perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh: PENI ARIANTI K4307042
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA
Oleh: PENI ARIANTI K4307042
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
” PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA” Peni Arianti ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 8 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment) menggunakan Posstest Only Control Group Design.Variabel bebas berupa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan variabel terikat adalah hasil belajar biologi siswa. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Sampel pada penelitian adalah siswa kelas X.8 sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas X.5 sebagai kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunkan teknik tes untuk hasil belajar ranah kognitif dan lembar observasi untuk hasil belajar ranah afektif serta psikomotor. Teknik analisis data dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berpengaruh nyata terhadap hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotor tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa kelas X SMA Negeri 8 Surakarta.
Kata Kunci:
Pembelajaran Kooperatif, Think Pair Share, Hasil Belajar
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“EFFECT OF IMPLEMENTATION COOPERATIVE LEARNING ON THINK PAIR SHARE TYPE (TPS) TOWARDS STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT OF CLASS X AT SMA NEGERI 8 SURAKARTA
Peni Arianti* ABSTRACT This research aims to find out the effect of the implementation of cooperative learning Think Pair Share type towards students’ learning achievement of the class X at SMA Negeri 8 Surakarta. This study is a quasi-experimental studies which use Posstest Only Control Group Design. The independent variable in this research is the application of cooperative learning, the Think Pair Share whereas the dependent variable is students’ achievement in learning biology at 3 levels’, namely, cognitive, affective and psychomotor. The population of the study is the entire class X at SMA Negeri 8 Surakarta in academic year 2010/2011. The samples are taken towards control and treatment group. The sample is taken by using Cluster Random Sampling method. The data are collected by using test (for cognitive achievement) whereas for the affective and psychomotor aspects the data are taken by using observation methods. The obtained data are analyzed by using ttest. The result shows that the implementation of Think Pair Share has taken good effect towards students’ achievement in affective and psychomotor aspects, but has not on the cognitive achievement students in class X of Surakarta SMA Negeri 8. Keywords: Cooperative Learning, Think Pair Share, Learning Achievement.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Apa yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan tidak selalu menunjukan keadaan yang sebenarnya (Penulis)
Tidak ada kenyamanan tanpa keikhlasan (Anonim)
Vini vidi vici (Julius Caesar)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk: Pae, Mae, mbak Ani dan mas Ali atas segala cinta, doa dan dukungannya. Pakde dian, pakde wagino dan Lek Muliyem sekeluarga untuk setiap perhatian, pengorbanan dan motivasinya. Keluarga besar dari Pae, untuk setiap perhatian, pengorbanan dan motivasinya. Bapak Puguh dan Bapak Slamet yang selalu memberiku nasihat dan bimbingan dalam segala hal. Ibu Ari, Bapak Hindarso, Ibu Gayatri, Ibu Mardwi, murid-muridku, seluruh staf karyawan SMA Negeri 8 Surakarta dan SMA Negeri 1 Nguter yang telah membantu dalam penelitian. Devy, Mayang, Desi, Siti, Raras, Dini, Ana, Wulan, Maya yang selalu memberikan semangat dan kekuatan dalam setiap kebersamaan kita. Puput, Mb Un, Frisa, Nene, Baiq, Eko, Yesi, Nesia, Andini, Icuk, Teteh, Dama, Vella, Fatih, NH, Puguh, Anis, dan teman- teman sebimbingan yang menjadi tempat untuk saling bertukar pikiran dan berbagi dalam berbagai hal. Mba Nisa, Mb Jini, Nita, Apel, Novi, Asri, Nining, Nia, Al, Diva, Mei, Yana. Rosi dan Nina yang selalu menjadi temanku di rumah. Bioholic ’07 yang menorehkan banyak kenangan dalam hidupku.. Almamater.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D, selaku pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. 5. Drs. Slamet Santosa, M.Si, selaku pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. 6. Dra. AD. Gayatri, M.Pd, M.M, selaku Kepala SMA Negeri 8 Surakarta yang telah memberi ijin dalam penelitian. 7. Ibu Ari dan Ibu Mardwi selaku guru mata pelajaran biologi yang telah memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian. 8. Siswa kelas X.5 dan X.8 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran commit to user 2010/2011.
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Nguter Tahun Ajaran 2010/2011. 10. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta,
Oktober 2011
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. HALAMAN ABSTRAK.......................................................................... HALAMAN ABSTRACT ....................................................................... HALAMAN MOTTO .............................................................................. HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................. DAFTAR ISI ........................................................................................... DAFTAR TABEL ................................................................................... DAFTAR GAMBAR .............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................... B. Perumusan Masalah .................................................................. C. Tujuan Penelitian ...................................................................... D. Manfaat Penelitian .................................................................... BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 1. Hasil Belajar Biologi............................................................ a. Pengertian Belajar............................................................ b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar..................... c. Hasil Belajar..................................................................... 1) Aspek Kognitif............................................................ 2) Aspek Afektif.............................................................. 3) Aspek Psikomotor....................................................... 2. Pembelajaran Kooperatif...................................................... 3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share............... B. Penelitian yang Relevan............................................................ C. Kerangka Pemikiran ................................................................. D. Hipotesis ................................................................................... BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 1. Tempat Penelitian ............................................................... 2. Waktu Penelitian ................................................................. B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 1. Populasi Penelitian .............................................................. 2. Sampel Penelitian ............................................................... 3. Teknik Pengambilan Sampel .............................................. C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 1. Variabel Penelitian commit .............................................................. to user 2. Metode Pengumpulan Data ................................................. xi
Halaman i ii iii iv v vi vii viii ix xi xiii xiv xv 1 3 3 3 5 5 5 6 7 7 8 10 12 13 14 14 17 18 18 18 18 18 19 19 19 19 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Teknik Penyusunan Instrumen ........................................... 4. Analisis Instrumen .............................................................. D. Rancangan Penelitian ............................................................... E. Teknik Analisis Data ................................................................ 1. Uji Kesetimbangan.............................................................. 2. Uji Hipotesis ....................................................................... BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……..………………………………………....... 1. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi………………............. 2. Uji Prasyarat Analisis………………..…………………....... 3. Hasil Uji Hipotesis………………………………………..... B. Pembahasan ……………..…………………………………...... BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................... B. Implikasi ................................................................................... C. Saran ......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. LAMPIRAN ............................................................................................
commit to user
xii
20 22 26 26 26 29 30 30 34 36 37 42 42 42 43 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel15 Tabel 16. Tabel 17. Tabel 18. Tabel 19. Tabel 20. Tabel 21. Tabel 22.
Halaman Ranah Afektif ............................................................................... 9 Ranah Psikomotorik………………………….....................…..... 11 Rangkuman Hasil Try Out Uji Validitas......………............……. 22 Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item ........................ 23 Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas ..................………… 23 Kriteria Tingkat Kesukaran ........................................................ 24 Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran………….……. 24 Tingkat Klasifikasi Daya Pembeda............................................... 25 Rangkuman Hasil Try Out Daya Beda ........................................ 25 Rancangan Penelitian Posttest Only Control Groub Design ....... 26 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan 27 Awal ............................................................................................. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan 28 Awal ............................................................................................. Distribusi Hasil Perhitungan Uji-t Kemampuan Awal ................ 28 Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif ......................... 30 Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif .......................... 30 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor .................... 31 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Ditinjau dari 32 Model Pembelajaran ………………............................................ Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Ditinjau dari 33 Model Pembelajaran …................................................................ Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor Ditinjau dari 33 Model Pembelajaran …................................................................ Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi pada Kelompok 35 Kontrol dan Kelompok Eksperimen ............................................ Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Biologi dengan Variasi 35 Model Pembelajaran .................................................................... Hasil Analisis Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think 36 Pair Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa .......................
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar 2.
Halaman Bagan Paradigma Pemikiran …………...................................... 16 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan 34 Kelompok Eksperimen ..............................................................
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Instrumen Penelitian a. Silabus ................…………………………………...……………….. 46 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ........................... 50 c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ……............. 59 d. Lembar Kerja Siswa . .......................................................................... 70 e. Kisi-kisi Soal Kognitif ......………………………………………….. 79 f. Soal Kognitif ................……………………....................................... 80 g. Kunci Jawaban Soal Kognitif .........................................……………. 85 h. Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif .................. 86 i. Lembar Observasi Ranah Afektif……………………………………. 87 j. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Afektif ………………… 88 k. Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Ranah Psikomotor............ 89 l. Lembar Observasi Ranah Psikomotor……………………………….. 90 m. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Psikomotor...................... 91 Lampiran 2. Analisis Instrumen a. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda 92 Soal Kognitif ……………………………………………………...… b. Rangkuman Hasil Try Out ................................................................... 94 Lampiran 3. Data Hasil Penelitian a. Daftar Nilai Awal Siswa Kelas X5 (kontrol)....................................... 95 b. Daftar Nilai Awal Siswa Kelas X8 (eksperimen) ............................... 96 c. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas X5 (kontrol) ................................. 97 d. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas X8 (eksperimen) ........................... 98 e. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X5 (kontrol) ................................... 99 f. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X8 (eksperimen) ............................. 100 g. Daftar Nilai Psikomotor Siswa Kelas X5 (kontrol) ............................. 101 h. Daftar Nilai Psikomotor Siswa Kelas X8 (eksperimen) ...................... 102 i. Distribusi Hasil Belajar ....................................................................... 103 j. Deskripsi Data ..................................................................................... 104 Lampiran 4. Uji Prasyarat a. Uji Kemampuan Awal ......................................................................... 107 b. Uji Normalitas ……...……………………………………………….. 110 c. Uji Homogenitas ……..……………………………………………… 113 Lampiran 5. Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Kognitif ................................…... 116 b. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Afektif ..........................………... 117 c. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Psikomotor .......................……... 117 Lampiran 6. Perijinan
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Proses
pembelajaran
di
sekolah
sebagian
besar
masih
menggunakan metode konvensional yang berpusat pada guru. Penggunaan metode konvensional tersebut menyebabkan siswa cenderung pasif. Siswa kurang mandiri dan cenderung bergantung pada guru untuk mendapatkan materi pelajaran. Proses pembelajaran konvensional secara umum juga didominasi oleh beberapa siswa, sedangkan siswa yang lain cenderung banyak diam. seringkali
Tugas kelompok dalam pembelajaran konvensional
hanya dikerjakan oleh beberapa anggota kelompok yang
biasanya pandai. Permasalahan pada pembelajaran konvensional dapat diatasi dengan penerapan model pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa melalui pelibatan aktif siswa yang bersangkutan. Pembelajaran inovatif mampu membawa perubahan dalam proses belajar karena siswa cenderung senang dengan pembelajaran yang memanfaatkan informasi dan teknologi yang terus berkembang. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dirancang suatu kegiatan belajar yang menarik bagi siswa (Isjoni, 2008: 7). Melalui pembelajaran inovatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas peserta didik. Kualitas peserta didik yang dihasilkan menunjukan keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Keberhasilan dalam proses belajar salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar siswa mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan hasil belajar
siswa
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor.
Faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang commit1to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 berasal dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu. Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain hubungan antar siswa, kerjasama, metode, dan model pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep jika terjadi diskusi antar siswa. Pembelajaran kooperatif disusun untuk meningkatkan partisipasi siswa, melalui pemberian pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta mamberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar. Pembelajaran kooperatif membimbing siswa bekerja secara berkolaboratif untuk mencapai tujuan bersama, sehingga dapat mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia. Keterampilan dalam berhubungan dengan sesama manusia tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan siswa di luar sekolah. Biologi
merupakan
pemahaman. Pembelajaran
mata
pelajaran
kooperatif
yang
membutuhkan
yang memungkinkan
siswa
berdiskusi dan bertukar pikiran dengan temannya dapat memudahkan pemahaman siswa dalam mempelajari materi biologi. Model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran diantaranya Team Games Tournament (TGT), Team Assisted Individualization (TAI), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Think Pair Share (TPS). Think Pair Share (TPS) termasuk salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Pembelajaran koopertif tipe Think Pair Share merupakan pembelajaran kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berpikir mandiri dan saling membantu dengan teman yang lain. Pembelajaran Think Pair Share membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya. Pelaksanaan Think Pair Share meliputi tiga tahap yaitu commit(berpasangan), to user Thinking (berpikir), Pairing dan Sharing (berbagi).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Langkah pertama yaitu Thinking (berpikir), guru mengajukan suatu masalah yang terkait dengan pelajaran yang disampaikan, kemudian siswa memikirkan
sendiri
jawabannya.
Langkah
kedua
yaitu
Pairing
(berpasangan), guru meminta siswa saling berpasangan dan mendiskusikan jawaban mereka. Langkah ketiga yaitu Sharing (berbagi), siswa mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Kelebihan dari metode Think Pair Share
yaitu dapat meningkatkan rasa percaya diri, dan
memudahkan siswa dalam berkomunikasi sehingga memperlancar jalannya diskusi. Relevan dengan latar belakang di atas judul yang dapat diangkat adalah PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan, bagaimana pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang hendak dicapai
adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar siswa.
D. Manfaat Penelitian Setelah perumusan masalah di atas diperoleh jawabannya, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pengajaran biologi terutama dalam hal penerapan pembelajaran yang inovatif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 2. Penelitian ini dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran inovatif yang membuat siswa merasa tertarik untuk belajar Biologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Biologi a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Belajar adalah proses yang dilakukan seseorang sebagai suatu usaha untuk memperoleh perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan. Perubahan terjadi sebagai hasil pengalaman seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan dan kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas yang dialaminya (Suprijono, 2008: 2). Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukan oleh individu untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar individu tersebut (Djamarah, 2002:141). Belajar memiliki beberapa prinsip, yang pertama adalah perubahan tingkahlaku. Perubahan tingkahlaku tidak semuanya merupakan hasil dari proses belajar. Perubahan tingkahlaku dari hasil proses belajar memiliki ciri-ciri yaitu terjadi secara sadar, bersifat kontinyu, terarah dan mencakup seluruh aspek tingkahlaku. Seseorang yang belajar akan menyadari bahwa terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang sebagai hasil dari belajar berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Perubahan yang diperoleh seseorang meliputi perubahan keseluruhan tingkahlaku, seperti sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya (Slameto, 2003: 3). Prinsip belajar to user Belajar terjadi karena dorongan yang kedua, belajar merupakan commit suatu proses. 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis dan konstruktif. Prinsip ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman adalah hasil interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya (Suprijono, 2008: 4). Prinsip belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda pada setiap siswa secara individual Belajar adalah suatu proses berkesinambungan yang menghasilkan perubahan tingkahlaku secara permanen. Perubahan tingkahlaku dari hasil belajar merupakan hasil interaksi seseorang dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 27). Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Pembelajaran biologi lebih menekankan pada keterampilan proses dalam mendapatkan materi sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar secara langsung. Keadaan tersebut sesuai dengan karakteristik pembelajaran sains. Materi diperoleh dari observasi maupun eksperimen secara langsung sehingga mempelajari biologi tidak hanya cukup dengan menghafal konsep materi yang ada tetapi juga dituntut untuk dapat menemukan fakta dari konsep-konsep tersebut. Belajar biologi secara bermakna baru akan dialami siswa apabila siswa telibat aktif secara intelektual, manual, dan sosial dalam pembelajaran. Menurut Rustaman, dkk (2002: 91) menyatakan dalam belajar sains siswa tidak hanya belajar produk saja, tetapi juga harus belajar aspek proses, sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Keberhasilan dalam proses belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor internal dibagi menjadi tiga yaitu faktor jasmaniah, psikologis, dan kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan siswa. Faktor kelelahan meliputi kelelahan fisik maupun rohani. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orangtua mendidik, relasi antar anggota commit to user keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 latarbelakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran dan metode belajar. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, dan teman bergaul (Slameto, 2003: 54). c. Hasil Belajar Keberhasilan dalam suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik. Proses belajar dikatakan baik jika pencapaian hasil belajar siswa tinggi. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan yang mencakup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Penguasaan hasil belajar pada siswa dapat dilihat dari perilakunya, baik dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hasil belajar yang diperoleh merupakan hasil maksimal dari suatu pekerjaan maupun perilaku yang didapatkan siswa setelah melalui serangkaian proses belajar mengajar. Pengukuran terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi dengan mengadakan pengukuran terhadap nilai. Kegiatan penilaian harus mengacu pada perubahan tingkahlaku siswa yang telah dicapai melalui proses belajarnya seperti pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, serta sikapnya. Hasil belajar diharapkan mampu menciptakan iklim belajar positif yang tercermin dalam kerjasama dan motivasi belajar siswa yang meningkat (Sudjana,1995: 3). Penilaian dalam pembelajaran meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Ranah afektif mencakup watak dan perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah psikomotor mencakup imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi (Kunandar, 2007: 385). 1) Aspek Kognitif Kompetensi siswa pada ranah kognitif terkait dengan kemampuan mengetahui,
memahami,
mengaplikasi,
menganalisis,
mensintesis,
dan
mengevaluasi. Kemampuan mengetahui mencakup kemampuan memahami committentang to userhubungan antar konsep, prinsip, konsep. Memahami artinya mengerti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 sebab akibat, dan penarikan kesimpulan. Aplikasi yaitu menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Analisis artinya menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan penyelesaian atau gagasan serta menunjukan hubungan antarbagian. Sintesis merupakan kemampuan menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau merangkai berbagai gagasan menjadi sesuatu hal yang baru. Evaluasi artinya mampu mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik buruk dan bermanfaat tidak. Aspek kognitif dibedakan menjadi enam jenjang yang diurutkan secara hierarki pyramidal. Aspek-aspek tersebut antara lain pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation) (Kunandar, 2007: 386). 2) Aspek Afektif Ranah afektif berhubungan dengan kemampuan menerima, merespon, menilai, mengorganisasi dan karakterisasi. Kemampuan menerima artinya mampu menerima fenomena dan stimulus. Merespon dalam arti mampu menunjukan perhatian secara aktif, melakukan, dan menanggapi sesuatu. Menilai dalam arti menunjukan perilaku yang mengandung nilai dan berkomitmen terhadap nilai tersebut. Mengorganisasi dalam arti menyusun nilai-nilai yang relevan kedalam suatu sistem, menentukan hubungan antar nilai serta memilih nilai yang dominan. Kemampuan memiliki karakter artinya suatu nilai telah menjadi karakternya (Kunandar, 2007: 386). Menurut Sudijono (2008) ranah afektif dibagi dalam lima jenjang yaitu receiving, responding , valuing , organization, dan characterization by a value or value complex. Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya. Peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai dan mengidentikkan diri dengan nilai itu. Responding (menanggapi), adalah kemampuan seseorang untuk mengikutsertakan diri secara aktif dalam kegiatan dan
memberikan
reaksi
terhadap kegiatan tersebut. Valuing (menilai, to user menghargai), artinya memberikancommit nilai atau penghargaan terhadap kegiatan suatu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 obyek. Kaitannya dengan proses belajar mengajar, peserta didik tidak hanya menerima nilai yang diajarkan tetapi juga mampu untuk menilai konsep atau fenomena,
yaitu
baik
atau
buruk.
Organization
(mengatur
atau
mengorganisasikan), artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa pada perbaikan. Characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau kemplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadiaan dan tingkah lakunya. Indikator afektif dalam pembelajaran IPA merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan proses pembelajaran yang berkaitan dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut antara lain jujur, teliti, disiplin, terbuka, objektif, dan tanggung jawab. Pembelajaran sains tidak hanya menghasilkan produk dan proses, tetapi juga sikap, artinya bahwa dalam sains terkandung sikap seperti tekun, terbuka, jujur, dan objektif (Rustaman, dkk, 2002: 91). Kategori perilaku dan kata kerja operasional yang mencakup aspek afektif dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Ranah Afektif Variabel Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai (Sudijono. 2008:54)
Konsep Characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau kemplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadiaan dan tingkah lakunya (Sudijono, 2008: 56).
Aspek
Indikator
Karakter 1. Ketelitian 2. Tanggung jawab 3. Kedisiplinan 4. Kejujuran
Ketrampilan 5. Bekerja sama sosial 6. 7. Menghargai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Tabel 1 mengenai aspek-aspek afektif di atas dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan lembar observasi untuk mengukur hasil belajar ranah afektif siswa (Sudijono, 2008: 56). 3) Aspek Psikomotor Ranah
psikomotor
berkaitan
dengan
keterampilan
(skill)
atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ketercapaian hasil belajar proses pada pembelajaran biologi lebih diutamakan. Keterampilan proses sains perlu dikuasai siswa untuk mengungkap konsep-konsep materi melalui pengamatan, percobaan, berdiskusi, mengkomunikasikan hasil diskusi, serta bertanya (Sudijono, 2008: 5759). Hirarki ranah psikomotor meliputi gerakan refleks, merupakan tindakan yang ditunjukan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus. Gerakan dasar, merupakan pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan refleks dengan gerakan yang lebih kompleks. Gerakan tanggap (perceptual), merupakan penafsiran terhadap segala rangsangan yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kegiatan fisik, merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan, dan kekuatan suara. Komunikasi tidak berwacana, merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh. Gerakan tubuh ini merentang dari ekspresi mimik muka sampai gerakan koreografi yang rumit (Yulaelawati, 2004:63-64). Hasil belajar tidak hanya dilihat dari nilai kognitif saja. Nilai dari hasil tes kognitif
hanya sebagian dari keseluruhan penilaian dalam proses
pembelajaran. Aspek afektif dan psikomotor merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam penilaian proses pembelajaran siswa (Daryanto, 2001: 122). Kategori perilaku dan kata kerja operasional yang mencakup aspek psikomotor tercantum dalam Tabel 2. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 Tabel 2. Ranah Psikomotor Variabel
Konsep
Aspek
Indikator
Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Gerakan refleks, merupakan tindakan yang ditunjukan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus (Yulaelawati.2004:63)
Gerak refleks
Mengamati
Gerakan dasar, merupakan pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan refleks dengan gerakan yang lebih kompleks (Yulaelawati.2004:64)
Gerakan
Mencatat
Dasar
Gerakan tanggap Membandingkan Gerakan (perceptual), merupakan Mengajukan tanggap penafsiran terhadap pertanyaan segala rangsangan yang Mendiskusikan membuat seseorang 6. Menyimpulkan mampu menyesuaikan Menyusun diri terhadap menghubungkan lingkungannya. Hasil belajarnya berupa kewaspadaan dan kecermatan (Yulaelawati.2004:64). Kegiatan fisik, Kegiatan 8. Mempresentasikan merupakan kegiatan yang fisik memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan, dan kekuatan suara (Yulaelawati.2004:64). Tabel 2 mengenai aspek-aspek afektif di atas dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan lembar observasi untuk mengukur hasil belajar ranah afektif siswa (Yulaelawati.2004:64). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 2. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif
berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dan saling membantu satu sama lain sebagai kelompok atau tim. Model pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep dalam pembelajaran jika mereka saling berdiskusi (Trianto, 2007: 41). Pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan proses belajar antar anggota dalam suatu kelompok. Prosedur pembelajaran kooperatif dirancang untuk mengaktifkan siswa melalui komunikasi dalam kelompok (Isjoni, 2008: 150). Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student centered), terutama untuk mengatasi siswa yang tidak dapat bekerjasama dengan siswa lain. Pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran kelompok yang menuntut diterapkannya pendekatan belajar yang berpusat pada siswa, humanistik dan demokratis yang sesuai dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya (Isjoni, 2010: 19). Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok dengan teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan pada siswa lain untuk mengemukakan gagasan atau pendapatnya dalam kelompok. Konsep dasar dalam cooperative learning yaitu adanya penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil (Isjoni, 2010: 21). Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan model pembelajaran kooperatif yaitu adanya saling ketergantungan positif, siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, serta kesempatan yang banyak bagi siswa untuk mengekspresikan pengalamannya. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok yang berpusat pada siswa (student centered), serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling bekerjasama dalam upaya to user mencapai tujuan bersama (Isjoni, commit 2010: 25).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Pembelajaran Think Pair Share muncul dari penelitian tentang cooperatif learning dan waktu tunggu. Think Pair Share merupakan cara efektif untuk mengubah pola wacana dalam kelas. Pendekatan ini menentang asumsi bahwa semua diskusi perlu dilakukan dalam setting seluruh kelompok, dan memiliki prosedur built-in yang memberikan lebih banyak waktu kepada siswa untuk berfikir, merespon dan saling membantu (Arends, 2008: 15). Think Pair Share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa (Trianto, 2007: 61). Pembelajaran Think Pair Share diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pembelajaran yang akan disampaikan, kemudian siswa memikirkan jawabanya sendiri (thinking). Langkah selanjutnya guru meminta pesertadidik untuk saling berpasangan dan mendiskusikan jawaban mereka. Diskusi tersebut diharapkan siswa dapat lebih memperdalam pemahaman dan jawaban mereka (pairing). Hasil diskusi dari tiap pasangan dipresentasikan di depan kelas (sharing). Presentasi diharapkan dapat memicu terjadinya proses tanya jawab dan saling melengkapi jawaban antara kelompok satu dengan yang lain. Tanya jawab tersebut dapat memicu peserta didik untuk menemukan konsep pengetahuan yang dipelajarinya. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share merupakan pembelajaran yang mempengaruhi pola interaksi siswa. Pembelajaran Think Pair Share memberi kesempatan pada siswa untuk berfikir mandiri, kemudian mereka dapat saling bertukar pikiran dan memperdalam pemahamannya setelah berdiskusi dengan pasangannya. Pembelajaran tersebut dapat menambah kepercayaandiri siswa dalam mengemukakan pendapatnya kepada orang lain (Suprijono, 2008: 91). Keunggulan dari pembelajaran Think Pair Share ini adalah optimalisasi partisipasi siswa serta menghendaki siswa untuk lebih banyak berfikir, menjawab, dan saling membantu dalam kelompok kecil yang heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin. Kelompok kecil membuat siswa lebih aktif belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik dan semua anggota kelompok merasa user terlibat didalamnya (Rosmaini, et commit al, 2004:to10).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 B. Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Giyastutik, penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Penerapan metode Think Pair Share dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi siswa dikarenakan siswa dapat bertukar pikiran dengan siswa lain secara bergantian, sehingga siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran (Giyastutik, 2009: 77). Jurnal penelitian Ni’mah menyatakan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share mendorong siswa untuk lebih aktif bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya dan kreatif dalam mengembangkan ide-ide yang dimilikinya. Pembelajaran yang dilakukan juga mengembangkan sistem diskusi antar siswa, sehingga secara langsung mampu mengembangkan kerjasama antar siswa. Penggunakan model pembelajaran Think
Pair Share siswa mendapat
keterampilan kelompok, keterampilan sosial dan mendapat informasi akademik sederhana karena model pambelajarannya bervariasi (Ni’mah, 2009: 94). Penelitian lain tentang Think Pair Share dilakukan oleh Parlina menunjukan siswa merasa memiliki dua tanggung jawab, yaitu tanggung jawab individu dan tanggung jawab bersama yaitu untuk tugas dengan pasangannya (Parlina, 2010: 75). Septriana dan Handoyo menyatakan bahwa penerapan Think Pair Share meningkatkan aktivitas belajar siswa. Think Pair share memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling bekerjasama, hal tersebut menyebabkan siswa dapat saling bertukar pikiran dan menjawab pertanyaan untuk mencari pemecahan masalah sehingga seluruh siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran (Septriana dan Handoyo, 2006: 3).
C.
Kerangka Pemikiran
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berpengaruh satu sama lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran salah satunya adalah metode commit to user mengajar yang diterapkan oleh guru. Proses belajar mengajar di beberapa sekolah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 masih menggunakan metode konvensional yang menyebabkan siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menyebabkan hasil belajar siswa kurang. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh siswa dalam upaya memperoleh pengetahuan. Pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh siswa, melainkan melalui tindakan. Tindakan yang dilakukan secara langsung oleh siswa akan menciptakan pengetahuan yang akan lebih tertanam secara mendalam dalam diri siswa. Penerapan pembelajaran berbasis konstruktivistik yang menekankan pada interaksi siswa dengan lingkungan sosial dalam belajar akan meningkatkan pemahaman siswa. Melalui penerapan pembelajaran Think Pair Share siswa akan dibimbing untuk saling berinteraksi dengan lingkungan sosialnya baik teman sebaya maupun guru. Pembelajaran Think Pair Share membimbing siswa untuk aktif dan saling bekerjasama dengan teman sebaya dengan dibantu pertanyaan dari guru. Guru memberikan rangsangan agar siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa secara lebih mendalam tentang ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Berdasarkan paradigma di atas, dapat digambarkan hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian dengan Gambar 1. X0Yk Uji-t X0
Y
X0Ya X0Yp
X
Uji-t Uji-t
X1Yk X1
Y
X1Ya X1Yp
Keterangan: X : Pembelajaran X0 : Pembelajaran konvensional (kontrol) X1 : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (eksperimen) Y : Hasil belajar X0Yp : Hasil belajar psikomotorik kelompok kontrol X0Yk : Hasil belajar kognitif siswa kelompok kontrol X0Ya : Hasil belajar afektif siswa kelompok kontrol X1Yk : Hasil belajar kognitif siswa kelompok eksperimen X1Ya : Hasil belajar afektif siswa kelompok eksperimen X1Yp : Hasil belajar psikomotorik siswa kelompok eksperimen Gambar 1. Paradigma Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas maka penulis dapat merumuskan hipotesis yang diuji: 1. Ada pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar kognitif siswa SMA Negeri 8 Surakarta. 2. Ada pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar afektif siswa SMA Negeri 8 Surakarta. 3. Ada pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar psikomotor siswa SMA Negeri 8 Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta kelas X semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 yang beralamat di Jl. Sumbing VI/49 Mojosongo, Jebres, Surakarta. 2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahaptahap pelaksanaannya sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Tahap persiapan, meliputi permohonan pembimbing, survey sekolah yang bersangkutan,
pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, pembuatan
instrumen penelitian,
dan perijinan penelitian yang dilaksanakan pada bulan
Desember 2010 sampai April 2011. b. Tahap Penelitian Tahap penelitian, meliputi semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian yang meliputi uji coba instrumen penelitian, dan pengambilan data, dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai Mei 2011. c. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian, meliputi analisis data dan penyusunan laporan, dilaksanakan bulan Juni 2011 sampai selesai.
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi merupakan unit-unit berupa obyek penelitian yang memiliki karakteristik, spesifikasi atau ciri-ciri tertentu (Riduwan, 2009: 54; Slamet, 2006: 40). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 2. Sampel penelitian Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri atau keadaan yang mewakili seluruh populasi (Riduwan, 2009: 56; Slamet,2006:42). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dua kelas, yaitu siswa kelas X IPA 5 sebanyak 27 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X IPA 8 sebanyak 30 siswa sebagai kelas kontrol. Try out dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Negeri 1 Nguter. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah cluster random sampling. Cluster random sampling adalah cara pengambilan sampel dimana sampel dipilih secara acak dalam kelompok-kelompok tertentu. Pengambilan sampel dilakukan secara random dari sepuluh kelas pada siswa kelas X IPA di SMA Negeri 8 Surakarta diambil dua kelas yaitu satu kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontol.
C. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan dan sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu : a. Variabel bebas Variabel bebas merupakan variabel perlakuan yaitu variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. b. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi siswa yang mencakup ranah afektif, kognitif, dan psikomotor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 2. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengambilan data yaitu: a. Teknik Tes Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan
atau
latihan
untuk
mengukur
ketrampilan
pengetahuan,
inteligensi, kemampuan individu. Teknik tes digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa ranah kognitif. Tes berupa tes objektif yaitu bentuk pilihan ganda. b. Teknik non tes 1) Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpukan data, berupa catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan objek penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data nilai rapot semester gasal. Data tersebut digunakan untuk mengukur kesetimbangan awal antara siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen, serta diuji normalitas dan homogenitasnya. 2) Teknik pengamatan (observasi) Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Objek penelitian yang diamati adalah proses belajar mengajar di kelas yang mencakup cara mengajar guru, kondisi kelas dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Teknik observasi ini digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. 3. Teknik Penyusunan Instrumen a. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Kognitif Pengukuran hasil belajar ranah kognitif menggunakan teknik tes dengan langkah-langkah penyusunan tes sebagai berikut: 1) Pemilihan materi berdasarkan kurikulum dan Kompetensi Dasar. 2) Pembuatan indikator dan tujuan pembelajaran ranah kognitif. 3) Pembuatan alat ukur sesuai dengan indicator. commit to user 4) Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indicator.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 5) Soal-soal yang dibuat mencangkup enam tingkatan kemampuan yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3 (memakai), C4 (menganalisis), C5 (menilai), dan C6 (mencipta). 6) Penyusunan item soal. 7) Pengujian kesahihan item menggunakan uji validitas dengan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson dan uji reliabilitas denga rumus Kuder Richardson (KR-20). 8) Pengujian tingkat kesukaran item soal obyektif dan uji daya pembeda item soal. 9) Soal digunakan untuk posttest. b. Pengukuran Ranah Afektif Pengukuran ranah afektif menggunakan lembar observasi dengan pernyataan tertutup. Penilaian dilakukan oleh tiga observer dengan melakukan checklist (√). Ranah afektif menurut Sudijono (2008: 58) meliputi lima jenjang kemampuan yaitu (1) receiving (penerimaan), (2) responding (menanggapi), (3) valuing (menilai), (4) organization (mengorganisasi), dan (5) characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai). Penilaian ranah afektif hanya pada jenjang ke 5 yaitu karakterisasi nilai berupa karakter dan keterampilan sosial yang dijabarkan dalam tiap indikator dan tujuan pembelajaran ranah afektif. Uji kesahihan menggunakan triangulasi penyelidik dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data dengan membandingkan hasil pengamatan observer satu dengan yang lain. c. Pengukuran Ranah Psikomotor Pengukuran ranah psikomotor dengan menggunakan lembar observasi dengan pernyataan tertutup. Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap keterampilan siswa saat proses belajar mengajar berlangsung. Penilaian ranah psikomotorik meliputi penilaian keterampilan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dan penilaian dilakukan oleh tiga observer dengan tanda cecklist (√). Ranah psikomotorik meliputi 5 jenjang kemampuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 yaitu P1 (peniruan), P2 (manipulasi), P3 (kecermatan), P4 (artikulasi), dan P5 (naturalisasi) menurut Yulaelawati (2004: 59-63). 4. Analisis Instrumen Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Instrumen penilaian ranah afektif dan psikomotor menggunakan lembar obsevasi. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan statistik sebagai berikut: a. Validitas Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas konstruk, isi, dan butir soal. Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson menurut Suharsimi Arikunto (2002: 78): Rxy =
N xy x y {N x 2 x }{N y 2 y } 2
2
Keterangan : Rxy : koefisien korelasi antara x dan y n : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) X : skor untuk butir ke-i Y : skor total (dari subyek uji coba) Jika harga Rxy < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika Rxy > r tabel maka item pertanyaan dinyatakan valid. Hasil try out uji validitas tes kognitif secara lengkap disajikan pada Tabel 3 dan selengkapnya pada Lampiran 2 (hal.89). Tabel 3. Rangkuman Hasil Try Out Uji Validitas Instrumen Penelitian Kognitif
Jumlah Item 35
Keputusan Uji Validitas Valid Invalid 32 3
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji validitas soal kognitif menunjukkan item yang valid sebanyak 32 item dan item invalid sebanyak 3 item.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Validitas lembar observasi untuk penilaian hasil belajar ranah psikomotor dan afektif dilakukan dengan memanfaatkan pengamat atau penyelidik untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lain membantu mengurangi penyimpangan dalam pengumpulan data yaitu dengan membandingkan hasil pengamatan tiga observer. b. Uji Reliabilitas Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang-ulang. Reliabilitas instrumen diukur menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) menurut Riduwan (2009:108): r11
Keterangan: r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan k = banyaknya item S = standar deviasi dari tes p = proporsi siswa yang menjawab item dengan benar q = proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p) ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q ∑St = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total Penilaian reliabilitas butir soal atau item dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item. No 1 2 3 4 5
Skala Keterangan 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi (ST) 0,6 – 0,799 Tinggi (T) 0,4 – 0,599 Cukup (C) 0,2 – 0,399 Rendah (R) 0,00 – 0,199 Sangat Rendah (SR) Hasil try out uji reliabilitas soal tes kognitif secara lengkap disajikan
pada Tabel 5 dan selengkapnya pada Lampiran 2 (hal.89). Tabel 5. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas. Instrumen Penelitian Kognitif
Jumlah Item
Kriteria
35
Tinggi
commit to user
Keputusan Uji Reliabilitas 0,878
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11 = 0,878 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif tinggi. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian reliabel atau memiliki ketetapan tinggi untuk digunakan. c. Indeks Kesukaran Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang menjawab benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar atau bisa dikatakan bahwa soal yang baik adalah soal dengan kategori sedang. Untuk mengukur tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan rumus menurut Arikunto (2002: 209-210) : P
B Js
Keterangan : P = tingkat kesukaran item soal B = jumlah siswa yang menjawab benar Js = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes Kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kriteria Tingkat Kesukaran No 1 2 3
Nilai p Keterangan 0,00 ≤ p < 0,30 Sukar 0,00 ≤ p < 0,30 Sedang 0,00 ≤ p < 0,30 Mudah Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif secara lengkap disajikan
pada Tabel 7 dan selengkapnya pada Lampiran 2 (hal.89).
Variabel
Jumlah Soal
Kriteria Mudah Sedang Soal Pencemaran 35 11 19 Tabel 7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran.
Sukar 5
Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran diperoleh soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah sebanyak 11 soal, sedang 19 soal, dan sukar sebanyak 5 soal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
d. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan yang berkemampuan kurang. Suatu soal yang mempunyai daya pembeda tinggi mengisyaratkan bahwa soal tersebut dapat membedakan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah:
Keterangan : J : Jumlah peserta tes JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah Y : skor total (dari subyek uji coba) BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Tingkatan klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Tingkatan Klasifikasi Daya Pembeda. No 1 2 3 4 5
Nilai D 0.0 – 0.20 0.20 – 0.40 0.40 – 0.70 0.70 – 1.00 Negatif
Keterangan jelek (poor) cukup (satisfactory) baik (good) baik sekali (excellent) butir soal dibuang (Arikunto, 2002:218)
Hasil try out uji daya beda tes kognitif secara lengkap disajikan pada Tabel 9 dan selengkapnya pada Lampiran 2 (hal.89). Tabel 9. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda. Variabel
Soal Pencemaran
Jumlah Soal
Negatif
35 commit -to user
Kriteria Jelek Cukup 3
16
Baik 16
Baik sekali -
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda diperoleh soal yang mempunyai indeks deskriminasi baik sebanyak 16 soal, cukup sebanyak 16 soal, dan jelek sebanyak 3 soal. Soal yang memiliki indeks diskrimitif jelek sebanyak 3 soal tidak dipakai (drop) dan 32 soal yang memiliki indeks diskrimitif cukup dan baik dipakai.
D. Rancangan Penelitian Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen semu (Quasi
exsperimental research). Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen. Rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design ini dapat digambarkan pada Tabel 10. Tabel 10. Rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design Group Treatment Post Test Eksperimen Group (R) X T2 Control Group (R) T2 Keterangan: X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan penggunaan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran Think Pair Share. T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. E. Teknik Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan dua perlakuan dengan uji t (t test), dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji Kesetimbangan Uji ini dilakukan pada saat kedua kelompok belum dikenai perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Secara statistik, apakah terdapat perbedaan mean yang berarti dari dua sampel yang independen. Uji yang digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang digunakan uji-t. Sebelum uji-t dilakukan uji prasyarat yaitu uji commit to user Anderson-Darling untuk uji normalitas dan uji Levene’s untuk uji homogenitas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
a. Uji Normalitas Perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji Anderson-Darling pada Minitab 16. 1) Hipotesis H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal) H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal) 2) Taraf signifikan (α) = 0,05 3) Keputusan uji untuk nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05, H0 diterima 4) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05, H0 diterima Hasil perhitungan uji normalitas kemampuan awal dengan menggunakan uji Anderson-Darling dapat dilihat pada Tabel 11 dan selengkapnya pada Lampiran 4 (hal.104). Tabel 11. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Awal Kemampuan awal (kognitif, afektif, psikomotor)
p-value Kriteria Keputusan H0 Kelompok Kelompok control eksperimen 0,209 0,375 p-value > 0,05 Diterima Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada
kelompok kontrol dan eksperimen memiliki p-value > 0,05 sehingga sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Perhitungan uji homogenitas sampel menggunakan uji Levene’s pada Minitab 16. 1) Hipotesis H0 : µ1 = µ2 (samua variasi homogen) H1 : µ1 ≠ µ2 (tidak semua variasi homogen) 2) Taraf signifikan (α) = 0,05 3) Keputusan uji untuk nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05, H0 diterima
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
4) Kesimpulan: a. Semua variasi sampel homogen jika H0 diterima. b. Tidak semua variasi homogen jika H0 ditolak. Hasil
perhitungan
uji
homogenitas
kemampuan
awal
dengan
menggunakan uji Levene’s dapat dilihat pada Tabel 12 dan selengkapnya pada Lampiran 4 (hal.105). Tabel 12. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kemampuan Awal. Kemampuan awal (kognitif, afektif, psikomotor)
p-value Kriteria Keputusan H0 Kelompok Kelompok control eksperimen 0,054 0,059 p-value > 0,05 Diterima Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada
kelompok kontrol dan eksperimen memiliki p-value > 0,05 sehingga sampel berasal dari populasi yang homogen. c. Uji Kesetimbangan Perhitungan uji kesetimbangan sampel menggunakan T-test pada Minitab 16. 1) Hipotesis H0 : µ1 = µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama) H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama) 2) Taraf signifikan (α) = 0,05 3) Keputusan uji untuk nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05, H0 diterima. 4) Kesimpulan: a. Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 diterima. a. Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0 ditolak. Hasil perhitungan uji kesetimbangan 2 sample t test dapat dilihat pada Tabel 13 dan selengkapnya pada Lampiran 4 (hal.106). Tabel 13. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Kemampuan Awal Kemampuan awal (kognitif, p-value afektif, psikomotor) commit to user 0,059
Kriteria p-value > 0,05
Keputusan H0 Diterima
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen memiliki p-value > 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa sampel yang berasal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama.
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian menggunakan uji t dengan menggunakan bantuan program Minitab 16.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi a. Diskripsi Data Hasil Belajar Biologi Secara Keseluruhan Penelitian mendapatkan hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil perhitungan distribusi hasil belajar biologi siswa dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal.100) dan terangkum dalam Tabel 14, Tabel 15, dan Tabel 16. Tabel 14. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif. No 1 2 3 4 5 6 7
Interval Nilai 43-49 50-57 58-64 65-71 72-78 79-85 86-92
Batas Bawah 42,5 49,5 57,5 64,5 71,5 78,5 85,5
Frekuensi 1 3 8 12 19 9 5 57
Jumlah
Tabel 15. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif. No 1 2 3 4 5 6 7
Interval Nilai 46-52 53-59 60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 Jumlah
Batas Bawah 45,5 52,5 59,5 66,5 73,5 80,5 87,5
Frekuensi 2 7 12 14 14 7 1 57
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Tabel 16. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor . No 1 2 3 4 5 6 7 8
Interval Nilai
Batas Bawah 49,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5
Frekuensi
50-55 3 56-61 7 62-67 14 68-73 0 74-79 15 80-85 11 86-91 0 92-97 7 Jumlah 57 Berdasarkan Tabel 14, tabel 15 dan tabel 16 di atas dapat diinterpretasikan
sebagai berikut: 1) Tabel 14 menunjukan 24 siswa nilainya kurang dari 70 (batas tuntas nilai biologi SMA Negeri 8 Surakarta), artinya lebih dari 25% siswa belum mencapai ketuntasan. 2) Tabel 15 menunjukan 21 siswa nilainya kurang dari 70 (batas tuntas nilai biologi SMA Negeri 8 Surakarta), artinya lebih dari 25% siswa belum mencapai ketuntasan. 3) Tabel 16 menunjukan bahwa siswa yang belum mencapai batas tuntas lebih dari 25% yaitu 24 siswa sedangkan siswa yang mencapai ketuntasan ada 33 siswa atau kurang dari 75%. b. Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Model Pembelajaran Data hasil penelitian berupa hasil belajar siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif berupa penilaian produk atau konten yaitu pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, ranah psikomotor merupakan penilaian pada proses pembelajaran yang berupa keterampilan, dan ranah afektif berupa penilaian sikap. Data hasil belajar diperoleh dari dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas X 8 sebanyak 30 siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional sebagai kelompok kontrol dan kelas X 5 sebanyak 27 siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 Berikut adalah data penelitian hasil belajar biologi siswa: 1) Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Data penelitian hasil belajar biologi ranah kognitif
pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal.94) dan terangkum pada Tabel 17 sebagai berikut: Tabel 17. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Ditinjau dari Model Pembelajaran. Hasil Statistik Rata-rata Standar deviasi Variansi Minimum Maksimum Median N
Kelompok Kontrol (Konvensional) 70,767 9,254 85,633 50 88 72 30
Kelompok Eksperimen (Think Pair Share) 73,148 10,022 100,439 43 87 75 27
Tabel di atas menunjukan bahwa rata-rata nilai kognitif siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Standar deviasi dan variansi pada kelompok eksperimen juga lebih tinggi daripada kelompok kontrol artinya tingkat keragaman dan penyimpangan dari nilai rata-rata pada kelompok eksperimen lebih besar. Keragaman tersebut dapat dilihat juga dari rentang nilai maksimum dan minimum pada kelompok eksperimen yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Median atau nilai tengah pada kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. 2) Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Data penelitian hasil belajar biologi ranah afektif pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal.96) dan terangkum pada Tabel 18 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Tabel 18. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Ditinjau dari Model Pembelajaran. Hasil Statistik Rata-rata Standar deviasi Variansi Minimum Maksimum Median N
Kelompok Kontrol (Konvensional) 66,267 10,208 104,202 46 85 69 30
Kelompok Eksperimen (Think Pair Share) 72,481 10,497 110,182 54 92 77 27
Tabel di atas menunjukan bahwa rata-rata nilai afektif siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Standar deviasi dan variansi pada kelompok eksperimen juga lebih tinggi daripada kelompok kontrol, artinya tingkat keragaman dan penyimpangan nilai dari rata-rata pada kelompok eksperimen lebih besar. Keragaman tersebut dapat dilihat juga dari rentang nilai maksimum dan minimum pada kelompok eksperimen yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Median atau nilai tengah pada kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. 3) Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor Data penelitian hasil belajar biologi ranah psikomotor pada kelompok kontrol kelas dan kelompok eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal.98) dan terangkum pada Tabel 19 sebagai berikut: Tabel 19. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Ditinjau dari Strategi Pembelajaran . Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen (Konvensional) (Think Pair Share) Rata-rata 70,3 76,543 Standar deviasi 10,885 11,361 Variansi 118,478 129,070 Minimum 50 50 Maksimum 92 92 Median 71 75 N 30 27 Tabel di atas menunjukan bahwa rata-rata nilai psikomotor siswa pada Hasil Statistik
commit to user kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Standar deviasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 dan variansi pada kelompok eksperimen juga lebih tinggi daripada kelompok kontrol, artinya tingkat keragaman dan penyimpangan dari nilai rata-rata pada kelompok eksperimen lebih besar. Keragaman tersebut dapat dilihat juga dari rentang nilai maksimum dan minimum pada kelompok eksperimen yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Median atau nilai tengah pada kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan data pada Tabel 17, Tabel 18, dan Tabel 19 dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil belajar biologi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen seperti pada Gambar 2.
RATA-RATA HASIL BELAJAR
HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI MODEL PEMBELAJARAN 81,250
79,111
76,194
KOGNITIF
75,056 73,694 72
AFEKTIF PSIKOMOTOR
STRATEGI PEMBELAJARAN
Gambar 2. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. Gambar 2 menunjukan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol baik dari aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor.
Keadaan
tersebut
menunjukan
bahwa
penerapan
pambelajaran kooperatif Think Pair Share mampu meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Populasi yang terdistribusi normal merupakan commit to user prasyarat dari uji hipotesis dengan t-test. Perhitungan uji normalitas pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling pada minitab 16. Kriteria pengujian pada uji ini yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika nilai probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai nyata α = 0,05. Hasil uji normalitas hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor secara lengkap disajikan Lampiran 4 (hal.107) dan terangkum dalam Tabel 20. Tabel 20. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. Hasil Belajar
P-value
Kognitif
Kelompok Kontrol 0,118
Kelompok Eksperimen 0,096
Afektif
0,057
0,053
Psikomotor
0,066
0,062
Kriteria
Keputusan Uji H0
p-value >0,05 p-value >0,05 p-value >0,05
Diterima, Normal Diterima, Normal Diterima, Normal
Tabel 20 menunjukkan bahwa hasil uji Anderson-Darling nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi 0,05 sehingga keputusan uji H0 diterima. Berdasar dari hasil uji tersebut dapat diinterpretasikan bahwa semua sampel pada penelitian ini terdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa variansi-variansi pada populasi sama atau homogen. Perhitungan uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene’s. Kriteria pengujiannya adalah varians populasi baik yang diteliti dinyatakan homogen jika nilai nyatasi probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai nyatasi α = 0,05. Hasil uji homogenitas hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa secara lengkap disajikan pada Lampiran 4 (hal.110) dan terangkum pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Biologi dengan Variasi Model Pembelajaran. Uji Homogenitas
P-value
Kriteria
Keputusan Uji H0
Nilai Kognitif
0,872
p-value > 0,05
Diterima, Homogen
Nilai Afektif
0,779
p-value < 0,05
Diterima, Homogen
to user> 0,05 0,849 commit p-value
Diterima, Homogen
Nilai Psikomotor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Tabel 21 menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) untuk semua variasi berdasarkan Model pembelajaran lebih dari nilai signifikasi 0,05 sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa kedua sampel mempunyai variasi strategi pembelajaran yang homogen. 3. Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan t-test. Prasyarat t-test yaitu uji normalitas dan homogenitas telah terpenuhi, yang berarti sampel populasi harus terdistribusi normal dan memiliki variasi yang sama. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% dengan daerah kritisnya yaitu Ho ditolak jika signifikasi probabilitas (p-value) < α (0,05). Hal ini berarti jika signifikasi probabilitas (p-value) < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan sebaliknya jika signifikasi probabilitas (p-value) > 0,05 maka hipotesis nihil diterima. a. Uji Hipotesis Hasil analisis pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar biologi berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 5 (hal.113) dan disajikan pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil Analisis Pengaruh Pembelajaran Koopertif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Ranah Hasil P-value Kriteria Keputusan Uji H0 Belajar Diterima, Kognitif 0,674 P-value > 0,05 Tidak Berbeda Nyata Ditolak, Afektif 0,028 P-value < 0,05 Berbeda Nyata Ditolak, Psikomotor 0.039 P-value < 0,05 Berbeda Nyata Berdasarkan Tabel 22 di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) Perhitungan pada ranah kognitif, HO diterima Ha ditolak artinya hasil belajar ranah kognitif antara kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share tidak berbeda nyata sehingga penerapan pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 koopeeratif tipe Think Pair Share tidak berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif. 2) Perhitungan pada ranah afektif dan psikomotor, HO ditolak Ha diterima pada hasil belajar ranah psikomotor dan afektif antara kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berbeda nyata sehingga penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah psikomotor dan afektif pada mata pelajaran biologi.
B. Pembahasan 1. Hasil Belajar Ranah Kognitif Berdasarkan hasil t-test diketahui bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share tidak berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif. Hal tersebut disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dalam hal ini pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Beberapa siswa tampak masih malu untuk presentasi di depan kelas. Hal tersebut tidak sejalan dengan pernyataan Septriana dan Handoyo (2006) bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ternyata peningkatan prestasi belajar dengan pembelajaran Think Pair Share belum dapat terlaksana jika hanya diterapkan dalam waktu yang singkat. Meskipun tidak terdapat perbedaan yang nyata antara hasil belajar kognitif pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen tetapi jika dilihat dari nilai rata-rata kelas menunjukan bahwa hasil belajar kognitif pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hasil uji yang menyatakan tidak adanya beda yang nyata antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen disebabkan karena siswa belum menyesuaikan diri dengan metode yang digunakan guru dengan kata lain jika penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair Share ini dilakukan dalam waktu yang lebih commit to user yang nyata antara hasil belajar lama kemungkinan akan menunjukan perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 kognitif
kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hal tersebut sesuai dengan
Trianto (2007) yang menyatakan bahwa selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Rosmaini
(2004)
menyatakan
bahwa
penerapan
pembelajaran
pembelajaran Think Pair Share meningkatkan hasil belajar, daya serap dan ketuntasan belajar siswa. Namun pernyataan tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 8 Surakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar ranah kognitif siswa kelas kontrol dengan siswa kelas eksperimen. Hal tersebut dapat disebabkan karena peneliti disini tidak dapat mengontrol semua variabel yang ada. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini hanya faktor eksternal saja yaitu penggunaan model pembelajaran Think Pair Share. Sedangkan hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran saja tetapi juga faktor lain seperti kondisi fisik, bakat, minat, motivasi, suasana belajar, ekonomi keluarga, waktu, serta sarana pra sarana. Faktor-faktor tersebut mungkin memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar dibandingkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Tempat mengajar saat penelitian dilakukan di ruang multimedia yang mana letak kursinya sangat rapat satu dengan yang lain sehingga kurang nyaman. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar kognitif dalam penelitian ini misalnya waktu evaluasi pada kelas eksperimen yang dilakukan saat siswa sedang lelah karena siswa baru saja melakukan upacara bendera di lapangan sekolah. Lapangan tersebut bertempat di atas dan cukup jauh sehingga kondisi yang kurang mendukung tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal tersebut sesuai dengan Mahanani (2009) bahwa faktor kesulitan belajar internal yang meliputi fisik, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan kelemahan mental mempengaruhi prestasi belajar siswa dan variabel ini mempunyai kontribusi sebesar 31,02% terhadap perubahan prestasi belajar. Faktor kesulitan belajar eksternal yang meliputi orangtua, suasana rumah, ekonomi keluarga, guru, faktor alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu dan kedisiplinan, media massa, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 lingkungan sosial mempunyai kontribusi sebesar 52,36% terhadap perubahan prestasi belajar siswa.
2. Hasil Belajar Ranah Afektif Uji t-test pada hasil belajar siswa ranah afektif menunjukan ada beda nyata antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hasil belajar ranah afektif pada kelas eksperimen dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share menunjukan hasil yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata kedua kelas tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan dari tiga observer menunjukan bahwa hasil belajar ranah afektif siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap siswa yang mencakup ketelitian dalam mengamati dan mengerjakan tugas, tanggung jawab baik secara individu maupun dengan pasangannya, kedisiplinan, kejujuran, kerjasama dengan pasangan serta sikap menghargai guru dan temannya. Hal tersebut sesuai dengan Ariyanti (2008) bahwa dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) siswa dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap dan nilai. Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, ternyata mampu mengubah perilaku dan sikap siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan sikap pada siswa antara lain siswa dapat berperan aktif
dalam
kegiatan
kelompok,
munculnya
keberanian
siswa
dalam
mengeluarkan pendapat, ide dan gagasan. Siswa pada kelas eksperimen lebih memiliki tanggung jawab daripada siswa pada kelas kontrol, karena pada penerapan pembelajaran Think Pair Share siswa memiliki dua tanggung jawab yaitu tanggung jawab secara individu dan tanggung jawab dalam kelompoknya. Keistimewaan pembelajaran Think Pair Share yaitu siswa mampu mengembangkan kemampuan individu serta kemampuan dalam bekerja kelompok (Sutrisno, 2007). Hasil penelitian menunjukan bahwa kelas dengan penerapan Think Pair Share memiliki kerja sama yang lebih baik daripada siswa kelas kontrol. Pengerjaan lembar kerja siswa yang dilakukan secara berpasangan akan lebih teliti dari pada dikerjakan secara individu. Kerjasama yang terjalin juga to usertemannya. Hal ini sesuai dengan membimbing siswa untuk salingcommit menghargai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Wang (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan temannya serta meningkatkan kemampuan mendengar dan mengemukakan pendapat.
3. Hasil Belajar Ranah Psikomotor Berdasarkan hasil t-test diketahui bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada ranah psikomotor. Hasil uji t menunjukan bahwa hasil belajar ranah psikomotor siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena pada proses pembelajaran kelas eksperimen dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru sehingga ketrampilan siswa lebih baik. Berdasarkan data observasi dari tiga observer menunjukan siswa kelas eksperimen lebih teliti dalam mengamati, mencatat, berdiskusi, mengajukan pertanyaan dan menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa pada kelas eksperimen tampak lebih teliti dalam mengamati gambar-gambar yang di tampilkan oleh guru, siswa merasa tertarik dengan gambar tersebut. Saat guru atau siswa memberikan penjelasan maka siswa lain mencatat hal-hal penting yang di sampaikan. Pembelajaran Think Pair Share juga menyediakan waktu bagi siswa untuk berdiskusi dengan pasangannya. Siswa dapat belajar untuk bertukar pikiran dengan temannya saat proses diskusi dan saling melengkapi satu sama lain. Kelopok yang hanya terdiri dari dua siswa membuat mereka lebih berani untuk mengemukakan pandapat dengan pasangannya. Siswa juga lebih bisa menghargai orang lain dengan menerima pendapat teman dan memperhatikan saat siswa lain presentasi, kemudian mereka memberi tanggapan berupa masukan atau pertanyaan. Pernyataan tersebut sesuai dengan Suprijono (2008) yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share merupakan pembelajaran yang mempengaruhi pola interaksi siswa. Pembelajaran tersebut dapat menambah kepercayaandiri siswa commit to user dalam mengemukakan pendapatnya kepada orang lain. Sementara pada kelas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 kontrol siswa tidak berdiskusi dengan temannya karena memang dalam pembelajaran tersebut tidak ada diskusi. Hal tersebut sejalan dengan Sudarmanto (2006) yang menyatakan hasil belajar mahasiswa meningkat setelah penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair Share. Hasil belajar ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif. Bukti keberhasilan siswa selain hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan perilaku siswa setelah menerima pelajaran dimana ia mampu mengaplikasikan teori, yaitu materi tentang pencemaran lingkungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 8 Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotor tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa kelas X SMA Negeri 8 Surakarta.
B. IMPLIKASI Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam memberi pembelajaran biologi yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa sehingga mampu mengoptimalkan hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
C. SARAN 1. Penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair Share dalam meningkatkan hasil belajar kognitif perlu untuk lebih dicermati. 2. Guru mata pelajaran biologi dapat menerapkan pembelajaran kooperatif Think Pair Share untuk meningkatkan hasil belajar afektif dan psikomotor siswa.
commit to user 42