LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL-INQUIRI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI (Studi Kasus di SDN Salakadomas) IMPLEMENTATION CONTEXTUAL INQUIRY LEARNING MODEL TO INCREASE ABILITY OF WRITE POETRY (Case Study in SDN Salakadomas) Febby Febriyanti1, Nunu Nurfirdaus2 STKIP Muhammadiyah Kuningan, Jl. R.A Moertasiah Soepomo No.28B Kuningan Jawa Barat, 45511
[email protected] Abstrak Model pembelajaran kontekstual-inquiri merupakan konsep guru mengajar dengan mengaitkan tema puisi dengan kenyataannya dan inquiri sebagai proses mencari dan menemukan kata atau diksi dari tema puisi. Mayoritas guru sudah menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri dalam pembelajaran menulis puisi, akan tetapi pemahaman guru terhadap model pembelajaran kontekstual-inquiri. Sehingga dalam kemampuan siswa menulis puisi siswa menemui kesulitan dalam mencari dan menemukan kata untuk dirangkai dalam puisi. Tujuan penelitian ini mengkaji tentang penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi (studi kasus di SDN Salakadomas) dalam proses pembelajaran menulis puisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini digunakan untuk memahami peristiwa, kejadian, pelaku dalam situasi tertentu yang bersifat ilmiah dan natural. Penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif artinya data yang dianalisis berbentuk deskriptif fenomena, tidak berupa angka-angka. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata tulisan yang mencakup catatan, laporan dan foto. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri sudah digunakan oleh guru di SDN Salakadomas dalam proses pembelajaran menulis puisi, akan tetapi dalam pemahaman terhadap model pembelajaran tersebut guru kurang memahaminya. Dimana guru hanya mengaitkan tema puisi dengan kenyataannya dan inquiri sebagai proses mencari dan menemukan kata dari tema tersebut, ada beberapa langkah dalam proses pembelajaran yang belum dilakukan atau terlewati oleh guru dalam menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri. Sehingga dalam kemampuan menulis puisi siswa terdapat kekurangan atau belum maksimal dalam menulis puisi termasuk dari cara penulisan puisinya. Namun dari hasil kemampuan menulis puisi siswa dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri sejauh ini sudah meningkat dari hasil kemampuan menulis puisi siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri. Sarannya adalah guru diharapkan dalam menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri dalam proses pembelajaran menulis puisi dengan baik, dimana langkah-langkah yang terdapat dalam model 1
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan berurut atau melakukannya dengan baik. Kata Kunci: model pembelajaran kontekstual-inquiri, kemampuan menulis puisi
Abstract Model-inquiri contextual learning is the concept of teachers teaching by linking the theme of poetry with the reality and the inquiry as the process of searching for and finding words or diction of poetry theme. The majority of the teachers have been using contextual learning model-inquiri in learning to write poetry, but the understanding of the contextual learning model teacher-inquiri. Thus, in the students' ability to write poetry students having difficulty in finding and find words strung together in poetry. The purpose of this study examines the use of contextual learning model-inquiri in enhancing the ability to write poetry (a case study in SDN Salakadomas) in the process of learning to write poetry. This study used a qualitative approach. This study is used to understand the events, incidents, the perpetrator in certain situations that are scientific and natural. Descriptive qualitative research always means a descriptive data analiyzed phenomenon, not the form of numbers. Data collected in the form of woeds that includes writing notes, reports and photographs. The results showed the use of contextual learning model-inquiri already used by teachers at SDN Salakadomas in the process of learning to write poetry, but in the understanding of the learning model the teacher is less understood. Where teachers only associate the theme of poetry with the reality and the inquiry as the process of searching for and finding words from the theme, there are several steps in the learning process has not been carried out or passed by the teachers in using contextual learning model-inquiri. Thus, in the students' ability to write poetry there is a shortage or not maximized in writing poetry including ways of writing poetry. But from the students 'ability to write poetry using contextual learning model-the inquiry so far has been increased from the students' ability to write poetry before using contextual learning model-inquiri. Her recommendation is expected of teachers in using contextual learning model-inquiri in the process of learning to write poetry well, where the measures contained in the learning model can be sequential or do well. Keywords: usage model-inquiry contextual learning, poetry writing ability PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa di SD terdapat 4 keterampilan berbahasa, diantaranya: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dari 4 keterampilan berbahasa yang paling sulit yaitu menulis.Menurut Gie yang dikutip oleh Yunus Abidin (2012:181) menyatakan bahwa menulis memiliki kesamaan makna dengan
2
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
mengarang yaitu segenap kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang berkaitan dengan menulis yaitu tentang puisi. Dimana menulis puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui tulisan yang ditulis dengan bait-baitnya yang didalam baitnya tersebut terdapat irama bunyi yang dapat di pahami, di nikmati, dan dihargai oleh pembaca. Dalam kemampuan menulis puisi siswa, tentu memberikan pengaruh dari adanya guru menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri, guru di SDN Salakadomas dalam pembelajaran menulis puisi sudah menggunakan model pembelajaran tersebut, dari hal tersebut, terdapat pertanyaan yang muncul yaitu bagaimana pemahaman guru terhadap model pembelajaran tersebut dan bagaimana kemampuan menulis puisi siswa dengan menggunakan model pembelajaran tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini: 1) bagaimana penggunaan model pembelajaran kontekstual-inqiri di SDN Salakadomas. 2) bagaimana pemahaman guru terhadap model kontekstual-inquiri. 3) bagaimana kemampuan siswa dalam menulis puisi menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri. Kerangka teoritis teori dalam penelitian ini diantaranya adalah teori belajar Behavioristik. Menurut teori behavioristik belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Premis dasar teori belajar behavioristik menyatakan bahwa interaksi antara stimulus respon dan penguatan terjadi dalam suatu proses belajar. Teori belajar behavioristik sangat menekankan pada hasil belajar yaitu perubahan tingkah laku yang dapat dilihat. Hasil belajar diperoleh dari proses penguatan atas respon yang muncul terhadap stimulus yang bervariasi. Berikutnya adalah model pembelajaran kontekstual-inquiri. Model pembelajaran kontekstual-inquiri merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk membantu mmengaitkan materi dengan kenyataannya dan inquiri sebagai proses mencari dan menemukan sendiri. Seperti dikemukakan oleh Heru kurniawan dalam buku pembelajaran menulis kreatif (2014:52) Pembelajaran menulis puisi kontekstual-inquiri adalah pembelajaran menulis puisi yang mengkontekstualisasikan tema dengan kenyataan yang sebenarnya dan menggunakan inquiri sebagai cara untuk menemukan diksi yang akan dituliskan dan dirangkai menjadi puisi. Model pembelajaran ini mengutamakan dua hal: kontekstualisasi kenyataan sebagai tema atau materi dan inquiri sebagai penyelidikan untuk mendapatkan diksi. Kemampuan menulis puisi. Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan bidang apresiasi sastra yang harus dikuasai oleh siswa. Pembelajaran menulis puisi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa
3
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
dalam mengapresiasi karya sastra. Hal itu berkaitan dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya dan lingkungan hidup. Sebagai bukti bahwa siswa dalam pembelajaran menulis puisi, siswa mampu menuangkan ide dalam pikirannya atau daya khayalnya kedalam bentuk puisi yang akan dibuatnya, serta menuangkan apa yang dirasakan dan sedang dirasakan pada saat itu atau pada saat siswa menulis puisi. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian sementara menggunakan pendekatan yang akan digunakan ialah pendekatan fenomenologi, sebagaimana yang diterangkan oleh Moleong (2002) yang dikuti oleh Nunu Nurfirdaus (2015) fenomenologi merupakan strategi penelitian yang mengidentifikasi hakikat dari berbagai pengalaman manusia tentang fenomena tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi karena dalam penelitian ini diharapkan dapat memahami makna model pembelajaran yang sebenarnya dari penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri di SDN Salakadomas. Fokus penelitian, fokus penelitian ini adalah: 1) penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi. 2) penggunaan model yang difokuskan pada model kontekstual-inquiri. 3) kemampuan siswa yang difokuskan pada peningkatan kemampuan menulis puisi. Teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diantaranya adalah pertama adalah wawancara mendalam. Didalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan wawancara baik secara terbuka maupun mendalam untuk memperoleh data, data yang valid tentang penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri, pemahaman guru terhadap model pembelajaran kontekstualinquiri, dan kemampuan siswa menulis puisi menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri. Kedua adalah observasi, dalam observasi peneliti dapat melihat secara jelas kenyataan yang ada meliputi cara guru menggunakan dan pemahaman terhadap model pembelajaran kontekstual-inquiri, serta kemampuan siswa dalam menulis puisi menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri. Ketiga adalah dokumentasi, dimana dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat dan sebagainya (Moleong Lexy, 2002) yang dikutip oleh Nunu Nurfirdaus (2015). Peneliti mengambil dokumentasi melalui kamera handphone untuk mengabadikan beberapa kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa di SDN Salakadomas. Dokumentasi juga peneliti lakukan pada saat proses wawancara dengan guru, siswa di SDN Salakadomas. Teknik analisis data. Milles and Huberman (1992) yang dikutip oleh Nunu nurfirdaus (2015) dalam melakukan analisis dipergunakan jalan fikiran yang menyatakan bahwa dalam melakukan proses analisis komponen utama yang perlu diperhatikan setelah pengumpulan data adalah: 1) Reduksi data (data reduction) 4
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
dimana reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan dilapangan selama meneliti tujuan diadakan transkip data (transformasi data) untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai dengan masalah yang menjadi pusat penelitian dilapangan. 2) penyajian data (data display) dimana penyajian data adalah kegiatan sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam tabel atau uraian penjelasan. Dalam penyajian data ini dilakukan setelah melakukan reduksi data yang akan dipergunakan sebagai bahan laporan. 3) Verifikasi (conclution drawing/ verification), pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi ( conclution drawing/ verification), yaitu berupa intisari dan penyajian data yang merupakan hasil dari analisis yang dilakukan dalam penelitian kesimpulan awal yang sifatnya belum benar-benar matang. HASIL PENELITIAN Penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri, yang digunakan oleh guru di SDN Salakadomas sesuai dengan teori belajar Behavioristik dinyatakan sebagai Stimulus. Penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri berkaitan dengan bagaimana cara guru menggunakan model pembelajaran kontekstualinquiri dalam proses pembelajaran menulis puisi, dimana guru mengaitkan tema puisi dengan kenyataannya dan inquirinya sendiri sebagai proses mencari dan menemukan diksi atau kata yang nantinya dirangkai menjadi puisi dari tema tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut temuan data menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri dalam proses pembelajaran menulis puisi sudah digunakan oleh guru tersebut. Namun penggunaan terhadap model pembelajaran kontekstual-inquiri pernah dilakukan pada saat pembelajaran, artinya guru dengan kemampuan yang dimilikinya terhadap model pembelajaran kontekstual-inquiri berusaha melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri. Dimana dalam penggunaannya guru mengaitkan dalam pembelajaran menulis puisi ini dengan kenyataannya atau dapat disebut juga tema puisi yang sudah ditentukan oleh guru dikaitkan dengan kenyataannya, selain itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis puisi dengan mencari dan menemukan kata dari tema tersebut. Dimana dalam mengajarkan pembelajaran untuk anak sekolah dasar seharusnya sesuai dengan nyata. Artinya guru memberikan pembelajaran kepada muridnya harus sesuai dengan kenyataannya, dimana proses pembelajaran yang dilakukan dapat dipahami dan di terima oleh murid atau siswa tersebut. Pemahaman guru terhadap model pembelajaran kontekstual-inquiri juga turut membentuk siswa dalam memahami proses pembelajaran yang telah 5
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
dilakukan. Pemahaman tersebut yaitu bagaimana cara guru menggunakan dan melakukan dalam proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kontektual-nquiri, dimana guru tersebut sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu menyiapkan konteks atau tempat yang sesuai dengan tema puisi, namun apabila konteks tersebut tidak memungkinkan sesuai dengan nyatanya guru dapat menggunakannya dengan gambar. Setelah itu guru memberikan contoh tabel yang nantinya tabel tersebut diisi dengan penemuan diksi atau kata dari konteks atau tema tersebut dan guru juga memberikan waktu untuk siswa dalam mencari dan menemukan kata, kemudian guru memulai pembelajaran dengan apersepsi dengan memberikan pengantar kegiatan pembelajaran dengan pertanyaan yang sesuai dengan konteks atau tema tersebut. Dan setelah itu guru memberikan tabel tersebut dan memulai aktivitas pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut temuan data menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap model pembelajaran kontekstual-inqiri yang dimiliki guru cenderung paham dengan kemampuan guru tersebut. Dimana guru pada saat proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri, menentukan tema puisi yaitu lingkungan. Dimana lingkungan merupakan konteks atau tempat yang mudah untuk dijadikan tempat siswa dalam menulis puisi, guru mengajak siswa ketempat tersebut setelah itu guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan materi puisi dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memulai aktivitas yaitu menulis puisi namun isi puisi tersebut harus sesuai dengan konteks atau tema yang sudah ditentukan. Bertolak dari pembelajaran menulis puisi, guru tersebut juga menggunakan dan melakukan pembelajaran lain dengan menggunakan model pembelajaran kontekstualinquiri.dimana guru memberikan kelompok kepada siswa sebelum memulai pembelajaran setelah itu guru memberikan seputar pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran tersebut kemudian guru membagikan barang nyata yang berhubungan dengan pembelajaran dan lembaran kertas yang nantinya barang tersebut ditempel dilembaran kertas yang terdapat gambarnya. Berdasarkan penggunaan dan pemahaman model pembelajaran kontekstualinquiri yang diberikan oleh guru dengan baik dalam proses pembelajaran menulis puisi, maka akan mucul respon dari siswa yaitu dengan kemampuan menulis puisinya berdasarkan teori belajar Behavioristik maka disebut dengan respon. Kemampuan menulis puisi pada siswa, bagaimana cara siswa memahami dan menerima terhadap pembelajaran menulis puisi, dimana puisi adalah suatu ragam yang bahasanya terikat irama, rima dan bait dalam puisi serta dalam penulisan puisi berbentuk baris dan bait. Berkaitan hal tersebut temuan data menunjukkan bahwa siswa memahami dan mampu. Artinya siswa mengetahui arti puisi dan bagaimana cara untuk menulis puisi serta siswa dalam kegiatan menulis puisi
6
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
sudah dilakukan sesuai dengan apa yang mereka ketahui atau sesuai kemampuan mereka masing-masing. Dan siswa juga dalam kemampuan menulis puisinya meningkat dengan adanya guru menggunakan model pembelajaran kontekstualinquiri, dimana siswa sudah melakukan aktivitas dalam menulis puisi dengan tema yang sudah ditentukan oleh guru siswa tersebut menulis puisi atau membuat puisi yang berhubungan dengan tema puisi. Setelah itu siswa mencari kata-kata atau diksi dari tema yang sudah ditentukan yang nantinya dijadikan atau ditulis kedalam puisi. Siswa mencari kata atau diksi untuk ditulis kedalam puisi dilakukan dari apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan dari tema puisi tersebut. Sehingga hasil puisi siswa meningkat atau lebih baik dari hasil sebelumnya atau sebelum menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran. Kesimpulan berdasarkan hasil temuan data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: pertama, penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri di SDN Salakadomas guru-gurunya sudah melakukan dan menggunakannya dengan cara berusaha dari penggunaan yang telah digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Pada dasarnya guru di SDN Salakadomas sudah menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri pada saat kegiatan belajar mengajar mengenai pembelajaran menulis puisi, akan tetapi guru di SDN Salakadomas tidak menyadarinya bahwa pada saat proses kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan telah menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri. Dimana guru tersebut atau guru-guru di SDN Salakadomas pada pembelajaran menulis puisi, mengaitkan tema puisi dengan kenyataannya dan inquirinya sebagai proses mencari dan menemukan diksi atau kata yang akan dituliskan dan dirangkai menjadi puisi dari tema tersebut. Kedua, pemahaman guru terhadap model pembelajaran kontekstual-inquiri di SDN Salakadomas bahwa guru-guru tersebut sudah berusaha untuk memahami dan melakukan terhadap model pembelajaran kontekstual-inquiri dalam pembelajaran menulis puisi. Dimana guru tersebut pada saat kegiatan belajar mengajar mengenai pembelajaran menulis puisi. Guru hanya mengaitkan tema puisi dengan kenyataannya yaitu dengan contoh tema lingkungan, setelah itu guru mengajak ketempat tersebut atau konteksnya itu lingkungan dan kemudian guru memberikan petunjuk seperti amati tempat tersebut lalu buatlah puisi sesuai apa yang kalian lihat atau sesuai tema tersebut. Ketiga, kemampuan siswa dalam menulis puisi menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri di SDN Salakadomas bahwa pada dasarnya siswa di SDN Salakaomas telah melakukan atau berusaha untuk membuat dan menulis puisi sesuai kemampuan yang dimilikinya dan sesuai dari pembelajaran menulis puisi yang telah dilakukan. Dimana siswa tersebut sudah mampu dan melakukan untuk menulis puisi dengan judul dan isi puisinya sesuai tema yang 7
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
sudah ditentukan dan dari cara penulisan puisinya pun bervariasi dimana ada siswa yang sudah mampu dan melakukan penulisan puisi yang sesuai dengan penulisan puisi namun ada juga siswa yang belum mampu dan belum melakukan penulisan puisi yang sesuai dengan penulisan puisi pada umumnya. Saran bagi guru. Guru sudah seharusnya menggunakan model pembelajaran kontekstual-inquiri dalam proses kegiatan belajar mengajar di SDN Salakadomas, sebab penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri dapat membantu siswa memahami pembelajaran yang sedang dipelajari termasuk dalam menulis puisi. Selain itu dengan penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri juga membantu guru dalam proses pembelajaran yang akan diajarkan yaitu pembelajaran menulis puisi. Selain itu, guru di SDN Salakadomas idealnya lebih peka terhadap pemahaman model pembelajaran kontekstual-inquiri, tujuan ini agar pada saat proses kegiatan belajar mengajar akan maksimal. Sehingga dalam menulis puisi yang difokuskan dikelas tinggi untuk siswa di SDN Salakadomas hasilnya akan maksimal dan meningkat. Bagi siswa idealnya memahami dalam model pembelajaran tersebut, sehingga dalam proses yang dilakukan siswa paham baik dari penggunaan model pembelajaran kontekstual-inquiri maupun paham dalam menerima pembelajaran yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus.2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama Abidin, Yunus.2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama Aminudin.2009. Kreatif Membuat Ragam Tulisan. Bandung: PT Puri Pustaka Djuanda, Dadan dan Iswara Dwija Prana.2006. Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS Hermawan,Ruswandi,dkk.2007.Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS Kurniawan, Heru.2014. Pembelajaran Menulis Kreatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Maulana, Farid Soni.2012. Apresiasi dan Proses Kreatif Menulis Puisi .Bandung: NUANSA
8
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
Nurfirdaus, Nunu.2016.Studi Tentang Lingkungan Keluarga dan Perilaku Sosial Remaja Masyarakat Nelayan Gebang Mekar Cirebon.Kuningan:Universitas Negeri Semarang Priyantoro, Agus. 2004.Bahasa Indonesia.Yogyakarta:ANDI Rusman.2012.Model-Model Pembelajaran.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:ALFABETA Susanto, Ahmad.2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama Sutardi, Didi dan Sudirjo Encep. 2007.PEMBAHARUAN dalam PBM di SD. Bandung: UPI PRESS Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif .Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri Winataputra, S. Udin, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
9