Kode
: I. 57
KE
: 3 (Kalimantan)
LAPORAN KEMAJUAN TAHAP I PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2012
Pengembangan Teknologi Bibit Tumbuhan Berpotensi Ekonomi Di Kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain Balikpapan
Fokus : Perkayuan Lokus : Kalimantan Timur
Peneliti Utama : Drs. R. Subekti Purwantoro, M.Si. Peneliti Anggota : 1. Dra. Hartutiningsih-M. Siregar 2. Dra. Inggit Puji Astuti, M.Si. 3. Wihermanto, S.Si. 4. Sahromi, S.Hut.
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
i
LEMBAR PENGESAHAN
Pengembangan Teknologi Bibit Tumbuhan Berpotensi Ekonomi Di Kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain Balikpapan
1.
Judul Penelitian
:
2.
Kode
:
I.57
3.
Koridor
:
3 (Kalimantan)
4.
Fokus
:
Perkayuan
5.
Lokus
:
Kalimantan Timur
6.
Biaya Penelitian
:
Rp 250.000,- (Dua ratus lima puluh juta rupiah)
7.
Peneliti Utama
:
Drs. R. Subekti Purwantoro, M.Si.
8.
Peneliti Anggota
:
1. Dra. Hartutiningsih-M. Siregar 2. Dra. Inggit Puji Astuti, M.Si. 3. Wihermanto, S.Si. 4. Sahromi, S.Hut.
DISETUJUI, Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor - LIPI
Peneliti Utama,
Ir. Mustaid Siregar, M.Si. NIP 19610523 198601 1 001
Drs. R. Subekti Purwantoro, M.Si. NIP 19580927 198803 1 001
MENGETAHUI, Deputi Bidang IPH - LIPI
Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya NIP 19600323 198412 1 001
ii
DAFTAR ISI Halaman BAB I
BAB II
PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
1
I.2 Pokok Permasalahan
2
I.3 Metodologi Pelaksanaan
2
II.2
II.3
II.4
BAB IV
2
I.3.2 Fokus Kegiatan
3
I.3.3 Bentuk Kegiatan
3
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN II.1
BAB III
I.3.1 Lokus Kegiatan
Pengelolaan Administrasi Manajerial
4
II.1.1 Perencanaan Anggaran
4
II.1.2 Pengelolaan Anggaran
4
II.1.3 Rancangan Pengelolaan Aset
5
Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja
5
II.2.1 Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja
5
II.2.2 Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja
5
II.2.3 Perkembangan Pencapaian Target Kinerja
6
Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program
11
II.3.1 Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program
11
II.3.2 Indikator Keberhasilan Sinergi Koord. Kelembagaan-Program
11
II.3.3 Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program
12
Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
12
II.4.1 Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
12
II.4.2 Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
12
II.4.3 Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
13
RENCANA TINDAK LANJUT III.1 Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja
13
III.2 Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program
13
III.3 Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
14
III.4 Rencana Pengembangan ke Depan
14
PENUTUP
14
PUSTAKA
14
DAFTAR LAMPIRAN (TABEL, FOTO, DLL)
15
1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Hutan kemasyarakatan merupakan model Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan tujuan pokok melakukan fungsi konservasi dan fungsi ekonomi berkelanjutan yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar kawasan. Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) di Kota Balikpapan Kalimantan Timur merupakan kawasan Hutan Lindung yang mengalami tekanan yang tinggi oleh aktivitas masyarakat sekitar yang mengganggu kelestarian hutan. Berdasarkan hal tersebut maka pada tahun 2011 mengacu SK Menteri Kehutanan menetapkan sebagian kawasan Hutan Lindung seluas 1.400 ha sebagai Kawasan Hutan Kemasyarakatan HLSW. Pada kawasan HLSW tersebut juga terdapat Kebun Raya Balikpapan. PKT - Kebun Raya Bogor, LIPI berperan mendukung pemberdayaan masyarakat pada Hutan Kemasyarakatan HLSW dengan melakukan kegiatan transfer teknologi pembibitan tanaman berpotensi ekonomi kepada masyarakat. Kebun Raya Bogor sebagai lembaga konservasi telah melakukan serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan bibit jenis-jenis tumbuhan berkayu berpotensi ekonomi yang meliputi kayu dan aren. Kegiatan penyiapan bibit pohon untuk berbagai keperluan yang telah dilakukan antara lain untuk dikembalikan pada habitat aslinya
dilakukan
pada
Intsia
bijuga
(Leguminosae),
Diospyros
macrophylla
(Dipterocarpaceae) di Ujung Kulon, Pinanga javana (Arecaceae) dikembalikan di Hutan Gunung Halimun dan Gunung Salak. Selain itu telah berhasil mengembangkan bibit aren, Arenga pinnata (Arecaceae) dalam skala besar dengan cara penyemaian yang lebih efisien (Mujahidin et al. 2003). Kegiatan yang akan dilakukan pada tahun pertama (2012) meliputi pelatihan teknologi pembibitan dan budidaya jenis-jenis tumbuhan berpotensi ekonomi (kayu dan aren), dan pemeliharaan bibit. Bibit tumbuhan berpotensi ekonomi kayu dan aren disemai di pembibitan Kebun Raya Balikpapan dengan menggunakan metode yang sudah disiapkan dan setelah bibit siap tanam akan dibagikan untuk sepenuhnya untuk dikelola oleh masyarakat. Khusus untuk bibit aren sengaja ditanam di Kawasan Hutan Kemasyarakatan agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Hasil dari kegiatan ini adalah menghasilkan tenaga terampil dalam melakukan perbanyakan jenis-jenis tumbuhan berpotensi ekonomi, tersedianya dan terdistribusikannya 5.000 bibit berbagai jenis tumbuhan berpotensi ekonomi kayu dan aren untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara berkelanjutan. Kegiatan pembibitan tumbuhan berkayu dan aren
2
akan dilakukan pada tahun pertama dan sekaligus melakukan survey untuk pengembangan bibit jenis tumbuhan berpotensi ekonomi lainnya melalui inventarisasi. I.2 Pokok Permasalahan Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain saat ini telah mengalami gangguan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Ditandai dengan semakin berkurangnya luasan hutan primer akibat penebangan liar, perambahan kawasan, perburuan satwa serta kebakaran hutan. Untuk mengurangi dampak kerusakan tersebut Pemerintah Kota Balikpapan bekerjasama dengan Pertamina dan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI untuk mengembangkan bibit jenis-jenis tumbuhan berkayu berpotensi ekonomi dan aren yang diperuntukkan bagi masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan lindung, diprioritaskan masyarakat yang penghidupannya sangat tergantung dari Hutan Lindung Sungai Wain. Jenis-jenis pohon yang kayunya berpotensi ekonomi a.l. Pongamia pinnata, Paraserianthes falcataria, Dipterocarpus retusus, Vitex parviflora, Intsia bijuga, Koompasia excelsa dan Arenga pinnata. Areal Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain tersebut rencana akan dikelola oleh 10 kelompok masyarakat. I.3 Metodologi Pelaksanaan I.3.1 Lokus Kegiatan Pada tahun 2012 ini akan dilakukan lokus kegiatan, yakni : Kegiatan 1. Pembuatan Modul Pelatihan Pembibitan Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr.) dan Modul Pelatihan Pembibitan Tanaman Kayu yang melibatkan seluruh peneliti, Kegiatan 2. Pelatihan Pembibitan jenis-jenis kayu dan aren bekerjasama dengan Badan
Pengelola
Lingkungan
Hidup
Kota
Balikpapan
(Panitia
Penyelenggara) dan Pertamina serta diikuti peserta yang berasal dari perwakilan Kelompok Tani yang tinggal di sekitar HKmSW, HLSW, dan DAS Manggar. Kegiatan 3. Penyemaian biji jenis-jenis kayu dan aren yang melibatkan seluruh peserta dan peneliti. Kegiatan 4. Pendataan jenis-jenis tumbuhan liar berpotensi yang melibatkan peneliti di lapangan. Kegiatan 5. Pemeliharaan bibit kayu dan aren (Petugas dari Kebun Raya Balikpapan 2 personal).
3
Kegiatan 6. Monitoring kegiatan pemeliharaan bibit merbau, kempas, sengon merah, dan aren di Kebun Raya Balikpapan, Kegiatan 7. Peneltian viabilitas biji dan pertumbuhan bibit kayu Kalimantan di PKT Kebun Raya Bogor
I.3.2 Fokus Kegiatan Fokus kegiatan pada tahap 1 adalah Pembuatan Modul Pelatihan Pembibitan Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr.) dan Modul Pelatihan Pembibitan Tanaman Kayu, pelatihan pembibitan kayu dan aren. Oleh karena itu, kegiatan pembibitan ini dilakukan melibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar Hutan Lindung Sungai Wain. Prioritas bibit dengan karakteristik daerah yang akan ditanami. Di Kalimantan Timur disesuaikan dengan bibit yang cocok di daerah tersebut. Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan di Kantor Unit Pelaksana Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain (UPBP HLSW) dan DAS Manggar, 25-30 Maret 2012. Kegiatan yang melibatkan masyarakat yang mewakili kelompok tani itu akan dibuka oleh Bapak Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.
I.3.3 Bentuk Kegiatan Bentuk kegiatan berupa pelatihan pembibitan kayu dan aren terdiri atas 2 tahap yaitu tahap pembelajaran di kelas dan tahap aplikasi dilapangan dengan melakukan praktek penyemaian biji tumbuhan berkayu dan aren. Pembelajaran di dalam kelas dilakukan di Kantor Unit Pelaksanaan Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain dan DAS Manggar. Peserta pelatihan terdiri atas perwakilan dari 10 Kelompok Tani yang berdomisili di Kecamatan Balikpapan Utara yang meliputi Kelompok Tani Mekar Tani Jaya, Karet Banua, Tunas Harapan, Mekar Hijau, Mekar Bakti, Sapo Jaya Mandiri, Tanah Leluhur, Bunga Salak, Bunga Pisang, dan Harapan Sejahtera, masing-masing kelompok diwakili 3 peserta, sehingga jumlah total peserta pelatihan 30 orang. Aplikasi dari materi yang diberikan di kelas dituangkan dalam bentuk praktek pembibitan yang lokasinya di Pembibitan Kebun Raya Balikpapan. Tempat semai berupa kotakan kayu diisi media serbuk gergaji dengan cara dihamparkan dengan ketebalan 20-25 cm (Gambar 1). Benih pohon disebar secara merata dan dilakukan penaburan fungisida dan insektisida. Kemudian ditutup kembali dengan serbuk gergaji sedalam 5-10 cm, kemudian ditaburi dengan insektisida pada permukaan medianya.
4
Tempat penyemaian diberi naungan dengan menggunakan paranet dengan intensitas 75 %. Penyiraman dilakukan setiap hari, diusahakan persemaian tidak tergenang air atau terlalu lembab. Jenis-jenis tumbuhan berpotensi ekonomi yang akan dipraktekkan meliputi:
merbau
(Intsia
bijuga),
kempas
(Koompasia
excelsa),
sengon
(Paraserianthes falcataria) dan aren (Arenga pinnata).
Gambar 1. Tempat penyemaian menggunakan kotak kayu Sumber: Mujahidin et al. (2003)
Setelah berkecambah dan berukuran 5 - 10 cm, benih dipindahkan kedalam polybag yang berukuran 15 cm x 25 cm yang sudah diisi media tanam. Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah, kompos dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Selanjutnya bibit ditempatkan pada tempat pemeliharaan bibit yang ternaungi. Pemeliharaan bibit yang dilakukan meliputi penyiraman, pengendalian hama dan penyakit, penyiangan gulma, dan pemupukan. Bibit dapat ditanam setelah berumur lebih dari satu tahun.
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN II.1 Pengelolaan Adminstrasi Manajerial II.1.1 Perencanaan Anggaran Anggaran PKPP tahun 2012 ini terbagi ke dalam 3 termin, yakni 30% diberikan pada termin I, 50% pada termin II, dan 20% pada termin III. Pada periode Februari s.d. Mei 2012, telah didapatkan dana 30% sebesar Rp 75.000.000,- yang dibagi ke dalam empat bagian, yaitu untuk gaji/upah, bahan habis pakai, perjalanan dinas, dan belanja lain-lain. II.1.2 Pengelolaan Anggaran Berdasarkan panduan melalui situs PKPP on-line dana tahap I sebesar 30% penggunaannya diuraikan dengan rincian sebagai berikut :
5
No
Uraian
Jumlah (Rp)
1 2 3 4
Gaji dan Upah 17.550.000 Bahan Habis Pakai 7.000.000 Belanja Perjalanan 40.740.000 Lain-lain 7.651.000 Jumlah Biaya 74.441.000 Sisa anggaran pada tahap I sebesar Rp 559.000,II.1.3 Rancangan Pengelolaan Aset Aset-aset yang dihibahkan ke masyarakat dimana pelatihan dan penyemaian biji merbau, kempas, sengon merah, dan aren tersebut dilakukan meliputi modul pembibitan kayu, modul pembibitan aren, buku budidaya aren, dan 5.000 bibit yang akan disiapkan untuk ditanam. II.2 Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja II.2.1 Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Kegiatan pada tahun ini terdiri atas: 1) Melakukan pembuatan Modul Pelatihan Pembibitan Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr.) dan Modul Pelatihan Pembibitan Tanaman Kayu, 2) Melakukan transfer teknologi pembibitan tumbuhan berpotensi ekonomi (kayu dan aren) melalui Pelatihan Teknik Pembibitan yang pesertanya berjumlah 40 orang terdiri dari 30 orang perwakilan dari Kelompok Tani HKm, 6 orang perwakilan dari K.T. Sungai Wain, dan 4 orang perwakilan dari K.T. DAS Manggar, 3) Melakukan penyemaian biji dan pemeliharaan bibit tumbuhan berpotensi ekonomi dan aren 5.000 bibit untuk 10 kelompok tani masyarakat pengelola Kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain Balikpapan, 4) Melakukan inventarisasi jenis-jenis tumbuhan liar berpotensi untuk dapat dikembangkan di Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain, 5) Melakukan penelitian perkecambahan biji dan pertumbuhan bibit jenis tumbuhan kayu dan buah asli Kalimantan.
6
II.2.2 Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja 1) Tersedianya modul Pelatihan Pembibitan Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr.) dan Modul Pelatihan Pembibitan Tanaman Kayu, 2) Terlatihnya tenaga terampil dalam pembibitan tumbuhan berpotensi ekonomi (kayu dan aren), 3) Tersedianya bibit tumbuhan kayu berpotensi dan aren sejumlah 5.000 bibit untuk 10 kelompok tani masyarakat pengelola Kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain Balikpapan, 4) Tersedianya daftar jenis tumbuhan liar berpotensi yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, 5) Terpublikasinya hasil penelitian perkecambahan jenis tumbuhan kayu dan buah asli Kalimantan. II.2.3 Perkembangan Pencapaian Target Kinerja 1) Telah tersedia buku Modul Pelatihan Pembibitan Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr.) dan Modul Pelatihan Pembibitan Tanaman Kayu yang digunakan sebagai panduan pelaksanaan kegiatan di lapangan (Gambar 2).
Gambar 2. Buku Modul Pelatihan Pembibitan Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr.) dan Modul Pelatihan Pembibitan Tanaman Kayu.
2) Telah dilaksanakan transfer teknologi pembibitan tumbuhan berpotensi ekonomi (kayu dan aren) melalui penyelenggaraan Pelatihan Teknik Pembibitan pada tanggal 25 s.d. 30 Maret 2012, dengan difasilitasi oleh Badan Pengelola HLSW dan DAS Manggar, PT Pertamina Unit Pemasaran Kalimantan, dan PKT-Kebun
7
Raya Bogor, LIPI untuk berperan mendukung pemberdayaan masyarakat pada Hutan Kemasyarakatan HLSW. (Gambar 3.). Peserta pelatihan adalah kelompok tani yang tinggal di sekitar hutan, diutamakan adalah kelompok tani HKm HLSW. Pemberian materi bahasan dilakukan di kelas bertempat di Kantor Unit Pelaksana Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain dan DAS Manggar, Kota Balikpapan dihadiri 54 orang terdiri atas tamu undangan dan peserta pelatihan. Kegiatan utama adalah pembekalan pada peserta bagaimana melakukan penyemaian biji dan budidaya tanaman tanaman berkayu yang menjadi salah satu target dari program utama dalam pemanfatan HKm yaitu peningkatan ekonomi masyarakat dan kelestarian kawasan HLSW, PT Pertamina dengan BPHLSW, dengan tujuan untuk meningkakan kesejahteraan kelompok tani HLSW
Gambar 3. Sambutan Direktur UPBPHLSW, Bp.Purwanto, S.Hut. dan sambutan Peneliti Utama - PKPP dari PKT Kebun Raya Bogor, LIPI, pada saat pembukaan pelatihan.
Pohon aren dikatakan tanaman yang multiguna oleh karena semua bagian tanaman tersebut dapat dimanfaatkan mulai dari buah, batang, daun dan lainlain. Pelatihan ini juga di dukung oleh CSR Pertamina yang tujuannya untuk meningkatkan wawasan pengetahuan dan kesejahteraan kelompok tersebut pembekalan pengetahuan penyemaian, pembibitan dan pemeliharaannya yang difasilitasi oleh Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI. Keinginan utama CSR Pertamina adalah Kelompok Tani HKm ini dapat berjalan seimbang dengan alam, disamping melestarikan hutan tetapi dapat dimanfaatkan hasilnya dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kelompok tani di sekitar hutan.
8
CSR Pertamina sangat peduli dengan kegiatan ini, dimana program CSR Pertamina meliputi; pendidikan, infrastruktur, kesejahteraan, dan lingkungan. Pembekalan pengetahuan tentang pembibitan melalui pelatihan ini sebenarnya tidak hanya aren saja yang pelatihan ini sebagai kelengkapan program secara menyeluruh yang telah direncanakan oleh CSR Pertamina dan Badan Pengelola HLSW dan DAS Manggar, tetapi juga pembibitan kayu dimana Kalimantan merupakan pusatnya jenis-jenis kayu komersial yang tidak bisa diabaikan pelestariannya. Diharapkan kerjasama ini berkelanjutan dengan pembekalan pengetahuan
yang
lain
untuk
mendukung
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat, seperti pelatihan budidaya tanaman buah yang beranekaragam jenis telah dimanfaatkan oleh masyarakat sejak lama.
Gambar 4. Pemateri tentang Hutan Kemasyarakatan HLSW dan Budidaya Aren
Pemateri pertama menyampaikan bahwa pada prinsipnya HKm tidak mengubah status kawasan baik itu Hutan Lindung maupun Hutan Produksi, hanya memanfaatkan hasil hutan non kayu tanpa melakukan penebangan. Kewajiban pemerintah terhadap HKm adalah memfasilitasi apa saja yang diperlukan dalam kemasyarakatan, mengevaluasi setiap kegiatan HKm, verifikasi, penetapan arel kerja, dan pemberian izin.
9
Gambar 5. Pengenalan Pohon aren dan penjelasan tentang manfaatnya yang multiguna
Aren merupakan salah satu jenis palem yang multiguna karena hampir setiap bagian tanamannya dapat dimanfaatkan. Nira adalah cairan yang keluar dari pembuluh tapis sebagai hasil penyadapan tangkai tandan bunga. Nira memiliki rasa manis sehingga digunakan sebagai bahan baku gula aren dan minuman yang dikenal sebagai tuak di Jawa Barat. Buah muda dimanfatkan untuk membuat kolang kaling sebagai campuran es, kolak pisang dan manisan buah. Ijuk memiliki nilai guna yang sangat beragam, kegunaannya tidak hanya terbatas untuk sapu ijuk, atap, tali ijuk, dan sebagainya. Selama ini para petani menyadap nira dari pohon aren liar yang tumbuh
secara
alami
setelah
tanaman berumur 12-15 tahun. Akan tetapi apabila dibudidayakan secara intensif pohon dapat berproduksi lebih awal umur 9 tahun. Berdasarkan analisis usaha tani pada petani penghasil gula aren di daerah Sumedang tahun 2002 (Mujahidin, et al. 2003) menunjukkan bahwa kelayakan usaha perkebunan aren layak dilakukan karena mampu menghasilkan pendapatan sebesar 2,204 kali biaya yang dikeluarkan. Secara umum hasil analisis usaha memberikan gambaran yang baik untuk usaha tanaman aren secara komersial. Keberhasilan
10
akan lebih meningkat bila sistem budidaya aren dilakukan secara polikultur, baik dengan tanaman keras lain maupun dengan palawija. Kegiatan praktek
penyemaian biji dan budidaya tanaman tanaman berkayu
dilakukan di areal Pembibitan Kebun Raya Balikpapan seperti pada Gambar 6.
Gambar 6. Praktek penyemaian tanaman berkayu di pembibitan KR Balikpapan.
Gambar 7. Biji jenis-jenis tanaman kayu yang disemaikan (kiri) dan tempat persemaian aren di lapangan.
3) Telah dilakukan penyemaian bibit tumbuhan kayu berpotensi ekonomi dan aren, dan pada saat ini masih dalam proses perkecambahan sedang dalam pengamatan di lapangan. 4) Terkumpulnya data tentang jenis-jenis tumbuhan liar berpotensi ekonomi (buah) yang biasa dimanfaatkan masyarakat terdiri atas 9 jenis buah berperawakan pohon, dan 2 jenis buah berperawakan merambat. Berdasarkan data tersebut dilakukan pengecekan keberadaannya apakah sudah dikoleksi di Kebun Raya Bogor. 5) Tersedianya data penelitian di pembibitan Kebun Raya Bogor tentang tumbuhan berpotensi kayu Hopea bancana (Dipterocarpaceae) dengan status konsevasi jenis ini adalah terancam kritis (CR) menurut IUCN Red List of Threatened
11
Species (2006) dan merupakan jenis endemik Indonesia. Status konservasi CR adalah status konservasi yang diberikan kepada species yang menghadapi resiko kepunahan di waktu dekat. Campur tangan manusia diperlukan untuk memulihkan regenerasinya di alam agar jenis ini tidak punah sehingga perlu dilakukan perbayakannya secara buatan. Diharapkan
hasil penelitian dan
pengembangan dapat digunakan sebagai pedoman untuk pemulihan jenis dan populasinya di alam (reintroduksi). Penelitian untuk perbanyakan ini mencakup dua tahap yaitu: (i) tahap perkecambahan dan (ii) tahap pertumbuhan bibit (transplanting).
Gambar 8. Penelitian perkecambahan biji Hopea bancana (Dipterocarpaceae) dan semainya di pembibitan Kebun Raya Bogor
II.3 Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program II.3.1 Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Koordinasi antara Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI dengan Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan melalui Unit Pelaksana Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wein dan DAS Manggar (UPBPHLSW dan DAS Manggar) telah dilakukan secara intensif sejak awal Februari 2012 untuk perencanaan dan pelaksanaan transfer teknologi pembibitan tumbuhan kayu dan aren melalui pelatihan teknologi pembibitan tumbuhan bernilai ekonomi (kayu dan aren). UPBPHLSW dan DAS Manggar memfasilitasi tempat penyelenggaraan pelatihan lengkap dengan kepanitiaannya, berkat dukungan CSR Pertamina, PKT Kebun Raya Bogor, LIPI dengan dukungan Kemenristek RI melalui Kegiatan PKPP 2012 memfasilitasi peneliti yang menekuni pembibitan aren dan kayu sebagai pemberi materi, dan penyemaian 3 jenis kayu dan aren beserta perawatannya yang bekerja sama dengan Kebun Raya Balikpapan. Pada tahap selanjutnya akan dilakukan monitoring melalui teknologi komunikasi dan perjalanan untuk pemantauan
12
pemeliharaan bibit. Di samping itu di PKT Kebun Raya Bogor juga dilakukan penelitian viabilitas biji dan pertumbuhan bibit kayu bernilai ekonomi. II.3.2 Indikator Keberhasilan Sinergi Koord. Kelembagaan-Program Koordinasi yang baik antara PKT - Kebun Raya Bogor, LIPI dengan Unit Pelaksana Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wein dan DAS Manggar dan Kebun Raya Balikpapan membuahkan hasil terlaksananya penyelenggaraan pelatihan teknologi pembibitan tumbuhan kayu dan aren, juga berhasil disemaikan 5.000 biji yang terdiri dari biji merbau, kempas, sengon merah, dan biji aren.
Gambar 9. Foto bersama setelah acara Pelatihan di depan pembibitan Kebun Raya Balikpapan.
II.3.3 Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program Koordinasi dengan UPBPHLSW dan DAS Manggar maupun dengan Kebun Raya Balikpapan dilakukan secara intensif dalam pelaksanaan yang meliputi perawatan dan transplanting semai ke dalam polibeg, tenaga yang diperlukan pengelolaan semai, bahan dan alat yang diperlukan dan monitoring pertumbuhan semai, di samping itu koordinasi juga diperlukan untuk rencana perjalanan ke Kota Balikpapan Provinsi
Kalimantan Timur
untuk memonitor
pertumbuhan dan
perkembangan bibit merbau, kempas, sengon merah, dan aren yang akan diserahterimakan kepada masyarakat Kelompok Tani di kawasan HKm. II.4 Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa II.4.1 Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
13
Transfer teknologi pembibitan kayu dan aren dapat mendukung Industri Hulu, mendukung Pengembangan Potensi Unggulan Daerah, mendukung Strategi Pembangunan Daerah, Penelitian viabilitas biji dan pertumbuhan bibit dapat mendukung Pengembangan Ilmu-Metode, dan modul Pelatihan-Pemberdayaan Masyarakat kawasan HKm. II.4.2 Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan sebagai modal penting dalam mengembangkan teknik pembibitan untuk berbagai jenis kayu berpotensi eknomi untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
di
lingkungan
Hutan
Kemasyarakatan Sungai Wain secara berkelanjutan melalui penjualan bibit untuk dipromosikan a.l. sebagai jenis-jenis tumbuhan bahan bangunan atau meubel, penghijauan, penyerap air untuk dapat dikembangkan di luar kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain. Jika dikembangkan di dalam kawasan HKmSW dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa melakukan penebangan misalnya jenisjenis pohon yang dapat dipanen buahnya khusus untuk aren dapat dipanen ijuknya untuk pembuatan sapu atau isi job mobil/pesawat aau untuk penyaring air, pertulangan daun aren dimanfaatkan untuk pembuatan sapu, bijinya untuk membuat bibit untuk dijual atau untuk kolang-kaling, niranya dapat dibuat gula merah. Penyediaan bibit kayu bertujuan untuk dapat ditanam di luar kawasan hutan untuk penghijauan, bahan bangunan, sedangkan tanaman aren dapat ditanam di kawasan HKm untuk dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Penelitian perkecambahan biji dan pertumbuhan bibit bertujuan untuk melengkapi informasi dari hasil kajian yang sudah dilakukan sebelumnya. II.4.3 Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Pengetahuan teknik pembibitan jenis-jenis kayu dan aren dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kawasan HKm melalui pengembangan pembibitan tanaman untuk dijual baik tanaman kayu maupun aren.
BAB III RENCANA TINDAK LANJUT III.1 Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja 1) Perawatan bibit yang meliputi penyiraman 5.000 biji yang disemaikan, pemindahan semai ke polibag, perawatan bibit melalui koordinasi dengan Kepala
14
Divisi yang meugaskan personal untuk perawatan bibit di Kebun Raya Balikpapan, 2) Melakukan perjalanan ke Kota Balikpapan Kaltim untuk memonitor pemeliharaan bibit merbau, kempas, sengon merah, dan aren, 3) Melakukan penelitian perkecambahan biji dan pertumbuhan bibit jenis tumbuhan kayu dan buah asli Kalimantan. III.2 Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program Akan dilakukan koordinasi secara intensif dengan Kebun Raya Balikpapan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bibit merbau, kempas, sengon merah, dan bibit aren. III.3 Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Pengetahuan teknik pembibitan kayu dan aren dapat diterapkan untuk pengembangan bibit yang dapat menupang peningkatan kesejahteraan masyarakat petani HKm. Bibit yang diterima dari kegiatan PKPP akan dapat ditanam di luar kawasan HKm untuk bibit kayu, sedang bibit aren dapat ditanam di HKm untuk pemanfaatan berkesinambungan. Penelitian viabilitas biji dan pertumbuhan bibit F. fragrans dan penyambungan antara D. zibethinus dengan D. kuteyensis serta D. dulcis dapat menjadi referensi bagi pengembangan bibit yang akan datang. III.4 Rencana Pengembangan ke Depan Pengembangan teknik pembibitan baik jenis-jenis tumbuhan kayu maupun jenisjenis tumbuhan buah liar yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan HKm menjadi prioritas pada waktu yang akan datang.
BAB IV PENUTUP Kegiatan pelatihan teknik pembibitan (kayu dan aren) dan penyemaian bibit mernbau, kempas, sengon merah, dan aren sebagai pembekalan pada masyarakat petani yang tinggal di sekitar HKm untuk diaplikasikan lebih lanjut agar dapat meningkatkan kesejahteraan petani yang kehidupannya tergantung pada kelestarian HKm dan Hutan Lindung Sungai Wain. Kegiatan penelitian perkecambahan biji dan perbanyakan vegetatif
15
masih dilanjutkan untuk menggali informasi pengembangan pembibitan yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat tanpa mengalami kesulitan.
PUSTAKA Ashton, P. 1998. Hopea bancana. In: IUCN 2O11. IUCN Red List of Threatened Species. Http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/33382/0. Diakses 24 Mei 2012. Matjik A.A. dan M. Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab, Jilid I. IPB Press, Bogor.
16
DAFTAR LAMPIRAN
17
18
19
MODUL PELATIHAN