PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI PENJUALAN FURNITURE MENGGUNAKAN METODE AIR TERJUN Handimi1, Yanti Faradillah Siahaan2, Husni Lubis3 Jurusan Sistem Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. HM Jhoni No 70 Medan, Indonesia 1
[email protected],
[email protected] Abstrak Furniture adalah kebutuhan perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti kursi, meja, tempat tidur dan lemari. Furniture juga merupakan penunjang gaya hidup masa kini yang sangat diminati oleh masyarakat. Usaha dibidang penjualan furniture juga sangat berkembang, dengan demikian dibutuhkan sistem informasi penjualan furniture secara terkomputerisasi dan efisien. Tujuannya untuk mempermudah pengolahan data dan penjualan furniture dengan sistem yang interaktif dan userfriendly. Penulis mengembangkan sistem informasi penjualan furniture dengan metode SDLC air terjun (waterfall), perancangan menggunakan UML, bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Implementasi sistem menggunakan pengujian white box. Hasil yang diperoleh berupa website Gallery Furniture dengan nama domain Handimi.com. Out put sistem interaktif, dinamis, memiliki fasilitas keranjang belanja, print report dan menerapkan SEO. Kata Kunci : Analisa sistem air terjun, gallery furniture online Abstract Furniture is a home fixture that includes of all items such as chairs, tables, beds and cabinets. Furniture is also supporting today's lifestyle which is in demand by the public. Business in the sale of furniture is also highly developed, thus needed computerized and efficient sales information system. The goal is to simplify data processing and sale of furniture with an interactive and userfriendly system. The authors develops the sales of furniture information systems with waterfall SDLC methods, the design using UML, PHP programming language and MySQL database. Implementation of the system using white box testing. The results is in website of Gallery Furniture with the domain name Handimi.com. Its output interactive, dynamic, has a shopping cart facility, print report and applying SEO. Keywords : Analysis of waterfall system, an online furniture gallery.
1. Pendahuluan Sistem informasi penjualan manual sudah banyak ditinggalkan oleh penggunanya. Banyak hal yang menjadikan sistem informasi penjualan manual menjadi kurang sesuai dengan kehidupan masyarakat yang semakin dekat dengan teknologi informasi. Salah satu kelemahan system manual adalah proses transaksinya yang tidak efisien sehingga banyak waktu yang dihabiskan. Sistem manual ini juga masih menggunakan kertas sebagai media utama pencatatan datanya. Mengingat berbagai kelemahan yang ada pada sistem informasi penjualan manual, penulis ingin mengembangkan sistem informasi penjualan menjadi sistem informasi penjualan yang terkomputerisasi. Sistem informasi penjualan ini member banyak manfaat bagi para pelaku usaha. Banyak kemudahan yang diberikan khususnya untuk pengaturan berkas, pencatatan data barang, data pelanggan dan data
transaksi penjualan yang tidak lagi menggunakan kertas. Waktu yang dibutuhkan juga dapat diminimalisir walaupun data yang diolah dalam jumlah besar. Hal ini yang menjadikan sistem informasi penjualan yang terkomputerisasi semakin diminati. Penulis tidak hanya mengembangkan sistem informasi penjualan manual menjadi sistem informasi penjualan terkomputerisasi tetapi juga berbasis web. Sistem ini digambarkan dalam suatu prototipe sistem yang dapat diakses langsung melalui jaringan internet. Sistem informasi penjualan yang dipilih adalah sistem informasi penjualan furniture, khususnya Sistem informasi penjualan pada toko mekar furniture. Pemilihan bidang usaha furniture dikarenakan bidang usaha tersebut adalah bidang usaha yang sangat diminati oleh masyarakat sebagai
Biltek Vol. 3, No. 023 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan
1
penunjang gaya hidup masakini. Salah satu metode yang diterapkan dalam pengembangan sistem informasi ini adalah metode air terjun (waterfall), metode air terjun termasuk metode klasik yang dianggap paling sesuai dengan prototipe sistem yang akan dibangun. Dengan mengembangkan dan membangun prototipe sistem informasi penjualan dengan metode air terjun ini, diharapkan memberi banyak manfaat tidak hanya bagi pelaku usaha/perusahaan tetapi juga bagi konsumen. Berdasarkan dari latar belakang tersebut, penulis ingin membangun sebuah website yang mampu memberikan layanan penjualan dan layanan informasi bagi pelanggan maupun pihak pengelola dalam proses penjualan furniture yang mendukung proses penjualan secara interaktif dan user friendly. Denagn ini penulis mengambil tema dan berinisiatif untuk judul Tugas Akhir ini yaitu “Pengembangan dan Prototipe Sistem Informasi Penjualan Furniture Menggunakan Metode Air Terjun”. 2. Landasan Teori 2.1 Pengembangan Sistem Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki karena adanya permasalahan yang timbul di sistem yang lama. (Jogiyanto, 2005) Menurut Jogiyanto (2005) mengatakan: siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle) atau SDLC merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan dan langkah di dalam tahapan tersebut dalam proses pengembangannya. Tahapan tersebut terdiri dari: 1. Kebijakan dan Perencanaan Sistem Kebijakan sistem (system policy) merupakan landasan dan dukungan dari manajemen puncak untuk membuat perencanaan sistem. Perencanaan sistem (system planning) merupakan pedoman untuk melakukan pengembangan sistem. 2. Analisa Sistem Analisa sistem merupakan tahapan menganalisis sistem untuk menemukan kelemahannya sehingga dapat diusulkan perbaikannya. 3. Desain (perancangan) Sistem secara umum Desain sistem secara umum merupakan persiapan dari desain terinci yang mengidentifikasikan komponen sistem informasi yang akan didesain secara rinci. 4. Desain (perancangan) Sistem terinci Desain sistem terinci dimaksudkan untuk pemrograman komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasikan sistem. 5. Seleksi Sistem
Seleksi sistem merupakan tahap untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak untuk sistem informasi. 6. Implementasi Implementasi sistem yaitu tahapan menerapkan sistem supaya sistem siap dioperasikan. 7. Perawatan Sistem Perawatan sistem merupakan tahapan setelah pengembangan sistem selesai dilakukan atau sistem telah dioperasikan. 2.2 Model Air Terjun / Waterfall Model air terjun adalah sebuah metode pengembangan software yang bersifat sekuensial. Metode ini dikenalkan oleh Royce pada tahun 1970 dan pada saat itu disebut sebagai isi klus klasik dan sekarang ini lebih dikenal dengan sekuensial linier. Selain itu model ini merupakan model yang paling banyak dipakai oleh para pengembang software. Inti dari metode air terjun adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melakukan pengerjaan langkah 2, 3 dan seterusnya. Secara otomatis tahapan ke-3 akan bisa dilakukan jika tahap ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan. Ada dua gambaran dari model air terjun, walaupun berbeda dalam menggunakan fase tapi intinya tetap sama.
Gambar 2.1.Model Air Terjun (Sumber : Roger S. Pressman (1992)) Secara garis besar berikut penjelasan mengenai fasefase dalam model air terjun. 1. Analisa Kebutuhan (Requirement Analysis) Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap ini bisa malakukan sebuah penelitian, wawancara atau study literatur. Seorang sistem analis akan menggali informasi sebanyak banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah sistem komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam
Biltek Vol. 3, No. 023 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan
2
pembuatan sistem. Dokumen inilah yang akan menjadi acuan sistem analis untuk menterjemahkan kedalam bahasa pemprogram. 2. Desain Sistem (System Design) Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat pengkodean. Proses ini berfokus pada struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirment. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya 3. Coding / Penulisan Kode Program (Implementation) Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh programmer yang akan meterjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam artian penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan pengujian adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki. 4. Penerapan / pengujian program (Integration & Testing) Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah melakukan analisa, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadiakan digunakan oleh user. Model air terjun juga memiliki kelebihan, adapun kelebihan metode air terjun adalah sebagai berikut : 1. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu. 2. Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu. 3. Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah tergolong kuno, daripada menggunakan pendekatan asal-asalan. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik. Model air terjun juga memiliki kelemahan, adapun kelemahan metode air terjun adalah sebagai berikut : 1. Diperlukan manajemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk. 2. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan yang berakibat pada tahapan selanjutnya.
3. Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidak pastian pada saat awal pengembangan. 4. Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang lama. 5. Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial seperti pada teori. Iterasi sering terjadi menyebabkan masalah baru. 3. Analisis dan Perancangan 3.1 Analisis Sistem Berjalan Umumnya sistem yang digunakan pada beberapa usaha furniture adalah sistem manual dengan mencatat pada beberapa faktur, dan pemesanan pelanggan datang langsung ke pusat penjualan, beberapa proses manual yang berlangsung pada perusahaan tersebut adalah : 1. Dalam proses pengolahan data masih menggunakan perangkat tulis, data yang diolah berupa nama produk, persediaan, dan pemesanan. 2. Inputan data dan media penyimpanan data pemesanan beberapa usaha furnitrue menggunakan sistem pengarsipan dan belum menggunakan pemrograman terstruktur yang dirancang khusus. Data pelanggan yang diterima adalah nama pelanggan, alamat, nomor identitas, jenis kelamin dan telepon, sedangkan data pemesanan data yang diterima adalah informasi data pelanggan, dan produk yang dipesan. 3. Dalam hal pemesanan, pelanggan harus datang ke lokasi penjualan, karena banyak perusahaan yang belum memanfaatkan media internet. 4. Penanggung jawab perusahaan menerima laporan data pelanggan, produk data pemesanan. Seluruh laporan yang dihasilkan merupakan print out dari softcopy dari inputan menggunakan aplikasi microsoft excel yang telah dilakukan oleh administrasi. Berikut adalah alur dari sistem yang sedang berjalan:
Biltek Vol. 3, No. 023 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan
3
(Sumber: Data diolah, 2014) Keterangan Gambar 3.2: 1. Untuk dapat mengakses dan melakukan pemesanan produk, pelanggan terlebih dahulu harus menjadi member dalam website yang dibangun. Danjuga dapat memberikan pesan kepada administrasi website, dari website yang dirancang pelanggan menerima informasi produk terbaru dan dapat melihat semua spesifikasi produk furniture yang dijual. 2. Sebagai administrator website, adminmelakukan input data dan memeriksa pemesanan produk maupun pesan dari pelanggan, inputdata yang dilakukan adalah data admin, data member, datakategori, dan data furniture. Seluruh hasil pengolahan data pimpinan menerima laporan data admin, data produk, data member dan data pemesanan, selaku penanggung jawab dari seluruh mekanisme sistem. Gambar 3.1 Sistem yang sedang berjalan (Sumber: Data diolah, 2014)
3.2.1 Perancangan Basis Data Menggunakan E/R Diagram
3.2 Perancangan Sistem Usulan Pada perancangan sistem menjelaskan mengenai rancangan yang akan dikerjakan serta fitur-fitur yang akan dipakai pada aplikasi tersebut seperti algoritma rancangan, rancangan layar, dan lainnya. Dimana objek dari perancangan ini difokuskan pada pengembangan sistem penjualan berbasis website. Untuk menggambarkan proses sistem penulis menggunakan beberapa diagram, yaitu sebagai berikut.
Diagram ER berfungsi untuk menggambarkan relasi dari dua file atau dua tabel yang dapat digolongkan dalam tiga macam bentuk yaitu one to one,one to many, dan many to many.
3.2.1 Use Case Diagram Use case diagram berfungsi untuk menggambarkan kegiatan aktor atau pengguna aplikasi. Adapun use case diagram aplikasi yang dirancang dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.
Gambar 3.3 Entity Realtionship Diagram (Sumber: Data diolah, 2014) 3.3 Implementasi
Gambar 3.2.Use Case Diagram Sistem Yang Dirancang
Pada tahap ini adalah tahapan dimana kita dapat membuktikan apakah sistem yang dirancang sudah layak dan sudah sesuai dengan perancangan. Sebuah sistem yang telah dirancang dan sudah memasuki tahap pemasaran ada baiknya sistem tersebut diuji terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ditemukan masalah pada sistem yang dirancang dan dapat diselesaikan secepatnya dengan baik tanpa kekurangan dalam sistem yang dihasilkan maka sistem ini sudah dapat dijadikan untuk
Biltek Vol. 3, No. 023 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan
4
pengembangan Gallery Furniture di Indonesia. Tahap implementasi sistem ini dapat membutuhkan beberapa faktor untuk mendukung kinerja sistem antara lain: 1. Perangkat Keras ( Hardware ) 2. Perangkat Lunak ( Software ) 3. Perangkat Manusia ( Brainware ) Implementasi aplikasi dimulai dari halaman menu utama merupakan halaman depan saat pengunjung pertama kali mengunjungi website yang berisikan menu dan gambar promo terbaru
Gambar 3.6 Halaman Pemesanan (Sumber: http://www.Handimi.com, 2014) Data yang tersimpan pada database akan diterima oleh admin untuk segera diproses dan memperbaharui status pesanan. Setelah status pesanan diperbaharui, maka user akan menerima bukti faktur yang dapat diprint seperti gambar berikut:
Gambar 3.4 Halaman Menu Utama (Sumber: http://www.Handimi.com, 2014) Setelah itu user dapat login sebagai member dan dapat memilih berbagai furniture pada halaman furniture.
Gambar 3.7 Halaman Print Faktur (Sumber: http://www.Handimi.com, 2014) Pada gambar diatas berisikan data produk yang dipesan, total harga yang harus dibayar serta tanda pengiriman dan penerima.
4. Kesimpulan
Gambar 3.5 Halaman Furniture Sumber: http://www.Handimi.com, 2014) Setelah menentukan furniture yang akan dipesan, maka detail data pemesanan akan tertera di halaman pemesanan
Berdasarkan analisis dari program yang telah dibuat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah sebuah aplikasi penjualan dan pembelian furniture yang interaktif dan dinamis. Dapat diakses secara online atau berbasis internet. Sehingga sangat efisien dalam mengolah data penjualan. Terdapat print report untuk memudahkan admin dan pelanggan dalam memperoleh rekapitulasi data.
Biltek Vol. 3, No. 023 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan
5
Daftar Pustaka: [1.]
Azwar, Saifuddin, 1998, Metode Penelitian, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. [2.] Dera Kristia Anggraini, Bambang Eka Purnama, Sukadi, 2012, Pembuatan Sistem Informasi Simpan Pinjam Unti Pengelola Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Mp) Pada Kecamatan Nawangan, IJCSS, ISSN 1979-9330. [3.] Era Alfansyuri, 2010, Implementasi Sistem Informasi Geografis Pendidikan Untuk Pengelolaan Pendidikan Dasar Kabupaten Tanah Datar, Rekayasa Sipil, Vol. 4, No. 1, ISSN 1858-3695. [4.] Hidayatullah, A.Taufiq, 2007, Merancang Sendiri Halaman Website Menggunakan Macromedia Dreamweaver 8, penerbit Indah, Surabaya [5.] Jogiyanto, Hartono, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, penerbit Andi, Yogyakarta. [6.] Ladjamudin, Al-Bahra, 2005, Analisis Dan Disain Sistem Informasi, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. [7.] Nugroho, Eko, 2008, Sistem Informasi Manajemen, Index, Jakarta. [8.] Roger S. Pressman, Ph.D, 2002, Rekayasa perangkat Lunak, Pendekatan Praktisi (Buku Satu), penerbit Andi, Yogyakarta. [9.] Sugiarti, Yuni, 2013. Analisis Dan perancangan UML (Unified Modeling Languange) Generated VB.6, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. [10.] Sunarfrihantono, Bimo, 2002, PHP dan MySQL untuk Web, penerbit Andi, Yogyakarta. [11.] Utami Dewi Widianti, Pembangunan Sistem Informasi Aset Di PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) Berbasis Web, Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika, Vo.1, No. 2, ISSN 2089-9033. [12.] Yasin, Verdi, 2012, Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Pemodelan Arsitektur Dan Perancangan, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
Biltek Vol. 3, No. 023 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan
6