PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP Oleh: Welni Gusma Nengsih, Sudirman, R.R.P. Megahati Program Studi Pendidikan Biologi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Email:
[email protected] ABSTRACT Module is the smallest unit learning program that systematically arranged, it can used by students independently without guidance of a teacher. The purpose of this study is to produce a module with concept map. The types concept map is picture concept map. The subject of this research is Human Disgetion System for class VIII SMP. This was a development research with a prodecural model. Models and procedure of development was develop with 4-D model, but for something reason this research just done on develop phase. Phases are define, design and develop. This research has been implemented and tested on January 13, 2014 by three teachers and 20 students of class VIII SMPN 4 Lengayang. The results of this study is module with picture concept map on the subject of Human Disgetion System average validity of modules was 87,59 % and very practicality of modul was 90,26 %. Based on the results, this research can be concluded that the development of modules based with picture concept map of material in human disgetion system development subject is valid and practical. Keywords: Module, Picture Concept Map, Human Disgetion System PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan bernilai edukatif yang terjadi antara anak dengan lingkungan belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 2) yang menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Seorang guru harus mampu mengembangkan kompetensinya dalam merancang dan menggunakan media pembelajaran. Apabila guru tidak mampu
mengembangkan kompetensi dalam menggunakan media maka proses belajar mengajar tidak akan terlaksana dengan baik. Briggs (1970 dalam Sadiman, dkk. 2006: 6) mengatakan bahwa “Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”. Beberapa contoh dari media ini seperti buku, film, kaset, modul, handout dan sebagainya. Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah modul. Menurut Prastowo (2011: 106) modul adalah “Sebagai sebuah bahan ajar yang
1
disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik atau guru”. Penggunaan modul ternyata sudah diterapkan di SMPN 4 Lengayang. Informasi ini penulis dapatkan setelah mengadakan wawancara dengan guru Biologi kelas VIII dan beberapa orang siswa pada tanggal 13 Januari 2013 tentang tinjauan kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) disekolah tersebut. Namun modul yang digunakan terdapat beberapa kekurangan seperti penulisan kata-kata yang salah, termasuk penulisan konsepkonsep. Tampilan modul yang kurang menarik, tidak tersedianya penjelasan tentang konsep-konsep secara terperinci, serta gambar ilustrasi yang kurang komunikatif. Di sekolah SMPN 4 Lengayang ini belum ditemukan penggunaan modul yang diawali dengan peta konsep bergambar. Padahal dengan penggunaan modul disertai peta konsep bergambar akan membantu siswa dalam memahami materi sebab memiliki keunggulan (1)peta konsep mengandung konsep-konsepatau ide-ide yang sentral atau pokok, (2)peta konsep menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lainya,(3)peta konsep memiliki kata penghubung atau label yang dimaksudkan sebagai penghubung diantara konsep-konsep, dan (4) bentuk peta konsep memunculkan suatu diagram atau peta sebagai representasi suatu makna.
adalah tiga orang guru dan siswa kelas VIII yang berjumlah 20 orang. Penelitian ini dilakukan 13 Januari tahun pelajaran 2013/2014. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji validitas modul meliputi empat aspek penilaian, yaitu aspek Didaktik, aspek kontruksi, aspek teknis. Validitas modul dinilai oleh lima validator yang terdiri dari dua orang dosen dan tiga orang guru Biologi SMP. Hasil dari analisis uji validasi oleh validator disajikan pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Hasil Validasi Modul oleh Validator N o
Aspek yang dinilai
∑
Nilai validitas (%)
1
Didaktik
90
90
2 3
Kontruksi 158 teknis 85 Total nilai validasi Rata-rata nilai validasi (%)
Kriteria
87,77 85 263,77
Sangat Valid Valid Valid -
87,59
Valid
Hasil validasi modul di atas menunjukkan bahwa modul telah valid dengan nilai validasi 87,59%. Selanjutnya modul direvisi sesuai saran dari validator seperti pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Revisi Modul Sesuai Saran dari Validator Aspek yang direvisi
Didaktik
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Penelitian ini bertujuan untuk mendesain bahan ajar berupa modul disertai peta konsep bergambar pada materi sistem pencernaan pada manusia. Populasi dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SMP kelas VIII di SMP N 4 Lengayang. Sampel dalam penelitian ini
Saran Validator Perbaiki option soal-soal dan cover perbaiki tidak pakai keterangan serta penulisan kalimat. Perbaiki gambar dan keterangan gambar yang kurang jelas serta kata sambung pada peta konsep bergambar.
Keterang -an Sudah diperbaiki
Sudah diperbaiki
Setelah uji validasi dan revisi modul dilakukan maka modul dapat digunakan untuk uji praktikalitas. Uji praktikalitas modul dilakukan oleh tiga orang guru Biologi dan 20 orang siswa kelas VIII SMPN 4 Lengayang pada tanggal 13 Januari 2014.
2
1. Praktikalitas Modul oleh Guru Hasil praktikalitas modul yang dilakukan oleh guru dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Hasil Praktikalitas Modul oleh Guru No
Aspek Penilaian
1.
Kemudahan dalam penggunaan Efesiensi waktu pembelajaran Penjabaran materi
2. 3.
Total nilai praktikalitas (%) Rata-rata nilai praktikalitas (%)
Nilai Praktikalitas (%) 93,25
86 91,55 270,8 90,26
perguruan tinggi tidak perlu untuk disertakan pada cover serta perbaikan tata letak penulisan materi yang akan dibahas pada cover modul menjadi lebih baik lagi. Aspek penilaian uji validitas modul mencakup:aspekdidaktik, kontruksi,teknis, (Lestari, 2013: 105). Penilaian validitas modul sesuai ketiga aspek di atas dijadikan indikator kevalidasi modul yang dihasilkan. Hasil validasi modul dari aspek didaktik termasuk sangat valid dengan nilai validitas sebesar 90%. Modul yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum KTSP yang mencakup kesesuaian dengan SK dan KD. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 28) bahwa dalam membuat suatu bahan ajar yang baik harus terdapat komponen kompetensi yang akan dicapai oleh siswa seperti SK, KD dan Indikator pembelajaran. Hasil validasi modul dari aspek kontruksi termasuk sangat valid dengan nilai validitas sebesar 87,77%. Aspek yang dinilai meliputi keterbacaan dan kejelasan informasi, kesesuaian penulisan dengan EYD serta penggunaan bahasa yang baik. Hal ini didukung oleh pendapat Lestari (2013: 3) bahwa penyajian bahasa dalam pembuatan suatu bahan ajar perlu diperhatikan agar siswa lebih mengerti dengan apa yang dibacanya. Hasil validasi modul dari aspek teknis termasuk valid dengan nilai validitas sebesar 85%. Aspek yang dinilai meliputi kejelasan tujuan, urutan penyajian, meningkatkan motivasi dan stimulus-respon serta kelengkapan informasi. Hal ini sesuai pendapat Lestari (2013: 3) bahwa dalam membuat suatu bahan ajar yang baik harus terdapat komponen penting seperti adanya petunjuk belajar untuk guru dan siswa, adanya sejumlah kompetensi yang akan dicapai oleh siswa, tersedianya informasi pendukung, adanya latihan-latihan, petunjuk kerja dan alat evaluasi sehingga guru akan lebih mudah mengarahkan siswa untuk belajar.
Kriteria
Sanagt Praktis Sangat Praktis Sangat Praktis Sangat Praktis
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa penilaian praktikalitas modul oleh guru adalah sangat praktis dengan nilai praktikalitas 90,26%. 2. Praktikalitas Modul oleh Siswa Uji praktikalitas oleh 20 orang siswa kelas VIII SMPN 4 Lengayang, diperoleh data hasil uji praktikalitas seperti pada tabel 4 berikut Tabel 4. Hasil Uji Praktikalitas Modul oleh Siswa No
1.
Aspek yang dinilai
Kemudahan dalam penggunaan 2. Efesiensi waktu pembelajara Total nilai praktikalitas (%) Rata-rata nilai praktikalitas (%)
Nilai Praktikalitas (%) 92,5
Kriteria
90
Sangat Praktis -
182,5 91,25
Sangat Praktis
Sangat Praktis
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa penilaian praktikalitas modul oleh siswa adalah sangat praktis dengan nilai praktikalitas 91,25%. Analisis data uji validasi modul menunjukkan modul termasuk valid dengan nilai validasi sebesar 87,59%. Aspek yang direvisi meliputi perbaikan background cover yang tidak berwarna telah diganti dengan tampilan yang berwarna dan menghilangkan identitas 3
Hasil validasi modul dari aspek teknis termasuk valid dengan nilai validitas sebesar 85%. Aspek yang dinilai mencakup penyajian gambar dan desain tampilan. Penyajian gambar yang jelas dan menarik akan meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 124) yang menyatakan bahwa penyajian gambar-gambar sangat dibutuhkan untuk mendukung dan memperjelas isi materi, karena disamping akan memperjelas uraian juga dapat menambah daya tarik dan mengurangi rasa kebosanan siswa untuk mempelajarinya. Di samping itu, Sanjaya (2012: 166) menyatakan bahwa gambar harus dapat melatih keterampilan berfikir dan mengembangkan kemampuan imajinasi siswa. Berdasarkan hasil validasi di atas menunjukkan bahwa modul disertai peta konsep bergambar pada materi sistem pencernaan pada manusia yang dihasilkan dinyatakan valid oleh validator dengan nilai validitas sebesar 87,59%. Modul selanjutnya dilakukan uji praktikalitas oleh tiga orang guru dan 20 orang siswa kelas VIII SMPN 4 Lengayang. Uji praktikalitas modul mencakup tiga aspek penilaian, yaitu kemudahan dalam penggunaan, efesiensi waktu pembelajaran, penjabaran materi. Analisis data hasil uji praktikalitas oleh guru menunjukkan bahwa modul yang dihasilkan termasuk sangat praktis dengan nilai praktikalitas sebesar 90,26%. Analisis data hasil uji coba praktikalitas siswa menunjukkan bahwa modul juga termasuk sangat praktis untuk digunakan dengan nilai praktikalitas sebesar 91,25%. Penilaian uji praktikalitas dari aspek kemudahan dalam penggunaan memperoleh nilai praktikalitas dari guru sebesar 90,26% dan berada pada kategori sangat praktis untuk digunakan. Sedangkan nilai praktikalitas dari siswa sebesar 91,25% dan berada pada kategori sangat praktis untuk digunakan. Perbedaan penilaian antara guru dengan siswa ini karena siswa merasa bahwa penggunaan
media yang menarik akan membuatnya lebih aktif sehingga pengalaman belajar yang dirasakannya akan sulit untuk dilupakan. Hal ini senada dengan pendapat Jalius (2009: 79) yang menyatakan bahwa bila dalam pembelajaran menggunakan media yang menarik, maka disamping siswa mendengar penjelasan dari guru, siswa juga akan memperhatikan media yang dipakai. Penilaian uji praktikalitas modul dari aspek efesiensi waktu pembelajaran , memperoleh nilai praktikalitas dari guru sebesar 86% dan berada pada kategori sangat praktis untuk digunakan. Sedangkan nilai praktikalitas dari siswa sebesar 91,25% dan berada pada kategori sangat praktis untuk digunakan. Isi suatu bahan ajar akan mempengaruhi ketuntasan anak dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari (2013: 3) bahwa bahan ajar yang dibuat harus mampu mendorong anak belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan belajarnya. Untuk itu, bahan ajar harus memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran. Penilaian praktikalitas modul dari aspek penjabaran materi, memperoleh nilai praktikalitas dari guru sebesar 91,55% dan dinyatakan sangat praktis digunakan. Sedangkan nilai praktikalitas siswa sebesar 91,25% dan termasuk sanagt praktis digunakan. Hal ini karena penggunaan modul dapat membuat waktu belajar lebih efektif, efisien dan dapat dipakai berulangulang. Hal ini sejalan dengan pendapat Jalius (2009: 81) yang menyatakan bahwa media memiliki salah satu nilai praktis yaitu menyajikan informasi belajar atau pesan secara serempak kepada siswa dengan mengatasi ruang dan waktu. Berdasarkan uji praktikalitas dari aspek motivasi, modul memperoleh nilai praktikalitas dari guru dan siswa sebesar 91,25% dan termasuk sangat praktis digunakan. Adanya motivasi dari dalam diri siswa maka akan mendorongnya untuk lebih semangat dalam proses belajarnya. 4
Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 396) bahwa modul dapat berfungsi sebagai motivator bagi siswa untuk terus membaca dan memahami materi. Oleh karena itu, gaya tulisan dan dan tampilan modul harus dapat mendorong semangat siswa untuk terus membaca dan memahami materi-materi di dalamnya.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pengembangan modul yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan dihasilkannya modul yang disertai peta konsep bergambar pada materi sistem pencernaan pada manusia untuk kelas VIII SMP yang valid dan sangat praktis. DAFTAR PUSTAKA Jalius, Ellizar. 2009. Pengembangan Program Pembelajaran. UNP Press: Padang Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Akademia: Padang. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: Jogjakarta Sadiman, S. Arief, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 2006. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada: Jakarta Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Kencana: Jakarta Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. rev.ed. Rineka Cipta: Jakarta
5