Pengaruh Penjelasan Guru………(Ellya Suhartati & Sugiyono) 1
PENGARUH PENJELASAN GURU TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SANITASI HIGIENE PERORANGAN PADA SISWA KELAS XI DI SMK N 1 SEWON THE EFFECT OF TEACHER EXPLANATION ON THE IMPROVEMENT OF INDIVIDUAL HYGIENIC SANITATION KNOWLEDGE OF GRADE XI STUDENTS OF SMKN 1 SEWON Oleh: Ellya Suhartati dan Ir. Sugiyono, M. Kesb a Alumni Program Studi Pendidikan Teknik Boga (email:
[email protected]) b Dosen Pembimbing Program Studi Pend. Teknik Boga, Fak. Teknik, UNY (email:
[email protected] ) a
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan pengetahuan siswa kelas XI sebelum diberi penjelasan, (2) peningkatan pengetahuan siswa kelas XI setelah diberi penjelasan, (3) pengaruh peningkatan pengetahuan siswa kelas XI di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 antara siswa yang diberi penjelasan pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh guru dengan siswa yang tidak diberi penjelasan pengetahuan oleh guru sebelumnya. Metode dalam penelitian menggunakan metode quasi eksperimen. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI jasaBoga 1, 2, dan 3 di SMK N 1 Sewon yang berjumlah 76 siswa. Instrumen penelitian berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir (pos-test). Teknik analisis data menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peningkatan pengetahuan siswa kelas XI sebelum diberi penjelasan berada dalam kategori sedang (59,21%); (2) peningkatan pengetahuan siswa kelas XI setelah diberi penjelasan berada dalam kategori sedang (61,84%); (3) terdapat pengaruh peningkatan pengetahuan siswa kelas XI di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 antara siswa yang diberi penjelasan pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh guru dengan siswa yang tidak diberi penjelasan pengetahuan oleh guru sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung > ttabel (25,201>1,994) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05. Kata Kunci: Pengaruh Penjelasan Guru, Pengetahuan Sanitasi Higiene Perorangan Abstract This study aims to investigate: (1) the improvement of knowledge of Grade XI students before receiving explanation, (2) the improvement of knowledge of Grade XI students after receiving explanation, and (3) the effect of the improvement of knowledge of Grade XI students of SMKN 1 Sewon in the academic year 2015 on those receiving explanation about individual hygienic sanitation knowledge from the teacher and those not receiving the explanation. This was a quasi-experimental study. The research subjects were students of Classes 1, 2, and 3 of Gastronomy at SMKN 1 Sewon with a total of 76 students. The research instrument was a pretest and a posttest. The data were analyzed by the t-test. The results of the study were as follows. (1) The improvement of knowledge of Grade XI before receiving the explanation was in the moderate category (59.21%). (2) The improvement of knowledge of Grade XI after receiving the explanation was in the moderate category (61.84%). (3) There was an effect of the improvement of Grade XI students of SMKN 1 Sewon in the academic year 2015 between those receiving explanation about individual hygienic sanitation knowledge from the teacher and those not receiving the explanation. This was indicated by tobserved > ttable (25.201 > 1.994) with a significance value of 0.000 < 0.05. Keywords: Influence of Master, Knowledge Personal Hygiene Sanitation
2 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 pengolah
makanan
adalah
pencucian
tangan, kebersihan, dan kesehatan diri. SMK N 1 Sewon adalah salah satu PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan yang berusaha
Higiene dan sanitasi makanan pada
membentuk jiwa kewirausahaan pada peserta
dasarnya meliputi orang yang menangani
didiknya melalui proses pembelajaran dalam
makanan, tempat penyelenggaraan makanan,
mata
peralatan
makanan,
Indonesia. Upaya dalam memperoleh tujuan
penyajian
yang diinginkan telah dilakukan, hal ini
pengolahan
penyimpanan makanan makanan
dan
(Depdikbud,
pengolahan
makanan
39).
ditandai dengan penyediaan sarana dan
Penyelenggaraan makanan yang higiene dan
prasarana di SMK N 1 Sewon seperti
sehat
dalam
menyediakan ruang teori maupun praktik
pengolahan makanan. Makanan yang tidak
serta fasilitas yang dapat menunjang proses
dikelola
oleh
pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan
menimbulkan
lancar. Selain itu, mata pelajaran pengolahan
menjadi
dampak
prinsip
dengan
penjamah
1997:
pelajaran
baik dan
makanan negatif
dasar
dapat
dan
makanan Indonesia ini juga merupakan salah
kimia,
satu cara pemberdayaan sekolah kepada
mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta
siswa dalam membentuk jiwa kewirausahaan
dapat pula menimbulkan alergi. Terdapat
siswa.
keracunan
empat
seperti
benar
akibat
faktor
terjadinya
penyakit bahan
yang
penularan
memungkinkan penyakit
melalui
Bentuk pemberdayaan sekolah tersebut dilakukan dengan cara
mempromosikan
makanan yakni perilaku yang tidak higienis,
menu-menu
makanan
adanya sumber penyakit menular, adanya
masyarakat
sekitar
media (makanan, minuman) dan resipien-
kesempatan
resipien (Musadad, 1995).
makanan Indonesia dalam bentuk katering
Faktor kebersihan pengelola makanan yang biasa
disebut
higiene
untuk
untuk pesanan
Indonesia dan
kepada
membuka
menerima
dari masyarakat
pesanan
sekitar
personal
dimana pemberdayaan ini dikelola oleh guru
merupakan prosedur menjaga kebersihan
dan siswa. Hal ini bertujuan agar peserta
dalam pengelolaan makanan
didik
yang
aman
dapat
memiliki
pengalaman
dan
dan sehat. Prosedur menjaga kebersihan
kecakapan hidup. Dengan pembelajaran
merupakan perilaku bersih untuk mencegah
praktik diharapkan peserta didik lebih dapat
kontaminasi
yang
mengembangkan
bagi
dalam diri, dapat bekerjasama dengan teman,
pada
ditangani. Prosedur
makanan yang
penting
kreatifitas
dan
potensi
dan dapat melatih jiwa kepemimpinan.
Pengaruh Penjelasan Guru………(Ellya Suhartati & Sugiyono) 3 Sehingga dalam
diharapkan
membentuk
tujuan jiwa
pengajaran
kewirausahaan
peserta didik dapat tercapai.
akan
melakukan
praktik
pengolahan
makanan masih kurang, hal yang perlu diperhatikan
adalah
sanitasi
higiene
Berdasarkan observasi yang dilakukan
perorangan. Hal tersebut mengakibatkan
di SMK N 1 Sewon, peneliti melihat masih
siswa kurang paham mengenai pengetahuan
kurangnya
sanitasi
penjelasan
guru
dalam
higiene
perorangan
pengolahan
terutama
ini
menyebabkan adanya kontaminasi antara
ditunjukkan pada saat praktik pengolahan
pengolah makanan dan makanan yang di
makanan terlihat
perorangan.
Indonesia seringkali
Hal
yang
saat
pengetahuan siswa tentang sanitasi higiene higiene
makanan
pada
dapat
berlangsung
siswa
olah, sehingga makanan tidak hygiene lagi.
terburu-buru
untuk
Selama
proses
pengolahan
langsung memegang bahan makanan tanpa
berlangsung
mencuci tangan terlebih dahulu. Selain itu,
memperhatikan hal-hal kecil seperti kerapian
sebelum memulai pengolahan makanan atau
rambut, cuci tangan, kebersihan kuku dan
praktik
pemakaian
guru
lebih
mendominasi
oleh
siswa
makanan
masker
seringkali
yang
tidak
sesungguhnya
penyampaian kompetensi dasar dan tujuan
penting untuk diterapkan. Sehingga dijumpai
pembelajaran yang hendak dicapai misalnya,
bahan asing pada makanan seperti rambut,
tentang bahan, resep atau cara pembuatan
batu
yang
sebagainya.
akan
memberikan perorangan
dipraktikkan penjelasan dalam
dan
sanitasi
pengolahan
tidak
siswa
tentang
sisa
bahan
Jika
hal
kemasan tersebut
dan tidak
higiene
diperhatikan maka akan berpengaruh pada
makanan
keamanan pangan dan akan mengurangi
Indonesia terlebih dahulu. Guru jarang memperhatikan
kecil,
kualitas makanan yang disajikan.
sanitasi
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
higiene perorangan seperti memakai pakaian
mengetahui: (1) peningkatan pengetahuan
kerja lengkap (baju kerja, apron, celemek
siswa kelas XI sebelum diberi penjelasan, (2)
dan penutup kepala), pakaian kerja bersih,
peningkatan pengetahuan siswa kelas XI
kuku pendek dan tidak bercat, tidak memakai
setelah diberi penjelasan, (3) pengaruh
perhiasan (cincin, gelang, jam tangan saat
peningkatan pengetahuan siswa kelas XI di
bekerja), tidak sakit penyakit menular (flu,
SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 antara
pilek, batuk, sakit kulit).
siswa yang diberi penjelasan pengetahuan
Pentingnya penerapan sanitasi higiene
sanitasi higiene perorangan oleh guru dengan
perorangan menjadi permasalahan utama
siswa
dalam penelitian ini. Frekuensi Guru dalam
pengetahuan oleh guru sebelumnya.
memberikan pengetahuan siswa pada saat
yang
tidak
diberi
penjelasan
4 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data
METODE PENELITIAN
Teknik
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental designs dengan metode one
group
(Sugiyono,
pre-test-post-test 2009:
74),
alasan
design peneliti
memilih metode one group pre-test-post-test design karena jumlah populasi yang terdapat pada kelas XI di SMK N 1 Sewon terbatas, sehingga tidak memungkinkan membagi antara kelompok eksperiment dan kelompok
penelitian
pengumpulan ini
doumentasi. rumus
menggunakan
Uji
point
data
validitas
biseriall
dalam
tes
dan
menggunakan
dengan
program
ITEMANN, dan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian digunakan teknik Alpha Cronbach
karena bentuk
instrumen penelitian ini membentuk interval yang butir pertanyaannya mempunyai skor 0 sampai 1. Instrumen dapat dikatakan reliabel
kontrol.
jika koefesien Alpha Cronbach lebih besar
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
dilakukan
pada
bulan
Oktober 2014 sampai dengan bulan April 2015. Lokasi penelitian berada di SMK N 1
dari 0,600 (Suharsimi Arikunto, 2010: 276). Teknik analisis data menggunakan analisis uji t. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sewon Bantul. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II jasa boga kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 di SMK N 1 Sewon yang berjumlah
Peningkatan Pengetahuan Siswa Kelas XI Sebelum Diberi Pengetahuan Sanitasi Higiene Perorangan Oleh Guru Di SMK N 1 Sewon Tahun Ajaran 2015 Berdasarkan
hasil
analisis
data
96 siswa. Teknik pengambilan sampel
diketahui bahwa peningkatan pengetahuan
menggunakan
random
siswa kelas XI sebelum diberi penjelasan
sampling, yaitu cara pengambilan sampel
pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh
secara acak dari suatu anggota populasi dan
guru di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015
berstruktur/ bertingkat secara proporsional
berada pada kategori tinggi sebanyak 13
yang dilakukan jika angota populasinya
siswa (17,11%), kategori sedang sebanyak 45
heterogen
atas
siswa (59,21%), dan berada pada kategori
kelompok-kelompok yang bertingkat (Uma
rendah sebanyak 18 siswa (23,68%). Dengan
Sekaran,
demikian
proportionale
(beragam)
2006:
143).
atau
terdiri
Sampel
dalam
dapat
disimpulkan
bahwa
penelitian ini adalah siswa kelas II jasa boga
kecenderungan
kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 di SMK N 1
siswa kelas XI sebelum diberi penjelasan
Sewon yang berjumlah 76 siswa.
peningkatan
pengetahuan
Pengaruh Penjelasan Guru………(Ellya Suhartati & Sugiyono) 5 pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Hasil
guru di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015
penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan
berada dalam kategori sedang (59,21%).
cuci tangan yang tergolong terbiasa cuci
Higiene dalam pengolahan makanan adalah
berbagai
upaya
mempertahankan
dan
kesehatan,
kebersihan
dan
untuk
memperbaiki
tangan sebanyak 47 anak (94,0%), dan tidak terbiasa cuci tangan sebanyak 3 anak (6,0%). sanitasi
makanan
yang
tergolong
baik
individu
sebanyak 21 keluarga (42,0%), dan tergolong
dalam proses
kurang sebanyak 29 keluarga (58,0% ). Anak
pengolahan makanan agar terhindar dari
SD yang tidak menderita diare dalam satu
sakit, baik yang disebabkan oleh penyakit
bulan terakhir sebanyak 48 anak (96,0%),
pada umumnya, penyakit akibat kecelakaan,
sedangkan anak SD yang menderita diare
ataupun penyakit akibat prosedur kerja yang
dalam satu bulan terakhir sebanyak 2 anak
tidak memadai (Hiasinta, 2011). Selain itu
(4,0%). Artinya, ada hubungan kebiasaan
yang
mencegah
cuci tangan dengan kejadian diare dan tidak
terjadinya kontaminasi atau pencemaran dari
ada hubungan sanitasi makanan dengan
pekerja ke pangan yang diolah. Cara yang
kejadian diare. Kesamaan penelitian ini
harus dilakukan oleh tenaga pengolah pangan
adalah sama-sama penelitian yang bertujuan
agar produk pangannya bermutu dan aman
untuk melihat hubungan tentang sanitasi
untuk dikonsumsi adalah dengan personil
hyiegine perorangan di lingkungan sekolah.
perorangan
yang terlibat
lebih
penting
adalah
higiene/ higiene perorangan yang meliputi pencucian
tangan
dan
masalah bila faktor-faktor hygiene tidak
kebersihan serta kesehatan diri. Maka dari
diperhatikan, misalnya memakai alat atau
itu, pentingnya pengetahuan sanitasi higiene
tempat makanan yang tidak bersih, tidak
perorangan dalam pengolahan makanan agar
mencuci tangan atau membiarkan makanan
dapat
yang
terlalu lama dipengaruhi oleh lingkungan.
disebabkan oleh penyakit pada umumnya,
Tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat
penyakit akibat kecelakaan, ataupun penyakit
memindahkan bakteri dan virus pathogen
akibat prosedur kerja yang tidak memadai.
dari tubuh, faeses atau sumber lain ke
terhindar
selama
dari
bekerja,
Penyajian makanan bisa menimbulkan
penyakit
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
makanan. Oleh karena itu kebersihan tangan
dilakukan oleh Ali Rosidi, Erma Handarsari,
dengan mencuci tangan perlu mendapat
Mita Mahmudah (2010), yang berjudul
prioritas
yang
Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Dan
tersebut
sering
Sanitasi Makanan Dengan Kejadian Diare
dengan
Pada Anak SD Negeri Podo 2 Kecamatan
penggosokan, dan pembilasan dengan air
sabun
tinggi,
walaupun
disepelekan. sebagai
hal
Pencucian pembersih,
6 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 mengalir
akan
kotoran
yang
menghanyutkan banyak
partikel
Higiene perorangan yang terlibat dalam
mengandung
pengolahan makanan akan dapat dicapai,
mikroorganisme.
apabila
Peningkatan Pengetahuan Siswa Kelas XI Setelah Diberi Penjelasan Pengetahuan Sanitasi Higiene Perorangan Oleh Guru Di SMK N 1 Sewon Tahun Ajaran 2015
pengertian
Berdasarkan
hasil
analisis
data
diketahui bahwa peningkatan pengetahuan siswa kelas XI setelah diberi penjelasan pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh guru di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 berada pada kategori tinggi sebanyak 14 siswa (18,42%), kategori sedang sebanyak 47 siswa (61,84%), dan berada pada kategori rendah sebanyak 15 siswa (19,74%). Dengan demikian
dapat
kecenderungan
disimpulkan
peningkatan
bahwa
pengetahuan
siswa kelas XI setelah diberi penjelasan pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh guru di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 berada dalam kategori sedang (61,84%). Higiene
perorangan
menurut
kesehatan adalah badan diri seseorang yang bersih dari segala penyakit yaitu berasal dari dalam tubuh manusia maupun luar tubuh manusia tersebut. Pribadi yang sehat bisa dikatakan sehat bila luar dan dalam tubuh pribadi seseorang itu sudah bersih dari segala penyakit
yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan pribadi tersebut. Maka dari itu, higiene perorangan merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja.
dalam
diri
tentang
pekerja
tertanam
pentingnya
menjaga
kesehatan dan kebersihan diri. Karena pada dasarnya higiene adalah mengembangkan kebiasaan
yang
baik
untuk
menjaga
kesehatan, maka sebetulnya hal ini sangat penting bagi para pekerja dapat diketahui sejak calon pekerja akan direkrut sebagai staf, melalui wawancara. Meskipun demikian sikap dan kebiasaan baik yang mendukung terciptanya higiene perorangan dapat pula ditanamkan dan diperbaharui terus menerus. Hal
ini
diperlukan
untuk
selalu
meningkatkan pekerja tentang pentingnya peran
higiene
perorangan
dalam
menghasilkan makanan yang berkualitas, terutama dari aspek keamananya (Hiasinta, 2011: 49). Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan didapatkan dari
teori dan
pengalaman yang pernah dilakukan individu bersangkutan. Sebagai contoh orang dengan latar belakang pendidikan tinggi yang bukan kesehatan
pasti
akan
berbeda
dalam
menguasai perihal kesehatan dibandingkan dengan
kader
kesehatan
yang
berlatar
belakang pendidikan rendah. Akan tetapi pendidikan yang tinggi tersebut akan lebih mempermudah individu bersangkutan untuk melakukan analisis terkait kondisi yang dihadapi, dalam hal ini tenang hygiene dan sanitasi makanan.
Pengaruh Penjelasan Guru………(Ellya Suhartati & Sugiyono) 7 Pengaruh Peningkatan Pengetahuan Siswa Kelas XI Di SMK N 1 Sewon Tahun Ajaran 2015 Antara Siswa Yang Diberi Penjelasan Pengetahuan Sanitasi Higiene Perorangan Oleh Guru Dengan Siswa Yang Tidak Diberi Penjelasan Pengetahuan Oleh Guru Sebelumnya
penjelasan
pengetahuan
dilakukan
mampu
Sewon tahun ajaran 2015. Upaya higiene dan sanitasi makanan pada
bahwa
menangani
peningkatan
dasarnya
penyelenggaraan
Sewon tahun ajaran 2015 antara siswa yang
pengolahan
diberi
makanan
pengetahuan
sanitasi
meliputi
orang
makanan,
pengetahuan siswa kelas XI di SMK N 1
penjelasan
meningkatkan
pengetahuan siswa kelas XI di SMK N 1
hipotesis dalam penelitian ini diketahui pengaruh
higiene
perorangan sebelum pengolahan makanan
Berdasarkan hasil analisis data pada
terdapat
sanitasi
tempat
makanan, makanan,
dan
yang
peralatan penyimpanan
penyajian
makanan.
higiene perorangan oleh guru dengan siswa
Penyelenggaraan makanan yang higiene dan
yang tidak diberi penjelasan pengetahuan
sehat menjadi prinsip dasar penyelenggaraan
oleh guru sebelumnya. Hal ini ditunjukkan
makanan institusi. Makanan yang tidak
dari nilai thitung lebih besar dari pada ttabel
dikelola
(25,201>1,994) dengan nilai signifikansi
penjamah
sebesar 0,000 lebih kecil dari signifikansi
dampak
0,05 (0,000<0,05).
keracunan
Hasil analisis data diketahui bahwa nilai rata-rata pada nilai rata-rata pada posttest lebih besar dari pada pada pretest
dengan
baik dan
makanan negatif
dapat
seperti
akibat
benar
oleh
menimbulkan penyakit
bahan
dan kimia,
mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta dapat pula menimbulkan alergi. Pengolah makanan memegang peranan yang penting dalam
kelancaran
pengetahuan sanitasi higiene perorangan
produksi
pengolah makanan
efektif
merupakan
(26,00>21,30).
Artinya,
diterapkan
dalam
penjelasan
pengolahan
karena
proses
perencana, pelaksana
makanan siswa kelas XI di SMK N 1 Sewon
pengelola
tahun ajaran 2015. Besarnya peningkatan
makanan. Terdapat 4 (empat) faktor yang
pengetahuan pengolahan
siswa makanan
dalam
dan
XI
dalam
memungkinkan
sebelum
diberi
penyakit
kelas
suatu penyelenggaraan
terjadinya
penularan
melalui makanan yakni perilaku
pengetahuan sanitasi higiene perorangan
yang tidak higienis, adanya sumber penyakit
dengan siswa kelas XI dalam pengolahan
menular.
makanan setelah diberi pengetahuan sanitasi
Faktor
kebersihan
penjamah
atau
higiene perorangan di SMK N 1 Sewon
pengelola makanan yang biasa disebut
tahun ajaran 2015 sebesar 4,697. Artinya
higiene
personal
menjaga
kebersihan
merupakan dalam
prosedur
pengelolaan
8 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 makanan yang aman dan sehat. Prosedur
SIMPULAN
menjaga
Simpulan
kebersihan
merupakan perilaku
bersih untuk mencegah kontaminasi pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
makanan yang ditangani. Prosedur yang
(1) peningkatan pengetahuan siswa kelas XI
penting bagi pengolah makanan adalah
sebelum
pencucian
dan
sanitasi higiene perorangan oleh guru di
kesehatan diri. Di Amerika Serikat 25%
SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 berada
dari semua penyebaran penyakit melalui
pada kategori tinggi sebanyak 13 siswa
makanan, disebabkan pengolah makanan
(17,11%), kategori sedang sebanyak 45 siswa
yang terinfeksi dan higiene personal yang
(59,21%), dan berada pada kategori rendah
buruk. Higiene
terlibat
sebanyak
dalam pengolahan makanan akan dapat
demikian
dicapai,
kecenderungan
tangan,
kebersihan
personal
apabila
yang
tertanam
pengertian
diberi
18
penjelasan
siswa
dapat
pengetahuan
(23,68%).
Dengan
disimpulkan
bahwa
peningkatan
pengetahuan
tentang pentingnya menjaga kesehatan dan
siswa kelas XI sebelum diberi penjelasan
kebersihan diri pada masing-masing siswa di
pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh
di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015.
guru di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015
Hasil
penelitian
mendukung
berada dalam kategori sedang (59,21%); (2)
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
peningkatan pengetahuan siswa kelas XI
Riyan
setelah
Ningsih,
ini
2010,
dengan
judul
diberi
penjelasan
pengetahuan
Penyuluhan hygiene sanitasi makanan dan
sanitasi higiene perorangan oleh guru di
minuman, serta Kualitas makanan yang
SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 berada
dijajakan pedagang di lingkungan SDN Kota
pada kategori tinggi sebanyak 14 siswa
samarinda
diberi
(18,42%), kategori sedang sebanyak 47 siswa
diberikan
(61,84%), dan berada pada kategori rendah
penyuluhan
antara dan
yang
sudah
belum
penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan
sebanyak
15
siswa
bahwa ada perbedaan pengetahuan, praktik
demikian
hygiene sanitasi makanan dan minuman
kecenderungan tingkat pengetahuan siswa
sebelum dan sesudah penyuluhan (p<α),
kelas XI dalam pengolahan makanan setelah
Tidak ada hubungan antara pengetahuan,
diberi
praktik hygiene dengan kualitas makanan
higiene perorangan oleh guru di SMK N 1
secara mikrobiologis sebelum dan sesudah
Sewon tahun ajaran 2015 berada dalam
penyuluhan. Hasil pemeriksaan laboratorium
kategori sedang (61,84%); (3) terdapat
ada bakteri E. coli sebanyak 4,17%.
pengaruh peningkatan pengetahuan siswa
dapat
penjelasan
(19,74%).
Dengan
disimpulkan
bahwa
pengetahuan
sanitasi
kelas XI di SMK N 1 Sewon tahun ajaran
Pengaruh Penjelasan Guru………(Ellya Suhartati & Sugiyono) 9 2015 antara siswa yang diberi penjelasan pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh guru
dengan
penjelasan
siswa
yang tidak
pengetahuan
oleh
diberi guru
sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung
lebih
besar
dari
pada
ttabel
(25,201>1,994) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari signifikansi 0,05 (0,000<0,05). Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut. Bagi Siswa Siswa
disarankan
agar
dapat
melaksanakan prosedur pengolahan makanan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan, supaya masakan yang disajikan hygienis dan terhindar dari kontaminan-kontaminan baik dari pengolahnya maupun dari lingkungan makanan tersebut diolah. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya meneliti tentang pengetahuan sanitasi higiene
perorangan
dalam
pengolahan
makanan saja akan tetapi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian tentang sanitasi higiene makanan, sanitasi higiene lingkungan, serta sikap dan perilaku dalam melaksanakan sanitasi higiene tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 1997. Hygiene Dan Sanitasi. Jakarta: Depdikbud. Hiasinta A. Purnawijayanti. 2011. Sanitasi Hygiene Dan Keselamatan Kerja. Yogyakarta: Kanisius. Ali Rosidi, Erma Handarsari, Mita Mahmudah. 2010. Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Dan Sanitasi Makanan Dengan Kejadian Diare Pada Anak SD Negeri Podo 2 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Semarang: Poltekes. Musadad. 1995. Perilaku Petugas dalam Pengelolaan Makanan di Rumah Sakit, Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Di akses: 3 Maret 2015, http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/1 4PerilakuPetugas100.pdf/14PerilakuPe tugas100.html. Riyan Ningsih. 2010. Penyuluhan Hygiene Sanitasi Makanan Dan Minuman, Serta Kualitas Makanan Yang Dijajakan Pedagang Di Lingkungan SDN Kota Samarinda Antara Sebelum Diberikan Penyuluhan Dengan Sesudah Diberikan Penyuluhan. Samarinda: Universitas Mulawarman, Indonesia. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.