perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PEMBELAJARAN REMEDIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS IVA DI SD NEGERI PETORAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
Skripsi Oleh : CHRISTIANA NIM K5107012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PEMBELAJARAN REMEDIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS IVA DI SD NEGERI PETORAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus
Oleh : CHRISTIANA NIM K5107012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Christiana . PENGARUH PEMBELAJARAN REMEDIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS IVA DI SD NEGERI PETORAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2011. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pembelajaran remedial terhadap prestasi belajar matematika pada siswa berkesulitan belajarkelas IVA di SDN Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi adalah siswa kelas IVA SDN Petoran Surakarta yang mengalami kesulitan belajar matematika yang berjumlah 5 siswa. Siswa tersebut sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini karena penelitian ini termasuk penelitian populasi, yang berarti semua individu di dalam populasi yang berjumlah 5 siswa dijadikan subyek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes. Testersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak mengenai pemahaman bilangan bulat matematika pada anak kesulitan belajar kelas IV. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis stastistik non parametrik, Wilcoxon Signed Rank Test (Tes Rangking Bertanda Wilcoxon). Dalam penelitian ini menggunakan one group pre test post test design, dimana sekelompok subyek diberikan perlakuan dalam jangka waktu tertentu, dan pengaruh dari perlakuan tersebut diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (pre test) dan pengukuran akhir (post test). Berdasarkan hasil analisis data yang menggunakan Uji Rangking Bertanda Wilcoxon dapat dikatakan bahwa terjadi pengaruh positif antara pembelajaran remedial terhadap prestasi belajar matematika siswa kelasIV di SDN Petoran Surakarta tahun ajaran2010/2011, dan pemahaman bilangan bulat matematika pada post tes lebih baik daripada pre tes.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Christiana.THE EFFECT OF MATHEMATICS REMEDIAL LEARNING ON THE LEARNING ACHIEVEMENT IN LEARNING DISABLED IVA GRADERS IN SDN PETORAN SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, March 2011. The objective of research is to find out the effect of the use of mathematics remedial learning on the learning achievement in learning disabled IVA graders in SDN Petoran Surakarta in the School Year of 2010/2011 . In line with the objective of research, method employed was an experimental method. The population was the learning disabled IVA graders of SDN Petoran Surakarta in the school year of 2010/2011, consisting of 5 students. The students were the sample of research all at once because this study belongs to a population research, meaning that all individuals in this population containing 5 students become the subject of research. Technique of collecting data used was test. The test was used to find out the extent to which the children’s understanding about the mathematic integral numbering the learning disabled IV graders. Technique of analyzing data used was non-parametrical statistic, namely Wilcoxon Signed Rank Test. This research employed an experimental method with One group pre-test and post-test design, in which a group of subject was treated for a certain period of time, and the effect of treatment was measured from the difference of pretest and posttest. Based on the result of data analysis using Wilcoxon Signed Rank Test, it can be said that there is a positive effect of mathematics remediallearning on the learning achievement in learning disabled IVA graders in SDN PETORAN Surakarta in the school year of 2010/2011, and the understanding of mathematics integral number in the post test is better than that in pretest.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO ”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (Terjemahan Q.S Al Insyiroh: 6-7)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Kedua orang tuaku, atas kasih sayang, kepercayaan dan didikan tulus yang bapak dan ibu berikan.
Kakak-kakakku tersayang (Iswanti dan Wijayanti), terima kasih atas doa dan dukungannya.
Sahabat-sahabat terbaikku Ifah, Rahma, Mbak Ita, Winda dan Dita atas dorongan dan semangatnya.
Benny Aprianto atas motivasi dan dukungannya.
Almamater tercinta
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan,untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan dan kesulitan yang penulis alami, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan skripsi. 2. Drs. R. Indianto, M.Pd, selaku
ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta atas pemberian izin penyusunan skripsi. 3. Drs. A Salim Choiri, M.Kes selaku ketua Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta atas pemberian izin penyusunan skripsi. 4. Prof. Dr. Sunardi, M. Sc selaku Pembimbing I atas perhatian, bimbingan, kritik, saran, dan nasehat yang diberikan sampai selesainya skripsi ini. 5. Drs. R. Djatun, M. Pd selaku Pembimbing II atas perhatian, ketulusan nasihat, saran
dan
perbaikan-perbaikan
yang
bersifat
membangun
hingga
terselesaikannya skripsi ini. 6. Suwarno, S. Pd, MM selaku Kepala Sekolah SDN Petoran Surakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan try out dan melakukan penelitian guna memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Joko Riyanto, selaku guru kelas IVB SDN Petoran Jebres Surakarta yang telah commit to memberikan izin untuk melaksanakan tryuser out.
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Dwi Marsiyanti, S. Pd selaku guru kelas IVA SDN Petoran Jebres Surakarta yang telah memberikan izin untuk penelitian. 9. Winda Rachmawati, S.Pd selaku guru pembimbing khusus di SDN Petoran Jebres Surakarta atas bantuannya selama penelitian. 10. Orang Tua dan kakak-kakakku tercinta atas kasih sayang, doa dan dukungan materi untukku. 11. Ifah, Rahma, mbak Ita, Winda dan Dita terima kasih atas bantuan yang diberikan. 12. Benny Aprianto yang setia menemani dan memberikan semangat kepada saya. 13. Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun selalu peneliti harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini membawa manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan khusus.
Surakarta,
commit to user
x
Maret 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK INGGRIS ................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiii
DAFTAR SKEMA ...........................................................................................
xiv
DAFTAR GRAFIK ..........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ......................................................................
4
D. Perumusan Masalah .......................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................
5
F. Manfaat Penelitian .........................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................
7
1. Tinjauan Anak Berkesulitan Belajar ........................................
7
2. Tinjauan Prestasi Belajar..........................................................
21
3. Tinjauan Pembelajaran Remedial dalam Matematika.............. commit to user 4. Pembelajaran Remedial terhadap Prestasi Belajar Matematika
25
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Anak Berkesulitan Belajar .......................................................
38
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................
39
C. Kerangka Berfikir...........................................................................
40
D. Perumusan Hipotesis ......................................................................
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................
42
A. Metode Penelitian...........................................................................
42
B. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................
44
C. Populasi ..........................................................................................
45
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
46
E. Teknik Analisis Data ......................................................................
53
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................
55
A. Diskripsi Data ................................................................................
55
B. Pengujian hipotesis ........................................................................
61
C. Rangkuman Pembuktian Hipotesis ................................................
62
D. Pembahasan Hasil penelitian..........................................................
63
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................
67
A. Kesimpulan Penelitian ...................................................................
67
B. Implikasi Hasil Penelitian ..............................................................
67
C. Saran ...............................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
69
LAMPIRAN .....................................................................................................
73
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman DaftarTabel 1. Jenis Kegiatan dan Waktu Penelitian.......................................
45
DaftarTabel 2. Data Anak Berkesulitan Belajar kelas IVA SDN Petoran Jebres Surakarta tahun ajaran 2010/2011 ...............................
46
DaftarTabel 3. Kisi-kisi Instrumen Tes Soal Try Out Matematika kelas IV ...
48
DaftarTabel 4. Data Nilai Pre tes Prestasi Belajar Matematika .......................
57
DaftarTabel 5. Data Nilai Postes Prestasi Belajar Matematika........................
58
DaftarTabel 6. Data Nilai Pre tes dan Postes Prestasi Belajar Matematika .....
59
DaftarTabel 7. Ringkasan hasil Diskriptif Data Nilai Pre tes dan Postes Prestasi Belajar Matematika .......................................
60
DaftarTabel 8. Perhitungan Analisis Data Prestasi Belajar Matematika Antara sebelum dan sesudah perlakuan .................................
61
DaftarTabel 9. Hasil Tes Statistik ....................................................................
62
DafatrTabel 10. Kesimpulan Hasil Penelitian ..................................................
62
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SKEMA Halaman Daftar Skema 1. Kerangka Berpikir .................................................................
40
Daftar Skema 2. Rancangan Penelitian ............................................................
44
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK Halaman Daftar Grafik 1. Histogram Prestasi Belajar Matematika Sebelum perlakuan (Pre tes) ..................................................................................
58
Daftar Grafik 2. Histogram Prestasi Belajar Matematika Sesudah Perlakuan (Postes) ...................................................................................
59
Daftar Grafik 3. Histogram Prestasi Belajar Matematika Sebelum dan Sesudah Perlakuan .................................................................
commit to user
xv
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus matematika SD kelas IV .................................................
73
Lampiran 2. Kisi-kisiSoal Try out matematika SD kelas IV ...........................
75
Lampiran 3. Soal Pilihan Ganda Try out matematika SD kelas IV .................
78
Lampiran 4. Kunci jawaban soal Try out .........................................................
85
Lampiran 5. Data Try Out ................................................................................
86
Lampiran 6. Perhitungan validitas tes ..............................................................
88
Lampiran 7. Perhitungan reliabilitas tes...........................................................
91
Lampiran 8. Soal pilihan Ganda prettest dan posttest ......................................
92
Lampiran 9. Kunci jawaban prettest dan posttest ............................................
98
Lampiran 10. Data Pre tes dan Pos Tes............................................................
99
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..........................................
101
Lampiran 12. Dokumentasi penelitian .............................................................
107
Lampiran 13. Permohonan izin menyusun skripsi ...........................................
113
Lampiran 14. Permohonan izin penelitian Dekan ............................................
114
Lampiran 15. Permohonan izin Research / Try out keDekan ..........................
115
Lampiran 16. Permohonan izin Research / Try out ke SD ..............................
116
Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian ......................................................
117
commit to user
xvi
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan kualitas pendidikan dicerminkan oleh prestasi belajar siswa. Sedangkan keberhasilan atau prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang bagus. Kualitas pendidikan yang bagus akan membawa siswa untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih tinggi. Semua anak-anak di
dunia ini
membutuhkan pendidikan
demi
kelangsungan kehidupannya di masa yang akan datang. Dengan memperoleh pendidikan mereka akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Pendidikan juga sangat penting dibutuhkan bagi mereka yang tergolong anak luar biasa, mereka sangat membutuhkan bimbingan dan pengajaran. Menurut A. Salim Ch (1998:01), “anak luar biasa adalah anak yang mengalami kelainan, penyimpangan, yaitu mereka yang dalam pross pertumbuhan dan perkembangannya baik fisik, mental, emosi/sosial dan atau gabungan dari beberapa jenis tersebut mengalami penyimpangan atau kelainan bila dibandingkan dengan anak normal yang sebayanya, sehingga mereka memerlukan pelayanan dan alat khusus yang sesuai dengan kemampuannya”. Di zaman sekarang yang modern, anak-anak yang mengalami kelainan tidak perlu merasa dikucilkan karena sekarang sudah ada sekolah yang memberikan kesempatan kepada anak-anak berkebutuhan untuk bisa bersekolah dengan anak sebayanya, yang disebut dengan sekolah inklusi. Pendidikan inklusi menurut Sapon-Shevin yang dikutip oleh Sunardi (Tt: 77) didefinisikan sebagai “sistem layanan pendidikan luar biasa yang mempersyaratkan agar semua anak luar biasa dilayani di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama temancommit to user teman seusianya”. 1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Adapun jenis-jenis pendidikan luar biasa yang mungkin dapat membantu mencukupi kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di dalam bidang pendidikan yaitu 1) Pendidikan khusus sepanjang hari, 2) Pendidikan segregrasi (Kelas khusus dan Sekolah Luar Biasa), 3) Pendidikan Mainstreaming, dan 4) Pendidikan Inklusi. Dari berbagai jenis pendidikan luar biasa tersebut, yang dapat mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan anak normal lainnya dalam satu sekolah adalah pendidikan inklusi. Salah satu sekolah inklusi yang ada di Surakarta adalah SD Petoran, disekolah tersebut kebanyakan dari anak luar biasa adalah mereka yang mengalami masalah kesulitan belajar. Walaupun ada juga yang mengalami gangguan penglihatan (low vision), tunagrahita ringan, autis, ADHD. Anak berkesulitan belajar yaitu mereka yang mengalami kesulitan dalam menangkap informasi melalui kegiatan memperhatikan dan mengolah informasi. Kesulitan yang sering dialami oleh anak berkesulitan belajar pada umumnya adalah di bidang akademiknya, yaitu dalam berfikir, menerima serta memahami materi pelajaran pada bidang studi tertentu selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Salah satu kesulitan yang dialami anak berkesulitan belajar adalah kesulitan dalam menerima dan memahami mata pelajaran matematika. Sebagaimana kita tahu bahwa matematika berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam berbagai ilmu dan kehidupan, terutama dalam bidang sains dan teknologi. Bagi anak yang mengalami kesulitan belajar Matematika menganggap bahwa mata pelajaran ini sulit untuk dimengerti dan dipahamisehingga siswa takut pada pelajaran matematika. Para siswa beranggapan bahwa matematika hanya berlaku dengan penyajian yang berbentuk angka-angka yang dianggap kurang bermanfaat bagi kehidupan siswa. Setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami, mengerti dan mengerti dan menganalisis dengan baik unsur-unsur yang ada dalam rumus matematika. Begitu kompleknya unsur-unsur yang ada dalam rumus matematika, banyaknya definisi, penggunaan simbol-simbol yang to user bervariasi dan rumus-rumus yangcommit beraneka ragam, menuntut siswa untuk lebih
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memusatkan pikiran agar dapat menguasai semua konsep dalam matematika tersebut. Sesuai hasil observasi yang dilakukan peneliti ketika melakukan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri Petoran Surakarta, rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran matematika disebabkan oleh berbagai alasan diantaranya adalah kurangnya penguasaan berhitung, kurang memahami simbolsimbol dalam matematika, kurang cermatnya mereka dalam membaca soal. Selain itu alasan yang paling utama yang menyebabkan prsestasi belajar matematika anak rendah yaitu metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Guru cenderung menggunakan metode ceramah. Metode ini dianggap metode yang paling praktis dan mudah untuk dilaksanakan dan diterapkan tanpa adanya persiapan. Sehingga siswa tidak dapat menerima dan memahami konsep matematika yang diajarkan dan disajikan oleh guru. Oleh sebab itu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka guru harus memberikan pembelajaran yang bisa memperbaiki hasil belajar siswa supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. Pembelajaran yang perlu digunakan yaitu pembelajaran remedial. Pembelajaran ini merupakan suatu pengajaran yang bertujuan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didik, sehingga bisa mencapai hasil seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing. Perbaikan bisa melalui keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan kepribadian anak didik. Pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk upaya penanganan dan pelayanan yang harus diberikan kepada anak berkesulitan belajar, mengingat kemampuan anak berkesulitan belajar berbeda jauh dari kemampuan anak normal. Dari uraian diatas perlu kiranya diteliti lebih lanjut, pembelajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar anak berkesulitan belajar. Karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pembelajaran Remedial Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Anak Berkesulitan Belajar Kelas IVA Di SD Negeri Inklusi Petoran, Surakarta Tahun 2010/2011” commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas yang melatar belakangi adanya masalah, maka dapat di identifikasi masalah-masalah yang muncul, sebagai berikut : 1. Siswa berprestasi rendah pada pelajaran matematika 2. Siswa merasa sulit mengerjakan matematika 3. Rendahnya kemampuan siswa dalam berhitung 4. Siswa mengalami kesulitan langkah-langkah dalam mengerjakan soal 5. Kurang diperhatikannya kesulitan belajar siswa pada saat kegiatan belajar yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. C. Pembatasan Masalah Dari beberapa masalah yang berhasil di identifikasi dimuka, tidak seluruhnya penulis dapat memecahkan semua dalam penelitian ini. Untuk itu dalam penelitian ini dibatasi pada siswa berprestasi rendah mata pelajaran matematika. Sehingga diperlukan upaya peningkatan prestasi belajar anak berkesulitan belajar dengan menggunakan pembelajaran remedial. Definisi operasional dari masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang dicapai 2. Anak Berkesulitan Belajar Anak berkesulitan belajar adalah anak yang mengalami suatu gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa uraian atau tulisan. Subyek dalam penelitian ini adalah anak berkesulitan belajar matematika kelas IVA SD Negeri Petoran, Surakarta. 3. Upaya meningkatkan prestasi belajar anak berkesulitan belajar dengan memakai pembelajaran remedial. Pembelajaran remedial adalah satu commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau pengajaran membuat menjadi baik. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas dalam penelitian kuantitatif ini dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut: Apakah pembelajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada anak berkesulitan belajar kelas IVA di SD Negeri Inklusi Petoran, Surakarta tahun ajaran 2010/2011? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran remedial pada anak berkesulitan belajar kelas IVA di SD Negeri Inklusi Petoran, Surakarta tahun ajaran 2010/2011. F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Secara teoristis a. Untuk menambah pengetahuan dan informasi bagi guru maupun calon guru agar memperhatikan metode yang digunakan dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. b. Untuk memberikan variasi pembelajaran kepada guru agar tidak ada kebosanan kepada siswa. c. Untuk menemukan solusi yang disesuaikan dengan kondisi atau karakteristik anak berkesulitan belajar. commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Secara Praktis a. Bagi guru Untuk menambah pengalaman guru dalam memberikan metode pembelajaran kepada siswa. b. Bagi siswa Meningkatkan pemahaman mengenai penguasaan berhitung terhadap materi dalam pembelajaran matematika.
commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Anak Berkesulitan Belajar a. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar Mulyono Abdurahman (2003:6) menyatakan bahwa kesulitan belajar terjemahan dari istilah bahasa Inggris Learning disability. Learning artinya belajar dan disability adalah ketidakmampuan belajar. Menurut Muhammad, Jamila K.A (2008:92) bahwa “Istilah Learning disability dan learning difficulty digunakan bergantian untuk menjelaskan orang yang mempunyai tingkat intelektual yang terbatas dan sedang berkembang, atau berkembang dengan tahap yang lebih lambat dibandingkan kebanyakan orang”. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:77) bahwa “Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan di mana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar”. Definisi kesulitan belajar yang disetujui oleh pemerintahan federasi dalam Smith, David. J. (2006:75) kesulitan belajar khususnya (specific learning disability) berarti suatu gangguan pada satu atau lebih proses psikologi dasar yang meliputi pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau tulisan yang dapat diwujudkan dengan kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengar, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau melakukan perhitungan matematis. Namun definisi Federal tersebut tidak dapat diterima begitu saja. National Joint Committee on Learning Disability (NJCLD), suatu kelompok yang terdiri dari perwakilan beberapa organisasi professional, commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
mempublikasikan suatu definisi alternatif: “kesulitan belajar (learning disability) adalah suatu istilah umum yang mengacu pada beragam kelompok gangguan yang terlihat pada kesulitan dalam menguasai dan menggunakan kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, berfikir, atau kemampuan matematis”. (David Smith.J, 2006:75) Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:93) bahwa “kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatanhambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar”. Menurut Mulyadi (2010:6) menyatakan bahwa “Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat sosiologis, psikologis, ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya”. Dijelaskan juga oleh Haring dalam Sutjihati Somantri (2006:195) “Learning disability is a behavioral deficit almost always associated with academic performance and that can be remediated by precise individual instruction programming”. Menurut dia, kesulitan belajar adalah penurunan tingkah laku yang hampir selalu berhubungan dengan perilaku akademik dan dapat diperbaiki melalui program pengajaran individu yang tepat. Public Law, mendifinisikan kesulitan belajar (learning disability), sebagai gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologi dasar yang terlibat dalam memahami atau menggunakan bahasa lisan atau tertulis. Hasil gangguan tersebut dalam masalah ketrampilan tersebut dan kemampuan seperti mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, ejaan, atau melakukan perhitungan matematis. Public Law, the Education for All Handicapped Children Act of 1975, provides the most widely used definition of a learning disability. Within this law, a learning disability is defined as the disorder in one or more of the basic psychological processes involved in understanding or in using spoken or written language. The disorder results in problems in such skills and abilities as listening, thinking, commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
speaking, writing, spelling, or doing mathematical calculations. (Stephen Strichart. S & Mangrum II, Carles.T, 1993:1) Smith dan Dowdy dalam Stephen Strichart. S & Mangrum II, Carles.T (1993:1) menggambarkan ketidakmampuan belajar sebagai kegagalan pemecahan dalam urutan pengambilan informasi (input), membuat informasi (proses),
dan
menggunakan
informasi
(output).
Siswa
dengan
ketidakmampuan belajar mungkin mengalami kerusakan pada suatu titik dalam uritan ini. Kurang dari 40 istilah dan 40 definisi untuk menjelaskan istilah Anak Berkesulitan Belajar. Bahkan setiap istilah diartikan berbeda oleh setiap ahli, salah
satunya
Mulyadi
mendifisikannya untuk
(2010:6-7)
memilih
beberapa
istilah
dan
menggambarkan kesulitan belajar mempunyai
pengertian luas, diantaranya: 1) Leraning Disorder (ketergantungan belajar) Suatu keadaan yang dialami seseorang saat proses belajar mengajar, timbul gangguan karena respon yang bertentangan. Akibat dari gangguan tersebut adalah hasil belajar yang dicapai lebih rendah dari potensi yang dimiliki sehingga terganggunya prestasi belajar. 2) Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar) Suatu
keadaan
yang
dialami
seorang
siswa
menunjukkan
ketidakmampuan dalam belajar bahkan menghindari belajar, sehingga hasil belajarnya dibawah potensi intelektualnya. 3) Learning Disfunction (ketidakfungsian belajar) Suatu keadaan siswa yang menunjukkan gejala tidak berfungsinya proses belajar dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tandatanda subnormalitas mental, gangguan alat indera, atau gangguangangguan psikologis lainnya. 4) Under Achiever (pretasi dibawah kemampuan) Suatu keadaan siswa yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Slow Learner (lambat belajar) Suatu keadaan siswa yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan dengan murid yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. Menurut Sunardi (2000:70) menyatakan bahwa “kesulitan belajar merupakan istilah umum yang menunjuk kepada kelompok kelainan heterogen, ditandai dengan kesulitan penguasaan dan penggunaan kemampuan mendengar, berbicara, membaca, menulis, bernalar, dan berhitung”. Kelainan tersebut bersifat intrinsik, di duga disebabkan oleh disfungsi sistem syaraf pusat dan bukan merupakan akibat langsung dari kecacatan lain ataupun dari factor lingkungan meskipun terjadi secara bersamaan. Disebutkan pula bahwa anak berkesulitan belajar sebagian besar ditemukan di kelas-kelas awal/kelas rendah. Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa anak berkesulitan
belajar
adalah
sekelompok
anak
yang
mengalami
ketidakmampuan dalam penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakapcakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang matematika sehingga menghambat dalam pencapaian hasil belajar. b. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar Menurut Mercer dalam Muljono Abdurrachman dan Sudjadi S (1994:139) mengklasifikasikan kesulitan belajar menjadi lima macam yaitu: “kesulitan bahasa, kesulitan membaca, kesulitan berhitung, gangguan persepsi dan perceptual motor, dan problema sosial-emosional”. Pengklasifikasian anak berkesulitan belajar yang dikemukakan olehAbu Ahmadi dan Widodo Supriyono, (2004:78) digolongkan menjadi empat macam yaitu: 1) Dilihat dari jenis kesulitan belajar a) Berat b) Sedang commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Dilihat dari bidang studi yang dipelajari a) Sebagian bidang studi b) Seluruh bidang studi 3) Dilihat dari sifat kesulitannya a) Bersifat permanen b) Bersifat sementara 4) Dilihat dari segi factor penyebabnya a) Faktor intelegensi b) Faktor non-intelegensi Melainkan menurut Munawir Yusuf (2005:58) mengelompokkan anak berkesulitan belajar menjadi 4 jenis yaitu: 1) Anak yang IQ nya rata-rata atau di atas rata-rata tetapi hasil belajarnya rendah karena factor eksternal, disebut sebagai anak yang mengalami hambatan belajar. 2) Anak yang IQ nya rata-rata atau di atas rata-rata tetapi mengalami kesulitan dalam bidang akademik tertentu (missal: membaca, menulis, berhitung) tidak seluruh mata pelajaran, di duga karena factor neurologis, disebut sebagai anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik. 3) Anak yang prestasi belajarnya rendah tetapi IQ nya sedikit di bawah rata-rata disebut dengan anak lamban belajar. 4) Anak yang pretasi belajarnya rendah disertai adanya hambatanhambatan komunikasi sosial, sedangkan IQ nya di bawah rata-rata di sebut retardasi mental atau tunagrahita. Sedangkan Sutjihati Somantri (2006:202-205) mengklasifikasikan anak berkesulitan belajar berdasarkan sebab-sebab kesulitan belajar sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
1) Minimal Brain Dysfunction (ketidakmampuan minimal otak) Merupakan kondisi gangguan syaraf minimal yang dialami anak menunjukkan pada kesulitan dalam persepsi, konseptualisasi, bahasa, memori, pengendalian, perhatian, impulsive (dorongan), fungsi motorik. Dengan kondisi yang dialami anak tersebut menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar. 2) Aphasia Merupakan kondisi yang dialami anak dalam penguasaan bahasa. Sering dilihat (didengar) anak gagal menguasai ucapan-ucapan bahasa yang bermakna pada usia sekitar 3 tahun. Kegagalan bicara tersebut dapat dikarenakan dari factor ketulian, keterbelakangan mental, gangguan organ bicara atau factor lingkungan. 3) Dyslexia Merupakan kondisi yang dialami anak dalam kecakapan membaca. Disleksia atau ketidakcakapan membaca adalah jenis lain gangguan belajar. 4) Kelemahan Perseptual/ persepsual motorik Merupakan kondisi anak yang mengalami kesulitan dalam menyatakan ide atau pendapat. Munawir Yusuf (2005:60-66) menyebutkan secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu: 1) Kesulitan Belajar Pra Akademik Kesulitan belajar ini sering disebut kesulitan belajar developmental. Yang masih terdiri atas beberapa macam, diantaranya: a) Gangguan motorik dan persepsi b) Kesulitan belajar kognitif c) Gangguan perkembangan bahasa (disfasia) d) Kesulitan dalam penyesuaian perilaku sosial 2) Kesulitan Belajar Akademik Kesulitan belajar jenis ini sangat berkaitan erat dengan mata pelajaran commitsekolah.Meskipun to user yang di dapat di bangku sekolah mengajarkan
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berbagai mata pelajaran atau bidang studi, klasifikasi kesulitan belajar akademik tidak dikaitkan dengan semua mata pelajaran atau bidang studi tersebut. Berbagai literature yang mengkaji kesulitan belajar hanya menyebutkan tiga jenis kesulitan belajar akademik sebagai berikut: kesulitan belajar membaca, menulis, dan berhitung. Klasifikasi
kesulitan
belajar
menurut
Mulyono
Abdurrahman
dengan
perkembangan
(2003:11) sebagai berikut: 1) Kesulitan
belajar
yang
berhubungan
(developmental learning disabilities) meliputi: gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. 2) Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) meliputi: penguasaan ketrampilan dalam membaca, menulis, dan berhitung. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi anak berkesulitan belajarpada bidang pendidikan khususnya adalah sebagai berikut: 1) Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) Merupakan kondisi yang dialami anak dalam kecakapan membaca. Disleksia atau ketidakcakapan membaca adalah jenis lain gangguan belajar. 2) Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia) Merupakan kondisi anak yang memiliki gangguan pada system koordinasi atau kemampuan motorik yang menyebabkan anak tidak bisa menguasai kemampuan menulis dengan tulisan tangan. 3) Kesulitan Belajar Menghitung (Diskalkulia) Merupakan kondisi anak yang mengalami kesulitan dalam penguasaan angka, simbol matematika dan konsep dalam berhitung.
commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. KarakteristikAnakBerkesulitanBelajar Menurut Munawir Yusuf (2005:43) beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar dilihat dari segi yang tampak, sebagai berikut: 1) Tidak dapat mengikuti proses pembelajaran seperti teman yang lain 2) Sering terlambat bahkan tidak mau menyelesaikan tugas 3) Menghindari tugas-tugas yang agak berat 4) Ceroboh dan kurang teliti dalam menyelesaikan tugas khususnya 5) Acuh tak acuh atau masa bodoh 6) Menampakkan semangat belajar rendah 7) Tidak mampu berkonsentrasi 8) Perhatian terhadap suatu objek singkat 9) Suka menyendiri, sulit menyesuaikan diri 10) Murung 11) Suka memberontak, agresif 12) Hasil belajar rendah Terdapat banyak usaha untuk mengidentifikasi karakteristik utama siswa dengan ketidalmampuan belajar.Taylor, Ronald L., Smiley, Lydia.R., and Richards, Stephen. B (2009:99) menyebutkan ada 10 karakteristik umum, yaitu: 1) 2) 3) 4)
Hiperaktif (Hyperactivity) Gangguan persepsi motorik (Perceptual-motor impairments) Emosi labil (Emotional lability) Lemah dalam mengoordinasi secara umum (General coordination deficits) 5) Gangguan pemusatan perhatian (Disorder of attention) 6) Impulsif (Impulsivity) 7) Gangguan berfikir dan mengingat (Disorders of memory and thinking) 8) Kesulitan belajar spesifik (Specific learning disabilities) 9) Gangguan wicara dan pendengaran (Disorders of speech and hearing) 10) Tanda neorologi tampak samar (Equivocal neurological signs) Karakteristik anak berkesulitan belajar menurut Sutjihati Somantri (2006:200-201) dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan aspek perkembangan, yaitu:
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Aspek kognitif Masalah-masalah mendengarkan,
kemampuan berpikir,
dan
bicara, matematis
membaca, semuanya
menulis, merupakan
penekanan terhadap aspek akademik atau kognitif. Tidak jarang anak yang mengalami kesulitan membaca menunjukkan kemampuan berhitung yang tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa anak berkesulitan belajar memiliki kemampuan kognitif yang normal, akan tetapi kemampuan tersebut tidak berfungsi secara optimal sehingga terjadi keterbelakangan akademik yakni terjadinya kesenjangan antara apa yang mestinya dilakukan anak dengan apa yang dicapainya secara nyata. 2) Aspek bahasa Masalah bahasa anak berkesulitan belajar menyangkut bahasa reseptif maupun ekspresif. Bahasa reseptif adalah kecakapan menerima dan memahami bahasa. Sedangkan bahasa ekspresif adalah kemampuan mengekspresikan diri secara verbal. Di dalam proses belajar kemampuan berbahasa merupakan alat untuk memahami dan menyatakan pikiran. 3) Aspek motorik Masalah motorik anak berkesulitan belajar biasanya menyangkut ketrampilan
motorik-perseptual
yang
diperlukan
untuk
mengembangkan ketrampilan meniru pola. Kemampuan ini sangat diperlukan untuk menggambar, menulis atau menggunakan gunting. Ketrampilan tersebut sangat memerlukan koordinasikan yang baik antara tangan dan mata yang dalam banyak hal koordinasi tersebut tidak dimiliki anak berkesulitan belajar. 4) Aspek sosial dan emosi Terdapat dua karakteristik sosial-emosional anak berkesulitan belajar adalah kelabilan emosional dan keimpulsifan. Kelabilan emosional ditunjukkan oleh sering berubahnya suasana hati dan temperamen. commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keimpulsifan menunjuk pada lemahnya pengendalian terhadap dorongan-dorongan untuk berbuat sesuatu. Sedangkan menurut Anton Sukarno (2006:75) karakteristik anak berkesulitan belajar, diantaranya: 1) Gangguan perhatian: hiperaktif dan mudah beralih perhatian 2) Ketidakmampuan
menentukan
strategi
untuk
belajar
dan
mengorganisasikan belajar 3) Lemah dalam kemampuan gerak: antara koordinasi gerakan baik dan kasar serta persoalan spasial 4) Permasalahan persepsi: perbedaan stimulus pendengaran, penglihatan, closuredan cequensipendengaran dan penglihatan 5) Kesulitan bahasa lisan, pendengaran dan kemamouan linguistic 6) Kesulitan membaca: pengkodean, ketrampilan dasar membaca dan membaca komprehensif 7) Kesulitan menulis: mengeja, mengarang 8) Kesulitan matematika dalam berhitung, menentukan waktu dan ruang 9) Tingkah laku sosial yang kurang pantas, seperti: persepsi sosial dan tingkah laku emosi Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik yang paling tampak atau utama dari anak yang mengalami kesulitan belajar adalah mengalami hambatan dalam menerima, menyerap, dan memahami saat proses pembelajaran. d. PenyebabAnakBerkesulitanBelajar Menurut Muljono Abdurrachman dan Sudjadi S (1994:148) penyebab kesulitan belajar adalah “faktor keturunan, kerusakan otak, faktor biokomia, dan depresi lingkungan atau kesalahan nutrisi”. Menurut Kephart dalam Sutjihati Somantri (2006:196) penyebab kesulitan belajar ada tiga kategori utama yaitu: “Kerusakan otak, gangguan commit to user emosional, pengalaman”.
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Muhibbin Syah (2009:184) faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yakni: 1) Faktor intern siswa yaitu hal-hal yang muncul dari diri siswa yang menimbulkan gangguan psiko-fisik yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik 2) Faktor ekstern siswa yaitu hal-hal yang muncul dari luar atau lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, meliputi: lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:13) yang menyebabkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut: 1) Faktor keturunan 2) Luka pada otak (brain injury) yang disebabkan trauma fisik atau kekurangan oksigen 3) Biokimia yang diperlukan untuk memfungsikan system saraf pusat hilang 4) Zat pewarna makanan yang bisa menyebabkan kelainan pada janin 5) Pencemaran lingkungan seperti limbah dan timah hitam 6) Malnutrisi 7) Deprivasi lingkungan yaitu pengaruh-pengaruh psikologi dan social yang merugikan perkembangan anak. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab anak mengalami problema belajar. Secara umum Munawir Yusuf (2005:44-51) menjelaskan sebagai berikut: (digolongkan menjadi faktor perbedaan individual) 1) Perbedaan tingkat kecerdasan 2) Perbedaan kreatifitas 3) Perbedaan kelainan atau cacat fisik 4) Perbedaan kebutuhan khusus 5) Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kognisi 6) Perbedaan ekonomi dan budaya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:78-79) faktorfaktor penyebab kesulitan belajar kedalam dua kelompok, yaitu: 1) Faktor intern, merupakan faktor yang muncul dari dalam diri manusia itu sendiri yang meliputi: a) Faktor fisiologis, yang disebabkan oleh kondisi fisik, seperti: sakit, kurang sehat dan cacat tubuh b) Faktor psikologis, yang disebabkan karena rohani seseorang, seperti: intelegensi, bakat, minat, motivasi, kesehatan mental, dan tipe khusus siswa 2) Faktor ekstern, merupakan faktor yang muncul dari luar manusia, meliputi: a) Faktor-faktor non-sosial: keluarga dan sekolah b) Faktor-faktor sosial: Mass media dan lingkungan social Menurut Anton Sukarno (2006:85-87) ada empat faktor yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar, yaitu: 1) Neurologis Bermacam-macam faktor dapat menyebabkan kerusakan syaraf sehingga menimbulkan kesulitan belajar. Kerusakan disebabkan oleh beberapa hal yaitu: posisi janin yang tidak normal, anoxia (kekurangan oksigen), infeksi dan luka di otak. 2) Hambatan kematangan 3) Genetik Abnormalisasi genetic yang diwariskan oleh orang tua kepada anak merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar. 4) Lingkungan Sedangkan menurut Ischak S.W dan Warji R (1982:57), penyebab kesulitan belajar adalah: 1) Memiliki intelegensi di bawah rata-rata 2) Usia belum mencukupi dalam mengikuti pelajaran 3) Terdapat masalah pada tingkah laku yaitu emosi dan sosial commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Terpengaruh pada lingkungan sekitar yaitu lingkungan fisik dan social yang negatif 5) Mengalami gangguan pada masalah penginderaan 6) Mengalami hambatan neurofisiologis yaitu kerusakan pada jaringan otak Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut: 1) Faktor Pre-Natal (sebelum lahir), meliputi: faktor keturunan, malnutrisi, zat pewarna makanan, pencemaran lingkungan. 2) Faktor Natal (waktu kelahiran), meliputi: Luka pada otak (brain injury) yang disebabkan trauma fisik atau kekurangan oksigen, biokimia yang diperlukan untuk memfungsikan system saraf pusat hilang, kerusakan otak 3) Faktor Post-Natal (setelah lahir), meliputi: a) Faktor yang timbul dari dalam diri yaitu: kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor, gangguan emosional, pengalaman pribadi, malnutrisi. b) Faktor yang timbul dari lingkungan sekitar yang menghambat aktivitas belajar anak yaitu: lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. e. Hambatan-hambatanAnakBerkesulitanBelajar Menurut
M.
gdl.php?mod=browse&op=
Sobry
Sutikno
read&id=
(http://digilib.uin.suka.ac.id/
digilib-uinsuka--m.Sobrysutikno)
bahwa anak yang mengalami kesulitan belajar memiliki taraf kecerdasan yang setara dengan anak-anak sebayanya dan tidak memiliki kelainan fisik, sehingga sekilas tampak sama dengan anak-anak lainnya. Kesulitan belajar yang dialami dapat berupa kesulitan dalam membaca, menulis, atau berhitung.Gangguan kesulitan belajar tidak terdeteksi sampai pada saat anak memasuki usia sekolah. Orangtua ataupun guru mengalami kesulitan saat to user membantu anak mengerjakancommit tugas-tugas sekolah seperti membaca, menulis,
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan berhitung, padahal anak tidak terlihat berbeda dengan teman-teman sebayanya.Hal tersebut menyebabkan orangtua mendorong bahkan memaksa anak untuk belajar, tanpa menyadari bahwa anak sebenarnya mengalami hambatan. Anak merasa bingung dan tidak mengerti karena „dipaksa‟ untuk belajar, orangtua pun merasa frustrasi karena tidak mengerti mengapa anaknya tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah yang masih begitu sederhana, sehingga mereka memberikan waktu yang lebih banyak untuk mengajari anak di rumah, padahal sudah cukup lelah dengan kegiatan lain yang dilakukan sehari-hari.
Terjadilah
konflik
antara
orangtua
dan
anak
sehingga
berkembanglah interaksi yang negatif dan tidak menyenangkan. Situasi yang tidak menyenangkan dalam hubungan antara anak dengan orangtua akan memperburuk komunikasi dan menjadikan suasana belajar semakin tidak kondusif. Menurut Mulyadi (2010:8) hambatan pada anak berkesulitan belajar dapat ditunjukkan dan dilihat dari tingkah laku. Ciri-ciri tingkah laku yang merupakan penyataan menifestasi gejala kesulitan belajar antara lain: 1) Menunujukkan hasil belajar rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau dibawah potensi yang dimiliki. 2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada murid yang sudah berusaha untuk belajar dengan giat, tetapi nilai yang dicapainya selalu rendah. 3) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Selalu tertinggal dari teman-temannya dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. 4) Menunujukkan sikap yang kurang wajar seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta,dsb. 5) Menunujukkan tingkah laku yang kurang wajar seperti: membolos, dating terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah,dsb. 6) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti: pemurung, mudah tersinggung, pemarah, kurang gembira,dsb. commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
National Joint Committee on Learning Disabilities (NJCLD) dalam Mulyono
Abdurrahman
(2003:26)
menetapkan
bahwa
hambatan
perkembangan belajar adalah “suatu istilah umum yang berkenaan dengan hambatan pada kelompok heterogen yang benar-benar mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan kemampuan pendengaran, bicara, membaca, menulis, berfikir atau matematik”. Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa hambatan yang dialami oleh anak berkesulitan belajara adalah dalam hal menerima atau merangsang sesuatu dalam hal akademik yaitu materi sehingga itu semua mengakibatkan prestasi mereka rendah. 2. TinjauanTentangPrestasiBelajar a. PengertianPrestasiBelajar Menurut Abu Muhammad Ibnu Abdullah (2009) istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literature, prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas yang dilakukan dalam proses belajar dan mengajar. Menurut W.S Winkel (1996 : 38) menjelaskan bahwa “prestasi adalah hasil yang dicapai siswa setelah siswa melakukan proses belajar”. Menurut Oemar Hamalik (2003:154) bahwa “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap berkat latihan dan pengalaman”.Menurut Winkel yang dikutip oleh Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007:48) “belajar berarti perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, mendengarkan dan meniru”. Sedangkan Muhibbin Syah (2009:63) menjelaskan bahwa “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.” Menurut Slameto (1995:2) “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi commitMenurut to user Gagne yang dikutip oleh Ngalim dengan lingkungannya”. Melainkan
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Purwanto (1997:84), belajar terjadi apabila suatu stimulasi bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu ke waktu. Menurut rumusan G.A Kimble yang dikutip oleh Lisnawaty Simanjuntak, dkk (1993:38)bahwa: “Belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam potensi tingkah laku yang menjadi berbagai akibat dari latihan dengan penguatan dan tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan atau kerusakan pada susunan saraf, atau dengan kata lain bahwa mengetahui dan memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar.” Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:13), “Belajar merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”.Belajar pada manusia dirumuskan oleh W.S Winkel (1996:53) sebagai berikut: “Suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara konstan dan berbekas” Menurut Muchtar Buchori (1982:54), “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditonjolkan oleh murid sebagai hasil usaha belajarnya, baik berupa angka ataupun huruf serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu”. Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988 : 43)”prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakandalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Sedangkan Nana Syaodih Sukmadinata (2004 : 102-103) berpendapat bahwa “Prestasi belajar atau achivment merupakan realisasi dari kecakapankecakapan potensial yang dimiliki seseorang. Prestasi belajar seseorang dapat commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berfikir maupun kemampuan motorik”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai selama mengalami proses belajar mengajar dan hasilnya berupa nilai atau angka yang memberikan kepuasan emosional. b. Faktor-faktorPrestasiBelajar Menurut Dimyati dan Mujiono (2009:238) dalam proses belajar ditemukan tiga tahap penting yaitu : 1) Sebelum belajar, hal-hal sebelum terjadi diharapkan mendorong terjadinya belajar 2) Proses belajar, yaitu suatu kegiatan yang dialami dan dihayati oleh siswa sendiri 3) Sesudah belajar, merupakan tahap untuk prestasi hasil belajar. Faktor-faktor yang mengenai prestasi belajar menurut Slameto (1995 : 54) yaitu prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri anak sendiri (internal) dan faktor yang berasal dari luar anak itu sendiri (eksternal). Dari kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Faktor Internal Faktor internal yang dimaksud di sini adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang belajar, yaitu faktor jasmani, faktor psikologi, dan faktor kelelahan. a) Faktor
jasmani
yang
mempengaruhi
prestasi
belajar
diantaranya adalah sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar akan terganggu jika kesehatan terganggu, selain itu juga ia akan dapat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, nagntuk jika badannya sakit. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi prestasi belajar. Siswa yang cacat belajarnya commit Jika to user juga akan terganggu. hal ini terjadi hendaknya ia belajar
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar
dapat
menghindari
atau
mengurangi
pengaruh
kecacatannya. b) Faktor psikologis juga mempengaruhi prestasi belajar, antara lain intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. c) Faktor Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelusuhan dan kebosanan, sehingga miant dan dorongan untuk menghasilkan atau mendapatkan sesuatu hilang. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari terjadi kelelahan dalam belajar. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan factor masyarakat yang menunjang proses belajar mengajar. Kondisi eksternal yaitu mengenai hal-hal dalam situasi belajar dapat dikontrol oleh pengajar, sehingga kondisi belajar yang ekstern dapat diatur atau dikontrol dan hanya merupakan suatu bagian dari proses belajar mengajar. a) Faktor keluarga mempengaruhi siswa yang belajar. Cara orang tua mendidik dan membimbing memegang peranan penting terhadap kesuksesan belajar anaknya. Anak atau siswa yang mengalami kesukaran dapat ditolong dengan memberikan bimbingan yang sebaik-baiknya. Untuk kelancaran belajar serta keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga, hubungan yang penuh pengertian, kasih saying disertai
bimbingan
dan
hukuman-hukuman
untuk
menyukseskan belajar anak sendiri. Agar anak dapat belajar commit to user dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan tenteram, disertai keadaan ekonomi keluarga yang memadai dan perhatian yang cukup. b) Faktor sekolah. Sekolah sebagai tempat pendidikan formal merupakan tempat pembinaan anak dalam mewujudkan prestasi belajar yang optimal. Karena sekolah didasari oleh adanya tenaga guru yang professional dalam menangani masalah pendidikan anak. Sehingga tugas-tugas perkembangan anak mendapat pelayanan yang tepat. c) Faktor
masyarakat.
Masyarakat
sebagai
tempat
anak
mengaktualisasikan pengalaman belajar yang diperoleh akan turut berpengaruh dalam mempengaruhi minat anak. Anak akan belajar dengan baik jika anak mempunyai rasa keinginan karena adanya tuntutan kompetitif positif dari lingkungan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu factor yang berasal dari dalam diri individu dan factor yang berasal dari luar individu. Keduanya akan saling mendukung dan saling berinteraksi sehingga menghasilkan sebuah prestasi belajar atau hail belajar yang maksimal. 3. TinjauanTentangPembelajaranRemedialdalamMatematika a. PengertianPembelajaranRemedial 1) Pengertian Pembelajaran Menurut Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, Sutijan (1993:30) istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction” atau “pengajaran”. Pengajaran
mempunyai
arti:
cara
(perbuatan)
mengajar
atau
mengajarkan.Menurut Degeng dalam Made Wina (2009:2) “pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa” Menurut
Hilgard dan Bower dalam Jogitanto (2006:12) commit tosebagai user suatu proses yang mana suatu “pembelajaran dapat didefinisikan
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktifitas tersebut
tidak
dapat
dijelaskan
dengan
dasar
kecenderungan-
kecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan-perubahan sementara dari organisme”. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2008:78), “pembelajaran diartikan sebagai proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa”. Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan pembelajaran adalah suatu proses mengajarkan kepada individu untuk mencapai perubahan perilaku. 2) Pengertian Pembelajaran Remedial Menurut Mulyadi (2010:44-45) istilah “remedial” berarti “sesuatu yang berhubungan dengan perbaikan”.Pembelajaran remedial adalah suatu bentuk usaha untuk memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh murid untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut
Suharno,
Sukardi,
Chodijah,
Suwalni
(1995:133)Pembelajaran Remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau membuat menjadi baik. Sedangkan Slameto (2001:199) berpendapat bahwa Pembelajaran remedial yaitu kegiatan perbaikan yang diberikan kepada siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal. MenurutKhusnulArofah(http://www.slideshare.net/NASuprawoto/ pembelajaran-tuntas-remedial-pengayaan.) bahwa Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada kompetensi dasar tertentu menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik. Pada hakikatnya semua peserta commit to user yang ditentukan, hanya waktu didik akan mencapai standar kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
pencapaiannya berbeda. Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasinya sehingga mencapai kriteria yang ditetapkan. Apabila ditemukan peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan maka muncul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Dengan kata lain, remedial teaching diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual siswa. Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan. Maka merekaperlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program pembelajaran remedial. Dari pendapat diatas mengenai pembelajaran dan remedial dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial adalah pengajaran yang ditujukan kepada peserta didik yang mengalami hambatan dalam proses belajar yang bersifat menyembuhkan, membetulkan atau memperbaiki anak menjadi baik untuk mencapai tujuan yang telah direncakan secara optimal. b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Remedial Menurut pendapat Suharno, dkk (1995:135) bahwa secara umum pengajaran remedial bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu pengajaran remedial diharapkan bisa membantu siswa agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses penyembuhan dalam berbagai kepribadian atau dalam proses belajarcommit to user mengajar.
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Ischak S.W dan Warji (1982:34) bahwa “kegiatan perbaikan bertujuan memberikan “bantuan” baik yang berupa perlakuan pengajaran maupun yang berupa bimbingan dalam mengatasi kasus-kasus yang dihadapi oleh siswa yang mungkin disebabkan factor-faktor internal maupun eksternal”. Sedangkan menurut Mulyadi (2010: 48-49) tujuan pengajaran remedial secara terinci adalah siswa dapat: 1) Memahami keadaan diri sendiri yang menyangkut prestasi belajar meliputi segi kekuatan, kelemahan, jenis dan kesulitan. 2) Memperbaiki sikap belajar mengarah yang lebih baik sesuai kesulitan yang dihadapi. 3) Memilih materi dan fasilitas belajar yang memadai untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi. 4) Mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baru supaya bisa mendorong tercapainya prestasi belajar yang lebih baik. 5) Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya. Menurut Mulyadi (2010:49-51) pengajaran remedial mempunyai fungsi yang amat penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar, yaitu: 1) Fungsi korektif yang memungkinkan terjadinya perbaikan hasil belajar dan perbaikan segi-segi kepribadian siswa. 2) Fungsi penyesuaian yang memungkinkan siswa menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memungkinkan guru menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai dengan kemampuannya. 3) Fungsi
pemahaman
kemampuan
dan
yang
memungkinkan
kelemahannya
serta
siswa
memahami
memungkinkan
guru
menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa. 4) Fungsi pengayaan yang memungkinkan siswa menguasai materi lebih banyak dan mendalam serta memungkinkan guru mengembangkan berbagai metode yang sesuai dengan karakteristik siswa. commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Fungsi terapeutik yang memungkinkan terjadinya perbaikan segi-segi kepribadian yang menunjang keberhasilan belajar. 6) Fungsi akseleratif yang memungkinkan siswa mempercepat proses belajarnya dalam menguasai materi yang disajikan dan yang terakhir. Menurut Suharno, dkk (1995:136) didalam fungsi korektif diharapkan guru melakukan usaha seperti berikut: 1) Merumuskan tujuan pengajaran yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa berdasarkan kesulitan yang dialami 2) Menyederhanakan materi pengajaran 3) Menyediakan alat pelajaran yang bisa memperjelas materi pengajaran 4) Memilih metode mengajar yang dipandang tepat, dan sesuai baginya. Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan dan fungsi dari pembelajaran remedial adalah untuk membantu memperbaiki prestasi belajar siswa supaya mendapatkan hasil yang lebih baik. c. StrategidanPendekatanPembelajaranRemedial Strategi pembelajaran yang dijelaskan oleh Oemar Hamalik (2003:235) adalah sebagi berikut: 1) Perbaikan hasil belajar, yaitu memberikan remedial, diskusi kelompok, latihan dan ulangan, pemberian tugas, pengajaran individual. 2) Bantuan kesulitan dan pemecahan masalah, yaitu memberikan bimbingan dan layanan, secara individual atau kelompok, pengajaran remedial, latihan pemecahan masalah. 3) Perbaikan kualifikasi guru yaitu dengan belajar mandiri, studi lanjutan, penataran, diskusi kelompok, pengembangan staf. 4) Peningkatan efisiensi program pengajaran yaitu dengan pengkajian dan penyusunan RPP dan menilai setiap program yang telah dijalankan. 5) Perbaikan kemampuan awal yaitu dengan melakukan assessment, mengembangkan kerja sama dengan sekolah lain dan rekan kerja lain. Menurut
Suharno,
dkk (1995:138-139) commit to user pembelajaran remedial dijelaskan menjadi tiga, yaitu :
pendekatan
dalam
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Pendekatan pembelajaran remedial yang bersifat kuratif Pendekatan yang bersifat kuratif ini dilakukan setelah program proses belajar mengajar utama diselenggarakan. Setelah program PBM selesai, dalam arti telah diadakan evaluasi, guru akan menjumpai sebagian atau sejumlah siswa yang dipandang tidak mampu menyelesaikan tugas belajar secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan minimal yang di tetapkan, dan sejumlah siswa yang prestasinya berada jauh diatas kriteria keberhasilan tersebut. Pelaksanaan pendekatan kuratif ini dapat dilakukan dengan: a) Pengulangan (Repetition) Pengulangan
dapat
dilakukan
setiap
akhir
jam
pertemuan, akhir inti pelajaran, akhir program studi, dsb. Pelaksanaanya dapat dilakukan secara individual maupun secara kelompok. b) Pengayaan dan pengukuhan (enrichment dan reinforcement) Layanan pengayaan ini ditujukan kepada siswa yang mempunyai kelemahan ringan dan secara akademik mungkin termasuk siswa yang cerdas. Program pengayaan ini dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas rumah atau tugas yang dikerjakan dikelas pada saat jam pelajaran berlangsung. c) Percepatan (acceleration) Layanan percepatan ini diberikan kepada siswa yang berbakata
tetapi
menunjukkan
kesulitan
psikososial.
Pelaksanaan percepatan ini ada dua macam. Yang pertama bagi siswa yang berbakat dapat dinaikkan pada kelas yang lebih tinggi secara penuh. Yang kedua dengan cara maju berkelanjutan artinya pada bidang studi yang menonjol siswa diberikan
pelajaran
yang
lebih
tinggi
sesuai
dengan
kemampuannya, tetapi status atau tingkat kelasnya tetap sama dengan teman seangkatannya. commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Pendekatan pembelajaran remedial yang bersifat preventif Pendekatan preventif ini ditujukan pada siswa yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program yang akan ditempuh. Pendekatan preventif ini bertolak dari hasil pretest atau evaluasi reflketif. 3) Pendekatan pembelajaran remedial yang bersifat pengembangan Merupakan upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsungnya program proses belajar mengajar. Sasaran dari pendekatan ini adalah agar siswa dapat segera mengatasi hambatan yang dialami selama melaksanakan kegiatan PBM. Mulyadi (2010:57-61) menjelaskan bahwa di dalam strategi dan pendekatan pengajaran remedial yang bersifat preventif terdapat tiga alternatif teknik layanan pengajaran, yaitu sebagai berikut: 1) Layanan kepada kelompok belajar homogen 2) Layanan pengajaran individual 3) Layanan pengajaran secara kelompok dilengkapi kelas khusus Menurut Parwoto (2007:191) dalam pendekatan program remedial terdapat dua bentuk pendekatan, yaitu: 1) Corrective Mathematics adalah pengembangan secara sistematik ketrampilan belajar matematik dengan mengikuti paradigm pengajaran langsung. Setiap modul berisi petunjuk guru, kunci jawaban, dan buku siswa. Setiap modul meliputi: tes penempatan, tes ketrampilan awal, dan sejumlah tes penguasaan berseri. 2) Eclective Orientasi. Pendekatan eclective adalah pendekatan yang menggunakan kombinasi sejumlah teknik yang digunakan (buku teks, project math dan buku kerja) dimana memungkinkan penyediaan bantuan secara maksimal untuk keberhasilan program pembelajaran matematika Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa strategi dan pendekatan pembelajaran remedial itu di rancang oleh guru untuk siswa yang mengalami hambatan dalam proses belajar mengajar dengan melihat berbagai penyebab. Kemudian guru memberikan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan siswa to untuk commit usermencapai hasil yang optimal.
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. MetodedanBentuk-bentukPembelajaranRemedial Suharno,dkk (1995:140) menyebutkan beberapa metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pengajaran remedial, yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
Metode pemberian tugas Metode diskusi Metode Tanya jawab Metode kerja kelompok Metode tutor sebaya Sejalan
dengan
Suharno,dkk,
menurut
Cece
Wijaya
(2007:119)menjelaskan secara rinci ada enam metode dalam pelaksanaan pengajaran remedial, yaitu: 1) Pemberian tugas Yaitu metode yang dilakukan oleh guru dengan memberikan tugas-tugas
kepada
siswa
baik
secara
kelompok
atau
individu.Diharapkan dengan pemberian tugas ini siswa berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dengan ketrampilan kemampuan yang ada pada diri siswa. 2) Diskusi Yaitu metode yang dilakukan oleh guru dengan memanfaatkan interaksi antar individu dan kelompok untuk menperbaiki kesulitan belajar.Dalam metode ini peranan guru adalah merangsang dan mengarahkan jalannya diskusi. 3) Tanya jawab, bertujuan untuk: a) Mengecek dan mengetahui kemampuan siswa terhadap penguasaan materi. b) Memberikan kesempatan pada siswa mengajukan pertanyaan yang belum dipahaminya. c) Menimbulkan kompetensi antar siswa. d) Melatih siswa supaya berfikir dan berbicara secara sistematis. 4) Kerja kelompok Yaitu metode diberikan dengan cara pemberian tugas dan commit to user dikerjakan secara kelompok.
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Tutor sebaya Yaitu siswa ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar berdasarkan petunjukpetunjuk yang diberikan oleh guru. 6) Pengajaran individual Yaitu suatu bentuk belajar mengajar yang dilakukan oleh guru secara individual dengan siswa.Dalam metode ini guru mempunyai banyak waktu untuk memonitor atau mengontrol kemajuan belajar siswa dan mendorong siswa giat belajar.Pengajaran individual banyak memiliki manfaat karena dalam pelaksanaannya terjadi interaksi antara guru dengan siswa sehingga terjadi saling pengertian antara keduanya. Adapun bentuk-bentuk kegiatan yang diungkapkan oleh Ischak S.W dan Warji R (1982:42-44), antara lain: 1) Mengajarkan kembali (re-teaching) yaitu kegiatan perbaikan yang dilakukan dengan cara mengajarkan kembali materi yang sebelumnya. 2) Bimbingan individu/kelompok kecil 3) Memberikan pekerjaan rumah 4) Meminta siswa mempelajari materi dari buku atau sumber-sumber bacaan yang lain 5) Mengajarkan dengan alat bantu audio-visual 6) Bimbingan yang dilakukan oleh: wali kelas, guru bidang studi, guru pembimbing, tutor. Menurut Slameto (2001:201-203) bentuk-bentuk kegiatan perbaikan dapat dilakukan dengan cara: 1) Memberikan buku pelajaran yang relevan 2) Tutoring adalah bentuk kegiatan perbaikan yang dilakukan secara individual oleh siswa yang berprestasi tinggi kepada siswa yang belum menguasai materi pelajaran. 3) Kerja kelompok to userInstruction) 4) Pengajaran berprogramcommit (Programme
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
5) Mengajar kembali (reteaching) 6) Penggunaan Lembaran Kerja 7) Audio Visual Aids 8) Permainan Akademik yang bertujuan untuk memecahkan masalah melalui permainan 9) Latihan Kelompok Secara Efektif 10) Permainan Kartu (flascard) Berkenaan dengan metode dan bentuk-bentuk pembelajaran remedial maka Depdiknas dalam Abdul Majid (2007:237) mengemukakan dua bentuk kegiatan yang bisa di tempuh dalam pengajaran remedial, yaitu: 1) Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi siswa yang belum atau mengalami kesulitan dalam penguasaan KD tertentu. Cara ini merupakan cara yang mudah dan sederhana untuk dilakukan karena merupakan implikasi dari peran guru sebagai “tutor” 2) Pemberian tugas atau perlakuan (treatment)secara khusus yang sifatnya penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran regular. Adapaun bentuk penyederhanaan itu dapat dilakukan guru antara lain melalui: a) Penyederhaan isi/materi pembelajaran untuk KD tertentu. b) Penyederhanaan cara penyajian (misalnya: menggunakan gambar, model, skema, grafik, memberikan rangkuman yang sederhana dll). c) Penyederhanaan soal/pertanyaan yang diberikan. Menurut Bradfield dalam Abdul Majid (2007:237) terdapat 9 bentuk kegiatan, yaitu: 1) Pemberian tugas-tugas singkat pada siswa 2) Menandai materi atau subbab yang dirasa masih sulit oleh siswa 3) Selang-seling waktu pertemuan remedial dengan kegiatan lain bermaksud untuk mengurangi kejenuhan siswa 4) Hindari instruksi yang panjang lebar dan sukar dipahami siswa 5) Pemberian instruksi harus yang jelas dan tepat 6) Pelaksanaan kegiatan dilakukan ditempat yang bebas dan menghindari tempat yang bisa mengganggu konsentrasi atau perhatian siswa. 7) Berikan dorongan yang positif pada siswa dalam menyelesaikan tugas commit to user 8) Menjaga situasi dan kondisi siswa supaya tetap stabil dan terkontrol
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
9) Hindari pemberian tugas atau materi yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa. Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa metode atau bentuk-bentuk kegiatan pengajaran remedial dapat dilakukan guru dengan berbagai perlakuan atau treatmen tetapi harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode remedial bisa dilakukan dengan berbagai macam meliputi: pembelajaran individual, kelompok, tutor, diskusi, Tanya jawab, dll. Semuanya itu berdasarkan dengan kemampuan akademik siswa dalam menerima dan merangsang yang disampaikan guru. e. PembelajaranMatematika Menurut Budi Manfaat (2010:148) bahwa “Matematika berasal dari kata mathema dalam Bahasa Yunani yang diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan atau belajar. Juga dari kata mathematikos yang diartikan sebagai suka belajar” Beberapa definisi matematika yang dikemukakan oleh pakar menurut Budi Manfaat (2010:149), yaitu : 1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak yang terorganisir secara sistematik 2. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logic dan berhubungan dengan bilangan. 3. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk 4. Matematika adalah pengetahuan struktur-struktur yang logik 5. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat Menurut Johnson dan Myklebust yang dikutip Mulyono Abdurahman (2003:252), “Matematika adalah bahasa imbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir”. Van De,John commit to user adalah kumpulan aturan yang (2008:12) berpendapat bahwa “Matematika
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
harus dimengerti, perhitungan-perhitungan arirmatika, persamaan aljabar yang misterius, dan bukti-bukti geometris”. Menurut Derek Wood, dkk (2005:25) matematika merupakan masalah bisa timbul dalam wujud kesulitan membedakan angka, symbol-simbol, serta bangun-bangun ruang (kemampuan persepsi visual yang buruk), tidak sanggup mengingat dalil-dalil matematis (ingatan yang buruk), menulis angka yang tidak terbaca atau dalam ukuran kecil (kelemahan fungsi motorik), dan tidak memahami makna symbol-simbol matematis (pemahaman yang lemah terhadap istilah-istilah matematis) Menurut Bana G Kartasasmita (1993:75) bahwa “matematika adalah pengkajian logis mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berkaitan, matematika seringkali dikelompokkan ke dalam tiga bidang aljabar, analisis dan geometri.” Menurut Ruseffendi dalam Heruman (2008:1) mengemukakan bahwa “Matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terirganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil” “Pembelajaran
matematika
adalah
pengenalan
simbol-simbol
matematika, kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan dengan bantu symbol matematika, sehingga permasalahan sehari-hari dapat terpecahkan secara efektif dan efisien melalui matematika”. (Parwoto, 2007:176) Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah pelajaran yang berkaitan dengan angka atau aljabar, symbol-simbol, bangun ruang dan geometri, yang membutuhkan pemikiran untuk menyelesaikan masalah dengan cara berhitung. f. Pembelajaran Remedial dalam Matematika Pembelajaran remedial merupakan tidakan perbaikan,jika dalam suatu pembelajaran masih terdapat siswa yang belum dapat menyerap bahan commit to di user pelajaran yang diberikan, harus segera atasi dengan jalan mencari dimana
perpustakaan.uns.ac.id
37 digilib.uns.ac.id
letak kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Setelah diketahui dengan jelas kesulitan yang dihadapi siswa maka segera di atasi dengan tindakan remediasi atau perbaikan dengan cara mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan. Dalam pengajaran remedial matematika didasarkan atas prinsipprinsip belajar matematika. Menurut Abdurahman dalam Mulyadi (2010:185) terdapat 8 prinsip dalam Pembelajaran Matematika, yaitu: 1) Mempersiapkan siswa untuk belajar matematika 2) Mengawali materi dengan sesuatu kongkret ke yang abstrak 3) Menyediakan kesempatan kepada anak untuk berlatih dan mengulang 4) Menggeneralisasikan ke dalam situasi belajar 5) Memperhatikan kekuatan dan kelemahan siswa 6) Membangun pondasi yang kuat tentang konsep dan ketrampilan 7) Menyediakan program matematika yang seimbang 8) Menggunakan kalkulator Sedangkan menurut Heruman (2008:3) terdapat 3 langkah-langkah dalam Pembelajaran Matematika yang harus di tempuh guru, yaitu: 1) Penanaman konsep dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Ini diberikan pada siswa yang memang belum mengetahui konsepkonsep dasar matematika, misalnya tentang simbol matematika. 2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman ini dimaksudkan supaya anak memang benar-benar paham atau mengerti, tidak hanya untuk sekedar tahu tetapi bisa mengaplikasikannya. 3) Pembinaan ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Dijelaskan juga oleh Mulyono Abdurrahman dalam Mulyadi (2010:187-192) dalam pembelajaran remedial matematika harus mencakup tiga aktivitas yaitu sebagai berikut: commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Pengajaran konsep matematika bertujuan supaya siswa mengetahui dan memahami konsep-konsep matematika seperti konsep bentuk, konsep bilangan, konsep simbol, konsep ukuran, dll. 2) Pengajaran
ketrampilan
matematika
bertujuan
supaya
guru
memperhatikan ketrampilan awal siswa yang mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan pecahan. 3) Pemecahan masalah bertujuan untuk mengajarkan siswa berpikir tentang cara memecahkan masalah dan pemrosesan informasi matematika. Berdasarkan penjelasan di atas dapat penuliskan simpulkan bahwa dalam pengajaran remedial sangat membutuhkan berbagai prinsip yang harus di lakukan dan di ketahui dengan jelas oleh guru. Dan guru harus memenuhi dan memahami langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat akan melaksanakan pembelajaran remedial dalam matematika. 4. Pembelajaran Remedial terhadap Prestasi Belajar Matematika Anak Berkesulitan Belajar Menurut Mulyadi (2010:46) “Pengajaran Remedial mempunyai peranan penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar, khusus dalam memnacapi hasil belajar yang optimal”. “Pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk pengajaran khusus yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh guru karena pengajaran remedial bertujuan membantu dilaksanakan
mengatasi dengan
kesulitan cara
belajar
menciptakan
siswa. situasi
Pembelajaran belajar
remedial
mengajar
yang
memungkinkan siswa untuk mengembangkan diri dalam mencapai prestasi belajar yang optimal”. (Suharno,dkk. 1982:142) Mulyono Abdurrahman (2003:20) mengatakan “… pembelajaran remedial pada hakikatnya merupakan kewajiban bagi semua guru setelah mereka melakukan evaluasi formatif dan menemukan adanya anak yang belum mampu meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya”. commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari pernyataan-pernyataan diatas maka penulis simpulkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar tidak akan merasa tertinggal dalam pencapaian hasil belajar tapi mereka membutuhkan pelayanan berupa remedial untuk memperbaiki hasil belajarnya supaya mendapat prestasi belajar yang memuaskan. Pelayanan yang dibutuhkan bagi siswa yaitu pembelajaran remedial. Apabila dijumpai adanya siswa yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program remedial atau perbaikan. Pemberian remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual siswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian Sri Widiastuti (2010:82-86) tentang Penerapan Remedial Teaching untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Lancar Siswa Kelas II SDN Ngadirojo Kabupaten Wonogiri menunjukkan secara keseluruhan penerapan remedial teaching dapat meningkatkan kemampuan membaca lancar siswa kelas II SDN Ngadirojo Wonogiri. Secara rinci penerapan remedial teaching dapat meningkatkan kemampuan membaca lancar ditandai dengan meningkatkan hasil belajar tiap siklus sehingga mengarah kepada hasil kemampuan membaca lancar anak. Hasil penelitian Teguh Triwanto (2009:96-102) tentang Peningkatan Ketrampilan Membaca melalui Pembelajaran Remedial Siswa kelas V SDN Bicak 02 Todanan
Blora menunjukkan bahwa dengan pembelajaran remedial
ketrampilan membaca siswa kelas V dapat meningkat dari siklus 1 nilai rataratanya sebesar 60.8 meningkat pada siklus ke II dengan nilai rata-rata 91.42, sehingga ketrampilan membaca mengalami peningkatan. Dari dua sumber penelitian di atas ada persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis susun. Adapun persamaannya adalah penggunaan Remedial
Teaching
untuk
meningkatkan ketrampilan dan kemampuan commit to user membacasiswa. Dan sama-sama diterapkan pada mata pelajaran Bahasa
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Indonesia.Sedangkan perbedaan dari kedua penelitian di atas adalah subjek penelitian. Dari sumber-sumber di atas, terdapat perbedaan yang penulis lakukan yaitu pada subjek penelitian dan diterapkan pada mata pelajaran Matematika yang mana remedial teaching dilakukan pada anak berkesulitan belajar dan remedial teching dipandang penulis sebagai pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada anak berkesulitan belajar.
C. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir pada dasarnya merupakan arah penalaran untuk bisa memberikan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Untuk memperoleh perhatian ini, disajikan skema kerangka berfikir sebagai berikut:
Anak Sulit Menguasai Pelajaran Matematika
Prestasi Belajar Meningkat
Prestasi belajar rendah
Postest
Skema 1. Kerangka Berfikir
commit to user
Pretest
Pemberian Pembelajaran Remedial
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Perumusan Hipotesis Menurut Sugiyono (2008:64) menjelaskan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas, maka dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Ada
pengaruh
pembelajaran
remedial
terhadap
prestasi
belajar
matematika pada anak berkesulitan belajar kelas IVA di SD Negeri Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011”
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Suatu penelitian pada dasarnya harus mengemukakan cara tertentu yang dilaksanakan dengan terencana dan sistematis. Penentuan metode penelitian yang tepat akan memudahkan penelitian dalam penelitiannya dan juga hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sebelum peneliti mengemukakan metode yang dipakai dalam penelitian, terlebih dahulu peneliti akan kemukakan tentang metode penelitian dari berbagai pendapat para ahli. Menurut Winarno Surakhmad (1998:131) bahwa “Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat tertentu”. Mardalis (2003: 24) berpendapat bahwa metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan
penelitian adalah
upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktafakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.Sedangkan penelitian menurut Sutrisno Hadi (2004:5) adalah “Usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah”. Menurut Mardalis (2003:25-26) bahwa terdapat emapt metode yang biasa digunakan dalam kegiatan penelitian, yaitu: 1. Penelitian Historis Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan apa-apa yang telah terjadi pada masa lampau.Proses-prosesnya terdiri dari penyelidikan, pencatatan, analisis dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa masa lalu guna menemukan generalisasi-generalisasi. Generalisasi tersebut berguna untuk
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
memahami masa lampau, juga keadaan masa kini, bahkan secara terbatas bias digunakan untuk mengatasi hal-hal mendatang. 2. Penelitian Penjajakan / Eksploratif Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan-hubunganbaru yang terdapat pada suatu permasalahan yang luas dan kompleks.Penelitian ini bertujuan pula untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya.Setelah dianalisis, diharapkan hasilnya bisa jadi hipotesa untuk penelitian berikutnya. Penelitian eksploratif itu sendiri tidak memakai hipotesa karena kompleksnya data yang akan diteliti tidak mungkin dirumuskan atau tidak bisa disusun hipotesanya. 3. Penelitian Deskriptif Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku didalamnya terdapat upaya untuk mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi.Penelitian ini juga bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variable-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendiskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variable-variabel yang diteliti. Penelitian semacam ini sering dilakukan oleh pejabat-pejabat guna mengambil kebijakan atau keputusan untuk melakukan-melakukan tindakan dalam melakukan tugasnya. 4. Penelitian Eksplanatori / Penjelasan / Eksperimen Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apa yang terjadi bila variabelvariabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi secara teratur. Penelitian ini menggunakan pengujian hipotesa yang menguji hubungan sebab-akibat diantara variable yang diteliti. Dari pendapat-pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara/ langkah-langkah dalam proses penelitian yang dilakukan secara sistematis untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan commit to penelitian user menggunakan metode-metode ilmiah. Dan ini metode yang digunakan
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah metode penelitian eksperimen dengan desain one group pre test-post test design. Penulis memilih metode ini dengan alasan penelitian ini ingin mengetahui hubungan sebab akibat dari pemberian pembelajaran remedial terhadap prestasi belajar anak.Dan penelitian ini hanya terdapat satu kelompok sehingga tidak ada kelompok pembanding. Rancangan penelitian ini digambarkan seperti dibawah ini: Pre test
Treatment
Post Test
T1
X
T2 (Suharsimi Arikunto. 2006:85)
Keterangan : T1
: tes yang diberikan sebelum diberi perlakuan / pre-test
X
: perlakuan yang dilakukan oleh peneliti
T2
: tes yang diberikan setelah diberi perlakuan / pos-test Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan prosedur sebagai
berikut: 1. Kenakan T1, yaitu pre test untuk mengukur penguasaan kosakata Bahasa Indonesia pada anak berkesulitan belajar bahasa sebelum diberi permainana ansagram. 2. Kenakan subyek dengan (X) atau treatment atau perlakuan sebagai penerapan permainana anagram. 3. Berikan T2, yaitu post test untuk mengukur penguasaan kosakata Bahasa Indonesia pada anak berkesulitan belajar bahasa setelah diberi perlakuan dengan permainan anagaram. 4. Bandingkan antara T1 dengan T2, untuk mengetahui perbedaan antara sebelum dengan sesudah diberi perlakuan (treatment).
commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Peneliti melakukan penelitian di SD tersebut dengan berbagai pertimbangan, yaitu: a. Peneliti pernah melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan) selama 3 bulan sehingga sudah sangat mengetahui situasi dan kondisi di SD Negeri Petoran Surakarta. b. Letak sekolah tersebut sangat strategis dan mudah dijangkau. 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari bulan Desember sampai bulan April 2011, secara garis besar kegiatan penelitian ini meliputi: Table 1. Jenis Kegiatan dan Waktu Penelitian No
Kegiatan
Bulan Des
Jan
feb
Maret
April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Pengajuan Judul
2
Penyusunan Proposal
3
Perizinan
4
Pengumpulan data:
x
a. Pengambilan data b. Pengolahan data c. Analisis data 5
Penyusunan Laporan
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. POPULASI Menurut M. Iqbal Hasan (2003:84)bahwa “Populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian)”. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130)bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.Sedangkan menurut Sugiyono (2008:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiridari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan penjelasan di atas populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Negeri Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang mengalami kesulitan belajar.Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 5 siswa. Dalam penelitian ini tidak digunakan sampel dan teknik sampling karena jumlah populasinya kecilsehingga semua anak dijadikan subyek penelitian. Data dari subyek penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2.Data Siswa Anak Berkesulitan Belajar Kelas IVA SDN Petoran Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 No Nama Inisial Siswa Jenis Kelamin Tempat/Tanggal lahir 1
YP
Laki-laki
Surakarta, 28 Oktober 1998
2
AK
Laki-laki
Surakarta, 10 November 2000
3
AZ
Laki-laki
Surakarta, 11 Oktober 1998
4
YP
Perempuan
Surakarta, 4 Januari 2001
5
RS
Perempuan
Surakarta, 4 April 2001
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian dan akan mendukung suatu penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Tes a. Pengertian Tes Menurut Ign Masidjo (2006:38) menjelaskan bahwa “Tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang distandardisasikan, dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok”. Suharsimi
Arikunto
(2006:150)
mengatakan
“Tes
adalah
serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Sedangkan menurut Anne Anastasia dalam karya tulisnya berjudul Psichological Testing yang dikutip oleh Anas Sudijono (2005: 66) “Tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar objek sehingga dapat digunakan secara meluas serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu”. Dari ketiga pendapat di atas dapat penulis tarik kesimpulan bahwa tes adalah serangkaian tugas yang berbentuk pertanyaan atau perintah yang harus dijawab atau dikerjakan oleh testee yang hasilnya dapat dijadikan sebagai tolak ukur atas keterampilan individu/ kelompok serta dapat membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. b. Bentuk-bentuk Tes Tes memiliki berbagai macam bentuk seperti yang dijelaskan oleh Muhibbin Syah (2009:203-209) yaitu: 1) Bentuk Objektif yaitu tes yang jawabannya diberi nilai atau skor secara lugas (apa adanya). Terdapat 5 macam evaluasi ragam tes objektif, diantara sebagai berikut: a) Tes Benar-Salah yaitu tes ini berbentuk pernyataan yang pilihan jawabannya hanya dua macam, yakni “B” jika pernyataannya benar dan “S” jika salah. commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Tes Pilihan Ganda yaitu tes ini berbentuk pernyataan yang dapat dijawab dengan memilih salah satu dari empat atau lima alternatif jawaban dengan cara menyilang atau member tanda silang. c) Tes Pencocokan (Menjodohkan) yaitu tes yang cara pengerjaannya dilakukan dengan menyelaraskan atau mencocokkan jawaban antara dua item. d) Tes Isian yaitu tes ini berbentuk cerita atau karangan pendek dan terdapat bagian yang kosong atau titik-titik, kemudian mengisinya dengan jawaban yang sesuai atau relevan dengan karangan tersebut. e) Tes Pelengkapan (Melengkapi) yaitu tes yang cara penyelesaiannya sama dengan tes isian tetapi pertanyaannya berdiri sendiri. 2) Bentuk Subjektif yaitu tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar yang jawabannya tidak bernilai dengan skor atau angka yang pasti karena siswa memberikan beragam jawaban yang sesuai dengan kemampuan siswa. Mengenai
bentuk-bentuk tes, Anas
Sudijono (2005:
99-151)
mengemukakan bahwa bentuk tes ada 2 macam, yaitu: 1) Tes uraian Yaitu hasil tes yang berbentuk pertanyaan atau perintah yang menuntut testee untuk memberukan penjelasan, komentar yang umumnya berupa kalimat yang cukup panjang. 2) Tes obyektif Yaitu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (item) yang dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu/ lebih diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masingmasing item. Dari berbagai macam bentuk tes objektif tersebut, dalam penelitian ini diguanakan tes objektif yang berbentuk pilihan ganda (Multiple Choice Item Test) untuk meningkatkan prestasi belajar matematika.Peneliti menggunakan tes objektif dengan tipe butir pilihan ganda yang berjumlah 50 item.Sebelum tes tersebut dibuat, maka terlebih dahulu peneliti menentukan kisi-kisi dari tes tersebut. Adapun kisi-kisi tersebut sebagai berikut: commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Tes Soal Try Out Matematika kelas IV No 1
Materi Pokok/
Indikator
pembelajaran Bilangan Bulat
No. Item
5.1.1 Mampu menjelaskan bilangan 1, 3, 8
Jumlah 3
positif dan negatif 5.1.2
Mampu
membaca
dan 2, 5, 7
3
menulis lambang bilangan negatif dan lawan suatu bilangan 5.1.3 Mampu membandingkan dua 4, 6, 9,
4
bilangan bulat dan mengurutkan 11, sekelompok bilangan bulat 2
Bilangan Bulat
5.2.1 Mampu menjumlahkan dua 12,
21,
3
17,
5
bilangan positif atau dua bilangan 33 negatif 5.2.2
Melakukan
penjumlahan 15,
bilangan positif dan negatif
25,
30,
32 5.2.3
Mampu
menerapkan 16, 23
2
penjumlahan bilangan bulat dalam kehidupan 3
Bilangan Bulat
5.3.1 Mampu mengurangkan dua 13,
14,
4
19,
4
menerapkan 22,
26,
5
pengurangan bilangan positif dan 28,
29,
bilangan positif atau dua bilangan 18,20 negatif 5.3.2
Melakukan
bilangan
positif
pengurangan 10, dan
dengan 24, 27
bilangan negatif 5.3.3
Mampu
dengan bilangan negatif dalam 31 kehidupan commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4
Bilangan Bulat
5.4.1 Mampu menjumlahkan dan 34,
35,
mengurangkan
37,
bilangan
bulat 36,
negatif dan bilangan bulat positif 5.4.2
Mampu
pengerjaan
39
menerapkan 38, 40
hitung
5
2
campuran
bilangan bulat dalam masyarakat c. Penentuan Validitas dan Reliabilitas 1) Validitas Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (1998:128) bahwa “Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut benar-benar dapat mengungkapkan aspek yang diselidiki secara tepat. Dengan kata lain tes harus memiliki tingkat ketetapatan yang tinggi dalam mengungkapkan aspek-aspek yang hendak diukur”. Ada empat jenis validitas yang sering digunakan seperti yang di ungkapkan oleh Nana Sudjana (2005:12-16), yaitu: a) Validitas Isi merupakan tes yang disusun sesuai dengan kisi-kisi instrument matrik pengembangan instrument. b) Validitas Bangun Pengertian (construct validity) yaitu validitas dilakukan
dengan
meminta
pendapat
dari
ahli
(judgment
experts)tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan pakar atau ahli. c) Validitas Ramalan(Predictive validity) tidak mengutamakan isi tes tetapi kriteria penilaian untuk meramalkan suatu cirri, perilaku tertentu, atau kriteria tertentu yang diinginkan. d) Validitas Kesamaan (councurrent validity) artinya tes yang memiliki kesamaan dengan tes sejenis yang telah ada atau yang telah di commit to user bakukan.
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan penjelasan di atas maka sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengajuan validitas dengan validitas isi. Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas alat ukur atau kesejajaran adalah dengan “Teknik Korelasi Product Momen”, dengan rumus sebagai berikut:
rxy
n N
xy
x2
x x2
N
y y2
y2
(Suharsimi Arikunto. 2006:170) Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi antara skor item tertentu dengan skor total
n
= Jumlah sampel
x
= Skor item tertentu
y
= Skor total Instrument penelitian disusun dengan menggunakan jenis validitas isi yaitu
berdasarkan
blue
print/kisi-kisi
instrument
penelitian
tentang
pertanyaan.Selanjutnya instrument diujicobakan/ditryoutkan guna mengetahui validitas dan reliabilitas instrument. Instrument berisi 50 item yang berbentuk pilihan ganda kemudian diujicobakan kepada 10 siswa kelas IV SD yang mengalami kesulitan belajar. Setelah dilakukannya try out data dianalisis dengan uji validitas korelasi product moment dengan program SPSS release 15 dinyatakan 40 item valid dan 10 item gugur, yaitu pada nomor 5, 10, 12, 13, 35, 37, 38, 44, 47, 48. commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk mengetahui hasil keseluruhan item soal yang diujucobakan dapat dilihat pada lampiran. 2) Reliabilitas Menurut
Suharsimi
Arikunto
(2006:178)
“Reliabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.Sedangkan menurut Hadari Nawawi (1998:129) “Sebuah test dikatakan reliabel apabila test tersebut sebagai alat pengukur mampu memberikan hasil yang relatif tetap apabila dilakukan secara berulang pada kelompok individu yang sama”. Untuk mengetahui Reliabitas tes maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan ulang atau pendekatan test-pretest reliability. Yaitu menguji reliabilitas tes akhir atau post tes. Pendekatan ulang ini dilakukan dengan cara memberikan tes yang akan dicari reliabilitasnya kepada kelompok subyek, kemudian untuk selang beberapa waktu tes itu akan diberikan kembali kepada subyek yang sama. Selanjutnya untuk mengukur tingkat reliabilitasnya maka hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel. Adapun langkah- langkah yang dapt ditempuh pada ukur uji reliabilitas ini sebagai berikut: 1) Menyusun sebuah test yang akan diukur reliabilitasnya. 2) Mengujikan test yang akan tersusun tersebut. 3) Menghitung skor hasil test (tahap 1). 4) Mengujikan ulang test yang tersusun tersebut (tahap 2). 5) Menghitung hasil skor tersebut dengan jalan mengkorelasikan product moment. Untuk menghitung koefisien korelasi reliabilitas digunakan rumus Spearman Brown, sebagai berikut:
commit to user (Suharsimi Arikunto. 2006:180)
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan : rii
= Reliabilitas intrumen
r1/2.1/2 = rxy yang disebabkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan intrumen Uji reliabilitas tes soal matematika kelas IVB di SDN Petoran Jebres Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang mengalami kesulitan belajar diuji dengan teknik belah dua gasal genap dan dilanjutkan dengan rumus Spearman Brown, menggunakan program SPSS 15. Hasil yang diperoleh pada taraf signifikansi 5% dengan N = 10 menunjukan Koefisien reliabilitas tes (r10) = 0.985. Dengan koefisien reliabilitas tes sebesar 0.985 maka dapat dikatakan 40 butir item yang disajikan adalah reliabel (reliabilitasnya tinggi). Sebab r10 sebesar 0,985 itu jauh di atas 0,70. Selanjutnya 40 soal yang sudah teruji keterandalannya akan digunakan sebagai soal pretest dan post test dalam penelitian. E. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis yang dipakai penulis adalah dengan menggunakan teknik analisis data statistik non parametrik yaitu Analisis Test Ranking Bertanda Wilcoxon (WilcoxonSign Rank Test). Teknik ini digunakan sesuai dengan jenis eksperimen dan jenis data yang ada pada penelitian yaitu one group pretest posttest desaign, yang mana sekelompok subyek dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (T1) dan pengukuran akhir (T2). Adapun langkah-langkah analisis Wilcoxon Sign Ranks Test adalah sebagai berikut: 1. Perumusan Hipotesis Rumusan hipotesis dua pihak : Ho : T1= T2 (Tidak ada pengaruh positif pembelajaran remedial matematika terhadap prestasi belajar anak berkesulitan belajar kelas IVA di SDN Petoran Surakartacommit tahun ajaran to user2010/2011)
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ha :T1
= 5%.
3. Penentuan Statistik Uji. Statistik uji yang digunakan adalah Wilcoxon Sign Ranks Test dengan program SPSS. 4. Keputusan Uji. Keputusan uji dalam penelitian adalah: a. Jika Zo < Zt maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian berbunyi ada pengaruh positif pembelajaran remedial terhadap penguasaan prestasi belajar matematika pada anak berkesulitan belajar kelas IVA di SDN Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011. b. Jika Zo >Zt maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian berbunyi tidak ada pengaruh positif pembelajaran remedial terhadap prestasi belajar matematika pada anak berkesulitan belajar kelas IVA di SDN Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian dalam bab ini, secara berturut-turut dikemukakan mengenai: (a) deskripsi data hasil penelitian, yang mencakup tahap persiapan, pelaksanaan dan hasil penelitian yang disajikan berdasarkan variabel yang diteliti, (b) pengujian hipotesis, (c) rangkuman untuk pembuktian hipotesis, (d) pembahasan hasil penelitian. A. Diskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Ada dua kegiatan utama pada tahap persiapan, yaitu persiapan administratif dan persiapan instrumental penelitian. a. Persiapan Administrasi Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan pengurusan administrasi yang meliputi perizinan lapangan dan pembuatan proposal penelitian, yang kemudian dikonsultasikan dengan instansi terkait.Kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk sosialisasi rencana penelitian. b. Persiapan Instrumental Perangkat penelitian dalam bentuk instrument, penyusunannya dilakukan berdasarkan blue print/ kisi-kisi instrument penelitian tentang materi bilangan bulat matematika. Selanjutnya instrument diujicobakan guna mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Uji coba (try out) dan analisis validitas dan reliabilitas instrument dilaksanakan pada tanggal 9 Febuari 2011. Instrument berupa itemitem pertanyaan sebanyak 50 item, pertanyaannya tentang materi bilangan bulat yang diujicobakan pada responden sebanyak 10 siswa kelas IVB yang mengalami kesulitan belajar di SDN Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Data hasil uji commit to user coba kemudian dianalisis dengan uji validitas korelasi product moment dengan 55
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
program SPSS 15 dinyatakan 40 item valid dan 10 item gugur, yaitu nomor
5,10,12,13,35,37,38,44,47,48. Uji reliabilitas tes bilangan bulat siswa kelas IVB di SDN Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang mengalami kesulitan belajar diuji dengan teknik belah dua gasal genap dan dilanjutkan dengan rumus Spearman Brown, menggunakan program SPSS 15. Hasil yang diperoleh pada taraf signifikansi 5% dengan N = 10 menunjukan Koefisien reliabilitas tes (r ) = 0.985. Dengan 10
koefisien reliabilitas tes sebesar 0.985 maka dapat dikatakan 40 butir item yang disajikan adalah reliabel. (reliabilitasnya tinggi). Sebab r sebesar 0,985 itu jauh di 10
atas 0,70. Selanjutnya 40 soal yang sudah teruji keterandalannya akan digunakan sebagai soal pretest dan post test dalam penelitian. 2. Pelaksanaan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran remedial terhadap prestasi belajar matematika pada anak berkesulitan belajar kelas IVA di SDN Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Penelitian berlokasi di SDN Petoran Surakarta dengan jumlah subyek penelitian 5 orang dari jumlah siswa kelas IVA tahun ajaran 2010/2011 yang mengalami kesulitan belajar. Dalam penelitian peneliti melakukan treatment terhadap siswa yang dijadikan responden penelitian. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan memberikan tes awal (pretest) kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan/ treatment, setelah itu diberikan treatment kemudian dilakukan tes akhir (posttest)untuk mengetahui kemampuan hasil akhir siswa setelah treatmen. Dari hasil pretest dan post test inilah yang dijadikan dasar untuk mengetahui kemampuan siswa setelah adanya teratment. Treatment diberikan setelah jam pulang sekolah. Analisis data untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika pada anak berkesulitan belajar menggunakan statistik non parametrik dengan analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon dengan commit to user program SPSS.
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai berikut: 1) Kegiatan pretest tentang pembelajaran remedial dilakukan pada tanggal 16 Febuari 2011 2) Kegiatan perlakuan/ treatment dilakukan sebanyak 4 kali pada tanggal 17 – 22 Febuari 2011 3) Kegiatan post test tentang pembelajaran remedial dilakukan pada tanggal 23 Febuari 2011 3. Hasil Penelitian Sebelum diolah dengan menggunakan Uji Ranking Bertanda Wilcoxon dengan program SPSS, terlebih dahulu dijabarkan deskripsi data pretest dan post test dari kelompok eksperimen beserta grafik histogramnya. a. Data Kemampuan Siswa Sebelum Perlakuan Deskripsi Data Nilai, dan Grafik Histogram Prestasi belajar matematika sebelum perlakuan (Pretest).Data nilai Prestasi belajar anak berkesulitan belajar kelas IVA sebelum perlakuan (pretest) diperoleh dari hasil tes treatmen dalam pelaksanaan eksperimen. Dari eksperimen tersebut diperoleh data nilai sebagai berikut : Dari eksperimen tersebut diperoleh data nilai sebagai berikut : Tabel 4.Data Nilai Pretes Prestasi Belajar Matematika Subyek
Nilai
YP
20
AK
23
AZ
21
YT
23
RS
22
Data diatas setelah dihitung diperoleh hasil sebagai berikut: rata-rata prestasi belajar matematika siswa sebesar 21.80 dengan skor tertinggi 23 dan skor terendah 20, dengan simpangan baku atau standar deviasi sebesar 1,304. commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berikut ini penulis sajikan grafik histogram.
Nilai
Nilai PreTest 23 22.5 22 21.5 21 20.5 20 19.5 19 18.5 YP 20
Series1
AK 23
AZ 21
YT 23
RS 22
Grafik 1.Histogram Prestasi Belajar Matematika Sebelum Perlakuan(Pretest).
b. Data Kemampuan Siswa Sesudah Perlakuan Deskripsi Data Nilai dan Grafik Histogram Prestasi Belajar Matematika sesudah perlakuan (Posttest).Data nilai Prestasi belajar anak berkesulitan belajar kelas IVA sesudah perlakuan (posttest) diperoleh dari hasil tes treatmen dalam pelaksanaan eksperimen. Dari eksperimen tersebut diperoleh data nilai sebagai berikut : Tabel 5.Data Nilai Post Tes Prestasi Belajar Matematika Subyek YP
Nilai 25
AK
27
AZ
25
YT
29
RS
28
commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data diatas setelah dihitung diperoleh hasil sebagai berikut: rata-rata prestasi belajar matematika siswa sebesar 26.80 dengan skor tertinggi 29 dan skor terendah 25, dengan simpangan baku atau standar deviasi sebesar 1.140. Berikut ini penulis sajikan grafik histogram :
Nilai PosTest 29 28 Nilai
27 26 25 24 23 Series1
YP 25
AK 27
AZ 25
YT 29
RS 28
Grafik 2. Histogram Prestasi Belajar Matematika Sesudah perlakuan (Posttest)
c. Data Peningkatan Siswa Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Deskripsi Data Nilai dan Grafik Histogram Prestasi Belajar Matematika sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (Posttest). Data nilai Prestasi belajar anak berkesulitan belajar kelas IVA sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) diperoleh dari hasil tes treatmen dalam pelaksanaan eksperimen. Tabel 6.Data Nilai Pre tes dan Pos tes Prestasi Belajar Matematika Subyek
Nilai Pretest
Nilai Postest
YP
20
25
AK
23
27
AZ
21
25
YT
23
29
RS
22
28 commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berikut ini penulis sajikan grafik histogram :
Nilai PreTes-PosTes 30 25 Nilai
20 15 10 5 0 Series1
YP 20
AK 23
AZ 21
YT 23
RS 22
Series2
25
27
25
29
28
Grafik 3. Histogram Prestasi Belajar Matematika sebelum perlakuan (pretest) dan Sesudah perlakuan (Posttest) Tabel 7. Ringkasan Hasil Deskriptif Data Nilai Pretes dan Pos Tes Prestasi Belajar Matematika Variabel
N
Prestasi Belajar 5 Matematika
5
Variasi
Nilai
Nilai
Rata-
Std
terendah
tertinggi
rata
Deviasi
Pretest
20
23
21.80
1.304
Post test
25
29
26.80
1.140
Berdasarkan deskripsi data tersebut di atas, diketahui bahwa rata- rata Prestasi belajar matematika pada pretest diperoleh nilai 21.80 dan nilai rata- rata pada post test pembelajaran remedial diperoleh nilai 26.80, antara nilai rata- rata pretest dengan post testterdapat perbedaan yang cukup banyak. Apakah perbedaan itu bermakna secara statistik, akan diuji pada analisis data.
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Pengujian Hipotesis Untuk membuktikan hipotesis bahwa ada pengaruh positif pembelajaran remedial matematika terhadap prestasi belajar anak berkesulitan belajar kelas IVAdi SDN Petoran Surakarta Tahun ajaran 2010/2011, maka digunakan analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon. Hasil perhitungan SPSS analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon adalah sebagai berikut: Tabel 8. Perhitungan Analisis Data Prestasi belajar matematikaantara Sebelum dengan Sesudah Perlakuan
Discriptive Statistics N
Mean
Std.Deviation Min
Max
Pretest
5
21.80
1.304
20
23
Postest
5
26.80
1.140
25
29
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N POSTEST - PRETEST
Negative Ranks Positive Ranks Ties Total
0a 5b 0c 5
a. POSTEST < PRETEST b. POSTEST > PRETEST c. POSTEST = PRETEST
commit to user
Mean Rank .00 3.00
Sum of Ranks .00 15.00
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 9. Hasil Tes Statistik Tes t Statisticsb POSTEST PRETEST -2.121a .034
Z A sy mp. Sig. (2-tailed)
a. Based on negative ranks. b. Wilc oxon Signed Ranks Tes t
Hasil uji hipotesis pada perhitungan nilai pretest dan post test tentang prestasi belajar matematika dihasilkan nilai Z hitung = -2,121 dengan P = 0,034 dengan taraf signifikansi (α) 5% maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan setelah diterapkannya pemebelajaran remedial terhadap prestasi belajar anak berkesulitan belajar bahasa kelas IVA di SDN Petoran Surakarata tahun ajaran 2010/2011.
C. Rangkuman Pembuktian Hipotesis Dengan membandingkan Asymp.Sig.(2-tailed) dengan taraf signifikansi (α) maka dapat diketahui keputusan ditolak atau diterimanya hipotesis nihil.Berdasarkan analisis di atas diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) = 0,034< 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, seperti tampak dalam tabel berikut ini: Tabel 10. Kesimpulan Hasil Penelitian Hipotesis
Asymp. Sig. (2 tailed)
Hipotesisi nihil :
Taraf signifikansi ( )
0,034
0,05
Tidak ada pengaruh positif
pembelajaran
remedial
terhadap
prestasi belajar anak berkesulitan
belajar
commit to user
Kesimpulan Hipotesis nihil ditolak
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelas IVA di SDN Petoran
Surakarta
tahun
ajaran
2010/2011. Hipotesis alternatif : Ada pengaruh positif Hipotesis Alternatif diterima
pembelajaran remedial matematika
terhadap
prestasi belajar anak berkesulitan
belajar
bahasa kelas IVA Di
SDN
Petoran
Surakarta tahun ajaran 2010/2011 Berdasarkan hasil analisis data di atas maka Ha yang berbunyi pembelajaran remedial berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika pada anak berkesulitan belajar kelas IVA di SDN Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dapat diterima kebenarannya. Dari analisis deskriptif diketahui mean setelah perlakuan mempunyai nilai yang lebih besar daripada nilai mean sebelum perlakuan, yaitu mean setelah perlakuan 26.80 dan mean sebelum perlakuan 21.80. Dengan demikian, dari perbandingan data di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial matematika berpengaruh prestasi belajar anak berkesulitan belajar kelas IVA di SDN Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikaji pembahasan sebagai berikut: Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang to user tes awal (sebelum diberikan signifikan nilai rata-rataprestasicommit belajarantara
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
treatment) dengan tes akhir (sesudah diberikan treatment). Nilai rata-rata prestasi belajar siswa berkesulitan belajar kelas IVAsebelum treatment (pretest) sebesar 21.80 dan sesudah treatment sebesar 26.80, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang sudah diberikan perlakuan memiliki nilai rata- rata prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa yang belum diberikan perlakuan. Pengujian hipotesis dari hasil uji Wilcoxon Sign RankTest dengan program SPSS dihasilkan nilai Z hitung = -2,121 dengan Probabilitas = 0,034. Dengan demikian nilai P dari Z hitung lebih kecil dari probabilitas prevalue 5% (α = 0,05) maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif pembelajaran remedial terhadap prestasi belajar anak berkesulitan belajar kelas IVA di SDN Petoran Surakarta ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif pembelajaran remedial terhadap prestasi belajar anak berkesulitan belajar kelas IVA di SDN Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dapat diterima kebenarannya. Matematika bagi sebagian besar siswa diyakini sebagai mata pelajaran yang paling sulit, sehingga tidak heran jika banyak siswa yang memperoleh nilai kurang.Keyakinan semacam ini berimbas pada mentalitas siswa yang mengalami ketakutan
dan
sebisa
mungkin
menghindar
jika
diberikan
soal-soal
matematika.Suasana psikis siswa diatas berimplikasi pada prestasi belajar matematika siswa.Itu semua dialami juga oleh anak berkesulitan belajar.Mereka sangat mengalami kesulitan dalam hal penguasaan symbol, angka, bilangan, dan seterusnya.Oleh sebab itu siswa membutuhkan pendekatan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar bisa mengalami peningkatan prestasi atau minimal siswa tidak takut menghadapi soal-soal matematika.Anak berkesulitan belajar memiliki penguasaan kemampuan yang sangat terbatas, sehingga mereka kurang memiliki keterampilan dalam berbagai bidang, yakni terampil menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung.Gangguan tersebut mungkin disebabkan oleh terganggunya sistem syaraf pusat atau oleh faktor lain yang berpengaruh secara tidak langsung.Mereka sulit dalam memaknai sesuatu, mereka membutuhkan bantuan atau bimbingan untuk mengerti dan memahami dalam commit to user penguasaan matematika. Di dalam materi matematika terdapat banyak simbol-
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
simbol yang mungkin di rasa mereka sangat sulit untuk dipahami, tanpa peranan guru dalam memberikan pelayanan dan bimbingan berupa metode pembelajaran maka mereka tidak akan pernah mengalami perubahan dalam pencapaian hasil yang maksimal. Berdasarkan uraian di atas mengenai anak berkesulitan belajar bahwa kesulitan belajar dapat disebabkan oleh faktor lain yang berpengaruh secara tidak langsung, salah satunya adalah penggunaan metode/ teknik pembelajaran yang kurang efektif. Artinya, metode pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan karakteristik anak dan topik bahasan yang akan diajarkan. Sehingga, hal itu belum sepenuhnya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal sesuai yang diharapkan. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran di kelas memerlukan suatu metode pembelajaran yang efektif, yang sesuai dengan karakteristik anak dan topik bahasan yang akan diajarakan sekaligus dapat menarik perhatian dan memotivasi anak dalam belajar. Menurut
Suharno,dkk
(1982:142)
bahwa
“Pembelajaran
remedial
merupakan suatu bentuk pengajaran khusus yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh guru karena pengajaran remedial bertujuan membantu mengatasi kesulitan belajar siswa. Pembelajaran remedial dilaksanakan dengan cara menciptakan situasi belajar mengajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
diri
dalam
mencapai
prestasi
belajar
yang
optimal”.
Pembelajaran remedial dalam penelitian ini digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan terhadap permasalahan di atas memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulang tes jika siswa mengalami kegagalan.Untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika dapat dilakukan dengan pengulangan atau perbaikan atau remedial supaya mendapatkan hasil yang optimal.Sesuai dengan tujuan dari pembelajaran remedial adalah agar siswa yang mengalami
kesulitan
belajar
matematika
dapat
meningkat
prestasi
belajarnya.Dalam pelaksanaannya, terlebih dahulu dilakukan inventarisasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.Kemudian siswa yang termasuk kategori ini diberikan alat tes dan dievaluasi.Hasil evaluasi ini dijadikan dasar untuk commit to user melaksanaan pembelajaran remedial.
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian bahwa antara karakteristik anak berkesulitan belajar yang memiliki keterbatasan dalam penguasaan matematika dengan pembelajaran matematikasaling berhubungan sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar anak berkesulitan belajar kelas IVA di SDN Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Dengan demikian, penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam hal ini, pembelajaran remedial merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Seperti halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Widiastuti (2010:82-86) mengenai Penerapan Remedial Teaching untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Lancar Siswa Kelas II SDN Ngadirojo Kabupaten Wonogiri menunjukkan secara keseluruhan penerapan remedial teaching dapat meningkatkan kemampuan membaca lancar siswa kelas II SDN Ngadirojo Wonogiri. Secara rinci penerapan remedial teaching dapat meningkatkan kemampuan membaca lancar ditandai dengan meningkatkan hasil belajar tiap siklus sehingga mengarah kepada hasil kemampuan membaca lancar anak. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Teguh Triwanto (2010:96-102) tentang Peningkatan Ketrampilan Membaca melalui Pembelajaran Remedial Siswa kelas V SDN Bicak 02 Todanan Blora menunjukkan bahwa dengan pembelajaran remedial ketrampilan membaca siswa kelas V dapat meningkat dari siklus 1 nilai rata-ratanya sebesar 60.8 meningkat pada siklus ke II dengan nilai rata-rata 91.42, sehingga ketrampilan membaca mengalami peningkatan. Dengan demikian, untuk meningkatkan prestasi belajar anak berkesulitan belajar dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran salah satunya adalah pembelajaran remedial. Karena dengan remidial anak bisa memperbaiki nilainya dan anak bisa mendapatkan nilai yang maksimal.
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Kesimpulan Penelitian Dari penelitian yang peneliti lakukan mengenai pengaruh pembelajaran remedial matematika terhadap prestasi belajar anak berkesulitan belajar. Berdasarkan hasil perhitungan data dengan menggunakan Uji Rangking Bertanda Wilcoxon dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial berpengaruh untuk meningkatkan prestasi belajar matematika anak kesulitan belajar kelas IVA di SDN Petoran Surakarta Tahun ajaran 2010/2011.
B. Implikasi hasil penelitian Dengan penelitian ini diketahui bahwa ada pengaruh pembelajaran remedial terhadap prestasi belajar matematika pada anak berkesulitan belajar kelas IVA di SDN Petoran Surakarta maka implikasi yang diambil adalah: Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada anak berkesulitan belajar dapat menggunakan pembelajaran remedial.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Dalam
proses
belajar
mengajar
hendaknya
guru
menggunakan
pembelajaran remedial pada mata pelajaran matematika dalam rangka mengatasi kesulitan belajar anak. commit to user 67
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
68
b. Guru lebih memperhatikan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal perlu diberi pembelajaran remedial supaya mencapai ketuntasan belajar. 2. Bagi Siswa Siswa hendaknya selalu mengulang kembali dirumah materi yang diajarkan guru di sekolah. 3. Bagi Orang Tua Orang tua diharapkan dapat memantau dan memberikan dorongan kepada anaknya untuk selalu mengulang materi matematika yang diajarkan guru di sekolah agar dapat mengatasi kesulitan yang dialami. 4. Bagi Peneliti Lain Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya khususnya penelitian tentang pendidikan luar biasa atau yang lain mengenai anak berkesulitan belajar. Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain maupun cara-cara lain dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
commit to user