PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL SEDERHANA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF “MENGENALI SUARA HEWAN” PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERWANIDA KEDIRI Da’watul Khoiroh1 , Irena Yolanita Maureen2 Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Kampus Lidah Wetan 1
[email protected] 2
[email protected] Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media audio visual sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk proses pengembangan kemampuan kognitif mengenali suara hewan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian Kuantitatif. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Arif S. Sadiman. Metode yang digunakan dalam memanfaatkan media audio visual sederhana pada penelitian ini adalah metode demonstrasi dan bermain kelompok. Tes yang digunakan adalah pre-test dan post-test, hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar anak TK sebelum menggunakan media dan setelah menggunakan media. Jenis hewan yang dipilih adalah anjing, ayam, domba, kuda dan sapi. Produk ini di uji cobakan kepada anak TK B Perwanida Kediri, uji coba pertama yaitu uji coba satu-satu dilakukan kepada dua siswa, hasilnya satu anak tidak dapat menjawab dengan benar suara dan nama hewan anjing dan domba.Uji coba kedua yaitu uji coba kelompok kecil, dilakukan kepada 10 siswa yang hasilnya terjadi peningkatan rata-rata satu anak mampu menjawab benar suara dan nama hewan. Uji coba selanjutnya adalah uji coba kelompok besar dilakukan kepada 30 siswa, hasilnya adalah terjadi peningkatan 9 sampai 12 anak mampu menjawab dengan benar suara dan nama hewan. Kata kunci : media audio visual, kognitif 1. PENDAHULUAN Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan sekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Hal ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Anak Usia Dini yang menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan Anak Usia Dini dapat diwujudkan melalui program kegiatan belajar taman kanak-kanak meliputi dua hal yaitu : 1. Program kegiatan belajar mengarah dalam rangka pembentukan
perilaku meliputi pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari. Kegiatan itu meliputi: moral Pancasila, agama, disiplin, perasaan atau emosi, dan kemampuan bermasyarakat.
2.
Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi: kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan, dan jasmani. (Yuliani Nurani Sujiono, 2008:10.20) Kegiatan pengembangan kemampuan pada taman kanak-kanak meliputi kemampuan berbahasa, daya pikir atau kognitif, fisik/motorik, dan seni. Yuliani Nurani Sujiono (2008:122) menyatakan bahwa kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya sehingga dapat diartikan bahwa kemampuan kognitif atau daya pikir merupakan kemampuan yang
mendasari berkembangnya kemampuan yang lain, karena kemampuan kognitif akan melatih anak untuk berfikir. Mampu berfikir akan membantu anak mengembangkan kemampuan bahasanya dengan menyadari bahwa bahasa merupakan alat untuk berinterakasi sosial, kemampuan berfikir dapat juga digunakan untuk membedakan gerakan motorik halus dan kasar, selain itu anak akan menggunakan kemampuan berfikirnya untuk berimajinasi menghasilkan hasil karya yang kreatif Menurut Soemiarti Patmonodewo (2003: 27), kognitif sering kali diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir, kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berfikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Perkembangan kognitif anak dapat dipergunakan metode-metode yang mampu menggerakkan anak agar menumbuhkan berfikir, menalar, mampu menarik kesimpulan, dan dapat membuat generalisasi. Implikasi dari teori pengetahuan yang dikemukan oleh Piaget dalam Foreman dan Kushner (1993:50-51) yang dikutip oleh Yuliani Nurani Sujiono (2008:29) menjelaskan bahwa otak manusia tahu bagaimana cara mengenali benda melalui input dari indera seperti mata, telinga, kulit, hidung, dan mulut yang secara langsung akan menunjukkan reaksi tertentu terhadap lingkungan sekitar. Untuk menunjang pengembangan kemampuan kognitif, perlu dikembangkan suatu media pembelajaran yang dapat menstimulasi anak untuk belajar dengan melibatkan sebanyak mungkin indera. Fungsi dan tujuan pemanfaatan media dalam pengembangan kemampuan kognitif anak agar dapat merangsang anak melakukan kegiatan, pikiran, perasaan, perhatian dan minat, sebagai alat peraga untuk memperjelas sesuatu sehingga menghilangkan verbalisme, melatih kepekaan berfikir, dan dapat digunakan sebagai alat bermain. Taman kanak-kanak yang tidak mengalami keterbatasan mampu menghadirkan media pembelajaran, sedangkan TK yang mengalami keterbatasan kurang mampu mengadakan media pembelajaran atau terdapat media pembelajaran tetapi tenaga
pengajarnyalah yang kurang mampu memanfaatkannya. Hal ini terjadi pada TK Perwanida Kediri, TK ini kurang mampu menghadirkan media pembelajaran yang kurang bervariatif pada kegiatan pengembangan kemampuan kognitif. Taman kanak-kanak Perwanida Kediri merupakan taman kanak-kanak yang berada di kota kecil di Desa Karangrejo dan masyarakat yang hidup di Desa Karangrejo mayoritas bekerja sebagai buruh pabrik Gudang Garam. Latar belakang orang tua siswa/anak yang tergolong menengah kebawah memilih taman kanak-kanak Perwanida Kediri karena lokasi tidak jauh dengan pemukiman dan tidak memerlukan banyak biaya. Keadaan yang demikianlah membuat taman kanak-kanak tersebut mengalami keterbatasan dalam mengadakan media dalam kegiatan perkembangan kemampuan kognitif anak. Studi awal dilakukan pada semester Genap tahun 2010/2011 dengan menggunakan metode dokumentasi, wawancara, dan observasi. Menurut dokumentasi hasil data siswa yang ada di TK Perwanida Kediri jumlah anak kelompok B di TK Perwanida Kediri ada 30 anak diajar dua guru. Dokumentasi SKH selama semester Genap tahun 2010/2011 yang dibuat pada TK ini juga belum mencantumkan media pembelajaran yang membantu pelaksanaan kegiatan pengembangan kemampuan kognitif. Melalui wawancara yang dilakukan dengan guru TK Perwanida Kediri dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kemampuan kognitif menyatakan bahwa guru memanfaatkan suara guru sendiri sebagai medianya. Guru menirukan suara hewan sambil menirukan gerakan hewan yang dipilih kemudian anak-anak menirukan suara yang dibunyikan oleh guru setelah itu guru memberitahukan nama binatang dari suara yang telah ditirukan dan anak-anak kembali menyebutkan nama hewan dari suara yang telah mereka bunyikan. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 30 anak, 10 anak belum dapat membedakan suara binatang dengan nama binatangnya Sesuai dengan penjelasan di atas maka diperlukan media yang dapat membantu kegiatan perkembangan kemampuan kognitif
dalam mengenali suara hewan di taman kanak-kanak perwanida Kediri. Media yang dipilih harus mampu menghasilkan suara hewan yang seperti suara asli dan bentuk hewan yang menyerupai hewan aslinya hingga tidak harus menghadirkan hewan didalam kelas dan mampu merangsang indera pendengaran dan penglihatan anak yakni dengan menggunakan media yang berbasis audio visual, dan media tersebut akan lebih baik jika dapat merangsang indera peraba (taktil). 2. KAJIAN PUSTAKA Bila dihubungkan dengan Teknologi Pembelajaran judul ini termasuk pada kategori domain merancang pada pengertian tahun 1977, domain pengembangan pada pengertian tahun 1994, domain penciptaan pada pengertian tahun 2004. Dikategorikan demikian dikarenakan dalam mengembangkan media ini didesain dan diproduksi untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak TK dalam mengenali suara hewan. Pengembangan merupakan salah satu kawasan teknologi pendidikan yang berfungsi untuk mengaplikasikan desain kedalam prodak atau fisik. Barbara Seel dalam AECT (1994:38) menyatakan bahwa pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Sulaiman yang dikutip oleh Mariam Ulfa (2005:15) menjelaskan tentang media audio visual bahwa alat-alat audio visual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat. Alat-alat audio-visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. Dan dijelaskan pula dalam Sulaiman yang dikutip oleh Mariam Ulfa (2005:15) bahwa alat-alat audio visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih kongkrit atau lebih nyata dari pada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Media dalam arti sempit atau sumber belajar dalam arti luas diharapkan mampu membantu mengkonkretkan pembelajaran yang sebelumnya hanyalah teori yang abstrak.
Bretz dalam Arief S. Sadiman (2007:20) mengklasifikasikan media berdasarkan ciri umumnya yakni tiga unsur pokok, yaitu suara elektrik, visual dan gerak. Media visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis (line grapich) dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu Bretz juga membedakan antara media rekaman dengan media telekomunikasi (transmisi) menjadi tujuh golongan yaitu (1) media audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3) media audio semi gerak, (4) media visual gerak, (5) media visual diam, (6) media audio, dan (7) media cetak. Media yang dikembangkan merupakan media audio visual diam sederhana yang lebih menonjolkan indera penglihatan dan pendengaran. Karena merupakan media yang dapat menggeluarkan suara dari rangkaian elektrik, terdapat pula model-model yang merupakan unsur visual dan media ini tidak bergerak Teknik pembuatan media audio visual sederhana dilakukan dengan mengadopsi teknik produksi film bingkai yang terdapat pada Arif S.Sadiman (2007:172), tetapi hanya dilakukan tiga tahapan yakni : 1. Tahap pertama dilakukan dengan membagi jenis kegiatan produksi, yakni produksi visual dan audio. a.
Produksi visual
Pada bagian ini bagian visual dipilh model hewan yang akan diproduksi yang disesuaikan dengan hewan aslinya, kemudian dipilih warna-warna yang disesuaikan dengan sasaran. Penggunaan tulisan untuk nama hewan juga harus diperhatikan agar sasaran mudah untuk membaca. Setelah semuanya terpilih kemudian membuat desain untuk media yang akan diproduksi. b. Produksi audio Pada tahap produksi ini dipilih suarasuara hewan yang disesuaikan dengan visual yang telah ditentukan. 2. Alat yang diperlukan a. Box kotak persegi panjang terbuat dari bahan plastik berjenis
acrylic ukuran 3,5 x 22 cm dan tebal 3,7 cm b. Komponen-komponen elektronik yang berkaitan dengan suara elektrik untuk merangkai suara (audio), yakni IC suara, speaker, baterai, catu daya, kabel DC, kabel AC dan lampu land, regulator power. c. Model hewan yang telah dipilih pada proses visual. d. Plat dan stiker, digunakan untuk membuat nama hewan. e. Suara/panel yang hewan yang telah dipilih dan diproduksi pada proses produksi audio. 3. Pelaksanaan produksi Box berbentuk yang kotak persegi panjang dengan ukuran 3,5 x 22 cm dan tebal 3,7 cm pada bagian dalamnya digunakan untuk merangakai suara yang telah dipilih dengan menggunakan komponen-komponen elektronik sehingga suara dapat disalurkan ketombol sehingga jika tombol ditekan maka akan mengeluarkan suara. Alas pada box ini dilengkapi dengan speaker, kabel dan baterai yang berfungsi untuk menyalakan suara tersebut. Setelah suara selesai dirangkai maka tahap selnjutnya yakni menempelkan model hewan pada tombol-tombol yang ada pada media tersebut sesuai dengan pasangannya. Kemudian membuat desain visual yang telah dibuat dan disesuaikan dengan model hewan pada box atas media. Pembuatan nama hewan dilakukan dengan memilih jenis huruf yang disesuaikan dengan karakteristik sasaran kemudian dicetak menjadi sebuah stiker yang kemudian ditempelkan pada plat yang telah disediakan. 4. Langkah akhir, adalah mencoba setiap suara pada media audio visual. Terdapat empat pola pembelajaran, tetapi yang sesuai dengan pemanfaatan media audio visual sederhana ketiga yaitu pola pembelajaran guru dengan media ,media
audio visual sederhana yang digunakan sebagai media untuk membantu kegiatan perkembangan kemampuan kognitif dalam mengenali suara hewan. Disini guru sebagai media fasilitator yang memberikan tuntunan kepada siswa. Anak TK termasuk pada pengembangan kognitif tingkat pengetahuan, pemahaman dan penerapan, analisis dan evaluasi. Pengklasifikasian ini disesuaikan dengan karakteristik anak TK yaitu masih berada pada tahapan pra operasional. Pengklasifikasian diatas dikuatkan dengan teori kognitif menurut Piaget yang dikutip oleh Yuliani Nurani Sujiono (2008:2.9) menjelaskan bahwa otak manusia tahu bagaimana cara mengenali benda melalui input dari indera seperti mata, telinga, hidung, kulit dan mulut yang secara langsung akan menunjukkan reaksi tetentu terhadap lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan media yang telah dikembangkan yakni audio visual sederhana,anak akan belajar merangsang inderanya. Indera mata dirangsang untuk melihat warna-warna yang cerah dan model hewan yang ada pada media, indera telinga dilatih untuk mendengarkan suara binatang, indera peraba digunakan untuk meraba tekstur yang ada pada media. Sejalan dengan Piaget maka Maria Montessori dalam Kartini Kartono (1995:124) menjelaskan bahwa anak umur 15 tahun berada dalam tahap bermain dan sebaiknya alat permainan yang digunakan dapat melatih panca indera dan semua fungsinya. 3. METODE DAN PENGEMBANGAN
PROSEDUR
Model Pengembangan dalam media audio visual sedehana yang telah dipilih dan digunakan untuk penelitian yaitu model pengambangan Arief Sadiman. Model pengembangan ini dipilih karena langkah – langkah dalam model pengembangan sederhana dan mudah, dilaksanakan dalam penelitian lapangan, urutan setiap langkah dalam model pengembangan tersusun secara sistematis, sehingga dalam pelaksanaan setiap langkahnya lebih terkontrol dengan baik, dan menghemat waktu, biaya, dan tenaga,
sehingga menguntungkan dalam melakukan uji coba produk lapangan.
Gambar 1 : Model Pengembangan Arief Sadiman Prosedur pengembangan memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh dalam membuat produk. Model pengembangan Arief Sadiman, maka prosedur pengembangannya adalah sebagai berikut : (1) Identifikasi Kebutuhan Langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan media audio visual adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan dengan cara mengobservasi lingkungan belajar, karakteristik siswa, keadaan riil dalam proses pengembangn kemampuan kognitif dalam mengenali suara hewan di sekolah yang akan diteliti yakni TK Perwanida Kediri. (2)Setelah menganalisis kebutuhan dari sasaran, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan dengan cara menganalisis SKH di TK Perwanida Kediri. (3) Langkah selanjutnya adalah menganalisis butir-butir materi yang harus diberikan kepada anak dengan cara menyususun materi-materi yang sesuai dengan tema yang dipilih dengan mengacu tema mengenali suara hewan/binatang pada SKH yang digunakan di TK Perwanida Kediri.
(4) Setelah disusunnya materi kemudian dikembangkan alat pengukur keberhasilan berupa tes. (5)Pada tahap ini dilakukan dengan cara menyusun komponen yang akan digunakan dalam mengembangkan media audio visual sederhana. (6)Mengadakan uji coba dilakukan setelah produksi prototipe II, sasaran uji coba yakni ahli media, ahli materi dan anak kelas B TK Perwanida. Tujuannya untuk mengetahui bahwa media yang dikembangkan sudah layak atau tidak. Jika media tersebut belum layak pakai maka harus mengadakan revisi guna untuk menyempurnakan media tersebut. (7) Apabila Lay out yang telah dibuat dan disempurnakan maka media audio visual sederhana yang dikembangkan siap untuk diproduksi. (8)Setelah media audio visual sederhana diproduksi selanjutnya diujicobakan kepada anak kelompok B TK Perwanida Kediri dengan menggunakan instrumen tes. Tujuannya adalah untuk mengetahui media audio visual sederhana sudah layak digunakan dalam pengembangan kemampuan
kognitif dalam mengenali suara hewan atau tidak. Jika media tersebut belum layak maka di adakan revisi untuk menyempurnakan media tersebut.
• Terdapat empat alternatif jawaban dengan klasifikasi jawaban “sangat setuju” (nilai 4), “setuju” (nilai 3), “ tidak setuju” (nilai 2), “ sangat tidak setuju” (nilai 1).
Jenis data yang digunakan pada pengembangan media pembelajaran yang berupa media audio visual sederhana adalah data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari tanggapan ahli meteri, dan ahli media yang berisi saran. Saran dan tanggapan yang diperoleh dari ahli materi dan ahli media digunakan sebagai acuan dalam melakukan revisi produk. Data kualitatif dari diperoleh hasil observasi tentang prosedur pengguaan media oleh guru saat melakukan uji coba kelompok besar. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah berupa angket,observasi, dan tes. Angket yang digunakan Rating scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolomkolom yang menunjukkan tingkatantingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke tidak setuju. Angket digunakan sebagai pengumpulan data untuk mengetahui kelayakan produk. Obeservasi yang dipilih adalah observasi non sistematis Jadi dalam proses observasi tidak menggunakan pedoman observasi yang telah disusun secar sistematis dan lengkap namun pedoman observasi yang digunakan hanya berupa kisikisi yang akan diobservasi. Tes yang digunakan berbentuk lisan dengan menanyakan nama hewan yang suaranya telah dibunyikan kemudian meminta anak untuk memasangkan nama hewan pada suara yang cocok. Teknik analisis data terdiri dari dua hal yang akan di analisis berdasarkan yang telah diperoleh yaitu : a. Analisis data kualitatif
• Untuk menghitung angket digunakan pedoman pada Suharsimi Arikunto (2006:242) yang penjelasannya sebagai berikut :
Kegiatan ini meliputi analisis data yang bersifat kualitatif berupa analisis dari hasil observasi prosedur penggunaan media oleh guru saat melakukan uji coba kelompok besar. b. Analisis data kuantitatif Kegiatan ini meliputi ananlisis data dari hasil angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli media. Untuk menganalisis hasil angket digunakan pedoman sebagai berikut:
Banyaknya orang yang memilih jawaban pada kolom tertentu harus dikalikan dengan nilai kolom, sehingga diperoleh nilai untuk tiap-tiap kolom. Kemudian nilai tersebut dijumlahkan, diperoleh nilai untuk butir-butir pertanyaan. Untuk mengetahui peringkat nilai akhir untuk butir yang bersangkutan, jumlah nilai tersebut harus dibagi dengan banyaknya responden yang menjawab angket tersebut. • Untuk kriteria penilaian menggunakan Suharsimi Arikunto, (2006:37) 3,1 - 4,0 2,1 - 3,0 1,1 – 2,0 0,0 – 1,0
= baik sekali = baik = kurang = gagal
4. HASIL PENGEMBANGAN Terdapat dua tahapan yakni: (1) persiapan pengembangan media audio visual sederhana, (2) produksi media audio visual sederhana. 4.1 Persiapan Pengembangan Media Kartu Permainan Aksara Jawa 1. Analisis kebutuhan dilakukan menunjukkan bahwa media yang akan dikembangkan memerlukan suara yang dapat menjangkau seluruh kelas yang berukuran 6x3 dan mampu menyerupai hewan aslinya. Warna yang dipakai cerah dan bervariatif, model hewan yang digunakan disesuaikan dengan hewan aslinya. Penggunaan bahan untuk pembuatan media digunakan bahan yang tidak membahayakan serta mudah untuk dipindahkan. 2.
Merumuskan TujuanKompetensi Dasar
(a) Kompetensi dasar :Anak dapat memahami konsep waktu, anak dapat memahami konsep matematika.(b) Hasil
Belajar: Anak dapat memahami benda-benda disekitarnya menurut bentuk, jenis dan ukurannya. (c)Indikator : Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut caracara tertentu, misalnya : menurut warna, bentuk, ukuran, jenis, dan lain-lain. Membedakan macam-macam suara hewan. Memasangkan benda sesuai dengan pasangannya, jenisnya, persamaanya dan lain-lain. 3. Merumuskan Butir-Butir Materi Langkah selanjutnya adalah menganalisis butir-butir materi yang harus diberikan kepada anak sehingga anak dapat menunjukkan perilaku atau sikap sesuai tujuan yang ingin dicapai. Butir-butir materi yang akan disampaikan adalah sebagai berikut: (a)Nama-nama hewan peternakan : ayam, sapi, kuda, domba, anjing (b) Suara hewan peternakan : ayam, sapi, kuda, domba, anjing. 4. Mengembangkan Alat Pengukur Keberhasilan Terdapat dua tes lisan yang akan dilakukan yaitu menyebutkan nama hewan yang bersuara kuda, anjing, ayam, domba, sapi kemudian meminta anak untuk menempelkan nama-nama hewan tersebut dengan suara yang cocok. 5. Pembuatan Lay Out Media audio visual sederhana dibuat dengan menggunakan suara hewan ternak yakni suara ayam, sapi, domba, kuda dan anjing, suara ini diperoleh dari LSE (Light Service Electronic) yang beralamat di JL. Lidah Kulon, kemudian dirangkai dengan komponen listrik (regulator power,IC suara, kabel DC,kabel AC, speaker, saklar, catu daya, lampu lend). Box terbuat dari bahan plastik berjenis acrylic dengan mika didepannya bermotif kaca retak. Visual yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik anak TK yakni dengan menggunakan warna-warna cerah, model yang digunakan disesuaikan dengan tahap bermain anak dan disesuaikan dengan hewan aslinya. 6. Mengadakan Uji Coba dan Revisi Uji coba dilakukan setelah produksi prototipe II, sasaran uji coba yakni dua ahli
media, ahli materi dan dua anak kelas B TK Perwanida. Tujuannya untuk mengetahuai bahwa media yang dikembangkan sudah layak atau tidak. Jika media tersebut belum layak pakai maka harus mengadakan revisi guna untuk menyempurnakan media tersebut. 7. Lay Out Siap Diproduksi Apabila Lay out yang telah dibuat dan disempurnakan maka media audio visual sederhana yang dikembangkan siap untuk diproduksi. 8. Uji Coba Produk Setelah media audio visual sederhana diproduksi selanjutnya diujicobakan kepada anak kelompok B TK Perwanida Kediri dengan menggunakan instrumen tes. Tujuannya adalah untuk mengetahui media audio visual sederhana sudah layak digunakan dalam pengembangan kemampuan kognitif dalam mengenali suara hewan atau tidak. Jika media tersebut belum layak maka di adakan revisi untuk menyempurnakan media tersebut. 4.2 Pengembangan Media Audio Visual Sederhana Dalam memproduksi media kartu permainan Aksara Jawa langkah-langkah yang harus ditentukan adalah : a. Spesifikasi produk Spesifikasi produk terdiri dari (1) Bentuk media: Persegi panjang; (2) Ukuran media: 6x3 ; (3) Berat media: 0,725 gram; (4) Warna yang dipilih : Warna biru, merah,kuning, putih, hijau, merah muda, orange; (5) Gambar yang dipilih: domba,ayam,sapi,kuda,anjing; (6) bahan yang digunakan plastik berjenis acrylic. b. Konsultasi dengan ahli materi dan media Konsultasi dilakukan pada tanggal 2 Mei 2011 kepada ahli materi yakni kepala TK Perwanida Kediri dan guru kelas TK Dharmawanita Karangrejo 1, hasilnya adalah menyatakan bahwa perumusan tujuan pembelajaran serta butir-butir materi sudah benar dan tidak ada revisi. Dari kegiatan tersebut dihasilkan prototype I yang kemudian dikonsultasikan kembali kepada ahli media dan terdapat revisi . dari kegiatan tersebut dihasilkan prototype II kemudian
dikonsutasikan kembali kepada ahli media dan dinyatakan siap untuk di uji cobakan. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Media audio visual sederhana berbentuk persegi panjang, media ini memiliki modelmodel hewan yang dapat mengeluarkan suara hewan ayam, domba, kuda, sapi dan anjing. Media ini juga dilengkapi dengan nama-nama binatang yang dapat ditempel dan dilepas sesuai dengan nama-nama hewan tersebut. Penggunaan media ini dapat membuat anak aktif dalam menanggapi rangsangan. Berdasarkan hasil uji coba kepada ahli materi dan ahli media diperoleh data kuantitatif dengan hasil 3,7 dan 3,1 hasil tersebut menyatakan bahwa media audio visual berkategorikan sangat baik. Artinya bahwa media audio visual sederhana yang telah dikembangkan layak untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran untuk membantu proses perkembangan kemampuan kognitif dalam mengenali suara hewan pada anak TK. Sehingga media audio visual sederhana yang diproduksi layak dimanfaatkan untuk kegiatan perkembangan kemampuan kognitif dalam mengenali suara hewan di taman kanak-kanak Perwanida Kediri. 5.2 Saran Berdasarkan hasil simpulan diatas maka ada masukan berupa saran-saran yang bersifat konstruktif demi meningkatkan kualitas pembelajaran dan peningkatan kemampuan anak. Saran-saran tersebut antara lain : 1. Bagi Guru Media audio visual sederhana ini mengatasi verbalisme dan menghadirkan pengalaman mendengarkan suara hewan tanpa mendatangkan hewan aslinya. 2. Bagi Siswa
dapat dapat nyata harus
Media audio visual sederhana ini dapat membantu anak dalam mengenali suara
hewan dengan mudah dan dapat melatih indera penglihatan, pendengaran dan peraba. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Depdiknas. 2003. Kurikulum Standart Kompetensi TK. Jakarta: Depdiknas Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom dan Informasi Pendidikan Pustekkom DIKNAS. Moeslichaton. 1999. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta. Patmonodewo, Soemiati.2003. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2003. Penidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Purnamasari, Reni. 2008. Pengembangan Media PuzzleSodoku dalam Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Islam Aisyiyah Lidah Wetan Surabaya. Skripsi Yang Tidak Dipublikasikan. UNESA SURABAYA. Pribadi, Benny A. 2010. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Sadiman, Arif dkk. 2007.Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Seels, Barbara dan Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya. Jakarta: Unit Percetakan Universitas Negeri Jakarta. Soeharto, Karti. 2003. Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Surabaya Intellectual Club. Sudjana, Nana dan Ahmad Rifa’i. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo Sugiono. 2004. Metode Penelitian Pendidikan , Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujiono, YulianiNurani. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Syah Muhibbin. 1999. Psikoloi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. Ulfa, Mariam. 2005. Pengembangan Media Gambar suara Elektrik “My Animal” Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa kelompok Verbal Laboratorium sekolah Autisme UM Malang. Skripsi Yang Tidak Dipublikasikan. UM. MALANG Kartono,Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.