e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
PENGARUH TARIF PAJAK DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk periode 2001-2014) 1
Gede Pranata, 1I Gusti Ayu Purnamawati, 2I Made Pradana Adiputra Jurusan Akuntansi Program S1 Unversitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail : {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh tarif pajak dan kebijakan dividen terhadap harga saham, (2) pengaruh tarif pajak terhadap harga saham, (3) pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham, dan (4) pengaruh tarif pajak terhadap kebijakan dividen. (studi kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk periode 2001-2014). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif kausal. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk periode 2001-2014 berjumlah 14. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik analisis menggunakan analisis jalur (path analysis), analisis jalur digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, baik pengaruh secara langsung maupun tidak langsung melalui hubungan dengan variabel bebas lainnya. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui website www.telkom.co.id Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tarif pajak dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap harga saham sebesar 76,8%, (2) tarif pajak berpengaruh positif terhadap harga saham sebesar 32,6%, (3) kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga saham sebesar 17,5%, dan (4) tarif pajak berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen sebesar 31,3%. Kata Kunci : Tarif Pajak, Kebijakan Dividen, Harga Saham
Abstract The study aimed at finding out: (1) the effect of tax rate and dividend policy on the stock price, (2) the effect of tax rate on the stock price, (3) the effect of dividend policy on the stock price, and (4) the effect of tax rate on the dividend policy. (a case study at the PT. Telecommunication Indonesian office, Tbk. during the period 2001-2014). This study utilized a causal quantitative design involving fourteen (14) samples such as annual financial report of PT. Telecommunication Indonesian office, Tbk during the period of 2001-2014. The samples were selected by using purposive sampling technique. The data were analyzed by using path analysis in order to measure the extent of the contribution or the effect of independent variables on the dependent variable, both direct or indirect contribution in relation to the other independent variables. The data were obtained from the secondary sources, such website of www.telkom.co.id The results indicated that (1) the tax rate and dividend policy had an effect on the stock price for about 76,8%, (2) the tax rate had a positive effect on the stock price for about 32,6%, (3) the dividend policy had a positive effect on the stock price for about 17,5%, and (4) the tax rate had a positive effect on the dividend policy for about 31,3%. Key words: tax rate, dividend policy, and stock price.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) PENDAHULUAN Salah satu jalan utama investasi yang memiliki keinginan menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi investor adalah investasi dalam saham ekuitas. Pengembalian dari investasi ekuitas tersebut di pengaruhi oleh kinerja saham tertentu dan kondisi pasar. Kemungkinan dampak pada harga saham akan membantu investor membuat keputusan yang bijaksana dan memungkinkan perusahaan meningkatkan nilai pasar (Nirmala, Sanju dan Ramachandran, 2011). Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan (Hin, 2008). Keuntungan yang diperoleh dari harga saham akibat pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham karena adanya pembelian saham baru, oleh karenanya pemegang saham dapat menerima kas dalam bentuk capital gain dan kemakmuran pemegang saham tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen saat ini maupun dimasa yang akan datang (Sartono, 2008). Harga saham adalah nilai nominal penutupan dari pernyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan yang berlaku secara regular dipasar modal di Indonesia (Kesuma, 2009:40). Teori yang menyebutkan keterkaitan antara kebijakan dividen dengan harga saham menurut (Akbar dan Baig 2010) saat dividen tunai meningkat harga saham juga meningkat dan ketika dividen tunai menurun harga saham juga menurun. Kebijakan dividen memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan terhadap kinerja perusahaan, investasi yang dilakukan oleh perusahaan menentukan laba masa depan. Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan, jika laba ditahan semakin besar maka jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen semakin sedikit. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (Wachowicz, 2007: 496). Dividen merupakan pembagian laba kepada
pemegang saham dari bisnis dalam periode tertentu, yang dimaksudkan adalah pendapatan perusahaan dan rekomendasi yang dibuat oleh direksi perusahaan. Dengan demikian, jika tidak ada keuntungan yang dibuat, dividen tidak diumumkan, ketika keuntungan dibuat, perusahaan wajib membayar pajak perusahaan termasuk wajib pajak lainnya kepada pemerintah. ini adalah tanggung jawab penting suatu perusahaan terutama dalam mencari keuntungan perusahaan (Nnadi dan Akpomi, 2008). Pajak tidak diragukan lagi mengurangi keuntungan yang tersedia di suatu organisasi, baik untuk dipertahankan atau didistribusikan sebagai dividen kepada pemgang saham perusahaan. Tinjauan literatur telah berusaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting dalam formulasi kebijakan dividen oleh perusahaan, hal ini juga digali beberapa efek yang signifikan dan berulang dari pajak atas kebijakan deviden perusahaan (Nnadi dan Akpomi, 2008). Penelitian yang dilakukan (Nnadi dan Apkomi : 2008), menemukan hubungan positif antara pajak dengan pendapatan dividen yang mendukung hipotesis pertama (H1), bahwa penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang kuat antara variabel dependen dengan variabel independen. tingkat pajak adalah penentu penting dalam pembentukan kebijakan dividen Kenyataannya pajak itu selalu ada seperti investor alami dimana setiap dividen yang dibayarkan dikenakan pajak, seharusnya dividen yang dterima investor tidak seharusnya kena pajak dikarenakan perusahaan telah membayar pajak atas keuntungan tersebut, bila investor kembali membayar pajak atas dividen yang diterimanya maka telah terjadi pajak berganda (Manarung, 2012). Pajak merupakan hal yang sangat mendasar, dalam pemungutan pajak harus didasarkan pada peraturan perundangundangan. Pada hakekatnya yang memikul beban pajak adalah rakyat masalah taxe base dan tax rate harus melalui persetujuan rakyat yang diwakili oleh lembaga perwakilan rakyat dan hasil persetujuan tersebut dituangkan dalam suatu undang-
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) undang yang harus dipatuhi oleh setiap pihak yang dikenakan kewajiban perpajakan (Rahayu, 2010: 23). Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah, dilaksanakan sedemikian rupa agar tidak merugikan masyarakat, oleh karena itu diperlukan tarif pajak agar pemungutan pajak seimbang antara masyarakat dan pemerintah sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dan tidak terjadi kesalahan antara masyarakat dan pemerintah. Adapun jenis-jenis tarif pajak adalah: tarif sebanding/ proporsional adalah tarif berupa presentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak, tarif tetap adalah tarif berupa jumlah yang tetap sama terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap, tarif progresif adalah persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar ( Waluyo dan Ilyas, 2003: 16) Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah dari pada pajak atas dividen, maka saham tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, tetapi sebaliknya jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan pajak atas dividen, maka keuntungan capital gain akan berkurang. Namun demikian pajak atas capital gain masih lebih baik dibandingkan dengan pajak atas deviden,
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen (Sartono, 2008:286). PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan, memberikan sambungan layanan lokal, sambungan langsung jarak jauh. PT. Telekomunikasi Tbk didirikan untuk suatu jangka waktu yang tidak terbatas. Tujuan dan objektifitas perusahaan adalah untuk mengoperasikan jaringan telekomunikasi dan menyelenggarakan kegiatan komunikasi dan layanan informasi, di wilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di negara ini. Dengan statusnya sebagai perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia ini mengalami peningkatan dan penurunan dalam laporan keuangannya. Tabel ini menggambarkan kebijakan dividen yang diikuti perubahan Harga Saham. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. sejak tahun 2009 hingga 2013.
Tabel 1 Perkembangan tarif pajak, DPR, Saldo laba dan Harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. periode 2009-2013 Tarif Rasio Saldo Laba Harga pajak pembayaran Saham dividen (dlm persen) 28% ↑ 0,49 ↓ 21.130.459 9450 25% ↓ 0,54 ↑ 26.571.000 7950 20% ↓ 0,55 ↑ 31.717.000 7050 20% 0,55 37.440.000 9450 20% 0,55 39.141.000 9700
↑ ↓ ↓ ↑ ↑
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Penjelasan berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat perkembangan DPR, dan Harga saham yang berubah setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi pada PT. Telekomunikasi, Tbk yaitu pada periode tahun 2009, 2010 dan 2011. Tarif pajak pada PT. Telekomunikasi Tbk pada tahun 2009, 2010 dan 2011 mengalami penurunan dan peningkatan dalam pembayaran tarif pajaknya tetapi tidak sesuai dengan deviden pada tahun tersebut yang menunjukan kotradiksi dengan tarif pajaknya, hal ini bertentangan dengan teori yang ada dimana besaran pembagian dividen akan diikuti dengan tarif pajaknya. Tabel diatas menunjukan perkembangan laba ditahan pada PT. Telekomunikasi Tbk periode 2009-2013 dikarenakan pendapatan perusahaan atau laba bersih di akhir tahun pada perusahaan tersebut cenderung meningkat dan sangat berpengaruh signifikan kepada laba ditahan pada perusahaan di akhir tahunnya. Harga saham pada PT. Telekomunikasi Tbk, pada tahun 2009, 2010, dan 2011 harga saham perusahaan mengalami penurunan, hal itu terjadi sebagai akibat dari menurunnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada periode tersebut. Sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 harga saham perusahaan mengalami peningkatan, tentu itu menjadi value tersendiri bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai harga saham perusahaan, semakin besar peluang mendatangkan para investor. Untuk keadaan DPR yang mengalami kenaikan ditahun 2010 dan 2011. Tapi ditahun 2009-2012 telah terjadi fluktuasi pada harga saham yaitu dari 9.450 ke 7.950, dari 7.050 ke 9.450 sedangkan mulai tahun 2012 sampai 2013 harga saham meningkat yaitu 9.700. Hal ini pun sama dengan teori yang ada semakin tinggi pembayaran dividen (Devidend Payout Ratio) yang diberikan perusahaan maka harga saham pun akan ikut naik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan maka terdapat empat rumusan masalah : (1) Bagaimana pengaruh tarif pajak dan kebijakan dividen terhadap harga saham
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2001-2014, (2) bagaimana pengaruh tarif pajak terhadap harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2001-2014, (3) bagaimana pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2001-2014, (4) bagaimana pengaruh tarif pajak terhadap kebijakan dividen PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2001-2014. METODE PENELITIAN jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif kausal (hubungan sebab akibat). kuantitatif kausal adalah suatu penelitian yang menggambarkan suatu generalisasi atau menjelaskan hubungan sebab akibat dan pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas sebagai variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya variabel terikat dan variabel terikat sebagai variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Hipotesis dalam penelitian adalah H1: Ada pengharuh dari tarif pajak dan kebijakan dividen terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2001-2014. H2: Ada pengaruh dari tarif pajak terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2001-2014. H3: Ada pengaruh dari kebijakan dividen terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2001-2014. H4: Ada pengaruh dari tarif pajak terhadap kebijakan dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2001-2014. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini akan digunakan telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan analisis jalur (path analysis). Suliyanto (2005) menyatakan bahwa analisis jalur digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi atau
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, baik pengaruh secara langsung maupun tidak langsung melalui hubungan dengan variabel bebas lainnya. Alasan menggunakan analisis jalur karena pada hubungan struktural memeprlihatkan ada hubungan kausal antara tarif pajak terhadap kebijakan dividen, serta untuk mengetahui ada pengaruh tidak langsung tarif pajak terhadap harga saham melalui kebijakan dividen. Sampel yang diambil oleh penulis adalah berupa laporan keuangan tahunan berupa neraca dan laporan laba rugi dari data tahun 2001-2014 dengan pertimbangan bahwa: 1. Data yang diambil terdaftar pada Bursa Efek selama tahun 20012014. 2. Data yang diambil berupa laporan keuangan tahunan 14 tahun berturut-turut selama tahun 20012014 yang sudah diaudit. 3. Data yang diambil adalah 14 tahun dari tahun 2001-2014 yang dijadikan
sampel karena pada periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan harus adanya penelitian yang dilakukan. 4. Sampel yang diambil sebanyak 14 tahun dari periode 2001-2014 karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN Hasil Penelitian Analisis jalur digunakan untuk mengetahui pengaruh Tarif pajak dan kebijakan dividen terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk periode 2001-2014 baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik analisis jalur (Path Analysis) dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 17.0 For Windows maka diperoleh hasil perhitungan SPSS pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Output SPSS Analisis Jalur Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y No 1
Parameter Ryx1x2
Koefisien 0,877
p-value 0,000
Alpha (α) 0,05
Keputusan Menolak Ho
2
R2yx1x2
0,768
0,000
0,05
Menolak Ho
3
Pyx1
0,571
0,008
0,05
Menolak Ho
4
P2yx1
0,326
0,008
0,05
Menolak Ho
5
Pyx2
0,419
0,036
0,05
Menolak Ho
Ada pengaruh X2 terhadap Y
6
P2yx2
0,175
0,036
0,05
Menolak Ho
7
Px2x1
0,560
0,037
0,05
Menolak Ho
8
P2x2x1
0,313
0,037
0,05
Menolak Ho
9
ε2
0,687
-
-
-
10
ε1
0,232
-
-
-
Besar pengaruh X2 terhadap Y adalah 17,5% Ada pengaruh X1 terhadap X2 Besar pengaruh X1 terhadap X2 adalah 3,13% Besar pengaruh dari faktor lain terhadap X2 adalah 68,7% Besar pengaruh dari faktor lain terhadap Y adalah 23,2%
(Sumber: Lampiran 3 dan 4 Hasil OutputSPSS, data diolah)
Kesimpulan Ada hubungan X1 dan X2 terhadap Y Besar pengaruh X1 dan X2 terhadap Y adalah 76,8% Ada pengaruh X1 terhadap Y Besar pengaruh X1 terhadap Y adalah 32,6%
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Berdasarkan Tabel 2 dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa secara bersama-sama Tarif pajak (X1) dan kebijakan dividen (X2) berpengaruh terhadap harga saham (Y) pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tarif pajak (X1) berpengaruh terhadap harga saham (Y), kebijakan dividen (X2) berpengaruh terhadap harga saham (Y), dan tarif pajak (X1) juga berpengaruh terhadap kebijakan dividen (X2) pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Pengaruh dari masing-masing variabel dapat Menggunakan analisis jalur sebagai metode analisis tentunya akan diketahui pengaruh dari Tarif pajak dan kebijakan dividen terhadap harga saham, baik
digambarkan pada Gambar 1 sebagai berikut. ε1 Pyx1 = 0,571
X1
ε 1= 0,232
Px2x1 = 0,560 Y
ε2 = 0,687
X2
ε2
Ryx1x2 = 0,877 Pyx2 = 0,419
Gambar 1. Pengaruh Variabel X1 dan X2Terhadap Y pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung dari masing-masing variabel tersebut. Besarnya sumbangan pengaruh langsung dan tidak langsung dari X 1 dan X2 terhadap Y dalam penelitian ini, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Sumbangan pengaruh langsung dan tidak langsung dari tarif pajak (X 1) dan kebijakan dividen (X2) terhadap harga saham (Y) Keterangan
Besar Sumbangan
Persentase
Besar pengaruh langsung X 1terhadap Y
0,326
32,6%
Besar pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X2
0,235
23,5%
Besar pengaruh total X1 terhadap Y
0,571
57,1%
Besar pengaruh total X2 terhadap Y
0,175
17,5%
Besar pengaruh total X1 danX2 terhadap Y
0,768
76,8%
Besar pengaruh variabel lain terhadap Y
0,232
23,2%
1,000
100%
Total (Sumber: Lampiran 5 dan 6 Hasil Output SPSS, data diolah) H1 : Pengaruh Tarif Pajak dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik analisis jalur (Path Analysis) pada Tabel 2 menunjukkan bahwa tarif pajak dan kebijakan dividen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk karena p-value R2yx1x2 = 0,000 < alpha 0,05. Ini berarti menolak Ho atau ada pengaruh dari tarif pajak dan kebijakan dividen terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa besar koefisien determinasi R2yx1x2 adalah sebesar 0,768, hasil tersebut menunjukkan bahwa sebesar 76,8% harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dipengaruhi oleh tarif pajak dan kebijakan dividen secara bersama-sama (simultan) sedangkan sisanya sebesar 0,232 atau 23,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengaruh Tarif Pajak terhadap Harga Saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik analisis jalur (Path Analysis) pada Tabel 2 menunjukkan bahwa tarif pajak berpengaruh terhadap harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk karena pvalue Pyx1 = 0,008 < alpha 0,05. Ini berarti menolak Ho atau ada pengaruh dari tarif pajak terhadap harga saham. Pada Tabel 2 menunjukkan pengaruh dari tarif pajak terhadap harga saham dengan koefisien Pyx1 sebesar 0,571 dan bertanda positif, yang menunjukan bahwa bentuk hubungan tarif pajak terhadap harga saham adalah berbanding lurus. Artinya bahwa setiap ada peningkatan tarif pajak memiliki peran dalam upaya meningkatkan harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tabel 3 menunjukkan besarnya sumbangan pengaruh total dari tarif pajak terhadap harga saham yaitu sebesar 0,326 atau 32,6%, artinya sebesar 32,6% harga saham dipengaruhi oleh tarif pajak.
kebijakan dividen terhadap harga saham adalah berbanding lurus. Artinya bahwa peningkatan kebijakan dividen berperan dalam upaya meningkatkan harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Pada Tabel 3 menunjukkan besarnya sumbangan pengaruh total dari kebijakan dividen terhadap harga saham yaitu sebesar 0,175 atau 17,5%, artinya sebesar 17,5% harga saham dipengaruhi oleh kebijakan dividen.
H2 :
Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik analisis jalur (Path Analysis) pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk karena p-value Pyx2 = 0,036 < alpha 0,05. Ini berarti menolak Ho atau ada pengaruh dari kebijakan dividen terhadap harga saham. Pada Tabel 2 menunjukkan pengaruh dari kebijakan dividen terhadap harga saham dengan koefisien Pyx2 sebesar 0,419 dan bertanda positif, yang menyatakan bahwa bentuk hubungan
H4 :
Pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik analisis jalur (Path Analysis) pada Tabel 2 menunjukkan bahwa tarif pajak berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk karena p-value Px2x1 = 0,037 < alpha 0,05. Ini berarti menolak Ho atau ada pengaruh dari tarif pajak terhadap kebijakan dividen. Pada Tabel 2 menunjukkan hubungan dari tarif pajak terhadap kebijakan dividen dengan koefisien Px2x1 sebesar 0,560, dan bertanda positif, yang menunjukan bahwa bentuk hubungan tarif pajak terhadap kebijakan dividen adalah berbanding lurus. Artinya bahwa setiap peningkatan tarif pajak memiliki peran dalam upaya meningkatkan kebijakan dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tabel 3 menunjukkan besarnya sumbangan pengaruh dari tarif pajak terhadap kebijakan dividen yaitu sebesar 0,313 atau 31,3%, artinya sebesar 31,3% kebijakan dividen dipengaruhi oleh tarif pajak.
H3 :
Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur (Path Analysis) dengan menggunakan bantuan Statistical Package for Social Science (SPSS) 17.0 For Windows, maka diperoleh hasil bahwa tarif pajak dan kebijakan dividen secara bersama-sama mempengaruhi harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2001-2014. Penelitian mengenai pengaruh tarif pajak terhadap harga saham menunjukkan bahwa tarif pajak secara positif berpengaruh terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dapat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dibuktikan pada hipotesis 1 (H1) bahwa sebesar 32,6% harga saham dipengaruhi oleh tarif pajak dengan demikian ketika ada kenaikan tarif pajak maka akan diikuti dengan meningkatnya harga saham, yang digunakan dalam peneltian ini yaitu tarif progresif. Dimana tarif progresif adalah jika semakin tinggi objek pajaknya, maka semakin tinggi presentase tarif pajaknya. dengan adanya peningkatan harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tidak menutup kemungkinan perusahaan akan membayar pajak yang tinggi dikarenakan harga saham merupakan objek pajaknya artinya saham yang dijual oleh perusahaan, jika objek pajaknya tinggi otomatis presentase tarif pajak yang dibayarkan oleh perusahaan tinggi. Dengan tingginya presentase tarif pajak yang dibayarkan maka akan berdampak pada perolehan laba perusahaan setelah pajak, tingginya tarif pajak mengakibatkan perolehan laba yang diterima oleh perusahaan sedikit sehinga laba yang di alokasisakan untuk pembayaran dividen juga sedikit. Penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk menunjukan pengaruh yang positif dan signifikan, artinya bahwa kebijakan dividen dipengaruhi oleh harga saham. Dapat dibuktikan pada hipotesis 2 (H2) bahwa sebesar 17,5% kebijakan dividen dipengaruhi oleh harga saham. ketika kebijakan dividen meningkat maka harga saham juga meningkat begitu juga sebaliknya. Harga saham dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dividen, besarnya dividen yang dibayarkan akan meningkatkan nilai perusahaan atau harga saham namun semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan memperkecil sisa dana yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan perusahaan sebagai investasi, karena laba ditahan tersebut merupakan sumber dana intern yang dapat digunakan untuk pembiayaan perusahaan. Semakin kecil laba ditahan akibatnya akan memperkecil pertumbuhan dividen, oleh karena itu besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan yang optimal. Kebijakan dividen yang
ditetapkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan sebuah tindakan perusahaan (corporate action) yang mengirimkan sinyal kepada investor sehingga mempengaruhi harga saham. Hal ini disebabkan dengan adanya kenaikan harga saham investor akan beraksi dipasar modal, yaitu dengan melakukan permintaan dan penawaran yang tinggi pada saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sehingga harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang tinggi yang sudah dijual akan berdampak pada peningkatan laba perusahaan setelah pajak. harga saham yang tinggi otomatis laba yang diperoleh oleh perusahaan juga tinggi sehingga dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga tinggi. Perusahaan menaikan harga saham memiliki tujuan yang jelas yaitu digunakan untuk membayar dividen regular dan dividen ekstra. Salah satu perusahaan meningkatkan dividen kas adalah dengan memberikan dividen ekstra disamping dividen reguler. Hal ini biasanya dilakukan jika pendapatan perusahaan meningkat cukup besar, tetapi sifatnya sementara. Selanjutnya hasil penelitian mengenai pengaruh tarif pajak terhadap kebijakan dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk menunjukkan bahwa tarif pajak berpengaruh secara positif terhadap kebijakan dividen, dapat dibuktikan dengan hipotesis 4 (H4) bahwa sebesar 31,3% kebijakan dividen dipengaruhi oleh tarif pajak. Tingkat pajak ditentukan oleh besarnya kebijakan dividen, jika kebijakan dividen tinggi tingkat pajak juga tinggi. Namun kenyataannya pajak itu selalu ada seperti investor, dimana setiap dividen yang dibayarkan dikenakan pajak, seharusnya dividen yang diterima oleh investor tidak seharusnya kena pajak dikarenakan perusahaan telah membayar pajak atas laba yang diterima oleh perusahaan, bila investor kembali membayar pajak atas dividen yang diterimanya maka telah terjadi pajak berganda. Keterbatasan pada penelitian ini adalah meskipun peneliti telah berusaha merancang dan mengembangkan penelitian sedemikian rupa, namun masih terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu dimana dari model
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) penelitian yang digunakan, diketahui bahwa variabel penelitian yang digunakan hanya dapat menjelaskan sebesar 76,8% sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain sebesar 23,2% yang tidak dimasukan dalam penelitian ini. Sehingga variabel penelitian yang digunakan kurang dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1. Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa Tarif pajak dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk periode 2001-2014 adalah diterima. 2. Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa Tarif pajak berpengaruh positif terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk periode 2001-2014 adalah diterima. 3. Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk periode 2001-2014 adalah diterima. 4. Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa Tarif pajak berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2001-2014 adalah diterima. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1. Perusahaan lebih baik membagikan dividen rendah dari pada tinggi salah satunya karena akan dikenakan tarif pajak lebih rendah, lebih baik perusahaan menahan dan menanam kembali laba kedalam perusahaan, sehingga pertumbuhan laba perusahaan dapat menghasilkan kenaikan harga saham dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.
2.
3.
Perusahaan harus bisa menstabilkan dan meningkatkan dividen di setiap tahunnya karena akan sangat berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut apabila keadaan dividen dan harga saham perusahaan setiap tahunnya membaik maka tidak menutup kemungkinan para investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut yang dikarenakan keadaan dividen dan sahamnya membaik dari tahun ke tahun. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel independen lainnya misal menggunakan ROE (Return on Equity) sebagai alat untuk menilai harga saham, kondisi ekonomi dan politik serta indikator kinerja keuangan lainnya mencakup profitabilitas, solvabilitas, maupun likuiditas perusahaan karena dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan dimana dari model penelitian yang digunakan hanya dapat menjelaskan sebesar 76,8% sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain sebesar 23,2% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M, H. Baig, dkk. 2010. Reaction Of Stock Prices To Dividend Announcement and Market Efficiency. Pakistan: The Lahore Journal Of Economics. Vol 1 No 1 (103-125). Hin, Thian, L. 2008. Panduan Berinvestasi Saham. Edisi terkini. Jakarta: Elex Media Komputindo. Jogiyanto, H.M. 2000. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktis Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. Jonathan dan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Kesuma, Ali. 2009. Analilisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Publik: Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 1 No. 1 (34-50) Natalia.2008. Analisis Pengaruh Tarif pajak penghasilan badan terhadap Kebijakan Dividend Dan struktur Modal pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 1998-2005. Skripsi. FISIP UI Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Opriani,
Mutiara. 2008. Implikasi Ekstensifikasi Pengenaan Pajak Penghasilan Atas Instrumen Rekadana Saham. FISIP UI.
Rahayu, Kurnia, S. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. Riyanto,
Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: GPFE.
Sugiyono.
2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Waluyo, B.I. 2007. Perpajakan Indonesia. Edisi ke 7. Jakarta: Salemba Empat.