Pengaruh Terapi Ayat Al-Qu’an Terhadap Ansietas Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi Di STIKes Ceria Buana 1,*
Junios
1
Program Studi S1 Keperawatan, STIKes Prima Nusantara *e-mail :
[email protected]
ABSTRACT Anxiety is an unpleasant feeling, uneasy, worried and agitated at students who are doing skripsi. Usually there are some efforts undertaken handling as psychotherapy, psikofarmaka, psychosocial, and psikoreligius. In this study, nonpharmacological therapy is used to reduce anxiety, one of them with distraction techniques and relaxation with the therapeutic use of sound recordings al-quran which dilbacakan by a qori. Ayat al-quran hormones can reduce stress hormones, activates natural endorphins, increases the feeling of relaxation and distraction of fear, anxiety and tension, improve the system of body chemistry that lowers blood pressure and slows respiration, heart rate, pulse, and brain wave activity. The purpose of this study was to determine whether there is influence quran verses therapy for anxiety in students who are working on the thesis. This type of research is pre-experimental design with one group pretestposttest. the study population is the entire nursing students working on theses. Samples in this study were 25 respondents taken by purposive sampling. The statistical test used was paired T-test with normal data distribution. The research result shows the distribution of data from the pretest and posttest on nursing students STIKes Ceria Buana experiencing anxiety is normal that value is -0.987 (pretest) and -0.129 (posttest). The change of pretest and posttest anxiety that have a significance level of p = 0.000 (p = <0.05). Al-quran verses therapy has an effect on anxiety in students who work on the thesis, this proves quran verses therapy can provide distraction and relaxation effect against anxiety. In understanding the impact verse the al-qur'an to the decrease of anxiety can be used as a non pharmacological management, it is advisable to further researchers can conduct research on the type of verse al-qur'an others. Key word : Therapy ayat al - Qur'an , Anxiety , Senior Year
ABSTRAK Ansietas merupakan perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dan gelisah pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Ada beberapa upaya-upaya penanganan yang dilakukan seperti psikoterapi, psikofarmaka, psikososial, dan psikoreligius. Pada penelitian ini dilakukan terapi non farmakologi yang digunakan untuk mengurangi ansietas, salah satunya dengan teknik distraksi dan relaksasi dengan terapi menggunakan rekaman suara al-qur’an yang dilbacakan oleh seorang qori. Bacaan ayat al-qur’an dapat menurunkan hormon - hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami , meningkatkan perasaan rileks dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi ayat al-qur’an terhadap ansietas pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Jenis penelitian ini adalah pre eksperimen dengan desain one group pretest-posttest. populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa keperawatan yang mengerjakan skripsi. Sampel pada penelitian ini adalah 25 responden yang diambil secara purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji paired T-Test dengan sebaran data normal. Hasil penelitian Menunjukkan sebaran data dari pretest dan posttest pada mahasiswa keperawatan STIKes Ceria Buana yang mengalami ansietas adalah normal yang nilainya -0,987 (pretest) dan -0,129 (posttest). Adanya perubahan ansietas pretes dan posttest yang mempunyai tingkat kemaknaan p=0,000 (p= <0,05). Terapi ayat al-qur’an mempunyai pengaruh terhadap ansietas pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi, ini membuktikan dengan terapi ayat al-qur’an dapat memberikan efek distraksi dan relaksasi terhadap ansietas. Dalam mengetahui pengaruh terapi ayat al-qur’an terhadap penurunan ansietas dapat dijadikan sebagai penatalaksanaan non farmakologi, disarankan pada peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian untuk jenis ayat al-qur’an yang lain.
Kata kunci : terapi ayat alquran
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 2 Juli 2015
69
1. PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan satuan penyelenggara pendidikan tinggi yang merupakan kelanjutan dari pendidikan menengah dijalur pendidikan sekolah. Sedangkan orang yang belajar diperguruan tinggi dikenal sebagai mahasiswa. Seseorang yang belajar di perguruan tinggi memiliki banyak alasan, antara lain: mempersiapkan diri untuk karir khusus atau mencapai kualifikasi profesional yang akan membantu dalam karir yang telah ditempuh. Belum jelas apa yang dilakukan tetapi yakin bahwa gelar atau kualifikasi dapat membantu mendapatkan pekerjaan yang baik. Tujuan mahasiswa adalah untuk mencapai dan meraih taraf keilmuan yang matang, artinya ia ingin menjadi sarjana yang menguasai suatu ilmu serta memahami wawasan ilmiah yang luas (Poerwadarmita, 1999). Salah satu persyaratan yang harus dikerjakan oleh mahasiswa dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi adalah pembuatan skripsi. Skripsi merupakan suatu bentuk karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan akademiknya. Skripsi merupakan karya tulis dan penelitian mandiri mahasiswa, sebagai suatu karya mandiri maka skripsi harus merupakan karya yang memiliki karakteristik khusus dan berbeda dari skripsi mahasiswa lainnya, terutama dalam masalah penelitian, metode penelitian, dan kesimpulan yang di buat (Zahra, 2012). Kemandirian dalam penulisan skripsi juga berarti bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan penulisan laporan penelitian semuanya dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini tentu menimbulkan perasaan berbeda-beda pada setiap mahasiswa yang menghadapinya. Ada yang merasa bahwa 1 skripsi sebagai suatu hal yang memang harus dilewati sebagai bagian dari pendewasaan diri, ada yang merasa bahwa hal itu adalah “momok” dan menyebakan ketakutan, ada yang berupaya mengerjakan secara cepat sehingga dapat cepat pula terbebas dari beban yang ada, sampai ada yang terkesan seperti melarikan diri dari
kenyataan. Hal itu dapat menimbulkan kecemasan bagi kebanyakan mahasiswa. Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Zahra (2012) terhadap mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan mahasiswa pada saat pembuatan skripsi dengan tingkat kecemasnya sehari-hari atau normal. Banyaknya tuntutantuntutan terhadap mahasiswa bisa merupakan sumber ansietas dan stres yang pontensial. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa mempunyai tanggung jawab baru yang harus dihadapi misalnya meningkatkan prestasi akademi, kemandirian, dan tugas-tugas yang di nilai semakin berat termasuk skripsi. Cemas dalam bahasa latin “anxius” dan dalam bahasa Jerman “angst” kemudian menjadi “anxiety” yang berarti kecemasan, merupakan suatu kata yang dipergunakan oleh Freud untuk menggambarkan suatu efek negatif dan keterangsangan. Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi sebaik-baiknya (Hawari, 2008). Menurut Safaria (2012) untuk mengukur seberapa jauh ansietas seseorang dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Ansietas rendah, sedang, dan tinggi. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami ansietas (Hawari, 2008), diantaranya khawatir, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, takut sendirian, takut pada keramaian, gangguan pola tidur, mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi, gangguan daya ingat dan keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya. Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingn antara wanita dan pria 2 banding 1 dan diperkirakan antara 2% - 4% diantara
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 2 Juli 2015
70
penduduk disuatu saat dalam kehidupannya pernah mengalami gangguan cemas. Hawari (2011) menyatakan bahwa mekanisme terjadinya ansietas yaitu psiko-neuro-imunologi atau psiko -neuro-en dokrinolog. Stressor psikologis yang menyebabkan cemas adalah perkawinan, orangtua, antar pribadi, pekerjaan, lingkungan, keuangan, hukum, perkembangan, penyakit fisik, faktor keluarga dan trauma. Akan tetapi tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan mengalami gangguan cemas hal ini tergantung pada struktur perkembangan kepribadian diri seseorang tersebut yaitu usia, tingkat pendidikan, pengalaman, jenis kelamin, dukungan sosial dari keluarga, teman dan masyarakat. Hawari (2011) menjelaskan beberapa terapi yang sering digunakan untuk mengatasi kecemasan diantaranya psikoterapi, psikofarmaka, psikososial dan psikoreligius. Seringkali ketika seseorang dihadapkan pada suatu keadaan yang cendrung menimbulkan perasaan tertekan, stress, ansietas, dan depresi, maka mereka akan berusaha untuk mencari sebuah kompensasi agar perasaan yang dirasakan tersebut bisa diatasi. Safaria (2012) mengemukakan aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan dalam tiga reaksi yaitu: reaksi emosional yaitu komponen kecemasan yang berkaitan dengan persepsi individu terhadap pengaruh psikoligis dari kecemasan, reaksi kognitif yaitu ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruh terhadap kemampuan berfikir jernih dan reaksi fisiologi yaitu reaksi yang ditampilkan oleh tubuh terhadap sumber ketakutan dan kekhawatiran. Salah satu strategi kompensasi yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi beban dari masalah-masalah yang mereka hadapi adalah lebih mendekatkan diri pada sang pencipta, melalui ritual keagamaan dan penyembahan. Dalam hal ini religiusitas yang tinggi sangat dibutuhkan agar mereka terhindar dari perasaan depresif. Organisasi Kesehatan seDunia (WHO, 1984) telah menetapkan unsur spiritual (agama) sebagai salah satu dari 4 unsur kesehatan. Keempat unsur kesehatan tersebut
adalah sehat fisik, sehat psikis, sehat sosial, dan sehat spiritual (Hawari, 2011). Al-Qur’an sebagai as-syifa mempunyai kekuatan untuk menangani dan menyembuhkan tekanan jiwa, al-qur’an surat Yunus ayat 57 : “Wahai manusia, sesungguhnya sudah datang dari tuhanmu al-qur’an yang mengandung pengajaran, penawaran bagi penyakit batin (jiwa), tuntunan serta rahmad bagi orang-orang yang beriman. Hasil penelitian yang telah Dr. Al Qadhi, direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida, Amerika Serikat, tentang pengaruh mendengarkan ayat suci alqur’an pada manusia terhadap perspektif fisiologis dan psikologis. Mendengarkan bacaan ayat-ayat al-qur’an dapat merasakan perubahan fisiologis dan psikologis yang sangat besar. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan 97%, bahwa mendengarkan ayat suci al-qur’an memiliki pengaruh mendatangkan ketenangan dan menurunkan ketegangan urat syaraf reflektif. Dengan ini melalui ayat-ayat al-qur’an dapat menjadi suatu media terapi bagi seseorang. Obat yang terdapat di dalam al-qur’an bersifat umum, mencakup obat hati dari keraguan, kejahilan, pendapat akal yang rusak, dan keinginan hati yang jelek. Sementara al-qur’an dimaksud sebagai rahmat karena ia merupakan sebab dan perantara turunnya rahmat Allah SWT. Selain sebagai obat atau penawar segala penyakit, al-qur’an juga mempunyai khasiat dan manfaat yang banyak. Kenyataan ini tidak dapat diragukan lagi, karena al-qur’an merupakan mukjizat sepanjang zaman yang tidak akan habis diamalkan dan dipetik manfaatnya (Zein, A 2014). Surat al-insyirah adalah surat ke 94 dari 114 surat di dalam al-qur’an. Surat ini terdiri dari 8 ayat dan termasuk dalam surat makkiyah. Surat alinsyirah yang berarti “kelapangan” ini diturunkan setelah sholat Ad-Duhha. Surat al-insyirah berisi beberapa kandungan pokok. pertama, penegasan tentang nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan pada Rasullullah SAW. kedua, peryataan Allah SWT bahwa dibalik kesusahan pasti ada kemudahan. Dalam buku berjudul dahsyatnya doa para nabi, Syamsuddin Noor mengungkapkan
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 2 Juli 2015
71
bahwa surat al-insyirah menjadi doa yang paling ampuh, sebagai mana yang diterangkan oleh Rasulullah SAW. Al-Insyirah adalah surat yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau mendapatkan amanah yang sangat berat dari Allah SWT. Surat tersebut diturunkan sebagai pelapang, sehingga Nabi Muhammad SAW semakin kuat untuk menjalani amanah dari Allah SWT tersebut, karena di dalam surat tersebut diturunkan agal Rasulullah SAW tabah dalam menjalankan amanah dan yakin bahwa di balik kesulitan pasti ada kemudahan (Al-Qur’an terjemah, 1999). Di dalam surat tersebut terdapat beberapa aspek yang dapat diambil yaitu aspek kelapanggan dada, aspek kepercayaan bahwa disetiap kesulitan pasti ada kemudahan serta etos kerja. Zahra (2012), yang menunjukan hasil bahwa pelatihan pemaknaan surat Al-Insyirah cukup efektif dalam mengurangi stres mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Siswantinah (2011), yang menunjukan hasil bahwa terapi murottal mempengaruhi kecemasan pasien gagal ginjal kronik dimana terjadi penurunan tingkat kecemasan pada pasien tersebut setelah diberikan terapi muottal. Berdasarkan observasi dan wawancara awal dari 10 responden yang berbeda tempat perkuliahnya dan mereka semua sedang mengerjakan tugas akhir perkuliahannya atau skripsi. Di dapat sebanyak 8 dari 10 responden awal yang di observasi dan di wawancarai mengalami tanda-tanda ansietas ketika sedang mengerjakan skripsi seperti merasa tegang, khawatir, takut, gelisah, binggung, mudah emosi, gangguan pola tidur, gelisah, berdebar-debar, sakit kepala. Dari beberapa responden 1, 2 dan 3 yang di observasi dan di wawancarai yang berbeda kampus perguruan tingginya, mengatakan dia merasa deg-degan saat mulai mengerjakan skripsinya, dia harus mulai memikirkan permasalahan yang akan ditelitinya. Adapun yang mengeluhkan pola tidurnya yang berubah, khawatir, merasa bingung, lelah dan belum lagi harus memikirkan hambatan-hambatan yang akan
di hadapi selama proses pengerjaan skripsinya, seperti susahnya mencari referensi buku, konsultasi dengan pembimbing, waktu pengerjaan yang semakin mendesak, dan pertanggung jawaban untuk skripsi yang dikerjakan. Dapat disimpulkan bahwa ansietas merupakan salah satu kejadian yang membuat mahasiswa tidak berkonsentrasi dan fokus dalam mengerjakan skripsinya. Zahra (2012) mengatakan data yang menunjukkan bahwa sumber ansietas dan stres mahasiswa lebih besar merupakan sumber eksternal yaitu faktor dosen pembimbing (16,88%) dan faktor kesulitan mendapatkan sumber pustaka (16,88%). Pada umumnya tidak ada gejala stres yang sangat menonjol. Namun ada beberapa gejala sters yang signifikan seperti gejala kognitif (29%) berupa kesulitan berkonsentrasi dan mudah lupa, gejala behavioral (16%) seperti membentak orang lain, gejala mental (18 %) seperti menyalahkan diri, cepat marah, tidak tenang, mimpi buruk, dan lain – lain ; gejala fisik (19%) seperti sakit kepala, sakit punggung, sesak nafas, keringatan, gemetaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan pada mahasiswa akhir di kampus lain yang berada di sumatera barat ini 8 dari 10 mahasiswa mengeluhkan: khawatir, takut, gelisah, bingung, gangguan pola tidur, dan lelah. Gejala ini muncul karena memikirkan tugas proposal dan persiapan untuk skripsi yang akan mereka hadapi nanti. Fenomena ini hampir selalu ada pada setiap mahasiswa yang sebelumnya mereka belum pernah mengalaminya secara langsung dan rasa cemas karena tanggung jawab yang harus dikerjakannya pasti ada. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Terapi Ayat Al-Qur’an Terhadap Ansietas pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi di STIKes Ceria Buana ”. Terlihat dari hasil observasi kunjungan ke perpustakaan kampus STIKes Ceria Buana , lebih dominan pengunjungnya adalah mahasiswa keperawatan tingkat akhir yang akan mengerjakan skripsi.
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 2 Juli 2015
72
Penelitian ini dilakukan di kampus STIKes Ceria Buana . Waktu penyusunan dan pengambilan data ini dimulai dari bulan April sampai bulan September 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STIKes Ceria Buana yang mengerjakan skripsi. Jumlah mahasiswa keperawatan yang mengerjakan skripsi adalah 25 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa STIKes Ceria Buana keperawatan yang mengerjakan skripsi (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, formulirformulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Instrumen dalam penelitian ini meliputi observasi dan melakukan terapi ayat Al-Qur’an selama 15 menit.
2. KAJIAN LITERATUR DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS Dalam penelitian ini, karakteristik yang diteliti yaitu variabel independen adalah terapi ayat AlQur’an dan variabel dependen adalah Ansietas. Ansietas pada mahasiswa diukur sebelum dan sesudah diberikannya terapi ayat Al-Qur’an pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di STIKes Ceria Buana . Diharapkan dengan dilakukannya pemberian terapi ayat Al-Qur’an dapat membantu mahasiswa keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi di STIKes Ceria Buana terhadap ansietas yang di alami mahasiswa. 3. SUBJEK DAN METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan penelitian pra experiment. Jenis rancangan pra experiment yang digunakan adalah One Group Pretest Posttest Desaign yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Rancangan ini juga tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (prestest) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program) (Notoatmodjo, 2012). Karakteristik Responden
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin yang Mengikuti Terapi Ayat Al-Qur’an di STIKes Ceria Buana Tahun 2015
No 1.
Karakteristik Responden Usia
2.
Jenis Kelamin
Kategori
Frekuensi
N
Persentase
N
21 tahun 22 tahun 23 tahun 24 tahun 25 tahun 27 tahun Lk Pr
3 15 2 2 2 1 4 21
25
12,0 % 60,0 % 8,0 % 8,0 % 8,0 % 4,0 % 16,0 % 84,0 %
100 %
25
100 %
Berdasarkan karakteristik responden pada tabel 4.1 tentang distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dan jenis kelamin yang mengikuti terapi ayat al-qur’an di STIKes Ceria Buana tahun 2015, dapat dilihat sebanyak 15 orang (60%) usia responden adalah 22 tahun. Sedangkan dari sebaran menurut jenis kelamin yang paling banyak secara keseluruhan adalah perempuan dengan jumlah responden sebanyak 21 orang (84%). Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 2 Juli 2015
73
Analisa Univariat Tabel 4.2 : Gambaran Ansietas Mahasiswa Keperawatan yang Mengerjakan Skripsi di STIKes Ceria Buana Sebelum dilakukan Terapi Ayat Al-Qur’an Tahun 2015
No 1. 2. 3.
Skala Ansietas Rendah Sedang Berat Total
Frekuensi (Pretest) 6 16 3 25
Persentase 24,0 % 64,0 % 12,0 % 100 %
Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi ansietas mahasiswa keperawatan yang mengerjakan skripsi di STIKes Ceria Buana dapat dilihat bahwa Sebelum dilakukan terapi ayat al-qur’an (pretest) semua responden mengalami ansietas, namun ansietas yang paling banyak di alami responden adalah ansietas sedang yakni 16 orang (64,0%). Tabel 4.3 : Gambaran Ansietas Mahasiswa Keperawatan yang Mengerjakan Skripsi di STIKes Ceria Buana Sesudah dilakukan Terapi Ayat Al-Qur’an Tahun 2015
No
Skala Ansietas
1. 2.
Rendah Sedang Total
Frekuensi (Posttest) 24 1 25
Persentase 96,0 % 4,0 % 100 %
Berdasarkan tabel 4.3 tentang distribusi frekuensi ansietas mahasiswa keperawatan yang mengerjakan skripsi di STIKes Ceria Buana dapat dilihat bahwa sesudah diberi perlakuan terapi ayat alqur’an (posttest) semua responden mengalami penurunan ansietas dan mayoritas responden mengalami ansietas rendah yakni sebanyak 24 orang (96,0%).
Analisa Bivariat Tabel 4.4 : Sebaran Data Normal dari Skor Total Ansietas Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Terapi Ayat Al-Qur’an pada Mahasiswa Keperawatan yang sedang Mengerjakan Skripsi di STIKes Ceria Buana Tahun 2015 Explore Skewness
Pretest Statistik -,458
Hasil Bagi Std. Eror ,464
-,987
Posttest Statistik -,060
Hasil Bagi Std. Eror ,464
-,129
Berdasarkan tabel 4.4 tentang cara mengetahui sebaran data normal dari skor total sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) terapi ayat al-qur’an didapat hasil signifikan <0,05. Artinya sebaran data penelitian ini berada dalam rentang normal, maka uji statistik yang digunakan adalah Paired T-Test.
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 2 Juli 2015
74
Tabel 4.5 : Analisa Perbedaan Ansietas Hasil Uji t-Test Rata-Rata yang dialami Mahasiswa Keperawatan Sebelum dan Sesudah Terapi Ayat Al-Qur’an di STIKes Ceria Buana Tahun 2015 No 1. 2.
Skala Ansietas Sebelum terapi ayat al-qur’an Sesudah terapi ayat al-qur’an
Mean 14,32
SD 4,697
P.Value 0,000
6,72
2,112
0,000
Berdasarkan tabel 4.5 tentang analisa perbedaan ansietas uji t-test rata-rata yang dialami mahasiswa keperawatan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) terapi ayat al-qur’an di STIKes Ceria Buana tahun 2015 mempunyai perbedaan yang bermakna. Rata-rata ansietas sebelum terapi ayat al-qur’an adalah 14,32 sedangkan sesudah terapi ayat al-qur’an rata-rata ansietas mengalami penurunan menjadi 6,72. Selain itu nilai p value penelitian didapatkan p= 0,000 (p<0,05) yang artinya ada pengaruh terapi ayat al-qur’an terhadap ansietas mahasiswa yang mengerjakan skripsi. Tabel 4.6 : Uji Perbandingan T-Test Rata-Rata Ansietas Pretes dan Posttest dengan t tabel N (N - 1) 25 - 1= 24
DK 0,05
t-hitung 8,444
t-tabel 2,064
Berdasarkan tabel 4.6 tentang analisa perbandingan hasil uji t-test ansietas yang dialami mahasiswa keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi di STIKes Ceria Buana sebelum dan sesudah terapi ayat alqur’an tahun 2015 dapat dilihat bahwa hasil ujii statistik untuk melihat ada pengaruh terapi ayatt al-qur’an terhadap ansietas dilihat pada paired t-tes terdapat nilai t= 8,444 sedangkan perbandingan dengan t-tabel t= 2,064. Apabila t hitung besar sama dari t tabel maka dapat disimpulkan ada pengaruh terapi ayat al-qur’an terhadap ansietas yang dialami mahasiswa keperawatan yang mengerjakan skripsi. 5.1 Karakteristik Umum Mahasiswa yang Mengalami Ansietas di STIKes Ceria Buana Tahun 2015 Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Berdasarkan rentang usia yang didapat pada responden, semua responden masuk dalam rentang usia dewasa muda. Pada tahap ini, seseorang sudah dianggap melewati masa remaja dan mampu hidup secara mandiri. Fase ini rnerupakan masa produktif seseorang, masa di mana seseorang mulai membangun kehidupannya dan dihadapkan pada serangkaian tugas perkembangan yaitu pemilihan karir untuk kehidupan yang lebih mandiri dan membina hubungan dengan lawan jenis untuk membangun keluarga dan menjadi orang tua. Tidak semua individu pada masa dewasa muda mampu menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik. Mahasiswa sebagai individu yang menempuh pendidikan pekuliahan atau
pendidikan tinggi pun tidak luput dari ansietas dan stres. Faktor ansietas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait meliputi usia, jenis kelamin, potensi stresor, maturasi ( kematangan ), status pendidikan dan status ekonomi, tingkat pengetahuan, keadaan fisik, tipe kepribadian, sosial budaya, lingkungan atau situasi (Struart and Sundeen, 1998). Umur seseorang yang lebih muda ternyata lebih mudah mengalami gangguan akibat ansietas, karena konflik emosionaldan egonya masih belum terkontrol. Jenis kelamin merupakan hal yang sering juga mempengaruhi ansietas seseorang dan gangguan ansietas sering dialami oleh wanita dari pada laki-laki. Serta pendidikan seperti mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi akan menyebabkan orang tersebut mudah mengalami ansietas, karena begitu banyaknya tugas-tugas yang harus dikerjakannya dan tingkat pendidikan
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 2 Juli 2015
75
seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikirnya. 5.2 Ansietas Pada Mahasiswa Keperawatan yang sedang Mengerjakan Skripsi di STIKes Ceria Buana Sebelum (Pretest) diberikan Terapi Ayat Al-Qur’an Tahun 2015 Sebagian besar responden berada pada kategori ansietas sedang yaitu sebanyak 16 orang (64%) dengan skala ansietas 11-20 dikarenakan selama pembuatan skripsi ini banyaknya terdapat tuntutan-tuntutan terhadap mahasiswa misalnya meningkatkan prestasi akademi, kemandirian, dan tugas – tugas yang di nilai semakin berat termasuk skripsi, ini bisa merupakan sumber ansietas dan stres yang pontensial. Pada pengerjaan skripsi ini adalah stimulus baru bagi mahasiswa, pengalaman ini diolah melalui proses kognitif dengan mengggunakan skemata (pengetahuan yang dimiliki mahasiswa) ini akan mempengaruhi individu untuk dapat membuat penilaian. Dengan adanya tugas ini dapat menimbulkan kecemasan bagi kebanyakan mahasiswa. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dengan mengesampingkan yang lain perhatian selektif dan mampu melakukan sesuatu yang lebih terarah. Dari hasil penelitian juga didapatkan 6 orang responden (24%) berada pada skala ansietas rendah yang rentang antara 1 sampai 10. Responden yang mengalami ansietas rendah masih mampu menghadapi tugasnya, hanya saja mereka merasa keteganggan dan waspada. Ansietas dalam kategori rendah artinya seseorang sangat baik dalam mengenali rasa cemas dan dapat sangat baik dalam mengendalikan serta mengontrol rasa cemas yang dirasakan. Selain itu juga didapatkan 3 orang responden (12%) berada pada skala ansietas berat 21-30. Mereka terlihat sangat gugup dan khawatir, lebih terfokus untuk bagaimana untuk bisa menyelesaikan tugasnya. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Dari semua
responden masih banyak yang tidak mengetahuhi cara mengatasi ansietas secara non farmakologi dengan cara terapi psikoreligius seperti pemberian terapi ayat al-qur’an. Ansietas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi sebaikbaiknya. Ansietas diawali oleh pertemuan individu dengan stimulus yang berupa situasi yang berpengaruh dalam membentuk kecemasan (situasi mengancam) yang secara langsung / tidak langsung (Safaria, 2012). Kemandirian dalam penulisan skripsi juga berarti bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan penulisan laporan penelitian semuanya dilakukan oleh mahasiswa. hal ini bisa menimbulkan perasaan berbeda-beda. Hawari (2011) menyatakan bahwa mekanisme terjadinya cemas yaitu psiko-neuroimunologi atau psiko-neuro-endokrinolog. Stressor psikologis yang menyebabkan cemas adalah perkawinan, orangtua, antarpribadi, pekerjaan, lingkungan, keuangan, hukum, perkembangan, penyakit fisik, faktor keluarga dan trauma. Akan tetapi tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan mengalami gangguan cemas hal ini tergantung pada struktur perkembangan kepribadian diri seseorang tersebut yaitu usia, tingkat pendidikan, pengalaman, jenis kelamin, dukungan sosial dari keluarga, teman dan masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Zahra (2012) terhadap mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan mahasiswa pada saat pembuatan skripsi dengan tingkat kecemasnya sehari-hari atau normal. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 15 subjek dimana 8 subjek menjadi kelompok eksprimen dan 7 subjek menjadi kelompok kontrol. Hasil uji statistik dengan Wicoxon Signed Ranks untuk membandingkan pre-test dan post-test antara kelompok eksperimen dan mengungkapkan nilai p=0,025 (p<0,05, signifikan) ada perbedaan skor pre-test dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol p=0,611 (p<0,05, tidak signifikan) tidak
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 2 Juli 2015
70
ada perbedaan skor pre-test dan post-test pada kelompok kontrol. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa mempunyai tanggung jawab baru yang harus dihadapi misalnya meningkatkan prestasi akademi, kemandirian, dan tugas-tugas yang di nilai semakin berat termasuk skripsi. 5.3 Ansietas Pada Mahasiswa Keperawatan yang sedang Mengerjakan Skripsi di STIKes Ceria Buana Sesudah (Posttest) diberikan Terapi Ayat Al-Qur’an Tahun 2015 Distribusi responden berdasarkan skala ansietas sesudah diberikan perlakuan terapi ayat al-qur’an, didapatkan responden mengalami perubahan skala ansietas antara sebelum (pretest) dan sesudah (posttest). penurunan yang didapatkan sesudah diberikan perlakuan terapi ayat al-qur’an yakni 24 orang (96,0%) mengalami penurunan ansietas pada skala rendah dan 1 orang (4,0%) mengalami penurunan dari yang berat ke sedang. Responden mengataka merasa tenang, tidak tegang lagi setelah mendengarkan lantunan qori yang membacakan ayat al-qur’an surat alinsyirah. Responden yang mengalami ansietas rendah pada posttest umumnya mengalami penurunan 1 dari ansietas sedang. Surat yang diperdengarkan dalam penelitian ini berisi tentang pemohonan kepada Allah SWT untuk menentramkan hati dan meminimalisir rasa sakit yang diderita, sehingga responden tidak hanya mendapatkan ketenangan hati, tetapi sekaligus berdo’a kepada Allah SWT demi kelancaran semua pekerjaannya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian terapi ayat al-qur’an dapat menurunkan skala ansietas mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Terapi ayat dapat memberikan dampak psikologis kearah positif, hal ini dikarenakan ketika ayat al-qur’an diperdengarkan dan sampai ke otak, maka suara lantunan ayat akan ditejemahkan oleh otak. Terapi ayat bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar (bacaan ayat alinsyirah), maka otak memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan membawa kedalam reseptor-reseptor mereka yang ada didalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa ketenangan atau kenyamanan. Pemberian terapi ayat yang dilaksanakan dengan cara merupakan rekaman suara Al-Qur’an
yang dibacakan oleh seorang Qori’ (pembaca AlQur’an) dengan menggunakan MP3 di Handpone atau VCD. Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik (Safaria, 2012). Berdasarkan kesimpulan penelitian Handayani (2014) tentang “Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an untuk Penurunan Nyeri Persalinan dan Kecemasan pada Ibu Bersalin” Hasil analisis dengan uji paired t-test menunjukan t(df) = -7,061 (41), perbedaan rata-rata -6,14 dan perbedaan Se = 0,869 (p=0,000). Adanya perbedaan signifikan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi murottal dengan rerata penurunan kecemasan -6,14 dari sebelum dan sesudah dilakukan terapi murottal. 5.4 Pengaruh Terapi Ayat Al-Qur’an Terhadap Ansietas pada Mahasiswa Keperawatan yang Mengerjakan Skripsi di STIKes Ceria Buana Tahun 2015 Pengaruh terapi ayat al-qur,an terhadap ansietas yang dialami mahasiswa keperawatan STIKes Ceria Buana diukur dengan menggunakan paired t-test dengan tingkat kemaknaan p= 0,000 dan didapatkan nilai t hitung t= 8,444 sedangkan t tabel= 2,064. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dilihat distribusi responden berdasarkan hasil pengamatan terhadap nilai sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) nilai ansietas pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi menunjukan bahwa dari 25 responden yang mendapatkan terapi ayat al-qur’an semuanya mengalami penurunan nilai terhadap persepsi ansietas. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengukuran ansietas sebelum diberikan perlakuan (pretest) paling banyak responden mengalami ansietas sedang yakni sebanyak 16 orang responden (64,0%), sedangkan setelah diberikan perlakuan (posttest) paling banyak responden mengalami ansietas rendah yakni sebanyak 24
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 2 Juli 2015
71
oarang responden (96,0%). Sebagian responden mengalami penurunan satu tingkat skala ansietas yaitu ansietas berat ke sedang, ansietas sedang ke ringan, dan sebagian lagi responden mengalami penurunan dua tingkat skala ansietas, yakni dari ansietas berat ke rendah. Penurunan ansietas sesuai dengan pendapat Zein, A (2014) bahwa al-qur’an sebagai penyembuh telah dilakukan dan dibuktikan, orang yang membaca al-qur’an atau mendengarkan akan memberikan perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah, perubahan detak jantung dan perubahan kadar darah pada kulit. membaca atau mendengarkan al-qur’an akan memberikan efek relaksasi, sehingga pembuluh darah nadi dan denyut jantung mengalami penurunan. Terapi ayat al-qur’an ketika diperdengarkan pada orang atau pasien akan membawa gelombang suara dan mendorong otak untuk memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan mempengaruhi reseptor didalam tubuh sehingga hasilnya tubuh merasa nyaman. Terapi ayat al-qur’an yang diperdengarkan pada penelitian ini adalah surat al-insyhirah ayat 1-8 yang menjelaskan peryataan Allah Swt bahwa dibalik kesusahan pasti ada kemudahan serta kelapangan. Surat yang diperdengarkan dalam penelitian ini berisi tentang pemohonan kepada Allah SWT untuk menentramkan hati dan memimalisir rasa sakit yang diderita, sehingga responden tidak hanya mendapatkan ketenangan hati, tetapi sekaligus berdo’a kepada Allahh SWT demi kelancaran semua pekerjaannya. Terapi ayat al-qur’an bekerja pada sistem limbik, dari limbik melalui jalur pendengaran dilanjutkan ke hipokamppus, tempat salah satu ujung hipokampus berbatasan dengan nuclei amiglada. amiglada menerima sinyal dari korteks limbik lalu menjalarkannya ke hipotalamus yang merupakan pengatur sebagian fungsi vegetative dan fungsi endokrin tubuh kemudian diteruskan ke formatio retikularis sebagai penyalur impuls menuju serat saraf otonom. Serat saraf tersebut mempunyai dua sistem saraf, yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Kedua saraf ini mempengaruhi kontraksi dan relaksasi organorgan. Dengan terapi ayat al-qur’an, maka sistem saraf otonom dapat memerintahkan tubuh untuk melakukan relaksasi sehingga menimbulkan ketenanggan sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit (Pedak, 2007).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti memperlihatkan bahwa terapi ayat al-qur’an merupakan bagian dari tindakan non farmakologi yang dapat menurunkan skala ansietas secara bermakna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi ayat al-qur’an terhadap ansietas mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di STIKes Ceria Buana . 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Karakteristik mahasiswa yang mengerjakan skripsi di STIKes Ceria Buana tahun 2015 yaitu dominan perempuan dan usia 22 tahun. b. Ansietas mahasiswa sebelum diberikan terapi ayat al-qur’an yaitu semua mengalami ansietas. Dimana ada yang mengalami ansietas rendah, sedang, dan berat. c. Ansietas mahasiswa sesudah diberikan terapi ayat al-qur’an yaitu didapatkan maahasiswa nsietas berupa ansietas rendah dan sedang. d. Dari uji statistik didapat adanya pengaruh terapi ayat al-qur’an terhadap ansietas pada mahasiswa keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi di STIKes Ceria Buana tahun 2015. Saran a. Kepada Institusi Pendidikan (STIKes Ceria Buana) Agar dapat memberi informasi kepada mahasiswa tentang pemanfaatan terapi ayat al-qur’an sebagai terapi non farmakologi dalam menurunkan ansietas agar dapat diaplikasikan saat ansietas, baik di kampus maupun di rumah. b.
Kepada Tenaga Keperawatan Agar dapat menjadikan terapi ayat al-qur’an sebagai salah satu alternatif intervensi keperawatan untuk mengatasi ansietas yang sering dialami oleh siapapun.
c.
Kepada Mahasiswa Keperawatan STIKes Ceria Buana
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 2 Juli 2015
72
Agar dapat menerapkan terapi ayat al-qur’an sebagai terapi non farmakologi untuk menurunkan ansietas yang dialami d.
Kepada Peneliti Selanjutnya Sebagai data dasar pembanding untuk penelitian selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dan mengembangkan penelitian jenis terapi ayat al-qur’an yang lainnya dan saat melakukan terapi dipastikan peneliti atau yang mewakili harus ikut mendampingi.
6. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan 15. Jakarta: Rineka Cipta. Aspuah, Siti. (2013). Kumpulan Kuesioner Dan Instrumen Penelitian Kesehatan. Cetakan 1. Yogyakarta: Nuha Medika. Budiarto, Eko. (2002). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Cetakan I. Jakarta: EGC. Handayani, Rohmi, dkk (2014). Pengaruh terapi murottal al-qur’an untuk penurunan nyeri persalinan dan kecemasan pada ibu bersalin. Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto. http://download.portalgaruda.org/article.php?articl e=297669&val=6633&title= (diambil tanggal 15 mei 2015) Hawari, Dadang. (2008). Manajemen Stres, cemas, dan Depresi. Edisi 2. Cetakan 2. Jakarta: FKUI. Hawari, Dadang. (2011). Manajemen Stres, cemas, dan Depresi. Edisi 2. Cetakan 3. Jakarta: FKUI. Hidayat, Alimul Aziz. (2011). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Selemba Medika.
Notoadmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Oriordan, RNL. (2002). Seni Penyembuhan Sufi Dengan Pendekatan Kepada Tuhan. Bekasi: Gugus Press. Pedak, M. (2007). Metode Supernol Menaklukkan Stress. Jakarta: Hikmah. Poerwadarmita, W.JS. (1999). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Stuart & Sundeen. (1998). Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC Safaria, T & Saputra, N. (2012). Manajemen Emosi. Cetakan 2. Jakarta: Bumi Aksara. Sari. (2013). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Derajat Nyeri Haid (Dismenorrhea) Pada Mahasiswi Keperawatan Stikes Ceria Buana Di Stikes Ceria Buana Lubuk Basung. Skripsi Triani, Aghi Maha. (2015). Pengaruh Terapi Meditasi Terhadap Depresi pada Lansia di Panti Sosial Trisna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. Program Studi SI Keperawatan Universitas Andalas 2015. Skripsi Zein, Abdullah. (2014). Mukjizat Surat-Surat di Dalam Al-Qur’an Juz 28, 29, dan 30. Jogjakarta: Saufa. Zahra, A (2012). Efektifitas Pemaknaan Surat AlInsyirah Untuk Mengurangi Stres Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012. http://digilib.uin-suka.ac.id/7856/1/BAB%20I%2 C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA .pdf (diambil tanggal 15 mei 2015)
Lukluk, A Zuyina & Bandiyah, Siti. (2011). Psikologi Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Notoadmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 2 Juli 2015
73