Wirjodirdjo, Penghampiran Heuristik Pola Potong Dua Dimensi 37
PENGHAMPIRAN HEURISTIK POLA POTONG DUA DIMENSI DALAM OPTIMASI PEMANFAATAN KAYU Budisantoso Wirjodirdjo(1)
Abstracts: Main problem encountered by woods industrial is how can maximize the used of woods. A lot methods done like “Rough Mill”, that is main process in cutting woods that change board from log or rectangle become components according last product. In this process gives a lot results that absolved outgo in production process. Right disposition of component or right working tool on board result of sawing should properly discard woods should minimize and gives high income contribution. The more stock variations got from cutting log because dimension and type of grades always change cause cutting done by estimation or intuition. By putting right position of cutting woods on each peace of woods used heuristic approach. This method can choose woods not only depend on right dimension but also match to board grade. The result in parquet flooring case study saves 6.23% the used of board. Keywords: Woods, Production Process, Cutting Log, Board, Parquet Flooring
Permasalahan besar yang dihadapi oleh industri
dan olahannya. Oleh karena itu, sudah saatnya
yang berbasis pada pemanfaatan hasil hutan di
bagi industri-industri kayu gergajian di Indonesia
Indonesia saat ini, pertama-tama adalah semakin
untuk dapat melakukan usaha yang berkelanjutan
mengecilnya lahan konsesi hutan yang dapat di
perlu untuk menjawab kedua masalah tersebut diatas
exploitasi terkait dengan tidak efektifnya kebijakan
(Forondo, 1991).
pengembangan hutan tanaman industri yang menjadi
Salah satu usaha dalam menjawab perma-
prasyarat bagi pemegang hak pengusahaan hutan
salahan tersebut diatas adalah disamping meng-
selama 3 dasawarsa berakibat semakin langka dan
implementasikan pengelolaan hutan industri yang
terbatasnya bahan baku kayu. Kedua, issue ling-
berkelanjutan secara konsisten, sehingga tidak
kungan yang oleh World Trade Organization
memberikan dampak lingkungan yang merugikan
melalui eco labeling menjadi prasyarat bagi
maka industri hilir perkayuan di Indonesia perlu
produk-produk industri berbahan baku kayu akan
melakukan usaha-usaha efesiensi dalam peman-
mempersulit hasil industri kayu hasil hutan dan
faatan bahan baku kayu untuk dijadikan produk-
olahannya masuk ke pasar global, karena selama
produk olahan yang memiliki nilai tambah tinggi dan
ini issue lingkungan tersebut tidak pernah
mengurangi jumlah waste yang terbuang percuma
menjadi perhatian bagi industri kayu hasil hutan
dengan mengadopsi atau menemukan cara-cara baru
(1)
Budisantoso Wirjodirdjo, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, E-mail:
[email protected]
38 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007
dalam memaksimalkan pemakaian bahan kayu,
adanya kemungkinan berubahnya tipe-tipe kom-
meminimalkan biaya produksi dan meningkatkan
ponen yang dihasilkan dari tiap-tiap papan
kualitas produk (Muller, 1991).
kayu (Gilmore, 1965)
Mengingat bahwa industri hulu pengolahan kayu
Beranjak dari hal tersebut diatas bahasan
menjadi tulang punggung banyak pelaku industri hilir
penelitian ini mencoba membangun algoritma
perkayuan yang berperan meningkatkan nilai tambah
heuristik dalam usaha melakukan optimasi
hasil kayu Indonesia, maka usaha-usaha efesiensi
pengolahan kayu sedemikian rupa, sehingga di-
pemanfaatan bahan baku kayu di industri hulu pengo-
peroleh peningkatan nilai tambah bahan baku kayu
lahan kayu sangat strategis sejalan dengan semakin
secara maksimal dan mengurangi jumlah waste
sulit dan terbatasnya ketersediaan bahan baku kayu.
menjadi sekecil mungkin (Hinxman, 1980). Algoritma
Dalam industri hulu pengolahan kayu olahan proses
ini selanjutnya dapat digunakan sebagai pegangan
yang sangat sentral adalah proses Rought-mill yaitu,
dalam pengalokasian bahan kayu, dengan memperha-
proses manufacturing yang merubah Dry-Lumber
tikan tipe akan bahan kayu, sensitivitas terhadap
(kayu gergajian yang telah dikeringkan) menjadi
ukuran, grade serta menentukan pola potong untuk
komponen atau potongan-potongan akhir sebelum
masing-masing tipe bahan kayu. Dengan demi-
diproses menuju produk jadi (Haessler, 1971). Dan
kian pihak perusahaan kayu olahan akan terban-
berdasarkan data-data pengalaman masa lalu, biaya
tukan di dalam mengoptimalkan pemakaian bahan
untuk memproduksi komponen ini cukup tinggi,
bakunya. Mencermati terhadap latar belakang
mencakup 40 - 60% dari total biaya produksi kayu
perma-salahan yang ada, maka pengembangan
olahan. Kondisi tersebut menuntut pihak manajemen
algoritma heuristic ini disusun dengan tujuan:
khususnya di bagian produksi rough-mill dituntut
yang pemakaiannya didasarkan pada permintaan
untuk lebih mampu memanfaatkan bahan kayu
akan komponen atau potongan-potongan akhir
yang ada lebih optimal dalam memenuhi permin-
sesuai dengan ukuran yang dikehendaki (Hinxman,
taan konsumen, yakni industri hilir yang ada di-
1980).
Mengoptimalkan pemakaian bahan baku kayu
bawahnya dengan memperhatikan keterbatasanketerbatas sebagai suatu realitas. Namun, dalam
METODE
menentukan alokasi bahan kayu yang optimal
Banyak industri kayu modern yang dihadapkan
banyak faktor-faktor yang menyebabkan sulitnya
pada masalah pemotongan bahan kayu dengan
dalam mencari ‘campuran’ terbaik dari bahan kayu
ukuran besar yang akan dijadikan potongan kecil
yang akan diproses di antaranya: (1) komponen-
sesuai dengan yang diinginkan mengalami kesulitan
komponen dapat dibuat dari berbagai macam tipe
dalam memaksimalkan penggunaan material tersebut,
kayu, yang merupakan kombinasi dari berbagai
sehingga diperoleh waste yang sekecil-kecilnya
macam ukuran dan grade, (2) potongan akhir atau
(Hinxman, 1980). Banyak faktor yang mempengaruhi
komponen dan biaya yang mengikutinya berbeda-
keberhasilan dalam memperoleh suatu kondisi optimal
beda tergantung dari tipe kayu yang dipakai, (3)
di dalam pengolahan kayu diantaranya adalah: (1)
Wirjodirdjo, Penghampiran Heuristik Pola Potong Dua Dimensi 39
pemahaman atas tipe masing-masing kayu tidak
nilai penyimpangan tersebut masih dapat ditoleransi
hanya berdasarkan grade, tetapi juga ukuran kayu
dari solusi yang optimal. Adapun pembenaran atas
sebagai salah satu faktor, (2) kemampuan untuk
pendekatan heuristik di dalam memecahkan masalah
memilih ukuran kayu serta pola pemotongan yang
pemotongan bahan kayu yakni: (1) tidak dimung-
paling efisien berdasarkan tipe kayu (Christofides,
kinkannya metoda lain, karena konsekwensi-
1977).
konsekwensi yang justru merugikan, (2) keter-
Metoda heuristik dimungkinkan membantu
gantungan pada objek permasalahan yang hendak
dalam memecahkan masalah penentuan pola potong
dipecahkan, sehingga perlu adanya informasi yang
dari pemanfaatan papan kayu dengan memperhatikan
akurat tentang fakta-fakta atas objek permasalahan
pembatas-pembatas fisik dan pertimbangan ekono-
(Wang, 1983).
mis. Metoda ini terdiri atas kumpulan algoritma-
Banyak telaah mengenai teori dan meto-
algoritma, di mana algoritma ini dipahami sebagai
da optimasi baik secara eksak maupun heuristik
urutan pemecahan masalah yang dinyatakan dalam
yang pernah diaplikasikan dalam memecahkan
bentuk matematis dalam menggiring ke pencarian
permasalahan pemotongan bahan. Sebelum me-
solusi yang terbaik (Muller, 1991). Diharapkan
langkah pada telaah atas metodologi perlu rasa-
metoda tersebut dapat memenuhi kondisi-kondisi
nya diuraikan penjelasan mengenai permasa-
yang ada dalam meminimumkan pemakaian input
lahan-permasalahan pemotongan bahan guna
kayu dan memaksimalkan keuntungan yang diper-
memberi gambaran akan ruang lingkup objek pe-
oleh.
nelitian. Algoritma yang akan dibuat terbagi dalam dua
Bilamana sebuah material hendak diproduksi
tahap proses yang masing-masing bertujuan: (1)
dalam jumlah banyak sedangkan dalam pelak-
pertama, mencari pola campuran tipe-tipe komponen
sanaannya terdapat kendala-kendala atas ukuran
optimal yang dapat dihasilkan dari kayu yang tersedia,
untuk setiap unit yang akan diproduksi, maka ada
(2) kedua, memperoleh keuntungan maksimum dari
dua masalah yang saling terkait yaitu: (1) ukuran
alokasi bahan kayu dalam memenuhi permintaan
awal dari bahan tersebut dan (2) bagaimana bahan
akhir. Sebelum bahan kayu diproses menjadi potong-
tersebut harus dipotong sesuai dengan keinginan
an-potongan kecil, terlebih dahulu harus ditentukan
dengan menghasilkan waste sekecil mungkin (Berkey,
area kayu, ukuran kayu yang hendak digunakan, dan
1987).
pola potong dari kayu yang hendak dihasilkan, se-
Selama ini metoda-metoda yang diaplikasikan
hingga diperoleh pemakaian bahan kayu yang op-
dalam memecahkan masalah ini dapat dikelompokkan
timal berdasarkan batasan-batasan teknis yang
menjadi dua metoda yakni: eksak dan heuristik.
dimiliki (Beasley, 1985).
Metoda eksak memberikan algoritma penyelesaian
Di dalam metoda heuristik dianggap tepat
yang dapat menjamin ditemukannya solusi yang
dalam penggunaanya jika solusinya dianggap cukup
optimal terhadap masalah yang spesifik. sedangkan
akurat, meskipun diketahui bahwa solusi yang
di lain pihak metoda heuristik tidak dapat menjamin
diperoleh masih memiliki penyimpangan, namun
ditemukannya solusi yang optimal.
40 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007
Terdapat beberapa alasan dalam menerapkan
Pemotongan Bahan secara 2 dimensi bia-sanya
metoda heuristik untuk memecahkan suatu masalah,
lebih rumit dibandingkan dengan pemotongan 1
antara lain: (1) tidak adanya efisiensi ‘algoritma titik
dimensi, karena proses pemotongan ini harus dila-
temu’, dengan waktu komputasi yang layak,(2)
kukan dalam beberapa langkah pemotongan. Pemo-
efisiensi algoritma titk temu dapat diperoleh dan
tongan dilakukan pada potongan paralel yang dibuat
metoda heuristik digunakan dalam usaha memper-
pada setiap sub lembar benda kerja, di mana sub
cepat proses pencarian solusi, (3) permasalahan yang
lembar ini merupakan hasil langkah sebelumnya.
dihadapi tidak memiliki solusi eksak karena ambi-
Proses pemotongan ini dinamakan Two Stage Two
guitas yang sangat mendasar dalam pernyataan
Dimensional Cutting (Gambar 1) (Wang, 1983). Jika
masalah atau data pendukung yang tersedia, (4)
pemotongan terdiri dari 3 tahap, di mana tahap
permasalahan yang dihadapi mungkin memiliki solusi
pertama memotong benda kerja menjadi bagian-
eksak, namun biaya perhitungan untuk menemukan
bagian yang lebih kecil, kedua, di mana bagian yang
solusi tersebut sangat tinggi. Untuk menyelesaikan
dihasilkan dipotong menjadi strip yang kemudian pada
suatu masalah dengan ukuran yang besar, maka
tahap ketiga dipotong sesuai dengan ukuran
dibutuhkan suatu metoda heuristik yang baik, dan
permintaan. Pe-motongan 3 tahap ini di sebut Three
diharapkan bahwa metoda tersebut dapat memenuhi
Stage Cutting Stock.
kebutuhankebutuhan sebagai berikut: mendekati
Dalam masalah 2 dimensi material yang tersedia
optimal, cukup luwes, cepat waktu komputasinya dan
berbetuk segi empat dengan lebar dan panjang W x
simpangan perolehan cukup kecil.
L (Gambar 2) (Kan, 1987), untuk menghasilkan
Menurut Hinxman, 1980 di dalam masalah pemo-tongan bahan dapat dikategorikan berdasarkan ukurannya: (1) One-Dimensional, di mana hanya ada satu dimensi dari benda kerja dan potongan yang diminta signifikan, (2) Two-Dimensional, di mana benda kerja dan potongan akhir berbentuk segi empat
S is a
(empat persegi panjang) dalam hal ini terdapat dua variabel yaitu panjang dan lebarnya.
Gambar 1 Two Stage Cutting Stock
Dalam kasus satu dimensi dikatakan hanya 1 dimensi benda kerja yang sama atau tetap dari bahan yang diberikan atau salah satu dimensi benda kerja
L
tidak relevan terhadap solusinya. Terdapat beberapa alternatif metode perhitungan Riset Operasional dalam pemotongan bahan, diantaranya dengan menggunakan formulasi Programa Linier dan metode
1
W
6 4
8
8
8
Knapsack yang merupakan salah satu aplikasi Programa Dinamis.
Gambar 2 Pola Pemotongan Dua Dimensi
S is a
Wirjodirdjo, Penghampiran Heuristik Pola Potong Dua Dimensi 41
potongan sebanyak Ni dari potongan yang diminta
tipe i dalam list R yang dihasilkan dari potongan segi
dengan ukuran 1i, i= 1,2, ... ,m.
empat Ao, yang direpresentasikan secara mate-
Untuk masing masing pola potong papan kayu segi empat W x L terdapat matriks kolom A = [a1, a2…………… am] di mana ai, adalah jumlah dari papan segi empat berukuran wi x 1i, yang didapat dalam pola pemotongan. Pada Gambar 2, terlihat pola potong yang digunakan dalam material kayu segi empat berukuran W x L. Dari pola potong ini dihasilkan 2 potongan w1 x 11, 2 potongan w3 x 13, 1 potongan w4 x 14, dan 3 potongan w8 x 18. Jika m = 10 yaitu jenis-jenis ukuran potongan yang diminta maka kolom matrix yang ada [1,0,2,1,0,0,0,3,0,0]. Formulasi matematika yang dibuat oleh Gilmore dan Gomory, memberikan variabel ∏ i yaitu Lang-
rage Multiplier atau harga bayangan yang berhubungan dengan potongan berukuran di mana i = 1,2, ..... ,m, sehingga representasi matematisnya:
Maks = ∏1 a1 + ∏ 2 a 2 + ............. + ∏ m a m Dengan pembatas ai < gi, i = 1, 2, ………..m gi > 0 dan integer
matisnya:
Maks
Z=
m
∑ε V i =1
i
i
Dengan pembatas bahwa.
ε ≤ bi I = 1, 2, 3 …., m
ε = integer lebih besar nol Dengan mengasumsikan bahwa Lo, Wo dan li, wi di mana i = 1, 2„….m adalah integer, pemotongan pada bidang segi empat dibuat dalam langkah-langkah integer sepanjang sumbu x dan y. J. O. Berkey dan P. Y. Wang , mengembangkan beberapa pendekatan algoritma heuristik yang diterapkan untuk masalah pengepakan dua demensi. Algoritma ini bertujuan untuk menempatkan sedemikian rupa suatu papan segi empat dengan berbagai macam ukuran kedalam kotak yang berkapasitas terbatas dengan tinggi tumpukan diusahakan seminimum mungkin. Tujuan lain dengan diterapkan algoritma ini adalah untuk meminimumkan pemakaian kotak yang digunakan. Masalah pengepakan ini dapat diaplikasikan dalam industri kayu, ketika berbagai
Christofides dan Whitlock membuat algoritma
ukuran potongan kayu hendak dibuat dari papan kayu
dengan menggunakan metoda Depth First Branch
gergajian dengan menghasilkan sisa potongan yang
and Bound Algoritma guna menentukan pola potong
minimum. Pendekatan algoritma-algoritma tersebut
yang optimal pada kasus pemotongan Guillotine
diantaranya adalah sebagai berikut:
secara umum. Proses penentuan pola potong dide-
-
Finite Next-Fit (FNF) - merupakan metoda
finisikan sebagai proses pemotongan sebuah bidang
dengan pendekatan Level Oriented Next-Fit
segi empat Ao berdimensi panjang Lo dan lebar Wo
Heuristic, di mana pengepakan dilakukan
menjadi potongan-potongan yang diinginkan, dalam
langsung pada kotak.
daftar R di mana R = {(l1,w1),(l2,w2),,(lm,wm)}. Masing
-
Finite First-Fit (FFF) - merupakan metoda
masing potongan memiliki nilai vi, dan jumlah maksi-
dengan pendekatan Level Oriented First-Fit
mum vi dari potongan tipe i dihasilkan dari Ao. Masalah
Heuristic dan pengepakan dilakukan langsung
yang ada ialah menemukan nilai maksimum potongan
pada kotak.
42 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007
-
-
-
-
Finite Best-Strip (FBS) – merupakan metoda
Pada implementasinya algoritma-algoritma
dengan pendekatan Best-fit Heuristic yang terdiri
tersebut diatas dapat dikombinasikan satu terhadap
dari dua langkah algoritma.
yang lain bergantung kepada permasalahan riil atas
Hybrid First-Fit (TIFF) – merupakan metoda
objek benda kerja. Beberapa alternative kombinasi,
dengan pendekatan yang memiliki kesamaan
diantaranya adalah:
dengan metoda Finite Best-Strip yang juga terdiri
-
Finite Next-Fit Algoritma
dari dua langkah algoritma.
Finite Next-Fit Algoritma menggunakan metoda
Finite Bottom-Left (FBL) - merupakan metoda
Level Oriented Packing Approach di mana
dengan pendekatan Bottom- Left Approach di
potongan-potongan ditempatkan pada tumpukan
mana pengepakan dilakukan langsung ke dalam
yang ada jika cocok, jika tidak, usaha uji coba
kotak.
dibuat untuk tumpukan yang baru pada kotak
Next Bottom Left (NBL) - merupakan metoda
yang digunakan. Langkah pertama algoritma
dengan pendekatan yang memiliki kesamaan
adalah mengambil kotak pertama dari list yang
dengan Finite Bottom Left Algoritma hanya raja
ada, yang dipilih adalah ukuran tinggi terbesar
pada algoritma ini hanya satu kotak yang aktif
kemudian tempatkan pada kotak tersebut, jika
pada saat tertentu, kotak sebelumnya tidak diper-
potongan berikutnya yang akan dimasukkan tidak
hatikan dan dimasukkan ke dalam list yang ada.
cukup, ambil kotak lain dari daftar untuk digunakan.
Dalam menganalisa kinerja metoda heuristik tersebut diatas, dicatat jumlah kotak yang terpakai
-
Finite Best-Fit Algoritma
ketika pengepakan dilakukan dengan memilih secara
Dalam metoda Finite Best-Fit Algoritma kotak
acak potonganpotongan segi empat yang akan
yang telah diambil ditahan dalam list tertentu.
dimasukan. Khusus untuk metoda yang berorientasi
Pengepakan dilakukan pada kotak pertama yang
kepada Level Oriented potongan segi empat dipilih
diambil dan pengecekan dilakukan untuk masing-
dari ukuran tinggi (hi) yang paling besar sampai yang
masing tumpukan dimulai dari dasar kotak keatas
paling rendah, selanjutnya potongan-potongan segi
untuk melihat apakah potongan dapat ditempatkan
empat ditempatkan dengan sisi bawah berada pada
di sana. Jika potongan tidak dapat ditempatkan
permukaan tumpukan. Tinggi tumpukan didefinisikan
diseluruh tumpukan pada kotak, uji coba dilakukan
sebagai jarak dari dasar kotak ke tinggi potongan
pada kotak sebelumnya atau ambil kotak baru
tersebut.
dan list. Masing-masing potongan diusahakan
Lebih lanjut untuk metoda yang berorientasi pada
untuk ditempatkan pada tumpukan yang paling
Finite Bottom-Left pengambilan potongan di-
rendah dari urutan kotak yang diambil jika
lakukan pertama kali dan potongan dengan lebar
memungkinkan.
(li) paling besar, selanjutnya potongan-potongan segi
-
Finite Best Strip Algoritma
empat berbagai ukuran P1, P2, P3, …......……..,
Finite Best Strip Algoritma menempatkan
Pn kedalam kotak (bin) B 1 , B2, B3, ………….,
potongan-potongan dari list ke tumpukan-tum-
Bm dengan kapasitas terbatas.
pukan pada kotak dengan bagian atas yang
Wirjodirdjo, Penghampiran Heuristik Pola Potong Dua Dimensi 43
terbuka (Open-ended Strip) memakai prose-
kotak. Pemilihan potongan dilakukan dari urutan
dure Best-Fit Packing Approach untuk memilih
potongan yang memiliki panjang sisi bawah
tumpukan-tumpukan yang digunakan untuk
terbesar. Jika kotak-kotak yang ada tidak
potongan berikutnya. Strip ini dibagi dalam blok-
memungkinkan untuk ditempati potongan
blok di mana lebar masing-masing blok sama
potongan kotak baru diambil dari list.
dengan lebar strip itu sendiri, dan tinggi blok ada-
-
Next Bottom Left Algoritma
lah tinggi tumpukan dan penempatan potongan
Algoritma Next Bottom Left memiliki kesamaan
yang dilakukan. Blok-blok hasil ini kemudian di-
dengan Finite Bottom Left Algoritma hanya raja
tempatkan ke dalam kotak-kotak yang ada dalam
pada algoritma ini hanya satu kotak yang aktif
list menggunakan metoda Best-Fit Heuris-tic
pada saat tertentu, kotak sebelumnya tidak diper-
kembali. Dalam pendekatan Finite Best Strip,
hatikan dan dimasukkan ke dalam list yang ada.
tumpukan-tumpukan dalam kotak yang dipilih untuk ditempati potongan-potongan adalah tum-
-
Pemodelan
pukan yang nantinya dapat menghasilkan area
Dalam pembuatan model yang akan dilakukan,
horisontal yang seminimum mungkin. Dengan
pemotongan papan kayu dilakukan dalam 2 tahap
kata lain usaha-usaha uji coba dilakukan untuk
pemotongan dan dipakai beberapa asumsi dalam pe-
memaksimalkan penggunaan tempat yang ada.
nentuan pola potongnya, yaitu: (1) pemotongan
Hybrid First Fit Algoritma
dilakukan secara Guillotine Cut, yakni dilakukan
Hybrid First Fit Algoritma memakai metoda
secara Orthogonal, (ii) pola potong normal, yang
Level Oriented First-fit dengan pengambilan
berarti sisa pada sebuah strip tidak dipotong dalam
potongan dilakukan untuk tinggi terbesar.
algoritma tetapi merupakan hasil pemotongan lebar
Potongan akan ditempatkan kedalam strip dengan
atau y_cut (cross-cut).
lebar strip adalah lebar dari kotak. Blok-blok
Pada tahap pertama papan kayu dipotong untuk
dihasilkan dari tumpukan-tumpukan pada strip
menghasilkan strip dengan lebar sama dengan
sebelum potongan ditempatkan ke dalam kotak.
ukuran x_cut yang dilakukan pada proses rip
Lebar blok sama dengan lebar strip, dan tingginya
sawing, kemudian pada tahap kedua, strip yang
adalah tinggi dari potongan pertama yang ditem-
dihasilkan tersebut dipotong untuk menghasilkan
patkan pada tumpukan yang dibentuk. Potongan
panjang benda kerja sesuai yang diinginkan pada
dipak terlebih dahulu pada tumpukan (blok)
proses cross cutting.
terendah yang pas. Ketika semua potongan telah
Pada Gambar 3, terlihat bagaimana suatu strip
ditempatkan dalam strip, blok-blok yang dipilih
dihasilkan dari pemotongan secara sumbu x, pointer
dimasukkan ke kotak-kotak menggunakan one dimensional first fit packing heuristik. -
Y q R
Finite Bottom Left Algoritma Algoritma Finite Bottom Left menempatkan pertama kali potongan di sudut kiri dari dasar
X 0
p R
y_ cut
x_cu t
Gambar 3 Pemotongan Segi Empat Searah Sumbu x dan y
44 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007
menunjukkan bagaimana langkah-langkah pemo-
I = variabel untuk menetukan tipe benda kerja Pi
tongan dilakukan pada masing-masing sumbu, dengan penambahan ukuran potongan yang dibuat karena
dengan dimensi qPi x pPi. k = variabel untuk menentukan strip yang dihasilkan
pengaruh tebal mata potong yang digunakan. Pointer y_cut menunjukan bagaimana pola
dengan ukuran qRj x pPk di mana {qPk = qPi}
potong dilakukan pada strip yang dihasilkan pada
qRj = panjang papan tipe j yang akan dipotong
tahap pertama, pointer bergerak sepanjang sumbu
qPi = panjang benda kerja tipe i
y, yang dianggap identik dengan panjang papan segi
pPi = lebar Potongan tipe i
empat yang dipotong.
Nik = jumlah benda kerja tipe i yang dihasilkan dari
Penentuan Fungsi Tujuan Pemotongan Dua Dimensi
Dalam fungsi tujuan akan dimaksimalkan nilai kontribusi potongan atau benda kerja yang akan dihasilkan dari sebuah bahan segi empat dengan pertimbangan sisa yang dihasilkan bila suatu potongan benda kerja tipe tertentu dihasilkan pada bahan tersebut. Sisa yang ada dapat dihasilkan dari pemotongan papan segi empat secara memanjang memotong sumbu x dan pemotongan melebar yang memotong sumbu y. Pemotongan secara memanjang
strip k Bi = adalah jumlah maksimal potongan tipe i Sedangkan untuk sumbu x pemotongan-pemotongan dilakukan secara memanjang untuk mendapatkan strip-strip yang nantinya akan dipotong dengan pemotongan y_cut. Untuk meminimumkan sisa pemotongan dalam menghasilkan strip-strip pada suatu Rectangle formulasi matematisnya: Min ∆ = x
∑ pR k
j
− N kj pPk
Subject to
akan rnenghasilkan strip di mana dari strip tersebut
∑
akan dihasilkan potongan benda kerja tipe tertentu
Nkj > 0 dan integer
dan juga sisa pemotongan. Untuk meminimalkan
variabel-variabel fungsi diatas dapat dijelaskan
sisa pemotongan dari suatu strip formulasi mate-
sebagai berikut:
matisnya:
∆ = sisa hasil pemotongan yang diperoleh dilihat i∈Ik
Dengan Pembatas i∈Ik
N ik qPi ≤ qR j N ik ≤ Bi N ik ≥ 0 dan integer
Ik = {i/pPi = pPk} di mana variabel-variabel fungsi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: ∆ = sisa hasil pemotongan yang diperoleh dari strip k
k
N kj pPk ≤ pR j
x
Min Δk = ∑ qR j − N ik qPi
∑
k
dari sumbu x pRj = lebar papan tipe j pPk = lebar strip k Nkj = jumlah strip yang dihasilkan dari papan tipe j Untuk memaksimalkan nilai potongan yang akan dihasilkan dari masing-masing papan, formulasi matematisnya: Maks Z = Subject to
m
∑ VN i =1
i
Nkj < Bi Nkj > 0 dan integer
ij
Wirjodirdjo, Penghampiran Heuristik Pola Potong Dua Dimensi 45
Variabel-variabel fungsi diatas dapat dijelaskan
Langkah 2.2: Jika x_cut + pP + Pisau < pR dan hanya
sebagai berikut:
jika Cutting_x = False lanjutkan ke langkah 2.3,
Z = Maksimal kontribusi kombinasi potongan yang
lainnya ke langkah 4.4.
dapat dihasilkan dari papan Vi = Nilai grade potongan benda kerja tipe i (Rp/ item). Nij = Jumlah Potongan tipe i yang dihasilkan dari papan tipe j.
Langkah 2.3 : Potong papan kayu segi empat Rj pada x = x_cut. Set y_cut = 0. Pemotongan sumbu y (y_cut) Langkah 3.1: Potongkan strip yang dihasilkan dari pemotongan x_cut dengan ukuran y_cut = qP + Pisau.
Melakukan Iterasi Pemotongan dengan Algoritma Heuristik
Untuk melaksanakan proses penentuan pola po-
Langkah 3.2: Jika y_cut + qP + Pisau < qR dan hanya jika Cutting_y = False ke langkah 3.3, lainnya ke langkah 4.1.
tong benda kerja yang diminta dari rectangle yang
Langkah 3.3: Potongkan strip dengan panjang qR
ada akan digunakan suatu algoritma yang tersusun
dengan y_cut pada y_cut = qP + Pisau, Nik = 1.
dari sub-sub algoritma atau prosedur untuk memperjelas iterasi pemotongan dari algoritma yang dimaksud. Inisialisasi: Nyatakan terpenuhi = False dan Stock_habis = False, set I = 1
Langkah 3.4: Jika Nik < Bi lanjutkan ke langkah 3.5, jika tidak incremen y_cut -> y_cut = qP + Pisau dan Nik = Nik + 1. Kembali ke langkah 3.2. Langkah 3.5: Set cutting_y = True, kembali ke langkah 3.2.
Pemilihan Benda Kerja dan Papan Kayu Segi Empat untuk Dipotong
Menghitung Nilai kontribusi dari Minimal Sisa
Langkah 1.1: Ambil potongan ke i Pidari List [P],
Langkah 4.1 : Hitung sisa hasil pemotongan pada
i = 1, nyatakan ukuran lebar benda kerja pP, = pP dan panjang qPi = qP. Ambil langkah 1.2.
strip k = [∆ ] lanjutkan ke langkah 4.2. k
Langkah 4.2 : Jika ∆ = 0, masukkan [∆ ] ke tabel sisa k
x
->δ {untuk i = 1,...,3 dan j = 1,...,3. }. Jika tidak ij
Langkah 1.2: Ambil papan kayu segi empat ke j Rj
set Cutting_y = True, lanjutkan ke langkah 4.3.
dari List [R], j = 1, nyatakan ukuran lebar papan
Langkah 4.3: Jika Cutting_y = true, set Cutting_x =
segi empat pRj = pR dan panjang qRj = qR..
True dan kembali ke langkah 2.2. jika tidak
Ambil langkah 2.1.
cutting_x = False.
Inisialisasi: Nyatakan Cutting_x = False dan Cutting_y = False, set x_cut = 0, pisau [Sw]. Pemotongan sumbu x (x_cut). Langkah 2.1: Potongkan papan kayu segi empat Rj yang dipilih dengan lebar pRj pada ukuran x_cut pP + Pisau untuk mendapatkan strip k.
Langkah 4.4 : Hitung sisa pemotongan papan kayu segi empat oleh x_cut, nyatakan dalam [∆ ] x
Langkah 4.5 : Jika ∆ sisa -> δ
ij
x
= 0 masukkan ∆ ke tabel x
{for i = 1,...,3 dan j = 1,...,3}. Jika
tidak ke langkah 4.6. Langkah 4.6 : Hitung Luas Total sisa dari ∆ dan k
∆ , nyatakan dalam Tot_ δ x
ij
46 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007
Langkah 4.7: Cari nilai Tot_ δ min. Jika Tot_ δ < ij
Tot_ δ
(i-1),(j-1)
nyatakan Tot_ δ
ij
-> Tot_ δ min,
lanjutkan ke langkah 4.8. Langkah 4.8: Tentukan Gij yaitu grade benda kerja i
Langkah 6.2: Ambil nilai ukuran lebar pP dan panjang qP dari benda kerja ke i pada daftar Benda kerja ->Pi lanjutkan ke langkah 6.3. Langkah 6.3: Tentukan nilai lebar δ
ij
= [Lebar_ δ ij]
yang dihasilkan dari papan kayu segi empat j
dan nilai panjang δ
dengan grade j. Nyatakan Gij = [Vi]. Lanjutkan
Lebar_ δ ij > pPi dan (Lebar_ δ ij x Panjang_ δ ij)
ke langkah 4.9. Langkah 4.9: Cari nilai Zmax = Nij x Vi nyatakan nilai Z = [Zi], lanjutkan ke langkah 4.10. Langkah 4.10: Jika ZI > ZI-1 masukkan Zi -> Z max lainnya lanjutkan ke langkah 4.11.
ij
= [Panjang_ δ ij]. Jika
> (pPi x qPi) tambahkan ukuran δ ij ke daftar papan kayu segi empat, Num_Rj +1 dan lanjutkan ke langkah 6.4 jika tidak generate semua benda kerja ke langkah 6.2. Langkah 6.4: Ambil papan kayu segi empat tipe j
Langkah 4.11: Kembali ke proses, lanjutkan ke
dengan spesifikasi ukuran lebar pRj, panjang
langkah 5.1 untuk melakukan pemeriksaan se-
qR j dan grade G j yang telah dipilih untuk
tiap benda kerja pada semua papan kayu segi
dipotong, cocokkan spesifikasi tersebut de-
empat.
ngan daftar [R] yang ada. Lanjutkan ke langkah 6.5.
Bactracking untuk Setiap Papan Kayu Segi Empat
Langkah 6.5: Jika ada yang sama, decrement
Langkah 5.1: Jika j = n semua papan kayu segi empat
Num_Rj = Num_Rj - 1 dan lanjutkan ke langkah
telah di-generate, lanjutkan ke langkah 5.2, jika
6.6, jika tidak cocokan kembali dengan daftar [R]
tidak generate untuk semua papan kayu segi
untuk tipe yang lain ke langkah 6.4 jika sudah
empat j + 1.
semua dicocokan ke langkah 6.7.
Kembali ke langkah 1.2. Langkah 5.2: Jika i = m semua benda kerja telah digenerate, lanjutkan ke langkah 5.3, jika tidak generate untuk semua benda kerja i +1. Kembali ke langkah 1.1.
Langkah 6.6: Jika Num_Rj = 0 papan kayu esgi empat R., dari daftar —> Num_Listj - 1 lanjutkan ke langkah 6.7. Langkah 6.7: Ambil benda kerja dengan tipe i yang telah dihasilkan oleh pemotongan dengan
Langkah 5.3: Lanjutkan iterasi, ke langkah
spesifikasi lebar pPi , panjang qPi —> Nik ,
6.1 memeriksa sisa yang masuk ke List
Cocokan spesifikasi tersebut dengan daftar [P].
[R].
Lanjutkan ke Langkah 6.8. Langkah 6.8: Jika ada yang sama, nyatakan Nik =
Pencatatan, Pengurangan dan Penambahan Hasil
Nij lanjutkan ke langkah 6.9. Jika tidak cocokan
Pemotongan
dengan tipe benda kerja yang lain dari daftar [P]
Langkah 6.1: Ambil nilai yang telah masuk ke tabel
ke langkah 6.7, jika sudah semua lanjutkan ke
sisa tabel sisa -> δ ij {untuk i = 1,...,3 dan j = 1,...,3. Jika δ ij # 0 lanjutkan ke langkah 6.2. jika tidak ke langkah 6.4.
langkah 6.9. Langkah 6.9: Lanjutkan proses, ke langkah 7.1 untuk memeriksa kebutuhan benda kerja.
Wirjodirdjo, Penghampiran Heuristik Pola Potong Dua Dimensi 47
Periksa Kebutuhan Benda Kerja dan Ketersediaan Papan
Input Grade
Kayu
Sisa
Langkah 7.1: Inisialisasi terpenuhi = True, lanjutkan ke langkah 7.2.
BLACK BOX (Proses)
Input Papan Segi Empat
Langkah 7.2: Ambil nilai Bi dari daftar [Pi] untuk
Potongan
Input Potongan Sisa
masing-masing tipe i . Langkah 7.3: Jika Bi # Nij, set terpenuhi = False, lanjutkan ke langkah 7.4. Jika tidak periksa Bi yang lain dari [P].kembali ke langkah 7.2, jika sudah semua ke langkah 7.5. Langkah 7.4: Ambil nilai Num_Listj. Jika Num_Listj = 0, set Stock_habis = True. Lanjutkan ke langkah 7.5, jika tidak ke langkah 7.6 Langkah 7.5: Periksa jika Stock_habis = True atau Terpenuhi = True, berhenti, pola potong telah
Gambar 4 Aliran Input-Output Pemotongan Tabel 1 Skenario Input Rectangle
T ipe rectang le
P anjang (C m )
Lebar (C m )
G rade
Jum lah S to ck
1
300
90
A
1
2
290
102
B
1
3
330
95
C
1
Sumber: Hasil Percobaan
selesai dibuat. Jika tidak memenuhi ke langkah
Dalam proses pencarian pola potong meng-
7.6. langkah 7.6 : Teruskan Iterasi pemotongan
gunakan algoritma yang ada, proses akan meng-
increment I = I + 1, kembali ke langkah 1.1.
eksekusi rectangle berdasarkan input-input po-
Untuk dapat melaksanakan proses penentuan
tongan yang diberikan. Misalkan ukuran-ukuran dari
pola potong kayu dengan menggunakan algoritma
tipe potongan yang ada adalah seperti pada Tabel 2.
diatas dibuat perangkat lunak dengan menggunakan bahasa Visual Basic untuk memudahkan dalam proses pengerjaannya. Secara garis besar proses dari model yang ada
Tabel 2 Skenario Input Potongan
Tipe Panjang rectangle (Cm)
Lebar (Cm)
Grade
Jumlah Stock
dapat digambarkan dalam aliran input-output yang
1
60
9
40
1
mempergunakan input potongan kayu tersedia
2
35
7
60
2
sebagai input bahan baku yang akan dipilih untuk
3
40
6
50
3
menghasilkan potongan akhir sesuai permintaan di
Sumber: Hasil Percobaan
mana nilai potongan akhir ini sebelumnya telah diinformasikan kedalam proses melalui input tipe
Masing-masing tipe potongan potongan memiliki
potongan akhir dan input nilai grade-nya Untuk memberi gambaran bagaimana sebuah
nilai yang berbeda-beda yang diberikan berdasarkan
papan kayu segi empat dipotong dalam tiap iterasi
dihasilkan, untuk kasus diatas dimisalkan masing-
untuk menghasilkan sejumlah potongan dan potongan
masing nilai grade A, B, dan C untuk potongan tipe
sisa dengan berbagai macam tipe, dimisalkan tipe segi
1 ialah 0,6, 0,6 dan 0,4, tipe 2 : 0,4, 0,2, 0,1, tipe 3: 0,7,
empat yang ada adalah:
0,5, 0,2 dan tipe 4: 0,6, 0,4, 0.2. Nilai ini sering
grade kayu untuk setiap ukuran potongan yang
48 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007
dianggap sebagai harga bayangan atau shadow price dari potongan yang dihasilkan. Jika papan kayu sebagai input diproses dengan menggunakan pisau dengan tebal 1 cm (nilai ini dianggap sebagai besar allowance yang diberikan sebelum melakukan pemotongan), ada kemungkinan papan kayu segi empat tersebut dipotong dengan menggunakan ukuran potongan tipe 3 dan 4 dengan bentuk pola potong yang dihasilkan seperti pada Gambar 5.
adalah tentang : (1) ukuran Stock Rectangle atau papan kayu, (2), jenis grade dari papan kayu, (3) jumlah potongan papan segi empat untuk masingmasing tipe, (4) ukuran Potongan atau potongan yang diminta, (5) jumlah potongan yang diminta untuk masing masing tipe, (6) nilai grade atau Value untuk masing-masing tipe Potongan, (7) ukuran tebal mata pisau yang digunakan untuk pemotongan. Data grade berisi nilai grade dari Potongan untuk masing-masing tipe tertentu, data grade ini dan nilai untuk masingmasing tipe ditempatkan terpisah dalam suatu file data tersendiri untuk mempermudah proses perhitungan yang didapat dari pola pemo-
90cm
tongan. Dalam proses pemotongan data tebal mata pisau hanya terdiri dari satu ukuran mata pisau, kerena
Gambar 5 Pola Pemotongan Papan Kayu Segi Empat Tipe 1
pisau yang digunakan untuk semua jenis pemotongan
Hasil dari iterasi akan memotong kayu segi
Secara singkat langkah-langkah pengisian data
empat menjadi potongan-potongan tipe 3 (berdimensi
atau inisialisasi data-data yang dibutuhkan dan
40 cm x 6 cm) sebanyak 30 unit, tipe 4 (dengan
bagaimana cara menjalankan perangkat lunak yang
dimensi 30 x 7) sebanyak 60 unit, dengan tipe grade
ada. Pemberian nilai awal pada sistem yaitu mema-
A dan waste atau sisa yang dihasilkan sebanyak 12
sukkan data, terlebih dahulu harus disiapkan. Data-
potongan dengan luasan sisa yang dihasilkan 3186
data tersebut seperti pada Tabel 3.
diasumsikan sama.
cm2. pemotongan ini memberikan nilai kontribusi sebesar 57. Masing-masing papan kayu akan memiliki pola pemotongan yang berbeda- beda, hal ini dapat terjadi kerena dalam algoritma, sisa hasil pemotongan dapat dipilih lagi atau selanjutnya dipergunakan lagi dalam pemotongan. Data dan Pengembangan Perangkat Lunak
Tabel 3 Variabel Data Input Rectangle Tipe Ukuran Panjang Ukuran Lebar Jumlah Grade -
Potongan Tipe Ukuran Panjang Ukuran Lebar Jumlah -
Grade Tipe Ukuran Panjang Ukuran Lebar Jumlah Grade Nilai
Sumber: Hasil Percobaan
Untuk dapat melaksanakan pembuatan pola
Data yang digunakan dalam proses penetuan
potong kayu, maka terlebih dahulu harus dilakukan
pola potong kayu gergajian ini berupa data papan segi
proses pembuatan perangkat lunak. Pembuatan
empat yang tersedia dan data permintaan potongan
pengembangan perangkat lunak dilakukan dengan
dalam suatu periode tertentu. Data yang didapatkan
menggunakan bahasa Visual Basic, untuk mem-
Wirjodirdjo, Penghampiran Heuristik Pola Potong Dua Dimensi 49
permudah dan mempercepat proses penyusunan-
sebagai allowance yang diberikan. Pemotongan
nya.
terhadap papan kayu akan menghasilkan sisa hasil pemotongan untuk masing-masing langkah pemo-
Proses Penentuan Pola Potong
tongan, yang dilakukan dengan:
Proses penentuan pola potong terhadap papan
1. Menghitung sisa pemotongan sumbu y dari strip
kayu dilakukan dengan mengkombinasikan model-
Sisa hasil pemotongan secara sumbu y meru-
model yang ada serta prosedur-prosedur pemotongan
pakan sisa yang dihasilkan dan pemotongan
ke dalam gabungan algoritma untuk memilih papan
sebuah strip yang berasal dari pemotongan
yang dapat dipotongkan dengan alokasi potongan
secara sumbu x (x_cut) pada rectangle. Pe-
yang tepat dan dapat memberikan nilai kontribusi yang
motongan sumbu x ini dilakukan dengan melihat
mencapai optimal.
ukuran suatu tipe potongan tertentu pada daftar
Prosedur solusi melalui algoritma pemotongan
potongan yang ada, ukuran lebar potongan dipilih
mulai dilakukan dengan mengambil seluruh file-file
dan dibandingkan dengan menempatkannya pada
yang dibutuhkan yaitu file bahan segi empat, file
lebar papan segi empat yang diambil pada daftar
potongan dan file grade. Dengan file-file tersebut
bahan bidang empat. Bila tidak dimung-kinkan
sebagai data, dilakukan proses pemotongan. Bagai-
untuk melakukan pemotongan potongan yang
mana pemilihan papan dalam algoritma dan bagai-
dimaksud dari papan segi empat dimaksud
mana menghitung nilai kontribusi dari masing-masing
dikarenakan ukuran lebar papan segi empat yang
pola potong yang dibuat dapat di ilustrasikan sebagai
lebih kecil atau tidak mencukupi dibanding-
berikut:
kan dengan ukuran lebar potongan tersebut, maka lakukan cara yang sama seperti diatas
Prosedur Pengenalan Pola Potong
terhadap seluruh papan segi empat yang ada
Pemotongan dimulai dengan mengambil tipe
pada daftar. Kemudian lakukan pemotongan
potongan dari daftar permintaan akan potongan akhir
secara guillotine cut untuk mendapatkan strip
yang dibuat. Selanjutnya ambil potongan dari daftar
dengan ukuran lebar yang sama dengan ukuran
paling atas, kemudian lakukan proses penempatan
lebar potongan, lakukan pemotongan selanjut-
potongan pada papan segi empat dengan mengambil
nya yang memotong panjang strip tersebut
segi empat dengan tipe tertentu dari daftar teratas
dengan menggunakan ukuran panjang po-
papan kayu yang tersedia. Penempatan ini dilakukan
tongan, increment pemotongan strip yang
dengan memperhitungkan ukuran dimensi papan dan
dilakukan hingga panjang strip tidak men-
potongan yang akan dihasilkan. Jika papan yang dipilih
cukupi lagi untuk dilakukan pemotongan.
tidak memungkinkan untuk menghasilkan potongan
Jumlahkan seluruh potongan yang dihasilkan
tipe tertentu, ambil papan berikut dari daftar. Pola
dari strip dan hitung bias sisa pemotongan
potong selanjutnya akan diperoleh dengan melakukan
sumbu ke y yang dihasilkan untuk kemudian
pemotongan secara sumbu x dan sumbu y dengan
dimasukkan ke dalam tabel sisa untuk pemo-
mernasukkan nilai tebal mata pisau yang digunakan
tongan berikutnya.
50 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007
2. Menghitung sisa pemotongan sumbu x
nakan ukuran potongan tipe tertentu. Nilai kontribusi
Perhitungan sisa yang dihasilkan dan pemotongan
terbaik juga akan diperoleh dengan menghitung nilai
sumbu x dilaksanakan dengan melihat sisa hash
potongan yang dihasilkan untuk setiap pola
pemotongan rectangle dalam menghasilkan
pemotongan, nilai yang lebih besar akan meng-
potongan-potongan strip yang dilakukan sepan-
gantikan nilai iterasi pemotongan sebelumnya yang
jang sumbu x. Strip-strip ini yang kemudian dipo-
berarti pola pemotongan akan berubah sehingga
tong dengan pemotongan sepanjang sumbu y
memperoleh nilai terbaik.
guna mendapatkan sisa pemotongan sumbu y
Pembuatan pola potong dilakukan dengan
seperti telah dijelaskan diatas. Selanjutnya tentu-
memasukkan data-data yang telah diperoleh di
kan jumlah potongan yang dihasilkan dari pemo-
lapangan. Penentuan pola pemotongan yang dilaku-
tongan strip pertama atau sebelumnya, jika jum-
kan sekarang ini dibuat berdasarkan perhitungan
lah yang dihasilkan belum mencukupi, increment
manual dan perkiraan-perkiraan yang telah biasa
pemotongan x_cut menggunakan ukuran potong-
dilakukan. Jika diamati maka perhitungan dengan per-
an yang sama sampai ukuran lebar rectangle ti-
kiraan ini memiliki kekurangan-kekurangan: (1) untuk
dak memungkinkan lagi untuk dipotong. Hitung
menentukan pemotongan yang dibuat, terlebih dahulu
jumlah seluruh potongan yang dihasilkan dan
dilihat ukuran potongan yang akan dihasilkan dalam
rectangle tersebut dan tempatkan ukuran sisa
hal ini ukuran-ukuran potongan dalam daftar pesanan,
yang dihasilkan pada tabel sisa guna pemotongan
kemudian pemotongan dilakukan dengan mengambil
berikutnya.
papan segi empat yang mencukupi untuk dipotong, di mana terkadang pemilihan dilakukan hanya dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
memperhatikan lebar dari papan segi empat, (2) de-
Perhitungan nilai kontribusi dilakukan dengan
ngan hanya memperhatikan papan segi empat melalui
menghitung banyaknya potongan tipe tertentu yang
ukuran lebarnya, menyebabkan sisa yang ditimbulkan
dihasilkan dan papan rectangle beserta sisa hasil
sebagai hasil pemotongan tidak dapat diperkirakan
pemotongan yang dapat dipotong lagi dan
dengan benar karena terdapat bidang empat yang
mengalikannya dengan nilai grade untuk masing-
memiliki panjang berbeda-beda walau memiliki lebar
masing potongan sesuai dengan grade dari papan
yang sama. Pemotongan dilakukan dengan menem-
segi empat yang digunakan.
patkan papan segi empat pada suatu tingkat tertentu
Dengan melakukan proses pencarian dan uji
tanpa terlalu memperhatikan ukurannya, sehingga dua
coba terhadap seluruh papan kayu yang tersedia,
papan segi empat dengan ukuran lebar dan panjang
dengan menempatkan masing-masing tipe potongan
yang berbeda akan dipotong guna mendapatkan
akhir yang diminta, algoritma akan memilih se-
sebuah potongan dengan tipe yang sama.
demikian rupa alokasi potongan yang memberikan sisa pemotongan atau waste yang paling sedikit. Sisa
SIMPULAN
paling sedikit akan dipilih dari setiap iterasi
Dari analisa hasil pengolahan data yang telah
pemotongan suatu tipe papan segi empat menggu-
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa metoda
Wirjodirdjo, Penghampiran Heuristik Pola Potong Dua Dimensi 51
yang dikembangkan dapat mengatasi permasalahan
3. Pola potong yang dibuat dengan teknik heuristik
dalam menentukan alokasi pemotongan yang terbaik
ini akan dapat dihasilkan dengan efektif dan
untuk meperoleh pemanfaatan material kayu yang
efisien dan akan lebih efisien lagi karena
semaksimal mungkin dan meminimumkan sisa kayu
kesemuanya diterapkan dengan menggunakan
yang harus dibuang. Dengan menggunakan me-
perangkat lunak yang di desain sesuai dengan
toda heuristik dalam pengalokasian potongan
peruntukannya.
akhir terhadap bahan papan kayu akan menghemat pemakaian bahan papan kayu sebesar 6,23%. Jika dibandingkan hasil yang diperoleh menggunakan algoritma heuristik dengan hasil yang ada dilapangan dalam pemotongan papan kayu, memiliki beberapa kelebihan menurut analisa yang telah dilakukan: 1. Dengan memakai teknik heuristik, masalahmasalah yang timbul dalam mengalokasikan potongan pada papan kayu dapat teratasi dengan baik. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya, teknik ini memperhatikan nilai grade yang ada dan sensitif terhadap ukuran panjang dan lebar papan kayu. Berbeda dengan alokasi pemotongan yang berlaku diperusahaan alokasi hampir sama sekali tidak dilakukan dan terkadang hanya terbatas pada pemilihan ukuran saja. 2. Dapat menentukan bentuk pemotongan yang menghasilkan sisa sedikit mungkin karena setiap tahap dari teknik yang diusulkan memiliki fungsi tujuan meminimumkan sisa yang dihasilkan akibat proses pemotongan.
RUJUKAN Beasley, JE. 1985. .Algoritma for Unconstrained Twodimensional Guillotine Cutting. Journal of Operational Research Society( 36): 297-306. Berkey JO, and PY, Wang, PY. 1987.Two-dimensional Finite Binpacking Algorithm.Journal of Operational Research Society. (38): 423-429. Christofides, N, and Whitlock, C. 1977. An Algoritma for Two-dimensional Cutting Problems.Operations Research.(25): 30-44. Foronda, SU, and Carino, HF. 1991. A Heuristic Approach to The Lumber Allocation Problem in Hardwood Dimension and Furniture Manufacturing. European Journal of Operational Research. (54): 151162. Gilmore, PC, and Gomory, RE. 1965. Multistage Cutting Stock of Two and More Dimensions. Operations Research, (13):94-120. Haessler, RW, and Sweeney, PE, 1991, Cutting Stock Problems and Solution Procedures.European Journal of Operational Research. (54 ): 141-150. Haessler, R.W. 1971. A Heuristic Programming Solution to a Non Linear Cutting Stock Problem. Management Science,(17) : 793-802. Hinxman, AI. 1980. The Trim-loss and Assortment Problems, European Journal of Operational Research.( 5): 8-18. Muller, H. 1991. Heuristics and Their design: A survey. European Journal of Operational Research.( 8): 123. Kan, RAHG. 1987. De Wit J.R. and Th. Wijmenga, R.Nonorthogonal Two-dimensional Cutting Patterns. Management Science. (33) : 670-684. Wang, PY. 1983. Two Algoritms for Constrained Twodimensional Cutting Stock Problems. Operations Research.(31): 573-586.
52 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007