PENGARUH TATA RUANG KANTOR DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI KANTOR KECAMATAN KARANG PILANG KOTA SURABAYA
Herdina Paramitha Elfrina dan Meylia Elizabeth Ranu Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran,Jurusan pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya E-mail :
[email protected]
Abstrak Dalam sebuah lembaga atau organisasi tentu terdapat ruang kantor dimana tempat karyawan bekerja. Ruang kantor yang baik akan memberikan manfaat antara lain arus pekerjaan akan berjalan lancer, mempermudah pengawasan, dapat mendatangkan suasana kerja akan memberikan manfaat antara lain arus pekerjaan akan berjalan lancer, mempermudah pengawasan, dapat mendatangkan suasana kerja yang menyenangkan. Sedangkan lingkungan kerja baik itu fisik maupun non fisik sangat berperan penting dalam suatu lembaga atau organisasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh taata ruang kantor, lingkungan karja dan semangat kerja pegawai di kantor Kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif.Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 52 orang.Pengumpulan data diperoleh dengan angket.Analisis data yang ddigunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear ganda. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pegaruh yang signifikan antara variabel ruang kantor dan variabel lingkungan kerja terhadap semangat kerja pegawai kantor Kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya. Hal ini terlihat hasil koefisiensi determinasi dengan nilai adjusted R Square sebesar 37,4%, sedangkan sisanya sebesar 62,6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Kata Kunci : tata ruang kantor, lingkungan kerja, semangat kerja.
Abstract In an institution or organization is certainly there is office space where employees work. A good office space will get the work effectively and efficiently, with the good offices would benefit, among others, current job will go smoothly, simplify supervision, can bring about a pleasant work ing atmosphere. While the work environment be physical or non-physical is very instrumental in an institution or organization. This research aims to analyze the influence of the office space, the work environment and employee spirit of work in the Office District Karang Pilang Surabaya City. Type of this research is descriptive and verifikative. Sample taken in the study amounted to 50 people. The collection of data obtained wit the now. The analysis of the data used in this study is double linear regression analysis. The result showed that there was significant influence between the varable variable office space and working environment of the subdistrict office employee spirit of work Karang Pilang Surabay City. This can be seen by the value of the determination coefficient result Adjusted R Square of 37.4%, while the rest of hitting on 62.6% Iinfluenced by variable other than the variables used in this study. Keyword :office space, work environtment, employee spirit of work.
1
Seperti letak tata ruang yang kurang tepat dan
PENDAHULUAN Setiap instansi atau organisasi semakin
suasana lingkungan perkantoran yang kurang
bersaing dalam meningkatkan mutu dan kualitas
nyaman. Tata ruang kantor Kecamatan Karang
organisasi. Maka instansi atau organisasi akan
Pilang seharusnya menjadi contoh bagi instansi
terlihat unggul apabila tetap memperhatikan
pemerintah lainnya untuk menunjang ke Lingkungan
berbagai faktor yang mendukung jalannya suatu
kerja
dapat
menciptakan
pekerjaan kantor dalam setiap bidang. Faktor
hubungan kerja yang mengikat antara orang-orang
tersebut dapat berjalan baik atau tidak tergantung
yang ada di dalam lingkungannya.Oleh karena itu,
dari karyawan yang bekerja.Karyawan merupakan
hendaknya diusahakan agar lingkungan kerja harus
asset utama organisasi dan mempunyai peran yang
baik dan kondusif.Karena lingkungan kerja yang
strategis didalam organisasi yaitu sebagai pemikir,
baik dan kondusif menjadikan karyawan merasa
perencana,
aktivitas
betah berada di ruangan dan merasa senang serta
organisasi.Demi tercapainya tujuan organisasi,
bersemangat untuk melaksanakan setiap tugas-
karyawan memerlukan semangat untuk bekerja
tugasnya (Moekijat, 2003:136).Lingkungan kerja
lebih rajin.
yang dianggap kurang baik, artinya kurang
dan
pengendali
Karyawan yang mempunyai semangat
terciptanya hubungan yang harmonis antara rekan
kerja tinggi, maka pekerjaan akan lebih cepat
dengan rekan.Rekan dengan pimpinan bahkan
diselesaikan, kerusakan akan dapat dikurangi,
pimpinan dengan pimpinan.Dapat menghambat
absensi akan dapat diperkecil,
kemungkinan
semangat kerja karyawan, suasana kerja bahkan
perpindahan karyawan dapat diperkecil seminimal
peralatan yang kurang mendukung (Nitisemito,
mungkin (Nitisemito, 2002:160). Banyak sekali
2000:159).
faktor yang dapat mempengaruhi semangat kerja,
Faktor lingkungan kerja yang mendukung
beberapa diantaranya adalah kondisi pekerjaan,
karyawan dalam bekerja seperti rekan kerja yang
rekan
kepemimpinan,
harmonis, suasana kerja yang nyaman serta adanya
perusahaan dan lingkungan (Panggabean, 2004 :
fasilitas yang mendukung dalam bekerja, maka
21). Tata ruang kantor atau biasa disebut juga
dapat meningkatkan semangat kerja karyawan
layout adalah salah satu penunjang sistem kerja
(Nitisemito, 2000:186).Semangat kerja merupakan
yang harus diperhatikan dalam perkantoran. Di
salah satu faktor yang sangat penting untuk
Indonesia, banyak sekali terdapat perkantoran
mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika
dengan skala produktivitas besar, menengah dan
seseorang merasakan ia mempunyai semangat
kecil dengan sistem tata ruang yang sangat
kerja tentunya ia akan berusaha semaksimal
bervariasi. Dimana masing-masing sistem saling
mungkin
berhubungan
dimilikinya untuk menjalankan tugasnya dengan
kerja,
kompensasi,
dalam
menunjang
proses
dengan
segenap
kemampuan
yang
kerja.Kondisi tata ruang kantor dapat memberikan
baik. Dan
pengaruh terhadap hasil kerja karyawan disuatu
terhadap pekerjaannya sehingga segala tugas yang
organisasi
diberikan
yang
nantinya
akan
memberikan
akan mempunyai tanggung jawab
tentunya
akan
dapat
dilaksanakan
dengan hasil kerja yang baik pula. Semangat kerja
dampak tersendiri pada perusahaan tersebut. 2
ini akan mempengaruhi tingkat absensi, keluhan-
Indikator-indikator semangat kerja menurut
keluhan, atau bahkan perputaran tenaga kerja,
Moekijat (2003:136) terdiri dari : 1) Kegembiraan
ataupun masalah-masalah vital perusahaan yang
orang yang optimis adalah orang yang selalu
lain.
berpandangan baik dalam menghadapi segala hal Menurut Siagian (2003:57) semangat kerja
(Moekijat, 2003:136). Karyawan yang selalu
adalah “sejauh mana karyawan bergairah dalam
gembira biasanya mempunyai peluan yang besar
melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dalam
untuk
perusahaan”.
dapat
karyawan yang tidak mempunyai rasa gembira,
disimpulkan bahwa semangat kerja merupakan
biasanya. 2) Kerjasama di antara rekan kerja
cermin dan kondisi karyawan dalam lingkungan
merupakan
kerjanya. Jika semangat kerja meningkat maka
manajemen perusahaan, agar setiap pekerjaan
perusahaan akan memperoleh banyak keuntungan.
dapat diselesaikan dengan baik. 3) Kebanggaan
Seperti rendahnya tingkat absensi, kecilnya labour
dalam dinas merupakan perasaan senang pada diri
turn over, pekerjaan lebih cepat diselesaikan dan
karyawan terhadap pekerjaan yang diberikan
sebagainya.Sehingga tingkat produktivitas kerja
perusahaan. Apabila seseorang mengerjakan suatu
dapat ditingkatkan.
pekerjaan dengan senang tau menarik bagi dirinya,
Dari
definisi
di
atas
Jika mereka merasakan adanya keadilan di
mengerjakan
dengan
kondisi
yang
baik,
sedangkan
diinginkan
oleh
maka hasil pekerjaannya akan lebih memuaskan
tempat kerja, maka mereka akan mempunyai sikap
daripada
yang positif atas perilaku itu. sebaiknya jika
disenangi.
mereka mereka terima itu tidak adil maka mereka
memberikan tugas pada seseorang. Maka alangkah
akan mempunyai sikap yang negatif (mereka
baiknya bila sebelumnya mengetahui apakah orang
merasa tidak puas dan tidak bersemangat).
tersebut senang atau tidak dengan pekerjaan yang
Menurut Tohardi (2002 : 132) “jika lingkungan
akan
kerja yang tidak baik tentunya akan memberikan
mendapatkan suatu hasil yang lebih memuaskan.
dampak negatif terhadap para pekerja. Yaitu dapat
Jadi rasa senang dengan suatu pekerjaan juga
menumbuhkan semangat kerja, gairah kerja dan
merupakan
kepuasan
meningkatkan mutu dari hasil produksi (Anoraga,
kerja
yang
akhirnya
menurunkan
mengerjakan
pekerjaan
Demikian
diberikan.
pula
Hal
ini
yang
apabila
dilakukan
hal yang sangat penting
tidak akan
agar
dalam
produktivitas kerja”. Dari berbagai penjelasan di
2001:56).
atas, dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor
merupakan tindakan karyawan terhadap peraturan
dan lingkungan kerja memiliki pengaruh terhadap
yang telah ditetapkan perusahaan apakah bisa
semangat kerja pegawai.
mentaatinya (Moekijat, 2003:144).Karyawan yang
4)
Ketaatan
kepada
kewajiban
mempunyai konsekuensi tinggi harus mau menaati Menurut Nitisemito (2002:167) faktor-faktor
semua kewajibannya sesuai dengan kesepakatan
yang mempengaruhi turunnya atau melemahnya
saat pertama kali bekerja. 5) Kesetiaan timbul dari
semangat kerja, yaitu : 1) Upah yang rendah. 2) Lingkungan
kerja
yang
buruk.
3)
dalam diri sendiri, karyawan merasakan kesadaran
Gaya
yang
kepemimpinan yang buruk 4) Kurang informasi
tinggi
bahwaa
antara
dirinya
dengan
perusahaan merupakan dua pihak yang saling 3
membutuhkan.Karyawan tersebut membutuhkan
sekitar
yang
mendukung
perusahaan tempat mencari sumber penghidupan
kelancaran pekerjaan tersebut.
berlangsungnya
dan pemenuhan kebutuhan sosial lainnya. Disisi
Jika mereka merasakan adanya keadilan di
lain perusahaan mempunyai kepentingan kepada
tempat kerja, maka mereka akan mempunyai sikap
karyawan,
itulah
yang positif atas perilaku itu. sebaiknya jika
perusahaan akan dapat melakukan produksi dalam
mereka mereka terima itu tidak adil maka mereka
rangka pencapaian tujuannya.
akan mempunyai sikap yang negatif (mereka
karena
dengan
pegawai.Karena
karyawan
dengan
adanya
merasa tidak puas dan tidak bersemangat).
lingkungan dan fasilitas yang lengkap mendorong
Menurut Tohardi (2002 : 132) “jika lingkungan
pegawai untuk melaksanakan tugasnya dengan
kerja yang tidak baik tentunya akan memberikan
baik, merasa senang dan tidak malas.Sehingga
dampak negatif terhadap para pekerja. Yaitu dapat
memacu semangat pegawai untuk melaksanakan
menumbuhkan semangat kerja, gairah kerja dan
pekerjaannya.Menurut
kepuasan
Hasibuan
(2002:194)
kerja
yang
akhirnya
menurunkan
semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan
produktivitas kerja”. Dari berbagai penjelasan di
seseorang
pekerjaannya
atas, dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor
dengan baik serta disiplin untuk mencapai prestasi
dan lingkungan kerja memiliki pengaruh terhadap
kerja yang baik. Tata ruang kantor merupakan
semangat kerja pegawai.
salah satu faktor yang juga dapat mempengaruhi
Tujuan
semangat kerja pegawai. Hal ini disebabkan karena
Bagaimanakah
pegawai senang bekerja pada ruangan yang ditata
lingkungan kerja dan semangat kerja pegawai di
dengan baik.Pegawai akan bersedia bekerja dengan
kantor Kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya,
penuh semangat apabila
2) pengaruh tata ruang terhadap semangat kerja
dalam
mengerjakan
merasa kebutuhannya
baik fisik maupun non fisiknya terpenuhi. Perencanaan
tata
adalah: ruang
1)
kantor,
pegawai di kantor Kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya, 3) pengaruh lingkungan kerja terhadap
penciptaan lingkungan kerja yang sehat, baik dan
semangat kerja pegawai dikantor Kecamatan
menyenangkan akan mendorong perasaan dan
Karang Pilang Kota Surabaya, dan 4) pengaruh
kepuasan
Sehingga
tata ruang dan lingkungan kerja terhadap semangat
menumbuhkan semangat pegawai untuk bekerja
kerja pegawai dikantor Kecamatan Karang Pilang
lebih giat lagi.Sehingga tujuan organisasi dapat
Kota Surabaya.
tercapai
dengan
ruang
kondisi
ini
dan
pegawai
tata
penelitian
dalam
efektif
kantor
bekerja.
dan
efisien. Tata Ruang Kantor
memuaskan.Pegawai produktif yang setia dan rajin
The Liang Gie (2009:186) tata ruang
tidak terjadi dengan sendirinya melainkan ada yang
perkantoran
mendorong. Menurut Panggabean (2002 : 21) yang
adalah
kebutuhan-kebuthan
mendorong yaitu sikap kerja (seperti kepuasan
penentuan ruang
dan
mengenai tentang
penggunaan secara terperinci dari ruangan ini
kerja dan semangat kerja). Selanjutnya sikap itu
untuk menyiapkan susunan yang praktis dari
tergantung pada apa yang mereka peroleh ditempat kerja. Dan juga dipengaruhi oleh lingkungan 4
faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi
yang mereka kerjakan tidak sesuai dengan yang
pelaksanaan perkantoran dengan biaya yang layak.
diharapkan perusahaan. 3) Gaya kepemimpinan yang buruk, Gaya kepemimpinan yang buruk akan
Lingkungan Kerja
mempengaruhi semangat kerja karyawan didalam bekerja, karena apabila pemimpin terlalu otoriter
Berbagai definisi mengenai lingkungan
dan hanya mementingkan kepentingan perusahaan
kerja yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya
yaituNitisemito
(2002:183)
tanpa mempedulikan karyawan maka semangat
yang
kerja
mendefinisikan “Lingkungan kerja sebagai segala
karyawan
akan
menurun.
4)
Kurang
informasi, Kurangnya informasi yang diberikan
sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat
kepada karyawan akan mengakibatkan lambatnya
mempengaruhi individu dalam menjalankan tugastugas yang dibebankan”.Menurut Sedarmayanti
penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh
(2009:1) “Lingkungan kerja adalah keseluruhan
karyawan, karena informasi yang dibutuhkan
alat
perkakas
dan
barang
yang
karyawan sangat kurang.
dihadapi,
lingkungan disekitarnya dimana seseorang bekerja, METODE PENELITIAN
metode kerjanya serta pengaturan kerjanya baik
Penelitian yang akan digunakan adalah
bagi perseorangan maupun sebagai kelompok”
penelitian bersifat deskriptif dan verifikatif. Semangat Kerja
Penelitian deskriptif menurut Sugiono (2008:11) adalah
Menurut Siagian (2003:57) semangat kerja
penelitian
yang
dilakukan
untuk
adalah “sejauh mana karyawan bergairah dalam
mengetahui nilai variabel mandiri, baik suatu
melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dalam
variabel yang lain. Sedangkan yang dimaksud
perusahaan”.Menurut
dengan
Hasibuan
(2002:194)
penelitian
verifikatif
adalah
suatu
semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan
penelitian yang ditujukan untuk menguji teori
seseorang
pekerjaannya
dan penelitian akan mencoba menghasilkan
dengan baik serta disiplin untuk mencapai prestasi
informasi ilmiah baru yaitu status hipotesa yang
kerja yang baik
berupa
dalam
mengerjakan
kesimpulan
apakah
suatu
hipotesa
diterima atau ditolak. Berdasarkan sifat penelitian Menurut Nitisemito (2002:167) faktor-faktor
dan rumusan masalah yang ditentukan oleh
yang mempengaruhi turunnya atau melemahnya
peneliti, penelitian deskriptif ditujukan untuk
semangat kerja, yaitu :1) Upah yang rendah, Upah
mengetahui tata ruang kantor, lingkungan kerja
yang terlalu rendah akan mengakibatkan karyawan
dan semangat kerja pegawai kantor.
lesu didalam bekerja, karena kebutuhan atau Mengingat
hidupnya tidak dapat terpenuhi dari pekerjaan yang
sifat
penelitian
adalah
dia kerjakan sehingga semangat kerja akan
deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan
menurun. 2) Lingkungan kerja yang buruk,
melalui pengumpulan data lapangan, maka
Lingkungan kerja yang buruk akan mengganggu
metode penelitian yang digunakan adalah metode
konsentrasi karyawan dalam bekerja, sehingga apa
survei 5
dalam
mengumpulkan
data
primer
penelitian. Metode survei adalah pengumpulan
variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi
data yang dilakukan terhadap suatu objek
variabel dependen adalah Semangat Kerja (Y),
dilapangan dengan mengambil sampel dari suatu
yaitu keinginan dan kesungguhan seseorang
populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai
mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta
alat
berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang
pengumpul
data
pokok.Penelitian
kepustakaan juga diperlukan pada penelitian ini
maksimal (Hasibuan, 2009:94).
untuk memperoleh data sekunder.Rancangan Untuk memperoleh data keterangan dan
penelitian dimulai dari penentuan variabel-
informasi yang diperlukan, peneliti menggunakan
variabel yang dibutuhkan lebih lanjut.
teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1) Proses
ini
mencakup
antara
lain
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
identifikasi variabel-variabel dan pengukurannya.
yang
Serta operasional yang terdiri dari penentuan
seperangkat
populasi
responden
dan
sampel
yang
akan
diteliti,
dilakukan
dengan
pertanyaaan untuk
cara tertulis
mengetahui
para
kantor
dan
hipotesa
Cara
lingkungan kerja. Kuesioner dapat berupa Closed
pengambilan sampel menggunakanmerupakan
Question / Multiple Choice Question maksudnya
penelitian populasi. Cara pengambilan sampel
adalah
menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut
responden
Sugiyono (2001: 61) sampling jenuh adalah
jawabannya, dengan berpedoman pada skala
teknik penentuan sampel bila semua anggota
likert, dimana setiap jawabannya akan diberikan
populasi digunakan sebagai sampel.
skor dengan kriteria: a ) Skor 5 untuk jawaban
ditentukan.
pertanyaan yang
ruang
respon
pegawai
telah
tata
kepada
pengumpulan dan analisis data, serta pengujian yang
tentang
memberi
yang telah
diajukan
kepada
disediakan
pilihan
sangat setuju (SS); b) Skor 4 untuk jawaban Dalam penelitian ini peneliti melakukan
setuju (S); c) Skor 3 untuk jawaban ragu-ragu
penelitian tentang Pengaruh Tata Ruang dan
(R); d) Skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS);
Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja
e) Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju
Pegawai Kantor Kecamatan Karang Pilang Kota
(STS). 2) Wawancara yaitu teknik pengumpulan
Surabaya. Maka terdapat dua jenis variabel dalam
penelitian
ini,
yaitu
:
data yang dilakukan dengan tanya-jawab secara
1)Variabel
langsung kepada pihak-pihak terkait. Metode ini
Independen (X) variabel bebas adalah variabel
digunakan untuk memperoleh informasi tentang
yang mempengaruhi atau yang terjadi sebab
gambaran
perubahan atau timbulnya variabel dependen
umum
instansi
maupun
tentang
semangat kerja pegawai. 3) Observasi
(terikat). Adapun variabel bebas yang digunakan
pengamatan
dalam penelitian ini adalah: a) Tata ruang kantor
lapangan
(X1) tata ruang kantor dan kondisi fisik dan b)
langsung
untuk
yang
mengamati
dilakukan aktivitas
yaitu di kerja
pegawai serta lingkungan kerja dan tata ruang
Lingkungan kerja (X2) . Variabel Dependen (Y)
kantor yang ada di instansi.
atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya 6
Setelah seluruh data terkumpul, peneliti menggunakan
teknik
analisis
data
digunakan untuk ruang bagian keuangan dan
dengan
bangunan
ketiga
berupa
ruangan
serbaguna
bantuan program SPSS for windows 16.0 .
(pendopo) untuk rapat dan kegiatan indoor.Serta
Kemudian
dengan
lahan parkir yang cukup luas untuk kendaraan
mengunakan analisis statistik sebagai berikut : 1)
pengunjung yang datang dan pegawai yang bekerja
uji asumsi klasik untuk meyakinkan bahwa
di
persamaan garis regresi yang diperoleh adalah
Surabaya.
data
tersebut
dianalisis
Kantor
linear dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari
peramalan,
maka
akan
Kecamatan
Karang
Pilang
Kota
Untuk tata ruang bagi pimpinan dan
dilakukan
sekretaris Camat berada didalam ruang pelayanan
pengujian multikolinearitas, heteroskedastisitas,
umum.Letak
dan normalitas. 2) Analisis Regresi Linear
bersebelahan
Berganda
digunakan
menganalisis
keseluruhan ruangan 3 x 3 m2 memiliki 2 meja
pengaruh
beberapa
bebas
atau
kerja staff/pegawai, 2 kursi kerja staff/pegawai, 2
independen variabel (X) terhadap satu variabel
komputer, 2 printer, 1 filing cabinet dan 2 rak
terikat atau dependen variabel (Y) secara
gantung. Ruang pelayanan yang terletak disebelah
bersama-sama.Perhitungan untuk analisis regresi
timur dengan luas ruangan keseluruhan 6 x 15 m2
linear berganda pada penelitian ini peneliti
memiliki
menggunakan
for
dikatakan demikian karena meja para pegawai
windows 16.0. 3) Koefisien determinasi (R2) pada
disusun berderet-deret tanpa penyekat. Terdapat 16
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
meja kerja staff/pegawai, 21 kursi staff/pegawai, 2
model dalam menerangkan variasi variabel
air conditioner , 6 lemari arsip (filing cabinet). 2
independen. 4) Uji F pada dasarnya menunjukan
komputer, 2 printer. 2 meja panjang untuk
apakah semua variabel bebas yang dimasukan
pelayanan (front liner) , dan 2 kursi panjang untuk
dalam
secara
ruang tunggu. Di bagian belakang bangunan
bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali,
terdapat ruang keuangan dengan luas ruangan 3 x 6
2007). 5) Uji t digunakan untuk menguji
m2, menggunakan tata ruang kantor tertutup. Letak
signifikansi hubungan antara variabel X dan
ruang keuangannya berada dibelakang sehingga
variabel Y, apakah variabel X1 dan X2 benar-
jauh
benar berpengaruh terhadap variabel Y.
datang.Sehingga
model
untuk variabel
bantuan
program
mempunyai
SPSS
pengaruh
ruangan dengan
tata
dari
ruang
Sekretaris ruang
kantor
keramaian
Kasubag.
terbuka.
pengunjung
konsentrasi
Camat
pegawai
luas
Dapat
yang dalam
melaksanakan tugasnya tidak terganggu. HASIL DAN PEMBAHASAN Bangunan
Kantor
Pilang Surabaya terdiri dari
Di samping perencanaan tata ruang Kantor
Kecamatan
Karang
Kecamatan Karang Pilang Surabaya, lingkungan
3 bangunan yaitu
kerja
merupakan
faktor
yang
perlu
bangunan depan atau inti digunakankan untuk
diperhatikan.Lingkungan
pelayanan publik disertai dengan ruang tunggu
dapat
pengunjung dan ruangan Camat serta sekretaris
bekerja.Suasana sehari-hari di Kantor Kecamatan
camat.
Karang Pilang cukup tenang. Lapangan sepak bola
Bangunan kedua terletak dibelakang 7
berdampak
pada
kerja
yang
keefektifan
kondusif dalam
besar yang berada persis di depan kantor
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
Kecamatan sering kali menimbulkan dampak
apakah model regresi, variabel bebas dan variabel
terhadap lingkungan kerja di dalam kantor, apabila
terikat keduanya memiliki distribusi normal atau
lapangan sedang digunakan untuk acara besar yang
tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan alat
diadakan
bantu komputer yang menggunakan bantuan
penduduk
ditimbulkan
dapat
sekitar
kebisingan
terdengar
jelas
yang
dikantor
program
SPSS
16.0
for
windows.
Uji
kecamatan karena letaknya yang berdekatan. Dari
Multikoliniaritas digunakan untuk mengetahui ada
kebisingan yang terjadi, membuat semangat kerja
atau tidaknya hubungan linear antara variabel
karyawan cukup teg anggu.Namun, kebisingan
independen dalam model regresi. Dari hasil
yang terjadi tidaklah setiap hari. Karyawan di
pengolahan SPSS berikut hasil yang didapat:
kantor ini termotivasi untuk segera menyelesaikan Tabel 1. Hasil Uji Multikolinearitas
tugasnya. Dan semangat kerja didukung oleh perencanaan tata ruang yang efektif serta adanya
Tata Ruang Kantor (X1) Lingkungan Kerja (X2)
Deskripsi hasil penelitian diawali dengan mengidentifikasi
Colinearity Statistics Tolerance VIF
Variabel
lingkungan kerja yang kondusif.
karakteristik
responden
berdasarkan factor-faktor demografi, kemudian
0,827
1,209
0,827
1,209
ditentukan tata ruang kantor dan lingkungan kerja Hasil Uji multikolinearitas diatas diketahui
terhadap semangat kerja pegawainya. Setelah data
bahwa nilai tolerance mendekati 1, serta nilai VIF
primer berkumpul melalui penyebaran angket,
disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10 sehingga
selanjutnya dilakukan proses penyaringan data
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
sesuai dengan karakteristik sampel yang telah ditetapkan
melalui
tabulasi
data.
multikolinearitas antara variabel bebas dalam
Kemudian
model regresi.
dilakukan analisis data dengan teknik analisis
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk
regresi linear berganda menggunakan bantuan
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
program computer SPSS (Statistic Program For
varian dari suatu pengamatan ke pengamatan yang
Social Science) for windows serta dilakukan
lain (Ghozali, 2007). Cara mendeteksinya adalah
pengujian hipotesis melalui uji F dan uji t.
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada Analisis asumsi klasik diperolah dengan
grafik Scatterplotantara variable terikat (ZPRED)
beberapa cara yaitu uji normalitas bertujuan untuk
dengan residualnya (SRESID), dimana sumbu Y
menguji apakah dalam model regresi, variabel
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai
adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)
distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2007). Untuk
yang telah di-studentized (Ghozali, 2007).
menguji apakah data-data yang dikumpulkan
Model yang digunakan adalah analisis
berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan
regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis
dengan metode sebagai metode Grafik
regresi 8
linear
berganda
diperoleh
besarnya
konstanta dan besarnya koefisien regresi untuk
kerja
masing-masing variable. dengan persamaan yang
semangat kerja pegawai pada kantor Kecamatan
diperoleh adalah :
Karang Pilang.
Y= -0,426 + 0,287 X1 + 0,207 X2
akan
Koefisien
menyebabkan
kenaikan
determinasi
digunakan
variabel
untuk
Berdasarkan pada persamaan regresi di
mengukur seberapa baik garis regresi sesuai data
atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Nilai
aktualnya (goodness of fit).Dalam pengujian
konstan (a) adalah -0,426, yang artinya jika tata
determinasi,
ruang kantor ( X1) dan lingkungan kerja (X2)
Adjusted R Square karena nilai Adjusted R Square
diasumsikan nilainya sama dengan nol, maka
dapat naik dan turun tergantung pada korelasi nilai
semangat kerja pegawai menurun (-0,426). Hal ini
antara variabel bebas tambahan dengan variabel
dapat diartikan, jika tata ruang kantor dan
terikat. Berdasarkan hasil
lingkungan kerja diabaikan, maka semangat kerja
bahwa nilai Adjusted R Square 0, 374 yang berarti
pegawai tidak akan terjadi, dan semakin negatif
variabel tata ruang kantor (X1) dan lingkungan
tata ruang kantor dan lingkungan kerja, maka
kerja (X2) mempengaruhi semangat kerja (Y)
semangat kerja pegawai akan semakin menurun
pegawai pada Kantor Kecamatan Karang Pilang
dan pegawai akan cenderung mencari aternatif lain
sebesar 0,374 atau 37,4% dan sisanya sebesar
untuk menunjang semangat kerjanya. 2) Nilai
0,626 atau 62,6% dipengaruhi oleh variabel lain
koefisien regresi variabel tata ruang kantor (X1)
yang tidak dignakan dalam penelitian ini.
sebesar 0,287. Artinya jika skor variabel tata ruang
banyak
peneliti
menggunakan
maka menunjukan
Pengujuian hipotesis melalui dua tahap yaitu
kantor (X1) mengalami peningkatan sebesar satuan
uji F dan uji T. Uji F digunakan untuk menunjukan
maka variabel semangat kerja (Y) akan meningkat
apakah variabel bebas yang dimasukan dalam
sebesar 0,287 satuan dengan anggapan variabel
metode mempunyai pengaruh secara bersama-sama
lainnya tetap. Tanda positif pada koefisien regresi
terhadap variabel terikat. Dimana hipotesis untuk
melambangkan hubungan yang searah antara X1
uji F ini adalah sebagai berikut :
dan Y, yang artinya kenaikan variabel tata ruang kantor akan menyebabkan kenaikan variabel
H1 : Tata Ruang Kantor dan Lingkungan
semangat kerja pegawai pada kantor Kecamatan
Kerja mempunyai pengaruh signifikan secara
Karang Pilang. 3) Nilai koefisien regresi variabel
bersama-sama terhadap semangat kerja pegawai
lingkungan kerja (X2) sebesar 0,207. Artinya jika
Kantor Kecamatan Karang Pilang. Ho : Tata
skor variabel lingkungan kerja (X2) mengalami
Ruang Kantor dan Lingkungan Kerja tidak
peningkatan
variable
mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-
semangat kerja (Y) akan meningkat sebesar 0,207
sama terhadap semangat kerja pegawai Kantor
satuan dengan anggapan variabel lainnya tetap.
Kecamatan Karang Pilang. Berdasarkan hasil
Tanda
regresi
diperoleh F hitung sebesar 65.288 didukung pula
melambangkan hubungan yang searah antara X2
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000, yang
dan Y, yang artinya kenaikan variabel lingkungan
nilainya lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Dengan
sebesar
positif
satuan
pada
maka
koefisien
9
demikian Ho ditilak dan H3 diterima, hal ini
dengan teknik tata ruang yang dikemukakan oleh
berarti tata ruang kantor (X1) dan lingkungan
The Liang Gie (2007:193), bagi pejabat pimpinan
Kerja
secara
yang sering-sering harus menerima tamu penting
bersama-sama atau simultan terhadap semangat
dan membicarakan urusan-urusan yang bersifat
kerja pegawai Kantor Kecamatan Karang Pilang.
rahasia, dapatlah dibuatkan kamar tamu tersendiri.
(X2)
berpengaruh
signifikansi
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh
Untuk ruangan bagian pelayanan umum
variabel bebas terhadap variabel terikat secara
menggunakan tata ruang kantor terbuka, sesuai
parsial.. Berdasarkan hasil, dapat dijelaskan hasil
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Laksmi,
dari uji t adalah sebagai berikut : a) Dilihat bahwa
dkk (2008:164-165) menyatakan bahwa para
nilai t hitung untuk variabel tata ruang kantor (X1)
pekerja dalam jumlah besar bekerja dalam satu
adalah sebesar 1,970 didukung dengan nilai
buah ruangan besar yang terbuka. Tata ruang
signifikansi sebesar 0,000, karena signifikansi
terbuka lebih menguntungkan daripada tata ruang
0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak dan H1
terpisah-pisah,
diterima. Dapat disimpulkan jika variabel tata
keuntungan, yaitu pengawasan menjadi lebih
ruang kantor (X1) berpengaruh terhadap semangat
efektif, hubungan antara pekerja lebih mudah,
kerja pegawai (Y). b) Dilihat bahwa nilai t hitung
penyebaran cahaya dan peredaran udara lebih
untuk variabel lingkungan kerja (X2) adalah
merata, dan bila ada penambahan kinerja atau
sebesar 1,507 didukung dengan nilai signifikansi
perlengkapan atau perubahan proses kerja, lebih
sebesar 0,000, karena signifikansi 0,000 < 0,05,
mudah ditangani.
sebab
memiliki
beberapa
sehingga Ho ditolak dan H2 diterima. Dapat Dalam susunan tata ruang kantor kecamatan
disimpulkan jika variabel lingkungan kerja (X2)
Karang Pilang bagian keuangan dan perencanaan
berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai (Y).
sesuai dengan pedoman yang dikemukakan oleh PEMBAHASAN
The Liang Gie (2007:191), satuan-satuan yang
Kondisi Tata Ruang Kantor, Lingkungan Kerja dan Semangat Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya
pekerjaannya berhubungan erat satu sama lain
Berdasarkan
hasil
penelitian
hendaknya dikelompokkan pada suatu tempat, terutama pada gedung yang bertingkat-tingkat penempatan
yang
pada
lantai
yang
sama
harus
dilakukan peneliti kantor kecamatan Karang Pilang
dilakukan. Dengan demikian kelancaran pekerjaan
menggunakan jenis tata ruang kantor terbuka dan
dan jarak terpendek dapat terjamin.
tertutup.
Tata
ruang
kantor
terbuka
untuk Penyusunan
pelayanan umum. Dan tata ruang kantor tertutup
ruangan,
kantor Camat dibuat berkamar yang sesuai dengan
keperluan
aktivitas pekerjaan yang juga terkesan rahasia dan privasi
tentunya
untuk
pada
kantor
kecamatan Karang Pilang juga sesuai dengan luas
untuk ruang pejabat atau atasan. Untuk ruang
lebih
perabotan
perabotan kantor
yang
juga
digunakan
telah
sesuai
untuk dengan
standarisasi.pada ruangan pimpinan perabotan
menunjang
yang digunakan seperti meja kerja pimpinan, meja
konsentrasi dalam bekerja. Hal tersebut juga sesuai 10
tamu, 1 kursi kerja pimpinan, 2 kursi tamu
Gie (2007:210), penerangan cahaya alam atau
pimpinan sudah sesuai dengan standarisasi yang
lampu yang cocok dan cukup harus diusahakan,
telah ditetapkan oleh kantor kecamatan Karang
sedang
Pilang. Sedangkan meja kerja sekretaris camat
sepatutnya.
didepan ruang camat kursi kerja staf dan meja
ruang
penerangan
dirawat
Kantor Kecamatan Karang Pilang juga
kerja juga telah sesuai. Pada
perlengkapan
memiliki ventilasi udara yang cukup baik juga pelayanan
yang
untuk sirkulasi udara dalam ruangan peredaran
digunakan seperti meja panjang untuk pelayanan,
udara segar atau udara yang telah dibersihkan
kursi panjang untuk pengunjung, meja kerja
harus diusahakan dalam ruang kerja, hal tersebut
karyawan, kursi kerja staf. Penataan ruang
juga sesuai dengan teori yang dikemukakan The
pelayanan umum untuk meja kerja seharusnya
Liang
diurutkan sesuai dengan urutan pelayanan sehingga
peredaran udara segar atau udara yang telah
mempermudah
mengurus
dibersihkan harus diusahakan dalam ruang kerja.
administrasi sesuai dengan asas rangkaian kerja
Penggunaan AC juga telah sesuai dengan luas
dalam
Penataan
ruangan dan berpengaruh terhadap semangat kerja
perabotan yang digunakan sesuai dengan luas
karyawan hal ini sesuai dengan teori yang
ruangan dan banyaknya jumlah karyawan.
dikemukakan oleh Moekijat (2002:144), mengenai
pengunjung
penataan
ruangan
umum
untuk
kantor.
Gie
(2007:210),
menjelaskan
bahwa
Dalam penggunaan perabotan dan penataan
upaya-upaya dalam menciptakan udara yang sehat
meja-meja yang digunakan sesuai dengan pendapat
dan sejuk, juga menambahkan air conditioning
yang dikemukakan The Liang Gie (2007:193),
dapat mengatur keadaan udara.
menjelaskan bahwa meja-meja disusun menurut
Kondisi semangat kerja pegawai kantor
garis lurus dan menghadap kejuruan yang sama. Ini
kecamatan Karang Pilang
akan mengurangi kemungkinan para pegawai
kedisiplinan pegawai saat jam kerja berlangsung.
sering-sering mengobrol dan memperhatikan apa
Sesuai
yang dikerjakan oleh rekannya. Pada tata ruang
menyatakan semangat kerja adalah sejauh mana
kantor terbuka, susunan meja-meja itu dapat terdiri
karyawan bergairah dalam melakukan tugas dan
dari beberapa baris. Juga lemari dan alat-alat
tanggung
perlengkapan lainnya ditaruh di dekat pegawai-
perusahaan.Kuranganya semangat kerja juga dapat
pegawai yang paling sering menggunakan benda-
dilihat daribanyaknya pegawai selain mengerjakan
benda tersebut.
pekerjaan, seperti mengobrol, bermain handphone,
dengan
pedapat
terlihat dari tingkat
Siagian
jawabnya
di
(2003:57),
dalam
Lingkungan kerja kantor Kecamatan Karang
makan dalam ruangan saat ada tamu atau bahkan
Pilang dari jawaban responden rata-rata masuk
sambil mengerjakan tugas, datang kekantor hanya
dalam kategori tinggi dimana kondisi lingkungan
duduk-duduk saja dan tidak berada di ruangan
kerja kantor dalam keadaan baik. Pencahayaan
untuk memberikan pelayanan.
cukup baik sesuai dengan banyaknya karyawan
Jadi pengaturan pada tata ruang kantor
dalam satu ruangan baik dalam ruangan terbuka
sangat memiliki peran penting dalam instansi.
sesuai dengan teori yang dikemukakan The Liang
Untuk memperlancar arus kerja karyawan dalam 11
menyelesaikan pekerjaannya. Disamping itu selain
dalam kategori tinggi dimana kondisi tata ruang
memperhatikan tata ruang kantor, lingkungan kerja
kantor
juga memiliki peran penting karena dengan
penempatan
terciptanya lingkungan kerja yang nyaman akan
peralatan yang ada menjadi jawaban dominan
meningkatkan dan membawa dampak baik bagi
responden , hal ini menunjukan bahwa penataan
instansi tersebut
perabotan dalam tata ruang kantor berpengaruh
dalam
keadaan
peralatan
baik.
Kesesuaian
dengan
penggunaan
Berdasarkan data primer (angket) yang telah
bagi kelangsungan kinerja pegawai sesuai dengan
diolah dengan bantuan program SPSS for windows
asas rangkaian kerja yang dikemukakan Nuraida
16.0, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dapat
(2007:146),
diketahui variabel bebas yaitu pengaruh tata ruang
ditempatkan menurut rangkaian yang sejalan
kantor
dengan urutan penyelesaian pekerjaan.
(X1)
secara
parsial
mempengaruhi
Semangat Kerja (Y). Di lihat dari hasil analisis regresi
berganda
alat-alat
ini
kantor
didukung
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hameed (2009)
memperlihatkan adanya hubungan positif antara
juga menunjukan desain ruang kantor sangat
tata ruang kantor dan semangat kerja pegawai,
berpengaruh tidak hanya pada performa pekerja
yang ditunjukkan dengan koefisien regresi variabel
tetapi peningkatan produktifitas pekerja serta
tata ruang kantor (X1) yang bernilai positif yaitu
memotivasi pekerja. Menurut Sukoco (2007:189)
sebesar 0,287, sehingga apabila tata ruang kantor
menjelaskan tata ruang kantor adalah penggunaan
(X1) positif maka semangat kerja (Y) akan
secara efektif serta mampu memberikan kepuasan
meningkat pula. Selain itu, melalui hasil uji t,
kepada
maka dapat diketahui bahwa tata ruang kantor
dilakukan,
mempengaruhi semangat kerja pegawai kantor
mendalam bagi karyawan. Hal ini dapat dilihat dari
Kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Dawati (2012)
Pengaruh
bahwa tata ruang kantor berpengaruh positif
Ruang
hasil
penelitian
dan
yang
Tata
diperoleh
Hasil
pegawai
Kantor
Terhadap
karyawan
pekerjaan
yang
maupun memberikan kesan
yang
semangat
terhadap
Semangat Kerja Pegawai Kantor Kecamatan
terhadap
kerja
pegawai,
ini
bisa
Karang Pilang Kota Surabaya
disebabkan karena jika tata ruang kantor semakin
Berdasarkan uji t yang telah dilakukan
bagus maka semangat kerja pegawai juga semakin
diketahui nilai t hitung untuk variabel tata ruang
tinggi. Dan sebaliknya jika tata ruang kantor tidak
kantor (X1) adalah sebesar 1,970 didukung dengan
baik semangat kerja pegawai dapat menurun.
nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil
Pengaruh
dari 0,05 atau 5%, maka Ho ditolak dan Ha
Semangat Kerja Pegawai Kantor Kecamatan
diterima. Sehingga dapat dikatakan variabel tata
Karang Pilang Kota Surabaya
ruang kantor (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap
variabel
semangat
Lingkungan
Kerja
Terhadap
Beradasarkan data primer (angket) yang telah
kerja
diolah dengan bantuan program SPSS for windows
pegawai (Y).
16.0, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dapat
Tata Ruang kantor Kecamatan Karang
diketahui
Pilang dari jawaban responden rata-rata masuk
lingkungan 12
variabel
bebas
yaitu
kerja
(X2)
secara
pengaruh parsial
mempengaruhi Semangat Kerja (Y). Di lihat dari
segala sesuatu yang berada di lingkungan yang
hasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa
dapat
koefisien
maupun
regresi
variabel
lingkungan
kerja
mempengaruhi tidak
memiliki nilai positif yaitu sebesar 0,207. Hal ini
sekelompok
berarti terjadi hubungan searah antara lingkungan
aktivitasnya.
kerja dengan semangat kerja pegawai.Apabila
baik
langsung
orang
di
secara langsung seseorang
atau
dalam melaksanakan
Lingkungan kerja yang baik akan mendorong
lingkungan kerja baik, maka semangat kerja
timbulnya
pegawai
yang
semangat kerja yang tinggi, pegawai akan dapat
(2003) bahwa
bekerja dengan perasaan senang sehingga mereka
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
akan berprestasi dalam pekerjaanya. Dengan
disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi diri
meningkatnya semangat kerja, maka pekerjaan
pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang
akan lebih cepat diselesaikan dan semua pengaruh
dibebankan
buruk dari menurunnya semangat kerja akan
juga
semakin
tinggi.Seperti
dikemukakan oleh Nitisemito
kepadanya.Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa lingkungan kerja mempunyai
semangat
kerja
pegawai.
Dengan
menghilang.
pengaruh terhadap peningkatan semangat kerja Pengaruh Tata Ruang Kantor dan Lingfkungan
karyawan.
Kerja Terhadap Semangat Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan
Kantor
diketahui nilat t hitung untuk variabel lingkungan
dikatakan
windows 16.0, hasil penelitian ini menunjukkan
variabel
bahwa dapat diketahui variabel bebas yaitu tata
lingkungan kerja (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap
variabel
semangat
ruang kantor (X1) ,dan lingkungan kerja (X2)
kerja
secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi
pegawai.
semangat kerja (Y). Mengapa hal ini terjadi, ini
Lingkungan Kerja kantor Kecamatan Karang
bisa dibuktikan dari hasil uji F yang menunjukkan
Pilang dari jawaban responden rata-rata masuk
Fhitung sebesar (65,288) dengan taraf signifikansi
dalam kategori tinggi dimana kondisi lingkungan kerja
kantor
lingkungan
Kota
telah diolah dengan bantuan program SPSS for
dari 0,05 atau 5% maka Ho ditolak dan H a dapat
Pilang
Beradasarkan data primer (angket) yang
nilai signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil
sehingga
Karang
Surabaya
kerja (X2) adalah sebesar 1,507 didukung dengan
diterima,
Kecamatan
dalam kerja
keadaan yang
baik.
baik
0,000 yang lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Hasil
Kondisi
koefisien determinasi dengan nilai Adjusted R
mendukung
Square sebesar 0,374 atau 37,4% Sedangkan
kesuksesan dalam keberhasilan kerja menjadi
sisanya sebesar 0,626 atau 62,6% dipengaruhi oleh
jawaban dominan responden.Hal ini didukung
variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam
hasil penelitian yang dilakukan oleh Hairil Anwar
penelitian ini.
(2013) bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian
terhadap semangat kerja pegawai. hal ini sesuai
yang dilakukan oleh Rizki Astriani (2012) bahwa
dengan teori yang dikemukakan Basuki dan Susilowati (2005:40) lingkungan kerja
tata
adalah 13
ruang
kantor
dan
lingkungan
kerja
berpengaruh positif terhadap semangat kerja pegawai.Temuan ini
pendapat
lingkungan kerja terhadap semangat kerja pegawai,
(1988:11) yang menyatakan bahwa
artinya semakin baik lingkungan kerja maka akan
“pegawai akan bersedia bekerja dengan penuh
semakin baik pula semangat kerja pegawai pada
semangat apabila ia merasa kebutuhannya baik
kantor Kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya.
Saksono
fisik
maupun
sesuai
dengan
Terdapat pengaruh signifikan variabel
non fisiknya terpenuhi melalui
Terdapat pengaruh secara simultan atau
keterlibatannya dalam proses pekerjaan yang
bersama-sama antara variabel tata ruang kantor dan
bersangkutan”. Hal ini bisa disebabkan karenatata
lingkungan
ruang kantor
memberikan
pegawai,artinya semakin baik tata ruang kantor
banyak manfaat dalam menyelesaikan pekerjaan.
dan lingkungan kerja maka akan semakin baik pula
Lingkungan
fisik
semangat kerja pegawai pada kantor Kecamatan
membantu
pekerja
yang
baik
akan
yang
mendukung
dalam
akan
menyelesaikan
kerja
terhadap
semangat
kerja
Karang Pilang Kota Surabaya.
pekerjaannya dan lingkungan nonfisik yang terjalin Saran
dengan baik akan meningkatkan hubungan yang
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat
baik dengan atasan maupun teman sekerja.
disarankan beberapa hal yaitu, bagi peneliti PENUTUP
selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian diluar variabel bebas yang digunakan dalam
Simpulan
penelitian mengingat masih terdapat pengaruh
Berdasarkan
pembahasan
dari
hasil
sebesar
analisis data pada pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
Kondisi
tata
ruang
kantor
62,6%
dari
variabel
lain,
ataupun
mengkombinasikan variabel faktor eksternal dan
dikantor
variabel faktor internal seseorang diluar variabel
Kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya dalam
dalam penelitian ini seperti motivasi, kinerja,
kondisi baik yang ditunjukkan dengan koefisien
produktivitas, dan kepemimpinan.
regresi variabel tata ruang kantor (X1) yang Berdasarkan jawaban
bernilai positif yaitu sebesar 0,287. lingkungan
responden pada
kerja baik dilihat dari koefisien regresi variabel
variabel tata ruang kantor,responden memberikan
lingkungan kerja (X2) memiliki nilai positif yaitu
jawaban
sebesar
terendah
pada
kesesuaian
jumlah
kerja
karyawan
peralatan dengan kebutuhan peralatan yang ada,
hasil
koefisien
Lebih diperhatikan untuk perencanaan tata ruang
determinasi dengan nilai Adjusted R Square
kantornya terutama untuk kesesuaian peralatan
sebesar 0,374 atau 37,4%.
yang tersedia seperti filing cabinet ditambah agar
0,207dan
tergolong
baik
semangat
dilihat
dari
Terdapat pengaruh signifikan variabel tata
data atau file tidak bertumpuk di meja kerja.
ruang kantor terhadap semangat kerja pegawai,
Sehingga dapat membantu pegawai mempermudah
artinya semakin baik tata ruang kantor maka akan
melakukan pekerjaannya dengan efektif
semakin baik pula semangat kerja pegawai pada
efisien.
kantor Kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya.
14
dan
Berdasarkan jawaban
responden pada
variabel lingkungan kerja, tanggapan pegawai
Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.
terhadap kondisi lingkungan kerja di Kantor kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya mendapat respon yang baik. Lebih diperhatikan lagi untuk
Sedarmayanti.2011. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. .
sirkulasi udara dan kenyamanan kerja ,seperti penambahan AC untuk ruangan besar agar pegawai lebih
merasa
nyaman
dalam
Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
menyelesaikan
pekerjaannya. DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan R&D. Bandung: Alfabeta.
Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepusan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja. Jurnal Riset Bisnis Indonesia Vol.1 No.1, p.63-74.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatf, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Hasibuan, M. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Sukoco, Badri Munir. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Huges, J. (2007, July). OfficeDesign is Pivotal to Employee Productivity. Sandiego: the daily Transcript.
Sondang P. Siagian. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama, Cetakan Sepuluh. Jakarta : Rineka Cipta.
Ishak. 2011. Desain Ergonomi Stasiun Kerja. Jurnal SAINTIKOM Vol.10 No.1.
Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesatu. Bandung: Mandar Maju.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Moekijat. 2003. Manajemen Jakarta: PT.Bumi Aksara.
The Liang Gie.2009. Administrasi Perkantoran Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Kepegawaian.
Newsham, Guy, et al. 2009. “Lingking Indoor Environment Conditions to Job Satisfaction: A Field Study” dalam Building Research & Information, 37(2): 129-147. Nitisemito, Alex C. 2002. Manajemen Personalia. Indonesia: Ghalia. Nuraida, Ida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius (IKAPI) Panggabean, Mutiara S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia. 15