Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
PENGATURAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI INDONESIA Agus Salim Harahap Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta Kampus Universitas Indonesia Salemba, Jakarta
[email protected]
Abstract Corporate Social Responsibility (CSR) or environmental responsibility is in fact the responsibility of every legal person, including corporations. In the event of environmental damage in the operations of the company, then it will go to the jurisdiction. The development of CSR in Indonesia and has been widely implemented five years. CSR applied to activities that touch the social aspects, education, skills training and economic aspects. Settings CSR in Indonesia is expressly provided for in Law no. 25 of 2007 on Investment, Law no. 40 Year 2007 regarding Limited Liability Companies, and Law no. 23 of 1997 on Environmental Management. Writing method used is the juridical normative, while the techniques of collecting data obtained from the research literature Keywords: Regulating, Corporate Social Responsibility, Indonesia
2. Bagaimanakah pengaturan Corporate Social
Pendahuluan Banyaknya kasus-kasus pencemaran dan
Responsibility (CSR) di Indonesia ?
perusakan lingkungan hidup akibat proses pem-
Tujuan dari penulisan ini untuk memperoleh
bangunan yang merupakan kerugian bagi lapisan
data dan informasi yang berkaitan dengan Corpo-
masyarakat terutama masyarakat rentan yang ka-
rate Social Responsibility (CSR) dalam suatu Per-
dang-kadang memang kurang memahami bahwa
seroan Terbatas, yakni:
hak mereka atas lingkungan hidup yang baik dan se-
1. untuk mengetahui bagaimana perkembangan
hat dilindungi oleh hukum. Dengan demikian, da-
gagasan tentang Corporate Social Responsibility
lam kasus-kasus lingkungan sebenarnya telah terjadi
(CSR) di Indonesia
pelanggaran hak asasi manusia yang selama ini
2. untuk mengetahui bagaimana pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia.
kurang disadari oleh masyarakat. Bebagai masalah lingkungan dan sosial
Penulisan artikel ini menggunakan metode
juga, yakni kasus pencemaran udara, air, tanah,
penelitian yuridis normatif, yaitu suatu penulisan
pembakaran hutan, masalah pemberdayaan masya-
yang melakukan studi kepustakaan. Studi kepus-
rakat, dan lingkungan, sehingga diperlukan penga-
takaan adalah suatu bentuk penelitian yang hanya
turan dan dasar hukum yang jelas bagi perusahaan
bersumber kepada data sekunder atau data yang
dalam
telah ada. (Seorjono, 1986)
melaksanakan Corporate Social Respon-
sibility (CSR). Bertitik tolak dari latar belakang di atas di atas, maka durumuskan beberapa masalah, yakni
Pembahasan Corporate Social Responsibility (CSR) me-
sebagai berikut:
rupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan un-
1. Bagaimanakah perkembangan Corporate Social
tuk menunjukkan tanggung jawab sosial sebagai
Responsibility (CSR) di Indonesia ?
salah satu perwujudan etika dalam membangun kinerja jangka panjang. Perusahaan memiliki kewa-
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
182
Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
jiban untuk melaksanakan praktik bisnis yang baik,
union dan aktivis sosial menyerukan perlunya suatu
benar, adil serta taat pada hukum yang berlaku.
“New International Economic Order” yang akan
Peran perusahaan dalam masyarakat saat ini telah mulai ditingkatkan, yakni dengan peningkatan
mengatur lebih ketat aktivitas korporasi transnasional.
kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan
Pada tahun 1980-an terdapat usaha-usaha
masalah sosial. CSR sendiri lahir dari desakan ma-
yang terarah dalam mengartikulasikan mengenai
syarakat atas perilaku perusahan yang mengabaikan
Corporate Responsibility. Tahun 1987, Persatuan
tanggung jawab sosial seperti perusakan lingkungan
Bangsa-Bangsa (United Nations) melalui World
dan eksploitasi sumber daya alam.
Commission on Environment and Development
Upaya CSR dimaksudkan untuk mendorong
(WECD) menerbitkan laporan yang berjudul Our
dunia usaha agar lebih etis dalam menjalankan ke-
Common Future. Laporan itu berisi isu-isu ling-
giatan perusahaannya agar tidak memiliki pengaruh
kungan sebagai agenda politik yang bertujuan untuk
dan dampak buruk pada masyarakat dan ling-
mendorong pengambilan kebijakan pembangunan
kungan.
yang lebih berpihak pada isu-isu lingkungan. Ini Tanggung jawab sosial dan lingkungan kor-
merupakan dasar kerja sama multilateral dalam
porasi atau CSR telah menjadi pemikiran para pem-
melaksanakan pembangunan berkelanjutan atau sus-
buat kebijakan sejak lama. Tetapi munculnya pemi-
tainable development.
kiran mengenai CSR modern berawal pada tahun
Pada tahun 1992 telah dilaksanakan Earth
1950an dimana terdapat literatur-literatur awal yang
Summit dengan tema utama mengenai Lingkungan
membahas CSR sebagai Social Responsibility. Pe-
dan Pembangunan Berkelanjutan di Rio de Janeiro
ngaruh korporasi belum terjadi sehingga kata Cor-
yang dihadiri oleh 172 negara. Pertemuan tersebut
porate belum terdapat dalam istilah ini.
menekankan
Pada dekade selanjutnya, telah banyak usaha formalisasi mengenai definisi CSR. Pada masa ini kata Corporate telah dicantumkan dari istilah
pentingnya
eco-efficiency
sebagai
prinsip utama berbisnis dan menjalankan pemerintahan. Sementara di Indonesia,
kegiatan CSR
Social Responsibility menjadi Corporate Social
mulanya masih rendah. Pelaksanaan CSR selama ini
Responsibility.
merupakan sebuah kegiatan sukarela dari korporasi.
Keith Davis seorang akademisi CSR telah
Kegiatan CSR bukanlah prioritas utama bagi kor-
menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara
porasi di Indonesia. Namun, seiring dengan waktu,
tanggung jawab sosial dengan korporasi. Keith me-
penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat
nyatakan bahwa tanggung jawab sosial pengusaha
baik dalam kuantitas maupun kualitas. Selain kera-
dan kedudukan sosial yang mereka miliki adalah sa-
gaman kegiatan dan pengelolaannya semakin ber-
ma (social responsibilities of businessmen need to
variasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnya
be commensurate with their social power) melalui
semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001
“Iron Law of Responsibility”.
menunjukkan bahwa dana CSR di Indonesia men-
Embrio CSR lahir ketika di tahun 1960-
capai lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 11,5
1976 negara-negara berkembang bersama western
juta dollar AS dari 180 perusahaan yang dibelan-
183
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
jakan untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh
batkan; melaksanakan kegiatan atau mengimple-
media massa. Meskipun dana ini masih sangat kecil
mentasikan program; hingga memonitor dan meng-
jika dibandingkan dengan dana CSR di Amerika
evaluasi kegiatan. (Edi, 2006:11)
Serikat, dilihat dari angka kumulatif tersebut, per-
Apabila dilihat dari pendekatannya, Com-
kembangan CSR di Indonesia cukup menggem-
munity Development merupakan satu bentuk CSR
birakan. Angka rata-rata perusahaan yang menyum-
yang lebih banyak didorong oleh motivasi pada
bangkan dana bagi kegiatan CSR adalah sekitar 640
masyarakat yang diwarnai oleh motivasi filantropis.
juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan. Se-
Dalam dunia perusahaan pertambangan, Community
bagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana
Development merupakan perwujudan dari konsep
CSR pada tahun 1998 mencapai 21,51 miliar dollar
tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR.
dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah. (Edi, 2006)
Terdapat tiga tahap yang memotivasi perusahaan melaksanakan CSR, yakni :
Sebagai bagian dari penerapan CSR, ba-
1. Tahap pertama adalah corporate charity, yakni
nyak perusahaan yang saat ini menerapkan program
dengan dorongan amal berdasarkan motivasi ke-
Community Development. Program ini bertujuan
agamaan.
untuk mengembangkan masyarakat di sekitar peru-
2. Tahap kedua adalah corporate philantrophy,
sahaan. Community Development merupakan lang-
yakni dengan dorongan kemanusiaan yang bia-
kah pro aktif perusahaan dan kemampuan peru-
sanya bersumber dari norma dan etika universal
sahaan untuk merespon kebutuhan masyarakat di
untuk menolong sesama dan memperjuangkan
sekitar perusahaan dan mengelola program yang da-
pemerataan sosial.
pat mengembangkan masyarakat.
3. Tahap ketiga adalah corporate citizenship, yaitu
Tujuan utama dari Community Development
motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan
bukan sekedar membantu masyarakat sekitar, me-
sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.
lainkan membantu masyarakat agar memiliki ke-
(Edi, 2006)
mampuan masyarakat untuk berkembang dan tidak bergantung pada perusahaan.
Erma Witoelar selaku Duta Besar Millenium
Program Community Development dilaku-
Development Goals (MDGs) menegaskan bahwa
kan melalui program-program pelatihan masyarakat,
kontribusi korporat dalam pembangunan dan pe-
pemberian modal usaha, perluasan akses terhadap
ngembangan Indonesia tidak hanya ditentukan lewat
pelayanan sosial, peningkatan kemandirian dan pro-
kegiatan bisnis, tetapi juga pada berapa kontri-
gram pemberdayaan masyarakat lainnya.
businya terhadap lingkungan sekitar.
Proses pemberdayaan masyarakat dapat di-
Merujuk pada Saidi dan Abidin, terdapat
lakukan melalui beberapa tahapan mulai dari me-
empat model atau pola CSR yang umumnya diterap-
nentukan populasi atau kelompok sasaran; me-
kan oleh perusahaan di Indonesia, yakni (Edi, 2006):
rancang program kegiatan dan cara-cara pelak-
1. Keterlibatan langsung
sanaannya; menentukan sumber pendanaan; menen-
Perusahaan menjalankan program CSR secara
tukan dan mengajak pihak-pihak yang akan dili-
langsung dengan menyelenggarakan sendiri ke-
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
184
Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
giatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke
berorientasi pada pemberian hibah perusahaan
masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan
yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak
tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugas-
konsorsium atau lembaga semacam itu yang
kan salah satu pejabat seniornya, seperti corpo-
dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang
rate secretary atau public affair manager atau
mendukungnya secara pro aktif mencari mitra
menjadi bagian dari tugas pejabat public rela-
kerjasama dari kalangan lembaga operasional
tion.
dan kemudian mengembangkan program yang
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusa-
disepakati bersama.
haan Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di ba-
Kesadaran tentang pentingnya Corporate
wah perusahaan atau groupnya. Model ini me-
Social Responsibility menjadi tren di kalangan kor-
rupakan adopsi dari model yang lazim dite-
porasi baik di tingkat global maupun tingkat nasio-
rapkan di perusahaan-perusahaan di negara ma-
nal. Hal ini sesuai dengan meningkatnya kepedulian
ju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana
korporasi terhadap masalah-masalah ekonomi, so-
awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat
sial, budaya dan lingkungan di sekitarnya, dengan
digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-
3. Bermitra dengan pihak lain
prinsip hak asasi manusia (HAM).
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui
Dari sisi urgensinya, formalisiasi CSR me-
kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi
mang mendesak karena kian meluasnya eskalasi
non-pemerintah, instansi pemerintah, univer-
kemiskinan dan degradasi lingkungan. Meski dalam
sitas atau media massa, baik dalam mengelola
empat tahun terakhir sebagian besar perusahaan
dana maupun dalam melaksanakan kegiatan so-
membukukan kenaikan laba dan setoran pajak yang
sialnya. Beberapa lembaga sosial/organisasi
signifikan, namun kemiskinan dan kerusakan ling-
non-pemerintahan yang bekerja sama dengan
kungan justru semakin parah.
perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain
CSR bertujuan untuk meningkatkan kapasi-
adalah Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan
tas dan kualitas hidup masyarakat yang berada di
Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet
sekitar perusahaan. Hal tersebut untuk menghindari
Dhuafa; instansi pemerintah (Lembaga Ilmu
ketergantungan masyarakat pada perusahaan. Kua-
Pengetahuan Indonesia/LIPI), Depdiknas, Dep-
litas sumber daya manusia harus ditingkatkan agar
kes, Depsos; universitas (UI, ITB, IPB); media
masyarakat yang berada di sekitar perusahaan dapat
massa (DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar).
mandiri dalam kehidupan mereka.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu kon-
185
Namun, sudah banyak perusahaan, yang
sorsium
menjalankan CSR sebelum ada hukum yang meng-
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota
atur–melalui program pengembangan komunitas,
atau mendukung suatu lembaga sosial yang di-
perbaikan infrastruktur dan pendidikan, serta pro-
dirikan untuk tujuan sosial tertentu. Diban-
gram lingkungan. Di banyak negara, CSR yang di-
dingkan dengan model lainnya, pola ini lebih
kenal pertama kali pada awal abad ke-20 ini sudah
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
sangat lazim. Separuh perusahaan di Amerika dan
harus berdasarkan pada faktor sosial dan lingku-
beberapa negara Eropa sudah menjalankan CSR.
ngan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. CSR bukan hanya sekedar kegiatan amal
Pengaturan CSR Di Indonesia Hukum merupakan seperangkat aturan
atau charity semata. CSR mengharuskan suatu peru-
yang dibuat oleh manusia yang saling berhubungan
sahaan dalam mengambil keputusan harus dengan
dalam suatu masyarakat untuk mengatur tingkah
serius memperhitungkan akibat terhadap stakehol-
laku manusia dan melindungi kepentingan manusia
der (pemangku kepentingan) termasuk juga lingku-
dalam masyarakat agar anggota-anggota masyarakat
ngan hidup.
tidak saling merugikan. Pelaksanaan fungsi hukum
Perkembangan CSR di manca negara sudah
tersebut bertujuan untuk menciptakan tatanan ma-
sangat populer. Hal ini terlihat dari konsep CSR
syarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan ke-
yang terus mengalami perkembangan. Sedangkan
seimbangan dalam masyarakat.
pelaksanaan CSR di Indonesia pada saat ini lebih
Mochtar Kusumaatmadja mencatat bahwa
populer sebagai tindakan sukarela dari perusahaan.
hukum sebagai sarana pembangunan bisa berfungsi
Sehingga pelaksanaan CSR sangat tergantung dari
sebagai alat (pengatur) atau sarana pembangunan
komitmen dan norma etika perusahaan terhadap
dalam arti penyalur arah kegiatan manusia ke arah
kondisi sosial dan lingkungan di sekitarnya.
yang dikehendaki oleh pembangunan atau pem-
Perhatian para pembuat kebijakan terhadap
baruan. Dalam konteks perusahaan, berarti hukum
CSR menunjukkan telah adanya kesadaran bahwa
berperan penting tidak hanya terhadap pemegang
terdapat potensi timbulnya dampak buruk dari ke-
saham, tapi juga mengatur berbagai pihak dalam ke-
giatan operasional perusahaan. Dampak buruk ter-
giatan korporasi agar berjalan sesuai dengan koridor
sebut tentunya harus direduksi sedemikian rupa
keadilan sosial, selain untuk menjamin bahwa peru-
sehingga tidak membahayakan kemaslahatan ma-
bahan itu terjadi secara teratur.
syarakat sekaligus tetap ramah terhadap iklim usaha.
Sebagian besar perusahaan yang memiliki kegiatan usaha berkaitan dengan sumber daya alam
CSR dalam Undang-Undang Penanaman
menjalankan kegiatan operasional perusahaannya
Modal
dengan menggunakan izin perusahaan yang berben-
Kewajiban CSR diawali dengan terben-
tuk badan hukum berupa Perseroan Terbatas (PT).
tuknya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 ten-
Perseroan Terbatas sebagai sebuah subyek hukum
tang Penamaman Modal. Undang-Undang ini disah-
tetap memiliki hak dan kewajiban yang diberikan
kan pada tanggal 26 April 2007. Kewajiban CSR
oleh undang-undang.
terdapat pada Pasal 15 dan Pasal 34 undang-undang
CSR berhubungan erat dengan pembangu-
tersebut.
nan berkelanjutan atau sustainable development, se-
Pasal 15 huruf b menyatakan bahwa :
hingga perusahaan dalam melaksanakan segala akti-
“Setiap penanam modal berkewajiban:
vitas perusahaannya harus mendasarkan keputu-
a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang
sannya tidak hanya pada faktor ekonomi tetapi juga
baik;
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
186
Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
menuhi kewajiban sebagaimana dalam Pasal 15 dapat dikenai sanksi administratif berupa:
c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman
a. peringatan tertulis;
modal dan menyampaikannya kepada Badan
b. pembatasan kegiatan usaha;
Koordinasi Penanaman Modal;
c. pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas
d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dan
penanaman modal; atau d. pencabutan kegaitan usaha dan/atau fasilitas
e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.”
penanaman modal. (2) Sanksi administratif sebagimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh instansi atau lembaga
Dalam Pasal 15 huruf b undang-undang ini, Pemerintah mewajibkan perusahaan penanam mo-
yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
dal baik perusahaan penanaman modal asing mau-
(3) Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha
pun perusahaan penanaman modal dalam negeri un-
atau usaha perseorangan dapat dikenai sanksi
tuk melaksanakan CSR.
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan per-
Definisi dari CSR yang dimaksudkan oleh
undang-undangan.
undang-undang ini tertuang dalam Penjelasan Pasal 15 huruf b, yakni:
Sesuai ketentuan dalam undang-undang ini,
“Yang dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat”
bagi perusahaan, terutama perusahaan modal asing yang tidak melaksanakan kewajiban CSR, akan diberikan sanksi sesuai Pasal 34 di atas. Tetapi sayangnya tidak dijelaskan mengenai bentuk pelanggaran terhadap CSR tersebut. Pasal
Sesuai definisi tersebut, maka kewajiban
tersebut hanya menyebutkan bahwa perusahaan
CSR melekat pada setiap perusahaan penanam mo-
akan diberikan sanksi apabila tidak memenuhi ke-
dal yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia.
wajiban CSR.
Pada Undang-Undang Penanaman Modal tidak menyatakan mengenai perusahaan yang bergerak di bi-
CSR dalam Undang-Undang Perseroan Ter-
dang tertentu untuk wajib melaksanakan CSR.
batas
Selain mewajibkan CSR bagi tiap perusa-
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
haan penanaman modal, undang-undang ini juga
atau CSR merupakan salah satu hal yang diwajibkan
menyebutkan mengenai sanksi terhadap pelang-
oleh Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 40
garan kewajiban CSR tersebut. Hal ini tertera dalam
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya
Pasal 34 yang menyatakan bahwa :
disebut UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
(1) Badan usaha atau usaha perseorangan sebagai-
Terbatas). Undang-Undang ini berlaku sejak tanggal
mana dimaksud dalam Pasal 5 yang tidak me-
16 Agustus 2007 lalu. Dalam Pasal 74 disebutkan bahwa:
187
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya
Dalam penjelasan dari Pasal 74 ayat (1)
di bidang dan atau berkaitan dengan sumber
dijelaskan bahwa kewajiban CSR ini bertujuan un-
daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab
tuk menciptakan hubungan perseroan yang serasi,
sosial dan lingkungan.
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, nor-
(2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai-
ma dan budaya masyarakat setempat.
mana dimaksud ayat (1) merupakan kewajiban
Yang dimaksudkan dengan perseroan yang
perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan
menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber
sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya
daya alam adalah perseroan yang kegiatan usahanya
dilakukan dengan memerhatikan kepatutan dan
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam.
kewajaran.
Yang dimaksudkan dengan perseoran yang
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban
menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan de-
sebagimana dimaksud ayat (1) dikenai sanksi
ngan sumber daya alam adalah perseroan yang tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-
mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya
undangan.
alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.
fungsi dan kemampuan sumber daya alam. Pada penjelasan Pasal 74 ayat (3) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pemerintah melalui Pasal 74 dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ingin
adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang terkait.
memperkuat dimensi sosial perusahaan. Hal ini di-
Pada undang-undang ini, tidak menyatakan
picu dengan banyaknya persoalan atau konflik yang
mengenai sanksi dari tidak dipenuhinya kewajiban
terjadi antara perusahaan dengan masyarakat di se-
CSR. Dalam Pasal 74 hanya menyebutkan bahwa
kitar perusahaan tersebut.
sanksi akan disesuaikan dengan ketentuan peraturan
Dalam Bab V Pasal 74 UU No. 40 Tahun
yang berlaku.
2007 tentang Perseroan Terbatas disebutkan, perse-
CSR pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang
roan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
Perseroan Terbatas dibatasi hanya pada perusahaan
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
yang menjalankan kegiatan usaha di bidang yang
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingku-
berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam.
ngan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan terse-
Untuk menjalankan kewajiban CSR, perusa-
but merupakan kewajiban perseroan yang kemudian
haan harus menganggarkan kegiatan tanggung ja-
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya per-
wab sosial dan lingkungan tersebut dan menghi-
seroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
tungnya sebagai biaya perseroan yang dilaksanakan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Perseroan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut akan
Kegiatan CSR harus dimuat dalam laporan tahunan
dikenai sanksi sesuai ketentuan perundang-un-
perusahaan. Apabila perusahaan tidak melaksanakan
dangan yang berlaku.
tanggung jawab sosial dan lingkungan, maka peruLex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
188
Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
sahaan yang bersangkutan akan dikenai sanksi se-
maran dan perusakan lingkungan hidup akibat pro-
suai dengan ketentuan peraturan perundang-unda-
ses pembangunan yang merupakan kerugian bagi la-
ngan.
pisan masyarakat terutama masyarakat rentan yang kadang-kadang memang kurang memahami bahwa
CSR dalam Undang-Undang Lingkungan
hak mereka atas lingkungan hidup yang baik dan
Hidup
sehat dilindungi oleh hukum. Dengan demikian, daCSR yang selama ini diperbincangkan di
lam kasus-kasus lingkungan sebenarnya telah terjadi
Indonesia berkaitan erat dengan kondisi lingkungan
pelanggaran hak asasi maunisa yang selama ini ku-
hidup di negara kita. Buruknya penanganan kondisi
rang disadari oleh masyarakat.
lingkungan menunjukkan rendahnya tanggung ja-
Karena itu, memahami CSR tidak hanya ha-
wab tidak hanya dari perusahaan, tetapi juga dari
rus dimengerti oleh perusahaan, tetapi juga harus di-
masyarakat.
mengerti oleh masyarakat. CSR menuntut perusaha-
Hak atas lingkungan hidup merupakan salah
an agar meningkatkan kapasitas dan kualitas hidup
satu hak asasi manusia yang diakui oleh PBB (Per-
masyarakat sekitarnya serta lebih bertanggung ja-
serikatan Bangsa-Bangsa). Sebenarnya hak ini telah
wab terhadap lingkungan. Apabila kita melihat pada
diatur dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
UU No. 23 Tahun 1997 tentang tentang Pengelolaan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea IV
Lingkungan Hidup, ditegaskan bahwa setiap orang
jo. Pasal 33 ayat (3), yang saat ini disamakan seba-
memiliki hak untuk berperan dalam pengelolaan
gai hak atas lingkungan dan pembangunan berke-
lingkungan hidup serta harus memelihara lingku-
lanjutan, khusus untuk hak atas sumber daya eko-
ngan hidup. Sehingga peran serta masyarakat dalam
nomi, sementara itu Undang-Undang Nomor 4 Ta-
mendukung CSR sangat diperlukan demi terwujud-
hun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan
nya lingkungan hidup yang baik.
Lingkungan Hidup (UUPLH) juga telah mengatur
Dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang ten-
secara tegas dalam Pasal 5 ayat (1) dan kemudian
tang Pengelolaan Lingkungan Hidup ini juga tetap
tercantum dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang
ditegaskan mengenai kewajiban bagi pihak melaku-
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingku-
kan usaha untuk memberikan informasi yang benar
ngan Hidup (selanjutnya disebut UU No. 23 Tahun
dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
1997 tentang tentang Pengelolaan Lingkungan Hi-
Sehingga makna dari CSR dapat tercermin pula me-
dup). Dalam kenyataannya, meskipun hak atas ling-
lalui ketentuan ini. Ketentuan ini tercantum dalam
kungan hidup sudah dituangkan dalam suatu pera-
Pasal 6 ayat (2) dalam UU No. 23 Tahun 1997 ten-
turan dan adanya kebijaksanaan pemerintah menge-
tang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
nai pembangunan berwawasan lingkungan belum
Tidak hanya mengenai lingkungan hidup,
merupakan jaminan bahwa hak tersebut sudah be-
undang-undang ini juga mempertegas kewajiban
nar-benar terlindungi. Yang dimaksud dengan hak
CSR mengenai pemberdayaan masyarakat. Sehingga
adalah kepentingan seseorang atau sekelompok
perusahaan berkewajiban meningkatkan kapasitas
orang yang dilindungi oleh undang-undang. Ter-
dan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya. Hal ini
bukti dengan masih banyaknya kasus-kasus pence-
tercantum dalam pasal 7 ayat (2) UU No. 23 Tahun
189
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
1997 tentang tentang Pengelolaan Lingkungan Hi-
dan UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
dup. Berikut pasal-pasal dalam Undang-Undang No.
Lingkungan Hidup.
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan kegiatan CSR, yakni :
Daftar Pustaka
Pasal 5 ayat (1), (2), dan (3). Pasal 6 (1) dan (2),
CSR,
dan Pasal 7 (1) dan (2).
“Sekilas
Sejarah
dan
Konsep”,
http://
donhangga.com/csr-sekilas-sejarah-dan-kon sep/2007/11/28/ diakses pada tanggal 28
Kesimpulan
November 2007.
CSR merupakan bagian dari bentuk komit-
Lako,
“Cost-benefit
Andreas,
dan
urgensi
men jangka panjang sebuah perusahaan terhadap
formalisasi CSR”, Bisnis Indonesia, Kamis
perbaikan kualitas hidup lingkungannya baik inter-
19 Juli 2007.
nal (pemegang saham dan karyawan) maupun eksternalnya (sosial dan lingkungan).
Soekanto, Soerjono, “Pengantar Penelitian Hukum”, Cet. 3, UI Pres, Jakarta, 1986.
Wacana CSR di Indonesia dan telah banyak
Suharto, Edi, “Pekerjaan Sosial Industri, CSR dan
dilaksanakan lima tahun belakangan ini. Implemen-
ComDev”, disampaikan pada workshop
tasinya pun beragam dan terutama dilaksanakan
tentang Corporate Social Responsibility
oleh industri ekstraktif (minyak, gas dan pertam-
(CSR),
bangan lainnya). CSR diaplikasikan pada kegiatan-
(LSP)-STKS Bandung, 29 November 2006.
kegiatan yang menyentuh aspek-aspek sosial, pen-
Tunggal,
Lembaga
Amin
Widjaja,
Studi
Pembangunan
“Corporate
Social
didikan, pelatihan keterampilan dan aspek ekonomi.
Responsibility (CSR)”, Harvarindo, Jakarta,
Hal-hal tersebut akan sangat membantu masyarakat
2008.
yang berada di sekitar wilayah operasional perusahaan agar dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas hidup mereka.
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Tanggung jawab lingkungan sesungguhnya adalah tanggung jawab setiap subyek hukum, termasuk perusahaan. Jika terjadi kerusakan lingkungan dalam kegiatan operasional perusahaan, maka hal tersebut akan masuk ke wilayah hukum. Pengaturan CSR di Indonesia secara tegas diatur dalam
Perseroan Terbatas Winarni, Fajar, “Hak Atas Lingkungan Hidup”, Mimbar Hukum UGM, Yogyakarta, 2008. “Cemas Karena CSR”, Majalah Tempo, Edisi 13 Agustus 2007. Tanggung
Jawab
Sosial
Perusahaan,
http://
UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,
www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/ 0120
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
06/11/0901.html
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
190