Pengaruh Kombinasi Senam Bugar Lansia dan Nafas Dalam Terhadap Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di Puskesmas Andong Boyolali Pujiati1, Anita Istiningtyas2, Isnaini Rahmawati3 1)
Mahasiswa Program Studi S 1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Staf pengajar Program Studi S 1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2) , 3)
Abstrak Berdasarkan data SusenasTahun 2012, BadanPusatStatistik RI sebaranpenduduklansiamenurutprovinsi, persentasependuduklansia paling tinggiada di Provinsi DI Yogyakarta (13,04%), JawaTimur (10,40%) danJawa Tengah (10,34%).Kebayakanindividulansiamenganggapdirinyadalamkeadaansehat, namunempatdarilimalansia yang mengalamiartritis, hipertensi, kerusakanpendengaran, penyakitjantung, katarakdan lain-lain. Berdasarstudipendahuluan yang dilakukanpadaKelompokLansiaPuskesmasAndongBoyolaliterdapatsebanyak 16 KelompokLansia. Data yang diperolehdariPuskesmasAndongBoyolalisebagianbesarmengalamihipertensi Tujuanpenelitianiniuntukmengetahuipengaruhkombinasisenambugarlansiadanna fasdalamterhadaptekanandarahpadalansiadenganhipertensi di PuskesmasAndongBoyolali Jenispenelitian yang digunakanadalahpenelitiankuantitatifdenganrancanganpenelitian pre eksperimen design.Populasipenelitianlansia 50 lansia.besarsampel yang digunakandalampenelitianiniadalah 50 lansiamenggunakanteknik purposive sampling. Penelitianinisebelumnyapenyusunan proposal padabulanJanuari – Februari 2016, penelitiandilaksanakanpadabulanJuli 2016 dilakukan di PuskesmasAndongBoyolali.Analisis yang digunakandalampenelitianiniujianalisis Wilcoxon Signed Rank Test Hasil penelitian mayoritas responden lansia pertengahan yaitu sebanyak 27 responden (54%), mayoritas perempuan yaitu sebanyak 28 responden (56%) dan mayoritas responden dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 30 responden (60%). Tekanan darah sistolik sebelum dilakukan senam bugar lansia dengan kombinasi nafas dalam didapatkan nilai median 140 dan tekanan darah diastolik nilai median 90 serta tekanan darah sistolik nilai median 130 dan. Ada pengaruh kombinasi senam bugar lansia dan nafas dalam terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Andong Boyolali dengan signifikan sebesar 0,00 (p < 0,05). Kata Kunci
: senam bugar, lansia, tekanan darah, hipertensi
Abstract Based on Susena (2012), Indonesia statistic bureau released that old people spread based on their province were from the highest one DI Yogyakarta (13.04%), East Java (10.40%), and Central Java (10.34%). Most of old people here assumed that they were healthy, but four from five people got arthritis, hypertension, hearing damage, heart disease, cataract and etc. based on preliminary study on the group of old people in Andong public health center Boyolali, there were 16 group of old people. From the data
1
known that most of them were hypertension. The aim of this research was to identify the effect of combination between bugar lansia exercises and deep breath toward blood pressure on old people with hypertension in Andong public health center Boyolali. This is quantitative with pre experiment design. Population of this research was 50 elder people and the number of sample used were 50 older people with purposive sampling technique. This research made its proposal in January – February, and then conducting research in June 2016 in Andong public health center Boyolali. Meanwhile the analysis used in this research was Wilcoxon signed rank test. The result found several facts; the majority respondents were middle older people 27 respondents (54%), female 28 respondents (56%) and on education level were elementary 30 respondents (60%). Systolic blood pressure before treatment trough combination of bugar lansia exercise and deep breath was 140 in median, blood pressure diastolic 90 in median, blood pressure systolic 130 in median. There was an effect of combination of bugar lansia exercise and deep breath toward blood pressure on old people with high blood pressure (hypertension) in Andong public health center Boyolali with significant value 0.00 (p<0.05). Keywords: bugar lansia exercises, older people, blood pressure, hypertension.
2
Kebayakan
PENDAHULUAN Angka
Harapan
Hidup
individu
lansia
(AHH)
menganggap dirinya dalam keadaan
merupakan salah satu indikator yang
sehat, namun empat dari lima lansia
digunakan
untuk
yang mengalami artritis, hipertensi,
kesehatan
penduduk.
menilai
laporan
Perserikatan
pada
tahun
derajat
Berdasarkan Bangsa-Bangsa
pendengaran,
penyakit
jantung, katarak dan lain-lain, pada
yang
periode kehidupan selanjutnya kondisi
Hidup
akut akan terjadi dengan frekuensi yang
(UHH) menjadi 77,6 tahun (dengan
lebih jarang, sementara penyakit kronis
persentase populasi lansia tahun 2045
lebih sering. Kemajuan proses penyakit
adalah 28,68%). Laporan Badan Pusat
mengancam kemandirian dan kualitas
Statistik
hidup dengan membebani kemampuan
diperkirakan
2045-2050
kerusakan
Umur
(BPS)
Harapan
terjadi
peningkatan
UHH. Umur Harapan Hidup (UHH)pada
melakukan
tahun 2000 di Indonesia adalah 64,5
tugas sehari-hari (Smeltzer dan Bare,
tahun (dengan persentase populasi lansia
2007).
adalah 7,18%). Angka ini meningkat
perawatan
Hipertensi
atau
personal
tekanan
dan
darah
menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010
tinggi adalah peningkatan tekanan darah
(dengan
lansia
sistolik lebih dari 140 mmHg dan
adalah 7,56%) dan pada tahun 2011
tekanan darah diastolik lebih dari 90
menjadi 69,65 tahun (dengan persentase
mmHg
populasi lansia adalah 7,58%). Indonesia
dengan selang waktu lima menit dalam
termasuk negara berstruktur tua, hal ini
keadaan
dapat dilihat dari persentase penduduk
Peningkatan
lansia tahun 2012 telah mencapai di atas
berlangsung dalam jangka waktu lama
7%
(persisten)dapat
persentase
populasi
dari
keseluruhan
penduduk.(Kemenkes RI, 2012).
pada
dua
kali
cukup tekanan
pengukuran
istirahat/tenang. darah
yang
menimbulkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
Berdasarkan data Susenas Tahun
jantung (penyakit jantung koroner) dan
2012, Badan Pusat Statistik RI sebaran
otak (menyebabkan stroke) bila tidak
penduduk
provinsi,
dideteksi secara dini dan mendapat
persentase penduduk lansia paling tinggi
pengobatan yang memadai (Pusdatin,
ada
2013).
di
lansia
Provinsi
menurut
DI
Yogyakarta
(13,04%), Jawa Timur (10,40%) dan
Penyakit tidak menular, terutama
Jawa Tengah (10,34%) (Kemenkes RI,
hipertensi terjadi penurunan dari 31,7
2012).
persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen3
tahun 2013. Asumsi terjadi penurunan
dilakukan dengan membatasi asupan
bisa bermacam-macam mulai dari alat
garam,
pengukur tensi yang berbeda sampai
menghindari minuman berkafein, rokok,
pada kemungkinan masyarakat sudah
dan minuman beralkohol. Olah raga juga
mulai
dianjurkan bagi penderita hipertensi,
datang
berobat
ke
fasilitas
menurunkan
Terjadi
peningkatan
dapat
prevalensi
hipertensi
berdasarkan
bersepeda selama 20-25 me nit dengan
wawancara (apakah pernah didiagnosis
frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga
nakes dan minum obat hipertensi) dari
untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan
7,6 persen tahun 2007 menjadi 9,5
mengendalikan stress (Pusdatin, 2013).
Hipertensi
masih
merupakan
jalan,
badan,
kesehatan.
persen tahun 2013 (Riskesdas, 2015).
berupa
berat
lari,
jogging,
Penurunan tekanan darah pada hipertensi
dapat
menggunakan
tantangan besar di Indonesia. Hipertensi
penatalaksanaan dengan penerapan non
merupakan
sering
farmakologi, salah satunya teknik nafas
ditemukan pada pelayanan kesehatan
dalam. Bernafas dengan pengendalian
primer, hal itu merupakan masalah
yang baik mampu memberikan relaksasi
kesehatan
yang
serta mengurangi stress. Latihan nafas
tinggi, yaitu sebesar 25,8%, (Riskesdas
dalam merupakan suatu bentuk terapi
2013).
nonfarmakologi, napas lambat (menahan
kondisi
dengan
Tekanan
yang
prevalensi
darah
tinggi
atau
inspirasi
secara
maksimal)
dan
hipertensi sering disebut sebagai silent
bagaimana
killer (pembunuh diam-diam), sebab
secara
seseorang dapat mengidap hipertensi
menurunkan intensitas nyeri, teknik
selama bertahun-tahun tanpa menyadari
relaksasi
sampai terjadi kerusakan organ vital
meningkatkan
yang
meningkatkan oksigenasi darah (Putra,
cukup
berat
bahkan
dapat
menghembuskan perlahan,
napas
Selain
dalam
dapat
juga
ventilasi
Menurut
napas
dapat
paru
Medical
dan
membawa kematian. 70% penderita
2013).
Shocker,
hipertensi tidak merasakan gejala apa-
(2012) dalam kondisi rileks metabolisme
apa sehingga tidak mengetahui dirinya
tubuh berjalan lambat sehingga siklus
menderita hipertensi (Adib, 2009).
pernafasan menjadi lebih rendah sekitar
Penatalaksanaan hipertensi dapat
tiga sampai empat kali per menit serta
dilakukan dengan menggunakan obat-
dapat menurunkan tekanan darah dan
obatan ataupun dengan cara modifikasi 4
kontraksi
gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat
mekanisme
jantung kontrol
karena system
adanya saraf
pernafasan
yang
mempengaruhi
dan terstruktur serta melibatkan gerakan
kecepatan detak jantung dan perubahan
tubuh berulang-ulang dan bertujuan
tekanan darah yang menyesuaikan agar
untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
sebanding dengan kecepatan pernafasan.
Aktivitas fisik yang dilakukan secara
Aktivitas menurut Sctotch yang
teratur
sangat
penting
untuk
dikutip oleh Moniaga (2013) latihan
mempertahankan kondisi kesehatan dan
yang baik untuk para lansia adalah
kebugaran
dengan berolahraga. Jenis olahraga yang
2013).
bisa dilakukan pada lansia antara lain
pada
lansia
(Khomarun,
Latihan fisik seperti senam yang
adalah senam. Olahraga dengan teratur
teratur
seperti
dapat
keadaan – keadaan atau penyakit kronis,
memperlambat
seperti tekanan darah tinggi (hipertensi)
senam
mencegah
bugar
lansia
atau
juga
membantu
kehilangan fungsional organ. Bahkan
(Once,
dari berbagai penelitian menunjukan
meningkatkan
bahwa latihan atau olahraga seperti
tubuh dan kebutuhan oksigen. Jenis
senam
latihan fisik yang dapat dilakukan oleh
lansia
berbagai
dapat
resiko
mengeliminasi
Senam
aktivitas
dapat
metabolisme
seperti
lansia adalah senam. Senam lansia
hipertensi, diabetes melitus, penyakit
sangat penting untuk para lanjut usia
arteri koroner dan kecelakaan. Olahraga
untuk menjaga kesehatan tubuh mereka
yang
(Astari, 2013).
cukup
kecemasan,
penyakit
2011).
mencegah
dapat
stres,
menurunkan
dan
menurunkan
Berdasarkan laporan rumah sakit
tingkat depresi. penurunan tersebut akan
melalui Sistem Informasi Rumah Sakit
menstimulasi kerja sistem saraf perifer
(SIRS) tahun 2010 (rumah sakit yang
terutama
yang
mengirim laporan untuk rawat jalan
menyebabkan vasodilatasi penampang
(RL2B) adalah 41,05% dari total jumlah
pembuluh darah akan mengakibatkan
RS yang teregistrasi dalam SIRS), 10
terjadinya penurunan tekanan darah baik
peringkat terbesar penyakit penyebab
sistolik maupun diastotik.
rawat jalan dari seluruh penyakit rawat
parasimpatis
Aktivitas
setiap
jalan pada kelompok usia 45-64 tahun
membutuhkan
dan 65+ tahun yang paling tingggi5
energi untuk mengerjakannya, seperti
adalah hipertensi esensial (Kemenkes
berjalan, menari, mengasuh cucu, dan
RI, 2012).
gerakan
tubuh
fisik yang
adalah
lain sebagainya. Sedangkan olah raga merupakan aktivitas fisik yang terencana
Penelitian
Nooryana
(2015),
menyebutkan Senam bugar lanjut usia
berpengaruh secara signifikan terhadap
Tujuan umum dalam penelitian ini untuk
penurunan
dan
mengetahuipengaruh kombinasi senam
peningkatan nilai kualitas hidup pada
bugar lansia dan nafas dalam terhadap
lanjut usia hipertensi di Posyandu Lansia
tekanan darah pada lansia dengan
Sejahtera, Kartasura dan Penelitian Putra
hipertensi
(2013), menunjukan bahwa tekanan
Boyolali.
darah
Tujuan Khusus
tekanan
siastolik
kelompok
dan
darah
diastolik
eksperimen
pada
menunjukan
di
Puskesmas
Andong
Tujuan khusus dalam penelitian ini,
penurunan yang signifikan saat sebelum
yaitu:
dan sesudah mendapat latihan nafas
1. Mengidentifikasi
karakteristik
dalam, dengan hasil terdapat perbedaaan
responden di Puskesmas Andong
tekanan darah pada penderita hipertensi
Boyolali.
sesudah melakukan latihan nafas dalam. Berdasar studi pendahuluan yang dilakukanpadaKelompok
Lansia
Puskesmas Andong Boyolali terdapat
2. Mengidentifikasi lansia sesudah
tekanan
sebelum dilakukan
darah
dilakukan
dan
tindakan
di
Puskesmas Andong Boyolali
sebanyak 16 Kelompok Lansia. Data
3. Menganalisis pengaruh kombinasi
yang diperoleh dari Puskesmas Andong
senam bugar lansia dan nafas dalam
Boyolali sebagian besar mengalami
terhadap tekanan darah pada lansia
hipertensi. Biasanya untuk pengobatan
dengan hipertensi.
hipertensi pada lansia dengan pemberian obat anti hipertensi dan penggunaan obat
Manfaat penelitian
herbal
Bagi Lansia
yang
belum
tentu
berefek
samping kurang bagus bagi lansia.
Dapat memberikan lansia tentang
peneliti
pengetahuan kesehatan terutama tentang
tertarik melakukanpenelitiandenganjudul
pengaruh senam bugar lansia dengan
“Pengaruh Kombinasi Senam Bugar
modifikasi nafas dalam terhadap tekanan
Lansia dan Nafas Dalam Terhadap
darah pada lansia penderita hipertensi.
Tekanan Darah pada Lansia dengan
Puskesmas Andong Boyolali
Berdasarkan
Hipertensi 6
data
di
tersebut
Puskesmas
Andong
Dapat
dijadikan
acuan
kepada
Boyolali”.
lansia tentang senam bugar lansia
Tujuan Penelitian
dengan modifikasi nafas dalam terhadap
Tujuan Umum
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.
Perawat di Puskesmas Andong Sebagai perawat pengetahuan
bahan untuk
lansia.besarsampel
masukan
yang
bagi
digunakandalampenelitianiniadalah
meningkatkan
lansiamenggunakanteknikpurposive
khususnya
tentang
50
sampling.
pengaruh kombinasi senam bugar lansia
Penelitianinisebelumnyapenyusunan
dan nafas dalam terhadap tekanan darah
proposal padabulanJanuari – Februari
pada lansia dengan hipertensi.
2016,
Bagi Institusi
penelitiandilaksanakanpadabulanJuli
Hasil penelitian ini menambah
2016
dilakukan
di
bahanbacaan, referensi, masukan bagi
PuskesmasAndongBoyolali.Analisis
mahasiswa
lain
yang
penelitian
selanjutnya
untuk
melakukan dan
dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan
digunakandalampenelitianiniujianalisis Wilcoxon Signed Rank Test
kesehatan terutama tentang pengaruh senam bugar lansia dengan modifikasi nafas dalam terhadap tekanan darah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pada lansia penderita hipertensi.
1. Karakteristik Responden
Bagi Peneliti Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya pengaruh senam bugar lansia dengan modifikasi nafas dalam terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi dan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian
a. Umurresponden Tabel 4.1Karakteristikrespondenberdasarkanu mur (n=50) No 1 2 3
Umur Pra Lansia Lansia Pertengahan Lanjut Usia Total
f 3 27 20 50
(%) 6,0 54,0 40,0 100
Sumber: Data Primer (2016)
lebih lanjut.
Berdasarkan
tabel
4.1
atasdapatdiketahuidari respondenmayoritaslansia
di 50
pertengahan
yaitu sebanyak 27 responden (54%). Berdasarkan hasil penelitian dapat
METODOLOGI PENELITIAN yang
diketahui responden mayoritas lansia
digunakanadalahpenelitiankuantitatifden
pertengahan tahun yaitu sebanyak 27
ganrancanganpenelitianpre
responden
Jenispenelitian
eksperimen
design.Populasipenelitianlansia
50
(54%).
Menurut
Notoadmodjo (2011), batasan usia lanjut 7
adalah 60 tahun. Namun, berdasarkan
seseorang akan menurun cukup cepat
pendapat beberapa ahli dalam program
sejalan dengan bertambahnya usia.
kesehatan,
usia
menurut
organisasi
Analisa penulis sejalan dengan
kesehatan dunia (WHO) lanjut usia
bertambahnya umur yang semakin tua
meliputi usia pertengahan (middle age)
hampir pada semua terjadi perubahan
adalah kelompok usia 45-59 tahun, usia
secara alamiah begitu juga dengan
lanjut (elderly) adalah kelompok usia
keadaan
antara 60-70 tahun, usia lanjut tua (old)
mengalami penurunan dan mayoritas
adalah kelompok usia antara 75-90
responden seorang perempuan yang
tahun.
sudah
kesehatan
responden
menopause,
hal
juga
tersebut
Menurut Azizah (2011), semakin
disebabkan oleh mulai hilangnya sedikit
bertambahnya umur manusia terjadi
demi sedikit hormon estrogen pada
proses penuaan secara degeneratif yang
wanita yang berfungsi sebagai pelindung
akan
pembuluh darah dari kerusakan.
berdampak
pada
perubahan-
perubahan pada diri manusia, tidak hanya
perubahan
fisik
tetapi
juga
kognitif, perasaan, sosial dan seksual. Sejalan
pendapat
Notoatmodjo
(2011), usia lanjut sebagai tahap akhir siklus
kehidupan
perkembangan dialami
oleh
merupakan
normal setiap
tahap
yang
akan
individu
yang
mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Sehingga
tidak
dapat
mengajarkan
kepandaian baru kepada orang yang sudah
tua
karena
mengalami
kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia,
khususnya
pada
beberapa
kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. 8Beberapa teori berpendapat ternyata IQ
b. Jenis Kelamin Tabel 4.2Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n = 39) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
No 1 2
Total
F
(%)
15 24
38,5 61,5
39
100
Sumber: Data Primer (2016) Berdasarkantabel 4.2mayoritasjenis kelamin pasien yaitu perempuan yaitu sebanyak24responden (61,5%). Berdasarkan responden
karakteristik
mayoritas
jenis
kelamin
perempuan yaitu sebanyak 28 responden (56%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Putra (2013), sebagian besar responden berjenis kelamin wanita. Jika wanita
rentan
terkena
penyakit
hipertensi karena rata-rata berat badan wanita lebih besar dari pada pria, selain
itu
wanita
banyak
kepada orang lain agar dapat memahami
aktifitas. Jenis kelamin juga merupakan
hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi
semakin tinggi pendidikan seseorang,
tekanan
semakin mudah pula mereka menerima
penelitian
juga
darah.
memiliki
Berdasarkan
Wahyuni
dan
hasil
Eksanoto
informasi
dan
pada
akhirnya
(2013), perempuan cenderung menderita
pengetahuan yang dimilikinya akan
hipertensi daripada laki-laki. Menurut
semakin
Singalingging
rata-rata
seseorang memiliki tingkat pendidikan
perempuan akan mengalami peningkatan
yang rendah, maka akan menghambat
resiko tekanan darah tinggi (hipertensi)
perkembangan sikap orang tersebut
setelah menopouse yaitu usia diatas 45
terhadap penerimaan
tahun.
nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
(2011)
Berdasarkan
analisa
penulis
banyak.
Sebaliknya
jika
informasi
dan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk
mayoritas perempuan dalam penelitian
mengembangkan
menjadi seorang pekerja disamping
kemampuan di dalam dan di luar
menjadi ibu rumah tangga sehingga
sekolah dan berlangsung seumur hidup.
aktivitas
Pendidikan
yang
berlebih
dapat
kepribadian
mempengaruhi
belajar,
c. PendidikanResponden
seeorang makin mudah orang tersebut
Tabel 4.3Karakteristikrespondenberdasarkanpe ndidikan (n=39)
untuk menerima informasi. Pengetahuan
Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP Total
f 4 22 13 39
(%) 10,3 56,4 33,3 100
tinggi
proses
meningkatkan terjadi hipertensi.
No 1 2 3
makin
dan
pendidikan
sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Sumber: Data Primer (2016)
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
Berdasarkantabel
diperoleh di pendidikan formal, akan
4.3mayoritasrespondendengantingkatpen
tetapi
didikanSD
pendidikan non formal.
yaitusebanyak22responden
juga
Menurut
(56,4%).
dapat
diperoleh
peneliti
pada
dengan
menunjukkan
pendidikan yang tinggi maka diharapkan
mayoritas responden dengan tingkat
semakin tahu karena dapat dengan
pendidikan SD yaitu sebanyak 30
mudah
responden (60%). Pendidikan berarti
diterima khususnya tentang hipertensi.
Hasil
penelitian
bimbingan yang diberikan seseorang
menyerap
informasi
yang
9
2. Tekanan darah
menunjukkan tekanan darah sebelum
Tabel 4.4Tekanan Darah Sebelum dan sesudah dilakukan modifikasi senambugarlansiadannafasdalam (n=50)
dilakukan senam bugar lansia dengan modifikasi tekanan
No 1
Perlakuan Tekanan darah sistolik Sebelum Tekanan darah diastolik Sebelum
2
140
Mod us 130
Std. Deviasi 12,5
90
80
9,02
F
Mean
Median
50
143
89
didapatkan
sistolik
sebelum
dilakukan senam bugar lansia dengan modifikasi nafas dalam didapatkan nilai
nilai median 90. Setelah dilakukan senam bugar lansia dengan modifikasi
Berdasarkan tabel
nafas tekanan darah sistolik nilai median
4.4 dikethui
bahwa rerata tekanan darah sistolik sebelum
130,dan tekanan darah diastolik nilai mean 80.
dilakukan
senambugarlansiadengan
modifikasi
nafasdalam didapatkan nilai median 140 sedangkan rerata tekanan darah diastolik nilai median 90.
Menurut Apriyani (2013), senam mempunyai fungsi melindungi yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam bertambahnya tuntutan (sakit). Olah raga secara
Tabel 4.5Tekanan Darah sesudah dilakukan modifikasi senambugarlansiadannafasdalam (n=50) No
Perlakuan
F
Mean
Median
Modus
1
Tekanan darah sistolik Sesudah Tekanan darah diastolik Sesudah
50
137
130
130
Std. Deviasi 13,6
84
80
80
6,8
teratur
dapat
meningkatkan
fungsi tubuh terutama fungsi jantung. Jantung merupakan salah satu organ vital tubu sudah seharusnya dijaga kesehatannya. Kerusakan pada jantung akan
mempengaruhi
tubuh.
Sebagai
semua
sistem
contoh
penyakit
hipertensi, berawal dari hipertensi, jika tidak
Pada tabel 4.5 di atas diketahaui bahwa
darah
dalam
median 140 dan tekanan darah diastolik
Sumber: Data Primer (2016)
2
nafas
setelah
dilakukan
tertangani
secara
baik
akan
berakitbat fatal salah satunya dapat menyebabkan
penyakit
stroke
yang
modifikasi
dapat berakhir dengan kematian. Salah
nafas tekanan darah sistolik nilai median
satu cara untuk menjaga kesehatan
130 sedangkan rerata tekanan darah
jantung adalah dengan olah raga yang
diastolik nilai median 80.
teratur, olah raga ringan yang mudah
senambugarlansiadengan
dilakukan
adalah
senam.
10 dan sesudah dilakukan kombinasi senam
memiliki
banyak
manfaat
bugar lansia dan nafas Hasil penelitian
melancarkan
Tekanan darah pada lansia sebelum
peredaran
Senam yaitu
darahdan
Hasil menggunakan uji shapiro
meningkatkan jumlah volume darah. senam
wilk, nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka
meminimalkan
data tidak beristribusi normal, sehingga
terjadinya penyakit jantung terutama
analisa data yang digunakan yaitu
hipertensi.
Wilcoxon Signed Rank Test.
Sehingga secara
dengan
teratur
Sesuai
melakkan
dapat
dengan
pendapat
Analisisbivariat
Once
yang
(2011), latihan fisik seperti senam yang
dilakukanterhadapduavariabelyaitu
teratur
mencegah
pengaruhkombinasisenambugarlansiada
keadaan – keadaan atau penyakit kronis,
nnafasdalamterhadaptekanandarahpadal
seperti tekanan darah tinggi (hipertensi).
ansiadenganhipertensi
Menurut peneliti senam lansia dapat
PuskesmasAndongBoyolali.Berdasarkan
merangsang penurunan aktifitas saraf
uji Wilcoxon Rank Test didapatkan
simpatis
saraf
negative ranks 26 yang berarti ada 26
parasimptis yang berpengaruh pada
penurunan tekanan darah, positive ranks
penurunan
adrenalin,
sebesar 0 yang berarti tidak terdapat
norepinefrin dan katekolamin, serta
peningkatan tekanan darah dan ties
vasodilatasi (pelebaran) pada pembuluh
sebesar 24 yang berarti terdapat 24
darah yang mengakibatkan transport
responden tidak mengalami perubahan
oksigen keseluruh tubuh terutama otak
tekanan
menjadi
statistikwilcoxonterlihatnilai
juga
membantu
dan
peningkatan
hormon
lancar,
sehingga
dapat
di
darah.
Padauji Z
-
menurunkan tekanan darah dan nadi
5.014dengansignifikansebesar
menjadi normal. Aktivitas olahraga akan
0,00ataulebihkecildari 0,05, sehingga
muncul dan membawa rasa nyaman,
H0
senang dan bahagia.
pengaruhkombinasisenambugarlansiada
3. Analisabivariat
nnafasdalamterhadaptekanandarahpadal
Setelah dilakukan uji normalitas data tidak berdistribusi normal. Uji normalitas
dalam
menggunakan
uji
penelitian
ditolak
dapat
dikatakan
ansiadenganhipertensi
ada
di
PuskesmasAndongBoyolali. Menurut Sudarko (2012), apabila
wilk
senam ini dilakukan secara teratur akan
dikarenakan responden dalam penelitian
menyebabkan timbulnya respon adaptasi
ini sebanyak 50, hasil uji normalitas
kardiovaskular. Respon adaptasi yang
dapat ditunjukkan pada tabel di bawah
timbul sama dengan yang terjadi pada
ini sebagai berikut:
senam pada umumnya, dimana terjadi
shapiro
efisiensi kerja jantung dan peningkatan 11
isi sekuncup serta otot jantung menjadi
Hasil penelitian menujukkan dikatakan
lebih kuat sehingga jantung dapat
ada pengaruh kombinasi senam bugar
berkontnraksi
untuk
lansia dan nafas dalam terhadap tekanan
dan
darah pada lansia dengan hipertensi di
oksigen oleh jaringan tubuh. Hal ini
Puskesmas Andong Boyolali berarti
berarti dengan denyut jantung yang lebih
dengan gerakan senam yang benar dan
sedikit dapat memompakan darah ke
nafas dalam yang dilakukan dengan
seluruh
yang
rileks serta dibimbing oleh instruktur
membutuhkan oksigen dan nutrisi. Oleh
sehingga hasil dari kombinasi senam dan
karena
nafas dalam dapat menurunkan tekanan
memenuhi
lebih kebutuhan
jaringan
itu akan
sedikit nutrisi
tubuh
terjadi
penurunan
frekuensi denyut nadi istirahat dan
darah pada pasien hipertensi.
latihan bersamaan dengan terjadinya
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
peningkatan
24
pengaruh
(parasimpatis)
dan
saraf
vagus
responden
tidak
mengalami
berkurangnya
perubahan tekanan darah responden
pengaruh saraf simpatis. Selain itu,
disebabkan faktor kegemukan (obesitas),
teknik pernafasan dalam akan membuat
pola makan dan pada responden laki-laki
konsentrasi
darah
dikarenakan responden seorang perokok
meningkat sehingga dapat menurunkan
serta dalam melakukan senam tidak
frekuensi denyut nadi.
sungguh-sungguh
oksigen
dalam
Sejalan dengan penelitian Nooryana
mengikuti
gerakan
yang dicontohkan instruktur.
(2015), menyebutkan senam bugar lanjut usia
berpengaruh
secara
signifikan
KESIMPULAN
terhadap penurunan tekanan darah dan
Mayoritas
responden
lansia
peningkatan nilai kualitas hidup pada
pertengahan
lanjut usia hipertensi di Posyandu Lansia
responden (54%), mayoritas perempuan
Sejahtera, Kartasura dan Penelitian Putra
yaitu sebanyak 28 responden (56%) dan
(2013), menunjukan bahwa tekanan
mayoritas responden dengan tingkat
darah
pendidikan SD yaitu sebanyak 30
siastolik
kelompok
dan
eksperimen
diastolik
pada
menunjukan
yaitu
sebanyak
27
responden (60%).
penurunan yang signifikan saat sebelum
Tekanan darah sistolik sebelum
dan sesudah mendapat latihan nafas
dilakukan senam bugar lansia dengan
dalam, dengan hasil terdapat perbedaaan
kombinasi nafas dalam didapatkan nilai
tekanan darah pada penderita hipertensi
median 140 dan tekanan darah diastolik
sesudah melakukan latihan nafas dalam. 12
nilai median 90
serta tekanan darah
sistolik nilai median 130 dan
eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKA H_PUBLIKASI.pdf. diakses 22 Januari 2016
Ada pengaruh kombinasi senam bugar lansia dan nafas dalam terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
di
Puskesmas
Andong
Boyolali dengan signifikan sebesar 0,00 (p < 0,05). Saran
bagi
peneliti
selanjutnyaselanjutnya khususnya untuk melakukan
penelitian
lebih
lanjut
tentang faktor yang dapat menurunkan
Ervan Kusuma Putra (2013), Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan. Handayani, (2013). Perbedaan Kebugaran Lansia Sebelum dan Sesudah Dilakukan Senam Lansia Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran TimurKabupaten Semarang. Semarang: Stikes Ngudi Waluyo
tekanan darah pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA Adib,
M (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke.Yogyakarta: Dianloka
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Astari, Putu, Dyah(2013) PengaruhSenamLansiaTerhadapT ekananDarahLansiaDenganHiper tensiPadaKelompokSenamLansia Di BanjarKajaSesetan Denpasar Selatan. ojs.unud.ac.id/index.php/coping/a rticle/. Diakses tanggal 16 Januari 2016 Azizah, Lilik Ma’ rifatul, (2011). Keperawatan LanjutUsia. Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu Beare (2007) Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta, EGC
Hidayat, Alimul Aziz. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medik Kemenkes RI, 2012. ProfilKesehatanProvinsiJawa Tengah tahun 2012.KementerianKesehatanRepu blik Indonesia.http://www.kemkes.go.i d. Diaksestanggal 20 Januari 2016 Khomarun, 2013. Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Pagi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Stadium I Di Posyandu Lansia Desa Makam Haji. jurnal.poltekkessolo.ac.id/index.php/Int/article/vie w/97. Diakses 22 Januari 2016 Moniaga (2013). Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Bplu Senja Cerah Paniki Bawah. ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eb iomedik/article/view/3635/3162. Diakses 16 Januari 2016 Nooryana, Syavira (2015), Pengaruh Senam Bugar Lanjut Usia
13
Terhadap Tekanan Darah Dan Kualitas Hidup Pada Lanjut Usia Hipertensi. Jurnal UNS. eprints.ums.ac.id/34634/16/1%20 NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.D iakses 22 Januari 2016/ Nototatmodjo, Soekidjo. (2011). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta Nototatmodjo, Soekidjo. (2012). MetodologiPenelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nugroho (2008). Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC. Once (2011),. Latihan Fisik Untuk Kesegaran Jasmani Lansia, (online), (http://www.dronce.com/archive/1 312/latihan-fisik-untuk-menjagakebugaran-jasmani-pada-lansia/ diakses tanggal 14 Januari 2016). Pusdatin, 2013. Gambaran Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Semester I. http://www.kemkes.go.id. Diaksestanggal 20 Januari 2016 Putri (2009) Hubungan kemandirian dan dukungan sosial dengan tingkat stres Lansia, (Skripsi), Institut Pertanian Bogor. Ruhidawati C. (2005). Pengaruh pola pengasuhan, kelompok teman sebaya dan aktivitas remaja terhadap kemandirian. Thesis. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Smeltzer dan Bare (2007). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Soejono dan Raharjo (2005) Pedoman Pengelolaan Pasien Geriatri. Jakarta: Pusat Informasi dan 14 Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI Sudarko (2012), Sudarko, Rumpis Agus. 2012. Fisiologi Olahraga. http://staff.uny.ac.id/sites/default/f iles/pendidikan/Drs.%20Rumpis %20Agus%20Sudarko,%20MS./F aalOlahraga%20%5BCompatibilit y%20Mode%5D.pdf Diakses: 22 Desember 2015. Sugiyono.(2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sumintarsih. (2006). Kebugaran Jasmani Untuk Lansia. Olahraga.