PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENGURANGAN RASA INFERIORITAS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2015-2016
Afif Wahyu Nurputra. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
Tujuan ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan informasi terhadap upaya mengurangi Rasa Inferioritas Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 30. Sampel penelitian menggunakan Porposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Metode angket digunakan untuk memperoleh data tentang rasa inferioritas, Wawancara digunakan untuk mencari data tentang nama responden, sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan responden. Teknik analisis data dengan menggunakan t-tes. Hasil analisis data secara statistik tentang pengaruh pemberian layanan informasi terhadap rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun pelajaran 2015-2016. Diperoleh thitung
= 2,872, dikonsultasikan dengan ttabel
dengan d.b = (N-1) jadi (30-1) = 29 dalam taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu 2,045 dan 2,756. Jadi dapat disimpulkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel atau 2,045 < 2,872 > 2,756. Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka hipotesisi yang menyatakan “Ada Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa Inferioritas Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016” terbukti kebenarannya. Kata Kunci
: Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa Inferioritas
Pendahuluan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana
belajar
pembelajaran
agar
dan peserta
proses didik
secara aktif mengembangkan potensi
dirinya
untuk
spiritual
memiliki
keagamaan,
kekuatan
Berdasarkan
data
hasil
dari
pengendalian
wawancara dengan guru wali kelas,
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
dan guru bimbingan dan konseling
mulia,
siswa MTs Negeri Gemolong ada
serta
keterampilan
yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
yang
mengalami
masalah
rasa
Hal-hal yang berkaitan dengan
inferioritas atau rasa rendah diri.
proses belajar mengajar, diantaranya :
Masalah rendah diri yang dialami
siswa, tujuan, dan guru. Proses belajar
siswa ini tertuju pada sikap yang
mengajar dapat diartikan sebagai
grogi pada saat tampil kedepan kelas
suatu rangkaian antara siswa dan guru
raut wajah terlihat muram, jalan kaki
dalam rangka mencapai tujuannya.
yang tertahan-tahan, dan merasa malu
Namun dalam kenyataannya, untuk
menjadi pusat perhatian oleh teman-
mencapai
tujuan
proses
teman sekelas. Siswa merasa tidak
mengajar
yang
baik
belajar terdapat
pantas
mendapat
pujian
tantangan atau hambatan yang harus
menganggap
dihadapi. Salah satu hambatan yang
kekurangan sehingga dirinya selalu
terjadi dalam proses belajar mengajar
berusaha seperti orang lain.
di
kelas
adalah
masalah
dirinya
karena memiliki
sosial.
Berdasarkan data yang diperoleh
Masalah ini timbul sebagai akibat dari
dari hasil wawancara kedua guru wali
siswa yang memiliki rasa inferioritas.
kelas,
dan
guru
bimbingan
dan
Rasa inferioritas merupakan salah
konseling sekitar 30 dari 167 siswa
satu hambatan bagi diri Individu
yang mengalami masalah dengan rasa
untuk menjalani hidup dengan baik.
inferioritas atau rendah diri. 3-8 dari
Setiap individu akan membutuhkan
34 siswa di kelas VII yang mengalami
kepercayaan diri setiap harinya dalam
masalah rendah diri. Informasi ini
berbagai hal, termasuk siswa dalam
didapat dari analisis yang dilakukan
mengikuti proses belajar mengajar di
oleh guru bimbingan dan konseling,
sekolah. Tingkat kepercayaan diri
guru wali kelas, dan guru mata
yang baik memudahkan pengambilan
pelajaran. Siswa yang mengalami
keputusan dan melancarkan jalan
kurang percaya diri menganggap
untuk
teman,
bahwa dirinya rendah, tidak yakin
dan
dengan kemampuan dirinya sendiri
mendapatkan
membangun
hubungan,
membantu individu mempertahankan
dan
merasa
kesuksesan.
penampilannya.
salah
setiap
Siswa yang kurang percaya diri
2) Masih ada siswa kelas VII MTs
mengangap dirinya tidak berharga,
Negeri Gemolong yang menarik
merasa kecil, tidak berharga, dan
diri dari aktifitas sosial atau lebih
tidak berdaya menghadapi tindakan
suka menyendiri.
orang lain. Mereka malah cendrung menyendiri
dan
menghindari
komunikasi dengan orang.
sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Eni Nugrahaningtyas Universitas Slamet Riyadi Surakarta Tahun 2014 dengan judul Pengaruh Pelayanan Kelompok
Terhadap
Tingkat Inferioritas Siswa Kelas VII SMP N 2 Sragen. Berdasarkan data dan informasi di atas maka, Peneliti tertarik untuk malakukan penelitian tentang Pengaruh Pemberian Layanan Informasi
Terhadap
Negeri Gemolong yang belum mampu untuk beradaptasi dengan
Penelitian mengenai inferioritas
Bimbingan
3) Masih ada siswa kelas VII MTs
Pengurangan
Rasa Rnferioritas Pada Siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016.
lingkungan sekolah. Pembatasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak begitu meluas dan menyimpang dari pokok permasalahan maka perlu dibatasi pada “Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 20152016”. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diulas dalam
Identifikasi Masalah
penelitian ini adalah, apakah ada
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang
terhadap pelaksanaan layanan
diidentifikasikan adalah sebagai
informasi dengan pengurangan rasa
berikut:
inferioritas pada siswa kelas VII MTs
1) Masih ada siswa kelas VII MTs Negeri mempunyai inferioritas.
pengaruh positif atau signifikan
Gemolong masalah
yang rasa
Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016? Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam
b. Bagi sekolah
penelitian ini adalah untuk
Penelitian ini diharapkan
mengetahui ada tidaknya pengaruh
dapat menjadi sebuah
positif terhadap pelaksanaan layanan
masukan untuk
informasi dengan penguranan rasa
mengembangkan dan
inferioritas pada siswa kelas VII MTs
memfasilitasi pelaksanaan
Negeri Gemolong Tahun Pelajaran
layanan informasi di sekolah
2015-2016.
dalam upaya menurunkan rasa inferioritas siswa.
Manfaat Penellitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dimanfaatkan
untuk
c. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya
menjadi bahan pertimbangan
khasanah penelitian di bidang
bagi guru bimbingan dan
bimbingan dan konseling.
konseling dalam upaya untuk
b. Dapat
sebagai
masukan
dan
pemikiran menambah
bahan
sumbangan
yang
akan
perbendaharaan
di bidang bimbingan dan konseling,
guna
meningkatkan
pelayanan
bimbingan dan konseling. 2. Manfaat Praktis
memberikan
pengetahuan
bagi
siswa
betapa pentingnya memiliki kepercayaan diri, agar siswa dapat
berinteraksi
lingkungan
serta
mengembangkan pada dirinya.
siswa melalui layanan informasi. Kerangka Berfikir Menurut salah seorang ahli dalam bukunya Business Research (1992)
mengemukakan
bahwa
kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
a. Bagi Siswa Dapat
menurunkan rasa inferioritas
dengan dapat potensi
berhubungan dengan berbagai faktor yang akan diidentifikasikan sebagai masalah
yang
penting
(Deni
Darmawan, 2013: 117) Prinsip informasi
dasar
merupakan
dari
layanan
sikap
atau
komitmen yang mendasari layanan yang diperuntukkan terhadap siswa
supaya mengurangi permasalahan-
METODE PENELITIAN
permasalahan
Tempat Penelitian
individu
maupun
kelompok semua siswa. Upaya ini coba
dilakukan
agar
segala
kekurangan atau kelemahan siswa bias
dibantu
melalui
layanan
informasi. Khususnya pada penelitian ini mengacu pada rasa inferioritas yang dialami oleh beberapa siswa.
Sesuai dengan judul penelitian yaitu pengaruh pemberian layanan informasi terhadap penurunan rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong tahun pelajaran 2015-2016. Penulis memilih siswa kelas VII sebagai bahan penelitian karena dari beberapa teori yang ada,
Tabel 1. Kerangka Berpikir
siswa baru cenderung memiliki rasa inferioritas yang tinggi yang disebabkan oleh masuknya mereka ke
Dari
teori-teori
yang
telah
dijabarkan di atas nampaknya ada
lingkungan baru yakni sekolah. Waktu Penelitian
indikasi bahwa layanan informasi berpengaruh terhadap pengurangan rasa inferioritas yang dialami oleh
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari 2016 tahun pelajaran 2015/2016.
siswa.
Bentuk dan Strategi Penelitian Perumusan Hipotesis Menurut Lind hipotesis adalah pernyataan atau dugaan mengenai nilai suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna
untuk
pengambilan
keputusan.
Hipotesis
harus
diuji
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan kuantitatif bermaksut untuk mengetahui rasa inferioritas pada siswa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan layanan
karena, itu harus berbentuk kuantitas
informasi untuk mengurangi rasa
(dinyatakan dalam berbentuk angka-
inferioritas, dengan penggunaan
angka) untuk dapat diterima atau
strategi ini diprediksikan akan
ditolak (Suharyadi, 2007: 81)
dapat berhasil mengurangi rasa
inferioritas pada siswa MTs Negeri Gemolong.
Sampling
Populasi, Sampel dan Sampling Populasi
Sampling merupakan teknik memilih sampel dan popolasi. Dalam hubungannya dengan sampling ini,
Menurut Suharsini Arikunto (2006: 130) bahwa Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian sebagai sumber data dan mempunyai
Sugiyono ( 2014: 121) mengemukakan bahwa sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel.Untuk menentukan sampel tersebut peneliti menggunakan teknik porposive sampling.
ciri-ciri yang sama. Dalam penelitian Penelitian ini dilakukan di MTs
ini yang merupakan populasi adalah siswa kelas VII MTs N Gemolong
Negeri
Gemolong
±167 siswa.
pelajaran
tahun
2015-2016.
pada Dengan
mengacu pada permasalahan yakni Sampel Menurut Suharsini Arikunto
pengaruh Layanan Informasi terhadap rasa
inferioritas,
maka
penulis
(2006: 131) menjelaskan bahwa
memilih siswa kelas VII sebagai
sampel adalah sebagian atau wakil
bahan penelitian karena dari beberapa
populasi yang diteliti. Dari pengertian
teori yang ada, siswa baru cenderung
tersebut maka sampel adalah sebagian
memiliki rasa inferioritas yang tinggi
dari populasi yang akan diselidiki
yang
sebagai wakil dari populasi.
mereka ke lingkungan baru yakni
disebabkan
oleh
masuknya
sekolah. Atas dasar tersebut bisa ditegaskan
Metode yang digunakan dalam
bahwa sampel dalam penelitian ini
penelitian ini mengunakan kuantitatif
adalah siswa kelas VII MTs N
bermaksut untuk mengetahui rasa
Gemolong, 3-7 orang dari 5 kelas atau
inferioritas
30 siswa.
penelitian ini penulis menggunakan
pada
siswa.
Dalam
layanan informasi untuk mengurangi rasa inferioritas, dengan penggunaan
strategi ini diprediksikan akan dapat berhasil mengurangi rasa inferioritas pada siswa MTs Negeri Gemolong.
Teknik Pengumpulan Data Data adalah hasil pencatatan peneliti yang baik yang berupa fakta
Variable Penelitian Setiap jenis penelitian kuantitatif tidak akan lepas dari variable penelitian.Variabel adalah Segala
ataupun angka. Adapun teknik yang digunakan antara lain: Wawancara
sesuatu yang berbentuk apa saja yang Menurut Sutrisno Hadi,
ditetapkan oleh peneliti untuk
memandang interviu atau wawancara
dipelajari sehingga diperoleh
sebagai metode yang baik untuk
informasi tentang hal tersebut,
mengetahui tanggapan, pendapat,
kemudian ditarik kesimpulannya.
keyakinan, dan proyeksi seseorang
(Sugiyono, 2012: 38)
tentang masa depannya (Anwar Dalam penelitian ini ada dua
Sutoyo 2012: 153)
variabel, yaitu : 1. Variabel variabel
Independent bebas
disebut
atau juga
variabel X, yaitu variabel yang mempengaruhi
atau
menjadi
yang sebab
perubahannya.Variabel independent dalam penelitian ini adalah layanan informasi. 2. Variabel
Dependent
atau
variabel terikat disebut juga variabel Y, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel
dependent
penelitian
ini
adalah
dalam rasa
inferioritas. (Sugiyono, 2012: 39)
Angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaiten dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden (Anwar Sutoyo 2012: 189).
pengamatannya
Observasi.
dalam
mengamati suatu obyek.
Menurut (Anwar Sutoyo
c.
2012: 84) Observasi ada dua pengertian, yaitu pengertian secara sempit dan secara luas. Dalam arti sempit, observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti. Dalam arti luas, observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek yang sedang diteliti.
Observasi
kelompok
tidak
terstruktur adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek
sekaligus.
penelitian,
Dalam
observasi
digunakan
adalah
yang observasi
partisipan yang diperoleh dari beberapa siswa yang dijadikan sampel penelitian.
Sebelum
Ada beberapa bentuk
melalui
observasi yang dapat dugunakan
tahapan
dalam penelitian kuantitatif yaitu,
dalam penelitian, peneliti terlebih
observasi partisipasi, observasi tidak
dahulu
terstruktur, observasi kelompok tidak
terhadap instrumen yang akan diuji.
terstruktur.
Uji Validitas adalah suatu ukuran yang
a.
Observasi
partisipasi
adalah
metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian
melalui
yang telah
beberapa
melalukan
menunjukkan
direncanakan
uji
validitas
tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi Arikunto 2013: 211) Untuk uji validitas digunakan rumus sebagai berikut.
pengamatan dan penginderaan dimana
observer
benar-benar
terlibat
dalam
keseharian
Observasi
tidak
berstruktur
adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan
guide
observasi. Pada observasi ini peneli
atau
( √*
responden. b.
rxy =
pengamat
harus
mampu mengembangkan daya
(
)+*
)(
) (
)+
(Suharsimi Arikunto, 2013: 213) Keterangan :
rxy
: Koefisien korelasi
Kemudian
antara variabel X dan
dalam
Y
sebagai berikut:
N
: Jumlah responden
∑X
: Sigma atau jumlah
rumus
∑X²
: Sigma X kuadrat
∑Y
: Sigma Y (skor total)
∑Y²
: Sigma Y kuadrat
∑XY
: Jumlah perkalian
Kemudian perlu juga dilakukan uji realibilitas untuk menentukan tingkat kepercayaan suatu penelitian. Teknik yang digunakan untuk
r½½
r11
Untuk
moment
angka kasar sebagai berikut : rxy √{ ∑
kriteria
r11 di atas kemudian diinterpretasikan koefisien Arikunto
korelasi (2005:
dari 75)
sebagai berikut: a. Antara 0,800 - 1,000 : sangat tinggi
= ∑
mengetahui
reabilitas soal, maka hasil perhitungan
Suharsimi
product
= Koefisien reliabilitas
soal yang sudah disesuaikan
belah
menggunakan
= Korelasi antar sekor-
sekor setiap belahan soal
dengan
korelasi
⁄ ⁄ )
Keterangan :
mencari reliabilitas adalah teknik
rumus
Spearman-Brown
⁄ ⁄
r11 = (
antara X dan Y
dengan
ke
(Suharsimi Arikunto, 2005: 93)
X (skor butir)
dua
dimasukkan
b. Antara 0,600 - 0,800 : tinggi
(∑ )(∑ )
(∑ ) }{ ∑
(∑ ) }
c. Antara 0,400 - 0,600 : cukup
(Suharsimi Arikunto, 2005:
d. Antara 0,200 - 0,400 : rendah
72)
e. Antara 0,000 - 0,200 : sangat tinggi
Keterangan :
Analisis Data
rxy =
Koefisien
korelasi
antara variable X dan Y X = Jumlah nilai X Y = Jjumlah nilai Y N = Jumlah sampel
Setelah
dilakukan
hasil
uji
validitas dan realibilitas hal paling penting untuk menentukan kelayakan penelitian adalah analisis data. Menurut Sugiyono (2009: 333), “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber
pertama
data lain terkumpul”.Kegiatan dalam
inferioritas
analisis data adalah mengelompokan
layanan informasi, dan kedua setelah
data berdasarkan variabel dan jenis
dilakukan layanan informasi.
resonden,
mentabulasi
data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, variabel
menyajikan
data
tiap
yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk
menguji
hipotesis
yang
diajukan. Selanjutnya dianalisis dengan pendekatan
statistik
menggunakan
rumus t-tes sebagai berikut :
data
hasil
angket
sebelum
rasa
dilakukan
1. Deskripsi data sebelum dilakukan layanan informasi Hasil penyebaran angket yang penulis berikan kepada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015/2016 mengenai rasa inferioritas
siswa
sebelum
diberi
layanan informasi memperoleh nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 68 (lampiran 9), adapun analisis data diperoleh nilai mean : 77,667 median : 79,769 modus : 83,973 dan Standar
MD
t =
deviasi : 5,618. (Fadjeri, 2011:
√
N (N-1)
44)
Selanjutnya dari hasil angket rasa inferioritas siswa sebelum diberi layanan
informasi
tersebut
dapat
digambarkan dalam gambar frekuensi sebagai berikut :
Keterangan : MD
= Mean defferences = Deviasi individual dari MD
N
= Jumlah subyek penelitian Selanjutnya
PEMBAHASAN Dari hasil peneltitian diperoleh hasil yang kemudian akan dibahas dan dibagi menadi dua bagian, yakni
dari
data
hasil
angket prokrastinasi akademik siswa sebelum diberi layanan informasi bidang
bimbingan
pribadi
dapat
digambarkan dalam bentuk grafik
histogram dan poligon sebagai berikut
mean : 74,3 median : 75,3 modus :
:
77,3 dan Standar deviasi : 5,587. Berikut adalah hasil dari angekt yang disajikan dalam tabel :
Selanjutnya
dari
data
hasil
angket rasa inferioritas siswa sesudah diberi
layanan
informasi
dapat
digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon sebagai berikut
Gambar 1 Grafik Histogram dan Poligon Rasa
:
Inferioritas Siswa Sebelum Diberi Layanan Informasi Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Deskripsi data setelah dilakukan layanan informasi Hasil penyebaran angket untuk siswa
kelas
Gemolong
VII
MTs
Tahun
Negeri Pelajaran
2015/2016 mengenai rasa inferioritas siswa
sesudah
diberi
layanan
informasi bidang bimbingan pribadi memperoleh nilai tertinggi 84 dan
Gambar 2
nilai terendah 63 (lampiran 11),
Grafik Histogram dan Poligon Rasa
adapun analisis data diperoleh nilai
Inferioritas Siswa Sebelum Diberi
Layanan Informasi Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Tahun Pelajaran 2015/2016.
Layanan informasi mengenal diri di tingkat kelas VII MTs Negeri
Dari hasil pengujian hipotesis
Gemolong
sebenarnya
diperoleh simpulan bahwa hipotesis
diberikan
kerja
Bimbingan dan Konseling. Namun
yang
Pengaruh
menyatakan Pemberian
Informasi
Terhadap
“Ada Layanan
hal
dalam
itu
proses
sudah
hanya
sesuai
layanan
dengan
Pengurangan
kebutuhan pada waktu tertentu dan
Rasa Inferioritas Siswa Kelas VII
intensitas waktunya terbatas, sehingga
MTs
Tahun
siswa-siswa di kelas X VII MTs
Pelajaran 2015/2016” diterima karena
Negeri Gemolong masih kekurangan
teruji kebenarannya.
informasi bidang bimbingan pribadi
Negeri
Gemolong
Untuk siswa kelas VII MTs
yang berguna untuk menyelesaikan
Negeri Gemolong sebelum diberikan
tugas
layanan
mengoptimalkan
informasi
mengenai
pentingnaya
memahami
diri,
khususnya
mengenai
rasa
kepercayaan mampu
diri,
masih
belum
menumbuhkan
sikap
perkembangan
dan
untuk
potensi
dan
kemampuan yang mereka miliki. Dengan
demikian
dapat
dikatakan bahwa layanan informasi dapat
mempengaruhi
perihal
menghargai diri. Padahal kepercayaan
menurunnya rasa inferioritas siswa
diri sangat penting bagi kelangsungan
kelas VII MTs Negeri Gemolong
individu dalam memilih minat dan
Tahun Pelajaran 2015/2016 diperoleh
harapan di masa mendatang ketika
t
terjun di masyarakat.
selanjutrnya
Akibatnya ada beberapa siswa
hitung
yaitu sebesar 2,872 yang t
tersebut
hitung
dikonsultasikan dengan t
tabel
dengan
yang kurang mampu memilih jenjang
d.b = (N-1) jadi (30-1) = 29 dalam
pendidikan
yang
taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu
ke
2,045 dan 2,756 atau 2,045 < 2,872 >
mereka
dan
suakai
pelajaran dan
minati
depannya. Setelah diadakan layanan
2,756.
informasi
Saran
selama
beberapa
kali
pertemuan ternyata ada pengaruh terhadap
perubahan
tingkat
rasa
inferioritas yang semakin berkurang.
Sekolah
perlu
meningkatkan
giat-giat tertentu untuk membantu beberapa siswa yang memiliki rasa
inferioritas. Di mana tugas ini perlu
dan menuntun anak. Sehingga potensi
disadari
dan
anak memiliki rasa inferioritas bisa
Konseling harus lebih jeli dalam
ditekan sejak dari keluarga dan ketika
melihat masalah yang dialami siswa,
keluar ke masyarakat bisa lebih
khususnya siswa yang mengalami
percaya diri.
guru
Bimbingan
krisis kepercayaan diri. Selain
itu
perlu
kesadaran,
kemauan, dan kelanjutan yang tidak pernah putus bagi siswa untuk bisa memahami diri secara utuh. Di sisi lain, orang tua tidak boleh lepas tangan untuk membina DAFTAR PUSTAKA
Anwar Sutoyo. 2012, Pemahaman Individu: observasi, Checklist, Interviu, Kuesioner, Sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Deni Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Eni Nugrahaningtyas. 2014. Pengaruh Pelayanan Bimbingan Kelompok Terhadap Tingkat Inferioritas Siswa Kelas VII SMP 2 Sragen. UNISRI: Surakarta Fadjeri. 2011. Statistik. Surakarta: FKIP UNISRI Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta ______. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta ______. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara ______. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta ______. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipt Suharyadi. 2007. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern edisi2. Jakarta selatan: Salemba Empat