1
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN ITERN TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT Studi Pada Pt Bank Rakyat Indonesi Cabang Limboto
NITA M. SABI Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian intern terhadap efektivitas pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia, Cabang Limboto.Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang telibat dalam proses pemberian kredit pada PT BRI Cabang Limboto. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwasistem pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia, Cabang Limboto. Koefisien determinasi menunjukan besarnya pengaruh sistem pengendalian intern terhadap efektivitas pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Limbotoadalah sebesar 83,5%
Kata Kunci:Sistem pengendalian intern, Efektivitas Pemberian kredit Pendahuluan Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan disamping menyalurkan dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan, kemudisn usaha bank lainnya memberikan jasa-jasa keuangan yang mendukung dan memperlancar kegiatan memberikan pinjaman dengan kegiatan menghimpun dana, (Kasmir, 2011: 4) Tersedianya jasa perbankan yang lengkap sangat penting bagi setiap individu dan masyarakat pada suatu negara, karena bank adalah urat nadi perekonomian dimana arus ekonomi dan keuangan mengalir. Bank juga merupakan terjadinya transaksi-transaksi usaha
2
yang memperlancar jalannya lalu lintas perekonomian. Meningkatnya kegiatan dunia perbankan ini juga tercermin dengan banyaknya fasilitas-fasilitas baru yang disediakan oleh suatu bank. Meskipun demikian, inti dari suatu usaha bank tetaplah menghimpun dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan kembali dengan memberikan kredit serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Fungsi untuk mencari dan selanjutnya menghimpun dana untuk kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat serta fasilitas jasa-jasa bank lainnya akan menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana yang berhasil dihimpun akan menentukan volume dana yang dapat dikembangkan bank dalam bentuk penanaman dana yang menghasilkan, misalnya dalam bentuk pemberian kredit, pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang. Kumala Dewi (2011) mengatakan kegiatan utama bank sebagai lembaga keuangan salah satunya adalah memberikan kredit. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pemberian kredit merupakan suatu usaha bank yang paling pokok, maka bank perlu memberikan penilaian terhadap nasabah yang mengajukan kredit pinjaman serta merasa yakin bahwa nasabahnya tersebut mampu untuk mengembalikan kredit yang telah diterimanya, (Dewi, 2012: 3). Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis dan untuk lebih mempermudah dalam mengkaji masalah dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah adalah apakah sistem pengendalian intern bepengaruh terhadap efektivitas pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesi, Tbk Cabang Limboto. Tujuan penelitian berhubungan erat dengan rumusan masalah yang telah penulis kemukakan sebelumnya. Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah
3
untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern bepengaruh terhadap efektivitas pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesi Cabang Limboto Pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang), (www. Wikepedia.com). Menurut Mulyadi (2002: 183) Sistem pengendalian internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipenuhinya kebijakan manajemen. Menurut Warren, Reeve, & Fees (1999: 183) dalam Munawaroh (2011) pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi akurat dan memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya. Tujuan Pengendalian intern Boynton dkk (2003) dalam Amanina (2010: 28) mengungkapkan pentingnya pengendalian intern adalahsebagai berikut: a. Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporandan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif
4
b. pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidak beresan. c. Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian intern klien. Penaksiran resiko dalah proses mengidentifikasi danmenilai resiko-resiko yang dihadapi dalam mencapai tujuan. Setelah teridentifikasi, manajemen harus menentukan bagaimana mengelola/mengendalikannya. Kesatuan perkiraan risiko yang timbul betrtujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola risiko yang berhubungan dengan persiapan laporan kauangan yang akan disajikan berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum. Penaksiran risiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan. Tucker (2000: 15) menerjemahkan Kredit adalah pertukaran atau pemindahan sesuatu yang berharga baik berupa uang maupun barang dengan keyakinan bahwa peminjam akan dapat atau mampu membayar dengan harga atau nilai yang sama di waktu yang akan datang.Sedangkan Hasibuan (2002:87) dalam menyatakan bahwa Kredit Merupakan semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.Menurut undang-undang perbankan Nomor 10 tahun 1998 sebagaimana dikutip oleh Kasmir (2011: 96) kredit adalah penyeediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga Berdasarkan pengertian diatas dapatlah dijelaskan bahwa kredit dapat berupa uang atau barang yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank mempunyai kredit untuk
5
pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Mencakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Begitu pula dengan masalah sanksi apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama. Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Menurut Kasmir (2011: 100) adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain yaitu: 1. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting bagi kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi atau dibubarkan. 2. Membantu usaha nasabah Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. 3. Membantu pemerintah Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian kredit adalah:
Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.
Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini perluasan usaha baru
Meningkatkan jumlah barang dan jasa, kredit yang disalurkan akan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.
6
Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan kemudian diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan menghemat devisa negara.
Kemudian disamping tujuan diatas, suatu fasilitas kredit ini juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan daya guna uang Maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. 3. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. 4. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya bertambah. 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi Karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.
7
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang ditetapkan dengan pertimbangan masing-masing. 1. Pengajuan berkas-berkas Pengajuan proposal pinjaman kredit hendaknya yang berisi antara lain: a. Latar belakang perusahaan, seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, dan lain-lain. b. Maksud dan tujuan c. Besarnya kredit dan jangka waktu d. Cara pemohon mengembalikan kredit Masalah efisiensi dan efektivitas menjadi hal yang penting. Untuk menghindari diri akibat-akibat yang membawa kepada kegagalan dalam pemberian kredit maka
dalam
aktivitasnya bagian kredit harus mengetahui secara rinci jenis kredit yang bagaimana yang diperlukan oleh nasabahnya, kemungkinan-kemungkinan peyelewengan baik oleh nasabah dalam hal ini menyelewengkan kredit yang diberikan, maupun oleh pihak intern perusahaan itu sendiri. Hal ini perlu dilaksanakan untuk menghindari inefisensi dan inefektivitas dalam pemberian kredit. Pengertian efgektivitas Menurut Komarudin dalam Marbun (2006: 41) efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkt keberhasilan (atau kegagalan) kegiatan manajemen dalam mencapa tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi dapat diaktakan bahwa efektivitas adalaha hubungan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan yang ingin dicapai suatu organisasi. Karena efektivitas sangat berkaintan dengan tujuan yang akan dicapai maka untuk mencapai efektivitas pemberian kredit perlu diketahui tujuan pemberian kredit yang
8
diharpakkan. Marbun (2006: 41) efektivitas pemberian kredit adalah tercapainya prinsipprinsip perkreditan yang dikenala dengan 5C, yaitu character, capacity, capital, collateral, dan conditon of economic. Apabila prisnip tersebut telah terpenuhi, diharapkan tujuan pemberian kredit akan tercapai. Di samping itu perlu dilaksanakkannya prosedur pemberian kredit yang meliputi permohanan kredit, analisis kredit, keputusuan kredit, perjanjian kredit serta pencaiaran kredit. Desain Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif atau disebut juga desain konglusif. Pengertian konglusif menurut Husein Umar (2000:8) Desain penelitian deskriptif adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian dalampengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja.Dari penjelasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan suatu proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (sistem pengendalian intern) dan variabel terikat efektivitas pemberian kredit). Desain penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2: Desain Penelitian
X Ket: X : Sistem Pengendalian Intern Y: Efektivitas Pemberian Kredit
Y
9
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengukuran kuntitatif atau kualitatif dan karakteristik tertentu atau sekumpulan objek yang lengkap dan jelas sifatnya. Menurut Sugiono (2009) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.Populasi dalam penelitia ini adalah seluruh karyawan yang ada pada BRI cab. Limboto yaitu sebanyak 112 orang. Sampel adalah bagian atau keseluruhan dari jumlah dan karakteristik Yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2009). Lebih lanjut Sugiono mengatakan apa yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulanya dapat diberlakukan untuk populasi. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan/kriteria tertentu (Sugiyono, 2009:68). Adapun pertimbangan yang ditentukan oleh penulis dalam pengambilan sampel adalah karyawan PT BRI cabang Limboto yang ada di Departemen kredit yang berjumlah 46 orang. Oleh karena itu, yang menjadi sampel adalah sebanyak 46 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tertutup suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana. Penggunanaan teknik ini karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel terikat (efetivitas pemberian kredit) dan satu variabel independen (sistem pengendalian intern). Model yang akan dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2009: 261) adalah: Y= a + bX Y
: Variabel dependen (efektivitas pemberian kredit)
10
X
: Variabel independen (Sistem Pengendalian intern)
b
: Angka arah atau koefisien regresi
a
: Intercept atau konstanta Pengujian hipotesis bertujuan menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel
independen yaitu
pengaruh pengendalian intern prosedur pemberian kredit terhadap
akuntabilitas keuagan daerah sebagai variabel dependen. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi linear sederhana (Uji t). menurut Hasan (2008 ) Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: H0 :β= 0, Sistem pengendalian intern tidak berpengaruh terhadap efektivitas pemberian kredit. Ha :β≠ 0, Sistem pengendalian intern berpengaruh secara parsial terhadap efektivitasi pemberian kredit Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel. Untuk menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Menurut Hasan (2008) kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika t hitung< t tabel (n-k) maka Ho diterima Jika t hitung> t tabel (n-k) maka Ho ditolak Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Awal berdirinya BRI dipelopori oleh seorang Patih Banyumas (Jawa Tengah)yang bernama "Raden Bei Aria Wirjaatmadja" sebagai putra pribumi yang kala itumemiliki kesadaran untuk melakukan kegiatan bidang perbankan. Kegiatan tersebutdirintis mulai tahun 1894 dengan mendirikan "De Poerwokertosche Hulp enSpaarbank der Inlandsche Hoofden"
11
yang awalnya hanya menampung pembayaranangsuran para peminjam "kas masjid". Pada tanggal 16 Desember 1895 denganbantuan Asisten Residen Banyumas bernama E Sieburgh pendirian bank tersebutdiresmikan, sehingga tanggal tersebut dijadikan sebagai tanggal berdirinya PT. BankRakyat Indonesia. Pada saat awal beroperasi secara resmi bank tersebut bergantinama menjadi "Hulp en Spaarbank der Inlandsehe Bestuurs Ambtenaren" yangkemudian dikenal sebagai Bank Perkreditan Rakyat, yang dianggap sebagai "embrio"BRI. BRI mempunyai visi dan misi yang menjadi pedoman dan setiap gerak langkah organisasi, sebagai berikut: 1. Visi BRI "Menjadi Bank Komersil terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. 2. Misi BRI: a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk menunjang perkembangan ekonomi masyarakat. b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional dengan melaksanakan praktek good corporate governance. Gambaran Umum Responden Kuesioner yang dibagikan untuk memperoleh data dalam penelitian ini sebanyak 46 orang, namun dari 46 enam tersebut yang dapat digunakan untuk menjadi responden hanya sebanyak 40 orang, semua kuesioner yang dibagikan kembali, namundari 46 kuesioner yang kembali hanya sebanyak 40 kuesioner yang dapat digunakan sedangkan 6 lainnya tidak dapat digunakan disebabkan kuesioner tersebut tidak diisi lengkap.
12
Adapun profil ke-40 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 5 sebagai berikut: c. Tabel 5:Demografi Responden Keterangan Jenis Kelamin: 1. Laki-laki 2. Perempuan Usia: 1. < 30 tahun 2. 30 – 40 tahun 3. 41 – 50 tahun Tingkat Pendidikan: 1. SMU sederajat 2. Akademi/Diploma 3. Sarjana (S1) Lama Bekerja: 1. 1-2 tahun 2. 2-4 tahun 3. 4-6 tahun 4. 6-10 tahun
Jumlah
Presentase
18 22
45% 55%
26 12 2
65% 30% 5%
4 12 24
10% 30% 60%
10 10 8 12
25% 25% 20% 30%
Sumber: Data olahan 2013 Berdasarkan tabel 5, dapat diperoleh informasi bahwa yang paling banyak ikut berpartisipasi dalam penelitian ini adalah responden perempuan sebanyak 22 orang (55%) sedangkan responden laki-laki sebanyak 18 orang (45%). Berdasarkan usianya diketahui responden yang berusai kurang dari 30 tahun sebanyak 26 orang (65%), kemudian rrsponden dengan usia diantara 30-40 tahun sebanyak 12 orang (30%) da responden dengan usia diantara 40-60 tahun sebanyak 2 orang (5%). Responden dengan tingkat pendidikannya diketahui SMA sederajat sebanyak 4 orang (10%), responden dengan tingkat pendidikan Diploma sebanya 12 orang (30%) dan responden dengan tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 24 orang (60%). Berdasarkan lama kerja, responden dengan lama kerja 1-2 tahun dan 2-4 tahu masing-masing sebanyak 10 orang (25%), responden dengan lama kerja 4-6 tahun sebanyak 8 orang dan responden dengan lama kerja 6-10 tahun sebanyak 12 orang (30%).
13
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan atau mengukur sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini untuk mengukur validitas digunakan coefisien correlation pearson product moment (sugiono, 2009) yaitu dengan menghitung korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan totol score. Adapun kriteri pengujian validitas adalah dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rpatokan yaitu 0.3 Jika, rhitung > rPatokan (0,3) berarti Valid, sebaliknya rhiutng
Lingkungan Pengendalian
Penaksiran Resiok Akitivitas Pengendalian
Item Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RHitung
Rpatokan
Status
0.534 0.373 0.659 0.528 0.459 0.894 0.497 0.618 0.871 0.659 0.785
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
14
Informasi Dan Kominikasi Pemantauan
12 13 14 15 16 17
0.586 0.894 0.738 0.688 0.586 0.894
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Olah Data 2013 Berdasarkan status pada tabel 6 dapat dikatakan bahwa semua item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel sistem pengendalian intern valid, hal ini sebagaimana terlihat dari nilai rhitung dari semua item pertanyaan lebih besar dari nilai rpatokan yang telah ditentukan yaitu 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabel sistem pengendalian intern Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan atau mengukur sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini untuk mengukur validitas digunakan coefisien correlation pearson product moment (sugiono, 2009) yaitu dengan menghitung korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan totol score. Adapun kriteri pengujian validitas adalah dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rpatokan yaitu 0.3 Jika, rhitung > rPatokan (0,3) berarti Valid, sebaliknya rhiutng
11 item
pernyataan, yaitu untuk item pernyataan 1-2 digunakan untuk mengkur character, item pernyataan 3-5 untuk indikator capacity, item pernyataan 6-7 untuk indikator capital, item
15
pernyataan 8-9 untuk indikator coleteral dan item pernyataan 10-11 untuk indikator condition. Dengan menggunakan program SPSS 16 hasil uji validitas variabel efektivitas pemberian kredit dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Tabel 7: Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Efektivitas Pemberian Kredit) Indikator Character Capacity Capital Coleteral Condition
Item Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RHitung
RTabel
Status
0.632 0.612 0.855 0.476 0.488 0.853 0.552 0.732 0.732 0.855 0.732
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Olah Data 2013 Berdasarkan status pada tabel 7 di atas dapat dikatakan bahwa semua item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel efektivitas pemberian kreditvalid, hal ini sebagaimana terlihat dari nilai rhitung dari semua item pertanyaan lebih besar dari nilai rpatokan yang telah ditentukan yaitu 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabel efektivitas pemberian kredit Pembahasan Pengendalian intern merupakan cara yang dilakukan oleh duatu penrusahaan untuk mencapai tujuan. Bank sebagai lembaga keuangan salah satunya adalah memberikan kredit. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pemberian kredit merupakan suatu usaha bank yang paling pokok, maka
16
bank perlu memberikan penilaian terhadap nasabah yang mengajukan kredit pinjaman serta merasa yakin bahwa nasabahnya tersebut mampu untuk mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Untuk meningkatkan efektivitas pemeberian kredit perusahaan ataupun pihak bank sangat membutuhkan pengendalian intern. Karena tujuan dilaksanakan sistem pengendalian intern sebagai salah satu cara unukt mengamankan harta kekayaan perusahaan, menciptakan aktivitas perusaah yang efektif dan efisien salah satunya yaitu pemberian kredit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap efektivitas pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia, hal ini dibuktikan ddengan taraf signifikan yaitu sebesar 0.000 (dibawah 0,05) dan perbandingan nilai thitung dengan nilai ttabel. nilai t-hitunguntuk variabel sistem pengendalian intern adalah sebesar13.860 Sedangka nnilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas n-k-1=401-1= 38 sebesar 1.68595 sehingga apabila kita bandingkan nilaithitung lebih besar dari nilaittabel, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pemberian kredit. Koefisien regresi dalam penelitian ini diperoleh arah positif sebesar 0.646, hal ini menunjukan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pemberian kredit dengan arah positif, jadi semakin baik sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh PT Bank Rakyat Indonesi cabang limboto maka efektivitas pemberian kredit juga akan semakin baik, apabila sistem pengendalian intern meningkat sebesar satu satuan maka efektivitas pemberian kredit juga akan meningkat sebesar 0,646. Hasil penelitian ini membuktikan teori yang diungkapkan oleh Sari (2009: 2) yang mengatakandengan terselenggaranya pengendalian intern yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam pemberian kredit tersebut.
17
Kumala Dewi (2011) juga Mengatakan untuk mencegah terjadinya kredit macet tersebut maka diperlukan pengamanan atau pembinaan terhadap kredit yang diberikan. Hasil penelitian ini juga membuktikan penelitian dari Handayani (2010) sebagaimana dlakukan pada PT Bank Nasional Indonesia Tbk Surabaya dalam penelitiannya membuktikan bahwa sistem pengendalian internal pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk Kanwil Surabaya telah sesuai dengan teori-teori yang ada sehingga dapat mendorong tercapainya pemberian kredit yang efektif.
Sejlan dengan penelitian ini penelitian munawaroh (2011) juga
menyimpulkan menyimpulkan bahwa pengendalian internal yang diterapkan pada Koperasi Pegawai Bank Rakyat Indonesia (KOPEBRI), Kediri, dan sistem pengendalian internal tersebut telah efektif. Hal ini didukung oleh hasil jawaban kuesioner yang berhubungan dengan efektivitas pengendalian internal. Penelitian Kumala Dewi (2011) hasil dari pengujian hipotesis di dalam penelitiannya menunjukkan bahwa efektivitas Sistem Pengendalian Intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas kredit atau NPL (non performing loan). Parno (2011) Hasil penelitian menunjukkan bahwa data efektivitas sistem pengendalian intern KPRI di Kota Semarang. Berdasarkan hasil koefisien determinasi pengaruh sistem pengendalian intern terhadap efektivitas pemberian kredit diperoleh sebesar 83.5%. dengan melihat kotribusi pengendalian intern memberikan pengaruh terhadap efektivitas pemberian kredit sangat diperlukan dalam proses pemberian kredit. Dengan adanya sistem pengenalian intern pada proses pemverian kredit ini dapat mendukung terpenuhinnya prinsip dan prosedur pemberian kredit, suatu sistem pengendalian kredit dapat dikatakan efektitif apabila kredit tersebut dapat kembali sesuai waktu yang ditetapkan dengan sejumlah bunga yang telah ditentukan. Prioritas pemberian kredit pun menentukan keefektifan pemberian kredit, jika kredit yang diberikan
18
betul-betul tepat sasaran dan tepat guna, maka efektivitas sistem pemberian kredit akan tercapai. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pemberian kredit dengan arah positif. Hasil ini dibuktikan dengan hasil pengujian hipotesis uji t dimana nilai dari thitung diperoleh lebih besar dari nilai ttabel dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05. Dengan melihat pengaruh yang ditimbulkan sistem pengendalian intern terhadap efektivitas pemberian kredit arah positif, shingga dapat dikatakan apabila sistem pengendalian intern pada PT bank Rakyat Indonesia Cabang Limbotosemakin baik maka akan efektivitas pemberian kredit akan turut meningkatkan.Koefisien determinasi dalam penelitian ini diperoleh sebesar 83,5%, ini artinya variabel efektivitas pemberian kredit dapat dijelaskan oleh sistem pengendalian intern sebesar 83,5%. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan Sistem pengendalian internal pada Bank Rakyat Indoesia Cabang Limboto sangat berperan dalam menunjang efektivitas pemberian kredit. Sehingga itu disarankan kepada pihak Bank Rakyat Indoesia Cabang Limboto terutama pihak yang bertugan memberikan kredit lebih memaksimalkan lagi penerapan sistem pengendalian intern dengan cara melakukan pemeriksaaan dan pemantauan terhadap proses pemberian kredit sesering mungkin, sehingga jika terjadi masalah dapat diketahui sejak dini. selain itu bagian perkreditan perlu menetapkan kriteria-kriteria
tertentu
guna mencapai tujuan
pemberian kredit. Kriteria-kriteria seperti 5C, yaitu character, capacity, capital, coolateral dan condition of economic tetap relevan.
19
DAFTAR PUSTAKA Amanina, Ruzanna. 2010. Evaluasi terhadap sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit mikro (studi pada pt. Bank mandiri (persero) tbk cabang majapahit semarang. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Arens, Alvin, Randal J. Elder da Marks S. Beasley, 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Edisi Kesembilan Jilid 1. Edisi Bahasa Indonesia. Pt Indeks Kelompok gramedia Indonesia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta Azhar Susanto. 2004. Sistem Informasi Manajemen:Konsep & Pengembangan edisi 3. Indonesia: Linggajaya. Bastian, Indra, 2009. Akuntansi Sektor Oublik, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta. Dewi, Nadia Maya Sari. Analisis Penerapan Struktur Pengendalian Intern Terhadap Prosedur Pemberian Pembiayaan Untuk Meningkatkan Pencegahan Pengembalian Macet Yang Diberikan Oleh Bank Bni Syariah Cabang Semarang. Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Jusup. Haryono. 2010. Auditing(Pengauditan). STIM YKPN. Yogyakarta. Handayani. Annisa. 2010. Sistem Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit Usaha Kecil Dan Menengah Pada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Kanwil Surabaya. Jurnal Universitas Negeri Surabaya. Hasan, Iqbal. 2004. Analsis Data Penelitian dengan Statistik. PT Bumi Aksara, Jakarta. Husein Umar. 2003. Metode Riset (Perilaku Konsumen Jasa) Cetakan pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kashmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta: Rajawali Pers.
edisi revisi cetakan keseblas.
Kumala Dewi. Oktaviana Linda. 2011. Pengaruh Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Kredit Bank Perkreditan Rakyat (Bpr) Di Kota Pati. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Marbun. Anderson. 2006. Peranan Pengendalian Intern Dalam Menunjuang Efentivitas Sistem Pemberian Kredit Usahan Kecil Menengah. (Studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Atha Jaya Sentosa Jakarta). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Maryanti, Tina.2008. Pengaruh Pengawasan kredit terhadap efektivitas pengembalian kredit. Skripsi Akuntansi. UPI.
20
Mulyadi. 2002. Auditing buku I edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Munawaroh. 2011. Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah(Studi Kasus di Koperasi Pegawai BRI Cabang Kediri). jurnal manajemen dan kewirausahaan, vol.13, no. 1, maret 2011: 7682 Parno. 2005. Pengaruh Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (Kpri) Di Kota Semarang. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Ekonomi. UNNES Sugiono_______. 2009. Metode Penelitian Administrasi (dilengkapi dengan metode R&D). Bandung: Alfabeta. Sutojo, Siswanto. (2008). Menangani Kredit Bermasalah konsep dan kasus, PT Damar Mulia Pustaka, Jakarta. (dalam http://www.docstoc.com/docs/95210411/15-BAB-IIKAJIAN-PUSTAKA-21-Perkreditan-211-Pengertian-Kredit)