NILAI EKONOMI AIR HUTAN LINDUNG SUNGAI WAIN DI BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR Syahrir Yusuf Laboratorium Politik, Ekonomi dan Sosial Kehutanan Fahutan Unmul, Samarinda
ABSTRACT. Value of Water Economic of Sungai Wain Protection Forest in Balikpapan, East Kalimantan. Water is every day applied for daily activities by public, while the company applies water besides to fulfill the requirement of water employee also applies for commodity exchange incorporated production process. Total of water exploited by public and PT Pertamina based on the results of successively analysis was 250,419.24 m3/year for household around the forest and 3,679,200 m3/year for PT Pertamina and employee, with economic benefit value based on water market price was Rp701.173.872/year for public around Sungai Wain Protection Forest and Rp30,353,400.000/year for PT Pertamina, or with total benefit value of Rp31,054,573,872/year. Kata kunci: nilai ekonomi, hutan lindung, Sungai Wain, Balikpapan
Hutan dan pembangunan mempunyai hubungan timbal balik. Pada kegiatan pembangunan, manusia mempunyai peran aktif dalam pemanfaatan sumberdaya hutan dan lingkungan. Manusia sangat tergantung pada sumberdaya hutan, sehingga kelestarian hutan tersebut sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas pemanfaatan sumberdaya hutan ini seharusnya dibarengi dengan suatu kegiatan dalam upaya mempertahankan dan memperbaiki kualitas dari hutan itu sendiri. Hutan di Indonesia memiliki peran terhadap aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Namun sejalan dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, tekanan terhadap sumberdaya hutan semakin meningkat (Reksohadiprodjo dan Brodjonegoro, 2000). Total kerusakan hutan saat ini diperkirakan mencapai 43 juta hektar dari 143 juta hektar luas keseluruhan hutan Indonesia. Akibatnya 297 spesies flora dan fauna terancam punah (Sumardja, 2004). Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, sumberdaya alam hayati Indonesia dan ekosistemnya mempunyai kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan, oleh karena itu perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, selaras, serasi, seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, baik masa kini maupun masa mendatang. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya konservasi, sehingga sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya selalu terpelihara dan mampu mewujudkan keseimbangan serta dapat mendukung pembangunan nasional. Keberadaan kawasan hutan lindung di suatu daerah sering menimbulkan perbedaan pemahaman berbagai pihak. Penyebabnya ialah perbedaan cara pandang terhadap nilai manfaat hutan lindung itu sendiri. Nilai manfaat produk dan jasa-jasa lingkungan hutan alam sebenarnya mempunyai nilai potensial jangka panjang, baik yang bersifat tangible maupun intangible, seperti nilai air, nilai ekowisata, nilai 211
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 3 (2), OKTOBER 2010
212
karbon, nilai pilihan, nilai keberadaan dan nilai warisan/pelestarian yang bersumber dari hutan. Implikasi dari permasalahan ini adalah “ukuran nilai manfaat yang bagaimana mudah dimengerti dan dipahami oleh semua pihak?”. Jawabnya adalah “pendekatan nilai ekonomi” sumberdaya alam. Dengan pendekatan nilai ekonomi, maka estimasi nilai manfaat dari suatu kawasan hutan lindung akan dapat diketahui secara kuantitatif terukur. Informasi nilai ekonomi yang terukur secara kuantitatif akan lebih mudah menjelaskan keterkaitan kepentingan antara pelestarian kawasan hutan lindung dan pembangunan ekonomi daerah. Tujuan penelitian adalah menghitung besarnya konsumsi air dan nilai manfaat ekonomi sumberdaya alam berupa air yang dikonsumsi masyarakat dan PT Pertamina yang bersumber dari kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HSW). Selain itu untuk mengetahui bentuk penggunaan air, baik oleh masyarakat maupun PT Pertamina. Manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan tentang pengelolaan, peruntukan dan pemanfaatan kawasan hutan lindung sesuai fungsi dan kondisi kawasan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar kawasan HLSW Kotamadya Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Beberapa pertimbangan yang mendasari dipilihnya HLSW sebagai lokasi penelitian adalah: 1. Merupakan satu di antara kawasan lindung/konservasi yang mempunyai peranan yang cukup strategis sebagai kawasan penyangga Kotamadya Balikpapan. 2. Merupakan kawasan konservasi yang mengalami gangguan dan tekanan paling intens sepanjang keberadaannya, sekaligus menjadi cerminan kebijakan pengelolaan hutan di Indonesia secara umum dan kawasan hutan lindung khususnya. 3. Mewakili potret persoalan yang sedang dan akan dihadapi kawasan-kawasan konservasi pada umumnya dalam menghadapi laju perkembangan pembangunan dan pengembangan wilayah di Kalimantan Timur khususnya. Lama penelitian kurang lebih 3 bulan dari bulan April sampai Juni 2009 yang meliputi pengumpulan data sekunder dan primer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan untuk mengumpulkan data dari masyarakat dilakukan dengan teknik wawancara serta pengamatan langsung pada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar HLSW, baik yang berada di dalam kawasan maupun di luar kawasan serta PT Pertamina, dalam hal ini adalah unit pengelola sumber air. Penentuan masyarakat yang menjadi responden dilakukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan maksud dan tujuan penelitian. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini ialah data primer dan data sekunder. Data primer atau data utama dikumpulkan dari responden terpilih, baik yang bersumber dari masyarakat setempat maupun parapihak terkait lainnya melalui
213
Yusuf (2010). Nilai Ekonomi Air Hutan Lindung Sungai Wain
teknik wawancara langsung dengan bantuan kuesioner yang dirancang dengan format terstruktur dan semi terstruktur. Metode pendekatan dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan penelitian dan sifat masalahnya. Berdasarkan tujuan penelitian yang disampaikan maupun sifat masalahnya, maka analisisnya dilakukan dengan menggunakan metode “pendekatan harga pasar”, yang mana teknik ini menggunakan harga pasar aktual sebagai harga yang dianggap mendekati nilai dari barang dan jasa lingkungan yang dihasilkan oleh kawasan konservasi. Sebagai contoh, penduduk lokal tidak membayar air yang mereka ambil dari sumber air dalam kawasan HLSW. Suatu teknik yang sederhana untuk menentukan nilai dari air tersebut adalah dengan cara membandingkannya dengan harga air yang dijual di pasar lokal. Pendekatan dalam menghitung nilai manfaat ekonomi jasa-jasa lingkungan digunakan metode willingness to pay (kesediaan membayar), biaya perjalanan dan benefit transfer. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pemanfaatan Air
Kepala Keluarga
1. Pemanfaatan air rumah tangga Umumnya masyarakat yang berada di dalam kawasan dan yang berbatasan langsung dengan HLSW memperoleh air untuk minum, mandi, cuci dan kakus dari sungai atau mata air, sedangkan yang menggunakan sumur adalah masyarakat yang berada agak jauh dari kawasan HLSW. Distribusi jumlah masyarakat berdasarkan sumber air yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1. Pada gambar tersebut terlihat, bahwa masyarakat sebagian besar menggunakan sungai dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari untuk berbagai kebutuhan hidup mereka. Masyarakat yang bermukim di dalam dan yang berbatasan langsung dengan kawasan HLSW menggunakan sungai dan mata air untuk mandi, cuci, kakus dan bahkan untuk makan dan minum.
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Mandi
Minum
Sungai
Sumur
Cuci
Kakus
Sungai & Sumur
Gambar 1. Bentuk Pemanfaatan Air oleh Masyarakat
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 3 (2), OKTOBER 2010
214
Masyarakat yang tempat tinggalnya agak jauh dari HLSW menggunakan sumur untuk kegiatan MCK, sebagian lagi menggunakan sumur dan sungai. Kondisi ini memperlihatkan bahwa ketergantungan masyarakat terhadap air yang tersedia secara alami masih sangat besar. Penggunaan air oleh masyarakat yang bersumber dari sungai dan mata air sebagian dilakukan dengan cara dialirkan langsung ke rumah mereka menggunakan pipa yang difasilitasi oleh PT Pertamina dan sebagian lagi dilakukan secara tradisional yaitu dengan langsung ke sungai melakukan aktivitas mandi, cuci dan kakus. Untuk kebutuhan minumnya dipenuhi dengan cara dipikul langsung dari sungai kemudian ditampung di rumah. 2. Pemanfaatan air oleh perusahaan PT Pertamina memanfaatkan air yang bersumber dari kawasan HLSW sejak tahun 1967 sampai sekarang dengan cara membendung air sungai yang bersumber dari DAS Wain dan DAS Bugis. Selanjutnya air tersebut ditampung pada bak-bak penampungan dengan kapasitas 600 m3 per jam yang kemudian dilakukan proses penjernihan sebelum air tersebut dialirkan ke Balikpapan (Kompleks Pertamina) untuk didistribusikan ke rumah-rumah karyawan serta ke perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi minyak. Pemanfaatan air alami oleh perusahaan secara berkesinambungan, walaupun di musim kemarau air tetap tersedia tidak lepas dari peran ekosistem HLSW, hal ini menunjukkan bahwa proses ekologis HLSW yang menunjang sistem penyangga kehidupan masih terpelihara dengan baik, di mana air yang jatuh pada daerah tangkapan (catchment area) meresap ke dalam tanah dan tersimpan sebagai air resapan, kemudian air tersebut dikeluarkan sebagai mata air sebagai sumber air sungai-sungai yang mengairi daerah-daerah yang dilaluinya. Proses pemanfaatan air oleh PT Pertamina Balikpapan ditampilkan seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Proses Pemanfaatan Air oleh PT Pertamina Balikpapan
215
Yusuf (2010). Nilai Ekonomi Air Hutan Lindung Sungai Wain
Perhitungan Nilai Air HLSW 1. Nilai air rumah tangga Hasil analisis data penggunaan air rumah tangga responden menunjukkan, bahwa besarnya konsumsi air setiap rumah tangga adalah antara 73–365 m3/tahun atau 47,24 m3/kapita/tahun. Bila diasumsikan bahwa seluruh penduduk yang bermukim di sekitar HLSW memiliki perilaku konsumsi dan memperoleh manfaat yang sama, maka jumlah nilai air Sungai Wain yang dimanfaatkan masyarakat dapat dihitung sebagaimana disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Nilai Air yang Dikonsumsi oleh Masyarakat Sekitar HLSW No A B C D E
Uraian Konsumsi air per kapita/tahun Harga pasar air untuk masyarakat Populasi masyarakat di sekitar HLSW Jumlah air yang dimanfaatkan masyarakat sekitar HLSW per tahun (A x C) Nilai air yang dimanfaatkan masyarakat sekitar HLSW
Satuan 3 47,24 m Rp2.800 5.301 jiwa
Nilai
3
250.419,24 m /tahun Rp701.173.872/tahun
2. Nilai air perusahaan Pemanfaatan air oleh PT Pertamina dalam proses produksinya dan pemenuhan kebutuhan air karyawan dilakukan dengan cara membuat bendungan untuk menampung air yang mengalir dari Sungai Wain dan Sungai Bugis. Air tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tangki penampungan dengan menggunakan mesin yang berkapasitas 600800 m3 per jam. Selanjutnya dilakukan proses penjernihan sebelum air tersebut didistribusikan ke pabrik dan ke rumah-rumah karyawan. Jumlah air yang didistribusi oleh unit pengolahan air PT Pertamina setiap harinya adalah 14.400 m3. Tabel 2. Nilai Air dari HLSW yang Dimanfaatkan PT Pertamina No
Uraian
Rata-rata air yang dimanfaatkan PT Pertamina B Harga pasar air untuk industri besar C Total air yang dimanfaatkan per tahun (14.400m3 x 365 hari) D Asumsi kebocoran 30% dari total air yang dimanfaatkan E Nilai air yang dimanfaatkan PT Pertamina per tahun Sumber: Anonim (2009)
Satuan
Nilai
A
3
14.400/m /hari 3 Rp8.250/m 3
Rp43.362.000.000/thn
3
Rp13.008.600.000/thn
3
Rp30.353.400.000/thn
5.256.000m /tahun 1.576.800 m /tahun 3.679.200 m /tahun
Berdasarkan nilai pemanfaatan air pada Table 1 dan 2, yaitu pemanfaatan air oleh masyarakat sekitar HLSW dan PT Pertamina, maka jumlah nilai air yang dikonsumsi setiap tahun adalah seperti pada Tabel 3.
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 3 (2), OKTOBER 2010
216
Tabel 3. Jumlah Nilai Air HLSW yang Dimanfaatkan No A B
Uraian Nilai air yang dimanfaatkan masyarakat sekitar HLSW Nilai air yang dimanfaatkan PT Pertamina Balikpapan Jumlah nilai air
Nilai (Rp) 701.173.872/tahun 30.353.400.000/tahun 31.054.573.872/tahun
Kesimpulan Konsumsi air masyarakat untuk rumah tangga adalah sebesar 250.419,24 m3/tahun dan PT Pertamina sebesar 5.256.000 m3/tahun. Masyarakat memanfaatkan air untuk mandi, cuci, kakus dan minum, sedangkan PT Pertamina memanfaatkan air untuk proses produksi minyak serta rumah tangga karyawan. Jumlah nilai air yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan PT Pertamina adalah sebesar Rp31.054.573.872/tahun DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Laporan Tahunan Hutan Lindung Sungai Wain. Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain, Balikpapan. Reksohadiprodjo, S. dan A.S.B. Brodjonegoro. 2000. Pengantar Ekonomi Lingkungan. BPFE, Yogyakarta. Sumardja, E.A. 2004. Pemanfaatan Sumber Hayati Secara Berkelanjutan. Disampaikan pada Seminar Aktivitas Penelitian Program Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kerja sama antara Pusat Penelitian Biologi LIPI, BCP–JICA dan Direktorat Jenderal PHKA Departemen Kehutanan di Bogor Tanggal 26–27 Juni 2002.