1
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIRSHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs NEGERI NGRONGGOT NGANJUK Oleh Umi Bariroh1 Makbul Muksar2 Indriati Nurul Hidayah3 Email
[email protected] FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan menyiapkan siswa agar memiliki hubungan sosial yang sehat akhir-akhir ini banyak dikembangkan melalui pembelajaran kooperatif. Salah satunya adalah Kooperatif tipe ThinkPair-Share (TPS),Tujuan dari penelitian ini tidak lain untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII MTs Negeri Ngronggot Nganjuk. Kata Kunci: Kooperatif, Think-Pair-Share (TPS), Prestasi belajar
Berdasarkan nilai ujian dari bidang studi matematika MTs Negeri Ngronggot Nganjuk , diperoleh informasi bahwa dari 30 siswa yang mencapai KKM hanya sebanyak 14 siswa (40%) dari jumah keseluruhan siswa kelas VII-A. Berkaitan dengan masalah di atas maka salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu melalui pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu variasi dari metode pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan (Slavin, 1995:2). Salah satu model kooperatif yang dipilih adalah tipe Think Pair Share yang sangat cocok untuk digunakan dalam melatih kemampuan berpikir siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya di Universitas Maryland yang diadopsi oleh beberapa penulis dan dimasukkan dalam pembelajaran kooperatif dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model Think Pair Share ini terdiri atas tahapan-tahapan yaitu tahap berpikir secara individu, tahap berpasangan, dan tahap berbagi. Model kooperatif Think Pair Share ini mengajarkan siswa untuk lebih mandiri dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan sehingga dapat membangkitkan rasa percaya diri siswa, dimana siswa dapat bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok kecil yang heterogen. Keunggulan dari pendekatan ini adalah (1) tidak perlu banyak waktu dalam pengaturan tempat duduk dan penentuan kelompok belajar, (2) tidak adanya dominasi siswa yang pandai, (3) waktu yang yang dibutuhkan lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan membantu satu sama lain. Dengan adanya penerapan pembelajaran TPS ini, diharapkan dapat membantu siswa memahami materi. Ibrahim (2000:16), mengemukakan bahwa” tujuan metode pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktifitas kelompok”
2
METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan riset terapan yang dilaksanakan di tingkat kelas atau untuk mengujicobakan hal-hal baru dalam pembelajaran dengan cara mengidentifikasi masalah, menyusun rencana tindakan, melaksanakan tindakan, mengambil data, dan menganalisis data. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut: observasi dan tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar kerja Siswa (LKS), tes, dan lembar observasi. Sedangkan analisis data adalah reduksi data, Display data, dan verifikasi data. PAPARAN DATA DAN PENEMUAN PENELITIAN Pada tanggal 3 September peneliti mengadakan pertemuan dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII MTs Negeri Ngronggot. Peneliti mendapat informasi bahwa dari 30 siswa yang nilai belajarnya mencapai KKM sebanyak 14 siswa (40%) dari jumlah seluruh siswa. Peneliti menawarkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pelaksanaan tindakan, guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi dengan menyampaikan informasi tentang pentingnya materi yang akan dibahas, dan guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi sebelumnya. Tahap inti terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap Think,Pair, dan Share. Pada tahap Think, siswa diberi lembar kerja siswa, kemudian guru meminta siswa untuk memikirkan dan mengerjakan lembar kerja siswa tersebut secara individu. Pada tahap Pair, siswa diminta berdiskusi dengan pasangannya untuk mengerjakan LKS. Setelah selesai mendiskusikan dengan pasangannya, guru meminta siswa diminta kelompok 1-5 untuk untuk menempelkan jawaban LKS 1 pada dinding sebelah guru, kelompok 6-10 untuk menempelkan jawaban LKS 1 pada dinding belakang, dan kelompok 11-15 untuk menempelkan jawaban LKS 1 pada dinding sebelah kanan. Setelah semua jawaban LKS ditempel guru meminta kelompok 1-5 menanggapi jawaban LKS 1 milik kelompok 6-10, untuk kelompok 6-10 menanggapi jawaban LKS 1 milik kelompok 11-15, sedangkan kelompok 11-15 menanggapi kelompok 1-5. Setelah selesai guru menanyakan apakah ada yang belum mengerti mengenai jawaban soal tersebut ( tahap Share). PEMBAHASAN Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Upaya yang dilakukan untuk menerapkan pembelajaran melalui metode TPS adalah melaksanakan tiga tahap,yaitu Think, Pair, dan Share. Pembelajaran yang dirancang dimulai dengan memberikan masalah yang berkaitan dengan materi. Pada tahap Think siswa diminta untuk memikirkan permasalahan yang ada pada LKS secara individu. Pada tahap Pair siswa diminta memikirkan
3
permasalahan pada LKS secara berpasangan. Sedangkan pada tahap Share, siswa bersama pasangannya menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS), prestasi belajar siswa kelas VII MTs Negeri Ngronggot mengalami peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan Ermawati (2011) menunjukan bahwa pembelajaran TPS dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran matematika. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa diperoleh dari skor postes pada siklus pertama dan siklus kedua. Peningkatan prestasi belajar matematika siswa dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Peningkatan prestasi belajar matematika Siswa dari Siklus I ke Siklus II Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus Pertama Siklus Kedua 72,16% Hasil belajar matematika siswa (skor 66,33% rerata kelas saat postes) Dari tabel perbandingan prestasi belajar rerata kelas tersebut diketahui bahwa ada kenaikan hasil belajar matematika dari siklus pertama ke siklus kedua sebesar 5,83%. Meskipun secara keseluruhan terjadi peningkatan hasil belajar, tetapi masih ada siswa yang mengalami penurunan nilai postes dan beberapa siswa nilainya tetep dibawah ketuntasan belajar. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan pembahasan tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS siswa kelas VII MTs Negeri Ngronggot kabupaten Nganjuk semester I tahun pelajaran 2012/2013 dapat disimpulkan sebagai berikut, Penerapan pembelajaran kooperatif tipel TPS telah berjalan dengan baik melalui langkah-langkah berikut: (1) tahap Think setiap siswa menerima LKS yang diberikan gurubdan berpikir sendiri, (2) tahap Pair siswa secara berpasangan mendiskusikan masalah dalam LKS, (3) tahap Share siswa bersama pasangannya menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII MTs Negeri Ngronggot Nganjuk yaitu dari 66,33% (dengan 53,3% siswa mencapai KKM) pada siklus I menjadi 72,16% ( dengan 76,6% siswa mencapai KKM) pada siklus II. Jadi terdapat peningkatan keaktifan siswa sebesar 5,83%. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, ada beberapa hal yang sebaiknya ditindaklanjuti antara lain: Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran, bagi peneliti yang akan melakukan penelitian bisa mencoba menggunakan metode pembelajaran TPS untuk materi yang lain, dan bagi pihak lain yang akan
4
melakukan penelitian perlu mempertimbangkan waktu pelaksanaan dan kondisi kelas, sehingga pembelajaran berjalan lancar.
5
DAFTAR RUJUKAN Ibrahim, M. 200. Pembelajaran kooperatif: Unesa University Press Nurhadi. 2004. Pembelajaran kontekstual. Surabaya: Jepe Press Media Utama Slavin, R. E. 2010. Coopeective Learning Cara Efektif menyenangkan Peserta Didik.
6
Jurnal oleh Umi Bariroh ini, telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Malang, Mei 2013 Pembimbing I
Dr. Makbul Muksar, M.Si NIP 19681103 199203 1 002
Malang, Mei 2013 Pembimbing II
Indriati Nurul Hidayah, S.Pd, M.Si NIP 19710423 199803 2 002
Malang, Mei 2013 mahasiswa
Umi Bariroh