PENGARUH SENAM BUGAR LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH TINGGI IBU LANSIA DI DESA KEBON TUNGGUL KEC. GONDANG KAB. MOJOKERTO DEWI INDAH AGUSTINI 1211010006 Subject : Senam Bugar Lansia, Penurunan Tekanan Darah Tinggi, Ibu Lansia DESCRIPTION Hipertensi dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Karena, hipertensi dapat menimbulkan berbagai perubahan kondisi pada jantung seperti pembengkakan, menyempitnya pembuluh darah koroner, dan mengerasnya dinding arteri. Ketika pembuluh darah yang sudah kaku tidak bisa menahannya lagi, maka pembuluh darah bisa pecah atau sobek. Sehingga serangan jantung tidak bisa dielakkan lagi. Tujuan untuk mengetahui pengaruh senam bugar lansia terhadap penurunan tekanan darah. Jenis penelitian one group pra-post test design dengan variabel idependent senam bugar lansia dan variable dependent penurunan tekanan darah. Populasi sebanyak 50 ibu lansia hipertensi, sampel sebanyak 30 responden dengan menggunakan teknik sampel purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 mei – 10 juni 2015 dengan menggunakan lembar observasi. Teknik analisa data menggunakan uji Wilcoxon sigt test. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden sebelum dilakukan senam bugar lansia mengalami hipertensi derajat 1 yaitu sebanyak 17 responden (56,7%) dan sesudah dilakukan senam bugar lansia didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami prahipertensi yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Hasil uji Wilcoxon sign test yang dibantu program SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai asymp sig (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 maka H1diterima yang artinya ada pengaruh senam bugar lansia terhadap penurunan tekanan darah tinggi ibu lansia di Desa Kebon Tunggul Kec.Gondang Kab.Mojokerto. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pengaruh senam bugar lansia terhadap penurunan tekanan darah. Saran bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dalam memberikan konseling tentang senam bugar lansia yang dapat mempengaruhi tekanan darah.
ABSTRACT Hypertension can increase the risk of heart attack. Because, hypertension can lead to various changes in cardiac conditions such as inflammation, narrowing of the coronary arteries, and hardening of the arterial walls. When the blood vessels are already stiff it can not hold it anymore, then the blood vessel can rupture or tear. So that heart attacks are not inevitable. In order to determine the influence of fit elderly gymnastics against a decrease in blood pressure. Type of this research was one group pre-post test design with variable idependent fit elderly gymnastics and dependent variable was blood pressure reduction. Population was 50 elderly mothers with hypertension, number of sample was 30 respondents using purposive sampling technique. The research was conducted on 14 May - 10 June 2015 by using the observation sheet. Data analysis technique using the Wilcoxon sigt test. Results of this study showed that most respondents before the fit elderly gymnastics had degree 1 hypertension as many as 17 respondents (56.7%) and after fit elderly gymnastics showed that the majority of respondents had prehypertension as many as 19 respondents (63.3%) , Wilcoxon sign test results using SPSS with significance level α = 0.05 was obtained asymp value sig (2tailed) <0.05 was 0.000 <0.05 then H1 accepted which meant there was the influence of fit elderly gymnastics to the reduction of high blood pressure in elderly mothers in the Kebon Tunggul Kec.Gondang Kab.Mojokerto. It can be concluded that there is the influence of fit elderly gymnastics against a decrease in blood pressure. Suggestions for health workers are expected to improve the quality of public health services in giving counseling about fit elderly gymnastics that can affect blood pressure. Keywords: Hypertension, fit elderly gymnastics. Contributor
: 1. Sulis Diana, S.ST.,M.Kes 2. Elyana Mafticha, M.P.H Date : 07 Juli 2015 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Open Document Summary :
LATAR BELAKANG Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan perhatian karena dapat menyebabkan kematian yang utama di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang. Pandangan sebagian masyarakat yang menganggap lansia sebagai manusia yang tidak mampu, lemah dan sakit-sakitan, menyebabkan segala aktivitas sangat dibatasi. Kondisi ini dipaparkan oleh tidak adanya waktu, tempat, dan kesempatan bagi lansia dalam melakukan aktivitas. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor, yaitu faktor penyakit, faktor genetik, faktor usia, faktor gender, kurang gerak, asupan garam, obesitas, kurang tidur, makanan berlemak,kalori dan kadar gula, gaya hidup yang tidak sehat,dan stres (Adi, 2014). Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak dan jantung, gejala lain yang sering ditemukan seperti sakit kepala, epitaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sungkar tidur, mata berkunang-kunang dan lain-lain (Mansjoer, 2009). Senam lansia merupakan serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia dalam bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan fisik lansia (Irmawati, 2013). Data World Health Organization (WHO) tahun 2013 menunjukkan prevalensi penderita hipertensi secara umum pada orang dewasa berusia 25 tahun dan lebih adalah sekitar 40%. Hipertensi juga diperkirakan mampu menyebabkan 7,5 juta kematian dan sekitar 12,8% dari seluruh kematian. negara-negara maju seperti Amerika Serikat diperkirakan 33,8% penduduknya menderita hipertensi dengan perbandingan laki-laki sekitar 34,8% dan perempuan sekitar 32,8%. Negara berkembang seperti Indonesia, prevalensi pasien hipertensi menurut Departemen Kesehatan adalah sekitar 31,7%, dimana hanya 7,2% dari 31,7% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan 0,4% kasus yang minum obat hipertensi (Cahyani, 2014). Jumlah kejadian setiap daerah tidak sama pada setiap daerah di indonesia, hal tersebut tampak pada survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di salah satu daerah di Jawa Timur, yaitu tepatnya di Desa Kebon Tunggul Kec. Gondang Kab. Mojokerto Pada tanggal 11 Maret 2015. Diketahui bahwa hipertensi merupakan salah satu penyakit yang dialami lansia yang perlu diberi perhatian khusus. Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di Desa Kebon Tunggul Kec. Gondang Kab. Mojokerto jumlah keseluruhan lansia umur 45-70 tahun dari bulan Januari sampai Desember 2014 adalah 446 orang terdiri dari laki-laki 209 (46,86%) dan perempuan 237 orang (53,13%). Lansia yang menderita dari bulan januari sampai desember 2014 sejumlah 223 orang (50%). Pada bulan Januari 2015 terdapat 80 orang yang menderita hipertensi. Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh darah pada dinding pembuluh darah. Pengaturan tekanan darah adalah proses yang kompleks menyangkut pengendalian ginjal terhadap natrium dan retensi air, serta pengendalian sistem saraf terhadap tonus pembuluh darah. Ada dua faktor utama yang mengatur tekanan darah, yaitu darah yang mengalir dan tahanan pembuluh darah perifer. Darah yang mengalir ditentukan oleh volume darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut jantung. Tahanan vaskular perifer berkaitan dengan besarnya lumen pembuluh darah perifer. Makin sempit pembuluh darah, makin tinggi tahanan terhadap aliran darah,
makin besar dilaktasinya makin kurang tahanan terhadap aliran darah. Jadi, makin menyempit pembuluh darah, makin meningkat tekanan darah. Dilatasi dan konstriksi pembuluh-pembuluh darah dikendalikan oleh sistem saraf simpatis dan sistem renin-angiotesin.apabila sistem saraf simpatis dirangsang, katekolamin, seperti epinefrin dan norepinefrin akan dikeluarkan. Kedua zat kimia ini menyebabkan konstriksi pembuluh darah, meningkatnya curah jantung, dan kekuatan kontraksi ventrikel. Sama halnya pada sistem renin-angiotensin, yang apabila distimulasi juga menyebabkan vasokonstriksi pada pembuluh-pembuluh darah (Baradero, 2008) Solusi dalam pengobatan hipertensi pada lansia dengan cara nonfarmakologi yaitu dengan Olahraga dan latihan pergerakan secara teratur 3-4 x/minggu lamanya 15-45 menit secara kontinyu dapat menanggulagi masalah akibat perubahan fungsi tubuh dan olahraga sangat berperan penting dalam pengobatan tekanan darah tinggi. manfaat olahraga diantaranya: meningkatkan kesegaran jasmani, mendorong jantung bekerja secara optimal, melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot, mencegah pengeroposan tulang, membakar kalori, mengurangi stres dan mampu menurunkan tekanan darah. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa latihan dan olahraga pada usia lanjut dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut, bahkan latihan yang teratur dapat menurunkan tekanan darah 5-10 mmHg baik pada tekanan sistolik dan diastolik, olahraga yang tepat untuk lansia adalah senam lansia (Irmawati, 2013). Melakukan olahraga seperti senam lansia mampu mendorong jantung bekerja secara optimal, dimana olahraga untuk jantung mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh, dimana akibat peningkatan tersebut akan meningkatkan aktivitas pernafasan dan otot rangka, dari peningkatan aktivitas pernafasan akan meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan peningkatan volume sekuncup yang akan langsung meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan darah arteri meningkat sedang, setelah tekanan darah arteri meningkat akan terjadi fase istirahat terlebih dahulu, akibat dari fase ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka dan menyebabkan aktivitas saraf simpatis dan epinefrin menurun, namun aktivitas saraf simpatis meningkat, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut jantung menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah (Irmawati, 2013). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh senam bugar lansia terhadap penurunan tekanan darah tinggi ibu lansia agar memberikan pengetahuan pada masyarakat bahwa penting untuk selalu melakukan olahraga dalam rangka mempertahankan kesehatan tubuh. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Ibu Lansia Di Desa Kebon Tunggul Kec. Gondang Kab. Mojokerto”.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian pre experimental design dengan pendekatan one group pre test-post test design. Variabel independen adalah senam bugar lansia dan variabel dependen adalah penurunan tekanan darah tinggi. Populasi dalam penelitian ini adalah 45 orang ibu lansia. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini Sampling Purposif . Penelitian dilakukan Di Desa Kebon Tunggul Kec. Gondang Kab. Mojokerto”. pada tanggal 14 Mei 2015 sampai tanggal 10 Juni 2015. Pengumpulan data menggunakan teknik Observasi dan instrumen yang digunakan adalah lembar cheklist. Teknik pengolahan data Editing Coding, Scoring, Tabulating dan analisa data menggunakan uji wilcoxon. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan senam bugar sebagian besar responden mengalami hipertensi derajat 1 yaitu sebanyak 17 responden (56,7%). Sedangkan sesudah dilakukan senam bugar lansia menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami prahipertensi yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Menurut teori Adi (2014), ada banyak gejala hipertensi yang harus diperhatikan. Gejala pada setiap penderita mungkin tidaklah sama, namun tentu saja masih banyak keserupaan. Selain itu, gejala hipertensi juga mempunyai kemiripan dengan gejala penyakit lain. Beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh penderita ialah seperti timbulnya sakit kepala, mimisan, pusing, dan migren. Namun, disini perlu diketahui bahwa kadang- kala hipertensi esensial tidak menimbulkan gejala. Dan, gejala baru timbul setelah terjadi komplikasi. Gejala hipertensi adalah gejala yang timbul saat tekanan darah tinggi sudah memasuki stadium berat dan sudah cukup lama diderita diantaranya: sakit kepala atau sakit pada bagian tengkuk, perasaan ingin muntah dan mual, mudah lelah atau letih, gelisah dan gugup, sesak nafas, sulit tidur, keluar keringat berlebih, mengalami penurunan kesadaran, gemetar, pandangan kabur, dari beberapa gejala tersebut, masing-masing individu tidak sama. Akan tetapi gejala khas yang pasti adalah sakit kepala. Sakit kepala yang dirasakan ada pada sekitar tengkuk dan muncul di pagi hari kemudian menghilang seiring dengan tingginya matahari. Selain itu pula, sakit kepala dapat dirasakan dengan rasa pusing yang berdenyut, tetapi terasa berat dan tegang. Apabila seseorang sudah merasakan satu atau dari gejala tersebut, maka berpeluang untuk menderita hipertensi. Oleh karena itu, anda dianjurkan untuk sering-sering memeriksa tekanan darahnya meski tidak merasakan gejala-gejala tersebut, lebih-lebih sudah mengalami dan merasakan gejala tersebut (Adi, 2014). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan senam bugar sebagian besar responden mengalami hipertensi derajat 1 yaitu sebanyak 17 responden (56,7%). sedangkan sesudah dilakukan senam bugar lansia menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami prahipertensi yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Menurut teori Agoes (2011), Olahraga yang teratur akan memperbaiki aliran darah. Upaya ini sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah walaupun terapi dengan obat-obatan masih diperlukan bagi pasien dengan hipertensi derajatsedang atau berat untuk menurunkan tekanan darahnya sampai ketingkat aman. Lama aktivitas yang dianjurkan adalah 60 menit per hari selama 3-4 hari per
minggu. Aktivitas tersebut dapat berupa kombinasi latihan aerobik, kekuatan, kelenturan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami prahipertensi. Menurut teori maryam, kesegaran/ kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu kebugaran jantungparu, peredaran darah, kekuatan otot, dan kelenturan sendi. Setelah dilakukan senam bugar lansia dimana pernafasan yang terkontrol dan kemampuan untuk rileks setiap saat sangatlah esensial dalam menanggulangi stres. Observasi sesudah dilakukan senam bugar lansia pada ibu lansia hipertensi yang sebelumnya sering mengeluh pusing dan susah tidur sesudah dilakukan senam bugar lansia keluhan pusing dan susah tidur tidak sering dialami seperti sebelum dilakukan senam bugar lansia, keadaan umum terlihat rileks.. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebanyak 19 responden (63,3%) mengalami prahipertensi. Berdasarkan hasil uji wilcoxon sign test yang dibantu dengan menggunakan SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai asymp sig (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 <0,05 maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh senam bugar lansia terhadap penurunan tekanan darah pada ibu lansia hipertensi di Desa Kebon Tunggul Kec. Gondang Kab. Mojokerto. Menurut teori Muhammadun (2010), faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi diantaranya daya tahan tubuh terhadap penyakit, dimana daya tahan tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolahraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol, atau kopi yang mengandung kafein sehingga daya tahan tubuh menurun dan memiliki terjadinya penyakit hipertensi. Yang ke dua Genetis yaitu berhubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik). Ketiga umur yaitu sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah: tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Tetapi diatas usia tersebut, justru bagi wanita (setelah mengalami monopause) berpeluang lebih besar. Para pakar menduga perubahan hormon berperan besar dalam terjadinya hipertensi dikalangan usia lanjut. Manajemen terapi hipertensi pada lansia antara lain farmakologi dan nonfarmakologi. Pengobatan farmakologi meliputi obatobattan antihipertensi contohnya captropil dan nefedipine. Terapi nonfarmakologi merupakan terapi tanpa obat yang umum dilakukan pada usia lanjut. Menurut teori agoes (2011), Olahraga dan latihan pergerakan secara teratur 3-4 x/minggu lamanya 60 menit secara kontinyu dapat menanggulagi masalah akibat perubahan fungsi tubuh dan olahraga sangat berperan penting dalam pengobatan tekanan darah tinggi. Manfaat olahraga diantaranya: meningkatkan kesegaran jasmani, mendorong jantung bekerja secara optimal, melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot, mencegah pengeroposan tulang, membakar kalori, mengurangi stres dan mampu menurunkan tekanan darah.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kebon Tunggul Kec. Gondang Kab. Mojokerto pada tanggal 14 Mei – 10 Juni 2015, dapat disimpulkan bahwa Sebagian besar responden mengalami hipertensi derajat 1 yaitu sebanyak 17 responden (56,6%). Sebagian besar responden mengalami prahipertensi yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Berdasarkan Hasil uji wilcoxon sign test yang dibantu dengan menggunakan SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai asymp sig (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh senam bugar lansia terhadap penurunan tekanan darah tinggi ibu lansia di Desa Kebon Tunggul Kec. Gondang Kab. Mojokerto. REKOMENDASI Sebagai informasi tentang pengaruh senam bugar lansia terhadap penurunan tekanan darah tinggi ibu lansia untuk meningkatkan mutu pelayanan dan status kesehatan lansia di masyarakat serta penangannya. Hasil studi ini digunakan untuk meningkatkan pemahaman tentang pengaruh senam bugar lansia terhadap penurunan tekanan darah tinggi ibu lansia ,serta dapat dijadikan pedoman peneliti sebagai calon tenaga kesehatan di masa yang akan datang guna berupaya untuk menurunkan faktor-faktor yang memicu terjadinya resiko hipertensi dan kompilkasi lainnya.Mahasiswa dan dosen mampu mengembangkan ilmu mengenai pengaruh senam bugar lansia terhadap penurunan tekanan darah tinggi ibu lansia. ALAMAT CORRES PONDENSI: Email :
[email protected] No. Hp : 085234636590 Alamat : Dsn. Sekar Desa Sumberanyar Kec. Paiton Kab. Probolinggo.