PENGARUH MENGKONSUMSI PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO Miftahul Munir Suwandi Program Study S1 Keperawatan
[email protected] Abstrak - Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh mengkonsumsi pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Jenis penelitian analitik pra eksperimen the one group pretest-posttest design. Variabel independen adalah pisang ambon variabel dependen adalah tekanan darah lansia penderita hipertensi. Populasinya semua lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto sebanyak 22 orang. Sampel berjumlah 12 responden dengan teknik purposive sampling dan menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian sebelum mengkonsumsi pisang ambon, responden mengalami hipertensi sedang (75%) dan setelah mengkonsumsi pisang ambon responden mengalami hipertensi ringan yaitu 6 responden (50%). Uji wilcoxon signed rank test pada systole didapatkan p = 0,002 < α = 0,05 pada diastole p = 0,001 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh mengkonsumsi pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto. Pemberian pisang ambon sebanyak 2 buah/hari dapat menjadi solusi pengendalian tekanan darah dan menurunkan derajat hipertensi pada lansia sekaligus sebagai menu diit untuk mengontrol tekanan darah pada lansia. Kata kunci : pisang ambon, tekanan darah, lansia, hipertensi Abstrak - This research aimed to know the effect of consuming ambons bananas to decrease blood pressure in elderly patients with hypertension. This research is analytic design of pre experiments with the one-group pretest-posttest design. The independent variable is the ambons bananas, the dependent variable is the blood pressure of elderly patients with hypertension. The population is all of elderly patients with hypertension in Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto as many as 22 people. The sample amounted 12 respondents taken by purposive sampling technique. And then analyzed using the Wilcoxon signed rank test statistic test. The results showed the majority of respondents before consuming ambons bananas have moderate hypertension (75%) and half of the respondents after consuming ambons bananas have mild hypertension that is 6 respondents (50%). Results of Wilcoxon signed rank test trials in systolic values obtained significance p = 0.002 <α = 0.05 and p = 0.001 in diastole <α = 0.05 so H0 is rejected and Ha accepted, which means there are significant consume bananas to decrease blood pressure of elderly hypertensive patients in Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto. Giving ambons bananas as much as 2 fruit / day can be a solution to control blood pressure and decrease the degree hypertension and can use a ambons banana as a menu diet to control blood pressure in the elderly. Keywords: ambons banana, blood pressure, elderly, hipertension
1
2
PENDAHULUAN Hipertensi sering disebut silent killer karena seseorang dapat mengidap hipertensi selama bertahun tanpa menyadari sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat dan berisiko kematian (Kowalksi, 2010). Hipertensi menjadi masalah pada lansia karena sering ditemukan menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit koroner. Lebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler (Nugroho, 2008). Berdasarkan SDKI tahun 2009 – 2010 hipertensi di Indonesia mengalami kenaikan 43% pada seluruh penduduk Indonesia (Arjatmo, 2010). Hipertensi di Jatim menduduki ‘top score’ penyakit tidak menular tertinggi selama tiga tahun terakhir. Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menyebutkan total penderita penyakit hipertensi tahun 2012 sebanyak 34.529 pasien dari 1.123.239 penduduk Kabupaten Mojokerto dan dari studi pendahuluan 16 Oktober 2013 yang dilakukan oleh peneliti didapatkan data dari Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto pada bulan Juli sampai Oktober 2013 terdapat 44 lansia dan yang menderita hipertensi sebanyak 50% dari total penghuni panti yakni 22 orang. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipertensi, meliputi hipertensi primer (tidak diketahui penyebabnya) dan hipertensi sekunder (disebabkan oleh suatu penyakit). Hipertensi tidak dapat secara langsung menyebabkan kematian namun bila tidak diobati akan berisiko terkena stroke, infark miocardium, gagal ginjal dan ensefalopati (Ardiansyah, 2012). Faktor yang turut berperan dalam meningkatnya penyakit hipertensi pada lansia adalah konsumsi kalium yang kurang adekuat atau tidak sesuai dengan rekomendasi jumlah kalium yang harus dikonsumsi perhari oleh lansia yang diakibatkan karena lansia tidak mengatur asupan natrium setiap hari
dikarenakan berkurangnya
efisiensi absorpsi dan metabolisme karena penurunan fungsi saluran pencernaan pada lansia (Barasi, 2009). Salah satu tindakan pencegahan untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan cara mengkonsumsi buah pisang (Suririnah, 2009). Hal ini telah dibuktikan melalui riset di Amerika yang dilaporkan Frank dkk dalam journal of alternative and complementary medicine (2003) dalam Tryastuti (2012), penderita hipertensi yang berusia 35-50 tahun yang mengkonsumsi 2 buah pisang ambon setiap hari mengalami penurunan tekanan darah sampai 10% dalam satu minggu.
3
Para peneliti tersebut menyatakan bahwa ini dapat terjadi karena kandungan kalium yang sangat tinggi dalam pisang akan meningkatkan konsentrasi dalam intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler beserta natrium sehingga terjadi retensi cairan yang mengakibatkan peningkatkan ekskresi natrium dalam urin (natriuresis) dan menurunkan tekanan darah (Megia, 2008).
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah the one group pre test-post test design, yang merupakan rancangan eksperimen dengan cara memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan, setelah itu diberi perlakuan, kemudin dilakukan pos test (pengamatan akhir) (Hidayat, 2008). populasinya adalah lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto sebanyak 22 orang. Data didapat dari Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto pada bulan Juli sampai Oktober 2013. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto sejumlah 12 orang. Teknik pengambilan sampel yakni purposive sampling, adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai kriteria peneliti yakni : 1. Kriteria Inklusi a. Lansia penderita hipertensi yang bersedia menjadi responden di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto b. Lansia dengan tekanan darah ≥160/90 mmHg c. Lansia penderita hipertensi yang berusia ≥60 tahun 2. Kriteria Eksklusi a.
Lansia penderita hipertensi yang minum obat
b.
Lansia penderita hipertensi yang disertai dengan penyakit atau komplikasi. Sampel yang telah di temukan kemudian dibagi menjadi 2 kelompok
sesuai dengan wisma yakni kelompok A yang diberikan pisang ambon dan Kelompok B tidak diberikan pisang ambon. Penelitian dilakukan pada tanggal 6 – 12 Desember 2013. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pisang ambon dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengobservasi
4
tekanan
darah
penderita
hipertensi
sebelum
pemberian
pisang
ambon
menggunakan alat sfigmomanometer dan dicatat di lembar observasi selanjutnya pisang ambon diberikan sebanyak 140 gr (2 buah/ hari) selama 7 hari pada lansia penderita hipertensi. Setelah 7 hari diberikan pisang ambon dilakukan observasi tekanan darah dan data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank test < α = 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data Umum a. Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto.
No. Jenis kelamin 1 Laki - laki 2 Perempuan Jumlah Berdasarkan tabel
Frekuensi 2 10 12
Persentase (%) 16,7 83,3 100
1 dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 10 responden (83,3%). b. Tabel 2. No 1 2 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur. Umur
65 - 74 75 - 84 > 85 Jumlah
Frekuensi 6 4 2
Persentase (%) 50 33,3 16,7
12
100
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa setengah dari responden umur 65-74 tahun yaitu 6 responden (50%), dan sebagian kecil dari responden umur >85 tahun yaitu 2 responden (16,7%). c. Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konsumsi Obat Anti Hipertensi.
No 1 2
Mengkonsumsi Obat Tidak Mengkonsumsi Mengkonsumsi Jumlah
Frekuensi 12 0
Persentase (%) 100 0
12
100
5
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa seluruhnya responden (100%) tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi. d. Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Diit Rendah Garam
No 1 2
Diit Tidak diit rendah garam Diit rendah garam Jumlah
Frekuensi 3 9
Persentase (%) 25 75
12
100
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (75%) mengikuti diit rendah garam dari Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto yaitu 9 orang. 2. Data Khusus a. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pengaruh Mengkonsumsi Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Tekanan darah
Normal Hipertensi Ringan Hipertensi Sedang Hipertensi Berat Hipertensi Sangat Berat Uji Analisa
Pemberian pisang ambon 2 buah/hari selama 7 hari Pre Post Freq % Freq % 0 0 1 8,3 0 0 6 50,0 9 75 4 33,3 3 25 1 8,3
wilcoxon signed rank test systole p = 0,002 wilcoxon signed rank test diastole p = 0,001
Berdasarkan tabel 6 diatas didapatkan bahwa responden pada pre test mengalami hipertensi sedang sebanyak 9 responden mengalami penurunan saat post test menjadi hipertensi ringan yaitu 6 responden dan normal yaitu 1 responden dan 2 responden tetap hipertensi sedang. Sedangkan responden pada pre test mengalami hipertensi berat yaitu 3 responden mengalami penurunan menjadi hipertensi sedang sebanyak 2 responden dan 1 responden tetap hipertensi berat. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji wilcoxon signed rank test pada tekanan darah systole didapatkan p= 0,002<0,05 (α) dan pada diastole p= 0,001<0,05 (α) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima dan yang artinya terdapat
6
pengaruh mengkonsumsi pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto. Hasil penelitian setelah mengkonsumsi pisang ambon setengah dari responden mengalami hipertensi ringan yaitu 6 responden (50%). Penurunan tekanan darah pada responden terjadi akibat penambahan kalium pada pisang ambon, dalam 100 g pisang ambon mengandung 435 mg kalium dan hanya 18mg natrium, sedangkan berat rata-rata satu buah pisang ambon ± 140 g, sehingga dalam satu buah pisang ambon mengandung ± 600 mg kalium dengan demikian pisang ambon menjadi alternatif dalam peningkatan asupan kalium khususnya pada lansia (Almatsier,2004). Menurut Megia (2008), para peneliti menyatakan bahwa ini dapat terjadi karena kandungan kalium yang sangat tinggi dalam pisang akan meningkatkan konsentrasi dalam intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler beserta natrium sehingga terjadi retensi cairan yang mengakibatkan peningkatkan ekskresi natrium dalam urin (natriuresis) dan menurunkan tekanan darah. Buah pisang mempunyai kandungan gizi cukup tinggi dibanding dengan buah lain. Pisang kaya akan mineral seperti kalium, magnesiun, besi, fosfor dll, juga terdapat vitamin dan karbohidrat. Kandungan energi pisang merupakan energi instan yang mudah tersedia dalam waktu singkat sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Gula pisang berindeks glikemik lebih rendah dibanding dengan glukosa sehingga cukup baik sebagai penyimpanan energi karena metabolismenya sedikit lebih lambat (Suyanti, 2008). Penelitian yang dilakukan peneliti sudah memperhatikan unsur-unsur yang dapat dijadikan patokan supaya hasil penelitian tidak menjadi bias. Unsur tersebut seperti, pemberian pisang ambon diberikan sesuai dengan dosis yang tepat yaitu 2 kali sehari dengan dosis ±140 gr pada pagi dan sore hari selama 7 hari.
KESIMPULAN DAN SARAN Mengkonsumsi pisang ambon sebanyak 2 buah perhari selama 7 hari dapat menjadi solusi untuk pengendalian tekanan darah dan menurunkan derajat hipertensi terutama pada lansia yang hipertensi. Namun terdapat faktor yang perlu diperhatikan oleh peneliti yaitu faktor ansietas pada responden serta kebiasaan
7
makan responden diluar program diit rendah garam dari panti yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ardiansyah, Muhamad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta: DIVA Press. Arjatmo. 2010. Data Hipertensi di Indonesia. www.fk.unair.co.id, diakses tanggal 5 Januari 2012. Barasi, M. 2009. At a Glance: Ilmu Gizi Penerjemah Hermin. Jakarta: Erlangga Depkes. 2010. Kejadian Hipertensi di Jawa Timur. www.depkes ri.co.id, diakses tanggal 20 Oktober 2012. Hidayat, A, A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Kowalksi, Robert E. 2010. Terapi Hipertensi: Program 8 Minggu Menurunkan Tekanan Darah Tinggi dan Mengurangi Resiko Serangan Jantung & Sehat Secara Alami. Bandung: Qanita. Megia, Rita dan Tunjung Seta. 2008. Cukup Dua Saja!, Kumpulan Artikel Kesehatan Intisari. Jakarta: PT Intisari Mediatama. Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik. jakarta: Buku Kedokteran EGC Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Suririnah. 2009. Farmakologi dan Terapi. www.wikipedia.co.id, diakses tanggal 20 Oktober 2012. Suyanti, Ahmad Supriyadi. 2008. Pisang Budi Daya, Pengolahan & Prospek Dasar. Jakarta: Penebar Swadaya. Tryastuti, Dini. 2012. Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon (Musa Paradisiaca S) Terhadap tekanan Darah lansia Penderita Hipertensi Sedang di Panti sosial Tresna Werdhasabai Nan Aluih Sicincin. Padang: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas