PENGARUH PENDEKATAN TEMATIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelas Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
oleh : RITA ZAHARA NIM. 107018303955
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
l-
LEMBAR PERSETUruAN PENGARUH PENDEKATAN TEMATIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
SKRIPSI Diajukan kepada FakultasIImu TarbiyahdanKeguruanuntuk MemenuhiSyarat MencapaiGe1arSarjanaPendidikanIslam
Oleh RITA ZAI{ARA 107018303955
Di bawahBimbingan
PembimbingI
Drs. Mu'arif SAM. M.Pd NIP.196s07t7199403I 00s
PembimbingII
Yanti Herlhhti. M.Pd 200801 NIP.19710119 2 0 10
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM F AKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITA.SISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 20t1Mlt432Iil
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN skripsi denganjudul: "Pengaruh pendekatan Tematik rerhadap Hasil Belajar rPA", yangdisusunoleh Rita zahara,NIM 10701g303g55 telahdiujikan dalamsidangmunaqosah FakultasIlmu TarbiyahdanKeguruanUniversitasIslam Negeri rur$
Syarif HidayatullahJakarta,16 september20ll dihadapandewan penguji. Skripsi ini telah diterimasebagaisalahsatu syaratuntuk memperoleh gelar SarjanaPendidikanIslam (s.pd.I) pada JurusanKependidikanIslam, ProgramStudiPendidikanGum MadrasahIbtidaivah Jakarta,l6 September 2011 PanitiaUjian Munaqosah KetuaPanitia(KetuaJurusanKI)
Tanggal -q
Drs. RusydiZakaria.M.Ed.M.phi
nA/r /\,
NIP. 19s60530 198503I 002 Sekretaris(KetuaProgramStudipGMI) Dra.Rossatria. M.Ag
a7- oq_2o//
NIP. 194707171966082 001 PengujiI
Dra.Rossatria" M.Ag NIP.19470717 1966082 00r
4.7:.91.:ut/
IG,
!w*"
ffwa'
PengujiII
Erina Hertati. M. Si
(-)t
NIP. 197204t91999032 002
\-*
Mengetahui
f -
KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
FORM(FR)
Jl. tr. H. Juatda No 95 Ciputat 15412 tndonesia
No.Dokumen : Tgl.Terbit :
FITK-FR-AKD-068 1 Maret 2010
No. Revisi: Hal
02 1t1
:
SURATPERNYATAAN KARYASENDIRI
Saya yang bertandatangandi bawah ini,
Nama
FtitaZahara
Tempat,Tgl. Lahir
Samalang4 AcehUtara13April 1985
NIM
1 0 701830395s
Jurusan/Prodi
KI - PendidikanGuruMadrasahIbtidaiyah
Judul Skripsi
PENGARUHPENDEKATANTEMATIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
DossnPembimbing
1.Drs.Mua'rif SAM, M.Pd. 2. Y antiHerlanti,M.Pd.
denganini menyatakanbahwaskripsiyangsayabuatbenar-benar hasil karyasendiridan jawab secaraakademisatasapayangsayatulis. sayabertanggung Pemyataan ini dibuatsebagaisalahsatusyaratmenempuhujian Munaqasyah.
I akarta,28-$pplprU"bpr 2811.. ,/
qlnl,onnnreoogrffieg .
NIM . 107018303955
ABSTRAK Rita Zahara. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas I MI Pembangunan UIN Jakarta. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran tematik terhadap hasil belajar IPA. Metode yang digunakan adalah metode Quasi eksperimen dengan menggunakan nonrandomized control group pretest-postest Design. Penelitian ini dilaksanakan di MI Pembangunan UIN Jakarta pada bulan April s.d Mei 2011. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa dan kelas kontrol yang juga berjumlah 28 siswa. Kelas eksperimen adalah kelas yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran tematik, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang diajarkan dengan pendekatan terpisah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik lebih tinggi dibandingkan yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan terpisah. Hal ini terlihat dari perolehan nilai kelas eksperimen yang menunjukkan (X eksperimen 1,2,3 = 91.14, 91.85, 92.21), sedangkan perolehan nilai kelas kontrol menunjukkan (X kontrol 1,2,3 = 72.70, 74.68, 74.93). Nilai tes sumatif juga menunjukkan bahwa perolehan nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Rata-rata yang berhasil diperoleh kelas eksperimen adalah 89.00 , sedangkan kelas kontrol adalah 77.07. Hasil uji-t tes sumatif yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang diajarkan pendekatan pembelajaran tematik berbeda signifikan dengan siswayang diajarkan secara terpisah (thitung =4.93, ttabel = 2.021). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Kata kunci: Pendekatan pembelajaran tematik, Hasil belajar
ABSTRACT Rita Zahara, The effect of thematic teaching and learning approach on the first grade students of MI Pembangunan UIN Jakarta’s Natural Science Achievement. The ‘skripsi’ of elementary school teacher’s training program study, Islamic education department, faculty of tarbiyah and teacher’s training. Jakarta State Islamic University of syarif Hidayatullah, 2011.
The aim of this research is to know the effect of thematic teaching and learning approach on natural science achievement. The method which is used is Quasi Experiment method by using nonrandomized control group pretest-postest Design. This research is conducted on MI Pembangunan UIN Jakarta on April until May 2011. The sample of this research consists of two classes; they are experiment class that contains 28 students and control class that contains 28 students. Experiment class is the class which is taught by using the separate approach. While control class is the class which is taught by using thematic teaching and learning which is higher than by using separate approach. The result of research shows that students’ natural science achievement which is taught by using thematic teaching and learning is higher than by using the separate approach. It can be seen from the score of experiment class that shows (X exsperiment 1,2,3 = 91.14, 91.85, 92.21), while the score of control class shows (X kontrol 1,2,3 = 72.70, 74.68, 74.93). The score of summative test also shows that the score gained by the experiment class is higher than control class. The average score which is successfully achieved by experiment class is 89.00, while the control is 77.07. The result of ‘t test’ for summative test which is done on degree of belief 95% shows that student’ natural science achievement which is taught by using thematic teaching and learning approach significantly different with the students who are taught separately (tcount =4.93, ttable = 2.021). From this result, it can be concluded that thematic teaching and learning approach significantly affects on the students’ achievement of natural science. Keyword: Thematic teaching learning approach, Achievement.
KATA PENGANTAR Bismillahhirrahmanirrahim Segala puji serta syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat
dan
karunia-Nya
kepada
penulis,
sehingga
penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas I MI Pembangunan UIN Jakarta”. Salawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
S.A.W yang telah menjadi uswah bagi pengikutnya,
sehingga dapat melahirkan peradaban baru di dunia ini, yaitu peradaban Islam yang tidak pernah lekang oleh zaman. Penyusunan
skripsi ini dimaksudkan
untuk
memenuhi
syarat
pencapaian gelar Sarjana Pendidikan Islam (SP.d.I) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Terisitimewa untuk orang tua tercinta, Teuku Abdul Gani dan Ruhamah Johan (Almh.), yang selalu mendo’akan
dan memberikan kasih sayang,
semangat dan dukungan yang tiada henti-hentinya. 2.
Om dan tante tercinta, Ir. Nurdin Johan (Ayah Din) dan Cut Sri Mulyati (Bunda Ri’, Almh.), yang telah bersedia menjadi orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan, baik moral maupun material dan doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
3.
Adik-adik tersayang, Nanda Muammarsyah dan Andriansyah Putra yang selalu setia memberikan dukungan dan do’anya disetiap saat.
4.
Prof. Drs. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta.
5.
Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phill., Ketua Jurusan Kependidikan Islam.
i
6.
Dra. Eri Rossatria, M.Ag., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, yang selalu menyemangati penulis selama masa perkuliahan.
7.
Drs. Mu’arif SAM, M.Pd., dosen pembimbing skripsi I, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
8.
Yanti Herlanti, M.Pd, dosen pembimbing Skripsi II, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
9.
Drs. Mulyadi, kepala sekolah MI Pembangunan UIN Jakarta yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
10. Seluruh Dewan Guru
MI Pembangunan UIN Jakarta,
yang telah
memberikan banyak masukan dan saran-saran selama proses penelitian berlangsung. 11. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya. 12. Keluarga besar HMI MPO, khususnya Cabang Jakarta Selatan yang banyak memberikan ilmu dan pengalaman berharga kepada penulis. 13. Sahabat-sahabat terbaikku, Novi Susanti, Iim Rohimah, Dian Nur’aini, Sri Wahyuni, Immaratul Izzah, dan seluruh mahasiswa PGMI angkatan 2007 yang selalu setia memberikan semangat serta perhatian yang tak terhingga, saat bersama kalian merupakan saat yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidup ini dan semoga kehangatan kita tidak berhenti sampai di sini. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, do’a dan dukungan yang diberikan pada penulis di balas oleh Allah S.W.T. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari
ii
berbagai pihak.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat,
khusunya bagi
penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca.
Jakarta, 20 Agustus 2011
Rita Zahara
iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar BelakangMasalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah/Fokus Masalah .............................................. 5 D. Perumusan Masalah ........................................................................ 5 E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6 F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II
KAJIAN
TEORI,
KERANGKA
PIKIR
DAN
PENGAJUAN
HIPOTESIS A.
KajianTeori. ................................................................................. 8 1. PembelajaranTematik ............................................................ 8 a. Pengertian Pembelajaran Tematik ................................... 8 b. Landasan Pembelajaran Tematik ..................................... 12 c. Karakteristik Pembelajaran Tematik ................................ 16 d. Prinsip Pembelajaran Tematik. ....................................... 19 e. Keunggulan Pembelajaran Tematik. ............................... 21 f. Kelemahan Pembelajaran Tematik. ................................ 22 g. Pembuatan Rencana Pembelajaran Tematik .................... 24 2. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam .................................. 32
iv
a. Pengertian Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam........ 32 b. Jenis Hasil Belajar..................................................... 35 c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar..................... 39 d. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar IPA............ 40 B. Penelitian yang Relevan...........................................................41 C. Kerangka Pikir....................................................................... 42 D. Pengajuan Hipotesis................................................................ 43 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian.......................................................................... 44 1. Tempat Penelitian.................................................................... 45 2. Desain Penelitian..................................................................... 45 B. Populasi dan Sampel...................................................................... 46 C. Prosedur Penelitian........................................................................ 47 D. Instrumen Penelitian...................................................................... 50 E. Varibel Penelitian.......................................................................... 50 F. Tehnik Pengumpulan Data............................................................ 51 G. Uji Coba Instrumen....................................................................... 51 1. Uji Validitas............................................................................ 51 2. Uji Reabilitas.......................................................................... 52 3. Tingkat Kesukaran................................................................. 53 4. Daya Pembeda........................................................................ 54 H. Teknik Analisis Data.................................................................... 56 1. Uji Prasyarat........................................................................... 56 a. Uji Normalitas.................................................................. 56 b. Uji Homogenitas.............................................................. 61 2. Uji Hipotesis.......................................................................... 66 3. Uji Normal Gain..................................................................... 67 4. Hipotesis Statistik.................................................................. 69
BAB IV
HASIL PENELITIAN....................................................................
70
A. Hasil Penelitian........................................................................... 70
v
1. Deskripsi Hasil Pretest dan Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen...................................................................70 a. Deskripsi Hasil Pretest I Kelas Kontrol dan Eksperimen.................................................................... 70 b. Deskripsi Hasil Pretest II Kelas
Kontrol
dan Eksperimen.............................................................. 74 c. Deskripsi Hasil Pretest III Kelas Kontrol dan Eksperimen..................................................................... 77 d. Deskripsi Hasil Postest I Kelas Kontrol dan Eksperimen .................................................................... 80 e. Deskripsi Hasil Postest II Kelas Kontrol dan Eksperimen..................................................................... 84 f. Deskripsi Hasil Postest III Kelas Kontrol dan Eksperimen..................................................................... 88 2. Deskripsi Hasil Uji Normal Gain......................................... 94 3. Deskripsi Hasil Tes Sumatif Kelas Kontrol dan Eksperimen .......................................................................... 96 B. Interpretasi Data......................................................................... 100 C. Pembahasan................................................................................ 104 BAB V
KESIMPULAN................................................................................. 111
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 113 LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 115
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1
Prosedur Perencanaan Pembelajaran Tematik.................................
27
2.2
Pengembangan Tema........................................................................
29
3.1
Prosedur Penelitian...........................................................................
49
vii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Halaman Nonrandomized Control Group Pretest-Postest and Postest Design ............................................................................................
45
3.2
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen........
58
3.3
Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen........
59
3.4
Hasil Uji Normalitas Tes Sumatif Kelas Kontrol dan Eksperimen.....................................................................................
61
3.5
Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eskperimen.....
63
3.6
Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen ....
64
3.7
Hasil Uji Homogenitas Tes Sumatif Kelas Kontrol dan
4.1
Eksperimen.....................................................................................
65
Rekapitulasi Hasil Pretest I Kelas Kontrol dan Eksperimen.........
71
4.2. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest I Kelas Kontrol dan Eksperimen.................................................................
72
4.3. Rekapitulasi Hasil Pretest II Kelas Kontrol dan Eksperimen..........
74
4.4. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pretest II
Kelas Kontrol
dan Eksperimen...............................................................................
75
4.5. Rekapitulasi Hasil Pretest III Kelas Kontrol dan Eksperimen........
78
4.6
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pretest III Kelas Kontrol dan Eksperimen................................................................................ 79
4.7. Rekapitulasi Hasil Postest I Kelas Kontrol dan Eksperimen.............
82
4.8. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Postest I Kelas Kontrol dan Eksperimen.................................................................................. 83 4.9. Rekapitulasi Hasil Postest II Kelas Kontrol dan Eksperimen............
86
4.10. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Postest II Kelas Kontrol dan Eksperimen................................................................................... 87 4.11. Rekapitulasi Hasil Postest III Kelas Kontrol dan Eksperimen........... 90 4.12. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Postest III ................................... 91
viii
4.13. Rekapitulasi Keseluruhan
Nilai Pretest, Postest, dan N-Gain
Kelas Kontrol dan Eksperimen........................................................... 93 4.14. Hasil Uji Kesamaan Rata-rata N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen................................................................................ 95 4.15. Rekapitulasi Hasil Tes Sumatif Kelas Kontrol dan Eksperimen.......... 99 4.16. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Sumatif Kelas Kontrol dan Eksperimen...................................................................... 100
ix
DAFTAR DIAGRAM Diagram
Halaman
4.1. Hasil Pretest I Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................
70
4.2. Hasil Pretest II Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................
73
4.3. Hasil Pretest III Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen..................
77
4.4. Hasil Postest I Kelas Kontrol.........................................................
80
4.5. Hasil Postest I Kelas Eksperimen ..................................................
81
4.6. Hasil Postest II Kelas Kontrol........................................................
84
4.7. Hasil Postest II Kelas Eksperimen..................................................
85
4.8. Hasil Postest III Kelas Kontrol........................................................
88
4.9. Hasil Postest III Kelas Eksperimen ................................................
89
4.10. Rekapitulasi Hasil Pretest, Postest dan Normal Gain.....................
94
4.11. Nilai Rata-rata Normal Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen.........
95
4.12. Hasil Tes Sumatif Kelas Kontrol....................................................
97
4.13. Hasil Tes Sumatif Kelas Eksperimen...............................................
98
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Jaring Tema Pertemuan I.................................................................
113
2.
Jaring Tema Pertemuan II................................................................
114
3.
Jaring Tema Pertemuan III...............................................................
115
4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tema Hujan............................
116
5.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tema Kemarau .....................
134
6.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Dampak Musim Hujan dan Kemarau Bagi Kehidupan Manusia................................
151
7.
Kisi-kisi Soal Tema Hujan...............................................................
170
8.
Kisi-kisi Soal Tema Kemarau ..........................................................
176
9.
Kisi-kisi Soal Tema Dampak Musim Hujan dan Kemarau Bagi Manusia....................................................................................
181
10.
Kisi-Kisi Tes Sumatif.......................................................................
188
11.
Instrumen Tes Tema Hujan..............................................................
200
12.
Instrumen Tes Tema Kemarau..........................................................
205
13.
Instrumen Tema Dampak Musim Hujan dan Kemarau Bagi Manusia....................................................................................
210
14.
Istrumen Tes Sumatif .......................................................................
216
15.
Kunci Jawaban Tes Tema Hujan......................................................
223
16.
Kunci Jawaban Tes Tema Kemarau.................................................
224
17.
Kunci Jawaban Tes Tema Dampak Musim Hujan dan Kemarau ............................................................................................
225
18.
Kunci Jawaban Tes Sumatif..............................................................
226
19.
Tabel Uji Validitas Tema Hujan ......................................................
227
20.
Tabel Uji Validitas Tema Kemarau..................................................
229
21.
Tabel Uji Validitas Tema Dampak Musim Hujan dan Kemarau
22.
Bagi Manusia.....................................................................................
231
Tabel Uji Validitas Butir Soal Tes Sumatif.......................................
232
Tingkat Kesukaran Butir Soal...........................................................
236
xi
23.
Daya Pembeda...................................................................................
24.
Rerata Skor Uji Validitas..................................................................... 241
25.
Klasifikasi Daya Beda Butir Soal Uji Coba Instrumen....................... 242
26.
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen .............................................. 243
27.
Perhitungan Uji Validitas Secara Manual...........................................
245
28.
Perhitungan Uji Reliabilitas Secara Manual.......................................
247
29.
Perhitungan Taraf Kesukaran Secara Manual..................................... 248
30.
Perhitungan Daya Pembeda Secara Manual.......................................
251
31.
Proporsi Siswa yang Menjawab Salah ...............................................
253
32.
Uji Normalitas Pretest I Kelas Kontrol............................................... 254
33.
Uji Normalitas Pretest I Kelas Eksperimen .......................................
258
34.
Uji Normalitas Pretest II Kelas Kontrol.............................................
262
35.
Uji Normalitas Pretes II Kelas Eksperimen........................................ 266
36.
Uji Normalitas Pretest III Kelas Kontrol............................................
270
37.
Uji Normalitas Pretest III Kelas Eksperimen.....................................
274
38.
Uji Normalitas Postest I Kelas Kontrol.............................................
278
39.
Uji Normalitas Postest I Kelas Eksperimen ......................................
282
40.
Uji Normalitas Postest II Kelas Kontrol............................................
286
41.
Uji Normalitas Postest II Kelas Eksperimen .....................................
290
42.
Uji Normalitas Postest III Kelas Kontrol...........................................
294
43.
Uji Normalitas Postest III Kelas Eksperimen.....................................
298
44.
Uji Normalitas Tes Sumatif Kelas Kontrol......................................... 302
45.
Uji Normalitas Tes Sumatif Kelas Eksperimen..................................
46.
Uji Hipotesis Pretest I ........................................................................ 310
47.
Uji Hipotesis Pretest II ....................................................................... 312
48.
Uji Hipotesis Pretest III....................................................................... 314
49.
Uji Hipotesis Postest I......................................................................... 316
50.
Uji Hipotesis Postest II........................................................................ 318
51.
Uji Hipotesis Postest III ..................................................................... 320
52.
Uji Hipotesis Tes Sumatif.................................................................... 322
53.
Perhitungan Uji Homogenitas Pretest I............................................... 324
xii
237
306
54.
Perhitungan Uji Homogenitas Pretest II.............................................. 327
55.
Perhitungan Uji Homogenitas Pretest III............................................ 329
56.
Perhitungan Uji Homogenitas Postest I............................................... 331
57.
Perhitungan Uji Homogenitas Postest II............................................. 333
58.
Perhitungan Uji Homogenitas Postest III............................................ 336
59.
Perhitungan Uji Homogenitas Tes Sumatif......................................... 338
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga pendidikan formal yang berperan penting dalam mengembangkan segala potensi dasar yang dimiliki peserta didik. Pengembangan potensi dasar peserta didik tersebut dapat dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya adalah melalui proses belajar mengajar. Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar, sekolah harus menyediakan perangkat yang cukup agar dapat mengembangkan segala potensi dan kreativitas peserta didik secara optimal yang meliputi sarana pendukung, fasilitas, media, sumber, tenaga pendidik, pengelolaan kelas, dan proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai alternatif pendekatan yang bermakna bagi siswa. Menurut Permen Diknas No. 23 tahun 2006, “tujuan pendidikan dasar ditingkat SD/MI adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.”1 Untuk mewujudkan itu semua pemerintah
telah
menetapkan
serangkaian
1
prinsip
penyelenggaraan
Departemen Pendidikan Nasional, “UU RI No 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional”, (Jakarta, Departemen Pendididikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003), h. 1.
1
2
pendidikan di MI yang diharapkan dapat mewujudkan seluruh cita-cita di atas, sehingga MI dapat menjalankan fungsi utamanya sebagai lembaga pendidikan yang dapat melahirkan generasi penerus yang religius, cerdas, dan memiliki kepribadian. Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), “pembelajaran di tingkat MI harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreaktivitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”2 Atas dasar pertimbangan itu, pembelajaran di MI harus menitikberatkan pada proses pembelajaran berdasarkan pengalaman siswa sendiri, melalui interaksi dengan obyek, fenomena, dan interaksi dengan lingkungannya,
sehingga
dapat
mengembangkan
seluruh
aspek
perkembangan siswa yang sesuai dengan tahapan perkembangannya. Sementara itu, Permen Diknas No. 41 Tahun 2007 juga telah merumuskan beberapa kriteria minimal proses pembelajaran yang harus diterapkan di SD/MI. “Kriteria tersebut meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.”3 Oleh karena itu, dalam setiap proses pembelajaran guru harus membuat perencanaan yang matang terkait dengan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan agar tercipta suasana belajar yang efektif. Karakteristik
anak
MI,
khususnya
kelas
awal,
sebagaimana
diungkapkan oleh Piaget, masih berada pada rentangan usia dini. Pada usia ini seorang anak masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
2
Depdiknas, “Badan Standar Nasional Pendidikan tentang Standar Proses”, ( Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional, 2007), h. 6 3
Depdiknas, “Badan Standar Nasional Pendidikan...", h. 7
3
(holistik) serta mampu memahami hubungan antar konsep secara sederhana.4 Oleh karena itu, proses pembelajaran harus bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung oleh siswa. Atas dasar pertimbangan itu, pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), telah menetapkan pendekatan tematik sebagai pendekatan pembelajaran yang harus dilakukan pada siswa jenjang pendidikan dasar terutama pada siswa kelas awal, yaitu kelas 1 s.d kelas III.5 Menurut Kunandar, “pendekatan pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.”6 Dengan penerapan pendekatan pembelajaran tematik, belajar akan lebih bermakna karena siswa mengalami langsung apa yang dipelajarinya,
sehingga mereka dapat
mengembangkan kreativitasnya dengan membangun kebermaknaan konsepkonsep dan prinsip-prinsip melalui kaitan antar satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Selain itu, apa yang dipelajari akan lebih mudah diingat, dipahami, dan diolah serta digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupannya. Menurut Pendekatan ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan
pikiran
anak.
Dalam
proses
pembelajaran,
anak
harus
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi nyata dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.7 Aliran ini juga berpendapat pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang
4
Yuke Indrati, “Pembelajaran Tematik”, tersedia online http://www.puskur.net, 2009 diakses pada tanggal 17 Oktober 2010. 5 Depdikans, “Badan Standar Nasional Pendidikan...”, h. 12. 6
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 333.
7
Sugiyar, dkk, “ Pembelajaran Tematik”, (Surabaya: LAPIS, 2009), h. 1
4
berkembang terus menerus.8 Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Salah satu mata pelajaran yang menuntut siswa untuk terlibat aktif membangun kebermaknaan antar obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungan adalah ilmu pengetahuan alam (IPA). IPA merupakan ilmu yang berperan penting dalam memajukan daya pikir manusia dalam memecahkan masalah kehidupan, karena pada dasarnya IPA adalah ilmu yang mempelajari cara mencari tahu tentang alam semesta dan segala isinya secara sistematis.9 IPA merupakan mata pelajaran yang sangat berguna bagi kehidupan siswa, selain untuk mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, IPA juga dijadikan suatu wahana bagi peserta didik untuk mempelajari tentang diri sendiri dan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Ruang lingkup materi pelajaran IPA yang diajarkan di kelas I SD/MI berfokus pada makhluk hidup dan proses kehidupan, benda dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta.10 Seluruh materi tersebut memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran lain, seperti matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), sehingga dalam proses penyampaiannya sangat memungkinkan untuk dipadukan dengan beberapa mata pelajaran tersebut. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas I SD/MI adalah pendekatan pembelajaran tematik. Namun demikian, selama ini pendekatan pembelajaran ini belum diterapkan secara maksimal di SD/MI. Masih banyak dijumpai SD/MI yang menerapkan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan terpisah.
8
Sugiyar, dkk, “ Pembelajaran...,” h. 1
9
Departemen Pendidikan Nasional, “ Bahan Workshop Penyusunan Model Penilaian dan Kalender Pendidikan Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas, 2009), h 58. 10
Departemen Pendidikan Nasional, “Bahan Workshop...,” h. 58.
5
Pola pembelajaran seperti ini belum dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam membangun kebermaknaan antara obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungan sekitar. Salah satu MI yang masih mengajarkan IPA dengan pendekatan terpisah adalah MI Pembangunan UIN Jakarta, yang terletak di Jl. Ibnu Taimia IV Komplek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Atas dasar pertimbangan itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pendekatan pembelajaran tematik terhadap hasil belajar IPA siswa kelas I MI Pembangunan UIN Jakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan beberapa masalah penting, diantaranya adalah: 1. Pembelajaran IPA yang dilakukan belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 2. Pembelajaran IPA belum dapat melibatkan siswa aktif membangun kebermaknaan antara obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungan. 3. Pembelajaran IPA di kelas I masih diajarkan dengan pendekatan terpisah. C. Pembatasan Masalah/Fokus masalah Dari berbagai permasalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh pendekatan pembelajaran tematik terhadap hasil belajar IPA kelas di kelas1 MI Pembangunan UIN Jakarta. Adapun tema yang diambil adalah cuaca yang dikaitkan dengan mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPS, dan PKn. D. Perumusan Masalah Berdasarkan fokus masalah di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
6
“Apakah pendekatan pembelajaran tematik memiliki pengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 1 MI Pembangunan UIN Jakarta ?”, dengan rincian pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar IPA siswa yang tidak menggunakan pendekatan pembelajaran tematik? 2. Bagaimana hasil belajar IPA siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran tematik?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini adalah: Mengetahui apakah ada pengaruh pendekatan pembelajaran tematik terhadap hasil belajar siswa. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkatan teoritis kepada pembaca dan guru
dalam
memilih pendekatan pembelajaran pelajaran IPA. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata untuk menerapkan pendekatan baru untuk meningkatkan hasil belajara IPA siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru dan sekolah.
7
a. Bagi siswa : 1.Meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPA. 2.Memudahkan siswa untuk memahami konsep IPA 3.Mengaitkan konsep IPA dengan konsep mata pelajaran lain dalam kehidupan sehari-hari. b. Bagi guru Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. C. Bagi sekolah Penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran pada siswa kelas 1 MI Pembangunan, UIN Jakarta.
8
BAB II KAJIAN TEORI, ALUR KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Pendekatan Pembelajaran Tematik. a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Tematik Istilah pembelajaran tematik sering juga disebut sebagai pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu berasal dari kata “integrated teaching and learning” atau “integrated currikulum aprroach”.1 Konsep pendekatan pembelajaran ini telah lama dikemukakan oleh John Deway. Menurutnya, pembelajaran tematik adalah
pendekatan
pembelajaran
yang
diciptakan
untuk
mengembangkan kemampuan anak dalam pembentukkan pengetahuan berdasarkan interaksi dengan lingkungannya dan kehidupannya.2 Sementara itu, Jacobs memandang pendekatan pembelajaran tematik sebagai suatu proses untuk mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua
1
Udin Saefuddin Sa’ud,” Pembelajaran Terpadu”, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 4.
2
Yanti Herlanti, “Pembelajaran Tematik”, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 7.
8
9
aspek perkembangan anak, kebutuhan dan minat anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan sosial keluarga.3 Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Rakajoni. Menurutnya, pendekatan pembelajaran tematik merupakan suatu sistem
pembelajaran
individual
ataupun
yang
memungkinkan
kelompok
aktif,
siswa-siswi
mencari,
secara
menggali,
dan
menemukan konsep serta prinsip keilmuwan secara holistik, bermakna dan
otentik.4
Sedangkan
Subroto
mengatakan
pembelajaran
pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman siswa-siswi, maka pembelajaran menjadi bermakna.5 Lebih lanjut, Yanti Herlanti mendefinisikan pembelajaran tematik sebagai “proses pembelajaran yang mengintegrasikan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam sebuah payung tema.”6 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pendekatan pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan beberapa materi pelajaran. Tema yang dipilih harus berkaitan erat dengan pengalaman nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran yang dialami siswa dapat memberikan pengalaman bermakna bagi mereka. 3
Udin Saefuddin Sa’ud, “Pembelajaran Terpadu”, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 5.
4
Sugiyar, dkk, “ Pembelajaran Tematik”, (Surabaya: LAPIS, 2009), h. 1
5
Sugiyar, dkk, “Pembe...,” (Surabaya: LAPIS, 2009), h.1
6
Yanti Herlanti, “Pembelajaran...,”, h. 6.
10
Pendekatan pembelajaran tematik mulai ramai digulirkan oleh pakar pendidikan SD/MI, sebagai reaksi dari pemberlakuan kurikulum SD/MI 1994 yang masih bersifat terpisah berdasarkan pendekatan bidang studi (subject matter approach).7 Tulisan Udin S. Sa’ud, sebagaimana dikutip oleh Yanti Herlanti, mengemukakan tiga alasan mendasar pentingnya pedekatan pembelajaran tematik diterapkan di SD/MI. Pertama, pada usia 0-12 tahun kondisi perkembangan intelegensi, fisik dan sosio-emosional anak tumbuh dan berkembang secara terpadu.8 Oleh karena itu, pembelajaran secara tematik merupakan strategi yang efektif dalam membantu mengembangkan potensi anak secara menyeluruh. Kedua, merujuk ke teori Piaget yang mengatakan bahwa tahapan perkembangan anak pada usia SD/MI masih bersifat kongkrit. Jadi, perilaku belajar anak masih bersifat holistik, realistik, dan harus berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari.9 Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan alami, karena secara harfiah anak selalu ingin mengaitkan apa yang ditemukan dan dipelajarinya dalam kehidupan nyata. Ketiga, hasil penelitian mukhtahir menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan subject matter approach telah gagal mengembangkan potensi anak secara optimal.10 Menurut Udin, hal tersebut terjadi karena pendekatan tersebut lebih mengutamakan “ingatan”
anak,
kurang
mengembangkan
keterkaitan
dan
keterhubungan antar materi belajar dan kurang mengembangkan kerjasama kolaborasi dalam proses belajar anak.
7
Herlanti, “Pembelajaran ...,” h. ii.
8
Herlanti, “Pembelajaran ...,” h. ii.
9
Herlanti, “Pembelajaran ...,” h. ii.
10
Herlanti, “Pembelajaran. ...,” h. ii.
11
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran
yang sesuai
diterapkan di SD/MI, khususnya di kelas awal, mengingat pola pikir siswa pada usia tersebut masih melihat segala sesuatu sebagai sesuatu yang utuh. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan potensi anak secara menyeluruh dan dapat membangun keterkaitan antar materi pelajaran yang diajarkan dengan kehidupan nyata siswa. Selain itu, pendekatan pembelajaran tematik juga merupakan solusi yang tepat untuk memperbaiki kegagalan pembelajaran di SD/MI kelas awal yang cenderung dilaksanakan dengan pendekatan mata pelajaran secara terpisah. Siswoyo, Dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta, menyatakan bahwa pembelajaran di sekolah dasar SD/MI yang dirumuskan para ahli kurikulum saat ini cenderung eksklusif, sempit, dan terlalu akademis dan terkesan semua peserta didik hendak diarahkan jadi ilmuwan.11 Penelitian di Amerika belum lama ini, sebagaimana dikutip Sri Anitah Wiryawan, pakar pendidikan dan guru besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, juga menunjukkan, pembelajaran yang menerapkan kurikulum
dengan
mata
pelajaran
terpisah-pisah
menjadikan
pembelajar kurang berhasil menumbuhkan potensi diri secara maksimal. Kurikulum dengan mata pelajaran terpisah-pisah dalam waktu 50 menit per jam pertemuan menjadi tidak realistik. Para pembelajar kurang mendapat kesempatan mempelajari sesuatu secara mendalam.12 Padahal, proses pembelajaran seperti ini sangat bertolak
11
Soni Nopebri,” Pembelajaran Terpadu Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar”, (Jurnal Pendidikan Universitas Yogyakarta, 2009), h. 3. 12
Nopebri, “Pembelajaran. ...,” h. 2.
12
belakang dengan perkembangan tahapan berpikir dan perkembangan anak SD/MI. Pernyataan di atas semakin mempertegas bahwa pembelajaran di tingkat SD/MI kelas awal sebaiknya menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Pendekatan pembelajaran ini dipilih karena berdasarkan
karakteristik
yang
dimilikinya,
pendekatan
ini
memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan segala potensinya
dan
memberikan
kesempatan
pada
guru
untuk
mengembangkan strategi dan metodologi yang tepat sesuai dengan tema pelajaran yang diajarkan. b. Landasan Pendekatan Pembelajaran Tematik Landasan pendekatan pembelajaran tematik dipengaruhi oleh tiga landasan penting, yaitu: landasan filosofis, psikologis dan yuridis. Landasan filosofis dari implementasi pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme.13 Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Sementara itu, aliran konstruktivisme menekankan pada pengalaman langsung yang dialami siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.14 Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi
nyata
dengan
obyek,
fenomena,
pengalaman
dan
lingkungannya. Aliran ini juga berpendapat pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus 13
14
Sugiyar, dkk, “ Pembelajaran....,” h. 3
Sudirman ,“ Landasan Pembelajaran tematik”, tersedia http://pembelajaranguru.wordpress.com, 2008, diakses pada tanggal 23 Maret 2011.
online
di
13
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa
ingin
tahunya
sangat
berperan
dalam
perkembangan
pengetahuannya. Sedangkan aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. Siswa selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan.15 Oleh sebab itu, pembelajaran di kelas harus dapat menampung segala perbedaan karakter dan kemampuan siswa. Ketiga aliran di atas, menggambarkan dengan jelas bahwa landasan filosofi pendekatan pembelajaran tematik dikembangkan atas dasar pembentukkan kreatifitas siswa melalui serangkain kegiatan yang
bermakna,
sehingga
siswa
dapat
mengkontruk
sendiri
pengetahuannya berdasarkan pengalaman dan seluruh potensi yang dimilikinya. Selain landasan filosofi, pendekatan pembelajaran tematik juga didasarkan pada landasan psikologis. Hal ini dikarenakan bahwa proses pembelajaran berkaitan erat dengan perilaku manusia, yaitu siswa.
Landasan psikologis
pendekatan
pembelajaran
tematik
berkaitan erat dengan psikologi perkembangan siswa dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan siswa diperlukan untuk menentukan isi materi yang akan diberikan agar tingkat keluasan dan kedalamannya
sesuai
dengan
tahapan
perkembangan
siswa.
Sedangkan psikologi belajar memberikan konstribusi dalam hal bagaimana isi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa.16 Herlanti menyatakan: secara psikologis pendekatan pembelajaran tematik sangat sesuai dengan tahapan perkembangan siswa. Pada umur 0-12 tahun, 15
Sugiyar, dkk, “ Pembelajaran...,” h. 3
16
Sugiyar,,”Pembelajaran....,” h. 3
14
kondisi perkembangan intelegensi, fisik dan sosial-emosional anak tumbuh dan berkembang secara terpadu. Oleh karena itu, pembelajaran secara integral (terpadu) merupakan strategi yang efektif dalam membantu mengembangkan potensi anak secara integral.17 Pendapat tersebut, menjelaskan bahwa untuk mengoptimalkan pengembangan potensi anak secara menyeluruh, proses pembelajaran yang dialami siswa sedapat mungkin harus disajikan secara terpadu. Lebih lanjut, Herlanti juga menuliskan pernyataan Piaget yang mengatakan bahwa perkembangan kognitif anak pada umur 6-12 tahun, kondisi perkembangannya berada dalam tahapan operasional kongkrit, dimana pada usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikiri operasional untuk mengklasifikasikan mempergunakan
benda-benda, keterhubungan
(4)
Membentuk
aturan-aturan,
prinsip
dan ilmiah
sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas dan berat.18 Berdasarkan tahapan perkembangan ini, maka anak sekolah dasar lebih tertarik belajar hal-hal yang bersifat konkrit (nyata), yaitu hal-hal yang dapat dilihat, didengar, diraba secara langsung dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, sehingga pembelajaran lebih bermakna. Selain itu, pada tahapan ini anak belajar dengan memahami sesuatu yang telah dipelajarinya secara menyeluruh dan sebagai suatu keutuhan. Mereka belum mampu memisahkan konsep-konsep dari disiplin ilmu yang berbeda. Pada tahapan ini juga perkembangan 17
Herlanti, “Pembelajaran...,” h. 8.
18
Herlanti,” Pembelajaran ...,” h. 8.
15
kognitif anak berkembang secara bertahap, yaitu mulai dari yang paling sederhana menuju hal yang lebih kompleks. Atas dasar pertimbangan itu, maka proses pembelajaran yang dijalankan oleh siswa harus bermakna dan berdasarkan pada kesatuan yang utuh, serta memperhatikan urutan dan keterkaitan antar materi pelajaran yang akan diajarkan. Selama bertahun-tahun, gagasan Piaget dan Vigotsky tentang anak-anak yang menyusun pengetahuan lewat kegiatan sosial, fisik, dan mental mereka memberi dukungan kepada belajar secara tematis.19Gagasan ini menjelaskan, bahwa pendekatan pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuannya berdasarkan tahapan perkembangannya, melalui kegiatan fisik, sosial dan mental. Landasan yang tidak kalah pentingnya dari kedua landasan di atas adalah landasan yuridis. Landasan yuridis berkaitan erat dengan berbagai kebijakan dan peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di SD/MI. Landasan yuridis tersebut adalah Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Undang-Undang ini menyatakan bahwa “setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.”20 Pernyataan ini menjelaskan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
19
Carol Seefeldt, “Pendidikan Anak Usia Dini,” (Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008), h. 204 20
Sugiyar, dkk, “Pembelajaran...,” h.1
16
Sementara itu, Undang-undang No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, menyatakan bahwa “kurikulum pada semua jenjang
dan
jenis
pendidikan
dikembangkan
dengan
prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.”21 Pernyataan ini memberikan peluang kepada setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan potensi dan tahapan perkembangan siswa. Atas dasar pertimbangan itu, pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menetapkan bahwa: pembelajaran di tingkat SD/MI harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreaktivitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.22 “Untuk itu, pemerintah menganjurkan pembelajaran di MI kelas awal sebaiknya diterapkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik.”23 Pendekatan pembelajaran ini dipilih sebagai alternatif untuk menampung semua potensi, kreatifitas, serta tahapan perkembangan siswa kelas awal yang masih berpikir secara holistik dan hanya mampu memahami keterkaitan antar konsep secara sederhana. c. Karakteriktik Pendekatan Pembelajaran Tematik Sebagai sebuah pendekatan pembelajaran di tingkat SD/MI, pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dengan pembelajaran lain. Beberapa ahli telah 21
Depdiknas“Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan”, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 25. 22
Depdiknas “Badan Standar Nasional Pendidikan tentang Standar Proses,” h.5
23
Kunandar, “Guru ...,”, h. 334.
17
merumuskan beberapa karakter yang menunjukkan perbedaan pembelajaran tematik dengan pembelajaran lainnya. Asep Heri Hermawan menyatakan, pembelajaran tematik memiliki tujuh karakter utama, yaitu:24 1) Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 2) Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. 3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5) Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. 6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
24
Asep Heri Hernawan, “Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar,” (Bandung: UPI Press, 2007), h. 131.
18
Sementara itu, menurut Karli dan Margaretha, sebagaimana dikutip oleh Indrawati, pembelajaran tematik memiliki karakteristik:25 1) Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat tema dikaji dari beberapa sudut mata pelajaran sekaligus untuk memahami fenomena dari segala isi. 2) Bermakna, keterkaitan antar konsep membuat siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan maslahmasalah nyata di dalam kehidupannya. 3) Aktif, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui aktifitas inkuiri dan discovery. Selain itu, Mamat SB dkk merinci karakteristik pembelajaran tematik ke dalam sembilan prinsip, yaitu:26 1) Terintegrasi dan kontekstual, artinya pembelajaran dikemas dalam format keterkaitan antara kemampuan siswa dalam menemukan masalah dengan memecahkan masalah nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 2) Memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa mata pelajaran atau bahan kajian. 3) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain (joyfull learning). 4) Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi siswa. 5) Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau bahan kajian dalam sebuah proses pembelajaran tertentu. 6) Sulit membedakan pemisahan antara satu pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lain. 7) Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minat siswa. 8) Pembelajaran bersifat fleksibel. 9) Penggunaan variasi metode dalam pembelajaran. Berbagai pendapat di atas menggambarkan bahwa karakteristik pendekatan pembelajaran tematik terlihat dari lima kata kunci, yaitu menyeluruh,
pembelajaran
sesuai
dengan
kehidupan
nyata,
25
Indrawati, Model Pembelajaran Terpadu di sekolah Dasar untuk Guru SD, (Jakarta: PPPPTK IPA , 2009), h. 22. 26
Mamat SB, dkk,” Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik,” (Jakarta: Direktorat Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 2005), h. 14.
19
meninggalkan makna yang mendalam, memberikan kesempatan kepada siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dan efektif dalam penggunaan waktu.
d. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik Pelaksanaan pembelajaran tematik yang dikembangkan di sekolah dasar harus mempertimbangkan beberapa prinsip penting. Menurut Udin S. Sa’ud prinsip tersebut terdiri dari:27 1) The hidden curriculum. Anak tidak hanya terpaku pada pernyataan, ataupun pokok bahasan tertentu, sangat mungkin pembelajaran yang dikembangkan memuat ”pesan yang tersembunyi” dan penuh makna bagi anak. 2) Subjeck in the curriculum. Maksudnya adalah perlu dipertimbangkan mana yang perlu didahulukan dalam pemilihan pokok atau topik belajar, waktu belajar, serta penilaian kemajuan belajar. 3) The learning environment. Lingkungan belajar di kelas memberikan kebebasan bagi anak untuk berpikir dan berkreativitas. 4) Views of the social world. Masyarakat sekitar membuka dan memberikan wawasan untuk pengembangan pembelajaran di sekolah. 5) Values and attitute. Anak-anak memperoleh sikap dan norma dari lingkkungan masyarakat termasuk rumah, sekolah dan panutannya aik verbal maupun non verbal. Sementara itu, Mamat SB, dkk, merumuskan prinsip pembelajaran tematik ke dalam beberapa prinsip, yaitu:28 1) Terintegrasi dengan lingkungan atau bersifat kontekstual. Artinya, pembelajaran dikemas dalam sebuah format keterkaitan antara “kemampuan peserta didik dalam menentukan masalah” dengan “memecahkan masalah nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari”. Sementara bentuk belajar didesain agar peserta didik bekerja secara sungguh-sungguh dalam menemukan tema pembelajaran yang nyata, kemudian melakukannya. 2) Memiliki tema sebagai alat pemersatu berapa mata pelajaran atau bahan kajian. Dalam terminologi kurikulum lintas bidang studi, tema yang demikian sering disebut sebagai pusat acuan dalam 27
Udin, “Pembelajaran...,”(Bandung: UPI Prees, 2006), h. 12.
28
Mamat .SB , “Pedoman...,” h. 14
20
3) 4) 5) 6) 7) 8)
proses pembaharuan atau pengintegrasian sejumlah mata pelajaran. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (joyful learning). Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi peserta didik. Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau bahan kajian dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Pemisahan atau pembedaan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain sulit dilakukan. Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta didik. Pembelajaran bersifat fleksibel, penggunaan variasi metode dalam pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa
pembelajaran tematik harus dilaksanakan
dengan memperhatikan
beberapa prinsip, diantaranya adalah menciptakan suasana belajar yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa aktif berpikir dan berkreativitas,
serta
menanamkan
nilai
kepribadian,
sehingga
pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang bermakna. Selain itu, pembelajaran tematik juga harus dirancang sesuai dengan konteks nyata dan tidak adanya pemisahan yang jelas antar mata pelajaran yang diajarkan, hal ini membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan memahami hubungan berbagai konsep dalam berbagai mata pelajaran yang berbeda menjadi satu kesatuan yang utuh. Tema yang menjadi pemersatu dalam pembelajaran tematik juga harus memenuhi beberapa prinsip. menurut Forgaty, tema yang dipilih dalam pembelajaran tematik harus bersifat fertile, sehingga memungkinkan memadukan benyak mata pelajaran/kompetensi. Selain itu, tema juga harus memiliki sifat sesuai dengan permohonan siswa, relevan, bertujuan, bermakna, holistik dan kontekstual.29 Sementara itu, menurut Udin Mas’ud, ada tujuh prinsip yang harus diterapkan dalam pemilihan tema terdiri dari:30 29
Herlanti, “Pembelajaran ...,” , h. 39.
30
Udin, “ Pembelajaran...,” h. 12.
21
1) Tema hendaknya jangan terlalu luas, namun hendaknya dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan mata pelajaran. 2) Tema yang dipilih harus mengandung makna yang jelas, artinya tema yang diberikan harus melekat pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengaitkan tema terseut dalam kehidupan nyata. 3) Tema harus dikembangkan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 4) Tema yang dierikan harus dapat menggali semua bakat siswa. 5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwaperistiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar. 6) Tema yang dipilih hendaknya memperhatikan kurikulum yang berlaku dan tuntutan masyarakat setempat. 7) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kesediaan sumber belajar. Sedangkan dalam pelaksanaannya pembelajaran tematik, menurut Udin, juga harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu: 1) Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi ”single actor”, yang mendominasi aktivitas dan proses pembelajaran. 2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut kerjasama kelompok. 3) Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self-evaluation) dan berbagai bentuk penilaian lainnya. 5) Guru perlu mengajak siswa untuk menilai perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah disepakati. Prinsip yang telah dijelaskan di atas, menunjukkan bahwa dalam menetukan tema dan pelaksanaan pembelajaran tematik juga harus memperhatikan beberapa prinsip. Tema yang dipilih harus dapat memadukan beberapa mata pelajaran, bermakna, dan dipilih berdasarkan kesepakatan dengan siswa. Sementara itu, dalam pelaksanaan pembelajarannya, guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan kegiatan pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan. Selain itu, guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai sendiri kemampuan yang telah dicapainya.
22
e. Keunggulan Pembelajaran Tematik Sebagai
pendekatan
pembelajaran
yang
memperhatikan
karakteristik perkembangan siswa, pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran secara terpisah. Menurut Udin Mas’ud, ada empat hal yang menjadi kelebihan pendekatan pembelajaran tematik, yaitu:31 1) Mendorong guru untuk mengembangkan keatifitas. Hal ini mendorong guru untuk memiliki wawasan, pemahaman, dan kreatifitas tinggi untuk memenuhi tuntutan memahami keterkaitan pokok bahasan yang satu dengan pokok bahasan yang laindari berbagai mata pelajaran yang dipadukan. 2) Memberikan peluang bagi guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh, menyeluruh, dinamis, dan bermakna sesuai dengan keinginan dan kemampuan guru maupun kebutuhan dan kesiapan siswa. Dalam hal ini, pembelajaran terpadu memberikan peluang terjadinya pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tema atau pokok bahasan yang disampaikan. 3) Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal,menerima, menyerap, dan memahami, keterkaitan atau hubungan antar konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa pokok bahasan atau bidang studi. Dengan mempergunakan model pembelajaran terpadu, secara psikologik, siswa digiring berpikir luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan-hubungan konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya, siswa akan terbiasa berpikir terarah, teratur, utuh dan menyeluruh, sistematik, dan analitik. 4) Menghemat waktu, tenaga dan sarana, serta biaya pembelajaran, disamping menyederhanakan langkanh-langkah pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena proses pemanduan atau penyatuan sejumlah unsur tujuan,material maupun langkah pembelajaran yang dipandang memiliki kesamaan atau keterkaitan. Sementara itu, Kunandar merumuskan tujuh kelebihan pendekatan pembelajaran tematik , yaitu:32 1) Menyenangkan, karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik; 31 32
Udin, “Pembelajaran...,” h. 17. Kunandar, “Guru ...,” h. 337.
23
2) Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevandengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik; 3) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna; 4) Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi; 5) Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerjasama; 6) Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. 7) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapinya dalam lingkungan peserta didik. Sejalan dengan itu, Indrawati juga mengemukakan enam kelebihan pendekatan pembelajaran tematik dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran secara terpisah, kelebihan itu terletak pada:33 1) Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. 2) Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik. 3) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik, sehingga hasil belajar akan bertahan lama. 4) Pembelajaran tematik menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan sosial peserta didik. 5) Pembelajaran tematik menyajikan pembelajaran yang bersifat pragmatis dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan rill peserta didik. 6) Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama, dapat meningkatkan kerjasama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, guru dengan nara sumber, sehingga belajar lebih menyenangkan, dalam situasi nyata dan dalam konteks yang lebih bermakna. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan pendekatan pembelajaran tematik dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran lain adalah terletak pada kegiatan yang berlangsung
selama
proses
pembelajaran,
kesempatan
kepada
guru
untuk
pembelajaran
yang
bermakna
yaitu
memberikan
mengembangkan
dengan
mencipatakan
kegiatan suasana
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, menumbuhkan keterampilan 33
sosial
dalam
Indrawati, “Model Pembe...,” h. 23.
diri
siswa,
menyajikan
konsep
24
pembelajaran yang nyata dan dekat dengan kehidupan siswa, dan dapat menghemat penggunaan waktu dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik juga dapat membangun kerjasama yang baik antar guru dan siswa dalam merumuskan kegiatan pembelajaran yang menarik dan dapat meninggalkan kesan yang mendalam dalam diri siswa.
f. Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Tematik Selain memiliki keunggulan, pendekatan pembelajaran tematik juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut Kunandar, “kelemahan pendekatan pembelajaran tematik dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran terpisah terletak pada sulitnya menentukan tema yang dapat
menggabungkan
dipadukan.”
34
seluruh
mata
pelajaran
yang
akan
Hal tersebut terjadi karena, tidak semua mata pelajaran
dapat dipadukan dalam satu tema. Sementara itu, Tarmizi Ramadhan mengatakan, “kelemahan pembelajaran
tematik
terletak
pada
tahapan
pelaksanaannya.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena guru belum sepenuhnya memahami prosedur pelaksanaan pembelajaran tematik, sehingga mereka masih kesulitan dalam memilih metode pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan tema yang diajarkan.”35 Kondisi ini akan mempersulit pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan, Indrawati menyatakan, kekurangan pembelajaran tematik terletak
pada
tahapan
pelaksanaan
evaluasi.
Menurutnya,
pembelajaran tematik cenderung masih sulit diterapkan, karena guru belum sepenuhnya mampu merancang evaluasi proses yang menjadi tuntutan utama pembelajaran tematik.36 Sebagaimana telah dijelaskan 34
Kunandar, “Guru...,” h.334.
35
Kunandar, “Guru....,” h.334.
36
Indrawati, “Model...,” h. 23.
25
di atas, pendekatan pembelajaran tematik lebih menekankan pada kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam serangkaian kegiatan pembelajaran. Jadi, untuk dapat menilai seluruh aspek perkembangan siswa secara menyeluruh selama proses pembelajaran, guru harus dapat melakukan penilaian selama proses pembelajaran. Lebih lanjut, Udin Mas’ud mengatakan, kelemahan pendekatan pembelajaran tematik dibandingkan dengan pembelajaran lain dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:37 1) Dilihat dari aspek guru, model ini menuntut ketersediaan peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreativitas tinggi, keterampilan metedologik yang handal, kepercayaan diri dan eteos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi. Akibat aademiknya, guru dituntut untuk terus menggali informasi/pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. 2) Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik termasuk memiliki peluang untuk pengembangan kreatifitas akademik, yang menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif ”baik, baik dalam aspek intelegensi maupun kreativitasnya. Hal tersebut terjadi karena model ini menekankan pada pengembangan kemampuan analitik (menjiwai), kemampuan assosiatif (menghubung-hubungkan) dan kemampuan eksplorasi dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi di atas tidak termiliki, maka sulit pembelajaran model tersebut diterapkan. 3) Dilihat dari aspek sarana atau sumber belajar, pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan berguna, seperti yang dapat menunjang dan memperkaya serta mempermudah mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan. Dengan demikian, jika pembelajaran tematik ini hendak dikembangkan, maka perpustakaan perlu dikembangkan pula secara bersama. Bila keadaan yang dituntut tersebut tidak pernah dipenuhi agaknya sulit untuk menerapkan pembelajaran tersebut. 4) Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran tematik memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya. Kurikulum harus bersifat luwes, dalam arti kurikulum yang berorientasi pada pencapaian pamahaman siswa terhadap materi (bukan berorientasi 37
Udin, Pembe..., h. 18
26
pada penyampaian target materi), kurikulum yang memberikan kewenangan sepenuhnya pada guru untuk mengembangkan baik dalam materi, metode maupun penilaian dan pengukuran keberhasilan pembelajarannya. 5) Dilihat dari sistem penilaian dan pengukurannya, pembelajaran tematik membutuhkan sistem penilaian dan pengukuran (obyek, indikator, dan prosedur) yang terpadu dalam arti sistem yang berusaha menetapkan keberhasilan belajar siswa dilihat dari beberapa mata pelajaran yang terkait, atau dengan kata lain, hasil belajar siswa merupakan kumpulan dan paduan penguasaan dari berbagai materi yang disatukan/digabung. Dalam kaitan ini, guru disamping dituntut mampu menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang terpadu, juga dituntut untuk melakukan koordinasi dengan guru-guru yang lain bila ternyata materi tersebut diajarkan dalam beberapa mata pelajaran oleh guru yang berbeda. Ketiadaan sistem evaluasi dan pengukuran seperti itu, kemungkinan sekali penilaian tidak bisa dilakukan secara absah dan terpercaya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. 6) Dilihat dari suasana dan penekanan proses pembelajaran, pembelajaran tematik berkecendrungan mengakibatkan ”tenggelamnya” pengutamaan salah satu atau lebih mata pelajaran. Dengan kata lain, ketika seorang guru mengajarkan sebuah tema/pokok bahasan, maka guru tersebut berkecendrungan lebih mengutamakan, menekankan atau mengintensifkan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera dan subyektifitas guru itu sendiri. Secara kurikuler akan terjadi pendominasian terhadap materi tertentu, serta sebaliknya sekaligus terjadi proses pengabaian terhadap mata pelajaran lain yang dipadukan. Berbagai penjelasan di atas menunjukkan bahwa kelemahan pendekatan pembelajaran tematik terletak pada kesiapan guru yang belum sepenuhnya mampu menerapkan pembelajaran tematik, kesiapan siswa yang belum dapat menerima perubahan dalam proses pembelajaran, kurikulum yang
dikembangkan belum sepenuhnya
mampu untuk menerapkan pembelajaran tematik, dan sulitnya menentukan
penilaian
yang
dapat
menilai
seluruh
aspek
perkembangan siswa, serta belum adanya fasilitas yang memadai yang dapat mendukung keberhasilan pembelajaran secara tematik. Selain itu, guru juga masih kesulitan dalam menentukan tema pembelajaran, karena tidak semua tema dapat mengaitkan seluruh mata pelajaran
27
yang akan dipadukan. Hal ini akan menyebabkan pelajaran yang tidak sesuai dengan tema pelajaran harus diajarkan secara terpisah.
g.
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tematik dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan siswa. Menurut Yanti Herlanti, penyusunan perencanaan pembelajaran tematik perlu diawali dengan melakukan pemetaan kompetensi dasar dan indikator per mata pelajaran per kelas yang dianggap dapat dipadukan satu sama lain. Adapun langkah-langkah dalam merencanakan pembelajaran tematik dapat dilihat dalam diagram di bawah ini:38
1 .
Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan.
2 Mempelajari . kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama setiap mata pelajaran. 3 .
Menentukan indikator dan hasil belajar dalam setiap mata pelajaran.
4 .
Memilih dan menetapkan tema pemersatu.
5 . Membuat matriks hubungan kompetensi dasar dan tema pemersatu 6 Menyusun silabus pembelajaran tematik. .
7 Menyusun satuan . pelajaran pembelajaran tematik.
Gambar 2.1 Prosesur Perencanaan Pembelajaran Tematik
38
Herlanti, “Pembelajaran ...,” h. 79.
28
1. Penetapan mata pelajaran Penetapan mata pelajaran dilakukan setelah membuat peta kompetensi dasar secara menyeluruh pada semua mata pelajaran yang diajarkan. 2. Penetapan Kompetensi Dasar Pada tahapan ini dilakukan pemetaan kompetensi dasar pada jenjang kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu dengan menggunakan payung tema pemersatu. Contohnya:
Ilmu Pengetahuan Alam Mengenal perubahan cuaca.
Bahasa
Matematika
Seni Budaya dan Keterampilan
Menyelesaikan masalah yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.
Mengidentifikasi unsur elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan oleh alam.
Indonesia Berbicara Menjelaskan isi gambar tunggal dengan bahasa yang mudah dimengerti.
3. Penetapan hasil belajar dan indikator Setelah menentukan kompetensi dasar, selanjutnya pada tahapan ini ditentukan indikator hasil belajar dari setiap mata pelajaran yang sudah dipetakan. Contohnya: Ilmu Pengetahuan Alam Siswa dapat menyebutkan tanda-tanda akan turunnya hujan.
Bahasa
Matematika
Indonesia Siswa menjelaskan gambar lingkungan sebelum hujan.
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita terkait dengan penjumlahan dua angka.
Seni Budaya dan Keterampilan Siswa dapat membedakan bunyi hujan ketika terkena berbagai bahan
29
Berdasarkan kompetensi dan indikator hasil belajar, diperoleh gambaran materi pokok rinci yang harus disiapkan guru sebagai berikut: Ilmu Pengetahuan Alam Musim Hujan
Bahasa
Matematika
Indonesia Musim Hujan Penjumlahan dan pengurangan dua angka
Seni Budaya dan Keterampilan Suara musik dari alam
4. Penetapan tema Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan tema dalam pembelajaran tematik adalah: Tema yang dipilih memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa, ruang lingkup tema harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan siswa, penetapan tema dimulai dari lingkungan terdekat siswa. Ruang lingkup tema yang ditetapkan hendaknya tidak terlalu luas. Tema yang terlalu luas dapat dijabarkan menjadi anak tema. Diagram pengembangannya adalah sebagai berikut:
Tema
Anak tema 1
Anak tema 2
Anak tema 3
Materi 1
Materi 2
Materi 3
Gambar 2.2 Pengembangan Tema
30
Berdasarkan pemetaan kompetensi dasar dan indikator di atas, maka dapat dipilih tema yang sesuai adalah cuaca. Setelah itu, ditentukan anak tema, yaitu: (1) Hujan, (2) Kemarau, (3) Dampak musim hujan dan kemarau terhadap manusia. Dari sini dapat ditarik kesimpulan, bahwa tahapan guru dalam menetapkan tema harus berdasarkan pada beberapa urutan, yaitu: menetapkan dan memilih tema, mengembangkan tema menjadi anak tema, memilih atau menatapkan anak tema, mengembangkan anak tema menjadi materi ajar yang akan diajarkan. 5. Menyusun matrik hubungan antar kompetensi dengan tema pemersatu Pembuatan matriks jaringan akan memperlihatkan kaitan antara tema pemersatu dengan kompetensi dasar dari tiap-tiap mata pelajaran. Selain itu, akan tampak pula hubungan tema pemersatu dengan hasil belajar yang harus dicapai siswa. Contoh matrik dengan tema pemersatu binatang adalah:
Bahasa Indonesia: Menjelaskan isi gambar tunggal.
IPA:
Matematika:
Menyebutkan ciri-ciri
Tema:
Melakukan
Hujan.
Hujan
penjumlahan dua angka.
Seni budaya dan keterampilan Membunyikan irama musim dari tetesan air hujan. 6. Penyusunan silabus pembelajaran tematik Silabus adalah garis-garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi materi pembelajaran tematik. Silabus merupakan
31
penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun langkah-langkah pembuatan silabus pembelajaran tematik adalah sebagai berikut: a. Identifikasi mata pelajaran yang akan dipadukan. b. Penentuan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang akan dicapai. c. Penentuan materi pokok. d. Penentuan strategi pembelajaran. e. Penentuan alokasi waktu. 7. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik Sebagaimana diketahui, silabus pembelajaran hanya mampu menggambarkan kegiatan pembelajaran secara global. Untuk memperinci kegiatan pembelajaran jangka pendek, guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik. RPP pembelajaran tematik dapat disusun untuk jangka waktu harian dan dapat juga untuk jangka waktu mingguan. Komponen yang dibutuhkan untuk menyusun RPP tematik meliputi: a. Identitas mata pelajaran. b. Kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang dipadukan. c. Pokok-pokok materi yang disajikan. d. Kegiatan belajar yang dilaksanakan. e. Alat, media, dan sumber yang digunakan. f. Cara penilaian yang akan ditempuh dilengkapi dengan alat evaluasi.
32
2. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari cara mencari tahu tentang alam semesta dan segala isinya secara sistematis.39 Menurut Sumajdi, IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan
langkah-langkah
ilmiah
serta
untuk
membentuk
kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.40 Dari
pengertian
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahawa
pembelajaran IPA sangat berperan penting dalam memajukan daya pikir manusia dalam memecahkan masalah kehidupan, karena pada dasarnya IPA adalah ilmu yang mengkaji tentang gejala-gejala alam dan hubungannya dengan kehidupan manusia. IPA sebagai mata pelajaran yang menuntut keterampilan proses, produk dan proyek merupakan mata pelajaran yang sangat berguna bagi kehidupan siswa, selain untuk mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, IPA juga dijadikan suatu wahana bagi peserta didik untuk mempelajari tentang diri sendiri dan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Menurut Permen No. 22 Tahun 2006, “mata pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar adalah untuk membekali peserta didik cara memenuhi kebutuhan manusia dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.”41 Dari pernyataan di atas, terlihat dengan jelas bahwa pelajaran IPA memiliki peranan penting dalam menumbuhkan kemampuan berfikir 39
Depdiknas, “ Bahan Workshop Penyusunan Model Penilaian dan Kalender Pendidikan Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas, 2009.), h. 56. 40
Izzatin Kamala, “Pengertian Pendidikan IPA dan Perkembangannya”, tersedia online di http://juhji-science-sd.blogspot.com, 2008, diakses pada tanggal 26 Juli 2011. 41
Depdiknas , “Bahan...”, h. 56
33
logis dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan itu semua, kurikulum di Indonesia, yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merumuskan beberapa tujuan penting yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPA SD, yaitu:42 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengambangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan keselarasan tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperasaan dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteratuannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pegetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Berdasarkan tujuan tersebut tergambar dengan jelas bahwa arah dan orientasi pembelajaran IPA adalah mengarahkan siswa untuk mampu mengembangkan segala pengetahuan yang dimiliki untuk memelihara dirinya sendiri, lingkungan serta jagad raya ini. Untuk menilai ketercapaian semua tujuan di atas, dibutuhkan suatu bukti yang menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap konsep IPA yang telah diajarkan, yang meliputi pengembangan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, serta meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan di muka bumi ini. Bukti tersebut dapat ditunjukkan dengan pencapaian
42
Depdiknas , “Bahan...”, h. 58
34
hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melewati serangkaian kegiatan belajar. Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yang memiliki arti yang berbeda, yaitu “ hasil “ dan “ belajar “ . Menurut Alisuf Sabri,
“pengertian hasil menunjukkan pada suatu
aktivitas yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan yang menjadi hasil belajar.”43Jadi, hasil belajar adalah suatu perubahan pengetahuan dan tingkah laku yang diperoleh melalui kegiatan belajar. Dengan demikian, hasil belajar tidak akan diperoleh tanpa melakukan proses pembelajaran. Hal yang sama juga diungkapkan Woordworth, sebagaimana dikutip Ismiyana, menurutnya, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur
secara
langsung.44
Hasil
pengukuran
belajar
inilah,
menurutnya, yang akhirnya akan menunjukkan seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran telah dicapai. Sementara itu, Nana Sudjana mengatakan “hasil belajar ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”45 Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa pemahaman siswa mengenai pelajaran yang telah diberikan, atau dapat berupa analisis terhadap suatu hal, dan dapat pula dalam bentuk pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa terhadap suatu hal tertentu. 43
Alisuf Sabri, “Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional,” (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010), h.155. 44 45
Ismihyana, “Hasil Belajar”, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya), Cet. X, h.22.
Nana Sudjana, “Penilaian hasil proses belajar mengajar,” (Bandung:PT Remaja Rosdakarya), Cet. X, h.22.
35
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Ngalim Purwanto. Menurutnya, “hasil belajar adalah hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu.”46 Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa tes, ulangan harian, atau evaluasi akhir. Sedangkan, Dimyati dan Mudjiono mengatakan, “hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan ditetapkan.”
siswa 47
dalam
mencapai
tujuan
pengajaran
yang
Menurut mereka, hasil belajar merupakan suatu upaya
yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang baik dan buruknya hasil pencapaian dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah melalui serangkaian kegiatan pembelajaran, yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, hasil belajar adalah bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah melalui serangkaian kegiatan pembelajaran, yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan IPA adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, Hasil belajar IPA adalah bukti pencapaian pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran.
46
Ngalim purwanto, “Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran,” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994),cet VII, h. 33 47
II, h. 190.
Dimyati dan Mudjiono, “Belajar dan Pembelajaran,” (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet
36
b. Jenis-Jenis Hasil Belajar Howard kingsley membagi tiga jenis hasil belajar, yaitu keterampilan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita.48 Sedangkan Gagne membagi hasil belajar ke dalam lima kategori yakni: 1. Informasi verbal, yaitu penguasaan informasi baik secara lisan maupun tertulis, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definis, dan sebagainya. 2. Keterampilan intelektual, yaitu keterampilan individu dalam berinteraki dengan lingkungannya dengan menggunakan simbolsimbol, misalnya penggunaan simbol matematik, 3. Strategi kognitif, merupakan cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada proses pemikiran 4. Kemampuan
mengendalikan
ingatan
sikap,
yaitu
hasil
pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. 5. Keterampilan motoris, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu merupakan suatu pencapaian belajar yang diperoleh siswa yang dapat diukur dari beberapa aspek, yang meliputi pengetahuan, pengalaman, maupun perubahan sikap ke arah yang lebih baik dengan proses belajar.
48
Nana Sudjana, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,” (Jakarta:PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 22.
37
Sementara itu, menurut Moh Surya, hasil belajar akan tampak 49
dalam : 1. Kebiasaan, misalnya siswa belajar bahasa berkali-kali untuk menghindari penggunaan kata yang keliru, sehingga ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar. 2. Keterampilan, dalam halnya menulis dan berolah raga, yang meskipun sifat motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang diteliti dan kesadaran yang tinggi. 3. Pengamatan, yakni proses menerima, menafsirkan dan memberi arti ransangan yang masuk melalui panca indera sehingga peserta didik mampu ,mencapai pengertian yang benar. 4. Berfikir asosiatif, yakni berfikir dengan cara mengaitkan sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat. 5. Berfikir rasional dan kritis, yakni menggunakan prinsip dan dasardasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why). 6. Sikap, yaitu kecenderungan yang relatif menetap untuk bertindak dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan. 7. Inhibisi atau menghindari hal yang mubazir. 8. Apresiasi atau menghargai karya-karya orang lain. 9. Perilaku afektif, yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembaira, kecewa, senang, benci, dan sebagainya. Sedangkan dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
49
Akhmad Sudrajat,“Let’s Talk About Education-Hakikat http:akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar.
Belajar”,
dari
38
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.50 Bloom mengatakan, ranah kognitif merupakan hasil belajar yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual.51 Menurutnya, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, diantaranya:52 1. Pengetahuan atau ingatan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Penilaian Sementara itu, ranah afektif menurutnya, berkaitan dengan sikap dan nilai, yang terdiri dari lima aspek, yaitu: 1. Penerimaan 2. Jawaban 3. Penilaian 4. Organisasi 5. Interaksi Sedangkan ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tetentu. Ranah psikomotorik ada enam tingkatan, yaitu:53
50
Nana Sudjana, “Penilaian...,” h. 22.
51
Nana Sudjana, “Penilaian...,” h. 22.
52
Anas Soedijono, Pengantar Dasar Evaluasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
h.50-53. 53
Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.26-27.
39
1. Gerakan refleks 2. Gerakan dasar 3. Gerakan persepsi 4. Gerakan kemampuan fisik 5. Gerakan terampil 6. Gerakan indah dan kreatif Dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hasil belajar tidak dapat hanya diukur dengan menggunakan aspek pengetahuan saja, melainkan harus melibatkan segala aspek perubahan tingkah laku, baik secara intelektual, fisik, dan psikologis.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPA Pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan siswa itu saja, akan tetapi masih ada hal lain yang juga menjadi faktor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan belajar siswa. Secara global, faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:54 1. Faktor internal dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dikategorikan faktor biologis antara lain: usia, kematangan, dan kesehatan. Sedangkan yang dikategorikan faktor psikologis antara lain: kelelahan, suasana hati, minat dan kebiasaan belajar. 2. Faktor eksternal dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor dari manusia itu sendiri dan faktor seperti alam, hewan dan lingkungan fisik. d. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA Lilik Nofijanti menyatakan, “ secara garis besar, alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar IPA dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Tes dapat didefinisikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab 54
Muhibbin Syah, “Psikologi Belajar,” (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 144.
40
atau pernyataan yang harus dipilih oleh orang yang di tes dengan tujuan untuk mengukur aspek perilaku tertentu.55 Tes sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi
tiga
macam
berdasarkan
cara
mengerjakannya, yaitu tes tulis, tes lisan dan tes perbuatan. Sedangkan non tes adalah penilaian hasil belajar yang dilakukan tanpa mengadakan pengujian terhadap peserta didik secara langsung. Penilaian dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen yang dapat memberikan informasi terhadap kemajuan belajar siswa.56 Kedua tipe penilaian di atas sangat tepat digunakan untuk mengukur ketercapaian dalam pelajaran IPA. Para guru harus mengetahui bahawa tidak semua materi pelajaran dapat diukur dengan menggunakan tes, tetapi ada beberapa materi tertentu yang hanya dapat diukur dengan menggunakan tehnik non tes. Untuk itu, guru harus dapat memilih alat penilaian yang tepat agar dapat memperoleh data yang akurat dan objektif dalam menilai ketercapaian hasil belajar siswanya.
e. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar IPA Penilaian adalah suatu cara yang sitematis dalam menganalisa suatu pekerjaan sehingga kita mengetahui sampai seberapa jauh pekerjaan itu dapat memperoleh hasil yang memuaskan dengan mempergunakan bahan-bahan dan cara-cara tertentu. Adapun fungsi penilaian itu adalah sebagai berikut:57
55
Lilik Nofijanti, “Evaluasi Pembelajaran,” (Surabaya: LAPIS PGMI, 2008), Paket 1-7 h.
56
Lilik Nofijanti, “Evaluasi..,” Paket 1-7, h. 2-10
57
Nana Sudjana, “Penilaian...,” h. 23.
3-5.
41
1. Penentuan kekuatan dan kelemahan serta kesanggupan murid dalam menguasai materi yang telah diterima dalam proses belajar mengajar. 2. Penentuan kekuatan atau kelemahan guru dalam melaksanakan program belajar mengajar. 3. Menyediakan bahan untuk membimbing pertumbuhan dan perkembangan murid secara individual atau kelompok. 4. Untuk mengetahui karakteristik siswa dan tingkat kecerdasannya. 5. Hasil evaluasi dapat memberikan motivasi belajar terhadap anakanak. 6. Petunjuk bagi guru, apakah metode dan bahan pelajaran yang diberikannya sudah cukup baik atau tidak. 7. Dengan penilaian hasil belajar, guru dapat memberikan saran-saran kepada para siswa dan orang tua tentang bagaimana cara yang baik dalam belajar dan bekerja. Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar yang telah dilakukan.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saleh Haji, yang berjudul “Dampak Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tematik Dalam Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunkan pembelajaran tematik lebih baik daripada yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran biasa. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran tematik dalam pelajaran Matematika adalah 79.019 pada skala 0-100. Hasil ini lebih baik daripada hasil belajar yang dijarkan dengan pembelajaran biasa/konvensional yang menunjukkan angka 54.615 pada skala 0-100. Selisih nilai postest tersebut menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa.58
58
Saleh Haji, “Dampak Pembelajaran Tematik Dalam Pembelajaran IPA Sekolah Dasar,” (Bengkulu: Penelitian JPMIPA FKIP Universitas Bengkulu), h. 5
42
C. Kerangka Pikir Pembelajaran
tematik
adalah
pendekatan
pembelajaran
yang
menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.59 Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema dalam pembelajaran tematik menjadi sentral yang harus dikembangkan. Tema tersebut diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya adalah: siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama, memahami materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, sehingga siswa lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. Sedangkan pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang mengarahkan siwa untuk berpikir logis dan sistematis tentang diri sendiri, lingkungan dan jagad raya ini. Untuk mencapai semua tujuan di atas, pelajaran IPA di sekolah dasar, khususnya di kelas awal seharusnya dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran tematik. Dengan karakteristik yang dimiliki, pembelajaran tematik diharapkan mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis dan sistematis, serta memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Kebermaknaan yang diperoleh siswa dalam setiap proses pembelajaran 59
Tarmizi Ramadhan, Model Pembelajaran Tematik, Kelebihan dan Kekurangannya, diakses dari http://tarmizi.wordpress.com/2008, Diakses pada tanggal 13 April 2011.
43
dapat mempengaruhi penguasaan siswa terhadap konsep IPA yang diajarkan, sehingga hasil belajar siswa akan lebih meningkat. Sedangkan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan konvensional tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun kebermaknaan terhadap konsep IPA yang dipelajari siswa.
D. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan kerangka teori dan alur berpikir yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh penerapan pembelajaran tematik terhadap hasil belajar IPA siswa.
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Pembangunan UIN Jakarta, yang terletak di Jl. Ibnu Taimia IV Komplek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada bulan April s.d Mei 2011.
B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonrandomized control group pretest-postest design, yang melibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Sebelum
proses
pembelajaran
dimulai,
kedua
kelompok
mendapatkan tes awal yang sama. Setelah itu, kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan dengan menerapkan pembelajaran tematik pada pelajaran IPA, sedangkan kelompok kontrol menerapkan pembelajaran IPA secara terpisah. Setelah proses pembelajaran selesai, masing-masing kelompok mendapatkan tes akhir yang sama. Adapun urutan desain penelitian terlihat jelas pada tabel di bawah ini:
45
Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest-Postest and Postest Design Kelompok
Tes Awal
Perlakuan (x)
Tes akhir
Eksperimen
T₁
X
T₂
Kontrol
T₃
-
T₄
Keterangan: T1 : Pretest kelas eksperimen T2 : Postest kelas kontrol T3 : Pretest kelas kontrol T4 : Postest kelas kontrol X : Pembelajaran IPA secara tematik - : Pembelajaran IPA secara terpisah
C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode ini dipilih karena tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan (treatment), yaitu pelaksanaan pembelajaran IPA secara tematik yang diterapkan di kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol yang melakukan pembelajaran IPA secara terpisah. Eksperimen yang peneliti lakukan dalam penelitian ini dapat dikategorikan sebagai eksperimen semu (Quasi Experiment). Hal ini dikarenakan eksperimen yang dilakukan tidak memenuhi salah satu kriteria yang dibutuhkan oleh eksperimen sesungguhnya, yaitu randomisasi subjek penelitian. Sebagaimana diketahui,
penentuan sampel pada penelitian
eksperimen harus dipilih secara random. Hal ini tidak mungkin dilakukan pada penelitian ini, karena subjek penelitian sudah terbentuk dalam kelas alami, sehingga tidak mungkin melakukan randomisasi. Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan dari tidak adanya randomisasi, maka kedua sampel yang dipilih harus memiliki karakteristik yang sama. Akan tetapi, dalam hal
46
ini kelompok kontrol tidak berfungsi sepenuhnya dalam mengontrol hal-hal yang mempengaruhi treatment terhadap hasil belajar.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas I MI Pembangunan UIN jakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 8 kelas, dimana 1 kelas terdiri dari 28 siswa. 2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.1Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2
kelompok, yaitu: a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran IPA secara tematik. Sampel yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas I H yang berjumlah 28 siswa. b. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran IPA secara terpisah. Sampel yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah siswa kelas I D yang berjumlah 28 siswa.
3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan dari guru dan kepala sekolah. Penentuan sampel dilakukan dengan memilih dua kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas I H yang berjumlah 28 siswa, sedangkan kelas yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah kelas I D yang juga berjumlah 28 siswa.
1
Sugiono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D,” (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. Ke-7, h. 118.
47
E. Prosedur Penelitian 1. Tahapan Persiapan Sebelum Penelitian Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan beberapa persiapan awal, yaitu: a. Langkah awal yang penulis lakukan pada tahap persiapan sebelum melaksanakan penelitian adalah mengurus surat izin pelaksanaan penelitian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Mengadakan survei tempat untuk melihat karakteristik populasi yang akan diteliti. c. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling. d. Menyusun kisi-kisi soal untuk instrument penelitian. e. Menyusun intrumen penelitian bedasarkan kisa-kisi soal yang telah dibuat. f. Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai instrumen yang telah dibuat. g. Menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA secara
tematik pada materi cuaca, yang terbagi ke dalam 3 tema, yaitu hujan, kemarau, dan dampak musim hujan dan kemarau terhadap kegiatan manusia. h. Setelah instrumen
penelitian dan RPP tematik selesai disusun,
langkah selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk melakukan uji coba di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol. i. Setelah melakukan uji coba, mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran butir soal, dan reabilitas instrument . j. Menentukan butir soal yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
48
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Mengadakan tes awal (pretest)
pada kedua kelompok penelitian
menggunakan soal-soal hasil analisis data uji instrumen penelitian. b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran. Untuk kelompok eksperimen, diberikan perlakukan dengan pembelajaran tematik, sedangkan kelompok kontrol tetap diajarkan dengan pembelajaran terpisah. c. Mengadakan tes akhir (postest) untuk kedua kelompok penelitian menggunakan soal yang sama ketika dilakukan tes awal. 3. Tahap Akhir Penelitian Setelah tahapan pelaksanaan kegiatan berhasil dilakukan, tahapan selanjutnya adalah mengolah hasil penelitian dengan melakukan beberapa kegiatan, yaitu: a. Menganalisis data hasil tes awal (pretest) kedua kelompok penelitian dengan menggunakan uji statistik. b. Menganalisis data hasil tes akhir (postest) kedua kelompok penelitian dengan meggunakan uji statistik. c. Melakukan
penarikan
kesimpulan
terhadap
hasil
penelitian
berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan. Langkah-langkah setiap tahapan penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
49
Tahap Persiapan Sebelum Penelitian
Mengurus surat izin Observasi Menentukan sampel dengan cara purposive
sampling Membuat kisi-kisi instrumen penelitian Membuat instrumen penelitian Konsultasi kepada dosen pembimbing Menyusun RPP Melakukan uji coba instrumen Analisis data hasil uji coba instrumen Revisi
Tahap Pelaksanaan Penelitian Kelompok eksperimen:
Mengadakan tes awal (pretest)
Pembelajaran IPA secara tematik
Kegiatan Belajar Mengajar Kelompok eksperimen:
Mengadakan tes akhir (postest)
Menganalisis data tes awal (pretest)
Pembelajaran IPA secara terpisah
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Menganalisis data tes akhir (prostest) Menganalisis data tes sumatif
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
50
F. Instrumen Penelitian Intrumen penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menunjang sejumlah data yang diperkirakan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, yang dalam penyusunannya
menggunakan
beberapa prosedur
yang telah
ditetapkan, yaitu: penyusunan kisi-kisi, konsultasi kepada doses pembimbing, dan uji coba butir soal yang telah disusun berdasarkan kisi-kisi. Butir soal tes yang digunakan dibuat dalam bentuk pilihan ganda yang difokuskan pada tema cuaca. Kosultasi kepada pembimbing dilakukan untuk mendapatkan validitas isi. Adapun aspek yang ditelaah meliputi kesesuaian indikator, aspek bahasa, dan aspek materi. Tes yang disusun meliputi soal-soal yang sesuai dengan aspek perkembangan siswa kelas I MI, yaitu: 1. Ingatan (C1) Pada soal ingatan siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakat yang sederhana berupa ingatan. 2. Pemahaman (C2) Pada
soal
pemahaman
siswa
diminta
untuk
membuktikan
pemahamanannya terhadap hubungan yang sederhana antara fakta-fakta atau konsep. 3. Aplikasi (C3) Pada soal yang memuat aspek aplikasi siswa dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menerapkan konsep yang telah dielajarinya dalam kehidupan nyata dengan cara yang benar.
G. Variabel Penelitian Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan peneliti.2 Maksudnya adalah hal yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 2
25
Sumadi, Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2003), h.
51
Varibel Bebas (X)
: Pembelajaran Tematik
Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar IPA siswa pada materi cuaca
H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda. Tes ini dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi cuaca. Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa secara menyeluruh tes dilakukan sebanyak tiga 4, yaitu pada tema hujan, kemarau, dan dampak musim hujan dan kemarau terhadap kehidupan manusia, dan tes sumatif yang dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa secara menyeluruh pada penguasaan konsep cuaca.
I.
Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas IG yang terdiri dari 28 siswa. Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 1. Validitas Instrumen Sebagaimana telah dijelaskan di atas, tujuan dilakukannya uji coba instrumen adalah untuk mengetahui kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus korelasi Point Biserial (rpbi), yaitu: 𝑟𝑝𝑏𝑖 =
M𝑝 − M𝑡 𝑝 𝑆𝐷𝑡 𝑞
Adapun hasil keseluruhan validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 19 s.d 21, sedangkan hasil perhitungan manualnya dapat dilihat pada lampiran 27.
52
2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas istrumen adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur atau ketepatan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Menurut Suharsimi Arikunto, sebuah tes dikatakan reliabel jika hasilhasil tes tersebut menunjukkan ketepatan jika diteskan kepada subjek sama.3
yang
Perhitungan
reliabilitas
tes
dalam
penelitian
ini
menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson 200 karena skor butir soal berbentuk skor diaktomi), yaitu: 𝑟𝐼𝐼 =
𝑛 𝑛−1
𝑆2 − 𝑆2
𝑝𝑞
2
, dengan 𝑆 =
X2−
( X) 𝑛
2
𝑛
Keterangan: r II
= reliabilitas tes secara keseluruhan
p
= proporsi siswa yang menjawab benar
q
= proporsi siswa yang menjawab salah
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n
= banyaknya item
S
= standar deviasi dari tes
Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut: 0.91-1.00
Sangat tinggi
0.71-0.90
tinggi
0.41-0.70
cukup
0.21-0.40
rendah
<0.20
Sangat rendah
Adapun hasil keseluruhan reabilitas seluruh butir soal yang sudah dinyatakan valid dapat dilihat pada lampiran 19 s.d 21, dan perhitungan manualnya dapat dilihat pada lampiran 28.
3
Suharsimi, Arikunto, “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,” (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet. Ke-3, h. 100.
53
3. Tingkat Kesukaran Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.4Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa . Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus:
P=
B JS
Dimana: P
= indeks tingkat kesukaran
B
= jumlah siswa yang menjawab soal benar
JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes
Dengan klasifikasi tingkat kesukaran sebagai berikut: 0.00 - 0.30
soal sukar
0.30 - 0.70
soal sedang
0.70 - 1.00
soal mudah
Adapun klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 22, sedangkan perhitungan manualnya dapat dilihat pada lampiran 29.
4
h. 207.
Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
54
4. Daya Pembeda Suharsimi Arikunto mendefinisikan daya pembeda soal sebagai kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa
yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah:
𝐷=
BA JA
−
BB JB
= PA − PB
Dimana: D
= daya pembeda
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab salah JA
= jumlah peserta kelompok atas
JB
= jumlah peserta kelompok bawah
PA
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: 0.00 – 0.20
jelek
0.20 – 0.40
cukup
0.40 – 0.70
baik
0.70 – 1.00
Baik sekali
Adapun hasil klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 28, sedangkan perhitungan manualnya dapat dilihat pada lampiran 30. J. Teknik Analisis Data Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian. Data yang diperoleh dari sampel dengan menggunakan instrumen yang telah valid dan reliabel akan dianalisis untuk menjawab permasalahan dan menguji hipotesis yang telah diajukan.
55
Data yang telah diperoleh harus diolah dengan menggunakan statistik yang harus melewati beberapa tahap, meliputi: 1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat ( X 2 ) dengan persamaan: X2 =
𝑓0− 𝑓𝑒 𝑓𝑒
Dimana: fo
= frekuensi dari hasil penelitian
fe
= frekuensi yang diharapkan
Sementara itu, kriteria tes yang digunakan adalah apabila X 2 hitung < X 2 tabel, dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan bila X 2 hitung > X 2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari sampel tiak berdistribusi normal. Langkahlangkah yang harus dilewati untuk melakukan pengujian normalitas dengan menggunakan teknik chi kadrat, menurut Sudjana, dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:5 1) Menentukan skor terbesar dan skor terkecil 2) Menentukan rentangan (R) dengan cara: R = skor terbesar – skor terkecil 3) Menentukan banyaknya kelas (K) dengan cara: K = 1 + 3,3 log n 4) Menentukan panjang kelas (i) dengan cara: i=
𝑅 𝐾
5) Menentukan proporsi. 5
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), h. 466-467.
56
6) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. Tabel bantu perhitungan distribusi frekuensi No.
Interval
𝑓0
𝑋𝑖
p
𝑋𝑖2
𝑓𝑋𝑖
𝑓𝑋𝑖2
1. 2.
7) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara: 𝑓𝑋𝑖 𝑛
𝑥 =
8) Menentukan simpangan baku (s) dengan cara: 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
9) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0,5 pada kelas bawah interval dan menambah 0,5 pada kelas atas interval. b) Mencari nilai Z-score dengan bantuan rumus: 𝑍=
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥 𝑠
c) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z, untuk angka baris pertama dicari dengan mengurangkan baris pertama dengan baris kedua, untuk angka baris kedua, dicari dengan mengurangkan angka baris kedua dengan baris ketiga, dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.
57
10) Membuat tabel bantu chi-kuadrat dalam bentuk: No
Batas
Z–
Luas 0–Z Luas
kelas
Score
fe
f0
Chi-
tiap
kuadrat
kelas
(X2)
1. 2.
Setelah melakukan serangkaian tahapan di atas, langkah selanjutnya adalah menentukan harga Xtabel dengan taraf signifikan 0,05, pada derajat kebebasa (dk) = k-1. Setelah itu, menentukan kriteria pengujian, yaitu: tolak H0 jika X0 > Xtabel atau terima H0 jika X0
<
Xtabel. Langkah akhir dari uji normalitas adalah penarikan
kesimpulan. Adapun Hasil perhitungan uji normalitas data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil uji normalitas pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagaimana terlampir pada lampiran 32, 34 dan 36 dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini: Tabel 3.2. Hasil Uji Normalitas Pretest N
Statistik
o.
Pretest I
Pretest II
Pretest III
E
K
E
K
E
K
28
28
28
28
28
1.
N
28
2.
𝑋
47.07 48.78 48.14 47.07 49.00 47.71
3.
S
11.35
9.22
9.22
7.81
8.73
8.69
4.
X2hitung
3.59
0.62
3.95
4.56
3.75
5.57
5.
X2tabel
6.
Kesimpulan
11.070 X2hitung < X2tabel, kedua sampel penelitian berdistribusi normal.
Ket: E = Kelas yang diajarkan dengan pendekatan tematik. K = Kelas yang diajarkan dengan pendekatan terpisah.
58
Tabel 3.2 di atas menunjukkan bahwa hasil X2hitung pretest I kelas kontrol adalah 0.62. dan kelas eksperimen adalah 3.59. Sedangkan hasil X2tabel kedua kelas penelitian yang dihitung berdasarkan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk) = 5 adalah 11.070. Bila kedua hasil X2hitung dibandingkan dengan X2tabel, maka nilai X2hitung kedua sampel penelitian, baik kontrol maupun eksperimen menunjukkan angka yang lebih kecil daripada X2tabel. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu jika nilai X2tabel < X2hitung, maka kedua sampel dapat dikatakan berdistribusi normal. Sementara itu, hasil X2hitung pretest II kelas kelas kontrol adalah 4.56 dan X2hitung eksperimen adalah perbandingan
X
2
hitung
kedua
menunjukkan bahwa nilai
sampel
X2hitung
dengan
3.95 Hasil X2tabel
juga
lebih kecil dibandingkan
dengan X2tabel. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa hasil pretes II kedua sampel penelitian juga berdistribusi normal. Sedangkan, pada uji normalitas pretes III diperoleh X2hitung kelas kontrol adalah sebesar 5.57 dan X2hitung eksperimen adalah sebesar 3.74. Hasil ini menunjukkan bahwa X2tabel kedua kelas penelitian lebih kecil dibandingkan dengan X2tabel . Hasil ini juga menunjukkan
bahwa
kedua
sampel
berdistribusi
normal.
memenuhi kriteria normalitas dan dapat dikatakan berdistribusi normal. Seluruh hasil perhitungan uji normalitas ini dapat dilihat pada lampiran 32, 34, dan 36.
2) Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil uji normalitas postest kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagaimana terlampir pada lampiran 33, 35, dan 37 dapat dilihat pada tabel 3.3. di bawah ini:
59
Tabel 3.3. Hasil Uji Normalitas Postest No .
Statistik
Postest I E K
Postest II E K
Postest III E K
1.
N
28
28
28
2.
𝑋
91.14 72.70 91.86 74.68 92.21 74.93
3.
S
7.85
11.86 7.64
9.85
7.54
9.73
4.
X2hitung
6.79
2.70 7.70
1.51
7.44
3.29
5.
X2tabel
6.
Kesimpulan
Ket: E = K = N = X = S =
28
28
28
11.070 X2hitung < X2tabel, kedua sampel penelitian berdistribusi normal.
Kelas yang diajarkan dengan pendekatan tematik Kelas yang diajarkan dengan pendekatan terpisah Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Tabel 3.3 di atas, menunjukkan bahwa hasil X2hitung postest
I kelas kontrol adalah 2.70 dan X2hitung kelas eksperimen adalah 6.79. Bila hasil
X2hitung pretest kedua sampel dibandingkan
dengan X2tabel pada taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan = 5 yang menunjukkan angka 11.070, maka nilai X2hitung hasil pretest kedua sampel penelitian jauh lebih kecil daripada X2tabel. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu jika nilai X2tabel < X2hitug, maka kedua sampel dapat dikatakan berdistribusi normal. Sementara itu, hasil X2hitung postest II kelas kontrol adalah 1.51 dan kelas ekpserimen adalah dengan X2
tabel
7.70. Hasil perbandingan
juga menunjukkan bahwa X2hitung kedua kelas
penelitian lebih kecil dibandingkan dengan X2
tabel .
Berdasarkan
hasil ini dapat disimpulkan bahwa kedua kelas penelitian juga memenuhi kriteria normalitas dan dapat dikatakan berdistribusi normal. Sedangkan Hasil X2hitung postest III kelas eksperimen adalah 7.44 dan X2hitung kelas kontrol adalah 3.29. Hasil ini
60
menunjukkan bahwa X2tabel kedua kelas penelitian lebih kecil dibandingkan dengan X2tabel . Hasil ini juga menunjukkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal.
3) Hasil Uji Normalitas Tes Sumatif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil uji normalitas tes sumatif kelas kontol dan kelas ekpserimen sebagaimana terlampir pada lampiran 44, dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini: Tabel 3.4. Hasil Uji Normalitas Tes Sumatif No.
Statistik
Tes Sumatif Eksperimen
Kontrol
1.
N
28
28
2.
X
89
77.07
3.
S
7.78
9.99
4.
X2hitung
7.08
6.46
5.
X2tabel
6.
Perbandingan
7.08 < 11.070
7.
Kesimpulan
X2hitung < X2tabel, kedua sampel penelitian berdistribusi normal.
Ket: N X S X2hitung X2tabel
= = = = =
11.070 6.46 < 11.070
Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Nilai hitung Nilai tabel berdasarkan nilai hitung
Tabel 3.4 di atas, menunjukkan bahwa hasil X2hitung tes sumatif kelas kontrol adalah 6.46 dan X2hitung kelas eksperimen adalah 7.47. Sedangkan hasil X2tabel kedua kelompok penelitian dengan derajat kebebasan (dk) = 5 adalah 11.070. Bila kedua hasil X2hitung dibandingkan dengan X2tabel, maka nilai X2hitung kedua sampel penelitian, baik eksperimen maupun kontrol menunjukkan angka yang lebih kecil daripada X2tabel. Berdasarkan kriteria yang
61
telah ditentukan, yaitu jika nilai X2tabel < X2hitung, maka kedua sampel dapat dikatakan berdistribusi normal.
b.Uji Homogenitas Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas diperoleh dengan melakukan uji Fisher. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji Fisher, dengan rumus: 𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝐹= 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2 Dengan: 2
𝑆 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
Kriteria pengujian: 1) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. 2) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah: 1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk: H0 : 𝜎12 = 𝜎22 H0 : 𝜎12 ≠ 𝜎22 2) Membagi data menjadi dua kelompok. 3) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok. 4) Menentukan Fhitung dengan rumus: 𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝐹= 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2 5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk:
62
a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan rumus: dk1 = n-1 dk2 = n-2 7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Hasil perhitungan uji homogenitas pretest, postest dan tes sumatif penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Hasil uji homogenitas pretest kelas kontrol dan kelas ekpserimen sebagaimana terlampir dalam lampiran 53, 54, 55 dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini: Tabel 3.5. Hasil Uji Homogenitas Pretest No.
Statistik
Nilai Pretest I
Pretest II
Pretest III
1.
S2 eksperimen
128.82
85.01
76.21
2.
S2 Kontrol
85.01
61.15
75.69
3.
Fhitung
1.51
1.39
1.01
4.
Ftabel
1.90
1.90
Perbandingan
1.51<1.90
Kesimpulan
Fhitung < Ftabel, dapat disimpukan kedua sampel homogen.
Ket: S2 eksperimen S2 Kontrol Fhitung Ftabel
= = = =
1.39<1.90
1.90 1.01<1.90
Varians kelas eksperimen Varians kelas kontrol Nilai hitung Nilai tabel berdasarkan nilai hitung
63
Berdasarkan tabel 3.5 di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil pretest kedua kelompok sampel penelitian memenuhi kategori homogenitas. Hal tersebut dikarenakan, dari hasil perhitungan uji homogenitas keseluruhan hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Fhitung pretes I sebesar 1.51, pretes II sebesar 1.39, dan pretest III sebesar 1.01. Bila keseluruhan hasil Fhitung pretest dibadingkan dengan Ftabel pada pada tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan= 27 yang menunjukkan angka 1.90, maka dapat dilihat bahwa hasil Fhitung seluruh pretest
yang telah dilakukan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan Ftabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditentukan, yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel, maka kedua sampel dapat dikatakan homogen.
2) Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eskperimen Hasil uji homogenitas postes kelas kontrol dan kelas ekpserimen sebagaimana terlampir dalam lampiran 56, 57, dan 58 dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini: Tabel 3.6. Hasil Uji homogenitas Postest No. 1.
Statistik S2
Nilai Postest I
Postest II
Postest III
61.62
52.37
58.37
104.45
96.97
96.97
eksperimen 2.
S2 Kontrol
3.
Fhitung
1.69
1.85
1.67
4.
Ftabel
1.90
1.90
1.90
Perbandingan
1.69<1.90
1.85<1.90
1.67<1.90
Kesimpulan
Fhitung < Ftabel, dapat disimpukan kedua sampel homogen.
64
Ket: S2 eksperimen S2 Kontrol Fhitung Ftabel
= = = =
Varians kelas eksperimen Varians kelas kontrol Nilai hitung Nilai tabel berdasarkan nilai hitung
Data yang disajikan pada tabel 3.6 di atas, menunjukkan bahwa Fhitung keseluruhan hasil postest kedua sampel penelitian menunjukkan angka yang lebih kecil Ftabel.
dibandingkan dengan
Sebagaimana dituliskan di atas, Ftabel pada taraf
kepercayaan 95% dan derajat kebebasan = 27 adalah 1.90. Sedangkan, hasil uji homogenitas postest I diperoleh Fhitung sebesar 1.69 postest II 1.85, dan postes III 1.67. Hasil ini memperlihatkan bahwa keseluruhan Fhitung menunjukkan angka yang lebih kecil dibandingkan dengan Ftabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditentukan, maka dapat dinyatakan bahwa kedua sampel memiliki kemampuan yang homogen. 3) Hasil Uji Homogenitas Tes Sumatif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil uji homogenitas tes sumatif kelas kontrol dan kelas ekpserimen sebagaimana terlampir dalam lampiran 59 dapat dilihat pada tabel 3.7 di bawah ini: Tabel 3.7. Hasil Uji Homogenitas Tes Sumatif No. 1.
Nilai
Statistik S2 eksperimen
60.53
2
2.
S Kontrol
3.
Fhitung
1.65
4.
Ftabel
1.90
Perbandingan Kesimpulan
99.80
1.65 < 1.90 Fhitung < disimpukan homogen.
Ftabel, kedua
dapat sampel
65
Ket: S2 eksperimen S2 Kontrol Fhitung Ftabel
= = = =
Varians kelas eksperimen Varians kelas kontrol Nilai hitung Nilai tabel berdasarkan nilai hitung
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil tes sumatif kedua kelas sampel memenuhi kategori homogenitas. Hal tersebut dikarenakan, dari hasil perhitungan uji homogenitas tes sumatif kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh Fhitung sebesar 1.65. Bila hasil Fhitung dibadingkan dengan Ftabel pada taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan = 27 yang menunjukkan angka 1.90, maka dapat dilihat bahwa hasil Fhitung menunjukkan angka yang lebih kecil dibandingkan dengan Ftabel.
Berdasarkan kriteria pengujian yang telah
ditentukan, yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel, maka kedua sampel dapat dikatakan homogen.
2. Uji Hipotesis Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan untuk melakukan uji t adalah:6 𝑡=
𝑋1− 𝑋2 1 1 𝑆𝑔 𝑛 + 𝑛 2 1
Dengan: 𝑆𝑔 =
𝑛 − 1 𝑆12 + 𝑛 − 1 𝑆22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
Dimana: 𝑋₁ = rata-rata skor kelompok eksperimen 𝑋₂ = rata-rata skor kelompok kontrol 𝑆𝑔 = varians gabungan 6
Sudjana, Metode Statistik,,, h. 249
66
𝑆12 = varians kelompok ksperimen 𝑆22 = varians kelompok kontrol N1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen N2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol Setelah melakukan uji-t, langkah selanjutnya adalah mengajukan hipotesis, dengan melakukan: a. Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest, dalam bentuk: H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen, atau Ha: X ≠ Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata score pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan kelas kontrol. b. Uji kesamaan dua rata-rata postest H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor postest kelas kontrol dengan kelompok eskperimen, atau Ha: X ≠ Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata score postest kelas ekpserimen dengan kelas kontrol. c. Uji kesamaan dua rata-rata tes sumatif H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor tes sumatif kelas kontrol dengan kelas eksperimen, atau Ha: X ≠ Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata score postest kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Setelah selesai melakukan uji kesamaan dua rata-rata pretest dan postest dan tes sumatif kedua sampel, langkah selanjutnya adalah: a. Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus uji t b. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus: dk = (n1 – 1) +( n2 – 1) c. Menetukan nilai t-tabel dengan 𝛼 = 0,05 d. Mengajukan hipotesis dalam bentuk:
67
Jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika thitung ≤ -ttabel atau thitung ≥ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
3. Uji Normal Gain Herlanti mendefenisikan gain sebagai selisih antara nilai postest dan pretest yang dapat menunjukkan adanya peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru.7 Uji ini dilakukan untuk menghindari hasil kesimpulan yang dapat menimbulkan bias penelitian. Menurut Suarsimi, uji normal Gain dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:8 Gain =
nilai postest − nilai pretest 100 − nilai pretest
Dengan kriteria : g-tinggi : nilai (
) > 0,70 g-sedang : nilai 0,70 e”()e” 0,30 g-rendah : nilai () < 0,30 Selanjutnya,
Nengsih
Juanengsih
mengatakan,
untuk
mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara dua kelompok penelitian, harus dilakukan uji-t. Rumus yang digunakan untuk melakukan uji- t adalah sebagai berikut:9 𝑋1− 𝑋2
𝑡= 𝑆𝑔
1 1 + 𝑛 𝑛1 2
Dengan:
7
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006). H.70 8 Suharsismi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 108 9 Nengsih Juaengsih, Penerapan Model Pembelajaran Kotruksivisme Melalui Pendekatan Induktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi Siswa, dalam Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007, ISSN 1978-4511, 31 Mei 2007, h. 44.
68
𝑆𝑔 =
𝑛 − 1 𝑆12 + 𝑛 − 1 𝑆22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
Kemudian hasil t-hitung di atas dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% (𝛼 = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 𝑛1 − 1 + 𝑛2 − 2 . Jika ttabel < thitung < ttabel maka dapat disimpulkan bahawa tidak terdapat perbedaan normal gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika thitung ≤ ttabel, atau ttabel ≤ thitung, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan normal gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 4. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H0: 𝜇1 = 𝜇2 Ha: 𝜇1 ≠ 𝜇2 Keterangan: 𝜇1 = rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diberikan pembelajaran tematik. 𝜇1 = rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diberikan pembelajaran terpisah.
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitan ini dilakukan untuk mencari pengaruh pembelajaran tematik terhadap hasil belajar IPA siswa kelas I MI. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang melaksanakan pembelajaran IPA secara tematik, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang melaksanakan pembelajaran IPA secara terpisah. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Adapun materi yang diberikan adalah Cuaca, yang dibagi ke dalam tiga tema, yaitu hujan, kemarau, dan dampak hujan dan kemarau terhadap manusia. Deskripsi hasil penelitian secara rinci adalah sebagai berikut: A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Pretest
dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol a.
Deskripsi Hasil Pretest I Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Hasil perhitungan pretest I sebagaimana terlampir pada lampiran 32, diketahui bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa kelompok kontol adalah 66 dan nilai terendah adalah 33. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa adalah sebesar 48.78
69
70
dengan nilai tengah sebesar 46.2 dan standar deviasi sebesar 9.22. Adapun hasil perhitungan pretest I kelas eksperimen sebagaimana terlampir pada lampiran 33, menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa pada adalah 66 dan nilai terendah adalah 33. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa adalah sebesar 47.07 dengan nilai tengah sebesar 46.2 dan standar deviasi sebesar 11.35. Untuk lebih jelasnya mengenai deskripsi data hasil pretest I kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada diagram 4.1 di bawah ini: Diagram 4.1. Hasil Pretest I Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 9
J u m l a h S i s w a
8 7 6 5 Kontrol
4
Eksperimen
3 2 1 0 33-38
39-44
45-50
51-56
57-62
63-68
Rentang Nilai Siswa
Dari diagram 4.1 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai pretest I sebagian besar siswa pada kelas kontrol, yaitu sebanyak 8 siswa atau sekitar 28.57% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai antara 45 sampai dengan 50. Sedangkan pada kelas ekperimen terlihat bahwa sebagian besar siswa, yaitu sebanyak 7 siswa atau 25% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai antara 33 sampai 38. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa, baik kelas ekperimen, maupun kontrol sebelum menjalankan proses pembelajaran masih
71
sangat rendah. Rekapitulasi Hasil Pretest I kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1. Tabel Rekapitulasi Hasil Pretest I Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik Eksperimen Kontrol Nilai Tertinggi
66
66
Nilai Terendah
33
33
Nilai Rata-rata
47.07
48.78
Standar Deviasi
11.35
9.22
Nilai Tengah
46.2
46.2
Tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa nilai tertinggi dan terendah yang berhasil dicapai siswa pada pretest I kedua sampel penelitian, baik kontrol, maupun eksperimen menunjukkan angka yang sama, yaitu 66 untuk nilai tertinggi dan 33 untuk nilai terendah. Sementara itu, nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa
kelas
kontrol adalah sebesar 48.78, dengan standar deviasi sebesar 11.35 dan nilai tengah sebesar 46.2. Sementara itu, nilai rata-rata kelas eksperimen adalah sebesar 47.07, dengan standar deviasi sebesar 9.22 dan nilai tengah 46.2.Hasil ini menunjukkan bahwa hasil pretest I kedua sampel penelitian masih tergolong rendah. Adapun hasil uji-t terhadap hasil pretest I kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.2. di bawah ini:
72
Tabel 4.2. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest I Kelas Kontrol dan Eksperimen Pretest I Statistik E K N
28
28
X
47.07
48.78
S2
128.82
85.01
S gabungan
9.32
thitung
-0.61
ttabel
2.021
Perbandingan
-0.61 < 2.021
Kesimpulan
thitung < ttabel = H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai ratarata pretest I kelas kontrol dengan rata-rata pretest I kelas eksperimen.
Ket: N X S Sgabungan thitung ttabel
= = = = = =
Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Simpangan baku gabungan Nilai hitung Nilai tabel
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perolehan rata-rata skor pretes I kelas kontrol dengan rata-rata skor pretest I kelas eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan uji t sebagaimana terlampir pada lampiran 46, diperoleh thitung pretest I sebesar -0.61. Bila hasil thitung pretest I dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95 % yang menunjukkan angka 2.021, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung pretest I lebih kecil dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest I kelas kontrol dengan skor pretest kelas eksperimen.
73
b. Deskripsi Hasil Pretest II Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Hasil perhitungan
pretest II sebagaimana
terlampir pada lampiran 34, diketahui bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa
kelompok kontol adalah 66 dan nilai
terendah adalah 33. Sementara itu, nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa adalah sebesar 47.07 dengan nilai tengah sebesar 46.2 dan standar deviasi sebesar 7.81. Sedangkan hasil perhitungan pretest II kelas eksperimen sebagaimana terlampir pada lampiran 35 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa pada adalah 66 dan nilai terendah adalah 33. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa dari tes ini adalah sebesar 48.14 dengan nilai tengah sebesar 46.2 dan standar deviasi sebesar 9.22 Untuk lebih jelasnya mengenai deskripsi data hasil pretest II kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada diagram 4.2. di bawah ini: Diagram 4.2. Hasil Pretest II Kelas Kontrol dan Kelas Eskperimen 14
J u m l a h S i s w a
12 10 8 Kontrol 6
Eksperimen
4 2 0 33-38
39-44
45-50
51-56
57-62
63-68
Rentang Nilai Siswa
Dari diagram 4.2. di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai pretest II sebagian besar siswa pada kelas kontrol, yaitu sebanyak 13 siswa atau sekitar 44.83% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai
74
antara 45 sampai sampai 50. Selain itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa sebanyak 67.85% dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu sebanyak 19 siswa sudah memperoleh nilai di atas rata-rata, sedangkan 32.15 % lainnya, yaitu sebanyak 9 siswa masih memperoleh nilai di bawah rata-rata. Adapun pada kelas eksperimen terlihat bahwa sekitar 35.71% dari keseluruhan jumlah siswa atau sebanyak 10 siswa memperoleh nilai antara 45 sampai dengan 50. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berada pada interval 45-50. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa sebanyak 67.95% dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu sebanyak 19 siswa sudah memeproleh nilai di atas rata-rata, sedangkan 32.15%, yaitu sebanyak 9 sisiwa masih memperoleh nilai dibawah rata-rata. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa, baik kelas ekperimen, maupun kontrol sebelum menjalankan proses pembelajaran masih sangat rendah. Rekapitulasi Hasil Pretest II Kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Pretest II Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik Eksperimen Kontrol Nilai Tertinggi
66
66
Nilai Terendah
33
33
Nilai rata-rata
48.14
47.07
Standar Deviasi
9.22
7.81
Nilai Tengah
46.2
46.2
Dari tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa perolehan nilai tertingi dan terendah yang berhasil dicapai siswa pada pretest II kedua sampel penelitian menunjukkan angka yang sama, nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa adalah 66 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 33. Sementara itu, nilai rata-rata kelas kontrol adalah
75
sebesar 47.01 dengan standar deviasi sebesar 7.81 dan nilai tengah 46.2.Sedangkan nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kelas eksperimen adalah sebesar 48.14, dengan standar deviasi sebesar 7.81 dan nilai tengan sebesar 46.2. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil pretest II kedua sampel penelitian masih tergolong rendah dan dapat terlihat bahwa kedua kelompok siswa memiliki kemampuan yang relatif sama. Adapun hasil uji-t terhadap hasil pretest II kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.4. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pretest II Kelas Kontrol dan Eksperimen Pretest II
Statistik
E
K
N
28
28
X
48.14
47.07
S2
85.01
61.15
S gabungan
8.55
thitung
0.46
ttabel
2.021
Perbandingan
0.46 < 2.021
Kesimpulan
thitung < ttabel = H0 diterima dan Ha ditolak, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai ratarata kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas eskperimen.
Ket: N X S Sgabungan thitung ttabel
= = = = = =
Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Simpangan baku gabungan Nilai hitung Nilai tabel
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perolehan rata-rata skor pretes II kelas kontrol dengan rata-rata skor pretest II kelas eksperimen. Berdasarkan hasil
76
perhitungan uji t yang terlampir pada lampiran 47, diperoleh thitung pretest II sebesar 0.46. Bila hasil thitung pretest II dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95 % yang menunjukkan angka 2.021, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung pretest II lebih kecil dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest II kelas kontrol dengan skor pretest kelas eksperimen. c. Deskripsi Hasil Pretest III Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Hasil perhitungan pretest III sebagaimana terlampir pada lampiran 36, diketahui bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa
kelompok kontrol adalah 66 dan nilai
terendah adalah 33. Sementara itu, nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa adalah sebesar 47.71 dengan nilai tengah sebesar 46.2 dan standar deviasi sebesar 8.69. Sedangkan hasil perhitungan pretest III kelas eksperimen sebagaimana terlampir pada lampiran 37, menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa pada adalah 66 dan nilai terendah adalah 33. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa dari tes ini adalah sebesar 49.00 dengan nilai tengah sebesar 46.2 dan standar deviasi sebesar 8.73 Untuk lebih jelasnya mengenai deskripsi data hasil pretest III kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada diagram 4.3. di bawah ini:
77
Diagram 4.3. Hasil Pretest III Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 14
J u m l a h S i s w a
12 10 8 Kontrol 6
Eksperimen
4 2 0 33-38
39-44
45-50
51-56
57-62
63-68
Rentang Nilai Siswa
Dari diagram 4.3 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai pretest II sebagian besar siswa pada kelas kontrol yaitu sebanyak 12 siswa atau sekitar 42.86% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai antara 45 sampai sampai 50. Selain itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa sebanyak 24.99% dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu sebanyak 7 siswa sudah memperoleh nilai di atas rata-rata, sedangkan 32.15 % lainnya, yaitu sebanyak 9 siswa masih memperoleh nilai di bawah rata-rata. Adapun pada kelas eksperimen terlihat bahwa sekitar 39.29% dari keseluruhan jumlah siswa atau sebanyak 11 siswa memperoleh nilai antara 45 sampai dengan 50. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berada pada interval 45-50. diagram di atas juga menunjukkan bahwa sebanyak 35.72% dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu sebanyak 9 siswa sudah memeproleh nilai di atas rata-rata, sedangkan 64.28% lainnya, yaitu sebanyak 19 siswa masih memperoleh nilai dibawah rata-rata. Hasil ini menunjukkan bahwa
78
kemampuan awal siswa, baik kelas ekperimen, maupun kontrol sebelum menjalankan proses pembelajaran masih sangat rendah. Rekapitulasi Hasil Pretest III Kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Pretest III Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik Eksperimen Kontrol Nilai Tertinggi
66
66
Nilai Terendah
33
33
Nilai rata-rata
49.00
47.71
Standar Deviasi
8.73
8.69
Nilai Tengah
46.2
46.2
Dari tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa perolehan nilai tertingi dan terendah yang berhasil dicapai siswa pada pretest III kedua sampel penelitian menunjukkan angka yang sama, nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa adalah 66 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 33. Sementara itu, nilai rata-rata kelas kontrol adalah sebesar 47.71 dengan standar deviasi sebesar 8.69 dan nilai tengah 46.2.Sedangkan nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kelas eksperimen adalah sebesar 49.00, dengan standar deviasi sebesar 8.73 dan nilai tengan sebesar 46.2. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil pretest III kedua sampel penelitian masih tergolong rendah dan dapat terlihat bahwa kedua kelompok siswa memiliki kemampuan yang relatif sama. Adapun hasil uji-t terhadap hasil pretest III kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.6. di bawah ini:
79
Tabel 4.6. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pretest III Kelas Kontrol dan Eksperimen Pretest III
Statistik
E
K
N
28
28
X
49.00
47.71
S2
76.21
75.52
S gabungan
8.71
thitung
0.55
ttabel
2.021
Perbandingan
0.55 < 2.021
Kesimpulan
thitung < ttabel = H0 diterima dan Ha ditolak, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai ratarata kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas eksperimen.
Ket: N X S Sgabungan thitung ttabel
= = = = = =
Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Simpangan baku gabungan Nilai hitung Nilai tabel
Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perolehan
rata-rata skor
pretes III kelas
kontrol dengan rata-rata skor pretest III kelas eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan uji t (terlampir pada lampiran 48), diperoleh thitung pretest III sebesar 0.55. Bila hasil thitung pretest III dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95 % yang menunjukkan angka 2.021, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung pretest III lebih kecil dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
80
signifikan antara rata-rata skor pretest III kelas kontrol dengan skor pretest III kelas eksperimen. d. Deskripsi Hasil Postest I Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil perhitungan postest I kelas kontrol sebagaimana terlampir pada lampiran 38, diketahui bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa siswa adalah 92.4 dan nilai terendah adalah 46.2. Sementara itu, nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa adalah sebesar 72.70 dengan nilai tengah sebesar 72.6 dan standar deviasi sebesar 10.21. Sedangkan hasil perhitungan postest I kelas eksperimen sebagaimana terlampir pada lampiran 39, menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa pada adalah 100 dan nilai terendah adalah 72.6. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa dari tes ini adalah sebesar 91.14 dengan nilai tengah sebesar 92.4 dan standar deviasi sebesar 7.48. Untuk lebih jelasnya mengenai deskripsi data hasil postest I kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada diagram 4.4 dan 4.5 di bawah ini: Diagram 4.4. Hasil Postest I Kelas Kotrol 10
J u m l a h
9 8 7 6 5 4
S i s w a
3 2 1 0 46-53
54-61
62-69
70-77
Rentang Nilai Siswa
78-85
86-93
81
Diagram 4.5 Hasil Postest I Kelas Kontrol 10
J u m l a h
9
S i s w a
3
8 7 6 5 4 2 1 0 72-76
77-81
82-86
87-97
92-96
97-101
Rentang Nilai Siswa
Dari diagram 4.4. di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai postest I sebagian besar siswa pada kelas kontrol yaitu sebanyak 9 siswa atau sekitar 32.14% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai antara 70 sampai 77. Selain itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa sebanyak 10 siswa atau sebanyak 24.99% dari jumlah keseluruhan siswa, sudah memperoleh nilai di atas rata-rata, sedangkan 9 siswa lainnya atau sebanyak 32.15 % lainnya masih memperoleh nilai di bawah rata-rata, bahkan ada sebanyak
5 siswa yang memperoleh
nilai di bawah 60. Sedangkan, pada diagram 4.5. terlihat bahwa perolehan postest I kelas eksperimen terlihat bahwa perolehan nilai sebagian besar siswa berada di atas rata-rata. Dari diagram terlihat bahwa sekitar 64.28% dari keseluruhan jumlah siswa atau sebanyak 18 siswa memperoleh nilai di atas rata-rata. Dari hasil ini dapatdiketahui bahwa perolehan
hasil postest I siswa kelas
eksperimen menunjukkan angka yang tinggi. Rekapitulasi Hasil postest I Kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:
82
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Postest I Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik
Eksperimen
Kontrol
Nilai Tertinggi
100
92.4
Nilai Terendah
72.6
46.2
Nilai rata-rata
91.14
72.70
Standar Deviasi
7.48
10.21
Nilai Tengah
92.4
72.6
Tabel 4.7. di atas, memperlihatkan bahwa perolehan nila ratarata siswa pada kedua sampel penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa pada kelas kontrol adalah 72.70, dengan standar deviasi sebesar 10.21 dan nilai tengah sebesar 72.6. Sedangkan pada kelas eksperimen, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 91.14, dengan standar deviasi sebesar 7.48 dan nilai tengah sebesar 92.4. Hasil ini menunjukkan bahwa perolehan nilai postest I
kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Adapun hasil uji-t postest I kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.8. di bawah ini:
83
Tabel 4.8. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Postest I Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik
Postest I E
K
N
28
28
X
91.14
72.64
S2
55.96
104.24
S gabungan
9.11
thitung
7.52
ttabel
2.021
Perbandingan
7.52 > 2.021
Kesimpulan
thitung > ttabel = HO ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara perolehan nilai rata-rata kelas kontrol dengan perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen.
Ket: N X S Sgabungan thitung ttabel
= = = = = =
Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Simpangan baku gabungan Nilai hitung Nilai tabel
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan uji-t sebagaimana terlampir pada lampiran 49, perolehan nilai thitung postest I
adalah sebesar 7.52. Bila dibandingkan dengan ttabel pada taraf
kepercayaan 95 % yang menunjukkan angka 2.021, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung postest I lebih besar dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
postest I kelas kontrol dengan skor postest I kelas eksperimen.
84
e. Deskripsi Hasil Postest II Kelas Kontrol dan Eksperimen Hasil perhitungan postest II kelas kontrol sebagaimana terlampir pada lampiran 40, diketahui bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa siswa adalah 92.4 dan nilai terendah adalah 46.2. Sementara itu, nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa adalah sebesar 74.68 dengan nilai tengah sebesar 72.6 dan standar deviasi sebesar 9.85. Sedangkan hasil perhitungan postest II kelas eksperimen sebagaimana terlampir pada lampiran 41, menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa pada adalah 100 dan nilai terendah adalah 72.6. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa dari tes ini adalah sebesar 91.85 dengan nilai tengah sebesar 92.4 dan standar deviasi sebesar 7.26. Untuk lebih jelasnya mengenai deskripsi data hasil postest II kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada diagram 4.6. dan 4.7. di bawah ini: Diagram 4.6 Hasil Postest II Kelas Kontrol 12
J u m l a h S i s w a
10 8 6 4 2 0 46-53
54-61
62-69
70-77
Batas Nilai Siswa
78-85
86-93
85
Diagram 4.7 Hasil Postest II Kelas Eksperimen 12
J u m l a h S i s w a
10 8 6 4 2 0 72-76
77-81
82-86
87-91
92-96
97-101
Rentang Nilai Siswa
Diagram 4.6. di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai postest II sebagian besar siswa pada kelas kontrol yaitu sebanyak 10 siswa atau sebanyak 35.71% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai antara 70 sampai 77. Hasil ini menunjukkkan bahwa sebagian besar perolehan nilai siswa berada pada interval 70-77. Selain itu, dari diagram di atas juga terlihat
sebanyak 11 siswa atau sebanyak
39.29% dari jumlah keseluruhan siswa, sudah memperoleh nilai di atas rata-rata, sedangkan 25% lainnya atau sebanyak 7 siswa masih memperoleh nilai di bawah rata-rata, bahkan ada sebanyak 3 siswa yang masih memperoleh nilai di bawah 60. Adapun pada diagram 4.7. terlihat
bahwa perolehan nilai
postest I sebagian besar siswa kelas eksperimen berada di atas ratarata. Dari diagram yang disajikan di atas, terlihat bahwa sekitar 67.85% dari keseluruhan jumlah siswa atau sebanyak 19 siswa memperoleh nilai di atas rata-rata, bahkan 10 diantaranya atau sebesar 35.17% memperoleh nilai pada interval yang paling tinggi, yaitu 97-
86
10. Selain itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa perolehan nilai seluruh siswa pada kelas eksperimen sudah berada di atas 70. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa perolehan nilai postest II siswa kelas eksperimen menunjukkan angka yang tinggi. Rekapitulasi Hasil postest II Kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.9.di bawah ini: Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Postest II Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik Eksperimen Kontrol Nilai Tertinggi
100
92.4
Nilai Terendah
72.6
46.2
Nilai rata-rata
91.85
74.68
Standar Deviasi
7.26
9.85
Nilai Tengah
92.4
72.6
Tabel 4.9. di atas, memperlihatkan bahwa perolehan nila ratarata siswa pada kedua sampel penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa pada kelas kontrol adalah 74.68, dengan standar deviasi sebesar 9.85 dan nilai tengah sebesar 72.6. Sedangkan pada kelas eksperimen, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 91.85, dengan standar deviasi sebesar 7.26 dan nilai tengah sebesar 92.4. Hasil ini menunjukkan bahwa perolehan nilai postest II kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Adapun hasil uji-t postest II kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini:
87
Tabel 4.10 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Postest II Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik
Postest II E
K
N
28
28
X
91.86
74.64
S2
52.71
96.97
S gabungan
8.65
thitung
7.39
ttabel
2.021
Perbandingan
7.39 > 2.021
Kesimpulan
thitung > ttabel = H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai ratarata kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas eksperimen.
Ket: N X S Sgabungan thitung ttabel
= = = = = =
Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Simpangan baku gabungan Nilai hitung Nilai tabel
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan uji-t sebagaimana terlampir pada lampiran 50, perolehan nilai
thitung
postest II adalah sebesar 7.39. Bila dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95 % yang menunjukkan angka 2.021, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung postest II lebih besar dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
postest II kelas kontrol dengan skor postest II kelas eksperimen.
88
f. Deskripsi Hasil Postest III Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil perhitungan postest III kelas kontrol sebagaimana terlampir pada lampiran 42, diketahui bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa siswa adalah 92.4 dan nilai terendah adalah 46.2. Sementara itu, nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa adalah sebesar 74.93 dengan nilai tengah sebesar 72.6 dan standar deviasi sebesar 9.73. Sedangkan hasil perhitungan postest III kelas eksperimen sebagaimana terlampir pada lampiran 43, menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa pada adalah 100 dan nilai terendah adalah 72.6. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa dari tes ini adalah sebesar 92.21 dengan nilai tengah sebesar 92.4 dan standar deviasi sebesar 7.17. Untuk lebih jelasnya mengenai deskripsi data hasil postest III kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada diagram 4.8 dan 4.9 di bawah ini: Diagram 4.8 Hasil Postest III Kelas Kontrol 12
J u m l a h
10 8 6
S i s w a
4 2 0 46-53
54-61
62-69
70-77
Rentang Nilai Siswa
78-85
86-93
89
Diagram 4.9 Hasil Postest III Kelas Eksperimen 12
J u m l a h S i s w a
10 8 6 4 2 0 72-76
77-81
82-86
87-91
92-96
97-101
Rentang Nilai Siswa
Diagram 4.8. di atas, menunjukkan bahwa perolehan nilai postest III sebagian besar siswa pada kelas kontrol berada di atas ratarata. Dari data yang disajikan terlihat bahwa sebesar 39.29% dari keseluruhan jumlah siswa atau sebanyak 11 siswa memperoleh nilai antara 70 sampai 77. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar perolehan nilai siswa berada pada interval 70-77. Selain itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa sebanyak 11 siswa atau 39.29% sudah memperoleh nilai di atas rata-rata, sedangkan 21.42% lainnya masih memperoleh nilai di bawah rata-rata, bahkan ada sebanyak 3 siswa yang memperoleh nilai sangat rendah, yaitu di bawah 60. Adapun pada diagram 4.9, terlihat bahwa perolehan nilai postest III sebagian besar siswa kelas eksperimen terlihat berada di atas rata-rata. Dari diagram yang disajikan, terlihat bahwa sekitar 71.42% dari keseluruhan jumlah siswa atau sebanyak 20 siswa memperoleh nilai di atas rata-rata, bahkan 10 diantaranya atau sebesar 35.17% memperoleh nilai pada interval yang paling tinggi, yaitu 97-
90
101. Selain itu, diagram di atas juga menunjukkan bahwa perolehan nilai seluruh siswa pada kelas eksperimen sudah berada di atas 70. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa perolehan nilai postest III siswa kelas eksperimen menunjukkan angka yang tinggi. Rekapitulasi Hasil postest III Kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini: Tabel 4.11. Rekapitulasi Hasil Postest III Statistik
Eksperimen
Kontrol
Nilai Tertinggi
100
92.4
Nilai Terendah
72.6
46.2
Nilai rata-rata
92.21
74.93
Standar Deviasi
7.17
9.73
Nilai Tengah
92.4
72.6
Dari tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata siswa pada kedua sampel penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa pada kelas kontrol adalah 74.93, dengan standar deviasi sebesar 9.73 dan nilai tengah sebesar 72.6. Sedangkan pada kelas eksperimen, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 92.21, dengan standar deviasi sebesar 7.17 dan nilai tengah sebesar 92.4. Hasil ini menunjukkan bahwa perolehan nilai postest III kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Adapun hasil uji-t postest III kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.12.
91
Tabel 4.12. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Postest III Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik
Postest III E
K
N
28
28
X
92.21
74.93
S2
51.41
94.67
S gabungan
8.23
thitung
7.78
ttabel
2.021
Perbandingan
7.78 > 2.021
Kesimpulan
thitung > ttabel = H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara perolehan nilai rata-rata kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Ket: N X S Sgabungan thitung ttabel
= = = = = =
Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Simpangan baku gabungan Nilai hitung Nilai tabel
Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan uji-t sebagaimana terlampir pada lampiran 51, perolehan nilai thitung postest III adalah sebesar 7.78. Bila dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95 % yang menunjukkan angka 2.021, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung postest III lebih besar dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
postest III kelas kontrol dengan skor postest III kelas eksperimen.
92
Rekapitulasi keseluruham nilai pretest dan postest, serta selisih nilai postest dan pretest kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.13.
94
2. Deksripsi Hasil Uji Normal Gain Perolehan nilai rata-rata hasil uji Normal Gain secara lengkap dapat dilihat pada diagram 4.10. di bawah ini: Diagram 4.10. Nilai Rata-rata Uji N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 kontrol I
Kontrol II
Kontrol III Eksperimen I Eksperimen Eksperimen II III
Diagram di atas menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata NGain kelas ekspserimen lebih besar dibandingkan perolehan nilai rata-rata N-Gain kelas kontrol. Dari diagram terlihat bahwa peroleh nilai rata-rata N-Gain kelas kontrol pada keseluruhan tes, masing-masing adalah 0.50, 0.55, dan 0,55. Sedangkan perolehan nilai rata-rata N-Gain yang berhasil dicapai kelas eksperimen, masing masing adalah 0.86, 0.87, 0.87. Dari hasil ini maka dapat dilihat bahwa perolehan rata-rata selisih nilai pretest dan postest kelas ekperimen lebih besar daripada perolehan rata-rata selisih nilai pretest dan postest kelas. Adapun hasil uji-t kesamaan Rerata N-Gain kelas kontrol dan ekperimen dapat terlihat pada tabel 4.14 di bawah ini:
95
Tabel. 4.14. Hasil Uji Kesamaan Rata-rata N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Statistik
N-Gain tes I
N-Gain tes II
E
K
E
K
E
K
N
28
28
28
28
28
28
X
0.86
0.50
0.87
0.55
0.87
0.55
S2
0.014
0.014
0.014
0.017
0.014
0.015
Sgabungan
N-Gain tes III
0.12
0.13
0.12
thitung
12
8
10.67
ttabel
2.021
2.021
2.021
12 > 2.021
8 > 2.021
10.67 > 2.021
Perbandingan Kesimpulan
thitung > ttabel = H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih nilai pretest dan postest kelas kontrol dengan selisih nilai pretest dan postest kelas eksperimen
Ket: N X S Sgabungan thitung ttabel
= = = = = =
Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Simpangan baku gabungan Nilai hitung Nilai tabel
Tabel 4.14 di atas, menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan uji N-Gain sebagaimana terlampir dalam lampiran 53, perolehan thitung selisih nilai postest dan pretest test I adalah sebesar 12, tes II sebesar 8, dan tes III sebesar 10.67. Bila dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95% dan dk=54, yang menunjukkan angka 2.021, maka dapat dilihat bahwa keseluruhan hasil thitung selisih nilai postest dan pretest yang telah dilakukan menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan hipotesis yang telah ditetapkan, yaitu jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
96
selisih nilai postest dan pretest kelas kontrol dengan rata-rata selisih nilai postest dan pretest kelas eskperimen. 3. Deskripsi Data Hasil Tes Sumatif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil perhitungan tes sumatif kelas kontrol dan eksperimen sebagaimana terlampir pada lampiran 44, diketahui bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa kelas kontrol adalah 95.7 dan nilai terendah adalah 49.5. Sementara itu, nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa adalah sebesar 77.07 dengan nilai tengah sebesar 77.55 dan standar deviasi sebesar 9.99. Sedangkan hasil perhitungan kelas eksperimen sebagaimana terlampir pada lampiran 45, menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa pada adalah 100 dan nilai terendah adalah 72.6. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa dari tes ini adalah sebesar 89.00, dengan nilai tengah sebesar 89.1 dan standar deviasi sebesar 7.49. Untuk lebih jelasnya mengenai data hasil tes sumatif pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada diagram 4.11. dan 4.12 di bawah ini: Diagram 4.11. Hasil Tes Sumatif Kelas Kontrol 16
J u m l a h S i s w a
14 12 10 8 6 4 2 0 49-56
57-61
65-72
73-80
Rentang Nilai Siswa
81-88
89-96
97
Diagram 4.12. Hasil Tes Sumatif Kelas Eksperimen 10
J u m l a h S i s w a
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 72-76
77-81
82-86
87-91
92-96
97-101
Rentang Nilai Siswa
Diagram 4.11.di atas, menunjukkan bahwa perolehan nilai tes sumatif sebagian besar siswa pada kelas kontrol, yaitu sebanyak 15 siswa atau sebesar 53.57% dari jumlah seluruh siswa berada pada interval 73 interval 73-80. Selain itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa sebanyak 8 siswa atau 28.57% sudah memperoleh nilai di atas rata-rata, sedangkan 11.01% lainnya masih memperoleh nilai di bawah rata-rata, bahkan ada sebanyak 3 siswa yang memperoleh nilai sangat rendah, yaitu di bawah 60. Sementara itu, pada tabel 4.12 terlihat bahwa perolehan nilai sebagian besar siswa kelas eksperimen, yaitu sebanyak 32.14% dari jumlah seluruh siswa atau sebanyak 9 siswa memperoleh nilai pada interval 82-86. Selain itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa sebesar 39.29% dari jumlah seluruh siswa , yaitu sebanyak 11 siswa sudah memperoleh nilai di atas rata-rata, sedangkan 42.85% lainnya masih memperoleh nilai di bawah rata-rata. Akan tetapi, dari keseluruhan data
98
dapat dilihat bahwa perolehan nilai siswa pada kelas eksperimen sudah menunjukkan angka yang tinggi , hal tersebut terlihat dari perolehan nilai seluruh siswa yang sudah berada di atas 70. Rekapitulasi Hasil tes sumatif kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini: Tabel 4.15. Rekapitulasi Hasil Tes Sumatif Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik Eksperimen Kontrol Nilai Tertinggi
100
95.7
Nilai Terendah
72.6
49.5
Nilai rata-rata
89.00
77.07
Standar Deviasi
7.49
9.99
Nilai Tengah
89.1
72.6
Tabel 4.15 di atas, memperlihatkan bahwa perolehan nila rata-rata siswa pada kedua sampel penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa pada kelas kontrol adalah 77.07, dengan standar deviasi sebesar 9.99 dan nilai tengah sebesar 72.6. Sedangkan pada kelas eksperimen, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 89.00, dengan standar deviasi sebesar 7.49 dan nilai tengah sebesar 89.1. Hasil ini menunjukkan bahwa perolehan nilai tes sumatif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Adapun hasil uji-t tes sumatif kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.16 di bawah ini:
99
Tabel 4.16 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Sumatif Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik
Tes Sumatif E
K
N
28
28
X
89.00
77.07
S2
56.07
99.80
S gabungan
8.83
thitung
5.35
ttabel
2.021
Perbandingan
5.35 > 2.021
Kesimpulan
thitung > ttabel = H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai ratarata kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas eksperimen.
Ket: N X S Sgabungan thitung ttabel
= = = = = =
Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Simpangan baku gabungan Nilai hitung Nilai tabel
Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan uji-t sebagaimana terlampir pada lampiran 52 , perolehan nilai thitung tes sumatif adalah sebesar 5.53. Bila dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95 % yang menunjukkan angka 2.021, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung tes sumatif kelas kontrol dan eksperimen lebih besar dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor tes sumatif kelas kontrol dengan perolehan rata-rata kelas kelas eksperimen.
100
A. Interprestasi Data Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, terlihat bahwa perolehan nilai kelas eksperimen setelah diberi perlakuan jauh lebih tinggi dari perolehan nilai kelas kontrol. Pada pertemuan pertama terlihat bahwa hasil pretest kedua kelas penelitian menunjukkan angka yang tidak jauh berbeda. Dari data yang disajikan pada tabel 4.2, terlihat bahwa perolehan nilai rata-rata pretest I kelas kontrol adalah sebesar 48.78 dan kelas eksperimen sebesar 47.07. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran relatif sama. Hasil uji kesamaan dua rata-rata pada taraf kepercayaan 95% juga menunjukkan bahwa thitung < ttabel, dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar -0.6 dan ttabel menunjukkan angka 2.021. Berdasarkan hasil ini, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretes I kedua kelas penelitian. Akan tetapi, setelah diberikan perlakuan, nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kedua kelas penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Pada tabel 4.11 terlihat bahwa nilai rata-rata postest I yang berhasil diperoleh siswa kelas kontrol adalah sebesar 72.70. Sementara itu, tabel 4.13 menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata postest I kelas eksperimen adalah sebesar 91.14. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa perolehan nilai ratarata
yang
diperoleh
siswa
setelah
mengikuti
proses
pembelajaran
menunjukkan angka yang berbeda. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa perolehan nila rata-rata kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingka nilai rata-rata yang diperoleh kelas kontrol. Nilai thitung uji kesamaan dua rata-rata hasil postest I yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk) = 54, adalah sebesar 7.64. Bila dibandingkan dengan ttabel yang sebesar 2.021, maka akan terlihat bahwa thitung > ttabel. Sehingga berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata postest I yang diperoleh kelas kontrol dengan nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen. Uji normal gain yang telah dilakukan, juga menunjukkan bahwa
101
perolehan rata-rata normal gain kelas eksperimen menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan perolehan kelas kontrol. Tabel 4.20 menunjukkan bahwa perolehan rata-rata normal gain kelas kontrol adalah sebesar 0.50, sedangkankan kelas eksperimen adalah sebesar 0.86. Dari hasil ini maka diperoleh thitung uji rata-rata normal gain adalah sebesar 12. Bila hasil ini dibandingkan kembali dengan ttabel pada dk = 54, yang menunjukkan angka 2.021, maka akan terlihat bahwa nilai thitung > ttabel. Dari keseluruhan hasil ini maka dapat disimpulkan, bahwa perolehan nilai yang diperoleh kelas eksperimen setelah diberi perlakuan pada pertemuan pertama jauh lebih besar dibandingkan dengan perolehan nilai kelas kontrol. Sementara itu, hasil perhitungan data yang diperoleh pada pertemuan kedua juga menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata pretest kedua kelas penelitian menunjukkan angka yang tidak jauh berbeda. Dari data yang disajikan pada tabel 4.2, terlihat bahwa perolehan nilai rata-rata pretest II kelas kontrol adalah sebesar 47.07 dan kelas eksperimen sebesar 48.14. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran relatif sama. Perhitungan uji kesamaan dua rata-rata pada taraf kepercayaan 95% juga menunjukkan bahwa thitung < ttabel, dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 0.46 dan ttabel menunjukkan angka 2.021. Berdasarkan hasil ini, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretes II kedua kelas penelitian. Namun demikian, setelah diberikan perlakuan, nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kedua kelas penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Pada tabel 4.14 terlihat bahwa nilai rata-rata postest II yang berhasil diperoleh siswa kelas kontrol adalah sebesar 74.68. Sementara itu, tabel 4.13 menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata postest II kelas eksperimen adalah sebesar 91.85. Hasil ini menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran menunjukkan angka yang berbeda dan dapat dilihat bahwa perolehan nila rata-rata kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingka nilai rata-rata yang diperoleh kelas kontrol.
102
Nilai thitung uji kesamaan dua rata-rata hasil postest II yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk) = 54, adalah sebesar 7.39. Hasil perbandingan dengan ttabel, juga menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata postest II yang diperoleh kelas kontrol dengan nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen. Uji normal gain yang telah dilakukan, juga menunjukkan bahwa perolehan rata-rata normal gain kelas eksperimen menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan perolehan kelas kontrol. Tabel 4.20 menunjukkan bahwa perolehan rata-rata normal gain kelas kontrol pada postest II adalah sebesar 0.55, sedangkankan kelas eksperimen adalah sebesar 0.87. Dari hasil ini maka diperoleh thitung uji rata-rata normal gain adalah sebesar 8. Hasil ini juga menunjukkan bahwa nilai thitung kedua kelas penelitian lebih besar ttabel. Dari keseluruhan hasil ini maka dapat disimpulkan, bahwa perolehan nilai yang diperoleh kelas eksperimen setelah diberi perlakuan pada pertemuan kedua jauh lebih besar dibandingkan dengan perolehan nilai kelas kontrol. Tidak jauh berbeda dengan hasil pada pertemuan pertama dan kedua, hasil perhitungan pertemuan ketiga juga menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata pretest kedua kelas penelitian menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan relatif sama. Data yang disajikan pada tabel 4.8, menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata pretest III kelas kontrol adalah sebesar 47.71 dan kelas eksperimen sebesar 49.00. Perhitungan uji kesamaan dua rata-rata pada taraf kepercayaan 95% juga menunjukkan bahwa thitung < ttabel, dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 0.46 dan ttabel menunjukkan angka 2.021. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu jika thitung < ttabel maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretes III kedua kelas penelitian. Akan tetapi, setelah diberikan perlakuan, nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kedua kelas penelitian menunjukkan angka yang berbeda pula. Pada tabel 4.17 terlihat bahwa nilai rata-rata postest III yang berhasil diperoleh siswa kelas kontrol adalah sebesar 74.93. Sementara itu, tabel 4.13
103
menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata postest III kelas eksperimen adalah sebesar 92.21. Hasil ini menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran menunjukkan angka yang berbeda dan dapat dilihat bahwa perolehan nila rata-rata kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingka nilai rata-rata yang diperoleh kelas kontrol. Nilai thitung uji kesamaan dua rata-rata hasil postest III yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk) = 54, menunjukkan angka 7.78. Hasil perbandingan dengan ttabel, juga menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata postest III yang diperoleh kelas kontrol dengan nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen. Uji normal gain yang telah dilakukan, juga menunjukkan bahwa perolehan rata-rata normal gain kelas eksperimen menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan perolehan kelas kontrol. Tabel 4.20 menunjukkan bahwa perolehan rata-rata normal gain kelas kontrol pada postest II adalah sebesar 0.55, sedangkankan kelas eksperimen adalah sebesar 0.87. Dari hasil ini maka diperoleh thitung uji rata-rata normal gain adalah sebesar 10.67. Hasil ini juga menunjukkan bahwa nilai thitung kedua kelas penelitian lebih besar ttabel. Dari keseluruhan hasil ini maka dapat disimpulkan, bahwa perolehan nilai yang diperoleh kelas eksperimen setelah diberi perlakuan pada pertemuan ketiga jauh lebih besar dibandingkan dengan perolehan nilai kelas kontrol. Selanjutnya,
hasil
tes
sumatif
kedua
kelas
penelitian
juga
menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan kelas kontrol. Pada tes yang dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa pada seluruh materi yang telah diajarkan ini, terlihat bahwa perolehan nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kelas kontol, sebagaimana disajikan pada tabel 4.21 adalah sebesar 77.07, sedangkan nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa pada kelas eksperimen adalah sebesar 89.00.
104
Hasil uji kesamaan dua rata-rata yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata yang diperoleh kelas kontrol dengan nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen. Data yang disajikan pada tabel 4.21 menunjukkan bahwa nilai thitung tes sumatif kedua kelas penelitian adalah sebesar 4.93. Bila hasil ini kembali dibandingkan dengan nilai ttabel yang menunjukkan angka 2.021, maka akan terlihat bahwa nilai thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas kontrol berbeda dengan nilai rata-rata yang deiperoleh siswa kelas eksperimen. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perolehan nilai siswa kelas eksperimen jauh lebih tinggi daripada perolehan nilai siswa kelas kontrol.
B. Pembahasan Data yang telah diinterprestasikan di atas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA siswa yang diajarkan secara terpisah dengan hasil belajar siswa yang diajarkan secara tematik. Perbedaan hasil pembelajaran IPA secara tematik dengan hasil belajar IPA yang diajarkan secara terpisah ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelas tersebut. Pembelajaran IPA secara tematik dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa, sehingga mereka merasa lebih mudah dalam memahami konsep IPA yang diajarkan. Pembelajaran ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dan memahami masalah nyata yang sesuai dengan tema yang diajarkan. Pada pertemuan pertama, tema yang diajarkan adalah “Hujan”. Hasil belajar yang harus dicapai dalam pembelajaran ini adalah siswa dapat menyebutkan tanda-tanda akan turunnya hujan, pakaian yang tepat dipakai pada musim hujan, dan kegiatan yang dilakukan pada musim hujan. Pada awal kegiatan, siswa diminta menyanyikan lagu “Tik-tik Bunyi Hujan” dengan riang gembira. Kegiatan ini dilakukan agar siswa merasa riang dan gembira untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Setelah itu, siswa
105
diminta untuk menceritakan rangkain gambar yang ditempelkan guru, kemudian guru meminta siswa menyebutkan tanda-tanda akan turun hujan dan proses terjadinya hujan berdasarkan gambar. Selanjutnya, guru meminta siswa menempelkan gambar kegiatan yang dilakukan pada musim hujan dan bahan-bahan yang diperlukan saat musim hujan pada kolom yang telah disediakan. Dari kegiatan ini, siswa diarahkan untuk melakukan penjumlahan dua angka berdasarkan arahan guru. Kegiatan akhir yang dilakukan pada pertemuan ini adalah meminta siswa menyebutkan bunyi tetesan air hujan yang menetes pada bahan yang berbeda. Setelah itu, siswa diminta untuk membunyikan tetesan air hujan menjadi irama musik yang indah. Konsep Musim Hujan yang diajarkan melalui sebuah tema yang sesuai dengan kehidupan nyata, membuat siswa semangat mengikuti pembelajaran IPA. Siswa menikmati setiap kegiatan yang belangsung dengan penuh semangat. Selanjutnya, tema yang diajarkan pada pertemuan kedua adalah “kemarau”. Hasil belajar yang diharapkan dalam tema ini adalah siswa mampu menyebutkan ciri-ciri musim kemarau, bahan yang dipakai pada musim kemarau, dan kegiatan yang dilakukan manusi pada musim kemarau. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan kegiatan pada pertemuan pertama. Kegiatan diawalin dengan meminta siswa memilih gambar yang merupakan ciri musim kemarau dan kegiatan yang dilakukan pada musim kemarau berdasarkan gambar yang telah ditempelkan di papan tulis, dari gambar yang telah ditempelkan guru mengarahkan siswa untuk melakukan penjumlahan dua angka. Langkah selanjutnya adalah membagikan lembar kerja yang menunjukkan simbol cuaca dan suhu di wilayah Indonesia. Setelah itu, siswa diminta mewarnai simbol cuaca yang ada pada gambar sesuai dengan warna yang telah ditentukan oleh guru, kemudian siswa diminta untuk menyebutkan perbedaan suhu di wilayah Indonesia berdasarkan lembar kerja yang telah dikerjakan. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah meminta siswa menempelkan bahan pakaian yang dipakai pada musim kemarau pada gambar
106
yang telah disediakan. Konsep Musim Kemarau yang diajarkan melalui sebuah tema, membuat siswa semangat mengikuti pembelajaran IPA. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, siswa terlihat sangat menikmati setiap kegiatan yang belangsung. Adapun tema yang diajarkan pada pertemuan ketiga adalah dampak musim hujan dan kemarau terhadap manusia. Tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama dan kedua, setiap kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ini, dilakukan secara menyenangkan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif membangun pengetahuannya. Hasil belajar yang diharus dicapai pada tema ini adalah siswa mampu untuk menyebutkan manfaat dan kerugian musim hujan dan kemarau bagi kehidupan manusia. Pada kegiatan ini siswa juga diminta menyebutkan upaya yang dilakukan untuk mencegah kerugian yang terjadi pada musim hujan dan kemarau. Pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik, siswa tidak hanya mendapatkan konsep pelajaran IPA. Akan tetapi, mereka juga juga mendapatkan konsep pelajaran lain yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan, yaitu; (1) Bahasa Indonesia, yang diperoleh dari kemampuan menjelaskan gambar tunggal yang disajikan guru; (2) Matematika, yang diperoleh dari kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan dua angka; (3) Ilmu Pengetahuan Sosial, yang diperoleh dari cara menjaga lingkungan rumah agar terhindar dari kerugian musim hujan; Pendidikan Kewarganegaraan, yang diperoleh dari kemampuan menyebutkan kewajiban anak di rumah, (4) Seni Budaya dan Kesenian, yang diperoleh dari kemampuan membunyikan irama musim dari tetesan air hujan dan mewarnai gambar. Pemahaman konsep cuaca melalui sebuah tema yang menarik membuat siswa senang dan menikmati setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kondisi seperti ini membuat siswa senang mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru, sehingga dampaknya hasil belajar yang diperoleh oleh siswa mengalami peningkatan yang signifikan.
107
Sementara itu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada kelas yang mengajarkan konsep IPA dengan pendekatan terpisah terkesan sangat konvensional dan membosankan. Bedasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa pembelajaran IPA dengan pendekatan terpisah tidak mampu menumbuhkan kemampuan anak secara menyeluruh tentang konsep cuaca, walaupun pembelajaran ini lebih menekankan pada definisi dan beberapa contoh yang disampaikan secara lisan. Hal tersebut terjadi karena, penguatan konsep cuaca yang bersifat verbal tersebut masih sukar dipahami oleh siswa sekolah dasar yang menurut Piaget, masih berada pada tahapan kongkrit operasional, dimana pada tahapan ini siswa hanya mudah memahami sesuatu yang dilihat secara nyata.1 Kondisi seperti ini membuat suasana kelas menjadi membosankan dan terkesan kelas hanya menjadi milik guru, karena kegiatan pembelajaran yang terjadi adalah guru aktif memberikan infromasi, sedangkan siswa hanya pendengar pasif yang harus menerima informasi dari guru. Hal ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan yang sama dengan soal yang diberikan pada kelas yang melaksanakan pembelajaran IPA secara tematik. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar IPA yang diperoleh kelas yang diajarkan secara tematik menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari hasil belajar IPA yang diperoleh kelas yang diajarkan secara terpisah. Selain itu, hasil tes sumatif yang dilakukan pada kedua kelas juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata IPA yang
diperoleh
kelas
yang
diajarkan
dengan
pendekatan
tematik
menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang diajarkan dengan pendekatan terpisah. Berdasarkan temuan ini maka dapat dinyatakan bahwa, pembelajaran tematik merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengembangkan 1
Yuke Indrati, “Pembelajaran Tematik”, tersedia online di http://www.puskur.net, 2009, diakses tanggal 17 Oktober 2010.
108
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Selain itu, pembelajaran ini juga dapat mengarahkan guru untuk mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan bakat dan minat siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pembelajaran terpisah. Kelebihan tersebut menurut Kunandar, terletak pada kegiatan yang berlangsung selama proses pembelajaran,
yaitu
memberikan
kesempatan
kepada
guru
untuk
mengembangkan kegiatan pembelajaran yang bermakna dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, menumbuhkan keterampilan sosial dalam diri siswa, menyajikan konsep pembelajaran yang nyata dan dekat dengan kehidupan siswa, dan dapat menghemat penggunaan waktu dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.2 Selain itu, penerapan pembelajaran tematik juga dapat membangun kerjasama yang baik antar guru dan siswa dalam merumuskan kegiatan pembelajaran yang menarik dan dapat meninggalkan kesan yang mendalam dalam diri siswa. Hasil temuan ini, senada dengan penelitian Saleh Haji yang berjudul “Dampak Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tematik Dalam Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar, yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan tematik lebih baik daripada yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan biasa.3Akan tetapi, selain memiliki kelebihan, pembelajaran
tematik juga memiliki beberapa kekurangan.
Kekurangan yang peneliti temukan dalam penelitian ini adalah kesiapan guru yang belum sepenuhnya mampu menerapkan pembelajaran tematik, kurikulum yang
dikembangkan juga belum sepenuhnya mampu untuk
menerapkan pembelajaran tematik, dan sulitnya menentukan penilaian yang dapat menilai seluruh aspek perkembangan siswa, serta belum adanya fasilitas yang memadai yang dapat mendukung keberhasilan pembelajaran secara tematik. Selain itu, guru juga masih kesulitan dalam menentukan tema 2
Kunandar, “Guru Profesional”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 336
3
Saleh Haji, “Dampak Pembelajaran Tematik Dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar”, (Bengkulu: Penelitian JPMIPA FKIP Universitas Bengulu), h. 5.
109
pembelajaran, karena tidak semua tema dapat mengaitkan seluruh mata pelajaran yang akan dipadukan. Hal ini akan menyebabkan pelajaran yang tidak sesuai dengan tema pelajaran harus diajarkan secara terpisah.
110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada bab sebelumnya mengenai pengaruh pembelajaran tematik terhadap hasil belajar IPA siswa memperoleh pencapaian yang baik. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran tematik terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas I MI Pembangunan UIN Jakarta. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen. 2. Hasil perhitungan uji t juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik dengan hasil belajar IPA yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan terpisah. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran tematik mempengaruhi hasil belajar IPA siswa kelas I. 3. Pendekatan pembelajaran tematik efektif diterapkan pada pembelajaran IPA.
110
111
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya dapat diajukan beberapa saran yang berguna yang dapat dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu: 1. Guru yang mengajar di kelas awal diharapkan dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkambangan siswa. 2. Pendekatan pembelajaran tematik diharapkan dapat diterapkan di MI Pembangunan UIN Jakarta, khusunya di kelas I s.d Kelas III. 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut, untuk melihat pengaruh pendekatan pembelajaran tematik terhadap bidang studi lain selain IPA.
112
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsismi“Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,” Jakarta: Bumi Aksara, 2001. _________________, “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, “Jakarta: Rineka Cipta, 200 Depdiknas, “ Bahan Workshop Penyusunan Model Penilaian dan Kalender Pendidikan Sekolah Dasar, Jakarta: Depdiknas, 2009. _________, “UU RI No 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,” Jakarta: Departemen Pendididikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003. _________,“Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan”, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006. Dimyati dan Mudjiono, “Belajar dan Pembelajaran,” Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Direktorat Jenderal pendidikan, “Badan Standar Nasional Pendidikan”, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Haji, Saleh “Dampak Pembelajaran Tematik Dalam Pembelajaran IPA Sekolah Dasar,” Bengkulu: Penelitian JPMIPA FKIP Universitas Bengkulu, 2007. Heri, Asep Hernawan, “Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar,” Bandung: UPI Press, 2007. Herlanti, Yanti, “Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains,” Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006. _____________, “Pembelajaran Hidayatullah, 2009.
Tematik”,
Jakarta:
FITK
UIN
Syarif
Indrati, Yuke, “Pembelajaran Tematik Kelas Awal SD”, tersedia online di http://www.puskur.net/ 2009, diakses pada tanggal 17 Oktober 2010. Indrawati, Model Pembelajaran Terpadu di sekolah Dasar untuk Guru SD, Jakarta: PPPPTK IPA , 2009. Ismihyana, “Hasil Belajar”, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2008.
113
Juaengsih, Nengsih, “Penerapan Model Pembelajaran Kotruksivisme Melalui Pendekatan Induktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi Siswa,” dalam Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA, 2007. Kamala, Izzatin “Pengertian Pendidikan IPA dan Perkembangannya”, tersedia online di http://juhji-science-sd.blogspot.com, 2008, diakses pada tanggal 26 Juli 2011. Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 333. Nofijanti, Lilik “Evaluasi Pembelajaran,” Surabaya: LAPIS PGMI, 2008. Nopebri, Soni, ” Pembelajaran Terpadu Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Universitas Yogyakarta, 2009. Purwanto, Ngalim, “Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran,” Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994. Ramadhan, Tarmizi Model Pembelajaran Tematik, Kelebihan dan Kekurangannya, dalam http://tarmizi.wordpress.com/2008, diakses pada tanggal 13 April 2011. Sabri, Alisuf, “Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional,” Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010. Saefuddin, Udin Sa’ud,” Pembelajaran Terpadu”, Bandung: UPI Press, 2007. Mamat, SB , “Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik,” Jakarta: Departemen Agama RI, 2005. Seefeldt, Carol “Pendidikan Anak Usia Dini,” Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008. Soedijono, Anas, Pengantar Dasar Evaluasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Sofyan, Ahmad, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Sudirman, “Landasan Pembelajaran Tematik”, tersedia online di http://pembelajaranguru.wordpress.com, 2008, diakses pada tanggal 23 Maret 2011. Sudjana, “Metode Statistika,” Bandung: Tarsito, 1996.
114
Sudjana, Nana, “Penilaian hasil proses belajar mengajar,” Bandung:PT Remaja Rosdakarya. 2008. _____________, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,” Jakarta:PT Remaja Rosdakarya, 2001, h. 22. Akhmad Sudrajat,“Let’s Talk About EducationHakikatBelajar”,darihttp:akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/haki kat-belajar. Sudrajat, Ahmad, “ Hakikat Belajar”, tersedia online di : http://www.ahmadsudrajat.wordpress. 2008, diakses pada tanggal 17 Oktober 2010. Sugiono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D,” Bandung: Alfabeta, 2009. Sugiyar, dkk, “ Pembelajaran Tematik”, Surabaya: LAPIS, 2009. Suharsismi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Suryabrata, Sumadi, “Metodologi Penelitian,” Persada,2003.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Syah, Muhibin“Psikologi Belajar,” Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Lampiran I
JARING TEMA PERTEMUAN I Matematika
SBK
SK:
SK:
Melakukan penjumlahan dan pengurangan dua angka dalam pemecahan masalah.
Mengekspresikan karya seni musik. KD:
KD:
Mengidentifikasikan unsur/element
Menyelesaikan masalah yang melibatkan penjumlahan.
Indokator:
Indikator: Menyelesaikan soal cerita terkait dengan penjumlahan dua angka.
HUJAN
Membedakan bunyi hujan ketika terkenal berbagai macam bahan
Bahasa Indonesia IPA SK: SK: Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia. KD: Mengenal keadaan cuaca di sekita kita. Indikator: -
Menjelaskan tannda-tanda turunnya hujan.
-
Menyebutkan kegiatan manusia ketika melihat tanda-tanda hujan.
-
Menjelaskan proses terjadinya hujan.
-
Menyebutkan kegiatan manusia pada musim hujan.
-
Menjelaskan bahan-bahan-bahan yang dapat digunakan untuk melindungi diri dari hujan.
Mengungkapkan pikiran, gagsan, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar. KD: Berbicara Menjelaskan isi gambar tunggal dengan bahas yang mudah dimengerti. Indikator: -
Menjelaskan gambar lingkungan sebelum hujan. Menjelaskan gambar lingkungan sesudah hujan.
113
Lampiran II
JARING TEMA PERTEMUAN II
Ilmu Pengetahuan Alam
Matematika
SK
SK Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah.
Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
KD Menyelesaikan masalah yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Indikator:
KD Mengenal keadaan cuaca di sekitar kita. Indikator: -
Menjelaskan suhu pada musim kemarau.
-
Menjelaskan ciri-ciri musim kemarau
-
Mengidentifikasi kegiatan manusia pada musim kemarau.
-
Menjelaskan bahan dipakai pada musim kemarau
- Menyelesaikan soal cerita terkait dengan penjumlahan dua angka. - Menyelesaikan soal cerita terkait dengan pengurangan dua angka.
KEMARAU SBK
Bahasa Indonesia
SK SK
Mengekspresikan karya seni melalui gambar. Mengungkapakan pikiran, gagasan, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar.
KD
KD
Mengekspresikan karya seni melalui gambar.
Berbicara
Indikator:
Menjelaskan isi gambar tunggal dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Siswa dapat mewarnai gambar keadaan di musim kemarau. Indikator: Menjelaskan ciri-ciri musim kemarau berdasarkan gambar yang disajikan oleh guru.
114
Lampiran III
JARING TEMA PERTEMUAN III
Ilmu Pengetahuan Alam
Bahasa Indonesia
SK: Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
SK: Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar.
KD: Membedakan pengaruh musim kemarau dengan musim hujan terhadap manusia. Indikator:
KD: Berbicara Menjelaskan isi gambar tunggal dengan bahasa yang mudah dimengerti
-
Menjelaskan dampak positif musim hujan terhadap manusia
-
Menjelaskan dampak negatif musim hujan terhadap manusia
-
Menjelaskan dampak positif musim kemarau terhadap manusia.
-
Menjelaskan dampak negatif musim kemarau terhadap manusia.
DAMPAK MUSIM HUJAN DAN KEMARAU TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA
Indikator: - Mengurutkan gambar dampak musim hujan. - Mengurutkan gambar dampak musim kemarau - Menjelaskan gambar yang telah diurutkan.
Pendidikan Kewarganegaraan
Matematika
SBK
SK: Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah.
SK: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan dua angka.
SK: Mengapresiasikan karya seni rupa dalam bentuk gambar.
KD: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan dua angka.
KD: Mengapresiasikan karya seni rupa dalam bentuk gambar
Indikator:
Indikator:
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pengurangan dua angka.
Mewarnai gambar dampak musim kemarau dan hujan.
KD: Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah. Indikator: -
Menyebutkan kewajiban anak di rumah. Menyebutkan kewajiban anak di sekolah. Menyebutkan upaya yang dilakukan untuk menjalankan kewajiban
115
116
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK I Mata Pelajaran
: 1. Ilmu Pengetahuan alam 2. Bahasa Indonesia 3. Matematika 4. SBK
Tema
: Hujan
Kelas/semester
: I (satu)/ 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan ke
: I (Satu)
A. Standar Kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia. Matematika Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah. Bahasa Indonesia Mengungkapakan pikiran, gagasan, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar. SBK Mengekspresikan karya seni musik.
117
B. Kompetensi dasar dan indikator Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Mengenal perubahan cuaca
Berbicara Menjelaskan isi gambar tunggal
Indikator
Hasil Belajar
- Menjelaskan tanda-tanda turunnya hujan.
- Siswa dapat menyebutkan tanda-tanda akan turunnya hujan.
- Menjelaskan proses terjadinya hujan.
- Siswa dapat menjelaskan proses terjadinya hujan.
- Menyebutkan kegiatan manusia pada musim hujan.
- Siswa menyebutkan kegiatan manusia pada musim hujan.
- Menjelaskan bahan-bahanbahan yang dapat digunakan untuk melindungi diri dari hujan.
- Siswa dapat menjelaskan bahan-bahanbahan yang dapat digunakan untuk melindungi diri dari hujan.
-
- Siswa menjelaskan gambar
Menjelaskan gambar lingkungan
118
dengan bahasa yang mudah dimengerti.
-
sebelum hujan. Menjelaskan gambar lingkungan setelah hujan.
lingkungan sebelum hujan. - Menjelaskan gambar lingkungan setelah hujan.
Matematika
Menyelesaikan masalah yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.
-
Menyelesaikan soal cerita terkait dengan penjumlahan dua angkar.
- Siswa dapat menyelesaikan soal cerita terkait dengan penjumlahan dua angka.
SBK
Mengidentifikasi unsur elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan oleh alam
-
Membedakan bunyi hujan ketika terkena berbagai bahan.
-
Siswa dapat membedakan bunyi hujan ketika terkena berbagai bahan.
C. Materi Pelajaran Untuk mencapai serangkaian kompetensi pembelajaran di atas, ditentukan materi pembelajaran tematik sebagai berikut: -
Hujan. Penjumlahan dua angka.
D. Pendekatan/model/metode: -
Pendekatan Model Metode example.
: pembelajaran Tematik : CTL : Ceramah, tanya jawab, poster coment, example non
119
Tahapan
Kegiatan Guru
Pendahuluan Memberi salam pembuka
Kegiatan Siswa Menjawab salam
Waktu
5 menit
Mendengarkan guru Mengabsen Guru memberikan motivasi dan mengkondisikan siswa pada situasi belajar dengan mengajak siswa menyanyikan lagu “Tik-tik bunyi hujan”.
Hubugkan
Menyanyikan lagu dengan riang gembira.
Melakukan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang terdiri dari: a. Apa judul lagu yang kita nyanyikan? b. Jika mendengar kata “hujan”, apa yang terbayang pertama kali oleh kalian?
Menyanyikan lagu dengan riang gembira.
Merespon positif setiap jawaban siswa.
Semangat mendengarkan respon yang diberikan guru.
Menempelkan gambar yang sesuai dengan jawaban siswa.
Memperhatikan gambar yang ditempelkan guru.
Menjawab pertanyaan guru.
5 menit
120
Menjelaskan pada siswa tema pembelajaran yang akan diajarkan berdasarkan gambar yang telah ditempel
Memperhatikan penjelasan guru.
Meminta siswa menceritakan rangkaian gambar yang telah ditempelkan guru. Meminta siswa menyebutkan tandatanda akan turunnya hujan berdasarkan gambar.
Menceritakan rangkaian gambar yang ada di papan tulis.
Merangkai proses terjadinya hujan.
Memperhatikan penjelasan guru.
Menjelaskan proses terjadinya hujan dari rangkaian gambar.
Mendengarkan penjelasan guru.
Meminta siswa menyebutkan kembali proses terjadinya hujan.
Menyebutkan proses terjadinya hujan.
Aplikasikan
Menyebutkan tandatanda akan turunnya hujan.
40 menit
121
Merespon setiap jawaban siswa.
Semakin semangat menjawab pertanyaan.
Membagikan siswa gambar kegiatan yang dilakukan saat hujan dan kegiatan yang tidak dilakukan saat hujan dan peralatan yang dibutuhkan saat hujan.
Menerima gambar yang diberikan guru.
Meminta siswa menempelkan gambar yang telah diperolehnya pada kolom yang telah tersedia secara bergantiaan.
Menempelkan gambar yang tekah diberikan guru.
Meminta siswa menyebutkan kegiatan yang dilakukan pada musim hujan berdasarkan gambar yang telah ditempelkan.
Meminta siswa menempelkan gambar alat yang dibutuhkan
Menyebutkan kegiatan yang dilakukan pada musim hujan berdasarkan gambar yang telah ditempelkan.
Menempelkan gambar kegiatan yang dilakukan di
122
saat hujan.
Meminta siswa menyebutkan alat yang dibutuhkan saat musim hujan berdasarkan gambar yang telah ditempelkan.
Merespon setiap jawaban siswa.
musim hujan.
Menyebutkan alat yang dibutuhkan saat musim hujan
Semakin semangat menjawab pertanyaan siswa.
Sesi II Mengarahkan siswa untuk melakukan penjumlahan dua angka dengan menempelkan gambar yang berjudul “kegiatan menampung air hujan”
Menceritakan gambar yang telah ditempelkan.
Meminta siswa menghitung banyaknya air hujan yang ada pada gambar
Memperhatikan gambar yang ditempelkan guru.
Menceritakan gambar yang telah ditempelkan.
Menghitung banyaknya air hujan yang ada pada
123
dengan cara bersusun ke bawah.
Refleksi
gambar.
Meminta siswa meneteskan air hujan pada beberapa benda yang telah disiapkan guru.
Meneteskan air hujan pada benda yang telah disiapkan guru.
Meminta siswa menyebutkan bunyi tetesan air hujan berdasarkan jenis bendanya.
Menyebutkan bunyi tetesan air hujan berdasarkan bendanya.
Meminta siswa membunyikan tetesan air hujan sesuai dengan bendanya.
Membunyikan tetesan air hujan.
Meminta siswa membunyikan irama tetesan air hujan berdasarkan kelompoknya..
Membunyikan irama tetesan air hujan berdasarkan kelompoknya
Mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal latihan secara individu untuk mengetahui sejauh
Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru.
15 menit
124
mana kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diajakan.
Kesimpulan
Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajakarkan.
Menyimpulkan materi pembelajaran berdasarkan bimbingan guru.
Memberikan umpan balik.
Mendengarkan umpan balik yang disampaikan guru.
5 menit
F. Alat, media dan sumber Media : Gambar keadaan cuaca di musim hujan, payung, jas hujan. Sumber : Buku paket IPA, Bahasa Indonesia, Matematika, dan SBK Kelas I SD F. Penilaian: 1. Penilaian proses a. Bentuk
: Penilaian Kinerja
b. Aspek penilaian: 1.Keaktifan 2.Ketepatan dalam menjelaskan gambar 3.Ketepatan dalam melakukan operasi perhitungan. c. format penilaian:
125
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Nama Siswa Keaktifan
Ketepatan Ketepatan dalam Total dalam menghitung menjelaskan benda gambar
126
19. 20. 21 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
127
Nilai:
LEMBAR KERJA SISWA Nama: __________________
Hari/tanggal :__________________
Kelas: ___________________
No.Absen
:__________________
1. Gambar di samping ini menandakan akan turun _________ 2. Pada musim hujan udara terasa _______________ 3. Pada musim hujan dimas selalu membawa_______atau ______ 4. Lingkarilah benda-benda yang dapat membantumu saat hujan!
5.Amatilah gambar di bawah ini, akibat yang dapat ditimbulkan dari kegiatan ini adalah: _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ ________
128
6. Kegiatan yang dilakukan penduduk desa saat musim hujan adalah ____________ Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar! 7. Tuliskan ciri-ciri musim hujan! ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ 8. Di dalam sebuah toko terdapat 56 jas hujan, karena musim hujan pemilik toko membeli lagi 21 jas hujan untuk persiapan. Berapakah jumlah jas hujan yang ada di toko tersebut? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ 9. Di sebuah pasar swalayan ada 34 payung yang diletakkan dalam keranjang, kemudian karyawan toko memasukkan lagi 25 payung ke dalam keranjang tersebut. Berapakah jumlah payung yang ada dalam keranjang? ______________________________________________________________ ___ ______________________________________________________________ 10.Memasuki musim hujan nenek menanam 56 bibit padi di sawah dan kakek menanam 28 bibit padi. Berapakah bibit padi yang ditanam nenek dan kakek? ______________________________________________________________ _____________________________________________________________
129
Lembar kerja Siswa Nama Kelas No. Absen Hari/tanggal
:_________________ : ________________ :_________________ :_________________
Sebutkanlah nama gambar di bawah ini! 1. H
2.
3.
4.
130
5.
131
MATERI PELAJARAN Pada siang hari yang cerah langit berwarnna biru, awan berwarna putih dan matahari bersinar terang. Apakah cuaca cerah tersebut akan berlangsung sepajang masa? Tentu saja jawabannya tidak. Cuaca cerah bisa berubah dalam sekejap apabila awan gelap yang berwarna kelabu bergerak menutupi matahari. Apabila awan gelap telah memenuhi langit, maka suasana hari berubah menjadi mendung. Mendung merupakan tanda-tanda akan turunnya hujan. Apakah hanya mendung saja yang menjadi petanda akan turunnya hujan? Apakah ada hal lain yang dapat menunjukkan tanda akan turun hujan? Ternyata mendung bukan satu-satunya pertanda akan turunnya hujan. Tanda-tanda akan turunnya hujan diantaranya adalah:
1.
Langit terlihat mendung.
2.
Angin bertiup kencang
3.
Terdengar suara gemuruh
Bagaimana keadaan cuaca saat musim hujan? Saat musim hujan udara terasa dingin. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan pada saat hujan turun, angin yang bertiup sangat kencang, sehingga dapat masuk ke dalam pori-pori tubuh kita. Oleh karena udara terasa dingin, maka pada musim hujan kita memerlukan pakaian yang dapat melindungi tubuh kita dari kedinginan.
Pakaian seperti apa yang kita butuhkan? Karena cuaca sangat dingin, pada saat musim hujan kita memerlukan penghangat tubuh, seperti jaket atau selimut. Saat keluar rumah untuk melindungi tubuh kita dari hujan. kita harus menggunakan payung ataupun jas hujan. Payung atau jas
132
hujan terbuat dari plastik yang tahan air, sehingga dapat melindungi kita dari rintik air yang jatuh dari langit. Dimanakah kita dapat membeli payung atau jas hujan? Payung atau jas hujan bisa kita beli di toko. Di sebuah toko ada 37 payung, kemudian pemilik toko membeli lagi 15 payung. Berapa jumlah payung yang ada dalam toko? Jumlah payung yang ada dalam toko adalah:
37 payung 15 payung + 52 payung
Di toko tersebut juga menjual jas hujan. Jas hujan itu dimasukkan dalam lemari. Setelah dihitung ternyata jumlah jas hujan ada 42, kemudian pemilik toko memasukkan lagi 18 jas hujan ke dalam lemari. Berapa jumlah jas hujan yang ada dalam lemari?
42 jas hujan 18 jas hujan + 60 jas hujan
Nah, di atas sudah dijelaskan tanda-tanda akan turun hujan, proses terjadinya hujan, keadaan cuaca saat hujan, pakai yang dibutuhkan saat musim hujan. Bagaimana dengan ciri-ciri musim hujan? Dapatkah kalian menyebutkan ciri-ciri musim hujan?
Ciri-ciri musim hujan 1. Angin bertiup kencang.
133
2. Terlihat cahaya halilintar. 3. Terdengar suara gemuruh.
134
Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK II Mata Pelajaran : 1. Ilmu Pengetahuan Alam 2. Bahasa Indonesia 3. Matematika Tema
: Kemarau
Kelas/semester : I (satu)/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Pertemuan ke
: 2 (kedua)
A. Standar Kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia. Matematika Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah. Bahasa Indonesia Mengungkapakan pikiran, gagasan, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar. Seni Budaya dan Keterampilan Mengekspresikan karya seni melalui gambar. B. Kompetensi dasar dan indikator Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Kompetensi Dasar Mengenal keadaan cuaca di sekitar kita.
Indikator
Hasil Belajar
- Menjelaskan suhu pada musim kemarau.
- Siswa dapat menjelaskan suhu pada musim kemarau. - Siswa dapat
- Menjelaskan ciri-
135
ciri musim kemarau - Mengidentifikasi kegiatan manusia pada musim kemarau. -
Menjelaskan bahan dipakai pada musim kemarau
Bahasa Indonesia
Berbicara Menjelaskan isi gambar tunggal dengan bahasa yang mudah dimengerti
Matematika
Menyelesaikan masalah yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.
- Menyelesaikan soal cerita terkait dengan penjumlahan dua angka. - Menyelesaikan soal cerita terkait dengan pengurangan dua angka.
SBK
Mengekspresikan karya seni melalui gambar dan menempel.
- Mewarnai gambar keadaan di musim kemarau. - Menempel bahan yang dipakai pada musim kemarau.
C. Materi Pelajaran
- Menjelaskan ciriciri musim kemarau berdasarkan gambar yang disajikan oleh guru.
menjelaskan ciriciri musim kemarau - Siswa dapat mengidentifikasi kegiatan manusia pada musim kemarau. - Siswa dapat menjelaskan bahan y dipakai yang dipakai pada musim kemarau.
- Siswa dapat menyebutkan ciri musim kemarau berdasarkan gambar yang disajikan oleh guru. - Siswa dapat menyelesaikan soal cerita terkait dengan penjumlahan dua angka. - Siswa dapat menyelesaikan soal cerita terkait dengan pengurangan dua angka. - Siswa dapat mewarnai gambar keadaan di musim kemarau. - Siswa dapat menempel bahan yang dipakai pada musim kemarau.
136
Untuk mencapai serangkaian kompetensi pembelajaran di atas, ditentukan materi pembelajaran tematik sebagai berikut: -
Musim Kemarau Penjumlahan dua angka Pengurangan dua angka. Kewajiban anak di rumah. Rumah sehat
D. Pendekatan/model/metode: -
Pendekatan Model Metode
Tahapan
: pembelajaran Tematik : CTL : Ceramah, tanya jawab, Poster Coment, example non example, the power of two.
Kegiatan Guru
Pendahuluan Memberi salam pembuka
Hubugkan
Kegiatan Siswa Menjawab salam
Mengabsen
Mendengarkan guru
Guru memberikan motivasi dan mengkondisikan siswa pada situasi belajar.
Memperhatikan guru
Melakukan appersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan pelajaran minggu lalu yang terdiri dari: a. Anak-anak minggu lalu kita sudah belajar tentang apa?
Menjawab pertanyaan guru.
Metode
Waktu
Tanya jawab ceramah
5 menit
Tanya jawab
5 menit
137
b. Bagaimana ciriciri musim hujan? c. Siapa yang tahu jenis musim lain yang ada di Indonesia selain musim hujan? d. Bagaimana keadaan cuaca pada musim itu? e. Apakah sama dengan musim hujan? f. Apa perbedaannya? Merespon setiap jawaban siswa.
Aplikasikan
Semangat mendengarkan respon yang diberikan guru.
Menyampaikan informasi bahwa pembelajaran hari ini akan membahas tentang musim kemarau. Memajang gambar kondisi di musim kemarau dan musim hujan.
Mendengarkan informasi yang diberikan guru.
Memperhatikan gambar yang dipajang guru.
Poster coment
Meminta siswa menunjukkan gambar yang merupakan kondisi dari musim kemarau.
Menunjukkan gambar musim kemarau.
Poster coment
Merespon jawaban
Semakin semangat
Example non
40 menit
138
siswa.
menjawab pertanyaan.
examples
Membagikan gambar kegiatan dan kondisi musim kemarau dan hujan.
Menerima gambar yang diberikan guru.
Example non examples
Meminta siswa menempelkan kegiatan manusia pada musim kemarau dan hujan pada gambar musim kemarau dan hujan yang telah ditempelkan di papan tulis.
Menempelkan Example kegiatan yang non dilakukan pada examples musim hujan dan kemarau.
Mengarahkan siswa melakukan penjumlahan dua angka berdasarkan contoh yang diberikan guru.
Melakukan penjumlah dua angka.
Demonstrasi
Memperkenalkan barometer sebagi alat pengukur suhu.
Memperhatikan barometer yang ditunjukkan guru.
Penugasan
Menunjukkan suhu yang terdapat pada barometer.
Memperhatikan penjelasan guru.
Penugasan
139
Membagikan LKS yang menunjukkan simbol cuaca dan suhu di wilayah Indonesia.
Menerima LKS yang diberikan guru.
Meminta siswa mewarnai simbol cuaca yang ada pada LKS sesuai dengan suhunya.
Mewarnai simbol ceramah cuaca yang ada pada LKS.
Meminta siswa menyebutkan perbedaan suhu di wilayah Indonesia sesuai dengan gambarnya.
Menyebutkan perbedaan suhu di wilayah Indonesia sesuai dengan gambar yang diwarnai.
Diskusi
Memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
Mendengarkan penguatan yang diberikan guru.
Diskusi
Membagi siswa ke dalam 8 kelompok, 1 kelompok beranggotakan 3 s.d 4 orang.
Berkumpul dengan teman kelompoknya.
Diskusi
Membagi siswa lembar kerja kelompok dan peralatan yang
Menerima lembar kerja kelompok yang diberikan guru.
Tanya jawab
Tanya jawab
140
dibutuhkan dalam kerja kelompok, yaitu potongan bahan pakaian yang terdiri dari: kaos, katun, wol.
Meminta siswa menempelkan pakaian yang dipakai pada musim hujan dan kemarau pada lembar kerja kelompok.
Menempelkan gambar pakaian yang dipakai pada musim hujan dan kemarau.
Tanya jawab
Meminta perwakilan siswa menjelaskan bahan pakaian yang sesuai dipakai pada musim kemaran sesuai dengan hasil kerja kelompoknya.
Perwakilan siswa menjelaskan hasil kerja kelompoknya dan siswa yang lain memperhatikan penjelasan temannya.
Tanya jawab.
Menanyakan perbedaan bahan pakaian yang dipakai pada musim hujan dan kemarau.
Menjawab pertanyaan guru.
Meminta siswa menyebutkan ciri musim kemarau berdasarkan seluruh kegiatan
Menyebutkan ciri musim kemarau.
141
yang telah dilakukan.
Refleksi
Mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal latihan secara individu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diiajakan.
Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru.
Kesimpulan
Membimbing siswa Menyimpulkan untuk materi menyimpulkan pembelajaran materi berdasarkan pembelajaran yang bimbingan guru. telah diajakarkan. Memberikan umpan Mendengarkan balik. umpan balik yang disampaikan guru.
Post test
15 menit
Tanya jawab
5 menit
F. Alat, media dan sumber Media : Gambar keadaan cuaca di musim kemarau, pakaian yang dipakai pada musim kemarau dan kegiatan yang dilakukan pada musim kemarau. Sumber : Buku paket IPA, Bahasa Indonesia, Matematika Kelas I SD/MI F. Penilaian: 1. Penilaian proses a. Bentuk
: Penilaian Kinerja
b. Aspek penilaian: 1.Keaktifan 2.Ketepatan dalam menjelaskan gambar 3.Ketepatan dalam menempel bahan pakaian
142
4.Kerjasama kelompok c. format penilaian: No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Nama Siswa
Keaktifan (20%)
Ketepatan dalam menjelaskan gambar (30%)
Ketepatan dalam menempel bahan pakaian. (30%)
Kerjasama kelompok (20%)
Total
143
19. 20. 21 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
144
LEMBAR KERJA SISWA Nama
: _____________________
Nomor. Absen : _____________________ Kelas
: _____________________
Hari/tanggal : __________________ Perhatikanlah keadaan cuaca dan suhu kota-kota besar di Indonesia yang ada di bawah ini! kemudian kerjakanlah perintah yang ada pada soal, yaitu: 1.
berilah warna hijau pada keadaan cuaca di musim kemarau dan warna biru pada keadaan cuaca di musim hujan! No.
Kota
Keadaan cuaca
Suhu
1.
Banda Aceh
23-33 oC
2.
Medan
23-33 oC
3.
Pekan Baru
22-32 oC
4.
Jakarta
23-33 oC
5.
Bandung
24-32 oC
6.
Pontianak
29-35 oC
7.
Palu
29-35 oC
145
8.
Denpasar
23-31 oC
9.
Ambon
23-33 oC
10.
Jaya Pura
22-31 oC
2. Lihatlah suhu pada masing-masing kota! Apa bedanya suhu pada musim hujan dan musim kemarau? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ________________________________________________
146
LEMBAR KERJA KELOMPOK Nama anggota kelompok: 1.______________________________ 2.______________________________ 3.______________________________ Perhatikanlah gambar di bawah ini! kemudian tempelkanlah bahan pakaian yang sesuai dengan musimnya!
147
148
MATERI PEMBELAJARAN
149
Musim kemarau adalah kebalikan dari musim hujan. Jika pada musim hujan, hujan hampir turun setiap hari, berbeda dengan musim kemarau. Pada musim kemarau hujan jarang turun, matahari bersinar dengan terik, sehingga tanah menjadi kering dan retak-retak. Bagaimana suhu di musim kemarau? Karena jarang turun hujan dan matahari bersinar terik, di musim kemarau kita akan marasakan suhu yang panas, tubuh kita akan berkeringat apabila berada di luar rumah pada siang hari. Bagaimana cara untuk mengatasi suhu yang panas pada musim kemarau? Untuk mengatasi suhu yang panas pada musim kemarau kita dapat menggunakan pakaian yang nyaman bagi tubuh kita. Pakaian jenis apa yang nyaman digunakan pada musim kemarau? Pakaian yang nyaman digunakan pada musim kemarau adalah pakaian yang terbuat dari bahan katun tipis, karena dapat menyerap keringat di tubuh kita. Kita juga dapat memakai payung atau payung untuk melindungi dari sengatan sinar matahari. Apabila kita berada di dalam rumah, untuk mengatasi suhu yang panas kita dapat menggunakan kipas angin atau AC. Ciri-ciri musim kemarau: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jarang turun hujan. Matahari bersinar terik. Langit cerah. Udara terasa panas. Tanah menjadi kering karena kekurangan air Banyak tanaman yang mati karena kekurangan air.
Di atas telah dijelaskan ciri-ciri musim kemarau. Salah satu ciri musim kemarau adalah banyak tanaman yang mati karena kekurangan air. Pada musim hujan yang lalu pamanku menanam padi di 38 petak sawah miliknya, karena memasuki musim kemarau sawah paman kekurangan air, sehingga padi yang ditanam di 12 petak sawah miliknya mengalami kekeringan dan pada akhirnya mati. Berapa petak sawah lagi padi yang masih bisa bertahan? 38 petak sawah 12 petak sawah – 46 petak sawah
150
Andi juga menanam 45 pot tanaman hias, karena mengalami kekeringan ada 13 pot tanaman hias yang mati. Berapa pot sisa tanaman hias yang dimiliki Andi?
45 pot tanaman hias 13pot tanaman hias – 32 pot tanaman hias Karena padi paman banyak yang mati, akhirnya paman memutuskan untuk menanam tanaman palawija. Tanaman palawija merupakan jenis tanaman yang dapat bertahan hidup pada musim kemarau, karena hanya membutuhkan sedikit air. Sementara itu, Andi juga memutuskan untuk tetap merawat tanaman hiasnya. Namun, untuk menghilangkan kesedihannya karena banyak tanaman yang mati, akhirnya Andi memutuskan untuk melakukan kegiatan yang dapat menyenangkan hatinya. Atas usulan beberapa temannya Andi mengetahui, ternyata banyak sekali permainan yang dapat dilakukan pada musim kemarau, permainan tersebut adalah: 1. Bermain layang-layang 2. Bermain sepak bola 3. Bermain kelereng Permainan apa lagi yang dapat dilakukan pada musim kemarau? Selain banyak permainan yang dapat dilakukan, musim kemarau juga banyak dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat, yaitu: 1. Menjemur pakaian. 2. Menjemur padi. 3. Menanam tanaman palawija.
151
Lampiran 6 SATUAN PEMBELAJARAN TEMATIK III Mata Pelajaran
: 1. Ilmu Pengetahuan Alam 2. Bahasa Indonesia 3. PKn 4. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tema
: Dampak Musim Hujan dan Kemarau
Kelas/semester
: I (satu)/ 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan ke
: 3 (ketiga)
A. Standar Kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia. Bahasa Indonesia Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar. Ilmu Pengetahuan Sosial Mendeskripsikan lingkungan rumah. Pendidikan Kewarganegaraan Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah. Matematika Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan dua angka. SBK Mengapresiasikan karya seni rupa dalam bentuk gambar.
152
B. Kompetensi dasar dan indikator Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Membedakan pengaruh musim kemarau dengan musim hujan terhadap manusia.
Berbicara Menjelaskan isi gambar tunggal dengan bahasa yang mudah dimengerti
Indikator
Hasil Belajar
- Menjelaskan dampak positif musim hujan terhadap manusia.
-
Siswa dapat menjelaskan dampak positif musim hujan terhadap manusia.
- Menjelaskan dampak negatif musim hujan terhadap manusia.
-
Siswa dapat menjelaskan dampak negatif musim hujan terhadap manusia.
-
Menjelaskan dampak positif musim kemarau terhadap manusia.
-
Siswa dapat menjelaskan dampak positif musim kemarau terhadap manusia.
-
Menjelaskan dampak negatif musim kemarau terhadap manusia.
-
Siswa dapat menjelaskan dampak negatif musim kemarau terhadap manusia.
- Mengurutkan gambar dampak musim hujan. - Mengurutkan gambar dampak musim kemarau. - Menjelaskan gambar yang telah diurutkan.
- Siswa dapat mengurutkan gambar dampak musim hujan. - Siswa dapat mengurutkan gambar dampak musim kemarau. - Menjelaskan gambar yang telah diurutkan.
153
Pkn
- Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah.
- Menyebutkan kewajiban anak di rumah. - Menyebutkan kewajiban anak di sekolah. - Menyebutkan upaya yang dilakukan untuk menjalankan kewajiban
- Siswa dapat menyebutkan kewajiban anak di rumah. - Siswa dapat menyebutkan kewajiban anak di sekolah. - Siswa dapat menyebutkan upaya yang dilakukan untuk menjalankan kewajiban.
IPS
Membedakan lingkungan rumah sehat dan tidak sehat.
- Menyebutkan ciriciri rumah sehat.
- Siswa dapat menyebutkan ciriciri rumah sehat. - Siswa dapat menyebutkan ciriciri rumah tidak sehat. - Siswa dapat menjelaskan cara memelihara lingkungan rumah agar tetap sehat. - Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pengurangan dua angka. - Siswa dapat mewarnai gambar dampak musim kemarau dan hujan.
- Menyebutkan ciriciri rumah tidak sehat. - Menjelaskan cara memelihara lingkungan rumah agar tetap sehat.
Matematika
SBK
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan dua angka. Mengapresiasikan karya seni rupa dalam bentuk gambar.
- Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pengurangan dua angka. - Mewarnai gambar dampak musim kemarau dan hujan.
C. Materi Pelajaran Untuk mencapai serangkaian kompetensi pembelajaran di atas, ditentukan materi pembelajaran tematik sebagai berikut: -
Musim Kemarau.
154
-
Kewajiban anak di rumah. Rumah sehat dan lingkungan rumah tidak sehat. Pengurangan dua angka. Mewarnai gambar.
D. Pendekatan/model/metode: -
Pendekatan : pembelajaran Tematik Model : CTL Metode : Ceramah, tanya jawab, example non examples, poster coment, make a match
Tahapan Pendahulua n
Kegiatan Guru Memberi salam pembuka
Kegiatan Siswa Menjawab salam
Waktu 5 Menit
Mendengarkan guru Mengabsen Memperhatikan guru Guru memberikan motivasi dan mengkondisikan siswa pada situasi belajar. Hubungkan Melakukan appersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang musim hujan yang telah dipelajari, dengan cara: a. Anak-anak minggu yang lalu kita sudah mempelajari musim hujan dan musim kemarau. Siapa yang dapat menyebutkan
Menjawab pertanyaan guru.
5 Menit
155
b.
c.
d.
e.
f.
g.
ciri-ciri musim hujan? Apa saja kegiatan yang dilakukan pada musim hujan? Bila hujan turun terus-menerus apa yang akan terjadi? Bagaimana dengan musim kemarau? Bagaimana kondisi cuaca saat musim kemarau? Kegiatan apa yang dapat dilakukan pada musim kemarau? Bagaimana bila musim kemarau terjadi sepanjang masa?
Merespon setiap jawaban siswa.
Semakin semangatmenjawab pertanyaan.
Menjelaskan bahwa setiap musim pasti berpengaruh terhadap kegiatan manusia.
Mendengarkan penjelasan guru.
Menjelaskan tujuan pelajaran hari ini, yaitu pengaruh musim hujan dan kemarau terhadap kegiatan manusia.
Mendengarkan penjelasan guru.
156
Aplikasikan
Mengajukan beberapa pertanyaan yang terdiri dari: a. Apakah kalian menyukai hujan? b. Mengapa? c. Siapa yang tidak suka musim hujan? d. Mengapa? Guru mengarahkan siswa untuk mengetahui tentang dampak positif dan negatif musim hujan bagi manusia berdasarkan jawaban yang telah diberikan siswa. Meminta siswa menyebutkan dampak positif musim hujan terhadap kegiatan manusia. Menjelaskan dampak positif musim hujan bagi kehidupan manusia. Membimbing siswa untuk menyebutkan bahwa hujan merupakan rahmat dari Allah, sehingga banyak sekali manfaatnya bagi kehidupan manusia. Bertanya bagaimana kondisi air di musim hujan? Menjelaskan apabila kita tidak pandai menjaga lingkungan, hujan juga akan membawa dampak negatif bagi
Menjawab pertanyaan guru.
Memperhatikan arahan guru.
Menyebutkan dampak positif musim hujan terhadap kegiatan manusia. Mendengarkan penjelasan guru. Menyebutkan hujan merupakan rahmat dari Allah.
Menjelaskan kondisi air di musim hujan. Mendengarkan penjelasan guru.
40 Menit
157
kehidupan manusia.
Meminta siswa menyebutkan dampak negatif musim hujan bagi manusia.
Menyebutkan dampak negatif musim hujan.
Membagikan gambar urutan dampak negatif musim hujan dan kemarau terhadap kehidupan manusia.
Menerima gambar yang diberikan guru.
Meminta siswa mengurutkan gambar dampak negatif musim hujan dan kemarau dengan teman sebangkunya.
Mengurutkan gambar dampak negatif musim hujan dan kemarau dengan teman sebangku.
Meminta siswa menjelaskan isi gambar pada lembar yang telah tersedia.
Menjelaskan isi gambar pada kolom yang tersedia.
Meminta siswa mewarnai gambar yang telah ditempelkan.
Mewarnai gambar yang telah ditempelkan.
Meminta perwakilan siswa untuk
Perwakilan siswa menjelaskan dampak
158
menjelaskan dampak negatif musim hujan dan kemarau berdasarkan gambar yang telah ditempelkan.
negatif musim hujan dan kemarau berdasarkan gambar yang telah ditempelkan.
Menanyakan apa perbedaan dari kedua kondisi tersebut.
Menjawab pertanyaan guru.
Meminta siswa menyebutkan cara melindungi lingkungan rumah agar tidak terkena dampak musim hujan dan kemarau.
Menyebutkan cara melindungi lingkungan rumah sgsr tidak terkena dampak dari musim hujan dan kemarau .
Meminta salah satu siswa untuk menyebutkan ciri-ciri rumah sehat dan rumah tidak sehat berdasarkan gambar.
Perwakilan siswa menjelaskan gambar yang diberikan guru, siswa yang lain memperhatikan penjelasan temannya.
Mengarahkan siswa untuk mengetahui kewajiban anak di rumah dengan bertanya siapakah yang harus menjaga kebersihan rumah?
Memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru.
159
Menanyakan kewajiban yang harus dilakukan anak di rumah.
Menjawab pertanyaan guru.
Meminta siswa melakukan penjumlahan dua angka berdasarkan cerita yang dibacakan guru.
Melakukan penjumlahan dua angka.
Mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan melakukan permainan, langkah :
Ikut serta dalam permainan.
Dampak musim hujan a. Meminta 10 orang siswa maju ke depan. b. Membagikan masing-masing siswa satu buah kartu yang berisikan dampak positif dan negatif musim hujan terhadap kehidupan manusia. c. Memerintahkan siswa untuk meletakkan kartu tersebut di dadanya dalam posisi tertutup. d. Memegang kartu yang bertuliskan dampak postif musim hujan di
160
e.
f.
g.
h.
sebelah kanan dan dampak negatif musim hujan di sebelah kiri. Memerintahkan siswa untuk membuka kartu yang ada di dadanya. Memerintahkan mereka membaca kartu tersebut. Memerintahkan siswa yang memegang kartu yang bertuliskan dampak positif musim hujan berbaris di sebelah kanan dan siswa yang memengang kartu dampak negatif musim hujan berbaris di sebelah kiri. Membahas jawaban siswa.
Langkah 2: Rumah sehat dan rumah tidak sehat. a. Memanggil 10 orang siswa b. Membagikan masing-masing 1 buah kartu yang bertuliskan ciriciri rumah sehat dan rumah tidak sehat. c. Memegang kartu yang bertuliskan rumah sehat di sebelah kanan dan kartu yang bertuliskan rumah
161
tidak sehat di sebelah kiri. d. Memerintahkan siswa membuka kartu yang mereka pegang. e. Memerintahkan siswa yang memegang kartu ciri rumah sehat untuk berbaris di sebelah kanan dan siswa yang memegang kartu ciri rumah tidak sehat berdiri di sebelah kiri. f. Membahas jawaban siswa. Langkah 3: Kewajiban anak a. Memanggil 8 orang siswa b. Membagikan mereka masingmasing satu buah kartu yang bertuliskan kewajiban di rumah, sekolah dan masyarakat. c. Menempelkan kartu yang bertuliskan kewajiban di rumah, sekolah di papan tulis. d. Memerintahkan siswa untuk membuka kartu yang telah dibagikan. e. Memerintahkan siswa berbaris sesuai dengan
162
kartu yang didapatkan. f. Membahas jawaban siswa. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada materi yang belum dimengerti.
Mengajukan pertanyaan apabila ada materi yang belum dimengerti.
Refleksi
Mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal latihan secara individu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diiajakan.
Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru.
15 Menit
Kesimpulan
Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajakarkan. Memberikan umpan balik.
Menyimpulkan materi pembelajaran berdasarkan bimbingan guru.
5 Menit
Mendengarkan umpan balik yang disampaikan guru.
F. Alat, media dan sumber Media : Gambar dampak musim hujan dan kemarau Sumber : Buku paket IPA, Bahasa Indonesia, IPS, PKn, Matematika, SBK kelas 1 SD/MI.
163
F. Penilaian: 1. Penilaian proses a. Bentuk
: Penilaian Kinerja
b. Aspek penilaian: 1.Keaktifan 2.Ketepatan dalam menjelaskan gambar 3.Ketepatan dalam mencocokkan. c. format penilaian:
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Nama Siswa
Keaktifan
Ketepatan Ketepatan Total dalam dalam menjelaskan mencocokkan gambar
164
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
165
LEMBAR KERJA KELOMPOK Nama Anggota Kelompok: 1.____________________ 2.____________________ Urutkanlah gambar di bawah ini berdasarkan musimnya, kemudian ceritakanlah isi gambar dan warnailah gambar yang telah diurutkan!
166
167
MATERI PEMBELAJARAN
Musim hujan dan kemarau banyak memberikan pengaruh bagi kehidupan manusia. Ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Sekarang kita akan membahas terlebih dahulu pengaruh musim hujan bagi kehidupan manusia. Siapa yang menyukai musim hujan? Mengapa? Siapa yang menyukai musim kemarau? Mengapa?
Hujan itu merupakan rahmat dari Allah. Hujan yang diturunkan Allah ke muka bumi ini merupakan rezeki dari Allah. Hujan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya adalah: 1. Memberikan air buat kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. 2. Meningkatkan ketersediaan air tanah. 3. Membuat keadaan udara menjadi dingin. 4. Membantu kegiatan pertanian.
Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia, musim hujan juga dapat menjadi malapetaka bagi kita apabila kita tidak dapat memanfaatkan lingkungan dengan baik. Malapetaka yang terjadi pada musim hujan diantaranya adalah: 1. Meluapnya sungai dan selokan sehingga terjadinya banjir. 2. Longsor. Walaupun hujan dapat membawa malapetaka, kita dapat mencegahnya dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Bila kita ingin terhindar dari banjir kita harus selalu menjaga kebersihan lingkungan kita dengan cara: 1. Membuang sampah pada tempatnya. 2. Membersihkan selokan. 3. Membersihkan lingkungan rumah.
168
Di atas telah dijelaskan agar terhindar dari malapetakan saat musim hujan, kita harus selalu memelihara kebersihan rumah kita agar menjadi rumah yang sehat. Rumah yang sehat adalah rumah yang bersih dan tidak ada sampahnya. Ciri-ciri rumah sehat adalah: 1. Bersih. 2. Ada jendelanya 3. Ada lubang anginnya. 4. Ada tong sampahnya. 5. Ada kamar mandi dan sumber air bersihnya. Bagaimana dengan ciri-ciri rumah tidak sehat? Siapa yang dapat menyebutkan ciri-ciri rumah tidak sehat? Ciri-ciri rumah yang tidak sehat adalah: 1. Banyak sampahnya. 2. Tidak ada jendelanya. 3. Tidak ada lubang anginnya. 4. Tidak ada tong sampahnya. 5. Tidak ada kamar mandi dan sumber air bersihnya. Siapa yang suka tinggal di lingkungan rumah yang sehat dan bebas banjir? Siapa yang suka tinggal di lingungan rumah yang tidak sehat dan sering banjir? Ternyata semuanya suka tinggal di rumah yang sehat dan bebas dari banjir. Untuk itu kita harus menjaga kebersihan rumah kita agar di musim hujan rumah kita terhindar dari banjir. Siapa yang wajib menjaga kebersihan rumah kita? Menjaga kebersihan rumah merupakan kewajiban anak di rumah. Kewajiban adalah sesuatu yang harus kita kerjakan. Selain menjaga kebersihan rumah, apa kewajiban anak yang lain? Kewajiban anak di rumah adalah:
169
1. Membantu orang tua. 2. Belajar. 3. Beribadah. 4. Mendengarkan nasehat orang tua. Selain harus menjalankan kewajiban di rumah, setiap anak juga harus menjalankan kewajiban di sekolah. Apa saja kewajiban anak di sekolah? Kewajiban anak di sekolah adalah: 1. Datang ke sekolah tepat waktu. 2. Berbaris sebelum masuk ke sekolah. 3. Memakai seragam sekolah. 4. Mendengarkan perintah guru. 5. Mentaati segala peraturan sekolah.
Lampiran 7 KISI-KISI SOAL POSTEST I TEMA: HUJAN
Nama Sekolah
:
MI Pembangunan Jakarta
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/semester
:
I (satu)/ 2(dua)
Kurikulum
:
KTSP
Jumlah
:
35 butir soal
Alokasi Waktu
:
2 X 30 menit
Standar Kompetensi
:
Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Mengenal keadaan cuaca di sekitar kita.
Hujan
Menjelaskan tanda-tanda akan turunnya hujan.
Tingkatan Kognitif C1 C2 C3 √
Bentuk Soal
Naskah Soal
Saski akan pergi ke sekolah. Saski melihat sekelilingnya lebih gelap dari hari biasa. Saski memandang ke arah langit. Saski melihat . . . .
Nomor Soal
Kunci Jawaban
1
A
170
a. √
Menyebutkan peralatan yang dibawa ketika hujan
c.
Sebelum hujan turun kadang terlihat cahaya . . . .
2
B
Tidak lama kemudian hujan turun. Hujan merupakan air yang jatuh dari . . . .
3
C
√
Ibu mengatakan hujan sudah turun. Ibu meminta Saski membawa . . . .
4
C
√
atau membawa . . . .
5
A
√
Ibu juga menyuruh Saski memakai sepatu. . . .
6
C
a.
Menjelaskan proses terjadinya hujan
b.
√
b.
c.
171
√
Saski melihat orang berteduh dan mencari . . . . Ojek payung Tukang sepatu Tukang koran
8
A
√
Tiba-tiba Saski merasakan perutnya keroncongan. Saski baru ingat ternyata dia belum sarapan. Saski segera pergi ke kantin. Makanan apa yang dipilih Saski . . . .
10
A
√
Saski berangkat ke sekolah setelah berpamitan. Hujanpun semakin deras. Saski melihat jalanan . . . .
7
A
√
Ketika sampai ke sekolah hujan sudah reda. Saski melihat lapangan . . . . Tergenang air Basah Banyak pasir
9
A
11
C
Menjelaskan kegiatan manusia pada saat hujan
Menceritakan keadaan setelah hujan.
Menyelesai kan masalah yang melibatkan penjumlaha n dan
Menghitung banyaknya air hujan yang ditampung.
√
Setelah sarapan Saski meliihat penjaga sekolah sedang mengukur hasil tampungan air hujan. Saski melihat ada tiga ember
18 ml
25 ml
10 ml 172
penguranga n bilangan dua angka.
1 2 3 Jumlah seluruh air hujan yang telah ditampung penjaga sekolah adalah: a.
b..
50 ml √
√
√
52 ml
53 ml 12
C
13
A
Jika air hujan pada ember 1 dan 2 dijumlahkan hasilnya adalah . . . . 28 ml
√
c.
35 ml
43 ml
Jika air hujan ember 1 digabung dengan ember 3 hasilnya adalah . . . 28 ml 35 ml
43 ml
Jika ember 2 digabung dengan ember 3 hasilnya adalah ... 28 ml 35 ml 43 ml
Jika ember 2 dikurangi ember 1 hasilnya . . . 7 ml 8 ml 15 ml
14
B
15
A
173
√
16
B
17
B
18
B
19
B
Jika ember 1 dikurangi ember 3 jumlahnya adalah . . . . 7 ml 8 ml 15 ml Mengurutkan banyak air hujan yang ditampung.
√
Air hujan yang paling banyak ditampung penjaga sekolah adalah pember nomor . . . . a. b. c
18 ml 1 √
√
25 ml
10 ml
2
3
Air hujan yang paling sedikit di tampung penjaga sekolah adalah . . . .
18 ml
25 ml
10 ml
1
2
3
Urutan jumlah air yang ditampung dari yang paling banyak ke yang paling sedikit adalah . . . . a. 1 – 2 - 3 b. 2 – 1 - 3 c. 3 - 1 - 2
174
20 √
C
Urutan jumlah air hujan yang ditampung dari yang paling sedikit ke yang paling banyak adalah . . . . a. 1 – 2 - 3 b. 2 – 1 - 3 c. 3 - 1 - 2
175
Lampiran 8 KISI-KISI SOAL POSTEST II TEMA KEMARAU Nama Sekolah
: MI Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika Bahasa Indonesia
Kelas/semester
: I (Satu)/II (Dua)
Kurikulum
: KTSP
Jumlah Butir
: 20
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kopetensi :
1.Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
(cuaca dan
2.Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar. 3.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan dua angka.
176
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Mengenal keadaan cuaca di sekitar kita.
Kemarau
Menjelaskan suhu pada musim kemarau. Menjelaskan ciri-ciri musi m kemarau
Tingkatan Kognitif C1 C2 C3 √
√
√
Bentuk Soal
Naskah Soal
Nomor Soal
Kunci Jawaban
Ani merasakan tubuhnya . . . saat berjalan di musim kemarau. Kedinginan b. Menggigil c. Kepanasan
2
C
Pada musim kemarau tampak . . . bersinar cerah.
1
A
a b. c. Gambar yang menunjukkan keadaan pada musim kemarau adalah . . . .
5
B
8
A
a. √
b.
c.
Siang hari yang cerah Kevin bermain di lapangan. Setelah selesai bermain, Kevin merasa kehausan. Dia mampir ke kantin. Dia melihat daftar menu minuman 1. Teh manis hangat 2. Kopi hangat 3. Jus jeruk
Rp. 2000 Rp. 2500 Rp. 3000
Minuman yang dibeli Kevin adalah . . . . a. Jus jeruk b. Teh manis hangat c. Kopi hangat
177
Mengidentifikas i kegiatan manusia pada musim kemarau.
√
Menjelaskan bahan yang dipakai pada musim kemarau
√
a.
√
√
Menyelesaik an masalah yang melibatkan penjumlahan dan
Menyelesaikan soal cerita terkait dengan penjumlahan dua angka.
Sinar matahari yang panas di musim kemarau dipergunakan ibu untuk . . . .
√
b.
A
3
B
6
B
7
B
9
C
c.
Agar tidak kepanasan pada musim kemarau , sebaiknya kita memakai pakaian . . . .
a. b. c. Saat cuaca panas kita memerlukan pendingin. Pendingin yang bisa digunakan di angkutan umum adalah . . . .
a. b. Amatilah gambar di bawah ini!
4
c.
Perlengkapan yang dipakai pada musim kemarau terlihat pada gambar nomor . . . . a. 1 – 2 – 3 b. 1 – 4 – 5 c. 2 – 3 – 4 Jumlah uang yang harus dibayar Kevin adalah . . . . a. 2000 b. 2500 c. 3000
178
pengurangan bilangan dua angka. √
Menyelesaikan soal cerita terkait dengan pengurangan dua angka.
Bila Kevin membayar dengan uang Rp. 5000, kembalian yang harus diterima Kevin berjumlah . . . . a. 2000 b. 2500 c. 3000
10
A
√
Di halaman belakang ibu menjemur 38 pakaian, kemudian ibu menjemur 15 pakaian lagi. Berapakah jumlah pakaian yang dijemur ibu? a. 52 b. 53 c. 55
11
B
√
Jemuran ibu ada 53 Menjelang siang hari ibu mengangkat 20 baju, sisa baju yang dijemur berjumlah .... a. 33 b. 34 c.35
12
A
√
Jemuran kakak ada 33, kemudian kakak menjemur lagi 10 pakaiannya. Berapakah jumlah seluruh jemuran kakak? a. 42 b. 43 c. 44
13
B
√
Di halaman samping ibu menjemur 14 celana dan 11 rok. Jumlah seluruh jemuran ibu adalah . . . . a. 23 b. 24 c. 25 Ibu menjemur 14 celanan dan 11 rok. Setelah kering ibu melipatnya secara berpasangan. Jumlah celana yang tidak memiliki pasangan adalah . . . . a. 3 b. 6 c. 7 Kakak senang memelihara tanaman hias yang diletakkannya di halaman depan dan belakang rumah. Di halaman depan kakak menanam 39 dan di halaman
14
C
15
A
16
A
√
√
179
√
belakang ada 11 tnaman hias lagi. Berapakah jumlah seluruh tanaman hias kakak? a. 50 b. 54 c. 56 Tanaman kakak ada 50, Karena musim kemarau ada 25 tanaman kakak yang mati. Sisa tanaman hias kakak berjumlah . . . . a. 25 b. 29 c. 30
17
A
√
Tanaman ibu ada 25, ibu membeli lagi 14 tanaman hias yang baru. Sekarang tanaman hias ibu berjumlah . . . . a. 36 b. 38 c.39
18
C
√
Kakak juga senang memelihara ikan di kolam. Dia mempunyai dua kolam ikan. Di kolam I kakak mempunyai 24 ikan hias dan di kolam II kakak mempunyai 12 ikan hias. Jumlah seluruh ikan hias kakak adalah . . . . a. 34 b. 35 c. 36 Kakak mempunyai 36 ikan hias, karena kekurangan air 12 ikan kakak mati. Ikan kakak yang masih hidup berjumlah . . . a. 21 b. 23 c. 24
19
C
20
C
√
180
Lampiran 9 KISI-KISI SOAL POSTEST III TEMA DAMPAK MUSIM HUJAN DAN KEMARAU TERHADAP MANUSIA Nama Sekolah
: MI Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika Bahasa Indonesia Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/semester
: I (Satu)/II (Dua)
Kurikulum
: KTSP
Jumlah Butir
: 20
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kopetensi :
1.Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
(cuaca dan
2.Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar.
181
3.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan dua angka. 4. Mendeskripsikan Lingkungan Rumah. 5. Menerapkan kewajiban anak dirumah dan di sekolah.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Tingkatan Kognitif C1 C2 C3
Membedakan pengaruh musim kemarau dengan musim hujan terhadap manusia.
Dampak Musim Hujan dan Kemarau
Menjelaskan dampak positif musim hujan terhadap manusia.
√
√
Bentuk Soal
Naskah Soal√
Nomor Soal
Kunci Jawaban
Kegiatan yang bisa dilakukan pada musim hujan adalah . . . . a. ojeg payung b. jualan es c. Jualan air
1
A
Jahe hangat adalah minuman yang biasa diminum pada musim . . . . a.hujan b. kemarau c. Rambutan
2
A
4
B
7
A
√
√
Biasa kita jumpai pada musim . . . . a.hujan b. kemarau c. durian Barang yang laku dijual pada musim hujan adalah . . . .
a.
b.
c. jualan air
c.
182
√
Perhatikanlah gambar di bawah ini!
13
A
8
A
9
B
3.
1. 2. Gambar nomor 1 terjadi pada musim . . . . a.hujan b. panen c. Kemarau Menjelaskan dampak negatif musim hujan terhadap manusia.
√
Perhatikanlah gambar di bawah ini! 1
2.
3.
4.
5.
Urutan gambar yang menjelaskan proses terjadinya banjir adalah . . . . a.1 – 3 – 4 – 2 – 5 b. 2 – 1 – 3 – 4 – 5 c. 5 – 4 – 1 – 23 √
gambar ini menceritakan tentang orang yang sedang. . . . a. membuang sampah pada tempatnya. b. membuang sampah di sungai. c. membuang sampah di jalan.
183
√
10
C
kegiatan ini dapat mengakibatkan . . . .
a.
b.
c.
√
c. 11
A
16
A
18
A
Gambar ini menceritakan kondisi sungai yang . . . . a.kotor b. bersih c. Jernih √
Agar rumah kita tidak kebanjiran, kita harus selalu membuang sampah di . . . .
a. √
b.
c.
Banjir dapat menyebabkan penyakit menular seperti . . .. a. diare b. maag c. Keseleo
184
Menjelaskan dampak positif musim kemarau terhadap manusia.
√
Pada musim kemarau biasanya banyak kita jumpai tukang . . . .
a. √
b.
Menjelaskan dampak negatif musim kemarau terhadap manusia.
√
b.
√
√
b.
b.
5
B
5
B
12
A
c.
Musim kemarau panjang dapat mengakibatkan . . . .
a.
B
c.
Gambar yang menunjukkan keadaan pada musim kemarau adalah . . . . a.
6
c.
Musim kemarau menyebabkan air sumur menjadi . . . .
a.
A
c.
Sinar matahari di musim kemarau dimanfaatkan ibu untuk . . . .
a.
3
b.
c.
185
√
15
C
Membersihkan rumah merupakan kewajiban . . . . a.pembantu b. orang tua c. Semua warga rumah
19
C
Rumah yang sehat adalah rumah yang memiliki . . . .
20
B
21
A
22
B
a.hujan
Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah. Membedakan lingkungan rumah sehat dan tidak sehat.
Menyebutkan contoh kewajiban anak di rumah. Menyebutkan ciri-ciri rumah sehat.
√
a. Menjelaskan cara memelihara lingkungan rumah agar tetap sehat
Menyelesaika n masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
√
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pengurangan dua angka.
√
Gambar ini terjadi pada musim . . . . b. panen c. Kemarau
b.
c.
Amatilah gambar di bawah ini 1. 2. 3. 4 5.
√
Alat yang digunakan untuk membersihkan rumah terdapat pada nomor . . . . a. 1-3-4 b. 1- 2- 5 c. 2- 3 -5 Pada hari minggu Syalma membersihkan rumah bersama keluarganya. Syalma melihat di halaman rumahnya ada 35 helai daun, kemudian dia mengambil 13 helai daun, sisa daun yang terdapat di halaman rumah adalah . . . . a. 21 b. 22 c.23
186
pengurangan dua angka.
√
Di selokan rumah Syalma juga ada 39 sampah plastik, karena takut kebanjiran Syalma segera mengambil sampah itu dan memasukkannya ke dalam tempat sampah. Pertama-tama Syalma memasukkan 15 sampah ke dalam tong sampah, sisa sampah yang belum dimasukkan Syalama ke dalam tempat sampah adalah . . . . a. 20 b. 22 c. 24
23
C
√
a sangat gemar memelihara bunga. Halaman rumahnya terdapat 69 bunga yang diletakkan dalam pot. Karena Faza lupa menyiram seluruh bunganya pada musim kemarau, akhirnya 25 bunga Faza yang mati. Sekarang bunga Faza berjumlah . . . pot a. 32 b. 40 c.44 Kamila juga senang memelihara tanaman hias yang digantung di teras depan rumahnya. Jumlah tanaman hias Kamila ada 52 pot. Karena kekurangan air, 21 pot tanaman hias Kamila layu. Tanaman hias Kamila yang tidak layu berjumlah . . . . a. 21 b. 31 c. 41
24
C
25
B
√
187
Lampiran 10 KISI-KISI SOAL TES SUMATIF Nama Sekolah
: MI Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika Bahasa Indonesia Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/semester
: I (Satu)/II (Dua)
Kurikulum
: KTSP
Jumlah Butir
: 45
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kopetensi :
1.
Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
2.
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar.
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan dua angka. 4.
Mendeskripsikan lingkungan rumah.
5.
Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah. 188
Kompetensi Dasar Mengenal perubahan cuaca.
Materi Pokok Hujan
Indikator Menjelaskan tandatanda turunnya hujan.
Tingkatan Kognitif C1 C2 C3 √
Bentuk Soal PG
Naskah Soal Bila akan turun hujan di langit tampak . . . .
a. √
√
√
PG
Kunci Jawaban A
c. 2
B
Hujan merupakan air yang jatuh dari . . . .
3
B
a. b. c. Setelah hujan turun langit menjadi cerah kembali, kadangkadang di langit terihat . . . .
4
C
a. Menyebutkan kegiatan manusia pada musim hujan
b.
Sebelum turun hujan kadang-kadang terlihat cahaya . . . .
a. Menjelaskan proses terjadinya hujan.
Nomor Soal 1
b.
b.
c.
c. 5
√
Saat hujan turun kita akan melihat banyak tukang . . . di jalan. a. ojek payung b. ojek motor c. Ojek sepeda
A
189
√
Saat musim hujan banyak orang menjual . . . .
a. bajigur
Menyebutkan bahan yang dipakai saat hujan.
√
√
b.
b.
b.
B
8
B
9
A
10
C
c.
c.
Agar tidak kedinginan pada musim hujan kita dapat memakai . . . .
a.
7
c.
Agar kaki kita tidak basah, kita juga dapat memakai sepatu . ...
a. √
b.
Agar tidak kehujanan saat naik sepeda motor kita harus memakai . . . .
a.
A
c. Jus jeruk
Pergi ke sekolah pada musim hujan sebaiknya membawa . . .. a.
√
b.
6
c.
190
Kemarau
Menjelaskan suhu pada musim kemarau. Menjelaskan ciri-ciri musim kemarau
√
Tubuh kita akan merasakan . . . bila berjalan di siang hari pada musim kemarau. a. kepanasan b. kedinginan c. Menggigil Pada musim kemarau tampak . . . bersinar cerah
√
a. b. c. Sinar matahari yang cerah dimusim kemarau biasanya dipergunakan ibu untuk . . . .
Mengidentifikasikan kegiatan manusia pada musim kemarau.
a.
b.
Menjelaskan bahan pakaian yang dipakai pada musim kemarau
√
b.
12
B
13
C
14
B
15
A
c. Bajigur
Pada musim kemarau udara terasa panas, sebaiknya kita memakai . . . .
a.
A
c.
Minuman yang paling banyak dicari orang pada musim kemarau adalah . . . . a. Teh manis hangat b. jus mangga
11
c.
191
√
Untuk melindungi tubuh kita dari sengatan sinar matahari, kita dapat memakai . . .
a. √
Pengaruh perubahan musim terhadap manusia
Dampak musim hujan dan kemarau terhadap manusia
√
Menjelaskan dampak positif musim hujan terhadap manusia.
b.
Amatilah gambar di bawah ini! 1 2. 3.
b.
A
17
B
18
A
c.
4.
5.
Perlengkapan yang diperlukan pada musim kemarau terdapat pada gambar nomor . . . . a. 1-2-3 b. 1-3-5 c.2-3-5 Gambar yang menunjukkan kondisi tumbuhan pada musim hujan adalah . . . .
a.
16
c. 19
√
Pada musim hujan biasanya banyak kita jumpai orang yang berjualan . . . .
B
192
a. Menjelaskan dampak negatif musim hujan terhadap manusia
b.
c.
√
20
C
kegiatan ini dapat mengakibatkan . . . .
a.
b.
c. 21
√
Banjir ditandai dengan meluapnya air . . . .
a. √
b.
A
c.
Agar tidak terjadi banjir, kita harus membuang sampah di . ...
a.
b.
22
B
23
A
c.
Salah satu jenis penyakit menular yang dapat disebabkan oleh banjir adalah . . . . a. Demam berdarah b. keseleo c. keseleo
193
√
Menjelaskan dampek positif musim kemarau bagi manusia.
Sinar matahari yang cerah dapat dimanfaatkan untuk . . . .
a .
√
b.
b.
√
Biasa kita jumpai pada musim . . . . a. rambutan b. hujan c. Kemarau Musim kemarau panjang dapat menyebabkan tanaman . . . .
a.
b.
25
B
26
C
27
C
28
A
c.
√
Menjelaskan dampak negatif musim kemarau bagi manusia.
C
c.
Minuman yang paling laris pada musim kemarau adalah . . .
a.
24
c.
√
Gambar ini terjadi pada musim . . . . 194
a. Kemarau Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dua angka.
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dua angka.
√
√
c. hujan
Pada musim hujan, ayah menampung air hujan ke dalam tiga ember. 20 Liter
√
b. durian
15 Liter
25 Liter
1 2 3 Jumlah seluruh air hujan yang ditampung ayah adalah . . . . a. 50 liter b. 60 liter c. 70 liter Kemarin ibu menjemur 31 potong pakaian di halaman depan rumah dan 21 potong pakaian di halaman belakang rumah. Jumlah seluruh jemuran ibu adalah .... potong. a. 52 b. 58 c. 62 Pada musim kemarau persediaan air berkurang. Untuk memenuhi air di bak mandi ayah menimba air di sumur. Pada awalnya ayah menimba sebanyak 20 ember kecil, karena tidak cukup akhirnya ayah menimba lagi 15 ember kecil. Jumlah seluruh air yang ditimba ayah adalah . . . timba kecil.
a.
25
b. 30
33
38
A
39
C
c. 35
195
Kakak senang memelihara ikan hias di kolam. Dia mempunyai 2 buah kolah ikan. Kolam ikan yang pertama ada 32 ikan dan kolam yang kedua ada 22 ikan. Jumlah seluruh ikan hias kakak adalah . . . . a.44 b. 50 c. 54
Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan pengurangan dua angka.
40
C
Pada hari minggu Ines membersihkan rumah bersama 41 keluarganya. Ines melihat di halaman rumahnya ada 42 helai daun. Ines mengambil dan memasukkan 11 helai daun ke dalam tempat sampah. Daun yang masih tersisa di halaman rumah Syalma berjumlah . . . helai a. 21 b. 31 c. 41
B
Di selokan rumah Amar ada 45 sampah plastik, karena 42 takut kebanjiran Amar segera mengambil sampah itu dan memasukkannya ke dalam tempat sampah. Pertama-tama Amar memasukkan 12 sampah ke dalam tong sampah, sisa sampah yang belum dimasukkan Syalama ke dalam tempat sampah adalah . . . . a. 13 b. 23 c. 33
C
Kakak juga menjemur 55 potong pakaian di halaman. 43 Menjelang siang, kakak mengangkat 15 potong pakaian yang sudah kering. Sisa pakaian yang masih dijemur ibu berjumlah . . . potong. a. 30 b. 40 c.50
B
196
Mengurutkan bilangan
Mengurutka n Bilangan
Mengurutkan jumlah air hujan dari yang terbesar sampai ke yang terkecil.
Nica sangat gemar memelihara bunga. Halaman rumahnya terdapat 69 bunga yang diletakkan dalam pot. Karena Nica lupa menyiram seluruh bunganya pada musim kemarau, akhirnya 24 bunga Faza yang mati. Sekarang bunga Faza berjumlah . . . .pot a. 45 b. 50 c.55
44
A
Kemal mempunyai 39 ikan hias, karena kekurangan air ada 24 ikan hias Kemal mati. Sisa ikan hias Kamila yang masih hidup adalah . . . . a. 13 b. 15 c. 18
45
B
34
C
36
C
20 Liter
15 Liter
25 Liter
1 2 3 Urutan jumlah air hujan yang ditampung ayah dari yang paling banyak sampai yang paling sedikit adalah . . . . a. 1-2-3 b. 2-3-1 c. 3-2-1 Air hujan yang paling banyak ditampung ayah terdapat pada ember nomor. . . . a. 1 b. 2 c. 3
197
Mengurutkan jumlah air hujan dari yang terkecil sampai ke yang terbesar
Menjelaskan isi gambar tunggal dengan bahas yang dimengerti.
Hujan
Urutan jumlah air hujan yang ditampung ayah dari yang paling sedikit sampai yang paling banyak adalah . . . . a. 1-2-3 b. 2-1-3 c. 3-2-1
35
B
Air hujan yang paling sedikit di tampung ayah terdapat pada ember nomor . . . . a. 1 b. 2 c. 3
37
B
29
A
30
A
31
B
32
A
Menceritakan isi gambar Gambar ini menceritakan tentang orang yang membuang sampah di . . . . a. tempat sampah b. sungai c. halaman
Rumah sehat a. tidak sehat Membedakan rumah sehat dan rumah tidak sehat
Rumah sehat
Menyebutkan ciriciri rumah sehat.
Menyebutkan alatalat yang dapat digunakan untuk membersihkan
Ini merupakan ciri rumah . . . . b. sehat c. bersih
Rumah sehat adalah rumah yang memiliki . . . .
a. b. Perhatikan gambar di bawah ini!
c. 5.
1.
2
3
4.
198
rumah.
Alat yang dapat digunakan untuk membersihkan rumah terdapat pada gambar nomor . . . . a.2-3-4 b. 1-2-3 c.1-3-5
199
200
Lampiran 11 Instrumen Penelitian I Ayo lengkapi cerita di bawah ini dengan mewarnai salah satu kotak di bawah ini! Nama:_____________________
Hari/tanggal:___________________
Kelas: _____________________
No.Absen
:___________________
Berangkat ke Sekolah Saski akan pergi ke sekolah. Saski melihat sekelilingnya lebih gelap dari hari biasa. Saski memandang ke arah langit. Saski melihat . . . . a.
b
c
b.
c.
Kadang-kadang terlihat . . . . a.
Tidak lama kemudian hujan turun. Hujan merupakan air yang jatuh dari . . . . a.
b.
c.
Ibu mengatakan hujan sudah turun. Ibu meminta Saski membawa . . . .
a. atau membawa . . . .
b.
c.
Nilai:
201
b. a. Ibu juga menyuruh Saski memakai sepatu . . . .
a.
c.
c.
b.
Saski berangkat ke sekolah setelah berpamitan. Hujanpun semakin deras. Saski melihat jalanan . . . .
Saski melihat orang berteduh dan mencari . . . . Ojek payung
Tukang sepatu
Tukang koran
Ketika sampai ke sekolah hujan sudah reda. Saski melihat lapangan . . . . Tergenang air
Kering
Penuh dengan batu
Tiba-tiba Saski merasakan perutnya keroncongan. Saski baru ingat ternyata dia belum sarapan. Saski segera pergi ke kantin. Makanan apa yang dipilih Saski . . . .
Setelah sarapan Saski meliihat penjaga sekolah sedang mengukur hasil tampungan air hujan. Saski melihat ada tiga ember
202
25 Liter
18 Liter
10Liter
1
2
3
Jumlah seluruh air hujan yang telah ditampung paman adalah: a.
b.
c.
50 Liter 52 Liter
18 Liter
53 Liter
25 Liter
1
10 Liter
2
3
Jika air hujan pada ember 1 dan 2 dijumlahkan hasilnya adalah . . . . a.
b. 28 Liter
c. 35 Liter
43 Liter
Jika air hujan ember 1 digabung dengan ember 3 hasilnya adalah . . . a.
b. 28 Liter
c. 35 Liter
43 Liter
203
Jika ember 2 digabung dengan ember 3 hasilnya adalah . . . a.
b. 18 Liter
c. 35 Liter
43 Liter
Jika ember 2 dikurangi ember 1 hasilnya . . . . a.
b. 7Liter
c. 15 Liter
8 Liter
18 Liter
25 Liter
10 Liter
Jika ember 1 dikurangi ember 3 jumlahnya adalah . . . . a.
b. 7 Liter
c. 15 Liter
8 Liter
Air hujan yang paling sedikit di tampung penjaga sekolah adalah ember nomor . . .. a.
b. 18 Liter
1
c. 25 Liter
10 Liter
2
3
204
Air hujan yang paling banyak ditampung paman adalah . . . a.
b. 18 Liter
c. 25 Liter
10 Liter
1 2 3 Urutan jumlah air yang ditampung dari yang paling banyak ke yang paling sedikit adalah . . . . a.
1- 2 - 3
b.
2–1–3
c.
3–2-1
Urutan jumlah air hujan yang ditampung dari yang paling sedikit ke yang paling banyak adalah . . . . a.
1- 2 - 3
b.
3–1–2
c.
3 – 1- 2
205
Lampiran 12 INSTRUMEN POSTEST II TEMA KEMARAU Nama
: ________________
Hari/tanggal: ____________________
Kelas
: ________________
No. Absen : ____________________
Ayo kerjakanlah soal di bawah ini dengan melingkari salah satu gambar yang tersedia! 1.
Pada musim kemarau tampak . . . bersinar cerah.
a.
2.
b.
Ani merasakan tubuhnya . . . saat berjalan di siang hari pada musim kemarau. a. b. zc. c. Kedinginan
3.
Menggigil
Kepanasan
Agar tidak kepanasan pada musim kemarau, sebaiknya kita memakai baju . . . .
a. 4.
c.
b.
c.
Sinar matahari yang cerah di musim kemarau dipergunakan ibu untuk . . . .
a.
b.
c
206
5.
Gambar yang menunjukkan keadaan pada musim kemarau adalah . . . .
a. 6.
7.
b.
c.
Saat cuaca panas kita memerlukan pendingin. Pendingin yang dapat digunakan di angkutan umum adalah . . . .
a. b. Amatilah gambar di bawah ini!
1.
2.
c.
4.
3.
5.
Perlengkapan yang dipakai pada musim kemarau terdapat pada gambar nomor . . . . a. b. c. 1 - 2 - 3
8.
1 - 4 - 5
Siang hari yang cerah Kevin bermain di lapangan. Setelah selesai bermain, Kevin merasa kehausan. Dia mampir ke kantin. Dia melihat daftar menu minuman 1. Teh manis hangat 2. Kopi hangat 3. Jus jeruk
Rp. 2000 Rp. 2500 Rp. 3000
Minuman yang dibeli Kevin adalah a. Jus jeruk b. Teh manis hangat 9.
2 - 3- 4
c. Kopi hangat
Jumlah uang yang harus dibayar Kevin adalah . . . . a. Rp. 2000 b. Rp. 2500 c. Rp. 3000 10. Bila Kevin membayar dengan uang Rp. 5000, kembalian yang harus diterima Kevin berjumlah . . . . a. Rp. 2000 b. Rp. 2500 c. Rp. 3000
207
11. Di halaman belakang rumah ibu menjemur
Kemudian ibu menjemur lagi
Jemuran ibu berjumlah . . . . a. 52
b. 53
c. 54
12. Jemuran ibu ada 53 Menjelang siang hari ibu mengangkat 20 baju, sisa baju yang dijemur berjumlah . . . . a. 33 b.34 c. 35 13. Jemuran kakak ada 33, kemudian kakak menjemur lagi
Jemuran kakak sekarang berjumlah . . . . a. 42 b. 43 14. Di halaman samping ibu juga menjemur celana dan rok.
Jumlah seluruh jemuran adalah . . . . a. 23 b. 24
c. 44
c. 25
208
15. Ibu mempunyai jemuran celana dan rok. Setelah kering ibu melipatnya dengan berbasangan. Jumlah celana yang tidak memiliki pasangan adalah . . . .
a. 3
b. 6
c. 7
16. Kakak senang memelihara tanaman hias yang diletakkannya di halaman depan dan belakang rumah. Di halaman depan kakak menanam:
dan di halaman belakang menanam:
Seluruh tanaman hias kakak berjumlah . . . . a. 50
b. 54
c. 56
209
17. Tanaman kakak ada 50, Karena musim kemarau ada 25 tanaman kakak yang mati. Sisa tanaman hias kakak berjumlah . . . . a. 25 b. 26 c. 27
18. Tanaman ibu ada 25, ibu membeli lagi 14 tanaman hias yang baru. Sekarang tanaman hias ibu berjumlah . . . . a. 36 b. 38 c. 39 19. Kakak juga senang memelihara ikan di kolam. Dia mempunyai dua kolam ikan. Kolam 1 Kolam 2
a. 34
b. 35
c. 36
20. Kakak mempunyai 36 ikan hias, karena kekurangan air 12 ikan kakak mati. Ikan kakak yang masih hidup berjumlah . . . a. 20 b. 22 c. 24
210
Lampiran 13 INSTRUMEN PENELITIAN III TEMA: DAMPAK MUSIM HUJAN DAN KEMARAU BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
1.
Kegiatan yang bisa dilakukan pada musim hujan adalah . . . . a. ojeg payung b. jualan es c. jualan air
2.
Jahe hangat adalah minuman yang biasa diminum pada musim . . . . a. hujan b. kemarau c. Rambutan
3.
Pada musim kemarau biasanya banyak kita jumpai tukang . . . .
a.
4. a. hujan 5.
b.
c.
Biasa kita jumpai pada musim . . . . b. kemarau c. durian
Musim kemarau menyebabkan air sumur menjadi . . . .
a.
b.
c.
211
6.
Sinar matahari di musim kemarau dimanfaatkan ibu untuk . . . .
a. 7.
b.
c.
Barang yang laku dijual pada musim hujan adalah . . . .
a. b. 8. Perhatikanlah gambar di bawah ini! 1 2. 3.
c. 4.
5.
Urutan gambar yang menjelaskan proses terjadinya banjir adalah . . . . a. 1 – 3 – 4 – 2 – 5 b. 2 – 1 – 3 – 4 – 5 c. 5 – 4 – 1 – 23
9.
gambar ini menceritakan tentang orang yang sedang. . . . a. membuang sampah pada tempatnya. b. membuang sampah di sungai. c. membuang sampah di jalan.
10.
kegiatan ini dapat mengakibatkan . . . .
a.
b.
c.
212
11. a. kotor
Gambar ini menceritakan kondisi sungai yang . . . . b. bersih c. Jernih
12. Musim kemarau panjang dapat mengakibatkan . . . .
a.
b.
13. Perhatikanlah gambar di bawah ini! 1. 2.
14. Gambar nomor 1 terjadi pada musim . . . . a. hujan b. panen
15. a. hujan
c.
3.
c. Kemarau
Gambar ini terjadi pada musim . . . . b. panen c. Kemarau
213
16. Agar rumah kita tidak kebanjiran, kita harus selalu membuang sampah di . ...
a.
17. a. sehat Tidak sehat
b.
c.
ini merupakan ciri rumah . . . . b. bersih
18. Banjir dapat menyebabkan penyakit menular seperti . . . . a. diare b. maag
c.
c. Keseleo
19. Membersihkan rumah merupakan kewajiban . . . . a.pembantu b. orang tua warga rumah
c. Semua
20. Rumah yang sehat adalah rumah yang memiliki . . . .
a.
b.
21. Amatilah gambar di bawah ini 1. 2. 3.
c.
4
5.
214
Alat yang digunakan untuk membersihkan rumah terdapat pada nomor . . . . a. 1-3-4 b. 1- 2- 5 c. 23 -5 22. Pada hari minggu Syalma membersihkan rumah bersama keluarganya. Syalma melihat di halaman rumahnya ada:
Syalma mengambil dan memasukkan 13 helai daun ke dalam tempat sampah. Daun yang masih tersisa di halaman rumah Syalma berjumlah . . . helai a. 21
b. 22
c.23
23. Di selokan rumah Syalma juga ada 39 sampah plastik, karena takut kebanjiran Syalma segera mengambil sampah itu dan memasukkannya ke dalam tempat sampah. Pertama-tama Syalma memasukkan 15 sampah ke dalam tong sampah, sisa sampah yang belum dimasukkan Syalama ke dalam tempat sampah adalah . . . . a. 20 b. 22 c. 24 24. Faza sangat gemar memelihara bunga. Halaman rumahnya terdapat 69 bunga yang diletakkan dalam pot. Karena Faza lupa menyiram seluruh bunganya pada musim kemarau, akhirnya 25 bunga Faza yang mati. Sekarang bunga Faza berjumlah . . . pot a. 32
b. 40
c.44
215
25. Kamila juga senang memelihara tanaman hias yang digantung di teras depan rumahnya. Jumlah tanaman hias Kamila ada 52 pot. Karena kekurangan air, 21 pot tanaman hias Kamila layu. Tanaman hias Kamila yang tidak layu berjumlah . . . . a. 21
b. 31
c. 41
216
Lampiran 14 INSTRUMEN TES SUMATIF Nama :_____________________
Hari/Tanggal:___________________
Kelas :_____________________
No. Absen
:___________________
Ayo kerjakanlah soal di bawah ini dengan melingkari salah satu jawaban yang tersedia! 1. Bila akan turun hujan di langit tampak . . . .
a.
b.
c.
2. Sebelum turun hujan kadang-kadang terlihat cahaya . . . .
a.
b.
c.
3. Hujan merupakan air yang jatuh dari . . . .
a.
b.
c.
4. Setelah hujan turun langit menjadi cerah kembali, kadang-kadang di langit terlihat . . . .
a.
b.
c.
5. Saat hujan turun kita akan melihat banyak tukang . . . di jalan. a. ojek payung b. ojek motor c. ojek sepeda 6. Saat musim hujan banyak orang menjual . . . .
a. bajigur
b.
c. Jus jeruk
217
7. Pergi ke sekolah pada musim hujan sebaiknya membawa . .
a.
b.
c.
8. Agar tidak kehujanan saat naik sepeda motor kita harus memakai . . . .
a.
b.
c.
9. Agar kaki kita tidak basah, kita juga dapat memakai sepatu . . . .
a.
b.
c.
10. Agar tidak kedinginan pada musim hujan kita dapat memakai . . . .
a.
b.
c.
11. Tubuh kita akan merasakan . . . bila berjalan di siang hari pada musim kemarau. a. kepanasan b. kedinginan c. Menggigil 12. Pada musim kemarau tampak . . . bersinar cerah
a.
b.
c.
13. Sinar matahari yang cerah dimusim kemarau biasanya dipergunakan ibu untuk . . . .
a.
b.
c.
218
14. Minuman yang paling banyak dicari orang pada musim kemarau adalah .... a. Teh manis hangat b. jus mangga c. Bajigur 15. Pada musim kemarau udara terasa panas, sebaiknya kita memakai . . . .
a.
b.
c.
16. Untuk melindungi tubuh kita dari sengatan sinar matahari, kita dapat memakai . . . .
a.
b.
c.
17. Amatilah gambar di bawah ini! 1
2.
3.
4.
5.
Perlengkapan yang diperlukan pada musim kemarau terdapat pada gambar nomor .... a. 1-2-3
b. 1-3-5
c.2-3-5
18. Gambar yang menunjukkan kondisi tumbuhan pada musim hujan adalah ....
a.
b.
c.
19. Pada musim hujan biasanya banyak kita jumpai orang yang berjualan . . . .
a.
b.
c.
219
20.
kegiatan ini dapat mengakibatkan . . . .
a.
b.
c.
21. Banjir ditandai dengan meluapnya air . . . .
a.
b.
c.
22. Agar tidak terjadi banjir, kita harus membuang sampah di . . . .
a.
b.
c.
23. Salah satu jenis penyakit menular yang dapat disebabkan oleh banjir adalah . . .. a. demam berdarah b. maag c. keseleo 24. Sinar matahari yang cerah dapat dimanfaatkan untuk . . . .
a.
b.
c.
25. Minuman yang paling laris pada musim kemarau adalah . . .
a.
26.
b.
Biasa kita jumpai pada musim . . . . a. rambutan b. hujan
c.
c. Kemarau
220
27. Musim kemarau panjang dapat menyebabkan tanaman . . . .
a.
b.
28. a. Kemarau
29.
Gambar ini terjadi pada musim . . . . b. durian
c. Hujan
Gambar ini menceritakan tentang orang yang membuang sampah di . . . . a. tempat sampah
30.
c.
b. sungai
c. Halaman
Ini merupakan ciri rumah . . . . a. tidak sehat b. sehat
c. bersih
31. Rumah sehat adalah rumah yang memiliki . . . .
a.
b.
c.
32. Perhatikan gambar di bawah ini! 5. 1.
2
3
4.
Alat yang dapat digunakan untuk membersihkan rumah terdapat pada gambar nomor . . . . a.2-3-4
b. 1-2-3
c.1-3-5
221
33. Pada musim hujan, ayah menampung air hujan ke dalam tiga ember.
20 Liter
15 Liter
25 Liter
Jumlah seluruh air hujan yang ditampung ayah adalah . . . . a. 50 liter
b. 60 liter
c. 70 liter
34. Urutan jumlah air hujan yang ditampung ayah dari yang paling banyak sampai yang paling sedikit adalah . . . . a. 1-2-3 b. 2-3-1 c. 3-2-1 35. Urutan jumlah air hujan yang ditampung ayah dari yang paling sedikit sampai yang paling banyak adalah . . . . a. 1-2-3 b. 2-1-3 c. 3-2-1 36. Air hujan yang paling banyak ditampung ayah terdapat pada ember nomor. . . . a. 1 b. 2 c. 3 37. Air hujan yang paling sedikit di tampung ayah terdapat pada ember nomor . . .. a. 1 b. 2 c. 3 38. Kemarin ibu menjemur 31 potong pakaian di halaman depan rumah dan 21 potong pakaian di halaman belakang rumah. Jumlah seluruh jemuran ibu adalah .... potong. a. 52 b. 58 c. 62 39. Pada musim kemarau persediaan air berkurang. Untuk memenuhi air di bak mandi ayah menimba air di sumur. Pada awalnya ayah menimba sebanyak 20 ember kecil, karena tidak cukup akhirnya ayah menimba lagi 15 ember kecil. Jumlah seluruh air yang ditimba ayah adalah . . . ember kecil. a. 25 b. 30 c. 35
222
40. Kakak senang memelihara ikan hias di kolam. Dia mempunyai 2 buah kolah ikan. Kolam ikan yang pertama ada 32 ikan dan kolam yang kedua ada 22 ikan. Jumlah seluruh ikan hias kakak adalah . . . . a. 44
b. 50
c. 54
41. Pada hari minggu Ines membersihkan rumah bersama keluarganya. Ines melihat di halaman rumahnya ada 42 helai daun. Ines mengambil dan memasukkan 11 helai daun ke dalam tempat sampah. Daun yang masih tersisa di halaman rumah Syalma berjumlah . . . helai a. 21 b. 31 c. 41 42. Di selokan rumah Amar ada 45 sampah plastik, karena takut kebanjiran Amar segera mengambil sampah itu dan memasukkannya ke dalam tempat sampah. Pertama-tama Amar memasukkan 12 sampah ke dalam tong sampah, sisa sampah yang belum dimasukkan Syalama ke dalam tempat sampah adalah . . . . a. 13 b. 23 c. 33 43. Kakak juga menjemur 55 potong pakaian di halaman. Menjelang siang, kakak mengangkat 15 potong pakaian yang sudah kering. Sisa pakaian yang masih dijemur ibu berjumlah . . . potong. a. 30 b. 40 c.50 44. Nica sangat gemar memelihara bunga. Halaman rumahnya terdapat 69 bunga yang diletakkan dalam pot. Karena Nica lupa menyiram seluruh bunganya pada musim kemarau, akhirnya 24 bunga Faza yang mati. Sekarang bunga Faza berjumlah . . . .pot a. 45
b. 50
c.55
45. Kemal mempunyai 39 ikan hias, karena kekurangan air ada 24 ikan hias Kemal mati. Sisa ikan hias Kamila yang masih hidup adalah . . . . a. 13
b. 15
c. 18
223
223
Lampiran 15 Kunci Jawaban Tes I Tema: Hujan 1.
A
11. C
2.
B
12. C
3.
C
13. A
4.
C
14. B
5.
A
15. A
6.
C
16. B
7.
A
17. B
8.
A
18. B
9.
A
19. B
10. A
20. C
224
Lampiran 16 Kunci Jawaban Tes II Tema: Kemarau 1.
A
11. B
2.
C
12. A
3.
B
13. B
4.
A
14. C
5.
B
15. A
6.
B
16. A
7.
B
17. A
8.
A
18. C
9.
C
19. C
10. A
20. C
225
Lampiran 17 Kunci Jawaban Tes III Tema: Dampak Musim Hujan dan Kemarau Bagi Manusia 1.
A
11. A
21.
A 2.
A
12. A
22.
B 3.
A
13. A
23.
C 4.
B
14. C
24.
C 5.
B
15. C B
6.
B
16. A
7.
A
17. C
8.
A
18. A
9.
B
19. C
10. C
20. B
25.
226
Lampiran 18 Kunci Jawaban Tes sumatif 1.
A
21. A
41.
B 2.
B
22. B
42.
C 3.
B
23. A
43.
B 4.
C
24. C
44.
A 5.
A
25. B B
6.
A
26. C
7.
B
27. C
8.
B
28. A
9.
A
29. A
10. C
30. A
11. A
31. B
12. B
32. A
13. C
33. A
14. B
34. C
15. A
35. B
16. A
36. C
17. B
37. B
18. A
38. A
19. B
39. C
20. C
40. C
45.
236
Lampiran 22 Indeks Kesukaran Butir Soal No.
Indeks kesukaran
Keterangan
1.
1
Mudah
2.
0,29
Sukar
3.
0,61
Sedang
4.
0,75
Mudah
5.
0,89
Mudah
6.
0,79
Mudah
7.
0,64
Sedang
8.
0,57
Sedang
9.
0,89
Mudah
10.
0,86
Mudah
11.
0,61
Sedang
12.
0,54
Sedang
13.
0,57
Sedang
14.
0,61
Sedang
15.
0,46
Sedang
16.
0,43
Sedang
17.
0,32
Sedang
18.
0,43
Sukar
19.
0,36
Sedang
20.
0,29
Sukar
237
Lampiran 23 DAYA PEMBEDA Kelas atas No. Nama Siswa 1. Muhammad Rafi Ananda 2. Rafli Aulia Putra 3. Fazila Putri Dira 4. Mutia Enza Swaswyna 5. Nafilla Aura Carrisa 6. Satrya Rizkydharna 7. Falah Alfat 8. Tsamir Fauzan 9. Annisa Suci Ramadhani 10. Kevin Julian Rifero 11. Muhammad Rizky Ardiansyah 12. Raudah Yahyah 13. Dzawi Amalia 14. Fahrizal Jatmiko
Nilai 19 18 16 16 16 16 15 15 14 14 14 14 13 13
Kelas Bawah No Nama Siswa 1. Ahmad Fauzan 2. Aila Erfina 3. Muhammad Rizki Tamimi 4. Andra 5. Dianisa Muthma'innah 6. Irsyad Fadillah 7. Naila Syafwah 8. Alisia Nayrarayyan 9. Alifia Putri Junita Miraza 10. Athallah Nazmi Muthahhari 11. Mohammad Izzan 12. Nabila Puspa 13. Shelma Nadin 14. Siti Alisya
Nilai 12 11 11 10 10 10 8 7 7 7 7 7 7 6
238
DAYA PEMBEDA No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Daya pembeda 0 0,14 0,36 0,29 0,21 0,43 0,43 0,57 0,21 0 0,64 0,36 0,43 0,5 0,36 0,71 0,5 0 0,36 0,36
Keterangan Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup Jelek Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik sekali Baik Jelek Cukup Cukup
241
Lampiran 24 RERATA SKOR UJI VALIDITAS No.
Mt
Mp
1.
12,35
12,35
2.
13,7
12,35
3.
12,9
12,35
4.
13
12,35
5.
12,41
12,35
6.
12,4
12,35
7.
12,57
12,35
8.
12,47
12,35
9.
12,42
12,35
10.
12,44
12,35
11.
12,24
12,35
12.
12,53
12,35
13.
12,6
12,35
14.
12,41
12,35
15.
13,31
12,35
16.
14,25
12,35
17.
12,94
12,35
18.
11,75
12,35
19.
13,15
12,35
20.
13,86
12,35
242
Lampiran 25 KLASIFIKASI DAYA BEDA BUTIR SOAL UJI COBA INSTRUMENT No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
PA 1 0,36 0,79 0,86 1 1 0,86 0,86 1 0,86 0,93 0,71 0,79 0,86 0,64 0,79 0,57 0,43 0,5 0,43
PB 1 0,21 0,43 0,64 0,79 0,57 0,43 0,29 0,79 0,86 0,29 0,36 0,36 0,36 0,29 0,07 0,07 0,43 0,21 0,14
D 0 0,14 0,36 0,29 0,21 0,43 0,43 0,57 0,21 0 0,64 0,36 0,43 0,5 0,36 0,71 0,5 0 0,36 0,36
Keterangan Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup Jelek Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik sekali Baik Jelek Cukup Cukup
243
Lampiran 26 REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Disvalid Disvalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Disvalid Valid Valid Valid Valid Valid
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Tingkat kesukaran Mudah Sukar Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
16. 17. 18. 19. 20.
Valid Valid Disvalid Valid Valid
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar
No. Validitas Reabilitas
Daya beda Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup Jelek Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Sekali Baik Jelek Cukup Cukup
Keputusan Tidak dipakai Tidak dipakai Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Tidak dipakai Pakai Pakai Pakai Pakai Tidak dipakai Pakai Pakai Tidak dipakai Pakai Pakai
Lampiran 22 PERHITUNGAN UJI VALIDITAS SECARA MANUAL Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Point Biserial (rpbi). Rumus ini dipilih karena skor butir soal berbentuk skor diaktomi, yaitu skor 0 sampai 1. Sementara itu, untuk memberikan interprestasi terhadap angka rpbi dipergunakan tabel nilai “r” product moment, dengan terlebih dahulu mencari df-nya (df = N – Nr). Adapun rumus rpbi adalah:
𝑟𝑝𝑏𝑖 =
M𝑝 − M𝑡 𝑝 𝑆𝐷𝑡 𝑞
Dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Mencari MP setiap butir soal: Soal nomor 1: MP =
Jumlah total skor siswa yang menjawab dengan benar tiap butir soal Banyaknya siswa yang menjawab benar tiap butir soal
333
= 28 = 11.89 2.
Mencari Mt Mt =
3.
N
=
333 28
= 11.89
Mencari SD
𝑠=
4.
X
𝑛
𝑋2 − 𝑋 ² = 𝑛 𝑛−1
28. 202 − 202 = 28 − (28 − 1)
14.84 = 3.85
Mencari proporsi tiap butir soal P Soal nomor 1 =
Proporsi siswa yang menjawab benar soal nomor 1 jumlah siswa
28
= 28 = 1 5.
Mencari q tiap butir soal Q soal nomor 1 = 1 - p soal nomor 1 =1–1 =0
6.
Validitas 𝑟𝑝𝑏𝑖 = 𝑟𝑝𝑏𝑖 =
M𝑝 − M𝑡 𝑝 𝑆𝐷𝑡 𝑞 11.89−11.89
1
3.85
0
= 0.00
247
Lampiran 28 PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS SECARA MANUAL Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus K-R 20 (KuderRicharson 20). Rumus ini dipilih karena soal yangdiukur reliabilitasnya berbentuk diaktomi. Adapun rumus K-R 20 adalah:
𝑟𝐼𝐼 =
𝑛 𝑛−1
𝑆2 −
𝑝𝑞
𝑆2
, dengan 𝑆 2 =
X2−
( X) 𝑛
2
𝑛
Berdasarkan data dari uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh: ∑x = 333
∑x2= 110889
∑p.q =3.38
n = 28
Dengan demikian data-data di atas dapat disubtitusikan ke dalam rumus menghitung realibilitas. Langkah yang pertama adalah mencari nilai S 2 dengan menggunakan rumus di atas: 110889 28 = 110889 − 3960.32 = 14.84 28 28
110889 −
2
𝑆 =
Kemudian nilai yang telah diperoleh di atas, disubsitusikan ke dalam rumus K-R 20: 𝑟𝐼𝐼 =
28
14.84− 3.38
28−1
14.84
= 0,79
Dengan interpretasi koefisien realibilitas yang telah ditentukan, yaitu: 0.91 – 1.00 = sangat tinggi 0.71 – 0.90 = tinggi 0.41 – 0.70 = cukup 0.21 – 0.40 = rendah < 0.21
= sangat rendah Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh nilai r11 = 0.79, sehingga dapat
disimpulkan bahwa soal tersebut termasuk ke dalam rentang 0.71 – 0.90, maka dapat dikatakan soal tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi.
248
248
Lampiran 29 PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN SECARA MANUAL 1. P = B JS = 28 28 = 1 (Soal Mudah) 2. P = B JS = 6 28 = 0,21 (Soal Sukar) 3. P = B JS = 21 28 = 0,8 (Soal Mudah) 4. P = B JS = 21 28 = 0,8 (Soal Mudah) 5. P = B JS = 27 28 = 0,96 (Soal Mudah) 6. P = B JS = 25 28 = 0,93 (Soal Mudah) 7. P = B JS = 21 28 = 0,75 (Soal Mudah) 8. P = B JS
249
= 15 28 = 0,53 (Soal Sedang) 9. P = B JS = 26 28 = 0,93 (Soal Mudah) 10. P= B JS = 25 28 = 0,89 (Soal Mudah) 11. P= B JS = 17 28 = 0,61 (Soal Sedang ) 12. P= B JS = 14 28 = 0,5 (Soal Sedang) 13. P= B JS = 20 28 = 0,71 (Soal mudah) 14. P= B JS = 17 28 = 0,61 (Soal Sedang) 15. P= B JS = 13 28 = 0,46 (Soal Sedang) 16. P= B JS
250
17.
18.
19.
20.
= 12 28 = 0,43 (Soal Sedang) P= B JS = 17 28 = 0,61 (Soal Sedang) P= B JS = 8_ 28 = 0,29 (Soal Sukar) P= B JS = 13 28 = 0,46 (Soal sedang) P= B JS = 8 28 = 0,29 (Soal sukar)
251
Lampiran 30 PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SECARA MANUAL
D = B atas _ B bawah = P atas – P bawah J atas
J bawah
Keterangan: D = Daya pembeda soal PA=Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB=Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar 1. D= 14 _14 = 1 - 1 = 0 (Jelek) 14 14 2. D= 5 _ 3 = 2_ = 0 ,14 (Jelek) 14 14 14 3. D= 11 _ 6 = 5 = 0,36 (Cukup) 14 14 14 4. D= 13 _ 9 = 4 = 0,29 (cukup) 14 14 14 5. D= 14 _ 13 = 3 = 0,21 (Cukup) 14 14 14 6. D= 14 _ 8 = 6 = 0,43 (Baik) 14 14 14 7. D= 12 _ 6 = 6 = 0,43 (Baik) 14 14 14 8. D= 12 _ 4 = 8 = 0,57 (Baik) 14 14 14 9. D= 14 _ 11 = 3 = 0,21 (Cukup) 14 14 14 10. D= 12 _ 12 = 0 (Jelek) 14 14 11. D= 13 _ 4 = 9 = 0,64 (Baik) 14 14 14 12. D= 10 _ 5 = 5 = 0,36 (Cukup) 14 14 14 13. D= 11 _ 5 = 6 = 0,43 (Baik) 14 14 14
252
14. D= 12 _ 5 = 7 = 0,5 (Baik) 14 14 14 15. D= 9 _ 4 = 5 = 0,36 (Cukup) 14 14 14 16. D= 11 _ 1 = 10 = 0,71 (Baik sekali) 14 14 14 17. D= 8 _ 1 = 7 = 0,5 (Baik) 14 14 14 18. D= 6 _ 6 = 0 (Jelek) 14 14 19. D= 7 _ 3 = 4 = 0,29 (Cukup) 14 14 14 20. D= 6 _ 2 = 4 = 0,29 (Cukup) 14 14 14
253
Lampiran 31 PROPORSI SISWA YANG MENJAWAB SALAH q=1–p 1. q = 1 – p = 1 – 1 = 0 2. q = 1 – p = 1 – 0,21 = 0,79 3. q = 1 – p = 1 – 0,75 = 0,25 4. q = 1 – p = 1 – 0,75 = 0,25 5. q = 1 – p = 1 – 0,96 = 0,04 6. q = 1 – p = 1 – 0,93 = 0,07 7. q = 1 – p = 1 – 0,75 = 0,25 8. q = 1 – p = 1 – 0,53 = 0,47 9. q = 1 – p = 1 – 0,93 = 0,07 10. q = 1 – p = 1 – 0,89 = 0,11 11. q = 1 – p = 1 – 0,61 = 0,39 12. q = 1 – p = 1 – 0,50 = 0,50 13. q = 1 – p = 1 – 0,71 = 0,29 14. q = 1 – p = 1 – 0,61 = 0,39 15. q = 1 – p = 1 – 0,46 = 0,54 16. q = 1 – p = 1 – 0,43 = 0,57 17. q = 1 – p = 1 – 0,57 = 0,43 18. q = 1 – p = 1 – 0,20 = 0,80 19. q = 1 – p = 1 – 0,46 = 0,54 20. q = 1 – p = 1 – 0,29 = 0,71
254
254
Lampiran 32 Uji Normalitas Pretest I Kelas Kontrol No. Nilai 1. 33 2. 33 3. 33 4. 39.6 5. 39.6 6. 39.6 7. 39.6
No. Nilai 8. 39.6 9. 39.6 10. 46.2 11. 46.2 12. 46.2 13. 46.2 14. 46.2
No. Nilai 15. 46.2 16. 46.2 17. 46.2 18. 52.8 19. 52.8 20. 52.8 21. 52.8
No. Nilai 22. 52.8 23. 52.8 24. 59.4 25. 59.4 26. 59.4 27. 66 28. 66
Skore terbesar = 66 Skore terkecil = 33 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 66-33 = 33
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
33 6
= 5.5 = 6 Tabel Distribusi Frekuensi No. Kelas Interval 1. 33-38 2. 39-44 3. 45-50 4. 51-56 5. 57-62 6. 63-68 Jumlah
F 3 6 8 6 3 2 28
Nilai tengah 35.5 41.5 47.5 53.5 59.5 65.5
Proporsi 10.71 21.43 28.57 21.43 10.71 7.14 100.00
𝑥𝑖2 1260.25 1722.25 2256.25 2862.25 3540.25 4290.25
f.xi
𝑓. 𝑥𝑖2
106.50 249.00 380.00 321.00 178.50 131.00 1366.00
3780.75 10333.50 18050.00 17173.50 10620.75 8580.50 68539.00
255
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
1366 = 47.07 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 68539.00 − (1366)² 28 28 − 1
=
1919092 − 1865956 756
=
64267 756
=
85.01 = 9.22
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 32.5
38.5
44.5
50.5
56.5
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
32.5 − 48.79 = −1.77 9.22
𝑍2 =
58.5 − 48.76 = −1.12 9.22
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
62.5
68.5
256
𝑍3 =
44.5 − 48.76 = −0.46 9.22
𝑍4 =
50.5 − 48.76 = 0.19 9.22
𝑍5 =
56.5 − 48.76 = 0.84 9.22
𝑍6 =
62.5 − 48.76 = 1.49 9.22
𝑍6 =
68.5 − 48.76 = 2.14 9.22
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.039
0.132
0.321
0.574
d. Mencari luas tiap interval 0.132 – 0.039 = 0.094 0.321 – 0.131 = 0.189 0.574 – 0.321 = 0.253 0.799 – 0.574 = 0.225 0.932 – 0.799 = 0.133 0.984 – 0.932 = 0.052 e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.094 x 28 = 2.62 0.189 x 28 = 5.28 0.253 x 28 =7.07 0.225 x 28 =6.30 0.133 x 28 =3.72 0.052 x 28 =1.46
0.799
0.932
0.984
257
No
Batas Kelas
Z
.
Luas 0 -
Luas
Z
fe
f0
(f0 - fe)2
Interval
1.
32.5
-1.77
0.039
-
-
-
-
2.
38.5
-1.12
0.132
0.094
2.62
3
0.14
3.
44.5
-0.46
0.321
0.189
5.28
6
0.51
4.
50.5
0.19
0.574
0.253
7.07
8
0.86
5.
56.5
0.84
0.799
0.225
6.30
6
0.09
6.
62.5
1.49
0.932
0.133
3.72
3
0.52
7.
68.5
2.14
0.984
0.052
1.46
2
0.29
Jumlah
28
2.41
Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
0.14
2 Xhitung = 2.62 +
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒
0.51 5.28
+
0.86 7.07
0.09
+ 6.30 +
0.52 3.79
+
0.29 1.46
= 0.05 + 0.10 + 0.12 + 0.01 + 0.14 + 0.20 = 0.62 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 7.895 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 0.62 dan X2tabel = 7.895 jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
258
258
Lampiran 33 Uji Normalitas Pretest I Kelas Eksperimen No. Nilai 1. 33 2. 33 3. 33 4. 33 5. 33 6. 33 7. 33
No. Nilai 8. 39.6 9. 39.6 10. 39.6 11. 39.6 12. 39.6 13. 46.2 14. 46.2
No. Nilai 15. 46.2 16. 46.2 17. 46.2 18. 46.2 19. 52.8 20. 59.4 21. 59.4
No. Nilai 22. 59.4 23. 59.4 24. 59.4 25. 59.4 26. 59.4 27. 66 28. 66
Skore terbesar = 66 Skore terkecil = 33 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 66-33 = 33
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
33 6
= 5.5 = 6 Tabel Distribusi Frekuensi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Interval 33-38 39-44 45-50 51-56 57-62 63-68 Jumlah
F 7 5 6 5 3 2 28
Nilai tengah 35.5 41.5 47.5 53.5 59.5 65.5
Proporsi
𝑥𝑖2
25.00 17.86 21.43 17.86 10.71 7.14 100.00
1260.25 1722.25 2256.25 2862.25 3540.25 4290.25
f.xi 248.50 207.50 285.00 53.50 416.50 131.00 1342.00
𝑓. 𝑥𝑖2 8821.75 8611.25 13537.50 2862.25 24781.75 8580.50 67195.00
259
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
1342 = 47.07 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 67195.00 − (1342.00)² 28 28 − 1
=
188140 − 180964 756
=
80496 756
=
128.82 = 11.35
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 32.5
38.5
44.5
50.5
56.5
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
32.5 − 47.93 = −1.28 11.35
𝑍2 =
58.5 − 47.93 = −0.76 11.35
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
62.5
68.5
260
𝑍3 =
44.5 − 47.93 = −0.23 11.35
𝑍4 =
50.5 − 47.93 = 0.30 11.35
𝑍5 =
56.5 − 47.93 = 0.83 11.35
𝑍6 =
62.5 − 47.93 = 1.36 11.35
𝑍7 =
68.5 − 47.93 = 1.89 11.35
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.100
0.225
0.410
0.619
d. Mencari luas tiap interval 0.225 – 0.100 = 0.125 0.410 – 0.225 = 0.185 0.619 – 0.410 = 0.208 0.797 – 0.619 = 0.178 0.913– 0.797 = 0.116 0.970 – 0.913 = 0.058
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.125 x 28 = 3.51 0.185 x 28 = 5.19 0.208 x 28 = 5.83 0.178 x 28 = 4.99 0.116 x 28 = 3.25 0.058 x 28 = 1.61
0.797
0.913
0.970
261
No
Batas
Z
Luas 0 - Z
Luas
Kelas
fe
f0
(f0 - fe)2
Interval
1.
32.5
-1.28
0.100
-
-
-
-
2.
38.5
-0.76
0.225
0.125
3.51
7
12.16
3.
44.5
-0.23
0.410
0.185
5.19
5
0.04
4.
50.5
0.30
0.619
0.208
5.83
6
0.03
5.
56.5
0.83
0.797
0.178
4.99
5
0.00
6.
62.5
1.36
0.913
0.116
3.25
3
0.06
7.
68.5
1.89
0.970
0.058
1.61
2
0.15
28
12.44
Jumlah Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
2 Xhitung =
12.16 3.51
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒
+
0.04 5.19
+
0.03 5.83
0.00
+ 4.99 +
0.06 3.25
+
0.15 1.61
= 3.46 + 0.01 + 0.01 + 0.00 + 0.02 + 0.09 = 3.59 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 7.815 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 43.59 dan X2tabel = 9.488, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
262
262
Lampiran 34 Hasil Uji Normalitas Pretest II Kelas Kontrol No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nilai 33 33 33 33 33 39.6 39.6
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nilai 39.6 3.6 39.6 46.2 46.2 46.2 46.2
No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nilai 46.2 46.2 46.2 52.8 59.4 59.4 59.4
No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai 59.4 59.4 59.4 59.4 59.4 66 66
Skore terbesar = 66 Skore terkecil = 33 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 66-33 = 33
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
33 6
= 5.5 = 6 Tabel Distribusi Frekuensi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Interval 33-38 39-44 45-50 51-56 57-62 63-68 Jumlah
F 3 6 13 3 2 1 28
Nilai tengah 35.5 41.5 47.5 53.5 59.5 65.5
Proporsi
𝑥𝑖2
f.xi
𝑓. 𝑥𝑖2
10.34 20.69 44.83 10.34 7.14 3.45 100.00
1260.25 1722.25 2256.25 2862.25 3540.25 4290.25
106.50 249.00 617.50 160.50 119.00 65.50 1318.00
3780.75 10333.50 29331.25 8586.75 7080.50 4290.25 63403.00
263
𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
1366 = 48.78 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 63403.00 − (1318.00)² 28 28 − 1
=
1775284 − 1737124 756
=
38160 756
=
61.15 = 7.82
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 32.5
38.5
44.5
50.5
56.5
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
32.5 − 47.07 = −1.86 7.82
𝑍2 =
58.5 − 47.07 = −1.10 7.82
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
62.5
68.5
264
𝑍3 =
44.5 − 47.07 = −0.33 7.82
𝑍4 =
50.5 − 47.07 = 0.44 7.82
𝑍5 =
56.5 − 47.07 = 0.21 7.82
𝑍6 =
62.5 − 47.07 = 1.97 7.82
𝑍6 =
68.5 − 47.07 = 2.74 7.82
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.031
0.136
0.371
0.670
d. Mencari luas tiap interval 0.136 – 0.031 = 0.105 0.371 – 0.136 = 0.235 0.670 – 0.371 = 0.298 0.886 – 0.670 = 0.217 0.976 – 0.886 = 0.090 0.997 – 0.976 =0.021
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.105 x 28 = 2.95 0.235 x 28 = 6.57 0.298 x 28 = 8.36 0.217 x 28 = 6.07 0.090 x 28 = 2.51 0.021 x 28 = 0.57
0.886
0.976
0.997
265
fe
f0
(f0 - fe)2
-
-
-
-
0.136
0.105
2.95
3
0.00
-0.33
0.371
0.235
6.57
6
0.33
50.5
0.44
0.670
0.298
8.36
13
21.55
5.
56.5
1.21
0.886
0.217
6.07
3
9.40
6.
62.5
1.97
0.976
0.090
2.51
2
0.26
7.
68.5
2.74
0.997
0.021
0.59
1
0.17
28
31.70
No
Batas
Z
Luas 0 - Z
.
Kelas
1.
32.5
-1.86
0.031
2.
38.5
-1.10
3.
44.5
4.
Luas Interval
Jumlah Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
0.00
2 Xhitung = 2.95 +
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒
0.33 6.57
+
21.55 8.36
9.40
+ 6.07 +
0.26 2.51
+
0.17 0.59
= 0.00 + 0.05 + 2.58 + 1.55 + 0.10 + 0.28 = 4.56 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 7.815 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 4.56 dan X2tabel = 9.488, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
266
266
Lampiran 35 Uji Normalitas Pretest II Kelas Esperimen No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nilai 33 33 33 33 39.6 39.6 39.6
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nilai 39.6 39.6 46.2 46.2 46.2 46.2 46.2
No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nilai 46.2 46.2 46.2 46.2 46.2 52.8 52.8
No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai 52.8 59.4 59.4 59.4 59.4 59.4 66
f.xi
𝑓. 𝑥𝑖2
Skore terbesar = 66 Skore terkecil = 33 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 66-33 = 33
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
33 6
= 5.5 = 6 Tabel Distribusi Frekuensi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Interval 33-38 39-44 45-50 51-56 57-62 63-68 Jumlah
F 4 5 10 3 5 1 28
Nilai tengah 35.5 41.5 47.5 53.5 59.5 65.5
Proporsi
𝑥𝑖2
14.49 17.86 35.71 10.71 17.86 3.57 100.00
1260.25 1722.25 2256.25 2862.25 3540.25 4290.25
142 207.50 475 160.50 297.50 65.50 1348.00
5041.00 8611.25 22562.50 8586.75 17701.25 4290.25 66793.00
267
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
1348 = 48.14 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 66793.00 − (1348.00)² 28 28 − 1
=
1870204 − 1817104 756
=
64268 756
=
85.01 = 9.22
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 32.5
38.5
44.5
50.5
56.5
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
32.5 − 48.14 = −1.70 9.22
𝑍2 =
58.5 − 48.14 = −1.05 9.22
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
62.5
68.5
268
𝑍3 =
44.5 − 48.14 = −0.40 9.22
𝑍4 =
50.5 − 48.14 = 0.26 9.22
𝑍5 =
56.5 − 48.14 = 0.91 9.22
𝑍6 =
62.5 − 48.14 = 1.56 9.22
𝑍7 =
68.5 − 48.14 = 2.21 9.22
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.045
0.148
0.346
0.601
d. Mencari luas tiap interval 0.148 – 0.045 = 0.103 0.346 – 0.148 = 0.199 0.601 – 0.348 = 0.255 0.818 – 0.601 = 0.217 0.940 – 0.818 = 0.123 0.986 – 0.940 = 0.046
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.103 x 28 = 2.88 0.199 x 28 = 5.56 0.225 x 28 = 7.13 0.217 x 28 = 6.07 0.123 x 28 = 3.14 0.046 x 28 = 1.29
0.818
0.940
0.986
269
fe
f0
(f0 - fe)2
-
-
-
-
0.148
0.103
2.88
4
1.25
-0.40
0.346
0.199
5.56
5
0.31
50.5
0.26
0.601
0.255
7.13
10
8.25
5.
56.5
0.91
0.818
0.217
6.07
3
9.42
6.
62.5
1.56
0.940
0.123
3.14
5
2.45
7.
68.5
2.21
0.986
0.046
1.29
1
0.08
28
21.78
No
Batas
Z
Luas 0 - Z
.
Kelas
1.
32.5
-1.70
0.045
2.
38.5
-1.05
3.
44.5
4.
Luas Interval
Jumlah Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒
1.25
2 Xhitung = 2.88 +
0.31 5.56
+
8.25 57.13
9.42
+ 6.07 +
2.45 3.14
+
0.08 1.29
= 0.43 + 0.06 + 1.16 + 1.55 + 0.71 + 0.07 = 3.59 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 7.815 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 3.98 dan X2tabel = 9.488, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
270
270
Lampiran 36 Uji Normalitas Pretest III Kelas Kontrol No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nilai 33 33 33 39.6 39.6 39.6 39.6
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nilai 39.6 39.6 46.2 46.2 46.2 46.2 46.2
No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nilai 46.2 46.2 46.2 46.2 46.2 46.2 46.2
No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai 52.8 52.8 52.8 59.4 59.4 66 66
Skore terbesar = 66 Skore terkecil = 33 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 66-33 = 33
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
33 6
= 5.5 = 6 Tabel Distribusi Frekuensi No. Kelas Interval 1. 33-38 2. 39-44 3. 45-50 4. 51-56 5. 57-62 6. 63-68 Jumlah
F 3 6 12 3 2 2 28
Nilai tengah 35.5 41.5 47.5 53.5 59.5 65.5
Proporsi 10.71 21.43 42.86 10.71 7.14 7.14 100.00
𝑥𝑖2
f.xi
𝑓. 𝑥𝑖2
1260.25 1722.25 2256.25 2862.25 3540.25 4290.25
106.50 249.00 570.00 160.50 119.00 131.00 1336.00
3780.75 10333.50 27075.00 8586.75 7080.50 8580.50 65437.00
271
Rata-rata: 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
1336 = 47.71 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 65437.00 − (1336.00)² 28 28 − 1
=
1832236 − 1784896 756
=
57086 756
=
75.69 = 8.70
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 32.5
38.5
44.5
50.5
56.5
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
32.5 − 47.71 = −1.75 8.69
𝑍2 =
58.5 − 47.71 = −1.06 8.69
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
62.5
68.5
272
𝑍3 =
44.5 − 47.71 = −0.37 8.69
𝑍4 =
50.5 − 47.71 = 0.32 8.69
𝑍5 =
56.5 − 47.71 = 1.01 8.69
𝑍6 =
62.5 − 47.71 = 1.70 8.69
𝑍7 =
68.5 − 47.71 = 2.39 8.69
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.040
0.145
0.356
0.624
d. Mencari luas tiap interval 0.145 – 0.040 = 0.105 0.356 – 0.145 = 0.211 0.624 – 0.356 = 0.270 0.844 – 0.626 = 0.218 0.955 – 0.844 = 0.112 0.992 – 0.955 = 0.036
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.105 x 28 = 2.93 0.211 x 28
= 5.91
0.270 x 28 = 7.55 0.218 x 28
= 6.11
0.112 x 28
= 3.13
0.036 x 28
= 1.01
0.844
0.955
0.992
273
No
Batas Kelas
Z
.
Luas 0 -
Luas
Z
fe
f0
(f0 - fe)2
Interval
1.
32.5
-1.75
0.040
-
-
-
-
2.
38.5
-1.06
0.145
0.105
2.93
3
0.01
3.
44.5
-0.37
0.356
0.211
5.91
6
0.01
4.
50.5
0.32
0.626
0.270
7.55
12
19.76
5.
56.5
1.01
0.844
0.218
6.11
3
9.67
6.
62.5
1.70
0.955
0.112
3.13
2
1.27
7.
68.5
2.39
0.992
0.036
1.01
2
0.98
28
31.69
Jumlah Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
0.01
2 Xhitung = 2.93 +
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒 0.01 5.91
+
19.76 7.55
9.67
+ 6.11 +
1.27 3.13
+
0.98 1.01
= 0.01 + 0.01 + 2.62 + 1.60 + 0.41 + 0.97 = 5.57 2
Nilai X
tabel
untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 3 pada tabel
chi-kuadrat didapat X2tabel = 7.815 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 4.56 dan X2tabel = 9.488, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
274
274
Lampiran 37 Uji Normalitas Pretest III Eksperimen No. Nilai 1. 33 2. 33 3. 33 4. 39.6 5. 39.6 6. 39.6 7. 39.6
No. Nilai 8. 46.2 9. 46.2 10. 46.2 11. 46.2 12. 46.2 13. 46.2 14. 46.2
No. Nilai 15. 46.2 16. 46.2 17. 46.2 18. 46.2 19. 52.8 20. 52.8 21. 52.8
No. Nilai 22. 52.8 23. 59.4 24. 59.4 25. 59.4 26. 59.4 27. 59.4 28. 66
Skore terbesar = 66 Skore terkecil = 33 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 66-33 = 33
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
33 6
= 5.5 = 6 Tabel Distribusi Frekuensi No. Kelas Interval 1. 33-38 2. 39-44 3. 45-50 4. 51-56 5. 57-62 6. 63-68 Jumlah
F 3 4 11 4 5 1 28
Nilai tengah 35.5 41.5 47.5 53.5 59.5 65.5
Proporsi 10.71 14.29 39.29 14.29 17.86 3.57 100.00
𝑥𝑖2
f.xi
𝑓. 𝑥𝑖2
1260.25 1722.25 2256.25 2862.25 3540.25 4290.25
142 207.50 475 160.50 297.50 65.50 1372.00
3780.75 6889.00 24818.75 11449.00 17701.25 4290.25 68929.00
275
Rata-rata: 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
1372 = 49.00 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 68929.00 − (1372.00)² 28 28 − 1
=
1930012 − 1882384 756
=
57615 756
=
76.21 = 8.73
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 32.5
38.5
44.5
50.5
56.5
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
32.5 − 49.00 = −1.89 8.73
𝑍2 =
58.5 − 49.00 = −1.20 8.73
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
62.5
68.5
276
𝑍3 =
44.5 − 49.00 = −0.52 8.73
𝑍4 =
50.5 − 49.00 = 0.17 8.73
𝑍5 =
56.5 − 49.00 = 0.86 8.73
𝑍6 =
62.5 − 49.00 = 1.55 8.73
𝑍7 =
68.5 − 49.00 = 2.23 8.73
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.029
0.115
0.303
0.568
d. Mencari luas tiap interval 0.115 – 0.029 = 0.085 0.303 – 0.115 = 0.189 0.568 – 0.303 = 0.265 0.805 – 0.568 = 0.237 0.939 – 0.805 = 0.134 0.987 – 0.939 = 0.048
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.085 x 28 = 2.38 0.189 x 28 = 5.28 0.265 x 28 = 7.42 0.237 x 28 = 6.63 0.134 x 28 = 3.76 0.048 x 28 = 1.35
0.805
0.939
0.987
277
No
Batas Kelas
Z
Luas 0 -
Luas
Z
fe
f0
(f0 - fe)2
Interval
1.
32.5
-1.89
0.029
-
-
-
-
2.
38.5
-1.20
0.115
0.085
2.38
3
0.38
3.
44.5
-0.52
0.303
0.189
5.28
4
1.64
4.
50.5
0.17
0.568
0.265
7.42
11
12.80
5.
56.5
0.86
0.805
0.237
6.63
4
6.89
6.
62.5
1.55
0.939
0.134
3.76
5
1.55
7.
68.5
2.23
0.987
0.048
1.35
1
0.12
28
23.38
Jumlah Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒
0.38
2 Xhitung = 2.38 +
1.64 5.28
+
12.80 7.42
6.89
+ 6.63 +
1.55 3.76
+
0.12 1.35
= 0.16 + 0.31 + 1.72 + 1.04 + 0.41 + 0.09 = 3.74 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 7.815 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 3.74 dan X2tabel = 9.488, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
278
278
Lampiran 38 Uji Normalitas Postest I Kelas Kontrol No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nilai 46.2 52.8 59.4 59.4 59.4 66 66
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nilai 66 66 72.6 72.6 72.6 72.6 72.6
No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nilai 72.6 72.6 72.6 72.6 79.2 79.2 79.2
No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai 79.2 79.2 79.2 79.2 85.8 85.8 92.4
𝑥𝑖2
f.xi
𝑓. 𝑥𝑖2
2450.25 3306.25 4290.25 5402.25 6642.25 8010.25
99 172.5 262 661.5 570.5 268.5 2034
4900.50 9918.75 17161.00 48620.25 46495.75 24030.75 151127.00
Skore terbesar = 92.4 Skore terkecil = 46,2 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 92.4 – 46,2 = 46.2
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
46.2 6
= 7.7 = 8 Tabel Distribusi Frekuensi No. Kelas Interval 1. 46-53 2. 54-61 3. 62-69 4. 70-77 5. 78-85 6. 86-93 Jumlah
F 2 3 4 9 7 3 28
Nilai tengah 49.5 57.5 65.5 73.5 81.5 89.5
Proporsi 7.14 10.71 14.29 32.14 25.00 10.71 100.00
279
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
2034 = 72.64 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 151127 − (2034)² 28 28 − 1
=
4231556 − 4137156 756
=
78964 756
=
104.45 = 10.22
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 45.5
53.5
61.5
69.5
77.5
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
45.5 − 72.64 = −2.66 10.22
𝑍2 =
54.5 − 72.64 = −1.87 10.22
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
85.5
93.5
280
𝑍3 =
63.5 − 72.64 = −1.09 10.22
𝑍4 =
72.5 − 72.64 = −0.31 10.22
𝑍5 =
81.5 − 72.64 = 0.48 10.22
𝑍6 =
90.5 − 72.64 = 1.26 10.22
𝑍7 =
99.50 − 72.64 = 2.04 10.22
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.004
0.030
0.138
0.379
d. Mencari luas tiap interval 0.030 – 0.004 = 0.027 0.138 – 0.030 = 0.107 0.379 – 0.138 = 0.241 0.683 – 0.379 = 0.304 0.896 – 0.683 = 0.213 0.979 – 0.896 = 0.083
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.027 x 28 = 0.74 0.107 x 28 = 3.00 0.241 x 28 = 6.76 0.304 x 28 = 8.50 0.213 x 28 = 5.97 0.083 x 28 = 2.34
0.683
0.896
0.979
281
fe
f0
(f0 - fe)2
-
-
-
-
0.030
0.027
0.74
2
1.58
-1.09
0.138
0.107
3.00
3
0.00
69.5
-0.31
0.379
0.241
6.76
4
7.63
5.
77.5
0.48
0.683
0.304
8.50
9
0.25
6.
85.5
1.26
0.896
0.213
5.97
7
1.07
7.
93.5
2.04
0.979
0.083
2.34
3
0.44
28
10.96
No
Batas
Z
Luas 0 -
.
Kelas
1.
45.5
-2.66
0.004
2.
53.5
-1.87
3.
61.5
4.
Z
Luas Interval
Jumlah Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
1.58
2 Xhitung = 0.74 +
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒
0.00 3.00
+
7.63 6.76
0.25
+ 8.50 +
1.07 2.34
+
0.44 2.34
= 2.13 + 0.00 + 1.13 + 0.03 + 0.18 + 0.19 = 3.65 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 11.070 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 3.65 dan X2tabel = 11.070, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
282
282
Lampiran 39 Uji Normalitas Postest I Kelas Eksperimen No. Nilai 1. 72.6 2. 79.2 3. 79.2 4. 79.2 5. 85.8 6. 85.8 7. 85.8 Skore terbesar = 100
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nilai 85.8 85.8 85.8 92.4 92.4 92.4 92.4
No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nilai 92.4 92.4 92.4 92.4 92.4 99 99
No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28
Nilai 99 99 99 99 99 99 99
Skore terkecil = 72.6 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 100– 72.6 = 27.4
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
27.4 6
= 4.74= 5 Tabel Distribusi Frekuensi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Batas Kelas 72-76 77-81 82-86 87-91 92-96 97-101 Jumlah
Fj 1 3 6 0 9 9 28
Nilai Tengah 74 79 84 89 94 99
Pj 3.57 10.73 21.43 0,00 32.14 32.14 100.00
𝒙𝟐𝒊 5476 6241 7056 7921 8836 9801
f.xi 74 237 504 0.00 846 891 2552
𝒇. 𝒙𝟐𝒊 5476 18723 42336 0 79524 88209 234268
283
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
2552 = 91.14 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 234268 − (2552)² 28 28 − 1
=
6559504 − 6512704 756
=
46585 756
=
61.62 = 7.85
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 71.50
76.50
81.50
86.50
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
71.50 − 91.14 = −2.50 7.85
𝑍2 =
76.50 − 91.14 = −1.87 7.85
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
91.50
96.50
101.50
284
𝑍3 =
81.50 − 91.14 = −1.23 7.85
𝑍4 =
86.50 − 91.14 = −0.59 7.85
𝑍5 =
91.50 − 91.14 = 0.05 7.85
𝑍6 =
96.50 − 91.14 = 0.68 7.85
𝑍7 =
101.5 − 91.14 = 1.32 7.48
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.006
0.031
0.110
0.277
d. Mencari luas tiap interval 0.031 – 0.006 = 0.025 0.110 – 0.031 = 0.079 0.277 – 0.110 = 0.167 0.518 – 0.277 = 0.241 0.753 – 0.518 = 0.232 0.907 - 0.753 = 0.154 e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.025 x 28 = 0.70 0.079 x 28 = 2.20 0.167 x 28 = 4.69 0.241 x 28 = 0.00 0.232 x 28 = 6.56 0.154 x 28 = 4.31
0.518
0.753
0.907
285
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Batas Kelas 71.50 76.50 81.50 86.50 91.50 96.50 101.50 Jumlah
Z -2.50 -1.87 -1.23 -0.59 0.05 0.68 1.32
Luas 0- Z 0.006 0.031 0.110 0.277 0.518 0.753 0.907
Luas Interval 0.021 0.074 0.169 0.252 0.244 0.154
fe -
0.70 2.20 4.69 0.00 6.56 4.31
(fofe)2
fo 1 3 6 0 9 9
0.09 0.64 1.72 0.00 5.93 21.99
28
30.57
Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
0.09
2 Xhitung = 0.64 +
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒 0.64
+ 2.20
1.72
0.00
+ 0.00 + 4.69
5.93
+ 6.56
21.99 4.31
= 0.13 + 0.29 + 0.37 + 0.00 + 0.90 + 5.10 = 6.79 2
Nilai X
tabel
untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 pada tabel
chi-kuadrat didapat X2tabel = 11.070 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 6.79 dan X2tabel = 11.070, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
286
286
Lampiran 40 Uji Normalitas Postest II Kelas Kontrol No. Nilai 1. 46.2 2. 59.4 3. 59.4 4. 66 5. 66 6. 66 7. 66
No. Nilai 8. 72.6 9. 72.6 10. 72.6 11. 72.6 12. 72.6 13. 72.6 14. 72.6
No. Nilai 15. 72.6 16. 72.6 17. 72.6 18. 79.2 19. 79.2 20. 79.2 21. 79.2
No. Nilai 22. 79.2 23. 79.2 24. 79.2 25. 85.8 26. 85.8 27. 92.4 28. 92.4
Skore terbesar = 92.4 Skore terkecil = 46.2 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 92.4– 46.2 = 46.2
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
46.2 6
= 7.9 = 8 Tabel Distribusi Frekuensi No. Kelas Interval 1. 46-53 2. 54-61 3. 62-69 4. 70-77 5. 78-85 6. 86-93 Jumlah
F 1 2 4 10 7 4 28
Nilai tengah 49.5 57.5 65.0 73.5 81.5 99.5
Proporsi 3.57 7.14 14.29 35.71 25.00 14.29 100.00
𝑥𝑖2 2450.25 3306.25 4290.25 5402.25 6642.25 8010.25
f.xi 49.5 115 262 735 570.5 358 2090
𝑓. 𝑥𝑖2 2450.25 6612.50 17161.00 54022.50 46495.75 32041.00 158783.00
287
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
2090 = 74.64 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 158783 − (2090)² 28 28 − 1
=
4445924 − 4368100 756
=
73498 756
=
96.97 = 9.85
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 45.5
53.5
61.5
69.5
77.5
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
45.5 − 74.64 = −2.96 9.85
𝑍2 =
54.5 − 74.64 = −2.15 9.85
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
85.5
93.5
288
𝑍3 =
63.5 − 74.64 = −1.33 9.85
𝑍4 =
72.5 − 74.64 = −0.52 9.85
𝑍5 =
81.5 − 74.64 = 0.29 9.85
𝑍6 =
90.5 − 74.64 = 1.10 9.85
𝑍7 =
99.5 − 74.64 = 1.91 9.85
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.002
0.016
0.091
0.301
d. Mencari luas tiap interval 0.016 – 0.002 = 0.014 0.091 – 0.016 = 0.075 0.301 – 0.091 = 0.210 0.614 – 0.301 = 0.313 0.865 – 0.614 = 0.251 0.972 – 0.865 = 0.107
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.014 x 28 = 0.40 0.075 x 28 = 2.10 0.210 x 28 =5.87 0.313 x 28 =8.78 0.251 x 28 =7.02 0.107 x 28 =3.01
0.614
0.865
0.972
289
fe
f0
(f0 - fe)2
-
-
-
-
0.016
0.014
0.40
1
0.36
-1.33
0.091
0.075
2.10
2
0.01
69.5
-0.52
0.301
0.210
5.87
4
3.51
5.
77.5
0.29
0.614
0.313
8.78
10
1.50
6.
85.5
1.10
0.865
0.251
7.02
7
0.00
7.
93.5
1.91
0.972
0.107
3.01
4
0.99
28
6.39
No
Batas
Z
Luas 0 - Z
.
Kelas
1.
45.5
-2.96
0.002
2.
53.5
-2.15
3.
61.5
4.
Luas Interval
Jumlah Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
0.36
2 Xhitung = 0.40 +
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒 0.01
+ 2.10
3.51
1.50
+ 8.78 + 5.87
0.00
+ 7.02
0.99 3.01
= 0.89 + 0.01 + 0.60 + 1.17 + 0.00 + 0.33 = 1.99 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 9.488 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 1.99 dan X2tabel = 11.070, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
290
290
Lampiran 41 Uji Normalitas Postest II Kelas Eksperimen No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nilai 72.6 79.2 79.2 85.5 85.5 85.5 85.5
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nilai 85.5 85.8 85.8 85.8 92.4 92.4 92.4
No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nilai 92.4 92.4 92.4 92.4 92.4 99 99
No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai 99 99 99 99 99 99 99
Skore terbesar = 100 Skore terkecil = 72.6 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 100 – 72.6 = 27.4
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
27.4 6
= 4.74= 5 Tabel Distribusi Frekuensi No Batas . Kelas 1. 72-76 2. 77-81 3. 82-86 4. 87-91 5. 92-96 6. 97-101 Jumlah
Fj 1 2 6 0 9 10 28
Nilai Tengah 74 79 84 89 94 99
propors i 3,57 7,14 21,43 0,00 32,14 35,71 100
𝒙𝟐𝒊 5476 6241 7056 7921 8836 9801
f.xi 74 158 504 0 846 990 2572
𝒇. 𝒙𝟐𝒊 5476 12482 42336 0 79524 98010 237828
291
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
2098 = 74.93 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 237828 − (2572)² 28 28 − 1
=
6659184 − 6615184 756
=
44128 756
=
58.37 = 7.64
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 71.50
76.50
81.50
86.50
91.50
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
71.50 − 91.86 = −2.66 7.64
𝑍2 =
76.50 − 91.86 = −2.01 7.64
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
96.50
101.50
292
𝑍3 =
81.50 − 91.68 = −1.36 7.64
𝑍4 =
86.50 − 91.68 = −0.70 7.64
𝑍5 =
91.50 − 91.68 = −0.05 7.64
𝑍6 =
96.50 − 91.68 = 0.61 7.64
𝑍7 =
101.5 − 91.68 = 1.26 7.64
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.004
0.022
0.088
0.242
d. Mencari luas tiap interval 0.022 – 0.004 = 0.018 0.088 – 0.022 = 0.065 0.242 – 0.088 = 0.154 0.481 – 0.242 = 0.240 0.728 – 0.481 = 0.247 0.897 - 0.728
= 0.168
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.018 x 28 = 0.51 0.065 x 28 = 1.83 0.154 x 28 = 4.31 0.240 x 28 = 0.00 0.247 x 28 = 6.91 0.168 x 28 = 4.71
0.481
0.728
0.897
293
Batas No. Kelas 1. 71,50 2. 76,50 3. 81,50 4. 86,50 5. 91,50 6. 96,50 7. 101,50 Jumlah
Z
Luas 0- Z
-2.66 -2.01 -1.36 -0.70 -0.05 0.61 1.26
0.004 0.022 0.088 0.242 0.481 0.728 0.897
Luas Interval 0.018 0.065 0.154 0.240 0.247 0.168
fe
fo
(fo-fe)2
0.51 1.83 4.31 0,00 6.91 4.71
1 2 6 0 9 10
0.24 0.03 2.85 0.00 4.35 27.98
28
35.44
Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
0.24
2 Xhitung = 0.51 +
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒 0.03
+ 1.83
2.85
0.00
+ 0.00 + 4.31
4.35
+ 6.91
27.98 4.71
= 0.46 + 0.02 + 0.66 + 0.00 + 0.63 + 5.94 = 7.70 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 11.070 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 7.70 dan X2tabel = 11.070, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
294
294
Lampiran 42 Uji Normalitas Postest III Kelas Eksperimen No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nilai 46.2 59.4 59.4 66 66 66 72.6
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nilai 72.6 72.6 72.6 72.6 72.6 72.6 72.6
No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nilai 72.6 72.6 72.6 79.2 79.2 79.2 79.2
No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai 79.2 79.2 79.2 85.8 85.8 92.4 92.4
Skore terbesar = 92.4 Skore terkecil = 46.2 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil
= 92.4 – 46.2 = 46.2 Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
46.2 6
= 7,99 = 8 Tabel Distribusi Frekuensi
No.
Kelas interval
1. 46-53 2. 54-61 3. 62-69 4. 70-77 5. 78-85 6. 86-93 Jumlah
F
Nilai Tengah Proporsi
1 2 3 11 7 4 28
49.5 57.5 65.6 73.5 81.5 89.5
3.57 7.14 10.71 39.29 25.00 14.29 100
𝒙𝟐𝒊 2450.25 3306.25 4290.25 5402.25 6642.25 8010.25
f.xi 49.5 115 196.5 808.5 570.5 358 2098
𝒇. 𝒙𝟐𝒊 2500 0 13872 53361 73960 45125 159895
295
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
2098 = 74.93 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
=
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
𝑛
4477060 − 4401604 756
=
71571
=
94.67 = 9.73
756
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 45.5
53.5
61.5
69.5
77.5
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
45.5 − 74.93 = −3.01 9.73
𝑍2 =
54.5 − 74.93 = −2.20 9.73
𝑍3 =
63.5 − 74.93 = −1.38 9.73
𝑍4 =
72.5 − 74.93 = −0.56 9.73
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
85.5
93.5
296
𝑍5 =
81.5 − 74.93 = 0.26 9.73
𝑍6 =
90.5 − 74.93 = 1.09 9.73
𝑍7 =
99.50 − 74.93 = 1.91 9.73
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.001
0.014
0.084
0.289
d. Mencari luas tiap interval 0.014 – 0.001 = 0.013 0.084 – 0.014 = 0.070 0.289 – 0.084 = 0.205 0.604 – 0.289 = 0.316 0.861 – 0.604 = 0.257 0.972 – 0.861 = 0.111 e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) 0.013 x 28 = 0.35 0.070 x 28
= 1.96
0.205 x 28
= 5.73
0.316 x 28
= 8.84
0.254 x 28
= 7.20
0.111 x 28
= 2.09
0.604
0.861
0.972
297
No
Batas
Z
Luas 0 - Z
Kelas
Luas
fe
f0
-
-
(f0 - fe)2
Interval
1.
45.5
-3.02
0.001
-
2.
53.5
-2.20
0.014
0.013
0.35
1
0.42
3.
61.5
-1.38
0.084
0.070
1.96
2
0.00
4.
69.5
-0.56
0.289
0.205
5.73
3
7.46
5.
77.5
0.26
0.604
0.316
8.84
11
4.67
6.
85.5
1.09
0.861
0.257
7.20
7
0.04
7.
93.5
1.91
0.972
0.111
3.09
4
0.82
28
13.41
Jumlah
-
Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
2 Xhitung
=
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒
0.82 0.42 0.00 7.46 4.67 0.04 + + + + + 3.09 0.35 1.96 5.73 8.84 7.20
= 1.19 + 0.00 + 1.30 + 0.53 + 0.01 + 0.27 = 3.29 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 11.070 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 3.29 dan X2tabel = 11.070
jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
298
298
Lampiran 43 Uji Normalitas Postest III Kelas Eksperimen
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nilai 72,6 79,2 79,2 85,5 85,5 85,5 85,5
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nilai 85,5 92,4 92,4 92,4 92,4 92,4 92,4
No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nilai 92,4 92,4 92,4 92,4 99 99 99
No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai 99 99 99 99 99 99 99
Skore terbesar = 100 Skore terkecil = 72.6 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 100– 72.6 = 27.4
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
27.4 6
= 4.77= 5 Tabel Distribusi Frekuensi Batas Kelas 1. 72-76 2. 77-81 3. 82-86 4. 87-91 5. 92-96 6. 97-101 Jumlah No.
Fj 1 2 5 0 10 10 28
Nilai Tengah 74 79 84 89 94 99
proporsi
𝒙𝟐𝒊
f.xi
𝒇. 𝒙𝟐𝒊
3.57 7.14 17.86 0 35.71 35.71 100
5476 6241 7056 7921 8836 9801
74 158 420 0 940 990 2582
5476 12482 35280 0 88360 98010 239608
299
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
2582 = 92.21 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 239608 − (2582)² 28 28 − 1
=
6709024 − 6666724 756
=
42979 756
=
56.85 = 7.54
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 71.50
76.50
81.50
86.50
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
71.50 − 92.21 = −2.75 7.54
𝑍2 =
76.50 − 92.21 = −2.08 7.54
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
91.50
96.50
101.50
300
𝑍3 =
81.50 − 92.21 = −1.42 7.54
𝑍4 =
86.50 − 92.21 = −0.76 7.54
𝑍5 =
91.50 − 92.21 = −0.09 7.54
𝑍6 =
96.50 − 92.21 = 0.57 7.54
𝑍7 =
101.5 − 92.21 = 1.23 7.54
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.003
0.019
0.078
0.224
d Mencari luas tiap interval 0.019 – 0.003 = 0.016 0.078 – 0.019 = 0.059 0.224 – 0.078 = 0.147 0.462 – 0.224 = 0.238 0.715 – 0.462 = 0.253 0.891 - 0.715
= 0.176
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.016 x 28 = 0.44 0.059 x 28 = 1.65 0.147 x 28 = 4.11 0.238 x 28 = 0.00 0.253 x 28 = 7.08 0.176 x 28 = 4.92
0.462
0.715
0.891
301
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jumlah
Batas Kelas 71.50 76.50 81.50 86.50 91.50 96.50 101.50
Z -2,75 -2.08 -1.42 -0.76 -0.09 0.57 1.23
Luas Luas 0- Z Interval fe fo 0.003 0.019 0.016 0.44 1 0.078 0.059 1.65 2 0.224 0.147 4.11 5 0.462 0.238 0.00 0 0.715 0.253 7.08 10 0.891 0.176 4.92 10
(fo-fe)2 -
28
0.32 0.12 0.80 0.00 8.53 25.78 35.55
Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
0.32
2 Xhitung = 0.44 +
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒 0.12
+ 1.65
0.80
0.00
+ 0.00 + 4.11
8.53
+ 7.08
25.78 4.92
= 0.73 + 0.07 + 0.20 + 0.00 + 1.21 + 5.24 = 7.44 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 11.070 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 7.44 dan X2tabel = 11.070, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
302
302
Lampiran 44 Uji Normalitas Tes Sumatif Kelas Kontrol No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nilai 49.5 59.4 62.7 66 69.3 72.6 72.6
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nilai 72.6 72.6 75.9 75.9 75.9 75.9 75.9
No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nilai 79.2 79.2 79.5 79.2 79.2 79.2 82.5
No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai 82.5 85.8 85.8 85.5 89.1 95.7 95.7
Skore terbesar = 95.7 Skore terkecil = 49.5 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 95.7 – 49.5 = 46.2
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6 𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
46.2 6
= 7.7 = 8 Tabel Distribusi Frekuensi No. Batas Kelas
Fj
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1 2 2 15 5 3
49-56 57-64 65-72 73-80 81-88 89-96 Jumlah
28
Nilai Tengah 52.5 60.5 68.5 76.5 84.5 92.5
proporsi
𝒙𝟐𝒊
f.xi
3.57 7.14 7.14 53.57 17.86 10.71
2756 3660 4692 5852 7140 8556
52.5 121 137 1147.5 422.5 277.5
100
2158
𝒇. 𝒙𝟐𝒊 2756 7321 9385 87784 35701 25669 168615
303
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
2158 = 77.07 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 168615 − (2158)² 28 28 − 1
=
4721220 − 4656964 756
=
64256 756
=
99.80 = 9.99
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 48.50
56.50
64.50
72.50
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
48.50 − 77.07 = −2.86 9.99
𝑍2 =
56.50 − 77.07 = −2.06 9.99
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
80.50
88.50
96.50
304
𝑍3 =
64.50 − 77.07 = −1.26 9.99
𝑍4 =
72.50 − 77.07 = −0.46 9.99
𝑍5 =
80.50 − 77.07 = 0.34 9.99
𝑍6 =
88.50 − 77.07 = 1.14 9.99
𝑍7 =
96.50 − 77.50 = 1.94 9.99
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.002
0.020
0.104
0.324
d. Mencari luas tiap interval 0.020 – 0.002 = 0.018 0.104 – 0.020 = 0.084 0.324 – 0.104 = 0.219 0.634 – 0.324 = 0.310 0.874 – 0.634 = 0.239 0.974 - 0.874 = 0.100
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.018 x 28 = 0.49 0.084 x 28 = 2.37 0.219 x 28 = 6.14 0.310 x 28 = 8.69 0.239 x 28 = 6.70 0.100 x 28 = 2.81
0.634
0.874
0.974
305
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jumlah
Batas Kelas 48.50 56.50 64.50 72.50 80,50 88,50 98,50
Z -2.86 -2.06 -1.26 -0.46 0.34 1.14 1.94
Luas 0- Z 0.002 0.020 0.104 0.324 0.634 0.874 0.974
Luas Interval 0.018 0.084 0.219 0.310 0.239 0.100
fe 0.49 2.37 6.14 8.69 6.70 2.81
fo 1 2 2 15 5 3 28
(fo-fe)2 0.26 0.13 17.18 39.78 2.90 0.03 60.28
Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
0.26
2 Xhitung = 0.49 +
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒 0.13
+ 2.37
17.18 6.14
+
39.78 8.69
+
2.90
+ 6.70
0.03 2.81
= 0.52 + 0.06 + 2.80 + 2.65 + 0.43 + 0.01 = 6.64 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 7.815 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 6.64 dan X2tabel = 7.815, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
306
306
Lampiran 45 Uji Normalitas Tes Sumatif Kelas Eksperimen No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nilai 72.6 75.9 79.2 82.5 82.5 82.5 82.5
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nilai 85.8 85.8 85.8 85.8 85.8 89.1 89.1
No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nilai 89.1 89.1 89.1 92.4 92.4 95.7 95.7
No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai 95.7 100 100 100 100 100 100
f.xi 148 79 756 445 470 594 2492
𝒇. 𝒙𝟐𝒊 10952 6241 63504 39605 44180 58806 223288
Skore terbesar = 100 Skore terkecil = 72.6 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 100 – 72.6 = 27.2
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6 𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
27.2 6
= 4.5 = 5 Tabel Distribusi Frekuensi No. Batas Kelas 1. 72-76 2. 77-81 3. 82-86 4. 87-91 5. 92-96 6. 97-101 Jumlah
Fj 2 1 9 5 5 6 28
Nilai Tengah 74 79 84 89 94 99
proporsi 7.14 3.57 32.14 17.86 17.86 21.43 100.00
𝒙𝟐𝒊 5476 6241 7056 7921 8836 9801
307
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
2492 = 89.00 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 223288 − (2492)² 28 28 − 1
=
6252064 − 6210064 756
=
45761 756
=
60.53= 7.78
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 71.50
76.50
81.50
86.50
91.50
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
71.50 − 89 7.78
= −2.25
𝑍2 =
76.50 − 89 7.78
= −1.61
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
96.50
101.50
308
𝑍3 =
81.50 − 89 = −0.96 7.78
𝑍4 =
86.50 − 89 = −0.32 7.78
𝑍5 =
91.50 − 89 = 0.32 7.78
𝑍6 =
96.50 − 89 = 0.96 7.78
𝑍7 =
101.50 − 89 = 1.61 7.78
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.012
0.054
0.168
0.374
d. Mencari luas tiap interval 0.012 – 0.054 = 0.042 0.168 – 0.054 = 0.113 0.374 – 0.168 = 0.206 0.626 – 0.374 = 0.252 0.832 – 0.626 = 0.206 0.946 - 0.832 = 0.113
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.042 x 28 = 1.17 0.113 x 28 = 3.18 0.206 x 28 = 5.78 0.252 x 28 = 7.05 0.206 x 28 = 5.78 0.113 x 28 = 3.18
0.626
0.832
0.946
309
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jumlah
Batas Kelas 71.50 76.50 81.50 86.50 91,50 96.50 101.50
Z
Luas 0- Z
-2.25 -1.61 -0.96 -0.32 0.32 0.96 1.61
0.012 0.054 0.168 0.374 0.626 0.832 0.946
Luas Interval 0.042 0.113 0.206 0.252 0.206 0.113
fe
fo
(fo-fe)2
1.17 3.18 5.78 7.05 5.78 3.18
2 1 9 5 5 6 28
0.69 4.74 10.37 4.22 0.61 7.97 28.59
Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung = 𝑖=1
0.69
2 Xhitung = 1.17 +
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒 4.74
+ 3.18
10.37 5.78
4.22
+ 7.05 +
0.61
+ 5.78
7.97 3.18
= 0.59 + 1.49 + 1.79 + 0.60 + 0.11 + 2.51 = 7.08 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1= 5pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 11.070 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 7.47 dan X2tabel = 11.070, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
310
310
Lampiran 46 UJI HIPOTESIS PRETES I Hipotesis yang diajukan: H0 ∶ X = Y , maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha ∶ X ≠ Y maksudnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kriteri pengujian: Jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika thitung ≤ -ttabel atau thitung ≥ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Uji-t 𝑡=
𝑋1− 𝑋2 1 1 𝑆𝑔 𝑛 + 𝑛 1 2
Dengan:
𝑆𝑔 = Diketahui: 𝑋1 = 47.07 𝑋2 = 48.78 n1 = 28 n2 = 28 𝑆12 = 128.82 𝑆22 = 85.01
𝑛 − 1 𝑆12 + 𝑛 − 1 𝑆22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
311
𝑆𝑔 =
28 − 1 128.82 + 28 − 1 85.01 28 + 28 − 2
𝑆𝑔 =
27 128.82 + 27 85.01 54
𝑆𝑔 =
3478.14 + 2295.27 = 54
5773.41 = 106.91 = 10.32 54
Sehingga 𝑡=
𝑡=
𝑡=
47.07 − 48.78 1 1 10.32 28 + 28 −1.71 10.32 0.036 + 0.036 −1.71 −1.71 = = −0.61 10.32 𝑥 0.27 2.79
ttabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (28 – 1) + (28 – 1) = 27 + 27 = 54 Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = -0.61 dan ttabel = 2.021, dapat dinyatakan bahwa thitung > - ttabel, , maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor kontrol dengan rata-rata pretest kelompok eksperimen.
pretest
kelompok
312
Lampiran 47 UJI HIPOTESIS PRETES II Hipotesis yang diajukan: H0 ∶ X = Y , maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha ∶ X ≠ Y maksudnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kriteri pengujian: Jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika thitung ≤ -ttabel atau thitung ≥ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Uji-t 𝑡=
𝑋1− 𝑋2 1 1 𝑆𝑔 𝑛 + 𝑛 1 2
Dengan:
𝑆𝑔 = Diketahui: 𝑋1 = 48.14 𝑋2 = 47.07 n1 = 28 n2 = 28 𝑆12 = 85.01 𝑆22 = 61.15
𝑛 − 1 𝑆12 + 𝑛 − 1 𝑆22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
313
𝑆𝑔 =
28 − 1 85.01 + 28 − 1 61.15 28 + 28 − 2
𝑆𝑔 =
27 85.01 + 27 61.15 54
𝑆𝑔 =
2297.7 + 1651.05 = 54
3948.75 = 73.12 = 8.55 54
Sehingga 𝑡=
𝑡=
𝑡=
48.14 − 47.07 1 1 8.55 28 + 28 1.07 8.55 0.036 + 0.036 1.07 1.07 = = 0.46 8.55 𝑥 0.27 2.31
ttabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (28 – 1) + (28 – 1) = 27 + 27 = 54 Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 0.46 dan ttabel = 2.021, dapat dinyatakan bahwa thitung < ttabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest II kelompok kontrol dengan rata-rata pretest II kelompok eksperimen.
314
Lampiran 48 UJI HIPOTESIS PRETES III Hipotesis yang diajukan: H0 ∶ X = Y , maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha ∶ X ≠ Y maksudnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kriteri pengujian: Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima Uji-t 𝑡=
𝑋1− 𝑋2 1 1 𝑆𝑔 𝑛 + 𝑛 1 2
Dengan:
𝑆𝑔 = Diketahui: 𝑋1 = 49.00 𝑋2 = 47.71 n1 = 28 n2 = 28 𝑆12 = 76.21 𝑆22 = 75.52
𝑛 − 1 𝑆12 + 𝑛 − 1 𝑆22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
315
𝑆𝑔 =
28 − 1 76.21 + 28 − 1 75.52 28 + 28 − 2
𝑆𝑔 =
27 76.21 + 27 75.52 54
𝑆𝑔 =
2065.77 + 2030.4 = 54
4096.17 = 75.85 = 8.71 54
Sehingga 𝑡=
𝑡=
𝑡=
49.00 − 47.71 1 1 8.71 28 + 28 1.29 8.71 0.036 + 0.036 1.29 1.29 = = 0.55 8.71 𝑥 0.27 2.35
ttabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (28 – 1) + (28 – 1) = 27 + 27 = 54 Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 0.55 dan ttabel = 2.021, dapat dinyatakan bahwa thitung < ttabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest III kelompok kontrol dengan rata-rata pretest III kelompok eksperimen.
316
Lampiran 49 UJI HIPOTESIS PROSTEST I Hipotesis yang diajukan: H0 ∶ X = Y , maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha ∶ X ≠ Y maksudnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kriteri pengujian: Jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika thitung ≤ -ttabel atau thitung ≥ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Uji-t 𝑡=
𝑋1− 𝑋2 1 1 𝑆𝑔 𝑛 + 𝑛 1 2
Dengan:
𝑆𝑔 = Diketahui: 𝑋1 = 91.14 𝑋2 = 72.64 n1 = 28 n2 = 28 𝑆12 = 61.62 𝑆22 = 104.24
𝑛 − 1 𝑆12 + 𝑛 − 1 𝑆22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
317
𝑆𝑔 =
28 − 1 61.62 + 28 − 1 104.24 28 + 28 − 2
𝑆𝑔 =
27 61.62 + 27 104.24 54
𝑆𝑔 =
1663.74 + 2814.48 = 54
4478.22 = 82.93 = 9.11 54
Sehingga 𝑡=
𝑡=
𝑡=
91.14 − 72.64 1 1 9.11 28 + 28 18.50 9.11 0.036 + 0.036 18.50 18.50 = = 7.52 9.11 𝑥 0.27 2.46
ttabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (28 – 1) + (28 – 1) = 27 + 27 = 54
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 7.52 dan ttabel = 2.021, dapat dinyatakan bahwa thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor postest I kelompok kontrol dengan rata-rata postest I kelompok eksperimen.
318
Lampiran 50 UJI HIPOTESIS PROSTEST II Hipotesis yang diajukan: H0 ∶ X = Y , maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha ∶ X ≠ Y maksudnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kriteri pengujian: Jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika thitung ≤ -ttabel atau thitung ≥ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Uji-t 𝑡=
𝑋1− 𝑋2 1 1 𝑆𝑔 𝑛 + 𝑛 1 2
Dengan:
𝑆𝑔 = Diketahui: 𝑋1 = 91.86 𝑋2 = 74.64 n1 = 28 n2 = 28 𝑆12 = 52.71 𝑆22 = 96.97
𝑛 − 1 𝑆12 + 𝑛 − 1 𝑆22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
319
𝑆𝑔 =
28 − 1 52.71 + 28 − 1 96.97 28 + 28 − 2
𝑆𝑔 =
27 52.71 + 27 96.97 54
𝑆𝑔 =
1423.17 + 2618.19 = 54
4041.36 = 74.84 = 8.65 54
Sehingga 𝑡=
𝑡=
𝑡=
91.86 − 74.64 1 1 8.65 28 + 28 17.22 8.65 0.036 + 0.036 17.22 17.22 = = 7.39 8.65 𝑥 0.27 2.33
ttabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (28 – 1) + (28 – 1) = 27 + 27 = 54 Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 7.39 dan ttabel = 2.021, dapat dinyatakan bahwa thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor postest II kelompok kontrol dengan rata-rata postest II kelompok eksperimen.
320
Lampiran 51 UJI HIPOTESIS PROSTEST III Hipotesis yang diajukan: H0 ∶ X = Y , maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha ∶ X ≠ Y maksudnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kriteri pengujian: Jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika thitung ≤ -ttabel atau thitung ≥ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Uji-t 𝑡=
𝑋1− 𝑋2 1 1 𝑆𝑔 𝑛 + 𝑛 1 2
Dengan:
𝑆𝑔 = Diketahui: 𝑋1 = 92.21 𝑋2 = 74.93 n1 = 28 n2 = 28 𝑆12 = 51.41 𝑆22 = 94.67
𝑛 − 1 𝑆12 + 𝑛 − 1 𝑆22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
321
𝑆𝑔 =
28 − 1 51.41 + 28 − 1 94.67 28 + 28 − 2
𝑆𝑔 =
27 51.41 + 27 94.67 54
𝑆𝑔 =
1388.07 + 2272.08 = 54
3660.08 = 67.78 = 8.23 54
Sehingga 𝑡=
𝑡=
𝑡=
92.21 − 74.93 1 1 8.23 28 + 28 17.28 8.23 0.036 + 0.036 17.28 17.28 = = 7.78 8.23 𝑥 0.27 2.22
ttabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (28 – 1) + (28 – 1) = 27 + 27 = 54 Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 7.78 dan ttabel = 2.021, dapat dinyatakan bahwa thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor postest II kelompok kontrol dengan rata-rata postest III kelompok eksperimen.
322
Lampiran 52 UJI HIPOTESIS TES SUMATIF Hipotesis yang diajukan: H0 ∶ X = Y , maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha ∶ X ≠ Y maksudnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kriteri pengujian: Jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika thitung ≤ -ttabel atau thitung ≥ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Uji-t 𝑡=
𝑋1− 𝑋2 1 1 𝑆𝑔 𝑛 + 𝑛 1 2
Dengan:
𝑆𝑔 = Diketahui: 𝑋1 = 89.00 𝑋2 = 77.07 n1 = 28 n2 = 28 𝑆12 = 56.10 𝑆22 = 99.80
𝑛 − 1 𝑆12 + 𝑛 − 1 𝑆22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
323
𝑆𝑔 =
28 − 1 56.10 + 28 − 1 99.80 28 + 28 − 2
𝑆𝑔 =
27 56.10 + 27 99.80 54
𝑆𝑔 =
1514.7 + 2694.6 = 54
4209.3 = 77.95 = 8.83 54
Sehingga 𝑡=
𝑡=
𝑡=
89.00 − 77.07 1 1 8.83 28 + 28 11.93 8.83 0.036 + 0.036 11.93 11.93 = = 5.35 8.83x 0.27 2.38
ttabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (28 – 1) + (28 – 1) = 27 + 27 = 54
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 5.35 dan ttabel = 2.021, dapat dinyatakan bahwa thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor tes sumatif kelas kontrol dengan rata-rata skor tes sumatif kelompok eksperimen.
324
324
Lampiran 53 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest I Uji homogentis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan
rumus: 𝐹=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆12 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
Dimana: 2
𝑆 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah: 1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk: H0 : 𝜎12 = 𝜎22 H0 : 𝜎12 ≠ 𝜎22 2) Membagi data menjadi dua kelompok. 3) Mencari varians dari masing-masing kelas a) Kelas Eksperimen 𝑠2 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
=
28 x 67195 − (1342)² 28(28 − 1)
=
1881140 − 1800964 756
=
80496 756
= 128.82
325
b) Kelas Kontrol 𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
𝑛
2
𝑠 =
28 x 68539 − (1366)² 28(28 − 1)
= =
1919092 − 1865956 756
=
64267 756
= 85.01 4) Menentukan Fhitung dengan rumus: 𝐹=
𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
𝐹=
𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 128.82 = = 1.51 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 85.01 𝑆2
5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan
rumus:
dk1 = n – 1 = 28 – 1 = 27 dk2 = n – 2 = 28 – 1 = 27 7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. karena F(0.05:27:27) tidak terdapat dalam tabel F, maka perhitungan nilai Ftabel dilakukan
dengan
menggunakan
Microsof
Excel
dengan
rumus
FINV(0,05;27;27). Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.51 dan Ftabel =
326
1.90, dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel, maka H0 dapat diterima dan kedua sampel dapat dikatakan homogen.
327
Lampiran 54 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest II Uji homogentis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan
rumus: 𝐹=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆12 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
Dimana: 2
𝑆 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah: 1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk: H0 : 𝜎12 = 𝜎22 H0 : 𝜎12 ≠ 𝜎22 2) Membagi data menjadi dua kelompok. 3) Mencari varians dari masing-masing kelas a) Kelas Eksperimen 2
𝑠 = =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
28 x 66793 − (1348)² 28(28 − 1)
1870204 − 1817104 756 64268 = 756
=
= 85.01 b) Kelas Kontrol 𝑠2 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
328
=
28 x 63403 − (1318)² 28(28 − 1)
=
1775284 − 1737124 756
=
80496 756
= 61.15
4) Menentukan Fhitung dengan rumus: 𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝐹= 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2 𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 85.01 𝐹= 2 = = = = 1.39 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 61.15 𝑆2 5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan
rumus:
dk1 = n – 1 = 28 – 1 = 27 dk2 = n – 2 = 28 – 1 = 27 7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Karena F(0.05:27:27) tidak terdapat dalam tabel F, maka perhitungan nilai Ftabel dilakukan
dengan
menggunakan
Microsof
Excel
dengan
rumus
FINV(0,05;27;27). Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.39 dan Ftabel = 1.90, dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel, maka H0 dapat diterima.
329
Lampiran 55 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest III Uji homogentis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan
rumus: 𝐹=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆12 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
Dimana: 2
𝑆 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah: 1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk: H0 : 𝜎12 = 𝜎22 H0 : 𝜎12 ≠ 𝜎22 2) Membagi data menjadi dua kelompok. 3) Mencari varians dari masing-masing kelas a) Kelas Eksperimen 2
𝑠 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
=
28 x 68929 − (1372)² 28(28 − 1)
=
1930012 − 1882384 756
=
57615 756
= 76.21 b) Kelas Kontrol 𝑠2 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
330
28 x 65437 − (1336)² 28(28 − 1)
=
1832236 − 1784896 756 57086 = 756
=
= 75.69
4) Menentukan Fhitung dengan rumus: 𝐹=
𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
𝐹=
𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 76.21 = = 1.01 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 75.69 𝑆2
5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan
rumus:
dk1 = n – 1 = 28 – 1 = 27 dk2 = n – 2 = 28 – 1 = 27 7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Karena F(0.05:27:27) tidak terdapat dalam tabel F, maka perhitungan nilai Ftabel dilakukan
dengan
menggunakan
Microsof
Excel
dengan
rumus
FINV(0,05;27;27). Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.004 dan Ftabel = 1.90, dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel, maka H0 dapat diterima.
331
331
Lampiran 56 Perhitungan Uji Homogenitas Postest I Uji homogentis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan
rumus: 𝐹=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆12 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
Dimana: 2
𝑆 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah: 1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk: H0 : 𝜎12 = 𝜎22 H0 : 𝜎12 ≠ 𝜎22 2) Membagi data menjadi dua kelompok. 3) Mencari varians dari masing-masing kelas a) Kelas Eksperimen 𝑠2 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
=
28 x 234268 − (2552)² 28(28 − 1)
=
6559504 − 6512704 756
=
46585 756
= 61.62
b) Kelas Kontrol
332
𝑛
𝑠2 =
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
28 x 151127 − (2034)² 28(28 − 1)
=
4231556 − 4137156 756 78964 = 756
=
= 104.45
4) Menentukan Fhitung dengan rumus: 𝐹=
𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 104.45 𝐹= 2 = = = = 1.69 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 61.62 𝑆2 5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan
rumus:
dk1 = n – 1 = 28 – 1 = 27 dk2 = n – 2 = 28 – 1 = 27 7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Karena F(0.05:27:27) tidak terdapat dalam tabel F, maka perhitungan nilai Ftabel dilakukan
dengan
menggunakan
Microsof
Excel
dengan
rumus
FINV(0,05;27;27). Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.69 dan Ftabel = 1.90, dapat dinyatakan bahwa Fhitung < Ftabel, maka H0 dapat diterima, kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen.
333
333
Lampiran 57 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest II Uji homogentis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan
rumus: 𝐹=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆12 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
Dimana: 2
𝑆 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah: 1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk: H0 : 𝜎12 = 𝜎22 H0 : 𝜎12 ≠ 𝜎22 2) Membagi data menjadi dua kelompok. 3) Mencari varians dari masing-masing kelas a) Kelas Eskperimen 𝑠2 =
=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
28 x 237828 − (2572)² 28(28 − 1)
=
6659184 − 6615184 756
=
44128 756
= 58.37
334
b) Kelas Kontrol 𝑠2 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
=
28 x 158783 − (2090)² 28(28 − 1)
=
4445924 − 4368100 756
=
73498 756
= 97.2 4) Menentukan Fhitung dengan rumus: 𝐹=
𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
𝐹=
𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 97.22 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = 58.37 = 1.66 𝑆2
5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan
rumus:
dk1 = n – 1 = 28 – 1 = 27 dk2 = n – 2 = 28 – 1 = 27 7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Karena F(0.05:27:27) tidak terdapat dalam tabel F, maka perhitungan nilai Ftabel dilakukan
dengan
menggunakan
Microsof
Excel
dengan
rumus
FINV(0,05;27;27). Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.66 dan Ftabel =
335
1.90, dapat dinyatakan bahwa Fhitung < Ftabel, maka H0 dapat diterima, kedua sampel dapat dikatakan homogen.
336
Lampiran 58 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest III Uji homogentis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan
rumus: 𝐹=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆12 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
Dimana: 2
𝑆 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah: 1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk: H0 : 𝜎12 = 𝜎22 H0 : 𝜎12 ≠ 𝜎22 2) Membagi data menjadi dua kelompok. 3) Mencari varians dari masing-masing kelas a) Kelas Eksperimen 𝑠2 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
=
28 x 239608 − (2583)² 28(28 − 1)
=
6709024 − 6666724 756
=
42979 756
= 56.85 b) Kelas Kontrol
337
𝑛
𝑠2 =
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
28 x 159895 − (2098)² 28(28 − 1)
=
4477060 − 4401604 756 71571 = 756 =
= 94.67 4) Menentukan Fhitung dengan rumus: 𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝐹= 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2 𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 94.67 𝐹= 2 = = = = 1.67 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 56.85 𝑆2 5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan
rumus:
dk1 = n – 1 = 28 – 1 = 27 dk2 = n – 2 = 28 – 1 = 27 7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Karena F(0.05:27:27) tidak terdapat dalam tabel F, maka perhitungan nilai Ftabel dilakukan
dengan
menggunakan
Microsof
Excel
dengan
rumus
FINV(0,05;27;27). Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.67 dan Ftabel = 1.90, dapat dinyatakan bahwa Fhitung < Ftabel, maka H0 dapat diterima, kedua sampel dapat dikatakan homogen.
338
338
Lampiran 59 Perhitungan Uji Homogenitas Tes Sumatif Uji homogentis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan
rumus: 𝐹=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆12 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
Dimana: 2
𝑆 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah: 1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk: H0 : 𝜎12 = 𝜎22 H0 : 𝜎12 ≠ 𝜎22 2) Membagi data menjadi dua kelompok. 3) Mencari varians dari masing-masing kelas a) Kelas Eksperimen 𝑠2 =
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
=
28 x 223288 − (2492)² 28(28 − 1)
=
6252064 − 6210064 756
=
45761 756
= 60.53 b) Kelas Kontrol
339
𝑛
𝑠2 =
𝑓𝑥𝑖2 − ( 𝑓𝑥𝑖 )² 𝑛(𝑛 − 1)
28 x 168615 − (2158)² 28(28 − 1)
=
4721220 − 4656964 756 64256 = 756
=
= 99.80
4) Menentukan Fhitung dengan rumus: 𝐹=
𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2
𝑆12 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 99.80 𝐹= 2 = = = = 1.65 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 60.53 𝑆2 5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan
rumus:
dk1 = n – 1 = 28 – 1 = 27 dk2 = n – 2 = 28 – 1 = 27 7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Karena F(0.05:27:27) tidak terdapat dalam tabel F, maka perhitungan nilai Ftabel dilakukan
dengan
menggunakan
Microsof
Excel
dengan
rumus
FINV(0,05;27;27). Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.65 dan Ftabel = 1.90, dapat dinyatakan bahwa Fhitung < Ftabel, maka H0 dapat diterima, kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen.
340
Lampiran I SATUAN PEMBELAJARAN TEMATIK Mata Pelajaran
: 1. Ilmu Pengetahuan alam 2. Bahasa Indonesia 3. Matematika 4. SBK
Tema
: Hujan
Kelas/semester
: I (satu)/ 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan ke
: I (Satu)
A. Standar Kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia. Matematika Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah. Bahasa Indonesia Mengungkapakan pikiran, gagasan, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar. SBK Mengekspresikan karya seni musik.
B. Kompetensi dasar dan indikator Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Bahasa Indonesia
Matematika
Kompetensi Dasar Mengenal perubahan cuaca
Indikator
Hasil Belajar
- Menjelaskan tanda-tanda turunnya hujan.
- Siswa dapat menyebutkan tanda-tanda akan turunnya hujan.
- Menjelaskan proses terjadinya hujan.
- Siswa dapat menjelaskan proses terjadinya hujan.
- Menyebutkan kegiatan manusia pada musim hujan.
- Siswa menyebutkan kegiatan manusia pada musim hujan.
- Menjelaskan bahan-bahanbahan yang dapat digunakan untuk melindungi diri dari hujan.
- Siswa dapat menjelaskan bahan-bahanbahan yang dapat digunakan untuk melindungi diri dari hujan.
Berbicara Menjelaskan isi gambar tunggal dengan bahasa yang mudah dimengerti.
-
Menjelaskan gambar lingkungan sebelum hujan. Menjelaskan gambar lingkungan setelah hujan.
- Siswa menjelaskan gambar lingkungan sebelum hujan. - Menjelaskan gambar lingkungan setelah hujan.
Menyelesaikan masalah yang melibatkan
-
Menyelesaikan soal cerita terkait dengan
- Siswa dapat menyelesaikan soal cerita terkait
-
penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. SBK
Mengidentifikasi unsur elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan oleh alam
penjumlahan dua angkar.
-
Membedakan bunyi hujan ketika terkena berbagai bahan.
dengan penjumlahan dua angka.
-
Siswa dapat membedakan bunyi hujan ketika terkena berbagai bahan.
C. Materi Pelajaran Untuk mencapai serangkaian kompetensi pembelajaran di atas, ditentukan materi pembelajaran tematik sebagai berikut: -
Hujan. Penjumlahan dua angka.
D. Pendekatan/model/metode: -
Pendekatan Model Metode example.
Tahapan
: pembelajaran Tematik : CTL : Ceramah, tanya jawab, poster coment, example non
Kegiatan Guru
Pendahuluan Memberi salam pembuka
Kegiatan Siswa Menjawab salam Mendengarkan guru
Mengabsen Guru memberikan motivasi dan mengkondisikan siswa pada situasi belajar dengan mengajak siswa
Menyanyikan lagu dengan riang gembira.
Waktu 5 menit
menyanyikan lagu “Tik-tik bunyi hujan”.
Hubugkan
Melakukan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang terdiri dari: a. Apa judul lagu yang kita nyanyikan? b. Jika mendengar kata “hujan”, apa yang terbayang pertama kali oleh kalian?
Menyanyikan lagu dengan riang gembira.
Merespon positif setiap jawaban siswa.
Semangat mendengarkan respon yang diberikan guru.
Menempelkan gambar yang sesuai dengan jawaban siswa.
Memperhatikan gambar yang ditempelkan guru.
Menjelaskan pada siswa tema pembelajaran yang akan diajarkan berdasarkan gambar yang telah ditempel
Memperhatikan penjelasan guru.
Meminta siswa menceritakan rangkaian gambar yang telah ditempelkan guru. Meminta siswa menyebutkan tandatanda akan turunnya hujan berdasarkan gambar.
Menceritakan rangkaian gambar yang ada di papan tulis.
5 menit
Menjawab pertanyaan guru.
Aplikasikan
Menyebutkan tandatanda akan turunnya hujan.
40 menit
Merangkai proses terjadinya hujan.
Memperhatikan penjelasan guru.
Menjelaskan proses terjadinya hujan dari rangkaian gambar.
Mendengarkan penjelasan guru.
Meminta siswa menyebutkan kembali proses terjadinya hujan.
Menyebutkan proses terjadinya hujan.
Merespon setiap jawaban siswa.
Semakin semangat menjawab pertanyaan.
Membagikan siswa gambar kegiatan yang dilakukan saat hujan dan kegiatan yang tidak dilakukan saat hujan dan peralatan yang dibutuhkan saat hujan.
Menerima gambar yang diberikan guru.
Meminta siswa menempelkan gambar yang telah diperolehnya pada kolom yang telah tersedia secara bergantiaan.
Menempelkan gambar yang tekah diberikan guru.
Meminta siswa menyebutkan kegiatan yang dilakukan pada musim hujan berdasarkan gambar yang telah ditempelkan.
Menyebutkan kegiatan yang dilakukan pada musim hujan berdasarkan gambar yang telah ditempelkan.
Meminta siswa menempelkan gambar alat yang dibutuhkan saat hujan.
Menempelkan gambar kegiatan yang dilakukan di musim hujan.
Meminta siswa menyebutkan alat yang dibutuhkan saat musim hujan berdasarkan gambar yang telah ditempelkan.
Menyebutkan alat yang dibutuhkan saat musim hujan
Merespon setiap jawaban siswa.
Semakin semangat menjawab pertanyaan siswa.
Sesi II Mengarahkan siswa untuk melakukan penjumlahan dua angka dengan menempelkan gambar yang berjudul “kegiatan menampung air hujan”
Memperhatikan gambar yang ditempelkan guru.
Menceritakan gambar yang telah ditempelkan.
Menceritakan gambar yang telah ditempelkan.
Meminta siswa menghitung banyaknya air hujan yang ada pada gambar dengan cara bersusun ke bawah.
Menghitung banyaknya air hujan yang ada pada gambar.
Meminta siswa meneteskan air hujan pada beberapa benda yang telah disiapkan guru.
Meneteskan air hujan pada benda yang telah disiapkan guru.
Meminta siswa menyebutkan bunyi tetesan air hujan berdasarkan jenis bendanya.
Menyebutkan bunyi tetesan air hujan berdasarkan bendanya.
Meminta siswa membunyikan tetesan air hujan sesuai dengan bendanya.
Membunyikan tetesan air hujan.
Meminta siswa membunyikan irama tetesan air hujan berdasarkan kelompoknya..
Membunyikan irama tetesan air hujan berdasarkan kelompoknya
Refleksi
Mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal latihan secara individu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diajakan.
Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru.
15 menit
Kesimpulan
Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajakarkan.
Menyimpulkan materi pembelajaran berdasarkan bimbingan guru.
5 menit
Memberikan umpan balik.
Mendengarkan umpan balik yang disampaikan guru.
F. Alat, media dan sumber Media : Gambar keadaan cuaca di musim hujan, payung, jas hujan. Sumber : Buku paket IPA, Bahasa Indonesia, Matematika, dan SBK Kelas I SD F. Penilaian: 1. Penilaian proses a. Bentuk
: Penilaian Kinerja
b. Aspek penilaian: 1.Keaktifan 2.Ketepatan dalam menjelaskan gambar 3.Ketepatan dalam melakukan operasi perhitungan. c. format penilaian:
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21
Nama Siswa Keaktifan
Ketepatan Ketepatan dalam Total dalam menghitung menjelaskan benda gambar
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai:
LEMBAR KERJA SISWA Nama: __________________ :__________________
Hari/tanggal
Kelas: ___________________ :__________________
No.Absen
1.
Gambar di samping ini menandakan akan turun
_________ 2. Pada musim hujan udara terasa _______________ 3. Pada musim hujan dimas selalu membawa_______atau ______ 4. Lingkarilah benda-benda yang dapat membantumu saat hujan!
5.Amatilah gambar di bawah ini, akibat yang dapat ditimbulkan dari kegiatan ini adalah: ____________________________________________________ ____________________________________________________ ______________________________
6. Kegiatan yang dilakukan penduduk desa saat musim hujan adalah ____________ Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar! 7. Tuliskan ciri-ciri musim hujan! ___________________________________________________ ______________ ___________________________________________________ ______________
8. Di dalam sebuah toko terdapat 56 jas hujan, karena musim hujan pemilik toko membeli lagi 21 jas hujan untuk persiapan. Berapakah jumlah jas hujan yang ada di toko tersebut? ___________________________________________________ _____________ ___________________________________________________ ______________ 9. Di sebuah pasar swalayan ada 34 payung yang diletakkan dalam keranjang, kemudian karyawan toko memasukkan lagi 25 payung ke dalam keranjang tersebut. Berapakah jumlah payung yang ada dalam keranjang? ___________________________________________________ ______________ ___________________________________________________ _____________ 10.Memasuki musim hujan nenek menanam 56 bibit padi di sawah dan kakek menanam 28 bibit padi. Berapakah bibit padi yang ditanam nenek dan kakek? ___________________________________________________ _____________ ___________________________________________________ __________
LEMBAR KERJA SISWA Nama: ____________________ :___________________ Kelas: ____________________ :___________________
Hari/tanggal No. Absen
Ayo isilah teka-teki silang di bawah ini dengan benar! 1.
2. L
G
4 G 5. D
6. P
Mendatar 1. Pada saat hujan langit terlihat . . . . 3. Agar tidak kedinginan kita dapat memakai . . . . 4. Hujan rintik-rintik disebut . . . . 5. Pada saat hujan udara terasa . . . .
7. G
6.Jika keluar rumah saat hujan kita harus membawa . . Menurun 2.Hujan turun dari . . . . 7.Saat hujan turun kadanga-kadang terdengar suara . . . .
Lembar kerja Siswa Nama Kelas No. Absen Hari/tanggal
:_________________ : ________________ :_________________ :_________________
Sebutkanlah nama gambar di bawah ini! 1. H
2.
3.
4.
5.
MATERI PELAJARAN Pada siang hari yang cerah langit berwarnna biru, awan berwarna putih dan matahari bersinar terang. Apakah cuaca cerah tersebut akan berlangsung sepajang masa? Tentu saja jawabannya tidak. Cuaca cerah bisa berubah dalam sekejap apabila awan gelap yang berwarna kelabu bergerak menutupi matahari. Apabila awan gelap telah memenuhi langit, maka suasana hari berubah menjadi mendung. Mendung merupakan tanda-tanda akan turunnya hujan. Apakah hanya mendung saja yang menjadi petanda akan turunnya hujan? Apakah ada hal lain yang dapat menunjukkan tanda akan turun hujan? Ternyata mendung bukan satu-satunya pertanda akan turunnya hujan. Tanda-tanda akan turunnya hujan diantaranya adalah:
1.
Langit terlihat mendung.
2.
Angin bertiup kencang
3.
Terdengar suara gemuruh
Bagaimana keadaan cuaca saat musim hujan? Saat musim hujan udara terasa dingin. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan pada saat hujan turun, angin yang bertiup sangat kencang, sehingga dapat masuk ke dalam pori-pori tubuh kita. Oleh karena udara terasa dingin, maka pada musim hujan kita memerlukan pakaian yang dapat melindungi tubuh kita dari kedinginan.
Pakaian seperti apa yang kita butuhkan? Karena cuaca sangat dingin, pada saat musim hujan kita memerlukan penghangat tubuh, seperti jaket atau selimut. Saat keluar rumah untuk melindungi tubuh kita dari hujan. kita harus menggunakan payung ataupun jas hujan. Payung atau jas hujan terbuat dari plastik yang tahan air, sehingga dapat melindungi kita dari rintik air yang jatuh dari langit. Dimanakah kita dapat membeli payung atau jas hujan? Payung atau jas hujan bisa kita beli di toko. Di sebuah toko ada 37 payung,
kemudian pemilik toko membeli lagi 15 payung. Berapa jumlah payung yang ada dalam toko? Jumlah payung yang ada dalam toko adalah:
37 payung 15 payung + 52 payung
Di toko tersebut juga menjual jas hujan. Jas hujan itu dimasukkan dalam lemari. Setelah dihitung ternyata jumlah jas hujan ada 42, kemudian pemilik toko memasukkan lagi 18 jas hujan ke dalam lemari. Berapa jumlah jas hujan yang ada dalam lemari?
42 jas hujan 18 jas hujan + 60 jas hujan
Nah, di atas sudah dijelaskan tanda-tanda akan turun hujan, proses terjadinya hujan, keadaan cuaca saat hujan, pakai yang dibutuhkan saat musim hujan. Bagaimana dengan ciri-ciri musim hujan? Dapatkah kalian menyebutkan ciri-ciri musim hujan?
Ciri-ciri musim hujan 1. Angin bertiup kencang. 2. Terlihat cahaya halilintar. 3. Terdengar suara gemuruh.
Instrument Postest Ayo berilah tanda silang (x) pada satu jawaban yang benar!
1.
simbol ini menandakan . . . . a. Panas b. Akan turun hujan c. Hujan
2.
3.
4.
5.
6.
Gambar di samping ini menandakan akan . . . . a. Panas b. Hujan c. Cerah Sebelum hujan turun kadang terlihat cahaya . . . sesudah itu terdengar suara guruh. a. Halilintar b. Guruh c. Gutur Pada musim kemarau udara terasa . . . . a. Panas b. Dingin c. Sejuk Pada musim hujan udara terasa . . . . a. Panas b. Dingin c. Gerah Benda yang harus dibawa pada musim hujan adalah . . . . a.
b.
c. 7. Pada musim hujan petani dapat menanam . . . . a. Singkong b. Padi c. Kentang 8. Pergi ke sekolah pada waktu musim hujan sebaiknya memakai pakaian. . . . a. Renang b. Tipis c. Tebal
9. Saat hujan turun angin bertiup . . . . a. Pelan b. Biasa saja c. Kencang 10.Payung atau jas hujan terbuat dari bahan . . . yang tahan air. a. Plastik b. Katun c. sutra
11.
Gambar ini terlihat pada musim . . . . a. Kemarau b. Hujan c. Gugur 12.Agar kita tidak kepanasan pada musim kemarau kita dapat menggunakan . . . .
a.
b.
c.
13.
permainan ini biasanya dilakukan pada musim . . . .
a. Kemarau b. Hujan c. Dingin 14.Musim kemarau panjang menjadikan tanah . . . . a. Subur b. Basah c. Kering 15.Pada musim kemarau sebaiknya kita memakai pakaian yang terbuat dari . . . . a. Katun b. Kulit c. Sutra 16.Tanah menjadi kering karena disebabkan kurang . . . . a. Air b. Pupuk c. Cahaya matahari
17.Tanaman palawija ditanam petani pada musim . . . . a. Hujan b. Gugur c. Kemarau 18.Pada musim kemarau banyak tanaman yang . . . . a. Mati b. Tumbuh c. Subur 19.Hujan terus-menerus dapat mengakibatkan . . . . a. Banjir b. Kekeringan c. Hutan gundul 20.Agar rumah kita tidak kebanjiran kita harus selalu . . . . a. Membersihkan lingkungan rumah b. Mengotori lingkungan rumah c. Menutup pintu 21.Petani banyak menanam palawija pada musim kemarau karena . . . . a. Membutuhkan banyak air b. Palawija tidak membutuhkan banyak air c. Harga palawija saat musim kemarau mahal 22.Banjir dapat mengakibatkan penyakit menular, seperti: a. Diare b. Maag c. Keseleo 23.Untuk mencegah banjir kita harus selalu membuang sampah di. . . . a. Tong sampah b. Sungai c. Belakang rumah 24.Saat cuaca panas aku memerlukan . . . .
a.
b.
c. 25.
Ayo bacalah pernyataan di bawah ini, kemudian berilah tanda silang (x)pada tulisan “benar” untuk pernyataan yang benar atau “salah” untuk pernyataan yang salah! 26. Cuaca tidak pernah berubah
Benar
Salah
27. Langit biru pertanda cuaca cerah
Benar
Salah
28. Mendung tanda akan turun hujan
Benar
Salah
29. Hujan terus menerus tanda musim hujan
Benar
Salah
Benar
Salah
Benar
Salah
32. Musim hujan telah telah tiba aku haruss memilih baju tipis
Benar
Salah
33. Saat musim kemarau air melimpah
Benar
Salah
34. Petani menanam padi saat musim kemarau
Benar
Salah
35. Banjir terjadi pada musim hujan
Benar
Salah
30. Saat musim hujan tanah kering dan retak 31. Musim kemarau matahari bersinar terik
Lampiran 33 Uji Normalitas Pretest I Kelas Eksperimen No. Nilai 1. 33 2. 33 3. 33 4. 33 5. 33 6. 33 7. 33
No. Nilai 8. 39.6 9. 39.6 10. 39.6 11. 39.6 12. 39.6 13. 46.2 14. 46.2
No. Nilai 15. 46.2 16. 46.2 17. 46.2 18. 46.2 19. 52.8 20. 59.4 21. 59.4
No. Nilai 22. 59.4 23. 59.4 24. 59.4 25. 59.4 26. 59.4 27. 66 28. 66
Skore terbesar = 66 Skore terkecil = 33 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 66-33 = 33
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
33 6
= 5.5 = 6 Tabel Distribusi Frekuensi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Interval 33-38 39-44 45-50 51-56 57-62 63-68 Jumlah
F 7 5 6 5 3 2 28
Nilai tengah 35.5 41.5 47.5 53.5 59.5 65.5
Proporsi
𝑥𝑖2
25.00 17.86 21.43 17.86 10.71 7.14 100.00
1260.25 1722.25 2256.25 2862.25 3540.25 4290.25
f.xi 248.50 207.50 285.00 53.50 416.50 131.00 1342.00
𝑓. 𝑥𝑖2 8821.75 8611.25 13537.50 2862.25 24781.75 8580.50 67195.00
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
1342 = 47.07 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 67195.00 − (1342.00)² 28 28 − 1
=
188140 − 180964 756
=
80496 756
=
128.82 = 11.35
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 32.5
38.5
44.5
50.5
56.5
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
32.5 − 47.93 = −1.28 11.35
𝑍2 =
58.5 − 47.93 = −0.76 11.35
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
62.5
68.5
𝑍3 =
44.5 − 47.93 = −0.23 11.35
𝑍4 =
50.5 − 47.93 = 0.30 11.35
𝑍5 =
56.5 − 47.93 = 0.83 11.35
𝑍6 =
62.5 − 47.93 = 1.36 11.35
𝑍7 =
68.5 − 47.93 = 1.89 11.35
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.100
0.225
0.410
0.619
d. Mencari luas tiap interval 0.225 – 0.100 = 0.125 0.410 – 0.225 = 0.185 0.619 – 0.410 = 0.208 0.797 – 0.619 = 0.178 0.913– 0.797 = 0.116 0.970 – 0.913 = 0.058
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.125 x 28 = 3.51 0.185 x 28 = 5.19 0.208 x 28 = 5.83 0.178 x 28 = 4.99 0.116 x 28 = 3.25 0.058 x 28 = 1.61
0.797
0.913
0.970
No
Batas
Z
Luas 0 - Z
Luas
Kelas
fe
f0
(f0 - fe)2
Interval
1.
32.5
-1.28
0.100
-
-
-
-
2.
38.5
-0.76
0.225
0.125
3.51
7
12.16
3.
44.5
-0.23
0.410
0.185
5.19
5
0.04
4.
50.5
0.30
0.619
0.208
5.83
6
0.03
5.
56.5
0.83
0.797
0.178
4.99
5
0.00
6.
62.5
1.36
0.913
0.116
3.25
3
0.06
7.
68.5
1.89
0.970
0.058
1.61
2
0.15
28
12.44
Jumlah Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
2 Xhitung =
12.16 3.51
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒
+
0.04 5.19
+
0.03 5.83
0.00
+ 4.99 +
0.06 3.25
+
0.15 1.61
= 3.46 + 0.01 + 0.01 + 0.00 + 0.02 + 0.09 = 3.59 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 7.815 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 43.59 dan X2tabel = 9.488, jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Lampiran 32 Uji Normalitas Pretest I Kelas Kontrol No. Nilai 1. 33 2. 33 3. 33 4. 39.6 5. 39.6 6. 39.6 7. 39.6
No. Nilai 8. 39.6 9. 39.6 10. 46.2 11. 46.2 12. 46.2 13. 46.2 14. 46.2
No. Nilai 15. 46.2 16. 46.2 17. 46.2 18. 52.8 19. 52.8 20. 52.8 21. 52.8
No. Nilai 22. 52.8 23. 52.8 24. 59.4 25. 59.4 26. 59.4 27. 66 28. 66
Skore terbesar = 66 Skore terkecil = 33 Rentang (R)
= skor terbesar – skor terkecil = 66-33 = 33
Banyak kelas = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 28 = 1+ 3.3 (1,447) = 5,77 = 6
𝑅
Panjang Kelas = 𝐵𝐾 =
33 6
= 5.5 = 6 Tabel Distribusi Frekuensi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Interval 33-38 39-44 45-50 51-56 57-62 63-68 Jumlah
F 3 6 8 6 3 2 28
Nilai tengah 35.5 41.5 47.5 53.5 59.5 65.5
Proporsi
𝑥𝑖2
f.xi
𝑓. 𝑥𝑖2
10.71 21.43 28.57 21.43 10.71 7.14 100.00
1260.25 1722.25 2256.25 2862.25 3540.25 4290.25
106.50 249.00 380.00 321.00 178.50 131.00 1366.00
3780.75 10333.50 18050.00 17173.50 10620.75 8580.50 68539.00
Rata-rata 𝑓𝑥𝑖 = 𝑛
𝑋 =
1366 = 47.07 28
Simpangan baku (Standar Deviasi) 𝑠=
𝑛
𝑓𝑥𝑖2 − 𝑓𝑥𝑖 ² 𝑛 𝑛−1
=
28 x 68539.00 − (1366)² 28 28 − 1
=
1919092 − 1865956 756
=
64267 756
=
85.01 = 9.22
Membuat frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 32.5
38.5
44.5
50.5
56.5
b. Mencari nilai Z-Score, dengan cara: 𝑍=
𝑍1 =
32.5 − 48.79 = −1.77 9.22
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋 𝑠
62.5
68.5
𝑍2 =
58.5 − 48.76 = −1.12 9.22
𝑍3 =
44.5 − 48.76 = −0.46 9.22
𝑍4 =
50.5 − 48.76 = 0.19 9.22
𝑍5 =
56.5 − 48.76 = 0.84 9.22
𝑍6 =
62.5 − 48.76 = 1.49 9.22
𝑍6 =
68.5 − 48.76 = 2.14 9.22
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat: 0.039
0.132
0.321
0.574
d. Mencari luas tiap interval 0.132 – 0.039 = 0.094 0.321 – 0.131 = 0.189 0.574 – 0.321 = 0.253 0.799 – 0.574 = 0.225 0.932 – 0.799 = 0.133 0.984 – 0.932 = 0.052
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe): 0.094 x 28 = 2.62 0.189 x 28 = 5.28 0.253 x 28 =7.07 0.225 x 28 =6.30
0.799
0.932
0.984
0.133 x 28 =3.72 0.052 x 28 =1.46
No
Batas Kelas
Z
.
Luas 0 -
Luas
Z
fe
f0
(f0 - fe)2
Interval
1.
32.5
-1.77
0.039
-
-
-
-
2.
38.5
-1.12
0.132
0.094
2.62
3
0.14
3.
44.5
-0.46
0.321
0.189
5.28
6
0.51
4.
50.5
0.19
0.574
0.253
7.07
8
0.86
5.
56.5
0.84
0.799
0.225
6.30
6
0.09
6.
62.5
1.49
0.932
0.133
3.72
3
0.52
7.
68.5
2.14
0.984
0.052
1.46
2
0.29
Jumlah
28
2.41
Mencari Chi-kuadrat hitung( X2hitung), dengan rumus: 𝑘 2 Xhitung
= 𝑖=1
0.14
2 Xhitung = 2.62 +
𝑓0 − 𝑓𝑒 ² 𝑓𝑒 0.51 5.28
+
0.86 7.07
0.09
+ 6.30 +
0.52 3.79
+
0.29 1.46
= 0.05 + 0.10 + 0.12 + 0.01 + 0.14 + 0.20 = 0.62 Nilai X2tabel untuk 𝛼 = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat X2tabel = 7.895 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X2hitung ≥ X2tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X2hitung = 0.62 dan X2tabel = 7.895 jadi X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
AGAMA KEMENTERIAN UiNJAKARTA FITK gl
J!' tt.ll"Jlitandt. Na
No. Dokumen : Tgl, Terbit ' : Ns. ReviSi: :
FORM(FR)
Ciiatat |5412it dofieFir
Hal
F|TK1FR-AKD-104 28 April29f0 0O .""t.-.
PERM@H@NAN [email protected] FEM€IMBIN@ $KRIPSI Nornor:Istimewa L,arnp : 1 berkas IIal :.PongqiuanFrop-osalSkrip$i
Jakarta,,3 Maret20il
KepadaYth. KetuaFrogranl Studi PGMI Fakultasllnru-Tarbiyah& Keguruan UIN Syarif HldayatuJlahJakarta di Tempat Assalqmu'alailatrnlf,1',ffi., Y'angbertandatangandi bawahini : Nama B;itaZahara NIIU 1070183,03955 Jurusan/ Frodi KependidilcimIslacalPGMI Senaester viil Bermaksud:stengqiukanproposalskripsi denganjudul " Penetapanpendekat44pembelajarantematikuntuk peningkatankreativitas belajarsiswakelas I H M{ Fembangunan UIN Jakarta" Sebagaibahanpertimbangan, berikutsayalampirkani 1. OutLine 2, BAB I, EAB II dantsAE III 3. Daftar FustakaSemontara Demlkian permohonanini sayasampalku, at&sperhatiannya,sayaucapkan terirnakasih. Wassalanu'alaikumWr. Wb.
NIM.107018303955 Mengetahui,
Dosen?:pp*f"{ Akademik t/t/
L
l/v cxL
Drir"Rossatria.M.Ag
l 8 1 9 8 7 0210 0 1 17 L966482'00,t Ntr.i1 9470-7 Eisetujui4}ddrdis@jrri* DosenPrembinrro-ing: Skip si l. 2.
Qr:.,'7.*:.t {i:, ;.,,|.:Po t'a vo^a' H;' ti) l:,"'rt.'" ia
f/
1966S8 2 001 NIP.r947CI717
i FifK-FR Axo oer : 5 Januari2009 :00 : 1/1 i'
Non',<.),: t J n . 0 l / F .l / K M . 0t . 3 t . , ! . 2 1 / 2| 0 1 Larlp. Hal : BimbinganSkripsi
Jakarta.| 8 Maret201I
KepadaYth. l . D r s .M r - r a ' r S ifAM, M.pd 2. Yanti Herlarrti, M.pd P e r n b i n r b i nSgk r i p s i IlmLrfarbiyahdan Keguruan l.il.:'ll.r U lN Sy,aril' Hidayaru I lah Jakarta. A.s's ctIumu' uIuikum vyr..v,h. Dettgart ini cliharapkankesecJiaan Saudaraurrtuk rncrr.jacli penrbinrbingl/tt ( ruateri/tekrr is) penuI isarrskripsirnahas iswa: Nanra
: Rita Zahara
NIM
r 070I 8303955
Jurusan
Kependidikan Islarn/pendidikancuru MadrasahIbtidaiyah vilt
Setnester J u d u lS k r i p s i
"PetreraparrPerrdekatarr Pernbela.iaran Ternatik Untuk perringkatarrKreativitas BelajarSisrvzi'Kelas penrbangunan I FI Ml UIN Jakarra.. 'ludultersebrrt telaltdisetuiLri oleltJr-rrusan yang bersangkutan paclatanggall5 Mare,t201l. ahstraksi/r'rr'rtline terlan'rpii. Saudaradaparnrelakukan'-perubaharr redaksionalpada.jr.rclrl
cJiarrggap pertu, ji,li.ll|;,1ffi?,lil,::;ilrn*subsransiat nrohorr per'birrbi.g nre,nghLrbLrrrgi B i r ' b i n g a ' s k r i p s i i n i c l i h a r a p k asr re l e s a i d a l a r nw a k t u 6 ( e n a r n )b u l a r r ,d a n d a p a t dipe.parr.jarrg selania6 (errar')burarrfrerikutnya tanpasLrrat j.ngan. perpan Atas perhatiancrankerjasarnaSaudara, kar'i ucapkanterinrakasih. Wus,s' ttI amu' uIu i kunt vvr.y,b.
i*\r
.\i.
-ferrr busarr: I . D e k a nFl ' l l ( 2 . M a h a s i s wyab s .
JAii,,lf
Rusydi Za
a . M . E d .M . P h i l .
fsso0so; r e850:l I 002
AGAMA KEMENTERIAN UINJAKARTA FITK
FoRM(FR)
No.Dokumen : : Tgl.Terbit
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 20'10
Jl. k. H. Juada No 95 Ciputat 15412 lndonesia
lzlNPENELITIAN
ffiHoNAN 1 .3144.1p.1201 1/KM:o1 Nomor: Un.o1/F. Lamp.: Outline/Proposal lzinPenelitian Hal : Permohonan
Jakarta,10 Mei2011
KepadaYth. Pembangunan lbtidaiyah KepalaMadrasah Jakarta UINSyarifHidaYatullah di Tempat Assalamu'alaikum wr.wb. bahwa, Denganhormatkamisampaikan Nama
: Rita Zahara
NIM
:107018303955
Jurusan/Prodi
Guru Madrasahlbtidaiyah : Kependidikanlslam/Pendidikan
Semester
:Vlll (delapan)
TahunAkademik
:201012011
JudulSkripsi
:"PengaruhPembelajaranTematik Terhadap Hasil Belajar IPA SiswaKelasI Ml PembangunanUIN Jakarta"
FakultasllmuTarbiyahdan KeguruanUINJakartayang adalahbenarmahasiswa/i sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di yangSaudarapimpin' instansi/sekolah/madrasah Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasiswatersebut penelitian dimaksud. melaksanakan dan kerjasamaSaudara,kamiucapkanterimakasih. Atasperhatian Wassalamu'alaikum wr.wb.
,w
Tembusan; 1. DekanFITK DekanBidangAkademik 2. Pembantu yangbersangkutan 3. Mahasiswa
usydi Zakaria,M.Ed. M.Phil. 1985031 002 19560503
MADRASAH PEMBANGUNAI{ UINJAKARTA - TSANAWIYAH -ALIYAH TINGKAT: IBTIDAIYAH
Alamat:Jl. lbnuTaimialV KompleksUINSyarifHidayatullah Jakarta TeIp. (021) 7 402172, (021) 740I 143, F ax.(021) T42j I s6
http//www.mpuin-jkt.sch.id email:[email protected]
SIJRAT KETERANGAII Nomor : 401fri{f-MllF..2/20t1 Yattg bertandatangan di bawah ini Pimpinan MadrasahIbtidaiyah PembangunanUIN JakartaMenerangkanbahwa: Nama
RITA ZAHARA
NIM
107018303955
Jurusan
KependidikanIslam/PendidikanGuru MadrasahIbtidaivah
Semester
VII
Fakultas
IImu TarbiyahdanKeguruanUIN syarif HidayatullahJakarta
bahwanamatersebutdi atastelah melaksanakan penelitian/risetpadatanggal I Mei sld24 Mei 20I L, sehubungan denganpenyusunan j udul laporanskripsi: ((Pengaruh PembelajaranTemafik terhadaii Hasil Belajar Siswax.tas I Mr pembangunan UIN Jakarta". **
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya dan kepada berkepentinganhardp maklum.
pihak yang
ffi 19700908 2003121 00+
No.Dok : MP-FR-DIKJAR-M|-007
Tgl.Terbit: 01Juli2010
No.Revisi: 00
Hal :1/3