PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI IPB TENTANG SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN TERKAIT MASA PRENATAL
R. APRILLIANI TIRTASIH PERTIWI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi IPB tentang Seribu Hari Pertama Kehidupan terkait Masa Prenatal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2014
R. Aprilliani Tirtasih Pertiwi
ABSTRAK R. APRILLIANI TIRTASIH PERTIWI. Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi IPB tentang Seribu Hari Pertama Kehdiupan terkait Masa Prenatal. Dibimbing oleh HIDAYAT SYARIEF dan DRAJAT MARTIANTO. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengetahuan dan sikap mahasiswi IPB tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study. Contoh dalam penelitian ini adalah 46 mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama (TPB) semester 2 dan 40 mahasiswi mayor Gizi Masyarakat (GM) semester 8. Evaluasi pengetahuan dan sikap mahasiswi tentang 1000 HPK terkait masa prenatal dibagi menjadi tiga komponen yang terdiri dari kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswi TPB semester 2 tergolong kurang (skor<60.0%) dan sikap tergolong sedang (skor 60.0-80.0%) sedangkan pengetahuan mahasiswi GM semester 8 tergolong sedang (skor 60.0-80.0%) dan sikap tergolong baik (skor >80.0%). Tingkat pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal mahasiswi di GM semester 8 (55.0%) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswi TPB semester 2 (54.3%) (p<0.05) dan sikap kedua contoh di TPB semester 2 dan GM semester 8 (58.7% dan 50.0%) tergolong sedang. Kata kunci: mahasiswi, pengetahuan, prenatal, sikap, 1000 HPK
ABSTRACT R. APRILLIANI TIRTASIH PERTIWI. The Knowledge and Attitude of Undergraduate Female Student at Institut Pertanian Bogor Regarding The First One Thousand Days of Life Related to Prenatal. Supervised by HIDAYAT SYARIEF and DRAJAT MARTIANTO. The objective of this study was to analyze the knowledge and attitudes of the female undergraduate students of IPB regarding the first 1000 days of life related to prenatal. A cross sectional study was conducted in this study. Subjects were 46 freshman female undergraduate students and 40 female undergraduate students majoring in community nutrition semester 8. Evaluation of the knowledge and attitude about the first 1000 days of life related to prenatal was divided into three components consist of reproductive health, pregnancy, and clean and healthy lifestyle behavior. The results showed the knowledge of freshman year students was low (score is <60.0%) and the attitude was moderate (score is 60.080.0%). The knowledge of students majoring in community nutrition was moderate (score is 60.0-80.0%) and the attitude was good (score is 80.0%). The level of knowledge of students majoring in community nutrition semester 8 (55.0%) was significantly higher than the freshman students semester 2 (54.3%) while the attitude of the two subjects (58.7% and 50.0%) were moderate. Keywords: attitude, female undegraduate students, knowledge, prenatal, 1000 first days of life.
PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI IPB TENTANG SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN TERKAIT MASA PRENATAL
R. APRILLIANI TIRTASIH PERTIWI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi Nama NIM
: Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi IPB tentang Seribu Hari Pertama Kehidupan terkait Masa Prenatal : R. Aprilliani Tirtasih Pertiwi : I14100061
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Hidayat Syarief, MS Pembimbing I
Dr Ir Drajat Martianto, MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Rimbawan Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2014 ini ialah 1000 Hari Pertama Kehidupan, dengan judul Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi IPB tentang Seribu Hari Pertama Kehidupan terkait Masa Prenatal. Terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Hidayat Syarief, MS dan Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan ilmu. 2. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji skripsi atas masukkan dan saran yang diberikan. 3. Papa tersayang, Lukman Hakim Rusdi dan mama tersayang (Almh) R. Udharani atas seluruh doa, kasih sayang dan dukungan disaat senang maupun sedih kepada penulis. 4. Kakak tersayang (R. Lazuardhi Utama Rifky dan R. Ary Ardhi Putra), adik (R. Januar Magma Perbangsa) dan keponakan (Fatir Ar-Rayyan) atas kasih sayang, canda dan tawa serta telah menjadi penyemangat penulis. 5. Sahabat sahabat di kelas TPB B.03 (Putri, Nada, Tya, Eno) atas segala keriangan, canda tawa, dan semangat kepada penulis. 6. Sahabat tersayang (Ari, Mia, Muty) yang telah menjadi penyemangat dan menemani penulis selama ini. 7. Geng penelitian (Lidya dan Christian) yang telah berjuang bersama dalam penelitian. 8. Pvatmaya, Rayfan, Zahra, dan Richardson atas kesediaannya menjadi pembahas pada seminar penulis. 9. Teman teman GM 47 (Novia, Rotua, Nizaf, Emir, Ifdal, Tina, Icha, Jong, Fara, Kaka) yang telah menemani dan menyemangati penulis dengan segala keriangan, canda dan tawa serta membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 10. Mbak Rian Diana SP, MSi yang telah memberikan ilmu dan saran kepada penulis dalam proses penyusunan karya ilmiah ini. 11. Seluruh responden baik di TPB maupun teman teman GM yang terpilih atas kesediaannya mengikuti penelitian. 12. Seluruh staff Departemen Gizi Masyarakat yang membantu terlaksana penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini. 13. Kakak-kakak GM 45, GM 46, teman teman GM 47, adik-adik GM 48 dan GM 49 serta seluruh pihak yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu atas dukungan dan bantuannya. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan ataupun kekhilafan yang penulis lakukan, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat. Demikian yang bisa penulis sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, September 2014 R. Aprilliani Tirtasih Pertiwi
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Tujuan Umum
2
Tujuan Khusus
2
Hipotesis
2
Manfaat Penelitian
3
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE PENELITIAN
5
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
5
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
5
Pengolahan dan Analisis Data
6
Definisi Operasional
8
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh
9 9
Usia
9
Asal Daerah
9
Uang saku Karakteristik Keluarga
10 10
Besar Keluarga
11
Pendidikan Orangtua
11
Pekerjaan Orangtua
11
Pengetahuan tentang 1000 HPK terkait Masa Prenatal
11
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
12
Pengetahuan Masa Kehamilan
14
Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
18
Sumber informasi contoh mengenai 1000 HPK terkait Masa Prenatal
19
Sikap tentang 1000 HPK terkait Masa Prenatal
20
Sikap Kesehatan Reproduksi
22
Sikap Masa Kehamilan
23
Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
26
Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dan Sikap Contoh tentang 1000 HPK terkait Masa Prenatal
27
Materi Seribu Hari Pertama Kehidupan Terkait Masa Prenatal yang Harus Diketahui oleh WUS
30
SIMPULAN DAN SARAN
32
Simpulan
32
Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN
38
RIWAYAT HIDUP
59
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Variabel, cara dan alat pengumpulan data Sebaran contoh berdasarkan karakteristik Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar pengetahuan kesehatan reproduksi Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar pengetahuan masa kehamilan Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar pengetahuan PHBS Sumber informasi contoh tentang pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal Sebaran contoh berdasarkan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal Sebaran jawaban berdasarkan persentase alasan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap kesehatan reproduksi Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap masa kehamilan Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap PHBS
5 9 10 12 13 15 18 20 21 21 22 24 26
14 Hasil uji regresi linier berganda karakteristik contoh dengan pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal 15 Hasil uji regresi linier berganda kelompok dan besar keluarga dengan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal 16 Materi Pendidikan 1000 HPK yang Harus Diketahui oleh WUS
28 29 31
DAFTAR LAMPIRAN 1 2
Kuesioner penelitian Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar pengetahuan kesehatan reproduksi 3 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar pengetahuan masa kehamilan 4 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar pengetahuan PHBS 5 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar sikap kesehatan reproduksi 6 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar sikap masa kehamilan 7 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar sikap PHBS 8 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakteristik contoh dan karakteristik keluarga dengan setiap komponen pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal 9 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakteristik contoh dan karakteristik keluarga dengan setiap komponen sikap 1000 HPK terkait masa prenatal 10 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakteristik contoh dan karakteristik keluarga dengan pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal
38 50 51 52 53 54 55
56
57
58
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu memiliki kondisi fisik tangguh, mental kuat, kesehatan prima, serta kogntif yang baik dan ditentukan oleh status gizi sejak masa pertumbuhan dini. Menurut Riskesdas (2013), prevalensi balita gizi kurang di Indonesia adalah 13.9 % dengan prevalensi underweight, stunting, dan wasting masing-masing mencapai 19.6%, 37.2%, dan 12.1% serta persentase BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) sebesar 10.2 %. Kekurangan gizi pada anak akan berdampak terhadap perkembangan kognitif yang dapat menurunkan produktivitas serta kompetitas pada usia dewasa. Kondisi ini akan berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa mendatang. Wanita sebagai calon ibu mempunyai peran penting dalam pemeliharaan kesehatan keluarga, terutama bayi dan anak-anak yang pada umumnya masih berada dalam asuhan ibu. Pertumbuhan dan perkembangan anak sudah dimulai sejak anak berada dalam kandungan. Awal kehamilan merupakan tahap awal dan utama dalam menjamin asupan gizi yang optimal hingga 1000 hari berikutnya, yaitu hingga anak berusia 2 tahun. Pemerintah Indonesia baru-baru ini mencanangkan program Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Gerakan ini merupakan aksi perbaikan gizi khususnya penanganan sejak masa kehamilan hingga usia anak 2 tahun dan pada tataran global disebut Scalling Up Nutrition (SUN) Movement. Seribu Hari Pertama Kehidupan yang terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama sejak bayi dilahirkan merupakan periode emas (golden periode) atau disebut juga window of opportunity karena pada periode ini, awal kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung secara cepat. Apabila tidak dimanfaatkan dengan baik akan terjadi kerusakan yang bersifat permanen (Kemenkes 2012). Kekurangan gizi pada 1000 HPK diawali dengan perlambatan pertumbuhan janin yang dikenal sebagai IUGR (Intra Uterine Growth Retardation) yang terjadi pada masa 270 hari selama kehamilan (masa prenatal). Masa prenatal adalah masa konsepsi (pembuahan sampai dengan perkembangan janin) hingga masa kehamilan. Perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis, perkembangan fisik, emosi dan mental bayi yang akan berdampak panjang terutama berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan (Glynn dan Sandman 2011). Kekurangan gizi di negara berkembang pada masa prenatal berdampak pada lahirnya anak yang mengalami retardasi pertumbuhan (IUGR) dan BBLR. Kondisi tersebut hampir setengahnya terkait dengan status gizi ibu (Victoria CG et al. 2008). Menurut Almatsier et. al (2011) keadaan gizi pada masa prenatal berpengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk melakukan pembuahan, memelihara kesehatan janin, dan memelihara kesehatan sendiri. Pengetahuan dan sikap gizi yang baik diperlukan untuk menunjang hal tersebut. Tingkat pengetahuan gizi individu berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam
2 pemilihan makanan dan selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu tersebut (Rosa 2011). Tingkat pengetahuan wanita yang rendah menyebabkan sikap gizi yang kurang sehingga berdampak pada pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan mengakibatkan status gizi kurang. Status gizi kurang, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya (Supariasa 2001). Peningkatan pengetahuan dan sikap tentang 1000 HPK terkait masa prenatal diharapkan dapat membuat seorang wanita terutama wanita dalam periode usia subur yaitu 15-49 tahun (Depkes 2003) memperhatikan gizinya pada masa konsepsi hingga kehamilan sehingga dapat menghasilkan generasi yang berkualitas baik dari segi fisik, kesehatan maupun mental. Melihat bahwa mahasiswi gizi semester 8 di IPB yang sudah mendapatkan pendidikan formal dengan kurikulum gizi yang terstruktur terkait materi mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal diharapkan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal dari mahasiswi yang tidak mendapatkan kurikulum terkait gizi sama sekali yang dalam hal ini adalah mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama semester 2. Berdasarkan berbagai hal tersebut, dilakukan penelitian untuk mempelajari pengetahuan dan sikap mahasiswi IPB tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Penelitian ini menggunakan mahasiswi Gizi semester 8 dan Tingkat Persiapan Bersama semester 2 sebagai contoh. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengetahuan dan sikap mahasiswi IPB tentang masa prenatal. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh (umur, asal daerah, uang saku, besar keluarga, pendidikan orangtua, dan pekerjaan orangtua). 2. Mempelajari pengetahuan dan sikap contoh tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. 3. Menganalisis perbedaan pengetahuan dan sikap antar mahasiswi TPB dan GM tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. 4. Mengidentifikasi sumber informasi (sekolah, teman sebaya, orang tua, dan media massa) tentang pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal. 5. Menganalisis faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap contoh tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Hipotesis 1. Mahasiswi Gizi Masyarakat semester 8 memiliki tingkat pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama semester 2.
3
2. Mahasiswi Gizi Masyarakat semester 8 memiliki sikap 1000 HPK terkait masa prenatal yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama semester 2. 3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap contoh tentang 1000 HPK terkait masa prenatal adalah kurikulum pendidikan. Manfaat Penelitian Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk menambah wawasan mengenai persiapan kehamilan dengan memperhatikan aspek gizi dan non gizi sebelum dan saat kehamilan kepada mahasiswi sebagai calon ibu. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi tentang 1000 HPK terkait masa prenatal sehingga dapat digunakan sebagai masukkan untuk perumusan kebijakan berkenaan dengan 1000 HPK.
KERANGKA PEMIKIRAN Masa prenatal adalah masa konsepsi (pembuahan sampai dengan perkembangan individu) hingga masa kehamilan. Masa prenatal merupakan masa penting yang harus diperhatikan oleh wanita. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pada masa ini adalah gizi. Apabila terjadi kekurangan gizi selama masa prenatal maka akan mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) serta bayi lahir lebih awal (prematur). Bayi yang lahir dengan kondisi BBLR akan mengalami berbagai permasalahan gizi seperti stunting dan wasting yang akan berdampak terhadap perkembangan kognitif yang dapat menurunkan produktivitas serta kompetitas pada usia dewasa. Wanita sebagai calon ibu merupakan pihak utama yang berperan penting dalam menentukan kualitas anak karena anak berada di bawah asuhan langsung ibunya. Selain itu, ibu yang sehat akan melahirkan anak yang sehat. Mahasiswi sebagai golongan wanita yang masuk dalam periode usia subur (WUS) penting untuk diukur pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal untuk menilai kesiapan mereka sebagai ibu nantinya. Keberadaan sumber informasi merupakan hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap mahasiswi tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Sumber informasi tentang 1000 HPK terkait masa prenatal dapat diperoleh mahasiswi dari lembaga pendidikan formal yaitu sekolah atau kurikulum pendidikan yang terstruktur. Semakin terkait kurikulum pendidikan yang diberikan dengan materi 1000 HPK terutama terkait masa prenatal dan diberikan secara berkala serta terstruktur maka diharapkan akan semakin baik pengetahuan dan sikap mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal. Selain itu, lembaga pendidikan non formal seperti orang tua, media massa, dan teman juga memiliki peranan dalam memberikan informasi mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal. Pengetahuan dan sikap tentang 1000 HPK terkait masa prenatal diduga juga dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya usia, asal daerah, uang saku, dan kondisi sosial ekonomi keluarga.
4 Pengetahuan dan sikap mahasiswi tentang 1000 HPK terkait masa prenatal terdiri yang dievaluasi dari kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Permasalahan gizi yang terjadi pada anak seperti BBLR dan stunting dapat dicegah dengan memperhatikan status gizi, kondisi fisik dan kondisi kesehatan ibu yang baik yang diperoleh melalui pengetahuan dan sikap gizi serta asupan gizi yang baik pada periode 1000 HPK terutama selama masa prenatal yang nantinya akan mempengaruhi status gizi anak dan dapat memberikan efek jangka panjang yaitu peningkatan status gizi pada generasi yang dihasilkan selanjutnya. Secara sistematik, kerangka pemikiran tersebut dapat disederhanakan dalam alur sebagai berikut: Sumber informasi
Lembaga pendidikan formal: sekolah/kurikulum pendidikan yang terstruktur
Mayor Gizi Masyarakat
Lembaga pendidikan non formal : Orangtua, media massa, dan teman
Tingkat Persiapan Bersama
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi tentang 1000 HPK terkait masa prenatal: 1. Pengetahuan dan Sikap Kesehatan Reproduksi: Organ reproduksi, hormon terkait reproduksi wanita, kebersihan daerah kewanitaan, masa haid, dan penyakit terkait reproduksi 2. Pengetahuan dan Sikap Masa Kehamilan: Pemeriksaan kehamilan, aspek gizi kehamilan dan aspek non gizi kehamilan 3. Pengetahuan dan Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Kesiapan sebagai ibu
Kelahiran
Karakteristik Contoh 1.Usia 2.Asal daerah 3. Uang saku Karakteristik Keluarga 1.Besar Keluarga 2.Pendidikan Orang tua 3.Pekerjaan orangtua
Status gizi anak
Keterangan: :Variabel yang diteliti :Variabel yang tidak diteliti :Hubungan yang diteliti :Hubungan yang tidak diteliti Gambar 1 Skema kerangka pemikiran pengetahuan dan sikap mahasiswi IPB tentang 1000 HPK terkait masa prenatal.
5
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan pada periode waktu yang sama. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive sesuai kriteria contoh yaitu contoh yang merupakan mahasiswi Institut Pertanian Bogor. Contoh merupakan golongan Wanita Usia Subur dengan rentang umur 17-23 tahun. Penelitian dilakukan di Institut Pertanian Bogor Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu Maret 2014 hingga Juni 2014. Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama dan mahasiswi Gizi Masyarakat semester 8. Jumlah contoh yang diambil sebanyak 86 orang dengan metode stratified simple random sampling yaitu populasi mahasiswi IPB sebelumnya sudah dikelompokkan menjadi populasi mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama semester 2 dan mahasiswi Gizi Masyarakat semester 8 Institut Pertanian Bogor. Contoh diambil sebanyak 46 orang untuk mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama dan 40 orang untuk mahasiswi Gizi Masyarakat Semester 8 dari masingmasing populasi dengan cara simple random sampling menggunakan software microsoft excel. Kriteria untuk contoh penelitian ini adalah 1) wanita dengan rentang usia 17-23 tahun 2) Mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama (TPB) semester 2 Institut Pertanian Bogor 3) Mahasiswi Gizi Masyarakat (GM) semester 8 Institut Pertanian Bogor 4) belum menikah 5) bersedia mengikuti kegiatan penelitian Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik contoh (usia, asal daerah, dan uang saku), data karakteristik keluarga (besar keluarga, pendidikan orangtua, dan pekerjaan orangtua), data pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal (pengetahuan dan sikap kesehatan reproduksi, pengetahuan dan sikap masa kehamilan, pengetahuan dan sikap perilaku hidup bersih dan sehat), dan sumber informasi mengenai pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal (sekolah, orangtua, media massa, dan teman). Data sekunder yang dikumpulkan adalah database mahasiswi TPB dan mahasiswi GM semester 8. Data primer seluruhnya dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Variabel, cara, dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini secara lengkap disajikan dalam Tabel 1.
6 Tabel 1 Variabel, cara dan alat pengumpulan data Jenis Cara Variabel Alat data pengumpulan Karakteristik contoh Usia Asal daerah Wawancara Kuesioner Uang saku Karakteristik keluarga Besar keluarga Pendidikan orangtua Wawancara Kuesioner Pekerjaan orangtua Pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal Primer Pengetahuan dan sikap kesehatan reproduksi Wawancara Kuesioner Pengetahuan dan sikap masa kehamilan Pengetahuan dan sikap perilaku hidup bersih dan sehat Sumber informasi Sekolah Orangtua Wawancara Kuesioner Media massa Teman Sekunder Database mahasiswi TPB dan GM semester 8 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu editing, coding, entry, editing/cleaning, pengolahan, dan analisis data. Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan, kesalahan dari konsistensi jawaban dalam kuesioner. Tahap coding merupakan tahapan yang digunakan untuk mempermudah dalam entry dan pengolahan data. Tahapan selanjutnya adalah entry data yaitu proses memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar. Tahapan terakhir adalah cleaning yang dilakukan untuk mengoreksi atau mengecek kesalahan yang mungkin terjadi saat memasukkan data. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensia menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical Program for Social Science (SPSS for window versi 16.0). Data karakteristik contoh (mahasiswi TPB semester 2 dan GM semester 8 di IPB) meliputi usia, asal daerah, dan uang saku. Data karakteristik keluarga meliputi kondisi sosial ekonomi keluarga yang terdiri dari besar keluarga, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orangtua. Usia wanita usia subur termasuk dalam kriteria 17-23 tahun (Depkes 2003). Asal daerah meliputi wilayah wilayah yang berada di Jawa dan luar Jawa. Kondisi sosial ekonomi keluarga contoh terdiri dari besar keluarga, pendidikan, dan pekerjaan orangtua. Besar keluarga contoh dibagi menjadi keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5-6
7 orang) dan keluarga besar (≥7 orang) (Hurlock 1994). Pendidikan orangtua contoh dikategorikan menjadi SD/ Sederajat, SMP/ Sederajat, SMA/ Sederajat, Perguruan Tinggi/ S1 dan S2/S3. Pekerjaan utama orangtua contoh dikategorikan menjadi tidak bekerja, Pegawai Negeri Sipil, Wiraswasta, Pegawai Swasta, Polisi/ABRI, Petani/Peternak dan lain-lain. Tingkat pengetahuan dan sikap contoh tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Dinilai berdasarkan kemampuan mahasiswi dalam menjawab pertanyaan tertutup melalui wawancara mengenai kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat. Terdapat 3 kategori alternatif penilaian terhadap setiap item pertanyaan. Kelompok pertanyaan pengetahuan kesehatan reproduksi dan perilaku hidup bersih dan sehat diukur dengan pemberian skor 10 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Sedangkan untuk kelompok pertanyaan masa kehamilan diberikan skor 5 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Sikap diukur dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, ragu ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Alternatif penilaian terhadap item pertanyaan yang positif yaitu sangat setuju diberi nilai 4, setuju diberi nilai 3, ragu ragu 2, tidak setuju 1, dan sangat tidak setuju 0 sedangkan alternatif penilaian terhadap item yang negatif terhadap masalah peneliti diberikan skoring untuk jawaban sangat setuju 0, setuju 1, ragu ragu 2, setuju 3, dan sangat tidak setuju 4 (Hidayat 2007). Selanjutnya, pengetahuan dan sikap contoh masing-masing dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu kurang (persentase jawaban benar <60%), sedang (persentase jawaban benar 60-80%), dan baik (persentase jawaban benar >80%) (Khomsan 2000). Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for windows. Statistik deskriptif dilakukan pada beberapa variabel diantaranya, yaitu karakteristik contoh (usia, asal daerah, dan uang saku), karakteristik keluarga (kondisi sosial ekonomi keluarga yang terdiri dari besar keluarga, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua), pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal (pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat). Uji beda antara contoh TPB semester 2 dengan contoh GM semester 8 dilakukan pada setiap variabel karakteristik contoh, karakteristik keluarga, pengetahuan dan sikap tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Untuk menentukan uji beda yang digunakan maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk data numerik sedangkan untuk data kategorik ditentukan berdasarkan jenis skala. Data numerik yang tersebar normal diuji dengan menggunakan uji beda Independent Sample t-Test sedangkan data yang tidak tersebar normal menggunakan uji beda Mann Whitney. Untuk data kategorik dengan skala ordinal diuji dengan menggunakan uji beda Mann Whitney sedangkan data dengan skala nominal diuji dengan menggunakan uji beda Kolmogorov-Smirnov. Uji beda Mann Whitney antara TPB semester 2 dan GM semester 8 dilakukan pada data karakteristik contoh (asal daerah dan uang saku), karakteristik keluarga (besar keluarga, pendidikan orang tua dan pekerjaan orangtua), pengetahuan kesehatan reproduksi, pengetahuan masa kehamilan, pengetahuan dan sikap perilaku hidup bersih dan sehat. Uji beda Independent sample t-test antara TPB semester 2 dan GM semester 8 digunakan untuk menguji data sikap kesehatan reproduksi dan sikap masa kehamilan. Uji korelasi Rank Spearman dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik contoh, karakteristik
8 keluarga (usia, asal daerah, besar keluarga, pendidikan orangtua) dengan pengetahuan dan sikap tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Uji regresi linear berganda digunakan untuk melihat besaran pengaruh variabel yang berhubungan terhadap pengetahuan dan sikap tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Definisi Operasional Wanita Usia Subur (WUS) merupakan wanita berusia 17-23 tahun yang belum menikah yang dalam hal ini adalah mahasiswi TPB semester 2 dan mahasiswi GM semester 8. 1000 HPK adalah window of opportunities atau sering juga disebut periode emas (golden period) ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak berusia dua tahun, terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain. Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan dimana alat reproduksi dapat menjalankan proses dan fungsinya dengan sehat dan amat Contoh adalah mahasiswi TPB semester 2 GM semester 8 yang memenuhi syarat di IPB yang terpilih melalui purposive sampling. Pengetahuan contoh terkait kesehatan reproduksi adalah pemahaman contoh mengenai organ reproduksi, masa haid normal, perawatan daerah kewanitaan, dan penyakit terkait reproduksi wanita. Pengetahuan dasar contoh terkait masa kehamilan adalah pemahaman contoh mengenai pemeriksaan kehamilan, masalah gizi yang sering terjadi saat kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan otak bayi selama kehamilan, ciri kehamilan yang berjalan baik, kebutuhan gizi selama kehamilan, aktivitas fisik selama kehamilan, aspek non gizi kehamilan. Pengetahuan contoh terkait perilaku hidup bersih dan sehat adalah pemahaman contoh mengenai tempat persalinan yang benar, pemberian ASI Eksklusif, waktu penimbangan balita, penggunaan air bersih untuk kegiatan sehari hari, ciri ciri air bersih, penggunaan jamban sehat, frekuensi konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, dan merokok. Sikap contoh terkait kesehatan reproduksi adalah kecenderungan perilaku contoh mengenai organ reproduksi, masa haid normal, masa subur, perawatan daerah kewanitaan, dan penyakit terkait reproduksi wanita Sikap contoh terkait masa kehamilan adalah kecenderungan perilaku contoh mengenai pemeriksaan kehamilan, masalah gizi yang sering terjadi saat kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan otak bayi selama kehamilan, ciri kehamilan yang berjalan baik, kebutuhan gizi selama kehamilan, aktivitas fisik selama kehamilan, aspek non gizi kehamilan. Sikap contoh terkait perilaku hidup bersih dan sehat adalah kecenderungan perilaku contoh mengenai tempat persalinan yang benar, pemberian ASI Eksklusif, waktu penimbangan balita, penggunaan air bersih untuk kegiatan sehari hari, ciri ciri air bersih, penggunaan jamban sehat, frekuensi konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, dan merokok. Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah faktor faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan terhadap masa prenatal yang dapat dilihat dari data karakteristik mahasiswi dan sosial ekonomi keluarga.
9
Faktor faktor yang mempengaruhi sikap adalah faktor faktor yang berpengaruh terhadap sikap mahasiswi terhadap masa prenatal yang dapat dilihat dari data karakteristik mahasiswi dan sosial ekonomi keluarga.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Karaktertistik contoh meliputi usia, asal daerah dan uang saku. Karakteristik contoh dibedakan berdasarkan mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama (TPB) semester 2 dan mahasiswi Gizi Masyarakat (GM) semester 8. Sebaran contoh berdasarkan karakteristik contoh disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik TPB SEM 2 GM SEM 8 Total Karakteristik Contoh n % n % n % Usia (thn) 17-20 46 100.0 2 5.0 48 55.8 21-23 0 0.0 38 95.0 38 44.2 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0 Asal Daerah Jawa 43 93.5 28 70.0 71 82.6 Luar Jawa 3 6.5 12 30.0 15 17.4 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0 Uang saku (rupiah/bulan) <1000000 26 56.5 8 20.0 34 39.5 1000000-1499000 15 32.6 20 50.0 35 40.7 1500000-1999000 3 6.5 8 20.0 11 12.8 >2000000 2 4.3 4 10.0 6 7.0 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0
p
-
0.004*
0.000*
*Berbeda nyata pada p<0.05
Usia Usia contoh berkisar antara usia 17-23 tahun dengan rata rata usia contoh adalah 19.9±1.8 tahun. Seluruh mahasiswi TPB semester 2 berusia 17-20 tahun (100.0%) sedangkan mahasiswi GM semester 8 berusia 21-23 tahun (95%). Menurut Depkes (2009) usia 17-23 tahun merupakan kelompok usia remaja akhir. Pada masa ini remaja sudah stabil dan mulai memahami arah hidupnya serta menyadari tujuan hidupnya. Remaja juga sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya (Rahayuningsih 2008). Asal Daerah Asal daerah dibedakan menjadi wilayah Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Sebagian besar mahasiswi TPB semester 2 (93.5%) maupun mahasiswi GM semester 8 (70%) berasal dari wilayah Pulau Jawa. Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (p<0.05) antara kedua kelompok berdasarkan asal daerah dimana mahasiswi GM semester 8 (30.0%) yang berasal dari daerah luar Jawa lebih banyak jika dibandingkan dengan mahasiswi TPB semester 2 (6.5%).
10 Uang saku Pemberian uang saku dapat memberikan kemampuan untuk mengelola keuangan, melatih tanggung jawab, komitmen dan kedisiplinan. Sumber uang saku contoh bervariasi diantaranya orangtua, beasiswa, keluarga dan lainnya. Uang saku yang diperoleh contoh berkisar Rp 1000000 - Rp 1499000 (40.7%) (Tabel 1). Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara uang saku contoh (p<0.05). Uang saku yang diperoleh mahasiswi TPB semester 2 umumnya kurang dari Rp 1000000 (56.5%) sedangkan mahasiswi GM semester 8 berkisar Rp 1000000 - Rp 1499000. Karakteristik Keluarga Karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pendidikan orangtua (ayah dan ibu) serta pekerjaan orangtua (ayah dan ibu). Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga TPB SEM 2 GM SEM 8 Total Karakteristik keluarga n % n % n % Besar keluarga Kecil (≤4 orang) 14 30.4 15 37.5 29 33.7 Sedang(5-6 orang) 28 60.9 21 52.5 49 57.0 Besar (≥7 orang) 4 8.7 4 10.0 8 9.3 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0 Pendidikan Ayah Dasar (SD-SMP) 8 17.4 7 17.5 15 17.4 Menengah (SMA) 25 54.3 12 30.0 37 43.0 Tinggi (PT/S1/S2/S3) 13 28.3 21 52.5 34 39.5 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0 Pendidikan Ibu Dasar (SD-SMP) 15 32.6 12 30.0 27 31.4 Menengah (SMA) 22 47.8 10 25.0 32 37.2 Tinggi (PT-S3) 9 19.6 18 45.0 27 31.4 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0 Pekerjaan orangtua (ayah-ibu) PNS**-IRT* 2 4.3 6 15 8 9.3 PNS-PNS 2 4.3 6 15 8 9.3 PNS-Wiraswasta 1 2.2 0 0 1 1.2 PNS-Swasta 0 0.0 1 2.5 1 1.2 Swasta-IRT 8 17.4 3 7.5 11 12.8 Swasta-PNS 0 0.0 0 0 0 0.0 Swasta-Wiraswasta 2 4.3 0 0 2 2.3 Swasta-Swasta 0 0.0 0 0 0 0.0 Wiraswasta-IRT 14 30.4 6 15 20 23.3 Wiraswasta-PNS 1 2.2 2 5 3 3.5 Wiraswasta-Wiraswasta 0 0.0 0 0 0 0.0 Wiraswasta-Swasta 3 6.5 2 5 5 5.8 Lainnya 13 28.3 14 35 27 31.4 Total 46 100.0 40 100 86 100.0 * Ibu Rumah Tangga **Pegawai Negeri Sipil
p
0.554
0.077
0.084
0.269
11
Besar Keluarga Besar keluarga contoh dibedakan menjadi 3 kategori yaitu kecil (4 orang), sedang (5-6 orang), dan besar (≥7 orang) (Hurlock 1994) dengan rata rata 5.1±1.4 orang. Menurut Sanjur (1982) dalam Sukandar (2007), besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lain yang hidup dari pengelolaan sumberdaya yang sama. Lebih dari setengah mahasiswi TPB semester 2 (60.9%) maupun mahasiswi GM semester 8 (52.5%) tinggal dengan besar keluarga sedang (5-6 orang) (Tabel 3). Tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05) antara besar keluarga mahasiswi TPB semester 2 dan mahasiswi GM semester 8 berdasarkan hasil uji beda Mann Whitney Pendidikan Orangtua Pendidikan terakhir akan menentukan jenis pekerjaan. Semakin tinggi pendidikan diharapkan semakin baik juga pekerjaan yang bisa didapatkan. Contoh pada umumnya berasal dari keluarga dengan pendidikan orangtua yang beragam. Pendidikan orangtua contoh pada umumnya baik ayah (43.0%) maupun ibu (37.2%) menyelesaikan pendidikan hingga tingkat menengah. Ayah (17.4%) yang berpendidikan di tingkat dasar lebih sedikit dari ibu (31.4%) pada kedua contoh sehingga dapat dikatakan bahwa umumnya pendidikan ayah lebih tinggi dari ibu. Ayah (54.3%) dan ibu (47.8%) mahasiswi TPB semester 2 pada umumnya berpendidikan sampai tingkat menengah sedangkan ayah (52.5%) dan ibu (45%) mahasiswi GM semester 8 menyelesaikan pendidikan sampai perguruan tinggi. (Tabel 3). Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendidikan orang tua mahasiswi TPB semester 2 dan mahasiswi GM semester 8 (p>0.05). Pekerjaan Orangtua Jenis pekerjaan orang tua mahasiswi TPB semester 2 maupun mahasiswi GM semester 8 beragam. Pekerjaan orangtua (ayah-ibu) kedua contoh pada umumnya adalah kategori lainnya (pensiunan-ibu rumah tangga, tukang ojek-ibu rumah tangga, tidak bekerja-ibu rumah tangga, dan BUMN-ibu rumah tangga) (31.4%). Selain itu, pekerjaan orangtua (ayah-ibu) contoh adalah wiraswasta dan ibu rumah tangga (23.3%). orangtua yang tidak bekerja dari kedua contoh adalah orangtua yang sudah meninggal. Seorang ibu bekerja bertujuan untuk menambah pendapatan keluarga. Selain itu, seorang ibu bekerja untuk memanfaatkan pendidikan yang telah ditempuh (Siregar 2007). Merujuk dari Tabel 3, pekerjaan yang dipilih oleh ibu mahasiswi TPB semester 2 adalah karyawan swasta (8.7%) sedangkan mahasiswi GM semester 8 adalah pegawai negeri sipil (PNS) (32.5%). Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara jenis pekerjaan orangtua mahasiswi TPB semester 2 dengan mahasiswi GM semester 8 (p>0.05). Pengetahuan tentang 1000 HPK terkait Masa Prenatal Pengetahuan merupakan informasi yang disimpan dalam ingatan termasuk didalamnya pengetahuan gizi yang dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan
12 informal. Pendidikan formal diperoleh dari sekolah dengan kurikulum dan jenjang yang telah ditetapkan sedangkan pendidikan informal dapat diperoleh dari seluruh aspek kehidupan (Notoatmodjo 2007). Pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal yang dievaluasi terdiri dari tiga komponen yaitu kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat. Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal Komponen TPB SEM 2 GM SEM 8 Total Pengetahuan 1000 p HPK terkait masa n % n % n % prenatal Kesehatan Reproduksi Kurang (<60) 17 37.0 3 7.5 20 23.3 Sedang (60-80) 26 56.5 24 60.0 50 58.1 0.000* Baik (80) 3 6.5 13 32.5 16 18.6 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0 x±SD 61.3±18.5 78±13.8 69.1±18.4 Masa Kehamilan Kurang (<60) 38 82.6 1 2.5 39 45.3 Sedang (60-80) 8 17.4 36 90.0 44 51.2 0.000* Baik (80) 0 0.0 3 7.5 3 3.5 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0 x±SD 42.8±15.9 71.4±7.9 56.1±19.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kurang (<60) 11 23.9 0 0.0 11 12.8 Sedang (60-80) 28 60.9 10 25.0 38 44.2 0.000* Baik (80) 7 15.2 30 75.0 37 43.0 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0 x±SD 66.1±16.7 90.8±10.5 77.6±18.7 *Berbeda nyata pada p<0.05
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi merupakan pemahaman mengenai segala aspek yang berhubungan dengan reproduksi sehingga manusia dapat menikmati dan menjalankan kehidupan seksualnya dengan proses dan reproduksi yang sehat dan aman (Rejeki 2010). Pengetahuan kesehatan reproduksi contoh diukur dengan menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan pilihan berganda atau pertanyaan tertutup. Jumlah pertanyaan yang diberikan adalah 10 yang terdiri atas pertanyaan seputar pengertian dan tujuan kesehatan reproduksi, organ reproduksi, masa haid normal, masa subur, perawatan daerah kewanitaan, dan penyakit terkait reproduksi. Tabel 5 menampilkan 10 pertanyaan pengetahuan kesehatan reproduksi beserta persentase contoh yang menjawab tidak benar. Secara umum dapat dilihat bahwa mahasiswi GM semester 8 lebih sedikit yang tidak bisa menjawab benar jika dibandingkan oleh mahasiswi TPB semester 2.
13
Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar pengetahuan kesehatan reproduksi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertanyaan Pengertian kesehatan reproduksi Tujuan kesehatan reproduksi Alat reproduksi wanita Fungsi hormon progesteron Fungsi hormon estrogen Tanda kematangan seksual pada wanita Perubahan fisik pada wanita pubertas Arah membersihkan daerah kewanitaan yang benar Siklus menstruasi normal Penyakit akibat kurangnya perhatian pada kesehatan reproduksi
TPB SEM 2 n % 23 50.0 9 19.6 22 47.8 20 43.5 35 76.1 4 8.7 20 43.5 18 39.1
GM SEM 8 n % 6 15.0 1 2.5 10 25.0 9 22.5 16 40.0 1 2.5 18 45.0 12 30.0
20 7
13 2
43.5 15.2
32.5 5.0
Tidak ada pertanyaan dimana kedua contoh sama-sama kesulitan menjawab pertanyaan tersebut (≥50%). Pertanyaan mengenai pengertian kesehatan reproduksi merupakan pertanyaan yang sulit dan kurang dipahami oleh mahasiswi TPB semester 2 (50.0%). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi TPB semester 2 masih belum memahami dengan benar pengertian kesehatan reproduksi yang tepat. Tidak ada pertanyaan yang sulit dijawab oleh mahasiswi GM semester 8. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswi GM semester 8 sudah cukup memahami aspek kesehatan reproduksi dengan baik. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial dan terhindar dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan reproduksi sehingga manusia dapat menikmati dan menjalankan kehidupan seksualnya dengan proses dan reproduksi yang sehat dan aman (Rejeki 2010). Mahasiswi TPB semester 2 yang tidak bisa menjawab benar menyatakan kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh proses dan fungsi reproduksinya serta sesuatu yang berhubungan dengan sistem reproduksi. Pertanyaan mengenai fungsi hormon estrogen merupakan pertanyaan yang paling sulit dijawab benar oleh mahasiswi TPB semester 2 (76.1%). Hormon estrogen pada wanita berfungsi untuk pertumbuhan dan mempengaruhi sifat-sifat kewanitaan (payudara membesar, pinggul membesar, suara halus dan sebagainya). Selain itu, hormon estrogen juga mengatur siklus haid (Prawirohardjo 2008). Hal ini terjadi diduga karena mahasiswi TPB semester 2 menyatakan bahwa fungsi hormon estrogen adalah untuk mempersiapkan dan mematangkan sel telur (ovum) dimana fungsi tersebut merupakan fungsi dari hormon progesteron (Prawirohardjo 2008). Proses reproduksi wanita adalah alat reproduksi wanita telah berkembang dan indung telur memproduksi hormon progesteron yang berfungsi untuk mematangkan dan menyiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi. Sel telur yang sudah matang dilepas dari indung telur. Sel tersebut ditangkap oleh saluran telur untuk selanjutnya dibuahi oleh spermatozoa atau dikeluarkan bersama darah apabila tidak dibuahi dan disebut dengan menstruasi dan berlangsung selama 21-35 hari (Prawirohardjo 2008). Pertanyaan mengenai tanda
14 kematangan seksual pada wanita merupakan materi yang paling mudah dan sudah dipahami dengan baik oleh kedua contoh. Hal tersebut ditunjukkan dengan sangat sedikit mahasiswi TPB semester 2 (8.7%) dan mahasiswi GM semester 8 (2.5%) yang tidak bisa menjawab dengan benar. Hal ini terjadi karena hal terkait menstruasi sudah diberitahukan sejak dini dari pendidikan informal yaitu ibu maupun pendidikan formal yaitu sekolah (Shiferaw et. al 2014). Pengenalan mengenai kesehatan reproduksi sejak dini dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit terkait reproduksi seperti keputihan, jamur pada vagina, kanker serviks, penyakit menular seksual dan sebagainya. Selain itu, dapat meningkatkan pengetahuan serta menjadi faktor protektif dari sikap yang menyimpang terhadap komponen-komponen kesehatan reproduksi (Bastien et al. 2011). Pertanyaan mengenai tujuan kesehatan reproduksi merupakan pertanyaan yang paling mudah bagi mahasiswi GM semester 8 (2.5%). Tujuan kesehatan reproduksi adalah memberikan kesadaran terhadap wanita agar dapat menjaga kesehatan reproduksinya dengan baik dari segi fungsi maupun prosesnya (Soetjiningsih 2004). Pengetahuan kesehatan reproduksi pada mahasiswi GM semester 8 (78±13.8) lebih baik dari mahasiswi TPB semester 2 (61.3±18.5). Hasil Uji beda Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi mahasiswi TPB semester 2 dengan pengetahuan kesehatan reproduksi mahasiswi GM semester 8 (p<0.05). Hal ini diduga karena mahasiswi GM semester 8 telah mendapatkan kurikulum pendidikan gizi sedangkan mahasiswi TPB semester 2 tidak sehingga pemahaman mengenai kesehatan reproduksi pada mahasiswi GM semester 8 lebih baik dari mahasiswi TPB semester 2. Sebagian besar mahasisiwi baik TPB semester 2 (56.5%) maupun GM semester 8 (60.0%) memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi sedang (Tabel 4). Menurut Rohmatika (2013) remaja putri (54.3%) memiliki tingkat pengetahuan yang sedang mengenai kesehatan reproduksi. Hal ini menunjukkan bahwa remaja sudah cukup memahami kesehatan reproduksi dengan baik namun masih harus ditingkatkan pemahamannya agar menjadi baik. Hasil analisis korelasi Rank Spearman, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara uang saku (r=0.265, p<0.05) dengan pengetahuan kesehatan reproduksi contoh. Semakin tinggi uang saku yang dimiliki maka akan semakin baik pengetahuaanya terkait kesehatan reproduksi. Proses peningkatan pemahaman tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, meningkatkan akses terhadap informasi dan akses terhadap pelayanan kesehatan (Yustina 2008). Pengetahuan Masa Kehamilan Masa kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo 2008). Pengetahuan masa kehamilan contoh diukur dengan menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan pilihan berganda atau pertanyaan tertutup. Jumlah pertanyaan yang diberikan adalah 20 yang terdiri atas pertanyaan seputar mengenai pemahaman contoh mengenai pemeriksaan kehamilan, masalah gizi yang sering terjadi saat kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan otak bayi selama kehamilan, ciri kehamilan yang berjalan baik, kebutuhan gizi selama kehamilan, aktivitas fisik
15
selama kehamilan, aspek non gizi kehamilan. Tabel 6 menampilkan 20 pertanyaan pengetahuan masa kehamilan beserta persentase contoh yang menjawab tidak benar. Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar pengetahuan masa kehamilan TPB SEM 2 GM SEM 8 No Pertanyaan n % n % 1 Akibat kurang gizi pada masa kehamilan 20 43.5 17 42.5 2 Tempat pemeriksaan kehamilan yang benar 1 2.2 0 0.0 3 Minimal pemeriksaan kehamilan yang harus 41 89.1 22 55.0 dilakukan 4 Masalah gizi yang sering diderita selama 38 82.6 18 45.0 kehamilan 5 Vitamin dan mineral yang paling harus 31 67.4 13 32.5 ditingkatkan selama kehamilan 6 Suplemen penting yang harus dikonsumsi 39 84.8 11 27.5 selama kehamilan 7 Manfaat suplementasi kalsium selama 42 91.3 16 40.0 kehamilan 8 Komposisi makanan sehat yang harus 9 19.6 6 15.0 dikonsumsi selama kehamilan 9 Zat gizi yang terkandung dalam TTD 23 50.0 0 0.0 10 Akibat gizi lebih saat kehamilan 41 89.1 25 62.5 11 Usia yang ideal untuk hamil 20 43.5 4 10.0 12 Jarak antar kehamilan yang ideal 15 32.6 3 7.5 13 Akibat konsumsi alkohol selama kehamilan 29 63.0 19 47.5 14 Akibat merokok selama kehamilan 33 71.7 23 57.5 15 Salah satu manfaat aktivitas fisik selama 24 52.2 2 5.0 kehamilan 16 Masa kehamilan normal 20 43.5 8 20.0 17 Manfaat berkomunikasi dengan calon bayi 30 65.2 15 37.5 selama kehamilan 18 Periode tahap pertumbuhan otak manusia 19 41.3 1 2.5 paling besar 19 Contoh aktivitas fisik yang dianjurkan selama 27 58.7 5 12.5 kehamilan 20 Cara berkomunikasi dengan janin selama 24 52.2 21 52.5 kehamilan
Pertanyaan mengenai minimal pemeriksaan kehamilan yang harus dilakukan, akibat gizi lebih saat kehamilan, akibat merokok selama kehamilan, dan cara berkomunikasi dengan janin selama kehamilan merupakan pertanyaanpertanyaan dimana kedua contoh mengalami kesulitan dalam menjawabnya (≥50%). Sebagian besar mahasiswi TPB semester 2 (89.1%) dan mahasiswi GM semester 8 (55.0%) tidak mengetahui bahwa Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 pemeriksaan kehamilan dianjurkan dilakukan minimal empat kali selama kehamilan. Pemeriksaan yang dianjurkan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. hal tersebut. Sebagian besar contoh mengetahui bahwa minimal pemeriksaan kehamilan yang harus
16 dilakukan adalah sebanyak minimal 3 kali. Kurangnya pemeriksaan kehamilan (< 4 kali) dapat menyebabkan penyulit kehamilan tidak terdeteksi sehingga terjadi komplikasi yang lebih besar dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya. Pada akhirnya akan menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada ibu dan janin (Anitasari dan Widiyastuti 2012). Sebagian besar mahasiswi TPB semester 2 (89.1%) dan mahasiswi GM semester 8 (62.5%) masih belum mengetahui akibat dan bahaya gizi lebih saat kehamilan. Kelebihan gizi menyebabkan ibu beresiko terhadap penyakit penyakit tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan infeksi sesudah persalinan sehingga dampak terhadap bayi adalah bayi dilahirkan dengan kelainan atau lahir-mati (Almatsier et al. 2011). Contoh yang menjawab tidak benar rata rata menjawab bahwa gizi lebih saat kehamilan menyebabkan pendarahan saat persalinan. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan mengenai akibat gizi lebih saat kehamilan merupakan pertanyaan yang sulit bagi kedua contoh dan belum dapat dipahami dengan baik. Pertanyaan mengenai akibat merokok saat hamil merupakan pertanyaan yang juga sulit dijawab benar oleh mahasiswi TPB semester 2 (71.7%) dan mahasiswi GM semester 8 (57.5%). Rata-rata contoh menjawab bahwa merokok saat hamil menyebabkan gangguan jantung dan sistem syaraf. Ibu hamil yang merokok menyebabkan gannguan transpor oksigen ke janin sehingga menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Menurut Hadayat et. al (2012) berat bayi yang dilahirkan oleh ibu yang merokok lebih rendah 100-300 gram dari ibu yang tidak merokok. Berkomunikasi dengan bayi saat di kandungan penting untuk dilakukan karena pendengaran bayi sudah berkembang sejak usia 23 minggu di dalam kandungan. Berkomunikasi dengan calon bayi atau janin saat masih didalam kandungan dapat dilakukan dengan cara memijat perut sambil berbicara dengan calon bayi yang dilakukan setelah umur kehamilan mencapai 3 bulan (Lothian 2009). Selain itu, bernyanyi, yoga, hypnobirthing, melakukan aktivitas seperti berenang dan jalan jalan serta melibatkan ayah dalam merasakan pergerakan bayi di dalam perut dapat dilakukan sebagai cara untuk berkomunikasi dan membentuk ikatan secara emosional dengan bayi (Lothian 2009). Hal ini belum diketahui dengan baik oleh mahasiswi TPB semester 2 (52.2) maupun mahasiswi GM semester 8 (52.5) dikarenakan contoh banyak menjawab bahwa cara berkomunikasi dengan bayi saat kehamilan adalah hanya bernyanyi atau memijat perut sambil berbicara bukan menjawab keduanya. Pertanyaan mengenai tempat pemeriksaan kehamilan yang benar merupakan pertanyaan yang paling mudah dijawab benar baik oleh mahasiswi TPB semester 2 (2.2%) dan GM semester 8 (0.0%). Selain itu, pertanyaan mengenai komposisi makanan sehat yang harus dikonsumsi selama kehamilan juga dapat dijawab dengan mudah oleh mahasiswi TPB semester 2 (19.6%) dan mahasiswi GM semester 8 (15.0%). Hal ini menunjukkan bahwa contoh sudah memahami dengan baik bahwa tempat pemeriksaan kehamilan yang benar adalah di posyandu, puskesmas, pondok bersalin, rumah sakit, tempat praktek dokter, dan bidan swasta (Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008). Hampir sebagian besar pertanyaan mengenai aspek kehamilan (9 dari 20 pertanyaan) sulit dijawab oleh sebagian besar mahasiswi TPB semester 2.
17
Pertanyaan tersebut diantaranya mengenai mengenai masalah gizi yang sering diderita selama kehamilan (82.6%), vitamin dan mineral yang paling harus ditingkatkan selama kehamilan (67.4), suplemen penting yang harus dikonsumsi selama kehamilan (84.8%), manfaat suplementasi kalsium selama kehamilan (91.3%), zat gizi yang terkandung dalam TTD (50.0%), akibat konsumsi alkohol selama kehamilan (63.0%), salah satu manfaat aktivitas selama kehamilan (52.2%), manfaat berkomunikasi dengan calon bayi selama kehamilan (65.2%), dan contoh aktivitas fisik selama kehamilan (58.7%). Sebagian besar pertanyaan mengenai aspek-aspek kehamilan juga kurang mampu dijawab dengan benar oleh mahasiswi GM semester 8 (4 dari 20 pertanyaan) namun, sebagai pihak yang sudah mendapatkan ilmu-ilmu terkait gizi hingga mencapai tingkat akhir seharusnya mahasiswi GM semester 8 mampu menjawab semua pertanyaan mengenai aspek-aspek kehamilan dengan benar. Kurangnya pemahaman mengenai aspek-aspek kehamilan pada kedua mahasiswi diduga karena kurangnya perhatian terhadap aspek-aspek kehamilan sehingga menganggap bahwa aspek-aspek kehamilan yang seharusnya diketahui dianggap belum penting dikarenakan merasa belum berada di posisi tersebut (sudah menikah atau sudah hamil). Kurangnya pemahaman mengenai aspek-aspek kehamilan seperti aspek gizi dan non gizi akan mengacu pada rendahnya kualitas janin atau bayi yang akan dilahirkan (Almatsier et. al 2011). Pengetahuan masa kehamilan mahasiswi GM semester 8 (71.4±7.9) lebih tinggi dari mahasiswi TPB semester 2 (42.8±15.9). Hasil Uji beda Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan masa kehamilan mahasiswi TPB semester 2 dengan tingkat pengetahuan masa kehamilan mahasiswi GM semester 8 (p<0.05). Hal ini terjadi diduga karena mahasiswi GM semester 8 yang sudah mendapatkan kurikulum pendidikan gizi dalam mayor ilmu gizi telah diajarkan mengenai beberapa hal terkait aspek-aspek gizi dan non gizi kehamilan sehingga pemahaman mahasiswi GM semester 8 lebih baik dari mahasiswi TPB semester 2. Sebagian besar mahasiswi TPB semester 2 (82.6%) memiliki tingkat pengetahuan masa kehamilan kurang. Menurut Ginting dan Wantania (2011), lebih dari 50.0% remaja hamil (usia 14-19 tahun) mempunyai pengetahuan tentang kehamilan yang tergolong kurang. Hal ini menunjukkan bahwa remaja belum sepenuhnya memahami kehamilan dengan baik. Mahasiswi GM semester 8 (90.0%) memiliki tingkat pengetahuan masa kehamilan sedang (Tabel 4). Menurut Sari (2013) sebanyak 76.7 % WUS memiliki tingkat pengetahuan mengenai persiapan kehamilan yang sedang. Berdasarkan hasil korelasi Rank Spearman didapatkan bahwa asal daerah (r=0.308, p<0.05) juga berhubungan positif dengan pengetahuan masa kehamilan. Asal daerah menentukan kebudayaan dan lingkungan seseorang. Sekitar seperempat dari perempuan di Banten membatasi asupan makanan selama kehamilan agar bayi lebih kecil sehingga mudah dilahirkan. Hal tersebut dilakukan atas saran dan rekomendasi dari ibunya. Mereka mengatakan bahwa pembatasan makanan adalah salah tapi terkadang benar (Setyowati 2010). Uang saku (r=0.324, p<0.05) berhubungan positif signifikan dengan pengetahuan masa kehamilan. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan masa kehamilan adalah dengan meningkatkan membaca dan mencari informasi terkait dengan masa-masa kehamilan. Meningkatnya uang saku akan memberikan kesempatan untuk dapat
18 menggunakan uang dalam keperluan selain non pangan seperti membeli buku, mengakses internet, dan mengakses sumber-sumber informasi lainnya. Semakin baik akses informasi maka akan semakin meningkat pengetahuan (Notoatmodjo 2007). Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan sekumpulan kegiatan yang dipraktekkan secara sadar sebagai hasil dari pembelajaran untuk menjadikan seseorang dan keluarga secara mandiri berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari (Depkes 2007). Tabel 7 menampilkan 10 pertanyaan pengetahuan PHBS beserta persentase contoh yang menjawab tidak benar. Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar pengetahuan PHBS TPB SEM 2 GM SEM 8 No Pertanyaan n % n % 1 Usia pemberian ASI eksklusif pada bayi 9 19.6 0 0.0 2 Tenaga ahli yang harus membantu Persalinan 9 19.6 4 10.0 3 penimbangan rutin balita 28 60.9 1 2.5 4 Ciri air yang baik untuk dikonsumsi 13 28.3 1 2.5 5 Waktu mencuci tangan 0 0.0 2 5.0 6 Kepanjangan 3M 2 4.3 3 7.5 7 Porsi sayur dan buah sehari untuk ibu hamil 46 100.0 10 25.0 8 Zat berbahaya dalam rokok 13 28.3 6 15.0 9 Waktu dan durasi yang baik untuk berolahraga 19 41.3 5 12.5 10 Ciri jamban yang sehat 17 37.0 5 12.5
Pengetahuan PHBS contoh diukur dengan menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan pilihan berganda atau pertanyaan tertutup. Jumlah pertanyaan yang diberikan adalah 10 yang terdiri atas pertanyaan seputar tempat persalinan yang benar, pemberian ASI Eksklusif, waktu penimbangan balita, penggunaan air bersih untuk kegiatan sehari hari, ciri ciri air bersih, penggunaan jamban sehat, frekuensi konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, dan merokok. Tidak terdapat pertanyaan dimana contoh sama-sama kesulitan menjawab suatu pertanyaan (≥50%). Seluruh mahasiswi TPB semester 2 (100.0%) tidak bisa menjawab pertanyaan mengenai porsi sayur dan buah untuk ibu hamil. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan mengenai porsi sayur dan buah untuk ibu hamil merupakan pertanyaan yang paling sulit dijawab oleh mahasiswi TPB semester 2. Wanita hamil direkomendasikan untuk mengkonsumsi setidaknya 5 porsi sayur dan buah sehari. Konsumsi sayur dan buah yang tinggi berhubungan dengan penurunan resiko infeksi saluran pernapasan atas (BUSM 2012). Mahasiswi TPB semester 2 menyatakan tidak tahu mengenai porsi sayur dan buah sehari untuk ibu hamil. Pertanyaan mengenai penimbangan rutin balita juga merupakan pertanyaan yang sulit dijawab oleh mahasiswi TPB semester 2 (60.9%). Penimbangan balita yang teratur setiap bulan bermanfaat untuk mengetahui growth faltering lebih awal sehingga dapat dilakukan growth promotion untuk mencegah kejadian gizi kurang dan buruk lebih dini (Sandjaja et. al 2005). Sebagian besar mahasiswi TPB semester 2 menjawab bahwa penimbangan rutin pada balita dilakukan setiap 2
19
bulan sekali. Tidak ada mahasiswi GM semester 8 yang mengalami kesulitan dalam menjawab komponen-komponen pertanyaan PHBS (<50%). Tidak terdapat mahasiswi TPB semester 2 (0.0%) yang menjawab tidak benar pada pertanyaan mengenai waktu mencuci tangan. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang paling mudah bagi mahasiswi TPB semester 2 karena seluruhnya dapat menjawab dengan benar. Mencuci tangan dilakukan dengan menggunakan sabun yang dilakukan setiap sebelum dan sesudah makan, memegang uang, hewan, setelah BAB dan BAK maupun sebelum menyusui bayi (Depkes 2007). Pertanyaan mengenai pemberian ASI eksklusif pada bayi merupakan pertanyaan yang paling mudah bagi mahasiswi GM semester 8 (0.0%). ASI ekslusif merupakan pemberian hanya ASI kepada bayi selama 6 bulan tanpa tambahan apapun. Manfaat ASI eksklusif adalah mengurangi kematian pada bayi akibat infeksi saluran pencernaan dan membantu pertumbuhan serta perkembangan bayi (Fewtrell et. al 2007). Pengetahuan PHBS mahasiswi GM semester 8 (90.8±10.5) lebih tinggi dari mahasiswi TPB semester 2 (66.1±16.7). Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara pengetahuan PHBS contoh di TPB semester 2 dan di GM semester 8 (p<0.05). Pemahaman mahasisiwi GM semester 8 terlihat jelas lebih baik dikarenakan mahasiswi GM semester 8 yang sudah mendapatkan materi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat pada kurikulum pendidikan gizi yang diajarkan pada beberapa mata kuliah sehingga pemahaman mengenai PHBS pada mahasiswi GM semester 8 lebih baik dari mahasiswi TPB semester 2. Sebagian besar mahasiswi TPB semester 2 (60.9%) memiliki tingkat pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat yang sedang. Mahasiswi GM semester 8 (75.0%) memiliki tingkat pengetahuan PHBS yang baik (Tabel 4). Menurut Kurniawati (2011) remaja putri (57.8%) memiliki tingkat pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa remaja sudah memahami perilaku hidup bersih dan sehat dengan baik. Hasil analisis korelasi Rank Spearman, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara uang saku (r=0.214, p<0.05) dengan pengetahuan PHBS. Hal ini menyatakan bahwa seiring dengan meningkatnya uang saku maka akan semakin meningkat pengetahuannya mengenai PHBS. Meningkatnya pengetahuan diharapkan dapat mengarah pada pembentukan sikap yang positif untuk dapat melaksanakan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Sumber informasi contoh mengenai 1000 HPK terkait Masa Prenatal Sumber informasi contoh mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal terdiri dari sekolah, orangtua, media massa, dan teman. Sumber informasi mengenai kesehatan reproduksi (63.7%), masa kehamilan (45.5%), dan perilaku hidup bersih dan sehat (49.2%) baik oleh mahasiswi TPB semester 2 maupun mahasiswi GM semester 8 sebagian besar memperoleh dari sekolah (Tabel 8). Menurut Notoatmodjo (2007) informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
20 Tabel 8 Sumber informasi contoh tentang pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal Komponen Pengetahuan TPB SEM 2 GM SEM 8 Total 1000 HPK terkait masa f* % f* % f* % prenatal Kesehatan reproduksi Sekolah 330 65.7 276 61.5 606 63.7 Orangtua 52 10.4 23 5.1 75 7.9 Media Massa 96 19.1 120 26.7 216 22.7 Teman 19 3.8 10 2.2 29 3.0 Total 497 100 429 100 926 100.0 Masa kehamilan Sekolah 250 33.4 474 56.2 724 45.5 Orangtua 175 23.4 52 6.2 227 14.3 Media Massa 273 36.5 205 24.3 478 30.0 Teman 38 5.1 46 5.5 84 5.3 Total 736 100 777 100 1513 100 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sekolah 175 35.9 289 63.4 464 49.2 Orangtua 142 29.1 25 5.5 167 17.7 Media Massa 142 29.1 112 24.6 254 26.9 Teman 21 4.3 10 2.2 31 3.3 Total 480 100 436 100 916 100 *frekuensi alasan yang dipilih responden
Mahasiswi sebagai golongan WUS membutuhkan akses ke informasi dan layanan yang terkait dengan gizi, kesehatan reproduksi, keluarga berencana, dan kesehatan umum. Hal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai media termasuk sekolah, tempat kerja, sistem pendaftaran pernikahan, dan program kesehatan berorientasi pemuda. Sekolah dapat menjadi bagian penting dari membantu remaja putri menjadi orang dewasa yang sehat. Menurut Ruth dan Edith (2002) mempromosikan pendidikan pada wanita dapat meningkatkan gizi dan mendorong perempuan untuk mencari perawatan kesehatan reguler. Selain itu, kedua contoh juga memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi (22.7%), masa kehamilan (30.0%), dan PHBS (26.9%) dari media massa. Menurut Rahayuningsih (2008) media massa adalah alat yang digunakan untuk penyampaian pesan dari sumber kepada masyarakat dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoatmodjo 2007). Sikap tentang 1000 HPK terkait Masa Prenatal Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Sikap belum merupakan suatu perbuatan karena hanya menggambarkan kecenderungan tingkah laku yang mengarah pada suatu objek
21
tertentu dan terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman (Notoatmodjo 2007). Sikap 1000 HPK terkait masa prenatal yang dievaluasi juga dibagi menjadi tiga komponen yaitu sikap kesehatan reproduksi, sikap masa kehamilan, sikap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal Komponen Sikap TPB SEM 2 GM SEM 8 Total 1000 HPK terkait p n % n % n % masa prenatal Kesehatan Reproduksi Kurang (<60) 0 0.0 1 2.5 1 1.2 Sedang (60-80) 31 67.4 23 57.5 54 62.8 0.843 Baik (80) 15 32.6 16 40.0 31 36.0 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0 x±SD 78.7±8.0 78.3±9.6 78.5±8.8 Masa Kehamilan Kurang (<60) 1 2.2 0 0.0 1 1.2 Sedang (60-80) 32 69.6 21 52.5 53 61.6 0.003* Baik (80) 13 28.3 19 47.5 32 37.2 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0 x±SD 75.7±8.5 81.2±7.9 78.2±8.7 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kurang (<60) 1 2.2 0 0.0 1 1.2 Sedang (60-80) 22 47.8 13 32.5 35 40.7 0.091 Baik (80) 23 50.0 27 67.5 50 58.1 Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0 x±SD 79.9±7.9 83.8±8.4 81.7±8.3 *Berbeda nyata pada p<0.05
Terdapat alasan pada setiap jawaban sangat setuju atau tidak setuju terhadap suatu pernyataan setiap komponen sikap masa prenatal yang dikemukakan oleh contoh. Berikut merupakan sebaran alasan contoh pada setiap komponen sikap masa prenatal (Tabel 10). Tabel 10 Sebaran jawaban berdasarkan persentase alasan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal TPB SEM 2 GM SEM 8 Total Komponen Sikap terkait masa prenatal j* % j* % j* % Kesehatan reproduksi Benar dan alasan benar 209 45.4 180 45.0 389 45.2 Benar dan alasan tidak benar 150 32.6 154 38.5 304 35.3 Salah dan alasan benar 18 3.9 12 3.0 30 3.5 Salah dan alasan tidak benar 83 18.0 54 13.5 137 15.9 Total 460 100.0 400 100.0 860 100.0 Masa kehamilan Benar dan alasan benar 353 38.4 382 47.8 735 42.7 Benar dan alasan tidak benar 325 35.3 332 41.5 657 38.2 Salah dan alasan benar 12 1.3 16 2.0 28 1.6 Salah dan alasan tidak benar 230 25.0 70 8.8 300 17.4 Total 920 100.0 800 100.0 1720 100.0 Perilaku Hidup Bersih dan
22 Komponen Sikap terkait masa prenatal Sehat Benar dan alasan benar Benar dan alasan tidak benar Salah dan alasan benar Salah dan alasan tidak benar Total
TPB SEM 2 j* % 203 167 22 68 460
44.1 36.3 4.8 14.8 100.0
GM SEM 8 j* % 177 185 13 25 400
44.3 46.3 3.3 6.3 100.0
Total j*
%
380 352 35 93 860
44.2 40.9 4.1 10.8 100.0
*jumlah alasan contoh berdasarkan jumlah pertanyaan
Sikap Kesehatan Reproduksi Sikap mengenai kesehatan reproduksi merupakan kecenderungan tingkah laku terhadap suatu pernyataan mengenai kesehatan reproduksi. Sikap kesehatan reproduksi dinilai melalui 10 pernyataan yang mampu dijawab benar oleh mahasiswi TPB semester 2 dan GM semester 8. Sebaran pernyataan sikap yang dijawab tidak benar oleh contoh disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap kesehatan reproduksi TPB SEM 2 GM SEM 8 No Pernyataan n % n % 1 Membersihkan daerah kewanitaan dari arah 13 28.3 10 25.0 depan ke arah belakang 1.2 Menghitung siklus menstruasi setiap bulan 8 17.4 0 0.0 2.3 Menstruasi salah satu tanda kematangan seksual 3 6.5 0 0.0 pada wanita 3.4 Mengganti celana dalam 2 kali sehari 2 4.3 1 2.5 4.5 Tidak menggunakan sabun mandi untuk 18 39.1 5 12.5 membersihkan daerah kewanitaan 5.6 Tidak menggunakan sabun khusus pembersih 37 80.4 31 77.5 daerah kewanitaan setiap kali membersihkannya 6.7 Merapihkan rambut daerah kewanitaan setiap 40 20 43.5 13 32.5 hari 7.8 Mengganti pembalut 3 sampai 4 kali sehari saat 4 8.7 7 17.5 menstruasi 8.9 Membersihkan pembalut saat menstruasi dan 4 8.7 4 10.0 dibuang 9. 10 Tidak menjaga kesehatan reproduksi akan 2 4.3 1 2.5 menimbulkan penyakit.
Pernyataan yang diajukan pada sikap kesehatan reproduksi adalah pertanyaan mengenai cara menjaga kebersihna pada daerah kewanitaan dan pada saat sedang menstruasi. Sebagian besar mahasiswi TPB semester 2 (80.4%) dan mahasiswi GM semester 8 (77.5%) memiliki sikap yang negatif mengenai pernyataan tidak menggunakan sabun khusus daerah kewanitaan setiap kali membersihkannya. Hal ini dikarenakan mahasiswi TPB semester 2 dan GM semester 8 banyak yang menjawab ragu-ragu akan pernyataan tersebut dan menunjukkan bahwa pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang sulit untuk dijawab oleh contoh. Penggunaan antiseptik atau douching dapat mempengaruhi keseimbangan pH vagina yang akan menyebabkan flora normal terganggu dan merupakan tempat berkembang biak yang kondusif bagi pertumbuhan jamur (Michale et. al 2005).
23
Sikap yang positif ditunjukkan oleh mahasiswi TPB semester 2 (4.3%) dan mahasiswi GM semester 8 (2.5%) mengenai pernyataan mengganti celana dalam sebanyak 2 kali sehari dan tidak menjaga kesehatan reproduksi akan menimbulkan penyakit. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang paling mudah untuk dipahami dan dijawab oleh kedua contoh. Menjaga kesehatan reproduksi dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah menjaga kebersihan daerah kewanitaan dengan mengganti celana dalam sebanyak minimal 2 kali sehari setelah mandi terutama bagi wanita aktif dan mudah berkeringa. Frekuensi ganti celana dalam kurang dari 2 kali sehari meningkatkan risiko kejadian kandidiasis vaginalis 3.532 kali lebih besar dibandingkan bila ganti celana dalam 2 kali atau lebih per hari (Anindita dan Martini 2006). Pernyataan mengenai menghitung siklus menstruasi setiap bulan dan menstruasi merupakan tanda kematangan seksual pada wanita merupakan pernyataan yang paling mudah karena tidak ada mahasiswi GM semester 8 (0.0%) yang tidak menjawab benar. Menghitung siklus menstruasi dilakukan untuk mengetahui siklus menstruasi yang terjadi pada tubuh. Selain itu, dapat dilakukan untuk mengetahui masa subur yang biasanya berlangsung selama 14 hari sebelum hari pertama periode menstruasi selanjutnya (English 2012). Tidak ada pernyataan dimana seluruh mahasiswi TPB semester 2 tidak ada yang menjawab tidak benar. Hampir setengah contoh (45.2%) menjawab benar dengan alasan yang benar terhadap pernyataan-pernyataan dari sikap komponen kesehatan reproduksi (Tabel 9). Selain itu, terdapat contoh (35.3%) yang menjawab benar namun dengan alasan yang tidak benar. Alasan yang dapat diungkapkan dengan benar umumnya adalah hal-hal terkait pengetahuan umum seperti menghitung siklus menstruasi setiap bulan dan menstruasi merupakan tanda kematangan seksual pada wanita sedangkan hal-hal yang bersifat spesifik seperti arah membersihkan daerah kewanitaan dengan benar dan penggunaan sabun khusus kewanitaan masih terdapat beberapa contoh yang memberikan alasan salah. Sikap mahasiswi TPB mengenai kesehatan reproduksi (78.7±8.0) lebih baik dari mahasiswi GM semester 8 (78.3±9.6) (Tabel 9). Hal ini terjadi diduga karena mahasiswi GM semester 8 banyak yang menjawab ragu-ragu terhadap pernyatan mengenai kesehatan reproduksi. Mahasiswi TPB semester 2 (67.4%) dan mahasiswi GM semester 8 (57.5%) memiliki sikap kesehatan reproduksi sedang. Menurut Ayu (2013) sebanyak 66.7% remaja putri memiliki sikap kesehatan reproduksi yang positif. Hasil uji beda Independent t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05) antara sikap kesehatan reproduksi contoh di TPB semester 2 dan di GM semester 8 dikarenakan sikap kedua contoh sama sama menunjukkan sikap terkait kesehatan reproduksi yang positif. Sikap mengenai kesehatan reproduksi yang positif akan berdampak pada kecenderungan perilaku untuk menjaga kesehatan reproduksi dengan baik dalam rangka pencegahan dini terhadap penyakit terkait kesehatan reproduksi. Sikap Masa Kehamilan Sikap mengenai masa kehamilan merupakan kecenderungan tingkah laku terhadap suatu pernyataan mengenai masa kehamilan. Sikap masa kehamilan dinilai melalui 20 pernyataan yang mampu dijawab benar oleh contoh di TPB semester 2 dan GM semester 8. Sebaran pernyataan sikap yang dijawab tidak benar oleh contoh disajikan pada Tabel 12.
24 Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap masa kehamilan TPB SEM 2 GM SEM 8 No Pernyataan n % n % 1 Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin 6 13.0 0 0.0 2 Melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 23 50.0 6 15.0 minimal 4 kali 3 Tetap melakukan pemeriksaan kehamilan walau 4 8.7 0 0.0 tempat pelayanan kesehatan jauh 4 Meningkatkan asupan gizi seiring bertambahnya 6 13.0 0 0.0 usia kehamilan 5 Rutin mengkonsumsi TTD selama kehamilan 23 50.0 2 5.0 6 Mengkonsumsi suplemen folat dan kalsium 12 26.1 3 7.5 selama kehamilan 7 Meningkatkan konsumsi sayuran berwarna hijau 19 41.3 6 15.0 tua 8 Mengkonsumsi makanan selama kehamilan 2 4.3 0 0.0 dengan komposisi makanan pokok, lauk, sayur dan buah, susu dan suplemen vitamin 9 Tidak hanya mengkonsumsi makanan yang 5 10.9 3 7.5 disukai saja selama kehamilan 10 Perlu mempersiapkan diri sebelum kehamilan 6 13.0 0 0.0 dengan memenuhi asupan gizi sesuai kebutuhan 11 Kurang baik hamil di usia muda (<20 tahun) 14 30.4 3 7.5 12 Jarak kehamilan kurang dari 1 tahun dapat 21 45.7 4 10.0 menimbulkan resiko 13 Sama sekali tidak mengkonsumsi alkohol selama 5 10.9 0 0.0 kehamilan 14 Tidak merokok untuk mengurangi stress selama 2 4.3 3 7.5 kehamilan 15 Perlu olahraga rutin selama kehamilan 7 15.2 3 7.5 16 Masa kehamilan diharuskan lebih dari 37 43 93.5 36 90.0 minggu 17 Perlu berkomunikasi dengan bayi di dalam 6 13.0 0 0.0 kandungan 18 Melakukan olahraga secara rutin selama 9 19.6 8 20.0 kehamilan seperti jogging dan yoga 19 Bernyanyi atau mengajak bicara bayi di dalam 7 15.2 1 2.5 kandungan sambil mengusap perut 20 Tidak melakukan sit up dan pull up selama 19 41.3 8 20.0 kehamilan
Pernyataan yang diajukan pada komponen masa kehamilan adalah pernyataan mengenai pemeriksaan dasar kehamilan, aspek gizi dan non gizi kehamilan serta aktivitas fisik selama kehamilan. Pernyataan mengenai masa kehamilan diharuskan lebih dari 37 minggu merupakan pernyataan yang paling sulit dijawab benar oleh hampir seluruh mahasiswi TPB semester 2 (93.5%) dan mahasiswi GM semester 8 (90.0%). Hal ini dikarenakan contoh menjawab raguragu mengenai pernyataan tersebut. Menurut ACOG (2013) pembagian periode atau panjang kehamilan adalah periode awal antara 37 minggu 0 hari-38 minggu 6 hari, periode sempurna antara 39 minggu 0 hari-40 minggu 6 hari, periode akhir
25
antara 41 minggu 0 hari-6 hari dan periode sesudah antara 42 minggu 0 hari dan seterusnya. Selain itu, setiap minggu kehamilan hingga 39 minggu penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin agar matang sepenuhnya sehingga dapat dilahirkan dengan sehat. Masa kehamilan diharuskan lebih dari 37 minggu dikarenakan paru paru bayi tumbuh dan berkembang secara sempurna pada minggu ke 37 kehamilan yang merupakan hal kritis dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bayi (Almatsier et al. 2011). Contoh yang menjawab tidak benar rata rata menjawab bahwa masa kehamilan normal adalah > 37 minggu. Hal ini diduga terjadi contoh tidak mengetahui perbedaan antara masa kehamilan normal dan masa kehamilan ideal dimana masa kehamilan normal adalah 37 minggu sedangkan masa kehamilan ideal adalah 40 minggu. Mahasiswi TPB semester 2 (50.0%) juga kesulitan dalam menjawab pernyataan mengenai melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak minimal 4 kali dan rutin mengkonsumsi TTD selama kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan ini merupakan pernyataan yang sulit bagi mahasiswi TPB semester 2. Mahasiswi TPB semester 2 yang tidak setuju menjawab dengan alasan bahwa pemeriksaan kehamilan dilakukan sebanyak minimal 3 kali. Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat menjadi 27 mg/hari khususnya pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Selama 3 bulan terakhir kehamilan, bayi akan mengakumulasi zat besi untuk digunakan sebelum lahir (Beard 2008). Menurut Allen (2001), pemenuhan zat besi selama kehamilan dapat diperoleh dari cadangan besi, akan tetapi jika cadangan ini sedikit dan kandungan serta penyerapan zat besi dari diet sedikit maka diperlukan suplementasi zat besi. Terdapat beberapa pernyataan bahwa tidak ada mahasiswi GM semester 8 (0.0%) yang menjawab tidak benar yaitu pernyataan mengenai melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, tetap melakukan pemeriksaan kehamilan walaupun tempat pelayanan kesehatan jauh, meningkatkan asupan gizi seiring bertambahnya usia kehamilan, mengkonsumsi makanan selama kehamilan dengan komposisi makanan pokok, lauk, sayur dan buah, susu dan suplemen vitamin, perlunya mempersiapkan diri sebelum kehamilan, sama sekali tidak mengkonsumsi alkohol selama kehamilan, dan perlunya berkomunikasi dengan bayi di dalam kandungan. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang paling mudah bagi mahasiswi GM semester 8. Sebagai mahasiswi dengan mayor ilmu gizi seharusnya memiliki sikap yang baik dan positif terkait aspek-aspek kehamilan. Hal ini dikarenakan mahasiswi GM semester 8 sudah melalui proses pendidikan dan mendapatkan ilmu mengenai aspek-aspek gizi yang berasal dari kurikulum dan mata kuliah yang ada di mayor gizi masyarakat hingga tingkat akhir. Selain itu, golongan usia mahasiswi GM semester 8 yang sudah mendekati usia untuk cukup menikah yaitu 22 tahun (BKKBN 2011). Hampir setengah contoh (42.7%) menjawab benar dengan alasan yang benar terhadap pernyataan-pernyataan dari sikap komponen masa kehamilan (Tabel 9). Selain itu, terdapat contoh (38.2%) yang menjawab benar namun dengan alasan yang tidak benar. Alasan yang tidak benar yang diungkapkan oleh contoh sebagian besar menjawab tidak tahu. Terdapat contoh yang dapat menjawab benar
26 namun tidak disertai alasan atau alasan salah dikarenakan pemahaman contoh mengenai pernyataan tersebut kurang. Rata-rata mahasiswi GM semester 8 (81.2±7.9) memiliki sikap masa kehamilan yang lebih positif dari mahasiswi TPB semester 2 (75.7±8.5) (Tabel 9). Hasil uji beda Independent t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (p<0.05) antara sikap masa kehamilan mahasiswi TPB semester 2 dengan sikap masa kehamilan mahasiswi GM semester 8. Sikap masa kehamilan mahasiswi TPB semester 2 (69.6%) maupun GM semester 8 (52.5%) adalah sedang (Tabel 8). Menurut Einarson dan Koren (2006) sebanyak 70% dari wanita usia subur akan mengubah gaya hidupnya seperti tidak meminum alkohol, tidak merokok dan meningkatkan pola makannya serta meminum suplemen asam folat saat mereka hamil nanti. Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sikap mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan kecenderungan tingkah laku terhadap suatu pernyataan mengenai PHBS. Sikap PHBS dinilai melalui 10 pernyataan yang mampu dijawab benar oleh mahasiswi TPB semester 2 dan mahasiswi GM semester 8. Sebaran pernyataan sikap yang dijawab tidak benar oleh contoh disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap PHBS TPB SEM 2 GM SEM 8 No Pernyataan n % n % 1 Menggunakan air bersih untuk memasak, 1 2.2 0 0.0 mencuci, mandi hingga minum 2 Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan 2 4.3 0 0.0 sabun 3 Mencuci tangan tidak hanya sebelum dan 6 13.0 4 10.0 sesudah makan saja 4 BAK dan BAB harus dilakukan di jamban 7 15.2 1 2.5 5 Menguras tempat air, mengubur dan menutup 3 6.5 1 2.5 tempat penampungan air dirumah 6 Mengkonsumsi minimal 8 gelas air sehari 1 2.2 2 5.0 7 Mengkonsumsi sayur dan buah sebanyak 4-5 22 47.8 1 2.5 porsi sehari 8 Membersihkan jamban secara rutin 2 4.3 0 0.0 9 Melakukan olahraga seminggu 2 kali selama 1-2 44 95.7 28 70.0 jam 10 Merokok saat kehamilan merugikan ibu dan bayi 3 6.5 1 2.5
Pernyataan yang diajukan pada komponen PHBS adalah meliputi hygiene dan sanitasi diri, waktu dan durasi aktivitas fisik yang tepat, konsumsi air minimal sehari, porsi sayur dan buah sehari untuk ibu hamil, dan akibat merokok saat kehamilan. Pernyataan mengenai melakukan olahraga seminggu 2 kali selama 1-2 jam merupakan pernyataan yang paling sulit bagi mahasiswi TPB semester 2 (95.7%) dan mahasiswi GM semester 8 (70.0%). Hal ini terjadi dikarenakan sebagian besar contoh menjawab setuju dengan alasan lebih sehat terhadap pernyataan tersebut yang seharusnya tidak disetujui. Menurut Depkes (2007) melakukan aktifitas fisik setiap hari selama minimal 30 menit baik berupa
27
olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga dapat menjaga kesehatan jantung, paru-paru dan pemeliharaan kualitas hidup. Mahasiswi TPB semester 2 (2.2%) dan GM semester 8 (0.0%) sangat mudah menjawab pernyataan mengenai menggunakan air bersih untuk memasak, mencuci, mandi hingga minum dan mengkonsumsi minimal 8 gelas air sehari. Menggunakan air bersih dilakukan untuk mencegah water borne disease (Depkes 2007). Menurut Depkes (2012), air dikonsumsi setiap hari minimal 2 liter. Tidak terdapat mahasiswi GM semester 8 (0.0%) yang menjawab tidak benar terhadap pernyataan mengenai membersihkan jamban secara rutin. Hal ini menandakan bahwa pernyataan ini merupakan pernyataan yang paling mudah dijawab benar oleh mahasiswi GM semester 8. Menggunakan jamban yang sehat dilakukan agar terhindar dari penyakit-penyakit infeksi seperti diare, disentri, dan sebagainya (Depkes 2007). Hampir setengah contoh (44.2%) menjawab benar dengan alasan yang benar terhadap pernyataan-pernyataan dari sikap komponen kesehatan reproduksi (Tabel 9). Selain itu, terdapat contoh (40.9%) yang menjawab benar namun dengan alasan yang tidak benar. Alasan yang tidak benar yang diungkapkan oleh contoh sebagian besar karena contoh tidak menjawab atau memberikan alasan. Sebagian besar contoh dapat menjawab benar dengan alasan benar dikarenakan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan pengetahuan umum sehingga contoh dapat menjawab benar dengan alasan yang benar. Rata-rata mahasiswi GM semester 8 (83.8±8.4) memiliki sikap PHBS yang lebih baik dari mahasiswi TPB semester 2 (79.9±7.9) (Tabel 8). Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05) antara sikap PHBS mahasiswi TPB semester 2 dengan mahasiswi GM semester 8. Hal ini diduga kedua contoh baik di TPB semester 2 maupun di GM semester 8 memiliki sikap untuk hidup lebih sehat dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka tindakan preventif atau pencegahan terhadap penyakit-penyakit terkait hygiene dan sanitasi. Sikap PHBS mahasiswi TPB semester 2 (50.0%) maupun mahasiswi GM semester 8 (67.5%) adalah baik (Tabel 9). Menurut Tondang dan Nasution (2012) remaja putri (100%) memiliki sikap yang positif mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini juga menunjukkan bahwa sikap positif kedua contoh akan memberikan pengaruh kepada perilaku contoh nantinya terkait hidup sehat. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dan Sikap Contoh tentang 1000 HPK terkait Masa Prenatal Hasil analisis korelasi Rank Spearman, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara asal daerah (r=0.276, p<0.05) dan uang saku (r=0.322, p<0.05) dengan pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal. Besar keluarga memiliki hubungan positif yang signifikan dengan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal (r=0.308, p<0.05) (Lampiran 10). Selain itu, terdapat hubungan positif yang signifikan (r=0.278, p<0.05) antara pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal. Webb dan Beckford (2014) menyatakan bahwa pengetahuan gizi memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap gizi (r=0.130, p=0.027). Asal daerah mempengaruhi kebudayaan dan norma seseorang. Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan
28 mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuannya (Notoatmodjo 2007). Uang saku memiliki hubungan positif yang signifikan dengan pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal namun tidak berpengaruh nyata (p>0.05) (Tabel 14). Hal ini berkaitan dengan semakin tinggi uang saku yang dimiliki maka akan semakin tinggi akses terhadap informasi. Meningkatnya akses informasi terkait masa prenatal dapat meningkatkan pengetahuan mengenai masa prenatal. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoatmodjo 2007). Besar keluarga memiliki hubungan positif yang signifikan dengan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal namun tidak berpengaruh nyata (p>0.05) (Tabel 15). Keluarga sangat menentukan dalam pemberian informasi utama karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Pembentukan sikap tergantung pada keluarga dan kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan. Semakin banyak anggota keluarga yang tinggal dengan seserang diharapkan semakin banyak panutan dan mengarahkan ke dalam sikap yang lebih baik. Panutan akan menjadi orang-orang yang diharapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus. Umumnya seseorang tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis) dengan orang yang dianggap penting (Rahayuningsih 2008). Uji regresi linear berganda dilakukan untuk melihat besaran pengaruh dari kelompok, asal daerah dan uang saku dengan pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal contoh dan besar keluarga serta kelompok dengan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal. Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa kelompok mahasiswi berpengaruh positif terhadap pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal contoh. Tabel 14 Hasil uji regresi linier berganda karakteristik contoh dengan pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal Variabel Koefisien regresi Signifikan R square Constanta 52.151 Kelompok 24.192 0.000* 57.3% Asal daerah 0.537 0.871 -7 Uang saku 8.575x10 0.726 *: berpengaruh nyata
Persamaan regresi linear berganda yang didapat untuk variabel yang berpengaruh nyata adalah : Y = 52.151+24.192kelompok Persamaan linear berganda menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar 52.151 menyatakan jika tidak ada penambahan tingkat pada kelompok maka nilai pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal adalah 52.151. Pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal akan bertambah sebesar 24.192 seiring dengan bertambahnya tingkat kelompok. Hal tersebut terjadi karena mahasiswi GM semester 8 yang sudah mendapatkan ilmu-ilmu gizi terkait mata kuliah dan kurikulum yang terdapat di mayor gizi masyarakat dibandingkan dengan mahasiswi TPB semester 2 yang belum atau tidak mendapatkan mata kuliah dan kurikulum terkait gizi sehingga pengetahuan masa prenatal pada mahasiswi GM semester 8 telah bertambah dan lebih matang dari mahasiswi TPB semester 2. Menurut Gupta dan Kochar (2008) pemberian edukasi gizi terhadap remaja putri
29
berusia 13-16 tahun melalui kuliah, audiovisual, dan demontrasi langsung dapat meningkatkan pengetahuan sebesar 1.67 kali. Tabel 15 Hasil uji regresi linier berganda kelompok dan besar keluarga dengan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal Variabel Constanta Kelompok Besar keluarga
Koefisien regresi 3.077 0.991
Signifikan 73.024 0.039* 0.068
R square 6.2%
*: berpengaruh nyata
Persamaan regresi linear berganda yang didapat untuk variabel yang berpengaruh nyata adalah : Y = 73.024+3.077kelompok Persamaan linear berganda menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar 73.024 menyatakan jika tidak ada penambahan tingkat pada kelompok maka nilai sikap 1000 HPK terkait masa prenatal adalah 73.024. Sikap 1000 HPK terkait masa prenatal akan bertambah sebesar 3.077 seiring dengan bertambahnya tingkat kelompok. Hal tersebut terjadi karena mahasiswi GM semester 8 yang memiliki pengetahuan yang lebih baik dibaik jika dibandingkan dengan mahasiswi TPB semester 2 sehingga meningkatnya kelompok yang ditandai oleh sudah mendapatkan ilmu-ilmu gizi terkait mata kuliah dan kurikulum yang terdapat di mayor gizi masyarakat dibandingkan dengan mahasiswi TPB semester 2 yang belum atau tidak mendapatkan mata kuliah dan kurikulum terkait gizi menyebabkan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal pada mahasiswi GM semester 8 lebih baik dari mahasiswi TPB semester 2. Institusi pendidikan memiliki pengaruh kuat dalam pembentukan sikap karena memberikan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu (Notoatmodjo 2007). Nilai R square pengetahuan menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan masa prenatal hanya dijelaskan oleh faktor kelompok sebesar 54.6% dan 45.4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini dan Nilai R square pada sikap menunjukkan bahwa peningkatan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal hanya dijelaskan oleh faktor kelompok sebesar 6.2% dan 93.8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor lain yang diduga mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang masa prenatal di antaranya adalah norma yang berkembang dalam keluarga dan kurangnya pengetahuan dan sikap orangtua. Hal ini terjadi dikarenakan orangtua masih menganggap bahwa mengetahui hal-hal terkait kehamilan dan kesehatan reproduksi bagi remaja putri sangat tabu dan belum penting untuk didiskusikan atau dibicarakan sebelum mendekati pernikahan. Menurut Yadeta et al. (2014), orangtua yang memiliki pengetahuan dan sikap yang positif mengenai kesehatan reproduksi akan 6x lebih banyak berdiskusi mengenai kesehatan reproduksi dengan anaknya dibanding yang berpengetahuan rendah dan sikap yang negatif. Peran ibu sangat diperlukan pada masa-masa kehamilan dan masa awal menjadi orangtua agar para wanita yang baru melahirkan dapat merawat bayinya dengan baik setelah melahirkan (Toity et al. 2008).
30 Materi Seribu Hari Pertama Kehidupan Terkait Masa Prenatal yang Harus Diketahui oleh WUS Materi 1000 HPK terkait masa prenatal belum tentu diketahui oleh wanitawanita periode usia subur yang tidak mendapatkan penyuluhan maupun pendidikan formal dengan kurikulum terkait gizi. Oleh karena itu, diperlukan pedoman mengenai materi minimal mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal yang harus diketahui oleh wanita-wanita periode usia subur sehingga diharapkan walaupun tidak memperoleh pendidikan formal dengan kurikulum gizi yang terstruktur, wanita tersebut dapat mengetahui hal-hal penting terutama mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal dalam rangka peningkatan status gizi dan kesehatan diri untuk menghasilkan generasi yang berkualitas (Tabel 16). Materi 1000 HPK terkait masa prenatal yang dievaluasi terdiri dari tiga komponen yaitu materi kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Materi minimal pada komponen kesehatan reproduksi yang harus diketahui oleh wanita terutama dalam periode usia subur diantaranya prinsip-prinsip dasar kesehatan reproduksi dan kesehatan reproduksi esensial yang terdiri dari kesehatan reproduksi remaja dan penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS (Depkes 2008). Berbagai resiko kehamilan bagi ibu dan bayi dapat dikurangi jika sebelum dan saat kehamilan ibu berada dalam kondisi sehat dan bergizi baik dengan meningkatkan konsumsi makanannya baik lauk, pauk, sayur dan buah. Selain itu, ditambahkan konsumsi suplemen seperti tablet tambah darah dan suplemen mikronutrien serta aneka ragam pangan selama kehamilan. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan secara teratur minimal empat kali dilakukan untuk menjamin kehamilan yang sehat (Kemenkes 2010). Selain itu, memperhatikan faktor faktor selain gizi yang berpengaruh terhadap kehamilan seperti pengaturan usia kelahiran, konsumsi alkohol, rokok dan kafein diperlukan untuk menunjang kehamilan yang sehat dan baik (Almatsier et.al 2011). Pencegahan penyakit terutama diare dapat dilakukan jika terbiasa menjaga kebersihan diri dan kesehatan lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan diantaranya melakukan buang air besar di jamban, mencuci tangan dengan sabun dan air sesudah buang air besar, menggunakan air dari sumber air bersih yang aman dan sehat serta menutup dan menguras tempat air minimal satu kali seminggu (Kemenkes 2010). Selain itu, untuk menjaga kesehatan dan kebugaran perlu dilakukan aktivitas fisik selama minimal 30 menit dan menjaga asupan cairan dengan mengkonsumsi air minimal 2 liter setiap hari (Depkes 2012). Diharapkan pemerintah melakukan perumusan kebijakan untuk membuat program intervensi terkait prinsip-prinsip kesehatan reproduksi (pengertian dan tujuan kesehatan reproduksi), kesehatan reproduksi remaja (penyuluhan mengenai proses perubahan fisik dan non fisik pada wanita pubertas), hal-hal terkait cara atau aturan yang benar dalam membersihkan daerah kewanitaan. Selain itu, diharapkan pemerintah merumuskan program mengenai penanggulangan masalah gizi lebih (overweight dan obesitas) pada masa kehamilan serta KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) mengenai bahaya konsumsi alkohol pada masa kehamilan.
31
Tabel 16 Materi Pendidikan 1000 HPK yang Harus Diketahui oleh WUS Intervensi pada Komponen Materi program 1000 Referensi HPK* Prinsip-prinsip dasar kesehatan reproduksi (pengertian kesehatan reproduksi) Kesehatan reproduksi remaja (perubahan fisik pada wanita pubertas) Pencegahan penyakit Kesehatan menular seksual dan Tidak ada Depkes (2008) reproduksi HIV/AIDS (cara menjaga kebersihan daerah kewanitaan dengan benar, mengetahui siklus menstruasi normal, penyakit akibat kurang menjaga kesehatan reproduksi Gizi kehamilan (dampak kekurangan dan kelebihan gizi pada masa kehamilan, vitamin dan mineral yang paling penting ditingkatkan konsumsinya selama kehamilan, komposisi makanan yang dikonsumsi selama kehamilan
Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), penanganan kelebihan gizi pada ibu hamil tidak ada, suplementasi Besi Folat
Masa kehamilan
Kemenkes (2010) Pemeriksaan kehamilan (frekuensi minimal pemeriksaan yang harus dilakukan selama kehamilan, tempat pemeriksaan kesehatan kehamilan yang benar) Pengaturan kelahiran (usia ideal untuk hamil dan jarak antar kehamilan ideal) Faktor
non
gizi
Jaminan persalinan dasar
Keluarga Berencana Intervensi untuk remaja perempuan KIE tentang
Almatsier et. al (2011)
32
Komponen
Materi kehamilan (dampak rokok dan alkohol pada kehamilan)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Ciri air bersih untuk digunakan Waktu mencuci tangan Pelaksanaan 3M (Menguras, Mengubur, Menutup) BAB dan BAK di jamban Waktu dan durasi olahraga yang tepat
Intervensi pada program 1000 HPK* bahaya merokok, KIE bahaya alkohol tidak ada
Referensi
Penyediaan air bersih dan sanitasi
Kemenkes (2010)
Tidak ada
Depkes (2012)
*Direktorat kesehatan dan gizi masyarakat (2012)
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Usia seluruh contoh berkisar 17-23 tahun. Sebagian besar contoh berasal dari wilayah Pulau Jawa dan tinggal dengan besar keluarga sedang (5-6 orang). Orangtua contoh sebagian besar berpendidikan hingga tingkat menengah dan memiliki pekerjaan bervariasi yaitu bekerja pada kategori lainnya (pensiunan-ibu rumah tangga, tukang ojek-ibu rumah tangga, tidak bekerja-ibu rumah tangga, dan BUMN-ibu rumah tangga) dan wiraswasta dan ibu rumah tangga. Sebagian besar mahasiswi TPB semester 2 memiliki pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal yang kurang sedangkan mahasiswi GM semester 8 memiliki pengetahuan yang baik. Contoh memiliki sikap masa prenatal yang cukup. Tingkat pengetahuan dan sikap pada masing-masing komponen 1000 HPK terkait masa prenatal pada mahasiswi GM semester 8 lebih baik dari mahasiswi di TPB semester 2. Terdapat perbedaan yang nyata antara tingkat pengetahuan kedua contoh di masing masing komponen pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal dan sikap komponen masa kehamilan (p<0.05). Tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05) antara sikap 1000 HPK terkait masa prenatal pada komponen kesehatan reproduksi dan PHBS. Sumber informasi pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal sebagian besar berasal dari sekolah dan media massa. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan karakteristik contoh memiliki hubungan positif yang signifikan dengan pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal dan besar keluarga memiliki hubungan positif yang signifikan dengan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal (p<0.05). Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa kelompok
33
mahasiswi berpengaruh pada pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal. Saran Pengetahuan dan sikap tentang 1000 HPK terkait masa prenatal perlu lebih dipersiapkan sejak dini dan diperdalam oleh mahasiswi sebagai calon ibu yang nantinya akan berperan penting dalam menentukan status gizi generasi yang dihasilkannya. Pengetahuan yang harus diperdalam terutama mengenai kesehatan reproduksi (fungsi hormon, cara membersihkan daerah kewanitaan yang benarpada) dan aspek gizi serta non gizi kehamilan (dampak gizi lebih pada kehamilan, minimal pemeriksaan pada masa kehamilan, cara berkomunikasi dengan bayi dalam kandungan). Selain itu, sebaiknya dicantumkan materi-materi mengenai masa prenatal dalam mata kuliah biologi untuk kurikulum pada Tingkat Persiapan Bersama dan penyuluhan 1000 HPK kepada pasangan yang akan menikah dan/atau baru menikah. Penelitian selanjutnya yang disarankan untuk dilakukan adalah meneliti pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal pada pasangan yang baru menikah terkait kesiapannya sebagai orangtua dalam memperhatikan tumbuh kembang anak. Selain itu, diteliti juga faktor-faktor lain yang diduga berhubungan dan berpengaruh.
DAFTAR PUSTAKA [ACOG] The American College Of Obstetricians And Gynecologist. 2013. ObGyns Redefine Meaning Of "Term Pregnancy". [Internet]. [Diakses 2014 Agustus 02]. Tersedia pada: www.acog.org. Allen LH. 2001. Biological Mechanisms that might underlie iron’s effects on fetal growth and pretem birth. J Nutr. 131:581S—589S. Almatsier S, Susirah S, Moesijanti S. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Anindita W, Martini S. 2006. Faktor Risiko Kejadian Kandidiasis Vaginalis pada Akseptor KB. The Indonesian Journal of Public Health. 3(1):24-28. Anitasari YI, Widiyastuti NE. 2012. Hubungan Cakupan K4 Bidan dengan Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan di Kecamatan Rembang. Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali. 4(2):15-25 Ayu M. 2013. Hubungan Pengetahuan dan sikap dengan perilaku kesehatan reproduksi remaja putri di SMA 5 Banda Aceh [skripsi]. Banda Aceh (ID): Stikes U’Budiyah Banda Aceh. Bastien S, Kajula LJ, Muhwezi WW. 2011. A review of studies of parent-child communication about sexuality and HIV/AIDS in sub-Saharan Africa. Journal of Reproductive Health. doi:10.1186/1742-4755-8-25. Beard JL. 2008. Why iron deficiency is important in infant development. J Nutr. 138:2534-2536.
34 [BKKBN]. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2011. Kajian Profil Penduduk Remaja. Jakarta (ID): BKKBN. [BUSM] Boston University Medical center. Fruit and Vegetable Intake in Pregnant Women Reduces Risk of Upper Respiratory Tract Infection. [internet]. [diakses 2014 Agustus 05]. Tersedia pada: www.sciencedaily.com. [Depkes] Departemen Kesehatan Repubik Indonesia. 2003. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. [internet]. [diakses 2013 Maret 11]. Tersedia pada: www.depkes.go.id. [Depkes] Departemen Kesehatan. 2007. Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta (ID): Depkes. [Depkes] Departemen Kesehatan. 2008. Pedoman pelaksanaan kegiatan KIE kesehatan reproduksi. [internet]. [diakses 2014 September 02]. Tersedia pada: www.gizikia.depkes.go.id. [Depkes] Departemen Kesehatan. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta (ID): Departemen Kesehatan. [Depkes] Departemen Kesehatan. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta (ID): Departemen Kesehatan. [Depkes] Departemen Kesehatan. 2012. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta (ID): Departemen Kesehatan. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. 2012. Kerangka Kebijakan Gerakan Sadar Gizi dalam Rangka 1000 HPK Republik Indonesia. Jakarta : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. [internet]. [diakses 2013 Februari 22]. Tersedia pada: http://kgm.bappenas.go.id. Einarson A, Koren G. 2006. A Survey of Women's Attitudes Concerning Healthy Lifestyle Changes Prior to Pregnancy. J FAS Int. 4(2). English AM. 2012. Tracking Your Menstrual Cycle. [internet]. [diakses 2014 agustus 06]. Tersedia pada: www.everydayhealth.com. Fewtrell MS , Morgan JB , Duggan C , Gunnlaugsson G , Hibberd PL , Lucas A , Kleinman RE . 2007. Nutrition Optimal duration of exclusive breastfeeding: what is the evidence to support current recommendations?. Am J Clin Nutr 635S– 8S. Ginting F, Wantania J. 2011. Pengetahuan, sikap dan perilaku remaja yang hamil tentang kehamilan remaja di Manado. Buletin IDI Manado. 47-59. Glynn LM, Sandman CA. 2011. Prenatal Origins of Neurological Development: A Critical Period for Fetus and Mother. Journal of Association for Psychological science. doi: 10.1177/0963721411422056. Green T. 2012. Tackling Malnutrition: The First 1000 Days A Critical Window of Opportunity for Action. [internet]. [diakses 2013 Maret 10]. Tersedia pada: www.aglobalvillage.org.
35
Gupta N, Kochar G. 2008. Role Of Nutrition Education In Improving The Nutritional Awareness Among Adolescent Girls. The Internet Journal of Nutrition and Wellness. 7(1):73-78 Hadayat A, Amasha, Malak S, Jaradeh. 2012. Effect of Active and Passive smoking during pregnancy on its outcomes. Health Science Journal. 6(1):335-352 Hurlock EB. 1994. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta (ID): Erlangga. [Kemenkes] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Penuntun hidup sehat. [internet]. [diakses 2014 September 02]. Tersedia pada: www. depkes.go.id. [Kemenkes] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. 1000 Hari Pertumbuhan yang Menentukan. Jakarta: Departemen Kesehatan. [internet]. [diakses 2013 Februari 2005]. Tersedia pada: www.depkes.go.id. Khomsan A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor : Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Kurniawati S. 2011. Tingkat Pengetahuan Remaja tentang PHBS di SMU Darul Ulum 3 Desa Rejoso Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Jurnal Kebidanan. Lothian JA. 2009. Safe, Healthy Birth: What Every Pregnant Woman Needs to Know. J Perinat Educ. doi: 10.1624/105812409X461225. Michale W, Cowan F. 2005. Vaginal discharge causes diagnosis and treatment in ABC of sexually transmitted infections. BMJ publishing group ltd. 7:25-28. Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta (ID) : PT. Rineka Cipta. Prawirohardjo S. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta (ID): Yayasan Bina Pustaka. Rahayuningsih SU. 2008. Psikologi Umum. Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada. [Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Indonesia Tahun 2013. Jakarta (ID): Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rahim, Rahmiyati, Thaha, A.Razak Thaha, Kesumasari, Citra. 2013. Pengetahuan dan Sikap Wanita Prakonsepsi Tentang Gizi dan Kesehatan Reproduksi Sebelum dan Setelah Suscatin di Kecamatan Ujung Tanah. Jurnal. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. [online].http://repository.unhas.ac.id/. Rejeki S. 2010. Kesehatan Reproduksi Remaja. [internet]. [diakses 2014 Februari 3]. Tersedia pada: (http://111.67.77.202/dinkesdki). Rohmatika D. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seksual Remaja pada Siswa Kelas XI SMA Batik 1 Surakarta Tahun 2011. Jurnal Kesmadaska. 58-64.
36 Rosa.2011. Pengetahuan Gizi Dan Keamanan Pangan Jajanan Serta Kebiasaan Jajan Siswa Sekolah Dasar Di Depok dan Sukabumi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Ruth O, Edith M. 2002. Nutrition and Gender. [internet]. [diakses 2014 agustus 03]. Tersedia pada: www.ifpri.org. Sandjaja, Setyowati. T, Sudikno. 2005. Cakupan Penimbangan Anak Balita di Indonesia. PGM 28(2): 56-65. Sanjur D. 1982. Social and Cultural Perspective in Nutrition. New Jersey (US): Englowood Cliffs Prencite-Hall. Sari NM. 2013. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang persiapan kehamilan di Puskesmas Miri Sragen Tahun 2013. [skripsi]. Surakarta (ID): Diploma Stikes Kusuma Husada Surakarta. Setyowati. 2010. An Ethnography Study of Nutritional Conditions of Pregnant Women in Banten Indonesia. Jurnal Kesehatan Makara. 14(1):5-105. Shiferaw K, Getahun F, Getahun A. 2014. Assessment of adolescents’ communication on sexual and reproductive health matters with parents and associated factors among secondary and preparatory schools’ students in Debremarkos town, North West Ethiopia Journal of Reproductive Health. doi:10.1186/1742-4755-11-2. Siregar Mastauli. 2007. Keterlibatan Ibu Bekerja dalam Pendidikan Anak. Jurnal Harmoni Sosial. 2(1):8-18. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta (ID): Sagung Seto. Supariasa IDN .2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta (ID): Buku Kedokteran EGC. Toity D, Johnson D, Ingram J. 2008. Transition to parenthood: the needs of parents in pregnancy and early parenthood. J. BMC Pregnancy and Childbirth. doi:10.1186/1471-2393-8-30. Tondang ML, Nasution SZ. 2012.Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Perilaku Hidup Sehat di Panti Asuhan Evangeline Booth dan Asrama Madani. Jurnal Keperawatan Holistik. 1(3):45-50. Victoria CG, Adair L, Fall C, Hallal PC, Martorell R, Richter L, Sachdev HS. 2008. Maternal and child undernutrition: consequences for adult health and human capital. Lancet, 371(9609):340—357.doi:10.1016/S01406736(07)61692-4.
37
Webb MC, Beckford SE. 2014. Nutritional Knowledge and Attitudes of Adolescent Swimmers in Trinidad and Tobago. Journal of Nutrition and Metabolism. doi: 10.1155/2014/506434. Yadeta TA, Bedane HK, Tura AK. Factors Affecting Parent-Adolescent Discussion on Reproductive Health Issues in Harar, Eastern Ethiopia: A Cross-Sectional Study. Journal of Environmental and Public Health. doi:10.1155/2014/102579. Yustina I. 2008. Pemahaman Keluarga Tentang Kesehatan Reproduksi Kasus Di Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat [Tesis]. Sumatera Utara (ID): Universitas Sumatera Utara.
38
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner penelitian
KUESIONER PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI IPB TENTANG 1000 HPK TERKAIT MASA PRENATAL
1. Tanggal Wawancara
:
2. Enumerator
:
3. Nama Responden
:
4. Asrama/No. Kamar
:
5. No. Hp
:
6. Alamat Asal
:
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
39
A. Karakteristik Mahasiswi A1. Nama A2. Tanggal Lahir (HH/BB/TTTT) A3. Angkatan A4. Anak ke...dari... A5. Fakultas/Departemen A6. Usia A7. Asal Daerah A8. SMA Asal
: : : : : : :
B. Karakteristik Keluarga
B1. AYAH : : : 1. SD 2. SMP 3. SMA/STM 4. PT/S1 5. S2/S3 : 1. PNS 2. Pegawai swasta 3. B1.4 Pekerjaan Utama (pilih salah Wiraswasta satu) 4. Polisi/ABRI 5.Petani, Peternak, Nelayan 6.Lainnya sebutkan…………….. B1.1 Nama B1.2 Usia B1.3 Pendidikan Terakhir
B1.5 Pekerjaan Tambahan
: B2. IBU B2.1 Nama : B2.2 Usia : : 1. SD 2. SMP 3. SMA/STM 4. B2.3 Pendidikan Terakhir PT/S1 5. S2/S3 : 1. PNS 2. Pegawai swasta 3. B2.4 Pekerjaan Utama (pilih salah Wiraswasta satu) 4. Polisi/ABRI 5.Petani, Peternak, Nelayan 6.Lainnya sebutkan…………….. B2.5 Pekerjaan Tambahan B3. Besar Keluarga B5. Jumlah Tanggungan Keluarga B4. Alamat orangtua
: : .............orang : .............orang :
40 C. Pengetahuan 1000 HPK terkait Masa Prenatal a. Kesehatan Reproduksi Pertanyaan 1 Kesehatan reproduksi merupakan kondisi dimana reproduksi memiki: a. Keadaan sehat secara menyeluruh serta proses dan fungsi reproduksinya b. Sesuatu yang berhubungan dengan sistem reproduksi c. a dan b benar d. Tidak tahu 2 Tujuan kesehatan reproduksi: a. Meningkatkan hak sosial wanita b. Meningkatkan jumlah dan jarak kehamilan c. Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya d. Tidak tahu 3 Alat reproduksi wanita diantaranya: a. Vagina, ovarium, uterus b. Ovum, selaput dara c. a dan b benar d. Tidak tahu
4
5
Hormon progesteron pada reproduksi wanita memiliki fungsi: a. Mempersiapkan kematangan sel telur b. Mempengaruhi sifat kewanitaan c. Mengatur pertumbuhan rambut kelamin d. Tidak tahu Hormon estrogen pada reproduksi wanita memiliki fungsi: a. Mempersiapkan kematangan sel telur b. Mempengaruhi sifat
Sumber informasi 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman
41
6
7
8
9
kewanitaan c. Mengatur pertumbuhan rambut kelamin d. Tidak tahu Kematangan seksual pada wanita ditandai oleh: a. Menstruasi b. Pinggul membesar c. Payudara membesar d. Tidak tahu Perubahan fisik pada wanita pubertas adalah: a. Menstruasi b. Pinggul dan payudara membesar c. a dan b benar d. Tidak tahu Membersihkan daerah kewanitaan yang benar dilakukan dengan arah: a. Dari depan ke belakang b. Dari belakang ke depan c. Kombinasi keduanya d. Tidak tahu Siklus menstruasi normal adalah: a. 21-35 hari b. 25-40 hari c. 28-40 hari d. Tidak tahu
10 Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya perhatian pada kesehatan reproduksi wanita adalah a. Kanker serviks, kista b. Diare, gatal gatal c. a dan b salah d. Tidak tahu b. Kehamilan Pertanyaan 1 Resiko kekurangan gizi pada masa kehamilan adalah: a. Melahirkan bayi dengan BB kurang b. Pendarahan saat hamil c. Tidak mudah terkena penyakit
5.Lainnya, sebutkan…..
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
Sumber informasi 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman
42
2
3
4
5
6
7
8
d. Tidak tahu Tempat untuk memeriksakan kesehatan ibu hamil adalah: a. Puskesmas, rumah sakit b. Dukun beranak c. a dan b benar d. Tidak tahu Minimal pemeriksaan kehamilan yang harus dilakukan selama kehamilan adalah sebanyak: a 4 kali b 3 kali c 2 kali d Tidak tahu Masalah gizi yang sering diderita selama kehamilan: a. Anemia besi b. Muntah muntah dan pusing c. a dan b benar d. Tidak tahu Vitamin dan mineral yang konsymsinya paling harus ditingkatkan oleh selama kehamilan: a. Folat dan zat besi b. Vitamin A dan seng c. a dan b benar d. Tidak tahu Suplemen penting yang harus dikonsumsi selama kehamilan: a. Suplemen vitamin A b. TTD (Tablet Tambah Darah) c. Omega 3 d. Tidak tahu
5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
Konsumsi suplementasi kalsium selama kehamilan dilakukan untuk: a Mencegah anemia b Mencegah mual dan muntah c Mencegah gigi rapuh pada ibu hamil d Tidak tahu Makanan sehat yang dikonsumsi 1.Sekolah selama kehamilan: 2.Orang Tua
43
a
9
Makanan pokok, lauk, sayur dan buah b Makanan pokok, lauk, sayur dan buah, suplemen vitamin c Makanan pokok, lauk, susu, sayur dan buah, suplemen vitamin d Tidak tahu Zat Gizi yang terkandung dalam TTD (Tablet Tambah Darah): a Seng b Zat besi c Folat d Tidak tahu
10 Gizi lebih saat kehamilan akan menyebabkan: a. Bayi lahir prematur b. Bayi lahir dengan kelainan c. Pendarahan saat persalinan d. Tidak tahu 11 Usia ideal untuk hamil adalah: a 25-34 tahun b 18-24 tahun c 13-17 tahun d Tidak tahu
12 Jarak antar kehamilan sebaiknya: a 1 tahun b > 1 tahun c < 1 tahun d Tidak tahu
ideal
3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
13 Konsumsi alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan: a Gangguan jantung dan sistem syaraf b Gangguan transpor oksigen ke janin c Ketidakseimbangan penggunaan energi d Tidak tahu 14 Merokok selama kehamilan akan 1.Sekolah menyebabkan: 2.Orang Tua
44 a
Gangguan jantung dan sistem syaraf b Gangguan pertumbuhan dan mental c Gangguan transpor oksigen ke janin d Tidak tahu 15 Salah satu manfaat aktivitas fisik selama kehamilan adalah: a Janin lahir lebih awal dari masa kehamilan b Memperbaiki citra tubuh dan mengurangi rasa mual c Menyebabkan stress d Tidak tahu 16 Masa kehamilan normal: a 37 minggu b >37 minggu c <37 minggu d Tidak tahu
3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
17 Manfaat berkomunikasi dengan calon bayi selama kehamilan adalah: a Memberikan pengaruh terhadap keadaan sosial dan emosional bayi b Dapat memiliki ‘awareness’ yang baik setelah lahir c a dan b benar d Tidak tahu 18 Tahap pertumbuhan otak manusia paling besar terjadi saat usia: a 5 tahun hingga remaja b Remaja hingga dewasa awal c Janin hingga dibawah 5 tahun d Tidak tahu 19 Contoh aktivitas fisik yang dianjurkan dilakukan selama kehamilan adalah: a Jogging, jalan cepat b Yoga, basket c a dan benar d Tidak tahu
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
45
20 Berkomunikasi dengan janin selama kehamilan dapat dilakukan dengan cara: a Memijat perut sambil berbicara b Bernyanyi c a dan b benar d Tidak tahu c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pertanyaan 1. Bayi diberikan ASI eksklusif saat bayi berusia: a. 0-6 bulan b. 7-24 bulan c. 2 tahun ke atas d. Tidak tahu 2.
Persalinan pada saat melahirkan harus dibantu oleh: a. tenaga medis b. bidan c. a dan b benar d. Tidak tahu
3.
Sebaiknya penimbangan pada balita rutin dilakukan setiap: a. 1 bulan sekali b. 2 bulan sekali c. 3 bulan sekali d. Tidak tahu
4.
Ciri air yang biasa digunakan untuk mandi, masak dan minum: a. tidak berasa, tidak berbau, berwarna putih b. tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna c. berasa, tidak berbau, tidak berwarna d. Tidak tahu Cuci tangan dilakukan saat: a. sebelum BAB dan BAK b. Sebelum dan sesudah makan, setelah BAB dan BAK c. setelah menyusui d. Tidak tahu
5.
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
Sumber informasi 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
46 6.
3M untuk pemberantasan jentik nyamuk penyebab DBD dan malaria merupakan singkatan dari: a. menguras, menanam, menutup b. menguras, menanam, membuang c. menguras, mengubur, menutup d. Tidak tahu 7. Porsi buah dan sayur untuk dimakan setiap hari adalah: a. 4-5 porsi b. 1-2 porsi c. 3-4 porsi d. Tidak tahu
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
1.Sekolah 2.Orang Tua 3.Media massa (Koran, majalah, internet, televisi, radio), sebutkan……. 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 8. Zat berbahaya yang terkandung 1.Sekolah dalam rokok: 2.Orang Tua a. Tar dan karbondioksida 3.Media massa (Koran, b. Tar dan Nikotin majalah, internet, televisi, c. Nikotin dan karbondioksida radio), sebutkan……. d. Tidak tahu 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 9. Waktu dan durasi yang baik 1.Sekolah untuk berolahraga adalah: 2.Orang Tua a. setiap hari 30 menit 3.Media massa (Koran, b. 3-4 hari sekali 1 jam majalah, internet, televisi, c. seminggu sekali 2 jam radio), sebutkan……. d. Tidak tahu 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan….. 10. Jamban yang sehat adalah 1.Sekolah jamban yang: 2.Orang Tua a. mudah dibersihkan 3.Media massa (Koran, b. mudah dibuat majalah, internet, televisi, c. a dan b benar radio), sebutkan……. d. Tidak tahu 4.Teman 5.Lainnya, sebutkan…..
47
D. Sikap 1000 HPK terkait Masa Prenatal a. Kesehatan Reproduksi Sikap STS 1. Membersihkan daerah kewanitaan dari arah depan ke arah belakang 2. Menghitung siklus menstruasi setiap bulan 3. Menstruasi merupakan salah satu tanda kematangan seksual pada wanita 4. Mengganti celana dalam sebanyak 2 kali sehari 5. Tidak menggunakan sabun mandi untuk membersihkan daerah kewanitaan 6. Menggunakan sabun khusus pembersih daerah kewanitaan setiap kali membersihkan daerah kewanitaan 7. Merapihkan rambut daerah kewanitaan setiap 40 hari 8. Mengganti pembalut sebanyak 3 sampai 4 kali sehari saat menstruasi 9. Tidak membersihkan pembalut saat menstruasi dan langsung dibuang 10. Tidak menjaga kesehatan reproduksi tidak akan menimbulkan penyakit apapun b. Kehamilan Sikap SS 1. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin 2. Melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak minimal 4 kali 3. Tidak perlu melakukan pemeriksaan kehamilan apabila tempat pelayanan kesehatan jauh
S RR TS STS
Alasan
S RR
Alasan
TS STS
48 4. Diperlukan peningkatan asupan gizi seiring bertambahnya usia kehamilan 5. Mengkonsumsi TTD (Tablet Tambah Darah) secara rutin selama kehamilan 6. Mengkonsumsi tambahan suplemen gizi seperti suplemen folat dan kalsium selama kehamilan 7. Meningkatkan konsumsi sayuran berwarna hijau tua 8. Mengkonsumsi makanan selama kehamilan dengan komposisi makanan pokok, lauk, sayur dan buah, ditambah dengan konsumsi susu dan suplemen vitamin 9. Hanya mengkonsumsi makanan yang disukai saja selama kehamilan 10. Tidak perlu mempersiapkan diri sebelum kehamilan dengan memenuhi asupan gizi sesuai kebutuhan 11. Lebih baik hamil di usia muda (<20 tahun) 12. Jarak kehamilan kurang dari 1 tahun tidak menyebabkan resiko apapun 13. Selama kehamilan diperbolehkan mengkonsumsi alkohol jika konsumsinya tidak berlebihan. 14. Mengurangi stress selama kehamilan dengan merokok 15. Selama kehamilan tidak diperlukan melakukan olahraga secara rutin 16. Masa kehamilan diharuskan lebih dari 37 minggu
49
17. Tidak perlu melakukan komunikasi dengan bayi di dalam kandungan 18. Melakukan olahraga secara rutin selama kehamilan seperti jogging dan yoga 19. Menyanyikan sebuah lagu untuk bayi atau mengajak bicara bayi di dalam kandungan sambil mengusap usap perut 20. Melakukan olahraga seperti sit up dan pull up selama kehamilan c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sikap SS S RR TS STS Alasan 1. Menggunakan air bersih untuk memasak, mencuci, mandi hingga minum 2. Mencuci tangan dengan menggunakan air yang mengalir dan sabun 3. Mencuci tangan hanya sebelum dan sesudah makan 4. Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) tidak harus dilakukan di jamban 5. Menguras tempat air, mengubur dan menutup tempat penampungan air dirumah 6. Mengkonsumsi minimal 8 gelas air sehari 7. Mengkonsumsi sayur dan buah sebanyak 4-5 porsi sehari 8. Membersihkan jamban secara rutin 9. Melakukan olahraga seminggu dua kali dengan durasi waktu 1-2 jam 10. Merokok saat kehamilan merugikan ibu dan bayi Ket: SS= Sangat Setuju S= Setuju RR = Ragu-ragu TS= Tidak Setuju STS=Sangat Tidak Setuju
50 Lampiran 2 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar pengetahuan kesehatan reproduksi TPB SEM 2 No
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pengertian kesehatan reproduksi Tujuan kesehatan reproduksi Alat reproduksi wanita Fungsi hormon progesteron Fungsi hormon estrogen Tanda kematangan seksual pada wanita Perubahan fisik pada wanita pubertas Arah membersihkan daerah kewanitaan yang benar Siklus menstruasi normal Penyakit akibat kurangnya perhatian pada kesehatan reproduksi
n 23 37 24 26 11 42 26 28 26 39
% 50.0 80.4 52.2 56.5 23.9 91.3 56.5 60.9 56.5 84.8
GM SEM 8 n % 34 85.0 39 97.5 30 75.0 31 77.5 24 60.0 39 97.5 22 55.0 28 70.0 27 67.5 38 95.0
51
Lampiran 3
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar pengetahuan masa kehamilan
TPB SEM 2 n % Akibat kurang gizi pada masa kehamilan 26 56.5 Tempat pemeriksaan kehamilan yang benar 45 97.8 Minimal pemeriksaan kehamilan yang harus 5 10.9 dilakukan Masalah gizi yang sering diderita selama 8 17.4 kehamilan Vitamin dan mineral yang paling harus 15 32.6 ditingkatkan selama kehamilan Suplemen penting yang harus dikonsumsi 7 15.2 selama kehamilan Manfaat suplementasi kalsium selama 4 8.7 kehamilan Komposisi makanan sehat yang harus 37 80.4 dikonsumsi selama kehamilan Zat gizi yang terkandung dalam TTD 23 50.0 Akibat gizi lebih saat kehamilan 5 10.9 Usia yang ideal untuk hamil 26 56.5 Jarak antar kehamilan yang ideal 31 67.4 Akibat konsumsi alkohol selama kehamilan 17 37.0 Akibat merokok selama kehamilan 13 28.3 Salah satu manfaat aktivitas fisik selama 22 47.8 kehamilan Masa kehamilan normal 26 56.5 Manfaat berkomunikasi dengan calon bayi 16 34.8 selama kehamilan Periode tahap pertumbuhan otak manusia 27 58.7 paling besar Contoh aktivitas fisik yang dianjurkan selama 19 41.3 kehamilan Cara berkomunikasi dengan janin selama 22 47.8 kehamilan Pertanyaan
GM SEM 8 n % 23 57.5 40 100.0 18 45.0 22
55.0
27
67.5
29
72.5
24
60.0
34
85.0
40 15 36 37 21 17 38
100.0 37.5 90.0 92.5 52.5 42.5 95.0
32 25
80.0 62.5
39
97.5
35
87.5
19
47.5
52 Lampiran 4 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar pengetahuan PHBS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertanyaan Usia pemberian ASI eksklusif pada bayi Tenaga ahli yang harus membantu Persalinan penimbangan rutin balita Ciri air yang baik untuk dikonsumsi Melakukan Cuci tangan pada saat apa saja Kepanjangan 3M Porsi sayur dan buah sehari untuk ibu hamil Zat berbahaya dalam rokok Waktu dan durasi yang baik untuk berolahraga Ciri jamban yang sehat
TPB SEM 2 n % 37 80.4 37 80.4 18 39.1 33 71.7 46 100.0 44 95.7 0 0.0 33 71.7 27 58.7 29 63.0
GM SEM 8 n % 40 100.0 36 90.0 39 97.5 39 97.5 38 95.0 37 92.5 34 85.0 34 85.0 35 87.5 35 87.5
53
Lampiran 5
No
Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar sikap kesehatan reproduksi Pernyataan
1 Membersihkan daerah kewanitaan dari arah depan ke arah belakang 10. 2 Menghitung siklus menstruasi setiap bulan 11. 3 Menstruasi salah satu tanda kematangan seksual pada wanita 12. 4 Mengganti celana dalam 2 kali sehari 13. 5 Tidak menggunakan sabun mandi untuk membersihkan daerah kewanitaan 14. 6 Tidak menggunakan sabun khusus pembersih daerah kewanitaan setiap kali membersihkan daerah kewanitaan 15. 7 Merapihkan rambut daerah kewanitaan setiap 40 hari 16. 8 Mengganti pembalut 3 sampai 4 kali sehari saat menstruasi 17. 9 Membersihkan pembalut saat menstruasi dan dibuang 18. 10 Tidak menjaga kesehatan reproduksi akan menimbulkan penyakit.
TPB SEM 2 n % 33 71.7
GM SEM 8 n % 30 75.0
38 43
82.6 93.5
40 40
100.0 100.0
44 28
95.7 60.9
39 35
97.5 87.5
9
19.6
9
22.5
26
56.5
27
67.5
42
91.3
33
82.5
42
91.3
36
90.0
44
95.7
39
97.5
54 Lampiran 6 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar sikap masa kehamilan No 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
TPB SEM 2 n % Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin 40 87.0 Melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 23 50.0 minimal 4 kali Tetap melakukan pemeriksaan kehamilan walau 42 91.3 tempat pelayanan kesehatan jauh Meningkatkan asupan gizi seiring bertambahnya 40 87.0 usia kehamilan Rutin mengkonsumsi TTD selama kehamilan 23 50.0 Mengkonsumsi suplemen folat dan kalsium 34 73.9 selama kehamilan Meningkatkan konsumsi sayuran berwarna hijau 27 58.7 tua Mengkonsumsi makanan selama kehamilan 44 95.7 dengan komposisi makanan pokok, lauk, sayur dan buah, susu dan suplemen vitamin Tidak hanya mengkonsumsi makanan yang 41 89.1 disukai saja selama kehamilan Perlu mempersiapkan diri sebelum kehamilan 40 87.0 dengan memenuhi asupan gizi sesuai kebutuhan Kurang baik hamil di usia muda (<20 tahun) 32 69.6 Jarak kehamilan kurang dari 1 tahun dapat 25 54.3 menimbulkan resiko Sama sekali tidak mengkonsumsi alkohol selama 41 89.1 kehamilan Tidak merokok untuk mengurangi stress selama 44 95.7 kehamilan Perlu olahraga rutin selama kehamilan 39 84.8 Masa kehamilan diharuskan lebih dari 37 3 6.5 minggu Perlu berkomunikasi dengan bayi di dalam 40 87.0 kandungan Melakukan olahraga secara rutin selama 37 80.4 kehamilan seperti jogging dan yoga Bernyanyi atau mengajak bicara bayi di dalam 39 84.8 kandungan sambil mengusap perut Tidak melakukan sit up dan pull up selama 27 58.7 kehamilan Pernyataan
GM SEM 8 n % 40 100.0 34 85.0 40 100.0 40 100.0 38 95.0 37 92.5 34 85.0 40 100.0
37 92.5 40 100.0 37 92.5 36 90.0 40 100.0 37 92.5 37 92.5 4 10.0 40 100.0 32 80.0 39 97.5 32 80.0
55
Lampiran 7 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar sikap PHBS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pernyataan
TPB SEM 2 n % memasak, 45 97.8
Menggunakan air bersih untuk mencuci, mandi hingga minum Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun Mencuci tangan tidak hanya sebelum dan sesudah makan saja BAK dan BAB harus dilakukan di jamban Menguras tempat air, mengubur dan menutup tempat penampungan air dirumah Mengkonsumsi minimal 8 gelas air sehari Mengkonsumsi sayur dan buah sebanyak 4-5 porsi sehari Membersihkan jamban secara rutin Melakukan olahraga setiap hari selama 30 menit Merokok saat kehamilan merugikan ibu dan bayi
GM SEM 8 n % 40 100.0
44
95.7
40
100.0
40
87.0
36
90.0
39 43
84.8 93.5
39 39
97.5 97.5
45 24
97.8 52.2
38 39
95.0 97.5
44 2 43
95.7 4.3 93.5
40 12 39
100.0 30.0 97.5
56 Lampiran 8 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakteristik contoh dan karakteristik keluarga dengan setiap komponen pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal
Variabel Usia contoh Asal daerah Uang saku Besar keluarga Pendidikan ayah Pendidikan ibu Pekerjaan ayah Pekerjaan ibu
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi R p-value 0.427 0.021 0.265 0.011 0.120 0.139 -0.276 -0.151
0.000 0.846 0.014 0.921 0.271 0.201 0.10 0.164
Pengetahuan Masa Kehamilan r pvalue 0.720 0.000 0.308 0.004 0.324 0.002 -0.013 0.905 0.319 0.203 0.079 0.468 -0.165 0.130 -0.219 0.062
Pengetahuan PHBS r pvalue 0.639 0.000 0.167 0.123 0.214 0.048 0.024 0.824 -0.122 0.263 -0.090 0.412 -0.066 0.545 -0.058 0.595
57
Lampiran 9
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakteristik contoh dan karakteristik keluarga dengan setiap komponen sikap 1000 HPK terkait masa prenatal
Variabel Usia contoh Asal daerah Uang saku Besar keluarga Pendidikan ayah Pendidikan ibu Pekerjaan ayah Pekerjaan ibu
Sikap Kesehatan Reproduksi r p-value 0.044 0.687 -0.02 0.856 -0.118 0.279 0.208 0.055 -0.139 0.203 0.158 0.146 -0.160 0.141 -0.030 0.781
Sikap Masa Kehamilan r p-value 0.316 0.003 0.03 0.782 -0.035 0.751 0.128 0.240 -0.015 0.889 -0.066 0.549 -0.015 0.890 -0.129 0.235
Sikap PHBS r 0.108 0.032 0.078 0.167 -0.122 -0.090 -0.066 -0.058
p-value 0.321 0.772 0.478 0.123 0.263 0.412 0.545 0.595
58 Lampiran 10 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakteristik contoh dan karakteristik keluarga dengan pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal Variabel Usia contoh Asal daerah Uang saku Besar keluarga Pendidikan ayah Pendidikan ibu Pekerjaan ayah Pekerjaan ibu
Pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal r p-value 0.708 0.000 0.276 0.01 0.322 0.002 0.000 0.993 0.05 0.648 0.049 0.653 -0.198 0.068 -0.166 0.126
Sikap 1000 HPK terkait masa prenatal r p-value 0.158 0.147 0.071 0.515 -0.059 0.591 0.227 0.036 -0.008 0.944 0.029 0.791 -0.076 0.484 -0.106 0.334
59
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 April 1993. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, putri pasangan Bapak Lukman Hakim Rusdi dan (Almh) Ibu R. Udharani. Pendidikan SD ditempuh pada tahun 1998-2004 di SD Negeri Menteng 03 Jakarta, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 216 Jakarta tahun 2004-2007 dan SMA Negeri 68 Jakarta tahun 20072010. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Fakultas Ekologi Manusia, Departemen Gizi Masyarakat melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2010. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi yaitu HIMAGIZI sebagai Badan Pengawas (BP) Divisi Humas pada periode 2011-2012 dan Bendahara Umum BP HIMAGIZI pada periode 2012-2013. Selain itu, penulis juga pernah menjabat sebagai Ketua Club Gizi Olahraga pada periode 2012-2013. Penulis juga merupakan anggota UKM Lises Gentra Kaheman di Divisi Tari Traditional dan pernah melaksanakan magang sebagai penulis untuk majalah KOMUNITAS FEMA IPB. Penulis juga aktif di berbagai kepanitiaan pada acara kampus diantaranya Divisi Acara di buka puasa bersama gizi masyarakat, 5TH E’SPENT (Pekan Olahraga dan seni FEMA), Anniversary of HIMAGIZI dan Nutrition Fair 2013. Penulis bekerja sebagai Steering Comittee pada kepanitiaan 3rd LIGIMA (Liga Gizi Masyarakat), divisi Humas di Masa Perkenalan Departemen (MPD) angkatan 48, dan divisi PDD (Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi) di acara Anniversary of HIMAGIZI. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum di beberapa mata kuliah di Departemen Gizi Masyarakat diantaranya Ilmu Bahan Makanan (2013 dan 2014), Analisis Zat Gizi Mikro (2013), Manajemen Jasa Makanan dan Gizi (2014) serta Ekonomi Pangan dan Gizi (2014). Juni-Agustus 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Sukamaju, Kecamatan Jonggol, Jawa Barat dan Maret 2014 penulis mengikuti Internship Dietetic (ID) di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Penulis tercatat sebagai penerima beasiswa BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa).