PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) YANG DIAWALI PETA KONSEP DISERTAI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN HEWAN UNTUK SISWA SMA Oleh: Martia Wardhani, Siska Nerita, Diana Susanti Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
[email protected] ABSTRACT Media of teaching is hold the important role in teaching learning process and can improve the quality of learning process. Teacher as facilitator must able in make interest and innovative. The teaching material each of media of teaching in the school is LKS. The using of LKS in learning process at school can give the big opportunity to students for get the best achievementin learning. Based on the observation and interview which have been conducted toward teacher and student that in SMAN 1 sungai limau, the student use the LKS as guided in learning process. The LKS that use by the students, serve the material that too long, and the picture have not colour so the LKS is unclear ans less interest, besides that LKS do not have have concept map. The purpose or this research is to resulted LKS that begin with concept map along with picture in animal network material which valid and practical. The research of LKS that begin with concept map along with picture in animal network material is develop by using model 4-D, consist of step define, design step, develop step and disseminate step, but in this research only in develop step because of limited cost and time. The result of this research, get the average of value in test validity that fill by the lecturer and teacher that is 89,17% with some aspect of validity criteria of didaktik, construction and technique, mean while the praktikalitas test that doing by the teacher is 88,27% with very practical criteria and the praktikalitas value by students get 82,89% whit practical criteria. From the result of which obtained in conclusion, LKS have develop, valid and very practical for the teacher and practical for students. Key Words: LKS, Map Concept, Animal Network. PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa ini bertujuan untuk menciptakan suatu perubahan bagi diri siswa baik perubahan dalam hal kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proses pembelajaran yang harus diperhatikan oleh seorang guru adalah pengunaan model, strategi, serta media pembelajaran tertentu yang dapat memudahkan siswa dalam proses belajarnya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk mempermudah siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan menyiapkan media pembelajaran yang berupa bahan
cetak, contohnya handout, buku, modul dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Salah satu perangkat pembelajaran yang sering digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).Dalam pembelajaran biologi, LKS banyak digunakan untuk memancing aktivitas siswa dalam belajar. Melalui LKS siswa akan merasa diberi tanggung jawab moril untuk menyelesaikan suatu tugas dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi kalau guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam LKS tersebut.Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011:205) bahawa salah satu fungsi LKS yaitu sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tigas untuk berlatih.
1
Berdasarkan pengalaman penulis dalam praktek lapangan di SMAN 1 Sungai Limau dan hasil wawancara dengan salah seorang guru biologi SMAN 1 Sungai Limau menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran guru umumnya menggunakan buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang ada dipasaran. Buku paket hanya digunakan oleh guru, karena tidak semua siswa memiliki buku paket.Siswa hanya menggunakan LKS sebagai pegangannya.Penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa orang siswa untuk mendapatkan respon siswa terhadap bahan ajar. Berdasarkan hasil wawancara tersebut Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan oleh siswa tersebut ide-ide pokok pada materi kurang jelas, gambarnya tidak berwarna sehingga kurang jelas dan tampilan LKS kurang menarik. Selain itu, LKS tersebut belum dilengkapi dengan peta konsep. Jika kondisi ini dibiarkan secara terus-menerus maka fungsi LKS sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa tidak akan tercapai. Salah satu materi yang diberikan dalam mata pelajaran biologi adalah Jaringan Hewan yang diajarkan di kelas XI SMA.Di dalam materi ini terdapat berbagai macam jaringan pada hewan serta organ dan sistem organ.Pada materi jaringan hewan ini siswa dituntut untuk mendeskripsikan berbagai struktur dan fungsi berbagai macam jaringan hewan.Jika LKS yang digunakan oleh siswa tidak berwarna dan gambar yang ditampilkan kurang jelas maka dapat membuat siswa bosan dan jenuh untuk membaca LKS karena tampilan LKS tersebut kurang menarik. Hal ini juga dapat membuat siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep materi jaringan hewan, supaya siswa tidak mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan jaringan hewan vertebrata dan mengkaitkannya dengan fungsinya maka penulis akan membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang gambar dan materinya mudah dimengerti oleh siswa serta diawali dengan peta konsep disertai gambar. Lembar Kerja siswa (LKS) yang akan dibuat ini diawali dengan peta konsep disertai gambar. Peta konsep merupakan diagram yang menunjukkan saling keterkaitan antara konsep sebagai
perwakilan dari makna (Lufri, dkk, 2007:154). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa dengan membuat peta konsep siswa dapat melakukan proses belajar bermakna mengenai sains. Setyosari (1998 dalam Lufri, dkk, 2007:163) menyatakan bahwa belajar dengan peta konsep dapat membantu siswa mengembangkan strategi berpikir. Sedangkan dengan media gambar dapat menarik perhatian siswa dan memberikan motivasi terhadap siswa apabila gambar ini dipilih dengan tepat dan sesuai.Maka dari itu dengan adanya kombinasi antara Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan peta konsep disertai gambar diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep materi serta dapat menerima pelajaran tersebut dengan cepat dan mudah diingat. Oleh karena itu penulis berinisiatif untuk membuat media pembelajaran berupa LKS yang diawali peta konsep disertai gambar, dengan adanya bahan ajar ini, diharapkan dapat menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar, sehingga siswa menjadi termotivasi dan memperhatikan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS yang diawali peta konsep disertai gambar pada materi jaringan hewan untuk SMA yang valid dan praktis. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (development research). Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model 4-D. model ini dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974)dalam (Trianto, 2010: 93).Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design, Develop, dan Desseminate Tetapi pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap pengembangan saja. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Sungai Limau kelas XI-IPA2pada tanggal 14 Desembere 2013.Datadianalisis dengan teknik persentasekemudian dianalisis dengan analisis deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh dosen, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
2
Diagram 1.Hasil Validasi LKS yang diawali peta konsep disertai gambaroleh Validator. 88.54 86.8 92.18 100 50 0
Ket:
Valid
Sangat valid
Hasil dari analisis data angket uji validasi LKS yang diawali peta konsep disertai gambar yang telah dilakukan oleh dosen dan guru menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 89,17% dengan kriteria valid. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa LKS ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran karena sudah diuji dan dinyatakan valid serta aspek-aspek yang diinginkan telah tercapai dalam penelitian ini. Adapun aspek-aspek yang dimaksud adalah aspek didaktik, aspek konstruksi dan aspek teknis. Ditinjau dari aspek didaktik LKS yang diawali peta konsep disertai gambar ini hasil rata-rata yang didapat yaitu 88,54% dengan kriteriavalid. Kriteria ini didapatkan karena dalam pembuatan LKS ini materinya sudah sesuai dengan KTSP yang dapat menunjang ketercapaian SK, KD, dan indikator. Hal ini sejalan dengan pendapat Prastowo (2012:214) yang menyatakan bahwa untuk merumuskan kompetensi dasar dapat dilakukan dengan menurunkan langsung dari kurikulum yang berlaku. Selain itu LKS tersebut juga dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi siswa dalam belajar karena peta konsep dan gambar yang ditampilkan sudah tepat dan dapat merangsang daya pikir siswa.Hal ini sejalan dengan pendapat Prastowo (2012:99) yang menyatakan bahwa gambar mampu memberikan motivasi, gambar (apabila gambar di pilih dengan tepat) dapat dimanfaatkan untuk memotivasi peserta didik agar belajar dan terus belajar.Sedangkan peta konsep menurut Setyosari (1998 dalam Lufri, dkk, 2007:163) menyatakan bahwa belajar
dengan peta konsep dapat membantu siswa mengembangkan strategi berfikir. Bila dilihat dari aspek konstruksi LKS yang telah dilakukan dinyatakan valid oleh validator karena nilai rata-rata yang didapatkan pada aspek ini yaitu 86,80%, penilaian pada aspek ini dilihat dari penyajian materi pada LKS, memilki identitas (judul materi) serta kalimat yang digunakan. Berdasarkan hasil yang telah didapat penyajian materi pada LKS yang diawali peta konsep disertai gambar sudah jelas dan dapat dibaca oleh siswa, materi yang disajikan juga telah memiliki identitas yang jelas dan kalimat serta istilah yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Menurut Prastowo (2012:73) dalam menyusun bahan ajar cetak harus menggunakan bahasa yang jelas baik kosa kata, kalimat, hubungan antar kalimat serta kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang. LKS yang diawali peta konsep disertai gambar juga dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep materi karena pada LKS tersebut dilengkapi dengan lembaran kerja siswa dan tugastugas yang akan dikerjakan siswa. Selanjutnya dilihat dari aspek teknis didapatkan hasil rata-rata pada aspek ini yaitu 92,18% dengan kriteria sangat valid. LKS yang telah dikembangkan tersebut memiliki tampilan dan pemilihan warna yang menarik.Penggunaan ukuran huruf dan jenis tulisan pada LKS telah sesuai dan jelas. Penampilan LKS yang menarik serta tulisan yang jelas dapat menarik minat baca siswa agar mudah memahami materi yang akan dibahas, khususnya pada materi jaringan hewan. Hal ini sejalan dengan pendapat Prastowo (2012:220) menyatakan bahwa sesempurna apapun materi yang kita siapkan, tetapi jika peserta didik tidak dapat membacanya dengan jelas, maka LKS tersebut tidak akan memberi hasil yang maksimal. Hasil uji praktikalitas oleh guru diperoleh sebagai berikut.
3
Diagram 2.Hasil Uji Praktikalitas LKS yang diawali peta konsep disertai gambar oleh Guru. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Ket :
88.89
87.5
90
87.5
87.5
Sangat praktis
Ditinjau dari aspek minat siswa dan tampilan gambar pada LKS yang diawali peta konsep disertai gambar didapatkan hasil rata-ratanya yaitu 88,89% dengan kriteria sangat praktis. Pada aspek ini LKS yang diawali peta konsep disertai gambar yang telah dikembangkan dinyatakan sudah memiliki tampilan yang menarik, gambar yang ditampilkan mudah dimengerti, belajar dengan menggunakan LKS yang diawali peta konsep disertai gambar tidak membuat siswa mengantuk dan tidak cepat bosan untuk membaca sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Menurut Depdiknas (2008:10) seorang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Ditinjau dari aspek proses penggunaan LKS yang diawali peta konsep disertai gambar didapatkan hasil rata-ratanya adalah 87,50% dengan kriteria sangat praktis. Pada aspek ini LKS yang telah dikembangkan dinyatakan bahwa jika siswa belajar dengan menggunakan LKS yang diawali peta konsep disertai gambar sangat dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dan siswa dapat belajar sendiri jika tidak ada guru atau teman. Hal ini dapat membantu peran guru dalam proses pembelajaran karena guru tidak perlu lagi menuliskan segala sesuatu di papan tulis sehingga proses pembelajaranpun menjadi lebih efektif dan aktif. Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011:205-206) bahwa salah satu fungsi
LKS yaitu sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik. Ditinjau dari aspek pemahaman konsep dan materi hasil rata-rata yang diperoleh pada aspek ini yaitu 90% dengan kriteria sangat praktis.Pada aspek ini LKS yang telah dikembangkan dinyatakan bahwa LKS yang diawali peta konsep disertai gambar dapat membuat siswa lebih meningkatkan daya ingat dan merangsang daya pikir siswa dalam memahami konsepkonsep materi.Begitu juga dengan tugastugas yang dan lembaran kerja siswa sangat dapat membantu siswa untuk memahami materi. Selanjutnya ditinjau dari aspek swaktu hasil rata-rata yang diperoleh yaitu 87,50% dinyatakan sangat praktis karena siswa tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memahami konsep. Pada aspek evaluasi didapatkan hasil rata-rata yaitu 87,50% dengan kriteria sangat praktis karena evaluasi ini dapat membantu siswa memahami konsep-konsep materi dalam proses pembelajaran. Sedangkan hasil uji praktikalitas LKS yang diawali peta konsep disertai gambaroleh siswa diperoleh hasil sebagai berikut. Diagram 3.Hasil Uji PraktikalitasLKS yang diawali peta konsep disertai gambaroleh Siswa. 100 88 84.28 82.2 78 82 80 60 40 20 0
Ket:
Sangat praktis
Praktis
Ditinjau dari aspek minat siswa dan tampilan LKS yang diawali peta konsep disertai gambar diperoleh hasil rata-rata yaitu 88% dengan kriteria sangat praktis.Pada aspek ini dinyatakan bahwa LKS yang diawali peta konsep disertai
4
gambar memilki tampilan yang sangat menarik, pemilihan warna sangat menarik, penyampaian materi yang dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar.Hal ini didukung oleh pernyataan Prastowo (2011: 380) yang menyatakan bahwa dalam memilih bahan ajar LKS perlu memiliki daya pikat, terutama dari segi penyajian tulisan, tugas-tugas dan penilaian. Ditinjau dari aspek proses penggunaan hasil rata-rata yang diperoleh yaitu 84,28% dengan kriteria praktis. Dalam hal ini dinyatakan bahwa siswa tidak mengantuk, tidak merasa cepat bosan belajar dengan menggunakan LKS, siswa dapat belajar sendiri dan belajar dengan menggunakan LKS yang diawali peta konsep disertai gambar lebih praktis dan mudah sehingga siswa dapat membangkitkan aktivitas belajar. Ditinjau dari aspek pemahaman konsep dan materi diperoleh hasil rataratanya yaitu 82,20% dengan kriteria praktis. Dalam hal ini LKS yang dikembangkan dinyatakan bahwa siawa bisa menghubungkan materi dengan konteks nyata dalam kehidupan sehari-hari, siswa juga dapat meningkatkan daya ingat dan merangsang daya pikir siswa untuk lebih memahami konsep-konsep dalam materi Selanjutnya dilihat dari waktu dan evaluasi hasil yang diperoleh pada aspek waktu yaitu 78% dengan kriteria praktis, dimana dalam belajar dengan LKS yang diawali peta konsep disertai gambar siswa tidak memerlukan waktu yang lama dalam memahami konsep. sedangkan hasil yang diperoleh pada aspek evaluasi adalah 82% dengan kriteria praktis, yang artinya evaluasi pada LKS yang diawali peta konsep disertai gambar dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep materi, khususnya pada materi jaringan hewan. Berdasarkan uji praktikalitas LKS yang diawali peta konsep disertai gambar diketahui bahwa LKS dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran karena siswa bisa belajar sendiri dengan menggunakan LKS yang diawali peta konsep bergambar tanpa bantuan guru atau teman. Tampilan LKS yang menarik membuat siswa termotivasi untuk belajar sehingga siswa akan lebih berhasil dalam belajar. Menurut Novrianto (2000 dalam Lufri dkk, 2007:156) menyatakan bahwa
strategi penggunaan peta konsep guru (PKG) lebih baik secara signifikan dari pada prestasi balajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan peta konsep (TPK). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diawali peta konsep disertai gambar pada materi jaringan hewan untuk SMA kelas XI semester 1 yang dihasilkan memenuhi kriteria yaituvalid dan sangat praktis untuk guru serta praktis untuk siswa. Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan bagi para pembaca adalah produk yangdihasilkan oleh penelitian pengembangan ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya yaitu untuk menguji tingkat efektifitas waktu pembelajaran dengan menggunakan LKS yang diawali peta konsep disertai gambar dan bagi peneliti lain dapat mengembangkan media berupa LKS Biologi yang diawali peta konsep disertai gambar pada materi dan tingkatan jenjang pendidikan selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas.2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Lufri, Arlis, Yuslidar. Y, Sudirman. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara\
5
6