PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TERHADAP KOMPETENSI KERJA APARATUR di SEKRETARIAT DAERAH KOTA TOMOHON ANGELIA SINTIA PUNU WELSON Y. ROMPAS DEYSI. L. TAMPONGANGOY
Education and training is very important factor for improving the knowledge,skills,attitudes,and behavior of government officials,so it has a working competence in accordance with the duties and positions. This study is intended to determine whether there is an influence of education and training for the competence of personel working in the secretariat of tomohondistrick. Methods of research using quatitative methods that are koresional. Data sources are as many as 40 research personel who were randomly taken from 125 people at secretariat of tomohon district. Data collection using questioner and help with interview tecniques. Analysis is a statistical used analysis linear regression and correlation moment product. The statistical analysis shows (1) the regression coefficient of the variables of education and traning of personnel working complence is positive and significant. (2) correlation coefficient of determination and the power of education and traing variables to work competence of personnel is high and significant. Based on the results of the study concluded that education and training has a positive and significant effect on the competence of personnel working in the secretariat of tomohon district. Based on the conclusion of the study suggested (1) education and training for personnel in the secretariat of tomohon district need to be improved, especially the education and training of leacnical and functional, so that the budget allocation for education and training programs need to be improved. (2) education and training programs for personnel to be fully focused on the principle of correspondence between the level of education and traing to the needs of the real objective and the task execution at all levels of the organization, so that the provison of education and training should be based on the job description and job analysis are accurate and precise. Key words : education and training, competence job.
peralatan, teknologi organisasi, struktur,
PENDAHULUAN Sumberdaya manusia merupakan
dan lain-lain. Sebaik apapun sistem yang
faktor yang paling penting dan paling
telah disusun atau dilengkapi dan apapun
menentukan dalam setiap organisasi.Ia
sarana dan prasarana yang tersedia dalam
merupakan penentu jalan-tidaknya ataupun
organisasi,
maju mundurnya sebuah organisasi. Dalam
keberadaan sumberdaya manusia yang
hal inisumberdaya manusia merupakan
memiliki kemampuan atau kompetensi
human capital dan intellectual capital yang
yang memadai untuk mengelolanya, maka
akan
dari
berbagai kelengkapan tersebut tidak akan
sumberdaya lainnya yang dimiliki oleh
berarti banyak bagi keberadaan organisasi.
suatu
Dengan sumberdaya manusia pula sistem
menentukan
organisasi
efektivitas
seperti
modal/dana,
tanpa
didukung
oleh
sarana dan prasarana yang ada dalam
pemerintahan,
organisasi dapat terus disempurnakan,
menerbitkan Undang-Undang Nomor 43
sesuai dengan perkembangan kebutuhan
Tahun1999
bagi percepatan menyelesaian tugas.Oleh
Undang-Undang Nomor 8Tahun 1974
karena itu, suatu organisasi harus memiliki
tentang
sumberdaya manusia
dimana didalamnya antara lain mengatur
sesuai
dengan
yang berkualitas kebutuhan
dan
perkembangan organisasi. Para
ahli
antara
tentang
lain
Perubahan
Pokok-Pokok
tentang
adalah
atas
Kepegawaian,
pengembangan
kompetensi
aparatur atau PNS. Kemudian, sebagai
dibidang
manajemen
implementasi
dari
kebijakan
sumberdaya manusia umumnya sependapat
pengembangan kompetensi kerja aparatur
bahwa kualitas sumber daya manusia, yang
yang ditetapkan dalam UU Nomor 43
dapat membawa organisasi berhasil dan
Tahun
sukses,
kompetensi merupakan
ditentukan
oleh
kerjanya.Kompetensikerja
1999
tersebut,
pemerintah
mengeluarkan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
Tahun
101
2000
tentang
karakteristik sikap dan perilaku yang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
efektif yang akan menentukan kinerja
Negeri Sipil.
unggul dalam pekerjaan. Kompetensi akan mendorong
seseorang
untuk
memiliki
Implementasi beberapa kebijakan pengembangan kompetensi kerja aparatur
kinerja terbaik sehingga dapat sukses
pemerintah/birokrasiatau
dalam organisasi (Sudarmanto, 2009). Oleh
diharapkan
karena
menciptakan aparatur yang
itu,
apabila
menghendaki
dapat
PNS
tersebut,
mewujudkan
atau
memiliki
organisasinya dapat berhasil, maka setiap
kompetensi kerja tinggi dalam menjalankan
organisasi
dapat
tugas dan jabatan secara profesional. Untuk
mengembangkan kompetensi kerja para
itu, sangat wajar apabila pemerintah dan
pegawainya.
pemerintah daerah memberikan perhatian
atau
instansi
harus
Sebagaimana diketahui bahwa pada
yang memadai terhadap pengembangan
era reformasi sekarang ini pemerintah telah
kompetensi kerja aparaturbaik dari segi
menetapkan beberapa kebijakan dibidang
perencanaan program, penyediaan sarana
pengembangan kompetensi kerja aparatur
dan prasarana maupun anggaran yang
pemerintah/birokrasi pada semua jenjang
memadai.
Kebijakan
pengembangan
Fungsional, yaitu Diklat yang dilaksanakan
kompetensi kerja aparatur birokrasi yang
untuk mencapai persyaratan kompetensi
selama ini mendapat perhatian lebih besar
yang sesuai dengan jenis dan jenjang
ialah
pelatihan
jabatan fungsiional masing-masing; dan (3)
pelatihan
Diklat
pendidikan
(Diklat).Pendidikan
dan dan
Teknis,
yaitu
Diklat
yang
dipandang sebagai instrumen utama untuk
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
meningkatkan
kompetensi teknis yang diperlukan untuk
kualitas
sumberdaya
manusia PNS yang mencakup peningkatan
pelaksanaan tugas.
pengetahuan, peningkatan keahlian dan
Pada kenyataannya pendidikan dan
keterampilan, dan perubahan sikap dan
pelatihan (Diklat)PNS tersebut belum dapat
perilaku, dan koreksi terhadap kelemahan
dilaksanakan
kinerja. Dengan kata lain, pendidikan dan
pemerintah daerah. Sebagian besar aparatur
Pelatihan dianggap merupakan instrumen
pemerintah daerah belum pernah mengikuti
kebijakan yang dianggap paling efektif
Diklat
untuk mencapai kompetensi kerja yang
Struktural/Penjenjangan
dipersyaratkan oleh suatu jabatan dalam
Teknis/Fungsional. Di Sekretariat Daerah
birokrasi. Peraturan Pemerintah Nomor
Kota Tomohon, dari sebanyak 125 PNS
101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
yang ada baru sebanyak 24 orang (19,2%)
Pelatihan
yang sudah pernah memperoleh Pendidikan
Jabatan
PNS
menyatakan
secara
PNS
baik maupun
oleh
Diklat Diklat
pendidikan dan pelatihan (Diklat) PNS
dan
bertujuan antara lain untuk meningkatkan
dimana sebagian besar baru Pendidikan
kompetensi
dan
(pengetahuan,
keahlian,
Pelatihan
optimal
Pelatihan
Struktural/Penjenjangan
Struktural/Penjenjangan
keterampilan, dan sikap) untuk dapat
Tingkat Dasar yaitu Diklat Administrasi
melaksanakan
Umum
profesional.
tugas
jabatan
Pendidikan
dan
secara
(ADUM)
dan
Diklat
Pelatihan
Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV.
(Diklat) bagi aparatur/PNS meliputi : (1)
Demikian pula, sebagian besar pegawai
Diklat
yaitu
belum pernah memperoleh pendidikan dan
Diklat yang dilaksanakan untuk mencapai
pelatihan teknis/fungsional tertentu yang
kompetensi kepemimpinan aparatur yang
relevan dengan
sesuai
masing (Sumber : Daftar Nominatif PNS
Struktural/Kepemimpinan,
dengan
jenjang;
(2)
Diklat
bidang tugas masing-
Sekretariat Daerah Kota Tomohon Tahun
Terhadap Kompetensi Kerja Aparatur di
2013).
Sekretariat Daerah Kota Tomohonβ. Selain
(wawancara)
itu,
dari
studi
yang dilakukan
bebarapa pegawai
awal
terhadap
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan
di Sekretariat Daerah
Dilihat dari segi tujuannya maka
Kota Tomohon nampaknya masih terdapat
penelitian
beberapa kelemahan dalam pelaksanaan
eksploratif.
pendidikan dan pelatihan pegawai. Salah
Arikunto (2002) bahwa penelitian yang
satu
ialah
bersifat eksploratif ialah penelitian yang
penetapan atau rekrutmen aparatur yang
dimaksudkan untuk mengetahui secara luas
akan mengikuti pendidikan dan pelatihan
tentang sebab-sebab atau hal-hal yang
(diklat) belum sepenuhnya didasarkan pada
mempengaruhi terjadinya sesuatu; atau
pertimbangan
menurut Singarimbun dan Effendy (1995)
kelemahan
yang
nampak
obyektif,
sehingga
ada
ini
merupakan
penelitian
Seperti dikatakan oleh
pegawai yang ditunjuk kurang memenuhi
merupakan
persyaratan
menjelaskan hubungan ataupun pengaruh
dilihat
dari
segi
jabatan,
suatu
pangkat/golongan, senioritas, dan prestasi
variabel-variabel
kerja. Kelemahan lain ialah nampak pada
terikat.
tindak-lanjut kepada pegawai yang telah
penelitian
bebas
dan
yang
variabel
Selanjutnya dilihat dari metode
selesai mengikuti program pendidikan dan
analisis
pelatihan (diklat) tertentu sering kali tidak
penelitian
ditindaklanjuti dengan menempatkan pada
kuantitatif yang bersifat korelasional.Umar
jabatan atau tugas yang sesuai dengan
(2000)
kompetensi yang dimiliki.
kuantitatif merupakan suatu penelitian
Berdasarkan permasalahan
beberapa
tersebut
penulis
tertarik
untuk meneliti pengaruh pendidikan dan
data ini
yang
digunakan
merupakan
mengatakan
bahwa
maka
penelitian
penelitian
yang didasarkan atas data angka-angka dan perhitungannya ditujukan untuk penafsiran kuantitatif.
pelatihan (diklat) terhadap kompetensi penelitian ini diberi judul βPengaruh
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel dalam penelitian
Pendidikan
ini adalah sebagai berikut :
kerja aparatur birokrasi. Oleh karena itu
dan
Pelatihan
(Diklat)
1. Variabel Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
Yang
dimaksud
dengan
kompetensi kerja, yaitu : Kemampuan pengetahuan,
Kemampuan
pendidikan dan pelatihan disini adalah
keterampilan, Kemampuan sikap dan
pendidikan
perilaku kerja.
dan
pelatihan
PNS
sebagaimana diatur dalam PP. 101
C. Jenis Data
Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Jenis
data
yang
Pelatihan Jabatan PNS, yang meliputi
mengenai
Diklat
pelatihan (diklat) dan variabel kompetensi
Diklat
Struktural/Kepemimpinan, Teknis,
dan
variabel
dikumpulkan
pendidikan
dan
Diklat
kerja aparatur ialah data primer yaitu data
Fungsional.Variabel pendidikan dan
yang bersumber langsung dari sampel
pelatihan diamati/diukur dari beberapa
responden. Selain itu juga dikumpulkan
indikator sebagai berikut : Jenis dan
data sekunder
jenjang Diklat Struktural yang sudah
dokumen-dokumen, yang berfungsi sebagai
diikuti/diperoleh; Jenis dan jenjang
pelengkap data primer.
Diklat Teknis/Fungsional yang pernah
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ialah para
diikuti dan relevansinya dengan bidang tugas
pekerjaan/jabatan
yang
dipegang; Peningkatan pengetahuan jabatan,
keterampilan
dalam
menjalankan tugas dan jabatan, dan sikap
dan
perilaku
dalam
melaksanakan tugas dan jabatan. 2. Variabel Kompetensi Kerja Aparatur. Yang dimaksud dengan kompetensi kerja
disini
ialah
kemampuan
individual aparatur dalam menjalankan jabatan, tugas atau pekerjaan dengan baik dan berhasil. Secara operasional atau konkrit variabel ini diamati dan diukur dari 3 (tiga) indikator utama
yang bersumber dari
Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Daerah Kota
Tomohon
tersebar
di
11
sebanyak unit/satuan
125
orang
organisasi
(Bagian). Dari jumlah aparatur/pegawai Sekretariat
Daerah
Kota
Tomohon
sebanyak 125 orang, diambil sebesar Β±30% yaitu sebanyak 40 orang sebagai sampel responden. Sampel responden tersebut diambil dengan teknik random sampling sebanyak 10 orang pada setiap Bagian lokasi sampel.
π
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Insrtumen utama dalam penelitian
2. Analisis statistik inferensial, yaitu
survei ataupenelitian kuantitatif adalah
untuk pengujian hipotesis. Adapun
kuesioner atau angket (Danim, 2000).Oleh
analisis
karena itu dalam rangka pengumpulan data
digunakan adalah sebagai berikut :
dari responden (data primer) digunakan
a. Analisis regresi linier sederhana;
kuesioner dalam bentuk angket berstruktur
digunakan untuk mengetahui pola
dengan menggunakan skala pengukuran
hubunganfungsional/pengaruh dari
ordinal.Pengumpulan
dengan
variabel Pendidikan dan Pelatihan
kuesioner/angket ini dilakukan dengan
(X) terhadap variabel Kompetensi
teknik wawancara terpimpin (interview
Kerja Aparatur (Y). Pola hubungan
guide). Untuk pengumpulan data sekunder
fungsional/pengaruh
digunakan
dengan persamaan regresi linier
data
teknik
dokumentasi/dokumenter, cara
mengumpulkan,
studi yaitu
dengan
p= π π₯100%
statistik
inferensial
yang
dinyatakan
sebagai berikut :
menelaah,
Y= a + bX
mengklasifikasi data yang relevan dan
Dimana :
diperlukan dari dokumen-dokumen tertulis
a = nilai konstan variabel terikat (Y)
yang tersedia di kantor lokasi penelitian
apabila variabel X tidak berubah
yaitu Sekretariat Daerah Kota Tomohon.
/tetap; dihitung dengan rumus :
F. Teknik Analisis Data
a
Teknik
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
distribusi
frekuensi
dan
persentase, yaitu digunnakan untuk mengetahui/mendeskripsikan
status
variabel penelitian (pendidikan dan pelatihan; kompetensi kerja aparatur). Perhitungan persentase dengan rumus :
βπ βπ 2 β βπ (βππ) πβπ 2 β (βπ)Β²
b = koefisien arah regresi variabel Y atas
sebagai berikut : 1. Analisis
=
variabel
X,
yaitu
besar
perubahan pada nilai variabel Y yang disebabkan atau diakibatkan oleh perubahan pada variabel X; dihitung dengan rumus : b
=
πβππβ βπ (βπ) πβπ 2 β (βπ)Β²
Tingkat keberartian regresi diuji dengan statistik-F (Sudjana, 1990). Perhitungan
analisis regresi menggunakan komputer
Menurut
hasil
analisis
program SPSS versi 12,0 for windows.
frekuensi pada Tabel 4.4 tersebut
b. Analisis korelasi sederhana (korelasi
nampak
bahwa
distribusi
pendidikan
dan
product moment atau r-pearsons);
pelatihan (diklat) para aparatur dilihat
digunakan untuk mengetahui derajat
dari indikator yang dipakai (yakni :
korelasi dan besar daya determinasi
jenis
jenjang
diklat
dari variabel pendidikan dan pelatihan
struktural/teknis/fungsional
yang
(X) terhadap variabel kompetensi kerja
dimiliki; relevansi diklat yang dimiliki
aparatur (Y); dengan rumus :
dengan bidang tugas dan jabatan;
r
=
πβπΏπβ βπΏ (βπ) π βπ 2 β
Selanjutnya, koefisien
korelasi
menggunakan
peningkatan
βπ 2 { πβπ 2 β βπ 2 }
tingkat
signifikasi
diuji
rumus
dengan statistik-t
(Sudjana,1990). Perhitungan analisis korelasi
menggunakan
dan
computer
program SPSS versi 12,0 for windows.
pengetahuan,
keterampilan, dalam
sikap
dan
melaksanakan
perilaku tugas),
ternyatahanya bervariasi pada dua kategori yaitu kategori βtinggi/baikβ dan kategori βsedang/cukup baikβ, yaitu masing-masing sebanyak 50% responden.Ini dapat diinterpretasikan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Variabel Penelitian
bahwa
1. Variabel Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Tomohon
pendidikan
dan
pelatihan
aparatur di Sekretariat Daerah Kota
pengukuran
dilihat yang
dari
indikator
dipakai
dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penelitian ini adalah berada pada
20 orang atau 50% dari 40 responden
kategori
adalah yang pendidikan dan pelatihan
sedang/cukup baik.
(diklat)
mereka
terkategori
tinggi/baik
sampai
2. Variabel Kompetensi Kerja Aparatur
βtinggi/baikβ, dan 20 orang atau 50%
Hasil penelitian tentang peningkatan
lainnya yang pendidikan dan pelatihan
kompetensi
(diklat)
Sekretariat Daerah Kota Tomohon,
mereka
βsedang/cukup baikβ.
terkategori
kerja
aparatur
di
yaitu : dari 40 responden yang diteliti, ada 13 orang atau 32,50% yang
menilai peningkatan kompetensi kerja
memberikan
mereka terkategori tinggi/baik, dan 27
tentang pengaruh variabel pendidikan dan
orang atau 67,50% yang terkategori
pelatihan
sedang/cukup baik.
kompetensi kerja aparatur di Sekretariat
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
tingkat
kompetensi
kerja
aparatur di Sekretariat Daerah Kota Tomohon yang menjadi responden adalah
bervariasi pada dua kategori
yaitu kategori tinggi/baik dan kategori sedang/cukup baik, namun yang lebih dominan adalah yang kompetensi kerja mereka terkategori sedang/cukup baik. Ini dapat dimaknai bahwa kompetensi kerja aparatur di Sekretariat Daerah Kota Tomohon dilihat dari indikator yang dipakai dalam penelitian ini (yaitu : kemampuan pengetahuan, kemampuan kemampuan kerja)pada
keterampilan, sikap
dan
umumnya
dan perilaku
terkategori
cukup tinggi atau cukup baik.
petunjuk
(diklat)
atau
gambaran
terhadap
variabel
Daerah Kota Tomohon, dan sekaligus dapat memberikan keputusan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Dari hasil-hasil analisis statistik tersebut sebagaimana telah dikemukakan di atas
ternyata
bahwa
pendidikan
dan
pelatihan (diklat) mempunyai hubungan fungsional dan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap
peningkatan
kompetensi kerjaaparatur di Sekretariat Daerah Kota Tomohon. Dengan demikian dapatlah dinyatakan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagaimana telah
disebutkan
pada
bab
kerangka
keoritis di atas, adalah terbukti atau diterima
dengan
sangat
meyakinkan.
Penjelasan atau pembahasan dan implikasi dari hasil pengujian/pembuktian hipotesis
B. Pembahasan Hasil Penelitian
tersebut dikemukakan berikut ini.
Dari hasil analisis regresi linier
Hasil analisis regresi linier untuk
(regresi sederhana) dan analisis korelasi
menguji
sederhana (korelasi product moment atau
pengaruh dari variabel pendidikan dan
pearson correlation) sebagaimana yang
pelatihan
telah dikemukakan di atas telah didapat
kompetensi kerja aparatur di Sekretariat
angka-angka
Daerah Kota Tomohon didapat persamaan
statistik
yang
dapat
pola
hubungan
(diklat)
fungsional/
terhadapvariabel
regresi linier ΕΆ= -3,249 + 0,998 X. Pada
keberartian regresi dengan uji-F didapat
Persamaan regresi tersebut jelas koefisien
nilai Fhitung = 107,397 yang ternyata jauh
arah regresi bertanda positif yaitu b = +
lebih besar dari nilai F-tabel kritik pada
0,998. Ini mempunyai pengertian bahwa
taraf signifikan 0,01 (F0,01) = 7,35).
hubungan
fungsional/pengaruh
variabel
Hasil analisis regresi linier tersebut
pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap
memberikan kesimpulan bahwa pendidikan
kompetensi kerja aparatur di Sekretariat
dan
Daerah Kota Tomohon ialah positif dengan
hubungan fungsional/ pengaruh positif dan
pola perkembangan sebesar 1 : 0,998 yang
signifikan
artinya bahwa perkembangan/peningkatan
aparatur
pendidikan dan pelatihan (diklat) sebesar 1
Tomohon; dengan kata lain dapatlah
skala
dinyatakan
akan
menyebabkan
pelatihan
(diklat)
terhadap di
mempunyai
kompetensi
Sekretariat
bahwa
kerja
Daerah
Kota
pendidikan
dan
perubahan/peningkatan kompetensi kerja
pelatihan dapat menyebabkan peningkatan
aparatur sebesar 0,998 skala. Dapat pula
secara
diinterpretasikan bahwa apabila pendidikan
aparatur. Ini berarti bahwa makin tinggi
dan
atau
pelatihan
(diklat)
dapat
signifikan
makin
kompetensi
banyak
kerja
pendidikan
dan
bertambah/meningkat 100% maka hal itu
pelatihan yang diikuti aparatur maka akan
akan
semakin
menyebabkan
peningkatan
kompetensi kerja aparatur sebesar 99,8 skala. Selanjutnya, koefisien konstanta (a) =
-3,249
mempunyai
makna
jika
meningkat
kompetensi
kerja
aparatur tersebut. Hasil analisis korelasi sederhana (product
moment)
juga
membuktikan
pemdidikan dan pelatihan (diklat) tidak
adanya korelasi dan daya penentu/pengaruh
bertambah atau bersifat konstan, maka
positif dan signifikan dari pendidikan dan
kompetensi kerja aparatur akan berkurang
pelatihan (diklat) terhadap kompetensi
sebesar 3,249skala.
kerja aparatur di Sekretariat Daerah Kota
Pola hubungan fungsional/pengaruh
Tomohon.Hasil analisis data diperoleh
pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap
koefisien korelasi (r) sebesar 0,859 dan
kompetensi kerja aparatur tersebut adalah
koefisien
sangat berarti atau sangat nyata. Ini
0,739.Jika digunakan tabel interpretasi
ditunjukkan
korelasi
dengan
hasil
pengujian
determinasi
product
(r2)
moment
sebesar
yang
menunjukkan
bahwa
nilai
koefisien
nyata
atau
signifikan,
korelasi antara 0,800 sampai dengan 1,000
ditunjukkan
berarti tingkat korelasi tinggi (dalam
signifikansi (uji-t) dimana didapat nilai
Arikunto, 2000), maka jelas bahwa nilai
thitung = 10,363 berada jauh lebih besar dari
koefisien korelasi (r2) hasil analisis tersebut
nilai t-table kritik taraf signifikan 0,01
yaitu 0,859 tersebut adalah lebih besar dari
yaitu t0,01 = 2,42. Ini dapat memberikan
0,800 atau mendekati angka maksimum
petunjuk bahwa pendidikan dan pelatihan
dalam interpretasi nilai r (1,000). Ini
merupakan faktor dominan atau penentu
menunjukkan bahwa derajat korelasi antara
utama terhadap tingkat kompetensi kerja
pendidikan
dengan
aparatur; bahwa semakin banyak atau
kompetensi kerja aparatur di Sekretariat
semakin tinggi pendidikan dan pelatihan
Daerah
yang diikuti aparatur maka semakin baik
dan
Kota
pelatihan
Tomohon
berada
pada
kategori tinggi.
hasil
pengujian
atau meningkat kompetensi kerja aparatur 2
Nilai koefisien determinasi (r )
tersebut.
sebesar 0,739 mempunyai makna bahwa pendidikan
dengan
sebagaimana
dan
pelatihan
(diklat)
Adanya pengaruh positif dan sangat signifikan dari variabel pendidikan dan
mempunyai daya penentu/pengaruh sebesar
pelatihan
73,9%
terhadap
kompetensi kerja aparatur, maka variabel
kompetensi
pendidikan dan pelatihan (diklat) dapat
perkembangan/peningkatan
(diklat)
kerja aparatur di Sekretariat Daerah Kota
digunakan
Tomohon;
perkembangan
dengan
kata
lain
bahwa
terhadap
untuk atau
variabel
memprediksi peningkatan
perkembangan (peningkatan) kompetensi
kompetensi kerja aparatur di waktu yang
kerja
akan datang.
aparatur
adalah
sebesar
73,9%
oleh
faktor
Untuk memprediksi peningkatan
(diklat),
kompetensi kerja aparatur di Sekretariat
26,1%
Daerah Kota Tomohon sebagai dampak
ditentukan/dipengaruhi oleh faktor-faktor
atau pengaruh dari peningkatan pendidikan
lainnya.
dan
ditentukan/dipengaruhi pendidikan
dan
sedangkan
sisanya
Korelasi
pelatihan sebesar
ataupun
pengaruh
pelatihan
(diklat),
maka
dapat
pendidikan dan pelatihan (diklat)terhadap
dilakukan perhitungan dengan metode
kompetensi kerja aparatur tersebut adalah
interpolasi yaitu memasukkan nilai/harga
tertentu dari variabel pendidikan dan
implikasi penting dari hasil penelitian ini
pelatihan (diklat) ke dalam persamaan
ialah pendidikan dan pelatihan bagiaparatur
regresi hasil analisis data. Dengan metode
harus ditingkatkan apabila menghendaki
interpolasi ini maka apabila pendidikan dan
peningkatan yang signifikan kompetensi
pelatihan bagi aparatur dapat ditingkatkan
kerja di waktu mendatang.
sebesar nilai (score) ideal pengukuran yang
Berdasarkan
keseluruhan
hasil
digunakan dalam penelitian ini (yakni 60),
analisis data di atas maka dapatlah
maka
peningkatan
dinyatakan bahwa penelitian ini dapat
kompetensi aparatur di Sekretariat Daerah
membuktikan kebenaran pendapat teoritis
Kota Tomohon yaitu sebagai berikut :
yang menyatakan adanya hubungan atau
dapat
diprediksi
ΕΆ = -3,249 + 0,998 (60)
pengaruh pendidikan dan pelatihan (diklat)
= 56,631
terhadap kompetensi kerja aparatur.Oleh
Hasil
perhitungan
ketepatan
karena itu, hipotesis yang diajukan dalam
prediksi di atas menunjukkan bahwa
penelitian ini dapat dinyatakan diterima
apabila pendidikan dan pelatihan aparatur
dengan sangat meyakinkan.
dapatditingkatkan sebesar nilai (score)
Sebagaimana dikemukakan dalam
ideal variabel tersebut (yakni 60) dari
uraian kajian pustaka di atas bahwa
kondisi yang ada sekarang, maka dapat
pendidikan
diprediksi
merupakan
akan
terjadi
peningkatan
dan
pelatihan
usaha
(diklat)PNS
mengurangi
kompetensi kerja aparatur di Sekretariat
menghilangkan
Daerah Kota Tomohon sebesar 56,631
antara kemampuan pegawai dengan yang
skala. Hasil perhitungan prediksi ini dapat
dikehendaki organisasi. Usaha tersebut
memberi petunjuk bahwa pendidikan dan
dilakukan melalui peningkatan kemampuan
pelatihan (diklat) berpengaruh signifikan
kerja yang dimiliki pegawai dengan cara
terhadap kompetensi kerja aparatur; artinya
menambah pengetahuan dan keterampilan
di masa depan akanterjadi peningkatan
serta merubah sikap (Sedarmayanti, 2009).
kompetensi
Bagi
kerja
aparatur
apabila
terjadinya
atau
aparatur dan
kesenjangan
pemerintah
(PNS),
pelatihan
(diklat)
pendidikan dan pelatihan (diklat) yang
pendidikan
dimiliki dapat bertambah baik secara
merupakan upaya yang dilakukan bagi
kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu
PNS untuk meningkatkan kepribadian,
pengetahuan dan kemampuannya sesuai
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan tuntutan persyaratan jabatan dan
A. Kesimpulan
pekerjaannya
sebagai
negeri.
Berdasarkan hasil penelitian ini
Pendidikan dan pelatihanPNS merupakan
sebagaimana telah diuraikan dan dibahas di
proses βtransformasi kompetensi sumber
atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan
daya manusia aparatur pemerintahβ yang
sebagai berikut :
menyentuh empat dimensi utama, yaitu
1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
dimensi spritual, intelektual, mental, dan
aparatur di Sekretariat Daerah Kota
phisikal yang terarah pada perubahan-
Tomohon berdasarkan indikator yang
perubahan kualitas dari keempat dimensi
dipakai dalam penelitian ini (yakni :
sumber daya manusia aparatur tersebut
jenis dan jenjang diklat struktural,
(Sedarmayanti, 2009). PP Nomor 101
diklat
Tahun 2000 juga menyebutkan bahwa
relevansi diklat yang dimiliki dengan
sasaran pendidikan dan pelatihan jabatan
bidang
PNS
peningkatan
adalah
memiliki
pegawai
terwujudnya
kompetensi
PNS
yang
(pengetahuan,
teknis,
tugas
diklat
dan
fungsional;
jabatan;
dan
pengetahuan,
keterampilan,
sikap
dan
perilaku
keterampilan, dan sikap perilaku) yang
kerja) adalah berada padakategori
sesuai dengan persyaratan tugas jabatan
tinggi/baik sampai sedang/cukup baik.
atau pekerjaan masing-masing.
2. Kompetensi
Hasil penelitian ini memberikan implikasi
penting
yaitu
perlunya
kerja
aparatur
di
Sekretariat Daerah Kota Tomohon berdasarkan indikator yang dipakai
meningkatkan pendidikan dan pelatihan
dalam
(diklat) kepada para aparatur, baik diklat
kemampuan pengetahuan, kemampuan
struktural/penjenjangan
diklat
keterampilan, kemampuan sikap dan
teknis dan diklat fungsional, sehingga
perilaku kerja) bervariasi pada kategori
mereka lebih memiliki kompetensi kerja
tinggi/baik dan sedang/cukup baik,
yang
namun yang lebih dominan adalah
tinggi
atau
maupun
memadai
melaksanakan tugas dan jabatan.
dalam
penelitian
ini
(yakni
:
pada kategori sedang/cukup baik. 3. Koefisien
regresi
dan
koefisien
korelasi dari variabel pendidikan dan
pelatihan (diklat) terhadap kompetensi
DAFTAR PUSTAKA
kerja aparaturdi Sekretariat Daerah
Arikunto, S, 2000, Prosedur Penelitian,
Kota Tomohon adalah positif dan signifikan.
Sehingga
disimpulkan
bahwapendidikan
dapat dan
Jakarta : Rineka Cipta. Armstrong, Michael, 2004, Performance Management,
pelatihan (diklat) punya pengaruh dan
Setiawan),
korelasi positif dan signifikan terhadap
Publiser.
kompetensi kerja aparatur.
(Terjemahan Yogyakarta,
Toni Tugu
Blau Peter dan Marshall Meyer, 2000,
B. Saran Mendasari kepada hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
Birokrasi
Dalam
Modern,
terjemahan,
di Sekretariat Daerah Kota Tomohon
Rajawali,
Jakarta. Danim,
1. Pendidikan dan Pelatihan bagi aparatur
Masyarakat
S.
2003,
Pengantar
Studi
Penelitian Kebijakan, Jakarta : Bumi Aksara.
perlu ditingkatkan terutama Diklat Teknis dan Diklat Fungsional. Untuk itu alokasi anggaran untuk program
2. Program pendidikan dan pelatihan bagi
aparatur
harus
sepenuhnya mengacu pada prinsip kesesuaian
antara
jenjang
H.T.,
Personalia
2001, dan
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia, Yogyakarta : BPFE-UGM.
Diklat perlu ditingkatkan.
(diklat)
Handoko,
diklat
dengan kebutuhan obyektif dan riil pelaksanaan tugas pada semua level
Heady Ferrel, 1977, Public Administration : A Comparative Perspektif, New Jersey, Prencice-Hall Inc. Martoyo, S, 1992, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFEUGM.
organisasi. Untuk itu penyelenggaraan
Mitrani,Alain, (ed), 1995, Manajemen
diklat harus didasarkan pada deskripsi
Sumber Daya Manusia Berdasarkan
pekerjaan
Kompetensi,
(job
description)
dan
analisis jabatan (job analysis) yang akurat dan tepat.
Intermedia.
terjemahan,
Jakarta,
Moekijat,
1991,
Latihan
Pengembangan
dan
Sumberdaya
Manusia, Jakarta, Gunung Agung. Singarimbun,M. Dan S. Effendi, 1995, Metode Penelitian Survei, Jakarta,
Wibowo,
2007,
Manajemen
Kinerja,
Jakarta : Raja Grafindo Persada. Wojowarsito dan Poerwadarminta, 1990, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta, Gramedia.
LP3ES. Stoner
L.J.
dan
C.
Wankel,
1996,
Manajemen, (terjemahan), Jakarta,
2009,
Kinerja
dan
Pengembangan Kompetensi SDM, Teori,
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-
Intermedia. Sudarmanto,
Sumber Lain :
Dimensi
Implementasi
Pengukuran
dalam
dan
Organisasi,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sedarmayanti, 2009, Manajemen SDM, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Bandung : Refika Aditama. Sudjana, 1990, Metoda Statistika, Bandung : PT.Tarsito. Umar, H. 1997, Metodologi Penelitian, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Undang
8
Tahun
1974
Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000
Tentang
Pendidikan
dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Daerah Kota Tomohon Nomor 2 Tahun
2012
Kedua
Peraturan
tentang
Perubahan
Daerah
Kota
Tomohon Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD
.
Nomor
Kota
Tomohon.