PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO
Fiolita C. Motoh Alden Laloma Deysi L. Tampongangoy
Abstract : motivation and competence of the Government apparatus work Subdistrict in General still hasn't been fullestbased on background research issues aimed to measure the influence of work motivation and competence of work on performance of public service in district Mapanget. In this study the methods used i.e. Survey research methods. In the method of survey information collected fromrespondents using a questionnaire. The population in this research is all Govt Wards and the community as much as 90people and a sample drawn in as many as 30 respondents The results of this study indicate the competencies and work motivation of working together has a positive influence on the performance of public service apparatus Subdistrict Mapanget, Manado city with a high degree of influence and acceptance in this research. Increasing motivation and competency work simultaneously followed by increasing the performance of the public service Keywords: Motivation. Competence, Performance pelayanan
PENDAHULUAN
publik.
Sesuai
dengan
Keberhasilan Pemerintah Daerah
kedudukannya sebagai perangkat daerah,
dalam mengemban mandat masyarakat
pemerintah kecamatan bertugas menangani
berupa penyediaan pelayanan publik yang
sebagian urusan otonomi daerah yang
merupakan harapan seluruh stakeholders
dilimpahkan oleh Bupati/Walikota (UU
sangat
Nomor
ditentukan
oleh
keberhasilan
organisasi
pemerintah
daerah
yang
merupakan
perangkat-perangkat
dalam
32/pasal
merupakan
126),
organisasi
Kecamatan
terdepan
dalam
memberikan pelayanan publik.
menyelenggarakan pelayanan publik.
Keberhasilan Pemerintah Daerah
Di dalam UU Nomor 32 Tahun
dalam mengemban mandat masyarakat
2004 Tentang Pemerintahan Daerah, pada
berupa penyediaan pelayanan publik yang
pasal 120 disebutkan bahwa Kecamatan
merupakan harapan seluruh stakeholders
sebagai
sangat
salah
satu
perangkat
daerah
ditentukan
oleh
keberhasilan
Kabupaten/Kota tentu sangat diharapkan
organisasi
pemerintah
kontribusinya
merupakan
perangkat-perangkat
terhadap
keberhasilan
Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan
daerah
menyelenggarakan pelayanan publik.
yang dalam
Berdasarkan
pengamatan
yang
salah
satu
tujuan
dari otonomi
dilakukan, bahwa motivasi kerja para
desentralisasi
dan
aparatur
sebagaimana
yang
pemerintah
Kecamatan
nampaknya pada umumnya masih belum
kebijakan daerah
diamanatkan
oleh
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
maksimal. Hal ini dapat ditunjukkan
Berbagai contoh kasus dari belum
dengan beberapa hal seperti semangat
optimalnya kinerja pelayanan publik oleh
kerja yang kurang, disiplin kerja masih
pegawai
rendah, tidak suka bekerja keras mengejar
Mapanget, diantaranya ialah pelayanan
prestasi, dan lain-lain. Hal ini dapat
tentang pengurusan/pembuatan kartu tanda
terjadi karena kondisi motivasi kerja,
penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK)
masih belum banyak dirasakan/diperoleh
belum
para
tingkat
pengguna, karena memerlukan waktu yang
kesejahteraan yang masih rendah, fasilitas
relatif cukup lama dan penarikan biaya
kerja yang kurang memadai, ruang kerja
cukup bervariasi.
pegawai
seperti
pada
memenuhi
Kantor
harapan
Kecamatan
masyarakat
yang sumpek dan sebagainya. Sementara itu, kompetensi kerja yang kurang memadai dapat ditunjukkan
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
oleh tingkat pendidikan formal yang masih
Dalam penelitian ini metode yang
rendah, tidak memiliki keterampilan dan
digunakan
kecakapan memadai yang disebabkan oleh
Survei. Dalam metode survei informasi
tidak adanya pelatihan-pelatihan (diklat)
yang
yang memadai, serta masih kurangnya
dengan
pengalaman di dalam melaksanakan tugas.
Umumnya pengertian survei dibatasi
Berdasarkan data bahwa lebih dari 65%
pada pengertian survei sampel dimana
Pegawai
informasi dikumpulkan dari sebagian
Kantor
Camat
Mapanget
yaitu metode penelitian
dikumpulkan
dari
menggunakan
berpendidikan SLTA, dan pada umumnya
populasi
belum pernah mengikuti pendidikan dan
populasi (Umar, 2004:37).
pelatihan (Diklat) struktural/fungsional dan teknis, serta mempunyai pengalaman kerja (masa kerja) rata-rata 10 tahun ke bawah. Rendahnya
motivasi
dan
kompetensi kerja yang belum memadai dari aparatur pemerintah Kecamatan seperti yang digambarkan di atas diperkirakan dapat
mengahmbat
upaya
peningkatan
kinerja pelayanan publik yang merupakan
untuk
mewakili
responden kuesioner.
seluruh
B. Variabel Penelitian Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas terdiri atas: motivasi kerja (X1) dan kompetensi (X2). Sedangkan variabel tergantung ialah: kinerja pelayanan publik (Y).
pengetahuan
C. Populasi dan Sampel
dan
Populasi dalam penelitian ini adalah
keterampilan/kecakapan yang dimiliki
semua Aparat Pemerintah Kelurahan
oleh aparat pemerintah yang relevan
dan masyarakat yang tersebar di 9
dengan
desa/kelurahan
wilayah
jabatannya. Variabel ini diukur dengan
Kecamatan Mapanget Kota Manado.
indikator-indikator: Kemampuan dalam
Adapun
melaksanakan
dalam
sampel
area
(kelurahan
pekerjaan,
tugas
tugas
maupun
yang
menjadi
sampel) ditentukan secara purposive
tanggung jawab. Kemampuan berupa
sebanyak 3 dari 9 desa/kelurahan yang
kecakapan
ada di Kecamatan Mapanget, masing-
bidang-bidang
masing: kelurahan Bengkol, Buha dan
dipercayakan. Memiliki kemampuan
Paniki II. Sedangkan sampel responden
manajerial dalam bidang pekerjaan.
ditentukan sebanyak 90 orang yang
Memiliki kemampuan manusiawi (kerja
terdistribusikan
sama).Kemampuan teknis.
desa/kelurahan
kedalam sampel,
3
dalam
melaksanakan tugas
yang
sehingga
3. Kinerja Pelayanan Publik (Y) sebagai
masing-masing desa/kelurahan sampel
variabel tergantung adalah suatu ukuran
ditarik sebanyak 30 responden.
sejauh mana sasaran yang dicapai oleh
Definisi Operasional dan Indikator
pekerjaan baik secara kualitas maupun
Yang Diukur 1. Motivasi Kerja (X1) sebagai variabel bebas adalah kehendak atau dorongan untuk melaksanakan sesuatu dalam rangka
aparat pemerintah dalam melaksanakan
memenuhi
kebutuhan
yang
diinginkan atau sebagai proses yang menyebabkan tingkah laku seseorang menjadi bergairah, terarah dan tidak mudah putus asa. Variabel ini diukur dengan indikator-indikator: Dorongan
kuantitas dari tujuan pelayanan publik sesuai
dengan
yang
direncanakan.
Variabel ini diukur dengan indikatorindikator
:Kuantitas
hasil
kerja
pelayanan publik yang dicapai.Kualitas hasil kerja pelayanan publik yang dicapai.Sasaran yang dicapai sesuai rencana. Ketepatan waktu penyelesaian tugas pelayanan publik.
yang ada dalam diri aparat pemerintah untuk
pencapaian
kinerja;
Adanya
harapan atau keyakinan aparat sengaja diberikan pemerintah dalam mencapai suatu
tujuan;
Adanya
suatu
variabel
Kerja
bebas
Pengumpulan
Data
/
Instrumen Penelitian Dalam
penelitian
survei
biasanya
dilakukan usaha pengumpulan data dari suatu sampel yang terdiri dari sejumlah
penghargaan (reward). 2. Kompetensi
D. Teknik
(X2)
adalah
sebagai
kemampuan
responden. Untuk mendapatkan data yang diperlukan teknik angket dengan
alat
ukur
atau
adalah
1. Untuk menguji hipotesis 1 dan 2
kuesioner. Disamping itu dilengkapi
digunakan analisis regresi sederhana
dengan observasi dan wawancara atau
dan korelasi sederhana dengan rumus:
interview.
instrumen
Pertanyaan-pertanyaan
Y = a + bX
(Sugiyono, 2000:169)
Y
Subyek dalam variabel
dalam alat ukur disusun dalam bentuk skala Likert. Cara ini ditempuh untuk mempermudah jawaban responden dan
dependen yang diprediksikan
penyusunan bobot jawaban (scoring).
a
Skala
b
pengukuran
sebenarnya
=
= Konstanta (harga Y bila X = 0) = Angka arah atau koefisien
dilakukan dengan menggunakan skala
regresi,
interval. Akan tetapi ada beberapa item
peningkatan atau penurunan variabel
variabel yang tidak dapat menggunakan
dependen
skala interval, maka digunakan skala
hubungan nilai variabel independen.
ordinal Pertanyaan-pertanyaan disusun
Bila b (+) maka naik, bila (-) maka
dalam bentuk skala Likert di atas,
terjadi penurunan.
dengan
responden
bertutur-turut
X
didasarkan
pada
yang mempunyai nilai tertentu. ∑ xy rxy = -------------------
E. Teknik Analisis Data
(Sugiyono,
Teknik statistik yang digunakan adalah deskriptif
dan
statistik
inferensial. Untuk menguji kondisi
yang
angka
= Subyek variabel independen
adalah sebagai berikut: 5, 4, 3, 2, 1.
statistik
menunjukkan
5 option. Tabulasi dilakukan
dengan cara memberikan skor terhadap jawaban
yang
setiap
variabel
2000:148)
tingkat
√ (∑ x²) (∑ y²)
digunakan
statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi, sedangkan untuk pengujian
rxy
= Korelasi antara gejala X dan
gejala Y
hipotesis digunakan statistik inferensial
∑xy = Jumlah product dari X dan Y
yakni regresi sederhana, regresi ganda,
2. Untuk menguji hipotesis 3 digunakan
korelasi ganda dan korelasi sederhana
analisis regresi ganda dan korelasi
koefisien korelasi product moment dari
ganda dengan rumus:
Pearson, dan hipotesis diuji pada tingkat signifikansi 5%, yaitu sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 (Sugiyono, 2000:173) a1∑x1y + a2∑x2y
Ry(1,2) = ---------------------------
Hasil
(Sugiyono, 2000:154)
menunjukkan
analisis bahwa
tersebut
motivasi
kerja
mempunyai pengaruh positif atau pengaruh
∑y²
yang kuat terhadap kinerja pelayanan Ry
= Korelasi ganda antara x1 dan
x2 secara bersama-sama
publik aparat pemerintah di Kecamatan Mapanget Kota Manado.
dengan variabel Y
Dilihat dari perspektif teoretik, motivasi diartikan sebagai usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau orang tertentu
PEMBAHASAN
bergerak melakukan sesuatu karena ingin
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara variabel-variabel bebas yaitu motivasi kerja dan kompetensi kerja
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkan
regresi seperti telah diuraikan di atas. Pembahasan
dari
hasil
analisis
yaitu
sebagai berikut:
Kinerja Pelayanan Publik
(X1), sebesar 0,32 dan bertanda positif, ini menunjukkan pergerakan yang searah dari kedua variabel ini, yang menerangkan bahwa semakin baik motivasi kerja yang dimiliki aparat maka akan berdampak terhadap kinerja pelayanan publik aparat pemerintah yang semakin tinggi, pada tingkat signifikansi 5%.
memberikan gambaran bahwa variabel berpengaruh
atau
memberikan sumbangan sebesar 53,30% kinerja
pelayanan
publik,
sedangkan 46,70% sisanya dipengaruhi variabel lainnya.
adalah hasrat atau keinginan seseorang meningkatkan upaya untuk mencapai target
rangsangan
atau
dorongan
semangat
seseorang
atau
menurut
Wahjosumidjo
untuk
kerja
kelompok.
kepada
Kemudian (2004:174),
mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara
sikap,
kebutuhan,
persepsi
dan
keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik
Koefisien determinasi (r²) = 0,533
terhadap
pendapat Irawan (2002:235) bahwa motivasi
membangkitkan
Koefisien regresi motivasi kerja
kerja
Pernyataan tersebut sejalan dengan
atau hasil. Motivasi juga dapat berarti
1. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
motivasi
dengan
perbuatannya.
terhadap variabel tergantung yaitu kinerja pelayanan publik, maka dilakukan analisis
kepuasan
atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik. Dalam
membicarakan
motivasi,
seringkali dikaitkan dengan “motif” atau “motive”. Gie (2002:56), mengemukakan “motif” adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau
bekerja.
Sedangkan
(2002:41)
pemberian motif bekerja kepada bawahan
menyatakan “motif” adalah sesuatu yang
sedemikian rupa sehingga para pegawai mau
merangsang
keinginan
bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
seseorang untuk giat dan atusias guna
tujuan organisasi dengan efisiensi dan
mencapai hasil yang optimal dalam bekerja.
ekonomis.
atau
Handoko
Martoyo
mendorong
(2000:41),
memberi
Zainun
(2005:10),
menjelaskan
pengertian mengenai motivasi yaitu sesuatu
tentang pentingnya motivasi sebagai berikut:
keadaan
motivasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang
dalam
mendorong
diri
keinginan
seseorang
yang
individu
untuk
fundamental
dari
kegiatan
manajemen,
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
sehingga sesuatu dapat ditujukan kepada
mencapai suatu tujuan. Karena itu motivasi
pengarahan potensi dan daya manusia
yang
akan
dengan jalan menimbulkan, menghidupkan
mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan
dan menumbuhkan tingkat keinginan yang
pada tujuan mencapai sasaran kepuasan.
tinggi, kebersamaan dalam menjalankan
ada
pada
Kemudian
diri
seseorang
Mulyadi
(2007:43),
mengatakan motivasi adalah kehendak atau dorongan
untuk
melaksanakan
tugas-tugas perorangan maupun kelompok dalam organisasi.
sesuatu
Menurut
Hicks
dan
Gullet
dalam rangka memenuhi kebutuhan yang
(2007:116), ada dua jenis motivasi yang dapat
diingkan
mendorong seseorang untuk melakukan
atau
menyebabkan
sebagai tingkah
proses laku
yang
seseorang
menjadi bergairah, terarah dan tidak muda putus asa.
sesuatu, yaitu: a. Motivasi internal yaitu kekuatan yang ada
Harahap (2006:255), mengartikan
dalam
diri
seseorang
berupa
kebutuhan, keinginan dan kehendak.
motivasi sebagai obyek tindakan seseorang
b. Motivasi eksternal yaitu kekuatan yang
atau hal yang menggerakkan seseorang
ada di luar diri individu berupa pengen-
untuk bertindak, atau niat, atau sesuatu yang
dalian
memberikan
penghargaan, pengembangan, tanggung
tenaga,
mengarah,
dan
mempertahankan gelagat (perilaku) manusia, upaya berasal dari dalam diri (inner
pimpinan,
kondisi
kerja,
jawab. Berdasarkan
pandangan-
strivings). Dengan mengetahui penyebab
pandangan tersebut di atas dihubungkan
munculnya motivasi ini maka manajer dapat
dengan kenyataan yang ada di Kecamatan
menggerakkan karyawannya untuk bekerja
Mapanget Kota Manado maka diperlukan
dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
pemimpin
organisasi.
kemampuan
Siagian (2004:128), mengemukakan motivasi
adalah
keseluruhan
proses
(Camat)
yang
memotivasi
memiliki bawahannya
untuk mengerakan dan mengarahkan bawahannya
dalam
rangka
mengefektifkan kerja pelayanan publik para
mencapai
memberikan gambaran bahwa variabel
sasaran atau tujuan organisasi yang telah
kompetensi kerja aparat berpengaruh atau
ditetapkan (motivasi eksternal).
memberikan sumbangan sebesar 48,10%
dalam
aparat
serta
untuk
Koefisien determinasi (r²) = 0,481
Motivasi merupakan faktor krusial
terhadap
melaksanakan
sedangkan 51,90% sisanya dipengaruhi
suatu
pekerjaan.
Perbedaan motivasi membuat setiap orang
kinerja
pelayanan
publik
variabel lainnya.
berperilaku, beraksi, berinteraksi berbeda
Hasil
terhadap suatu jenis pekerjaan. Selain itu,
menunjukkan
tinggi rendahnya motivasi seseorang juga
aparat mempunyai pengaruh positif atau
berpengaruh terhadap kinerjanya, karena
pengaruh
menurunnya
pelayanan
menurunkan
motivasi kinerja
kerja
dapat
pelayanan
publik,
Temuan
bahwa kompetensi
yang
kuat
publik
terhadap
aparat
kerja
kinerja
Kecamatan
Dilihat dari perspektif teoretik, keterbelakangan
suatu
organisasi
pada
ini
umumnya dilatar belakangi oleh minimnya
kerja
kemampuan sumber daya manusia yang
kinerja
terlibat di dalamnya, baik aspek manajerial
pelayanan publik dengan derajat pengaruh
maupun pada aspek operasional. Tuntutan
yang
upaya peningkatan kemampuan sumber
menunjukkan mempunyai
tinggi
penelitian
tersebut
Mapanget Kota Manado.
meningkatnya motivasi kerja juga dapat meningkatkan kinerja pelayanan publik.
analisis
bahwa
motivasi
pengaruh terhadap
dan
signifikan.
Dengan
demikian hipotesis pertama yaitu motivasi
daya
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
menciptakan organisasi yang lebih baik dan
pelayanan publik di Kecamatan Mapanget
mengelolanya dengan tingkat kinerja yang
Kota Manado, diterima dalam penelitian
tinggi sebagai wahana untuk mencapai
ini.
berbagai tujuan yang ingin dicapai yakni
2. Pengaruh Kompetensi Kerja Terhadap Kinerja Pelayanan Publik Koefisien regresi kompetensi kerja (X2) sebesar 0,62 dan bertanda positif, ini menunjukkan pergerakan yang searah dari kedua variabel ini, yang menerangkan bahwa semakin baik kompetensi kerja aparat akan berdampak terhadap kinerja pelayanan publik yang semakin tinggi, pada tingkat signifikansi 5%.
manusia
sangat
mutlak
untuk
kesejahteraan anggota organisasi. Semua
organisasi
apapun
tipologinya, baik birokrasi pemerintah, organisasi
perusahaan
(bisnis)
harus
memiliki karakteristik yang merupakan suatu kualifikasi intrinsik yaitu faktor kompetensi kerja, karena kompetensi kerja merupakan salah satu determinan yang menentukan Pernyataan pendapat
efektivitas tersebut Siagian
organisasi.
sejalan (2002:15),
dengan bahwa
kompetensi adalah perpaduan antara teori
harus
dan pengalaman yang diperoleh dalam
menjalankan
praktek dilapangan, termasuk peningkatan
berikut:
kemampuan menerapkan teknologi yang
a. Keterampilan teknis adalah kompetensi
tepat
dalam
rangka
peningkatan
produktivitas kerja. Menurut kompetensi
dimiliki
oleh
seseorang
dalam
tugas-tugasnya
sebagai
untuk menggunakan alat-alat, prosedur dan teknik suatu bidang khusus.
Robbins
ialah
(2006:102)
kapasitas
seseorang
b. Keterampilan
adalah
mental
untuk
kompetensi
konseptual
individu untuk mengerjakan berbagai tugas
mengkoordinasikan, dan memadukan
dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya totalitas
semua
kompetensi dari seseorang individu pada
organisasi.
hakekatnya tersusun dari dua perangkat
c. Keterampilan
kepentingan
serta
manusia
kegiatan
adalah
faktor, yakni kompetensi intelektual dan
kompetensi untuk bekerja dengan orang
kompetensi fisik. Kompetensi intelektual
lain, memahami orang lain, memotivasi
adalah
orang lain, baik sebagai perorangan
kompetensi
untuk
menjalankan
kegiatan mental. Kompetensi fisik adalah kompetensi melakukan
yang
diperlukan
tugas-tugas
yang
untuk menuntut
maupun sebagai kelompok. d. Keterampilan
manajemen,
seluruh kompetensi yang berkaitan
stamina, kecekatan, kekuatan dan bakat-
dengan
bakat sejenis.
pengorganisasian,
Kemudian
menurut
Stoner
adalah
perencanaan,
kepegawaian, di
penyusunan dan
pengawasan,
dalamnya
kompetensi
(1996:118), kompetensi itu dapat dan harus
termasuk
diajarkan. Karena itu dalam peningkatan
mengikuti
SDM, peranan ilmu pengetahuan dan
melaksanakan
teknologi sebagai salah satu instrumen
anggaran terbatas.
pembangunan dalam rangka peningkatan
Aparatur
kebijaksanaan, program
dengan
pemerintah
dituntut
efisiensi dan efektivitas dalam berbagai
memiliki kompetensi kerja yang bersifat
organisasi, sangat dibutuhkan tenaga-tenaga
teknis. Bidang-bidang tugas yang beraneka
yang telah memiliki kompetensi di bidang
jenis memerlukan berbagai kompetensi atau
tugas masing-masing.
keterampilan teknis dalam meningkatkan
Kompetensi ialah sifat lahir dan
kinerja.
dipelajari yang memungkinkan seseorang
Demikian pula halnya keberadaan
dapat menyelesaikan pekerjaannya (Gibson
aparat pemerintah Kecamatan Mapanget
et,al.,
menurut
Kota Manado, semakin baik kompetensi
Gibson et.al. (1998:127), ada 4 (empat)
kerja aparat maka kinerja pelayanan publik
kemampuan (kualitas atau skills) yang
akan semakin meningkat pula dalam rangka
1998:127). Selanjutnya
pelaksanaan tugas pekerjaan pelayanan publik.
Hasil
perhitungan
koefisien
determinasi (R²) diperoleh nilai sebesar Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa
kompetensi
terhadap
kinerja
kerja
pelayanan
berpengaruh publik
0,629. Dengan koefisien determinasi 0,629 dapat dijelaskan bahwa 62,90% variasi
di
dalam kinerja pelayanan publik disebabkan
Kecamatan Mapanget Kota Manadi dengan
oleh variabel-variabel motivasi kerja dan
derajat pengaruh yang tinggi dan sangat
kompetensi
signifikan. Dengan demikian hipotesis 2
besarnya sumbangan motivasi kerja dan
yaitu kompetensi kerja berpengaruh positif
kompetensi
kerja
terhadap
kinerja
terhadap kinerja pelayanan publik, diterima
pelayanan
publik
sebesar
62,90%
pada taraf signifikansi 1%.
sedangkan 37,10% merupakan kontribusi
3. Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Kerja Secara Bersama-sana Terhadap
kerja.
Dengan
kata
lain
variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil
Kinerja Pelayanan Publik
penelitian
menunjukkan
bahwa motivasi kerja dan kompetensi kerja Untuk
mengetahui
pengaruh
motivasi kerja (X1) dan kompetensi kerja (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja pelayanan publik (Y) maka dilakukan
secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pelayanan publik, dengan derajat pengaruh yang kuat dan signifikan. Di pihak lain dilihat dari kinerja
analisis regresi, yang hasilnya seperti yang telah dijelaskan, yaitu: Y = 46,28 + 0,41
Dengan melihat persamaan regresi ganda tersebut maka makin meningkat variabel motivasi kerja dan kompetensi maka
peningkatan
akan
berpengaruh
dalam
kinerja
pelayanan
publik
hasil
penelitian
Hasil
analisis
tersebut
menunjukkan bahwa motivasi kerja dan kompetensi kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif atau pengaruh yang kuat terhadap kinerja pelayanan aparat
pemerintah
Mapanget Kota Manado.
berada dalam taraf sedang. Bertolak dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
apabila
motivasi
kerja
dan
kompetensi kerja dapat diupayakan lebih baik secara bersama-sama atau serentak, implikasinya akan dapat meningkatkan
karena Y = f (X1, X2).
publik
publik,
menunjukkan kinerja pelayanan publik
X1 + 0,27 X2
kerja
pelayanan
Kecamatan
kinerja pelayanan publik. Dengan demikian hipotesis 3 yaitu motivasi kerja dan kompetensi kerja secara bersamasama mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pelayanan publik aparat Kecamatan Mapanget Kota Manado, diterima dalam penelitian ini pada taraf signifikansi 5%.
KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan
maka dapat disarankan beberapa hal yang
pembahasan, maka kesimpulan penelitian
mengenai hubungan motivasi kerja dan
yaitu sebagai berikut:
kompetensi kerja dengan kinerja pelayanan
1. Motivasi kerja mempunyai pengaruh
publik aparat Kecamatan Mapanget Kota
positif
terhadap
kinerja
pelayanan
Manado, ialah sebagai berikut:
publik aparat Kecamatan Mapanget
1. Motivasi kerja guru perlu dioptimalkan
Kota Manado, dengan derajat pengaruh
lagi dengan cara memberikan dorongan
yang
tinggi
diterima
dalam
seperti memberi penghargaan (reward),
Berpengaruh
positif
dan juga pimpinan (Camat) harus dapat
dikarenakan motivasi kerja yang tinggi
menumbuhkan kegairahan kerja para
memberikan kinerja pelayanan publik
aparat bawahannya. Hal ini perlu
seperti
dilakukan agar supaya para aparat lebih
penelitian
ini.
yang
motivasi
dan
diharapkan
internal
terutama
dan
eksternal,
finansial/non finansial.
terhadap
melaksanakan
menyelesaikan
2. Kompetensi kerja mempunyai pengaruh positif
mampu
kinerja
pelayanan
pelayanan
tugas
publik
dan pekerjaan
sesuai
yang
aparat
belum
diharapkan organisasi.
publik aparat Kecamatan Mapanget
2. Kompetensi
Kota Manado dengan derajat pengaruh
optimal,
maka
perlu
yang tinggi dan sangat signifikan.
perhatian
utama
dan
Meningkatnya kompetensi kerja diikuti
peningkatan kompetensi kerja seperti
oleh kinerja pelayanan publik makin
mengoptimalkan
optimal.
melaksanakan tugas pelayanan publik,
3. Motivasi kerja dan kompetensi kerja secara
bersama-sama
pengaruh
positif
mempunyai
dengan
kinerja
kerja
mendapat upaya-upaya
kompetensi
dalam
kompetensi berupa kecakapan dalam melaksanakan bidang tugas pelayanan publik,
kompetensi
manajerial,
pelayanan publik aparat Kecamatan
kompetensi manusiawi (kerja sama),
Mapanget
dan kompetensi teknis.
Kota
Manado,
dengan
derajat pengaruh yang tinggi dan diterima
dalam
ini.
dapat diupayakan secara bersama-sama
dan
atau serentak, implikasinya akan dapat
kompetensi kerja secara bersama-sama
meningkatkan kinerja pelayanan publik
diikuti
aparat
Meningkatnya
oleh
penelitian
3. Motivasi kerja dan kompetensi kerja
motivasi
kerja
meningkatnya
pelayanan publik.
kinerja
Kecamatan
Mapanget
Kota
Manado. Selanjutnya disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang
melibatkan
variabel-variabel
lain,
sehingga upaya peningkatan kinerja pelayanan
publik
akan
lebih
komprehensif.
Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi, P.T. Prenhalindo, Terjemahan, Jakarta. Siagian,
S.P.
2002.
Kepemimpinan Daftar Pustaka
Organisasi,
dan
Perilaku
Administrasi, Haji Mas Agung, Jakarta.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Stoner, J.A.F. 1996. Management, PrenticeHall International, New York.
Cipta, Jakarta. Gibson, J.L. Ivancercih, J.M. dan J.M. Donnely. 1998. Organisasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur,
Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung. Umar,
Proses), Erlangga, Ed.4,
H.
2004.
Administrasi,
Terjemahan, Jakarta.
Metode
Riset
P.T.
Ilmu
Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Gie, T.L. 2002. Analisis Administrasi dan Manajemen, P.T. Gramedia
Wahjosumidjo. 2004. Kepemimpinan dan
Pustaka Utama, Jakarta.
Motivasi. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Handoko, H.T. 2000. Manajemen Personalia dan SDM. BPFE, UGM, Yogyakarta.
Zainun, B. 2005. Manajemen dan Motivasi. Balai Aksara, Jakarta.
Harahap, S.S. 2006. Manajemen Kontemporer. P.T. Raja Grafindo, Jakarta. Irawan, P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIA-LAN, Jakarta.
Dokumen: -
UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas UU. No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah.
Martoyo, H.A. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE, UGM, Yogyakarta.