berdasarkan
memperlancar pemahaman, ingatan,
pengertian di atas disimpulkan bahwa
minat anak, serta dapat memberikan
media visual yaitu media untuk
hubungan antara isi materi pelajaran
menyalurkan
dengan dunia nyata.
pesan
menggunakan
bahwa
dalam
sebuah realistik.
media
kartu
menggunakan
indra
sehingga
dapat
penglihatan
Media kartu gambar dalam
memperlancar
penelitian ini memiliki karakteristik
pemahaman, ingatan, minat anak,
diantaranya yaitu: (1) media kartu
serta dapat memberikan hubungan
gambar
antara isi materi pelajaran dengan
berukuran besar yaitu berukuran 14 x
dunia nyata.
20 inci sampai 24 x 30 inci. Hal ini
sehingga
indra
dengan
perlengkapan
dapat
Media visual ada dua yaitu
merupakan
kartu
yg
didasarkan pada teori buku besar atau
media visual terproyeksi dan media
big book bahwasanya
visual
atau big book adalah buku cerita
non-terproyeksi
Lowther&
Russell,
(Smaldino,
2011:
325).
bergambar
yang
buku besar
dibesarkan
Media visual terproyeksi yaitu format
berukuran 14 x 20 inci sampai 24 x
media gambar diam diperbesar dan
30 inci (Morrow, 1993: 164); (2)
ditampilkan
misalnya
media kartu gambar memiliki tulisan
sebuah
tentang gambar yang ditampilkan
komputer ke sebuah proyektor digital.
dengan tinta berwarna merah yang
Sedangkan
non-
bertujuan agar menarik perhatian
terproyeksi yaitu media yang tidak
anak. Hal ini didasarkan pada teori
mengirim
dilayar, gambar
media
dari
visual
309
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
kartu huruf bahwa kartu huruf adalah
membaca
kartu yang dibuat di atas karton tebal
menggunakan media kartu gambar.
dan huruf dalam kata berukuran besar
Rancangan
dengan tinta berwarna merah karena
tahapan
warna merah menarik perhatian anak
dengan media kartu gambar.
(Doman, 1985:152); (3) media kartu
permulaan
dengan
disesuaikan
membaca
dengan
dan
Tindakan
kegiatan
dilakukan
gambar memiliki gambar yang jelas.
berdasarkan
Hal ini didasarkan pada teori kartu
pembelajaran yang telah dirancang.
gambar bahwas kartu gambar adalah
Pada proses pelaksanaan peneliti
sekumpulan gambar yang memuat
melakukan pengamatan detail tentang
bagian-bagian gambar yang mewakili
kegiatan belajar mengajar. Peneliti
serentetan cerita (Madyawati dan
mencatat dan merekam permasalahan
Yudi, 2011: 148). Akan tetapi dalam
yang timbul pada saat kegiatan
kartu gambar ini antara kartu satu
belajar berlangsung. Tahap refleksi
dengan kartu lainnya
dilakukan untuk melihat keberhasilan
tidak ada
keterkaitan cerita.
pada
skenario
atau kegagalan yang terjadi pada saat tindakan dilakukan. Keberhasilan dan
METODE PENELITIAN Penelitian tindakan
kegagalan ini
menggunakan metode gabungan yaitu menggabungkan dan
metode
metode kuantitatif.
kualitatif Model
penelitian tindakan yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart (Arikunto, Suharjono & Supardi, 2006: 16). Desain dan prosedur penelitian tindakan meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Proses perencanaan dirancang kegiatan yang memadukan
tersebut
didiskusikan
bersama peneliti dan guru. Apabila sudah
mencapai
tindakan keberhasilan
target,
maka
dihentikan.
Kriteria
penelitian
ditentukan
oleh kesepakatan antar kolaburator yaitu peneliti, guru kelas dan guru pendamping.
Berdasarkan
kesepakatan peneliti dan kolaburator, penelitian tindakan ini dikatakan berhasil
apabila
rata-rata
dari
kemampuan membaca permulaan tiap anak mencapai 80%.
kegiatan pengembangan kemampuan 310
Peningkatan Kemampuan… Khusnul Laely
Jenis
Instrumen
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan untuk pengamatan tentang tindakan
yang
dilakukan
dalam
Peningkatan membaca
kemampuan
permulaan
melalui
penelitian ini adalah: (1) tes lisan,
penerapan media kartu gambar pada
digunakan untuk mendapatkan data
siklus 1 dapat diketahui dengan cara
kuantitatif
membandingkan
perolehan
menggambarkan pencapaian target
prosentase
membaca
kompetensi,
permulaan. Prosentase yang diperoleh
berupa
nilai
adapun
yang
tes
yang
kemampuan
dipergunakan adalah tes awal dan tes
dibandingkan
akhir; (2)
observasi, alat yang
awal dengan kemampuan setelah
digunakan yaitu pedoman observasi
dilakukan tindakan siklus 1 yaitu
yang berisi tentang indikator yang
prosentase
didesain
membaca
berdasarkan
fokus
antara
kemampuan
kemampuan permulaan
60,48%
catatan
tindakan siklus 1 meningkat menjadi
mendeskripsikan
proses
yang kegiatan
87,38%.
setelah
mencapai
penelitian. Hasil observasi berbentuk lapangan
dan
awal
Prosentase
rata-rata
pembelajaran. Instrumen penelitian
kemampuan
ini dirancang sendiri oleh peneliti. Uji
permulaan pada setiap aspek yaitu
validitas instrumen dalam penelitian
kemampuan anak membaca huruf
ini dengan menggunakan dua expert
mencapai 60,83%, kemampuan anak
judgement
ke-
membaca suku kata awal mencapai
PAUD-an dan bahasa. Analisis data
67,14%, kemampuan anak membaca
penelitian tindakan secara umum
kata mencapai 45%, dan kemampuan
dilakukan dengan mengidentifikasi
anak membaca kalimat sederhana
dan
yang
mencapai 43,33%.
digunakan untuk menerangkan apa
Prosentase
dengan
menyutujui
yang
terjadi
membantu
kriteria
sehingga peneliti
mengembangan kejadian
keahlian
atau
awal
dilakukan
membaca
rata-rata
dapat
kemampuan
dalam
setelah tindakan siklus 1 pada setiap
penjelasan
dari
situasi
yang
berlangsung dalam kelas yang diteliti.
aspek
yaitu
membaca
permulaan
kemampuan
anak
membaca gambar dengan sebuah huruf
yang
melambangkannya 311
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
mencapai 85,83%, kemampuan anak
4. Mampu
meningkatkan
membaca gambar dengan suku kata
kemampuan
awal
permulaan anak.
yang
melambangkannya
mencapai 90%, kemampuan anak
membaca
Hasil
perbandingan
membaca gambar dengan kata yang
prosentase
kemampuan
melambangkannya mencapai 83,33%,
permulaan
sebelum
dan
dilakukan tindakan siklus 1, dapat
kemampuan
anak
membaca
gambar dengan kalimat sederhana yang melambangkannya mencapai 83,33%. hasil
sesudan
1. Kemampuan
anak
dalam
gambar
dengan
huruf
yang
siklus 1 yang dikemukakan hal-hal
melambangkannya
pada
berikut ini:
siklus
1. Pelaksanaan
refleksi
dan
diketahui bahwa:
membaca
Berdasarkan
membaca
pembelajaran
membaca permulaan dengan menerapkan
sebuah
1
telah
mencapai
85,83% yang dibuktikan: a. Anak sudah mampu
media
kartu
membaca
menjadikan
anak
dengan huruf vokal a,
lebih antusias, bersemangat,
i, u, e, o, b, c, yang
serta perhatian lebih fokus
melambangkannya.
gambar
pada proses pembelajaran.
b. Anak sudah mampu
2. Proses pembelajaran menjadi
membaca
lebih menyenangkan.
dengan
3. Mempermudah anak untuk mengenal
dan
gambar
gambar huruf
konsonan d, g, h, j, k,
memahami
l, m, n, p, r, s, dan t
semua aspek dalam membaca
yang
permulaan meliputi membaca
melambangkannya.
gambar dengan sebuah huruf,
2. Kemampuan
suku kata awal, kata dan
membaca
kalimat
suku
sederhana
melambangkannya.
yang
anak
dalam
gambar
dengan
kata
awal
melambangkannya
yang pada
312
Peningkatan Kemampuan… Khusnul Laely
siklus
1
mencapai
90%,
dibuktikan:
melambangkannya.
a. Anak sudah mampu membaca
yang
gambar
f. Anak sudah mampu membaca
gambar
dengan suku kata awal
dengan suku kata awal
ba, bi, bu, be, bo dan
pa, pi, pu, pe, po, dan
ca, ci, cu, ce, co yang
ra, ri, ru, re, ro yang
melambangkannya.
melambangkannya.
b. Anak sudah mampu
g. Anak sudah mampu
membaca
gambar
membaca
gambar
dengan suku kata awal
dengan suku kata awal
da, di, du, de, do, ga,
sa, si, su, se, so, dan
gi, gu, ge, go yang
ta, ti, tu, te, to yang
melambangkannya.
melambangkannya.
c. Anak sudah mampu membaca
3. Kemampuan
anak
dalam
gambar
membaca gambar dengan kata
dengan suku kata awal
yang melambangkannya pada
ha, hi, hu, he, ho dan
siklus 1 mencapai 83,33%,
ja, ji, ju, je, jo yang
dibuktikan:
melambangkannya. d. Anak sudah mampu membaca
gambar
a. Anak sudah mampu membaca dengan
gambar kata
bumi,
dengan suku kata awal
cumi, dadu, guci, dan
ka, ki, ku, ke, ko dan
hati
la, li, lu, le, lo yang
melambangkannya.
melambangkannya. e. Anak sudah mampu membaca
yang
b. Anak sudah mampu membaca
gambar
gambar
dengan kata lele, mata,
dengan suku kata awal
nasi, palu, dan raja
ma, mi, mu, me, mo,
yang
dan na, ni, nu, ne, no
melambangkannya. 313
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
4. Kemampuan
anak
dalam
gambar
dengan
sederhana
membaca kalimat
melambangkannya
e. Anak sudah mampu membaca
gambar
yang
dengan
kalimat
pada
sederhana “mama mau
siklus 1 mencapai 83,33%,
makan madu”
yang
dibuktikan:
melambangkannya.
a. Anak sudah mampu membaca
gambar
dengan
kalimat
Berdasarkan
data
yang
diperoleh
selama
sederhana “sule suka
berlangsung
menjelaskan
susu”
kemampuan membaca permulaan 15
yang
melambangkannya. b. Anak sudah mampu
penelitian bahwa
anak benar-benar meningkat yaitu kemampuan
membaca
permulaan
membaca
gambar
meningkat menjadi 87,38%, meliputi:
dengan
kalimat
(1)
kemampuan
anak
membaca
sederhana “baju biru
gambar dengan sebuah huruf yang
baru”
melambangkannya mencapai 85,83%;
yang
melambangkannya. c. Anak sudah mampu
(2)
kemampuan
anak
membaca
gambar dengan suku kata awal yang
membaca
gambar
melambangkannya mencapai 90%;
dengan
kalimat
(3)
kemampuan
sederhana “badu beli
gambar
dadu”
melambangkannya
yang
anak
dengan
membaca
kata
yang mencapai
melambangkannya.
83,33%; dan (4) kemampuan anak
d. Anak sudah mampu
membaca gambar dengan kalimat
membaca
gambar
sederhana yang melambangkannya
dengan
kalimat
mencapai
sederhana sepeda
dua”
83,33%.
Penelitian
“roda
dicukupkan pada siklus 1 karena hasil
yang
sudah meningkat sesuai target.
melambangkannya.
Pembelajaran permulaan
melalui
membaca media
kartu 314
Peningkatan Kemampuan… Khusnul Laely
gambar dengan satu siklus terbukti dapat
meningkatkan
Langkah
kedua
yaitu
kemampuan
melaksanakan tindakan. Pada langkah
membaca permulaan. Meningkatkan
ini kolaborator melakukan kegiatan
membaca permulaan ini dilakukan
yang
dengan langkah-langkah diantaranya
Rencana Kegiatan Harian (RKH).
yaitu:
Langkah Langkah
telah
direncanakan
ketiga
yaitu
dalam
observasi
pertama
yaitu
terhadap kegiatan yang dilakukan.
perencanaan.
Pada
Pada kegiatan observasi, peneliti
langkah ini, peneliti melakukan (1)
mengamati bagaimana kemampuan
analisis
anak dalam pembelajaran membaca
melakukan
fokus
pengembangan
kemampuan membaca permulaan; (2)
permulaan
perencanaan kegiatan pembelajaran
gambar dan hasilnya membuktikan
membaca permulaan melalui media
bahwa setelah menggunakan media
kartu
yang
kartu gambar dalam belajar, anak
dirancang meliputi empat aspek yaitu
terlihat antusias, semangat, dan fokus
membaca gambar dengan sebuah
dalam
huruf vokal atau konsonan yang
pembelajaran sehingga pada saat
melambangkannya, membaca gambar
kegiatan tes lisan dilakukan hasilnya
dengan
menunjukkan bahwa sebagian besar
gambar.
suku
Kegiatan
kata
awal
yang
melalui
media
mengikuti
melambangkannya, membaca gambar
anak
dengan kata yang melambangkannya,
pertanyaan yang diajukan.
serta
membaca
kalimat
gambar
dengan
sederhana
sudah
mampu
Langkah
kartu
kegiatan
menjawab
keempat
yaitu
yang
refleksi. Pada langkah ini peneliti dan
melambangkannya; (3) analisis tema
kolaburator melakukan identifikasi
dan membuat jaringan indikator yang
terhadap hasil yang didapatkan ketika
akan
tindakan berlangsung dengan target
dikembangkan
aspek; Kegiatan
(4)
pada
penyusunan
Mingguan
penyusunan Harian (RKH).
setiap
Rencana
(RKM);
Rencana
kemampuan
membaca
permulaan
(5)
yaitu 80%. Hasil refleksi ternyata
Kegiatan
sudah memenuhi target yaitu 87,38% dalam melakukan kegiatan membaca
315
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
permulaan sehingga kegiatan hanya
dan
berakhir pada siklus 1 saja.
gambar dengan kalimat sederhana
Setelah menggunakan media kartu gambar dalam pembelajaran membaca
permulaan,
anak
membaca
yang melambangkannya mencapai 83,33%.
kemampuan
membaca permulan di kelompok B Bustanul
kemampuan
Athfal
SIMPULAN
„Aisyiyah
Berdasarkan
analisis
hasil
Kalinegoro Mertoyudan Magelang
penelitian dan pembahasan, maka
meningkat. Hal ini dibuktikan dengan
disimpulkan
bahwa
kemampuan
kemampuan
membaca
awal
permulaan
membaca
mencapai
60,48%
meningkatkan permulaan
menggunakan kartu gambar dengan 4
meliputi: aspek kemampuan anak
langkah,
membaca huruf mencapai 60,83%,
meningkatkan kemampuan membaca
kemampuan anak membaca suku kata
permulaan melalui penerapan media
awal mencapai 67,14%, kemampuan
kartu gambar pada kelompok B
anak membaca kata mencapai 45%,
Bustanul
dan
Kalinegoro Mertoyudan Magelang
kemampuan
anak
membaca
yaitu:
pertama,
Athfal
kalimat sederhana mencapai 43,33%.
dilakukan
Setelah pembelajaran menggunakan
empat
media
perencanaan. Pada langkah ini, yang
kartu
gambar
menunjukkan
bahwa
membaca
meningkat
hasil
kemampuan
dengan
„Aisyiyah
langkah
dilakukan
melaksanakan yaitu
peneliti
pertama,
yaitu
(1)
menjadi
menganalisis fokus pengembangan
87,38% meliputi: aspek kemampuan
kemampuan membaca permulaan; (2)
anak
dengan
merencanakan kegiatan pembelajaran
sebuah huruf yang melambangkannya
membaca permulaan melalui media
mencapai 85,83%, kemampuan anak
kartu gambar. Langkah kegiatan pada
membaca gambar dengan suku kata
setiap
awal
melambangkannya
menyediakan kartu gambar, guru
90%, kemampuan anak
memperlihatkan kartu gambar satu
membaca
mencapai
yang
gambar
aspek
guru
meliputi:
menstimulasi
guru
membaca gambar dengan kata yang
persatu,
anak
melambangkannya mencapai 83,33%,
dengan menyuruh anak membaca 316
Peningkatan Kemampuan… Khusnul Laely
gambar yang ditampilkan kemudian
ternyata hasil yang didapatkan sudah
melakukan
memenuhi target yaitu 87,38%.
tanya
jawab,
guru
menyebutkan huruf, suku kata awal,
Kemampuan
membaca
kata, atau kalimat sederhana pada
permulaan anak di kelompok B
kartu gambar yang yang menjadi
Bustanul
fokus
Kalinegoro Mertoyudan Magelang
dan
menirukan
anak
diminta
untuk
berulang-ulang,
guru
Athfal
meningkat
setelah
„Aisyiyah
menggunakan
menunjukkan kartu gambar dan anak
media kartu gambar yang dibuktikan
menyebutkan fokus yang diajarkan,
dengan peningkatan prosentase setiap
dan
aspek
tes
lisan
tentang
fokus
yaitu
kemampuan
pembelajaran; (3) menganalisis tema
membaca
dan membuat jaringan indikator yang
60,48% meliputi: aspek diantaranya
akan
setiap
kemampuan anak membaca huruf
Rencana
mencapai 60,83%, kemampuan anak
Kegiatan Mingguan (RKM); dan (5)
membaca suku kata awal mencapai
menyusun Rencana Kegiatan Harian
67,14%, kemampuan anak membaca
(RKH).
kata mencapai 45%, dan kemampuan
dikembangkan
aspek;
(4)
menyusun
Kedua, tindakan.
pada
melaksanakan
Pada
langkah
ini
permulaan
awal
mencapai
anak membaca kalimat sederhana juga
mencapai
43,33%.
Setelah
kolaborator melakukan kegiatan yang
dilaksanakan tindakan siklus 1 terjadi
telah direncanakan dalam Rencana
peningkatan kemampuan membaca
Kegiatan Harian (RKH). Ketiga yaitu
permulaan yaitu 87,38% meliputi
observasi terhadap kegiatan yang
aspek kemampuan anak membaca
dilakukan. Keempat, refleksi. Pada
gambar dengan sebuah huruf yang
langkah ini peneliti dan kolaburator
melambangkannya mencapai 85,83%,
melakukan identifikasi terhadap hasil
kemampuan anak membaca gambar
yang
dengan
didapatkan
berlangsung kemampuan
ketika dengan
membaca
tindakan target
suku
kata
awal
melambangkannya mencapai
yang 90%,
permulaan
kemampuan anak membaca gambar
yaitu 80%. Setelah dilakukan refleksi
dengan kata yang melambangkannya mencapai 83,33%, dan kemampuan 317
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
anak
membaca
kalimat
gambar
dengan
sederhana
yang
melambangkannya mencapai 83,33%.
2. Kepala
sekolah
menyadari
hendaknya keberhasilan
kinerja yang dicapai oleh guru kelas khususnya pembelajaran
SARAN Berdasarkan hasil penelitian
membaca
permulaan
membutuhkan
dukungan
dan pembahasan hasil penelitian ini,
sepenuhnya
dapat diajukan beberapa saran kepada
sekolah dengan memberikan
guru,
dukungan
kepala
sekolah,
pengambil
kebijakan, dan peneliti.
dari
pihak
dana
memadai,
yang
memberikan
1. Bagi guru, khususnya guru
suasana yang kondusif bagi
TK diharapkan benar-benar
guru untuk mengembangkan
memahami
kemampuan
kemampuan
membaca permulaan. Guru disarankan
untuk
mengembangkan pembelajaran membaca
membaca
permulaan. 3. Pengambil
kebijakan
program
diharapkan dapat memberikan
kemampuan
peluang dan dukungan moral
permulaan
yang
kepada para pelaksana di
memungkinkan anak
dapat
lapangan (khususnya guru)
belajar dengan baik dan benar,
untuk
melakukan
belajar dengan media yang
upaya
pembaharuan
dalam
beragam, tidak membosankan,
bidang
pendidikan
dan
dan
pembelajaran
situasi
yang
berbagai
khususnya
menyenangkan. Guru selalu
dalam
membiasakan untuk membuat
membaca permulaan.
alat
peraga
yang
dapat
merangsang anak untuk aktif dan
kreatif
dalam
belajar
sehingga pembelajaran dapat bermakna bagi anak.
memasyarakatkan
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Baraja, M. F. Pengantar Mambaca pada Tahap Permulaan dan Usaha Memupuk Kecintaan 318
Peningkatan Kemampuan… Khusnul Laely
Membaca. Jakarta: P3G, 1986. Doman, Glenn. Ajaklah Balita Anda Belajar Membaca . Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica, 1985. Jalongo, Mary Renck. Early Childhood Language Arts Fourth Edition. Boston: Allyn & Bacon, 2007. KBK RA. Kegiatan Pembelajaran Raudhatul Athfal. Jakarta: Departeman Agama, 2003. Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Pengembangan Konsep Pengetahuan Bahasa. Jakarta, 2010. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004. Kustandi, Cecep & Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran Manual & Digital. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Madyawati, Lilis & Dede Yudi, Modul Strategi Pengembangan Bahasa & Cerita. Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Magelang, 2011. Morrow, Lesley Mandel. Literacy Development In The Early Years. USA: Allyn & Bacon, 1993. Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak
Sekolah. Jakarta: PT Gramedia, 1999. Musfiroh, Tadkiroatun. Menumbuhkembangkan Baca Tulis Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo, 2009. Otto, Wayne dan Robert D. Chester. Objective-Based Reading. California: Addison-Wesley Publishing Company, 1976. Pedoman Penyusunan Perangkat Pembelajaran RA/BA (Sesuai Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD) Bermuatan Pembiasaan Akhlak Mulia, Pendidikan Budaya, dan Karakter Bangsa. Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah, 2011. Rahim, Farida. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Sadiman, Arif S dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Pustekkom Dikbud dan PT Raja Grafindo Persada dalam rangka ECD Project (USAID), 1996. Siantayani, Yulianti. Persiapan Membaca Bagi Balita. Yogyakarta: Kriztea Publisher, 2011. Smaldino, Sharon E., Deborah L. Lowther, & James D. Russell. Instructional Technology& Media For Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Smedley, Don. Teaching the Basic Skill Spelling: Punctuation ang Grammar in Secondary English. London: Methuen, Co. Ltd_1983. 319
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
Sternberg, Robert J. Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, ayat 14, 2003
320