perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
JURNAL SKRIPSI
PENGARUH PENGGUNAAN RING SESUNGGUHNYA DAN MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA N 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh : HAMISENO MURTI DANANDA K5608106
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mei 2015
Universitas Sebelas Maret Abstrak :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra esktrakurikuler bola basket SMAN 2 Boyolali tahun ajaran 2013/2014, 2) Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara latihan penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra esktrakurikuler bola bsket SMAN 2Boyolali tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.Subjek penelitian ini adalah siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 30 orang.Seluruh siswa diambil sebagai subjek penelitian, sehingga penelitian ini disebut sebagai penelitian populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kemampuan teknik dasar lay up shoot bola basket. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5 %. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Ada perbedaan hasil test awal dan test akhir yang signifikan pada kelompok 1 ( penggunaan ring sesungguhnya ) pada kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2013 / 2014 diperoleh nilai sebesar 1,85617 dan ttabel dengan N = 15, db = 15 – 1 = 14 dengan taraf signifikasi 5% adalah 1,761 , sedangkan pada kelompok 2 ( penggunaan ring modifikasi ) ada perbedaan hasil test awal dan test akhir yang signifikan pada kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler SMA N 2 Boyolali basket tahun ajaran 2013 / 2014 diperoleh nilai sebesar 2,80483 dan ttabel dengan N = 15, db 15 – 1 = 14 dengan taraf signifikasi 5% adalah 1,761, yang berarti ada pengaruh yang signifikan 2) Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1( penggunaan ring sesungguhnya ) dan kelompok 2 ( penggunaan ring modifikasi ) diperoleh hasil thitung sebesar 1,94106, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,761. Hal ini menunjukkkan bahwa thitung > ttabel, Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara tes kelompok 1 dan kelompok 2. Latihan menggunakan ring modifikasi lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2013 / 2014 dengan peningkatan kelompok 1 ( penggunaan ring sesungguhnya ) sebesar 35,714% sedangkan kelompok 2 ( penggunaan ring modifikasi ) memiliki peningkatan sebesar 47,368% dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki persentase peningkatan kemampuan teknik dasar lay up shoot lebih baik dari kelompok 1. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : 1) Ada perbedaan pengaruh penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2013 / 2014, 2) Latihan menggunakan ring modifikasi lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2013 / 2014.
A. PENDAHULUAN a.
Latar belakang
Permainan bola basket merupakan jenis olahraga populer yang diminati masyarakat luar ataupun dalam negeri. Di Indonesia permainan ini diminati oleh kalangan remaja khususnya pelajar dan mahasiswa, sehingga di lingkungan Universitas dan sekolah permainan ini akan sering dijumpai.Terbukti dengan adanya beberapa kompetisi dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari kompetisi antar SD, SMP, SMA sampai pada perguruan tinggi dan antar club tertinggi di Indonesia. Hal ini sudah membuktikan bahwa permainan bola basket sudah mulai mendapat tempat di masyarakat Indonesia sendiri. Di lingkungan sekolah menengah, dalam hal ini SMAN 2 Boyolali permainan bola basket termasuk cabang olahraga yang mendapatkan prioritas lebih dari pihak sekolah.Hal ini dibuktikan dari tersedianya fasilitas serta pengelolaanya. Seperti bola basket, lapangan,dan ring yang ukurannya standard. Proses pembelajarannya diajarkan pada kegiatan ekstrakurikuler yang termasuk pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada sore.
Untuk dapat bermain permainan bola basket dengan baik, tiap pemain harus menguasai teknik dasar bermain bola basket. Di antaranya mengoper mengoper, menerima bola, menggiring serta menembak. Oleh karena itu sebagai seorang guru atau pembina, melatih teknik dasar bola basket merupakan hal yang sangat fundamental agar siswa mampu bermain bola basket. Seperti yang dikemukakan Soebagio Hartoko (1993 : 21) “Sebagai tugas praktis pertama, kewajiban seorang pelatih bola basket di ataranya yang terpokok ialah mengajarkan teknik dasar permainan (fundamental) bola basket sebaik-baiknya.” Menembak atau shooting merupakan salah satu teknik dasar bola basket yang berperan penting, karena dengan tembakan yang baik maka regu atau tim yang melakukan tembakan masuk ring akan memperoleh angka. Untuk memperoleh angka melalui tembakan dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satu diantaranya adalah tembakan lay up. Seperti yang dikemukakan Sukintaka (1992:102) “Tembakan lay up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang yang didahului dengan gerakan melangkah lebar dan melompat setinggitingginya. Pentingnya peranan lay up dalam permainan bola basket, menuntut guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan pelatih untuk menerapkan latihan gerak yang dipelajari.Intensitas keterlibatan kemampuan yang paling yang tepat dan sesuai dengan kondisi utama adalah unsur kemampuan siswa. Di dalam proses latihan bola basket hendaknya siswa atau atlet dikenalkan melakukan psikomotor termasuk pula sarana atau prasarana yang akan berkaitan kemampuan fisik. Hasil akhir dari belajar berupa kemampuan melakukan pola-pola dengan teknik yang akan dipelajari, baik itu di lapangan dengan ukuran panjang gerak keterampilan tubuh secara yang ditentukan adalah 28 meter dan lebar otomatis,dan salah satunya adalah teknik dasar lay up dalam permainan bola basket 14 meter, kemudian ring dengan diameter yang merupakan salah satu gerak 45cm yang terletak pada ketinggian 305 cm yang dilengkapi dengan papan pantul keterampilan tubuh. Berdasarkan hasil observasi ukuran panjang 180cm dan lebar selama mengajar di SMAN 2 Boyolali 105cm,serta bola yang bahan lay up pada siswa yang mengikuti pembuatannya dari kulit atau karet ekstrakurikuler belum menguasai teknik dengan ukuran anatara 74,9cm – 78cm dengan ketentuan berat yaitu antara lay up dengan tepat. Adakesulitan yang 567gram – 650gram. Perlu diketahui pula dihadapi yaitu siswa masih belum bias bahwa peralatan yag digunakan di luar mengontrol langkah pada saat melakukan ataupun dalam negeri pada dasarnya langkah lay up dan ring sesungguhnya sama, karena telah ditentukan yang bagi mereka terlalu tinggi. Hal ini ketentuannya. Namun yang sangat dapat dilihat dari latihan atau berbeda yaitu postur pemainnya, dimana pertandingan-pertandingan yang selama antara pemain luar dan dalam negeri ini dilakukan. Pendekatan yang dapat khususnya di SMAN 2 Boyolali terdapat diterapkan untuk meningkatkan selisih yang sangat signifkan yaitu di keterampilan lay up diantaranya dengan SMAN 2 Boyolali siswa tertinggi atas modifikasi ring, maupun dengan ring nama M. Iksan yaitu dengan tinggi badan yang sesungguhnya. 176cm dan pemain tertinggi di luar Latihan lay up bola basket dapat negeri sekelas SMA yaitu Rick Joe dilakukan dengan memodifikasi alat dengan tinggi badan mencapai 224cm. khususnya ring. Modifikasi alat yang Dengan demikian maka pelatih harus dimaksud yaitu menggunakan ring pandai – pandai menentukan latihan dan dengan ukuran tinggi ring yang bertahap memodifikasi alat yang tepat pada anak mulai dari 240cm, 260cm, 280cm dan didiknya. dengan ketinggian ring yang Belajar teknik dasar lay up berarti sesungguhnya yaitu 305cm. Menurut belajar ketepatan. Hal yang paling Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000 : mendasar dan harus diperhatikan dalam 48) bahwa, “Modifikasi merupakan salah melatih ketepatan adalah sasaran,dan satu jalan pemecahan. Modifikasi tersebut sasaran yang dimaksud adalah ring dapat berkaitan dengan tugas gerak, dimana sasaran tersebut dapat peralatan, formasi dan pemanfaatan dimodifikasi dari jarak yang lahan”. Memodifikasi peralatan dalam hal sesungguhnya. Teknik dasar lay up dalam ini ring dengan ketinggian bertahap proses pembelajarannya termasuk dalam merupakan salah satu solusi untuk pendidikan jasmani sehingga tidak lepas mengatasi latihan lay up bola basket, dari belajar gerak, karena belajar gerak dengan ketinggian bertahap memberikan merupakan salah satu sarana untuk nuansa yang baru, sehingga siswa akan memperoleh ketrampilan gerak yang tertarik dan tidak akan mengalami diperlukan dalam kegiatan pendidikan kebosanan dan kesulitan dalam latihan lay jasmani. Proses belajarnya melalui up bola basket. Namun demikian commit to user pengamatan dan mempraktekan pola-pola
perpustakaan.uns.ac.id
keberhasilan lay up bola basket tidak terlepas dari faktor individu atau siswa. Permasalahan yang telah dikemukakan di atas melatarbelakangi judul penelitian “Pengaruh Penggunaan Ring Sesungguhnya Dan Modifikasi Terhadap Kemampuan Teknik Dasar Lay Up Shoot Pada Siswa Ekstrakurikuler Basket SMA N 2 Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014.”
digilib.uns.ac.id
2. Kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket tahun ajaran 2013/2014. 3. Pengaruh penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2013 / 2014. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui : 1. Pengaruh penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMAN 2 Boyolali tahun ajaran 2013/2014. 2. Latihan yang lebih baik antara latihan penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra esktrakurikuler bola bsket SMAN 2 Boyolali tahun ajaran 2013/2014. d.
Pembatasan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalaha tersebut sebagai berikut : 1. Kemampuan teknik dasar lay up shoot peserta ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2013/2014 belum optimal. 2. Kemampuan teknik dasar lay up shoot perlu ditingkatkan dengan latihan yang tepat. 3. Jarang diterapkan modifikasi latihan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler SMA N 2 Boyolalitahunajaran2013/2014. 4. Belum diketahui pengaruh penggunaan e. Manfaat Penelitian ring sesungguhnya dan modifikasi Setelah penelitian ini selesai, terhadap peningkatan kemampuan diharapkan mempunyai manfaat sebagai teknik dasarlay up shoot pada siswa berikut : putra peserta ekstrakurikuler bola 1. Bagi guru pendidikan jasmani dan basket SMAN 2 Boyolali tahun ajaran pelatih SMAN 2 Boyolali, dapat 2013/2014. digunakan untuk menambah 5. Pengaruh latihan ring modifikasi pengetahuan mengenai bentuk latihan terhadap kemampuan teknik dasar lay menggunakan ring bertahap yang up shoot. dapat mempengaruhi kemampuan Kemampuan teknik dasar lay up teknik dasar lay up shoot dalam shoot siswa putra ekstrakurikuler bola permainan bola basket pada siswa basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran putra peserta ekstrakurikuler SMAN 2 2013/2014 perlu ditingkatkan. Boyolali. c. Pembatasan Masalah 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru Agar ruang lingkup penelitian dan pelatih ekstrakurikuler bola basket menjadi jelas, maka masalah penelitian ini SMAN 2 Boyolali, guna menyusun dibatasi sebagai berikut : program latihan yang sesuai, dalam 1. Perbedaan pengaruh penggunaan ring upaya meningkatkan kemampuan sesungguhnya dan modifikasi terhadap teknik dasar lay up shoot dalam kemampuan teknik dasar lay up shoot permainan bola basket pada siswa pada siswa putra ekstrakurikuler bola commit to user basket tahun ajaran 2013/2014. b.
perpustakaan.uns.ac.id
putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMAN 2 Boyolali. 3. Untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar lay up shoot dalam permainan bola basket pada siswa putra peserta ekstrakurikuler SMAN 2 Boyolali. B. KAJIAN TEORI 1. Permainan Bola Basket a. Pengertian Permainan Bola Basket Permainan bola basket merupakan permainan beregu, yang masing-masing regu terdiri 5 orang pemain. Tujuan permainan bola basket yaitu untuk mendapatkan skor dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan mencegah tim lawan melakukan hla serupa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hal Wissel (2000:2) bahwa : “Bola basket dimainkan oleh tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa. Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan mendribllenya (batting, pushing, atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara bersamaan.” Bola basket merupakan olahraga permainan beregu yang dapat dimainkan baik putra maupun putri.Permainan ini menggunakan bola besar dan dimainkan dengan tangan.Bola boleh dioper, dilempar dan commit boleh to user dipantulkan ke lantai di tempat,
digilib.uns.ac.id
atau sambil berjalan dan tujuannya adalah memasukkan bola ke dalam keranjang lawan untuk mendapatkan nilai.Pemenangnya adalah regu yang dapat mengumpulkan nilai dengan memasukkan bola ke dalam keranjang yang lebih banyak. Menurut Imam Sodikun (1992:48) bahwa “Teknik dasar bola basket dibagi menjadi : 1) Teknik Melempar dan Menangkap Bola Istilah melempar mengandung pengertian mengoper bola dan menangkap berarti menerima bola.Oleh karena itu kegiatan ini dapat berlangsung silih berganti, maka selalu dilakukan berteman biasanya juga disebut operan. Apabila seseorang memegang bola mak a ia harus siap untuk menerima atau menangkap bola. Operan ini merupakan teknik dasar yang pertama, sebab dengan cara inilah pemain dapat melakukan gerakan mendekati ring (basket) dan seterusnya melakukan tembakan. 2) Teknik Menggiring Bola Menggiring bola adalah salah satu cara yang diperbolehkan oleh peraturan untuk membawa lari bola ke segala arah. Seorang pemain boleh membawa bola lebih dari satu langkah, asal bola sambil dipantulkan , baik dengan bolanya ingin mendekati ring (basket) dan memasukkannya (menembak). Cara menggiring bola yang dibenarkan adalah dengan satu tangan saja (kiri/kanan).Untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemahirannya dianjurkan untuk membiasakan keduanya, jadi yang baik hendaknya seimbang kekuatan menggiring dengan tangan kanan dan kiri. 3) Teknik Menembak Menembak merupakan sasaran akhir setiap pemain.Keberhasilan suatu regu dalam permainan selalu ditentukan oleh keberhasilannya dalam menembak.Untuk dapat berhasil dalam tembakan perlu dilakukan teknik-teknik yang betul. 4) Teknik Gerakan Berporos Gerakan berporos (pivot) adalah suatu mengubah arah hadap badan ke segala arah dengan satu kaki tetap tinggal ditempat sebagai poros (as). Kaki poros ini tidak boleh terangkat atau bergeser dari tempatnya. 5) Merayah Merayah adalah suatu usaha mengambil (menangkap) bola yang datangnya memantul dan pirebutkan. b. Lay Up Shoot Bola Basket 1) Pengertian Lay Up Shoot Bola Basket Menembak atau shooting merupakan teknik dasar bola basket yang sangat penting. Nilai atau angka tercipta dalam permainan bola basket melalui tembakan-tembakan yang tepat dan akurat pada ring lawan. Dalam melakukan tembakan permainan bola basket dapat dilakukan
commit to user
dengan beberapa macam, di antaranya tembakan lay up. Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan, tembakan lay up merupakan tembakan yang dilakukan dengan melayang untuk mencapai ring sedekat mungkin agar lebih mudah memasukkan bola ke dalam ring basket. Dengan kata lain, lay up shoot adalah tembakan melayang, karena sebelum melakukan tembakan, pemain melakukan langkah panjang, langkah pendek sebagai persiapan untuk melompat dan melakukan tembakan sedekat mungkin dengan ring basket. Rangkaian gerakan dari lay up shoot inilah seolah-olah melayang, sehingga lay up shoot dikatakan tembakan melayang. Untuk dapat melakukan tembakan lay up dengan baik, maka harus menguasai teknik tembakan lay up. 2) Teknik Lay Up Shoot Bola Basket Peningkatan prestasi dalam olahraga menuntut adanya perbaikan dan pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya.Teknik dikatakan baik apabila ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, mekanika, biomekanika dan mental terpenuhi persyaratannya secara baik, dapat diterapkan dalam praktek dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian prestasi maksimal. Lay up shoot dapat dilakukan dengan baik, jika seorang pemain bola basket
perpustakaan.uns.ac.id
menguasai teknik lay up shoot dengan baik dan benar. Imam Sadikun (1992: 104) menyatakan, “Teknik tembakan lay up ada dua cara, yaitu (1) melalui operan dan (2) menggiring bola”.Hal senada dikemukakan Agus Mukholid (2004: 44) bahwa, “Gerakan melangkah pada lay up shoot dapat dilakukan dari menerima bola atau gerakan menggiring bola”. Prinsip teknik tembakan lay up ada dua cara yaitu, melalui operan dan diawali dengan menggiring bola. Tembakan lay up melalui operan yaitu, operan a. dilakukan oleh teman seregunya secara tepat (bola setinggi dada), pemain berusaha menjemput bola sambil melompat dan pada saat melayang inilah bola ditangkap. Setelah itu menumpu dengan kaki yang lain lagi untuk melompat sambil membawa bola untuk ditembakkan. Teknik tembakan lay up pada prinsipnya dilakukan melalui operan teman seregunya atau diawali dari menggiring bola (dribbling). Hal terpenting dan harus saat diperhatikan akanmelakukan tembakan lay up harus tepat menangkap bola, melakukan langkah lay up dan menembakkan bola ke dalam ring basket. Arma Abdoellah (1981: 103) menyatakan, “Yang perlu diperhatikan dalam tembakan lay up adalah (1) saat menerima bola, (2) saat melangkah, (3) saat melepaskan bola”. Untuk lebih jelasnya berikutcommit ini to user
digilib.uns.ac.id
disajikan ilustrasi gambar rangkaian gerakan lay up shoot sebagai berikut:
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Lay Up Shoot (Sumber: A. Sarumpaet dkk., 1992: 234) Proses Belajar Lay up Proses mempelajari gerakan teknik dasar lay up diperlukan jangka waktu tertentu. Belajar lay up pada dasarnya merupakan suatu proses. Untuk dapat berubah dari tidak bisa, dari kurang bisa, dari kurang terampil, memerlukan suatu proses yang disebut sebagai proses belajar. Dalam prosesnya, belajar gerak teknik dasar lay up melalui beberapa tahap atau fase pada prinsipnya sama dengan fase dalam proses belajar gerak keterampilan lainnya. Menurut Fitts and Posner dalam Davis (1967) yang dikutip Sugiyanto (2000:44) fase-fase tersebut adalah fase kognitif, fase asosiatif, dan fase otonom. Pada fase kognitif, siswa belajarr tentang apa yang akan dilakukan. Didalam belajar lay up mula-mula siswa harus mengerti tentang gerakan lay up. menurut Abdul Rohman (2010) Latihan lay up dapat dilakukan dua tahap yaitu : 1) Latihan langkah, pada bagian latihan ini tidak menggunakan bola. Cara
perpustakaan.uns.ac.id
melakukan latihan ini adalah sebagai berikut : a) Menolak dengan salah satu kaki, misalnya dengan kaki kiri b) Langkah kaki kanan, kemudian kaki kiri lagi c) Lakukan berulang-ulang Setelah lancar latihan tersebut kemudian lakukan latihan di atas dengan berlari. Dengan cara sebagai berikut : a) Untuk langkah pertama harus panjang, badan condong kedepan dan untuk melatih langkah pertama itu dapat dipergunakan rintangan supaya merasakan saat melayang. b) Langkah kedua pendek dilanjutkan dengan melakukan tolakan ke atas setinggi mungkin sambi meluruskan tangan ke atas. c) Mendarat dengan kedua kaki mengeper.
digilib.uns.ac.id
atas ring, pandangan ke papan pantul. d) Kalau bola tepat mengenai garis yang tegak lurus dengan tidak terlalu keras, maka bola akan masuk ke keranjang. e) Mendarat dengan dua kaki. 2. Latihan Lay Up Shoot
a. Teknik Dasar Lay Up Shoot Dengan Modifikasi Ring 1) Pengaruh Latihan Teknik Dasar Lay Up Shoot Dengan Modifikasi Ring Latihan lay up dengan aplikasi modifikasi ring yaitu cara latihan lay up menggunakan ketinggian ring bertahap, yaitu dengan menurunkan ketinggian ring yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Marta Dinata (2006:12) bahwa : “Semua bentuk latihan akan direncanakan dari yang paling sederhana 2) latihan langkah dilanjutkan meningkat kepada yang dengan tembakan lay up agak susah dan dengan menggunakan bola. seterusnya. Apabila kamu Cara ini dapat dilakukan belum menguasai bentuk dengan gerakan sebagai yang sederhana dengan berikut : betul, jangan terlalu a) Berlari kemudian berkeinginan untuk melangkah, pada waktu meningkat kepada yang badan melayang ambil lebih susah, karena bola dari tangan kawan gerakan yang salah pada yang telah disediakan. permulaan apabila tidak b) Lakukan dua irama dapat dibetulkan akan langkah, langkah yang lebih sulit dirapikan di terakhir pendek dan kemudian hari, dan langsung menolak keatas apabila sudah melakukan setinggi-tingginya. gerakan yang mudah c) Luruskan lengan yang dengan betul, kemudian memegang bola, lepaskan dipersilahkan untuk bola kepapan pantul tepat melanjutkan ke gerakan commit pada garis tegak lurus di to user yang lebih susah.”
perpustakaan.uns.ac.id
Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Sugiyanto dan Sudjarwo (1992:284) bahwa: “Hendaknya pengaturan materi belajar yang dipraktekkan dimulai dari yang mudah ke yang lebih sukar, atau dari sederhana ke yang lebih kompleks”. Dari pendapat di atas menunjukkan bahwa latihan lay updengan modifikasi ring bertahap merupakan modifikasi pembelajaran atau latihan yang diklasifikasikan ke dalam peralatan yang disesuaikan dengan lingkungan yaitu tingat kemampuan dan postur tubuh siswa. Menurut yoyo Bahagia & Adang Suherman (1999/2000:7) bahwa, Guru dapat mengurangi atau menambah kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu, misalnya berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan yang akan digunakan. Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilakukan dari beberapa macam cara menurut kebutuhan. Seorang guru Penjas harus kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran.Setiap kesulitan yang dihadapi siswa harus segera dicarikan solusi yang tepat agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Demikian halnya dalam pembelajaran lay up shoot bola basket, jika siswa merasa sulit melakukan lay up shoot karena ring basket yang cukup tinggi maka dapat dimodifikasi dengan cara ring basket diturunkan. Jika pada ring basket yang rendah siswa mampu melakukan lay up shoot, selanjutnya ditingkatkan commit to user secara bertahap sesuai dengan
digilib.uns.ac.id
program latihan yang telah dijadwalkan. Berdasarkan modifikasi ketinggian ring basket tersebut pembelajaran ini dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran lay up shoot dengan modifikasi ring basket antara lain : 1. Siswa menjadi lebih senang dan sangat tertarik karena ring basket yang cukup rendah, sehingga merasa lebih mudah untuk melakukan lay up shoot. 2. Peluang bola masuk ke dalam ring basket lebih besar. 3. Kesulitan siswa dalam melakukan lay up shoot dapat teratasi. 4. Secara tidak langsung siswa mampu beradaptasi melakukan lay up shoot pada ketinggian ring sebenarnya, karena ring basket dinaikkan secara bertahap. Kelemahan pembelajaran lay up shoot bola basket dengan modifikasi ring basket antara lain : 1. Karena ring basket cukup rendah, sehingga teknik lay up shoot menjadi kurang diperhatikan. 2. Teknik lay up shoot yang kurang diperhatikan akan berakibat pola gerakan teknik dasar lay up shoot yang kurang benar. 2) Pelaksanaan Teknik Dasar Lay Up Shoot Dengan Modifikasi Ring Pada penelitian ini, latihan yang dimaksudkan adalah tinggi rendahnya ring, dijelaskan sebagai berikut : pada awal ketinggian 2,4 meter. Hal ini didasarkan pada pola gerakan teknik dan disesuaikan dengan
perpustakaan.uns.ac.id
kondisi siswa yaitu tinggi maksimal yang dibutuhkan siswa untuk melakukan gerakan teknik dasar, dengan maksud dalam pemodifikasian alat tanpa merubah teknik dan mekanisme gerakan lay up shoot, baik itu saat menerima bola, saat melangkah, saat melepas bola, sehingga siswa benar-benar menguasai teknik dasar lay up shoot. Dari Sampel yang akan diteliti dan sudah diobservasi terlebih dahulu tinggi maksimal siswa adalah 178 cm dengan tinggi raihan 25 cm.Agar semua siswa dapat melakukan teknik dasar lay up sesuai dengan pola b. gerak dasar menurut Sukintaka maka ketinggian awal ring ditentukan 2,4 meter dengan ring sesungguhnya 3,05 meter maka setiap peningkatan ketinggian ring yaitu 20 cm, menurut Nosseck (1982:49) bahwa : “Periode stabilitas atau adaptasi organisme terhadap rentetan beban yang lebih tinggi selesai dalam waktu yang berbeda, paling tidak satu atau dua minggu”. Untuk peningkatan beban latihan disesuaikan dengan lamanya waktu latihan.Dimana dalam penelitian ini program latihan dilaksanakan 3 kali per minggu dan selama 6 minggu.M.Sajoto (1995:35) Berpendapat bahwa “para pelatih dewasa ini pada umunya setuju untuk menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis.Adapun latihan yang diperlukan selama 6 minggu atau lebih”. Untuk mengetahui beban awal latihan lay up dilakukan try out dengan melakukan lay up semaksimal mungkin. Bompa commit to user O.Tudor (1983:108) berpendapat
digilib.uns.ac.id
bahwa “Setelah diketahui ratarata kemampuan maksimal tes lay up, kemudian diambil 50% dari kemampuan maksimal sebagai beban awal latihan”. Berdasarkan uraian di atas maka latihan dilaksanakan selama 18 kali pertemuan selama 6 minggu dengan 3 kali perminggunya. Dalam peningkatan ketinggian ring sebagai berikut : 240cm, 260cm, 280cm, 305cm dengan disesuaikan pada program latihan yang meliputi repetisi, set serta waktu istirahat. Pengaruh Latihan Teknik Dasar Lay Up Shoot Dengan Menggunakan Ring Sesungguhnya Latihan lay up menggunakan alat sesungguhnya, yang dimaksud adalah latihan lay up menggunakan ring yang sesungguhnya. Merupakan bentuk belajar yang menuntut anak untuk melakukan secara berulang- ulang tapa memperhatikan kondisi anak yaitu baik kondisi tahap belajar anak maupun postur tubuh. Perlu disadari bahwa setiap bentuk pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Demikian halnya pembelajaran lay up shoot bola basket dengan ketinggian ring sesungguhnya juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran lay up shoot dengan tinggi ring sesungguhnya dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran lay up shoot dengan tinggi ring sesungguhnya antara lain : 1. Siswa akan lebih cepat beradaptasi terhadap tinggi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ring basket sesungguhnya atau standart. 2. Siswa akan terbiasa dengan ketinggian ring basket, sehingga akan meningkatkan kepekaannya melakukan lay up shoot. 3. Dengan kemampuan beradaptasi dan kepekaan terhadap gerakan, siswa dapat melakukan lay up shoot menjadi lebih baik. Kelemahan pembelajaran lay up shoot dengan ring sesungguhnya antara lain : 1. Orientasi siswa lebih cenderung pada kekuatan lengan agar bola sampai pada ring basket sehingga ketepatan langkah kurang diperhatikan. 2. Karena jarak ring sesungguhnya lebih tinggi maka diperlukan konsentrasi yang lebih besar agar lay up shoot tetap pada teknik yang benar. 3. Peluang masuk bola kecil Dalam belajar keterampilan secara keseluruhan banyak guru atau pelatih yang menerapkan metode ini dengan tidak mengabaikan metode bagian.Hal ini dikarenakan metode keseluruhan mempunyai berbagai keuntungan.Seperti dikemukakan Harsono (1988:142) bahwa, “Ada pelatih yang pada permulaan yang lebih suka dngan whole-method meskipun tetap tidak mengabaikan metode bagian bila mana atlet menemui kesulitan dalam melakukan suatu teknik bagian tertentu.Metode keseluruhan juga mempunyai keuntungan terutama dalam memberikan informasi dan konsep secara jelas, bermakna (meaningful), dan logis mengenai
commit to user
keseluruhan teknik atau keterampilan”. 3) Pelaksanaan Teknik Dasar Lay Up Shoot Dengan Ring Sesungguhnya Ditinjau dari pelaksanaannya, latihan lay up menggunakan ketinggian ring tetap yaitu 3,05 meter, termasuk metode latihan secara keseluruhan. Dimana anak dituntut melakukan lay up secara berulang meskipun baru pertama kali mengenal atau belum menguasai teknik tersebut. Seperti dikemukakan Sugiyanto (2000:67) metode keseluruhan merupakan cara mempraktekkan seluruh rangkaian gerakan yang dipelajari. Menurut Thomas yang dikutip oleh Harsono (1988:142) bahwa “Apabila keterampilan olahraga yang diajarkan itu sifatnya sederahana dan mudah dimengerti maka keterampilan tersebut sebaiknya diajarkan secara keseluruhan, dan setiap teknik bagian hanya dilatih secara khusus apabila siswa atau obyek selalu membuat kesalahan pada teknik bagian tersebut”. Untuk peningkatan beban latihan disesuaikan dengan lamanya waktu latihan.Dimana dalam penelitian ini program latihan dilaksanakan 3 kali per minggu dan selama 6 minggu.M.Sajoto (1995:35) Berpendapat bahwa “para pelatih dewasa ini pada umunya setuju untuk menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis.Adapun latihan yang diperlukan selama 6 minggu atau lebih”. Untuk mengetahui beban awal latihan lay up dilakukan try out dengan melakukan lay up
perpustakaan.uns.ac.id
semaksimal mungkin. Bompa O.Tudor (1983:108) berpendapat bahwa “Setelah diketahui ratarata kemampuan maksimal tes lay up, kemudian diambil 50% dari kemampuan maksimal sebagai beban awal latihan”. Berdasarkan uraian di atas maka latihan dilaksanakan selama 18 kali pertemuan selama 6 minggu dengan 3 kali perminggunya dengan disesuaikan pada program latihan yang meliputi repetisi, set serta waktu istirahat. A. Kerangka Berpikir
digilib.uns.ac.id
yang digunakan dimodifikasi ketinggiannya, yaitu teknik lay up shoot yang dilakukan dengan menyesuaikan ring yang dapat diturun naikan. Dalam pelaksanaan latihan ini siswa dituntut melakukan teknik gerakan lay up shoot secara berulang – ulang dengan menggunakan ring yang dapat dinaikkan sedikit demi sedikit. Mulai dari ring dengan ketinggian 2.4 meter, 2.6 meter, 2.8 meter sampai pada akhirnya pada mencapai ketinggian ring normal ( 3.05 meter). Dari latihan ini diharapkan siswa dapat terbiasa dengan baik tanpa merasa bahwa ketinggian ring sudah mencapai ketinggian ring yang sesungguhnya. Berdasarkan masing – masing latihan di atas menunjukkan bahwa masing – masing mempunyai penekanan dalam proses latihan. Perbedaan perlakuan yang diberikan dalam latihan ini akan menimbulkan respon yang berbeda pula terhadap hasil latihan, dalam hal ini kemampuan teknik dasar lay up shootdalam permainan bola basket.
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, dapat diajukan kerangka pemikiran dalam penelitian sebagai berikut : 1. Pengaruh Penggunaan Ring Sesungguhnya Dan Modifikasi Terhadap Kemampuan Teknik Dasar Lay Up Shoot Latihan lay up shoot dengan menggunakan ring sesungguhnya dan modifikasi memiliki karakteristik yang berbeda. Masing – masing 2. Latihan Lay up Shoot Dengan latihan mempunyai penekanan yang Menggunakan Ring Modifikasi berbeda. Pembelajaran lay up shoot Memiliki Pengaruh Lebih Baik dengan ketinggian ring sesungguhnya Terhadap Peningkatan (3.05 meter ) menekankan pada Kemampuan Lay Up Shoot Dalam penguasaan teknik lay up shoot yang Permainan Bola Basket baik dan benar. Dalam hal ini siswa Ditinjau dari masing – secara terus menerus mengulang masing latihan di atas, menunjukkan teknik lay up shoot yang benar. bahwa latihan lay up shoot dengan Dengan pengulangan teknik lay up menggunakan ring modifikasi shoot yang secara terus menerus memiliki pengaruh yang lebih baik diharapkan menjadi kebiasaan atau terhadap kemampuan lay up shoot keterampilan yang lebih baik. Di sisi dalam permaian bola basket. Hal ini lain latihan ini tidak memperhatikan dikarenakan latihan menggunakan kondisi siswa, baik secara fisik ring modifikasi membuat siswa untuk ataupun siswa baru mengenal teknik terbiasa dalam melakukan gerakan lay up shoot dalam permainan bola teknik lay up shoot. Selain itu siswa basket. akan merasa senang dan motivasi Pada latihan lay up shoot tinggi, karena dengan ketinggian ring dengan menggunakan ring modifikasi yang dinaikkan secara bertahap bola merupakan cara belajar dimanacommit ring to user akan mudah dimasukkan ke dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ring. Jadi pengulangan gerakan lay up shoot dan modifikasi ketinggian ring yang dipakai akan memberi pengaruh yang besar dalam latihan ketrampilan, sehingga dapat mempercepat teknik dasar lay up shoot dalam permainan bola basket. C. Hipotesis Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diuraikan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2013 / 2014. 2. Latihan menggunakan ring modifikasi lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan teknik dasarlay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2013 / 2014. 3. D. Penelitian Yang Relevan Selain menggunakan teori sebagai landasan dalam penelitian, ada penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. Yaitu skripsi atas nama Susilo Broto tahun 2009 / 2010 dengan judul Pengaruh latihan aplikasi modifikasi alat dan alat sesungguhnya terhadap kemampuan tembakan lay up kiri pada siswa putra peserta ekstrakurikuler SMPN 2 Jatiroto tahun ajaran 2009/2010. E. Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan tes pada awal perlakuan, memberikan perlakuan kepada subjek dan diakhiri dengan tes pada akhir perlakuan.
2. Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan adalah matching by subject yang biasa disebut dengan pola M-S. Adapun rancangan matching by subject dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan: S : subjek penelitian Pre-test :tes awal tembakan lay up MSOP : matched subject ordinal pairing KE1 : kelompok eksperimen 1 KE2 : kelompok eksperimen 2 Treatment A : latihan menggunakan alat sesungguhnya Treatment B : latihan menggunakan modifikasi alat Postest :tes akhir lay up Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan lay up shoot bola basketpada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2).Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang seimbang.Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing. Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut Sutrisno Hadi (1995: 485) sebagai berikut : Gambar 2. Pembagian Kelompok F. Definisi Operasional
1. Jenis Variabel a. Variabel bebas dalam penelitian commit to user adalah penggunaan alat dalam
perpustakaan.uns.ac.id
melakukan lay up shoot bola basket yaitu ring sesungguhnya dan ring modifikasi. b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuanlay up shoot bola basket . 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut: 1) Latihan modifikasi alat Maksudnya latihan teknik dasar lay up shoot dengan ketinggian ring yang bertahap yaitu dengan ketinggian 240 cm, 260 cm, 280 cm, dan pada akhirnya pada ketinggian yang sesungguhnya 305 cm. 2) Latihan teknik dasar lay up shoot menggunakan alat sesungguhnya, yaitu latihan dengan menggunakan ketinggian ring yang sesungguhnya. Kemampuan teknik dasar lay up shoot yaitu kemampuan setiap subjek pada saat melakukan tembakan ke dalam ring dengan didahului langkah kaki terlebih dahulu, dimana dalam tes kemampuan teknik dasar lay up shoot dilakukan dengan tembakan lay up 8 kali berturutturut.(Imam Sodikun, 1992:125) G. Pembahasan Hasil Penelitian
digilib.uns.ac.id
2 memiliki persentase peningkatan kemampuan teknik dasar lay up shoot yang lebih besar daripada kelompok 1. Latihan lay up dengan aplikasi modifikasi ring yaitu cara latihan lay up menggunakan ketinggian ring bertahap, yaitu dengan menurunkan ketinggian ring yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Hal ini didasarkan pada pola gerakan teknik dan disesuaikan dengan kondisi siswa yaitu tinggi maksimal yang dibutuhkan siswa untuk melakukan gerakan teknik dasar, dengan maksud dalam pemodifikasian alat tanpa merubah teknik dan mekanisme gerakan lay up, baik itu saat menerima bola, saat melangkah, saat melepas bola, sehingga siswa benarbenar menguasai teknik dasar lay up. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan Latihan menggunakan ring modifikasi lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2013 / 2014, dapat diterima kebenarannya.
H. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Berdasarkan hasil 1. Kesimpulan penghitungan persentase peningkatan Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis data yang telah dilakukan kemampuan teknik dasar lay up shoot ternyata hipotesis yang diajukan dapat diketahui bahwa, kelompok 1 diterima. Dengan demikian dapat memiliki nilai persentasi peningkatan diperoleh simpulan sebagai berikut: kemampuan lay up shoot sebesar 1. Ada perbedaan pengaruh penggunaan 35,714%. Sedangkan kelompok 2 ring sesungguhnya dan modifikasi memiliki peningkatan kemampuan terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra teknik dasar lay up shoot sebesar ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 47,368%. Boyolali tahun ajaran 2013 / 2014. Latihan menggunakan ring Berdasarkan hasil tersebut commit tomodifikasi user lebih baik pengaruhnya dapat disimpulkan bahwa, kelompok
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap kemampuan teknik dasar lay up 3. Saran shoot pada siswa putra ekstrakurikuler Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi kata bola basket SMA N 2 Boyolali tahun yang ditimbulkan, maka kepada para guru ajaran 2013 / 2014. dan pelatih ekstrakurikuler bola basket 2. Implikasi SMA N 2 Boyolali disarankan hal-hal Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: diketahui bahwa,latihan dengan menggunakan ring modifikasimemiliki 1. Untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar lay up shoot, harus peningkatan yang lebih baik terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot. diterapkan metode latihan yang tepat, Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini sehingga akan diperoleh hasil latihan adalah setiap metode latihan memiliki yang optimal. efektifitas yang berbeda dalam 2. Untuk meningkatkan kemampuan meningkatkan kemampuan teknik dasar teknik dasar lay up shoot seorang guru atau pelatih dapat menerapkan latihan lay up shoot. Oleh karena itu, dalam memberikan latihan yang bertujuan untuk dengan menggunakan ring modifikasi. mengembangkan atau meningkatkan kemampuan teknik dasar lay up shoot, harus menggunakan metode latihan yang tepat. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih metode latihan yang tepat, khususnya untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar lay up shoot. I. DAFTAR PUSTAKA Abdul Rohim. (2008). Olahraga Bola Basket. Semarang: CV. Aneka Ilmu. Agus A.
Mukholid. (2004). Pendidikan Jasmani. Penerbit: Yudhistira.
Hamidsyah Noer. (1995). Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta: UNS Press.
Andi Suhendro. (1999). Dasar – Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. Arma Abdoellah. (1981). Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Sastra Hudaya. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun. (1992). Permainan Bola Besar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Bompa.(1990). Periodization Theory and Methodology of Training.Kendall/Hant: Departement of Physical Education York University. Toronto. Ontario. Canada. Depdiknas.(2004). Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Dwi
Hatmisari Amburkmi, Paulus Pasurney, Dikdik Zafar Sidik, Djoko Pekik Irianto, Rina Ambar Dewanti, Sunyoto, Djoko commit to user Sulistyanto, M. Yunus Harahap. (2007). Pelatihan Pelatih Fisik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Level 1.Kementrian Negara Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia. Evelyn Pearce. (1999). Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis Alih Bahasa Sri Yuliani Handoyo.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (2012). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta : UNS Press. Hasan Doewes. (1993). Anatomi 1. Surakarta. Universitas Negeri Surakarta.UNS Press. Hal
Wissel. (2000). Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran dan Teknik. Alih Bahasa. Bagus Pribadi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
H.J. Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. (1998). Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press.
(2001). Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani Olahraga. Surakarta: Lembaga pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT UNS Press. Nosseck.(1982). General Theory of Training. Lagos: Pan African Press. Pate R. R., Mc Clenaghan B. & Rotella R. (1993).Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Alih bahasa Kasiyo Dwijowinoto, Semarang: IKIP Semarang Press. Rusli Lutan dkk. (1992). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK/IKIP Bandung. Rusli Lutan & Adang Suherman.(2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setra D-III. Soebagio Hartoko. 1993. Bola Basket I. Surakarta: UNS Press. Srijono
Imam Sodikun. (1992). Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: Depdikbud. Oliver John. (2007). Dasar-dasar Bola Basket.Alih Bahasa Wawan Eko Yulianto. Bandung: Intan Sejati. M. Sajoto. (1995). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: IKIP Semarang Press. M. Sobry Sutikno. (2009). Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Mulyono B. (1992). Tes dan Pengukuran. Surakarta: UNS Press.
Brotosuryo, Sunardi dan Hidyatullah. 1994. Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Bagian Proyek Penataran Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD Setara D II.
Sudjana.(2002). Metoda Bandung: Tarsito
Statistika.
Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sugiyanto. 2000. Belajar Surakarta: UNS Press
Gerak.
Sugiyanto dan Agus Kristiyanto. 1998. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud. Proyek Penataran Guru SD setara D-II. Bagian Proyek Penataran Guru Pendidikan Jasmani SD setara DII. Suharno HP. (1991). Ilmu Coaching Umum.Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. (1993).
Metodologi Kepelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
Sutrisno Hadi. (1995). Metodologi Research Jilid IV. Semarang: Andi Offset. (2004). Statistik Jilid III. Semarang: Andi Offset. Toho Cholik. M & Rusli Lutan.(2001). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Cv. Maulana. Vic Ambler. (2005). Petunjuk untuk Pelatih dan Pemain Bola Basket. Bandung: Pioner Jaya. Wescott L. Wayne. 1983. Strength Fitness Physiological Principle and Training Tecgnique. Massachusetts: Allyn and Bacon. Inc. Yusuf
Adisasmita & Aip.(1996). Ilmu Dasar. Jakarta: Dirjendikti. Proyek Tingkat Akademik.
Syarifuddin Kepelatihan Depdikbud. Pendidikan
commit to user