PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STRUKTURAL TERHADAP KOMPETENSI KEPEMIMPINAN APARATUR SIPIL NEGARA STUDI DI SEKRETARIAT DAERAH KOTA BITUNG
FADILLA ASTRA JANTJE MANDEY VERY LONDA Abstract: Education and training aims to provide an opportunity to improve the skills and personnel in their skills, especially in areas related to leadership or managerial required in the achievement of the objectives of the organization. In fact the structural Training is not given to most of the ASN in Bitung city areas Secretariat, thus causing some structural position of Echelon III and IV Echelon structural position still held by the ASN which has yet to meet the requirements of appropriate structural level Training position. These conditions can cause structural officials leadership competencies to be weak or insufficient. Based on the issue of the purpose of this research is to find out and measure the influence of the education and training of leadership competencies to increased structural apparatus of the civil State in the Secretariat of the Regional City of Bitung. This research is exploratory research method. This usage of the intent to address education and training Are a structural effect on the competence of the leadership of the Civil State Apparatus in Bitung city areas Secretariat” The results showed significant relationships had a structural Training against the leadership competencies ASN in the Secretariat City of Bitung. It is seen from the value of the correlation R = 0.86 turns approaching the maximum value of the correlation coefficient (1.00), and the value of the coefficient of determination (R-square) of 0.74 has significance that the development/enhancement of leadership competence ASN in Bitung City Area is the Secretariat of 74 or 0.74% determined/ influenced by variable structural Training, while the rest amounted to 26% specified/ influenced by other variables. This means that the higher the structural Training undertaken/ gained ASN then the higher leadership competencies from the ASN concerned. Structural determination of power have training/ significant deciding against the leadership competencies ASN in the Secretariat City of Bitung. This means that the level of competence of the leadership of the ASN is significantly influenced by structural Training followed/retrieved. Training structural influence on attitudes and behavior of the ASN in carrying out the duties of their Office. Keywords: education and training, structural, competence, leadership, Civil State Apparatus (ASN)
dengan memberikan pelayanan atas barang
PENDAHULUAN
2014
Undang-Undang Nomor 5 Tahun
dan jasa, dan atau pelayanan administratif
tentang
yang disediakan PNS (Pegawai Negeri
Aparatur
Sipil
Negara
menyebutkan bahwa untuk mewujudkan
Sipil)/ASN.
tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan
alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang
fungsi umum pemerintahan yang meliputi
Dasar 1945, dibutuhkan Aparatur Sipil
pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian,
Negara (ASN) yang diserahi tugas untuk
dan ketatalaksanaan. Tugas pembangunan
melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas
tertentu dilaksanakan melalui pembangunan
pemerintahan,
pembangunan
bangsa (cultural and political development),
tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan
serta melalui pembangunan ekonomi dan
dan
tugas
Tugas
pemerintahan
sosial (economic and social development)
eselon I. Peserta Diklatpim adalah PNS yang
yang diarahkan meningkatkan kesejahteraan
akan atau telah menduduki jabatan struktural.
dan kemakmuran seluruh masyarakat. Untuk
dapat
menjalankan
Dalam
kenyataannya
Diklat
tugas
Struktural belum dapat dilaksanakan kepada
pelayanan publik, tugas pemerintahan dan
semua ASN/PNS yang akan atau telah
tugas pembangunan tertentu, ASN harus
menduduki jabatan struktural, sehingga masih
memiliki kompetensi, baik kompetensi teknis
ada ASN/PNS yang diangkat atau telah
dan
menduduki jabatan struktural belum pernah
juga
kompetensi
manajerial/kepemimpinan.
Untuk
memperoleh
menciptakan atau mewujudkan ASN yang
dipersyaratkan
memiliki
kompetensi
Diklat untuk
Struktural jabatan
yang
struktural
maka
dilakukan
tersebut. Padahal, menurut ketentuan PP No.
kompetensi
melalui
13 Tahun 2002 tentang Pengangkatan PNS
pendidikan dan pelatihan (Diklat) baik Diklat
Dalam Jabatan Struktural, disebutkan bahwa
Teknis, Diklat Fungsional maupun Diklat
Diklat struktural merupakan salah satu
Struktural/Penjenjangan atau sering juga
persyaratan untuk mengangkat PNS dalam
disebut Diklat Kepemimpinan.
jabatan struktural.
pengembangan
Sebagaimana diketahui bahwa Diklat
Fenomena tersebut juga masih terjadi
ASN/PNS yang berlaku hingga sekarang ini
di
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
Berdasarkan data daftar nominatif pegawai
101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
menunjukkan, dari sebanyak 122 orang
Pelatihan (Diklat) Dalam Jabatan PNS.
ASN/PNS yang ada, hanya sebanyak 50 orang
Menurut ketentuan PP.101 Tahun 2000 (pasal
(40%) yang sudah pernah mengikuti Diklat
8
Diklat
struktural yaitu sebanyak 2 orang telah
Struktural/Penjenjangan adalah Diklat yang
mengikuti Diklatpim Tingkat II, sebanyak 5
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
orang telah mengikuti Diklatpim Tingkat III,
kompetensi kepemimpinan aparatur yang
dan 14 orang telah mengikuti Diklatpim
sesuai dengan jenjang. Diklat Struktural
Tingkat IV, pegawai staf 29 orang. Kondisi
terdiri dari: (1) Diklatpim Tingkat IV, yaitu
tersebut menyebabkan ada Jabatan Struktural
Diklat struktural untuk jabatan struktural
Eselon III (Kepala Bagian) dipegang oleh
eselon IV; (2) Diklatpim Tingkat III, yaitu
ASN yang belum mengikuti Diklatpim III.
Diklat struktural untuk jabatan struktural
Demikian pula masih ada Jabatan Struktural
eselon III; (3) Diklatpim Tingkat II, adalah
Eselon IV (Kepala Sub Bagian) yang
Diklat Struktural untuk jabatan struktural
dipegang oleh ASN yang belum pernah
eselon II; dan (4) Diklatpim Tingkat I, adalah
mengikuti Diklatpim IV.
dan
pasal
9),
bahwa
Sekretariat
Diklat Struktural untuk jabatan struktural
Daerah
Kota
Bitung.
Data tersebut dapat menunjukkan bahwa
Diklat
Struktural
belum
dapat
diberikan
kepada
kebanyakan
ASN
di
Menurut
Peraturan
Pemerintah
Sekretariat Daerah Kota Bitung, sehingga
Nomor. 101 Tahun 2000 disebutkan bahwa
menyebabkan beberapa jabatan struktural
Pendidikan dan pelatihan adalah proses
eselon III dan jabatan structural eselon IV
penyelenggaraan belajar mengajar dalam
masih dipegang oleh ASN yang belum
rangka meningkatkan kemampuan Pegawai
memenuhi
struktural
Negeri Sipil dalam melaksanakan jabatannya.
sesuai jenjang jabatan itu. Kondisi demikian
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri
dapat
Sipil merupakan suatu proses meningkatkan
persyaratan
Diklat
menyebabkan
kompetensi
kepemimpinan pejabat struktural menjadi
pengetahuan,
lemah atau kurang maksimal.
dengan pekerjaan dan keterampilan seorang
Beberapa indikasi permasalahan serta pemikiran
tersebut
mendorong
untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Struktural Terhadap Kompetensi Kepemimpinan Aparatur Sipil Negara: Studi di Sekretariat Daerah Kota Bitung”.
Pegawai
teori-teori
Negeri
yang
Sipil
berkaitan
agar
tujuan
pemerintahan dapat tercapai dengan maksimal Kompetensi Kepemimpinan Spencer
and
Spencer
(dalam
Sudarmanto, 2009) mengatakan, kompetensi merupakan
karakteristik
dasar
perilaku
individu yang berhubungan dengan kriteria acuan efektif dan atau kinerja unggul di dalam
Konsep Pendidikan Dan Pelatihan Secara universal diketahui bahwa
pekerjaan atau situasi. Dengan kata lain,
pendidikan dan pelatihan merupakan upaya
kompetensi
untuk pengembangan sumber daya manusia.
karakteristik orang dan mengidentifikasikan
Dalam bidang manajemen sumber daya
cara berperilaku atau berpikir, menyamakan
manusia,
situasi, dan mendukung untuk periode waktu
pendidikan
dan
pelatihan
merupakan salah satu bagian dari langkahlangkah proses manajemen manusia
dalam
organisasi
sumberdaya (Stoner
dan
Wankel, 1996; Gerry Dessler, 2000).
merupakan
landasan
dasar
cukup lama Menurut
Siagian
(1998),
kepemimpinan administrasi/manajerial adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang
Sumarsono (2009) pendidikan dan
menduduki jabatan sebagai pemimpin satuan
pelatihan merupakan salah satu faktor yang
kerja atau mempengaruhi perilaku orang lain
penting
dalam
pengembangan
SDM.
(bawahannya) untuk berpikir dan bertindak
pelatihan
hanya
sedemikian rupa sehingga melalui perilaku
menambah pengetahuan, akan tetapi juga
yang positif ia memberikan tujuan organisasi
Pendidikan
dan
tidak
meningkatkan keterampilan bekerja, dengan
Karyadi (1991) mengatakan bahwa
demikian dapat meningkatkan produktivitas
tugas pokok seorang pemimpin adalah
kerja.
menghantarkan, mengetahui, mempelopori, memberi petunjuk, mendidik, membimbing
dan lain sebagainya. John Millett (dalam
Variabel adalah sebuah konsep yang
Sunindhia dan Widiyanti, 1998) menyebutkan
mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu akan
esensi kompetensi kepemimpinan meliputi:
tampak kalau variabel itu dibuat tingkatan-
(1)
tingkatannya
kemampuan
keseluruhannya;
melihat
kemampuan
hal
atau
dibuat
definisi
untuk
operasionalnya (Malo, dalam Danim, 2000).
mengambil keputusan; (3) kemampuan untuk
Variabel-variabel dalam penelitian ini ialah
berani memberikan hak kepercayaan kepada
“Diklat Struktural” (sebagai variabel bebas),
bawahan;
dan “Kompetensi Kepemimpinan” (sebagai
dan
(2)
dalam
(4)
kemampuan
untuk
memaksakan kesetiaan
variabel
konsepsional
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian eksploratif.
dari
segi
tujuannya
ini
merupakan
maka
penelitian
Seperti dikatakan oleh bahwa
yang
1.
tersebut
dimaksudkan
Variabel Diklat Struktural, didefinisikan sebagai Diklat dalam jabatan yang diberikan kepada ASN/PNS yang akan
untuk
atau telah menduduki jabatan struktural, untuk mencapai persyaratan kompetensi
atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya
kepemimpinan
sesuatu (Arikunto, 2002); dengan kata lain
yang
sesuai
dengan
jenjang jabatan, yang meliputi Diklatpim
penelitian yang bersifat eksploratif adalah
Tingkat IV untuk jabatan struktural
suatu penelitian yang menjelaskan hubungan
Eselon IV, Diklatpim Tingkat III untuk
ataupun pengaruh variabel-variabel bebas dan
jabatan structural Eselon III, Diklatpim
variabel terikat (Singarimbun & Effendy,
Tingkat II untuk jabatan struktural
2005).
Eselon II, dan Diklatpim Tingkat I untuk
Selanjutnya dilihat dari metode yang
jabatan structural Eselon I.
digunakan maka penelitian ini digolongkan penelitian
kuantitatif.
Diklat
Penelitian
didasarkan
atas
data
angka-angka
(Umar,
1997).
menjalankan
Penelitian
berikut:
jabatan
sesuai
eselon;
melaksanakan jabatan. 2.
Definisi
sebagai
dari
Perubahan sikap dan perilaku dalam
untuk menguji hipotesis (Arikunto, 2002). dan
diamati
eselon; Peningkatan keterampilan dalam
kuantitatif umumnya merupakan penelitian
Variabel Penelitian Operasional
indikator
Variabel
Peningkatan pengetahuan jabatan sesuai
dan
perhitungannya ditujukan untuk penafsiran kuantitatif
Kepemimpinan
beberapa
kuantitatif merupakan suatu penelitian yang
B.
variabel
masing-masing sebagai berikut:
mengetahui secara luas tentang sebab-sebab
sebagai
kedua
definisi
kajian Teoritis, disusun definisi operasional,
penelitian yang bersifat eksploratif ialah penelitian
Berdasarkan
sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian
A. Jenis Penelitian Dilihat
terikat).
Variabel Kompetensi Kepemimpinan, didefinisikan individual
sebagai para
kemampuan
ASN/PNS
dalam
menjalankan
fungsi
Berdasarkan perhitungan jumlah sampel
kepemimpinan dengan baik dan berhasil.
responden pada penelitian ini ada sebanyak 50
Secara operasional atau konkrit variabel
orang, dengan perincian seperti pada tabel
kompetensi kepemimpinan diamati dan
berikut ini.
diukur
tugas
dari
dan
beberapa
indikator:
Kemampuan manajerial (merencanakan, mengorganisasi, mengawasi)
menggerakkan,
kegiatan-kegiatan
unit
organisasi yang dipimpin; Kemampuan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat; Kemampuan menggerakan dan mengembangkan bawahan;
Observasi, Studi dokumentasi. E. Teknik Analisis Data
eksploratif, maka pendekatan analisis data yang digunakan ialah pendekatan analisis kuantitatif
Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Bitung yang sesuai daftar nominatif pegawai ada sebanyak 122 orang; sedangkan unit analisis pada penelitian yang
sudah
pernah
mengikuti/memperoleh salah satu atau lebih jenjang Diklat Struktural (Diklatpim Tingkat IV; Diklatpim Tingkat III; Diklatpim Tingkat II, dan Diklatpim Tingkat I, yang sesuai data
dengan
pejabat struktural pada semua jenjang jabatan (eselon) yang ada di Sekretariat Daerah Kota Bitung, dan pegawai staf/pelaksana dengan menggunakan teknik proportional random pengambilan
teknik
berikut: 1)
Analisis regresi linier sederhana. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pola hubungan pengaruh dari variabel Diklat Struktural (X) terhadap variabel Kompetensi Kepemimpinan Aparatur (Y). Pola hubungan pengaruh dinyatakan dengan persamaan regresi linier sebagai berikut : 𝑌̂= a + b X
Responden penelitian diambil dari
atau
menggunakan
analisis statistik inferensial, yaitu sebagai
ada sebanyak 50 orang.
sampling
Interview,
menegakkan
Populasi dalam penelitian ialah para
ASN
Kuesioner,
merupakan penelitian survei yang bersifat
C. Populasi dan Teknik Sampling
adalah
berikut:
membina,
disiplin kerja bawahan.
ini
sebagai
Sesuai dengan jenis penelitian ini yang
Kemampuan dan
data yang digunakan dalam penelitian ini ialah
kerja
motivasi
mengembangkan
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen dan teknik pengumpulan
sampel
Dimana: a = nilai konstan variabel terikat (Y) apabila
variabel
X
tidak
berubah /tetap; dihitung dengan rumus: a =
(∑Y)(∑X2 )− (∑X)(∑XY) n ∑X2 − (∑X)²
proporsional secara acak (Arikunto, 2002)
b = koefisien arah regresi variabel Y
sebesar 40% dari seluruh ASN yang ada di
atas variabel X, yaitu besar
lingkungan Sekretariat Daerah Kota Bitung.
perubahan pada nilai variabel Y
yang
disebabkan
atau
Eselon IV, Diklatpim Tingkat III untuk
diakibatkan oleh perubahan
jabatan structural Eselon III, Diklatpim
pada
Tingkat II untuk jabatan struktural Eselon II,
variabel
X;
dihitung
dengan rumus: b =
dan Diklatpim Tingkat I untuk jabatan
n∑XY− (∑X)(∑Y) n ∑X2 − (∑X)²
structural
Tingkat keberartian regresi diuji dengan
statistik-F
(Sudjana,
Analisis korelasi sederhana (korelasi product
Kepemimpinan
moment)
digunakan
untuk
mengetahui derajat korelasi dan besar
terhadap
variabel
Kompetensi
Kepemimpinan Aparatur (Y). Analisis korelasi yang digunakan ialah analisis korelasi product moment atau korelasi rPearson, dengan rumus sebagai berikut : r
√{ n ∑X2 − (∑X)2 }{ n∑Y2 − (∑Y)2 }
korelasi diuji dengan menggunakan rumus statistik-t (Sudjana, 1990).
jabatan sesuai eselon; (c) Perubahan sikap dan perilaku dalam melaksanakan jabatan. Berdasarkan
1. Variabel Diklat Struktural Sebagaimana
telah
dikemukakan
dalam bab metodologi penelitian di atas bahwa variabel Diklat struktural didefinisikan secara operasional sebagai Diklat dalam yang diberikan kepada ASN/PNS
yang akan atau telah menduduki jabatan
kompetensi
mencapai
penilaian/pengukuran
tersebut,
maka
selanjutnya dilakukan perhitungan distribusi 50 orang responden menurut tanggapan terhadap Diklat struktural untuk ASN di Sekretariat Daerah Kota Bitung. Berdasarkan
persyaratan
struktural
responden
kepada
tentang
pegawai
di
Sekretariat Daerah Kota Bitung, seperti pada
Struktural Rendah (score 12 s/d 27) Sedang/Cukup (score 28 s/d 43)
(f)
(%) 0
0 20
Tinggi (score 44 s/d 60)
30
Jumlah
50
40,00 60,00 100,00
Hasil analisis distribusi frekuensi
meliputi
pada tabel 4.2 tersebut diperoleh gambaran
Diklatpim Tingkat IV untuk jabatan struktural
tentang tanggapan 50 orang responden ASN
jenjang jabatan,
yang
Diklat
tanggapan
sesuai
dengan
kepemimpinan
kategorisasi
Tabel Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Diklat Struktural (n = 50) Variabel Diklat Freq Persentase
A. Deskripsi Variabel Penelitian
untuk
(a) Peningkatan
tabel
HASIL DAN PEMBAHASAN
struktural,
dari beberapa
Peningkatan keterampilan dalam menjalankan
gambaran
Selanjutnya, tingkat signifikasi koefisien
jabatan
diamati
Diklat
data raw score (lampiran 1) diperoleh
𝐧 ∑𝐗𝐘−(∑𝐗)(∑𝐘)
=
Variabel
indikator sebagai berikut:
pengaruh dari variabel Diklat Struktural (X)
I.
pengetahuan jabatan sesuai eselon; (b)
1990). 2)
Eselon
yang
Sekretariat Daerah Kota Bitung terhadap
mengorganisasi, menggerakkan, mengawasi)
Diklat Struktural berdasarkan indikator yang
kegiatan-kegiatan
dipakai, yaitu sebanyak 20 orang atau 40%
dipimpin; (b) Kemampuan
menilai pada kategori sedang/cukup, dan
keputusan secara cepat dan tepat; (c)
sebanyak 30 orang atau 60% menilai berada
Kemampuan
pada kategori tinggi.
mengembangkan motivasi kerja bawahan; (d)
Hasil
penelitian
tersebut
menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap
Diklat
Struktural
berdasarkan
indikator yang dipakai ternyata
unit
organisasi
yang
pengambilan
menggerakan
dan
Kemampuan membina, mengembangkan dan menegakkan disiplin kerja bawahan. Berdasarkan
kategorisasi
tersebut
bervariasi
maka hasil analisis distribusi frekuensi
pada dua kategori yaitu kategori tinggi/baik
tentang kompetensi kepemimpinan ASN
dan kategori sedang/cukup baik, namun yang
Sekretariat Daerah Kota Bitung berdasarkan
lebih banyak yaitu 60% adalah yang menilai
indikator pengukuran yang dipakai, adalah
berada pada kategori tinggi, sedangkan yang
seperti pada tabel
menilai pada kategori sedang/cukup sebanyak 40%. Ini dapat pula dimaknai bahwa sebagian besar (60%) ASN Sekretariat Daerah Kota Bitung
mengakui
bahwa
Diklat
Struktural/Penjenjangan yang berlaku pada ASN/PNS selama ini sangat dirasakan dapat meningkatkan
kemampuan
pengetahuan
jabatan, meningkatkan keterampilan dalam menjalankan jabatan, dan memperbaiki sikap dan perilaku dalam melaksanakan jabatan; sedangkan sebagian ASN lainnya (40%) cukup merasakan hal-hal tersebut. 2.
Variabel Kompetensi Kepemimpinan Dalam
kompetensi secara
penelitian
ini
kepemimpinan
operasional
variabel
didefinisikan
sebagai
Tabel Distribusi Frekuensi Responden ASN Sekretariat Daerah Kota Bitung Menurut Tingkat Kompetensi Kepemimpinan (n = 50) Tingkat Persentase Kompetensi Freq (%) Kepemimpinan (f) Rendah/Kurang 0,00 Baik 0 (score 12 s/d 27) Sedang/Cukup Baik 46,00 23 (score 28 s/d 43) Tinggi/Baik 54,00 27 (score 44 s/d 60) Jumlah 50 100,00
kemampuan
individual para ASN/PNS dalam menjalankan
Berdasarkan hasil analisis distribusi
tugas dan fungsi kepemimpinan dengan baik
frekuensi pada tabel 4.3 tersebut diperoleh
dan berhasil. Secara operasional atau konkrit
gambaran
variabel kompetensi kepemimpinan diamati
kepemimpinan dari 50 orang responden ASN
dan diukur dari beberapa indikator
: (a)
Sekretariat Daerah Kota Bitung dilihat dari
(merencanakan,
indikator pengukuran yang dipakai, yaitu
Kemampuan
manajerial
tentang
tingkat
kompetensi
sebanyak 23 orang atau 46% yang berada
yang digunakan adalah analisis regresi
pada kategori sedang/cukup baik, dan 27
sederhana dan analisis korelasi product
orang atau 54% yang berada pada kategori
moment
tinggi/baik.
komputer program SPSS versi 14,0 for
Hasil
penelitian
yang
diolah
dengan
bantuan
tersebut
Windows (lihat lampiran analisis data). Hasil
menunjukkan bahwa tingkat kompetensi
analisis data dikemukakan dan dijelaskan
kepemimpinan ASN Sekretariat Daerah Kota
sebagai berikut.
Bitung yang diwawancarai adalah bervariasi
1.
Analisis Regresi Sederhana
pada kategori tinggi/baik dan sedang/cukup
Analisis regresi linier adalah untuk
baik, namun yang lebih banyak yaitu 54%
mengetahui
adalah yang berada pada kategori tinggi atau
fungsional/pengaruh
baik, sedangkan responden yang kompetensi
“Diklat struktural” (X) terhadap variabel
kepemimpinan
terkategori
terikat “kompetensi kepemimpinan ASN”
sedang/cukup baik ada sebanyak 46%. Ini
(Y). Dengan analisis regresi linier ini dapat
dapat dimaknai bahwa tingkat kompetensi
diketahui pola/bentuk hubungan pengaruh
kepemimpinan para ASN Sekretariat Daerah
variabel Diklat struktural (X) terhadap
Kota Bitung berada pada kategori tinggi/baik
kompetensi kepemimpinan ASN Sekretariat
sampai kategori sedang/cukup baik dilihat
Daerah
dari indikator yang dipakai dalam penelitian
fungsional/pengaruh
ini yaitu
mereka
pola
Kota
hubungan
dari
Bitung.
variabel
Pola
tersebut
bebas
hubungan ditunjukkan
:
kemampuan manajerial
oleh nilai koefisien arah regresi (b); jika nilai
(merencanakan,
mengorganisasi,
koefisien arah regresi “b” bertanda positif
menggerakkan,
mengawasi)
kegiatan-
maka hal itu berarti pola atau bentuk
kegiatan unit organisasi yang dipimpin;
hubungan
kemampuan pengambilan keputusan secara
positif; dan demikian sebaliknya apabila nilai
cepat dan tepat; kemampuan menggerakan
koefisien arah regresi “b” bertanda negatif
dan mengembangkan motivasi kerja bawahan;
maka
dan kemampuan membina, mengembangkan
fungsional/pengaruh kedua variabel adalah
dan menegakkan disiplin kerja bawahan.
negatif. Kemudian tingkat signifikansi pola
Berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi, selanjutnya dilakukan analisis inferensial
mengetahui/mengukur struktural
terhadap
hal
hubungan
C. Hasil Pengujian Hipotesis
statistik
fungsional/pengaruhnya
untuk
pengaruh
Diklat
kompetensi
kepemimpinan ASN Sekretariat Daerah Kota Bitung. Adapun analisis statistik inferensial
variabel
itu
berarti
hubungan
fungsional/pengaruh akan
ditunjukkan
adalah
oleh
kedua hasil
pengujian keberartian regresi dengan uji-F (ANOVA). Berdasarkan
analisis
regresi
sederhana dengan bantuan komputer program SPSS versi 14, 0 for windows (lihat lampiran analisis data), diperoleh persamaan regresi
tentang
hubungan
variabel
bebas
terhadap
fungsional/pengaruh
“Diklat
variabel
struktural,
maka
kompetensi
(X)
kepemimpinan ASN di Sekretariat Daerah
“kompetensi
Kota Bitung hanya ada sebesar 8,93 skala;
Y = 8, 93 +
dengan kata lain apabila Diklat struktural
struktural”
terikat
kepemimpinan” (Y), yaitu
Diklat
0,791X.
bersifat
konstan/tetap
atau
tidak
Pada persamaan regresi sederhana
perubahan/peningkatan, maka kompetensi
tersebut dapat diketahui bahwa koefisien arah
kepemimpinan ASN akan tetap atau bersifat
regresi (b) adalah 0,791 dan koefisien
konstan pada 8,93 skala.
konstanta (a) adalah 8, 93. Jelas bahwa nilai
Untuk
mengetahui
sejauh
mana
koefisien arah regresi (b) bertanda positif
tingkat keberartian atau tingkat signifikansi
yaitu 0,791. Ini mempunyai pengertian atau
koefisien
makna bahwa variabel Diklat struktural (X)
pengujian uji statistik-F (ANOVA). Dengan
mempunyai hubungan fungsional/pengaruh
uji-F ini dapat diketahui apakah hubungan
yang
fungsional/pengaruh
variabel
Diklat
kepemimpinan (Y) ASN di Sekretariat Daerah
kepemimpinan
terhadap
tingkat
Kota Bitung dengan pola perkembangan
kompetensi kepemimpinan ASN (Y) di
sebesar 0,791 skala per unit; atau dengan kata
Sekretariat Daerah Kota Bitung seperti yang
lain, variabel Diklat struktural (X) punya
ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut
hubungan
terhadap
di atas adalah nyata/signifikan atau tidak
kompetensi kepemimpinan ASN (Y) di
signifikan. Berdasarkan hasil uji-F dengan
Sekretariat Daerah Kota Bitung dengan rasio
program komputer (lihat lampiran) didapat
perkembangan 1 : 0,791 yang artinya bahwa
nilai Fhitung = 139, 99. Angka F-hitung tersebut
setiap peningkatan Diklat struktural sebesar 1
jauh lebih besar dari nilai F-kritik pada taraf
skala maka hal itu akan diikuti atau akan
uji 0, 01. Ini mempunyai pengertian atau
menyebabkan
kompetensi
makna bahwa hubungan fungsional/pengaruh
kepemimpinan ASN di Sekretariat Daerah
Diklat struktural (X) terhadap kompetensi
Kota Bitung sebesar 0,791 skala; atau dapat
kepemimpinan ASN (X) di Sekretariat Daerah
juga
Diklat
Kota Bitung sebagaimana ditunjukkan dengan
struktural dapat bertambah atau meningkat
persamaan regresi di atas (Y = 8,93 + 0,791
sebesar 1 skala maka hal itu akan diikuti
X) adalah sangat signifikan atau sangat
dengan
meyakinkan
positif
terhadap
pengaruh
kompetensi
positif
peningkatan
diinterprestasikan,
apabila
peningkatan
kompetensi
kepemimpinan ASN sebesar 0,791 skala. Selanjutnya, hasil analisis regresi sederhana
tersebut
didapat
regresi
(X)
tersebut,
dilakukan
pada
taraf
keyakinan/kepercayaan 99%. 2. Analisis Korelasi Product Moment
koefisien
Berdasarkan analisis dengan program
konstanta “a” sebesar 8, 93. Ini mempunyai
komputer SPSS versi 14, 0 for windows (lihat
pengertian atau makna bahwa tanpa adanya
lampiran analisis data), didapat hasil koefisien
korelasi (R) = 0, 86 dan koefisien determinasi
Sekretariat Daerah Kota Bitung adalah
(R-square) = 0, 74. Hasil analisis data tersebut
sebesar 74% disebabkan oleh faktor Diklat
jelas menunjukkan bahwa nilai koefisien
struktural
korelasi (R) sebesar 0, 86 adalah mendekati
ASN/PNS sebagaimana yang diatur dalam PP.
nilai maksimum koefisien korelasi (1,000).
No.101 Tahun 2000.
Jika digunakan tabel interpretasi nilai R
yang
berlaku
bagi
segenap
Untuk mengetahui tingkat signifikasi
(product moment), bahwa apabila nilai R-
koefisien
hitung berada antara 0,800 s/d 1,000, maka
determinasi
derajat korelasi berada pada kategori tinggi
dilakukan uji statistik-t. Berdasarkan analisis
(Arikunto, 2000). Dengan demikian nilai
data
koefisien korelasi (R) = 0,86 dapat dimaknai
lampiran) didapat nilai thitung = 11, 83. Jika
bahwa variabel Diklat struktural berkorelasi
dikonsultasikan dengan nilai t-kritik pada taraf
positif pada kategori “tinggi” terhadap tingkat
uji 0, 01 (t0.99) didapat nilai t0, 99 = 2, 39. Jelas
kompetensi
bahwa nilai thitung berada lebih besar dari nilai
kepemimpinan
ASN
di
Sekretariat Daerah Kota Bitung.
(R)
dan
(R-square)
dengan
tkritik.
Besar pengaruh atau daya penentu
korelasi
koefisien
tersebut
program
maka
komputer
(lihat
Ini mempunyai makna bahwa derajat
korelasi
dan
daya
determinasi/pengaruh
variabel Diklat struktural (X) terhadap tingkat
Diklat struktural (X) terhadap kompetensi
kompetensi kepemimpinan ASN (Y) di
kepemimpinan ASN (Y) di Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah Kota Bitung ditunjukkan
Kota Bitung adalah sangat nyata atau sangat
oleh nilai koefisien determinasi (R-square)
signifikan; dengan kata lain Diklat struktural
yaitu sebesar 0,74. Nilai koefisien determinasi
sangat
ini
menentukan
mempunyai makna
struktural
bahwa Diklat
punya daya penentu/pengaruh
sebesar 74% terhadap perkembangan tingkat kompetensi
kepemimpinan
ASN
di
tingkat kompetensi kepemimpinan ASN di Sekretariat Daerah Kota Bitung adalah sebesar 74% tergantung atau ditentukan oleh variabel Diklat struktural, dan sisanya sebesar 26% ditentukan oleh variabel-variabel lain. Oleh karena nilai koefisien korelasi dan determinasi itu bertanda positif maka dapat diinterprestasikan bahwa peningkatan tingkat kompetensi
kepemimpinan
ASN
di
atau
sangat
tingkat
signifikan kompetensi
kepemimpinan ASN di sekretariat Daerah Kota Bitung. B.
Pembahasan Hasil Penelitian
Sekretariat Daerah Kota Bitung; dengan kata lain bahwa perkembangan atau elastisitas
nyata
Berdasarkan kajian kerangka Teoritis maka dirumuskan hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini yaitu “Diklat struktural berpengaruh signifikan terhadap kompetensi kepemimpinan ASN di Sekretariat Daerah Kota Bitung”. Hasil analisis data dengan analisis
statistik regresi
sederhana
dan
korelasi sederhana (korelasi product moment arau
r-pearsons)
pengaruh struktural
positif
menunjukkan dan
terhadap
signifikan
adanya Diklat
kompetensi
kepemimpinan ASN di Sekretariat Daerah
perubahan/peningkatan pada Diklat struktural
Kota Bitung. Hal itu berarti hipotesis
(X) sebesar 1 skala akan menyebabkan
penelitian dapat diterima/teruji dengan sangat
perubahan/peningkatan
meyakinkan berdasarkan data empirik. Untuk
kepemimpinan ASN di Sekretariat Daerah
menjelaskan pengertian dan makna dari hasil
Kota Bitung sebesar 0,791 skala; dengan kata
pengujian hipotesis tersebut maka perlu
lain peningkatan kompensasi sebesar 1 skala
dilakukan pembahasan hasil penelitian seperti
akan diikuti oleh peningkatan kompetensi
diuraikan berikut ini.
kepemimpinan ASN sebesar 0,791 skala.
Berdasarkan analisis regresi linier
Pola
kompetensi
hubungan
fungsional
atau
didapat persamaan regresi linier tentang
pengaruh variabel Diklat struktural terhadap
hubungan
kompetensi
fungsional/pengaruh
variabel
kepemimpinan
ASN
di
“Diklat struktural” (X) terhadap kompetensi
Sekretariat Daerah Kota Bitung sebagaimana
kepemimpinan ASN (Y) di Sekretariat Daerah
yang ditunjukkan pada persamaan regresi
Kota Bitung yaitu Ŷ= 8,93 + 0,791 X.
linier/sederhana tersebut, setelah dilakukan uji
Pada persamaan regresi tersebut jelas
keberartian regresi dengan uji-F (ANOVA)
bahwa koefisien arah regresi (b) yang
ternyata
menunjukkan arah pengaruh variabel Diklat
Berdasarkan hasil perhitungan statistik-F
struktural
kompetensi
(lihat lampiran analisa data) didapat nilai
kepemimpinan ASN adalah bertanda positif
Fhitung = 139, 99 yang ternyata berada jauh
yaitu sebesar b = 0,791. Oleh karena nilai
lebih besar dari nilai F-kritik pada taraf
koefisien arah regresi (b) bertanda positif
signifikan 0, 01 (1%) atau taraf keyakinan 0,
maka hal itu menunjukkan bahwa hubungan
99 (99%). Sesuai aturan dalam Uji-F bahwa
fungsional/pengaruh
Diklat
makin tinggi nilai F-hitung dibanding nilai F-
kompetensi
kritik, maka hal ini berarti makin tinggi taraf
struktural
terhadap
variabel
terhadap
sangat nyata atau signifikan.
kepemimpinan ASN di Sekretariat Daerah
signifikan
Kota Bitung adalah positif; dengan kata lain
bebas/independen
bahwa Diklat struktural yang berlaku bagi
terikat/dependen. Dengan demikian dapat
ASN
dinyatakan
berpengaruh
kompetensi
positif
kepemimpinan
terhadap ASN
pengaruh
bahwa
terhadap
hubungan
variabel variabel
pengaruh
di
variabel Diklat struktural (X) terhadap
Sekretariat Daerah Kota Bitung. Berdasarkan
kompetensi kepemimpinan ASN Sekretariat
analisis regresi tersebut bahwa besaran
Daerah Kota Bitung adalah positif dan sangat
pengaruh variabel Diklat struktural (X)
signifikan atau sangat berarti (tidak bisa
terhadap kompetensi kepemimpinan ASN (Y)
diabaikan).
di Sekretariat Daerah Kota Bitung adalah
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil
sebesar 0,791 skala per unit atau 1 : 0,791. Ini
analisis regresi sederhana tersebut ternyata
mempunyai
dapat dibuktikan pula oleh hasil analisis
pengertian
bahwa
korelasi sederhana (product moment atau
(R-square = 0, 74) tersebut setelah dilakukan
pearson correlation) yang menunjukkan
uji signifikan dengan rumus uji-t (lihat
adanya
lampiran analisis data) ternyata
korelasi
dan
daya
sangat
determinasi/pengaruh dari variabel Diklat
signifikan karena nilai t-hitung = 11,832
struktural
kompetensi
adalah lebih besar dari nilai t-kritik pada taraf
kepemimpinan ASN di Sekretariat Daerah
signifikan 0, 01. Ini artinya bahwa variabel
Kota Bitung. Sebagaimana ditunjukkan oleh
Diklat struktural berkorelasi dan mempunyai
hasil perhitungan analisis statistik (lihat
daya determinasi/pengaruh yang signifikan
lampiran analisis data) bahwa nilai koefisien
terhadap kompetensi kepemimpinan ASN di
korelasi (R) sebesar 0, 86 dan nilai koefisien
Sekretariat Daerah Kota Bitung.
terhadap
determinasi (R-square) sebesar 0, 74 atau 74%.
Nilai
koefisien
(R)
analisis korelasi product moment beserta
menunjukkan derajat korelasi antara variabel
pengujian signifikansinya dengan uji-F dan
Diklat
uji-t
struktural
kepemimpinan koefisien
korelasi
Hasil analisis regresi sederhana dan
dengan
ASN;
kompetensi
sedangkan
determinasi
tersebut
secara
bersama-sama
nilai
menunjukkan bahwa Diklat struktural yang
(R-square)
berlaku bagi ASN selama ini ternyata
menunjukkan besaran daya penentu/pengaruh
mempunyai
variabel
pengaruh positif dan signifikan terhadap
Diklat
kompetensi
struktural
kepemimpinan
terhadap
ASN.
Nilai
korelasi R = 0, 86 ternyata mendekati nilai
kompetensi
hubungan
fungsional
kepemimpinan
ASN
dan
di
Sekretariat Daerah Kota Bitung .
maksimum koefisien korelasi (1, 00), ini
Berdasarkan hasil analisis tersebut
mempunyai makna bahwa derajat korelasi
dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis
variabel
yang diajukan/diuji dalam penelitian ini dapat
Diklat
kompetensi
struktural
kepemimpinan
terhadap di
diterima atau dibuktikan kebenarannya secara
Sekretariat Daerah Kota Bitung adalah berada
sangat meyakinkan pada taraf signifikan 0, 01
pada kategori tinggi/kuat/erat. Selanjutnya,
atau
nilai koefisien determinasi (R-square) sebesar
Dengan
0,74
hipotesis tersebut hal itu sekaligus dapat
mempunyai
makna
perkembangan/peningkatan
ASN
bahwa kompetensi
taraf
kepercayaan/keyakinan
diterima
membuktikan
99%.
atau teruji kebenaran
pendapat
Diklat
yang
kepemimpinan ASN di Sekretariat Daerah
mengatakan
Kota Bitung adalah sebesar 0,74 atau 74%
merupakan salah satu faktor penting yang
ditentukan/dipengaruhi oleh variabel Diklat
mempengaruhi kompetensi kepemimpinan
struktural, sedangkan sisanya sebesar 26%
ASN, dimana makin banyak dan makin tinggi
ditentukan/dipengaruhi oleh variabel lain
tingkatan Diklat struktural yang diikuti atau
diluar jangkauan penelitian ini. Nilai koefisien
diperoleh para ASN maka semakin baik/tinggi
korelasi (R = 0, 86) dan koefisien determinasi
bahwa
teoritis
struktural
pula kompetensi kepemimpinan dari ASN tersebut.
Hasil perhitungan ketepatan prediksi di atas menunjukkan bahwa apabila Diklat
Oleh karena adanya pengaruh positif
structural ASN di Sekretariat Daerah Kota
dan signifikan dari variabel Diklat struktural
Bitung dapat ditingkatkan sebesar nilai score
terhadap kompetensi kepemimpinan ASN,
maksimum hasil pengamatan variabel tersebut
maka dapat dinyatakan bahwa kompetensi
(yakni 58) dari kondisi yang ada sekarang,
kepemimpinan ASN di Sekretariat Daerah
maka diharapkan akan terjadi peningkatan
Kota Bitung dapat ditingkatkan lagi di masa
kompetensi kepemimpinan para ASN tersebut
depan apabila Diklat struktural mereka
di masa depan sebesar 54, 81 skala atau
ditingkatkan; dengan kata lain apabila Diklat
sebesar 91, 35% dari nilai score ideal (60).
struktural para ASN di Sekretariat Daerah
Hasil perhitungan prediksi tersebut
Kota Bitung dapat ditingkatkan dari kondisi
dapat
yang ada sekarang ini maka kompetensi
Struktural berpengaruh nyata atau signifikan
kepemimpinan mereka di masa depan akan
terhadap tingkat kompetensi kepemimpinan
lebih baik/tinggi.
ASN. Diklat struktural dapat dijadikan
Untuk meramalkan atau memprediksi peningkatan kompetensi kepemimpinan ASN
mengisyaratkan
bahwa
Diklat
sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan ASN.
di Sekretariat Daerah Kota Bitung di masa
Keseluruhan hasil analisis statistik
depan sebagai dampak dari peningkatan
tersebut dapat membenarkan teori yang
Diklat Struktural, maka dapat dilakukan uji
dibangun sebagai landasan teoritis dari
ketepatan prediksi menggunakan metode
penelitian ini. Sebagaimana telah diuraikan
interpolasi yaitu memasukkan nilai/harga
dalam bagian kerangka teoritis di atas bahwa
tertentu dari variabel Diklat struktural ke
pendidikan dan pelatihan (Diklat) pegawai
dalam persamaan regresi hasil analisis data.
merupakan
Jadi, apabila nilai variabel Diklat struktural
menghilangkan terjadinya kesenjangan antara
ASN di Sekretariat Daerah Kota Bitung yang
kemampuan
pegawai
ada seperti sekarang dapat ditingkatkan
dikehendaki
organisasi.
sebesar nilai score maksimum variabel
dilakukan melalui peningkatan kemampuan
tersebut hasil pengamatan, yakni = 58 (lihat
kerja yang dimiliki pegawai dengan cara
lampiran analisis data) , maka peningkatan
menambah pengetahuan dan keterampilan
kompetensi
di
serta merubah sikap. Bagi ASN pendidikan
Sekretariat Daerah Kota Bitung di masa depan
dan pelatihan (Diklat) adalah upaya yang
dapat dihitung seperti berikut ini :
dilakukan
kepemimpinan
Ŷ = 8,93 + 0,791 (58) = 8, 93 + 45, 88 = 54, 81
ASN
usaha
bagi
mengurangi
dengan Usaha
PNS/ASN
atau
yang tersebut
untuk
meningkatkan kepribadian, pengetahuan dan kemampuannya
sesuai
dengan
tuntutan
persyaratan jabatan dan pekerjaannya sebagai
pegawai
sipil
pelatihan
negara.
PNS/ASN
“transformasi manusia
Pendidikan
merupakan
kompetensi
aparatur
dan
proses
sumber
pemerintah”
struktural/penjenjangan adalah merupakan Diklat
yang
dilaksanakan
untuk
daya
mengembangkan kompetensi kepemimpinan
yang
aparatur
pemerintah
(ASN/PNS)
sesuai
menyentuh empat dimensi utama, yaitu
dengan jenjang jabatan. Dengan demikian
dimensi spiritual, intelektual, mental, dan
dapat
physical yang terarah pada perubahan-
kepemimpinan seorang aparatur pemerintah
perubahan kualitas dari keempat dimensi
(ASN/PNS) ada hubungannya dengan Diklat
sumber daya manusia aparatur tersebut
struktural yang pernah diikuti atau diperoleh;
(Sedarmayanti, 2009).
artinya semakin tinggi tingkatan Diklat
dinyatakan
bahwa
kompetensi
PP. No. 101 Tahun 2000 tentang
struktural yang diikuti/diperoleh maka akan
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS juga
semakin tinggi kompetensi kepemimpinan
menyebutkan bahwa sasaran pendidikan dan
dari ASN/PNS tersebut. Pendapat teoritis dan
pelatihan PNS adalah terwujudnya PNS yang
penegasan peraturan pemerintah tersebut yang
memiliki
dikemukakan para ahli tersebut nampaknya
kompetensi
(pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku) yang sesuai
dapat
dengan
kebenarannya dalam penelitian ini, yang
persyaratan
tugas
jabatan
atau
pekerjaan masing-masing. Pendidikan
atau
dapat
dibuktikan
menunjukkan bahwa Diklat struktural yang pelatihan
berlaku bagi ASN selama ini mempunyai
struktural/penjenjangan merupakan salah satu
pengaruh positif dan signifikan terhadap
dari Diklat Jabatan yang dilaksanakan bagi
kompetensi kepemimpinan para ASN itu
PNS/ASN
sendiri.
untuk
dan
diuji
mencapai
kompetensi
kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang. Diklat struktural ini
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
terdiri dari 4 (empat) jenjang/tingkatan, yaitu: (1) Diklatpim Tingkat IV adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon IV, (2)
Berdasarkan
penelitian,
maka
dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Diklatpim Tingkat III adalah Diklatpim untuk
Diklat
struktural
signifikan
Jabatan Struktural Eselon III, (3) Diklatpim
punya
terhadap
kepemimpinan
Tingkat II adalah Diklatpim untuk Jabatan
ASN
hubungan kompetensi
di
Sekretariat
Daerah Kota Bitung. Ini artinya bahwa
Struktural Eselon II, dan (4) Diklatpim
semakin tinggi Diklat struktural yang
Tingkat I adalah Diklatpim untuk Jabatan
diikuti/diperoleh ASN maka semakin
Struktural Eselon I.
tinggi pula kompetensi kepemimpinan
Dari kajian teoritis ataupun penegasan peraturan pemerintah tersebut pendidikan
hasil
dan
jelas bahwa pelatihan
dari ASN yang bersangkutan. 2.
Diklat
struktural
determinasi/penentu
punya yang
daya
signifikan
terhadap
kompetensi
kepemimpinan
ASN di Sekretariat Daerah Kota Bitung. Ini artinya bahwa tingkat kompetensi kepemimpinan ASN secara signifikan dipengaruhi oleh Diklat struktural yang diikuti/diperoleh. 3.
Danim, S. 2000. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Bumi Aksara, Jakarta Karyadi,
H.,
1995.
Kepemimpinan
(Leadership), Politea, Bogor Siagian, S.P., 1998. Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta
Diklat structural berpengaruh terhadap
Singarimbun,M. dan S. Effendi, 2005. Metode
sikap dan perilaku dari ASN dalam
Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta
menjalankan tugas/jabatan mereka.
Stoner L.J. dan C. Wankel, 1996. Manajemen, (terjemahan), Intermedia, Jakarta
B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
Sudarmanto,
2009.
Kinerja
ini maka dapatlah dikemukakan beberapa
Pengembangan
saran sebagai berikut:
Teori,
1.
Diklat struktural ASN perlu ditingkatkan
Implementasi
pelaksanaannya, karena sebagian besar
Pustaka Belajar, Yogyakarta.
ASN
belum
pernah
memperoleh/mengikuti Diklat struktural. 2.
Dimensi
Kompetensi Pengukuran dalam
dan SDM, dan
Organisasi,
Sudjana, 1990. Metoda Statistika, PT.Tarsito, BandungSumarsono (2009)
Proses seleksi dan penetapan ASN yang
Sunindhia dan Widiyanti, 1998. Manajemen
akan mengikuti Diklat struktural harus
dan Kepemimpinan, Gunung Agung,
dilakukan
Jakarta.
secara
objektif, sehingga
semua ASN yang ada di Sekretariat
3.
Daerah Kota Bitung yang memenuhi
Dokumen:
syarat akan dapat kesempatan yang sama
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000
mengikuti Diklat struktural.
Tentang Pendidikan dan Pelatihan
Hal penting lain yang harus diperhatikan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil
adalah tindak-lanjut dari hasil Diklat struktural. ASN yang telah mengikuti Diklat struktural pada jenjang tertentu harus
ditempatkan
struktural
yang
pada
jabatan
sesuai
dengan
kompetensi yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, 2002. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta